kelompok sosial - Sistem Sosial

advertisement
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ESA UNGGUL
PENGANTAR SISTEM SOSIAL TKW 121 ‐ 2 SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. KULIAH KE 6 KELOMPOK SOSIAL Kelompok Sosial: • Himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antar mereka, misalnya kelompok bermain. • Kelompok Sosial timbul karena manusia dengan sesamanya mengadakan hubungan yang langgeng untuk suatu tujuan bersama. Sejak lahir s.d meninggal manusia bergabung dalam berbagai kelompok. • Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness dan karena itu juga manusia disebut social animal. •
Kenapa manusia selalu ingin hidup dg orang lain? Kelompok sosial dapat diklasifikasikan berdasar: • Besar kecilnya anggota. • Kepentingan dan wilayah. • Kesadaran akan hal yang sama. Syarat – syarat anggota kelompok, menurut Soerjono Soekanto: • Sadar bahwa ia merupakan bagian dari kelompoknya. • Ada hubungan timbal balik. • Ada faktor “memiliki bersama” • Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku. • Bersistem dan berproses. Pembagian Kelompok sosial dapat juga dibagi berdasar: A. Kelompok Sosial yang teratur: • Primary Group: kelompok sosial yang kecil dan permanen yang didasarkan pada hubungan pribadi. • Secondary Group: kelompok sosial yang anggotanya banyak, sehingga tidak jarang sesama anggota tidak saling kenal. 1. Paguyuban & Patembayan. Paguyuban (gemeinscaft) Bentuk kehidupan bersama dimana para anggotanya diikat oleh hubungan batiniah, kekal dan alami. Dlm paguyuban terdpt suatu kemauan bersama (common will) & suatu pengertian (understanding). Contoh: hubungan batiniah pd masy.pedesaan terwujud dlm upacara perkawinan, upacara panen padi, upacara bersih desa, dsb. Tipe Paguyuban: – Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), ikatan didasarkan pd ikatan darah spt keluarga / kekerabatan. 1 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ESA UNGGUL
–
–
Paguyuban karena tempat (gemeinschatf by place), didasarkan pada kedekatan tempat tinggal, contoh: RT, RW. Paguyuban karena jiwa pikiran (gemeinschaft of mind), didasarkan atas kesamaan pikiran, jiwa, serta idiologi yg sama. Contoh: adanya kesamaan sebangsa & setanah air. Manfaat paguyuban dalam perencanaan wilayah dan kota Tipe Patembayan (gesellschaft) – Ikatan lahir bersifat pokok utk jangka pendek, struktural, bersifat mekanis, spt organisasi dlm sebuah perusahaan. – Patembayan terjadi pd masy.modern dimana hub antara individu selalu dikaitkan dg pendekatan untung rugi. 2. Horizontal Group: kelompok sosial yang anggotanya berasal dari suatu lapisan tertentu. 3. Vertikal Group: kelompok sosial yang anggotanya terdiri dari lapisan masyarakat yang berbeda. B. Kelompok Sosial yang tidak teratur: 1.
Kerumunan: berkumpulnya manusia di suatu tempat secara fisik secara kebetulan walaupun mungkin ada ikatan sosial. Kerumunan dilihat dari kehidupan orang‐orang secara fisik, tdk mempunyai sistem pembagian kerja maupun pelapisan sosial. Identitas seseorang akan hilang apabila org tsb ikut dlm kerumunan. Kerumunan bersifat temporer & akan menghilang ketika tujuan tercapai. Contoh: Dosen, guru, pedagang, pegawai mempunyai kedudukan yg sama ketika menunggu bis di halte. 2. Khalayak ramai (publik): kelompok sosial yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung dengan alat‐alat komunikasi. Dinamika Kelompok: Hal‐hal yang perlu dipelajari dalam suatu kelompok untuk mengetahui realitas kehidupan kelompok‐kelompok sosial itu sendiri. Dinamika kelompok dapat terjadi karena: 1. Perubahan struktur kelompok sosial. 2. Pergantian anggota kelompok. 3. Perubahan‐perubahan yang terjadi dalam situasi sosial dan ekonomi. Masalah dinamika kelompok juga menyangkut gerak atau perilaku kolektif dari para anggotanya. Seperti cara berpikir, perasaan, aksi atau tindakan kelompok. Bila dalam kelompok itu ada seorang pemimpin yang memiliki cara berpikir, bertindak dan memiliki perasaan atau pun moral yang baik bagi sesamanya, tentulah kelompok tersebut akan menjadi kelompok yang baik, begitu pula sebaliknya. Kedinamisan suatu kelompok tergantung pula dari cara para anggotanya melakukan interaksi sosial baik antar para anggotanya, maupun dengan kelompok lain. Serta cara bagaimana kelompok tersebut menghadapi masalah. Terkadang suatu kelompok bisa bubar atau tidak dapat berkembang karena antar para anggotanya pasif. Contohnya adalah Grup 2 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Band yang di Indonesia ini banyak yang bermunculan tetapi juga biasanya hanya beberapa saat lalu bubar atau menghilang dari Blantika Musik Indonesia. DIFERENSIASI SOSIAL Pengelompokan warga masyarakat secara horisontal berdasarkan kesamaan ciri‐ciri tertentu. Masyarakat dapat dibagi atas enam kriteria yakni: 1.
Diferensiasi Ras. Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri‐ciri bawaan sama. Secara garis besar manusia dibagi ke dalam tiga kelompok ras utama sebagai berikut: – Ras Mongoloid (kulit kuning dan coklat) – Ras Negroid (kulit hitam) – Ras Kaukasoid (kulit putih) Perbedaan ciri fisik adalah karena faktor‐faktor berikut: 1) Kondisi geografis dan iklim. Contoh: orang yang hidup di daerah dingin memiliki hidung yang mancung karena sangat membantu mereka melembabkan udara sebelum masuk paru‐paru. 2) Faktor makanan. Contoh: orang yang hidup di daerah dingin mempunyai tubuh besar, sementara di daerah tropis kebalikannya. 3) Faktor perkawinan (amalgamasi) 4) Dalam masyarakat Indonesia, hasil amalgamasi sering disebut dengan istilah Indo. Amalgamasi juga terjadi bukan saja antar ras tetapi juga antar etnis. Misalnya etnis Jawa dengan etnis Tionghoa. 2. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis). • Suku bangsa merupakan hasil proses dari sistem kekerabatan yang lebih luas. Masyarakat dalam kekerabatan ini percaya bahwa mereka memiliki persamaan darah dan keturunan dari nenek moyang. Persamaan di suku bangsa dapat dilihat dari ciri fisik, bahasa daerah, kesenian ataupun adat istiadat. • Adanya ikatan in group terhadap sesama suku sering menimbulkan antipati terhadap out group, ini dapat berkembang menjadi sikap etnosentris. Bagi masyarakat yang majemuk, ini dapat memicu konflik. 3. Diferensiasi Klen. • Klen sering disebut kerabat / keluarga besar. Klen merupakan kesatuan genealogis, religio magis, dan tradisi. Sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah / keturunan umumnya terjadi pada masyarakat patrilinial maupun matrilinial. Pada masyarakat tertentu yang menerapkan adat secara ketat, ikatan klen bahkan merupakan prestise. Karena itu anggota klen umumnya sangat menjaga nama baik, karena bila tidak akan dikucilkan. 4. Diferensiasi Agama. • Keyakinan terhadap agama mengikat secara moral pemeluknya. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa 3 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ESA UNGGUL
dikenali dari cara berpakaian, berperilaku, dan beribadah. Umumnya sangat menjaga nama baik, karena bila tidak akan dikucilkan. 5. Diferensiasi Profesi. • Profesi / pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia sebagai sumber penghasilannya. Jadi diferensiasi profesi adalah pengelompokan masyarakat didasarkan pada jenis pekerjaannya. Sehingga kita mengenal ada yang disebut profesional muda, kelompok buruh, atau masyarakat kampus. 6. Diferensiasi Jenis Kelamin. • Di Indonesia masih terdapat wilayah adat yang menganut sistem patrilinial dan matrilinial. Pada masyarakat patrilinial, pria statusnya lebih tinggi dari wanita dan juga hak serta wewenangnya. Begitu pula sebaliknya di masyarakat matrilinial. Hubungan antar individu atau antar kelompok dapat saja terjadi berdasar dua kategori ini: 1) Hubungan Simbiosis: a. Parasitisme: Bila satu pihak mendapat keuntungan sedang pihak lain dirugikan. b. Komensalisme: Bila satu pihak mendapat keuntungan sedang pihak lain tidak dirugikan dan tidak diuntungkan juga. c. Mutualisme: Bila terjadi hubungan saling menguntungkan. 2) Hubungan Sosial: a. Kompetisi b. Kooperasi DAFTAR PUSTAKA Soerjono, Soekanto. “Sosiologi Suatu Pengantar”, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1982. Fokky. “Bahan Kuliah Pengantar Sistem Sosial” Universitas Indonusa Esa Unggul 2007/2008 4 
Download