Atribusi

advertisement
ATRIBUSI SOSIAL
Sowanya Ardi Prahara, MA
Fakultas Psikologi UMBY
2014
Definisi Atribusi
 Berdasarkan pandangan Motivasional, manusia memiliki berbagai
kebutuhan, dari kebutuhan sederhana sampai kompleks.
 Eggen & Kauchak (1997) mengatakan bahwa salah stau kebutuhan
manusia adl kebutuhan keteraturan & melalukan pemahaman
sesuatu.
 Dlm kaitannya dg makhluk sosial, ada tuntutan dlm diri utk mampu
menjelaskan apa yg terjadi dibalik suatu perilaku.
 Artinya, ketika muncul perilaku, orang berusaha mencari informasi
tentang trait, motif, sifat apa yang melatarbelakangi perilaku
 hal ini yg disebut dengan Atribusi.
Dari Perilaku ke Disposisi (sifat)
Theory of Correspondent Inference
 David Jones (1965) adalah orang pertama yang mencoba
menggunakan informasi tentang perilaku sebagai dasar
untuk menyimpulkan karakteristik/ trait yg dimiliki
seseorang.
 Dengan diketahui perilaku maka diketahui trait/ sifat.
 Hal ini disebut Theory of Correspondent Inference atau
hubungan yang dapat disimpulkan.
Cont…
Perhatikan Ilustrasi !!!
“ Bayangkan Anda sedang mengamati seorang perempuan terburu di bandara &
mendorong orang2 di sekitarnya yang menghalangi jalan”.
 “Apakah hal ini menandakan bahwa perempuan trsbt memang kasar & tidak sabaran?”
 Belum tentu, mungkin saja dia sedang bergegas khawatir tertingal pesawat.
 Dlm kesehariannya mnkn saja dia org yg pemalu & sopan. Kejadian di bandara hanyalah
sebuah pengecualian.
Cont…
 Sering kali individu bertindak bukan karena sifat aslinya, melainkan dipengaruhi faktor2
eksternal yg membuat dia tidak punya pilihan.
 Sehingga apabila mendasarkan kesimpulan kita hanya pada pengamatan perilaku
sesaat bisa jadi menyesatkan.
Lalu, Bagaimana kita menyelesaikan
masalah ini???
Cont…
Menurut teori Jones & Davis, kita dapat mengobservasi beberapa tipe perilaku, yaitu
perilaku yg paling informatif.
1. Freely Choosen Act: Perilaku yg mempunyai berbagai pilihan, jadi tidak dalam kondisi
yang kepepet.
misalnya:
“Seorang wanita muda harus menikah dengan seorang duda kaya yang berusia tua.
Wanita itu menikah karena dipaksa oleh orang tuanya. Dari peristiwa itu, sangatlah sulit
bagi kita untuk mengatakan bahwa wanita tersebut adalah seorang yang materialistik
yang mengejar harta si duda.”
“Tetapi kalau dia sendiri yang ingin menikah dengan duda tersebut sedangkan orang
tuanya tidak menyarankan maka dengan mudah kita menarik kesimpulan bahwa wanita
itu materialistik. Sebab tindakan untuk menikah dengan duda adalah tindakan atas
pilihannya sendiri, bukan tekanan situasi.”
Cont…
2. Non-Common Effect : Situasi dimana penyebab dari tindakan yang dilakukan
seseorang adalah sesuatu yang tidak disukai oleh orang pada umumnya.
Misalnya:
“Seorang pria menikah dengan seorang wanita yang kaya, pintar tetapi tidak cantik
dan sudah tua.”
Sifat-sifat yang tidak umum (Tua dan tidak cantik) inilah yang disebut sebagai noncommon effect. Orang akan segera saja menyimpulkan bahwa pria itu memiliki sifatsifat kepribadian yang meterialistic. Mengapa demikian? Sebab umumnya pria tidak
menyukai menikah dengan wanita yang buruk rupa dan tua usianya. Sebaliknya pria
umum menyukai menikah dengan wanita yang elok parasnya, banyak hartanya, muda
usianya, sehat tubuhnya dan sebagainya.
Cont…
3. Low Social Desirability (menyimpang dari kebiasaan): Kita akan dengan mudah menarik
kesimpulan bahwa seseorang memiliki kepribadian tertentu yang tidak wajar bila orang
itu menyimpang dari kebiasaan umum.
Misal:
“Jika seseorang menghadiri upacara kematian biasanya orang harus menujukkan roman
muka yang sedih dan berempati pada ahlul duka. Kalau orang yang melayat menujukkan
hal yang demikian akan sulit bagi kita unyuk mengatribusikan bahwa orang itu orang
yang empatik, karena memang begitulah seharusnya. Tetapi bila orang melayat lalu
menujukkan kegembiraan dengan tertawa terbahak-bahak di saat orang lain susah,
maka mudah untuk kita simpulkan bahwa kepribadian orang tersebut agak kurang
beres.
Cont…
Dapat disimpulkan, terdapat tiga perilaku yg informatif,
yaitu:
1. Tampak dipilih secara bebas  tidak terpaksa
2. Efek tidak umum pd masyarakat
3. Tingkat harapan sosialnya rendah.
Teori Atribusi kausal dr Fritz Heider
 Fritz heider adalah orang pertama kali mengatakan bahwa “pada
dasarnya orang selalu termotivasi untuk memahami perilaku
orang lain dlm interaksi sosial dr hari ke hari”.
 Upaya memahami perilaku orang lain tersebut menggunakan
prinsip kausalitas yg bersifat intuitif & common sense
psychology.
 Untuk menentukan atribusi perilaku didasarkan pd faktor
internal (ability & effort) & eksternal (faktor situasi).
 Model atribusi Heider  perilaku seseorang dilihat sebagai
penyebab dr tekanan lingkungan & tekanan personal.
Cont..
Bayangkan Ilustrasi !!!
“Anda berencana untuk bertemu dengan seseorang saat makan siang, tapi
dia tidak datang.”
“Anda meninggalkan pesan utntuk teman anda, tapi dia tidak menjawab.”
“Anda mengharapkan promosi dalam pekerjaan, tapi tidak pernah terjadi.”
Cont…
Apa pertanyaan yg muncul pada benak anda dalam setiap situasi?
MENGAPA ???
“Mengapa teman anda tidak menepati janji?”
“Apakah dia lupa? Apakah dia sengaja melakukannya?”
Utk memudahakan hal ini, kita mulai dg pertanyaan:
“Apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal (sifat, motif/
intensi), faktor eksternal (aspek fisik & situasi) atau kombinasi
keduanya?”
Cont..
 Harold Kelley memberikan informasi tambahan yg diperlukan dlm
melakukan atribusi, yaitu aktor, situasi & stimulus.
 Seperti halnya Heider, Kelley menggunakan semua informasi baik
dr faktor internal maupun eksternal utk menentukan perilaku.
 Dlm membuat atribusi yg akurat mengenai perilaku seseorang
dlm situasi tertentu ditentukan oleh:
1. Distinctivenes
2. Consistency
3. Consensus
Cont…
1. Konsensus (consencus): Situasi yang membedakan perilaku seseorang dengan perilaku
orang lainnya dalam menghadapi situasi yang sama.
 Bila seseorang berperilaku sama dengan perilaku orang kebanyakan, maka perilaku
orang tersebut memiliki konsensus yang tinggi.
 Tetapi bila perilaku seseorang tersebut berbeda dengan perilaku kebanyakan orang
maka berarti perilaku tersebut memiliki konsensus yang rendah.
Misalkan:
Pak Amin adalah penyuka lawakan yang dimainkan oleh group lawakan Srimulat. Setiap
menonton pertunjukan Srimulat, pak Amin selalu tertawa terpingkal-pingkal dan orang
lain pun juga tertawa. Dalam contoh ini dapat kita katakan bahwa perilaku pak Amin
dalam hal tertawa menonton lawakan Srimulat berkonsensus tinggi (high consencus).
Tetapi bila hanya pak Amin saja yang tertawa sedangkan orang lain tidak tertawa, maka
perilaku pak Amin tersebut memiliki konsensus yang rendah.
Cont…
2. Konsistensi (consistency): sesuatu yang menunjukan sejauh
mana perilaku seseorang konsisten (ajeg) dari satu situasi
ke situasi lain.
Misal:
Jika pak Amin selalu tertawa menonton Srimulat pada hari
ini atau kapanpun pak Amin menonton Srimulat selalu
tertawa, maka perilaku pak Amin tersebut memiliki
konsistensi yang tinggi (high consistency). Semakin
konsisten perilaku seseorang dari hari ke hari maka semakin
tinggi konsistensi perilaku orang tersebut.
Cont…
3. Keunikan (distinctivenss): menunjukan sejauh mana seseorang bereaksi dengan cara
yang sama terhadap stimulus atau peristiwa yang berbeda.
Misal:
Kalau pak Amin tertawa menonton lawakan Srimulat dan tertawa menonton lawakan
lainnya juga (lawakan Tukul Arwana, extra vaganza, dll) maka dapat dikatakan perilaku
pak Amin memiliki keunikan yang rendah (low distinctivess), tetapi kalau pak Amin hanya
tertawa ketika menonton lawakan Srimulat sedangkan terhadap lawakan lainnya pak
Amin tidak tertawa, maka perilaku pak Amin memiliki keunikan tinggi (high
distictiveness). Mengapa demikian? Karena pak Amin konsisten hanya tertawa pada
Srimulat, kepada lawakan lainnya meskipun lucu, pak Amin tidak tertawa.
Cont…
Atribusi Internal atau Eksternal?
Internal
-Konsensus rendah
-Distingsi rendah
-Konsistensi tingi
Eksternal
-Konsensus tingi
-Distingsi tinggi
-Konsistensi tinggi
Cont…
Contoh:
 Pertanyaan: Apakah temanmu pendiam?
 Ya  (atribusi internal)
1. Memang, di antara teman-teman yg lain dia memang pendiam
(konsensus rendah)
2. Tidak hanya dengan teman-teman baru, dengan teman-teman
lamapun dia lebih banyak diam (distingsi rendah)
3. Sejak kenal pertama sampai sekarang, dia memang cenderung
pasif dan pendiam (konsistensi tinggi)
Cont…
Contoh:
 Pertanyaan: Apakah kamu suka nonton Infotainment?
 Ya  (atribusi eksternal)
1. Sama seperti teman-teman yang lain, kepingin mengetahui
kehidupan para artis yang sdg naik daun (konsensus tinggi)
2. Saya nonton infotainment kalau memang sedang ada waktu saja
(distingsi tinggi)
3. Sejak dulu sampai sekarang saya hanya bisa menonton
infotainment saat ada waktu longgar saja (konsistensi tinggi)
Contoh soal
Tidak ada siswa lain yg
datang terlmbat
Konsensus rendah
Si A datang
terlambat ke kelas
Hampir di setiap kuliah si A
datang terlambat
Konsistensi tinggi
Si A datang terlambat di
kuliah lain
Distingsi rendah
Internal or
eksternal?
Dimensi lain dari Atribusi Kausal
Baron
 Selain faktor internal-eksternal, ada faktor lain yang juga penting:
1. Faktor yang stabil atau berubah2
2. Faktor yang bisa dikendalikan atau tidak
Misal:
• Internal stabil  kepribadian, tempramen
• Internal temporer  motif, kesehatan, kelelahan
• Internal dpt dikontrol  kontrol diri
• Internal tdk dpt dikontrol  sakit rabun jauh
Augmenting & Discounting
Bagaimana kita menghadapi berbagai kemungkinan penyebab perilaku?
Perhatikan Ilustrasi !
“Bayangkan, seandainya suatu hari bos menghampiri meja
kerja anda lalu memuji hasil kerja anda. Ia juga mengatakan
bahwa dia senang bisa bekerja sama dengan anda. Ia
melakukan hal ini di depan pegawai lainnya, yang semuanya
lalu memberi selamat setelah dia pergi. Sepanjang pagi
anda merasa bahagia. Namun saat makan siang, bos
memanggil ke ruangannya dan mengatakan apakah anda
bersedia mengerjakan tugas tambahan yang cukup sulit
Cont..
Pertanyaan!
“Mengapa dia memuji?”
“Karean dia benar-benar ingin berterima kasih atas jerih payah anda,
atau karena dia tahu bahwa dia akan segera meminta melakukan tugas yg
sulit untuknya?”
 Ada dua kemungkinan alasan jawabannya dlm psikologi disebut
Discounting, yaitu:
DISCOUNTING: kecenderungan untuk menganggap suatu faktor
penyebab (bos secara tulus memang berniat memuji anda) sebagai hal
yg kurang penting karena ada faktor penyebab lain (yaitu: bos berniat
menjebak agar bersedia mengerjakan tugas yg lebih sulit).
Memilih salah satu alasan yg menjadikan alasan munculnya perilaku.
Cont…
Perhatikan Ilustrasi !!!
“Bos terkenal tidak suka memuji karyawannya di depan umum.”
Apa yang akan anda simpulkan sekarang? Kemungkinan alasannya
memang tulus, yaitu bos sangat senang dengan hasil kerjanya. Lagi
pula bos tetap melakukan meskipun ada faktor lain yang
menghambat dlm melakukannya (kebijakannya sndri tidak memuji di
depan umum).
 AUGMENTING: kecenderungan mementingkan suatu faktor yang
dapat membantu terjadinya perilaku ketika faktor mendukung &
menghambat sama-sama hadir, namun perilakku tetap dilakukan/
terjadi.
 Kesimpulannya  Bos benar2 menykai pekerjaan anda, shg dia
memuji di depan umum, tanpa peduli bahwa dia tidak biasa memuji di
depan umum
Cont…
Contoh Soal!
-Rajin belajar
-Ikut les di luar
-IQ tinggi
-Orang tuanya guru
Juara Kelas
-Rajin belajar
-Rumah digunung
-Orang tuanya buruh
-Loper koran
Juara Kelas
Teori Regulasi Fokus
Apakah Augmenting & Discounting selalu terjadi?
Teori Regulasi Fokus
 Menyatakan bahwa dalam mengatur agar perilaku dapat mencapai tujuan
yang diarapkan, individu kerap mengadopsi satu atau dua perspektif yang
berbeda, yaitu:
1. Fokus promosi  menekankan pd hasil positif
Mencari berbagai kemungkinan cara/ jalan untuk mencapai tujuan,
sehingga menganggap masing2 cara itu adalah penting.
Misal:
• Bill menolong perempuan itu, karena dia suka menolong (personal)
• Bill menolong si perempuan karena kenal & bisa membantu
(situasional
Cont..
2. Fokus preventif  menekankan pd hasil negatif
menentukan satu cara yang paling tepat, sehingga cenderung
menolak cara-cara lain yang dianggap kurang tepat
Misal: Bill menolong si perempuan karena kenal & bisa membantu
(situasional)
Hasil Studi Liberman dkk
- Makin kuat fokus preventifnya makin besar melakukan discounting
(misal menolak satu dr kemungkinan alasan Bill)
- Makin kuat fokus promosinya makin lemah kecenderungan melakukan
discounting (karena alasan sudah jelas)
Di balik Pembedaan Orang-Situasi
Bagaimana sebenarnya manusia menjelaskan faktor penyebab perilaku?
 Untuk mengungkap keseluruhan aspek dlm cara berfikir kita tentang
penyebab perilaku seseorang, kita perlu mempertimbangkan alasanalasan seseorang (motif, hasrat, intesi, belief, nilai2) dan juga faktor
lainnya.
misal:
“Mengapa Hillary Clinton majju sebagai Senator untuk Negara Bagian
New York?”
• Dia menginginkan kekuasaan, Dia ingin bertahan di
pemerintahan, atau dia betul2 ingin melayani masyarakat.
• Semuanya mengacu pd kondisi internal yg disadari olehnya,
maka itu dikatakan sebagai alasan.
Sumber Dasar Kesalahan Aribusi
1. Bias korespondensi
2. Efek aktor-pengamat
3. Bias mengutamakan diri sendiri
Bias Korespondensi
 Adalah kecenderungan untuk menjelaskan perilaku orang lain
disebabkan oleh disposisinya (faktor internal) dari pada mencari
penjelasan dari faktor eksternal, meskipun penyebab situasionalnya
sangat jelas.
 Budaya memainkan peranan yang sangat penting.
 Bias korespondensi lebih banyak ditemukan pada kultur yang
menekankan pada kebebasan individual (negara Barat) dari pada
budaya kolektivis (negara Timur)
Cont..
Perhatikan Ilustrasi !
“Seoranng pria terlambat dlm pertemuan. Ketika memasuki ruangan,
ia menjatuhkan notesnya di lantai. Ketika mencoba memungutnya
kembali, kacamatanya jatuh & pecah. Kemudian, ia menumpahkan
kopi ke dasi yg dikenakannya.”
Bagaimana anda menjelaskan peristiwa ini?
 Besar kemungkinan anda akan menyimpulkan bahwa orang ini
canggung dan berantakan.
 Padahal belum tentu betul, maka akuratkah atribusi tersebut?
 Maka terjadi Bias korespondensi.
Efek Aktor-Pengamat
 Kecenderungan untuk mengatribusi perilaku kita lebih pada faktor
situasional (eksternal), sementara perilaku orang lain disebabkan
faktor disposisional (internal)
 Kesalahan atribusi ini disebut efek aktor-pengamat (acotr-
observer effect)
Misalnya:
“Ketika orang lain jatuh, kita cenderung mengatribusi perilaku jatuh
karena canggung”
“ Namun, jika kita yang jatuh, kita cenderung mengatribusi pd faktor
ekternal, yaitu karena jalannya licin”
Bias Mengutamakan Diri Sendiri
 Kecenderungan mengatribusi kesuksesan pada faktor internal,
namun mengatribusi kegagalan pada faktor eksternal.
 Dikenal dengan istilah bias mengutamakan diri sendiri (selfserving bias)
Misalkan:
• Dapat Nilai A  Saya memang berbakat, saya mengerjakan
dengan serius, saya belajar banyak ttg materi ini.
• Dapat Nilai D  Soalnya terlalu sulit, dosen tidak adil, waktu
terlalu pendek.
Aplikasi Teori Atribusi
Atribusi & Depresi
 Kebanyakan orang mengatribusi kesuksesan pada faktor internal
dan mengatribusi kegagalan pada faktor eksternal, tetapi…
 Orang yang mengalami depresi mengatribusi kegagaan pada faktor
internal dan kesuksesan pada faktor eksternal.
 Hasilnya orang tersebut merasa tidak memiliki kontrol atas hal-hal
yang terjadi pada dirinya  depresi & cenderung mudah
menyerah.
 Teknik terapi  mengubah atribusi kegagalan pd faktor internal
ke faktor eksternal.
Cont…
Atribusi & Prasangka
 Teori atribusi dapat menjelaskan mengapa kelompok minoritas yang
sering menjadi korban diskriminasi enggan mempermasalahkannya
 Mereka takut jika mengatribusikannya sebagai faktor eksternal,
orang akan memberi cap negatif pada mereka (si tukang protes).
Misal:
“Seseorang dari kelompok minoritas, bercerita dia ditolak lamaran
kerjanya karena prasangka, yaitu karena dia berasal dr kelompok
ras atu suku tertentu.”
Cont…
Kesan apa yang akan anda berikan kepadanya?
 Prinsip keadilan menyarankan kita utk bersikap simpatik, karena
prasanngka jelas meruakan kontras dari berbagai nilai yang dianut.
 Tapi ada kemungkinan, anda berfikir dia keliru, dia benar2 ditolak krn
tidak mampu.
 Pada saat kita sampai pd kesimpulan itu, kita akan mendapat kesan
negatif thdnya  menganggapnya sbg org yg suka protes.
- Terima Kasih -
Download