Sesi 1 - Poltekkes Medan

advertisement
KEGIATAN
BELAJAR 3
PRAKTIKUM PEMERIKSAAN VITAL SIGN
=====================================================
Waktu 200 menit ( 2 Jam)
Sekarang kita masuki Kegiatan Belajar 3, dalam kegiatan belajar ini
anda akan mempelajari tentang bagaimana cara melaksanakan pemeriksaan
vital sign pada ibu hamil.
Pemeriksaan vital sign terdiri dari pemeriksaan tekanan darah, nadi,
suhu tubuh dan pernafasan.
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran praktik ini, anda diharapkan mampu
melaksanakan pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan pada
ibu hamil.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah melakukan kegiatan belajar praktikum anda diharapkan
dapat :
1. Melakukan persiapan alat dan bahan untuk pemeriksaaan TD, Nadi,
Suhu dan pernafasan pada ibu hamil.
2. Melakukan langkah-langkah pemeriksaan TD, nadi, suhu dan
pernafasan pada ibu hamil.
3. Melakukan pemeriksaan TD, nadi, suhu dan pernafasan pada ibu hamil
secara efektif dan efesien.
4. Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan TB dan BB pada buku
KIA, kartu ibu atau status ibu hamil.
Pokok-Pokok Materi
1. Persiapan alat dan bahan untuk pemeriksaan TD, nadi, suhu dan
pernafasan ibu hamil.
2. Langkah-langkah pemeriksaan TD, nadi, suhu dan pernafasan ibu
hamil.
3. Pemeriksaan TD, nadi, suhu dan pernafasan dan BB dengan efektif dan
efesien
4. Pendokumentasian hasil pemeriksaan TBdan BB pada buku KIA, kartu
ibu atau status ibu hamil.
55
Uraian
materi
1.
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
A. ASPEK PENGETAHUAN
Tekanan darah arteri adalah tekanan darah lateral yang disebabkan
oleh volume darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan darah merupakan
hasil curah jantung dan tahan pembuluh darah tepi. Tekanan darah
bergantung pada volume darah yang diejeksikan, kecepatan, distensibilitas
dinding arteri, viskositas darah, dan tekanan didalam pembuluh setelah
ejeksi terakhir.
Tekanan darah sistolik merupakan puncak tekanan didalam arteri
yang diatur oleh isi sekuncup dan kelenturan pembuluh darah. Tekanan
darah diastolik merupakan tekanan darah didalam arteri dan bergantung
pada tahanan perifer. Perbedaan tekanan sistolik dan diastolik adalah nadi.
Tekanan darah pada lengan kanan biasanya 5-10 mmHg lebih tinggi
dibandingkan dengan tekanan darah pada lengan kiri. Sedangkan tekanan
darah ditungkai biasanya 15-20 mmHg lebih tinggi dibandingkan dengan
tekanan darah pada lengan, meskipun dengan berbaring. Hal ini sebagian
berkaitan dengan hukum poisuille, yang pada intinya menyatakan tahanan
total pembuluh darah yang dihubungkan secara pararel lebih besar daripada
tahanan satu pembuluh darah besar. Tekanan darah di dalam aorta lebih
kecil dibandingkan tekanan darah di dalam cabang-cabang arteri ekstremitas
bawah.
Tekanan darah sangan bervariasi bergantung ada tingkat eksitasi
pasien, tingkat aktivitas, kebiasaan merokok, nyeri, distensi kandung kemih,
atau pola diet. Selama pernapasan tenang biasanya terjadi penurunan
tekanan darah sistolik sampai 10 mmHg pada waktu inspirasi.
Prinsip Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah dapat diukur secara langsung dengan kateter intraarterial atau secara tidak langsung dengan sfigmomanometer.
Sfigmomanometer terdiri dari kantung karet yang dapat digembungkan di
dalam suatu penutup kain, bola karet untuk memompa kantong, dan
manometer untuk mengukur tekanan di dalam kantong karet.
Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung meliputi deteksi
timbul dan hilangnya bunyi korotkoff secara aukultasi di atas arteri yang
ditekan. Bunyi korotkoff adalah bunyi bernada rendah yang berasal dari
56
dalam pembuluh darah yang berkaitan dengan turbulensi yang dihasilkan
dengan menyumbat arteri secara parsial dengan manset tekanan darah.
Ada beberapa fase yang terjadi secara berurutan ketika tekanan
penyumbat turun. Fase 1, terjadi bila tekanan penyumbat turun sampai
tekanan darah sistolik, suara mengetuknya jelas dn berangsur-angsur
intensitasnya meningkat ketika tekanan penyumbat turun. Fase 2, terjadi
pada tekanan kira-kira 10-15 mmHg dibawah fase 1 dan terjadi dari suara
mengetuk ynng diikuti dengan bising. Fase 3, terjadi bila tekanan
penyumbat turun cukup banyak sehingga sebagian besar volume darah dapat
mengalir melalui arteri yang tersumbat sebagian. Bunyinya serupa dengan
bunyi pada fase 2, kecuali ketika hanya terdengar bunyi ketukan. Fase 4,
terjadi bila intensitas suara tiba-tiba melemah ketika tekanan mendekati
tekana darah diastolik. Fase 5, terjadi bila bunyi sama sekali menghilang,
pembuluh darah tidak tertekan lagi oleh manset penyumbat, dan sekarang
tidak ada lagi aliran turbulensi.
Tekanan darah normal orang dewasa sampai 140 mmHg untuk
siastolik dan sampai dengan 95 mmHg untuk diastoliknya. Titik hilangnya
bunyi korotkoff mungkin lebih tepat ketimbang tidak meredupnya untuk
penentuan tekanan diastolik. Akan tetapi, jika titik hilangnya lebih dari 10
mmHg dari titik meredup, titik meredup mungkin lebih akurat. Pencatatan
titik meredup dan menghilangnya bunyi ini sering membantu komunikasi.
Sehingga tekanan darah dapat dicatat dengan 125/75-65 mmHg. Tekanan
darah sistolik 125 mmHg, titik meredup 75 mmHg, menghilang 65 mmHg
yang disebut sebagai tekanan darah diastolik.
Ukuran manset penting untuk menentukan tekanan darah yang tepat.
Manset ini harus diingkarkan dengan sempit di sekeliling lengan dengan
tepi bawah 2,5 cm diatas fosa antekubiti. Manset ini sebaiknya 20% lebih
lebar daripada diameter ekstremitas dan kantong karet harus terletak diatas
arteri. Pemakaian manset yang terlalu kecil untuk lengan berukuran besar
akan menghasilkan pengukuran tekanan darah yang lebih tinggi daripada
sebenarnaya.
Pada pengukuran tekanan darah kita akan mengenal istilah celah
auskultasi yaitu keadaan hening yang disebabkan oleh lenyapnya bunyi
Korotkoff setelah muncul untuk pertama kali dan timbulnya kembali bunyi
ini pada tekanan darah yang lebih rendah. Celah auskultasi pada sewaktu
terjadi penurunan aliran darah ke ekstremitas, seperti ditemukan pada
hipertensi dan stenosis aorta. Kepentingan klinis ini adalah tekanan darah
sistolik dapat ditemukan secara keliru pada tingkat yang lebih rendah, yaitu
titik timbulnya kembali bunyi Korotkoff. Untuk meyakinkan pemeriksaan
tekanan sistolik dapat pula dibandingkan dengan pengukuran tekanan darah
secara palpasi.
57
Teknik Pengukuran tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan pasien berbaring
telentang yang nyaman. Kantong manset diletakan diatas arteri brakhialis
kanan. Jika lengannya terlalu gemuk, pakailah manset paha. Lengan sedikit
difleksikan dan disokong kira-kira setinggi jantung. Pengukuran tekanan
darah secara palpasi ini seperti diuraikan diatas untuk menentukan tekanan
sistolik secara memadai dan untuk menyingkirkan permasalahan karena
adanya celah auskultasi, sebaiknya tekanan darah mula-mula diperiksa
dengan cara palpasi.
Menurut prosedur ini arteri brakhialis atau radialis kanan dipalpasi
sementara manset di pompa di atas tekanan yang dipperlukan untuk
menghilngkan denyut nadi. Sekrup yang dapat di putar di buka perlahan
untuk mengurangi tekanan didalam kantong karet secara lambat. Tekanan
sistolik diketahui dengan timbulnya kembali denyut brakial. Segera setelah
denyut teraba, sekrup itu dibuka untuk mengurangi tekanan kantong karet
dengan cepat. Ini adalah tekanan darah sistolik.
Hamil menyebabkan peningkatan volume darah, curah jantung, dan
frekuensi jantung. Tekanan turun pada kehamilan trimester I meningkat
sejak pertengahan kehamiln sampai titik maksimal pada trimester III.
Teknik untuk mendapatkan yang akurat.
 Posisi lengan sejajar jantung (midsternum)
 Lengan horizontal dan disangga..
 Kantong manset pada arteri brakhialis.
 Pengempisan tidak terlalu cepat dan tidak menghentikan
pengempisan manset diantara sistole dan diastole.
 Bila hasil tidak normal lakukan pengulangan 2 kali dan hitung
rata-ratanya.
B. ASPEK KETERAMPILAN
1. Menyiapkan alat :
 Tensimeter
 Stetoskop
 Status ibu
 Alat tulis
2. Menyiapkan lingkungan:
a. Tempat tidur tempat ibu berbaring
b. Meletakan kursi untuk pemeriksaan di dekat tempat tidur ibu
3. Menyiapkan ibu:
a. Menyapa ibu dengan sopan sesuai dengan kondisi
b. Memberi informasi kepada ibu tentang tujuan dan maksud
pemeriksaan
c. Mempersilahkan ibu berbaring di tempat tidur
58
d. Memberi tahu prosedur pemeriksaan
4. Melaksanakan prosedur pemeriksaan:
a. Menyingsingkan lengan baju ibu pada tangan yang tidak aktif
b. Memasang manset tensimeter pada lengan atas, kira-kira 3cm di
atas fossa kubiti dengan pipa karet diletakan disebelah luar
lengan, dan tensimeter diletakan di atas tempat tidur, kemudian
membuka kunci air raksa pada tensimeter
c. Memakai stetoskop untuk mendengarkan denyut arteri brakhialis
d. Meraba denyut arteri brakhialis dengan ujung jari tengah dan jari
telunjuk, ibu tidak diperkenankan menggenggam atau
mengepalkan tangan
e. Meletakan piring stetoskop pada arteri brakhialis
f. Mengunci skrup balon udara
g. Memompa manset melalui balon udara sampai denyut arteri
brakhialis tidak terdengar lagi
h. Mendengarkan bunyi denyutan arteri sambil membuka skrup
balon udara untuk menurunkan tekanan manset pada lengan,
dilakukan secara perlahan
i. Menentukan bunyi jantung sistole dan diastole dengan cara :
 Bunyi denyut arteri pertama yang terdengar adalah sistole
 Bunyi denyut arteri yang terakhir terdengar adalah diastole
j. Menutup kunci air raksa dan membuka manset
Merapikan manset dan mengunci tensimeter dengan aman
k. Menganalisis hasil pemeriksaan :
 Tekanan darah normal : bila perubahan tekanan darah
sebelum hamil dan saat hamil berkisar 10 mmHg
 Tekanan darah tinggi : sistole ≥ 140 mmHg, diastole > 100
mmHg
 Tekanan darah rendah : sistole ≤ 90 mmHg
l. Merapikan lengan baju ibu
m. Merapikan alat
n. Mencatat hasil pemeriksaan ke dalam status ibu
C. ASPEK SIKAP
Sikap kerja yang diperlukan dalam tindakan ini adalah:
1. Berhati-hati supaya tensimeter tidak rusak
2. Cermat
3. Tanggap
4. Teliti
59
2. MENGUKUR SUHU TUBUH
A. ASPEK PENGETAHUAN
Menurut Johnson dan Taylor (2005) suhu tubuh adalah
keseimbangan antara panas yang diperoleh dan panas yang hilang. Nilai
normal suhu tubuh menurut Dubois (1948) dalam Johnson dan Taylor
(2005) antara 35,8-37˚c. perubahan suhu tubuh yang konstan perlu selalu
dipertahankan sebab terjadinya kenaikan suhu tubuh menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen jaringan dan disertai dengan peningkatan
frekuensi detak jantung. Setiap peningkatan suhu tubuh 1 C terjadi
peningkatan frekuensi nadi sekitar 20 kali denyut nadi per menit
(Gould,1994; Jhonson dan Taylor, 2005).
Apabila terjadi kenaikan suhu tubuh mencapai 40,5 C mulai terjadi
kerusakan sel. Bila melebihi 42 C menyebabkan disfungsi otak, koma, atai
kolaps. Sebaliknya, bila terjadi penurunan suhu akan terjadi keletihan dan
aktivitas tidak akan terkoordinir, kehilangan kesdaran sampai kematian.
Penyebab kenaikan suhu tubuh, antara lain variasi diurnal, siklus
menstruasi, digesti, laju metabolism tubuh, mandi hangat, demem,
penggunaan anestesi umum alkohol, dan adanya infeksi kuman.
Pengaruh Kehamilan Terhadap Perubahan Suhu Tubuh
Akibat adanya peningkatan hormone progesterone yang disertai
dengan peningkatan metabolisme tubuh ibu hamil, jumlah panas yang
dihasilakan juga meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya penigkatan
suhu tubuh yang konstan pada ibu hamil. Blackburn dan Harper (1992).
Jhonson dan Taylor (2005) mengatakan bahwa ibu hamil mengalami
peningkatan suhu tubuh sampai 0,5 C, meskipun pada ibu hamil sudah ada
upaya kompensasi seperti pengeluaran panas lewat pernapasan dan
pengeluaran keringat.
Pengukuran Suhu Tubuh Ibu Hamil
Pengukuran suhu tubuh bisa dilakukan di beberapa bagian tubuh,
yaitu mulut (oral), anus, telinga, dan ketiak (aksila). Pengukuran suhu tubuh
pada ibu hamil normal paling tepat dilakukan disekitar ketiak (aksila), oleh
karena tidak banyak menggangu kenyaman untuk pengukuran suhu tubuh.
Ibu hamil yang tidak mengalami pecah ketuban sebelum waktnya (ketuban
pecah dini), pengukuran suhu tubuh paling tepat dilakukan di anus.
Pengukuran suhu tubuh pada ibu hamil dilakukan setiap kali kunjugan
antenatal atau setiap bidan member asuhan pada ibu hamil di rumah. Pada
ibu hamil yang dirawat di rumah sakit karena ada satu penyulit pengukuran
suhu tubuh dilakukan dua kali sehari atau setiap saat bila diperlukan. Tujuan
pengukuran suhu tubuh pada ibu hamil adalah untuk mengetahui adanya
tanda-tanda infeksi.
60
B. ASPEK KETERAMPILAN
Pemeriksaan ini dilaksanakan setelah/bersamaan dengan pemeriksaan
tekanan darah.
1. Menyiapakan alat dan bahan (bersamaan dengan alat pemeriksaan
inspeksi)
 Thermometer aksila
 Larutan klorin 0,5%, larutan dtergen, air bersih dalam gelas
 Tisu
2. Menyiapkan ibu dengan memberi tahu tentang tujuan pemeriksaan
3. Melaksanakan prosedur pemeriksaan:
 Meminta ibu melonggarkan pakain agar mudah memasang
termometer
 Membersihkan bagian katiak yang akan diukur dengan
menggunakan tisu
 Memastikan thermometer pada skala 0
 Memasukkan thermometer pada ketiak ibu kemudian meminta
ibu menjepit thermometer
 Menunggu selam 5 menit dan memastikan thermometer aman
dan pada posisi yang tepat
 Mengambil thermometer dari ketiak ibu
 Membaca hasil dengan melihat skala yang ditunjukkan air raksa
pada thermometer, membaca pasisi sejajar mata
 Merandam thermometer dengan larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
 Kemudian dicuci dengan larutan detergen dan dibilas dengan ir
bersih
 Keringkan dan letakkan pada tempat semula
 Mencatat hasil pengukuran
 Merapikan dan membereskan alat
C. ASPEK SIKAP
Sikap kerja yang diperlukan dalam tindakan ini adalah:
1. Berhati-hati
2. Cermat
3. Teliti
4. Menjaga privasi
61
3. PENGHITUNGAN DENYUT NADI
A. ASPEK PENGETAHUAN
Denyut nadi adalah pelebaran dan rekoil arteri elastis berirama pada
saat ventrikel memompakan darah kedalam sirkulasi. Nadi teraba diseluruh
bagian tubuh tempat arteri dapat dipalapasi diatas bagian yang keras,
biasanya tulang. Pengkajian nadi meliputi frekuensi, volume dan
keteraturan. Nadi yang lambat atau cepat mengidentifikasikan perubahan
dalam jumlah darah yang dipompakan.
Pengkajian nadi yang paling sering dilakukan adalah pada arteri
radialis, karena tempat ini udah dijangkau. Bila pada pemeriksaan terjadi
ketidaksesuaian antara denyut jantung dan arteri perifer maka dapat
dilakukan pengukuran keduanya secara bersamaan.
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan frekuensi jantung sejak
kehamilan 4 minggu sekitar 15-20 denyut per menit, kondisi ini memuncak
pada usia gestasi 28 minggu. Hal ini disebabkan peningkatancurah jantung
dan isi sekuncup akibat peningkatan total volume darah. Penurunan
frekuensi juga terjadi selama kehamilan trimester III, perubahan posisi juga
berpengaruh pada frekuensi denyut jantung. Pada posisi telentang dan
duduk, frekuensi lebih tinggi dari pada ibu dengan posisi dorsal rekumben.
Perubahan ini biasanya dapat disebabkan adanya anemia ringan, misalnya
denyut ekstra, namun tidak berbahaya dan akan hilang tanpa pengobatan.
Pada wanita dewasa normal, frekuensi denyut jantung yang teratur kira-kira
70 denyut per menit dengan rentang anatara 60-100 denyut per menit.
B. ASPEK KETERAMPILAN
Menghitung denyut nadi dilaksanakan bersamaan dengan mengukur
suhu badan, sehingga persiapan alat dikerjakan bersamaan.
1. Menyiapkan alat:
a. Arloji dengan jarum detik
b. Status ibu
c. Alat tulis
2. Menyiapkan lingkungan:
a. Tempat tidur/kursi tempat ibu berbaring/ duduk
b. Meletakkan kursi untuk pemeriksaan didekat tempat tidur ibu
3. Menyiapkan ibu:
a. Memberi informasi kepada pasien tentang tujuan dan pemeriksaan
b. Memberitahu prosedur pemeriksaan
4. Melaksanakan prosedur pemeriksaan:
a. Mempersilahkan ibu duduk ditempat yang telah disediakan
b. Pemeriksa berada disebelah kanan ibu
62
c. Meraba denyut arteri radialis dengan ujung jari tengah dan jari
telunjuk, ibu tidak diperkenankan menggenggam atau mengepalkan
tangan
d. Melakukan tekanan secara perlahan, kemudian lakukan perhitungan
dengan menggunakan jarum detik selama 1 menit bila denyut nadi
tidak teratur. Bila enyut nadi teratur, lakukan penghitungan 15
detik kalikan 4.
e. Menganalisis hasil pemeriksaan:
 Normal: 70-90 x/ menit
 Takikardia: > 90 x/ menit
 Bradikardia: < 60 x/ menit
f. Merapikan alat
g. Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu
C. ASPEK SIKAP
Sikap yang harus ditunjukkan peserta didik adalah:
1. Cermat, supaya bisa menentukan lokasi denyut nadi dengan rapat.
2. Berhati-hati supaya hasil penghitungan denyut nadi sesuai dengan
kondisi ibu.
3. Teliti dalam mencatat frekuensi denyut nadi pada status ibu, tidak salah
dan tidak teratur dengan status ibu yang lain.
3. PENGHITUNGAN PERNAPASAN
A. ASPEK PENGETAHUAN
Pernapasan internal merupakan upaya tubuh untuk memasukkan
oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ( sistem metabolisme tubuh).
Pernapasan yang normal dapat diobservasi dari frekuensi per menit,
kedalaman,keteraturan, dan tanda-tanda yang menyertai, seperti bunyi nafas
dan bau nafas (Johnson dan Taylor,2005).
Dalam keadaan istirahat, pernapasan orang dewasa normal berkisar
12-20 kali dalam 1 menit ( Konur et la. [1998]dalam Johnson dan Taylor
[2005]. Setiap orang dapat mengendalikan pernapasan secara individual
dalam waktu tertentu, misalnya pada waktu berenang, bernyanyi, berpidato,
lari cepat dan sebagainya. Dalam kondisi normal, penapasan berlangsung
secara otomatis. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pernapasan,
yaitu:
1. Kondisi kesehatan yang menyebabkan gangguan pada organ napas
dan berhubungan dengan pernapasan,misalnya infeksi paru-paru.
2. Pemakaian obat-obatan, misalnya obat penenang, narkotika,
analgetik yang dapat menurunkan kedalaman pernapasan. Kecepatan
pernapasan berhubungan dengan kecepatan denyut nadi dengan
63
perbandingan satu kali bernapas lebih kurang 4 kali denyut nadi.
Dalam keadaan suhu tubuh meningkat, kecepatan bernapas juga
meningkat karena tubuh berupaya melepaskan kelebihan panas.
Pusat pernapasan berada pada medula oblongata pada tengkorak.
Apabila tekanan pada tengkorak pada kepala bertambah akan
mempengaruhi pernapasan menjadi tidak teratur. Dalam keadaan
anemia, ketika terjadi penurunan jumlah sel-sel darah merah daya
angkut oksigen dalam darah berkurang untuk mengompensasi
jumlah pemasukan oksigen ke dalam tubuh maka frekuensi
pernapasan bertambah cepat.
1. Perubahan Pernapasan Akibat Kehamilan
Untuk memelihara kesehatan ibu dan janin dalam kandungan, pada
tubuh seorang ibu hamil akan terjadi upaya mengompensasi pemasukan
oksigen ke dalam tubuh ibu yang semula hanya untuk kebutuhan satu
individu pada saat hamil menjadi dua individu dan 3-4 individu pada
kehamilan ganda. Fungsi dan anatomi saluran pernapasan juga berubah
menjadi sebagian besar pernapasan dilakukan secara diafragmatik.
Diafragma terkadang ke atas, sedangkan tulang rusuk akan lebih
menonjol akibat adanya pembesaran uterus. Adanya peningkatan kadar
hormon progesteron menyebabkan otot-otot polos alveoli menjadi rileks.
Uterus menahan diafragma dari bawah. Dengan demikian pernapasan
pada ibu hamil lebih dalam, namun frekuensi tidak berubah.
2. Pengkajian Pernapasan Ibu Hamil
Pengkajian pernapasan pada ibu hamil dilaksanakan setiap ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal di unit pelayanan kebidanan dan apabila
ibu hamil dirawat inap dengan penyulit kehamilan. Tujuan pengkajian
pernapasan pada ibu hamil adalah mendeteksi secara dini adanya
penyakit yang berhubungan dengan pernapasan yang kemungkinan
sebagai penyulit kehamilan dan diprediksi akan membahayakan
keselamatan ibu dan janin selama kehamilan dan menghambat jalannya
persalinan.
B. ASPEK KETRAMPILAN
Pemeriksaan ini dilakukan berurutan setelah menghitung denyut nadi.
1. Menyiapkan alat dan bahan (bersamaan dengan pemeriksaan
inspeksi).
 Alat pengukur waktu (jam tangan)
 Buku catatan dan alat tulis
2. Menyiapkan ibu dengan memberi tahu tentang tujuan pemeriksaan
3. Melaksanakan prosedur pemeriksaan:
 Meminta ibu meletakkan tangan diatas dadanya
64




Memegang pergelangan tangan ibu sambil merasakan
gerakan dada ketika ibu melakukan inspirasi dan ekspirasi
Menghitung jumlah pernapasan selama 1 menit
Mencatat hasil penghitungan
Merapikan dan membereskan alat-alat
C. ASPEK SIKAP
Sikap kerja yang diperlukan dalam tinsakan ini adalah:
1. Berhati-hati
2. Cermat
3. Tanggap
4. Teliti
65
PRAKTIKUM
MAHASISWA
Alat Dan Bahan
Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan vital sign pada ibu
hamill anda harus menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Persiapan alat dan bahan untuk pemeriksaan TD, nadi, suhu dan
pernafasan pada ibu hamil.
2. Langkah-langkah pemeriksaan TD, nadi, suhu dan pernafasan pada ibu
hamil.
3. Pemeriksaan TD, nadi suhu dan pernafasan dengan efektif dan efesien.
4. Pendokumentasian hasil pemeriksaan TD, nadi, suhu dan pernafasan
pada buku KIA dan status ibu hamil.
Langkah-langkah Kegiatan
Praktikum pemeriksaan TD, nadi, suhu dan pernafasan pada ibu
hamil ini dapat anda lakukan di laboratorium skill atau real setting klinik.
Langkah awal yang anda lakukan adalah : mempersiapkan alat dan bahan
untuk pengukuran TD, nadi, suhu dan pernafasan pada ibu hamil sesuai
dengan penuntun belajar berikut ini.
66
67
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
Nama mahasiswa :
NIM
:
Kompetensi
: Asuhan kebidanan ibu hamil
Unit kompetensi
: Pengumpulan data objektif
Subunit kompetensi : Pengukuran tekanan darah
A. ASPEK PENGETAHUAN
Standar
Kisi-kisi pengetahuan kritis
Nilai
Ket
Nilai batas lulus:60
1. Tujuan melakukan pengukuran tekanan
Bobot : 20%
darah
2. Perubahan tekanan darah dalam masa
kehamilan
3. Teknik mendapatkan tekanan darah yang
akurat
4. Prosedur pemeriksaan tekanan darah
B. ASPEK KETERAMPILAN
Standar
Aspek keterampilan yang dinilai
Keterampilan Ket
Ya
Tidak
Nilai batas
1. Menyiapkan alat:
lulus: 100
- Tensimeter
Bobot: 60%
- Stetoskop
- Status ibu
- Alat tulis
2. Menyiapkan lingkungan:
- Tempat tidur atau kursi tempat ibu berbaring/
duduk.
- Meletakkan kursi untuk pemeriksaan di dekat
tempat tidur ibu.
- Menyiapkan ibu:
- Menyapa ibu dengan sopan sesuai dengan
Kondisi.
- Memberi informasi kepada ibu tentang tujuan
dan maksud pemeriksaan
- Mempersilahkan ibu duduk kursi
- Memberi tahu prosedur pemeriksaan
- Melaksanakan prosedur pemeriksaan:
- Menyingsingkan lengan baju ibu pada tangan
yang tidak aktif.
- Memasang manset tensimeter pada lengan
atas, kira-kira 3 cm di atas fossa kubiti
dengan pipa karet diletakkan diatas tempat
tidur.
-Memakai stetoskop untuk mendengarkan
denyut arteri brakhialis.
-Meraba denyut arteri brakhialis dengan ujung
jari tengah dan jari telunjuk, ibu tidak
68
diperkenankan menggenggam atau
mengepalkan tangan.
- Meletakkan piring stetoskop pada arteri
brakhialis .
- Mengunci skrup balon udara.
-Memompa manset melalui balon udara sampai
denyut arteri brakhialis tidak terdengar lagi.
-Mendengarkan bunyi denyutan arteri sambil
membuka skrup balon udara untuk
menurunkan tekanan manset pada lengan,
dilakukan secara perlahan.
-Menentukan bunyi jantung sistole dan diastole
dengan cara:
- Bunyi denyut arteri pertama yang
terdengar adalah systole.
- Bunyi denyut arteri yang terakhir
terdengar disebut diastole
-Menganalisis hasil pemeriksaan:
Tekanan darah normal: bila perubahan tekanan
darah sebelum hamil dan saat hamil berkisar
10 mmHg.
a. Tekanan darah tinggi: sistole ≥140
mmHg, diastole >100 mmHg.
b. Tekanan darah rendah: sistole ≤90
mmHg
- Merapikan lengan baju ibu
- Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
- Merapikan alat.
- Mencatat hasil pemeriksaan ke dalam status
ibu
C. ASPEK SIKAP
Standar
Aspek sikap yang dinilai
Nilai batas 1. Bekerja
lulus: 60
hati-hati
Bobot: 20% 2. Cermat
3. Tanggap
4. Teliti
Selalu
Sring
Aspek sikap
KadangJarang
kadang
Tidak
pernah
secara
69
Ket
DAFTAR TILIK
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Nama mahasiswa
Nim
Tingkat/semester
Tanggal penilaian
:
:
:
:
Nilai setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau
tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan)
2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi raguragu
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya
diri
N /A : Langkah kerja atau kegitan tidak diperlukan dalam observasi ini
LANGKAH / TUGAS
0
KASUS
1 2 3
N/A
PERSIAPAN
1. Alat:
 Tensimeter
 Stetoskop
 Status ibu
 Alat tulis
2. Tempat:
 Tempat yang nyaman untuk ibu
berbaring/duduk (pencahayaan yang
cukup, sirkulasi udara baik)
3. Persiapan ibu:
 Menyapa ibu dengan sopan dan sesuai
dengan kondisi
 Memberi informasi kepada ibu tentang
tujuan dan maksud pemeriksaan
 Persilahkan ibu duduk diatas kursi
 Memberi tahu prosedur pemeriksaan
PELAKSANAAN
1. Menyingsingkan lengan baju ibu pada tangan
yang tidak aktif
2. Memasang manset tensimeter pada lengan
atas, kira-kira 3cm di atas fossa kubiti dengan
pipa karet diletakkan diatas tempat tidur
70
3. Memakai stetoskop untuk mendengarkan
denyut arteribrakhialis
4. Meraba denyut arteri brakhialis dengan ujung
jari tengah dan jari telunjuk dengan cermat,
ibu tidak diperkenankan menggenggam atau
mengepalkan tangan
5. Meletakkan piring stetoskop pada arteri
brakhialis
6. Mengunci skrup balon udara
7. Memompa manset melalui balon udara
sampai denyut arteri brakhialis tidak
terdengar lagi secara hati-hati
8. Mendengarkan bunyi denyutan arteri sambil
membuka skrup balon udara untuk
menurunkan tekanan manset pada lengan,
dilakukan secara perlahan dan teliti
9. 9. Menentukan bunyi jantung sistole dan
diastole dengan cara:
 Bunyi denyut arteri pertama yang
terdengar adalah systole
 Bunyi denyut arteri yang terakhir
terdengar disebut diastole
10. Menganalisis hasil pemeriksaan:
 Tekanan darah normal: bila perubahan
tekanan darahsebelum hamil dan saat
hamil berkisar 10 mmHg
 Tekanan darah tinggi: sistole ≥140 mmHg,
diastole >100 mmHg
 Tekanan darah rendah: sistole ≤90 mmHg
11. Merapikan lengan baju ibu
12. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
13. Merapikan alat dengan teliti
14. Mencatat hasil pemeriksaan ke dalam status
ibu secara cermat
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100 =
141
TANGGAL
:
PARAF PEMBIMBING :
TANDA TANGAN PRAKTIKAN :
71
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
Nama Mahasiswa
NIM
Kompetensi
Unit kompetensi
Subunit kompetensi
:
:
:
:
: Pengukuran suhu
A. ASPEK PENGETAHUAN
S tB.
andar
Nilai batas
lulus : 60
Bobot
: 20 %
Kisi-kisi pengetahuan kritis
Nilai
Ket
1. Tujuan pengukuran suhu tubuh
2. Langkah-langkah pengukuran
3. Analisis hasil pengukuran
B. ASPEK KETERAMPILAN
Standar
A s p e k k e t e r a m p i l a n ya n g d i n i l a i
Nilai batas
lulus: 100
Bobot: 60%
1 . M e n yi a p k a n a l a t d a n b a h a n
(bersamaan
dengan
alat
pemeriksaan fisik)
a. Thermometer aksila
b. Larutan klorin 0,5%, larutan
deterjen, air bersih dalam
gelas
2 . M e n yi a p k a n
ibu
dengan
memberitahukan
tentang
tujuan pemeriksaan.
3. Melaksanakan
prosedur
pemeriksaan:
a. Meminta ibu melonggarkan
pakaian agar mudah.
b. Membersihkan bagian ketiak
yang akan diukur dengan
menggunakan tisu.
c. Memastikan thermometer
pada skala 0.
d. Memasukkan thermometer
pada ketiak ibu kemudian
meminta ibu menjepit
Keterampilan
Ya
Tidak
72
Ket
thermometer.
e. Menunggu selama 5 menit
dan memastikan termometer
a m a n d a n p a d a p o s i s i ya n g
tepat
f. Mengambil thermometer dari
ketiak ibu
g. Membaca hasil dengan
m e l i h a t s k a l a ya n g
ditunjukkan air raksa pada
thermometer, membaca
dengan posisi sejajar mata
bidan.
h. Menurunkan skala
thermometer pada skala 0˚ C
i. Merendam thermometer
dengan larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
j. Kemudian dicuci dengan
larutan deterjen dan dibilas
dengan air bersih
k. Keringkan dan letakkan pada
tempat semula
l. Mencatat hasil pengukuran
m. Merapikan dan membereskan
alat
C. Aspek Sikap
Standar
Nilai
batas
lulus:
60
Bobot:
20%
Aspek sikap
yang dinilai
Aspek sikap
Selalu
Sering
Kadang
-kadang
Jarang
Tidak
pernah
1. Berhatihati
2. Cermat
3. Teliti
4. Menjaga
privasi
73
Ket.
DAFTAR TILIK
PENGUKURAN SUHU TUBUH
Nama mahasiswa
Nim
Tingkat/semester
Tanggalpenilaian
:
:
:
:
Nilai setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
0
1
2
3
N /A
: Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
: Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau
tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan)
: Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi raguragu
: Langkahkerjaataukegiatandilakukandenganbenardanpercayadiri
:Langkah kerja atau kegaitan tidak diperlukan dalam observasi ini
LANGKAH / TUGAS
KASUS
0 1 2
3
N/A
PERSIAPAN
1. Alat
 Thermometer aksila
 Larutanklorin 0,5%, larutandeterjen,
air bersihdalamgelas
 Alatpemeriksaanfisik
 Tensimeter
 Stetoskop
 Senter
 Reflex hammer
 Pita lila
 Tongue spatel
2.Pasien
PELAKSANAAN
1. Meminta ibu melonggarkan pakaian agar
mudah dengan menjaga privasi ibu.
2. Membersihkan bagian ketiak yang akan diukur
dengan menggunakan tisu dengan hati-hati.
3. Memastikan thermometer pada skala 0 dengan
teliti.
4. Memasukkan thermometer pada ketiak ibu
kemudian meminta ibu menjepit thermometer
74
dengan hati-hati.
5. Menunggu selama 5 menit dan memastikan
thermometer aman dan pada posisi yang tepat
secara cermat.
6. Mengambil thermometer dari ketiak ibu
dengan hati-hati.
7. Membaca hasil dengan melihat skala yang
ditunjukkan air raksa pada thermometer,
membaca dengan posisi sejajar mata bidan
dengant eliti.
8. Menurunkan skala thermometer pada skala 0˚
C dengan cermat.
9. Merendam thermometer dengan larutanklorin
0,5% selama 10 menit dengan cermat.
10. Kemudian dicuci dengan larutan deterjen dan
dibilas dengan air bersih dengan hati-hati.
11. Keringkan dan letakkan pada tempat semula
dengan hati-hati.
12. Mencatat hasil pengukuran dengan teliti.
13. Merapikan dan membereskan alat dengan hatihati.
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100 =
141
TANGGAL
:
PARAF PEMBIMBING :
TANDA TANGAN PRAKTIKAN :
75
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
Namamahasiswa :
NIM
:
Kompetensi
: Asuhan kebidanan ibu hamil
Unit kompetensi
: Pengumpulan data objektif
Subunit kompetensi : Menghitung Denyut Nadi
A. ASPEK PENGETAHUAN
Kisi-kisi pengetahuan kritis
1. Tujuan melakukan pengukuran denyut nadi
Standar
Nilaibatas
lulus:60
Bobot : 20%
Nilai
Ket
Keterampilan
Ya
Tidak
Ket
2. Hubungan denyut nadi dengan kelangsungan
kehamilan
3. Teknik mendapatkan denyut nadi yang akurat
4. Prosedur pemeriksaan denyut nadi
B. Aspek Keterampilan
Aspekketerampilan Yang Dinilai
Standar
Nilaibatas
1.
lulus: 100
Bobot:
60%
2.
3.
-
Menyiapkan alat:
arloji dengan jarum detik
Status ibu
Alat tulis
Menyiapkan lingkungan:
- Tempat tidur/ kursi untuk tempat ibu
berbaring/ duduk.
- Meletakkan kursi untuk pemeriksaan
didekata tempat tidur ibu
Menyiapkan ibu:
- Memberikan informasi kepada pasien
tentang tujuan dan pemeriksaan.
- Memberi tahu prosedur pemeriksaan
Melaksanakan prosedur pemeriksaan:
mempersilahkan ibu duduk ditempat yang telah
disediakan.
Pemeriksa berada disebelah kanan ibu.
Meraba denyut arteri radialis dengan ujung jari
tengah dan jari telunjuk, ibu tidak
76
-
-
4.
5.
diperkenankan menggenggamkan atau
mengepalkan tangan
Melakukan tekanan secara perlahan, kemudian
lakukan perhitungan dengan menggunakan
jarum detik selama 1 menit
Menganalisis hasil pemeriksaan:
Normal: 70-90 x/menit
Takikardi: > 90 x/menit
Bradikardi: < 60 x/menit
Merapikan alat
Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu
C. ASPEK SIKAP
Aspeksikap
Standar
Aspeksikap yang dinilai
Selalu
Sering
Kadangkadang
Jarang
Tidak
penah
Nilaibata Aspeksikap yang dinilai :
s
lulus: 1. Cermat,
60
supayabisamenentukan
Bobot:
lokasi denyut nadi
20%
dengan tepat.
2. Berhati-hati, supaya
penghitungan denyut
nadi sesuai dengan
kondisi ibu.
3. Teliti, dalam mencatat
frekuensi denyut nadi
pada status ibu, tidak
salah dan tidak tertukar
dengan status ibu yang
lain.
77
Ket
DAFTAR TILIK
PENGHITUNGAN DENYUT NADI
Namamahasiswa
Nim
Tingkat/semester
Tanggalpenilaian
:
:
:
:
Nilaisetiapkinerja yang diamatimenggunakanskalasbb :
0
1
: Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
: Langkah kerjaatau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau
tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan)
2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi raguragu
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya
diri
N /A : Langkahkerjaataukegitantidakdiperlukandalamobservasiini
LANGKAH / TUGAS
0
KASUS
1 2 3
N/A
PERSIAPAN
1.Alat
- Arloji dengan jarumdetik
- Statusibu
- Alattulis
1. Tempat
a . M e n yi a p k a n t e m p a t t i d u r / k u r s i
untuk tempat ibu berbaring/
duduk
b. Meletakkan
pemeriksaan
tidur ibu
kursi
didekata
untuk
tempat
2. Persiapan Ibu:
a. Memberi informasi kepada ibu
tentang tujuan dan pemeriksaan
b. Memberitahu
pemeriksaan
ibu
prosedur
78
PEMERIKSAAN DENYUT NADI
1. Mempersilahkan
ibu
duduk
d i t e m p a t ya n g t e l a h d i s e d i a k a n .
2.pemeriksa berada disebelah kanan
ibu.
3 . t e r a b a d e n yu t a r t e r i r a d i a l i s d e n g a n
ujung jari tengah dan jari telunjuk
dengan berhati-hati dan cermat, ibu
tidak diperkenankan menggenggam
atau mengepalkan tangan.
4.Melakukan tekanan secara perlahan,
kemudian lakukan perhitungan dengan
menggunakan jarum detik selama 1
menit dengan teliti.
5.Menganalisis hasil pemeriksaan:
a. Normal: 70-90 x/ menit
b. Takikardia: > 90 x/ menit
c. Bradikardia: < 60 x/ menit
6.Merapikan alat
7.Mencatat hasil pemeriksaan pada
satus ibu
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100 =
141
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
TANDA TANGAN PRAKTIKAN
79
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
Nama mahasiswa
:
NIM
:
Kompetensi
: Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Unit Kompetensi
: Pengumpulan data objektif
Subunit Kompetensi : Pengukuran frekuensi pernapasan
A. ASPEK PENGETAHUAN
Standar
Kisi-kisi pengetahuan kritis
Nilai
Nilai batas 1. Tujuan pemeriksaan pernapasan
lulus: 60
2. Langkah – langkah pemeriksaan
Bobot: 20%
3. Analisis hasil pemeriksaan
B. ASPEK KETERAMPILAN
Keterampilan
Aspek Keterampilan Yang
Standar
Dinilai
Ya
Tidak
Nilai
b a t a s 1 . M e n yi a p k a n a l a t d a n b a h a n
lulus: 100
(bersamaan
dengan
Bobot: 60 % pemeriksaan fisik).
2 . M e n yi a p k a n
ibu
dengan
memberi tahu tentang tujuan
pemeriksaan.
3.Melaksanakan
prosedur
pemeriksaan:
a. Meminta ibu meletakkan
tangan di atas dada ibu.
b.memegang
pergelangan
tangan ibu sambil merasakan
gerakan
dada
ketika
ibu
melakukan
inspirasi
dan
ekspirasi dengan cermat dan
teliti.
c.Menghitung
jumlah
pernapasan selama
menit
dengan cermat dan teliti.
80
Ket
Ket
d.Menginformasikan
hasil
pemeriksaan pada ibu dengan
tanggap.
e.Mencatat hasil pengukuran
dengan cermat
f.Merapikan
membereskan
hati-hati.
C. ASPEK SIKAP
Standar
Aspek
sikap yang
dinilai
Selalu
alat
Sering
dan
dengan
Aspek Sikap
Kadang
Jarang
-kadang
Tidak
Pernah
Nilai
1.Bekerja
secara
batas
hati-hati
lulus:
60
2. Cermat
Bobot:
20%
3.Tanggap
4.Teliti
81
Ket
DAFTAR TILIK
PENGHITUNGAN PERNAPASAN
Nama mahasiswa
Nim
Tingkat/semester
Tanggal penilaian
:
:
:
:
Nilai setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
4 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
5 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau
tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan)
6 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi raguragu
7 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya
diri
N /A : Langkah kerja atau kegitan tidak diperlukan dalam observasi ini
LANGKAH / TUGAS
0
KASUS
1 2 3
N/A
PERSIAPAN
1.Alat
a. alat pengukur waktu
b. buku catatan dan alat
tulis
c. bengkok
2. Pasien
PEMERIKSAAN PERNAPASAN
Meminta ibu meletakkan tangan di
atas dada ibu
Memegang pergelangan tangan ibu
sambil merasakan gerakan dada
ketika ibu melakukan inspirasi dan
ekspirasi dengan cermat dan teliti.
Menghitung jumlah pernapasan
selama 1 menit dengan cermat dan
teliti.
Menginformasikan hasil pemeriksaan
pada ibu dengan tanggap.
82
Mencatat hasil pengukuran dengan
cermat
Merapikan dan membereskan alat
dengan hati-hati.
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100 = 141
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
TANDA TANGAN PRAKTIKAN
83
RANGKUMAN
Selamat anda telah belajar melakukan pemeriksaan vital sign pada
ibu hamil dengan demikian anada sebagai calon bidan telah menguasai salah
satu kompetensi dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil. Halhal penting yang sudah anda pelajari dalam panduan praktik klinik ini
adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan vital sign pada ibu hamil meliputi tahap-tahap sebagai berikut
:
a. Persiapan alat dan bahan, ruangan dan dokumentasi.
b. Pemeriksaan vital sign meliputi teknik /conten aspek sikap dan
prilaku. Langkah pelaksanaan pemeriksaan fisik umum ibu hamil.
c. Evaluasi keseluruhan terhadap kegiatan pemeriksaan vital sign ibu
hamil, meliputi : sistematika, efektif dan efesien. Perhatikan hal-hal
yang mempengaruhi bias pemeriksaan vital sign.
d. Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan vital sign pada
buku KIA dan status ibu hamil.
84
TUGAS MANDIRI
Lakukan latihan pemeriksaan vital sign pada ibu hamil secara bertahap
sebagai berikut :
1. Latihan bersama teman anda dalam kelompok kecil pada setting
laboratorium skill dengan menggunakan panduan penuntun belajar
praktik, kemudian teman anda melakukan observasi dengan
menggunakan instruktur anda.
a. Lakukan latihan pemeriksaan vital sign pada 5 orang ibu hamil di
real setting lahan praktik dengan menggunakan panduan penuntun
belajar praktik serta lakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan
vital sign pada buku KIA atau status ibu hamil.
b. Apabila menemui kesulitan, mintalah bimbingan instruktur anda
85
DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh Rukiyah S.Si.T, MKM, dkk.2013.Asuhan Kebidanan
1.Jakarta:TIM.

JNPKKR-POGI.2004. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta YBP-SP.

JPNKKR-POGI, 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta, YBP-SP.

Dr.
Sofian,
Amru
Obstetri.Jakarta:EGC.

Kusmiyati Yuni dkk.2010.perwatan ibu hamil.Yogyakarta . fitramaya.
Sp.OG(k).onk.MWALS.2013.Sinopsis
86
87
Download