KASUS EPIDEMIOLOGI,irchama

advertisement
KASUS EPIDEMIOLOGI
DEMAM BERDARAH
NAMA :
Irchamna Nurul Jannah
NIM :
2014-36-051
FAKULTAS / JURUSAN :
Ilmu Kesehatan / Rekam Medis
1. Contoh Kasus
Semarang Daerah Endemi Demam Berdarah
Senin, 4 Januari 2010 | 13:28 WIB
SEMARANG, KOMPAS.com – Kota Semarang hingga saat ini masih menjadi
daerah endemis demam berdarah, meskipun jumlah kasus penderita penyakit itu mengalami
penurunan. “Dari tahun ke tahun, angkanya selalu ada,” kata Kepala Dinas Kesehatan
Pemerintah Kota Semarang, Tatik Suyarti, di sela Pembukaan Masa Sidang I Tahun 2010
DPRD Kota Semarang, di Semarang, Senin.
Ia mengatakan, selama Tahun 2009 terdapat sekitar 3.500 kasus dengan korban meninggal
dunia sebanyak 44 orang. Angka tersebut, katanya, relatif jauh menurun jika dibanding tahun
2008 yang mencapai sekitar 5.000 kasus.
“Daerah yang endemis tinggi penyakit demam berdarah terdapat di Semarang Tengah dan
Tembalang,” katanya.
Ia menyatakan meminta masyarakat memutus mata rantai penyebab penyebaran penyakit
berbahaya tersebut. Penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus yang ada dalam
nyamuk.
“Nyamuk bisa diputus rantai perkembangannya dengan cara pemberantasan sarang
nyamuk (PSN), ditambah lagi dengan abate, pemeliharaan ikan, penggunaan kelambu, dan
obat nyamuk. Terutama untuk mereka yang memiliki anak-anak, jangan sampai ada baju di
gantungan agar tidak menjadi sarang nyamuk,” katanya.
Masyarakat yang sudah terkena penyakit demam berdarah, katanya, secepatnya dibawa ke
tempat pengobatan agar secepatnya ditangani. “Demam berdarah termasuk penyakit yang
berbahaya karena penderitanya akan mudah kehilangan cairan dalam tubuh, sehingga harus
secepatnya ditangani,” katanya.
Ia mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir mengenai biaya pengobatan karena mereka
yang tidak mampu sudah tertampung dalam Program Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Analisi kasus
Peran epidemiologi dalam kasus ini yakni epidemiologi mampu menganalisis
seberapa besar kasus yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Sekitar 3.500 kasus dengan
korban meninggal dunia sebanyak 44 orang pada tahun 2009 sedangkan tahun 2008 yang
mencapai sekitar 5000 kasus. Pada kasus ini para ahli epidemiologi mampu melakukan
langkah-langkah pencegahan maupun penanggulangan wabah.
Penanggulangan wabah dilakukan dengan cara membawa penderita ke rumah sakit
atau puskesmas utnuk mendapat pertolongan secara kuratif sedangkan lingkungan yang
diduga menjadi tempat berkembangnya penyakit dilakukan penanganan lebih lanjut.
Penanganan dilakukan dengan melakukan penyelidikan dari mana si korban mendapat virus
Demam Berdarah tersebut, dari lingkungan tempat dia tinggal atau di daerah lain yang selama
beberapa hari terakhir penderita kunjungi. Ada dugaan, tempat lain dilihat dari masa inkubasi
virus di dalam tubuhnya sehingga meyebabkan penyakit.
Dengan hasil penyelidikan yang didapat, dilakukan pencegahan-pencegahan lain
untuk memutus rantai penularan missal dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN),
ditambah lagi dengan abate, pemeliharaan ikan, penggunaan kelambu, dan obat nyamuk.
Terutama untuk mereka yang memiliki anak-anak, jangan sampai ada baju di gantungan agar
tidak menjadi sarang nyamuk. Kemudian dilanjutkan dengan memodifikasi lingkungan,
melakukan 3m, melakukan fogging dan lain sebagainya.
2. EPIDEMIOLOGI
a. Orang
“Nyamuk bisa diputus rantai perkembangannya dengan cara pemberantasan
sarang nyamuk (PSN), ditambah lagi dengan abate, pemeliharaan ikan,
penggunaan kelambu, dan obat nyamuk. Terutama untuk mereka yang memiliki
anak-anak, jangan sampai ada baju di gantungan agar tidak menjadi sarang
nyamuk,” katanya.
Jadi dapat dikatakan bahwa penyakit demam berdarah bisa menyerang semua
umur terutama pada anak-anak karena anak-anak lebih sering mengabaikan
gigitan dari nyamuk tersebut tanpa tahu akibatnya.
b. Tempat
“Daerah yang endemis tinggi penyakit demam berdarah terdapat di Semarang
Tengah dan Tembalang,” katanya.
Seperti pernyataan di atas, Kota Semarang hingga saat ini masih menjadi
daerah endemis demam berdarah, meskipun jumlah kasus penderita penyakit itu
mengalami penurunan.
c. Waktu
Kota Semarang hingga saat ini masih menjadi daerah endemis demam
berdarah, meskipun jumlah kasus penderita penyakit itu mengalami penurunan.
selama Tahun 2009 terdapat sekitar 3.500 kasus dengan korban meninggal dunia
sebanyak 44 orang. Angka tersebut, katanya, relatif jauh menurun jika dibanding
tahun 2008 yang mencapai sekitar 5.000 kasus.
Download