MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu mulai dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboraturium Lapang (Kandang B) Bagian Unggas, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisa proksimat kandungan ketumbar dilakukan di Laboraturium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi Ternak Ternak penelitian menggunakan 120 ekor ayam umur satu hari (day old chick/DOC) Cobb strain CP 707 dari PT Charoen Pokphand Indonesia - Parung. Ayam ini dibagi ke dalam empat perlakuan dan tiga ulangan, yang dipelihara selama lima minggu. Kandang dan Peralatan Kandang yang digunakan adalah tiga buah kandang berukuran 2,85 x 2,85 m2 berupa kandang sistem litter beralaskan sekam padi yang telah difumigasi. Setiap kandang dibagi menjadi empat petak anak kandang berukuran 1m2. Setiap petakan kandang dilengkapi dengan satu buah tempat pakan dan minum. Peralatan Penunjang Setiap petak kandang dilengkapi lampu pijar 60 watt, brooder, dan seng pembatas. Peralatan lain yang digunakan diantaranya tirai penutup, kertas koran, timbangan digital, ember, sapu, sekam pengganti, termometer, tali rafia, gelas ukur, pisau, tali tambang, selotip, karung, sikat lantai, dan alat tulis. Pakan dan Air Minum Pakan yang digunakan adalah pakan buatan sendiri dengan penambahan ketumbar 0% (kontrol), 1%, 2% dan 3%. Pakan dibuat dalam bentuk crumble. Pakan dan air minum diberikan setiap hari selama pemeliharaan. Komposisi bahan dan zat makanan ransum penelitian disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Formula dan Komposisi Nutrisi Ransum Penelitian Starter Grower Bahan Pakan R0 R1 R2 R3 R0 R1 R2 R3 Jagung kuning 54,14 54,26 53,68 53,82 60,41 60,01 59,61 59,22 Dedak Padi 6,00 5,17 4,73 Bungkil kedelai 28,00 28,00 28,00 28,00 19,46 19,33 19,19 19,06 Tepung ikan 6,05 5,99 5,93 5,88 9,39 9,45 9,52 9,58 Crude palm oil 3,61 3,38 3,34 3,09 3,37 3,27 3,18 3,08 1 0,00 1,00 2,00 3,00 0,00 1,00 2,00 3,00 CaCO3 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Dicalsium phosphate 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 Premiks 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 L-Lysin 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 Methionin+Cystin 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 Total 100 100 100 100 100 100 100 100 3050 3050 3050 3050 3100 3100 3100 3100 84,42 84,47 84,68 84,13 84,42 84,32 84,42 Biji ketumbar 4,85 4,01 5,17 4,30 3,86 Komposisi Nutrien : EM (Kkal/kg) Bahan Kering (%) 84,23 Protein Kasar (%) 22 22 22 22 20 20 20 20 Lemak Kasar (%) 6,19 6,10 6,20 6,10 6,17 6,22 6,27 6,32 Serat Kasar (%) 2,97 3,30 3,66 3,98 2,81 3,16 3,51 3,87 Kalsium (%) 0,96 0,97 0,97 0,97 1,16 1,17 1,18 1,20 Fosfor Tersedia (%) 0,53 0,53 0,53 0,52 0,62 0,62 0,62 0,63 Lysin (%) 1,44 1,43 1,43 1,42 1,35 1,34 1,34 1,34 Methionin (%) 0,54 0,53 0,53 0,53 0,55 0,54 0,54 0,54 Methionin+Cystin (%) 0,95 0,94 0,94 0,94 0,88 0,87 0,87 0,87 Lesson dan Summers (2005) Ket : R0=Pakan tanpa biji ketumbar (kontrol); R1=Pakan dengan penambahan biji ketumbar 1%; R2=Pakan dengan penambahan biji ketumbar 2%; R3= Pakan dengan penambahan biji ketumbar 3%. EM = Energi Metabolis. 1 = Dalam 5 kg premix mengandung vitamin A = 10,000,000 IU ; vitamin D = 2,000,000 IU ; vitamin E = 3,000 mg ; vitamin B1 = 1,000 mg ; vitamin B2 = 5,000 mg ; vitamin B12 = 5,000 mg ; vitamin K = 1,000 mg ; Niacinamide = 7,500 mg ; Ca-d-Panthotenate = 2,500 mg ; Folic Acid = 500 mg ; Choline Chloride = 100,000 mg ; L-lysine = 75,000 mg ; DL-Methionine 100,000 mg ; Magnesium Sulfate = 34,000 mg ; Ferrous Sulfate = 25,000 mg ; Manganase Sulfate = 50,000 mg ; Cupri Sulfate = 500 mg ; Zinc Sulfate = 10,000 mg ; Potasium Iodine = 100 mg ; Antioxidant&Carrier ad = 5 mg. 14 Prosedur Pemilihan Biji Ketumbar Sampel biji ketumbar diperoleh dari pasar tradisional Kota Bogor, Pasar Parung, dan Pasar Cibereum. Biji ketumbar yang dipilih adalah yang berbentuk bulat dan berwarna kuning kecoklatan. Biji ketumbar dari pasar-pasar tersebut dipasok dari Tangerang (impor), Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sampel biji ketumbar disangrai selama lima menit. Sample yang mengeluarkan aroma paling menyengat digunakan sebagai bahan baku ransum penelitian yaitu biji ketumbar dari Cibeureum. Tahap Pembuatan Ransum Pembuatan dan bahan baku ransum diperoleh dari PT Indofeed Bogor. Bahan baku yang digunakan dalam ransum ditimbang sesuai dengan formulasi. Sebelum dicampur, biji ketumbar yang akan digunakan digiling menjadi tepung (mash). Seluruh bahan selanjutnya diaduk hingga homogen dalam mesin pencampur (mixer). Mixer adalah mesin pencampur bahan-bahan baku yang digunakan untuk proses produksi pakan agar menjadi homogen untuk mempermudah proses selanjutnya. Mixer disusun oleh tiga komponen utama, yaitu loading hopper (tempat pemasukan bahan), alat pengaduk dan tempat pengeluaran adonan bahan baku (Pfost, 1976). Urutan pemasukan bahan dalam mixer adalah bahan baku mayor yaitu bahan baku sumber energi dan protein, bahan baku sumber serat, vitamin dan mineral. Bahan pertama yang dicampur adalah jagung kuning dan CPO (Crude Palm Oil). Bahan kedua yang dicampur adalah bungkil kedelai dan tepung ikan. Bahan ketiga yang dicampur adalah tepung biji ketumbar, dedak padi, CaCO3, DCP, premiks, Llysin, dan DL-methionin. Bahan yang telah homogen kemudian dibentuk menjadi pellet di mesin pellet. Proses selanjutnya adalah ransum dibentuk menjadi crumble di mesin crumble. Pemeliharaan Ternak DOC (Day Old Chick) yang digunakan dalam penelitian ditempatkan secara acak kedalam kandang.. Pemberian pakan perlakuan dilakukan mulai hari pertama DOC datang. Pemeliharaan dilakukan selama 35 hari dan dibagi menjadi dua 15 periode, masing-masing periode diberi pakan yang berbeda, yaitu periode starter (021 hari) dan periode grower (22-35 hari). Pengamatan Suhu Harian Kandang (oC) Pengukuran suhu harian kandang dilakukan setiap hari. Pengukuran dan pencatatan suhu dilakukan tiga kali setiap harinya yaitu pada pagi hari pukul 07.00, siang hari pukul 14.00 dan malam hari pukul 18.00. Perhitungan Pertambahan Bobot Badan (gram/ekor) Perhitungan pertambahan bobot badan dihitung dengan cara penimbangan bobot badan per ekor pada akhir minggu dikurangi bobot badan per ekor pada minggu sebelumnya. Perhitungan pertambahan bobot badan dilakukan tujuh hari sekali. Perhitungan Konsumsi Pakan (gram/ekor) Konsumsi pakan rataan per ekor per minggu dihitung dari selisih antara jumlah pakan yang diberikan dengan sisa pakan selama tujuh hari. Perhitungan Konversi Pakan Konversi pakan dapat diperoleh dari perbandingan jumlah konsumsi pakan dengan pertambahan bobot badan (feed/gain) selama pemeliharaan. Perhitungan Bobot Badan Akhir (gram/ekor) Penimbangan bobot badan broiler per ekor dilakukan setiapakhir minggu. Bobot badan akhir diperoleh dari hasil penimbangan ayam broiler pada minggu kelima. Pengamatan Mortalitas Banyaknya ternak yang mati akibat segala sesuatu yang dapat membuat ternak tersebut mati selama penelitian. Setiap harinya diamati, jika ada yang mati langsung dicatat. Rancangan dan Analisis Data Perlakuan Penelitian ini mengunakan empat perlakuan dan tiga kali ulangan dengan penempatan 10 ekor broiler per ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah : 16 R0 = Pakan tanpa penambahan biji ketumbar (kontrol) R1 = Pakan dengan penambahan biji ketumbar 1% R2 = Pakan dengan penambahan biji ketumbar 2% R3 = Pakan dengan penambahan biji ketumbar 3% Peubah yang diamati Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah suhu harian kandang (oC), pertambahan bobot badan (gram/ekor), konsumsi pakan (gram/ekor), konversi pakan, bobot badan akhir (gram/ekor) dan mortalitas. Rancangan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Model matematika dalam rancangan tersebut adalah sebagai berikut : Yij = µ + + Keterangan : Y : nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ : nilai rataan umum : efek perlakuan ke-1 : galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan yang nyata dilakukan uji lanjut polinomial (Steel dan Torrie, 1993). 17