modal ventura dengan sistem investasi bagi hasilsebagai alternatif

advertisement
ISSN 0000-0000
MODAL VENTURA DENGAN SISTEM INVESTASI
BAGI HASILSEBAGAI ALTERNATIF PENDANAAN
BAGI PERUSAHAAN KECIL DAN MENENGAH
Ali Musyafak*)
ABSTRAK
Pada dunia usaha, jika ingin tetap survive dan bahkan surprise harus mau bersikap dan
bertindak serius serta tak bosan-bosannya berkaca diri (mawas diri), dan bisa mengatasi
permasalahan-permasalahan bisnis. Baik dalam segi pemasaran, produksi, sumber daya
manusia, atau dari segi keuangannya. Bagi pengusaha khususnya pengusaha kecil, salah
satu kelemahan yang mendasar adalah anggapan keku-rangan modal sebagai pangkal
utama ketidakmampuannya. Padahal jika kita mau sedikit berupaya saat ini banyak sekali
sumber-sumber pembiayaan usaha, dimana kita bisa dapatkan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan . Mulai dari kredit, modal venture, factoring (anjak piutang), leasing
sampai pada bursa saham, semuanya telah banyak diinformasikan. Perusahaan Modal
Ventura (PMV) yang merupa-kan salah satu perusahaan modal dengan pembiayaan yang
ditawarkan dalam bentuk penyertaan modal yang dikenal dengan modal ventura.
Kata-kata kunci : Modal Ventura, Bagi Hasil
1. PENDAHULUAN
Sesungguhnya, pola penyertaan mo-dal ventura ini bukanlah hal baru, meskipun di
Indonesia mungkin dapat dianggap demikian, karena sebagai sua-tu lembaga yang
bergerak dibidang pe-nyertaan modal bagi kalangan usaha yang memerlukan bantuan
modal (di mana sampai batas ini mempunyai per-samaan fungsi dengan perbankan), kegiatan modal ventura (dalam bentuk suatu badan usaha ) baru muncul di Indonesia sekitar
tahun 1973 yang lalu. Dan hingga awal tahun 1990-an, jumlah usaha ini masih sedikit,
baru sekitar 24 perusahaan saja, sehingga wajar bila kurang dikenal sebagaimana lembaga
perbankan yang jumlahnya jauh lebih banyak dan tersebar di mana-mana, mulai kota
besar hingga pedesaan.
*)
Ali Musyafak, adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi STIESIA Surabaya.

46
Ekuitas Vol.3 No.1 Maret 1999 : 46-57
2. PENGERTIAN MODAL VENTURA
Dengan adanya lembaga pembiayaan yang mempunyai beberapa bidang usa-ha maka
masyarakat akan banyak mem-punyai pilihan atau alternatif dalam rangka pemenuhan
kebutuhannya akan dana-dana. Adapun yang dimaksud dengan “Lembaga Pembiayaan”
menurut Keputusan Presiden Nomor 61 tahun 1988 adalah : “Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan
tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat”.
Baik Keputusan Presiden maupun Surat Keputusan Menteri Keuangan dua-duanya tidak
memberikan definisi tentang modal ventura secara tegas. Ha-nya saja dapat disimpulkan
dari penger-tian tentang “perusahaan modal ventu-ra”, yang ditegaskan dalam pasal 1
ang-ka 11 Keputusan Presiden no. 61/1988 yaitu : “badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan dalam bentuk pe-nyertaan modal kedalam suatu perusa-haan yang menerima
bantuan pembia-yaan (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu “. (Ali Ridho
R,S.H., 1992:316).
Dalam keputusan Ketua Badan Ko-ordinasi Penanaman Modal Nomor 19/ SK/1991
tentang Penyertaan Modal Pe-rusahaan Modal Ventura Dalam Perusa-haan Penanaman
Modal Asing Dan Pe-rusahaan Penanaman Modal Dalam Ne-geri, juga memberi definisi
yang ter-cantum dalam pasal 1 angka 1 yaitu : “Perusahaan Modal Ventura (Ventura
Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyertaan modal ke da-lam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (Investee
Company) untuk jangka waktu tertentu yang telah memperoleh Izin Usaha dari Menteri
Keuangan berda-sarkan ketentuan yang berlaku”
Jadi modal ventura berdasarkan defi-nisi diatas adalah suatu pembiayaan ke dalam suatu
perusahaan dalam bentuk penyertaan modal untuk jangka waktu tertentu. Menurut Asian
Development Bank dalam laporan yang berjudul “ A study of venture capital financing
in Indone-sia”, memberikan definisi Venture Ca-pital Financing sebagai berikut: “Venture Capital Financing is Comonly re-garded as equity investment for apre-determined
time period in small busi-ness with high growth potential”. (Ali Ridho R,S.H., 1991:318)
Terdapat beberapa unsur yang dapat ditarik dari definisi yang diberikan oleh Asian
Development Bank tersebut:
 terdapat penyertaan saham
 jangka waktunya tertentu
 ditujukan kepada perusahaan-perusa-haan kecil tetapi yang mempunyai potensi tinggi
untuk berkembang.


Alternatif Pendanaan Usaha Kecil dan Menengah (Ali Musyafak)
57
Apabila diperbandingkan satu sama lain dari segi definisi-definisi diatas ma-ka akan
terlihat sedikit perbedaan, yaitu mengenai pembiayaan dengan modal ventura. Ada yang
menggunakan istilah “penyertaan modal” ada juga yang menggunakan istilah
“penyertaan sa-ham”. Tetepi pada dasarnya keduanya sama saja karena sebagai bukti
adanya penyaertaan modal ke dalam suatu pe-rusahaan digunakan surat berharga sa-ham.
Seperti yang diungkapkan oleh Prof. DR. Rochmat Soemitro,S.H., bah-wa saham adalah
suatu tanda ikut serta dalam modal perseroan (Ali Ridho R,S.H., 1991:318)
4. HAKIKAT MODAL VENTURA
Pada hakekatnya modal ventura adalah bentuk pinjaman berupa equity atau pe-nyertaan
saham modal ventura yang ti-dak menuntut adanya pembayaran bu-nga pinjaman. Dengan
kata lain, pemin-jam modal bebas bunga. Suatu hal yang tidak mungkin dilakukan oleh
bank, yang justru berusaha mengenakan bu-nga setinggi mungkin, karena ini me-mang
merupakan panghasilan utama bank. Karena beratnya persyaratan un-tuk meminjam
modal dari bank itualah, akibatnya perusahaan kecil tak mungkin dapat memanfaatkan
jasa perbankan. Berbeda dengan penanaman modal bia-sa, modal ventura dimasukkan ke
dalam suatu usaha untuk waktu sementara, de-ngan tujuan menarik kembali modal tersebut setelah usaha berjalan lancar, de-ngan cara penjualan kembali saham pendirian
tersebut. Dengan demikian ci-ri khas modal ventura dapat terlihat da-lam tiga hal :
Pertama, modal ventura merupakan modal saham yang disediakan sebagai risk capital
kepada seorang individu atau suatu perusahaan yang mempunyai gagasan tanpa jaminan
pengembalian seperti halnya pinjaman. Dasarnya ter-utama keyakinan pada kekuatan
gagas-an seorang entrepreneur. Investasi dila-kukan dengan niat jangka panjang, tan-pa
keinginan untuk menerima keun-tungan berupa keuntungan operasi usa-ha atau
perdagangan surat kepemilikan. Perusahaan modal ventura bukanlah se-jenis yayasan
yang ingin beramal. Peru-sahaan modal ventura menginvestasikan dananya dengan
mengharapkan keun-tungan yang tinggi. Hanya dengan ha-rapan akan keuntungan yang
tinggi ini-lah perusahaan modal ventura mampu melakukan investasi pada usaha yang
beresiko tinggi.
Kedua, modal ventura merupakan in-vestasi aktif. Pemasukan modal ventura ke dalam
suatu perusahaan biasanya disertai dengan keterlibatan, jika perlu, dalam fungsi-fungsi
mamajemen utama yang dapat turut menentukan sukses usaha: Mamajemen finansial,
pemasar-an, pengawasan operasional. Keterlibat-an itu bisa didasarkan pada kemampuan
manajemen profesional atau adanya ak-ses ke kontak bisnis (pemasok, pembeli,
pemerintah, sumber dana lainnya, dan sebagainya). Adanya kemungkinan ke-terlibatan
inilah yang membedakan per-usahaan modal ventura dengan lembaga pendanaan lainnya.

54
Ekuitas Vol.3 No.1 Maret 1999 : 46-57
Ketiga, modal ventura dimasukkan ke dalam suatu usaha untuk waktu semen-tara.
Tujuannya adalah untuk menarik kembali modal tersebut setelah usaha berjalan lancar
dan nilai perusahaan ne-ningkat. Keuntungan modal ventura di-harapkan datang dari
apresiasi nilai sa-ham tersebut atau ‘capital gain’ . Peru-sahaan modal ventura yang
profesional tidak berniat melakukan investasi yang permanen. Setiap kesempatan untuk
mencairkan investasi dengan keuntung-an yang baik akan dipertimbangkan pe-rusahaan
modal ventura.
Sedangkan Target Market Pembiayaan Modal Ventura adalah :
a. Perusahaan baru yang pasarnya sedang berkembang, bersifat inofatif, cepat berkembang di masa menda-tang.
b. Perusahaan yang ingin ekspansi, na-mun kekurangan modal usaha.
c. Perusahaan yang pasarnya sudah ba-ik, namun perlu mengganti fasilitas produk yang
canggih.
d. Perusahaan yang memerlukan benih modal untuk mengembangkan pro-duk baru.
e. Perusahaan yang ingin merestrukturi-sasi hutangnya.
5. MODAL VENTURA DI INDONESIA
Berdasarkan Paket Kebijaksanaan De-sember (Pakdes) 1988, Kegiatan Modal ventura
dilaksanakan oleh suatu perusa-haan yang disebut Perusahaan Modal Ventura terhadap
perusahaan lain yang disebut Perusahaan Pasangan Usaha. Pakdes tersebut khususnya
Keputusan Presiden No. 61/1988 tentang Lembaga Pembiayaan, dan Surat Keputusan
Men-teri Keuangan No. 1251/KMK. 013/ 1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang
Ketentuan Dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagai mana te-lah diubah
dengan Keputusan Menteri Keuangan No.1256/KMK.00/1989 tanggal 18 Nopember 1989
dan telah diubah juga terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 468/KMK.017/
1995 tanggal 3 Oktober 1995.
6. BENTUK PERUSAHAAN MODAL VENTURA
Terdapat dua macam bentuk perusahaan yang diperbolehkan untuk bergerak di bidang
usaha modal ventura, menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988
pasal 3(2) tentang lembaga pembiayaan yaitu Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi.
7. MODAL VENTURA DAN CARA PEMBIAYAAN LAIN


Alternatif Pendanaan Usaha Kecil dan Menengah (Ali Musyafak)
57
Pembiayaan modal ventura ini terutama ditujukan untuk membantu perusahaan berskala
kecil dan menengah yang mempunyai potensi untuk berkembang yang tinggi tetapi
menemui kesulitan dalam menghimpun dana. Mengalami kesulitan untuk meminjam
kepada lem-baga keuangan. Setelah mengemuka-kan ciri khas modal ventura diatas
penulis akan memperbandingkan de-ngan cara pembiayaan lain, di antara-nya :
Bank : Sehubungan dengan bertam-bah ketatnya persyaratan apalagi sya-rat tentang
adanya jaminan yang me-rupakan hal yang mutlak untuk dunia perbankan. Sehingga bank
umum ti-dak memberikan pinjaman atau kredit apabila tidak ada jaminannya. Selain itu
Bank menerapkan bunga pinjaman yang relatif tinggi dan berjangka waktu pendek.
Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP): Se-benarnya
pemerintah telah mengeluar-kan kebijaksanaan khusus tersebut, yang memberikan syaratsyarat ringan untuk dapat memenuhi kebutuhan akan dana. Tetapi seperti yang diketahui
pemberian pinjaman tersebut tidak se-suai dengan kebutuhan dan hanya se-bagian kecil
saja yang terlayani yaitu yang benar-benar memenuhi kriteria perbankan.
Leasing : Sebelum kontrak ditanda-tangani, pembiayaan berupa barang modal harus
mempunyai jaminan.
Pasar Modal atau Bursa Paralel : Ju-ga mempunyai syarat-syarat yang sulit dipenuhi
oleh pengusaha kecil/mene-ngah atau perorangan. Misalkan untuk terjun ke Pasar Modal
harus merupa-kan perusahaan yang mempunyai mo-dal minimum Rp 200 juta, atau Rp
100 juta untuk di Bursa Paralel serta harus adanya laporan keuangan yang telah diperiksa
oleh Akuntan Publik.
8. KEUNGGULAN, KELEMAHAN DAN MANFAAT MODAL VENTURA
Keunggulan : (a) Bisa dimanfaatkan perusahaan yang baru berdiri dan pe-rusahaan yang
hanya memiliki konsep. (b) Tersedianya jasa bantuan manaje-men dari perusahaan modal
ventura yang bisa mempercepat pertumbuhan perusahaan. (c) Termasuk alternatif da-na
yang paling murah dalam jangka pendek karena sangat fleksibel dalam pengaturan
pelunasan dana.
Kelemahan : (a) Hanya terbuka untuk perusahaan yang memiliki prospek sa-ngat baik
dan menguntungkan serta me-menuhi kriteria tertentu; (b) Bisa sangat mahal dalam
jangka panjang. Investor biasanya mengharapkan keuntungan in-vestasi sebesar lima atau
sepuluh kali jumlah investasi dalam periode tiga atau lima tahun. Tetapi biaya ini dapat
diper-debatkan; (c) Bisa mengakibatkan le-pasnya pengendalian atas perusahaan. Banyak
perusahaan modal ventura yang menuntut persentase saham mayoritas sebagai syarat

54
Ekuitas Vol.3 No.1 Maret 1999 : 46-57
investasi. Jika manaje-men perusahaan yang bersangkutan ga-gal, perusahaan modal
ventura akan me-ngambil alih pengendalian perusahaan.
9. MANFAAT MODAL VENTURA
Akhirnya dapat ditarik kesimpulan, manfaat yang dapat diperoleh dengan terjadinya suatu
keja sama kemitraan antara perusahaan modal ventura de-ngan perusahaan pasangan
usaha ialah: (a) Merupakan alternatif pembiayaan yang paling murah, dimana tidak ada
beban bunga yang harus dipikul perusa-haan; (b) Untuk kasus tertentu, tambah-an modal
baru dapat meningkatkan ke-mampuan perusahaan untuk melakukan pinjaman; (c)
Perusahaan mempunyai reputasi baik dikalangan dunia usaha maupun pemerintah, karena
para inves-tor tersebut biasanya merupakan insti-tusi yang besar dan cukup berpengaruh.
Dengan reputasi dari investor tersebut, perusahaan akan memperoleh tambahan
kepercayaan dari berbagai pihak dalam menjalankan bisnisnya; (d) Perusahaan dapat
menggunakan jaringan-jaringan usaha mitra baru yang cukup luas dan mapan; (e)
Manajemen perusahaan akan bekerja dengan lebih efisien dan profesional.
10. PRODUK YANG DIHASILKAN
Pada umumnya Perusahaan Modal Ven-tura (PMV) saat ini
pembiayaan, yaitu :
terdapat 3(tiga) jenis
a. Penyertaan Saham. Penyertaan sa-ham merupakan bentuk penyertaan langsung dari
dana Perusahaan Modal Ventura (PMV) pada Perusahaan Pa-angan Usaha (PPU) dalam
bentuk pe-ngambilan sejumlah saham tertentu dari PPU. Penyertaan langsung berarti penyertaan modal PMV kedalam PPU se-cara langsung dalam bentuk penyertaan modal
saham (equity).
Saham yang diambil oleh PMV ter-sebut berasal dari saham-saham dalam portepel,
artinya saham-saham tersebut masih belum diambil bagian dan disetor oleh pemegang
saham lainnya (peme-gang saham lama) namun telah dike-luarkan oleh PPU, dan jenis
sahamnya adalah saham biasa.
Bentuk (instrumen) pembiayaan ini hanya dilakukan dalam hal badan usa-ha berbentuk
perseroan terbatas (PT), yaitu dengan melakukan penyertaan atas modal dalam bentuk
pengambilan sa-ham dalam portepel PPU.


Alternatif Pendanaan Usaha Kecil dan Menengah (Ali Musyafak)
57
Skala usaha yang dapat dibiayai de-ngan penyertaan saham adalah skala menengah dan
atas, yaitu usaha swasta nasional yang telah melakukan kegiat-an/usaha dengan omset
atau asset/aktiva diatas ketentuan usaha skala kecil.
Investasi/pembiayaan PMV sedapat mungkin tidak menjadi pemegang sa-ham mayoritas
pada suatu PPU.
Pembagian keuntungan atas laba perusahaan (deviden) dalam suatu tahun buku seperti
yang tercantum dalam ne-raca dan perhitungan laba/rugi yang te-lah disahkan oleh RUPS,
sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, dibagi me-nurut cara yang ditentukan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Capital gain akan diperoleh PMV pa-da saat dilaksanakannya divestasi, yaitu pada saat
PMV mengundurkan diri dari kerja sama karena telah tercapainya maksud dan tujuan
pemberian penyer-taan saham. Divestasi oleh PMV dila-kukan dengan melakukan
penjualan sa-ham-saham perseroan terbatas yang di-miliki oleh PMV. Penentuan harga
jual penyertaan saham PMV ditetapkan melalui perjanjian dalam proposal investasi yang
telah disetujui sebelumnya oleh direksi .
Divestasi oleh PMV akan dilaksa-nakan apabila pengusaha dan perusaha-annya telah
mampu berdiri sendiri tanpa penyertaan dari PMV, baik dibidang ke-uangan maupun non
keuangan. Pemba-yaran kembali saham PMV dilakukan dengan penjualan saham-saham
perse-roan terbatas yang dimiliki oleh PT. SJV, dengan jalan: (1) Penjualan mela-lui pasar
modal/bursa; (2) Menjualnya kepada investor baru; (3) Menjual ke-pada pemegang saham
istimewa/pen-diri; (4) Menjual kepada manajemen PPU;
b. Obligasi Konversi. Obligasi Kon-versi adalah salah satu bentuk penyer-taan modal
tidak langsung yang pada awalnya dilakukan dalam bentuk hutang piutang. Obligasi ini
nantinya dapat dikonversikan menjadi saham. Hal-hal yang perlu diperhatikan da-lam
bentuk ini antara lain anggaran da-sar PPU, ketentuan tentang pengeluaran saham,
kewenangan direksi, dewan ko-misaris dan keputusan RUPS.
Beberapa persyaratan yang harus di-penuhi oleh CPPU yang mengajukan pembiayaan
obligasi konversi adalah pada dasarnya sama dengan penyertaan modal saham, karena
instrumen ini pa-da suatu saat bisa dikonversikan men-jadi saham dan bentuk badan usaha
yang dapat dibiayaipun harus berbentuk perseroan terbatas (PT).
Bentuk (instrumen) pembiayaan ini hanya dilakukan dalam hal badan usaha berbentuk
perseroan terbatas (PT), yaitu dengan memberikan pinjaman yang da-pat dikonversikan
dalam bentuk peng-ambilan saham portepel PPU bersang-kutan.
Skala usaha yang dapat dibiayai de-ngan pembiayaan Obligasi Konversi adalah skala
menengah dan atas, yaitu usaha swasta nasional yang telah mela-kukan kegiatan/usaha
dengan omset atau asset/aktiva diatas ketentuan usaha skala kecil.

54
Ekuitas Vol.3 No.1 Maret 1999 : 46-57
Investasi / pembiayaan PMV sedapat mungkin tidak menjadi pemegang sa-ham mayoritas
pada suatu PPU pada saat konversi dilaksanakan. Adalah ke-wajiban bagi PPU untuk
membayar ke-pada PMV biaya kupon yang nilai dan periode pembayarannya ditentukan
da-lam Perjanjian Pengambilan Pengelu-aran Obligasi (PPOK).
Walaupun Obligasi belum dikonver-sikan sebagai saham, namun untuk se-tiap pembagian
deviden oleh PPU maka PPU wajib untuk melakukan pembagian atas deviden tersebut
kepada PMV , dimana pengertian dari deviden itu sen-diri adalah pembagian keuntungan
atas laba perusahaan (deviden) dalam satu tahun buku seperti yang tercantum da-lam
neraca dan perhitungan laba /rugi yang telah disahkan oleh RUPS, sesuai dengan
Anggaran Dasar Perseroan, di-bagi menurut cara yang ditentukan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
Nilai jual kembali adalah suatu nilai obligasi yang harus dibayar oleh PPU apabila PPU
wajib/ingin membayar kembali obligasi tersebut. Besarnya ni-lai jual kembali ini
ditentukan berda-sarkan Internal Rate of Return (IRR) yang telah ditetapkan dan telah
disetujui sebelumnya dalam PPOK antara PPU dan PMV. Sehingga keuntungan bagi
PMV adalah selisih antara nilai jual kembali Obligasi dengan harga pokok Obligasi
tersebut.
Divestasi oleh PT. SJV akan dilaksa-nakan apabila pengusaha dan perusaha-annya
mampu berdiri sendiri tanpa pembiayaan dari PMV, baik dibidang keuangan maupun non
keuangan. Pem-bayaran kembali Obligasi Konversi PMV dilakukan dengan pembelian
kembali Obligasi Konversi yang dimi-liki oleh PMV, dengan jalan : (a) Dibeli kembali
oleh PPU yang bersangkutan; (b) Dibeli kembali oleh Investor baru.
Dalam suatu Perjanjian Pengeluaran dan Pengambilan Obligasi Konversi an-tara PPU dan
PMV maka diwajibkan terdapat pembatasan-pembatasan di-ba-wah ini selama perjanjian
tersebut ma-sih berlangsung, dimana untuk melaku-kan pembatasan-pembatasan tersebut
maka PPU wajib untuk mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PMV,
Pembatasan-pembatasan yang di-maksud adalah : (1) Melakukan peng-gabungan usaha
atau konsolidasi atau membeli atau dengan cara lain mem-peroleh perusahaan lain atau
saham-saham dalam perusahaan lain atau me-lakukan penyertaan pada perusahaan la-in
dengan cara apapun; (2) Memberikan pinjaman uang atau kredit kepada pihak ketiga; (3)
Menerima pinjaman uang atau kredit dari pihak ketiga; (4) Mem-bayar atau menyatakan
membayar devi-den atau pembagian keuntungan; (5) Mengajukan permohonan pailit atau
li-kuidasi perseroan; (6) Mengubah su-sunan pengurus perseroan, yaitu Dewan Komisaris
dan Dewan Direksi; (7) Pem-batasan-pembatasan lainnya yang di-anggap perlu oleh
PMV.


Alternatif Pendanaan Usaha Kecil dan Menengah (Ali Musyafak)
57
c. Investasi Bagi Hasil. Jenis pembia-yaan ini biasa dikenal profit sharing merupakan
pola pembiayaan kerjasama dimana keuntungan bagi PMV ditetap-kan dengan
menentukan pembagian prosentase tertentu dari keuntungan se-tiap periode tertentu yang
akan dibe-rikan oleh Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) kepada Perusahaan Modal Ventura (PMV) .
Pola pembiayaan ini dilakukan da-lam hal usaha yang akan dibiayai tidak atau belum
berbentuk badan hukum atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penyertaan saham
langsung be-lum atau tidak dapat dipenuhi oleh PPU.
Keuntungan bagi PMV adalah dari prosentase pembagian keuntungan atas hasil usaha
dengan bertitik tolak dari proyeksi Laba/Rugi usaha yang dise-pakati bersama dengan
calon PPU. Maksimal prosentase bagi hasil yang diterima PT. SJV sebesar 50 %. Besarnya prosentase bagi hasil tersebut diatas juga tidak boleh sampai mengganggu arus kas
perusahaan CPPU. Prosentase bagi hasil dapat diperhitungkan terha-dap laba kotor
maupun laba bersih, na-mun untuk keduanya harus sebelum pa-jak badan CPPU.
Pengembalian modal PMV oleh CPPU ditetapkan berdasarkan kemam-puan perusahaan /
usaha tersebut dalam menghasilkan laba serta dengan mem-perhatikan kemampuan arus
kas. Alter-natif yang dapat dipakai dalam mene-tapkan cara pengembalian modal ini
adalah : (a) Secara bertahap menyetor ke rekening perusahaan / joint account, yang
jumlah dan waktunya telah dite-tapkan pada awal kerjasama. Penye-toran dilaksanakan
secara periodik, dan secara otomatis menurunkan jumlah po-kok pembiayaan sampai
lunas; (b) Se-kaligus melunasi pokok pembiayaan pa-da akhir jangka waktu perjanjian.
Untuk jenis pembiayaan penyertaan saham langsung dan obligasi konversi pada modal
ventura dapat dikatakan sa-ma dengan penanaman saham atau obli-gasi konversi seperti
biasanya, hanya saja yang membedakan adalah pada modal ventura mempunyai batas /
kurun waktu penyertaan (tidak untuk dimiliki selamanya), sedangkan penanaman sa-ham
atau obligasi konversi pada umum-nya bisa dimiliki untuk selamanya. Un-tuk jenis
pembiayaan ini biasanya di-gunakan oleh perusahaan berskala me-nengah keatas.
Sedangkan investasi ba-gi hasil biasa digunakan oleh perusaha-an menengah dan kecil.
Untuk lebih jelasnya bagaimana pe-nyertaan modal ventura dengan sistem investasi bagi
hasil diberikan contoh berikut.
UD. “SUMBER PANGAN” sebuah pe-rusahaan kecil bergerak dalam bidang penggilingan padi di daerah lamongan. Sejak tanggal 1 Mei 1996 tercatat seba-gai PPU PT. SJV,
dengan menggunakan penyertaan Investasi bagi hasil sebesar Rp. 175.000.000,- , dalam
kurun waktu 4 tahun dengan divestasi pada akhir ma-sa kerja sama secara langsung
sekaligus (tanggal 30 April 2000). Dalam perjan-jian, prosentase bagi hasil yang disepakati adalah 25 % untuk PT. SJV dan 75 % untuk UD. SP, dan IRR = 20 %.
Capital gain pada akhir masa kerja sama yang disepakati adalah 10 % dari pokok
penyertaan. Komposisi penyer-taan PT. SJV kepada UD. SP adalah sebagai berikut :

54
Ekuitas Vol.3 No.1 Maret 1999 : 46-57
Modal Kerja Sama

Jumlah
Prosentase

Asset(harta) UD. SP
Rp 518.000.000,74,75 %
Penyertaan PT.SJV
Rp 175.000.000,25,25 %
Total Aktiva
Rp 693.000.000,100 %
Seperti telah dikemukakan bahwa salah satu ciri khas modal ventura ada-lah usaha yang
mengandung resiko be-sar atau beresiko tinggi, sebab kemung-kinan untuk mendapatkan
keuntungan di bawah dari yang diharapkan bisa ter-jadi, atau lebih buruk lagi jika tidak
mendapatkan keuntungan sama sekali (pendapatan = 0), yaitu apabila PPU mengalami
kerugian dalam usahanya, bahkan ada juga kemungkinan paling buruk yang bisa dialami
oleh PMV (PT. SJV) yaitu jika PPU mengalami pailit/ bangkrut sehingga tidak mampu
me-ngembalikan pokok pinjaman (penyer-taan), atau bisa diartikan terjadi “Capital Loss”.
Dari data yang dihimpun penulis yai-tu penyertaan investasi bagi hasil sebe-sar Rp
175.000.000,- dalam kurun wak-tu 4 (empat) tahun, dengan IRR 20 % dan capital gain
sebesar 10 % dari po-kok yaitu Rp 17.500.000,- , maka keun-tungan ( bagi hasil yang
telah dite-tapkan 25 % dari laba bersih sebelum pajak) yang diharapkan oleh PT. SJV
minimal sebesar :
n
At

t=0 (1+r)t
dimana At =
= Ao
Arus kas masuk yang diterima PT. SJV
dalam periode t
n = Periode terakkhir aliran kas
 = Menunjukkan jumlah aliran kas
yang
di“discounted”kan
pada akhir tahun 0
sampai dengan
tahun n
r = IRR yang telah disepakati 20 %
pengeluaran kas diawal periode 0
Ao =
(investasi)
Rumus diatas bisa juga ditulis :
A1
A2
A3
A4
X
+
+
+
+
Ao =
(1+r)3
(1+r)4
(1+r)4
(1+r)
(1+r)2
dimana r = IRR = 20 %
x = Divestasi dan capital gain yang sepakati
sehingga, dalam (000) :
A1
A2
A3
175.000 =
+
+
+
A4
X
+


Alternatif Pendanaan Usaha Kecil dan Menengah (Ali Musyafak)
57
(1+0,20)
(1+0,20)2 (1+0,20)3
(1+0,20)4
(1+0,20)4
1
1
1
1
192.500
+
+
+
x At +
(1,20) (1,20)2 (1,20)3
(1,20)4
(1,20)4
dimana At = A1=A2 = A3 = A4
= [ 0,8333 + 0,6944 + 0,5787 + 0,4822 ] x At + 92.833,71914
= 2,5886 x At + 92.833,71914
= 175.000 - 92.833,71914
2,5886
= 82.166,28086
2,5886
= 31.741,59038 = Rp 31.741.590,3
=
At
Jadi (At) aliran kas masuk (pendapatan bagi hasil) minimal yang diharapkan oleh PT.
SJV dalam tiap tahun adalah Rp 31.741.590,38, atau dalam tiap bu-lan adalah Rp
2.645.132,50.
Jika UD. SP hanya bisa memberikan keuntungan bagi hasil di bawah keun-tungan
bagi hasil minimum yang di-harapkan PT. SJV seperti diatas, maka hal tersebut
adalah merupakan resiko yang harus dihadapi oleh PT. SJV
Karena kemungkinan resiko yang tinggi inilah maka pembiayaan melalui modal
ventura (seperti pada PT. SJV) akan bersifat aktif. Aktif mengandung arti pengusaha
modal ventura akan ter-libat dalam unsur-unsur kunci manaje-men. Selain karena
kemungkinan resiko tinggi yang mengakibatkan keikutserta-annya pengusaha modal
ventura, juga dimaksudkan untuk kemajuan perusa-haan pasangan usaha agar berjalan
se-suai yang direncanakan. Dengan demi-kian kemungkinan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan dan meraih “Capital Gain” dapat terwujud.
Adapun hal-hal untuk memperkecil resiko yang dihadapi, PT. SJV/perusa-haan modal
ventura (PMV) melakukan upaya sebagai berikut : (a) Memberikan bimbingan
manajemen dan keuangan kepada PPU; (b) Melakukan kontrol keuangan dalam tiap
bulan; (c) Mem-bantu dalam mencari akses pasar, baik dengan cara mengikutsertakan
dalam acara pameran atau mencarikan peluang untuk pemasaran; (d) Membantu meningkatkan sumber daya manusia dan kemampuan perusahaan dengan mengikutsertakan dalam acara pelatihan, se-minar, pengenalan kemajuan teknilogi atau
pembinaan-pembinaan lainnya; (e) Membantu dalam mengelolah adminis-trasi dan
keuangan; (f) Mengadakan se-mi audit kepada PPU setiap satu semes-ter (6 bulan)
sekali guna mengotrol per-kembangan dan kondisi keuangan PPU.
11. SIMPULAN


Alternatif Pendanaan Usaha Kecil dan Menengah (Ali Musyafak)
57
Penyertaan modal ventura Perusahaan Modal Ventura (PMV) kepada PPU
mempunyai resiko yang tinggi, mulai dari tidak bisa tercapainya keuntungan yang
diharapkan oleh PMV, atau bah-kan tidak mendapatkan keuntungan apa-pun jika PPU
mengalami kerugian, atau kemungkinan terburuk terjadinya “Ca-pital Loss” jika PPU
tidak sanggup me-ngembalikan dana penyertaan kepada PMV dikarenakan telah jatuh
bangkrut / pailit.
Karena tingginya resiko yang ditang-gung Perusahaan Modal Ventura, maka segala
sesuatu yang menyangkut kunci manajemen PPU sedapat mungkin di-tekan
kesalahannya atau menghindari terjadinya kesalahan. Oleh karena itu PMV diharuskan
untuk bisa aktif ter-libat didalam unsur kunci manajemen PPU, mengontrol dan
membantu per-kembangan PPU.
12 KEPUSTAKAAN
Edy Subiyakto, Seminar Modal Ventura Sebagai Alternatif Pembiayaan Bagi Usaha
Kecil, STIESIA, 1994
Handowo Dipo, Sukses Memperoleh Dana Usaha - Dengan Tinjauan Khusus Modal
Ventura, cetakan II, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1993
KPHN Hoedhiono Kadarisman, Modal Ventura - Alternatif Pembiayaan Usaha Masa
Depan, cetakan I, Indonesia Basic Economy Corporati-on, Jakarta, 1995
PT. Sarana Jatim Ventura, Ketentuan Pokok Pembiayaan Perusahaan Mo-dal
Ventura, PT. SJV, 1995.
R.Ali Ridho, Hukum Dagang - Tentang Prinsip dan Fungsi Asuransi dalam Lembaga
Keuangan, Pasar Modal, Lembaga Pembiayaan Modal Ven-tura, dan Asuransi
Haji, Cetakan I, Penerbit Alumni, Bandung, 1992
Suad Husnan, Manajemen Keuangan - Teori dan Penerapan (keputusan Jangka
Panjang), buku I, edisi ke empat, cetakan pertama, BPFE Yogyakarta,Yogyakarta,1997.

Alternatif Pendanaan Usaha Kecil dan Menengah (Ali Musyafak)
57
Download