PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR Sujarwo, Delnitawati e-mail: [email protected] Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah Jl. SM.Raja/Garu II No. 93 Medan 20147 Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data, informasi tentang pengaruh metode pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar. Target penelitian adalah diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Metode penelitian adalah eksperimen dengan disain faktorial 2 x 2. Hasil penelitian; hasil belajar siswa yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada metode pembelajaran berbasis masalah. Hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar Auditorial yang belajar dengan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah. Kata kunci: metode pembelajaran, gaya belajar. A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Beberapa faktor diantaranya yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan metode-metode yang tepat, dan cara yang disukai peserta didik pada saat belajar. Ketidaksesuaian beberapa faktor di atas dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa penguasaan siswa terhadap kompetensi mata pelajaran yang dibelajarkan masih rendah. Dari beberapa mata pelajaran yang dibelajarkan di sekolah salah satunya adalah mata pelajaran Fisika. Fisika merupakan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk menunjang keberhasilan belajar dalam menempuh pendidikan lebih lanjut. Faktor-faktor yang dimaksud di atas diantaranya adalah seperti kurangnya pemahaman, penguasaan materi pelajaran, cara penyajian pelajaran yang kurang/tidak sesuai, siswa yang kurang menyukai pelajaran itu sendiri serta daya intelegensi yang rendah. Tetapi umumnya faktor-faktor di atas juga dipengaruhi oleh gaya belajar siswa. Gaya belajar siswa berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemrosesan dan komunikasi. Oleh sebab itu, pembelajaran Fisika yang umumnya dikenal sulit bagi siswa membutuhkan tipe gaya belajar yang tepat yang sesuai dengan metode pembelajaran agar mata pelajaran Fisika lebih disukai dan memicu kreativitas belajar yang akhirnya akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. 1 Berdasarkan uraian di atas, bahwa salah satu faktor penting yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar Fisika adalah gaya belajar siswa yang tidak sesuai dengan ragam metode pembelajaran di kelas. Untuk mengetahui apakah kesesuaian ragam metode pembelajaran dan gaya belajar siswa dapat mempengaruhi hasil belajar Fisika. Untuk melihat pengaruhnya, maka perlu untuk dilakukan penelitian dengan judul “pengaruh metode pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar”. 2. Rumusan Masalah a) Apakah terdapat pengaruh antara metode pembelajaran kooperatif dan metode pembelajaran berbasis masalah? b) Apakah terdapat pengaruh antara siswa yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif yang memiliki gaya belajar visual dan siswa yang belajar dengan metode pembelajaran berbasis masalah yang memiliki gaya belajar visual? c) Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan gaya belajar? 3. Hipotesis Deskriptif Adapun hipotesis penelitian ini sebagai berikut : a) Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif dan siswa yang belajar dengan metode pembelajaran berbasis masalah. Hasil belajar siswa yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang belajar dengan metode pembelajaran berbasis masalah. b) Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif yang memiliki gaya belajar visual dan siswa yang belajar dengan metode pembelajaran berbasis masalah yang memiliki gaya belajar visual. Hasil belajar siswa yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif yang memiliki gaya belajar visual lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang belajar dengan metode pembelajaran berbasis masalah yang memiliki gaya belajar visual. c) Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar Fisika. 4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: a) Pengaruh antara metode pembelajaran kooperatif dan metode pembelajaran berbasis masalah? b) Pengaruh antara siswa yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif yang memiliki gaya belajar visual dan siswa yang belajar dengan metode pembelajaran berbasis masalah yang memiliki gaya belajar visual? c) Interaksi antara metode pembelajaran kooperatif dan metode pembelajaran berbasis masalah? 2 B. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Pendidikan merupakan sarana untuk belajar. Secara formal, setiap individu belajar melalui berbagai interaksi sebagaimana ia berinteraksi dengan guru, teman sebaya, lingkungan dan sebagainya. Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kegemaran dan sikap serta perkembangan disebabkan belajar. Jika dapat diasumsikan, dalam diri individu terjadi suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Memang, proses belajar sangat sulit diamati. Proses belajar yang terjadi antara guru dan siswa akan memberikan implikasi terhadap perkembangan, baik kognitif, afektif maupu psikomotorik. Yang pada awalnya siswa belum mengetahui tentang suatu konsep, tetapi setelah dipelajari siswa menjadi mengetahui tentang suatu konsep. Seperti yang dinyatakan oleh Gredler (1991) bahwa belajar adalah proses seseorang dalam memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Sedangkan menurut Santoeso (2000), Belajar adalah proses perubahan yang terus menerus terjadi dalam diri individu yang tidak ditentukan oleh keturunan, tetapi lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor dari luar. Hal dapat berarti bahwa interaksi yang terjadi secara terus menerus antara siswa dan guru akan mempengaruhi perubahan yang terjadi pada diri siswa. Santrock (2007), mendefinisikan belajar (learning) sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan dan keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman. Sedangkan menurut Asma (2006), kegiatan belajar merupakan kegiatan yang terselenggara secara pribadi dan merupakan proses sosial yang terjadi ketika masing-masing individu berinteraksi satu sama lain dan membangun sebuah pengertian dan pengetahuan bersama. Belajar eksakta dapat dilakukan secara berurutan (sequential), terencana dan sistematik (teratur). Belajar Fisika secara langsung menghubungkan motivasi positif dan belajar Fisika merupakan pembelajaran yang disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan individu setiap siswa. Oleh karena itu, pembelajaran merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa. Pembelajaran berupaya untuk mengubah masukan siswa yang belum terdidik menjadi terdidik, yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu menjadi memiliki pengetahuan tentang sesuatu. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan adanya proses belajar pada diri siswa sehingga dengan belajar Fisika adalah berpikir dan berbuat atau mengerjakan Fisika. Dari beberapa pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang berproses dan berkesinambungan yang dilakukan individu dalam perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam memperoleh tujuan yang diniatkan. sehingga belajar memiliki karakteristik (1) belajar menunjukkan suatu aktivitas diri siswa baik disadari ataupun tidak, (2) belajar merupakan interaksi terhadap lingkungan baik secara visual, auditorial dan kinestetik, (3) dan hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. 2. Pengertian Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Dua konsep tersebut dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. 3 Hal ini seiring dengan apa yang kemukakan oleh Sudjana (2004:22), bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Selain itu, menurut Gagne dan Driscoll (1988:36) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa melalui proses belajar mengajar yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar Fisika. 3. Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Sudjana (2005:76) metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan menurut Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”. a. Metode Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi guru. Smith dan Gregor (1992) mendefinisikan cooperative learning sebagai “the most carefully structured end of the collaborative learning contiunuum” (Ravenscroft, 1995). Johnson, Johnson dan Holubec (1994) mendefinisikan cooperative learning sebagai “the instructional use of small groups so that students work together to maximize their own and each other’s learning” (Phipps et al., 2001). b. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Penyampaian materi dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah memungkinkan menggunakan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan seperti halnya pelajaran Fisika yang terkait dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai yang dikemukakan Abbas, (2000: 12) menyatakan bahwa metode pembelajaran berbasis masalah adalah metode pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Metode ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Begitu juga dengan H.S. Barrows (1982) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru. Dengan demikian, masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik dapat belajar sesuatu yang dapat menyokong keilmuannya. 4 4. Pengertian Gaya Belajar Menurut Gunawan (2004), gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Misalnya jika kita ingin mempelajari mengenai tanaman, apakah kita lebih suka nonton video soal tanaman, mendengarkan ceramah, membaca buku ataukah kita bekerja langsung di perkebunan atau mengunjungi kebun raya. Menurut De Porter & Hernacki menyatakan bahwa gaya belajar seorang anak adalah kombinasi bagaimana anak tersebut menyerap, kemudian mengatur dan mengolah informasi. Sedangkan menurut Marsha (1996), menyatakan gaya belajar merupakan hal yang penting karena pendidikan disesuaikan dengan keunikan individu. Perbedaan individu harus dihargai karena gaya belajar merupakan ungkapan dari keunikan setiap orang. Dengan individu, merupakan bentuk nyata identitas seseorang, bersama-sama, gaya belajar juga menyampaikan kesempurnaan budaya kita. Mortimore (2008), dalam bukunya Dyslexia and Learning Style menyatakan bahwa gaya belajar merupakan satu aspek dari gaya kognitif, hal ini menandakan bahwa adanya perbedaan antara gaya belajar dengan gaya kognitif. Perbedaan-perbedaan ini penting karena gaya kognitif secara otomatis dilakukan seseorang dalam memproses stimulasi yang datang dan gaya belajar dapat dilihat dalam hal strategi bagaimana seorang siswa mengatasi tugas-tugas dan situasi belajar. Messick (1996) mengusulkan bahwa gaya kognitif individu bervariasi dan terkait dengan perbedaan individu. Sims & Sims (1995), menyatakan bahwa bagaimana seseorang belajar merupakan konsep fokus dari gaya belajar. Gaya belajar dapat didefinisikan sebagai karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku-perilaku psikologis yang berlaku sebagai indikator bahwa pembelajar relatif stabil dalam merasakan adanya interaksi dengan/dan merespon terhadap lingkungan belajar. C. Metodologi Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kampus UMN Al-Washliyah-Medan. b. Waktu Penelitian Bulan februari 2012 sampai dengan Oktober 2012 2. Metode dan Disain Penelitian a. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah eksperimen b. Disain Penelitian Disain penelitian ini adalah faktorial 2 x 2. Adapun matriks disain penelitian dimaksud adalah sebagai berikut: ME Metode Pembelajaran (A) Kooperatif Berbasis SE (A1) Masalah (A2) Visual B1 A1B1 A2B1 Gaya Belajar (B) Auditorial B2 A1B2 A2B2 5 D. Hasil Penelitian a. Statistik Deskriptif Tabel Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika secara Keseluruhan Metode Pembelajaran Kooperatif Masalah A1 A2 Jumlah Baris B1 nA1B1 ∑ ∑ 2 S2 ̅ 14 1149 94419 9.15 82.07 nA2B1 ∑ ∑ 2 S2 ̅ 14 1102 86848 8.07 78.71 n ∑ ∑ S2 ̅ B2 nA1B2 ∑ ∑ 2 S2 ̅ 14 1008 72614 2.92 72.00 nA2B2 ∑ ∑ 2 S2 ̅ 14 997 71037 2.80 71.21 n ∑ ∑ S2 ̅ n ∑ ∑ S2 ̅ 28 2157 167033 12.07 77.04 n ∑ ∑ S2 ̅ 28 2099 157885 10.86 74.96 nt ∑ ∑ 2 S2 ̅ Jumlah Kolom 2 2 Rekapitulasi Uji Persyaratan Analisis Data Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas No. Kelompok Mean Stand. Dev. Lhitung 1 A1 77.04 5.67 0,16 2 A2 74,96 4,45 0,94 3 A1B1 82,07 3,02 0,90 4 A1B2 72,00 1,71 0,89 5 A2B1 78,71 2,84 0,90 6 A2B2 71,21 1,67 0,99 2 2 28 2251 181267 17 80.39 28 2005 143651 6 71.61 56 4256 324918 23 152.00 Ltabel 0,17 0,17 0,22 0,22 0,22 0,22 Ket. Normal Normal Normal Normal Normal Normal Tabel Perhitungan Uji Homogenitas varians empat kelompok sel rancangan eksperimen (A1B1; A1B2; A2B1; A2B2) Kelmpk. dk 1/dk S2 dk.S2 Log S2 dk.log S2 9.15 36.60 0.96 3.85 A1B1 4 0.25 8.07 32.28 0.91 3.63 A2B1 4 0.25 2.92 8.76 0.47 1.40 A1B2 3 0.33 2.80 8.40 0.45 1.34 A2B2 3 0.33 1.17 86.04 10.21 Jumlah 14 6 b. Analisis Data Tabel Anava dua jalur Sumber Variasi db JK RK=JK/db Gaya Belajar Metode Pemb. Interaksi Dalam Total Direduksi 1 1 1 52 55 1080.64 60.07 23.14 298.14 1462.00 1080.64 60.07 23.14 5.73 --- Tabel Hasil uji Lanjut dengan Uji Tukey Kelompok Harga dk = yang Perbedaan (α)n-k,k-1) dibandingkan Rata-rata A1 > A2 ( ) A1B1> A2B1 ( ) Fhitung Fh=RK/RKD 188.48 10.48 4.04 ----- Ftabel 4.02 4.02 4.02 ----- Harga Kesimpulan FTabel Signifikan Signifikan E. Pembahasan 1. Metode Pembelajaran Hasil perhitungan uji lanjut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Fisika antara siswa yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif dan siswa yang belajar dengan metode pembelajaran berbasis masalah. Siswa yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif lebih unggul daripada siswa yang belajar dengan metode pembelajaran berbasis masalah. Hal ini dapat difahami bahwa metode pembelajaran yang mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar, hal ini dilakukan dengan partisipasi tinggi setiap siswa. Dengan metode ini, mengarahkan cara belajar siswa menuju belajar yang lebih baik, sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial, seperti menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan ide. Peluang untuk diskusi sangat besar untuk dilakukan. Sedangkan metode pembelajaran berbasis masalah merupakan metode yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal pembelajaran. Penyampaian materi dengan metode ini memungkinkan menggunakan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan. Hanya saja siswa dalam upaya penyelesaian masalah yang diberikan tidak bekerjasama dengan siswa lainnya atau siswa tidak bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Sehingga siswa berupaya menuangkan idenya sendiri secara maksimal. Sharing informasi antar siswa kemungkinan kecil terjadi. 2. Metode Pembelajaran dan Gaya Belajar Hasil perhitungan uji lanjut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Fisika antara siswa yang memiliki gaya belajar visual yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif dan siswa yang memiliki gaya belajar visual yang belajar dengan metode pembelajaran berbasis masalah. 7 Siswa yang memiliki gaya belajar visual yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif lebih unggul daripada siswa yang memiliki gaya belajar visual yang belajar dengan metode pembelajaran berbasis masalah. Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa siswa bekerja bersama dalam kelompok sehingga berbagi informasi sangat mudah untuk dilakukan. Mereka juga dapat memanfaatkan informasi baik secara lisan maupun dalam bentuk gambar-gambar. Hal ini sesuai bagi mereka yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual. Bagi siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual, mereka lebih mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar. Mereka melihat dengan asosiasi visual dan biasanya tidak terganggu oleh keributan. Apalagi berbagai informasi mereka lakukan dalam bentuk diskusi yang dilengkapi visualisasi. Karakter siswa dengan gaya belajar visual cenderung lebih cepat menyerap informasi dengan melihat bagaimana guru menerangkan di depan kelas baik dengan alat bantu tulisan, data maupun gambar. Mereka berbicara dengan cepat, perencanaan dan pengatur jangka panjang yang baik. Mereka mementingkan penampilan baik dalam pakaian maupun presentasi. Mereka pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata atau tulisan yang sebenarnya dalam pikiran mereka. Bagi siswa yang belajar dengan metode pembelajaran berbasis masalah berpeluang besar belajar dengan kemampuan sendiri sehingga gagasan yang muncul merupakan hasil dari apa yang difikirkan. Artinya kerjasama dengan siswa lain dapat dinyatakan sangat kecil. Selain itu, sebagaimana dinyatakan pada paragraf di atas bahwa siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual, mereka lebih mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar. Oleh karena itu, kesesuaian metode pembelajaran dan gaya belajar harus sesuai satu sama lain yang didukung dengan fasilitas yang relevan. F. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a) Terdapat Pengaruh antara Metode Pembelajaran Kooperatif dan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Hasil belajar siswa yang belajar dengan Metode Pembelajaran Kooperatif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang belajar dengan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah b) Terdapat Pengaruh antara Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran Kooperatif yang memiliki Gaya Belajar Visual dan Siswa yang Belajar dengan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah yang memiliki Gaya Belajar Visual Hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar Visual yang belajar dengan Metode Pembelajaran Kooperatif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar Auditorial yang belajar dengan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah. c) Terdapat Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Gaya Belajar Terdapat pengaruh antara metode pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar. 8 2. Saran Guru dan Orang tua Guru dan orang tua senantiasa memahami perkembangan anak, guru dapat memahami perkembangan anak di dalam kelas sedangkan orang di lingkungan keluarga. Oleh karena itu, cara terbaik untuk memberikan stimulasi belajar pada siswa adalah memberi dukungan penuh pada minatnya dan menyediakan aneka ragam kebutuhan belajarnya untuk menunjang kesinambungan proses pemaknaan belajarnya. Misalnya anak merasa tidak mengerti dengan penjelasan guru tentang metamorfosis kupu- kupu, maka orang tua dapat membantu dengan diskusi di rumah. Jika perlu menyediakan CD/ film dan berbagai alat peraga (stimulasi visual) dan menyediakan sarana untuk percobaan (memelihara ulat dalam botol dan diamati sampai menjadi kupukupu). G. Ucapan Terima Kasih Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam kita hadiahkan keharibaan junjungan alam Nabi Muhammad saw, semoga dengan ilmu yang kita miliki mampu menstimulasi untuk kegiatan yang bermanfaat dan mendapatkan syafa’atnya kelak. Amin. Penelitian ini hadir dan terlaksana adanya kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada segenap: 1. Kemendibud dirjen dikti-Jakarta 2. Kopertis Wil. I Sumut-N.A.D. 3. LP2M Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah-Medan 4. FKIP PMIPA Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah-Medan 5. Teman-teman yang ikut serta dalam penelitian dosen pemula 2012 6. Keluarga tercinta H. Daftar Pustaka Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan. Deporter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2000. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan Bandung: Kaifa. Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Gredler, Margaret E. Bell. 1991. Terjemahan: Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: CV. Rajawali. Pitadjeng. Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas dirjen dikti, 2006. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Santoeso, Sugeng, 2000. Problematika Pendidikan dan Cara Pemecahannya. Jakarta: Kreasi Pena Gading. Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan-Edisi Kedua, terjemahan Tri Wibowo. Jakarta: Prenada Media Group. Sims, Ronald R. & Sims, Serbrenia J. 1995. The Importance of Learning Styles; Understanding the Implications for Learning, Course Design, and Education. London: Greenwood Press. 9