Value for Money Value for money merupakan pendekatan nilai untuk uang yang artinya dimana nilai uang untuk menilai biaya suatu produk atau layanan terhadap kualitas penyediaan. Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari output yang dihasilkan saja, akan tetapi harus mempertimbangkan input, output dan outcome secara bersama-sama. Pengukuran kinerja berdasarkan alokasi biaya dan pelayanan. Dengan demikian sering disebut 3E (ekonomi, efisiensi dan efektivitas). Dalam hal ini value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu : 1. Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang terendah. 2. Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. 3. Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau perbandingan outcome dengan ouput. Implementasi Konsep Value For Money Value for Money dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan input paling kecil untuk mencapai output yang optimum dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 1. Ekonomi berkaitan dengan hubungan antara pasar dan masukan (cost of input). Pengertian ekonomi (hemat/tepat guna) sering disebut kehematan yang mencakup juga pengelolaan secara hati-hati atau cermat (prudency) dan tidak ada pemborosan. Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis jika dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu. 2. Efisiensi (daya guna) mempunyai pengertian yang berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). Jadi, pada dasarnya ada pengertian yang serupa antara efisiensi dengan ekonomi karena kedua-duanya menghendaki penghapusan atau penurunan biaya (cost reduction). 3. Efektivitas (hasil guna) merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Pengertian efektivitas ini pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely). 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. Manfaat implementasi konsep value for money pada organisasi sektor publik : Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran. Meningkatkan mutu pelayanan publik Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunaan input Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntanbilitas publik. Mekanisme penentuan indikator kinerja membutuhkan : Sistem perencanaan dan pengendalian Meliputi proses, perosedur dan struktur yang member jaminan bahwa tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan keseluruh bagian organisasi. Spesifikasi teknis dan standarisasi Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi diukur dengan menggunakan spesifikasi teknis secara detail untuk memberikan jaminan bahwa spesifikasi teknis tersebut dijadikan sebagai standar penilaian. Kompetensi teknis dan profesionalisme Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan standarisasi yang ditetapkan maka diperlukan personel yang memiliki kompetensi teknis dan profesional dalam bekerja . Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan dan hukuman yang bersifat financial sedangkan mekanisme pasar terkait dengan penggunaan sumber daya yang menjamin terpenuhinya value for money. Mekanisme sumber daya manusia Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekanisme untuk memotivasi sifatnya untuk memperbaiki kinerja personel dan organisasi. Value for Money Audit Tujuan value for money audit adalah untuk meningkatkan akuntabilitas lembaga sektor publik dan untuk perbaikan kinerja pemerintah. Dalam pemeriksaan yang konvensional, lingkup pemeriksaan hanya sebatas audit terhadap keuangan dan kepatuhan (financial and compliance audit), sedangkan dalam pendekatan baru ini selain audit keuangan dan kepatuhan juga perlu dilakukan audit kinerja (performance audit), meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Audit ekonomi dan efisiensi disebut juga management audit atau operational audit, Sedangkan audit efektivitas disebut program audit. Istilah lain performance audit adalah VFM audit atau 3E’s audit. Karakteristik Value for Money Ekonomi Audit manajemen 3E Efisiensi Efektivitas Audit Kinerja/ Value for Money Audit Audit Program Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Pengertian audit dalam audit keuangan adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi atas tindakan dan kejadian ekonomi, kesesuaiannya dengan kriteria/standar yang telah ditetapkan dan kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut (malan, 1984). Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadiankejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Definisi audit kinerja adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dala pencapaian hasil yang diinginkan, dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kinerja yang telah dicapai dengan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut (Malan, 1984). Salah satu yang membedakan VFM audit dengan conventional audit adalah dalam hal laporan audit. Dalam laporan audit konvensional, hasil audit berupa pendapat (opini) auditor secara independen dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan. Sedangkan dalam VFM audit tidak sekedar menyampaikan kesimpulan berdasarkan tahapan audit yang telah dilaksanakan, akan tetapi juga dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan dimasa mendatang. Audit Ekonomi dan Efisiensi The General Accounting Office Standadrs (1994) menegaskan bahwa audit ekonomi dan efisiensi dilakukan dengan mempertimbangkan apakah entitas yang diaudit telah: a. Mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yang sehat, b. Melakukan pengadaan sumber daya (jenis, mutu, dan jumlah) sesuai dengan kebutuhan pada biaya terendah, c. Melindungi dan memelihara semua sumber daya yang ada secara memadai, d. Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa tujuan atau kurang jelas tujuannya, e. Menghindari adanya pengangguran sumber daya atau jumlah pegawai yang berlebihan, f. Menggunakan prosedur kerja yang efisien, g. Menggunakan sumber daya (staf, peralatan, dan fasilitas) yang minimum dalam menghasilkan atau menyerahkan barang/jasa dengan kuantitas dan kualitas yang tepat, h. Mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perolehan, pemeliharaan, penggunaan sumber daya Negara, i. Melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai kehematan dan efisiensi. Prosedur untuk melakukan audit ekonomi dan efisiensi sama dengan jenis audit lainnya. Secara umum, tahapan-tahapan audit yang dilakukan meliputi : 1. Perencanaan audit, 2. Me-review sistem akuntansi dan pengendalian intern, 3. Menguji system akuntansi dan pengendalian intern, 4. Melaksanakan audit, dan 5. Menyampaikan laporan. Audit Efektivitas Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Audit efektivitas (audit program) bertujuan untuk : 1. Menilai tujuan program 2. Menetukan tingkat pencapaian hasil suatu program yang diinginkan 3. Menilai efektivitas program/unsur-unsur program baik sendiri/terpisah 4. Mengidentifikasi faktor yang menghambat pelaksanaan kinerja yang baik dan memuaskan 5. Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif untuk melaksanakan program yang mungkin dapat memberikan hasil yang lebih baik dan dengan biaya yang lebih rendah 6. Menentukan apakah program tersebut saling melengkapi, tumpang-tindih atau bertentangan dengan program yang terkait 7. Mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan program tersebut dengan lebih baik 8. Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk program tersebut 9. Menilai apakah system pengendalian manajemen sudah cukup memadai untuk mengukur, melaporkan, dan memantau tingkat efektivitas program 10. Menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai efektivitas program. Kategori Kegiatan Value for Money Audit Value for money secara umum mempunya tiga kategori kegiatan : 1. ‘By-product ‘ VFM Work VFM hanya bertujuan sekunder, yakni berupaya untuk mencari penghematanpenghematan dengan jalan melakukan sedikit perubahan dalam praktik kerja. 2. An ‘Arrangement Review ‘ Untuk menjamin/memastikan bahwa klien telah melakukan tugas adminstrasi yang diperlukan untuk mencapai VFM. Auditor dapat mengecek dan menilai keberadaan peraturan formal semacam ini. Memberikan gambaran bagi auditor untuk me-review kinerja dan me-review jasa-jasa tertentu/khusus. 3. Performance Review Untuk menilai secara obyektif VFM yang telah dicapai oleh klien dan membandingkannya dengan kriteria (pembanding) yang valid. Penilaian terhadap kinerja klien dapat dilakukan dengan membandingkan hasil yang telah di capai dengan kinerja masa lalu, target yang telah ditetapkan sebelumnya atau kinerja organisasi sejenis lainnya. Untuk melaksanakan proses audit kinerja pada organisasi sektor publik (pemerintahan) diperlukan beberapa prasyarat, yaitu : 1. Auditor (orang/lembaga yang melakukan audit), auditee (pihak yang diaudit), recipent (pihak yang menerima hasil audit). 2. Hubungan akuntanbilitas antara auditee (subordinate) dan audit recipient (otoritas yang lebih tinggi). 3. Independensi antara auditor dan auditee. 4. Pengujian dan evaluasi tertentu atas aktivitas yang menjadi tanggung jawab auditee oleh audit recipent. Dua prosedur utama untuk melaksanakan praktik auditing kinerja organisasi secara komprehensif, yaitu : 1. Management and Technical Review Telaah fungsi manajemen secara umum mengenai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan metode/teknik khusus yang digunakan oleh entitas untuk menentukan apakah : - Rencana yang matang telah dikembangkan untuk mencapai hasil yang diinginkan - Terdapat struktur yang memadai tentang wewenang dan tanggung jawab manajemen - Manajemen telah secara jelas mengkomunikasikan ekspektasinya kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas operasi - Pelaksanaan diawasi dan dievaluasi secara regular dengan menggunakan criteria yang memadai sehingga varian dari rencana dapat dideteksi dan dikoreksi tepat pada waktunya 2. Special Studies Telaah yang diarahkan untuk mencapai kesesuaian terhadap spesifikasi tertentu sesuai dengan permintaan. Sebagai contoh, special studies mungkin dilaksanakan untuk : - Penelitian mengenai dugaan terjadinya kesalahan atau kecurangan - Menilai kecukupan pengendalian internal dalam system infotmasi manajemen atau system akuntansi yang diterapkan - Konsultasi dengan manajemen berkaitan dengan masalah keuangan khusus atau berkaitan dengan masalah kinerja - Mengevaluasi penggunaan dana untuk kegiatan investasi yang mungkin berpengaruh terhadap operasi organisasi di masa mendatang. Standar Audit Pemerintahan (SAP) Tahun 1995 Sejauh ini, audit kinerja terhadap lembaga-lembaga pemerintahan di Indonesia dilakukan dengan berpedoman pada SAP yang dikeluarkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 1995. SAP tersebut merupakan buku standar untuk melakukan audit atas semua kegiatan pemerintah yang meliputi pelaksanaan APBN, APBD, pelaksanaan anggaran tahunan BUMN dan BUMD, serta kegiatan yayasan yang didirikan oleh pemerintah, BUMN dan BUMD atau badan hokum lain yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan negara atau yang menerima bantuan pemerintah. Standar-standar yang menjadi pedoman dalam audit kinerja terhadap lembaga pemerintahan menurut SAP adalah sebagai berikut. 1. Standar Umum a. Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara kolektif memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk tugas yang diisyaratkan. b. Semua yang berkaitan dengan pekerjaan audit itu harus independen. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. d. Setiap organisasi/lembaga audit yang melaksanakan audit berdasarkan SAP harus memiliki sistem pengendalian intern yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus di review oleh pihak lain yang kompeten (pengendalian mutu ekstern). 2. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja a. Perencanaan Pekerjaan harus direncanakan secara memadai. b. Supervisi Staf harus diawasi dengan baik. c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan Auditor harus waspada terhadap situasi atau transaksi yang dapat merupakan indikasi adanya unsur perbuatan melanggar/melawan hokum atau penyalahgunaan wewenang. d. Pengendalian manajemen Auditor harus benar-benar memahami pengendalian manajemen yang relevan dengan audit. 3. Standar Pelaporan Audit Kinerja a. Bentuk Auditor harus membuat laporan audit secara tertulis untuk dapat mengkomunikasikan hasil setiap audit. b. Ketepatan waktu Auditor harus dengan semestinya menerbitkan laporan untuk menyediakan informasi yang dapat digunakan secara tepat waktu. c. Isi laporan - tujuan, lingkup, dan metodologi audit - hasil audit - rekomendasi - pernyataan standar audit - kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan - penyalahgunaan wewenang - pengendalian manajemen - tanggapan pejabat yang bertanggung jawab - hasil/prestasi kerja yang patut dihargai - hal yang memerlukan penelaahan lebih lanjut - informasi istimewa dan rahasia d. Penyajian laporan Laporan harus lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas dan ringkas sepanjang hal ini dimungkinkan. e. Distribusi Laporan Laporan tertulis audit diserahkan oleh organisasi/lembaga audit kepada - Pejabat yang berwewenang dalam organisasi pihak yang diaudit - Kepada pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang meminta audit - Kepada lembaga lain yang mempunyai tanggung jawab atas pengawasan secara hukum - Kepada pihak lain yang diberi wewenang oleh entitas yang diaudit untuk menerima laporan tersebut Audit Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Konteks Otonomi Daerah Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan mengacu pada tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak diluar eksekutif (masyarakat dan DPR/DPRD) untuk turut mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif (pemerintah) untuk menjamin dilaksanakannya sistem dan kebijakan manajemen sehingga tujuan organisasi tercapai. Pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan. Keterangan : Pada tataran teknis aplikatif juga berbeda, yaitu pengawasan oleh DPR/DPRD dilakukan pada tahap awal; lalu pengendalian manajemen dan pengendalian tugas pada tahap menengah; dan tahap akhir baru di lakukan pemeriksaan. Objek yang diperiksa berupa kinerja anggaran dan laporan pertanggung jawaban yang terdiri dari laporan dan nota perhitungan APBN/APBD, neraca, dan laporan aliran kas. Permasalahan Audit Kinerja Lembaga Pemerintahan di Indonesia Pemberian otonomi dan desentralisasi yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah kabupaten/kota akan membawa konsekuensi perubahan pada pola dan system pengawasan dan pemeriksaan. Perubahan-perubahan tersebut juga memberikan dampak pada unit-unit kerja pemerintah daerah, seperti tuntutan kepada pegawai/aparatur pemerintah daerah untuk lebih terbuka, transparan, dan bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat. Sebagai upaya untuk meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan dalam rangka memberantas praktik KKN, pemerintah bersama DPR kemudian mengesahkan Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. UU No. 28 tahun 1999 tersebut kemudian menjadi landasan hukum dibentuknya Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN). Dengan demikian, untuk mengawasi jalannya pemerintahan saat ini terdapat lembaga-lembaga pengawas dan pemeriksa yang sifatnya independen dan memiliki tugas yang berbeda-beda, diantaranya badan ombudsmen, KPKPN, dan BPK. Disamping itu masyarakat tetap harus ikut berperan aktif, yaitu dengan memberikan informasi dan menyampaikan saran serta pendapatnya secara bertanggung jawab. Kelemahan Audit Pemerintahan di Indonesia 1. Kelemahan bersifat inherent Tidak tersedianya indikator kinerja (performance indicator) yang memadai sebagai dasar untuk mengukur kinerja pemerintah daerah. Belum adanya SAKP (Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah) yang baku, karena pada dasarnya pengauditan terhadap pemerintah daerah adalah membandingkan hasil yang dicapai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan. 2. Kelemahan bersifat structural Banyaknya lembaga pemeriksa fungsional overlapping satu dengan lainnya yang menyebabkan pelaksanaan pengauditan tidak efisien dan tidak efektif. Untuk menciptakan lembaga audit yang efisien dan efektif, maka diperlukan reposisi terhadap lembaga audit yang ada. Reposisi yang dimaksud berupa pemisahan tugas dan fungsi yang jelas dari lembaga-lembaga pemeriksa pemerintah tersebut, apakah sebagai auditor internal atau auditor eksternal. Akuntansi Dana Akuntansi Dana adalah sistem akuntansi yang sering digunakan oleh organisasi organisasi nirlaba dan institusi sektor publik. Sistem tersebut merupakan metode pencatatan dan penampilan entitas dalam akuntansi seperti aset, dan kewajiban yang dikelompokkan menurut kegunaannya masing-masing. Pada dasarnya dana sangat mempengaruhi jenis usaha setiap perusahaan yang bersangkutan. Berikut adalah jenis-jenis dana : Dana umum adalah dasar operasi sebuah pemerintah dana dan rekening untuk segala sesuatu tidak diperhitungkan dalam dana lain. Dana penerimaan khusus yang dimaksudkan untuk digunakan untuk melaporkan sumber pendapatan khusus yang terbatas untuk digunakan untuk tujuan tertentu, seperti bantuan transportasi. Dalam praktiknya, pemerintah juga menggunakan mereka untuk melaporkan: semua kegiatan keuangan yang berhubungan dengan fungsi tunggal (seperti pemeliharaan jalan), kelas pendapatan (misalnya, semua hibah federal), dan "hari hujan" sumber daya. Utang dana layanan account untuk pembayaran utang. Jika pemerintah adalah mengumpulkan sumber daya untuk tujuan melakukan pembayaran utang jasa, harus melaporkannya dalam dana utang. Pada kenyataannya, beberapa sumber daya yang dimaksudkan untuk membiayai pembayaran utang layanan dapat ditemukan dalam dana pemerintah lainnya. Selain itu, utang transaksi yang terkait dengan kegiatan proprietary dan fidusia dicatat dalam dana tersebut. Modal proyek akun dana untuk pembangunan, rehabilitasi, dan akuisisi aset modal, seperti bangunan, peralatan, dan jalan. Pemerintah tidak diwajibkan untuk menjelaskan semua belanja modal dalam jenis dana, bagaimanapun, dan karena itu juga dapat muncul dalam dana umum atau dana pendapatan bahkan istimewa. Dana Tetap menjelaskan sumber daya yang tidak dapat dikeluarkan, tetapi harus diadakan selama-lamanya. Umumnya, sumber daya yang diinvestasikan dan pemerintah mungkin menghabiskan pendapatan, seringkali untuk tujuan yang ditentukan oleh penyedia sumber daya. B. Persamaan Akuntansi Komersial dan Akuntansi Dana Akuntansi Komersial Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Akuntansi Dana Aktiva = Kewajiban + Saldo Dana Persamaan akuntansi komersial dan akuntansi dana yaitu sebagai berikut: 1. Sama-sama memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi 2. Mengutip prinsip dan standar akuntansi yang diterima umum : Prinsip Konsistensi, di mana harus menggunakan metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun, agar laporan yang dihasilkan dapat diperbandingkan. Prinsip obyektivitas, yaitu harus digunakannya bukti-bukti yang sah sehingga laporan yang dihasilkan dapat diuji dan diandalkan. Prinsip materialitas, yaitu transaksi ekonomi yang cukup manfaatnya dan dikategorikan material harus dicatat dan dilaporkan. Prinsip Pengungkapan yang Memadai, di mana setiap transaksi atau kejadian ekonomi harus diungkapkan secara jelas, memadai, dan teliti sehingga tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan. 3. Mengacu pada konsep dasar: kesinambungan, periodesasi akuntansi, dan Pengukuran dalam nilai mata uang. Perbedaan Akuntansi Dana dan Akuntansi Komersial Perbedaan antara akuntansi dana dan akuntansi komersial adalah sebagai berikut: Akuntansi Dana 1. Tujuan utama adalah untuk mengukur pelaksanaan anggaran yang telah ditetapkan 2. Dapat terdiri dari lebih dari satu entitas (beberapa jenis dana) 3. Transaksi pengeluaran/penerimaan neraca (real account) dilaporkan baik dalam laporan neraca maupun laporan aktivitas 4. Sangat dipengaruhi oleh peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga bersifat kurang fleksibel (lebih kaku) Akuntansi Komersial 1. Tujuan utama adalah untuk mengukur tingkat keuntungan 2. Hanya terdiri dari satu entitas akuntansi 3. Transaksi pengeluaran/penerimaan neraca (real account) tidak dilaporkan dalam laporan aktivitas 4. Bersifat lebih fleksibel Perbedaan antara akuntansi dana dan akuntansi komersial tersebut mengakibatkan adanya perbedaan baik terhadap pengakuan akuntansinya (account treatment) maupun jenis dan bentuk laporan keuangan yang dihasilkan. Neraca pada pemerintahan Lembar dana perimbangan pemerintah menyajikan pertama aset pemerintah, sumber daya yang dikendalikan yang memungkinkannya untuk menyediakan layanan. (Lihat Gambar 1.) Mengingat dasar akuntansi, aset-aset ini umumnya saat ini dalam alam-cash, investasi jangka pendek, dan jangka pendek piutang. "Keseimbangan" dalam neraca antara aset di satu sisi dan kewajiban dan saldo dana di sisi lain. Kewajiban adalah jumlah yang terhutang (lebih tepatnya, kewajiban hampir tidak dapat dihindari untuk mengorbankan sumber daya). Kewajiban umumnya diharapkan akan puas dalam waktu satu tahun. Anda akan sering menemukan pendapatan yang ditangguhkan di sini juga. Dalam akuntansi akrual, pendapatan ditangguhkan biasanya merupakan sumber daya pemerintah telah menerima yang diakibatkan oleh periode mendatang. Contoh Neraca pada Akuntansi Pemerintahan Ilustrasi lain Laporan beraca pada akuntansi pemerintahan Suatu unit pemerintahan X memiliki neraca per 31 Desember 2001 sebagia berikut : Pemerintah X Neraca 31 Desember 2001 Kas 100.000 Piutang pajak tertunggak 60.000 Cadangan piutang pajak tertunggak ( 10.000 ) Voucher terutang 70.000 Saldo dana bebas 80.000 Selama tahun 2001 , jadi transaksi-transaksi sebagai berikut. A. Anggaran disetujui oleh DPR, yaitu sebagai berikut: Pendapatan..................................................................... 450.000 Pajak................................................................................300.000 Pungutan non pajak.......................................................... 50.000 Hibah.................................................................................50.000 Lain-lain............................................................................50.000 Belanja............................................................................400.000 Belanja rutin :.................................................................200.000 - Belanja pegawai...................................................50.000 - Belanja barang ...................................................150.000 Belanja pembangunan...................................................100.000 Pembayaran hutang.......................................................100.000 Surplus ( Defisit )..............................................................50.000 Jurnal : Estimasi pendapatan 450.000 Appropriasi 400.000 Saldo dana besas 50.000 B. Semua piutang pajak pertunggak dilunasi dan diterima tunai 60.000. ditambah bunga dan denda sebesar 15.000 Jurnal : Kas 75.000 Piutang pajak tertunggak 60.000 Pendapatan 15.000 Cadangan pitang pajak tertunggak 10.000 Pendapatan 10.000 C. Mengeluarkan surat tagihan pajak sebesar 200.000. yang dicadangkan tidak tertagih 1 %. Jurnal : Piutang pajak tahun berjalan 200.000 Cad. piutang pajak thn berjalan tak tertagih 2000 Pendapatan 190.000 D. Kontrak ditandatangani : -Belanja barang 150.000 -Belanja pembangunan 100.000 Jurnal : Ecumbrance 250.000 Cadangan encumbrance 250.000 E. Diterima tunai pendapatan dari pungutan nonpajak 30.000 hibah 40.000 dan lain-lain 20.000 Jurnal : kas 90.000 Pendapatan 90.000 F. Dibayar tunai belanja pegawai 45.000 Jurnal : Belanja 45.000 Kas 45.000 G. Diterima tagihan atas kontrak yang telah ditandatangani dan dikerjakan, sebagai berikut : Nilai Kontrak Nilai Realisasi - Belanja barang - Belanja pembangunan 100.000 110.000 75.000 70.000 Jurnal : Cadangan encumbrance 175.000 Encunbrance Belanja 175.000 180.000 Voucher terutang 180.000 H. Membayar voucher terutang sebesr 100.000 Jurnal : Voucher terutang Kas 100.000 100.000 I. Diterima pandapatan pajak tahun berjalan sebesar 180.000. sisa piutang tahun berjalan dicatat sebagai piutang pajak tertunggak dan demikian pula cadangan piutang pajak tak tertagih. Jurnal : Kas 180.000 Piutang pajak tahun berjalan 180.000 Piutang pajak terhutang 20.000 Cad. Piutang pajak thn b’jalan tk teragih 2000 Piutang pajak tahun berjalan 20.000 Cad.piutang pajak tertunggak tk tertagih 2000 J. Mencatat transfer yang harus dilakukan ke Debt Service Fund sebesar 60.000 ( belum di bayar tunai ), Jurnal : Transfer ke Dept Service Funds Voucher terutang 60.000 60.000