cover depan

advertisement
Japan International Cooperation Agency
KATA PENGANTAR
Sistem penyediaan air bersih bantuan Jepang memberikan kebahagiaan dan peningkatan kesehatan bagi anak-anak Kamboja
Globalisasi yang cepat dan tantangan-tantangan baru, khususnya kondisi krisis
keuangan dan perubahan iklim, telah menyebabkan terjadinya perubahan mendasar
dalam ekonomi politik baik di dunia negara berkembang maupun komunitas donor
internasional.
Sejak pembentukannya pada 1974, Badan Kerjasama Internasional Jepang,
yang dikenal dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) telah
membangun berbagai bentuk kerjasama teknik di lebih dari 150 negara dan wilayah.
Seiring dengan berjalannya waktu, peranan JICA pun telah berubah. Kini JICA lebih
berorientasi pada lapangan, bekerja lebih dekat dengan mitra pemerintah, organisasi
donor internasional, perusahaan swasta dan, yang terpenting dari semua itu adalah
bekerja sama dengan penduduk serta masyarakat lokal untuk mewujudkan harapan
bagi masa depan yang lebih baik.
Pada Oktober 2008, JICA bergabung dengan bagian Operasi Kerjasama Ekonomi
Luar Negeri (OECO), sebagai bagian dari organisasi Bank Jepang untuk Kerjasama
Internasional atau dikenal dengan JBIC (Japan Bank for International Cooperation).
Kini JICA “baru”, sebagai badan donor bilateral terbesar dunia, dapat memberikan
dukungan dalam bentuk Kerjasama Teknik, Pinjaman Bersyarat Lunak dan Bantuan
Hibah secara terpadu dan harmonis, untuk berbagai bidang pembangunan, mulai
dari proyek infrastruktur hingga proyek ditingkat akar rumput.
JICA Profile ini memberikan gambaran mengenai strategi organisasi dan kegiatan
operasional JICA “baru” yang beraneka ragam. Adapun Visi organisasi JICA adalah
mewujudkan “Pembangunan yang Inklusif dan Dinamis” untuk mencapai “ketahanan
manusia” bagi seluruh masyarakat dunia.
Daftar isi
KATA PENGANTAR .............................................................2
Kerjasama Internasional
Tantangan Global dan Dukungan bagi
Negara-Negara Berkembang ..............................................3
Inisiatif JICA
Sebagai Jembatan Penghubung antara Jepang dan
Negara-Negara Berkembang .............................................5
Inisiatif dalam Konteks Wilayah
[Asia]
Membangun Kerjasama Sesuai Kebutuhan
dengan Keragaman Wilayah...............................................9
[Timur Tengah dan Eropa]
Dukungan bagi Stabilitas,Perdamaian dan
Kesejahteraan Wilayah .....................................................11
1
[Afrika]
Dukungan bagi Terwujudnya Rasa Memiliki Afrika
dalam Pembangunan ................................................................12
[Amerika Latin dan Kepulauan Karibia]
Dukungan bagi Pelestarian Lingkungan dan Penanganan
Perubahan Iklim, Pertumbuhan Ekonomi yang
Berkesinambungan serta Pengentasan Kemiskinan ..............13
[Wilayah Pasifik]
Memperluas Dukungan dalam Mengatasi
Ketidakstabilan Negara-Negara Kepulauan Kecil ..................14
Kemitraan JICA
Menuju Efektifitas Bantuan ......................................................15
Sadako O GATA
Presiden
Japan International Cooperation Agency
Rangkuman JICA ......................................................................17
2
Kerjasama Internasional
Tantangan Global dan Dukungan
--- Selama lebih dari setengah abad, JICA telah berkiprah sebagai badan
bagi Negara-Negara Berkembang
pelaksana Bantuan Pembangunan Resmi (ODA) Jepang ---
Isu Globalisasi dan Keragaman
Saat ini jumlah penduduk dunia telah mencapai lebih dari 6 milyar, dimana 80%
dari total jumlah tersebut berada di negara-negara berkembang. Walaupun
dalam beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan ekonomi terus berlanjut
di sebagian negara-negara berkembang, namun kenyataannya masih terdapat
1,2 miliar penduduk yang hidup dengan penghasilan kurang dari satu dolar
Amerika per hari, sementara masih banyak yang tidak memiliki akses terhadap
air minum yang aman, pendidikan yang memadai atau pelayanan kesehatan
dan medis yang layak.
Seiring dengan cepatnya perkembangan globalisasi ekonomi dan masyarakat,
ada kekhawatiran bahwa isu-isu tersebut selain memberikan dampak bagi
negara-negara berkembang, pada akhirnya akan berdampak juga pada
komunitas internasional secara keseluruhan. Oleh karena itu, dukungan
terhadap negara berkembang menjadi sangat penting dalam menyelesaikan
isu-isu global, seperti lingkungan, sumber daya dan pangan.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pada 2000, Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) mengadopsi Deklarasi Milenium PBB (UN Millennium Declaration),
yang menetapkan beberapa Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium
Development Goals (MDGs) yang harus dilaksanakan oleh dunia agar dapat
dicapai sebelum 2015. MDGs menjelaskan target kuantitatif untuk delapan
bidang, seperti pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesetaraan gender
(meningkatkan status wanita), pelayanan kesehatan dan lingkungan.
Apabila penduduk yang menempati planet kita ini
terdiri dari 100 orang….. maka :
Penduduk yang tinggal di negara berkembang
Mereka yang tetap bertahan walau hanya dengan
pendapatan kurang dari 2 dolar per hari
80 (sekitar 5,2 milyar)
40 (sekitar 2,6 milyar)
Mereka yang tidak memiliki akses terhadap
sarana air minum yang aman
17 (sekitar 1,1 milyar)
Anak-anak yang tidak dapat bertahan hidup
sampai usia 5 tahun
8 (sekitar 0,5 milyar)
Mereka yang tidak mendapatkan gizi yang cukup
Mereka yang tidak memiliki akses terhadap sarana listrik
Penduduk yang buta huruf
Sumber: UNDP, Laporan Pembangunan Manusia 2007 / 2008
3
17 (sekitar 1,1 milyar)
25 (sekitar 1,6 milyar)
18 (sekitar 1,2 milyar)
Angka dalam kurung mengindikasikan
angka sebenarnya yang berkaitan dengan
penduduk dunia.
Mendukung Negara-Negara Berkembang menjadi
Anggota Komunitas Global yang Aktif
Jepang mengimpor lebih dari 90% untuk sumber daya alamnya, seperti minyak,
gas alam, dan bijih besi, serta 60% untuk pangan. Jepang juga mengekspor
banyak produknya ke dunia. Perdagangannya dengan negara-negara
berkembang mencapai 60% dari keseluruhan impornya dan 40% dari ekspornya,
sehingga negara-negara tersebut menjadi mitra yang sangat penting bagi Jepang.
Untuk mempererat kemitraan dengan negara-negara berkembang dan memberikan
sumbangsih terhadap stabilitas internasional, Jepang telah menyediakan Bantuan
Pembangunan Resmi (ODA) bagi negara-negara berkembang selama lebih dari
setengah abad. Sebagai organisasi yang berperan dalam menyediakan ODA,
JICA telah membantu pengembangan sumber daya manusia (SDM), alih
teknologi dan pengembangan infrastruktur di berbagai negara melalui kerjasama
teknik, pinjaman ODA dan memberikan bantuan hibah dalam kerangka kerjasama
bilateral. Kegiatannya telah mendapat pengakuan yang tinggi atas kesuksesannya
dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan
di berbagai negara Asia dan di berbagai belahan dunia.
JICA juga telah membangun kerjasama yang erat dengan pemerintah negaranegara industri maju dan organisasi bantuan internasional dalam mencapai MDGs
dan mengatasi isu-isu global seperti perubahan iklim
.
4
Inisiatif JICA
Sebagai Jembatan Penghubung
antara Jepang dan Negara-Negara Berkembang
JICA memberikan bantuan dan dukungan bagi negara-negara berkembang karena perannya
sebagai badan pelaksana ODA Jepang. Sesuai dengan visinya “Pembangunan yang Inklusif dan
Dinamis,“ JICA mendukung upaya negara-negara berkembang dalam mengatasi persoalan yang
dihadapinya dengan cara-cara yang paling tepat melalui berbagai pendekatan bantuan dengan
menggabungkan pendekatan berbasis regional, negara, maupun berorientasi isu pembangunan.
Pengiriman tenaga ahli
Kerjasama ini memberikan kontribusi
bagi pengembangan SDM dan
perumusan sistematika kelembagaan
melalui pengiriman tenaga ahli ke
negara-negara berkembang melalui
berbagi teknologi yang diperlukan
oleh negara-negara yang terkait dan
memberi rekomendasi untuk para
pejabat administratif serta personil di
bidang teknik dalam rangka
pembangunan ekonomi dan sosial
negara-negara tersebut.
f ) mengajarkan
hi
JTenaga ahli Jepang(l(kiri)
ODA dan JICA
Sejak bergabung dalam Colombo Plan*1 pada 1954, Jepang
telah memberikan bantuan teknik dan pendanaan bagi
negara-negara berkembang melalui ODA, dengan tujuan untuk
memberikan kontribusi terhadap perdamaian dan kemajuan
pembangunan masyarakat internasional yang akhirnya dapat
memberikan keamanan dan kemakmuran Jepang* 2.
JICA memiliki tanggung jawab untuk mengelola seluruh ODA,
seperti kerjasama teknik, pinjaman ODA dan bantuan hibah
secara terpadu, kecuali kontribusi yang diberikan melalui
organisasi internasional. JICA, sebagai badan donor bilateral
terbesar di dunia, berada di lebih dari 150 negara dan wilayah
serta memiliki sekitar 100 kantor perwakilan di seluruh dunia.
*1
Colombo Plan merupakan suatu organisasi kerjasama yang dibentuk
pada 1950 dengan tujuan mendukung pembangunan ekonomi dan
sosial negara-negara di Asia Selatan, Asia Tenggara dan wilayah Pasifik.
Kantor pusatnya berada di Kolombo, Srilanka.
*2
Dikutip dari ODA Charter, yang direvisi pada Agustus 2003.
teknik pemurnian air di Kamboja
Guna pengembangan sumber daya
manusia (SDM) dan perumusan sistem
administrasi di negara-negara berkembang,
kerjasama teknik melibatkan penugasan
tenaga ahli Jepang, penyediaan peralatan
yang dibutuhkan dan penerimaan para
personil dari negara-negara berkembang
untuk pelatihan di Jepang serta negara
lainnya. Rencana kerjasama bisa disesuaikan sehingga dapat mencakup berbagai
isu pembangunan.
Kerjasama
Teknik
Bantuan pertanian untuk Uganda
Bantuan
Pembangunan
Resmi
(ODA)
Bantuan
bilateral
JICA
Pinjaman ODA dapat mendukung negaranegara berkembang yang memiliki tingkat
pendapatan di atas level tertentu dengan
memberikan pinjaman lunak, tingkat bunga
rendah dan pengembalian jangka panjang,
(dalam Yen Jepang) untuk membiayai
pembangunannya. Pinjaman ODA digunakan untuk pembangunan infrastruktur skala
besar dan berbagai sarana dan prasarana
lainnya yang memerlukan pembiayaan atau
dana besar bagi pembangunan.
Pinjaman
ODA
(Pinjaman Lunak)
Infrastruktur & pelayanan sosial
(pendidikan, kesehatan,
penyediaan air, dll.)
27,1%
Lain-lain
31,3%
Perlindungan
lingkungan hidup, dll.
8,1%
Kontribusi keuangan
melalui organisasi
internasional
Bantuan hibah adalah penyediaan dana
yang tidak memerlukan pengembalian
bagi negara-negara berkembang yang
memiliki tingkat pendapatan rendah.
Bantuan hibah dimanfaatkan untuk
meningkatkan infrastruktur dasar seperti
sekolah, rumah sakit, fasilitas penyediaan
air dan jalan, termasuk penyediaan
pelayanan kesehatan dan medis, berikut
peralatan yang diperlukan serta berbagai
kebutuhan lainnya.
Bantuan
Hibah*
*Beberapa jenis Bantuan
Hibah akan tetap diberikan
langsung oleh Kementrian
Luar Negeri Jepang dalam
rangka kebijakan diplomatik.
2007
Sektor produksi
(pertanian, kehutanan, perikanan,
perdagangan, pariwisata, dll.)
9,9%
Infrastruktur & pelayanan
ekonomi
(transportasi, energi, dll.)
23,6%
Pencairan (bruto) *
Bantuan
pinjaman
5.682,67
49%
(Orang)
2007
Bentuk Kerjasama
TA 2008
*Pencairan (bruto) tidak termasuk jumlah yang diterima dari bantuan pinjaman.
Sumber: Japan’s Official Development Assistance White Paper 2008
Total
Kumulatif
Peserta pelatihan teknik
37.215
407.979
Penugasan Tenaga Ahli
5.620
92.777
Penugasan Tenaga
Ahli Muda Jepang (JOCV)
Kerjasama teknik
2.568,91
22%
5
Personil yang Terlibat dalam Operasional Kegiatan JICA
(Dalam juta Dolar AS)
Bantuan hibah
3.413,91
29%
Bantuan
Darurat
Penugasan Sukarelawan Lainnya
Informasi terkini tersedia di situs JICA.
http://www.jica.go.jp/english/
3.904
1.139
31.180
4.371
Tim Bantuan Darurat Jepang di
Algeria
Pembangunan sekolah dasar dan
menengah di Yaman
Sumber: Japan’s Official Development Assistance White Paper 2008
Bantuan (ODA) Bilateral Jepang Berdasarkan Jenis Bantuan
Para peserta pelatihan mempelajari
teknik pertanian di Jepang
Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan teknologi khusus
Jepang melalui pelatihan administrator,
teknisi dan peneliti dari negara-negara
berkembang, serta memberikan
kontribusi untuk membantu pemecahan
masalah yang dihadapi oleh negaranegara tersebut. Program pelatihan ini
dilaksanakan di Jepang melalui
kerjasama dengan pemerintahan pusat
dan daerah, universitas, perusahaan
swasta, organisasi non pemerintah
(ORNOP) serta pihak dan institusi Jepang
terkait lainnya.
Jembatan Bosphorus kedua di Turki
Bantuan
multilateral
Bantuan (ODA) Bilateral Jepang Berdasarkan Sektor Pembangunan
Penerimaan peserta
pelatihan
Bantuan (ODA) Negara-Negara Anggota Utama DAC*
(Juta Dolar AS)
(Pencairan Neto )
30.000
Kerjasama
melalui Partisipasi
Masyarakat
United States
Germany
25.000
France
20.000
15.000
United Kingdom
12.163
10.640
10.000
13.508
9.847
13.126
11.136
8.922
9.283 8.880
1998
1999
2000
2001
Italy
Canada
7.679 9.362
5.000
0
Japan
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
(Tahun kalender)
*DAC : Development Assistance Committee (Komite Bantuan Pembangunan)
Sumber : OECD – DAC
JICA Global Plaza di Tokyo
Jika terjadi bencana besar di
luar negeri, JICA mengirim
Tim Bantuan Darurat Jepang
(JDR) untuk menanggapi
kebutuhan yang mendesak
atas dasar usulan pemerintah
negara yang terkena bencana
atau organisasi internasional
sesuai dengan keputusan
Pemerintah Jepang. Tim-tim
ini bertugas mencari orang
hilang, terlibat dalam upaya
penyelamatan, memberikan
pertolongan pertama dan
perawatan medis untuk para
korban yang terluka atau sakit,
serta memberikan masukan
mengenai proses pemulihan
terbaik. JICA juga melakukan
pengiriman barang dan peralatan darurat seperti selimut,
tenda dan obat-obatan.
JICA menugaskan sukarelawan
seperti Tenaga Ahli Muda Jepang
(JOCV), mengelola proyek berdasarkan donasi melalui JICA
Fund, dan meningkatkan
pendidikan pembangunan (dalam
hal peningkatan pemahaman
isu-isu internasional) untuk
meningkatkan pemahaman
masyarakat Jepang tentang
berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh negara-negara
berkembang. JICA bekerjasama
melalui berbagai cara seperti
bermitra dengan lembaga
swadaya masyarakat (LSM),
pemerintah daerah, universitas
dan organisasi lain yang terlibat
dalam kegiatan kerjasama
internasional.
6
Inisiatif JICA
Alur Operasional JICA dalam Menyediakan Bantuan
Visi, Misi dan Strategi JICA
Ada banyak permasalahan dunia yang harus
diatasi oleh masyarakat internasional, sehingga
tidak bisa ditangani oleh masing-masing negara.
Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan
tersebut, sesuai dengan Visinya,
JICA telah mencanangkan empat Misi yang dapat
dicapai melalui empat pilar Strategi utamanya.
Operasional kerjasama JICA akan dilaksanakan
berdasarkan Visi dan Misi-Misinya ini.
JICA berupaya memberikan dukungan secara
efisien dan efektif sesuai kebijakan bantuan
Pemerintah Jepang, yang dikembangkan dengan
menghindari adanya bias dan memiliki perspektif
yang lebih luas dari sekedar skema bantuan
seperti kerjasama teknik, pinjaman ODA
dan bantuan hibah. Pada intinya, JICA secara
cepat melakukan perancangan dan pelaksanaan
proyek berdasarkan survei persiapan untuk
mempelajari substansi bantuan yang diperlukan
di lokasi proyek sebelum menerima proposal
bantuan dari negara mitranya.
JICA
Menitikberatkan pada
Pengentasan Kemiskinan
melalui Pertumbuhan yang
Berkeadilan
Misi 1 Agenda Global
Misi 2
Menitikberatkan pada agenda
global, seperti perubahan iklim, air,
pangan, energi, penyakit menular
dan keuangan
Menekankan pentingnya
pengentasan kemiskinan yang
berkelanjutan melalui pertumbuhan
yang inklusif dan merata
Pembangunan
yang Inklusif
dan Dinamis
Misi
Penguatan kebijakan, institusional,
organisasi dan sumber daya
manusia (SDM) sebagai pranata
atau perangkat dasar pembangunan
4
Pencapaian
Ketahanan Manusia*
Melindungi diri manusia dari
berbagai ancaman dan membangun
masyarakat untuk dapat hidup
secara bermartabat
*Definisi Ketahanan Manusia menurut Komisi
Ketahanan Manusia adalah melindungi inti dari
seluruh kehidupan manusia melalui perluasan
kebebasan manusia dan pemenuhan kebutuhan manusia.
Human Security Now, Komisi Ketahanan Manusia
2003, New York
4 strategi
Strategi bantuan berbasis wilayah,
negara dan tematik
Proposal bantuan
dari negara-negara
mitra
Survei persiapan untuk
perancangan proyek
[Pemerintah Jepang]
Persetujuan,
Penandatanganan Perjanjian
Internasional
Penilaian
kerjasama
teknik
Penilaian
pinjaman
ODA
Penilaian
bantuan
hibah
Masukan
Penguatan Tata Kelola
Misi 3 Pemerintahan
Visi
[Pemerintah Jepang]
Kebijakan Luar Negeri,
Kebijakan Bantuan
Pelaksanaan, pengawasan
Evaluasi*
* JICA melakukan evaluasi terhadap proyek-proyeknya dengan menggunakan siklus Rencana-Tindakan-Pemeriksaan-Aksi
(Plan-Do-Check-Act atau PDCA) untuk setiap skema baik kerjasama teknik, pinjaman ODA maupun bantuan hibah, dan
selanjutnya sistem tersebut diterapkan pula untuk memperbaiki mekanisme operasional dan untuk mencapai akuntabilitas
publik yang lebih memadai.
http://www.jica.go.jp/english/operations/evaluation/
Misi Pusat Penelitian JICA
Strategi
1
Bantuan yang
Terintegrasi
Strategi
2
Bantuan yang
Berkesinambungan
• Penyediaan bantuan yang cepat
• Menggabungkan dukungan
dan berkesinambungan, mulai dari
kebijakan, penguatan institusi,
bantuan darurat sampai pada
pengembangan kapasitas SDM
rehabilitasi atau rekonstruksi dan
serta pembangunan infrastruktur membangun perdamaian
• Bantuan yang bersifat lintas
• Memenuhi kebutuhan pembangunan
yang fleksibel sesuai dengan tingkat
batas dan lintas sektor
pencapaian pembangunan secara
spesifik, mulai dari negara-negara yang
paling terbelakang sampai pada negaranegara berpenghasilan menengah
7
Strategi
3
Promosi terhadap
Kemitraan dalam
Pembangunan
• Mempromosikan kemitraan
pemerintah - swasta
• Menerapkan teknologi dan
pengetahuan
• Memperkuat kemitraan dalam
komunitas donor internasional
Strategy
4
Pengembangan Penelitian
dan Berbagi Pengetahuan
(Knowledge-Sharing)
• Peningkatan fungsi penelitian
dalam pembangunan dengan
memanfaatkan pengalaman
JICA yang luas di berbagai negara
• Berbagi hasil temuan penelitian
dan mempelopori berbagai diskusi
terkait bantuan pembangunan
internasional
Pusat Penelitian JICA (JICA-RI) melakukan penelitian yang bertujuan
untuk memecahkan berbagai masalah pembangunan di negara-negara
berkembang dan memberikan kontribusi terhadap strategi bantuan
JICA dalam mendukung penyelesaian berbagai isu tersebut mengacu
pada tiga Misinya, yaitu :
• Orientasi terhadap kebijakan, studi yang dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis dan kontribusi yang substantif bagi bidang pembangunan internasional
• Analisis isu-isu pembangunan di negara berkembang dan memberikan kontribusi
bagi penyusunan strategi bantuan JICA
• Memperkuat keterbukaan informasi di Jepang dan di luar negeri serta meningkatkan
eksistensi Jepang
Informasi lebih lengkap tersedia di situs JICA. http://jica-ri.jica.go.jp/
JICA-RI juga mengelola Perpustakaan JICA. http://www.jica.go.jp/english/publications/library/
8
Pinjaman ODA
7.891,80
Inisiatif Wilayah / Asia
Peserta
pelatihan teknik
12.178
Membangun Kerjasama Sesuai Kebutuhan
dengan Keragaman Wilayah
Di wilayah Asia, walaupun beberapa negara telah memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun negara-negara lainnya masih bergelut
dengan kemiskinan atau konflik. Bahkan untuk negara yang telah memiliki
pertumbuhan tinggipun, masih ada kesenjangan yang semakin meningkat
antara wilayah pedesaan dan perkotaan serta tantangan dalam pengentasan
kemiskinan dan penyelesaian masalah pengangguran yang dihadapinya.
Selain itu, seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, kemerosotan kualitas
lingkungan di wilayah perkotaan seperti timbulnya polusi semakin meningkat.
JICA memfokuskan kegiatan operasionalnya pada isu-isu yang dipertimbangkan memberikan dampak terhadap keamanan dan kemakmuran Jepang
dengan cara memberikan dukungan yang paling tepat dalam memenuhi beragam kebutuhan di negara-negara tersebut.
Hasil Operasional
di Asia
Kerjasama
teknik
401,48
Asia Tenggara
Asia Selatan
Asia Selatan
Sebagai anggota masyarakat internasional, JICA bekerja untuk memajukan
perdamaian dan stabilitas di Afghanistan, Pakistan dan Sri Lanka serta
memberikan dukungan untuk demokratisasi di Nepal. Khusus untuk
Afghanistan, JICA memberikan dukungan yang bertujuan untuk menciptakan
stabilitas di tingkat regional sehingga diharapkan dapat memberikan
pengaruh terhadap situasi politik di negara-negara tetangganya,
seperti Pakistan.
Pertumbuhan Ekonomi yang Berkesinambungan
JICA terus mendukung terciptanya pertumbuhan yang berkelanjutan
di negara-negara yang telah mengalami peningkatan ekonomi yang
sangat pesat, seperti India, melalui pinjaman ODA untuk pengembangan
infrastruktur, termasuk sektor transportasi dan energi. JICA juga
mendukung usaha pencegahan polusi lingkungan yang disebabkan oleh
pembangunan ekonomi.
Seorang tenaga ahli Jepang memberikan bimbingan teknis
pada para bidan di sebuah pusat kesehatan (Kamboja)
Delhi Metro dibangun dengan teknologi dan pengalaman Jepang (India)
Pencegahan Bencana Alam dan Rekonstruksi
Paska-Bencana
Mengatasi Masalah-Masalah Lintas Batas
Saat integrasi ASEAN mencapai momentumnya di Asia Tenggara, JICA
memfokuskan pada penyelesaian masalah-masalah transnasional, seperti
pelestarian lingkungan, adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim,
pemulihan, rekonstruksi dan pencegahan bencana, pengendalian penyakit
menular dan peningkatan keselamatan maritim.
Asia Timur, Tengah dan Kaukasus
Dukungan untuk pendidikan dasar dalam rangka meningkatkan kualitas
kegiatan belajar-mengajar (Afghanistan)
Pembangunan terminal bandara internasional guna memfasilitasi pergerakan orang dan barang (Vietnam)
Kerjasama dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan
(Menurunkan Kesenjangan Sosial)
Dalam rangka menurunkan kesenjangan sosial di tingkat domestik dan
intra-regional, JICA memberikan dukungan untuk memperluas pelayanan
sosial dasar dan pengembangan masyarakat melalui perbaikan mata
pencaharian, penyediaan pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk
masyarakat yang masih di bawah garis kemiskinan. Sebagai contoh,
JICA berupaya menciptakan perdamaian di Mindanao (Filipina) dan
membangun kawasan Timur Indonesia.
Sehubungan dengan adanya berbagai kekhawatiran terhadap dampak
perubahan iklim, termasuk naiknya permukaan laut dan erosi glasial,
di negara-negara seperti Pakistan, Bangladesh, Bhutan dan Maladewa,
JICA berupaya untuk memberikan dukungan pada pencegahan dan
rehabilitasi paska-bencana serta pengiriman bantuan darurat bencana.
Fokus pada konservasi bakau sebagai salah satu langkah
adaptasi perubahan iklim yang efektif (Indonesia)
Revetment pantai di Pulau Male dibangun untuk mengurangi dampak
tsunami (Maladewa)
Kerjasama Jepang-Cina untuk Isu-isu Lingkungan Hidup
Melanjutkan Kerjasama di Asia Tengah
Dalam rangka menangani masalah-masalah lingkungan yang tidak hanya ada di
Cina, tetapi juga pada tingkat global, JICA memanfaatkan pengalaman dan
teknologi Jepang secara efektif untuk mendukung langkah-langkah anti-polusi,
pelestarian ekologis, pengembangan sistem dan kebijakan lingkungan, serta
pengembangan SDM di bidang lingkungan hidup.
JICA mendukung kerjasama di Asia Tengah dan Kaukasus melalui
pengembangan infrastruktur transportasi sesuai kebijakan Pemerintah Jepang
yang dicanangkan dalam Dialog “Asia Tengah plus Jepang“ dan dukungan
terhadap pengentasan kemiskinan melalui reformasi ekonomi yang berorientasi
pasar dan pembangunan wilayah pedesaan di negara-negara terkait.
9
* Angka yang tertera menurut kategori wilayah JICA
* Nilai tukar yang ditentukan oleh DAC (2007) : US$ 1 = ¥117,80
Menciptakan Perdamaian dan Mendukung Demokratisasi
Pertumbuhan yang Berkesinambungan melalui
Kemitraan Pemerintah - Swasta
JICA melakukan advokasi dan memberikan kontribusi bagi stabilitas ekonomi
makro dan pendanaan publik di masing-masing negara dalam wilayah ini.
Peningkatan dan perbaikan iklim usaha dan investasi juga dibutuhkan untuk
mengembangkan investasi dari sektor swasta. Untuk tujuan tersebut, JICA
mengutamakan pengembangan infrastruktur ekonomi dan SDM sehingga dapat
mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Bantuan
hibah
503,13
Penugasan
Tenaga Ahli
Penugasan 3.748
Tenaga Ahli
Muda (JOCV)
1.384
Asia Timur, Tengah dan Kaukasus
Sumber: Japan’s Official Development Assistance Data by Country 2008, Japan International Cooperation Agency Annual Report 2008
Asia Tenggara
(Orang)
(TA 2007)
(juta dolar AS)
Mengidentifikasi asal-muasal debu kuning dengan meng
analisa pasir yang dikumpulkan dari wilayah padang pasir
(Cina)
Mendukung kemandirian pembangunan melalui transisi menuju ekonomi
pasar (Kirgistan)
10
Download