5 pembahasan umum

advertisement
5 PEMBAHASAN UMUM
Keberadaan mikroflora dalam fungsi fisiologis pencernaan sebagai
penghasil enzim eksogen dan sumber nitrogen untuk pertumbuhan perlu
mendapatkan perhatian lebih di masa yang akan datang. Pengoptimalan peran
mikroflora saluran pencernaan dapat meningkatkan efisiensi pakan dan menekan
biaya pakan dalam kegiatan budidaya. Harga pakan buatan yang relatif mahal
merupakan kendala umum dalam upaya intensifikasi budidaya ikan, khususnya
pada ikan mas. Pakan ikan menjadi sangat mahal dikarenakan kandungan protein
yang sangat tinggi, terutama yang berasal dari tepung ikan. Penentuan zat pemacu
pertumbuhan (growth promoter) harus sangat berhati-hati, agar tidak mengganggu
keseimbangan
populasi
mikroflora
saluran
pencernaan
ikan
hingga
mengakibatkan pemusnahan terhadap populasi mikroflora yang bermanfaat bagi
inang. Penggunaan prebiotik dalam kegiatan budidaya perikanan dapat dijadikan
sebagai zat pemacu pertumbuhan yang relatif aman dan tidak menimbulkan
residu.
Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan antibiotik dalam upaya
menekan mikroba pathogen dan meningkatkan kesehatan ikan, akan menimbulkan
efek lain terhadap mikroflora saluran pencernaan. Pemberian antibiotik tetrasiklin
dengan dosis 200 ppm efektif menurunkan populasi total mikroflora saluran
pencernaan hingga 2 log cycle. Penggunaan media tumbuh mikroflora MRSA
menunjukkan hasil yang linier, bahwa semakin tinggi dosis antibiotik yang
digunakan, maka akan semakin efektif menurunkan populasi total mikroflora
saluran pencernaan. Hasil pada media MRSA memperkuat alasan untuk tidak
menggunakan antibiotik sebagai suplemen pemacu pertumbuhan pada kegiatan
budidaya perikanan. Media MRSA merupakan media yang sensitif untuk
screening mikroba dan biasa digunakan untuk mengisolasi bakteri asam laktat.
Bakteri asam laktat merupakan mikroflora saluran pencernaan gram positif yang
diharapkan dapat hidup di dalam saluran pencernaan. Karena bakteri asam laktat
berperan meningkatkan kesehatan secara alami, dan mampu mengatasi bakteri
pathogen tanpa menimbulkan residu pada produk perikanan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan tetrasiklin 200 ppm pada pakan dengan
36
menggunakan media MRSA efektif menurunkan populasi total mikroflora saluran
pencernaan hingga 87,82%. Hasil tersebut membuktikan bahwa penggunaan
antibiotik dapat menurunkan peluang tumbuhnya bakteri asam laktat dalam
saluran pencernaan ikan.
Mikroflora saluran pencernaan memberikan kontribusi terhadap efisiensi
retensi protein tubuh dan pertumbuhan. Penambahan prebiotik 2% komersial
Fermacto ® dan 2% MOS (Mananoligosakarida) pada pakan menunjukkan hasil
yang signifikan terhadap total populasi mikroflora dan efisiensi retensi protein
tubuh jika dibandingkan dengan kontrol negatif (pakan+antibiotik) dan kontrol
positif. Prebiotik merupakan substrat yang tidak dapat di cerna yang sangat
bermanfaat untuk mikroflora saluran cerna dan secara selektif memacu
pertumbuhan, mengaktifkan metabolisme serat meningkatkan kesehatan tubuh
maupun mikroflora dan menjaga keseimbangan mikroflora. Total populasi
mikroflora pada kontrol negatif, kontrol positif, 2% Fermacto ® dan 2% MOS,
berturut-turut adalah 5,00; 7,30; 8,31 dan 8,35 Log (cfu/ml). Hasil penelitian
membuktikan bahwa pemberian prebiotik dalam pakan dalam meningkatkan
populasi mikroflora saluran pencernaan hingga 3 log cycle jika dibandingkan
dengan kontrol negatif. Sedangkan, penambahan antibiotik tetrasiklin 200 ppm
sebagai kontrol negatif efektif menekan total populasi mikroflora saluran
pencernaan. Menurut Waluyo (2008), suatu uji senyawa yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba dinyatakan signifikan ketika terdapat perbedaan minimal 1
log cycle. Total populasi mikroflora saluran pencernaan pada tiap perlakuan
berbanding lurus dengan efesiensi retensi protein tubuh ikan mas. Efisiensi retensi
protein tubuh ikan mas pada kontrol negatif, kontrol positif, 2% Fermacto ® dan
2% MOS, berturut-turut adalah 3,63 %, 6,52 %, 7,14 % dan 9,08 %. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kontrol negatif memberikan efisiensi
retensi protein tubuh paling rendah. Hal ini berkaitan dengan daya kerja
antimikroba tetrasiklin yang merusak dinding sel mikroba dan merusak sintesis
RNA mikroflora sehingga metabolismenya terhambat dan berdampak pada inang.
Hal ini berbanding lurus dengan laju kelangsungan hidup (SR) ikan mas selama
penelitian. Perlakuan kontrol negatif memiliki laju kelangsungan hidup paling
rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lain sebesar 65%. Sedangkan
37
penambahan prebiotik 2% MOS memiliki efisiensi retensi protein tubuh tertinggi,
linier dengan total populasi mikroflora saluran pencernaan dan laju kelangsungan
hidup (SR) inang mencapai 100% serta memberikan kontribusi terhadap efisiensi
pemanfaatan protein tertinggi yaitu 5,45%. Berdasarkan analisis regresi untuk
pola pertumbuhan, pada tiap perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan dengan
penambahan 2% MOS pada pakan memiliki tren pertumbuhan eksponensial
tertinggi dibandingkan perlakuan lain.
Informasi pada penelitian ini merupakan jawaban dari keterbatasan
literatur mengenai kontribusi mikroflora saluran pencernaan terhadap efisiensi
pemanfaatan protein dan pertumbuhan pada ikan mas. Mikroflora saluran
pencernaan dapat memberikan kontribusi optimal, ketika memperoleh sumber
energi yang sesuai dengan fungsinya. Penelitian ini juga memberikan jawaban
terhadap penentuan zat pemacu pertumbuhan (growth promoter) yang tepat dan
aman bagi inang. Penggunaan antibiotik dapat digantikan sepenuhnya dengan
prebiotik untuk mengoptimalkan peran mikroflora saluran pencernaan dan dapat
dialplikasikan pada kegiatan budidaya perairan dalam upaya meningkatkan
efisiensi pakan serta menekan biaya pakan.
38
Download