1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Saat
ini
muncul
pandangan
bahwa
pembentukan
biofilm pada tubuh manusia berkontribusi dalam progresi
penyakit infeksi akut menjadi kronis dan berulangnya
suatu
infeksi(Reisner
berkorelasi
dengan
Reisner
al(2006),
et
termasuk
dalam
berasosiasi
bakteri
bakteri,
2006b).
Parsek
yang
beberapa
dan
kriteria
adalah
Hal
Singh
mengemukakan
biofilm
suatu
dan
al.,
pendapat
dengan
pada
et
dalam
bahwa
yang
infeksi
yang
adherensi
suatu
permukaan,terbentuknya
meningkatnya
itu
resistensi
kolonisasi
terhadap
antibiotik dibandingkan infeksi bakteri dalam bentuk
planktonik, dimana sifat-sifat tersebut pada akhirnya
akan dapat menyebabkan infeksi yang kronik.
Biofilm
saat
ini
tanpa
kita
sadari
telah
mengontaminasi pipa saluran industri, peralatan dokter
gigi, pipa air, ventilator, peralatan implan medis,dan
menjadi
sumber
tumbuhan.
terjadi
dari
Sehingga
infeksi
tidak
peningkatan
pada
manusia,hewan,
mengejutkan
jumlah
infeksi
jika
saat
kronik
dan
ini
yang
1
2
berasosiasi
sulit
dengan
biofilm,
diatasi
dimana
dengan
infeksi
terapi
tersebut
antibiotik
konvensional(Aparna and Yadav, 2008). Menurut publikasi
dari National institute of Health, lebih dari 80% dari
semua
infeksi
berasosiasi
dengan
biofilm
(Hassan
et
al., 2011).
Beberapa strain dari E colimerupakan strain yang
patogenik
pada
ekstraintestinal.
dari
strain
patogenik
E
organ
Strain
coli
mampu
intestinal
patogenik
yang
tersebut
nonpatogenik
mempenetrasi
maupun
berbeda
dimana
lapisan
strain
mukus
dan
membentuk koloni di lapisan mukosa jaringan intestinal.
Kontras dengan strain patogenik, strain nonpatogenik E
coli
hanya
berpenetrasi
hidup
dan
di
permukaan
membentuk
lapisan
koloni
di
mukus
lapisan
tanpa
mukosa
intestinal. Sifat kolonisasi bakteri E coli tersebut
dapat menguatkan hipotesa bahwa bakteri E coli dapat
membentuk
biofilm
seperti
pendapat
Parsek
dan
Singh
terdapat
pula
sebelumnya (Reisner et al., 2006b).
Selain
strain
E
pada
coli
sistem
yang
intestinal,
menginfeksi
sistem
saluran
kencing,atau biasa disebut uropatogenik E coli. Infeksi
saluran kencing adalah bentuk infeksi tersering E coli
3
pada organ ekstraintestinal. Setidaknya 12% pria dan
10-20% wanita pernah mengalami infeksi saluran kencing
akut yang simtomatik. Dalam persentase yang lebih besar
lagi, rata-rata seumur hidupnyapria dan wanita pernah
mengalami
bakteriuria
yang
asimtomatik.
Lebih
dari
100.000 pasien harus dirawat di rumah sakit di Amerika
Serikat akibat infeksi ginjal dengan risiko sepsis gram
negatif
dan
kematian(Johnson,
colisering
berasal
permukaan
lumen
dari
1991).
biofilm
kateter,
Uropatogenik
yang
dimana
melekat
mereka
E
pada
mendapat
resistensi terhadap antibiotik(Reisner et al., 2006b),
sehingga menyebabkan infeksi kronik yang sulit diobati
seperti
prostatitis
dan
cystitis
(Jackson
et
al.,
2002).
Dari
uraian
di
atas,
dapat
kita
lihat
bahwa
pembentukan biofilm dapat memperpanjang masa pengobatan
pasien
sehingga
merugikan
pasien
dari
segi
materi
maupun nonmateri. Selain itu, proses inflamasi kronik
dan berulang yang ditimbulkan oleh biofilm tentu dapat
memperburuk kondisi fisik dan juga mengurangi kualitas
hidup
dari
dilakukan
pembentukan
pasien.
Dari
penelitian
biofilm
alasan
untuk
pada
ini,
maka
mengetahui
isolat
E
coli,
isolat dari wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
perlu
kemampuan
khususnya
4
I.2 Perumusan Masalah
Apakah
bakteri
E
coli
memiliki
kemampuan
untuk
membentuk biofilm ?
I.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui kemampuan pembentukan biofilm pada isolat E
coli
I.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
penelitian
selanjutnya,
yaitu
uji
sensitivitas
antibiotik terhadap isolat yang menghasilkan biofilm,
yang pada akhirnya nanti dapat digunakan sebagai dasar
untuk menentukan terapi pada infeksi yang berasosiasi
dengan biofilm.
I.5 Keaslian Penelitian
Penelitian
mengenai
pembentukan
biofilm
pada
bakteri E coli pernah dilakukan oleh Andreas Reisner et
al, pada tahun 2006 dalam jurnal yang berjudul “In
Vitro
Biofilm
Formation
PathogenicEscherichia
coli
of
Commensal
Strains:
Impact
and
of
Environmental andGenetic Factors”, Namun isolat yang
didapatkan dari penelitian tersebut hanya terbatas pada
5
strain
tertentu
dari
isolat
yang
didapatkan
dari
beberapa wilayah di benua eropa. Sedangkan untuk isolat
E coli dari wilayah Yogyakarta dan sekitarnya belum
pernah diteliti pembentukan biofilmnya.
Selain itu, uji pembentukan biofilm juga pernah
diteliti oleh Lalit Meshram et al, dalam penelitiannya
pada
tahun
2012
yang
berjudul
“Comparative
analysis
between biofilm formation of commensal and pathogenic
Escherichia
coli
isolates”.
Seperti
penelitian
sebelumnya, 30 isolat yang didapat hanya terbatas pada
wilayah India dansekitarnya saja.
Download