Modul ke: TEORI KOMUNIKASI TEORI INTERPRETIF Fakultas ILMU KOMUNIKASI Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id SOFIA AUNUL, M.SI TEORI INTERPRETIF Teori intrepretif mengasumsikan bahwa makna dapat berarti lebih dari apa yang dijelaskan oleh pelaku dan hal ini merupakan suatu tindakan kreatif dalam mengungkap kemungkinan-kemungkinan makna. PENDAHULUAN • Teori intrepretif muncul dalam berbagai bentuk dan memusatkan perhatiannya pada pesan dan teks. Beberapa diantaranya berusaha menentukan apa yang dimaksudkan orang-orang dalam percakapan yang mereka lakukan. Sejumlah lainnya menaruh perhatian pada makna teks, terlepas dari siapa penulis atau pembacanya. • Interpretasi (interpretation) merupakan proses aktif pikiran dan tindakan kreatif dalam mengklarifikasi pengalaman pribadi. Proses interpretasi penting bagi kebanyakan pemikiran fenomenologi. Interpretasi dikenal dalam istilah Jerman Verstehen (pemahaman) merupakan proses menentukan makna dengan pengalaman. Dalam tradisi semiotik, interpretasi dianggap terpisah dari realitas, tetapi dalam fenomenologi, interpretasi membentuk apa yang nyata bagi seseorang. Kita tidak dapat memisahkan realitas dan interpretasi. FENOMENOLOGI • Fenemenologi merupakan studi bagaimana manusia mengalami kehidupannya di dunia. Studi ini melihat objek dan peristiwa dari perspektif orang yang mengalami. Realitas dalam fenomenologi selalu merupakan bagian dari pengalaman sadar seseorang. Pendekatan ini merupakan suatu langkah maju terhadap aliran yang menganggap bahwa suatu realitas terlepas dari kesadaran atau persepsi manusia. FENOMENOLOGI • Maurice Merleu-Ponty, seoraqng fenomenologis terkenal, mengungkapkan pandangannya sebagai berikut: • “Seluruh pengetahuan saya tentang dunia, bahkan pengetahuan ilmiah saya, diperoleh dari sudut pandang saya sendiri, atau dari beberapa pengalaman yang tanpa menggunakan sudut pandang saya sendiri akan menyebabkan symbol-simbol ilmiah menjadi tidak berarti. Untuk kembali pada hal-hal tersebut adalah kembali kepada duania yang mendahului pengetahuan, di mana pengetahuan selalu bicara.” Tiga Prinsip Dasar Fenomenologi • Stanley Deetz mengemukakan tiga prinsip dasar fenomenologi. • Pertama, pengetahuan haruslah sadar. Pengetahuan tidak disimpulkan dari pengalaman, tetapi diekspresikan dalam pengalaman sadar itu sendiri. Kedua, makna diberikan pada sesuatu atas dasar potensinya bagi tindakan seseorang. • Ketiga, bahasa merupakan perantara bagi munculnya makna.. Tradisi Fenomenologi 1. Fenomenologi Klasik. 2. Fenomenologi Persepsi 3. Fenomenologi Hermeneutik HERMENEUTIKA • Hermeneutika adalah studi mengenai pemahaman (the study of understanding) terutama dengan menginterpretasikan tindakan dasn teks. Terdapat beberapa cabang hermeneutika, termasuk interpretasi kitab injil (exegesis), interpretasi literatur kuno (philology), interpretasi melalui perkembangan dan penggunaan tata bahasa (technical hermeneutics), interpretasi terhadap tindakan personal dan soaial manusia, studi mengenai proses pemahaman itu sendiri ( philosophical hermeneutics), dan pengungkapan makna-makna yang tersimpan/tersembunyi dalam setiap sistem symbol (misalnya analisis terhadap mimpi). HERMENEUTIKA • Hans-Georg Gadamer adalah salah seorang tokoh terkemuka dalam filsafat hermeneutika. Bagi Gadamer, orang tidak terpisah dari teks dalam menganalisis dan menginterpretasikannya; sebaliknya interpretasi itu sendiri adalah bagian yang esensial dari keberadaan (being). • Prinsip utama teori Gadamer adalah bahwa orang selalu memahami pengalaman dari perspektif praduga. Tradisi memberi kita cara untuk memahgami sesuatu, dan kita tidak dapat memaisahkan diri dari tradisi tersebut. Pengamatan, penalaran, dan pemahaman tidak akan pernah objektif murni; semuanya akan diwarnao oleh sejarah dan komunitas. Daftar Pustaka • LittleJohn, Stephen W dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. • Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka Terima Kasih