Hak Pelaku Usaha - Binus Repository

advertisement
Matakuliah
: F0422 / Pengantar Hukum Perdata dan Dagang
Tahun
Versi
: 2005
: Revisi 1
Pertemuan 11
PERLINDUNGAN KONSUMEN
1
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan
mahasiswa
akan mampu :
•Menjelaskan tentang perlindungan
konsumen (C2)
2
Outline Materi
•
•
•
•
•
•
•
•
SUMBER HUKUM
PENGERTIAN PERLINDUNGAN
KONSUMEN
ASAS DAN TUJUAN PERLINDUNGAN
HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN DAN
PELAKU USAHA
LARANGAN-LARANGAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENGAJUAN GUGATAN
PENYELESAIAN
3
POINT MATERI :
• Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 8
Tahun 1999, Konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan atau jasa tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan.
• “Di dalam perpustakaan ekonomi dikenal istilah
Konsumen Akhir dan Konsumen Antara. Konsumen
Akhir adalah penggunaan atau pemanfaatan akhir
dari suatu produk, sedangkan Konsumen Antara
adalah konsumen yang menggunakan suatu produk
sebagai bagian dari proses produksi suatu produk
lainnya. Oleh karena pengertian yang terdapat
dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 adalah
Konsumen Akhir.
4
POINT MATERI :
Pelaku Usaha merupakan setiap orang
perseorangan atau badan hukum yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan
hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
negara Republik Indonesia baik sendiri
maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
berbagai bidang ekonomi. Pelaku usaha yang
termasuk dalam pengertian ini adalah
perusahaan korporasi, BUMN, koperasi,
importir, pedagang, distributor dan lain-lain. 5
Sumber Hukum :
1. UU No. 8 Th 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
2. UU No 10 Th 1961 tentang Barang
3. UU No 23 Th 1992 tentang Kesehatan
4. KUH Perd
6
Pengertian :
1. Perlindungan konsumen
2. Konsumen
3. Pelaku usaha
4. Barang
5. Promosi
6. Lembaga / Badan Perlindungan
Konsumen
7. Klausula Baku
8. Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen
7
Asas :
1. Manfaat
2. Keadilan
3. Keseimbangan
4. Keamanan dan keselamatan konsumen
5. Kepastian Hukum
8
Tujuan :
1. Untuk melindungi konsumen
2. Menghindari dari akses negatif pemakaian
barang dan/atau jasa
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen
pada hak-haknya
4. Kepastian hukum dan keterbukaan informasi
5. Jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha
6. Menjamin kualitas barang dan/atau jasa
9
Hak Konsumen :
1. Kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
2. Memilih dan mendapatkan barang dan/atau jasa
sesuai nilai tukar dan kondisi serta jaminan
3. Informasi yang benar, jelas, dan jujur didengar
pendapat dan keluhannya
4. Advokasi, perlindungan, dan penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen
5. Mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen
6. Mendapatkan pelayanan yang benar dan tidak
diskriminatif
7. Mendapatkan konpensasi, ganti rugi dan/atau
penggantian
8. Hak-hak yang lainnya.
10
Kewajiban Konsumen :
1. Membaca/mengikuti petunjuk
pemakaian
2. Beritikad baik dalam melakukan
transaksi pembelian
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar
mengikuti proses hukum
11
Hak Pelaku Usaha :
1. Menerima pembayaran sesuai nilai
tukar
2. Mendapat perlindungan hukum dari
tindakan konsumen
3. Melakukan pembelaan diri
4. Rehabilitasi
5. Hak-hak yang lainnya
12
Pembinaan dan pengawasan :
1. Pemerintah
2. Lembaga perlindungan konsumen
3. Upaya perlindungan
4. Pengawasan penyelenggaraan
perlindungan konsumen
13
Badan Perlindungan Konsumen Nasional:
1. Tujuan dibentuk BPKN
2. Kedudukan dan tanggungjawab
3. Fungsi dan tugas BPKN
4. Keanggotaan BPKN
5. Pengakatan Anggota BPKN
6. Masa jabatan
7. Pemilihan Ketua/wk ketua BPKN
8. Unsur anggota BPKN
14
Perbuatan yang Dilarang Bagi Pelaku
Usaha :
Dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 17 UndangUndang No. 8 Tahun 1999, pelaku usaha dilarang
memproduksi dan/atau memperdagangkan barang
dan/atau jasa yang :
1. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar
yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.
2. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau
neto dan jumlah dalam hitungan sebagaimana yang
dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut,
3. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan
dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang
sebenarnya,
15
Perbuatan yang Dilarang Bagi Pelaku
Usaha :
4. Tidak sesuai dengan kondisi,jaminan,
keistimewaan, atau kemanjuran
sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket
atau keterangan barang dan/atau jasa
tersebut,
5. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan,
komposisi, proses pengolahan, gaya, mode
atau penggunaan tertentu sebagaimana
dinyatakan dalam label atua keterangan
barang dan/atau jasa tersebut,
6. Dan lain-lain.
16
Bagaimana YLKI Harus Memilih ?
•
•
Salah satu pihak transaksi ekonomi adalah para produsen
atau pelaku usaha. Dengan semakin kritisnya masyarakat,
terlihat kecenderungan mereka untuk menyelaraskan produk
dengan keinginan konsumen.
Mereka meninggalkan paradigma product out, yaitu
memproduksi barang dan jasa sebanyak-banyaknya tanpa
diimbangi quality control memadai. Kini paradigmanya
market in, yaitu menguji betul aspek keamanan dan
pelindungan konsumen sebelum suatu produk dilepas ke
pasar. Karena proses jadi lebih panjang dan biaya mungkin
juga lebih besar, mau tidak mau konsumen akan membayar
lebih mahal. Komunitas pelaku usaha juga berubah dari
paradigma let consumer beware yaitu konsumenlah yang
harus hati-hati sebelum mengkonsumsi barang dan jasa, ke
paradigma let producer beware, yaitu produsenlah yang
harus berhati-hati sebelum melepas produk ke pasar.
17
Bagaimana YLKI Harus Memilih ?
• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen memang mengatur mengenai klausul baku, yaitu
klausul tertentu yang tidak dapat dan tidak dimungkinkan,
dinegosiasikan oleh pihak lain. Ketentuan mengenai klausul
baku tersebut, dalam Undang-Undang tentang Perlindungan
Konsumen, diatur dalam Bab V Pasal 18 tentang Ketentuan
Pencantuman Klausul Baku. Pasal 18 UU tersebut, secara
prinsip mengatur mengenai dua macam larangan, yang
diberlakukan bagi para pelaku usaha, yang membuat
perjanjian baku dan atau mencantumkan klausul baku dalam
perjanjian yang dibuat olehnya.
• Dalam ketetntuan Pasal 18 ayat (1) dikatakan bahwa para
pelaku dalam menawarkan barang dan atau jasa yang
ditujukan untuk duperdagangkan, dilarang membuat atau
mencantumkan klausul baku, pada setiap dokumen dan atau
perjanjian sebagai berikut :
18
Bagaimana YLKI Harus Memilih ?
1. mengakibatkan pengalihan tanggung jawab pelaku
usaha.
2. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak
penyerahan kembali barang yang dibeli oleh
konsumen.
3. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak
penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas
barang dan atau jasa yang dibeli konsumen.
4. Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen
kepada pelaku usaha baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk melakukan segala tindakan
secara sepihak yang berkaitan dengan barang yang
dibeli oleh konsumen secara angsuran.
19
Bagaimana YLKI Harus Memilih ?
5. Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya
kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang dibeli
oleh konsumen.
6. Memberi hak kepada pelaku usaha untuk
mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta
kekayaan konsumen yang menjadi objek jual-beli
jasa.
7. Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan
yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan, dan
atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh
pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan
jasa yang dibelinya.
20
Bagaimana YLKI Harus Memilih ?
8. Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa
kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak
tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap
barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.
21
Bagaimana YLKI Harus Memilih ?
Apabila pelaku usaha melanggar ketentuan mengenai
pencantuman klausul baku, maka sebagai konsekuensi atas
pelanggaran tersebut, berdasarkan Undang-Undang Tentang
Perlindungan Konsumen klausul baku, apa saja yang telah
ditetapkan oleh pelaku usaha, pada dokumen atau perjanjian
kedua pihak itu, yang memuat ketetntuan yang dilarang
dalam pasal 18 Undang-Undang Perlindungan Konsumen,
dinyatakan batal demi hokum. Hal ini tentunya akan
mengakibatkan klausul baku tersebut, dianggap tidak pernah
ada dan tidak mengikat para pihak, yaitu pelaku usaha dan
konsumen, dalam melaksanakan transaksi perdagangan
barang dan atau jasa tersebut. Hal konsumen antara lain
adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa.
22
Download