1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuhan Yang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia, pria dan wanita, dengan sifat
fitrah yang khas. Manusia memiliki naluri, perasaan, dan akal. Adanya rasa cinta
kasih antara pria dan wanita merupakan fitrah manusia. Hubungan khusus antar
jenis kelamin antara keduanya terjadi secara alami karena adanya „gharizatun
nau’ (naluri seksual/berketurunan). Karenanya Islam tidak melepaskan naluri
seksual secara bebas yang dapat membahayakan diri manusia dan kehidupan
masyarakat. Islam telah membatasi hubungan khusus pria dan wanita hanya
dengan pernikahan. Dengan begitu terciptalah kondisi masyarakat penuh
kesucian, kemuliaan, sangat menjaga kehormatan setiap anggotanya, dan dapat
mewujudkan ketenangan hidup dan kelestarian keturunan umat manusia
Pernikahan adalah penjaga moral sekaligus pembentuk unsur masyarakat
sosial (Pcinu, 2011:1). Melalui pernikahan, sebuah keluarga akan terbentuk dan
menjadi bagian terpenting dalam masyarakat. Selain itu, pernikahan adalah satusatunya cara yang halal terjadinya proses hubungan intim (suami istri) antara pria
dan wanita. Rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadatan dan
amal shalih di samping ibadah dan amal-amal shalih yang lain. Sampai-sampai
bersetubuh (berhubungan suami-istri) pun termasuk ibadah (sedekah).
Pernikahan menjadi tujuan dalam penyaluran kebutuhan psikologis terutama
seks yang dihalalkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sehingga pernikahan menjadi
suatu ajang eksistensi sebagai manusia yang dapat meneruskan keturunannya agar
keturunannya tidak punah oleh waktu yang ada dan akan terus menerus
berkembang sesuai dengan zaman yang ada didunia ini sampai akhir zaman.
Remaja merupakan pemimpin masa depan. Berbagai upaya pendidikan dilakukan
agar remaja mempunyai bekal pengetahuan, mempunyai sopan santun, agama dan
peka terhadap lingkungan, serta mampu mengembangkan potensi agar bermanfaat
bagi diri sendiri maupun orang lain. Remaja yang telah memperoleh pendidikan
yang baik diharapkan akan mengembangkan diri secara mantap dan mampu
1
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
mewujudkan perilaku sesuai dengan tuntutan lingkungan
Remaja juga dituntut untuk dapat memenuhi tugas-tugas perkembangnnya.
Hurlock (Ali, 2006:10) menyusun fase-fase perkembangan berdasarkan kebutuhan
secara hipotesis yang harus dipenuhi dan dikuasai remaja agara dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Tugas-tugas perkembangannya itu
tersusun sebagai berikut.
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis.
4. Mencapai kemandirian emosional.
5. Mencapai kemandirian ekonomi.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang
tua.
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa.
9. Mempersiapkan diri memasuki perkawinan.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
berkeluarga.
Persiapan penikahan merupakan tugas perkembangan yang sangat penting
dicapai oleh remaja, pernikahan bagi remaja merupakan masa depan yang perlu
dirintis jauh sebelumnya. Pernikahan yang diharapkan setiap pasangan adalah
terbinanya hubungan rumah tangga yang harmonis, dan penuh kasih sayang.
Setelah proses penikahan yang sah, seseorang perempuan memiliki predikat
sebagai seorang istri, dan seorang laki-laki akan berubah status menjadi seorang
suami, status baru yang akan diikuti oleh beragam konsekuensinya.
Keputusan untuk menikah, pasangan telah bersepakat untuk bukan hanya
mempersatukan dua individu, tapi juga dua pemikiran, dua sudut pandang, dua
karakteristik, dua kebiasaan, dan juga mengagabungkan dua keluarga besar serta
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
dua kebudayaan. Siap untuk menikah berarti memiliki kesiapan untuk menerima
perbedaan, kemauan untuk berubah, keinginan untuk lebih mengenal jauh,
kesiapan untuk meneriman pasangan apa adanya dan kesediaan untuk
mengorbankan kepentingan pribadi demi mengedepankan kepentingan dan
kebutuhan bersama.
Keputusan untuk menikah pada remaja dapat berasal dari alasan yang negatif,
salah satunya alasannya adalah karena telah hamil diluar pernikahan (Prematial
Pregnancy). Hal tersebut bisa terjadi karena iklim lingkungan yang kurang sehat,
dan mempengaruhi perkembangan pola perilaku serta gaya hidup remaja yang
cenderung menyimpang dari kaidah moral, diantaranya pergaulan bebas
(freesexs).
Tingginya angka kehamilan pada remaja di Indonesia saat ini dapat
dibuktikan dari data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Ibu dan
Anak (BKB&VIA) pada tahun 2006, kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan
hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 2,3%; karena sama-sama
menginginkan sebanyak 8,5% dan tidak terduga sebanyak 39%. Seks bebas
mencapai 18,3%. Pada tahun 2010, hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak
3,2%; karena sama-sama menginginkan sebanyak 12,9% dan tidak terduga
sebanyak 45%. Seks bebas mencapai 22,6%. Di Surabaya, Jawa Timur pada
tahun 2006 sekitar 26% mengalami hamil di luar nikah. Sedangkan pada tahun
2010, sekitar 37% mengalami hamil di luar nikah. Angka ini meningkat 11% dari
tahun 2006. Dari data Sekitar DKI tahun 2007 menunjukkan dari 801 orang
remaja yang telah melakukan hubungan seks pranikah, sebanyak 81 orang atau
11% berakhir dengan kehamilan yang tidak diharapkan. Diantara remaja yang
hamil tersebut, sekitar 50 orang atau 57,5% mengakhiri kehamilan dengan
melakukan aborsi. Dalam hal ini perempuan tetap menjadi pihak yang paling
dirugikan karena perempuan yang mempertaruhkan nyawanya. Selain itu,
menurut data yang diperoleh dari Media Indonesia, rata-rata terdapat 17%
kehamilan yang terjadi per tahun, merupakan kehamilan yang tidak diinginkan.
Sebagian dari jumlah tersebut bermuara pada praktik aborsi. Grafik aborsi di
Indonesia masuk kategori cukup tinggi. Pada tahun dengan jumlah rata-rata per
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
tahun mencapai 2,4 juta jiwa.Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
masih tinggi yaitu 390/100.000 tertinggi di ASEAN dengan mengupaya
penurunan AKI sebagai program prioritas. Penyebab langsung kematian ibu di
Indonesia seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eksplansi.
Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan penyakit yang memburuk akibat
kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis (Wardah, 2012:1).
Menurut data yang didapatkan dari dari yang berjudul Statistik Hubungan
Seks Luar Nikah di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup serius yang
menyebabkan perlu adanya tindakan serius untuk dapat menangani seks diluar
nikah yang menyebabkan siswanya mengalami keterputusan sekolah tingkat akhir
yang disebabkan hamil diluar nikah.
Data yang didapat di Badan Keluarga Berencana Ibu dan Anak (BKB&VIA)
di kabupaten Purwakarta (BKKBNPurwakarta, 2012:1) yang telah mengalami
peningkatan dalam hal seks diluar nikah yang diantaranya berupa hamil diluar
nikah mencapai 40%, merekam diri sendiri dalam keadaan tanpa busana mencapai
32%, dan melakukan ML mencapai 18 % yang terjadi pada tingkat remaja kelas
IX di tingkat usia 17-18 tahun, dan data yang didapatkan pada wawancara dengan
peserta didik ada sekitar 2 orang yang mengundurkan diri dari sekolah
dikarenakan hamil diluar nikah, dan banyaknya peserta didik yang pacaran
melebih batas diluar jam sekolah dikarenakan remaja dihadapkan pada permasalah
psikis dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang mengakibatkan konflik
internal anatara tuntutan biologis, yang seiring dengan pertumbuhan organ
seksualnya menuju kematangan dengan tuntutan akademik yang masih dijalani.
Dunia pendidikan terdapat bimbingan dan konseling sebagai salah satu
disiplin ilmu yang sangat memperhatikan dunia pendidikan memiliki andil dalam
menyikapi fenomena yang terjadi dikalangan remaja dan juga pernikahannya
kelak. Merupakan tugas guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi
remaja guna memenuhi tugas-tugas perkembangan menuju persiapan pernikahan
yaitu dengan memberikan bimbingan pranikah pada remaja.
Berdasarkan berbagai fenomena yang banyak terjadi dikalangan remaja
sangat pentingnya memberikan bimbingan pranikah pada peserta didik usia 17-18
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
tahun pada fase remaja agar remaja memiliki pemahaman dan pola pikir postif
terhadap kehidupan pernikahan, pemahaman dan pola pikir yang positif ini akan
mengurangi berbagai fenomena yang banyak terjadi dikalangan remaja, remaja
yang kurang memiliki pemahaman mengenai kehidupan pernikahannya akan
memperngaruhi terhadap kehidupannya kelak.
Berdasarkan uraian tersebut, dipandang penting untuk memberikan
bimbingan pranikah pada peserta didik tingkat remaja usia antara 17-18 tahun
untuk membantu meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan, oleh karena
itu skripsi ini diberi judul: “Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan
Pemahaman Kehidupan Pernikahan1”
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Salah satu tugas perkembangan yang ada dalam tahapan remaja yaitu
mempersiapkan
diri
untuk
pernikahan
dan
berkeluarga
tidak
hanya
mempersiapkan diri tapi mengikuti bimbingan pranikah. Hal ini cenderung
dianggap
sepele
sebagaian
remaja
yang
menyebabkan
banyak
terjadi
penyimpangan-penyimpangan seksual diakibatkan oleh minimnya pengetahuan
tentang pemahaman kehidupan pernikahaan, dalam hal ini diperlukan adanya
sosialisasi yang jelas bahwa bimbingan pranikah dan pemahaman kehidupan
pernikahan dapat mengurangi tingginya seks diluar nikah ataupun penyimpanganpenyimpangan seksual yang banyak dialami oleh remaja.
Pertanyaan umum penelitian adalah “program bimbingan pranikah seperti apa
yang dibutuhkan oleh peserta didik remaja menuju pemahaman dalam kesiapan
kehidupan pernikahan?”. Pertanyaan umum diturunkan menjadi beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik kelas XI
di salah satu SMK di Purwakarta tahun ajaran 2012/2013?
2. Bagaimana rancangan program bimbingan pra-nikah yang tepat untuk
meningkatkan pemahaman pernikahan pada peserta didik kelas XI di salah
satu SMK di Purwakarta tahun ajaran 2012/2013?
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah menghasilkan rumusan program
bimbingan pra-nikah yang sesuai untuk peserta didik remaja dalam kesiapan diri
untuk pernikahan.
Tujuan khusus penelitian sebagai berikut:
1. memperoleh gambaran empirik tentang pemahaman kehidupan pernikahan;
2. merumuskan program bimbingan pra-nikah untuk meningkatkan pemahaman
kehidupan pernikahan pada remaja (peserta didik kelas XI di salah satu SMK
di Purwakarta).
D. Metode Penelitian
1.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitaif
yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan
penganalisis data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan perhitungan
statsitik (analisis statistik) dalam bentuk data nurnerikal atau angka sehingga
memudahkan proses analisis dan penafsirannya (Arikunto, 2002:12).
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur kesiapan kehidupan
pernikahan peserta didik kelas IX sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai
landasan program bimbingan pra-nikah hipotetik bagi peserta didik.
2.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode deskripstif, yaitu metode yang digunakan
untuk mendespkripsikan atau mengggambarkan fenomena-fenomena pada saat
sekarang, tanpa memperhatikan keadaan sebelumnya untuk kemudian dianalisis
dan simpulkan
Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum yang ada
dalam bimbingan pra-nikah sehingga dapat meminimalisir penyimpanganpenyimpangan seksualitas yang banyak terjadi dalam dunia remaja yang berkisar
pada umur 17-18 tahun.
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
E. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis penelitian adalah memperkaya wawasan dan pengembangan
kajian ilmu bimbingan dan konseling khususnya dalam penerapan program
bimbingan pra-nikah.
2.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian adalah sebagai berikut.
1.
Bagi Kepala Sekolah, penelitian dapat menjadi acuan untuk melaksanakan
program bimbingan pra-nikah pada peserta didikdalam rangka meningkatkan
pemahaman kehidupan pernikahan.
2.
Bagi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor, penelitian menjadi bahan
masukan dalam merancang program bimbingan dan konseling di sekolah
terutama untuk program bimbingan pra-nikah.
3.
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian dapat dijadikan rujukan pengembangan
penelitian selanjutnya dengan mengangkat tema-tema baru dalam lingkup
penelitian yang sama.
G. Stuktur Organisasi
Penelitian diorganisasikan menjadi karya tulis yang dituangkan dalam lima
bab antara sebagai berikut; Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar
belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi; Bab II merupakan kajian
teoritis yang membahas tentang konsep program bimbingan pra-nikah, konsep
pemahaman kehidupan pernikahan, kajian terdahulu, dan kajian pemikiran; Bab
III
menyajikan metode penelitian yang mencakup pendekatan penelitian dan
teknik sampling, langkah-langkah penelitian, definisi operasional variabel,
pengembangan instrumen dan pengumpulan data, uji coba alat ukur, sampel
penelitian, persiapan pengumpulan data penelitian, pelaksanaan pengumpulan
data, prosedur pengolahan data, dan analisis data akhir; Bab IV menguraikan
hasil penelitian dan pembahasan temuan penelitian; Bab V merupakan kesimpulan
dan rekomendasi hasil penelitian.
Nurul Khoeriyah, 2013
Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download