Bab 19 Etika Komputer

advertisement
Bab 19
Etika Komputer
19.1 Pendahuluan
Secara etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "Ethos"
yang berarti watak kesusilaan atau adat. Kata ini identik dengan
perkataan moral yang berasal dari kata latin "mos" yang dalam bentuk
jamaknya Mores yang berarti juga Adat atau cara hidup. Etika dan
Moral memiliki arti yang sama, namun dalam pemakaian sehariharinya ada sedikit perbedaan. Moral atau moralitas biasanya dipakai
untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk
pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
19.2 Perbedaan Pengertian Etika, Etiket, Moral, Hukum
Dan Agama
19.2.1 Perbedaan Etika Dan Etiket
Seringkali dua istilah tersebut disamakan artinya, padahal perbedaan
antara keduanya sangat mendasar. Dari asal katanya saja berbeda,
yakni Ethics dan Ethiquetle. Etika berarti moral sedangkan Etiket berarti
sopan santun. Namun meskipun berbeda, ada persamaan antara
keduanya, yaitu:
ƒ
Keduanya menyangkut perilaku manusia.
ƒ
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif,
artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan
468
Pengenalan Teknologi Komputer dan Teknologi
demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak
boleh dilakukan.
Perbedaannya yang penting antara lain yaitu:
ƒ
Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan
manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket
menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan
serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
ƒ
Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan.
Etika menyangkut pilihan yaitu apakah perbuatan boleh
dilakukan atau tidak.
ƒ
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada saksi
mata, maka maka etiket tidak berlaku.
ƒ
Etika selalu berlaku meskipun tidak ada saksi mata, tidak
tergantung pada ada dan tidaknya seseorang.
ƒ
Etiket bersifat relatif artinya yang dianggap tidak sopan dalam
suatu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam
kebudayaan lain.
ƒ
Etika jauh lebih bersifat absolut. Prinsip-prinsipnya tidak dapat
ditawar lagi.
ƒ
Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja. Etika
menyangkut manusia dari segi dalam. Orang yang bersikap
etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
19.2.2 Perbedaan Moral Dan Hukum
Sebenarnya kata keduanya terdapat hubungan yang cukup erat.
Karena antara satu dengan yang lain saling mempegaruhi dan saling
membutuhkan. Kualitas hukum ditentukan oleh moralnya. Karena itu
hukum harus dinilai/diukur dengan norma moral. Undang-undang
moral tidak dapat diganti apabila dalam suatu masyarakat kesadaran
moralnya mencapai tahap cukup matang. Sebaliknya moral pun
membutuhkan hukum, moral akan mengambang saja apabila tidak
dikukuhkan, diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat.
Bab 19 Etika Komputer
469
Dengan demikian hukum dapat meningkatkan dampak sosial
moralitas.
Walaupun begitu tetap saja antara Moral dan Hukum harus
dibedakan. Perbedaan tersebut antara lain:
ƒ
Hukum bersifat obyektif karena hukum dituliskan dan
disusun dalam kitab undang-undang. Maka hukum lebih
memiliki kepastian yang lebih besar.
ƒ
Norma bersifat subyektif dan akibatnya seringkali diganggu
oleh pertanyaan atau diskusi yang menginginkan kejelasan
tentang etis dan tidaknya.
ƒ
Hukum hanya membatasi ruang lingkupnya pada tingkah
laku lahiriah manusia saja.
ƒ
Sedangkan moralitas menyangkut perilaku batin seseorang.
ƒ
Sanksi hukum biasanya dapat dipaksakan.
ƒ
Sedangkan sanksi moral satu-satunya adalah pada kenyataan
bahwa hati nuraninya akan merasa tidak tenang.
ƒ
Sanksi hukum pada dasarnya didasarkan pada kehendak
masyarakat.
ƒ
Sedangkan moralitas
masyarakat.
tidak
akan
dapat
diubah
oleh
19.2.3 Perbedaan Etika Dan Agama
Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup
membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk
memecahkan masalah.
Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika
mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama
menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan
ajaran agama.
470
Pengenalan Teknologi Komputer dan Teknologi
19.2.4 Etika Dan Moral
Etika lebih condong ke arah ilmu tentang baik atau buruk. Selain itu
etika lebih sering dikenal sebagai kode etik. Moralitas adalah sifat
moral atau keseluruhan asas dan atau nilai yang berkenaan dengan
baik buruk.
Dua kaidah dasar moral adalah:
ƒ
Kaidah Sikap Baik. Pada dasarnya kita mesti bersikap baik
terhadap apa saja. Bagaimana sikap baik itu harus dinyatakan
dalam bentuk yang konkrit, tergantung dari apa yang baik
dalam situasi konkrit itu.
ƒ
Kaidah Keadilan. Prinsip keadilan adalah kesamaan yang
masih tetap mempertimbangkan kebutuhan orang lain.
Kesamaan beban yang terpakai harus dipikulkan harus sama,
yang tentu saja disesuaikan dengan kadar anggota masingmasing.
19.3 Peran Etika Dalam
Pengetahuan Dan Teknologi
Perkembangan
Ilmu
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlangsung sangat
cepat. Dengan perkembangan tersebut diharapkan akan dapat
mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup manusia. Untuk
menjadi manusia secara utuh. Maka tidak cukup dengan
mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus
menghayati secara mendalam kode etik ilmu, teknologi dan
kehidupan.
Apabila manusia sudah jauh dari nilai-nilai, maka kehidupan ini
akan terasa kering dan hampa. Oleh karena ilmu dan teknologi yang
dikembangkan oleh manusia harus tidak mengabaikan nilai-nilai
kehidupan dan keluhuran. Penilaian seorang ilmuwan yang mungkin
salah dan menyimpang dari norma, seharusnya dapat digantikan oleh
suatu etika yang dapat menjamin adanya suatu tanggung jawab
Bab 19 Etika Komputer
471
bersama, yakni pihak pemerintah, masyarakat serta ilmuwan itu
sendiri.
19.4 Etika Komputer
Pada waktu dekade yang lampau, etika telah diterapkan termasuk
etika komputer. Pada tahun 1940-an dan awal 1950-an, bidang studi
yang kini disebut etika komputer (computer ethics) telah memberikan
dasar penuh oleh Professor Norbert Wiener dari MIT.
Pada tahun 1970-an dan 1980-an etika komputer didefinisikan
dan dibuat ulang kembali oleh pemikir-pemikir yang tidak menyadari
bahwa Wiener juga telah banyak melakukan pekerjaan dalam bidang
ini. Hari ini, lebih dari 50 tahun setelah Wiener menciptakan etika
komputer, beberapa pemikir masih mencoba untuk mendefinisikan
sifat dasar dan batasan-batasan subjek.
19.5 Definisi Etika Komputer
Ada lima pertimbangan definisi yang berbeda mengenai etika
komputer yang telah dikembangkan sejak tahun 1970-an.
19.5.1 Definisi Menurut Walter Maner
Nama “Etika Komputer” tidak secara umum digunakan sampai
pertengahan tahun 1970-an, ketika Walter mulai menggunakannya. Ia
mendefinisikan bidang studi ini serentak menguji permasalahan etika,
yang diubah atau yang diciptakan oleh teknologi komputer.
Beberapa permasalahan etika yang lama, dia mengatakan, telah
bertambah buruk dengan komputer, sedang yang lain menjadi sadar
akan adanya teknologi komputer. Ia mengusulkan bahwa kita perlu
menggunakan teori ahli filsafat (philosopher) etika tradisional, seperti
etika utilitarian dari ahli filsafat kelahiran Inggris yaitu, Jeremy
Bentham dan John Stuart Mill, atau etika rationalist dari ahli filsafat
Jerman yaitu, Immanuel Kant.
472
Pengenalan Teknologi Komputer dan Teknologi
Jeremy Bentham (1748 – 1832
John Stuart Mill (1806 - 1873)
19.5.2 Definisi Menurut Deborah Johnson
Di dalam bukunya, Computer Ethics (1985), Deborah Johnson berkata
bahwa belajar etika komputer adalah cara dimana komputer"
merupakan versi baru dari standar permasalahan moral dan dilema
moral, memperburuk permasalahan masa lampau, dan memaksa kita
untuk menerapkan norma-norma moral biasa di dalam dunia yang
belum direncanakan".
Seperti Maner sebelum dia, Johnson mengadopsinya"
menerapkan filosofi" dengan pendekatan yang menggunakan
prosedur dan konsep dari utilitarianism dan Kantianism. Tetapi, tidak
sama seperti Maner, dia tidak percaya bahwa komputer menciptakan
permasalahan-permasalahan moral baru secara keseluruhan.
Melainkan, dia mempunyai pikiran yang baik bahwa komputer
memberikan suatu " corak baru".
19.5.3 Definisi Menurut James Moor
Di dalam artikelnya yang berpengaruh “What Is Computer Ethics?"
(1985), James Moor memberikan suatu definisi etika komputer yang
lebih luas dan meliputi banyak hal dibanding Maner maupun
Johnson. Ini tidak tergantung pada teori ahli filsafat khusus manapun
dan ini cocok (compatible) dengan suatu pendekatan yang luas untuk
pemecahan masalah etika. Sejak tahun 1985, Definisi Moor telah
menjadi yang paling berpengaruh.
Bab 19 Etika Komputer
473
Dia mendefinisikan etika komputer sebagai bidang yang terkait
dengan" kekosongan kebijakan" dan "mencampur aduk konseptual"
mengenai sosial dan penggunaan etika teknologi informasi:
Suatu masalah khusus yang timbul di dalam Etika Komputer adalah
disebabkan adanya suatu kekosongan kebijakan tentang bagaimana
teknologi komputer harus digunakan.
Komputer menyediakan kita dengan kemampuan baru dan ini pada
gilirannya memberikan kita banyak pilihan baru untuk bertindak.
Tugas pokok dari Etika Komputer adalah untuk menentukan apa yang
perlu kita lakukan dalam suatu kasus, yaitu: merumuskan kebijakan
untuk memandu/ menuntun tindakan kita....
Satu kesulitan adalah bahwa bersama dengan kekosongan kebijakan
ada sering kekosongan konseptual, walaupun suatu masalah di dalam
Etika Komputer mungkin kelihatan sangat jelas pada awalnya, adalah
menyatakan cerminan kecil suatu campur aduk konseptual.
Apa yang diperlukan pada kasus yang sedemikian adalah bahwa suatu
analisa menyediakan suatu kerangka kerja konseptual di dalam yang
mana untuk merumuskan suatu kebijakan untuk tindakan. (Moor 1985).
Moor berkata bahwa teknologi komputer adalah sebenarnya
revolusioner sebab itu” secara logika dapat ditundukkan":
Komputer secara logika dapat ditundukkan bahwa mereka dapat
dibentuk dan dicetak untuk melakukan aktifitas apa saja yang dapat
digolongkan dalam bentuk masukan, keluaran dan penghubung
operasi logika... Sebab logika berlaku di mana-mana, aplikasi teknologi
komputer yang potensial nampak tak habis-habis.
Menurut Moor, perkembangan komputer akan terjadi dalam dua
langkah. Langkah yang pertama adalah sebagai "pengenalan
teknologi" di mana teknologi komputer developed dan refined. Ini telah
terjadi sepanjang 40 tahun pertama setelah Perang Dunia Kedua
(Second World War). Langkah yang kedua - bahwa dunia yang
terindustrialisasi baru-baru ini adalah "penyebaran teknologikal
(technological permeation)" di mana teknologi dapat diintegrasikan ke
dalam aktifitas manusia sehari-hari dan ke dalam institusi sosial,
474
Pengenalan Teknologi Komputer dan Teknologi
perubahan sangat berarti dari konsep pokok, seperti "uang",
"pendidikan", "pekerjaan," dan " pemilihan umum yang adil".
Cara Moor menggambarkan etika komputer adalah sangat
sugestif (suggestive) dan kuat (powerful). Ini adalah cukup lebar untuk
menjadi kompatibel dengan cakupan yang luas dari teori filosofis dan
metodologi, dan ini berakar pada suatu pemahaman pengertian
(perceptive understanding) bagaimana perkembangan teknologi
diproses.
19.5.4 Definisi Menurut Terrell Ward Bynum
Pada tahun 1989 Terrell Ward Bynum mengembangkan definisi etika
komputer yang mengikuti usulan karangan/ catatan Moor tahun 1985.
Memberikan pandangan ini, computer ethics identifies and analyzes the
impacts of information technology on such social and human values as health,
wealth, work, opportunity, freedom, democracy, knowledge, privacy, security,
self-fulfillment, etc.
Ini pandangan etika komputer yang luas, yang menggunakan
penerapan pada sosiologi komputing, penilaian teknologi, hukum
komputer, dan bidang-bidang yang terkait. Ini menggunakan konsepkonsep, teori-teori, dan metodologi dari dan disiplin lain yang relevan.
Konsepsi etika komputer ini termotivasi oleh kepercayaan yang-akhirnya--teknologi informasi akan sangat berpengaruh pada manusia
dan semua hal yang bernilai.
19.5.5 Definisi Menurut Donald Gotterbarn
Pada tahun 1990-an, Donald Gotterbarn menjadi suatu advokat yang
kuat untuk suatu pendekatan yang berbeda pada etika komputer. Dari
perspektifnya, etika komputer harus dipandang sebagai suatu cabang
dari etika professional (professional ethics), terutama menyangkut
dengan standar praktek yang baik dan kode tingkah laku untuk
menghitung para profesional:
Ada perhatian kecil pembayaran pada bidang etika professional.
Dengan komputasi profesional berarti seseorang dilibatkan dalam
perancangan dan pengembangan kecerdasan komputer. Membuat
keputusan yang etis selama pengembangan dari kecerdasan ini
Bab 19 Etika Komputer
475
mempunyai suatu hubungan langsung ke berbagai isu yang dibahas di
bawah konsep etika komputer yang lebih luas. (Gotterbarn 1991).
Dengan pendekatan ini "etika profesional" ke etika komputer,
Gotterbarn co-authored the 1992 version of the ACM Code of Ethics
and Professional Conduct and led a team of scholars in the
development of the 1999 ACM/ IEEE Software Engineering Code of
Ethics and Professional Practice.
Tabel 19.1 The Ten Commandments of Computer Ethics
Oleh Computer Ethics Institute
1. Thou shalt not use a computer to harm other people.
2. Thou shalt not interfere with other people's computer work.
3. Thou shalt not snoop around in other people's computer files.
4. Thou shalt not use a computer to steal.
5. Thou shalt not use a computer to bear false witness.
6. Thou shalt not copy or use proprietary software for which you
have not paid.
7. Thou shalt not use other people's computer resources without
authorization or proper compensation.
8. Thou shalt not appropriate other people's intellectual output.
9. Thou shalt think about the social consequences of the program
you are writing or the system you are designing.
10. Thou shalt always use a computer in ways that insure
consideration and respect for your fellow humans.
476
Pengenalan Teknologi Komputer dan Teknologi
19.6 Kesimpulan
Secara etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "Ethos"
yang berarti watak kesusilaan atau adat. Kata ini identik dengan
perkataan moral yang berasal dari kata latin "mos" yang dalam bentuk
jamaknya Mores yang berarti juga Adat atau cara hidup.
Etika dari sistem komputer interaktip memfokuskan pada
bagaimana sistem (atau dapat) digunakan oleh para pengguna.
Berikut ini adalah beberapa aspek pekerjaan yang dipusatkan tersebut:
[Johnson, 2001, Bynum dan Rogerson, 2003, Erman dan Shauf, 2002,
Edgar, 1997]:
ƒ
Kebijakan-kebijakan (policies).
ƒ
Isu Moral dan sah (legal).
ƒ
Bertanggung jawab dan Etika professional.
ƒ
Etika Hacker dan hacker.
ƒ
Netiquette.
ƒ
Privacy.
ƒ
Hak milik.
ƒ
Isu Sosial dan demokratis.
ƒ
Ungkapan bebas.
ƒ
Tanggung-Jawab dan Kewajiban.
Semua isu ini memperlakukan dengan keras serta bagaimana manusia
dapat menggunakan atau menyalahgunakan teknologi komputer di
dalam konteks sosial mereka. Ini adalah jelas etika komputer yang
sekarang, menerima fakta bahwa komputer hanya mematuhi instruksi
dari para pengguna. Tetapi bagaimana jika komputer yang membuat
keputusan secara otonomi?
Suatu masalah khusus yang timbul di dalam Etika Komputer
adalah disebabkan adanya suatu kekosongan kebijakan tentang
bagaimana teknologi komputer harus digunakan.
Bab 19 Etika Komputer
477
Komputer menyediakan kita dengan kemampuan baru dan ini pada
gilirannya memberikan kita banyak pilihan baru untuk bertindak.
Etika komputer harus dipandang sebagai suatu cabang dari etika
professional (professional ethics), terutama menyangkut dengan standar
praktek yang baik dan kode tingkah laku untuk menghitung para
profesional. ***
Download