Ulfa Mahfudli Fadli / Fabrikasi dan Karakterisasi Ekstrak Sawi Putih sebagai Dye Sensitized Solar Cell 321 Fabrikasi dan Karakterisasi Ekstrak Sawi Putih sebagai Dye Sensitized Solar Cell Ulfa Mahfudli Fadli*, Cari, Agus Supriyanto Universitas Sebelas Maret, Jalan Ir. Sutami 36A Kentingan, Surakarta 57126. * e-mail: [email protected] Abstrak – Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui karakterisasi sifat optik dan listrik ekstrak Sawi Putih (Brassica chinensis L.) untuk digunakan sebagai Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) . Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS). Uji absorbansi menggunakan Spektrofotometer UV-Visible Lambda 25 menunjukkan bahwa pewarna alami dari ekstrak Sawi Putih (Brassica chinensis L.) memiliki absorbansi maksimum pada panjang gelombang 434 nm dan 666 nm. Uji karakterisasi arus dan tegangan (I-V) menggunakan Keithley 2602A dengan intensitas 250, 500 dan 750 W/m2 mendapatkan efisiensi sebesar 0,0080% 0,0247% dan 0,0365%. Hasil ini menjadikan Sawi Putih (Brassica chinensis L.) perlu dipertimbangkan sebagai bahan sensitizer DSSC. Kata kunci: Dye Sensitized Solar Cell (DSSC), Sawi Putih (Brassica chinensis L.). Abstract – It has been conducted a research to characterize the optical and electrical properties of Sawi Putih (Brassica chinensis L.) extract in order to utilize as a Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). This research was conducted at the Laboratory of Materials, FMIPA University of Sebelas Maret (UNS). The absorbance test that is conducted using UVVisible Spectrophotometer Lambda 25 indicates that the natural dyes from sawi putih (Brassica chinensis L.) extract have maximum absorbance at wavelength 434 nm and 666 nm. The current and voltage (I-V) characterization test is conducted using Keithley 2602A set at an intensity of 250, 500 and 750 W/m2 and gain an efficiency of 0.0080%, 0.0247%, and 0.0365%, respectively. These results show that the Sawi Putih (Brassica chinensis L.) extract could be considered as a DSSC sensitizer. Keywords: Dye Sensitized Solar Cells (DSSC), Sawi Putih (Brassica chinensis L.). I. PENDAHULUAN DSSC adalah generasi ketiga sel surya yang dapat menjadi alternatif pengganti sel surya konvensional dari silikon. Keunggulannya yaitu material murah, memudahkan dalam produksi, meskipun efisiensi belum mendekati solar sel dari silikon. Gambar 1. Struktur DSSC [1] Coresponding: [email protected] Seperti gambar 1 dapat dilihat bahwa DSSC terdiri dari 4 komponen utama, yaitu sebuah semikonduktor tipe-n seperti partikel nano TiO2, sebuah dye yang sensitif (Dye sensitizer) terhadap penyerapan cahaya tampak, sebuah elektrolit yang dibuat di dalam salah satu permukaan semikonduktor dan sebuah elektroda lawan seperti platina (Pt), karbon (C) yang membantu transfer elektron ke elektrolit. Kaca berfungsi meneruskan cahaya agar mengenai dye, sehingga energi cahaya diserap atom-atom dye, terjadi eksitasi elektron menuju hole lapisan TiO2. Selanjutnya elektron bergerak ke lapisan SnO2 sebagai konduktor yang berfungsi meneruskan aliran elektron yang digunakan untuk menyalakan beban (lampu), lalu menuju lapisan SnO2 di kaca yang lain. Platina (Pt) berfungsi sebagai katalis, yang mempercepat aliran elektron menuju elektrolit. Di dalam elektrolit terjadi reaksi reduksi oksidasi yang berulang-ulang. Prinsip kerja dari DSSC berbeda dari sel surya konvensional yang menggunakan silikon. Di dalam sel surya silikon, proses penyerapan cahaya dan perpindahan muatannya disebabkan oleh materi yang sama (silikon)[1]. Dalam DSSC proses ini terjadi dalam berbagai macam bahan, yang bertujuan menghindari ketidakmampuan rekombinasi elektron dan hole (kekosongan elektron). Penyerapan cahaya dan perpindahan muatan tidak terjadi pada bahan yang sangat murni, tetapi bahan yang tidak terlalu murni sudah cukup untuk DSSC bekerja maksimal. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015 ISSN : 0853-0823 322 Ulfa Mahfudli Fadli / Fabrikasi dan Karakterisasi Ekstrak Sawi Putih sebagai Dye Sensitized Solar Cell Ketika terdapat arus saat terjadi hubungan singkat di bawah pencahayaan disebut Isc. Sementara ketika tidak ada arus mengalir maka tegangan maksimum disebut Voc. Titik di kurva I-V menghasilkan daya maksimum dinamakan Pin atau Pmax. Faktor pengisian adalah karakterisasi lain dalam DSSC, yang bernilai: FF = Gambar 2. Prinsip Kerja tranfer Energi DSSC [1] Pada dasarnya prinsip kerja DSSC mengkonversi energi cahaya ke listrik dalam skala molekular dalam bentuk reaksi dari transfer elektron. Proses pertama dimulai dengan terjadinya eksitasi elektron pada dye akibat absorbsi foton. Dimana ini merupakan salah satu peran dari sifat TiO2. Ketika foton dari sinar matahari menimpa elektroda kerja pada DSSC, energi foton tersebut diserap oleh dye yang melekat pada permukaan TiO2. Sehingga dye mendapatkan energi untuk tereksitasi yang ditunjukkan dengan garis panah berwarna hijau menuju kulit yang lebih tinggi (homo ke lumo). Dye tereksitasi membawa energi dan diinjeksikan ke pita konduksi pada TiO2. TiO2 berperan sebagai akseptor elektron. Molekul dye yang ditinggalkan kemudian dalam keadaan teroksidasi. Selanjutnya elektron akan ditransfer melewati rangkaian luar menuju elektroda pembanding (ektroda yang mengandung lapisan karbon). Elektrolit yang bertindak sebagai mediator elektron sehingga dapat menghasilkan proses siklus dalam sel. Elektrolit menangkap elektron yang berasal dari rangkaian luar dengan bantuan molekul karbon/platina sebagai katalis. Elektron tereksitasi masuk kembali ke dalam sel dan dibantu oleh karbon sehingga dapat bereaksi dengan elektrolit yang menyebabkan penambahan ion elektrolit pada elektron. Dibagian kiri gambar 2 dapat dilihat konversi energi matahari ke tegangan yang dapat dihasilkan. Dimana terdapat grafik hubungan tegangan (V) yang dihasilkan dan energi matahari dalam eV. Pembangkit listrik tenaga surya tergantung dari kemampuan perangkat menghasilkan tegangan dan arus terhadap beban eksternalnya. [2] Gambar 3. Grafik I-V pada sel surya. Dengan: IMPP = Arus saat output keluaran maksimum VMPP = Tegangan saat output keluaran maksimum (1) Dan Daya keluaran Maksimum adalah: Atau Pmax = Vmpp.Impp (2) Pmax = Voc.Isc.FF (3) Efisiensi konversi energi dari solar cell (η) didefinisikan sebagai rasio dari listrik yang dihasilkan oleh sel (P max) untuk insiden listrik di daerah perwakilan dari sel (P light). [2] = (4) DSSC tidak terlepas dari Dye (Pewarna), dalam hal ini pewarna memiliki peranan penting sebagai penyerap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Pada penelitian yang pernah dilakukan, pewarna dari senyawa ruthenium complex dapat mencapai efisiensi 1112% [3]. Namun, jumlah pewarna ruthenium complex terbatas dan harganya cukup mahal. Dengan alasan tersebut, penelitian berkembang ke arah pencarian pewarna alami yang diekstrak dari bunga, daun dan buah-buahan [4]. Pewarna alami yang digunakan sebagai sensitizer pada DSSC tergolong ramah lingkungan, pembuatannya pun mudah dan murah meskipun lifetime-nya rendah [5]. Beberapa penelitian menggunakan bahan dari platinum (Pt) sebagai elektroda lawan pada DSSC. Pada penelitian ini, akan digunakan platinum (Pt) sebagai elektroda lawan pada DSSC berbahan organic ekstrak sawi putih III. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN TiO2 yang digunakan dalam penelitian ini adalah Titanium (IV) Oxide, anatase Titanium dioxide powder, 99,8% trace metals basis. TiO2 sebanyak 0,5 gr dilarutkan dalam 2 ml etanol absolut diaduk selama 30 menit menggunakan vortex stirrer. TiO2 dilapiskan di atas kaca konduktif Fluorine Tin Oxide (FTO) dengan luasan pendeposisian 1,5cm x 2cm menggunakan metode slip Casting. Lapisan TiO2 yang sudah terdeposisi dipanaskan diatas hot plate dengan kenaikan suhu 200C/menit hingga mencapai suhu 5000C selama 50 menit. Dalam penelitian ini digunakan dye dari ekstrak Sawi Putih (Brassica chinensis L.), 40 gr sawi putih dihaluskan menggunakan mortar porselin sampai halus. Sawi putih yang sudah halus dilarutkan dalam 50 ml etanol, Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015 ISSN : 0853-0823 Ulfa Mahfudli Fadli / Fabrikasi dan Karakterisasi Ekstrak Sawi Putih sebagai Dye Sensitized Solar Cell kemudian didiamkan selama 24 jam dan disaring menggunakan kertas saring Filter Paper 103. Setelah penyaringan, larutan disimpan dalam wadah tertutup dan terlindung dari sinar matahari. Konstruksi DSSC yang digunakan adalah sistem sandwich. Elektroda kerja berupa kaca konduktif FTO yang telah dilapisi TiO2 yang sudah direndam dengan dye Sawi Putih. Elektroda lawan berupa kaca konduktif FTO yang telah dilapisi lapisan tipis Pt (Hexachloroplatinic (IV) acid 10%). Elektrolit terbuat dari I2/KI yang dilarutkan dalam PEG yang kemudian ditetesi diantara elektroda lawan dan elektroda kerja diberikan pembatas berupa keyboard protector agar tidak terjadi hubungan arus pendek. Elektroda kerja dan elektroda lawan yang telah ditetesi elektrolit kemudian ditumpuk dan dijepit menggunakan clipboard. Sandwich DSSC kemudian dikarakterisasi arus dan tegangannya (I-V). 323 (a) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran spektrum absorbansi dilakukan dengan cara mengambil dye yang telah direndam selama 24 jam dengan campuran pelarut ethanol kemudian diukur dengan Spektrofotometer UV-Visible Lambda 25 dengan rentang panjang gelombang yang digunakan antara 200800 nm. Berdasarkan hasil uji, didapatkan hasil sebagai berikut: dye sawi Absorbansi 4 3 2 dye sawi 1 0 (b) 400 600 800 Panjang Gelombang (nm) Gambar 4. Grafik Absorbansi Dye Sawi Putih. Gambar 4 menunjukkan bahwa absorbansi maksimum ekstrak sawi putih berada pada panjang gelombang sekitar = 434 nm dan = 666 nm sedangkan nilai absorbansi maksimumnya masing-masing adalah 3,5 dan 2 dalam skala maksimal 10. Absorbansi dye sawi putih menunjukkan panjang gelombang yang cukup besar sehingga dimungkinkan sawi putih ini mampu menyerap energi sinar matahari dengan baik dan mampu memaksimalkan kinerja dari DSSC. Karakterisasi arus-tegangan (I-V) adalah suatu metode untuk mengetahui seberapa besar kemampuan DSSC dapat mengkonversi cahaya menjadi energi listrik. Pengukuran dengan menggunakan Keithley 2602A dilakukan pada keadaan gelap dan terang yaitu di bawah penyinaran lampu halogen dengan intensitas 250, 500 dan 750 W/m2. Hasil pengujian arus dan tegangan dengan perendaman selama 24 jam di suhu ruang ditunjukkan pada gambar di bawah ini: (c) Gambar 5. Grafik I-V Dye Sawi Putih (a) 250 W/m2, (b) 500 W/m2, (c) 750 W/m2. Gambar 5 menunjukkan karakterisasi I-V nilai konduktivitas dari elektrolit pada arus terang lebih besar daripada arus gelap, dengan efisiensi nilai efisiensi sebagai berikut: Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015 ISSN : 0853-0823 Ulfa Mahfudli Fadli / Fabrikasi dan Karakterisasi Ekstrak Sawi Putih sebagai Dye Sensitized Solar Cell 324 UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pengelola Laboratorium Fisika Material Fakultas MIPA UNS Surakarta dan dukungan dari LPPM Hibah Pascasarjana UNS tahun 2014 serta teman-teman seperjuangan. Tabel 1. Efisiensi Sawi Putih pada intensitas 250 W/m2. Karakteristik Hasil Voc 230 mV Isc 826 A Vmax Imax Efisiensi 125 mV 478 A 0,0080% PUSTAKA [1] Stathatos, E. Dye Sensitized Solar Cells: A New Tabel 2. Efisiensi Sawi Putih pada intensitas 500 W/m2. Karakteristik Hasil Voc 318 mV Isc 304 A Vmax Imax Efisiensi [2] 178 mV 209 A [3] 0,0247% Tabel 2. Efisiensi Sawi Putih pada intensitas 750 W/m2. Karakteristik Hasil Voc 388 mV Isc 431 A Vmax Imax Efisiensi [4] 283 mV [5] 291 A 0,0365% Grafik tidak terlalu smooth kemungkinan terjadi karena elektrolit yang digunakan cepat menjadi kering. Prospective to the Solar to Electrical Energy Conversion. Issues to be Solved for Efficient Energy Harvesting, Jurnal of engineering Science and Technology Review 5, 2012, pp 9-13. Alfa, B, etal. Fabrication and Characterisation of Titanium Dioxide Based Dye Sensitized Solar Cell using Flame of the Forest Dye, Applied Physics Research, Vol.4, no.1, 2012, pp 48-56. Agustini, S, dll. Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) Bersadarkan Fraksi Volume TiO2 Anatase-Rutile dengan Garnicia mangostana dan Rhoeo Spathacea sebagai Dye Fotosensitizer, vol. 2, no. 2, 2013, pp. B131-B-136. Zhou, H etal. Dye-Sensitized Solar Cells Using 20 Natural Dyes As Sensitizers, Journal of Photochemistry and Photobiology A Chemistry, 2011, pp. 188-194. Lee, J.K. and Mengjin, Y. Progress In Light Harvesting and Charge Injection of Dye-Sensitized Solar Cells. Material Science and Engineering B 176, 2011, pp. 11421160. V. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Sawi Putih (Brassica chinensis L.)) memiliki nilai absorbansi maksimum pada panjang gelombang = 434 nm dan = 666 nm, yang menunjukkan nilai panjang gelombang yang cukup bagus sehingga dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam DSSC. 2. Efisiensi yang dihasilkan oleh pewarna yang diekstrak dari Sawi Putih (Brassica chinensis L.) sebesar 0,0080% dan 0,0247% serta 0,0365%. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015 ISSN : 0853-0823