Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Pengertian Ilmu dan seni 1. Adalah Proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu 2. Merupakan kegiatan perencanaan, pengadaan, pengembangan, pemeliharaan, serta penggunaan SDM untuk mencapai tujuan baik secara individu maupun organisasi. (Fikrie Jahrie dan S. Hariyoto) Lanjutan Pengertian Ilmu dan seni yang mengatur unsur manusia (cipta, rasa dan karsa) sebagai aset suatu organisasi demi terwujudnya tujuan orang dengan cara memperoleh, mengembangkan dan memelihara tenaga kerja secara efektif dan efesien. Menurut Arep I. H. Tanjung Manajemen Sumberdaya Manusia adalah Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan. Unsur 6M - Men - Materials - Machines - Money - Market - Methode Seorang manager SDM, bila anda mempunyai orang-orang yang bertanggung jawab kepada anda dan mereka pun menjadi tanggung jawab anda. Manajemen Sumber Daya Manusia Adalah Ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Mendapatkan rentabilitas laba yang lebih besar dari persentasi tingkat bunga bank. Mendapatkan kepuasan dari pekerjanya. Memperoleh barang/jasa yang baik dengan harga yang wajar dan selalu tersedia di pasar. Fungsi Perencanaan Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengendalian Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 1 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Pengadaan Pengembangan kompensasi Pengintegrasian Fungsi Pemeliharaan Pemeliharaan Kedisiplinan pemberhentian Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Mekanis Comudity/konsep faktor produksi. - Analisis pada spesialisasi - Efektivitas standarisasi - Karyawan = mesin Masalah a. Pengangguran Teknologis b. Keamanan Ekonomis c. Organisasi Buruh d. Kebanggaan dalam pekerjaan F.W. Taylor → Scientific Management •Penggunaan prestasi standar •Tingkat upah yang tinggi •Jaminan sosial yang berkecukupan •Struktur organisasi fungsional •Sangsi-sangsi yang keras dan ketat bagi yang membangkang, 2. Sumber Daya Manusia Chaster Barnad → Human Factor A. Herbert Simon → Sociallogikal Anatomical Approach Individu → “dualis” * Manusia → Sesuatu (jiwa/roh) * Anggota Organisasi a. Alat passip b. Manusia c. Problem solver decision maker d. Anggota kelompok/grup Masalah : 1. Manusia dan Benda 2. Kemanusiaan → Human Relations 3. Kemasyarakatan → Industrial Relations 3. Manajerial Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 2 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB → Spesialisasi dan pembagian kerja (division of work) David → General Management App. Segala faktor harus diperhatikan sekaligus. Teknik – mengadakan seminar manajemen melalui pembahasan kasus 4. Fungsi a. Fungsi Perusahaan (penjualan, pembelian dsb). b. Fungsi Manajer (PODSC) * Paternalis → sikap melindungi para karyawan * Sistem sosial → suatu sistem yang kompleks yang beroperasi dalam lingkungan yang kompleks juga. II. PERENCANAAN SDM Perencanaan Proses pemilihan dan penetapan tujuan, strategi, metode, anggaran dan standar (tolok ukur) keberhasilan suatu kegiatan. Proses pemilihan sejumlah kegiatan untuk ditetapkan sebagai keputusan tentang suatu pekerjaan yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan siapa yang melakukannya (menetapkan pekerjaannya, waktu, metode, menetapkan SDM yang tepat). Penerapan pengetahuan tepat guna secara sistematik, untuk mengontrol dan mengarahkan kecenderungan perwujudan masa depan yang diinginkan sebagai tujuan yang akan dicapai. Kegiatan persiapan dengan merumuskan dan menetapkan keputusan tentang langkah-langkah penyelesaian masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan secara terarah pada satu tujuan. Tujuan Pokok Perencanaan 1. Tugas Persiapan/eksplenatif - Kegiatan menghimpun data dan informasi - Kegiatan menjelaskan tentang kondisi yang ada - Evaluasi diri - Contohnya: Analisis beban kerja, Audit SDM 2. Tugas Prediktif - Memprediksi suatu kondisi masa depan dengan cara penetapan strategi 3. Tugas Kontrol - mengontrol kondisi yang akan terjadi di masa yg akan datang atau yg akan dicapai. Fungsi Perencanaan Proses pengambilan keputusan Respon terhadap masalah yang ada dan perbaikannya. Perencanaan dirumuskan oleh manusia (SDM) Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 3 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Menghasilkan SDM yang berkemampuan. Sumber Daya Manusia Orang yang bekerja dan berfungsi sebagai aset organisasi. Potensi yang menjadi motor penggerak organisasi Penggerak organisasi dan sumberdaya lain. Bersifat unik dan kompleks. SDM organisasi dibedakan dalam: 1. Para eksekutif sebagai pengendali - Para manajer 2. Para staf dan tenaga kerja profesional/ahli - membantu para eksekutif (supervisor) 3. Para pelaksana ahli dan pelaksana teknis - mengawasi kegiatan sehari-hari - Supervisor tingkat menengah bawah 4. Pelaksana operasional - Pelaksana pekerjaan dalam proses produksi, Pemasaran. Tata usaha dll. Implementasi Perencanaan dalam Kaitannya dengan SDM Serangkaian kegiatan menetapkan tujuan strategi, metode dan penyediaan anggaran untuk mendapatkan SDM baru yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Rangkaian kegiatan untuk menetapkan SDM baru maupun mempertahankan SDM lama sesuai dengan kegiatan bisnis dalam organisasi. Menetapkan jumlah dan kualitas SDM dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Mempersiapkan SDM yang memiliki kemampuan mengantisipasi masalah dan pekerjaan bisnis yang dihadapi sekarang dan masa yang akan datang. Perencanaan SDM Human resources planning or man power planning has been defined as process of the determaining man power requirement and the means for meeting those requirement in order to carry out the integrated plans of organization. (Andrew F. Sikula – “Personnel Administration and Human Resources Management”) Human resources planning is the process of forecasting future human resources needs of an organization so that steps can be taken to ensure that these needs are met. (Thomas H. Stone – “Understanding Personnel Management”) Lanjutan: Perencanaan SDM? Serangkaian kegiatan yang memprediksikan kebutuhan tenaga kerja pada masa yang akan datang. (Ishak Arep dan Henry Tanjung) Merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan secara efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan. (Malayu SP Hasibuan) Proses mengantisipasi dan membuat ketentuan/persyaratan untuk mengatur arus gerakan tenaga kerja ke dalam (pekerja baru), di dalam (promosi, pindah dan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 4 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB demosi) dan keluar (pension, berhenti dan diberhentikan) di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan.(Arthur W Sherman dan George W Bohlander) Lanjutan Rangkaian kegiatan peramalan (prediksi atau estimasi) kebutuhan atau permintaan tenaga kerja di masa depan pada sebuah organisasi/perusahaan, yang mencakup pendayagunaan SDM yang sudah ada dan pengadaan tenaga kerja baru yang dibutuhkan. (G. Steiner) Proses penetapan strategi untuk memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan dan mempertahankan SDM dengan kebutuhan organisasi/perusahaan sekarang dan pengembangannya di masa depan. Mengapa Perencanaan SDM diperlukan? Globalisasi lingkungan bisnis Perkembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi yang tak dapat dihentikan Persaingan yang ketat dan berat Perubahan dan perkembangan konsep organisasi yang efektif. Perlu SDM yang bagaimana? SDM yang kompetitif Karakteristik: 1. Memiliki kemampuan menjaring, menganalisis dan memanfaatkan informasi bisnis. 2. Memiliki kemampuan merespon kesempatan bisnis secara tepat. 3. Memiliki kemampuan mengurangi dan menghindari resiko bisnis. 4. Memiliki kemampuan mereduksi cost tanpa mengurangi kualitas. Lanjutan: SDM berkualitas Karakteristik: Kualitas jasmaniah Kualitas sosial psikologis (mampu berpikir, menguasai keterampilan, mengadaptasi norma, kemandirian) • Kualitas moral spiritual. Tujuan Perencanaan SDM Perencanaan SDM, demand SDM, RENOP dan Renstra Tujuan Bisnis : mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya untuk memperoleh laba yang kompetitif. Tujuan Umum : Harus mampu mendukung tujuan bisnis. Terarah pada pengadaan dan mempertahankan SDM yang memiliki kemampuan melaksanakan tugas/pekerjaan secara efektif dan efisien dalam bidang bisnis perusahaan yang mempekerjakannya. Tujuan Khusus: Perencanaan SDM prediksi SDM di masa datang terkait dengan waktu Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 5 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Jangka Pendek; menetapkan prediksi jabatan dan pekerjaan yg kosong I tahun mendatang yang harus diisi (jumlah dan kualifikasinya) dengan tujuan mencegah terjadinya kekurangan SDM (tidak efektif dan efesien) Jangka Sedang/Panjang; prediksi permintaan SDM 2-3 tahun atau lebih (maks. 5 tahun) tujuannya agar perusahaan memiliki kemampuan mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kompetitifnya. Hal ini sulit dilakukan karena tidak mudah memprediksi perubahan dan perkembangan bisnis. Tujuan Perencananaan SDM: •Mendapatkan SDM yang memiliki kemampuan tinggi. •Mempertahankan SDM yang dimiliki organisasi/perusahaan. •Memprediksi kualifikasi SDM. Manfaat Perencanaan SDM Manfaat individu Memungkinkan setiap tenaga kerja/karyawan untuk menyusun rencana pengembangan karir bagi dirinya sendiri. Manfaat organisasi Membantu organisasi untuk sukses. Manfaat Perencanaan SDM 1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendayagunaan SDM. 2. Menyelaraskan aktivitas SDM berdasarkan potensi masing-masing dengan tugastugasnya. 3. Meningkatkan penghematan biaya dan tenaga dengan rekrutmen dan seleksi. 4. Menyempurnakan sistem informasi SDM agar tetap akurat dan berkelanjutan. 5. Meningkatkan koordinasi antar unit kerja/departemen. Keuntungan Perencanaan SDM •Mendorong perilaku proaktif dan terhindar dari perilaku reaktif. •Menetapkan tujuan organisasi perusahaan. •Merangsang pemikiran kritis. •Mendorong partisipasi tenaga profesional dalam proses produksi. •Menjembatani jurang pemisah antara bisnis sekarang dengan visi bisnis masa depan. •Memantapkan alokasi SDM dan pilihan bisnis. •Menciptakan suasana kebersamaan. Langkah-langkah Perencanaan SDM •Menghimpun dan mengolah data, informasi SDM untuk mengetahui kondisi sekarang (kuantitas dan kualitas) • Memprediksi kekurangan SDM (permintaan SDM) • Mengontrol kesesuaian SDM. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 6 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Ruang Lingkup Perencanaan SDM Man Power Planning bersifat menyeluruh yang menyangkut semua aspek dari MSDM (rekrutmen, seleksi, pengangkatan, penempatan, pelatihan, kompensasi, perencanaan dan pengembangan karir karyawan) Man Power Programming bersifat detail (mis. Merencanakan karir karyawan – bagaimana jenjang karir yang harus ditempuh, syarat-syarat mencapai jenjang karir ttt,dsb.) Proses Perencanaan SDM 1. Analisa demand : kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan volume dan beban kerja. Analisa sebab-sebab kebutuhan tenaga kerja, dapat digali dari renstra dan renop bisnis perusahaan dan dapat diakibatkan oleh kemajuan teknologi. Analisa meramalkan kebutuhan tenaga kerja Analisa kebutuhan tenaga kerja jangka pendek, menengah dan panjang. 2. Analisa supply: kuantitas, kualitas, komposisi dan skill tenaga kerja. Menurut Asosiasi Institut Manajemen Indonesia (AIMI): Meramalkan kebutuhan SDM pada masa mendatang. Metode yang digunakan; perencanaan untuk status quo, petunjuk praktis, peramalan unit, metode DELPHI, skenario, simulasi komputer. Memproyeksikan persediaan SDM. Membandingkan kebutuhan ramalan dengan proyeksi persediaan. Merencanakan kebijaksanaan dan program alternatif SDM. Menilai keefektifan perencanaan SDM. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan SDM Faktor internal perusahaan a. Perencanaan strategik Manajemen fungsional b. Anggaran SDM ada atau tidak cukup c. Estimasi produksi dan penjualan d. Desain organisasi dan pekerjaan struktur organisasi dan desain pekerjaan Faktor eksternal perusahaan; •Situasi Ekonomi baik Ekonomi Nasional dan global •Sosial budaya •Politik •Peraturan perundang-undangan •Teknologi •Pasar tenaga kerja •Pesaing. III. Model Perencanaan SDM 1. Analisis Pengaruh Lingkungan Visi strategi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga data tentang lingkungan (sosial, demografi, politik, industri dan teknologi, serta pesaing) menjadi suatu Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 7 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB kebutuhan. Pada akhirnya yang dibutuhkan peta lingkungan (map of the environment). 2. Mendefinisikan SDM masa depan Kesuksesan dan kegagalan perusahaanatau organisas, dapat dilihat melalui beberapa indikator (hasil penjualan, pangsa pasar dll.) implikasinya perusahaan/organisasi perlu menyesuaikan rencana strategis SDM dengan keberhasilan/kemajuan atau kegagalan/kemunduran yang terjadi, Hubungan Strategi SDM – Strategi Perusahaan 3. Analisa situasi saat ini Teknik yang dapat digunakan: pemberian kuesioner pada staf, wawancara dan pertimbangan manajemen. Fokus grup dengan mendiskusikan ttg kekuatan dan kelemahan organisasi, serta apa yg dapat diperbuat untuk memperbaikinya. Data yang diperoleh; motivasi pekerja, kepuasan kerja, budaya organisasi, attitude, komitmen organisasi dan alasannya, menjelaskan tujuan bisnis dll. Jumlah dan keahlian melalui analisa tim maupun individu: Analisa tim 1. Analisa staf yg meninggalkan organisasi. a. Indeks tahunan Perputaran karyawan (Annual labour turnover index) The percentage wastage rate (persentase tingkat karyawan yang dibuang) b. Indeks Stabilitas c. Analisa Cohort didefinisikan grup yg seragam. Grup orang-orang yg tetap memilih bergabung pada perusahaan ybs. d. Half-life. Gambaran yg menekankan waktu yg dibutuhkan untuk meninggalkan organisasi. e. Metode sensus adalah suatu analisis utk melihat banyaknya orang yg meninggalkan organisasi (sumbu Y) dikaitkan dgn lamanya pelayanan (sumbu X). 2. Analisa Perpindahan Internal, Rantai Markov dan Renewal Models. Analisa Individu adalah analisa perencanaan karir dan succesion planning sebagai alat memecahkan masalah kebutuhan organisasi. Siapa yg akan keluar atau meninggalkan jabatan ttt dan siapa yg akan mengisi jabatan tersebut (sistem kaderisasi). Perencanaan SDM sebagai Kegiatan Manajemen SDM Perencanaan efektif dan efesien RENOP dan RENSTRA Komponen Pokok Strategi Manajemen SDM{5 (Five) P} •Filsafat (Philosophy) •Kebijakan (Policy) •Program (Programe) •Kegiatan (Pratical) •Proses (Process) Manajemen SDM Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 8 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Filsafat Manajemen SDM Nilai-nilai yang dipedomani dalam perilaku dan kebijakan yang dijadikan dasar setiap pengambilan keputusan. Budaya Organisasi Demokratis Filsafat dan kebijakan perusahaan otoriter perusahaan milik perorangan Kegiatan (Practical) MSDM secara demokratis: Menghargai perbedaan kemampuan pekerja (SDM) sebagai individu. Memberikan kesempatan yang sama dalam berprestasi melalui bidang kerja masingmasing. Memberikan peluang yang sama dalam mengembangkan kemampuan kerja bagi setiap pekerja. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan bekerja sama berdasarkan prinsip saling menghargai kelebihan dan memahami kekurangan rekan kerja. Memberikan perlakuan yg sama dalam pengembangan karir dan pengupahan, berdasarkan kontribusi yang terbaik dan persaingan yang fair. Program MSDM yang Demokratis Program Supervisi yang jujur Program Penyelesaian Konflik Program Partisipasi Kerja Program Perbaikan Kualitas Kehidupan Kerja Program Pembinaan Hubungan Kerja Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Contoh kegiatan perencanaan SDM Analisis Pekerjaan: Hasilnya? Deskripsi pekerjaan (uraian tugas) Spesifikasi pekerjaan karakteristik SDM yg dapat melaksanakan suatu pekerjaan secara efektif dan efesien. Standar pekerjaan kriteria yg dapat digunakan untuk menilai tingkat efektivitas dan efesiensi SDM dalam melaksanakan suatu pekerjaan Penilaian Kerja Feed Back “Bila ternyata kinerja SDM rendah, maka perlu ditinjau lagi adanya kemungkinan kekeliruan dalam Perencanaan dan Pengembangan SDM, baik itu rekrutmen, seleksi, maupun pelatihan, sehingga perlu dilakukan penetapan kualifikasi SDM” Penetapan kualifikasi SDM dengan cara: Audit SDM (Work Forces Analysis) Evaluasi Pekerjaan (Job Analysis) Komitmen Para Manajer (Puncak) dalam Perencanaan SDM: Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 9 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Menganut filsafat dan melaksanakan kebijakan secara demokratis pola pikir, sikap perilaku. Menyadari dan menerima konsep bahwa perusahaan membutuhkan SDM yg potensial untuk pengembangan perusahaan ke masa depan No KKN Menyediakan biaya yang cukup untuk perencanaan SDM. Mengutamakan prisip lebih memprioritaskan SDM internal dalam pendayagunaannya. Hubungan Perencanaan SDM dengan Manajemen SDM dan Manajemen Organisasi/Perusahaan PERENCANAAN SDM TERPADU IV. ANALISA DAN RANCANGAN JABATAN HASIL ANALISA JABATAN ANALISA JABATAN Analisa jabatan merupakan suatu prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan dari suatu jabatan dan orang macam apa yang akan ditempatkan di jabatan tersebut. (I. Arep dan H.Tanjung) Analisa jabatan dapat pula diartikan sebagai proses menghimpun, mempelajari dan menyusun informasi yang berhubungan dengan pekerjaan secara operasional dan tanggung jawabnya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. (H. Hadari Nawawi) JENIS ANALISA JABATAN Job analysis for personnel specification menentukan syarat mental yang dibutuhkan Job analysis for training purposes menentukan latihan-latihan yang harus diberikan Job analysis for setting rates menentukan nilai masing-masing jabatan Job analysis for method improvement mempermudah cara kerja tenaga kerja URAIAN PEKERJAAN Uraian pekerjaan menjelaskan hal-hal sebagai berikut: Identifikasi jabatan Ringkasan jabatan Hubungan, tanggung jawab dan kewajiban Wewenang dari pemegang saham Standar kerja Kondisi kerja Spesifikasi jabatan. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 10 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB SPESIFIKASI PEKERJAAN Spesifikasi pekerjaan memberikan informasi mengenai: Tingkat pendidikan pekerja Jenis kelamin pekerja Keadaan fisik pekerja Pengetahuan dan kecakapan pekerja Batas umur pekerja Status pekerja Minat pekerja Pengalaman kerja Bakat khusus pekerja PERSYARATAN PEKERJAAN Persyaratan pekerjaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal perusahaan sbb: Jumlah produksi Ramalan-ramalan usaha Perluasan perusahaan Perkembangan teknologi Pasaran tenaga kerja Perencanaan karir karyawan. EVALUASI PEKERJAAN Metode evaluasi pekerjaan yang banyak digunakan melibatkan suatu pendekatan yang rinci, kuantitatif dan analisis dalam mengukur nilai pekerjaan. Memilih faktor-faktor atau ciri-ciri pekerjaan. Menyusun suatu skala atau ukuran nilai untuk setiap faktor pekerjaan. Mengevaluasi semua pekerjaan dengan menggunakan ukuran tersebut. Melakukan survei upah untuk pekerjaan-pekerjaan yang dipilih. Merancang struktur upah. Menyesuaikan dan melaksanakan struktur upah tersebut. PEMERKAYAAN PEKERJAAN Pemerkayaan yaitu perluasan dan tanggung jawab secara vertikal yang dikerjakan pejabat dalam jabatannya. Pemerkayaan pekerjaan terdiri atas tiga elemen: Rencana Pelaksanaan Kendali Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 11 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB PENYEDERHANAAN PEKERJAAN Penyederhanaan pekerjaan ialah penggunaan logika untuk mencari penggunaan paling ekonomis dari usaha manusia, materi, mesin, waktu dan ruang agar pekerjaan lebih baik dan mudah. Akibat penyederhanaan: Struktur organisasi perusahaan semakin melebar. Tercipta profesionalisme pelerjaan. Pekerja makin produktif. Efek negatifnya timbul kebosanan. DESAIN PEKERJAAN Ketika pekerjaan semakin terspesialisasi, maka perancang atau pendesain pekerjaan dapat melakukan simplifikasi pekerjaan. Jika pekerjaan semakin tidak spesialisasi maka dapat diperluas atau diperkaya pekerjaannya. Desain pekerjaan penting untuk: Menentukan bagaimana pekerjaan dilakukan. Menentukan hubungan kerja manajer dengan karyawan-karyawan dan hubungan diantara karyawan itu sendiri. Menentukan sifat hubungan sosial yang terjalin didalam pekerjaan dan juga hubungan karyawan dengan perusahaan. Merupakan proses penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan dan juga metodemetode yang digunakan. TEKNIK MERANCANG PEKERJAAN Simplifikasi pekerjaan Rekayasa Rotasi pekerjaan Perluasan pekerjaan Pemerkayaan pekerjaan Tim mandiri IV. PERENCANAAN KARIR Karir Semua PERAN & HAMBATAN PENGEMBANGAN KARIR Pengembangan Karir adalah Proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan Organisasi (Notoatmodjo, 2003) Fase-Fase Program Pengembangan Karir : Menyepadankan kebutuhan individual dan perusahaan Menciptakan kondisi menyenangkan 1) Perancangan dan penerapan sistem pengembangan karir Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 12 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB 2) Perumusan tujuan 3) Perubahan dalam kebijakan SDM 4) Pengumuman program pengembangan karir secara jelas Inventarisasi kesempatan pekerjaan 1) Kompetensi pekerjaan 2) Kemajuan pekerjaan 3) Kebutuhan pelatihan Menentukan karyawan yang potensial (Sherman et al, 1988) V. PENGEMBANGAN KARIR SUMBER DAYA MANUSIA A. Definisi Pengembangan Karir Menurut Thomas H. Stone dalam bukunya Understanding Personnel Management menyatakan bahwa pengembangan karir merupakan proses dan kegiatan mempersiapkan seorang karyawan untuk menduduki jabatan dalam organisasi atau perusahaan yang akan dilakukan dimasa datang. Dengan pengembangan karir tersebut tercakup pengertian bahwa perusahaan atau manajer SDM tersebut telah menyusun perencanaan sebelumnya tentang cara-cara yang perlu dilakukan untuk mengembangkan karir karyawan selama ia bekerja. Pengembangan karir seorang karyawan perlu dilakukan, sebab seorang karyawan bekerja dalam suatu perusahaan tidak hanya ingin memperoleh apa yang dipunyainya hari ini tapi juga mengharapkan ada perubahan, ada kemajuan, ada kesempatan yang diberikan kepadanya untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih baik. Contoh nyata pengembangan karir yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya di kalangan kemiliteran atau kepolisian. Seorang prajurit yang mulai dari pangkat bawah, kemudian diberi tugas pembinaan teritorial menduduki jabatan komandan KODIM atau KAPOLRES. Beberapa tahun kemudian ia dialihtugaskan untuk menduduki jabatan menjadi Komandan KOREM dan pada kepolisian KAPOLWIL dan seterusnya. Dari situ dapat terlihat bahwa di kalangan militer dan kepolisian, pengembangan karir itu amat baik dan dapat dijadikan contoh oleh organisasi atau perusahaan. Begitu juga seorang karyawan yang seharusnya seperti itu, sehingga ia selalu mendapat kesempatan pengembangan karirnya dari waktu ke waktu. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 13 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang dapat memperlebar kesempatan untuk pengembangan karir SDM, antara lain : 1. Adanya pengembangan struktur organisasi perusahaan 2. Penambahan dan pengembangan jenis produk 3. Perluasan wilayah pemasaran dan pelayanan 4. Pengembangan penggunaan teknologi baru 5. Pengembangan sistem dan prosedur kerja. B. Manfaat Pengembangan Karir Manfaat yang diperoleh dari pengembangan karir SDM tersebut, antara lain : 1. Mendorong para karyawan untuk megembangkan diri dan kemampuannya 2. Menambah rasa kepedulian yang tinggi terhadap perusahaan 3. Mencegah terjadinya keresahan di kalangan karyawan yang selama ini kurang diperhatikan 4. Mengurangi karyawan yang meninggalkan perusahaan 5. Mengisi lowongan yang tersedia, akibat ada karyawan yang mutasi atau promosi 6. Mengoptimalkan penggunaan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan karyawan, sesuai dengan potensi yang bersangkutan. C. Peranan Bagian Pengelola SDM dalam Pengembangan Karir Bagian pengelola SDM dalam perusahaan amat menentukan proses pengembangan karir dalam suatu perusahaan. Bagian ini yang menyusun biaya, kriteria yang baik sehingga dapat menjadi acuan dalam pengembangan karir seseorang dalam perusahaan. Setelah acuan tersebut disusun, harus diinformasikan pada seluruh karyawan agar mereka mempersiapkan diri untuk berusaha memenuhi kriteria tersebut. Menurut Moekijat (1989), faktor-faktor yang mendorong seseorang ingin mendapatkan kesempatan dalam pengembangan karir antara lain : 1. Teori Carier Anchors dari E.H. Schein menyatakan bahwa hal-hal yang mendorong itu adalah : Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 14 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB a. Untuk meningkatkan kemampuan manajerial dalam memikul tanggung jawab yang lebih besar b. Untuk meningkatkan berbagai kemampuan teknis secara lebih mendalam c. Keinginan untuk mempEroleh adanya jaminan dan kestabilan dalam pekerjaan d. Keinginan berbuat sesuatu yang lebih besar dalam kehidupan kekaryaannya e. Keinginan untuk bekerja lebih mandiri, sehingga lebih berkesempatan mengembangkan potensi diri 2. Hasil penelitian Majalah MBA tahun 1957, yang berasal dari 5.519 responden memberi jawaban bahwa hal-hal yang mendorong pengembangan karir adalah : a. Keinginan mengembangkan diri sendiri sesuai dengan kemampuan intelektual yang mereka miliki. b. Agar memperoleh tingkat kompensasi yang lebih besar dari biasa c. Keinginan untuk mendapat kebebasan dalam pekerjaan d. Keinginan untuk ada jaminan keselamatan dalam pekerjaan e. Keinginan mengejar prestasi dinas dalam bekerja. Menurut Siagian (1992), hal-hal yang diharapkan karyawan terhadap penerapan pengembangan karir yang dilakukan perusahaan, antara lain : 1. Adanya pelaksanaan yang adil dan benar Maksudnya adalah adanya pola yang jelas yang dijadikan pegangan dalam memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk berkarir tanpa membedakan satu sama lain. Hal ini bisa terjadi jika pengembangan karir itu sudah diatur sedemikian rupa dengan kriteria yang logis, rasional dan jauh dari tafsir subjektivitas. 2. Adanya kepedulian para atasan langsung Yang mengetahui kelemahan dan kelebihan seorang karyawan adalah atasannya langsung, sebab atasan tersebut selalu membimbing dan mengarahkan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. 3. Disebarluaskannya informasi tentang kesempatan promosi Informasi tantang perkembangan perusahaan ataupun hal-hal yang berkaitan dengan perbaikan nasib mereka akan dapat mendorong mereka untuk menentukan langkahlangkah pengembangan tersebut, meningkatnya prestasi kerja dan berusaha memenuhi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 15 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB kriteria yang ditentukan untuk dapat lolos dalam kesempatan pengembangan karir. Dan sebaliknya jika informasi tersebut tidak sampai pada karyawan, maka mereka akan menjadi buta tentang perkembangan perusahaan dan tidak dapat menentukan sebenarnya yang dituntut perusahaan dan peluang pengembangan karir tersebut 4. Dilakukannya pengembangan minat untuk dipromosikan Ini merupakan tugas kewajiban atasan karyawan yang bersangkutan, baik minat dan semangat kerja maupun minat yang menimbulkan gairah kerja, sehingga mereka turut berlomba dalam kesempatan pengembangan karir yang akan datang. 5. Adanya perasaan puas dalam pengembangan karir Rasa puas yang dirasakan setiap orang berbeda sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keinginan yang bersangkutan. Setiap karyawan harus dapat mengukur tingkat kepuasannya dalam bekerja, sebab tingkat kepuasan yang tinggi harus pula diikuti oleh kemampuan dan ketrampilan kerja yang lebih tinggi. Usaha-usaha yang dilakukan Bagian SDM untuk melaksanakan pengembangan karir, diantaranya adalah : 1. Menyusun perencanaan karir dengan melihat perusahaan secara keseluruhan 2. Menyebarluaskan informasi tentang pola karir yang dipakai dalam perusahaan 3. Menghimpun data dari berbagai sumber tentang ihwal karyawan untuk pengembagan karir 4. Melakukan pelatihan khusus kepada karyawan yang disiapkan untuk kesempatan pengembangan karir 5. Melakukan telaah cara-cara yang tepat untuk digunakan dalam pegembangan karir. Faktor-faktor penghambat pengembangan karir, antara lain : 1. Kekurangan biaya, sebab pengembangan karir menghendaki pendanaan yang besar, yang bisa menjadi tambahan beban biaya bagi perusahaan 2. Kesukaran untuk menyusun pola karir yang tepat, sebab belum jelas arah pengembangan karir 3. Kemampuan Bagian SDM yang masih terbatas dalam menafsirkan hakikat pengembangan karir Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 16 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB 4. Sulitnya menginventarisasi para karyawan yang tepat untuk pegembangan karirnya secara tepat. Atasan karyawan merupakan orang yang paling tahu tentang kemampuan dan keterampilan bawahan, kesetiaan bawahan pada organisasi, prestasi kerja dan wawasan bawahan yang bersangkutan. Oleh sebab itu atasan ini amat berperan dalam pengembangan karir bawahannya dan selalu memberi saran pada Bagian SDM, sehingga dimasukkan dalam program perencanaan karir yang disusun. Terkadang atasan dapat menjadi faktor penghambat dalam penitian karir seorang karyawan, yang lebih banyak berdasarkan pada unsur subjektivitas saja, yaitu : 1. Merasa kurang senang pada seorang karyawan, sehingga tidak pernah mengusulkan untuk pengembangan karir 2. Merasa dapat saingan dalam pekerjaan, bila bawahannya mendapat promosi 3. Tidak mempunyai kepedulian pada bawahan, terutama dalam pemberian kesempatan dalam pengembangan karir 4. Tidak memberikan informasi yang jelas pada bawahan. Pengembangan karir karyawan tidak berarti hanya melalui promosi saja atau peningkatan kedudukan seorang karyawan dari yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Pengembangan karir sebagaimana yang dimaksud oleh definisi adalah sesuatu perubahan yang diinginkan karyawan dan jika dapat perubahan itu berupa kemajuan yang bersifat vertikal. Artinya mengubah status atau eselon yang bersangkutan. Namun pengembangan karir dapat berupa mutasi, baik itu mutasi tempat kerja (tour of area) ataupun mutasi alih tugas (tour of duty). D. Plato Pengembangan Karir Rasa puas diri digambarkan oleh majalah Antusias No. 34/III/I/1992 secara baik dengan istilah plato (plateu). Plato merupakan tanah rata di punggung bukit yang menjadi tempat istirahat pada pendaki bukit, setelah penat menjelajah tebing curam dan bukit tinggi. Demikian juga dengan pendakian karir menuju puncak juga akan ditemui plato tersebut. Kedudukan yang cukup tinggi, kompensasi yang memadai, pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan sering membuat orang terbuai pada plato karir dan lupa pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 17 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB sasaran untuk mencapai puncak yang akhirnya karir tersebut kandas karena merasa puas diri. Judith M. Berwick dalam bukunya The Palteuing Trap menurut Antusias mengemukakan bahwa ada bentuk 4 palto karir, yaitu : 1. Plato yang Produktif Plato yang produktif merupakan plato yang dibuat sendiri oleh karyawan, yang disebabkan karena yang bersangkutan sadar bahwa hasil sekarang dianggapnya merupakan kedudukan yang paling tinggi dapat dicapainya, namun orang tersebut tetap bersemangat dalam berprestasi. Ia tidak berambisi mendapatkan jabatan yang lebih tinggi, tapi ia tetap melaksanakan pekerjaan sekarang karena ia sudah cukup senang. Ciri-ciri dari plato yang produktif antara lain : Perusahaan menghargai yang bersangkutan karena setiap tugas dapat diselesaikan dengan baik Bersedia terlibat dalam setiap kegiatan perusahaan dan profesi Beranggapan bahwa pekerjaan di tingkat yang lebih tinggi akan mengandung aspek negatif Menganggap bahwa apa yang dikerjakannya sekarang adalah vital bagi keberhasilan perusahaan. 2. Plato Sebagian Plato sebagian akan menghinggapi orang yang tidak begitu sukses didalam pekerjaannya tapi amat berhasil dalam menjalin hubungan kerja dengan kegiatan atau teman di luar perusahaan. Baginya mempunyai relasi yang luas dari pekerjaannya sekarang sudah cukup menyenangkan. Ciri-ciri dari Plato Sebagian ini terlihat pada : a. Tetap melakukan pekerjaan rutin yang diselingi oleh peristiwa persahabatan yang menyenangkan b. Pengakuan datang dari orang luar yang menghargai hasil pikiran dan pekerjannya untuk mereka. c. Sebagian besar tugas diselesaikan dengan baik, walaupun tidak menarik hatinya. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 18 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB d. Hubungan dengan atasan langsung baik, tapi tidak memberi harapan nyata untuk pengembangan karir. 3. Plato yang Menyenangkan Disini karyawan menyenangi pekerjaannya karena tingkat kompensasi yang diterimanya memadai. Yang bersangkutan disini merasa sudah senang dan puas pada pengetahuan dan keterampilan yang dipegangnya sekarang dan tidak ingin turut berlomba seperti orang lain dalam mengejar karir. Ciri-ciri dari Plato yang Menyenangkan ini adalah : a. Sangat puas dengan pekerjaannya sekarang b. Merasa enggan untuk diganggu oleh perubahan c. Tidak berupaya untuk mengembangkan karir selanjutnya d. Ingin tetap bekerja pada perusahaan selama mungkin, sebab merasa ada prestasi dalam tugas e. Tidak dapat dimotivasi dengan promosi jabatan 4. Plato yang Pasif Hal ini menghinggapi karyawan yang merasa diri mampu tapi selalu dilewati oleh orang-orang yang lebih junior dalam hal promosi. Walaupun ia merasa jenuh dengan pekerjaannya tapi ia enggan untuk turn over (pindah perusahaan) dan ia tidak pernah memiliki motivasi untuk alih tugas. Disini karyawan sering merasa tidak berdaya untuk mengubah nasib, sehingga terlihat selalu berada dalam kondisi putus asa dan tidak mau bersahabat dengan orang lain yang dianggapnya lebih sukses dari dirinya. Ciri-ciri dari plato pasif ini, antara lain : a. Kurang terlibat atau berminat dalam kegiatan perusahaan b. Tidak mampu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan c. Merasa diri tidak laku lagi dalam bursa karyawan dan sudah dilupakan d. Merasa diri sudah di atas tingkat pekerjaan yang sekarang e. Tidak menonjol pada lingkungan tempat ia bekerja. Perusahaan harus mengatasi karyawan yang terkena penyakit plato-plato tersebut, terutama pimpinan yang bersangkutan, sebab sumbernya dari perusahaan. Sehingga keadaan tidak semakin parah yang dapat merusak karyawan dan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 19 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB terlebih lagi perusahaan yang harus selalu memberi kompensasi mereka tanpa adanya prestasi bagi perusahaan. E. Manajemen Karir Berdasarkan Konsep AKU dan Penerapannya dalam Perusahaan Ambisi, Kenyataan, Usaha (AKU) merupakan kondisi yang bisa dilihat secara individu maupun organisasi. AKU dalam organisasi secara operasional menyangkut beberapa terminologi seperti visi dan misi organisasi (Ambisi), kondisi manajemen, budaya perusahaan dan besarnya organisasi (Kenyataan Internal) dan sistem mekanisme, serta strategi pengelolaan yang diberlakukan (Usaha). Sedangkan menurut pandangan secara individu, Ambisi bisa dipengaruhi oleh Kenyataan Internal yang berupa kebutuhan emosional berkaitan dengan tahap perkembangan hidupnya, serta kecenderungan dan kesanggupan tertentu untuk mempersepsi kondisi organisasi sebagai Kenyataan Eksternal individu. Aktivitas Usaha yang dilakukan individu ada yang sepenuhnya dapat mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh organisasi, ada pula yang menyimpang. Jika AKU individu dengan AKU organisasi tidak sejalan, maka keadaan tersebut merupakan bentuk gejala AKU yang tidak selaras. Untuk itu perlu Usaha proaktif untuk mencegah terjadinya masalah. Sebab AKU bersifat dinamis, maka perlu disediakan wadah untuk mengarahkan dinamika AKU agar mengalami progresivitas. AKU yang berkembang berarti mengalami peningkatan dan pemeliharaan kapasitas produksi. Pengembangan karir pun merupakan manifestasi perkembangan AKU. Untuk itu perlu dibuat sistem yang berisi perencanaan karier yang berlaku umum yang menuntut kondisi prasyarat tertentu agar berhasil menjalankan peran pada jenjang tersebut. Konsep AKU menyebut kondisi prasyarat itu sebagai AKU ideal. Ciri-ciri dari AKU ideal harus sesuai dengan jenjang tuntutan yang ada yang merupakan salah satu Usaha untuk menyelaraskan AKU pribadi dengan AKU organisasi. Pada dasarnya penjenjangan merupakan sebuah mekanisme yang mengatur kesamaan hak dari tiap individu untuk berkembang sesuai dengan kesanggupannya, perolehan bimbingan dari atasan, penciptaan kesadaran akan kesempatan yang ada, penyediaan informasi mengenai syarat untuk dapat meningkatkan jenjang karier dari Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 20 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB berbagai sudut pandang dan pencapaian kepuasan karier (W.B. Werther, Jr & Keith Davis, 1996). T.B. Gutteredge & Z.B. Leibowitz (1993) mengungkapkan bahwa pengelolaan karier merupakan mekanisme yang menjembatani kebutuhan organisasi untuk bertahan, bertumbuh dan berkembang melalui kemampuan para karyawannya dalam menghadapi tantangan, tuntutan zaman dan persaingan secara proaktif dan kebutuhan individu untuk memanfaatkan kekuatan yang dimiliki, memenuhi kebutuhan perkembangan, mendapatkan tantangan, mencapai kesesuaian minat, nilai dan gaya hidup. Atau pengelolaan karier harus menjawab sebuah isu mengenai Usaha karyawan mengembangkan diri mereka sendiri dengan cara yang menghubungkan efektivitas dan kepuasan personal dalam mencapai tujuan strategis organisasi. Jadi manajemen karier yang baik melibatkan seluruh pihak karyawan, manajer dan organisasi. Keuntungan yang didapat karyawan adalah stimulasi terhadap motivasi internal untuk memiliki komitmen dan loyalitas tanpa adanya paksaan dari siapapun. Sedangkan bagi manajer, keuntungan yang ditimbulkan adalah peningkatan kualitas komunikasi dalam hal menjaga intensitas kerja sama maupun pengembangan staf mereka. Dan bagi organisasi, akan menuai loyalitas karyawan, mengembangkan komunikasi bermutu yang dapat memperkuat misi organisasi, serta kapasitas produksi SDM itu sendiri. Secara umum yang ingin dicapai dengan adanya desain karier adalah meningkatkan produktivitas karyawan, mencegah kejenuhan kerja dan penggunaan ide usang, serta mengembangkan kualitas dunia kerja karyawan (H.J. Bernardin & J.E.A. Russell, 1993) Perencanaan dan pengelolaan karier merupakan Usaha proaktif organisasi untuk mencegah dan mengatasi masalah yang timbul. Pada hakekatnya masalah adalah kesenjangan antara Ambisi dan Kenyataan. Solusinya adalah mengubah Kenyataan atau mengubah Ambisi. Sebagian besar usaha yang dilakukan dalam rangka pengelolaan karier adalah mengubah Kenyataan AKU yang ada menjadi AKU ideal sesuai dengan kebutuhan organisasi, yang meliputi kesanggupan individu mengefektifkan sumber daya maupun sarana prasarana yang ada, keyakinan dan kecenderungan serta tingkat Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 21 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB produktivitas yang diharapkan. Pengubahan Kenyataan berarti perencanaan program intervensi. Suatu program sebaiknya dapat membuat peserta mampu untuk memberdayakan dirinya mengatasi variasi probabilitas masalah yang tidak seluruhnya mungkin untuk direpresentasikan pada saat program berlangsung. Strategi yang digunakan adalah mengubah cara berpikir dan sikap, serta nilai-nilai tertentu dari peserta program. Selain Usaha untuk mengubah Kenyataan, manajemen karier juga membutuhkan pengelolaan Ambisi. Ambisi harus dibuat secara terstruktur, sehingga dapat tercapai secara bertahap menurut dukungan Kenyataan yang ada. Ambisi organisasi sebaiknya dihayati sebagai Ambisi pribadi, sebab individu akan memiliki tanggung jawab untuk mencapai Ambisi tersebut apabila dirasakan sebagai Usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Karyawan diharapkan memiliki inisiatif untuk membuat perencanaan tindakan bagi dirinya sendiri yang kemudian disepakati bersama oleh manajer, bahkan bila perlu harus mengejar tercapainya kesepakatan yang dianggap mewakili berbagai kepentingan. Pada saat pengelolaan, karyawan bertanggung jawab untuk menyediakan informasi agar manajemen dapat mengusahakan terpenuhinya tuntutan keterampilan, pengalaman kerja, minat dan aspirasi karier. Bagi manajer, perencanaan karier dapat optimal bila mereka menjalankan perannya sebagai katalisator yang dapat memotivasi karyawan untuk peka pada proses pengembangan yang dirancangkan untuk mereka. Manajer harus mampu mengenali realisasi pencapaian objektif dan pemenuhan kebutuhan, bila perlu memberikan konseling dan megembangkan rencana kesepakatan yang saling menguntungkan. Disamping itu, manajer perlu menindaklanjuti dan memperbaharui rencana karyawan agar dirumuskan secara lebih tepat. Di sisi pengelolaan, manajer bertanggung jawab untuk menguji ketepatan informasi yang disampaikan karyawan. Informasi yang diperoleh harus dapat digunakan dengan mengadakan proses seleksi, penentuan kesempatan pengembangan, rotasi dan penempatan yang tepat. Perencanaan karier merupakan tanggung jawab organisasi sebagai penyedia model perencanaan, sumber daya, konseling dan informasi. Sedangkan pada tahap Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 22 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB pengelolaan, organisasi memiliki tanggung jawab untuk menyediakan sistem informasi dan sistem akomodasi pengambilan keputusan yang tepat waktu dalam memenuhi kebutuhan. Kebijaksanaan, penetapan aturan dan iklim kerja yang memberikan kesempatan pada karyawan untuk perkembangan merupakan Kenyataan Eksternal yang tidak kalah pentingnya. Penerapan Konsep AKU dalam Manajemen Karier Dari semua dasar pertimbangan tersebut, ada beberapa saran bagi pengelolaan karier yang tepat : 1. Sadari Ambisi Perusahaan Rumusan ambisi akan sangat membantu bila terlihat dan terukur. Pengukuran yang dikembangkan secara objektif memiliki metode analisis dan interpretasi yang harus dipertanggungjawabkan. Dengan metode ini, langkah-langkah akan lebih efektif. 2. Sadari macam-macam persyaratan untuk menunjang Ambisi Perusahaan Untuk mencapai Ambisi, maka Kenyataanpun harus mendukung. Kesenjangan antara Ambisi dan Kenyataan harus dijembatani dengan struktur Ambisi. Dari tahapan struktur tersebut pasti membutuhkan Kenyataan atau kondisi prasyarat tertentu. Prasyarat tersebut dirumuskan kedalam kriteria jabatan yang sudah mulai diberlakukan sejak proses seleksi sampai ke tingkat pengembangan karier lebih lanjut. Untuk mencapai kriteria tersebut maka dilakukan Usaha baik yang sudah baku (prosedur dan aturan) maupun Usaha kreatif lainnya. 3. Buat profil AKU untuk tiap jenjang Setiap jenjang karier menuntut AKU yang khas. Organisasi dapat menyediakan fasilitas pencapaian tuntutan itu melalui program pelatihan berjenjang yang sesuai. 4. Analisis AKU masing-masing karyawan Analisis ini dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil asesmen yang dilakukan pada saat penerimaan karyawan. Melalui analisis ini organisasi dapat memperoleh interprestasi dan pengenalan masalah sedini mungkin terhadap AKU karyawan. 5. Buat proyek karier bagi tiap individu Hal ini dapat dibuat dengan mempertimbangkan baik gambaran AKU karyawan maupun jenjang jabatan yang ada di perusahaan. Penyusunan proyeksi ini merupakan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 23 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB tugas individu dengan cukup membuka diri, dibantu oleh atasan/manajer dan mendapat kesempatan dari organisasi. 6. Rencanakan pendidikan yang dibutuhkan karyawan Rencana mengelola AKU karyawan agar nantinya memiliki AKU yang sesuai dengan prasyarat yang meliputi aspek kesanggupan, kecenderungan dan keyakinan. Garis besarnya rencana pendidikan bagi tiap jenjang karier dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Jenjang Karier dan AKU Ideal JENJANG AKU IDEAL Percobaan (Awal Karier) - Memiliki kesanggupan menyesuaikan diri dalam lingkup profesional. - Memiliki konsep mengenai variasi pekerjaan dan sikap kerja yang interdependen - Berani mengekspresikan diri - Mampu menetapkan pilihan dan konsentrasi pada bidang tertentu - Memiliki etos kerja - Mampu mengakses diri, mengenali motif-motivasi dan perilaku sendiri (Memahami AKU Pribadi) - Memiliki paradigma yang tepat untuk mendasari komitmen kerja. - Menerapkan orientasi prestasi dalam aktivitas sehari-hari - Memiliki sikap proaktif (sebagai dasar kemandirian) dengan membuat struktur Ambisi yang sesuai dengan Kenyataan dan memiliki sikap yang tepat terhadap tantangan maupun hambatan. - Mampu membuat alternatif Usaha yang realistis dalam perencanaan pengembangan AKU pribadi dengan memperhitungkan dampak serta peluang Usaha yang dipilih - Menguasai konsep serta mengenali ciri gaya kerja - Mengenali gaya kerja pribadi dan orang lain - Mampu menerapkan gaya kerja yang tepat untuk pencapaian tujuan organisasi - Memiliki paradigma yang tepat dalam pengembangan Manajemen Mutu Terpadu - Menyadari Konsep Data Based Action (DBA) - Memahami masing-masing jenis data yang perlu diperhatikan dalam tugas sebagai katalisator, realisasi pengelolaan karier, konseling, perencanaan dan pencapaian kesepakatan karier. - Mampu menggunakan teknik-teknik analisa data - Mampu membuat perencanaan dan keputusan untuk mengembangkan Usaha berdasarkan data - Mampu menggunakan berbagai teknik komunikasi dan solusi masalah secara kreatif - Mampu membuat sistem pengawasan, pemberian umpan balik dan menciptakan sinergi kerja. Staff/Officer (Pemantapan/ Kemajuan) Penyelia/ Supervisor (Tengah Karier) Manajer Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor ALTERNATIF PENDIDIKAN Pelatihan AKU Pengantar Pelatihan AKU Dasar Pelatihan AKU Menengah Pelatihan AKU Lanjutan 24 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB VI. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA A. Pengertian PHK Pengertian Pemutusan Hugungan Kerja (PHK) adalah Suatu keadaan sedemikian rupa sehingga karyawan harus berhenti bekerja pada perusahaan tempatnya bekerja selama ini. Persyaratan : Tenggang waktu pemberhentian Peraturan tenggang waktu → pasal 1603 i KUHP Alasan pemberhentian a. Keinginan perusahaan b. Keinginan karyawan sendiri dan c. Sebab-sebab lain. Izin dan saat pemberhentian → instansi pemerintah → undang-undang Pemberian pesangon, uang jasa ataupun uang ganti rugi. Indonesia → bekerja → bangga (gaji kecil) → menganggur (tidak disukai) Sebab and Akibat PHK 1) Permintaan sendiri Sebab : - Terlilit hutang - Kondisi kesehatan - Pekerjaan tidak cocok dengan minat dan bakat - Perlakuan tidak adil Upaya perbaikan dan penyempurnaan untuk menanggulangi : - Kompensasi - Seleksi dan penempatan - Sistem Informasi Manajemen 2) Kebijakan Organisasi/Perusahaan - Karyawan tidak disiplin - Karyawan kurang cakap dan tidak produktif, serta tidak dapat bekerjasama - Tindakan asusila - Masa krisis moneter 3) Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku - Meninggal dunia atau hilang - Telah mencapai batas umur untuk PHK - Melanggar peraturan yang berlaku - Berakhirnya masa kontrak dengan perusahaan - Terlibat dengan kegiatan yang menentang pemerintah (subversif) PHK Dilihat dari Jangka Waktu PHK yang bersifat sementara PHK yang bersifat permanen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 25 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Peraturan PHK dan Hak Pegawai Setelah Pemberhentian UU no. 8 tahun 1974 Keputusan Menaker dengan KEP-150/MEN/2000 tentang penyelesaian PHK dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian di perusahaan Keputusan Menaker dengan KEP-78/MEN/2001 tentang perubahan atas beberapa pasal keputusan Menaker dengan KEP-150/MEN/2000 PHK untuk PNS Sebab-sebab: Permintaan sendiri Kondisi fisik dan mental Hukuman jabatan Akibat penyelewengan Perubahan susunan kantor Rasionalitas pegawai Ketidakcakapan melaksanakan tugas Mencapai usia pensiun Meninggalkan jabatan 10.Lalai melaksanakan ketentuan penting PHK di Perusahaan Swasta Uu No. 12 tahun 1964 tentang PHK di perusahaan swasta Peraturan Menaker dengan PER-04/MEN/1986 tentang tata cara PHK dan penetapan uang pesangon, uang jasa dan ganti kerugian KEP-150/2000 dan KEP-78/MEN/2001 Strategi Sukses PHK Pentingnya membuat minus menjadi plus (Strategi Pemanfaatan) Pentingnya membebaskan diri dari cara-cara lama (Strategi Pembalikan) Membuat pendefinisian kembali terhadap makna “bekerja” (Jurus Redefenisi) Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 26 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB VII. KOMPENSASI Pengertian Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa atas upaya-upaya yang telah diberikan kepada perusahaan (Hendri Tanjung & Ishak Arep). Kompensasi adalah semua balas jasa (reward) yang diterima dari seseorang karyawan atau pekerja dari perusahaannya sebagai akibat dari jasa atau tenaga yang telah diberikan kepada perusahaan tersebut (Human Resources Manajement karangan A. Fikri Jahrie dan Drs. S. hariyoto). Kompensasi adalah semua pendapat yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan (Drs. Malayu S. P. Hasibuan). Kompensasi adalah sesuatu yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikan baik upah perjam ataupun gaji periodik didesain dan dikelola oleh bagian personalia (William B. Werther dan Keith Davis). Kompensasi adalah segala sesuatu yang dikonstitusikan atau dianggap sebagai balas jasa atau ekuivalen (Andrew F. Sikula). Kompensasi adalah sebagai balas jasa yang adil dan layak diberikan kepada para pekerja atas jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi (Edwin B. Flippo). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja Serikat Pekerja Produktivitas Kerja Karyawan Kemampuan Perusahaan untuk Membayar Pengupahan dan Penggajian Biaya Hidup Kendala-kendala Pemerintah Pemerintah dengan UU dan Kepresnya Posisi Jabatan Karyawan Pendidikan dan Pengalaman Kerja Kondisi Perekonomian Nasional Jenis dan Sifat Pekerjaan Tingkat Kompensasi yang Berlaku di Perusahaan Lain Tujuan Kompensasi Menjamin Sumber Nafkah Karyawan Bersama Keluarga Meningkatkan Prestasi Kerja Para Karyawan Meningkatkan Harga Diri Para Karyawan Memperkuat Hubungan Kerja Antar Karyawan dan Peraturan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 27 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Mencegah Karyawan Meninggalkan Perusahaan Meningkatkan Disiplin Kerja Perusahaan Dapat Mengefisiensikan Tenaga Karyawan yang Potensial Perusahaan Dapat Bersaing Dengan Tenaga Kerja di Pasaran Mempermudah Perusahaan Mencapai Tujuan Melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku Perusahaan Dapat Memberikan Teknologi Maju Proses Kompensasi Dasar Pemberian Kompensasi Kompensasi Berdasarkan Satuan Volume yang Dihasilkan Kompensasi Berdasarkan Satuan Waktu Kompensasi Berdasarkan Penilaian Pekerjaan Jenis-jenis Kompensasi Morgan (1986) dalam bukunya Introduction To Psychology Kompensasi Langsung adalah penghargaan yang berupa gaji atau upah yang dibayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang tepat. Kompensasi Tidak Langsung adalah pemberian bagian keuntungan atau manfaat lainnya bagi para pekerja diluar gaji atau upah tetap, dapat berupa uang atau barang, Insentif adalah sesuatu yang ada diluar diri seseorang sehingga orang tersebut berperilaku tertentu untuk mendapatkan sesuatu tersebut. Kompensasi Langsung Cara perhitungan atau pertimbangan dasar dalam melakukan penyusunan upah dan gaji sebagai berikut : Upah menurut prestasi kerja Upah menurut lama kerja Upah menurut senioritas Upah menurut kebutuhan Kompensasi Tak Langsung Dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar –Jaminan keamanan dan kesejahteraan kerja. –Pembayaran upah selama tidak bekerja. –Pelayanan bagi pekerja. Termasuk dalam kompensasi ini adalah kompensasi pelengkap yang merupakan salah satu bentuk pemberian kompensasi berupa penyediaan paket dan programprogram pelayanan karyawan, maksudnya untuk mempertahankan keberadaan karyawan dalam jangka panjang. Insentif Sifat dasar dalam sistem pengupahan insentif yang perlu mendapatkan perhatian sebagai berikut : Pembayaran diupayakan cukup sederhana. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 28 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Upaya insentif yang diterima dapat menaikkan motivasi kerja, sebagai output dan efisiensi kerja yang meningkat. Pelaksanaan pengupahan insentif hendaknya cukup cepat, sehingga karyawan yang berprestasi lebih cepat merasakannya. Penentuan standar kerja hendaknya secermat mungkin. Besarnya upah normal dengan standar kerja perjam hendaknya cukup merangsang pekerja untuk lebih giat lagi bekerja. TUJUAN MANAJEMEN KOMPENSASI Beberapa Prinsip Manajemen Kompensasi : a. Terdapatnya rasa keadilan dan pemerataan pendapatan dalam perusahaan. b.Setiap Pekerjaan dinilai melalui proses evaluasi pekerjaan dan kinerja. c. Mempertimbangkan keuangan perusahaan. d.Nilai rupiah dalam sistem pengajian mampu bersaing dengan harga pasar tenaga kerja yang sejenis. e. Sistem penggajian yang baru dapat membedakan orang yang berprestasi baik dan yang tidak dalam golongan yang sama. f. Sistem pengajian yang baru harus dikaitkan dengan penilaian kinerja karyawan. Tujuan Manajemen Kompensasi Efektif : Memperoleh Personil yang Berkualifikasi Mempertahankan Karyawan yang Ada Menjamin Keadilan Penghargaanterhadap Perilaku yang Diinginkan Mengendalikan Biaya Mengikuti Aturan Hukum Memfasilitasi Pengertian Meningkatkan Efisiensi Administrasi Tahapan-tahapan Manajemen Kompensasi : Fase 1: Mengevaluasi tiap pekerjaan, dengan menggunakan informasi analisis pekerjaan, untuk menjamin keadilan internal yang didasarkan pada nilai relatif setiap pekerjaan Fase 2: Melakukan survei upah dan gaji untuk menentukan keadilan eksternal yang didasarkan pada upah pembayaran di pasar kerja Fase 3: Menilai harga tiap pekerjaan untuk menentukan upah pembayaran yang didasarkan pada keadilan internal dan eksternal EVALUASI DAN ANALISIS PEKERJAAN Perbandingan Faktor Langkah 1: Menentukan Faktor-faktor Penting Langkah 2: Menentukan Pekerjaan-pekerjaan Kunci Langkah 3: Membagi Secara Adil Upah Berlaku untuk Pekerjaan Kunci Langkah 4:Menempatkan Pekerjaan-pekerjaan Kunci pada Daftar Pembanding Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Faktor 29 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Langkah 5: MengevaluasiPekerjaan-pekerjaan Lain BEBERAPA TANTANGAN Tujuan Strategik Tingkat Upah Berlaku Kekuatan Serikat Pekerja Kendala Pemerintah Pemerataan Pembayaran Penyesuaian dan Strategi Kompensasi Tantangan Kompensasi Internasional Produktivitas dan Biaya KOMPENSASI SISTEM MERIT KELEMAHAN PENILAIAN KINERJA Kebanyakan penilaian kinerja selama ini tidak bisa diterima karena memiliki kelemahan, yakni : Tingkat kesatuan apa (individu, kelompok, atau organisasi) yang akan digunakan untuk mendistribusikan imbalan. Bagaimana bayaran akan dikaitkan dengan kinerja (misalnya: melalui peningkatan jasa, bonus, komisi, atau insentif). Apakah organisasi mempunyai sumber keuangan yang memadai untuk membuat agar pembayaran berdasarkan kinerja bermakna. Tahap-tahap apa saja yang akan ditempuh untuk memastikan bahwa karyawan dan manajemen punya komitmen terhadap sistem itu. Serta tahap-tahap apa yang akan ditempuh untuk memantau dan mengendalikan sistem tersebut. APA SISTEM MERIT? Pembayaran yang mengkaitkan imbalan dengan pretasi/kinerja karyawan Semakin tinggi kinerjanya semakin besar pula pembayaran yang diperoleh karyawan SYARAT METODE Agar Penilaian kinerja dapat dilaksanakan dengan baik diperlukan metode yang memenuhi persyaratan di bawah ini, yakni : Penerapan Sistem Merit Pelaksanaan pembayaran dengan sistem sistem merit dilakukan dengan pembayaran regular (satu kali) atau kenaikan imbalan untuk pekerjaan yang dimiliki kualitas tinggi. Pembayaran ini dapat berupa satu kali bonus, tambahan ekstra (incremental pay scale) atau persen tambahan upah biasa (Pass, et. al., 1996). Tiga sifat kunci : jenis ini menekankan kinerja individu, kinerja yang dihargai biasanya diukur secara subyektif dan jenis ini memberikan kenaikan yang permanen, Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 30 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB begitu kenaikan jasa diberikan, gaji pokok yang diperoleh akan lebih tinggi tanpa memandang kinerja yang akan datang. Besifat berskala yaitu, pembayaran yang diberikan untuk sekali kejadian kinerja (kinerja mungkin berlangsung sehari, seminggu, sebulan, atau selama sebuah proyek sedang dikerjakan) dan tidak berpengaruh selamanya terhadap gaji pokok yang akan datang. Dalam selanjutnya ditentukan oleh jumlah konstribusi kinerja itu. Mengevaluasi Sistem Merit cukup sulit karena: Diperlukan parameter pengukuran praktek sistem merit yang aktual; Diperluakn untuk memperoleh data tingkat kinerja lintas organisasi (cross-level organizational performance data) menurut McGinty dan Hanke.,1992). Menentukan apakah Sistem Merit benar-benar mencerminkan tingkat kinerja ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu : Distribusi realtif sistem merit meningkat melalui seluruh organisasi harus berbeda secara signifikan. Pembayaran harus mencerminkan perbedaan tingkat imbalan melalui kelompok dari variasi pekerjaan. Dalam kelompok kerja distribusi pembayaran harus berbeda secara signifikan berdasarkan kinerja relatif. Faktor-faktor yang menyebabkan gagalnya penerapan Sistem merit adalah : Nilai insentif imbalan yang ditawarkan terlampau rendah. Kaitan antara kinerja dan imbalan sangat lemah. Supervisor seringkali menolak penilaian kerja. Kontrak serikat pekerja mempengaruhi keputusan gaji untuk kinerja di dalam dan diantara organisasi. Timbulnya permasalahan anuitas. mengembangkan sistem penilaian kinerja yang akurat dan memiliki fokus pada kriteria yang berorientasi pada hasil dan spesifik pekerjaan. Melatih supervisor dalam mekanisme penilaian kerja dan dalam seni pemberian umpan balik kepada bawahan sedangkan kinerja yang tidak efektif harus dikelola secara kontruktif. Mengkaitkan secara erat imbalan dengan kinerja serta menggunakan penilaian kinerja semi tahunan untuk memberikan atau menolak peningkatan merit. Menggunakan suatu rentang peningkatan merit yang luas dan membuat peningkatan gaji menjadi lebih bermakna. Bahan Bacaan: Umara, A. 2002. Paradigma Baru Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: Amara Book. Mangkuprawira, Sjafri. 2003. Manajemen Sumberdaya Manusia Strategik. Ghalia Indonesia. Jakarta. Bernadin, H.John dan Joice E.A Russel. 1993. Human Resource Management An Experential Approach. MC.Frow Hill International Editions. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 31 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Perencanaan SDM Analisis Pekerjaan Rekruitmen, seleksi dan orientasi Produktivitas Prestasi kerja Kompensasi Perencanaan Karir Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemberhentian Sistem Informasi SDM Perilaku Organisasi Sikap dan Perilaku Komunikasi Kepemimpinan Hubungan Pengendalian Stres Kepuasaan Kerja Motivasi Konflik Metode Riset Pengertian Riset : suatu pemeriksaan atau pengujian yang teliti dan kritis dalam mencapai fakta atau prinsip-prinsip penyelidikan yang tekun guna memastikan suatu hal. Pengetahuan yang Ilmiah Bersifat obyektif Bersifat luas dan mendalam Bersifat relatif yang dapat diabstraksi Dilakukan dengan sistematis dan dapat dikonkritisasi. Berkembang dan bersifat mobile Memiliki disiplin dan metodis instrumentalis Kriteria Riset Ilmiah Berdasarkan pada fakta Bebas dari prasangka Mengunakan analisa Menggunakan hipotesa Mengunakan ukuran yang objektif Menggunakan teknik kuantitatif Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 32 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB TEKNIK PENULISAN ILMIAH Kunci dari tulisan ilmiah adalah kejelasan. Keberhasilan penelitian ilmiah adalah hasil dari pemikiran yang jelas atas masalah yang dirumuskan dengan jelas dan menghasilkan kesimpulan yang jelas pula. Agar mudah dimengerti, tulisan ilmiah harus jelas, sederhana dan terorganisir. Format dari tulisan ilmiah: IMRD Pendahuluan (I = Introduction), Metodologi (M = Method) Hasil (R = Result) Pembahasan (D = Discussion). Format yang berlaku untuk penulisan akhir : Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metodologi, Gambaran….., Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan Logika dari IMRAD: Apa problem yang dipelajari? Jawabnya terdapat pada Pendahuluan. Bagaimana problem tersebut dipelajari? Jawabnya ada pada Metodologi Apa yang ditemukan? Jawabnya ada pada hasil. Apa arti dan implikasi dari penemuan tersebut? Jawabnya ada pada pembahasan. Langkah-Langkah Riset Mendifinisikan dan merumuskan masalah Melakukan studi kepustakaan Memformulasikan hipotesis Menentukan model Mengumpulkan data Mengolah dan menyajikan informasi Menganalisis dan mengintrepretasikan Membuat generalisasi dan kesimpulan. Membuat laporan Metode dan Desain Riset Riset Dasar Tujuan : Membentuk teori baru dan bukan menerapkan hasil penemuan. Riset Terapan atau pengembangan Tujuan : menerapkan teori untuk memecahkan masalah, melakukan pengujian teori untuk menilai kegunaan teori itu sendiri. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 33 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Metode Deskripsi Bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Contoh : Studi Kasus, Survei, riset pengembangan, riset lanjutan, riset dokumen, riset kecenderungan, riset korelasi Metode Kasual-Komparatif Mengamati akibat dan kemudian mencoba untuk menentukan sebab. Contoh : Sebuah perusahaan melakukan restrukturisasi sejak dua tahun yang lalu. Untuk mengetahui dampak restrukturisasi maka dilakukan perbandingan kinerja sebelum dan sesudah restrukturisasi. Kinerja karyawan sebelum dan sesudah merupakan fakta yang tidak dapat diubah, sehingga eksperimen ini merupakan suatu klausal-Komparatif. Beberapa alternatif tujuan penelitian Desain deskripsi : Mendefinisikan dan mendeskripsikan suatu variabel yang diteliti Mengetahui perbedaan antara suatu variabel dengan variabel lainnya yang diteliti Mengetahui pelaksanaan suatu peraturan atau rencana Mengetahui fakta tentang teori/konsep/variabel di lokasi penelitian tertentu. Desain Kausal Menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Pengambilan sample Non-probabilistik Cara keputusan (judgment sampling) = purposive sampling Quota sampling Cara dipermudah (convienence) Cara bola salju (Snowball Sampling) Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengamatan/observasi (terstruktur dan tidak terstruktur) Teknik Tes Teknik Pertanyaan (terstruktur & tidak terstruktur Kriteria pertanyaan efektif : Kejelasan bahasa yang digunakan, ketegasan isi dan periode waktu, bertujuan tunggal, bebas dari asumsi, bebas dari saran, kesempatan dan konsistensi tata bahasa Skala Likert Skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baik dan tidak baik. Responden diminta mengisi penyataan dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam bentuk kategori tertentu bisa 5,7 (agar bisa menampung kategori yang ‘netral’). Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 34 Modul (Hand Out) Manajemen Sumberdaya Manusia Departemen Manajemen, IPB Cara Membuat Kuisioner 1. Komponen Inti Kuisioner Adanya subjek (individu/lembaga yang melaksanakan riset) Adanya ajakan Adanya petunjuk pengisian Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban. 2. Kuisioner sebagai Kertas kerja Satu bentuk kuisioner mengumpulkan data yang akan dipakai untuk menghasilkan data tertentu. Untuk satu bentuk riset bisa saja diperlukan lebih dari satu kuisioner, oleh karena itu penting dicantumkan kode. Alat dan Model Analisis Model Sikap dan Perilaku Model Perencanaan SDM Model Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Model Kualitas Karyawan yang Direkrut Evaluasi Pelatihan dan Pengembangan Model Stress Model Produktivitas Karyawan Model Hubungan Model Penilaian Kemangkiran dan penggantian pegawai Model Motivasi Kepuasaan Informasi ketenagakerjaan •..\..\Depnakertrans.htm Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 35