AKTIVITAS UJI ANTIMITOTIK SENYAWA ASAM HEKSADEKANOAT

advertisement
AKTIVITAS UJI ANTIMITOTIK SENYAWA ASAM HEKSADEKANOAT ISOLAT
DARI HYDROID Aglaophenia cupressina Lamoureoux PADA CLEAVAGE
BULU BABI Tripneustes gratilla Linn.
Muh. Mizwar Rusdy.*, Sjafaraenana, Rosana Agusa, Magdalena Litaaya
*Alamat korespondensi e-mail : [email protected]
*aJurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Hasanuddin, Makassar
ABSTRAK
Studi tentang aktivitas antimitotik senyawa asam heksadekanoat isolat dari hydroid
Aglaopehenia cupressina Lamoureoux pada cleavage bulu babi Tripneustes gratilla Linn.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senyawa bioaktif asam heksadekanoat
dari hydroid Aglaopehenia cupressina Lamoureoux pada cleavage bulu babi Tripneustes
gratilla Linn. Metode yang digunakan adalah metode uji aktivitas antimitotik senyawa asam
heksadekanoat pada cleavage bulu babi Tripneustes gratilla Linn. pada konsentrasi 1, 10, dan
100 µg/ml dengan kontrol positif vinkristin pada konsentrasi 0.01, 0.1, dan 1 µg/ml setelah
fertilisasi penghambatan tertinggi terjadi pada konsentrasi 100 µg/ml yaitu 66,66 %.
Kemudian setelah dihitung dengan analisis probit, asam heksadekanoat memiliki IC 50 sebesar
22,076 µg/ml yang memiliki kesamaan sifat antimitotik dengan vinkristin yang memiliki IC 50
sebesar 0,219 µg/ml. Sehingga asam heksadekanoat isolat dari hydroid Aglaopehenia
cupressina Lamoureoux berpotensi untuk dijadikan bahan dasar anti kanker.
Kata kunci : Antimitotik, asam heksadekanoat, hydroid, Aglaophenia cupressina
Lamoureoux.
ABSTRACT
The study of antimitotic activity of compounds hexadecanoic acid isolates of hydroids
Aglaopehenia cupressina Lamoureoux on cleavage urchins Tripneustes gratilla Linn. This
study aimed to determine the effect of the bioactive compounds hexadecanoic acid hydroids A.
cupressina Lamoureoux on cleavage sea urchin T. gratilla Linn. method used is the method of
test compounds hexadecanoic acid antimitotic activity against cell zygote urchins Tripneustes
gratilla Linn. at concentrations of 1, 10, and 100 ug / ml with a positive control vincristine at
concentrations of 0.01, 0.1, and 1 mg / ml after fertilization highest inhibition occurred at a
concentration of 100 ug / ml is 66,66%. Then after calculated by probit analysis, hexadecanoic
acid has IC50 of 22,076 ug / ml which has similarities with vincristine antimitotic properties
that have IC50 of 0,219 ug / ml. So hexadecanoic acid isolates of A. hydroids cupressina
Lamoureoux potential to be used as anti-cancer ingredients.
Key words: antimitotic, hexadecanoic acid, hydroids, Aglaophenia cupressina Lamoureoux.
merupakan indikator yang dapat digunakan
PENDAHULUAN
Penelitian
dengan
menggunakan
dalam menemukan senyawa-senyawa yang
metode pengujian terhadap organisme hidup
dapat dijadikan bahan dalam pembuatan obat
telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah
anti kanker. Sebagaimana yang dikemukakan
penelitian untuk mengetahui pengaruh zat-zat
oleh
atau senyawa tertentu terhadap aktifitas sel-
umumnya kerja dari anti kanker berdasarkan
sel organisme tersebut, contohnya seperti
atas gangguan pada salah satu proses sel yang
ekstrak tumbuhan dan hewan, hasil penelitian
esensial. Pada sel kanker maupun sel normal
dari ekstrak tersebut telah dimanfaatkan
tidak mengalami perbedaan yang kualitatif,
sebagai bahan baku obat-obatan, pengelolaan
maka bahan anti kanker bersifat sitotoksik
bahan makanan dan bahan kimia lainnya.
dan bukan kankerosid atau kankerotoksik
Termasuk pula dalam hal ini, penelitian
yang selektif.
Jamaluddin
(1996)
bahwa
pada
tentang pengaruh senyawa-senyawa tersebut
Sel kanker adalah sel yang mengalami
dalam menghambat proses pembelahan sel
perubahan bentuk, sifat dan kinetiknya.
tubuh organisme (uji antimitotik). Dalam
Pertumbuhannya menjadi otonom, liar, tidak
penelitian tersebut sel zigot bulu babi
terkendali, lepas dari koordinasi pertumbuhan
merupakan salah satu bahan yang sering
normal. Perubahan sel itu terjadi karena
digunakan.
mutasi gen yang mengatur pertumbuhan dan
Sel
mempunyai
diferensiasi sel yaitu proto-onkogen dan anti-
obat
dan
onkogen (Siswadono dan Soekarjo, 2000).
pembelahan
seperti
Berbagai usaha dilakukan untuk mencegah
sehingga
banyak
dan menyembuhkan penyakit kanker, salah
digunakan dalam penelitian zat anti kanker.
satu diantaranya adalah pencarian senyawa
Misalnya, untuk melihat pengaruh suatu
dari bahan alam.
senyawa dalam menghambat laju pembelahan
Hydroid
sensivitas
bulu
selektif
mengalami
halnya
zigot
sel
babi
terhadap
tahapan
kanker,
(filum
Coelenterata)
dan pertumbuhan sel atau yang sering disebut
merupakan invertebrate laut yang hidup
sebagai sifat antimitotik. Mekanisme ini juga
menempel pada karang, kaya akan senyawa
kimia seperti: alkaloid, steroid, terpenoid,
hydroid A. cupressina Lamoureoux yang
histamine yang dapat dimanfaatkan sebagai
berpotensi mempunyai aktivitas anti kanker.
bahan
Waktu dan Tempat
obat-obatan.
Hasil
isolasi
dan
karakterisasi metabolit sekunder hydroid A.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
cupressina Lamoureoux menunjukkan bahwa
April 2013 hingga Juni 2013. Pengambilan
senyawa
asam
sampel bulu babi T. gratilla Linn yang
steroid,
berlokasi pada perairan pulau Bonebatang,
menunjukkan toksisitas terhadap Artemia
sedangkan pengujian antimitotik dilakukan
salina ( Johannes, 2008).
dilaboratorium Fitokimia, Fakultas Farmasi
bioaktif
karboksilat,
dari
alkaloid
golongan
dan
Penelitian ekstrak hydroid yang telah
dan laboratorium Genetika, jurusan biologi,
dilakukan, seperti pemanfaatannnya untuk
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
pengujian sebagai bahan anti fungi, anti
Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
bakteri, dan obat-obatan lainnya, diperoleh
METODE PENELITIAN
hasil yang menunjukkan adanya pengaruh
Metode
yang
digunakan
dalam
yang berarti dari ekstrak ini. Berdasarkan
penelitian ini adalah metode eksperimental
hasil penelitian tersebut, maka dilakukanlah
dengan
penelitian mengenai
mitosis senyawa asam heksadekanoat isolat
aktivitas
antimitotik
menguji
penghambatan
senyawa asam heksadekanoat isolat dari
dari
hydroid A. cupressina Lamoureoux terhadap
Lamoureoux pada uji antimitotik (antimitotic
pembelahan sel zigot bulu babi T. gratilla
bioassay).
Linn.
 Alat
 Tujuan Penelitian
hydroid
aktivitas
Alat-alat
Tujuan dari penelitian
Aglaophenia
cupressina
yang
digunakan
pada
adalah
Mkroskop
yang
ini adalah
penelitian
ini
untuk mengetahui pengaruh senyawa bioaktif
dilengkapi
kamera
asam heksadekanoat isolat dari hydroid A.
(Pyrex), tabung reaksi (Pyrex), erlenmeyer
cupressina Lamoureoux pada cleavage bulu
250 ml(Pyrex), Erlenmeyer 1000 ml (Pyrex),
babi T. gratilla Linn.
gelas piala (Pyrex), gelas ukur 50 ml (Witeg),
 Manfaat Penelitian
inkubator
(Memmert),
(Sartorius),
oven
Penelitian
memberikan
ini
informasi
diharapkan
tentang
dapat
(Dino),
cawan
Petri
neraca
analitik
(Memmert),
otoklaf
senyawa
(Webeco), jangka sorong (Vernier), tabung
metabolit sekunder asam heksadekanoat dari
eppendorf, mikropipet, pisau, blender, cool
 Penyiapan Sel Telur dan Sperma
box, lemari pendingin, laminary air flow,
Bunsen, pinset, rak tabung, corong pisah,
Bulu Babi Tripneustes gratilla Linn.
spoit, rotavapor, batang pengaduk, botol
Bulu babi T. gratilla Linn. jantan dan
pengenceran dan sendok tanduk.
betina diinduksi dengan penyuntikan 1 ml
 Bahan
KCl 10 % ke dalam bagian gonad. Sperma
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian
Hydroid
berwarna kuning keemasan ditampung pada
Aglaophenia cupressina Lamoureoux (asam
gelas kimia yang berbeda. Setelah itu
heksadekanoat),
Tripneustes
dimasukkan pada lemari pendingin. Fertilisasi
Linn, methanol, DMSO (dimetil
dilakukan dengan cara 1 ml sperma dan 5 ml
sulfoksida), KCl 10%, alkohol 70 %, air laut
sel telur difertilisasikan dalam gelas kimia
bebas protozoa, aquades, kertas saring, kertas
yang berisi 50 ml air laut bebas protozoa,
label, kapas, kertas tissue, vinkristin dan
kemudian dibiarkan selama 10-15 menit.
gratilla
ini
adalah
bulu
isolat
yang berwarna putih susu dan sel telur yang
babi
 Persiapan Sampel Uji
acetocarmine.
Isolat (asam heksadekanoat) hydroid
Metode Kerja
 Sterilisasi Alat
A.
cupressina
Lamoureoux
ditimbang
Alat-alat gelas dan alat-alat lain yang
sebanyak 1 mg kemudian dilarutkan dengan
tahan pada pemanasan tinggi disterilkan
DMSO sebanyak 100 µl, diencerkan dengan
dengan oven pada suhu 180oC selama ± 2
air laut bebas protozoa sehingga diperoleh
jam. Alat-alat yang tidak tahan dengan
konsentrasi 1000 µg/ml sebagai stok. Larutan
pemanasan
dengan
stok ini dipipet menggunakan mikropipet ke
menggunakan otoklaf pada suhu 121oC
dalam tabung eppendorf untuk mendapat
selama ± 15 menit pada tekanan 2 atm.
konsentrasi 1, 10, dan 100 µg/ml. Kemudian
 Uji Antimitotik
dibuat
tinggi
disterilkan
 Materi sampel
Sampel
yang
kontrol
negatif
(tanpa
senyawa
bioaktif) dengan menggunakan air laut bebas
digunakan
pada
protozoa sebanyak 2 tabung eppendorf.
penelitian ini adalah bulu babi T. gratilla
Sedangkan untuk control positif berupa
Linn. Diambil di sekitar perairan pulau
senyawa vinkristin dengan jumlah konsentrasi
Bonebatang Makassar, pada kedalaman 1-2
0,01, 0,1, dan 1 µg/ml.
meter dari permukaan air laut.
 Pelaksanaan Uji
melalui proses; ekstraksi, maserasi, partisi
 Inhibitory Concentration 50 (IC-50)
Tabung eppendorf yang berisi sampel
cair, hingga fraksinasi dengan kromatografi
kolom
cair
vakum.
merupakan
mencukupkan volume akhir hingga 1 ml.
penelitian Johannes (2008). Berdasarkan uji
Kemudian
tersebut
antimitotik terhadap pembelahan sel zigot
ditambahkan zigot sebanyak 100 µg/ml
bulu babi Tripneustes gratilla Linn., dengan
setelah 10 menit terjadi fertilisasi. Dilakukan
vinkristin
pengulangan 3 kali untuk setiap sampel uji
positif), diperoleh bahwa senyawa asam
dan kontrol. Selanjutnya disimpan pada suhu
heksadekanoat
15 – 20oC dengan diselingi pengocokan.
dengan senyawa vinkristin yang bersifat
Pengamatan sel yang membelah dilakukan
antimitotik.
tabung
setelah 2 jam inkubasi dengan menggunakan
sebagai
murni
tersebut
ditambahkan air laut sesuai perhitungan untuk
dalam
senyawa
Senyawa
pembanding
memiliki
Senyawa
hasil
(kontrol
kesamaan
tersebut
dari
sifat
diperlakukan
mikroskop yang dilengkapi dengan kamera.
dengan uji antimitotik untuk menentukan nilai
 Pengamatan aktivitas antimitotik
penghambatan pada cleavage bulu babi T.
Prosedur uji antimitotik dilakukan
gratilla Linn. Pengamatan ini dilakukan
serupa dari awal hingga tahapan pencampuran
setelah sel zigot yang telah ditambahkan
sel-sel zigot dengan larutan (senyawa) uji.
senyawa uji kemudian diinkubasi selama 2
Pengamatan
(mitosis)
dilakukan
aktivitas
dibawah
antimitotik
jam pada suhu 15o-20o C dengan menhitung
mikroskop
jumlah sel zigot bulu babi T. gratilla Linn.
berkamera. Setiap sampel uji dipipetkan ke
yang
deck glass sebanyak 2-3 tetes dan dilakukan
Prosedur fertilisasi yang digunakan pada
pewarnaan
pengujian ini dimodifikasi dari Dinnel dkk.
sel
zigot
dengan
pewarna
membelah
dan
tidak
membelah.
acetocarmine.
(1987), dan Ringwood (1992), selain itu
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengenceran dilakukan pada senyawa uji,
 Penghambatan Pada Cleavage Bulu
karena senyawa uji tersebut merupakan
Babi T. gratilla Linn. Senyawa Asam
senyawa murni
Heksadekanoat dan Vinkristin.
pengeruh berlebih pada bahan uji (zigot bulu
Asam heksadekanoat adalah senyawa
yang akan memberikan
babi) jika tidak diencerkan. Konsentrasi
murni hasil ekstraksi senyawa bahan alam
pengenceran
dari hydroid A. cupressina Lamoureoux
heksadekanoat)
senyawa
hydroid
uji
A.
(asam
cupressina
Lamoureuox yang digunakan pada pengujian
semakin besar. Hal ini mempunyai kesamaan
ini adalah 1 µg/ml, 10 µg/ml, dan 100 µg/ml,
sifat pada penelitian Pengaruh Uji Antimitotik
beberapa
ini
Fraksi N-Heksan Dari Hydroid Aglaophenia
dimaksudkan untuk melihat respon pada
cupressina Lamoureoux terhadap Pembelahan
cleavage bulu babi T. gratilla Linn pada
Awal sel Zigot Bulu Babi Tripneustes gratilla
beberapa
Linn oleh Khalid (2009), pada penelitian
tingkatan
konsentrasi
pengenceran
pengenceran
yang
berbeda.
tersebut diperoleh hasil dari salah satu
 Hasil Pengamatan Pada Cleavage T.
senyawa N-Heksan yaitu Asam Karboksilat
gratilla Linn. Setelah 2 Jam Perlakuan
yang mempunyai nilai penghambatan rata-
Dengan
rata pada konsentrasi 1 μg/ml mencapai nilai
Senyawa
Uji
Asam
52 %, pada konsentrasi 10 μg/ml mencapai
Heksadekanoat
Dari hasil pengamatan 300 sel total
nilai 49 %, pada konsentrasi 100 μg/ml
yang mewakili dari sel yang membelah dan
mencapai nilai 59 %, dan pada konsentrasi
sel yang tidak membelah setelah pengulangan
1000 μg/ml mencapai nilai 98,93 %.
sebanyak 3 kali, nilai penghambatan rata-rata
 Hasil Pengamatan Pada Cleavage T.
dari senyawa asam heksadekanoat pada
gratilla Linn. Setelah 2 Jam Perlakuan
konsentrasi 1 μg/ml mencapai nilai 25,66 %
Dengan Kontrol Positif Vinkristin
dan pada konsentrasi 10 μg/ml mencapai nilai
Vinkristin merupakan senyawa yang
37,32 %, yang artinya terjadi penghambatan
digunakan sebagai pembanding (konntrol
pada cleavage T. gratilla Linn. kurang dari
positif) dalam penelitian ini, namun perlakuan
setengahnya dikarenakan rendahnya dosis
konsentrasi (dosis) yang diberikan lebih
yang diberikan sehingga sel yang membelah
rendah, dikarenakan vinkristin telah menjadi
lebih banyak dibandingkan sel yang tidak
obat anti tumor maupun kanker sehingga
membelah. Namun pada konsentrasi 100
menjadi pembanding bagi penelitian ini, hal
μg/ml mencapai nilai 66,66 %, yang artinya
tersebut bisa dilihat dari hasil pengamatan
penghambatan pada cleavage T. gratilla Linn.
kontrol positif vinkristin yang menunjukkan
lebih dari setengahnya yang menunjukkan
nilai penghambatan rata-rata pada konsentrasi
bahwa senyawa asam heksadekanoat bersifat
0,01 μg/ml mencapai nilai 26,55 %, dan pada
antimitotik pada cleavage T. gratilla Linn.
konsentrasi 0,1 μg/ml mencapai nilai 41,33
dan
yang
%, hal ini menunjukkan bahwa penghambatan
digunakan, maka nilai penghambatannya juga
sel zigot kurang dari setengahnya. Namun
semakin
tinggi
konsentrasi
pada konsentrasi 1 μg/ml mencapai nilai
aktivitas antikanker didasarkan pada adanya
59,77 %, yang artinya penghambatan pada
efek toksik pada sel (sitotoksik). Salah satu
cleavage
uji
T.
gratilla
Linn.
lebih
dari
efek
sitotoksik
adalah
setengahnya. Dari hasil tersebut menunjukkan
menggunakan
bahwa senyawa uji asam heksadekanoat
penghambatan pembelahan sel zigot bulu
mempunyai kesamaan sifat dengan kontrol
babi.
positif (vinkristin) yang bersifat antimitotik.
pembelahan sel dihitung sebagai IC50.
Sedangkan pada kontrol negatif (air laut)
Dalam
metode
metode
antimitotik
dengan
ini
yaitu
penghambatan
Hasil pengamatan ini berdasarkan data
menunjukkan bahwa hampir semua sel zigot
yang
mengalami pembelahan.
(Menentukan Lethal Dose 50 / Inhibitory
 Penentuan
IC50
(Inhibitory
Concentration
IC50
50%)
concentration
secara
50)
dan
analisis
diperoleh
probit
hasil
Senyawa asam heksadekanoat memiliki IC50
Concentration 50%)
Penentuan
diolah
(Inhibitory
dilakukan
untuk
= 22,076 µg/ml, hal ini menunjukkan bahwa
senyawa
uji
(asam
heksadekanoat)
mengetahui kadar terendah dari senyawa uji
merupakan senyawa yang aktif bersifat
(asam heksadekanoat) yang dapat digunakan
antimitotik. Jika dilihat dari persamaan sifat
untuk
dengan kontrol positif (vinkristin) yang
menghambat
proses
pembelahan
setengah dari sel zigot bulu babi T. gratilla
memiliki IC50
Linn. yang diujikan, dengan kontrol negatif
heksadekanoat
(air laut) serta kontrol positif (vinkristin). Hal
dikembangkan menjadi bahan baku obat
ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
antikanker.
oleh Pratiwi, dkk. (2003) (dalam Khalid,
Pengamatan aktivitas antimitotik
=
0,219 µg/ml, maka asam
memiliki
potensi
untuk
2009). bahwa aktivitas sitotoksik ditetapkan
berdasarkan nilai IC50 yaitu kadar yang
dibutuhkan
ekstrak
untuk
menghambat
pertumbuhan sel uji hingga 50 %.
Uji
toksisitas
biasanya
dilakukan
untuk mengetahui tingkat keamanan dan
keberbahayaan
zat
yang
akan
diuji.
Berdasarkan ketentuan, suatu senyawa murni
oleh Thomson, dkk. (2001), bahwa uji
A
B
Gambar Pengamatan Aktivitas Antimitotik menggunakan zat
pewarna Acetocarmine Perbesaran 100 x 10.
Keterangan Gambar :
A. Tampak
inti
1. Uji
sel
tidak
mengalami
pembelahan, dinding sel masih utuh, dan
B. Tampak
terjadi
proses
telofase
antimitotik
heksadekanoat
Aglaophenia
dan
sitokinesis
senyawa
isolat
dari
cupressina
asam
hydroid
Lamoureoux
menunjukkan adanya penghambatan (efek
antimitotik) pada cleavage bulu babi
Pengamatan aktivitas antimitotik yang
menggunakan zat pewarna (acetocarmine),
Tripneustes gratilla Linn.
2. Hasil
nilai
rata-rata
dalam proses mitosis berdasarkan gambar
tertinggi
diatas yang diambil menggunakan mikroskop
heksadekanoat)
DINO pada perbesaran 100 kali, zat tersebut
Aglaophenia
memberi warna merah pada zigot yang akan
diperoleh pada konsentrasi 100 μg/ml
diamati, dimana inti sel (nucleus) dari sel
yaitu 66,66 %.
zigot bulu babi (T. gratilla Linn.) tidak
3. Senyawa
dari
penghambatan
senyawa
isolat
dari
cupressina
uji
uji
asam
(asam
hydroid
Lamoureoux
heksadekanoat
mengalami pembelahan, seperti terlihat pada
memiliki efek antimitotik berdasarkan
gambar diatas. Tampak pada gambar bahwa
dari nilai IC50 yaitu 22,076 µg/ml yang
inti
memiliki kesamaan sifat dari
sel
tidak
mengalami
dikarenakan
dinding
berdasarkan
sifat
sel
dari
pembelahan
masih
kontrol
utuh
,
positif
(vinkristin) kita ketahui bahwa dalam proses
mitosis,
vinkristin
bersifat
antimitotik
kontrol
positif vinkristin yang memiliki nilai IC50
yaitu 0,219 µg/ml.
4. Asam heksadekanoat isolat dari hydroid
Aglaophenia
cupressina
Lamoureoux
dikarenakan mekanisme kerja dari vinkristin
berpotensi untuk dijadikan bahan dasar
yaitu menghambat cara kerja dari benang
antikanker.
spindle yang menarik kromosom kedua kutub
 Saran
yang berlawanan pada tahap metaphase. Hal
Perlu dilakukan penelitian lanjutan
tersebut kita tidak dapat lihat pada gambar
untuk
diatas dikarenakan mikroskop yang tidak
heksadekanoat
memadahi dalam penelitian ini.
Aglaophenia cupressina Lamoureoux sebagai
KESIMPULAN DAN SARAN
bahan dasar obat antikanker.
 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
pemanfaatan
senyawa
isolat
dari
asam
hydroid
Astuti, P., 2003, Spons Invertebrata Laut
Berpotensi Sebagai Bahan Baku
Obat Alam, oktober-Desember
(Edisi Khusus) Vol. 8, BiologiFarmasi, UGM, Yogyakarta.
Barnes, V. W., 1999, Zoologi Umum,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Baryard, H., 1993, Pengantar Biologi Laut,
UI Press, Jakarta.
Berkeley, 2013, General Morphology Of A
Porifera,
http://www.ucmp.berkeley.edu/porifer
a/poriferalh.htm, diakses pada tanggal
18 Januari 2013.
Brock E., Richard, 2008, Reef Community
Structure, Sand Islend, Oahu,
http://www.coris.noaa.gov/metadata/re
cords/html/nodc_0000177_sand_is_re
ef_comunity.html,
diakses
pada
tanggal 11 Januari 2013.
Brusca, R., Brusca, G. J., 1990,
Invertebrates, Sinauer Associates
Inc, Massachussets.
Campbell A. N., Reece B. J., dan Mitchell G.
L., 2000, Biologi Edisi Kelima Jilid
1, Penerbit Erlangga, Jartaka.
Dinnel, P. A., Link J. M. dan Stober Q. J.,
1987. Improved Methodology For
Sea Urchin Sperm Cell Bioassay For
MarineWaters.
Archieves
Of
Environmental Contamination and
Toxicology.
Ganiswara, G.S., 1995,Farmakologi Dan
Terapi, Bagian Farmakologii Fakultas
Kedokteran UI, Jakarta.
Grzimek, B.,1986, Grzimek’s Animal Life
Encyclopedia
Vol.1
Lowers
Animals, Van Nostrand Reinhold
Company, New York.
Harris, V. A., 1990, Sessile Animals Of Te
Sea Shore, Chapman and Hall,
London.
Harper, M.K., T.S., Bugni, B.R., Coop, R.D.,
James,
B.S.,
Lindsay,
A.D.,
Richadson, P.C., Schnabel, D.,
Tasdemir, R.M., Van Wangoner,
S.M., Verbitski dan C.M., 2001,
Product, Marine Chemical Ecology
(James B., McClintock & Bill J.,
Baker
Eds.)
CRC
Press
USA.Jamaluddin,
1996.
Uji
Sitotoksik Infus Herba Benalu
Scurrula
afropurpurea
DANS.
Dengan Metode Penghambatan
Pembelahan Sel Telur Bulu Babi
Sebagai Uji Pembelahan Efek Anti
Kanker. F-MIPA UNHAS, Makassar.
Jamaluddin, 1996. Uji Sitotoksik Infus
Herba Benalu Scurulla afropurpurea
DANS.
Dengan
Metode
Penghambatan Pembelahan Sel
Telur Bulu Babi Sebagai Uji
Pembelahan Efek Anti Kanker.
Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan
Alam,
Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Jasin, M. , 1992. Zoologi Invertebrata,
Penerbit Sinar wijaya, Surabaya.
Jasmanindar, Y., 2011, Emanem Proposal,
http://www.scribd.com/doc/76191876/
Emanem-Proposal,
diakses
pada
tanggal 10 Januari 2013.
Johannes, E., 2008. Isolasi, Karakterisasi
dan Uji Bioaktivitas Metabolit
Sekunder dari Hydroid Aglaophenia
cupressina Lamoureoux Sebagai
Bahan Dasar Antimikroba, Thesis.
Program PascaSarjana Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Johnson, K.E., Alexander, N.L., dan George,
L., 1999, Potent Antioxidant
Actyvity of Hydroid, Departement of
Nutrition and Foodservice System,
School of Human Environmental
Science University of North Carolina
at
Chapel
Hill,
Biochemical
Pharmacology, Vol 58.
Kalbe,
2007, Siklus Sel (Mitosis),
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/
159_11Regulasisiklusselkuncisuksess
omaticcellnuclear.pdf/159_11Regulasi
siklusselkuncisuksessomaticcellnuclea
r.html (Diakses pada tanggal 19 Juli
2008).
Kasim, M., 2013, Tripneustes gratilla
(Hewan Unik Penghuni Ekosistem
Lamun),
maruf.wordpress.com/?=tripneustes+g
ratilla, diakses pada tanggal 14 Maret
2013.
Khalid, A., 2009, Pengaruh Uji Antimitotik
Fraksi N-Heksan Dari Hydroid
Aglaophenia
cupressina
Lamoureoux terhadap Pembelahan
Awal Sel Zigot Bulu Babi
Tripneustes gratilla Linn., Skripsi,
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan
Alam,
Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Kimball, J.W., 1995, Biologi, Terjemahan
oleh H. Siti Soetarmi Tjitrosoepomo
& Nawangsari Sugiri, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Lawrence, J. M., dan Y., Agatsuma, 2007,
Ecology of Tripneustes in Jhon M,
Lawrence. Edible Sea Urchin :
Biology an Ecology. Elsevier Science.
USA.
Malpezzi, E. L. A., Davino, S. C., Costa,
L.V., Freitas, J.C., Giesbrecht, A.M.
dan Roque, N.F., 1994. Antimitotik
action of extracts of Petiveria
alliacea on sea urchin egg
development.Brazilian Journal of
Medica and Biological Research.Vol
27.
McConnaughey, B.H., dan Zottoli, R., 1983,
Pengantar Biologi Laut, The C.V.
Mosby Company, London.
Mushtofa, J., 2013, Bulu Babi,
http://ulfana.multiply.com/journal/ite
m/7/BuluBabi?&item_id=7&view:replies=rever
se&show_interstitial=1&u=%2Fjourn
al%2Fitem, diakses pada tanggal 7
Januari 2013.
Netsains, 2010, Bulu Babi Obat Medis Dari
Lautan,
http://netsains.net/2010/02/bulu-babiobat-medis-dari-lautan/, diakses pada
tanggal 10 Januari 2013.
Olson,
J.,
2003,
Belajar
Farmakologi,
Penerbit
Kedokteran EGC, Jakarta.
Mudah
Buku
Paradise, M. A.Grassi, G. Conti, F. Passareli
dan M. G Curci abu Erra, 2006, Fire
Coral Persistent Cutaneous Reaction,
http://jr.science.wep.muhio,edu/filedcou
rse. Diakses pada tanggal 29 September
2012.
Ralph, D.F., 1998, What Are Sponge?,
Adepted Hooper, JNA, Sporguide, Veri
April 1998, Quesland Museum,
Australia.
Ringwood A. H., 1992, Comparative
Sensitivity of Gametes and Early
Developmental Stages of a Sea urchin
Species (Echinometra mathaei) and A
Bivalve
species
(Isognomon
californicum) during metal exposures,
Arch. Environ. Contam. Toxicol.
UNC Charlotte.
Ruppert, E. E., dan R. D. Barnes, 1994,
Invertebrate Zoology, Sixth Edition,
Saunders
Collage
Publishing.Philadelphia, New York,
Chicago, San Fransisco, Montreal,
Toronto, London, Sidney, Tokyo.
Siswadono dan Soekarjo B., 2000. Kimia
Medisinal. Erlangga University Press,
Surabaya.
Suntoro, S., Handari, 1983, Metode
Pewarnaan, Bhratara Karya Aksara,
Jakarta.
Sumich, J.L. dan Dudle, G.H., 1992,
Laboratory and Field Investigation In
Marine Biologi, Ed.4, W.M.C Brown
Publishers.
Suryo, 2005, Genetika Manusia, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Thomson,
W.J.,
Rahman,
A.,
dan
Ginoudhary, M.I., 2001. Bioassay
Techniques For Drug Development,
Harword academic Publisher, Australia.
Toha, A. A. H., 2007, Keragaman Genetik
Bulu
Babi
(Echinoidea),
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
12207131135.pdf,
diakses
pada
tanggal 7 Januari 2013.
Wikipedia,
2013,
Siklus
Sel,
http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_sel
, diakses pada tanggal 10 Januari
2013.
Wilkinson, C., dan Baker, V., 1994, Survey
Manual
For
Tropical
Marine
Resources, Australia Institute of Marine
Science, Townsville.
Download