BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran

advertisement
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah RSGM Ladokgi R.E. Martadinata
Tinta sejarah dimulai pada tahun 1950 dengan berdirinya Dinas Kedokteran
Gigi (DKG) yang berada di bawah Djawatan Kesehatan Angkatan Laut (DKAL) yang
berpusat di Surabaya. Awal tahun 50-an merupakan era peletakan pondasi
pembangunan konsepsi dan pengembangan fisik Angkatan Laut Republik Indonesia
(ALRI). Tiga tahun kemudian DKG pindah ke Jakarta, dan dikepalai oleh Mayor Laut
(K) drg. M. Nainggolan.
Kedokteran gigi sepertinya memang mendapat tempat tersendiri di Angkatan
Laut Republik Indonesia, terbukti pada tanggal 5 September 1953, KASAL
Laksamana Madya TNI R. Soebijakto mengeluarkan Keputusan No. C.11/6/6 tahun
1953 yang menyatakan bahwa Angkatan Laut Republik Indonesia membutuhkan
tenaga spesialis.
Menindak Lanjuti keputusan ini, maka DKAL mengirim para
perwira dokter AL untuk tugas belajar spesialisasi. Empat hari pasca keputusan
tersebut, DKAL mengeluarkan instruksi No. P.53/21/Kr/2 untuk mendirikan
poliklinik spesialis-termasuk poliklinik gigi.
Presiden Republik Indonesia Soekarno pada tanggal 18 Februari 1960
mengeluarkan keputusan Presiden no 21: Angkatan Laut menjadi sebuah departemen
dan kedudukan KASAL berubah menjadi Menteri/Panglima Angkatan Laut
(Men/Pangal). Perubahan ini membuat DKAL menjadi Djawatan Kedokteran Gigi
49
50
Ditkesal yang diharapkan permasalahan kesehatan gigi dapat dikelola lebih mandiri.
Perubahan organisasi ini membutuhkan penanganan yang lebih intensif.
Melalui Keputusan Men/Pangal No. 5401.27 tanggal 22 Oktober 1964,
lahirlah Lembaga Kedokteran Gigi TNI AL atau Lebih dikenal Ladokgi TNI AL.
Tugas Ladokgi saat pertama didirikan adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan TNI
AL dalam usaha membentuk Angkatan Laut yang professional: “mengendalikan
segala kegiatan bagi perkembangan ilmu kedokteran gigi dalam pendidikan,
pelatihan, pengembangan dan penelitian.” Adapun tujuannya adalah memecahkan
masalah kedokteran gigi dikalangan Angkatan Laut, tanpa mengesampingkan manfaat
bagi masyarakat pada umumnya, sebagai center of Exellence, kedokteran gigi
Angkatan Laut.
Pada tahun, 1965 Ladokgi mengirim tenaga – tenaga kesehatannya ke luar
negeri (Yugoslavia) untuk mengikuti kursus lanjutan non gelar/post graduate course
non degree dan Ladokgi memutuskan menuju ‘Dental Industry‘ dan berhasil
menciptakan bahan cetak AGINAL serta mempersembahkan Dental Unit TAVIP
kepada Presiden RI pertama di istana negara (unit TAVIP berhasil diproduksi
sebanyak 15 buah, beberapa unit dikirim ke Pakistan). Kegiatan awal Ladokgi dalam
bidang pendidikan dengan mengadakan Post Graduate Course Oral Surgery yang
diikuti oleh para dokter gigi dari berbagai angkatan. Kemudian, ditahun 1969 Ladokgi
membuka klinik Spesialis Bedah Mulut, Ortodonti & Periodonti.
Tepat pada hari jadi Ladokgi ke-30, pada 22 Oktober 1994, Ladokgi berganti
nama menjadi Ladokgi TNI AL R.E. Martadinata. Pergantian ini berdasarkan surat
keputusan KASAL: No. SKEP/1606/VI/1994. Prasasti perubahan ini ditanda tangani
oleh KASAL Laksamana Tanto Kuswanto. Terhitung mulai tahun 2009, Kepala
51
Pimpinan Ladokgi dipimpin oleh seorang Perwira Tinggi berpangkat Laksamana
Pertama.
Memasuki usia emasnya Ladokgi TNI AL R.E. Martadinata semakin
memantapkan langkahnya. Dengan tetap berpegang pada visi dan misi yang telah
dicanangkan oleh pendahulunya, Kaladokgi TNI AL R.E. Martadinata mengarungi
profesionalisme, lebih mengedapankan fungsi Diklat dan Litbang dalam rangka
Education And Research Science.
Kini Ladokgi TNI AL R.E. Martadinata terbang melanglang buana,
menjelajah, menyongsong masa depan yang lebih gemilang. Sejarah Ladokgi dari
masa ke masa memiliki tantangan tersendiri, namun semuanya mengarah kepada satu
tujuan yang sama dengan tetap berpijak pada visi dan misi yang sama. Sebagai
lembaga pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pelayanan
kesehatan, Ladokgi berusaha mengikuti kebutuhan seiring kemajuan jaman. Salah
satunya kebutuhan akan sebuah rumah sakit. Dan pada 12 Februari 2014, Ladokgi
berupaya untuk meningkatkan pelayanannya dari klinik menjadi Rumah Sakit Gigi
dan Mulut dengan tidak mengubah organisasi.
Dalam rangka mendukung pencapaian TNI Angkatan Laut yang handal dan
disegani serta berkelas dunia (world class navy), Kepala Staf Angkatan Laut
(KASAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio meminta agar Lembaga Kedokteran Gigi
TNI Angkatan Laut (Ladokgi) R.E. Martadinata meningkatkan pelayanan dalam
penyelenggaraan pengobatan gigi dan mulut bagi prajurit TNI AL dan keluarganya
serta masyarakat umum.
Hal tersebut dikatakan Kasal dalam amanatnya ketika menjadi inspektur
upacara pada Peringatan HUT ke-50 atau ulang tahun emas Ladokgi R.E. Martadinata
52
yang jatuh pada tanggal 27 Oktober 2014 bertempat di Lapangan Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Ladokgi R.E. Martadinata, Jl.Farmasi No.1 Bendungan Hilir, Jakarta
Pusat.
4.1.2 Tekad RSGM Ladokgi TNI AL R.E. Martadinata
Ladokgi mempunyai tekad yang merupakan singkatan dari LADOKGI REM
Laksanakan tugas sebaik-baiknya
Aktualisasikan profesionalisme
Disiplin-hirarki-kehormatan militer, dasar pengabdian
Optimalkan sarana dan prasarana yang ada
Kembangkan inovasi
Gigih dan tegar mengusahakan kemajuan
Ikuti segala peraturan yang ada
Rancang pengembangan menghadapi era globalisasi
Etos kerja, kunci keberhasilan
Mari kita kibarkan “bendera” Ladokgi REM
53
4.1.3 Makna dan logo
Gambar 4.1.2
Logo RSGM Ladokgi R.E. Martadinata
a.
b.
Warna
1)
Biru
: melambangkan warna khas Angkatan Laut
2)
Kuning: melambangkan kedamaian dan kesetiaan
Tiga Anak Panah
Melambangkan tiga fungsi yang saling terkait dan mendukung:
c.
1)
Fungsi dukungan dan pelayanan
2)
Fungsi pendidikan dan pelatihan
3)
Fungsi penelitian dan pengembangan
Jangkar
Melambangkan kebaharian/TNI AL
d.
Ular
Melambangkan kesehatan
54
4.1.4 Visi, Misi dan Motto (RSGM) Ladokgi R.E. Martadinata
a.
Visi
Menjadi RSGM unggulan dan pusat rujukan di bidang kesehatan gigi
dan mulut di Indonesia
b.
Misi
a.
Meningkatkan dukungan dan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut spesialistik bagi anggota TNI dan keluarga serta masyarakat
umum dengan standar pelayanan internasional.
b.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
professional, berkualitas dan modern sesuai
dengan tuntutan
masyarakat.
c.
Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut rujukan
yang berasal dari fasilitas kesehatan TNI maupun luar TNI.
c.
Motto
“Memberikan pelayanan yang terbaik untuk kepuasan pasien”
4.1.5 Tugas Pokok
Berdasarkan organisasi dan prosedur Lembaga Kedokteran Gigi TNI
Angkatan Laut. Ladokgi R.E Martadinata bertugas dan berkewajiban melaksanakan
pembinaan kesehatan gigi dan mulut dalam bidang dukungan dan pelayanan
spesialistik berikut pendidikan, penelitian dan pengembangan.
55
4.1.6 Fungsi
a.
Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dukungan
kesehatan gigi dan mulut dan berperan sebagai pusat rujukan kesehatan gigi
dan mulut.
b.
Melaksanakan pendidikan, latihan dan kursus-kursus kesehatan gigi
dan mulut bagi dokter gigi dan paramedis gigi (perawat dan tekniker).
c.
Melaksanakan pembinaan penelitian dan pengembangan dibidang
kesehatan gigi baik Klinik maupun Laboratorium.
d.
Melaksanakan koordinasi dengan lembaga-lembaga lainnya dari
pemerintah maupun swasta yang bergerak dalam bidang kedokteran gigi,
khususnya
dalam
melaksanakan
fungsi
pendidikan,
penelitian
dan
pengembangan.
e.
Mengawasi,
mengendalikan
dan
mengevaluasi
pelaksanaan
programnya secara berhasil guna dan berdaya guna.
4.1.7 Lima Lini Penggerak RSGM Ladokgi R.E. Martadinata
RSGM Ladokgi R.E. Martadinata adalah unsur Pelaksana Teknis Diskesal
yang berkedudukan langsung di bawah Dinas Kesehatan Angkatan Laut. RSGM
Ladokgi TNI AL R.E. Martadinata bertugas dan berkewajiban melaksanakan
pembinaan kesehatan gigi dan mulut, pendidikan dan latihan bagi tenaga kesehatan
gigi, penelitian baik secara intern maupun dengan instansi lain, melakukan dukungan
kesehatan gigi dan mulut bagi Prajurit TNI AL, memberikan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut spesialistik serta melakukan odontology forensic bagi personel TNI pada
umumnya dan TNI AL pada khususnya beserta keluarganya.
56
1.
Pimpinan (Kaladokgi REM)
Kepala Rumah Sakit Gigi dan Mulut Ladokgi R.E. Martadinata atau di
singkat Kaladokgi
R.E Martadinata : Laksamana Pertama TNI drg. Lita
Agustia, M.Hum dimana tugas seorang Kaladokgi adalah memimpin dan
mengkoordinasikan dalam pengelolaan Rumah Sakit dan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada Prajurit TNI beserta keluarganya
dan kepada masyarakat umum.
Dalam menyelenggarakan tugas, Kaladokgi mempunyai fungsi sebagai
berikut ;
a) Perumusan kebijakan rumah sakit
b) Penyusunan Rencana Strategik Rumah Sakit
c) Penyelenggaraan pelayanan dibidang kesehatan gigi dan mulut.
2.
Wakil Kepala Ladokgi TNI AL R.E. Martadinata disingkat
Wakaladokgi R.E Martadinata
Wakil Kepala Rumah Sakit Gigi dan Mulut Ladokgi R.E. Martadinata
atau di singkat Wakaladokgi R.E Martadinata Kolonel Laut (K) drg. R.M.
Budiono, Sp. BM, dimana tugas seorang Wakaladokgi adalah membantu
Kaladokgi dalam memimpin dan mengkoordinasikan pengelolaan rumah sakit
dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada Prajurit TNI
beserta keluarganya dan kepada masyarakat umum.
Dalam menyelenggarakan tugas, Wakaladokgi mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut ;
57
a)
Membantu Perumusan kebijakan rumah sakit
b)
Membantu Penyusunan Rencana Strategik Rumah Sakit
c)
Membantu Penyelenggaraan pelayanan dibidang kesehatan gigi
dan mulut.
3.
Kepala Departemen Klinik (Kadep Klinik)
Kepala Departemen Klinik (Kadep Klinik) dijabat oleh seorang
perwira menengah yaitu Kolonel Laut (K) Dr. drg. Hari Sumitro, Sp. BM.
Merupakan salah satu lima departemen yang ada di bawah RSGM Ladokgi
R.E. Martadinata. Adapun tugas pokok Departemen Klinik adalah membawahi
Kepala sub Departemen Klinik yang ada di RSGM Ladokgi R.E. Martadinata
antara lain Klinik Penyakit Mulut, Klinik Bedah Mulut, Klinik Periodonti,
Klinik Prosthodonti, Klinik Konservasi gigi, dan Klinik Ortodonti.
4.
Kepala Departemen Penunjang Klinik (Kadep Jangklin)
Departemen Penunjang Klinik atau Material Kesehatan Gigi dan Mulut
disingkat Depmatkes Gilut, merupakan salah satu dari lima departemen yang
ada di bawah RSGM Ladokgi R.E. Martadinata. Adapun tugas pokok
Depmatkes Gilut adalah membawahi Kasubdep Minmed, Kasubdep Labtekgi,
Kasubdep Matkes, Kasubdep Oral Patologi dan Rongent.
Dalam melaksanakan tugasnya pada setiap bagian mengisi data rekam
medis pasien yang berobat di Ladokgi secara lengkap, baik militer, PNS,
keluarga maupun pasien umum. Setelah itu menyimpan data tersebut dengan
baik dan sistematis dalam sebuah file.
58
Selain melaksanakan tugas sebagai penunjang klinik depjang juga
melaksanakan pembuatan ijin operasional rumah sakit sebagai syarat mutlak
yang harus dipenuhi oleh sebuah rumah sakit gigi dan mulut.
5.
Departemen Kedokteran Gigi Militer (Dokgimil)
Departemen Dokgimil di RSGM Ladokgi R.E. Martadinata dibentuk
pada tahun 2006 dengan pejabat pertama Kolonel Laut (K) drg Iria Rizal.
Latar belakang dibentuknya Depdokgimil adalah seiring dengan semakin
meningkat dan berkembangnya kegiatan-kegiatan Military Dentistry yang
telah lama dimulai di Ladokgi, dimana kegiatan-kegiatan Military Dentistry
tersebut sebelumnya dilaksanakan oleh Depdiklat maupun Deplitbang yang
saat ini dijabat oleh Kolonel Laut (K) drg. Hans Goenawan, Sp.BM.
Departemen Dokgimil, merupakan salah satu dari lima departemen
yang ada di bawah RSGM Ladokgi R.E. Martadinata. Adapun tugas pokok
Departemen Dokgimil adalah membawahi Kasubdep Dokgimil.
6.
Departemen Penelitian dan Pengembangan (Litbang Kesgilut)
Departemen Litbang Kesgilut di RSGM Ladokgi R.E. Martadinata
dijabat oleh Kolonel Laut (K) drg. Agus Gamal Putra, Sp. Perio.
Departemen Litbang Kesgilut, merupakan salah satu dari lima
departemen yang ada di bawah RSGM Ladokgi R.E. Martadinata. Adapun
tugas pokok Departemen Litbang Kesgilut adalah menyelenggarakan kegiatan
penelitian dan pengembangan dibidang kedokteran gigi pada umumnya serta
kesehatan gigi dan mulut anggota TNI Angkatan laut pada kususnya.
59
Kegiatan rutin yang di lakukan oleh Dep Litbang adalah dengan
menyelenggarakan program acara pagi klinik yaitu acara ceramah singkat
dengan mengangkat topik aktual di bidang kedokteran gigi dan juga topiktopik mengenai pengembangan SDM, pengembangan sarana dan fasilitas
pelayanan gigi dan mulut maupun ceramah ilmiah popular. Pagi klinik juga
mengemukakan dan mendiskusikan kasus-kasus yang terdapat di klinik
sebagai care study yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
7.
Departemen Pendidikan dan Latihan (Diklat Kesgilut)
Departemen Diklat di RSGM Ladokgi R.E. Martadinata di jabat oleh
Kolonel Laut (K) drg. Willy Djoko P, Sp. PM. Departemen diklat Ladokgi
R.E. Martadinata adalah unsur pelaksana teknis yang bertugas dan
berkewajiban membantu Kaladokgi dalam mengkoordinasikan rencana dan
pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan personel kesehatan gigi dan
mulut TNI.
4.1.8 Ragam Fasilitas yang disediakan RSGM
Fasilitas pelayanan kesehatan RSGM Ladokgi terdiri dari antara lain:
1.
Klinik Khusus
Dengan fasilitas khusus satu ruangan hanya untuk satu pasien dengan
dokter dan perawat khusus, dengan mengutamakan privacy pasien.
a.
Klinik VVIP dan eksekutif, diperuntukkan bagi presiden (RI 1), wakil
presiden (RI 2) beserta keluarganya, lembaga Tinggi Negara serta
jajaran para menteri kabinet, Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan dan
perwira tinggi TNI serta eselon setingkat.
60
b.
Klinik VIP, di peruntukkan untuk pengobatan gigi perwira berpangkat
Kolonel dan keluarganya, dengan pelayanan khusus, ruangan
perawatan dan ruang tunggu tersendiri.
c.
Klinik Lansia, penanganan pasien usia lanjut, dengan ruangan, fasilitas
pelayanan disesuaikan dengan pasien lanjut usia dan veteran Republik
Indonesia.
2.
Klinik Reguler
Klinik reguler dengan pelayanan spesilaistik gigi meliputi pelayanan
gigi secara komprehensif dalam satu ruangan terdiri dari beberapa dental unit
gigi dan ditangani oleh beberapa dokter dan perawat gigi
3.
Klinik Oral Diagnosa
Pelayanan Klinik OD, pemeriksaan awal pasien baru untuk dibuatkan
rencana perawatan dan dirujuk ke klinik-klinik spesialistik sesuai dengan
diagnose penyakitnya. Penanganan penyakit akibat kelainan dalam mulut.
Pelayanan
IGD,
kasus-kasus
yang
memerlukan
penanganan
segera/emergency langsung ditangani di ruang IGD.
4.
Klinik Prostodontia dan Maksilo Fasial Protesa
- Pelayanan klinik prostodonsi yaitu pembuatan gigi tiruan unruk
mengembalikan fungsi kunyah akibat kehilangan gigi.
- Pelayanan maxilla fasial prostodonsi yaitu melaksanakan rehabilitasi
pembuatan protesa mata, hidung, telinga dan kombinasi.
61
Terapi Sendi Temporo Mandibula Gangguan pada Sendi
temporo mandibula dapat menyebabkan gejala pusing, sakit dekat atau
dibelakang telinga, tegang pada bahu salah satu sisi, bunyi klik yg
terjadi saat buka tutup mulut, serta keterbatasan membuka mulut.
5.
Klinik Bedah Mulut
- Unit pelayanan ini lingkup tugasnya mengerjakan tindakan bedah
terhadap penyakit atau kelainan yang terjadi di daerah rongga mulut
dan sekitarnya. Pelayanan klinik bedah mulut, tindakan pencabutan
komplikasi, persiapan operasi dan kontrol pasca operasi.
- Pelayanan operasi gigi dan kelainan rongga mulut, pemasangan
implant gigi dengan kamar operasi , kamar persiapan operasi , pasca
operasi dan ruang rawat inap.
- Pelayanan klinik isolasi diperuntukkan pasien dengan penyakit
menular.
6.
Klinik Konservasi Gigi
Memberikan pelayanan terhadap pasien yang mengalami kerusakan
gigi akibat karies atau yang lain agar gigi tetap berfungsi dengan baik.
mempertahankan dan merawat gigi lebih baik daripada kehilangan gigi.
Perawatan saluran akar untuk mempertahankan gigi dan mengembalikan
fungsi gigi. Lubang gigi yang tidak dilakukan perawatan makin lama akan
makin dalam dan mengenai
kamar pulpa atau tempat persyarafan gigi .
keadaan itu dapat menyebabkan sakit gigi yang akut dan bila tidak dilakukan
62
perawatan dapat menyebabkan abses (bengkak) perawatan karies atau lubang
gigi yang menimbulkan rasa sakit tidak selalu harus dilakukan pencabutan.
7.
Klinik Periodonti
Memberikan pelayanan terhadap pasien pada jaringan penyangga.
Deretan
gigi
manusia
laksana
untaian
mutiara
yang keindahannya
membutuhkan perawatan. Keberadaannya dapat bertahan dengan baik di
dalam mulut karena didukung oleh jaringan peyangganya yang sehat.
8.
Klinik Ortodonti
Gigi rapi dan sehat adalah cerminan pribadi pasien. Unit pelayanan
ortodonti memberikan pelayanan terhadap pasien yang mengalami kelainan
oklusi, memperbaiki fungsi dan estetika.
9.
Klinik Kesehatan Gigi Anak/Pedodonti
Gigi yang sehat menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Unit
pelayanan kedokteran gigi anak memberikan perawatan secara komprehensif
terhadap pasien usia anak-anak dan pasien anak- anak berkebutuhan khusus.
10.
Klinik Penyakit Mulut
Rongga mulut adalah jendela kesehatan setiap orang. Berbagai
penyakit sistemik dan fokal infeksi dapat bermanifestasi di rongga mulut.
11.
Klinik Kedokteran Gigi Militer (Dokgimil)
Pelayanan Dokgimil yaitu mengobati gigi untuk prajurit secara
komprehensif sehingga siap melaksanakan tugas operasional tanpa gangguan
sakit gigi. Selain itu dokgimil juga melaksanakan pelayanan urikkes gigi yaitu
63
uji pemeriksaan kesehatan gigi, terutama prajurit dan keluarganya yang akan
melaksanakan penugasan ke luar negeri.
Pelayanan antemortem juga dilaksankan di dokgimil yaitu pembuatan
atau pencetakan identifikasi gigi prajurit, foto digital gigi geligi dan panoramik
serta pencetakan gigi.
12.
Laboratorium Teknik Gigi
Dengan peralatan mutakhir dan tekniker yang berpengalaman RSGM
Ladokgi R.E. Martadinata melayani prajurit TNI dan keluarganya serta
masyarakat untuk pembuatan gigi tiruan akrilik, crown and bridge, metal
frame denture, plastis denture dan lain-lain.
13.
Rongent Gigi
Pelayanan Rongent terdiri dari rongent dental, rongent panoramic gigi,
rongent cefalometrik, rongent 3G dan occlusal foto
14.
Oral Patologi
Pelayanan oral patologi merupakan penunjang klinik guna membantu
menegakkan diagnosa. Bagian oral patologi mulut menyelenggarakan
pemeriksaan jaringan gigi yang di duga ada kelainan, sehingga akan lebih dini
diketahui kondisi jaringan tersebut.
4.1.9 Struktur Organisasi
Kaladokgi : Laksamana Pertama TNI drg. Lita Agustia, M.H. Kes
Wakaladokgi: Kolonel Laut (K) drg. Willy Djoko Purnomo, Sp. PM
64
Kadep Klinik: Kolonel Laut (K) drg. Undu Kusbandono, Sp. Prost
Kadep Litbang : Kolonel Laut (K) drg. Agus Gamal Putra, Sp. Perio
Kadep Dokgimil : Kolonel Laut (K) drg. Ridwan Purwanto, MARS
Kadep Diklat : Kolonel Laut (K) drg. R.M Budiono, Sp. BM
Kadep Matkes Gilut : Kolonel Laut (K) drg. Arry Heryana Suchri, Sp, Perio
Dansatma Letkol Laut (K) Haqiqi Syahid
Kataud Letkol Laut (K) Slamet Widodo, SE
Kasiminpers Mayor Laut (K/W) Lismayanti, AMd.
Kaur Administrasi Lettu Laut (K) Abdul Latif Nurdin, AMTG
Kasi Urdal Mayor Laut (K) Suryadi
Komite Keperawatan PNS III/C Yustina
Kepala Public Relations drg. Yuyu Latifah Purnama
4.2
Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, guna mendapatkan hasil yang relevan dengan tujuan dari
penelitian ini yaitu mengetahui strategi Public Relations dalam membangun Service Of
Excellent di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Ladokgi R.E. Martadinata, maka dalam
penelitian ini peneliti melakukan wawancara mendalam (indept Interview) kepada pihakpihak yang terkait dengan observasi dan mengumpulkan data primer dan sekunder.
Wawancara
6 (enam) nara sumber dilakukan secara langsung dengan meminta waktu
khusus. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data kualitatif yang sesuai dengan
metode penelitian dan diuraikan secara deskriptif.
65
Sebagai Rumah sakit memberikan kepuasan kepada pelanggan menjadi kewajiban
utama bagi pemberi pelayanan, tetapi terkadang pelayanan yang di berikan secara maksimal
belum tentu sesuai dengan harapan pelanggan. Sehingga sebagian dari mereka mengeluh dan
menyampaikan keluhannya kepada pemberi pelayanan. Supriyadi Setiawan dalam bukunya
yang berjudul “loyalitas pelanggan jasa” mengatakan bahwa keluhan pelanggan tidak selalu
sebagai ancaman tapi justru sebagai hadiah dari pelanggan karena sangat bermanfaat bagi
perusahaan jasa untuk melakukan pemulihan jasa (service recovery). Keluhan/complain
pelayanan adalah ekspresi perasaan ketidakpuasan atas standar pelayanan, tindakan atau
tiadanya tindakan aparat pelayanan yang berpengaruh kepada para pelanggan.
Sebagai rumah sakit gigi dan mulut Ladokgi R.E Martadinata selalu berupaya
memberikan pelayanan prima bagi pasien yang merupakan sasaran dari rumah sakit tersebut.
Untuk fokus melayani pasien disebut public eksternal maka strategi PR disini sangat
dibutuhkan.
PR merupakan divisi yang berfungsi untuk membangun ataupun mempertahankan
citra sebuah rumah sakit yang dalam hal ini PR berperan penting memberikan pelayanan
yang prima untuk public eksternal ataupun public internal rumah sakit. Dalam menjalani
tugasnya seorang PR adalah keselarasan dari sebuah manajemen. Tahapan-tahapan yang
dilakukan seorang PR membuat RSGM Ladokgi REM sebagai rumah sakit gigi dan mulut
yang memfokuskan dalam melayani pasien sebagai public eksternal merupakan tugas, fungsi
dan strategi dari PR.
Peneliti melakukan penelitian praktek PR dan pelayanan kesehatan di RSGM Ladokgi
R.E Martadinata yang berfokus pada strategi Public Relations Service of excellent merupakan
salah satu cara public relations berkomunikasi pada khalayaknya dengan membina hubungan
yang baik antara corporate dengan lingkungan sekitarnya maupun instansi yang lain dengan
66
tujuan untuk mendapatkan kepercayaan, saling pengertian maupun support. RSGM Ladokgi
R.E Martadinata merasa sangat perlu memiliki kedekatan dan kerjasama dengan berbagai
komunitas maupun instansi dalam mengkomunikasikan service excellent di RSGM Ladokgi
R.E Martadinata.
RSGM Ladokgi R.E Martadinata memiliki konsep strategi pelayanan prima yang di
berikan kepada pelanggan dengan budaya kerja satuan sesuai dengan Perintah Harian Sifat
Tetap (PHST) yang mengutamakan kepuasan bagi para pelanggan adapun strategi Public
Relations dalam membangun Service of excellent untuk mencapai sasaran tersebut Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Ladokgi R.E Martadinata mengelola sejumlah strategi penting dalam
implementasi service excellent yakni:
4.2.1 Melakukan kegiatan bakti sosial:
Tanggung jawab dalam dunia public relations sangat penting. Public relations tidak
hanya memikirkan
keuntungan materi bagi lembaga atau organisasi serta tokoh yang
diwakilinya, tetapi juga kepedulian kepada masyarakat. Hal ini penting, supaya ia
memperoleh simpati atau empati dari khayalaknya.
Dalam hal ini RSGM Ladokgi R.E. Martadinata, berusaha memberikan kualitas
pelayanan yang prima,
sehingga
memberikan dampak
kepuasan terhadap pelanggan
dengan melakukan kegiatan bakti sosial dan pengobatan gigi secara gratis melalui kegiatan
bakti sosial yang diselenggarakan disetiap tahunnya bagi masyarakat yang kurang mampu.
Seperti yang dikatakan oleh Laksamana Pertama TNI drg. Lita Agustia, M.H.Kes selaku key
informan,
“Setiap tahunnya RSGM Ladokgi R.E. Martadinata selalu melakukan kegiatan
bakti sosial dan pengobatan gigi secara gratis bagi masyarakat yang tidak mampu.
Hal ini dilakukan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat dan tentunya
bagaimana menjaga dan meningkatkan nama baik RSGM Ladokgi R.E. Martadinata
67
dan mengkomunikasikanyanya kepada masyarakat sehingga menjadi lebih baik lagi
sesuai harapan dari RSGM Ladokgi R.E. Martadinata”.1
Dari pernyataan key informan peneliti dapat menyimpulkan bahwa bakti sosial adalah
salah satu bagian kegiatan dari public relations yang melibatkan publik eksternal yaitu
masyarakat yang kurang mampu di daerah padat penduduk yang menjadi salah satu sasaran
untuk melakukan kegiatan bakti sosial , hal ini dilakukan untuk memberikan kontribusi
kepada masyarakat, menjaga dan meningkatkan image yang positif
kepada masyarakat
umum dengan kegiatan dari strategi public relations.
4.2.2 Memberikan pelayanan yang memuaskan
Dalam konsep strategi Public Relations dalam mensosialisasikan service of excellent
adalah bertujuan untuk membangun image dan mempertahankan image pelayanan kesehatan
gigi dan mulut agar yang sudah baik menjadi lebih baik lagi dimata pelanggan. Public
Relations disini mencegah terjadinya masalah-masalah di dalam jasa pelayanan kesehatan.
Hal tersebut untuk mengurangi rasa ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan yang
diberikan RSGM Ladokgi R.E. Martadinata.
Pada konsep customer service membina hubungan baik dengan pelanggan dilakukan
agar dapat meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan terhadap jasa pelayanan di
lembaga itu sendiri. Kesamaan terdapat pada RSGM Ladokgi R.E. Martadinata dengan
konsep service of excellent yang dilakukan dan dijalankan oleh public relations adalah untuk
memberikan pelayanan prima baik dari segi jasa pelayanan kesehatan maupun fasilitas umum
agar memberi rasa aman dan nyaman pada pelanggan yang lebih percaya untuk melakukan
perawatan kesehatan gigi dan mulut di RSGM Ladokgi R.E. Martadinata.
1
Wawancara dengan Laksamana Pertama TNI drg. Lita Agustia, MH. Kes, selaku Kaladokgi R.E. Martadinata,
pada tanggal 18 Januari 2015
68
Segala bentuk complain atau keluhan pelanggan akan langsung diterima oleh public
relations. Tidak hanya berupa keluhan, public relations bekerjasama dengan Satuan Markas
juga bertugas melengkapi fasilitas-fasilitas layanan yang dibutuhkan oleh pelanggan sebelum
terjadinya masalah. Hal ini disampaikan oleh Laksamana Muda TNI drg. Bambang Haryoto,
Sp. Ort, selaku key informan,
“Public relations di dalam service of excellent ini yaitu bagaimana kita bisa
memberikan pelayanan yang memuaskan dan mengkomunikasikan service of excellent
ini kepada masyarakat sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman dalam
melakukan perawatan maupun pengobatan gigi dan mulut di RSGM Ladokgi R.E
Martadinata, selain itu kami melakukan proses pendampingan terhadap pasien dan
mem-follow up pasien sampai tuntas”.2
Dari pernyataan key informan peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk mencapai
service of excellent praktisi public relations diperlukan berbagai upaya, dan upaya-upaya
tersebut harus dilakukan secara maksimal dengan strategi dan usaha untuk menjalin
hubungan dengan pelanggan serta pelayanan yang terkoordinasi. Pada service of excellent
terkait dengan jasa pelayanan yang dilaksanakan oleh lembaga dalam upaya untuk memberi
kepuasan dan menumbuhkan kepercayaan pihak pelanggan.
Dalam menentukan kualitas service of excellent berdasarkan pada keandalan,
kepercayaan, keamanan, yang mencakup kinerja wujud fisik, berusaha memenuhi kebutuhan
dan keinginan para pelanggan, karena dengan memahami keinginan pelanggan maka akan
terbentuklah sebuah opini atau pendapat mengenai apa yang dirasakannya. Hal ini akan lebih
memudahkan public relations dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pihak-pihak terkait.
Berbagai upaya dan cara dilakukan dalam mensosialisasikan service of excellent.
Terdapat dua dimensi untuk kualitas jasa pelayanan secara prima yaitu pertama proses
kualitas (mengevaluasi pelanggan selama jasa pelayanan itu diberikan), hal tersebut
2
Wawancara dengan Laksamana Muda TNI drg. Bambang Haryoto, Sp. Ort, selaku Kepala Pusat Kesehatan TNI
dan beliau mantan Kaladokgi R.E. Martadinata periode 2012 - 2014, pada tanggal 18 Januari 2015
69
diwujudkan RSGM Ladokgi R.E. Martadinata dengan mensosialisasikan service-service
pelayanan pada setiap bagian yang akan berhubungan dengan pelanggan.
Untuk sosialisasi lainnya dilakukan dengan rutin yaitu dengan melakukan
pendampingan terhadap pasien dan memfollow- up pasien sampai tuntas. Bentuk proses ini
juga dijelaskan oleh Kolonel Laut (K) drg. Willy Djoko P, Sp. PM, selaku key informan,
“Hal-hal apa saja yang sudah kita lakukan kebetulan di RSGM Ladokgi R.E.
Martadinata dengan pelayanan informasi yang up to date kita juga kasih tau ke
mereka service-service yang ada di poli-poli dan juga melakukan proses
pendampingan terhadap pasien dan kemudian mem-follow up pasien sampai benarbenar tuntas dan tidak ada keluhan lagi”.3
Peneliti dapat menyimpulkan proses yang dilakukan oleh public relations di RSGM
Ladokgi R.E. Martadinata sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur dari service of
excellent yang diterapkan oleh lembaga untuk mencapai kepuasan pelanggan adalah dengan
memahami apa yang diinginkan oleh pelanggan.
Usaha untuk mensosialisasikan pelayanan prima atau service of excellent bukan hal
yang mudah untuk sebuah lembaga rumah sakit yang memfokuskan pelayanan terhadap
pelanggan. Hal tersebut diwujudkan bukan hanya dalam bentuk servis- servisnya saja, tetapi
seluruh staf dan karyawan yang berhubungan langsung dengan para pelanggan seperti public
relations, karyawan dan staf, dokter gigi, perawat gigi, petugas front office, bagian informasi,
bagian pendaftaran, security, operator parking, dan office boy.
Komunikasi sangatlah berperan penting dalam terciptanya layanan yang prima.
Komunikasi pun dapat diterapkan melalui simbol verbal dan non-verbal. Hal ini dibenarkan
oleh drg. Yuyu Latifah Purnama, selaku key informan di RSGM Ladokgi R.E. Martadinata,
3
Wawancara dengan Kolonel Laut (K) drg. Willy Djoko P, Sp. PM, selaku Wakil Kepala RSGM Ladokgi R.E.
Martadinata, pada tanggal 18 Januari 2015
70
“Sikap dan komunikasi sebagai hal mendasar dalam pelayanan dan skill atau
pengetahuan petugasnya sehingga setiap hal yang diinginkan pelanggan dapat
dipenuhi. Setiap karyawan dan staf di RSGM Ladokgi REM selalu melayani dengan
hati dan sadar bahwa bersikap ramah dan membantu merupakan hal yang sangat
mulia, sehingga siapapun akan dilayani dengan baik tanpa kecuali”.4
Berdasarkan hasil wawancara dengan drg. Yuyu Latifah Purnama di atas, maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses komunikasi seperti itulah yang selalu dilakukan
oleh seluruh karyawan dan staf RSGM Ladokgi R.E. Martadinata setiap hari dan sebab
maupun akibat yang timbul atas komunikasi mereka telah menjadikan dasar bahwa hal
tersebut adalah hal yang mesti dicapai suatu organisasi dalam menunjang kemajuan
organisasinya, salah satunya adalah mendapatkan feedback agar terbentuknya opini publik
mendapat pencitraan yang baik mengenai lembaga yang bersangkutan di mana komunikasi
berkaitan dengan penyebaran suatu informasi mengenai sikap-sikap publik yang
mengidentifikasi masalah-masalah, menyusun rencana serta menjalankan program-program
komunikasi.
Hal tersebut sesuai yang peneliti alami ketika melakukan observasi, bahwa public
relations di lembaga tersebut yang tidak pernah putus dalam melakukan komunikasi
karyawan dan staf-nya baik dalam memberikan evaluasi mengenai kekurangan-kekurangan
karyawannya yang diamati sehingga menjadi masukan bagi para karyawan agar lebih baik di
masa yang akan datang.
Baik public relations, karyawan dan staf, dokter gigi, perawat gigi, petugas front
office, bagian informasi, bagian pendaftaran, security, operator parking, dan office boy harus
selalu mengucapkan salam ketika sedang melayani pelanggan seperti mengucapkan selamat
pagi, siang, sore, atau malam, ada yang bisa saya bantu?, karena pelanggan mengharapkan
4
Wawancara dengan drg. Yuyu Latifah Purnama, selaku Kepala Humas di RSGM Ladokgi R.E Martadinata pada
tanggal 18 Januari 2015
71
mendapatkan sambutan kata-kata yang hangat, akrab, tutur kata yang halus dan sopan. Selain
respon terhadap pertanyaan pelanggan juga berperan penting sehingga sesegera mungkin
harus melayani dengan sukacita, sesegera mungkin menanggapi setiap pertanyaan
memberikan jawaban atas pertanyaan pelanggan agar pelanggan mendapatkan mutu
pelayanan yang prima.
Ibu Dyah Yuli yang melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut di RSGM
Ladokgi R.E. Martadinata selaku informan memberikan pendapatnya bahwa,
“Saya rasa pelayanan di RSGM Ladokgi R.E. Martadinata ini sudah berhasil
menerapkannya, karena dapat saya rasakan pelayanan-pelayanan yang baik,
memuaskan dan profesional”.5
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam menerapkan pelayanan yang prima bisa
dikatakan sebagai jawaban apakah RSGM Ladokgi R.E. Martadinata berhasil atau tidak
dalam mempertahankan yang telah diperolah dengan tidak mudah.
Hal ini juga di kuatkan dengan pernyataan Tn. Padang Haryanto selaku informan,
“kasus gigi saya termasuk susah dan langka, dan saya sekeluarga sudah
bertahun-tahun selalu mempercayakan perawatan dan pengobatan gigi di RSGM
Ladokgi R.E Martadinata ini selain peralatan yang lengkap dan canggih para dokter
giginya juga sangat profesional sehinga saya merasa puas”6
Peneliti dapat menyimpulkan public relations juga sangat berperan penting dalam
program strategi pelayanan prima (service of excellent) karena seorang public relations ada
baiknya mengetahui “apa dan bagaimana” dalam menangani keluhan atau complains yang
mungkin akan muncul dari pihak pelanggan, dan sebaiknya public relations mengetahui
terlebih dahulu mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar bagi pelanggan. Seorang public
5
Wawancara dengan Ibu Dyah Yuli yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil TNI Angkatan Laut, pada tanggal
23 Januari 2015
6
Wawancara dengan Tn. Padang Haryanto yang berstatus sebagai pasien Bedah Mulut dari tahun 1992 s.d
sekarang, pada tanggal 23 Januari 2015
72
relations harus mengetahui faktor-faktor yang menjadi perhatian bagi seorang public
relations dalam hal memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan antara lain,
menghargai kepentingan dan kebutuhan pelanggan, menjaga sopan santun dalam
berkomunikasi, sikap tindak dan perilaku dalam melayani kepentingan pelanggan, selalu
bersikap bijaksana, dan bekerja secara profesional, cepat, dan efisien, serta saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak, diandalkan dan dipercaya, tetap menjaga rahasia
pribadi pihak pelanggan.
Faktor-faktor tersebut sebagai penunjang atas keberhasilan atau tidaknya dalam hal
memberikan pelayanan prima atau pelayanan terbaik terhadap pelanggan di RSGM Ladokgi
R.E. Martadinata dengan menggunakan strategi pelayanan service excellent yang menjadi
kekuatan dalam menyampaikan pesan kepada publik.
Dalam setiap membangun dan menjalankan sesuatu pasti ada kendala yang dihadapi
baik itu kendala internal maupun eksternal. RSGM Ladokgi R.E. Martadinata tidak
memungkiri tentang adanya masalah yang dihadapi dalam mensosialisasikan
service of
excellent. Hal ini dibenarkan oleh drg. Yuyu Latifah Purnama, selaku key informan,
“Kendala yang kita hadapi di dalam memberikan pelayanan pasien yaitu
mereka yang belum memahami tentang prosedur berobat apalagi dengan kartu BPJS
yang terkesan menyulitkan pelanggan. Mereka banyak yang belum tahu ketika akan
melakukan pengobatan dan perawatan di RSGM Ladokgi R.E Martadinata ini harus
membawa surat pengantar atau pun rujukan dari satuan kerjanya”.7
Dari pernyataan key informan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kendala
eksternal: yaitu para pelanggan yang kurang menerima aturan-aturan yang ditetapkan oleh
pemerintah mengenai aturan BPJS namun hal ini dapat diatasi dengan menjelaskan dari segi
7
Wawancara dengan drg. Yuyu Latifah Purnama selaku Kepala Humas RSGM Ladokgi R.E Martadinata, pada
tanggal 18 Januari 2015
73
global dan pengetahuan tentang bagaimana peraturan prosedur berobat di RSGM Ladokgi
R.E. Martadinata.
RSGM Ladokgi R.E. Martadinata selalu berupaya melengkapi fasilitas dan
meningkatkan konsistensi karyawan dalam melayani publik khususnya karyawan yang
berhubungan langsung dengan pelanggan dengan begitu pelanggan pun akan merasa puas
terhadap layanan yang diberikan oleh petugas RSGM Ladokgi R.E. Martadinata. Hal tersebut
di atas sesuai dengan pengamatan peneliti bahwa terkadang ada karyawan yang berhasil
melayani pelanggan dan ada juga yang tidak berhasil. Karyawan harus selalu melakukan
salam pada setiap layanan yang dilakukan, karyawan yang tidak mengikuti aturan adalah
mereka yang gagal dalam melayani pelanggan.
Hal ini adalah salah satu faktor penghambat internal dijelaskan oleh drg. Yuyu Latifah
Purnama, selaku key informan yang melakukan evaluasi daripada setiap karyawan,
“Prinsip kami adalah do the best dimulai dari listen greeting, grooming up,
layanan service excellent ya dengan cara yang terdapat dalam motto Ladokgi R.E.
Martadinata. Kita kasih yang terbaik buat mereka cara-caranya yaitu jangan sampai
mereka menemukan keluhan-keluhan terlebih dahulu di RSGM Ladokgi R.E.
Martadinata”.8
Selain kendala dari eksternal dan internal masalah yang sering terjadi adalah lahan
parkir yang kurang memadai. Dari pernyataan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
Public Relations RSGM Ladokgi R.E Martadinata senantiasa menjaga prinsip do the best
yang dimulai dari ucapan salam, sambutan yang hangat serta memberikan pelayanan yang
prima bagi setiap pelanggan yang datang.
Sementara itu pendapat Ibu Dyah Yuli selaku informan mempunyai keluhan dan
kendala yang dialami adalah,
8
Ibid
74
“Saya salah satu pelanggan di sini, Mba. Awal-awal saya berobat di sini
petugasnya kurang ramah, setiap keluhan yang saya sampaikan mereka menerima
kurang baik bahkan jawabannya pun agak berbelit-belit jadinya saya agak malas,
selain itu lahan parkirnya kurang memadai, tapi sekarang sih sudah beda, mereka
ramah-ramah dan sangat baik”.9
Dari pendapat Ibu Dyah Yuli di atas, tidak penulis temukan saat melakukan observasi.
Apabila terjadi hal-hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa lagi-lagi kendala timbul dari
kesalahan internal yang dalam hal ini adalah petugas operator parkir itu sendiri.
Dari pernyataan informan peneliti dapat menyimpulkan bahwa service of excellent
merupakan salah satu program kegiatan public relations yang ditujukan pada public internal,
untuk menjaga dan meningkatkan nama baik Ladokgi R.E. Martadinata dalam
mengkomunikasikan service excellent kepada masyarakat umum dengan kegiatan dari
strategi public relations.
4.2.3 Membangun hubungan dengan pihak luar
Keterampilan untuk melobi secara personal dan kemampuan bernegosiasi sangat
diperlukan bagi seorang public relations, agar semua rencana, ide atau gagasan kegiatan
suatu lembaga memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh.
Tujuan dari melakukan pendekatan dan bernegosiasi adalah untuk mencapai suatu tujuan
yang pada akhirnya kedua belah pihak saling menguntungkan.
Usaha yang dilakukan oleh public relations RSGM Ladokgi R.E. Martadinata
adalah dengan melakukan kerja sama dengan pihak luar seperti perusahaan-perusahaan
ternama dan dengan kompetitor-kompetitor pada perusahaan lain untuk melakukan kerja
sama dengan melakukan pelayanan kesehatan yang sudah diberikan oleh pihak terkait.
9
Wawancara dengan Ibu Dyah Yuli selaku pasien di RSGM Ladokgi R.E Martadinata pada tanggal 23 Januari
2015
75
Untuk mensosialisasikan kegiatan-kegiatan dari strategi public relations, RSGM
Ladokgi R.E. Martadinata harus memelihara hubungan baik dengan pihak eksternal
khususnya wilayah Jakarta dan sekitarnya. Seperti yang dikatakan oleh Laksamana Pertama
TNI drg. Lita Agustia, M.H Kes, selaku key informan,
“Memelihara hubungan baik dengan pihak eksternal harus mengetahui
budaya, bahasa, kebiasaan, dan interest mereka agar komunikasi yang kita berikan
tersampaikan dengan baik, dengan begitu apabila terjadi keluhan mereka merasa
dihargai sebagai partnership”.10
Menjaga kekompakan antar para medis dan karyawan sangatlah penting dalam
organisasi dalam kegiatan public relations RSGM Ladokgi R.E. Martadinata yang telah
dilaksanakan justru salah satunya untuk meningkatkan kekompakan untuk menyamakan
persepsi dalam mensosialisasikan
service of excellent melalui pelatihan dan bimbingan
dalam pelayanan yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya dengan bekerjasama atau
mengadakan MOU dengan instansi-instansi terkait.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Kolonel laut (K) drg. Willy Djoko P, Sp. PM selaku
key informan,
“bentuk membangun hubungan dengan pihak luar yaitu dengan melakukan
kerjasama atau MOU dengan instansi-instansi lain yaitu melakukan pelatihan dan
bimbingan dalam pelayanan, kita jadikan dasar pembuatan SOP, pertama kita punya
tupoksi stuktur organisasi. Dari situ kita menterjemahkan apa sih kerja kita. Salah
satunya adalah handling complain. Dari pengelolaan complain itu kita terjemahkan
ke dalam bahasa SOP, jadi kita harus buat prosedurnya dari pertama sampai terakhir
kembali lagi ke pelanggan untuk membangun service of excellent dan kita juga
kerjasama (MOU) dengan pihak-pihak lain ”.11
10
Wawancara dengan Laksamana Pertama TNI drg. Lita Agustia, M.H Kes, selaku Kaladokgi R.E Martadinata,
pada tanggal 18 Januari 2015
11
Wawancara dengan kolonel Laut (K) drg. Willy djoko P, Sp. PM, selaku Wakil Kepala RSGM Ladokgi R.E
Martadinata, pada tanggal 18 Januari 2015
76
Dari pernyataan key informan tersebut peneliti dapat memahami bahwa RSGM
Ladokgi R.E. Martadinata harus menjaga dan membina hubungan yang baik dengan pihak
luar dengan melakukan kerjasama (MOU) dengan pihak lain, karena hal ini dapat
meningkatkan ketrampilan, kekompakan dan kinerja dalam menjalankan kegiatan pelayanan
kesehatan dari strategi public relations.
Hal ini pula yang disadari oleh RSGM Ladokgi R.E. Martadinata untuk
mengkomunikasikan service of excellent kepada khalayaknya, maka diperlukan suatu strategi
agar pesan tersebut dapat diterima dengan baik, begitu juga dalam meningkatkan eksistensi
organisasi diperlukan adanya kegiatan yang menunjang untuk membangun service of
excellent dan image organisasi yang besar terbuka dan profesional.
4.2.4 Publications (publikasi)
Tugas seorang public relations RSGM Ladokgi R.E. Martadinata dalam melakukan
publikasi yaitu dengan menyebar luaskan informasi melalui media website tentang kegiatankegiatan yang dilakukan oleh RSGM Ladokgi R.E. Martadinata agar diketahui oleh publik,
serta menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan positif secara lebih luas dari
masyarakat. Dalam hal ini tugas public relations RSGM Ladokgi R.E. Martadinata adalah
menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan berbagai pihak
dengan tujuan menguntungkan organisasi dan pihak yang terkait.
Publikasi yang dilakukan RSGM Ladokgi R.E. Martadinata dengan melakukan
penyebaran catalog dan iklan melalui media website atau internet dengan tujuan agar dapat
diketahui oleh publik. Selain itu publisitas yang dilakukan yaitu dengan melakukan siaran di
radio-radio, dan menjadi sponsor event-event acara.
77
Pada saat ini publikasi dan pemberdayaan staf dalam pelayanan merupakan hal yang
sudah tidak asing dan tetap menjadi salah satu keputusan dan tindakan strategi public
relations dalam mensosialisasikan service of excellent di RSGM Ladokgi R.E. Martadinata.
Hal ini pula yang disadari oleh RSGM Ladokgi R.E. Martadinata untuk
mengkomunikasikan kepada khalayaknya, maka diperlukan suatu strategi agar pesan tersebut
dapat diterima dengan baik, begitu juga dalam meningkatkan eksistensi organisasi diperlukan
adanya kegiatan publikasi yang menunjang untuk mensosialisasikan service of excellent dan
image organisasi yang besar dan terbuka. RSGM Ladokgi R.E. Martadinata tentunya harus
menentukan terlebih dahulu publikasi melalui media yang akan dituju, karena media inilah
yang akan membawa image yang baik bagi
RSGM Ladokgi R.E. Martadinata dalam
mensosialisasikan service of excellent
Dalam hal ini strategi publikasi adalah sebagai penguatan service of excellent di
RSGM Ladokgi R.E. Martadinata yang dirasa tepat untuk menginformasikan kepada
khalayak melalui media baik melalui media massa , media elektronik, internet, spanduk,
brosur atau leaflet, seperti yang dikatakan drg. Yuyu Latifah Purnama selaku key informan,
“Nah,tujuannya ya…. untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas serta mutu
pelayanan yang prima kami selalu melakukan kegiatan publikasi kepada khalayak,
melalui media baik media massa, media elektronik, internet, spanduk, brosur atau
leaflet, selain itu kami selalu melibatkan kepada seluruh anggota dan staf untuk
terlibat di dalam mewujudkan tujuan RSGM Ladokgi REM ini, untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada seluruh pelanggan sesuai dengan job description-nya
masing-masing dari situlah komunikasi yang mereka sampaikan mengenai service
excellent akan tersampaikan. Mengapa publikasi? Karena pada dasarnya
membangun service of excellent di RSGM Ladokgi R.E. Martadinata ingin
meningkatkan imagenya kepada masyarakat luas atau stake holder ”.12
12
Wawancara dengan drg. Yuyu Latifah Purnama, selaku Kepala Humas di RSGM Ladokgi R.E Martadinata
pada tanggal 18 Januari 2015
78
Dari pernyataan key informan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan
publikasi berdampak pada terbentuknya citra yang positif yang bertujuan untuk
meningkatkan consumer exposure terhadap organisasi yang telah terbranding yang juga
termasuk sebagai indikator peningkatan mutu dan termasuk sebagai program service of
excellent berjangka panjang disusun sebagai perencanaan strategis dan merupakan bagian
dari rencana strategis RSGM Ladokgi R.E. Martadinata.
2.4.5 proses edukasi
Service of excellent bisa dipandang berdasarkan dua pendekatan. Pertama dalam
konsep public relations lama yang memposisikan RSGM Ladokgi R.E Martadinata sebagai
pemberi donasi, dan yang kedua adalah memposisikan diri sebagai mitra, dan konsep
komunitasnya bukan sekedar kumpulan orang yang menempati sebuah wilayah rumah sakit
pemerintah saja. Service of excellent merupakan program tersendiri yang merupakan wujud
tanggung jawab sosial. Di sini RSGM Ladokgi R.E Martadinata menampilkan sisi dirinya
sebagai lembaga kedokteran gigi yang bersama-sama memberikan sumber daya yang
dimilikinya untuk memecahkan permasalahan dan mencapai tujuan kemashlahatan bersama.
Kita akan lebih memfokuskan pada pendekatan kedua ini dalam mengkaji strategi public
relations melalui seminar-seminar yang diselenggarakan setiap tahunnya yaitu PITA (Pekan
Ilmiah Tahunan) Ladokgi.
Public relations dalam kegiatan PITA (Pekan Ilmiah Tahunan)
Ladokgi adalah
bagaimana kelompok suatu komunitas dokter gigi, perawat gigi dan tekniker gigi
mengkomunikasikan image kepada masyarakat yaitu bagaimana menjaga image RSGM
Ladokgi R.E Martadinata yang sudah baik ini menjadi lebih baik lagi di mata masyarakat.
79
Seperti yang dikatakan oleh Laksamana Muda TNI drg. Bambang Haryoto, Sp. Ort (mantan
Kaladokgi periode 2012-2014) selaku key informan,
“Public Relations dalam kegiatan PITA Ladokgi ini yaitu bagaimana
komunitas menjaga dan meningkatkan citra dan reputasi RSGM Ladokgi R.E
Martadinata kepada masyarakat melalui service of excellent sehingga yang sudah
baik akan menjadi lebih baik lagi sesuai dengan harapan yaitu menjadi rujukan
rumah sakit gigi dan mulut terbaik di indonesia serta berkualitas internasional”.13
Dari penyataan key informan peneliti dapat menyimpulkan bahwa, proses edukasi
melalui PITA Ladokgi adalah salah satu bagian strategi Public Relations yang melibatkan
public eksternal yaitu para dokter gigi, perawat gigi, dan tekniker gigi seluruh indonesia yang
menjadi satu untuk menjaga dan meningkatkan citra rumah sakit yang berkualitas
internasional dalam mengkomunikasikan image kepada khalayak dengan kegiatan strategi
Public Relations .
Salah satu tujuan dari strategi pelaksanaan program PITA Ladokgi R.E Martadinata
adalah untuk meningkatkan consumer exposure yang telah melekat yang juga termasuk
sebagai indikator peningkatan image/reputasi, seperti
yang dikatakan oleh Laksamana
Pertama TNI drg. Lita Agustia, M.H Kes, selaku key informan,
“sejauh ini dampak dari strategi PR dalam program dan kegiatan PITA
Ladokgi terhadap peningkatan service of excellent bertujuan untuk meningkatkan
consumer exposure telah melekat dengan baik sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan citra yang positif di mata masyarakat.”14
13
Wawancara dengan Laksamana Muda TNI drg. Bambang Haryato, Sp. Ort, selaku Kapuskes TNI pada tanggal
18 Januari 2015
14
Wawancara dengan Laksamana Pertama TNI drg. Lita Agustia, M.H Kes, selaku Kaladokgi R.E Martadinata,
pada tanggal 18 Januari 2015
80
Dari pernyataan key informan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa program
atau kegiatan PITA Ladokgi R.E Martadinata, berdampak pada terbentuknya komunitas
medis dan para medis yang bertujuan untuk meningkatkan consumer exposure berjangka
panjang disusun sebagai perencanaan strategis dan merupakan bagian dari rencana strategis
RSGM Ladokgi R.E Martadinata.
Dalam strategi proses edukasi untuk melakukan service of excellent dibutuhkan suatu
pengukuran kinerja pelayanan baik secara eksternal maupun internal didalam menyusun
strategi dan program. Setelah hal tersebut tersusun, lalu dilaksanakan program-program dan
akhirnya dilakukan evaluasi. seperti yang dilakukan oleh RSGM Ladokgi R.E. Martadinata,
sesuai dengan pernyataan yang dikatakan oleh drg. Yuyu Latifah Purnama, selaku key
informan,
“untuk memperbaikinya kita juga butuh masukan dari pihak PR sendiri, para
pasien, biasanya menulis keluhan yang kita sediakan melalui kotak saran atau bisa
kirim via email kami. Dari kotak saran itu artinya rate penilaian dari PR itu sendiri
terhadap pelayanan dari RSGM Ladokgi REM khususnya dari manajement PR. Jadi
mereka bisa tuangkan saran-saran mereka, harapan-harapan mereka disitu, nah dari
rekapan kotak saran kita presentasi untuk peningkatan pelayanan kita sama pasien
dan kita jadikan sebagai bahan evaluasi agar yang sudah baik ini lebih kita
tingkatkan menjadi lebih dan lebih baik lagi .15
Pengukuran kinerja dan evaluasi merupakan proses edukasi yang dilakukan RSGM
Ladokgi R.E. Martadinata adalah dengan mendata saran-saran yang masuk baik melalui
kotak saran maupun melalui email yang hasilnya merupakan rate penilaian dari PR itu
sendiri terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut di RSGM Ladokgi R.E. Martadinata.
Para pelanggan akan diberi kesempatan untuk menyampaikan keluhan-keluhan yang sering
dirasakan selama melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut, baik dari pelayanan
petugas kesehatan ataupun dari fasilitas yang sudah disediakan. Dari hasil rekapan tersebut
15
Wawancara dengan drg. Yuyu Latifah Purnama, selaku Kepala Humas RSGM Ladokgi R.E Martadinata pada
tanggal 18 Januari 2015
81
diatas maka bagian PR akan mempresentasikan kepada pihak manajemen untuk
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan. Dalam melakukan evaluasi perlu
memperhatikan langkah-langkah terhadap para pelanggan, seperti pernyataan yang dikuatkan
oleh Lettu Laut (K) Abdul Latif Nurdin, selaku informan,
“langkah-langkahnya ya...secara bertahap, kita liat dari hasil kotak saran , kita
minta voting dari mereka apa-apa yang perlu ditingkatkan, untuk keluhan saat ini
memang kebanyakan dari lahan parkir yang memang kami akui kurang memadai......,
dan ini akan selalu menjadi bahan evaluasi setiap kali kami mengadakan rapat juga
selalu kami sampaikan ke pihak pimpinan, dan melalui birokrasi ke jenjang yang
lebih atas lagi”.16
Dari wawancara diatas maka peneliti dapat menyimpulkan dalam langkah-langkah
tidak sembarangan dilakukan. Tidak serta merta hanya mengandalkan jawaban ataupun
tulisan dari kotak saran maupun email. PR akan memilih jawaban yang lebih dominan atau
hal tersebut lebih dibutuhkan oleh banyak pelanggan salah satunya adalah fasilitas-fasilitas
poliklinik serta sarana dan prasarananya.
4.3.
Pembahasan
Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Ladokgi R.E. Martadinata adalah suatu instansi
rumah sakit pemerintah milik TNI Angkatan Laut dibawah naungan Dinas Kesehatan TNI
AL (Diskesal) yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan khususnya kesehatan gigi dan
mulut yang berdiri sejak tahun 1950, dengan berbagai fasilitas kesehatan gigi dan mulut
berupa klinik-klinik yang disediakan antara lain Klinik Eksekutif, Klinik VVIP, Klinik VIP,
Klinik Reguler, Klinik Gigi Anak, Laboratorium Gigi dan Radiologi Gigi serta penunjang
Fasilitas lainnya.
16
Wawancara dengan lettu Laut (K) Abdul Latif Nurdin, selaku Kaur Administrasi RSGM Ladokgi R.E
Martadinata, pada tanggal 18 januari 2015
82
Dalam mempertahankan eksistensi dibidang jasa pelayanan kesehatan gigi dan mulut
RSGM Ladokgi R.E. Martadinata selalu bersaing untuk memberikan pelayanan yang terbaik
dan profesional, baik dibidang manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut maupun
fasilitas penunjang lainnya para sasaran publik yang sesuai.
Pada penelitian ini, peneliti fokus terhadap pelayanan yang diberikan kepada publik
eksternal dari RSGM Ladokgi R.E. Martadinata atau yang disebut pelanggan/pasien.
Berbagai upaya cara dan upaya diterapkan dan wajib dilaksanakan oleh para staf dan
karyawan yang berhubungan langsung dengan para pasien/pelanggan ataupun para staf dan
karyawan yang tidak kontak langsung dengan para pasien/pelanggan. Hal ini bertujuan agar
para pasien mendapatkan kepuasan dan kepercayaan terhadap RSGM Ladokgi R.E.
Martadinata.
Departemen yang bertanggung jawab terhadap publik eksternal adalah Public
Relations. Maka peneliti fokus terhadap Departemen public relations yang langsung
menangani pasien/pelanggan dimana fungsi dan tugas public relations adalah untuk
mensosialisasikan pelayanan dan informasi kepada para pasien.
Dalam strategi PR untuk mensosialisasikan service of execellent ini tentunya
organisasi perlu bekerja keras dengan mengadakan program-program sosial yang berlangsung
secara berkesinambungan dan dalam melaksanakan program strategi PR.
Istilah PR sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. PR selalu ada dalam
suatu lingkup organisasi baik itu negeri maupun swasta karena PR disini memiliki peran yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan membangun relasi dengan pihak pelanggan
agar dapat bekerja sama dengan masyarakat luas. PR memiliki ruang lingkup baik eksternal
maupun internal. Salah satu lingkup eksternalnya adalah pelanggan atau pasien. Dalam
pengertian klasik pelanggan dipandang hanya salah satu bagian dari Publik yang dilayani
83
dalam kegiatan PR yang dikategorikan sebagai publik external. Namun dalam praktek PR
mutakhir, yang cenderung mengganti dan mengubah istilah publik dengan komunitas,
pelanggan/ pasien adalah sebuah stakeholder yang dilayani organisasi.
Menurut pakar management, bila dengan membuat perencanaan yang baik berarti kita
sudah menyelesaikan separuh pekerjaan kita. Ungkapan itu digunakan untuk menunjukkan
betapa pentingnya pembuatan rencana. Dalam membuat rencana berarti kita mengandaikan
sesuatu akan terwujud dikemudian hari. Sesuatu yang akan terwujud itu adalah tujuan yang
ingin dicapai. Dengan kata lain, rencana merupakan sebuah prakiraan yang didasarkan pada
fakta dan informasi tentang sesuatu yang akan terwujud. Untuk bisa mewujudkan apa yang
diperkirakan itu, dibuatlah suatu program. Dengan demikian, program bisa kita anggap
sebagai cara untuk pewujudan perencanaan. Dalam melaksanakan service of excellent
organisasi melakukan pendekatan dengan publiknya. Agar efektif maka perlu dikelola
melalui tahapan-tahapan kerja public relation yang meliputi fact finding, rumusan masalah,
perencanaan dan pemrograman, serta evaluasi.
Temuan penelitian lainnya pada aspek evaluasi dari program kegiatan kita ini salah
satunya yaitu memperbanyak program sosial, melaksanakan pertemuan-pertemuan dengan
masing-masing medis dan paramedis sehingga seluruh program dan obyektifnya terinformasi
secara merata.
Peneliti menyimpulkan bahwa strategi PR dalam mensosialisasikan
service of
excellent cukup memuaskan dimata masyarakat dan berdasarkan hasil evaluasi bisa diketahui
bagian apa yang harus dihentikan atau dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan dan
penyempurnaan.
Dengan demikian service of Excellent adalah salah satu bagian kegiatan public
relations yang melibatkan public internal maupun external yang menjadi salah satu tolak ukur
84
untuk menjaga dan meningkatkan nama baik atau reputasi dalam mengkomunikasikan image
tersebut kepada masyarakat umum dengsan kegiatan dari strategi PR, dan merupakan suatu
program PR dalam rangka menjalin hubungan dengan pelanggan sebagai salah satu
stakeholder organisasi dalam meningkatkan reputasi rumah sakit gigi dan mulut khususnya
Ladokgi R.E. Martadinata.
Download