16 meningkatkan kemampuan berfikir logis matematis mahasiswa

advertisement
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR LOGIS MATEMATIS
MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKAIAN LISTRIK
PADA MATERI LOGIKA DI IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
Oleh
Netriwati
IAIN Raden Intan Lampung
Abstact
The skill to think logical match student in match learing look so low. One of the
epport that the author do is to learing electical cicuits in logical material hope can
improve skill logic material by student, and the experience that they get can build their
believe about problem that they get and can apply to other that one of clump.
The kind of thorugh is description researcher , data colletion of instrument is
interview,supervision dan test result . analysis data used is presentation and average of
counting for look raising skill thing logical with data supervision doing question that
given.
Based on thorough known that there are increase in the ability think logically
and mathematically result of student learning development using electrical circuits on
the material logic in IAIN Raden Intan Lampung.
Key words: The skill to think logical match
ABSTRAK
Kemampuan berfikir logis matematis mahasiswa
dalam pembelajaran
matematika terlihat masih rendah. Salah satu upaya yang peneliti lakukan adalah
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan rangkaian listrik pada materi logika
dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan berfikir logis mahasiswa Di samping
itu pengalaman belajar yang diperoleh dapat membangun kepercayaan diri terhadap
persoalan yang diberikan serta dapat mengaplikasikannya pada pelajaran lain yang
serumpun.
Jenis penelitian in adalah penelitian deskriptif, intrumen pengumpulan data terdiri
wawancara dan tes hasil belajar. Analisis data yang digunakan adalah persentase dan
rata- rata hitung untuk melihat peningkatan kemampuan berfikir logis berdasarkan data
pengamatan dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan
berfikir logis dan hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan rangkaian listrik pada
materi logika matematika di IAIN Raden Intan Lampung
Kata Kunci: Kemampuan berfikir logis mataematis
PENDAHULUAN
Kemampuan mahasiswa mengerjakan tugas-tugas dan menjawab soal
yang
diberikan
sangat kurang. Hal ini
sebelum mengikuti materi
perkuliahan
dapat
dilihat pada
pelaksanaan
matematika dasar, mahasiswa
ujian
prites
diberi soal,
16
tentang simbol-simbol himpunan dan jenis–jenis
mahasiswa
bilangan ternyata tidak satupun
yang dapat mengerjakan soal-soal dengan benar. Disisi lain juga setelah
dilaksanakan Ujian Tengah Semester, dimana banyak mahasiswa yang memperoleh nilai
gagal (E). Berdasarkan pengalaman penulisi mengajar lebih kurang 4 tahun, terlihat
bahwa
kemampuan berfikir logis yang dimiliki mahasiswa belum tumbuh dan
berkembang seperti yang diharapkan, pada akhirnya hasil belajar yang diperoleh belum
maksimal.
KAJIAN PUSTAKA
B. Suryosubroto mengatakan mengajarkan suatu bahan pembelajaran dengan
baik memerlukan pengorganisasian yang matang dari semua komponen dalam
suatu situasi mengajar. Komponen itu antara lain tujuan, materi, metode,
perlengkapan
pembelajaran
mendefenisikan kemampuan
dan
evaluasi‖
Undang-Undang
SISDIKNAS
berpikir logis matematis adalah kemampuan esensial
yang perlu dimiliki dan dikembangkan peserta didik yang belajar matematika.
Menurut Depdiknas materi matematika dan berfikir logis matematis merupakan
dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui
berpikir logis. Berfikir logis matematis adalah salah satu tujuan dalam
pembelajaran matematika yang merupakan proses mental dalam mengembangkan
pikiran dari beberapa fakta dan sumber yang relevan. Berfikir logis matematis
adalah proses berpikir yang dilakukan dengan satu cara untuk menarik
kesimpulan. Menurut Shadiq berpikir logis matematis adalah suatu proses atau
aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan berpikir dalam rangka membuat
suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang
kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya.
1. Jenis-Jenis Kemampuan Berpikir Logis Matematis
Secara garis besar terdapat dua jenis kemampuan berpikir logis matematis
yaitu :
a. Kemampuan berpikir induktif
b. Kemampuan berpikir deduktif
Kemampuan berfikir induktif adalah proses berpikir yang menghubungkan
fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang sudah diketahui menuju suatu
kesimpulan yang bersifat umum. Kemampuan berpikir deduktif yaitu suatu
17
proses berfikir untuk menarik kesimpulan tentang hal yang khusus yang
berpijak pada hal umum atau hal yang sebelumnya telah dibuktikan
kebenarannya.
2. Ciri-Ciri Kemampuan Berpikir Logis Matematis
a. Sering bertanya dan menuntut jawaban yang masuk akal
b. Ketika ditanya dapat memberikan jawaban dengan logis, ketika
menjelaskan suatu masalah bisa secara logis dan sistematis
c. Menyukai hal-hal yang berhubungan dengan angka. Anak mudah
mengingat angka dan memahami konsep-konsep perhitungan secara
sederhana
d. Senang mengamati berbagai hal atau memerhatikan cara kerja suatu
benda. Seperti, main tebak-tebakan, main kartu, dan sebagainya.
3. Karakteristik Kemampuan Berpikir Logis Matematis
a)
Adanya suatu pola pikir yang disebut logika. Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa kegiatan logis merupakan suatu proses berpikir logis.
Berfikir logis ini diartikan sebagai berpikir menurut suatu pola tertentu
atau menurut logika tertentu
b)
Proses berpikir bersifat analitik. Berpikir logis merupakan suatu
kegiatan yang mengadalkan diri pada suatu analitik, dalam kerangka
berfikir yang dipergunakan untuk analitik tersebut adalah logika
penalaran yang bersangkutan.
4. Indikator Kemampuan Berpikir Logis Matematis
a) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan
diagram
b) Menarik kesimpulan dari pernyataan
c) Menyusun bukti, memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi.
Jadi dapat disimpulkan fondasi dari matematika adalah berfikir logis matematis
karena dalam proses pemikiran diperlukan keragaman dan keterampilan untuk
memahami ide-ide para peserta didik untuk berusaha menghubungkan fakta atau
kejadian
yang
sudah
diketahui
menuju
suatu
kesimpulan.
18
.http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/ indicator berpikir logis [diakses 27 Februari 2014].
Kemampuan berfikir logis matematis adalah kemampuan berpikir dalam
penalaran atau menghitung.
Pengertian Logika Matematika
Netriwati mengatakan Logika Matematika (logika simbolik) adalah ilmu
tentang penyimpulan yang sah (absah), khususnya yang dikembangkan melalui
simbol-simbol matematika dengan tujuan menghindari makna ganda dari bahasa
sehari-hari. Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas,
univalent/bermakna tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana.
Dalam logika matematika kita mengenal adanya beberapa pernyataan
kebenaran. Dua diantaranya adalah pernyataan majemuk konjungsi dan
pernyataan majemuk disjungsi. Memahami logika matematika dan dasar
keagamaan yang benar akan semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita
pada Allah SWT. Sebagai contoh ayat-ayat A- Qu‘ran yang berhubungan dengan
pembahasan matematika pada materi konjungsi dapat menggunakan hafalan surat
pendek misalnya Al- Qur‘an surat Al-Ashr yang berbunyi:
 
    
   
     
Artinya:
2) Demi masa.
3) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.
4) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenara dan menasehati supaya
menetapi kesabaran. (QS.Al-Ashr : 1-3)
Jika ditelaah ayat ini dengan menggunakan hukum logika matematika
bahwa konjungsi dari dua pernyataan akan benar jika nilai kebenaran dari dua
pernyataan tersebut benar. Perhatikan tabel di bawah ini
19
Tebel 1. Kebenaran Konjungsi
P
B
B
S
S
Q
B
S
B
S
P
˄ Q
B
S
S
S
Jika dikaji secara lebih mendalam dari ayat di atas, sesuai dengan hukum
konjungsi maka kita tidak akan berada dalam kerugian jika kita beriman dan
beramal sholeh. Jika hanya beriman saja tanpa beramal sholeh maka kita masih
berada dalam kerugian, atau sebaliknya jika beramal sholeh saja tanpa beriman,
kitapun tetap dalam kerugian, apabila jika tidak melakukan kedua-duanya, maka
jelaslah kita akan berada dalam kerugian besar.
Rangkaian Listrik
Menurut Sukisno rangkaian Listrik adalah suatu kumpulan komponen
elektronika yang saling dihubungkan atau dirangkai dengan sumber tegangan
menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu. Rangkaian
Listrik hanya terdapat arus listrik yang dapat mengalir jika listrik tersebut berada
dalam keadaan terbuka. Terdapat beberapa rangkaian listrik yaitu rangkaian seri,
rangkaian paralel dan rangkaian campuran.
a. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang terdiri dari dua buah lampu
atau lebih yang disusun secara berderet atau berurutan. Demikian pula dengan
sumber tegangan juga dihubungkan secara berderet. Pada rangkaian seri apabila
salah satu lampu dihubungkan (hidup) maka lampu yang lain juga akan hidup.
Begitu juga sebaliknya, apabila salah satu lampu diputuskan (mati) maka lampu
yang lain juga sakan mati. Hal ini merupakan salah satu kerugian jika kita
menggunakan rangkaian seri.
Operasi konjungsi sering juga ditunjukkan dengan hubungan seri pada
rangkaian listrik seperti gambar di bawah.
20
ri
Gambar 1. Rangkaian Seri
b. Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel terbentuk jika dua buah bola lampu atau lebih
dihubungkan secara berjajar. Kutub lampu sejenis dihubungkan ke kutub baterai
yang sama. Pada rangkaian paralel jika salah satu lampu diputuskan (mati), lampu
yang lainya tetap menyala. Hal ini terjadi karena lampu yang lain masih
terhubung dengan sumber arus listrik.
Operasi disjungsi sering juga ditunjukkan dengan hubungan paralel pada
rangkaian listrik seperti gambar di bawah.
Gambar 2. Rangkaian Paralel
Perhatikan gambar di bawah, jika saklar 1 (s1) dimatikan maka yang mati
hanya lampu 4 dan 5 sedangkan lampu 1, 2, dan 3 tetap menyala. Jika saklar 2 (s 2)
dimatikan yang mati hanya lampu 1, 2, dan 3 sedangkan lapu 4 dan 5 tetap
meyala.
21
Gambar 3. Rangkaian Paralel
METODE PENELITIAN
Menurut Suharsimi Arikunto metode penelitian adalah cara yang digunakan
oleh penelitia dalam mengumpulkan data penelitianya. Metode penelitian dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan
dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu
sehingga dapat digunakana untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah dalam bidang pendidikan. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Whintney (1960) metode deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu
kelas. Nazir mengatakan tujuan dari penelitia deskriptif adalah untuk membuat
deskriptif, gambaran, dan lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakata, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam
metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu
sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan
klasifikasi serta penelitian fenomena fenomena dengan menetapkan suatu standar,
sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei
normatif
1. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdir atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentuyang ditetapkana
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diterik kesimpulan.
populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa jurusan matematika semester I Tahun Ajaran
2014/2015 IAIN Raden Intan Lampung.
22
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu dan juga memilki karakteristik tertentu. Sampel yang di ambil dalam
penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan matematika kelas A sampai
Kelas D, dengan pertimbangan penulis mengampu mata kuliah matematika dasar
pada kelas tersebut
2. Teknik pengumpul data
a. Observasi
Anas Sudijono Observasi adalah cara menghimpun data yang dilakukan
dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden
di catat atau direkam. Jadi metode interview merupakan alat pengumpulan data
melalui tanya jawab untuk mendapat suatu informasi
c. Tes
Tes adalah alat yang dipergunakan dalam rangka pengukuran atau penilaian.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No
1
2
3
Indikator berfikir logis
Matematis
Menjadikan pernyataan
matematia secara lisan,
tertulis, gambar dan diagram
Menarik kesimpulan dari
pernyataan
Indikator
Dapat menyebutkan kalimat
terbuka, kalimat pernyataan
yang benar dan yang salah
Dapat menentukan nilai
kebenaran dari disjungsi ,
konjungsi , implikasi dan
biimplikasi
Memberi bukti, memberi
Dapat menyebutkan mana yang
alasan atau bukti terhadap
inver, konvers, dan kontraposisi
kebenaran solusi
dari suatu pernyataan.
Dapat membedakan antara ,
tautologi dan kontradiksi
Jumlah
Item
soal
1
2,3
4,5
5
23
2. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan dua jenis data yang dipergunakan maka analisis data
pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Analisis data kuantitatif.
Teknik persentase yang digunakan untuk mengetahui persentase
kemampuan berfikir logis mahasiswa
untuk setiap indikator yang diberikan,
indikator tersebut terdiri dari: a) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan,
tertulis, gambar dan diagram.
b. Menarik kesimpulan dari pernyataan
c. Menyusun bukti, memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi.
Persentase secara individual yang mencapai ketuntasan belajar.
Tes hasil belajar diolah secara statistik untuk menentukan nilai rata-rata
(rata-rata hitung). Rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang terdapat dalam
suatu sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data dengan banyak
data Suharsini Arikunto (2005). Rumus rata-rata adalah sebagai berikut:
X 
fx
f
i
i
(2)
i
Keterangan:
xi
: menyatakan nilai ujian
fi
: menyatakan frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian.
 fixi
: menyatakan hasil kali antara frekuensi dan nilai data
fi
: menyatakan jumlah frekuensi.
Untuk mengetahui ketuntasan belajar mahasiswa secara individual
digunakan teknik persentase. Seorang
dikatakan tuntas belajar jika sudah
mendapatkan nilai minimal C Rumus untuk menentukan persentase ketuntasan
belajar siswa secara individu adalah sebagai berikut:
KB=
Keterangan: KB
Nt
x100%
NT
(3)
: Ketuntasan Belajar
Nt
: Jumlah siswa yang mencapai nilai tuntas
NT
: jumlah nilai total siswa pada suatu kelas
24
d. Analisis data kualitatif
Analisis data kualitatif menurut Patton (1980) yang dikutip Moleong (1993)
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola,
kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan Bogdan dan Taylor (1975)
mendefenisikan analisis data sebagai proses merinci secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis dari data tersebut. Data kualitatif
yang digunakan seperti panduan observasi dan wawancara dianalisis secara
deskriptif.
PEMBAHASAN
Berdasarkan temuan penelitian yang berkenaan dengan 1) Menyajikan
pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar,2) Menarik kesimpulan dari
pernyataan, 3) Menyusun bukti, memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran
solusi. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, temuan
penelitian menunjukan bahwa selama pengamatan selama proses pembelajaran 6
kali pertemuan pada umumnya baik, sebagaimana terlihat dari keseriusan
mahasiswa selama melakukan persobaan merangkain listrik secara seri dan
paralel. Dalam melakukan pembuktian hasil temuan dari salah satu kelompok
belum menemukan hasil, hal ini terjadi karena kurang cermatnya mahasiswa
dalam mengkombinasikan kabel-kabel yang butuhkan. Dari kejadian tersebut
mereka dapat pengalaman yang berharga, kenapa kelompok lain berhasil. Dengan
antusiasnya pertarungan antar kelompok akhirnya berhasil juga apa yang mereka
harapkan. Berdasarkan pengamatan sebagian besar tergolong baik, namun masih
ada sebagian kecil mahasiswa yang belum mampu menuliskan lambang-lambang
dan memaknai gambar hal ini disebabkan bahwa pada pelaksanaan proses
pembelajaran keseriusan mahasiswa belum begitu terlihat. Faktor ketidaksesuaian
antara apa yang dipelajari dengan minat, bakat dan aspirasi serta kemampuan
yang mereka miliki. Kondisi ini perlu disikapi secara bijak oleh dosen dengan
memberikan perhatian khusus untuk dapat mengenali keadaan mahasiswa dengan
lebih baik. Pengenalan yang baik akan memungkinkan dosen dapat memberikan
perlakuan dan layanan yang tepat, dengan demikian perkembangan yang optimal
bagi setiap mahasiswa akan tercapai.
25
Berkaitan dengan Menarik kesimpulan dari pernyataan , secara umum
tergolong baik, ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pandangan positif
terhadap dosen. Hal ini dimungkinkan dapat terjadi apabila dosen telah
menampilkan kinerjanya dengan baik. Keadaan ini mestinya menjadi pendorong
bagi dosen untuk lebih mengembangkan
lagi berbagai kegiatannya dalam
menyelenggarakan pembelajaran, terutama berkaitan dengan menunjang pada
penampilan kinerja yang profesional, semuanya itu akan menjadi dasar bagi
keberadaan dosen sebagai guru yang
efektif dalam menyelenggarakan
pembelajaran bagi para mahasiswanya. Berbagai hal penting yang menunjang
dalam hal ini telah dikemukakan oleh para ahli antara lain; Brooks & Brooks
dalam Santrock (2006), guru bukan sekedar memberi informasi kepada siswa,
tetapi
guru
harus
mendorong
siswa
untuk
bereksplorasi,
menemukan
pengetahuan, merenung, dan berpikir secara kritis.
Aspek penting lainnya untuk menjadi guru yang efektif adalah memiliki
kemampuan dalam menjaga
suasana kelas supaya
siswa
tetap aktif,
mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif, untuk ini guru perlu
senantiasa meninjau ulang strategi penataan dan prosedur pengajaran,
pengorganisasian kelompok belajar, monitoring dan mengaktifkan kelas, serta
menangani siswa yang mengganggu kelas. Disisi lain ditegaskan bahwa guru
yang harus memiliki kemampuan sebagai berikut; ―your writing and your use of
oral language helps students to learn, while your ability to community effectively
shapes your relationships with your class”.
Di samping kemampuan yang telah di kemukakan diatas, pelayanan dosen
terhadap mahasiswa juga akan memberi dampak positif bagi keberhasilan belajar
mahasiswa. Melalui palayanan yang akan diberikan dosen memungkinkan
mahasiswa mendapatkan kesempatan (terutama mahasiswa yang bermasalah)
untuk pengatasi permasalahannya. Selanjutnya dapat menjalani kegiatan
pembelajaran dengan lebih baik. Dalam hal ini dosen berperan sebagai salah satu
faktor lingkungan yang dapat menunjang mahasiswa melakukan kegiatan belajar
dengan baik, sebagaimana dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2008) lingkungan
sekolah memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kesuksesan belajar
siswa.
26
Santrock (2007) menyebut kegiatan belajar sebagai ―gaya belajar‖, ada
dua gaya belajar yaitu: gaya impulsive dan reflektif. Murid yang impulsive
cenderung bertindak cepat lebih banyak melakukan kesalahan sehingga
penguasaannya cenderung dangkal. Kemungkinan mahasiswa yang memiliki
kualitas kegiatan belajar yang kurang baik memiliki gaya belajar yang impulsive.
Mahasiswa yang memiliki gaya impulsive membutuhkan perhatian yang lebih
besar dari dosen. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar yang reflektif adalah
mereka yang memiliki tujuan belajar, berkosentrasi pada informasi yang relevan
dan memiliki standar kinerja yang tinggi, dan mahasiswa yang seperti ini
cenderung memiliki kualitas belajar yang baik.
Berdasarkan data penelitian terungkap pada indikatar menyusun bukti,
memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi bahwa sebagian besar
mahasiswa memiliki kemampuan bernalar untuk memberikan alasan dan
menemukana bukti untuk mencari nilai kebenaran dari suatu pernyataan. Dari
pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, belum
semua mahasiswa yang mampu memiliki daya nalar yang baik, hal ini disebabkan
dari sejumlah siswa mahasiswa tentu masing-masing punya daya nalar yang
berbeda dan kompetensi yang di milikinya juga akan berbeda. Justru itu sebagai
dosen bagaimana kita menyikapai agar pembelajaran tidak terkesan kaku dan
tidak memaksa agar proses bernalar mereka bisa berkembang.
Sejalan dengan ini undang-undang guru no 19 tahun 2005 juga telah
mencantumkan kompetensi yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran yang efektif, yaitu; kompetensi professional, kompetensi personal,
kompetensi pedagogic dan kompetensi social.
Setelah selesai pembelajaran tentang logika diadakan tes. dari hasil tes
tersebut pada umumnya mahasiswa telah memperoleh nilai baik, dari 144 orang
yang mengikuti tes hanya 12 orang mahasiswa yang mendapat nilai kurang dari
C dengan persentasi 8,33 %. Dari pengalaman penulis mengajar sebelumnya hal
ini telah tergolong baik. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan
terdapat respon yang positif yang diberikan mahasiswa, dimana selama ini
mereka belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang pembuktian tabel
kebenaran konjungsi dan disjungsi. Mahasiswa mengatakan sewaktu SMA
27
mereka hanya menghapal tabel kebenaran yang diberikan guru tanpa ada
pembuktia yang jelas. Dengan dilaksanakannya pembelajaran seperti ini akan
berkesan bagi mahasiswa dan bisa bertahan lama dalam ingatan mereka.
Berdasarkan uraian di atas mahasiswa juga dapat menyimpulkan apa
kaitan pembelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya sistem
pemasangan listrik di rumah tangga maupun di kantor-kantor. Jika pemasangan
listrik untuk kebutuhan kita gunakan rangkaian seri berapa banyak saklar yang
dibutuhakan untuk memenuhi kebutuhan. Untuk mendapatkan lampu lebih
banyak dengan saklar yang terbatas maka di mamfaatkanlah rangkaian paralel.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan daya naalar mahasiswa dapat berkembang
dan pembelajaran akan bermakna dan menyenangkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah diberikan,
maka
dapat
disimpulkan, bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rangkaiana
listrik pada materi logika matematika dapat meningkatkan kemampuan berfikir
logis mahasiswa di IAIN Raden Intan Lampung . Seiring dengan hal tersebut hasil
belajar mahasiswa juga menjadi lebih baik, hal ini terlihat dari hasil pengamatan
selama proses pembelajaran.
Saran
Berdasarakan pada kesimpulan yang telah diuraikan maka di sarankan
kepada para dosen/ pendidik perlu kiranya menerapkan program pembelajaran
logika dengan mengunakann rangkaian listrik baik di SMA maupun di perguruan
tinggi agar memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami materi
yang diberikan. Untuk Mahasiswa maupun siswa perlu kiranya memaksimalkan
potensi yang ada baik dengan cara diskusi, mengikuti pembelajaran dengan serius
serta berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
28
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono,1995. Pengantar Evaluasi pendidikan, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Buku panduan, 2013. Penulisan Skripsi IAIN Raden Intan Lampung.
http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/ indicator berpikir logis
[diakses 27 Februari 2014]
Departemen Agama RI,
Bandung.
20018, Al-Qur’an dan Terjemahan. Diponogoro
Nazir, Moh. 2005. Metodologi penelitan. Ghalia Indonesia
Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Netriwati. 2014. Matematika Dasar. Fakta Pess Fakultas Tarbiyah IAIN Raden
Intan lampung.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Rineka Cipta, Jakarta.
_______. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan cetakan ketiga,
Bumi Aksara.
Jakarta:
Sukisn. 2012. Buku Fokus Fisika. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.
Shadiq. 2004. Berpikir Logis Sebuah Pengantar., Jakarta: Erlangga
Triato. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovati-Progresif. Jakarta
Kencana.
Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) UU RI No. 20
th.2003. Jakarta : Sinar Grafika
29
Download