metode pembelajaran

advertisement
ANALISIS RENCANA PEMBELAJARAN AKADEMI KEBIDANAN
PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Proses Ketrampilan Mengajar Bidang
Kesehatan
Dosen Pengampu: Dr. Sariyatun, M.Pd, M.Hum
Disusun oleh:
Lidia Widia
S541208047
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA
PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN JALUR PARALEL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
1
METODE PEMBELAJARAN
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa
dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola
pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah
satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru
dapat
menguasai
keadaan
kelas
sehingga
tercipta
suasana
belajar
yang
menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976),
melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat
mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457),
menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan
ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa
informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Metode Diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat
dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang
bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat
efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti:
Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses
2
mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang
guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat
pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Macam-Macam Metode pembelajaran
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan
lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode
lainnya.
Metode
Pembelajaran
Resitasi
adalah
suatu
metode
pengajaran
dengan
mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di
mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
tentang obyek yang dipelajarinya.
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan
mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan
selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan
hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan
mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan,
fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan
3
keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada
peserta didik.
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya
lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang
pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat
soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung
berhadapan dengan team pendidik tersebut
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu
metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
TEORI PEMBELAJARAN
Teori pembelajaran terdiri dari teori Behavioristisme, Kognitif, Konstruktivisme dan
Humanistik.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu
berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulusresponnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon
atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan
semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
4
Teori Belajar Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang
hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan
psikolog perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan,
yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan
dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada
kenyataan. teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita
melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.
Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan
persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa
diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan
pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk
struktur kognitif. Menurut teori ini proses belajar akan berjalan baik bila materi
pelajaran yang baru beradaptasi secara klop dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki oleh siswa.
Teori Belajar Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri (Von
Glaserfeld). Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia
kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui
kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang
diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.
Jika behaviorisme menekankan ketrampilan atau tingkah laku sebagai tujuan
pendidikan, sedangkan maturasionisme menekankan pengetahuan yang berkembang
sesuai dengan usia, sementara konstruktivisme menekankan perkembangan konsep
dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat
siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya tua
tetap tidak akan berkembang pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap benar
5
bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau
fenomena yang sesuai.
Teori belajar humanistic sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian
filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar.
Teori humanistic lebih mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu
sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan
untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal.
Teori humanistik berpendapat bahwa belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal
diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
ANALISIS PENGGUNAAN METODE DAN TEORI PEMBELAJARAN
1. Metode Pembelajaran : Ceramah-diskusi
Tiap metode memiliki kebermaknaan tertentu terhadap hasil belajar siswa.
Namun semua bergantung pada guru juga yang menggunakan metode.
Bergantung pada keterampilannya menggunakan metode, berbatung pada
factor-faktor lain yang mendukung kegiatan pembelajaran.
6
Ceramah-Diskusi
Kelebihan

Memberi ruang
kepada siswa
untuk
berpartisipasi,
paling tidak
setelah ceramah
selesai.

Siswa dapat
ditantang
bertanya atau
mengklarifikasi.

Guru dapat
menyelingi
ceramah dengan
diskusi
Kekurangan

Sedikitnya waktu
yang bersisa
menjadi kendala
diskusi.

Efektivitas diskusi
sangat bergantung
pada ketepatan
pertanyaan dan
diskusi sehingga
guru harus
berpindah atara
menjelaskan
dengan diskusi.
Yang Perlu Guru
Persiapkan

Guru harus
menyiapkan
pertanyaan yang
akan memicu
diskusi.

Guru harus
mengantisipasi
tingkat kesulitan
pertanyaan dan
merespon
pertanyaan
siswa dengan
tepat
2. Teori Pembelajaran : Teori Humanistik
Pada dasarnya perkembangan teori belajar itu akan memberi kontribusi
terhadap perkembangan teori pembelajaran. Pada saat ini ada berbagai teori
belajar yang digunakan yang memberi kontribusi terhadap pembelajaran yang
mungkin masih dapat digunakan untuk masa yang akan datang, hanya saja
teori tersebut harus menyesuaiakan dengan kondisi sekarang atau yang akan
datang. Untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik maka seorang pendidik maupun calon pendidik hendaknya lebih
7
memahami teori belajar dan pembelajaran dan mampu mencari alternative
kebaruannya atau menyesuaikan dengan kondisi saat itu. Maka dari itu kita
bisa dengan menganalisis teori tersebut agar teori belajar bisa dipergunakan
dalam pembelajaran secara maksiaml.
Teori humanisme. Teori ini menuntut siswa untuk memahami dan
menganalisis pengalaman yang dialami dan menerapkan dalam kehidupannya.
Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi
sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan
akademik. Teori ini lebih menekankan pada proses kesadaran untuk
memahami potensi, perbedaan, kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh
masing-masing siswa. Jadi seorang guru diharapkan dapat membantu siswa
untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu
untuk mengenal diri mereka sendiri sehingga dapat memaksimalkan potensipotensi yang ada dalam diri mereka.
8
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN MATA KULIAH
AKADEMI KEBIDANAN
PANCA BHAKTI
Jl. Kedaton Jl. ZA Pagar Alam 14 Telepon : 0721 786864 Bandar Lampung
I.
Mata Kuliah
: Asuhan kebidanan patologi (ASKEB VI)
Pokok Bahasan
: Mastitis
Prodi/Fak
: Kebidanan (D-III)/Ilmu Kesehatan
Kelas/Semester
: 2.2 / Genap
Dosen
: Lidia Widia., SST
Pertemuan
: 1 tatap muka
Standar Kompetensi :
Menjelaskan dan mendiskusikan tentang tentang mastitis
II.
Kompetensi Dasar :
Setelah megikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat menjelaskaan
pengertian mastitis, etiologi dan klasifikasi mastitis, tanda gejala dan
penatalaksanaan mastitis.
III.
Indikator :
- Mampu menjelaskan pengertian mastitis.
- Mampu menjelaskan etiologi mastitis.
- Mampu menjelaskan klasifikasi dari mastitis.
- Mampu menyebutkan tanda dan gejala mastitis.
- Mampu menjelaskan penatalaksanaan dari mastitis.
IV.
Alokasi Waktu : 1 x 15 menit
9
V.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah pembelajaran ini mahasiswa dapat :
-
Menjelaskan pengertian mastitis berdasarkan teori untuk pendekatan
dalam pengendalian penyakit patologi pada ibu.
-
Menyebutkan etiologi mastitis berdasarkan teori untuk pendekatan
dalam pengendalian penyakit patologi pada ibu.
-
Menjelaskan klasifikasi dari mastitis berdasarkan teori untuk
pendekatan dalam pengendalian penyakit patologi pada ibu.
-
Menyebutkan tanda dan gejala mastitis untuk mendeteksi
dalam
pengendalian penyakit patologi pada ibu.
-
Menyebutkan penatalaksanaan dari mastitis untuk mendeteksi dalam
pengendalian penyakit patologi pada ibu.
VI.
Materi Pembelajaran :
Terlampir
VII.
Metode Pembelajaran :
Informasi, Diskusi, tanya jawab
VIII. Media Pembelajaran :
Power point, LCD, whiteboard
IX.
Sumber Pembelajaran
a. Cunningham, dkk. 2006. Obstetri William Volume 1. Jakarta: EGC
b. Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius.
c. Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC.
d. Perkumpulan Perinatologi Indonesia. 2004. Manajemen Laktasi.
Jakarta: PERENASIA.
e. Saifudin,dkk. 2002. Buku Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
f. Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan pada Post Partum. Jakarta: EGC.
10
g. Suherni,dkk. 2007. Asuhan Kebidanan pada Post Partum. Yogyakarta:
Fitramaya.
h. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP.
i. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.
X.
Langkah-langkah pembelajaran
Fase
Pembukaan
Inti
Penutup
Kegiatan Pembelajaran
Metode
Waktu
a. Salam pembuka dan persensi.
b. Dosen menjelaskan tentang
kompetensi dan materi yang akan
diajarkan.
c. Dosen memotivasi mahasiswa
agar siap menerima presentasi
materi kuliah dengan memberi
beberapa pertanyaan tentang
materi yang akan diberikan.
d. Dosen menjelaskan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dari awal sampai akhir.
a. Dosen mengajukan pertanyaan
pada peserta didik untuk
mengetahui pengetahuan awal
tentang mastitis.
b. Dosen menjelaskan materi tentang
pengertian, etiologi, klasifikasi,
tanda gejala dan penatalaksanaan
mastitis.
c. Dosen memberi kesempatan
kepada mahasiswa untuk bertanya
tentang materi yang telah
dijelaskan.
Ceramah
2 menit
a. Dosen memberikan evaluasi
dengan memberikan pertanyaan
yang terkait dengan materi
pembelajaran
b. Kesimpulan
Ceramah
11
Tanya
jawab
Ceramah
10 menit
Tanya
jawab
Tanya
jawab
3 menit
Lampiran 1
MATERI PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN
a. Mastitis adalah peradangan pada payudara
(Perkumpulan Perinatologi Indonesia. 2004: 3).
b. Mastitis adalah suatu peradangan pada payudara yang disebabkan kuman,
terutama Staphylococus aureus melalui luka pada puting susu atau melalui
peredaran darah (Mochtar, 1998: 422).
c. Mastitis adalah Suatu proses infeksi pada payudara yang dapat menimbulkan
reaksi sistemik ibu misalnya demam (Sarwono, 2006: 270).
2. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya mastitis adalah sebagai berikut:
a. Pada umumnya yang dianggap porte dientree dari kuman penyebab ialah
putting susu yang luka/lecek dan kuman perkontinuitatum menjalar ke
duktulus- duktulus dan sinus sebagian besar yang ditemukan pada pembiakan
pus ialah stafilokokus aureus (Sarwono. 2006: 482).
b. Organisme penyebab lain yang juga sering ditemukan adalah jenis stafilokok
negatif-koagulase dan streptokokus viridans (Cunningham, 2006: 454).
c. Suatu peradangan pada payudara yang disebabkan kuman terutama
staphylokokus aureus melalui luka pada putting susu atau melalui peredaran
darah.
d. Payudara bengkak / breast engorgement yang tidak disusui secara
adekuat,akhirnya terjadi mastitis.
e. Puting lecet/ sore or cracked nipples akan memudahkan masuknya kuman
dan terjadinya payudara bengkak.
f. Bra yang terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement, jika tidak
disusui dengan adekuat, maka biasa terjadi mastitis.
12
g. Ibu yang dietnya buruk ,kurang istirahat dan anemia akan mudah terkena
infeksi (Saleha, 2009).
3. KLASIFIKASI
a.
Terdapat dua jenis mastitis yaitu:
1) Non Infective Mastitis adalah mastitis yang hanya terjadi karena milk stasis .
2) Infective Mastitis adalah mastitis yang telah terinfeksi bakteri.
b.
Mastitis lazim dibagi dalam:
1) Mastitis gravidarum
2) Mastitis puerperalis
Karena memang penyakit ini boleh dikatakan hampir selalu timbul pada
waktu hamil dan laktasi (Prawirohardjo.2006: 482).
c.
Berdasarkan lokasinya mastitis terbagi atas:
1) Berada dibawah aerola mamae.
2) Berada ditengah aerola mamae.
3) Mastitis yang lebih dalam antara payudara dan otot-otot (Mochtar. 1998: 422).
4. GEJALA
Gejala mastitis supuratif jarang terlihat sebelum minggu akhir pertama
masa nifas dan umumnya baru ditemukan setelah minggu ketiga atau
keempat. Bendungan yang mencolok biasanya mendahului inflamasi dengan
keluhan pertamanya berupa menggigil atau gejala rigor yang sebenarnya, yang
segera diikuti oleh kenaikan suhu tubuh dan peningkatan frekuensi denyut
nadi. Payudara kemudian menjadi keras serta kemerahan dan pasien
mengeluhkan rasa nyeri.
Gejala mastitis menurut Suherni,dkk (2007) yaitu:
13
a. Gejala mastitis non-infeksius adalah:
1) Ibu memperhatikan adanya bercak panas atau area nyeri tekan akut.
2) Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras didaerah nyeri tekan
tersebut.
3) Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.
b. Gejala mastitis infeksius adalah:
1) Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot seperti flu.
2) Ibu dapat mengeluh sakit kepala.
3) Ibu demam dengan suhu diatas 37°C.
4) Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara.
5) Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya (tandatanda akhir).
6) Kedua payudara mungkin terasa keras dan tegang “pembengkakan”.
Gejala – gejala yang dirasakan adalah sebagai berikut:
1. Bengkak, nyeri pada seluruh payudara/ nyeri lokal.
2. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal.
3. Payudara keras dan berbenjol-benjol.
4. Panas badan dan rasa sakit umum (Saleha,2009).
5. PENATALAKSANAAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Tatalaksana awal yaitu:
Teruskan menyusui menggunakkan pada payudara yang bengkak sesering
mungkn agar terjadi pengurangan bengkak.
Kompres hangat
Posisi menyusui diubah-ubah setiap saat.
Gunakkan bra yang longgar.
Beristirahat cukup disertai asupan gizi yang sehat.
Banyak minum kira-kira 2 liter perhari.
Lakukan senam laktasi yaitu menggerakan lengan secara berputar sehingga
sendi bahu ikut bergerak kearah yang sama guna membantu memperlancar
peredaran darah dan limfe di payudara.
Evaluasi 3 hari
14
Bila payudara tegang/ indurasi dan kemerahan, maka:
a. Berikan kloksasilin 500mg setiap 6 jam selama 10 hari. Bila belum berkurang
sebelum terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang.
b. Sangga payudara.
c. Kompres hangat/ dingin.
d. Bila diperlukan, berikan paracetamol 500mg peroral setiap 4jam.
e. Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada pus.
f. Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik (ibu profen,
asetaminofen) untuk mengurangi demam dan nyeri.
g. Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi (>39°C),
periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptotokal.
h. Pertimbangkan pemberian antibiotik antistafilokokus kecuali jika demam dan
gejala berkurang.
i. Eritomisin diberikan pada wanita yang sensitive terhadap penisilin dan bila
organisme resisten dicurigai penyebab sementara menunggu hasil biakan
laboratorium.
j. Ikuti perkembangan 3hari setelah pemberian pengobatan
(Mansjoer. 2001: 421)
(Saifuddin,A. 2002: M-39)
(Sarwono,2006: 482)
(Suherni, dkk. 2007: 57)
15
Download