Modul ke: Metode Penelitian Kuantitatif Teori dalam Penulisan Proposal Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Periklanan Drs. Saefudin, M.Si Fungsi Teori menurut Glaser dan Strauss: 1. Memberikan kesempatan untuk meramalkan dan menerangkan perilaku 2. Bermanfaat untuk mendorong kemunculan teori baru 3. Digunakan dalam aplikasi praktis, seperti peramalan dan penjelasannya harus memberikan pengertian kepada para praktisi dan beberapa pengawasan terhadap situasi Fungsi lain Teori 4. Memberikan perspektif bagi perilaku, yaitu ‘‘pandangan‘‘ yang harus dijaring dari data 5. Membimbing serta menyajikan gaya bagi penelitian dalam beberapa bidang perilaku Pendekatan Fenomenologi • Menurut Moleong pendekatan ini berusaha memahami arti penting peristiwa dan kaitan‐ kaitannya terhadap orang‐orang biasa dalam situasi tertentu. Orang‐orang yang memaki pendekatan penelitian ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran Edmund Husserl dan Alfred Schultz. Fenomenologi sendiri tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang‐orang yang sedang di teliti oleh mereka. Yang ditekankan fenomenologi • Menurut Moleong ialah aspek subjektif dari perilaku orang. Mereka berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari‐ hari. Interaksi Simbolis jika seorang peneliti ingin memahami perilaku, maka si peneliti memahami definisi dan proses pendefinisiannya. Dalam teori ini, manusia dianggap terikat secara aktif dalam menciptakan dunianya sehingga dengan demikian ia mengerti akan pemisahan antara riwayat hidup dengan masyarakat yang merupakan sesuatu yang esensial. Selanjutnya Interaksi Simbolis Manusia tidak dapat bertindak atas dasar respon yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menpradefinisikan objek, tetapi lebih sebagai penafsiran, pendefinisian, “hewan simbolik” yang perilakunya hanya dapat dipahami dengan jalan peneliti memasuki proses definisi melalui metode seperti pengamatan. Etnografi Dalam metode ini, kerap menghubungkan budaya yang ada pada sebuah komunitas masyarakat, sebagai sebuah pengetahuan yang diperoleh manusia dan digunakan untuk menafsirkan pengalaman dan menimbulkan perilaku tertentu. Seorang yang memilih metode etnografi akan mempertimbangkan perilaku manusia dengan jalan menguraikan apa yang diketahui oleh mereka yang membolehkan mereka berperilaku secara baik sesuai dengan common sense dalam masyarakatnya. Selanjutnya mengenai Etnografi • Etnografi dikenal dengan “uraian tebal”, yang ditemui seorang peneliti jika menguji kebudayaan, yang menurut perpektif ini ialah: suatu seri penafsiran terhadap kehidupan, pengertian, “akal sehat” yang rumit serta sukar dipisahkan satu dengan yang lain. Tujuan dari Etnografi adalah turut mengalami bersama pengertian bahwa partisipan ada dalam konteks kebudayaaan, dan lalu memperhitungkan dan menggambarkan pengertian baru yang ditemukan dalam penelitian tersebut, lalu menginformasikannya kepada para pembaca hasil penelitian. Etnometodologi adalah studi tentang bagaimana individu menciptakan dan memahami kehidupannya sehari‐hari. Subjek Etnometedologi, bukanlah anggota‐anggota suku terasing, melainkan orang‐orang dalam pelbagai macam situasi dalam masyarakat kita. Etnometodolog berusaha memahamai bagaimana orang‐orang mulai melihat, menerangkan dan menguraikan keteraturan dunia tempat mereka hidup. Contoh Teori dalam Penelitian • …….. Babha sendiri menengarai masalah Cultural Difference sebagai: The enunciation of cultural difference problematizes the division of past and present, tradition and modernity, at the level of cultural representation and its authoritative addres…… • Jadi, dengan demikian,‐selangkah lebih maju dari pengkorelasian Simmel mengenai Antagonisme kebudayaan yang paradoks ‐, maka, ‐dengan penggunaan sudut pandang Babha‐, kiranya tidak relevan, bila ada pendikotomian musik yang terhegemoni, sehingga dikatakan Weber sebagai rasional dengan irasional, atau pembedaannya antara pentatonic dengan diatonis. Juga, kiranya dipertanyakan bila ada konsep musik “ideal” lain seperti yang di indikasikan oleh Adorno sebagai haruslah merepresentasikan musik Atonal. Terima Kasih Drs. Saefudin, M.Si