Kuliah_3_4

advertisement
Bab 2
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik
Tujuan Bab
Bab ini akan memberi penjelasan tentang struktur fisis dari sumber cahaya yang
digunakan pada system komunikasi optic, yaitu LED, dan Laser. Bab ini juga
menjelaskan tentang properti dari sumber cahaya bersangkutan. Setelah mempelajari bab
ini dan mengerjakan soal-soal yang tersedia, mahasiswa diharapkan
mampu
mengevaluasi spesifikasi LED dan Laser untuk menentukan spesifikasi sumber cahaya
yang sesuai dengan aplikasi yang dirancang. Bab ini juga menjelaskan tentang berbagai
rangkaian pengendali (driver circuit) dan beberapa parameter perancangannya.
2.1. Karakteristik Umum
Sumber cahaya yang digunakan dalam system komunikasi optic umumnya harus
memiliki beberapa fitur berikut:
1. Intensitas cahaya (daya keluaran optic) harus cukup tinggi untuk memungkinkan
komunikasi jarak jauh
2. Strukutur fisis sumber cahaya harus memungkinkan terjadinya penggandengan
sumber cahaya dengan serat optic secara mudah
3. Panjang gelombang sumber cahaya harus sesuai dengan panjang gelombang yang
umumnya digunakan, yaitu 1,55 m. Panjang gelombang lain yang lazim digunakan
antara lain: 0,82 m dan 1,3 m..
4. Lebar garis spectral (spectral line width) harus sempit, hal ini untuk memungkinkan
pengiriman data dengan laju bit yang tinggi.
5. Waktu tanggapannya (response time) harus pendek untuk menghasilkan lebarpita
besar dan memungkinkan mengirimakan data dengan laju bit tinggi. Dalam hal ini
ranagkaian pengendali sumber cahaya harus sesederhana mungkin.
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik
1
6. Peranti sumber cahaya harus menghasilkan cahaya dengan daya yang stabil dan tidak
bergantung pada suhu peranti atau kondisi lain. Sumber cahaya harus memiliki
keandalan yang tinggi.
2.1.1. Daya dan Efisiensi
Untuk tujuan diskusi sub bab ini, pertama anggap bahwa Sinyal yang dikirim melalui
kabel serat optic agar diterima oleh penerima secara baik, daya yang harus sampai pada
penerima minimal harus memiliki level PR sekitar 100 nwatt. Untuk memudah
perhitungan level ini diubah kedalam satuan dBm, yaitu -40dBm (0 dBm = 1 mwatt dan
PdBm = 10 log(PR/10-3), sehingga PdBm = 10 log (100×10-9/10-3) = - 40 dBm. Selanjutnya
anggap bahwa rugi-rugi sepanjang perjalanan sebesar 30 dB ( sebesar 1,2 dB/Km
sepanjang serat 20 Km dan rugi-rugi karena factor lain sebesar 6 dB). Hal ini berarti daya
pada sumber adalah – 40 dBm + 30 dB = -10 dBm. Level cahaya yang keluar dari sumber
cahaya harus 30 dB lebih besar dari level cahaya yang diterima di penerima. Jadi cahaya
yang digandengkan ke serat optic harus memiliki daya minimal sebesar – 10 dBm (0.1
mwatt), dengan catatan efisiensi penggandengan harus 100%.
Level daya yang dihasilkan oleh sumber cahaya Laser tipkal adalah beberapa milli wartt
saja, sementara level daya yang dihasilkan oleh LED tidak lebih dari 1 mwatt
Sebagaimana yang akan diketahui bahwa dalam penggandengan sumber cahaya dengan
kabel optik akan terjadi rugi-rugi akibat penggandengan, maka hal ini kebutuhan minimal
daya -10 dBm harus menyertakan persyaratan efisiensi penggandengan sumber cahaya
dengan kabel optik yang tinggi. Karena level daya optik secara relative bernilai kecil
(hanya beberapa milliwatt saja) sementara efisiensi penggandengan umumnya juga
bernilai kecil, maka kondisi ini akan menjadi pertimbangan yang serius.
Efisiensi dapat definisikan dalam hal jumlah photon cahaya yang dibangkitkan oleh
setiap elektron, yang lazim dinamakan efisiensi kuantum (Q )
Q = Photon cahaya yang dihasilkan/elektron yang disuntikkan
… 2.1.
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik
2
dimana Q adalah efisiensi kuantum yang lazim disebut sebagai efisiensi internal.
Efisiensi eksternal atau juga disebut sebagai efisiensi daya, T didefinisikan sebagai:
PT = Pout/Pel
… 2.2.
dimana Pout adalah daya optik yang diradiasikan dan Pel daya listrik yang dimasukkan ke
dalam sumber cahaya. PT ini berbeda dengan T yang merupakan efisiensi total yang
menyatakan efisiensi dari system. Sebagai tambahan pada PT,harus dipertimbangkan
efisiensi penggandengan C, yaitu nisbah (ratio) antara daya optik yang digandengkan
kedalam serat optik terhadapa daya optik yang keluar dari peranti sumber cahaya:
C = PF/Pout
… 2.3.
dimana PF adalah daya optik yang masuk kedalam serat optik. Karenanya efisiensi total
T adalah:
T = PT / C = PF/Pel
… 2.4.
Efisiensi penggandengan ini merupakan fungsi dari struktur peranti sumber cahaya dan
distribusi dari intensitas cahaya yang dihasilkan, juga merupakan fungsi dari ukuran dan
numerical aperture (NA) serat optik.
2.1.2. Numerical Aperture, Luas Area aktif, dan Distribusi Intensitas
Efisieansi internal dan eksternal secara subtansial berbeda antara LED dan Laser. Secara
umum efisiensi penggandengan memiliki sifat yang secara umum berlaku untuk seluruh
jenis sumber cahaya. Efisiensi penggandengan memiliki hubungan erat dengan area aktif,
distribusi intensitas sumber cahaya, penampang lintang serat optik, dan numerical
aperture serat optik (NA). Untuk menyederhanakan pembicaraan, dapat dilakukan
penganggapan sebagai berikut:
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik
3
1. Luas area aktif dari sumber cahaya (permukaan yang menghasilkan cahaya)
secara substansial lebih kecil dibanding dengan luas penampang lintang serat
optik.
2. Berkas sinar dari sumber cahaya melingkupi inti serat optik.
3. Distribusi berkas cahaya adalah Lambertian.
Asumsi ke dua dan ke tiga dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:
I

Imax
I = Imax cos()
(a)
Inti serat optik
Sumber
Cahaya
2a
Cladding
(b)
Gambar 2.1. Profil sumber cahaya dan penggandengan ke kabel serat optik
(a) profil distribusi Lambertian
(b) Penggandengan sumber cahaya
Dimana 2a adalah batasr sudut luncur berkas sinar ke dalam serat agar berkas sinar
terjebak di dalamnya. Berkas sinar yang berasal dari sumber dibatasi oleh sudut ini.
Jelaslah, bahwa ada bagian berkas sinar yang dikeluarkan oleh sumber cahaya diluar
sudut ini. Distribusi intensitas cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya dapat dilihat
pada Gambar 2.1. Intensitas berkas cahaya pada arah  merupakan fungsi dari cos() kali
Imax, yaitu intensitas cahaya dengan arah tegak lurus permukaan sumber cahaya. Pada
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik
4
arah sekitar  60oC, besar intensitasnya adalah 0.50 Imax. Efisiensi penggandengan untuk
kasus ini diberikan oleh persamaan:
C = sin2(a) = (NA)2
… 2.5
Contoh 2.1.
Suatu sumber cahaya dengan distribusi intensitas berprofil Lambertian.
Daya total yang dihasilkan sebesar 1,2 mwatt digandengkan ke kabel serat
optik. Anggap bahwa luas area aktif sumber cahaya lebih kecil disbanding
dengan luas area inti serat optik. Temukan daya optik yang masuk ke
dalam serat optik dengan (1) NA = 0,2 dan (2) NA = 0,4.
JawabPertama dihitung efisiensi penggandengan, C kemudian dihitung
daya yang masuk ke dalam serat optik, PF.
1. C = (NA)2 = 0,22 = 0,04 atau 4%
C =PF/Pout  PF = 0,04  1,2 mwatt = 48 watt.
2. C = (NA)2 = 0,42 = 0,16 atau 16 %
C =PF/Pout  PF = 0,16  1,2 mwatt = 192 watt.
Seperti terlihat pada contoh 2.1. bahwa semakin besar nilai numerical aperture (NA)
suatu serat optik, semakin besar daya optik yang dapat digandengankan ke dalamnya.
Namun demikian bahwa semakin besar numerical aperture suatu serat optik akan
menyebabkan dispersi yang makin besar sehingga laju data akan semakin mengecil.
Dengan mengenalkan serat mode tunggal dengan diameter inti antara 3 s/d 10 mm, maka
sumber cahaya dengan intensitas tinggi dan luas area rendah dikembangkan. Dalam hal
sinar laser dengan lebar berkas yang sempit dapat memungkinkan digandengkan ke kabel
serat dengan efisiensi yang tinggi. Berkas ini juga memiliki lebar garis spektral sempit,
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik
5
hal ini memungkinkan untuk memperbaiki kinerja dari pengiriman data melalui serat
optik mode tunggal.
2.1.3. Panjang Gelombang dan Lebar Garis Spektral
Banyak dijelaskan dibeberapa buku serat optik acuan bahwa panjang gelombang cahaya
pada generasi pertama yang digunakan adalah 820 m sampai dengan 850 m. Rentang
ini bersesuaian dengan jendela transmisi pertama. Generasi berikutnya panjang
gelombang cahaya bergeser ke nilai 1,3 m, dimana pada panjang gelombang ini dispersi
sinar pada serat mode tunggal minimal dan daerah ini bersesuaian dengan jendela
transmisi ke dua. Dengan memperkenalkan serat optik dispersion shifted fiber yang
beroperasi dengan menggunakan sumber cahaya 1,5 m. Panjang gelombang ini
bersesuaian dengan jendela transmisi ke tiga. Pada panjang gelombang ini rugi rugi daya
optik mendekati angka batas teoritis yang dinyatakan oleh hamburan Rayleigh, yaitu
sekitar 0,2 dB/Km.
Untuk mengoperasikan pada panjang gelombang beda, maka bahan dan struktur peranti
harus dipilih secara hati hati. Serat optik mode tunggal memerlukan berkas sinar yang
memiliki lebar garis spektral sempit. Semakin kecil labar garis spektral () akan
menghasilkan lebar pit (BW ) yang lebar dan selanjutnya menghasilkan laju data yang
tinggi. Dalam kontek ini laju data transmisi berkisar pada tingkat 100 sampai 1000 GHz.
2.1.4. Modulasi dan Waktu Respon
Dalam sekema modulasi intensitas, dalam aplikasi komersial sekema modulasi ini yang
banyak digunakan untuk memodulasi data, yaitu data dinyatakan dalam variasi intensitas
(daya optik keluaran) sumber. Pengiriman data digital dilakukan dengan merubah sumber
cahaya “on” dan “off” yang secara berturutan menyatakan data “1” dan “0”.Satu hal yang
diperlukan dalam hal ini adalah suatu sumber cahaya yang dapat di “on” dan di “off”kan
secara cepat.
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik
6
Hal yang perlu diperhatikan untuk melihat waktu respon adalah waktu naik (rise time),tr.
dan waktu jatu (fall time), tf, yang didefinisikan sama dengan teori pulsa listrik. Gambar
2.2. menunjukkan pulsa masukan ideal
yang menghasilkan “on” dan “off” sumber
cahaya. tr adalah waktu dimana sumber cahaya menghasilkan pulsa cahaya naik dari 10%
menuju level 90% dari level maksimalnya, sedangkan tf didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan untuk jatuh dari level 90% menuju level 10% dari level maksimalnya.
Gambar 2.2. waktu naik dan waktu jatuh
Untuk laju data tinggi, peranti harus memiliki nilai tr dan tf yang kecil. Nilai ini biasanya
dispesifikasikan oleh pembuat peranti dan dicantumkan pada data sheet peranti.
Hubungan antara lebarpita optik, BW, dan waktu naik (juga waktu turun) diberikan oleh:
BW =0.35/tr
… 2.6.
Rangkaian pengendali (driver) sumber cahaya harus sesederhana mungkin. Umumnya
kondisi ini benar untuk sumber cahaya LED tetapi bukan untuk sumber cahaya laser.
Namun bagaimnapun sumber cahaya laser memiliki kelebihan disbanding sumber cahaya
LED.
Untuk modulasi intensitas secara analog, level intensitas cahaya menyatakan amplitudo
dari sinyal yang dikirimkan. Ini berarti harus penerima harus mampu merkonstruksi
kembali sinyal yang dikirimkan secara baik. Ini bisa terjadi jika relasi antara energi
cahaya amplitudo sinyal masukan linier. Hubungan ini biasanya dinyatakan oleh distorsi
harmonik dari peranti. Misal jika frekuensi sinyal masukan adalah 100 Hz, kemudian
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik
7
Contoh 2.2.
Waktu naik, tr, suatu LED adalah 25 ns. Temukan (1) lebarpita optik, BW, dan (2)
hal hal yang berhubungan dengan laju data bila format data yang digunakan adalah
RZ (return to zero format)
Penyelesaian
1. Dari persamaan BWopt = 0,35/(2510-9) = 14 MHz
2. Karena BWelctric = 0,707  14 = 9,9 MHz
Br(max) BW = 9,9 Mbps
keluaran mengandung komponen 200 Hz, 300 Hz, dan seturusnya dengan amplitudo
bervariasi.
2.1.5. Kestabilan dan Keandalan
Energi cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya harus hanya bergantung pada sinyal
masukan dan harus tidak bergantung pada suhu sekitar dan kondisi alam lainnya. Pada
tahap awal pengembangan laser sebagai sumber cahaya system komunikasi optik
dilengkapi dengan elemen pendingin (cooler) untuk meminimalkan pengaruh suhu.
Namun demikian laser tetap sangat sensitive terhadap variasi suhu.. Dalam beberapa
kasus, sumber cahaya yang dipasang di dalam air harus memiliki waktu hidup (life time)
kestabilan yang baik untuk menjaga kinerja system. Umumnya waktu hidup system
komunikasi optik lebih dari 105 jam (atau sekitar 11 tahun) untuk operasi yang terus
menerus.
2.1.6. Keamanan
Energi cahaya, secara khusus berkas laser, dipertimbangkan dapat merusak dan
berbahaya bagi penglihatan. Oleh karenanya harus dihindari untuk menatap secara
langsung ke arah berkas cahaya, meski cahaya yang dihasilkan tidak tampak (invisible
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik
8
light). Untuk meyakinkan apakah cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya ada jangan
dilakukan dengan mata langsung, tetapi gunkanlah photosensor.
2.2. Prinsip Emisi Cahaya, Emisi Spontan, dan Emisi Terstimulasi
Penjelasan sub bab ini mengacu pada bahwa emisi cahaya terjadi ketika ada
pembangkitan photon. Photon adalah partikel cahaya (seperti dijelaskan di teori kuantum)
atau paket energi. Besar energi photon, Ep, dinyatakan sebagai:
Ep = h  f
…2.7
Dimana h = 6,626  10-34 Js adalah konstanta Planck dan f adalah frekuensi cahaya dalah
Hz. Photon cahaya mungkin dapat dibangkitkan bila terjadi perpindahan elektron dari
level energi tinggi ke level energi rendah. Level energi elektron wujud dalam bentuk pita
(pita energi) yang berhubungan dengan lokasi elektron pada struktur kulit atom. Pita
energi ini berhubungan dengan pembangkitan cahaya adalah pita konduksi dan pita
valensi seperti pada gambar 2.3. di bawah ini.
Pita konduksi
hf
Pita valensi
Gambar 2.3. Pita energi dan peristiwa rekombinasi elektron -hole
Pita energi ini terpisah oleh energi gap Eg. Pita energi gap biasa juga disebut pita
terlarang, karena elektron atau hole tidak menempati pita ini. Bila terjadi rekombinasi
elektron dan hole (elektron transisi dari pita konduksi ke pita valensi) maka mungkin
peristiwa ini disertai dengan radiasi optik dengan freksi radisi f:
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik
9
f = (E2 – E1) / h
… 2.8
 = c/f = h  c/(E2 – E1)
… 2.9
dimana E2 adalah energi elektron pada pita konduksi dan E1 adalah energi hole pada pita
valensi,  adalah panjang gelombang berkas cahaya, c adalah kecepatan cahaya di ruang
hampa (c = 3  108 m/s) Pindahnya elektron dari pita konduksi ke pita valensi ini bisa
terjadi secara spontan atau secara terstimulasi. Emisi cahaya secara spontan ini terjadi,
misalnya pada LED, sementara emisi cahaya yang terjadi pada laser adalah emisi
terstimulasi.
Contoh 2.3.
Suatu bahan dengan energi gap sebesar 1,2 eV digunakan untuk menghasilkan
cahaya. Temukan frekuensi dan panjang gelombang cahaya yang dihasilkan.
Penyelesaian.
E2 – E1 = 1,2 eV = h  f
f = (1,2  1,6021  10-19)/(6,626  10-34) = 2,90  1014 Hz
 = c/f = 3  108/(2,90  1014) = 1,03 m
Pada contoh di atas energi gap diberikan dalam satuan eV (electron volt). Dengan
memsaukkan seluruh konstanta, maka persamaan 2.9. dapat dituliskan dalam bentuk:
 = 1,24 / (E2 – E1) = 1,24 / Egap
… 2.10
dimana  dalam m dan Egap dalam eV. Untuk mewujudkan sumber cahaya yang
efisien, maka jumlah rekombinasi elektron yang terlibat harus menghasilkan radiasi
optik. Hal ini bisa dilakukan dengan
1.
Memilih bahan peranti yang cocok dimana rekombinasi elektron akan bersifat
radiatif
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik 10
2.
Menggunakan struktur yang memungkinkan jumlah elektron pada pita konduksi
sangat besar dan diharapkan akan transisi ke pita valensi.
3.
Membatasi pembangkitan cahaya sedemikian hingga radiasi cahaya yang terjadi
tidak ke segala arah.
Gambar 2.4. memperlihatkan sambungan P-N dengan dan tanpa tegangan bias. Pada
gambar 2.4.a. tidak ada tegangan bias, dan karenanya daerah deplesi lebar. Jika tegangan
bias diberikan, sejumlah besar elektron didorong, atau disuntikkan, menuju daerah tipe N
(atau sejumlah besar hole menuju daerah tipe P). Situasi ini, dimana terdapat konsentrasi
elektron berenergi besar, lazim dinamakan dengan kondisi populasi balikan. (Dalam
situasi normal jumlah bernergi rendah lebih besar disbanding jumlah elektron berenergi
tinggi). Elektron dan hole melakukan penitrasi di daerah deplesi dan melakukan
rekombinasi dimana situasinya dilukiskan pada gambar 2.4.c. Gambar 2.4.b. melukiskan
terjadinya emisi cahaya di pusat rekombinasi yang lokasinya berdekatan dengan
sambungan.
(a)
(b)
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik 11
(c)
Gambar 2.4. Struktur sambungan P-N, (a) Sambungan P-N tanpa tegangan bias
(b) sambungan P-N dengan tegangan bias, dan (c) transisi level energi
Cahaya yang dihasilkan oleh laser adalah hasil emisi secara terstimulasi. Secara prinsip,
emisi terstimulasi berarti bahwa photon menstimulasi emisi photon lain yang lebih besar.
Ini menyerupai efek avalanche yang terjadi pada diode zener. Tumbukan antara photon
dengan elektron berenergi tinggi akan mengakibatkan terjadinya transisi dan
menghasilkan
energi
radiasi
berupa
photon.
Photon-photon
terstimulasi
ini
memungkinkan untuk bertumbukan dengan elektron dan menghasilkan photon yang lebih
besar.
Adalah penting untuk mampu membatasi photon pada luas area aktif untuk mendorong
proses avalanche ini. Seperti diketahui bahwa agar terjadi emisi terstimulasi, maka harus
terdapat populasi balikan, yaitu konsentrasi populasi pada level energi tinggi lebih besar
disbanding konsentrasi populasi pada level enrgi rendah. Untuk material laser harus
dipilih material yang jika terjadi transisi elektronik harus menghasilkan radiasi photon.
Sebagai tambahan, untuk emisi terstimulasi diperlukan sumber photon yang cukup besar,
hal ini bisa dilakukan dengan menggunkan pemompaan.
2.3. LED (Light Emitting Diode)
Struktur LED atau IRED (Infrared Emitting Diode) esensinya adalah diode
semikonduktor. Material yang digunakan adalah material yang jika terjadi rekombinasi
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik 12
antara elektron dan hole akan menghasilkan radiasi photon. Luas area aktif dimana
rekombinasi elektron-hole terjadi dan radiasi photon berlangsung umumnya sangat kecil
dan berkas cahaya yang dihasilkan harus merambat melalui porsi material. Diode
dirancang dalam berbagai jenis, misalnya surface-emitting LED (SLED) dimana berkas
cahaya dihasilkan dari area permukaan atau edge-emitting LED (ELED) yang
menghasilkan berkas cahaya melalui tepi permukaan aktif. Sebagai tambahan, berbagai
system optik, misalnya system lensa dan penanaman fiber dalam material LED banyak
dilakukan untuk memperbaiki efisiensi penggandengan sumber cahaya dan serat optik.
2.3.1. Struktur Sederhana LED
Gambar 2.5. merupakan struktur sederhana dari LED, dimana daerah tipe P relatif lebih
tipis sekitar 1 m. Peristiwa rekombinasi elektron-hole terjadi di daerah sambungan dan
menghasilkan radiasi cahaya ke segala arah. Sebagian besar cahaya keluar melalui
lapisan tipe yang tipis tadi.
Gambar 2.5. Struktur sederhana dari LED
Bahan yang digunakan untuk pembuatan LED umumnya adalah GaAs dan bukan silikon
atau germanium, karena GaAs lebih bersifat radiatif. Bahan lain yang juga digunakan
untuk pembuatan LED antara lain galium arsenide phospor (GaAsP), galium phospor
(GaP), aluminum galium arsenide (AlGaAs), dan indium galium arsenide phospor
(IngaAsP). Struktur LED seperti pada Gambar 2.5.berstruktur homojunction dan
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik 13
menghasilkan cahaya memancar kesegala arah. LED demikian tidak efisien karena hanya
bagian kecil dari cahaya yang bisa dimanfaatkan.
Untuk memperbaiki kinerja LED, maka perlu ditambahkan lapisan bertipe P atau lapisan
bertipe N seperti pada Gambar 2.6. Struktur ini lazim dinamakan dengan heterostructure.
Gambar 2.6. LED dengan struktur double-heterostructure yang
menghasilkan berkas cahaya dalam satu arah permukaan
Dua lapisan tipe P dan N dengan bahan dan konsentrasi doping yang berbeda satu sama
lain ditambahkan ke dalamnya. Struktur ini memperbesar konsentrasi elektron dan hole
pada daerah aktif dan mengarahkan cahaya yang dipancarkan pada arah satu permukaan
saja. Lapisan tipe P yang berada pada bagian bahaw berfungsi sebagai reflector
sementara permuakan tipe N transparan. Sudut sebaran cahaya yang dihasilkan kurang
lebih sebesar 120o.
2.3.2. Surface-Emitting LED
Struktur LED yang ditunjukkan pada Gambar 2.6 meradiasikan berkas cahaya melalui
permukaan sambungan, buka dari sisitepi sambungan. Beberapa variasi dari LED dengan
struktur ini dikembangkan yang bertujuan untuk memperbaiki efisiensi radiasinya.
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik 14
LED dengan tipe Burrus ditunjukkan pada Gambar 2.7, dimana daerah aktif diajaga tetap
kecil dengan menyediakan kontak listrik dalam porsi kecil pada lapisan tipe P bagian
bawah (lapisan SiO2 mengisolasi lapisan logam terhadap lapisan tipe P). Dua buah
lapisan tipe P bagian bawah (GaAs dan AlGaAs) berfungsi sebagai cermin pemantul dan
juga berfungsi untuk membatasi terjadinya rekombinasi pada daerah dekat sambungan
PN. Sumur sirkular dibuat pada lapisan tipe N bagian atas untuk penyambungan dengan
kabel serat optik. LED tipe ini memiliki efisiensi penggandengan lebih baik dibandingkan
dengan LED berstuktur homojunction.
Gambar 2.7. Struktur LEB bertipe Burrus dengan sumur sirkular tempat
Memasukkan kabel sert
2.3.3. Edge-Emitting LED
Seperti pada Gambar 2.6 bahwa surface- emitting LED akan menghasilkan berkas sinar
dengan sebaran yang lebar meski berbagai usaha telah diupayakan untuk mengarahkan
keluaran berkas sinar. E-LED (edge-emitting LED) adalah usaha lain untuk lebih
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik 15
menfikuskan berkas sinar yang dihasilkan oleh LED. Tipikal E-LED ditunjukkan pada
Gambar 2. 8. Lapisan multi yang ditambahkan pada struktur memiliki 2 fungsi, yaitu:
-
lapisan P dan lapisan yang pertama mengkonsentrasikan elektron dan hole yang
disuntikkan oleh tegangan supply di area aktif.
-
Lapisan P dan lapisan N yang kedua menjaga agar berkas sinar dibangkitkan pada
daerah dekat daerah aktif. Dengan cara ini akan diperoleh konsentrai elektron dan
hole lebih tinggi dan akan menyebabkan banyak transisi (rekombinasi) dan
akhirnya akan diradiasikan berkas sinar yang lebih banyak. Cahaya ini akan
dikeluarkan melalui sisi tepi sambungan.
(a)
(b)
Gambar 2.8. Struktur edge-emitting LED (E-LED)
(a) sisi samping, dan (b) penggambaran lebih rinci
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik 16
Struktur E-LED menghasilkan berkas reltif lebih sempit dibanding dengan S-LED
(surface-emitting LED) yaitu sekitar 30o pada arah tegak lurus dan berkas yang sama
dengan E-LED pada arah sejajar. Ini dapat memperbesar efisiensi penggandengan dengan
serat optik dengan NA yang kecil. Lapisan insulasi SiO2 memungkinkan kontak dengan
lapisan diode hanya terjadi pada garis yang pendek (struktur ini disebut strip geometry).
Ini menyebabkan konsentrasi arus yang disuntikkan lebih baik pada daerah yang kecil
dan meningkatkan efisiensi pembangkitan berkas cahaya.
2.3.4 Karakteristk LED
Efisiensi
Salah satu karakteristik terpenting dari LED adalah efisiensi. Umumnya, efisiensi ini
berhubungan dengan daya listrik (daya masukan) terhdap daya optik keluaran. Efisiensi
kuantum Q berhubungan dengan arus masukan terhadap cahaya yang dibangkitkan
secara internal, bukan terhadap cahaya yang dikeluarkan oleh LED. Dalam kebutuhan
praktis Q ini bernilai antara 0,5 sampai 0,8 (50% sampai 80%). Artinya bahwa hanya
50% dari elektron yang disuntikkan menghasilkan photon. Untuk penyederhanaan Q ini
berikut didefinisikan:
Q = Pint / Pel
… 2.11
dimana Pint adalah berkas sinar yang dibangkitkan secara internal dan Pel daya listrik
terdisipasi. Penting untuk menyatakan bahwa berkas cahaya yang dihasilkan ole LED Pout
secara substansial lebih kecil dari Pint yang disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya
cahaya yang dibangkitakn secara internal harus melalui bahan transparan sebelum keluar
dari LED. Antarmuka dari LED (indeks bias sekitar 3,5 s/d 3,7) dan udara luar (indeks
bias = 1)akan menyebabkan pembiasan dan tentunya akan menyebabkan rugi-rugi berkas,
karenanya hanya bagian kecil saja dari berkas cahaya yang dihasilkan dikeluarkan.
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik 17
Contoh 2.4.
Temukan daya yang dipancarkan, Pout, oleh LED dengan spesifikasi
PT = 1,0 %
ID = 50 mA (arus diode)
VF = 1,6 V (tegangan jatuh LED)
Penyelesaian
Daya listrk (tegangan diode dikalikan arus yang mengalir pada LED) Pel dapat
ditemukan sebagai:
Pe = ID  VF =
= 50  10-3  1,6 = 80 mW
Pout = (1/100)  80 =0,8 mW
= 800 W
Dari contoh 2.4. dapat dilihat bahwa Pout sebesar 800 W saja, yang menunjukkan nilai
rata tipikal dari LED. Ingat bahwa berkas ini diradiasikan ke segala arah, maka untuk
mengkonsentrasikan berkas sinar perlu perlakuan khusus.
Kurva V – I dan P – I
LED memiliki relasi tegangan-arus serupa dengan relasi tegangan-arus pada diode
umumnya. Gambar 2.9. melukiskna hubungan tegangan – arus pada LED. Dengan jatuh
maju LED nilainya bervariasi antar 1,3 volt sampai 2,0 volt. Arus maju tipikal bernilai 50
sampai 100 mA untuk arus DC dan 1 A sampai 3 A untuk pulsa (LED dari bahan
GaAlAs OPC216 dapat beroperasi pada arus pulsa sebesar 3A).
Dari diskusi efisiensi, diketahui bahwa untuk arus masukan besar, Pel akan menghasilkan
daya keluara, Pout, besar. Tipikal dari kurva kurva IF terhadap Pout dapat dilihat pada
Gambar 2.10. Kurva pertama menyatakan LED dengan daya besar, sedang kurva 2
menyatakan LED rendah. Disini IF adalah arus diode maju, yang berhubungan langsung
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik 18
dengan jumlah elektron yang disuntikkan ke dalam peranti. Perhatikan bahwa untuk IF =
100 mA, yang merupakan nilai maksimum dari IF, maka Pout dari kurva pertama bernilai
7 mW. Sebab VF bernilai sekitr 1,6 V, maka PT bernilai [(7/1,6  100)  100] = 4.4%
ID (mA)
100
50
VD (volt)
1
2
3
Gambar 2.10. Grafik arus terhadap tegangan suatu LED
Gambar 2.11. Kurva karakteristik daya LED dan arus maju
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik 19
Soal-Soal
1.
Suatu photodiode menerima daya optik -55 dBm. Berapa besar daya optik jika
dinyatakan dalam satua milliwatt atau microwatt.
2.
Suatu LED digandengan dengan serat dan – 10 dBm dari LED hilang , dan rugi
rugi transmisi total sebesar 35 dBm Hitung daya yang diterima ole recier.
3.
Suatu kombinasi LED memilik Q = 50%, PT = 1%, dan C = 5%.Daya masukan
LED adalah 100 nW, Temukan daya optik dalam serat optik.
4.
Syatu serat optik dengan NA = 0.2 digandeng dengan LED (profile lambertian)
dengan disipasi daya sebesar 200 mW. Daya yang masuk dalam fiber peling sdeikit
harus 100 W. Temukan nilai PT minimumnya.
5.
Suatu serat dengan sudut serap (acceptance angle) 48o disinari dengan cahaya yang
dihasilkan oleh LED (lambertian ) yang melingkupi sisinya. Daya total keluaran
LED adalah 0,8 mW. Temukan daya masuk ke dalam serat.
Sumber Cahaya Sistem Komunikasi Optik 20
Download