AKTIVITAS UJI ANTIMITOTIK SENYAWA ASAM HEKSADEKANOAT ISOLAT DARI HYDROID Aglaophenia cupressina Lamoureoux PADA CLEAVAGE BULU BABI Tripneustes gratilla Linn. Muh. Mizwar Rusdy.*, Sjafaraenana, Rosana Agusa, Magdalena Litaaya *Alamat korespondensi e-mail : [email protected] *aJurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Studi tentang aktivitas antimitotik senyawa asam heksadekanoat isolat dari hydroid Aglaopehenia cupressina Lamoureoux pada cleavage bulu babi Tripneustes gratilla Linn. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senyawa bioaktif asam heksadekanoat dari hydroid Aglaopehenia cupressina Lamoureoux pada cleavage bulu babi Tripneustes gratilla Linn. Metode yang digunakan adalah metode uji aktivitas antimitotik senyawa asam heksadekanoat pada cleavage bulu babi Tripneustes gratilla Linn. pada konsentrasi 1, 10, dan 100 µg/ml dengan kontrol positif vinkristin pada konsentrasi 0.01, 0.1, dan 1 µg/ml setelah fertilisasi penghambatan tertinggi terjadi pada konsentrasi 100 µg/ml yaitu 66,66 %. Kemudian setelah dihitung dengan analisis probit, asam heksadekanoat memiliki IC 50 sebesar 22,076 µg/ml yang memiliki kesamaan sifat antimitotik dengan vinkristin yang memiliki IC 50 sebesar 0,219 µg/ml. Sehingga asam heksadekanoat isolat dari hydroid Aglaopehenia cupressina Lamoureoux berpotensi untuk dijadikan bahan dasar anti kanker. Kata kunci : Antimitotik, asam heksadekanoat, hydroid, Aglaophenia cupressina Lamoureoux. ABSTRACT The study of antimitotic activity of compounds hexadecanoic acid isolates of hydroids Aglaopehenia cupressina Lamoureoux on cleavage urchins Tripneustes gratilla Linn. This study aimed to determine the effect of the bioactive compounds hexadecanoic acid hydroids A. cupressina Lamoureoux on cleavage sea urchin T. gratilla Linn. method used is the method of test compounds hexadecanoic acid antimitotic activity against cell zygote urchins Tripneustes gratilla Linn. at concentrations of 1, 10, and 100 ug / ml with a positive control vincristine at concentrations of 0.01, 0.1, and 1 mg / ml after fertilization highest inhibition occurred at a concentration of 100 ug / ml is 66,66%. Then after calculated by probit analysis, hexadecanoic acid has IC50 of 22,076 ug / ml which has similarities with vincristine antimitotic properties that have IC50 of 0,219 ug / ml. So hexadecanoic acid isolates of A. hydroids cupressina Lamoureoux potential to be used as anti-cancer ingredients. Key words: antimitotic, hexadecanoic acid, hydroids, Aglaophenia cupressina Lamoureoux. merupakan indikator yang dapat digunakan PENDAHULUAN Penelitian dengan menggunakan dalam menemukan senyawa-senyawa yang metode pengujian terhadap organisme hidup dapat dijadikan bahan dalam pembuatan obat telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah anti kanker. Sebagaimana yang dikemukakan penelitian untuk mengetahui pengaruh zat-zat oleh atau senyawa tertentu terhadap aktifitas sel- umumnya kerja dari anti kanker berdasarkan sel organisme tersebut, contohnya seperti atas gangguan pada salah satu proses sel yang ekstrak tumbuhan dan hewan, hasil penelitian esensial. Pada sel kanker maupun sel normal dari ekstrak tersebut telah dimanfaatkan tidak mengalami perbedaan yang kualitatif, sebagai bahan baku obat-obatan, pengelolaan maka bahan anti kanker bersifat sitotoksik bahan makanan dan bahan kimia lainnya. dan bukan kankerosid atau kankerotoksik Termasuk pula dalam hal ini, penelitian yang selektif. Jamaluddin (1996) bahwa pada tentang pengaruh senyawa-senyawa tersebut Sel kanker adalah sel yang mengalami dalam menghambat proses pembelahan sel perubahan bentuk, sifat dan kinetiknya. tubuh organisme (uji antimitotik). Dalam Pertumbuhannya menjadi otonom, liar, tidak penelitian tersebut sel zigot bulu babi terkendali, lepas dari koordinasi pertumbuhan merupakan salah satu bahan yang sering normal. Perubahan sel itu terjadi karena digunakan. mutasi gen yang mengatur pertumbuhan dan Sel mempunyai diferensiasi sel yaitu proto-onkogen dan anti- obat dan onkogen (Siswadono dan Soekarjo, 2000). pembelahan seperti Berbagai usaha dilakukan untuk mencegah sehingga banyak dan menyembuhkan penyakit kanker, salah digunakan dalam penelitian zat anti kanker. satu diantaranya adalah pencarian senyawa Misalnya, untuk melihat pengaruh suatu dari bahan alam. senyawa dalam menghambat laju pembelahan Hydroid sensivitas bulu selektif mengalami halnya zigot sel babi terhadap tahapan kanker, (filum Coelenterata) dan pertumbuhan sel atau yang sering disebut merupakan invertebrate laut yang hidup sebagai sifat antimitotik. Mekanisme ini juga menempel pada karang, kaya akan senyawa kimia seperti: alkaloid, steroid, terpenoid, hydroid A. cupressina Lamoureoux yang histamine yang dapat dimanfaatkan sebagai berpotensi mempunyai aktivitas anti kanker. bahan Waktu dan Tempat obat-obatan. Hasil isolasi dan karakterisasi metabolit sekunder hydroid A. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan cupressina Lamoureoux menunjukkan bahwa April 2013 hingga Juni 2013. Pengambilan senyawa asam sampel bulu babi T. gratilla Linn yang steroid, berlokasi pada perairan pulau Bonebatang, menunjukkan toksisitas terhadap Artemia sedangkan pengujian antimitotik dilakukan salina ( Johannes, 2008). dilaboratorium Fitokimia, Fakultas Farmasi bioaktif karboksilat, dari alkaloid golongan dan Penelitian ekstrak hydroid yang telah dan laboratorium Genetika, jurusan biologi, dilakukan, seperti pemanfaatannnya untuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan pengujian sebagai bahan anti fungi, anti Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. bakteri, dan obat-obatan lainnya, diperoleh METODE PENELITIAN hasil yang menunjukkan adanya pengaruh Metode yang digunakan dalam yang berarti dari ekstrak ini. Berdasarkan penelitian ini adalah metode eksperimental hasil penelitian tersebut, maka dilakukanlah dengan penelitian mengenai mitosis senyawa asam heksadekanoat isolat aktivitas antimitotik menguji penghambatan senyawa asam heksadekanoat isolat dari dari hydroid A. cupressina Lamoureoux terhadap Lamoureoux pada uji antimitotik (antimitotic pembelahan sel zigot bulu babi T. gratilla bioassay). Linn. Alat Tujuan Penelitian hydroid aktivitas Alat-alat Tujuan dari penelitian Aglaophenia cupressina yang digunakan pada adalah Mkroskop yang ini adalah penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senyawa bioaktif dilengkapi kamera asam heksadekanoat isolat dari hydroid A. (Pyrex), tabung reaksi (Pyrex), erlenmeyer cupressina Lamoureoux pada cleavage bulu 250 ml(Pyrex), Erlenmeyer 1000 ml (Pyrex), babi T. gratilla Linn. gelas piala (Pyrex), gelas ukur 50 ml (Witeg), Manfaat Penelitian inkubator (Memmert), (Sartorius), oven Penelitian memberikan ini informasi diharapkan tentang dapat (Dino), cawan Petri neraca analitik (Memmert), otoklaf senyawa (Webeco), jangka sorong (Vernier), tabung metabolit sekunder asam heksadekanoat dari eppendorf, mikropipet, pisau, blender, cool Penyiapan Sel Telur dan Sperma box, lemari pendingin, laminary air flow, Bunsen, pinset, rak tabung, corong pisah, Bulu Babi Tripneustes gratilla Linn. spoit, rotavapor, batang pengaduk, botol Bulu babi T. gratilla Linn. jantan dan pengenceran dan sendok tanduk. betina diinduksi dengan penyuntikan 1 ml Bahan KCl 10 % ke dalam bagian gonad. Sperma Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian Hydroid berwarna kuning keemasan ditampung pada Aglaophenia cupressina Lamoureoux (asam gelas kimia yang berbeda. Setelah itu heksadekanoat), Tripneustes dimasukkan pada lemari pendingin. Fertilisasi Linn, methanol, DMSO (dimetil dilakukan dengan cara 1 ml sperma dan 5 ml sulfoksida), KCl 10%, alkohol 70 %, air laut sel telur difertilisasikan dalam gelas kimia bebas protozoa, aquades, kertas saring, kertas yang berisi 50 ml air laut bebas protozoa, label, kapas, kertas tissue, vinkristin dan kemudian dibiarkan selama 10-15 menit. gratilla ini adalah bulu isolat yang berwarna putih susu dan sel telur yang babi Persiapan Sampel Uji acetocarmine. Isolat (asam heksadekanoat) hydroid Metode Kerja Sterilisasi Alat A. cupressina Lamoureoux ditimbang Alat-alat gelas dan alat-alat lain yang sebanyak 1 mg kemudian dilarutkan dengan tahan pada pemanasan tinggi disterilkan DMSO sebanyak 100 µl, diencerkan dengan dengan oven pada suhu 180oC selama ± 2 air laut bebas protozoa sehingga diperoleh jam. Alat-alat yang tidak tahan dengan konsentrasi 1000 µg/ml sebagai stok. Larutan pemanasan dengan stok ini dipipet menggunakan mikropipet ke menggunakan otoklaf pada suhu 121oC dalam tabung eppendorf untuk mendapat selama ± 15 menit pada tekanan 2 atm. konsentrasi 1, 10, dan 100 µg/ml. Kemudian Uji Antimitotik dibuat tinggi disterilkan Materi sampel Sampel yang kontrol negatif (tanpa senyawa bioaktif) dengan menggunakan air laut bebas digunakan pada protozoa sebanyak 2 tabung eppendorf. penelitian ini adalah bulu babi T. gratilla Sedangkan untuk control positif berupa Linn. Diambil di sekitar perairan pulau senyawa vinkristin dengan jumlah konsentrasi Bonebatang Makassar, pada kedalaman 1-2 0,01, 0,1, dan 1 µg/ml. meter dari permukaan air laut. Pelaksanaan Uji melalui proses; ekstraksi, maserasi, partisi Inhibitory Concentration 50 (IC-50) Tabung eppendorf yang berisi sampel cair, hingga fraksinasi dengan kromatografi kolom cair vakum. merupakan mencukupkan volume akhir hingga 1 ml. penelitian Johannes (2008). Berdasarkan uji Kemudian tersebut antimitotik terhadap pembelahan sel zigot ditambahkan zigot sebanyak 100 µg/ml bulu babi Tripneustes gratilla Linn., dengan setelah 10 menit terjadi fertilisasi. Dilakukan vinkristin pengulangan 3 kali untuk setiap sampel uji positif), diperoleh bahwa senyawa asam dan kontrol. Selanjutnya disimpan pada suhu heksadekanoat 15 – 20oC dengan diselingi pengocokan. dengan senyawa vinkristin yang bersifat Pengamatan sel yang membelah dilakukan antimitotik. tabung setelah 2 jam inkubasi dengan menggunakan sebagai murni tersebut ditambahkan air laut sesuai perhitungan untuk dalam senyawa Senyawa pembanding memiliki Senyawa hasil (kontrol kesamaan tersebut dari sifat diperlakukan mikroskop yang dilengkapi dengan kamera. dengan uji antimitotik untuk menentukan nilai Pengamatan aktivitas antimitotik penghambatan pada cleavage bulu babi T. Prosedur uji antimitotik dilakukan gratilla Linn. Pengamatan ini dilakukan serupa dari awal hingga tahapan pencampuran setelah sel zigot yang telah ditambahkan sel-sel zigot dengan larutan (senyawa) uji. senyawa uji kemudian diinkubasi selama 2 Pengamatan (mitosis) dilakukan aktivitas dibawah antimitotik jam pada suhu 15o-20o C dengan menhitung mikroskop jumlah sel zigot bulu babi T. gratilla Linn. berkamera. Setiap sampel uji dipipetkan ke yang deck glass sebanyak 2-3 tetes dan dilakukan Prosedur fertilisasi yang digunakan pada pewarnaan pengujian ini dimodifikasi dari Dinnel dkk. sel zigot dengan pewarna membelah dan tidak membelah. acetocarmine. (1987), dan Ringwood (1992), selain itu HASIL DAN PEMBAHASAN pengenceran dilakukan pada senyawa uji, Penghambatan Pada Cleavage Bulu karena senyawa uji tersebut merupakan Babi T. gratilla Linn. Senyawa Asam senyawa murni Heksadekanoat dan Vinkristin. pengeruh berlebih pada bahan uji (zigot bulu Asam heksadekanoat adalah senyawa yang akan memberikan babi) jika tidak diencerkan. Konsentrasi murni hasil ekstraksi senyawa bahan alam pengenceran dari hydroid A. cupressina Lamoureoux heksadekanoat) senyawa hydroid uji A. (asam cupressina Lamoureuox yang digunakan pada pengujian semakin besar. Hal ini mempunyai kesamaan ini adalah 1 µg/ml, 10 µg/ml, dan 100 µg/ml, sifat pada penelitian Pengaruh Uji Antimitotik beberapa ini Fraksi N-Heksan Dari Hydroid Aglaophenia dimaksudkan untuk melihat respon pada cupressina Lamoureoux terhadap Pembelahan cleavage bulu babi T. gratilla Linn pada Awal sel Zigot Bulu Babi Tripneustes gratilla beberapa Linn oleh Khalid (2009), pada penelitian tingkatan konsentrasi pengenceran pengenceran yang berbeda. tersebut diperoleh hasil dari salah satu Hasil Pengamatan Pada Cleavage T. senyawa N-Heksan yaitu Asam Karboksilat gratilla Linn. Setelah 2 Jam Perlakuan yang mempunyai nilai penghambatan rata- Dengan rata pada konsentrasi 1 μg/ml mencapai nilai Senyawa Uji Asam 52 %, pada konsentrasi 10 μg/ml mencapai Heksadekanoat Dari hasil pengamatan 300 sel total nilai 49 %, pada konsentrasi 100 μg/ml yang mewakili dari sel yang membelah dan mencapai nilai 59 %, dan pada konsentrasi sel yang tidak membelah setelah pengulangan 1000 μg/ml mencapai nilai 98,93 %. sebanyak 3 kali, nilai penghambatan rata-rata Hasil Pengamatan Pada Cleavage T. dari senyawa asam heksadekanoat pada gratilla Linn. Setelah 2 Jam Perlakuan konsentrasi 1 μg/ml mencapai nilai 25,66 % Dengan Kontrol Positif Vinkristin dan pada konsentrasi 10 μg/ml mencapai nilai Vinkristin merupakan senyawa yang 37,32 %, yang artinya terjadi penghambatan digunakan sebagai pembanding (konntrol pada cleavage T. gratilla Linn. kurang dari positif) dalam penelitian ini, namun perlakuan setengahnya dikarenakan rendahnya dosis konsentrasi (dosis) yang diberikan lebih yang diberikan sehingga sel yang membelah rendah, dikarenakan vinkristin telah menjadi lebih banyak dibandingkan sel yang tidak obat anti tumor maupun kanker sehingga membelah. Namun pada konsentrasi 100 menjadi pembanding bagi penelitian ini, hal μg/ml mencapai nilai 66,66 %, yang artinya tersebut bisa dilihat dari hasil pengamatan penghambatan pada cleavage T. gratilla Linn. kontrol positif vinkristin yang menunjukkan lebih dari setengahnya yang menunjukkan nilai penghambatan rata-rata pada konsentrasi bahwa senyawa asam heksadekanoat bersifat 0,01 μg/ml mencapai nilai 26,55 %, dan pada antimitotik pada cleavage T. gratilla Linn. konsentrasi 0,1 μg/ml mencapai nilai 41,33 dan yang %, hal ini menunjukkan bahwa penghambatan digunakan, maka nilai penghambatannya juga sel zigot kurang dari setengahnya. Namun semakin tinggi konsentrasi pada konsentrasi 1 μg/ml mencapai nilai aktivitas antikanker didasarkan pada adanya 59,77 %, yang artinya penghambatan pada efek toksik pada sel (sitotoksik). Salah satu cleavage uji T. gratilla Linn. lebih dari efek sitotoksik adalah setengahnya. Dari hasil tersebut menunjukkan menggunakan bahwa senyawa uji asam heksadekanoat penghambatan pembelahan sel zigot bulu mempunyai kesamaan sifat dengan kontrol babi. positif (vinkristin) yang bersifat antimitotik. pembelahan sel dihitung sebagai IC50. Sedangkan pada kontrol negatif (air laut) Dalam metode metode antimitotik dengan ini yaitu penghambatan Hasil pengamatan ini berdasarkan data menunjukkan bahwa hampir semua sel zigot yang mengalami pembelahan. (Menentukan Lethal Dose 50 / Inhibitory Penentuan IC50 (Inhibitory Concentration IC50 50%) concentration secara 50) dan analisis diperoleh probit hasil Senyawa asam heksadekanoat memiliki IC50 Concentration 50%) Penentuan diolah (Inhibitory dilakukan untuk = 22,076 µg/ml, hal ini menunjukkan bahwa senyawa uji (asam heksadekanoat) mengetahui kadar terendah dari senyawa uji merupakan senyawa yang aktif bersifat (asam heksadekanoat) yang dapat digunakan antimitotik. Jika dilihat dari persamaan sifat untuk dengan kontrol positif (vinkristin) yang menghambat proses pembelahan setengah dari sel zigot bulu babi T. gratilla memiliki IC50 Linn. yang diujikan, dengan kontrol negatif heksadekanoat (air laut) serta kontrol positif (vinkristin). Hal dikembangkan menjadi bahan baku obat ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan antikanker. oleh Pratiwi, dkk. (2003) (dalam Khalid, Pengamatan aktivitas antimitotik = 0,219 µg/ml, maka asam memiliki potensi untuk 2009). bahwa aktivitas sitotoksik ditetapkan berdasarkan nilai IC50 yaitu kadar yang dibutuhkan ekstrak untuk menghambat pertumbuhan sel uji hingga 50 %. Uji toksisitas biasanya dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan dan keberbahayaan zat yang akan diuji. Berdasarkan ketentuan, suatu senyawa murni oleh Thomson, dkk. (2001), bahwa uji A B Gambar Pengamatan Aktivitas Antimitotik menggunakan zat pewarna Acetocarmine Perbesaran 100 x 10. Keterangan Gambar : A. Tampak inti 1. Uji sel tidak mengalami pembelahan, dinding sel masih utuh, dan B. Tampak terjadi proses telofase antimitotik heksadekanoat Aglaophenia dan sitokinesis senyawa isolat dari cupressina asam hydroid Lamoureoux menunjukkan adanya penghambatan (efek antimitotik) pada cleavage bulu babi Pengamatan aktivitas antimitotik yang menggunakan zat pewarna (acetocarmine), Tripneustes gratilla Linn. 2. Hasil nilai rata-rata dalam proses mitosis berdasarkan gambar tertinggi diatas yang diambil menggunakan mikroskop heksadekanoat) DINO pada perbesaran 100 kali, zat tersebut Aglaophenia memberi warna merah pada zigot yang akan diperoleh pada konsentrasi 100 μg/ml diamati, dimana inti sel (nucleus) dari sel yaitu 66,66 %. zigot bulu babi (T. gratilla Linn.) tidak 3. Senyawa dari penghambatan senyawa isolat dari cupressina uji uji asam (asam hydroid Lamoureoux heksadekanoat mengalami pembelahan, seperti terlihat pada memiliki efek antimitotik berdasarkan gambar diatas. Tampak pada gambar bahwa dari nilai IC50 yaitu 22,076 µg/ml yang inti memiliki kesamaan sifat dari sel tidak mengalami dikarenakan dinding berdasarkan sifat sel dari pembelahan masih kontrol utuh , positif (vinkristin) kita ketahui bahwa dalam proses mitosis, vinkristin bersifat antimitotik kontrol positif vinkristin yang memiliki nilai IC50 yaitu 0,219 µg/ml. 4. Asam heksadekanoat isolat dari hydroid Aglaophenia cupressina Lamoureoux dikarenakan mekanisme kerja dari vinkristin berpotensi untuk dijadikan bahan dasar yaitu menghambat cara kerja dari benang antikanker. spindle yang menarik kromosom kedua kutub Saran yang berlawanan pada tahap metaphase. Hal Perlu dilakukan penelitian lanjutan tersebut kita tidak dapat lihat pada gambar untuk diatas dikarenakan mikroskop yang tidak heksadekanoat memadahi dalam penelitian ini. Aglaophenia cupressina Lamoureoux sebagai KESIMPULAN DAN SARAN bahan dasar obat antikanker. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : pemanfaatan senyawa isolat dari asam hydroid Astuti, P., 2003, Spons Invertebrata Laut Berpotensi Sebagai Bahan Baku Obat Alam, oktober-Desember (Edisi Khusus) Vol. 8, BiologiFarmasi, UGM, Yogyakarta. Barnes, V. W., 1999, Zoologi Umum, Penerbit Erlangga, Jakarta. Baryard, H., 1993, Pengantar Biologi Laut, UI Press, Jakarta. Berkeley, 2013, General Morphology Of A Porifera, http://www.ucmp.berkeley.edu/porifer a/poriferalh.htm, diakses pada tanggal 18 Januari 2013. Brock E., Richard, 2008, Reef Community Structure, Sand Islend, Oahu, http://www.coris.noaa.gov/metadata/re cords/html/nodc_0000177_sand_is_re ef_comunity.html, diakses pada tanggal 11 Januari 2013. Brusca, R., Brusca, G. J., 1990, Invertebrates, Sinauer Associates Inc, Massachussets. Campbell A. N., Reece B. J., dan Mitchell G. L., 2000, Biologi Edisi Kelima Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jartaka. Dinnel, P. A., Link J. M. dan Stober Q. J., 1987. Improved Methodology For Sea Urchin Sperm Cell Bioassay For MarineWaters. Archieves Of Environmental Contamination and Toxicology. Ganiswara, G.S., 1995,Farmakologi Dan Terapi, Bagian Farmakologii Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. Grzimek, B.,1986, Grzimek’s Animal Life Encyclopedia Vol.1 Lowers Animals, Van Nostrand Reinhold Company, New York. Harris, V. A., 1990, Sessile Animals Of Te Sea Shore, Chapman and Hall, London. Harper, M.K., T.S., Bugni, B.R., Coop, R.D., James, B.S., Lindsay, A.D., Richadson, P.C., Schnabel, D., Tasdemir, R.M., Van Wangoner, S.M., Verbitski dan C.M., 2001, Product, Marine Chemical Ecology (James B., McClintock & Bill J., Baker Eds.) CRC Press USA.Jamaluddin, 1996. Uji Sitotoksik Infus Herba Benalu Scurrula afropurpurea DANS. Dengan Metode Penghambatan Pembelahan Sel Telur Bulu Babi Sebagai Uji Pembelahan Efek Anti Kanker. F-MIPA UNHAS, Makassar. Jamaluddin, 1996. Uji Sitotoksik Infus Herba Benalu Scurulla afropurpurea DANS. Dengan Metode Penghambatan Pembelahan Sel Telur Bulu Babi Sebagai Uji Pembelahan Efek Anti Kanker. Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Jasin, M. , 1992. Zoologi Invertebrata, Penerbit Sinar wijaya, Surabaya. Jasmanindar, Y., 2011, Emanem Proposal, http://www.scribd.com/doc/76191876/ Emanem-Proposal, diakses pada tanggal 10 Januari 2013. Johannes, E., 2008. Isolasi, Karakterisasi dan Uji Bioaktivitas Metabolit Sekunder dari Hydroid Aglaophenia cupressina Lamoureoux Sebagai Bahan Dasar Antimikroba, Thesis. Program PascaSarjana Universitas Hasanuddin. Makassar. Johnson, K.E., Alexander, N.L., dan George, L., 1999, Potent Antioxidant Actyvity of Hydroid, Departement of Nutrition and Foodservice System, School of Human Environmental Science University of North Carolina at Chapel Hill, Biochemical Pharmacology, Vol 58. Kalbe, 2007, Siklus Sel (Mitosis), http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/ 159_11Regulasisiklusselkuncisuksess omaticcellnuclear.pdf/159_11Regulasi siklusselkuncisuksessomaticcellnuclea r.html (Diakses pada tanggal 19 Juli 2008). Kasim, M., 2013, Tripneustes gratilla (Hewan Unik Penghuni Ekosistem Lamun), maruf.wordpress.com/?=tripneustes+g ratilla, diakses pada tanggal 14 Maret 2013. Khalid, A., 2009, Pengaruh Uji Antimitotik Fraksi N-Heksan Dari Hydroid Aglaophenia cupressina Lamoureoux terhadap Pembelahan Awal Sel Zigot Bulu Babi Tripneustes gratilla Linn., Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Kimball, J.W., 1995, Biologi, Terjemahan oleh H. Siti Soetarmi Tjitrosoepomo & Nawangsari Sugiri, Penerbit Erlangga, Jakarta. Lawrence, J. M., dan Y., Agatsuma, 2007, Ecology of Tripneustes in Jhon M, Lawrence. Edible Sea Urchin : Biology an Ecology. Elsevier Science. USA. Malpezzi, E. L. A., Davino, S. C., Costa, L.V., Freitas, J.C., Giesbrecht, A.M. dan Roque, N.F., 1994. Antimitotik action of extracts of Petiveria alliacea on sea urchin egg development.Brazilian Journal of Medica and Biological Research.Vol 27. McConnaughey, B.H., dan Zottoli, R., 1983, Pengantar Biologi Laut, The C.V. Mosby Company, London. Mushtofa, J., 2013, Bulu Babi, http://ulfana.multiply.com/journal/ite m/7/BuluBabi?&item_id=7&view:replies=rever se&show_interstitial=1&u=%2Fjourn al%2Fitem, diakses pada tanggal 7 Januari 2013. Netsains, 2010, Bulu Babi Obat Medis Dari Lautan, http://netsains.net/2010/02/bulu-babiobat-medis-dari-lautan/, diakses pada tanggal 10 Januari 2013. Olson, J., 2003, Belajar Farmakologi, Penerbit Kedokteran EGC, Jakarta. Mudah Buku Paradise, M. A.Grassi, G. Conti, F. Passareli dan M. G Curci abu Erra, 2006, Fire Coral Persistent Cutaneous Reaction, http://jr.science.wep.muhio,edu/filedcou rse. Diakses pada tanggal 29 September 2012. Ralph, D.F., 1998, What Are Sponge?, Adepted Hooper, JNA, Sporguide, Veri April 1998, Quesland Museum, Australia. Ringwood A. H., 1992, Comparative Sensitivity of Gametes and Early Developmental Stages of a Sea urchin Species (Echinometra mathaei) and A Bivalve species (Isognomon californicum) during metal exposures, Arch. Environ. Contam. Toxicol. UNC Charlotte. Ruppert, E. E., dan R. D. Barnes, 1994, Invertebrate Zoology, Sixth Edition, Saunders Collage Publishing.Philadelphia, New York, Chicago, San Fransisco, Montreal, Toronto, London, Sidney, Tokyo. Siswadono dan Soekarjo B., 2000. Kimia Medisinal. Erlangga University Press, Surabaya. Suntoro, S., Handari, 1983, Metode Pewarnaan, Bhratara Karya Aksara, Jakarta. Sumich, J.L. dan Dudle, G.H., 1992, Laboratory and Field Investigation In Marine Biologi, Ed.4, W.M.C Brown Publishers. Suryo, 2005, Genetika Manusia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Thomson, W.J., Rahman, A., dan Ginoudhary, M.I., 2001. Bioassay Techniques For Drug Development, Harword academic Publisher, Australia. Toha, A. A. H., 2007, Keragaman Genetik Bulu Babi (Echinoidea), http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ 12207131135.pdf, diakses pada tanggal 7 Januari 2013. Wikipedia, 2013, Siklus Sel, http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_sel , diakses pada tanggal 10 Januari 2013. Wilkinson, C., dan Baker, V., 1994, Survey Manual For Tropical Marine Resources, Australia Institute of Marine Science, Townsville.