MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR LOGIS MATEMATIS MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKAIAN LISTRIK PADA MATERI LOGIKA DI IAIN RADEN INTAN LAMPUNG Oleh Netriwati IAIN Raden Intan Lampung Abstact The skill to think logical match student in match learing look so low. One of the epport that the author do is to learing electical cicuits in logical material hope can improve skill logic material by student, and the experience that they get can build their believe about problem that they get and can apply to other that one of clump. The kind of thorugh is description researcher , data colletion of instrument is interview,supervision dan test result . analysis data used is presentation and average of counting for look raising skill thing logical with data supervision doing question that given. Based on thorough known that there are increase in the ability think logically and mathematically result of student learning development using electrical circuits on the material logic in IAIN Raden Intan Lampung. Key words: The skill to think logical match ABSTRAK Kemampuan berfikir logis matematis mahasiswa dalam pembelajaran matematika terlihat masih rendah. Salah satu upaya yang peneliti lakukan adalah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan rangkaian listrik pada materi logika dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan berfikir logis mahasiswa Di samping itu pengalaman belajar yang diperoleh dapat membangun kepercayaan diri terhadap persoalan yang diberikan serta dapat mengaplikasikannya pada pelajaran lain yang serumpun. Jenis penelitian in adalah penelitian deskriptif, intrumen pengumpulan data terdiri wawancara dan tes hasil belajar. Analisis data yang digunakan adalah persentase dan rata- rata hitung untuk melihat peningkatan kemampuan berfikir logis berdasarkan data pengamatan dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan berfikir logis dan hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan rangkaian listrik pada materi logika matematika di IAIN Raden Intan Lampung Kata Kunci: Kemampuan berfikir logis mataematis PENDAHULUAN Kemampuan mahasiswa mengerjakan tugas-tugas dan menjawab soal yang diberikan sangat kurang. Hal ini sebelum mengikuti materi perkuliahan dapat dilihat pada pelaksanaan matematika dasar, mahasiswa ujian prites diberi soal, 16 tentang simbol-simbol himpunan dan jenis–jenis mahasiswa bilangan ternyata tidak satupun yang dapat mengerjakan soal-soal dengan benar. Disisi lain juga setelah dilaksanakan Ujian Tengah Semester, dimana banyak mahasiswa yang memperoleh nilai gagal (E). Berdasarkan pengalaman penulisi mengajar lebih kurang 4 tahun, terlihat bahwa kemampuan berfikir logis yang dimiliki mahasiswa belum tumbuh dan berkembang seperti yang diharapkan, pada akhirnya hasil belajar yang diperoleh belum maksimal. KAJIAN PUSTAKA B. Suryosubroto mengatakan mengajarkan suatu bahan pembelajaran dengan baik memerlukan pengorganisasian yang matang dari semua komponen dalam suatu situasi mengajar. Komponen itu antara lain tujuan, materi, metode, perlengkapan pembelajaran mendefenisikan kemampuan dan evaluasi‖ Undang-Undang SISDIKNAS berpikir logis matematis adalah kemampuan esensial yang perlu dimiliki dan dikembangkan peserta didik yang belajar matematika. Menurut Depdiknas materi matematika dan berfikir logis matematis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui berpikir logis. Berfikir logis matematis adalah salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika yang merupakan proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta dan sumber yang relevan. Berfikir logis matematis adalah proses berpikir yang dilakukan dengan satu cara untuk menarik kesimpulan. Menurut Shadiq berpikir logis matematis adalah suatu proses atau aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan berpikir dalam rangka membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya. 1. Jenis-Jenis Kemampuan Berpikir Logis Matematis Secara garis besar terdapat dua jenis kemampuan berpikir logis matematis yaitu : a. Kemampuan berpikir induktif b. Kemampuan berpikir deduktif Kemampuan berfikir induktif adalah proses berpikir yang menghubungkan fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang sudah diketahui menuju suatu kesimpulan yang bersifat umum. Kemampuan berpikir deduktif yaitu suatu 17 proses berfikir untuk menarik kesimpulan tentang hal yang khusus yang berpijak pada hal umum atau hal yang sebelumnya telah dibuktikan kebenarannya. 2. Ciri-Ciri Kemampuan Berpikir Logis Matematis a. Sering bertanya dan menuntut jawaban yang masuk akal b. Ketika ditanya dapat memberikan jawaban dengan logis, ketika menjelaskan suatu masalah bisa secara logis dan sistematis c. Menyukai hal-hal yang berhubungan dengan angka. Anak mudah mengingat angka dan memahami konsep-konsep perhitungan secara sederhana d. Senang mengamati berbagai hal atau memerhatikan cara kerja suatu benda. Seperti, main tebak-tebakan, main kartu, dan sebagainya. 3. Karakteristik Kemampuan Berpikir Logis Matematis a) Adanya suatu pola pikir yang disebut logika. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan logis merupakan suatu proses berpikir logis. Berfikir logis ini diartikan sebagai berpikir menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu b) Proses berpikir bersifat analitik. Berpikir logis merupakan suatu kegiatan yang mengadalkan diri pada suatu analitik, dalam kerangka berfikir yang dipergunakan untuk analitik tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. 4. Indikator Kemampuan Berpikir Logis Matematis a) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram b) Menarik kesimpulan dari pernyataan c) Menyusun bukti, memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi. Jadi dapat disimpulkan fondasi dari matematika adalah berfikir logis matematis karena dalam proses pemikiran diperlukan keragaman dan keterampilan untuk memahami ide-ide para peserta didik untuk berusaha menghubungkan fakta atau kejadian yang sudah diketahui menuju suatu kesimpulan. 18 .http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/ indicator berpikir logis [diakses 27 Februari 2014]. Kemampuan berfikir logis matematis adalah kemampuan berpikir dalam penalaran atau menghitung. Pengertian Logika Matematika Netriwati mengatakan Logika Matematika (logika simbolik) adalah ilmu tentang penyimpulan yang sah (absah), khususnya yang dikembangkan melalui simbol-simbol matematika dengan tujuan menghindari makna ganda dari bahasa sehari-hari. Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana. Dalam logika matematika kita mengenal adanya beberapa pernyataan kebenaran. Dua diantaranya adalah pernyataan majemuk konjungsi dan pernyataan majemuk disjungsi. Memahami logika matematika dan dasar keagamaan yang benar akan semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita pada Allah SWT. Sebagai contoh ayat-ayat A- Qu‘ran yang berhubungan dengan pembahasan matematika pada materi konjungsi dapat menggunakan hafalan surat pendek misalnya Al- Qur‘an surat Al-Ashr yang berbunyi: Artinya: 2) Demi masa. 3) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. 4) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenara dan menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS.Al-Ashr : 1-3) Jika ditelaah ayat ini dengan menggunakan hukum logika matematika bahwa konjungsi dari dua pernyataan akan benar jika nilai kebenaran dari dua pernyataan tersebut benar. Perhatikan tabel di bawah ini 19 Tebel 1. Kebenaran Konjungsi P B B S S Q B S B S P ˄ Q B S S S Jika dikaji secara lebih mendalam dari ayat di atas, sesuai dengan hukum konjungsi maka kita tidak akan berada dalam kerugian jika kita beriman dan beramal sholeh. Jika hanya beriman saja tanpa beramal sholeh maka kita masih berada dalam kerugian, atau sebaliknya jika beramal sholeh saja tanpa beriman, kitapun tetap dalam kerugian, apabila jika tidak melakukan kedua-duanya, maka jelaslah kita akan berada dalam kerugian besar. Rangkaian Listrik Menurut Sukisno rangkaian Listrik adalah suatu kumpulan komponen elektronika yang saling dihubungkan atau dirangkai dengan sumber tegangan menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu. Rangkaian Listrik hanya terdapat arus listrik yang dapat mengalir jika listrik tersebut berada dalam keadaan terbuka. Terdapat beberapa rangkaian listrik yaitu rangkaian seri, rangkaian paralel dan rangkaian campuran. a. Rangkaian Seri Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang terdiri dari dua buah lampu atau lebih yang disusun secara berderet atau berurutan. Demikian pula dengan sumber tegangan juga dihubungkan secara berderet. Pada rangkaian seri apabila salah satu lampu dihubungkan (hidup) maka lampu yang lain juga akan hidup. Begitu juga sebaliknya, apabila salah satu lampu diputuskan (mati) maka lampu yang lain juga sakan mati. Hal ini merupakan salah satu kerugian jika kita menggunakan rangkaian seri. Operasi konjungsi sering juga ditunjukkan dengan hubungan seri pada rangkaian listrik seperti gambar di bawah. 20 ri Gambar 1. Rangkaian Seri b. Rangkaian Paralel Rangkaian paralel terbentuk jika dua buah bola lampu atau lebih dihubungkan secara berjajar. Kutub lampu sejenis dihubungkan ke kutub baterai yang sama. Pada rangkaian paralel jika salah satu lampu diputuskan (mati), lampu yang lainya tetap menyala. Hal ini terjadi karena lampu yang lain masih terhubung dengan sumber arus listrik. Operasi disjungsi sering juga ditunjukkan dengan hubungan paralel pada rangkaian listrik seperti gambar di bawah. Gambar 2. Rangkaian Paralel Perhatikan gambar di bawah, jika saklar 1 (s1) dimatikan maka yang mati hanya lampu 4 dan 5 sedangkan lampu 1, 2, dan 3 tetap menyala. Jika saklar 2 (s 2) dimatikan yang mati hanya lampu 1, 2, dan 3 sedangkan lapu 4 dan 5 tetap meyala. 21 Gambar 3. Rangkaian Paralel METODE PENELITIAN Menurut Suharsimi Arikunto metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penelitia dalam mengumpulkan data penelitianya. Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakana untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Whintney (1960) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu kelas. Nazir mengatakan tujuan dari penelitia deskriptif adalah untuk membuat deskriptif, gambaran, dan lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakata, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi serta penelitian fenomena fenomena dengan menetapkan suatu standar, sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif 1. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdir atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentuyang ditetapkana oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diterik kesimpulan. populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan matematika semester I Tahun Ajaran 2014/2015 IAIN Raden Intan Lampung. 22 Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu dan juga memilki karakteristik tertentu. Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan matematika kelas A sampai Kelas D, dengan pertimbangan penulis mengampu mata kuliah matematika dasar pada kelas tersebut 2. Teknik pengumpul data a. Observasi Anas Sudijono Observasi adalah cara menghimpun data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. b. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden di catat atau direkam. Jadi metode interview merupakan alat pengumpulan data melalui tanya jawab untuk mendapat suatu informasi c. Tes Tes adalah alat yang dipergunakan dalam rangka pengukuran atau penilaian. Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian No 1 2 3 Indikator berfikir logis Matematis Menjadikan pernyataan matematia secara lisan, tertulis, gambar dan diagram Menarik kesimpulan dari pernyataan Indikator Dapat menyebutkan kalimat terbuka, kalimat pernyataan yang benar dan yang salah Dapat menentukan nilai kebenaran dari disjungsi , konjungsi , implikasi dan biimplikasi Memberi bukti, memberi Dapat menyebutkan mana yang alasan atau bukti terhadap inver, konvers, dan kontraposisi kebenaran solusi dari suatu pernyataan. Dapat membedakan antara , tautologi dan kontradiksi Jumlah Item soal 1 2,3 4,5 5 23 2. Teknik Analisis Data Sesuai dengan dua jenis data yang dipergunakan maka analisis data pada penelitian ini sebagai berikut: a. Analisis data kuantitatif. Teknik persentase yang digunakan untuk mengetahui persentase kemampuan berfikir logis mahasiswa untuk setiap indikator yang diberikan, indikator tersebut terdiri dari: a) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram. b. Menarik kesimpulan dari pernyataan c. Menyusun bukti, memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi. Persentase secara individual yang mencapai ketuntasan belajar. Tes hasil belajar diolah secara statistik untuk menentukan nilai rata-rata (rata-rata hitung). Rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang terdapat dalam suatu sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data dengan banyak data Suharsini Arikunto (2005). Rumus rata-rata adalah sebagai berikut: X fx f i i (2) i Keterangan: xi : menyatakan nilai ujian fi : menyatakan frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian. fixi : menyatakan hasil kali antara frekuensi dan nilai data fi : menyatakan jumlah frekuensi. Untuk mengetahui ketuntasan belajar mahasiswa secara individual digunakan teknik persentase. Seorang dikatakan tuntas belajar jika sudah mendapatkan nilai minimal C Rumus untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa secara individu adalah sebagai berikut: KB= Keterangan: KB Nt x100% NT (3) : Ketuntasan Belajar Nt : Jumlah siswa yang mencapai nilai tuntas NT : jumlah nilai total siswa pada suatu kelas 24 d. Analisis data kualitatif Analisis data kualitatif menurut Patton (1980) yang dikutip Moleong (1993) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan Bogdan dan Taylor (1975) mendefenisikan analisis data sebagai proses merinci secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis dari data tersebut. Data kualitatif yang digunakan seperti panduan observasi dan wawancara dianalisis secara deskriptif. PEMBAHASAN Berdasarkan temuan penelitian yang berkenaan dengan 1) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar,2) Menarik kesimpulan dari pernyataan, 3) Menyusun bukti, memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, temuan penelitian menunjukan bahwa selama pengamatan selama proses pembelajaran 6 kali pertemuan pada umumnya baik, sebagaimana terlihat dari keseriusan mahasiswa selama melakukan persobaan merangkain listrik secara seri dan paralel. Dalam melakukan pembuktian hasil temuan dari salah satu kelompok belum menemukan hasil, hal ini terjadi karena kurang cermatnya mahasiswa dalam mengkombinasikan kabel-kabel yang butuhkan. Dari kejadian tersebut mereka dapat pengalaman yang berharga, kenapa kelompok lain berhasil. Dengan antusiasnya pertarungan antar kelompok akhirnya berhasil juga apa yang mereka harapkan. Berdasarkan pengamatan sebagian besar tergolong baik, namun masih ada sebagian kecil mahasiswa yang belum mampu menuliskan lambang-lambang dan memaknai gambar hal ini disebabkan bahwa pada pelaksanaan proses pembelajaran keseriusan mahasiswa belum begitu terlihat. Faktor ketidaksesuaian antara apa yang dipelajari dengan minat, bakat dan aspirasi serta kemampuan yang mereka miliki. Kondisi ini perlu disikapi secara bijak oleh dosen dengan memberikan perhatian khusus untuk dapat mengenali keadaan mahasiswa dengan lebih baik. Pengenalan yang baik akan memungkinkan dosen dapat memberikan perlakuan dan layanan yang tepat, dengan demikian perkembangan yang optimal bagi setiap mahasiswa akan tercapai. 25 Berkaitan dengan Menarik kesimpulan dari pernyataan , secara umum tergolong baik, ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pandangan positif terhadap dosen. Hal ini dimungkinkan dapat terjadi apabila dosen telah menampilkan kinerjanya dengan baik. Keadaan ini mestinya menjadi pendorong bagi dosen untuk lebih mengembangkan lagi berbagai kegiatannya dalam menyelenggarakan pembelajaran, terutama berkaitan dengan menunjang pada penampilan kinerja yang profesional, semuanya itu akan menjadi dasar bagi keberadaan dosen sebagai guru yang efektif dalam menyelenggarakan pembelajaran bagi para mahasiswanya. Berbagai hal penting yang menunjang dalam hal ini telah dikemukakan oleh para ahli antara lain; Brooks & Brooks dalam Santrock (2006), guru bukan sekedar memberi informasi kepada siswa, tetapi guru harus mendorong siswa untuk bereksplorasi, menemukan pengetahuan, merenung, dan berpikir secara kritis. Aspek penting lainnya untuk menjadi guru yang efektif adalah memiliki kemampuan dalam menjaga suasana kelas supaya siswa tetap aktif, mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif, untuk ini guru perlu senantiasa meninjau ulang strategi penataan dan prosedur pengajaran, pengorganisasian kelompok belajar, monitoring dan mengaktifkan kelas, serta menangani siswa yang mengganggu kelas. Disisi lain ditegaskan bahwa guru yang harus memiliki kemampuan sebagai berikut; ―your writing and your use of oral language helps students to learn, while your ability to community effectively shapes your relationships with your class”. Di samping kemampuan yang telah di kemukakan diatas, pelayanan dosen terhadap mahasiswa juga akan memberi dampak positif bagi keberhasilan belajar mahasiswa. Melalui palayanan yang akan diberikan dosen memungkinkan mahasiswa mendapatkan kesempatan (terutama mahasiswa yang bermasalah) untuk pengatasi permasalahannya. Selanjutnya dapat menjalani kegiatan pembelajaran dengan lebih baik. Dalam hal ini dosen berperan sebagai salah satu faktor lingkungan yang dapat menunjang mahasiswa melakukan kegiatan belajar dengan baik, sebagaimana dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2008) lingkungan sekolah memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kesuksesan belajar siswa. 26 Santrock (2007) menyebut kegiatan belajar sebagai ―gaya belajar‖, ada dua gaya belajar yaitu: gaya impulsive dan reflektif. Murid yang impulsive cenderung bertindak cepat lebih banyak melakukan kesalahan sehingga penguasaannya cenderung dangkal. Kemungkinan mahasiswa yang memiliki kualitas kegiatan belajar yang kurang baik memiliki gaya belajar yang impulsive. Mahasiswa yang memiliki gaya impulsive membutuhkan perhatian yang lebih besar dari dosen. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar yang reflektif adalah mereka yang memiliki tujuan belajar, berkosentrasi pada informasi yang relevan dan memiliki standar kinerja yang tinggi, dan mahasiswa yang seperti ini cenderung memiliki kualitas belajar yang baik. Berdasarkan data penelitian terungkap pada indikatar menyusun bukti, memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki kemampuan bernalar untuk memberikan alasan dan menemukana bukti untuk mencari nilai kebenaran dari suatu pernyataan. Dari pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, belum semua mahasiswa yang mampu memiliki daya nalar yang baik, hal ini disebabkan dari sejumlah siswa mahasiswa tentu masing-masing punya daya nalar yang berbeda dan kompetensi yang di milikinya juga akan berbeda. Justru itu sebagai dosen bagaimana kita menyikapai agar pembelajaran tidak terkesan kaku dan tidak memaksa agar proses bernalar mereka bisa berkembang. Sejalan dengan ini undang-undang guru no 19 tahun 2005 juga telah mencantumkan kompetensi yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif, yaitu; kompetensi professional, kompetensi personal, kompetensi pedagogic dan kompetensi social. Setelah selesai pembelajaran tentang logika diadakan tes. dari hasil tes tersebut pada umumnya mahasiswa telah memperoleh nilai baik, dari 144 orang yang mengikuti tes hanya 12 orang mahasiswa yang mendapat nilai kurang dari C dengan persentasi 8,33 %. Dari pengalaman penulis mengajar sebelumnya hal ini telah tergolong baik. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan terdapat respon yang positif yang diberikan mahasiswa, dimana selama ini mereka belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang pembuktian tabel kebenaran konjungsi dan disjungsi. Mahasiswa mengatakan sewaktu SMA 27 mereka hanya menghapal tabel kebenaran yang diberikan guru tanpa ada pembuktia yang jelas. Dengan dilaksanakannya pembelajaran seperti ini akan berkesan bagi mahasiswa dan bisa bertahan lama dalam ingatan mereka. Berdasarkan uraian di atas mahasiswa juga dapat menyimpulkan apa kaitan pembelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya sistem pemasangan listrik di rumah tangga maupun di kantor-kantor. Jika pemasangan listrik untuk kebutuhan kita gunakan rangkaian seri berapa banyak saklar yang dibutuhakan untuk memenuhi kebutuhan. Untuk mendapatkan lampu lebih banyak dengan saklar yang terbatas maka di mamfaatkanlah rangkaian paralel. Berdasarkan percobaan yang dilakukan daya naalar mahasiswa dapat berkembang dan pembelajaran akan bermakna dan menyenangkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diberikan, maka dapat disimpulkan, bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rangkaiana listrik pada materi logika matematika dapat meningkatkan kemampuan berfikir logis mahasiswa di IAIN Raden Intan Lampung . Seiring dengan hal tersebut hasil belajar mahasiswa juga menjadi lebih baik, hal ini terlihat dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran. Saran Berdasarakan pada kesimpulan yang telah diuraikan maka di sarankan kepada para dosen/ pendidik perlu kiranya menerapkan program pembelajaran logika dengan mengunakann rangkaian listrik baik di SMA maupun di perguruan tinggi agar memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami materi yang diberikan. Untuk Mahasiswa maupun siswa perlu kiranya memaksimalkan potensi yang ada baik dengan cara diskusi, mengikuti pembelajaran dengan serius serta berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung. 28 DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono,1995. Pengantar Evaluasi pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Buku panduan, 2013. Penulisan Skripsi IAIN Raden Intan Lampung. http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/ indicator berpikir logis [diakses 27 Februari 2014] Departemen Agama RI, Bandung. 20018, Al-Qur’an dan Terjemahan. Diponogoro Nazir, Moh. 2005. Metodologi penelitan. Ghalia Indonesia Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Netriwati. 2014. Matematika Dasar. Fakta Pess Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan lampung. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. _______. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan cetakan ketiga, Bumi Aksara. Jakarta: Sukisn. 2012. Buku Fokus Fisika. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet. Shadiq. 2004. Berpikir Logis Sebuah Pengantar., Jakarta: Erlangga Triato. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovati-Progresif. Jakarta Kencana. Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) UU RI No. 20 th.2003. Jakarta : Sinar Grafika 29