Zat-zat yang terkandung di dalam rokok. Gambar I.1 di atas

advertisement
2
Gambar I.1: Zat-zat yang terkandung di dalam rokok.
Gambar I.1 di atas memberikan penjelasan tentang bagian-bagian rokok yang
sangat berbahaya. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin dan karbon
monoksida. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf
dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker
paru-paru yang mematikan. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat
hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.
Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko
menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan, menderita kanker esophagus, kanker kandung kemih dan serangan jantung,dan mengakibatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan
darah tinggi. Anak-anak yang lahir tahun 1985, diperkirakan sepertiganya
akan pernah menderita kanker, dan seperempatnya akan meninggal karena
kanker. Tabel berikut berisi data penderita kanker akibat rokok.
Tabel I.1. Data jumlah pengidap kanker akibat rokok di US tahun 1993.
Penyakit
Jumlah Penderita
Jumlah Kematian
Persen Kematian
Paru-paru
170 000
149 000
28 %
Usus Besar
152 000
57 000
11 %
Payudara
183 000
46 300
9%
Leukimia
93 000
50 000
9%
Prostad
165 000
35 000
7%
Dari Tabel I.1 di atas dapat dilihat bahwa kanker pembunuh terbesar, yaitu
kanker paru-paru, membunuh hampir 90% penderitanya, atau hampir 30%
3
dari seluruh kematian akibat kanker. Padahal justru kanker paru-parulah yang
paling mudah dicegah.
(a)
(b)
Gambar I.2: Paru-paru (a) dan alveoli (b) yang dirusak oleh kanker.
Gambar VI.1 di atas menunjukkan paru-paru dan alveoli yang dirusak oleh
kanker.
Survei dalam beberapa dekade menunjukkan bahwa satu-satunya
penyebab mayoritas kanker paru-paru adalah asap rokok [10].
I.1.2
Rokok Dan Tuberkulosis
TB dan kebiasaan merokok merupakan dua masalah besar dunia dan menjadi agenda penting WHO. Yang menarik karena ternyata ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit infeksi, dalam hal ini tuberkulosis
paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan merokok akan merusak
mekanisme pertahanan paru yang disebut muccociliary clearance. Bulu-bulu
getar di paru tidak mudah ”membuang” infeksi yang masuk karena bulu
getar dan alat lain di paru rusak akibat asap rokok. Selain itu, asap rokok
meningkatkan tahanan jalan napas (airway resistance) dan menyebabkan ”mudah bocornya” pembuluh darah di paru, juga akan merusak makrofag yang
merupakan sel yang dapat ”memakan” bakteri pengganggu. Asap rokok juga
dapat menurunkan respon terhadap antigen sehingga jika ada benda asing masuk ke paru tidak lekas dikenali dan dilawan. Secara biokimia asap rokok juga
meningkatkan sintesa elastase dan menurunkan produksi antiprotease sehingga
merugikan tubuh kita. Penelitian lain menemukan bahwa anak yang menjadi
perokok pasif ternyata juga lebih sering mendapat TB dan TB pada perokok
lebih menular daripada penderita TB yang tidak merokok. Secara umum, pe-
4
rokok ternyata lebih sering mendapat TB dan angka kematian akibat TB lebih
tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok [10].
Berdasarkan uraian di atas tentang bahaya yang ditimbulkan akibat kebiasaan
merokok, maka dalam tesis ini kita akan mencoba mengkaji lebih jauh tentang
faktor-faktor apa saja yang dapat kita kontrol untuk mengurangi jumlah perokok dan membentuknya dalam sebuah model matematika.
I.2
Rumusan Masalah
Isi dari tesis ini akan lebih menekankan pada pemodelan kebiasaan merokok
dan dampak yang ditimbulkan. Sehubungan dengan hal tersebut maka kita
dapat merumuskan beberapa hal pokok pembahasan kita :
1. Mengkonstruksi model matematika mengenai masalah kebiasaan merokok.
2. Menentukan parameter-parameter yang dapat dikontrol agar jumlah orang
yang merokok dapat dikurangi.
3. Menentukan persentase laju pertambahan jumlah perokok dan melihat
perbandingan dari besar pertambahan tersebut antara wanita perokok
dengan pria perokok.
I.3
Tujuan Penulisan
Penulisan ini dimaksudkan untuk membentuk suatu model matematika yang
dapat memberikan gambaran seberapa cepat pertambahan jumlah perokok.
Hal ini didasarkan pada data WHO yang menyebutkan bahwa jika pertambahan jumlah perokok tidak terkontrol maka pada tahun 2030 akan terjadi
sekitar 25% kematian akibat rokok.
I.4
Sistematika Pembahasan
Secara garis besar, pembahasan tesis ini dibagi dalam 6 bab.
5
Bab I merupakan bagian awal tesis yang berisi gambaran umum tentang seluruh isi tesis. Bab ini dibagi dalam beberapa subbab yang terdiri atas latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika pembahasan.
Pada Bab II, akan dibahas tentang teori dasar yang digunakan dalam tesis ini
untuk menyelesaikan model matematika yang dibentuk.
Dalam Bab III kita akan mulai mengumpulkan parameter-parameter yang
berhubungan dengan kebiasaan merokok yang kemudian dibentuk dalam sebuah model matematika. Pembentukan model tersebut menggunakan model
dasar dalam epidemiologi yaitu model SIR. Dalam bab ini akan diberikan hasil
analisis model berupa titik endemik, titik tak endemik dan basic reproductive
number model serta hasil numerik berupa grafik solusi model.
Pada Bab IV, kita akan membahas pengembangan model dalam bab sebelumnya dengan menambahkan asumsi lain dan melihat perubahan yang terjadi
dengan adanya penambahan asumsi tersebut serta bagaimana kelakukan dari
solusi model.
Selanjutnya pada Bab V akan dilakukan pengembangan model dengan menambahkan asumsi yang bertujuan untuk mencari cara agar pertambahan jumlah
perokok dapat ditekan sehingga endemik tidak terjadi.
Bab VI, merupakan penutup dari tesis. Bab Penutup ini akan memberikan
kesimpulan dari kajian model matematika yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya. Kesimpulan yang diberikan merupakan kesimpulan secara kualitatif. Bab ini juga berisi saran berupa masukan untuk kajian model selanjutnya khususnya untuk masalah kebiasaan merokok.
Download