Negara Arab Putuskan Qatar, Puncak Gejolak Teluk Persia Sejak 2011 Logo Dewan Kerjasama Negara-Negara Teluk (GCC) (Foto: Jonathan Ernst/Reuters) Wikanto Arungbudoyo Jurnalis Share on Facebook Share on Twitter Share on Google Share on linkedin Share on Path Toggle AAA Share on Facebook Share on Twitter Share on Google Share on linkedin Share on Path Toggle KAWASAN Teluk Persia bergejolak. Secara tiba-tiba Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Langkah tersebut diikuti oleh Mesir, Libya, Yaman, dan Maladewa. Doha dalam beberapa hari terakhir menjadi musuh bersama di kawasan Timur Tengah. Mereka menuduh Qatar mendukung kelompok-kelompok militan seperti Al Qaeda dan ISIS. Tuduhan dilancarkan setelah muncul pemberitaan kantor berita QNA yang memuat pidato Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad al Thani tentang Israel dan Iran. Emir kedelapan Qatar itu mengatakan, relasi dengan Israel dan Iran sangat baik. Teheran disebutnya adalah kekuatan Islam terbesar di kawasan Timur Tengah yang tidak bisa dihiraukan begitu saja. Komentar tersebut sangat fatal mengingat Iran adalah rival Arab Saudi di kawasan. Benar saja, Arab Saudi menggunakan pengaruhnya untuk menekan Qatar lewat Asosiasi NegaraNegara Teluk (GCC). Diplomat serta diaspora Qatar diminta segera meninggalkan negara-negara tersebut dalam waktu 48 jam. Kawasan memanas. Pemerintah Qatar menolak tuduhan tersebut. Mereka menyatakan situs resmi kantor berita QNA mengalami peretasan demikian pula halnya dengan akun Twitter resmi Menteri Luar Negeri Syeikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al Thani. Namun, semua sudah terlambat. Gangguan Lintas Sektoral Pemutusan hubungan diplomatik tersebut berdampak luas dalam segala segi kehidupan. Segala bentuk kerjasama yang terjalin antara Arab Saudi dengan Qatar terganggu. Riyadh dan Doha selama ini berbagi jalur perdagangan darat yang sama. Qatar juga diketahui mengimpor banyak barang dari negara-negara Teluk. Sebagai contoh, Qatar mengimpor bahan pangan dari Arab Saudi. Menurut laporan BBC, sekira 40% stok pangan di Qatar dipasok melalui jalur perdagangan darat yang melintasi perbatasan Saudi-Qatar. Dengan penutupan perbatasan, maka Qatar kini mengandalkan jalur laut dan udara.