1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu manusia

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dulu manusia selalu bergerak dan berpindah dari suatu tempat ke
tempat lain. Ciri itu selalu tampak pada pola kehidupan manusia, baik sebagai
bangsa primitif maupun modern. Pada hakikatnya moralitas manusia merupakan
salah satu sifat utama kehidupan menusia itu sendiri yang tidak bisa puas dan
terpaku pada suatu tempat untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Zaman
modern
ditandai
dengan
meningkatnya
pertambahan
penduduk
serta
perkembangan sosial ekonomi yang ditunjang dengan kemajuan teknologi
sehingga mendorong manusia memenuhi kebutuhannya. Pariwisata merupakan
aktivitas, pelayanan dan produk hasil industri pariwisata yang mampu
menciptakan
dikembangkan
pengalaman
sebagai
perjalanan
salah
bagi
satu
produk
wisatawan.
yang
Pariwisata
menguntungkan
perlu
bagi
pengembangan perekonomian ke depan. Oleh karena itu, potensi yang dimiliki
pada setiap negara merupakan salah satu aset yang dapat dijadikan sebagai suatu
produk yang sangat menguntungkan, sebab potensi wisata merupakan daya tarik
yang terkandung dalam suatu daerah yang memiliki keindahan serta keragaman
budaya yang unik yang mampu menarik minat wisatawan dalam mengunjungi
suatu negara (Muljadi, 2012:5).
Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata,
baik secara lokal maupun regional atau ruang lingkup nasional pada suatu negara
1
2
sangat erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara
tersebut. Dengan kata lain, pengembangan kepariwisataan pada daerah tujuan
wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan kemanfaatan bagi
rakyak. Suatu daerah tujuan wisata industri pariwisatanya berkembang dengan
baik akan memberikan dampak positif bagi daerah itu, sebab dapat menciptakan
lapangan kerja yang cukup luas bagi penduduk setempat. Secara langsung dengan
dibangunnya sarana dan prasarana kepariwisataan di daerah itu maka tenaga kerja
akan banyak disedot oleh proyek-proyek: pembuatan jalan, jembatan, pembangkit
tenaga listrik, persediaan air bersih, pembangunan tempat-tempat rekreasi, objek
wisata, angkutan wisata, terminal dan lapangan udara, perhotelan, restoran, biro
perjalanan, butik, pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan lainnya. Dengan
banyaknya wisatawan yang mengunjungi daerah itu, secara tidak langsung akan
timbul permintaan baru akan hasil-hasil pertanian, peternakan, perkebunan,
industri perabotan rumah tangga, kerajinan kecil dan pertenunan serta pendidikan
untuk melayani wisatawan yang datang (Yoeti, 2008:77).
Sektor pariwisata, perdagangan dan industri menjadi pilar yang sangat
penting
bagi
negara
subsektor
pembangunan
yang
diandalkan
dalam
pembangunan suatu negara. Tiga pilar tersebut menjadi sumber daya yang perlu
dikembangkan untuk memajukan suatu negara dari kondisi yang masih miskin
menuju ke negara yang maju atau kaya. Begitu pula dengan negara Timor-Leste
yang termasuk dalam kategori negara sedang berkembang menggunakan sektor
perminyakan dan sektor-sektor lainnya sebagai sektor yang diadalkan salah
satunya adalah pariwsata. Berawal dari pemerintahan pertama semenjak Timor-
3
Leste merdeka sampai dengan sekarang ini, ketiga pilar tersebut memegang
peranan penting untuk pengembangan negara ini. Sektor pariwisata menjadi
kekayaan bagi negara ini, selain kekayaan lain seperti minyak dan gas. Apabila
negara ini menginvestasi lebih di sektor pariwisata pada masa depan nanti akan
memberi keuntungan besar di masa yang akan datang (Alves, 2012:4).
Sebagai suatu negara yang baru, Timor-Leste juga harus belajar dari
negara lain dalam membangunan sektor pariwisata. Dengan ini, Timor-Leste juga
tidak menutup pintu bagi para investor untuk menginvestasikan modalnya di
negara ini, agar Timor Leste tidak terpaku pada minyak dan gas dan kekayaan
alam yang lain. Pembangunan negara ini juga tidak terlepas dari partisipasi
investor, baik yang datang dari luar negeri ataupun dalam negeri, agar proses
pembangunan bisa berjalan dengan cepat dan lancar.
Pariwisata di Timor-Leste memiliki potensi sangat menarik bagi
wisatawan untuk mengunjunginya, tetapi masih ada berbagai masalah yang
dihadapi bagi pemerintah dan para investor sebagai faktor penghambat, beberapa
di antaranya adalah infrastruktur, sumber daya manusia dan biaya, sebab banyak
potensi pariwisata yang dimiliki yaitu destinasi wisata dari keindahan dan
keasliannya sebagai salah satu faktor pendukung (Lay, 2012:2). Hal-hal semacam
ini yang harus dipertimbangkan secara cerdik oleh kementrian pariwisata TimorLeste dan stakeholder yang bergerak di bidang kepariwisataan. Kombinasi wisata
alam dengan budaya, ekowisata laut dengan atraksi-atraksi lokal, sejarah, kuliner
dan lain-lain menjadi sangat penting. Semua kombinasi pariwisata tersebut pada
masa sekarang ini merupakan acuan penting dalam mengelola potensi pariwisata.
4
Pariwisata Timor-Leste sekarang ini masih dalam tahap pembangunan, maka dari
itu, efektif, efisien dan keunikan menjadi hal penting bagi kementrian pariwisata
Timor-Leste dan stakeholder dalam menyiapkan paket-paket wisata, bila tidak
demikian maka citra pariwisata Timor-Leste akan hilang di mata wisatawan
manca negara (Word Bank, 2012:8). Terbukti bahwa dengan meningkatkanya
kunjungan wisatawan ke Timor-Leste saat ini, memberikan dampak kepada
pemerintah pariwisata untuk lebih bekerja keras dalam perencaan pengembangan
pariwisata yang dilakukan. Berikut ini digambarkan data hasil tingkat kunjungan
wisatawan ke Timor-Leste.
Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing ke Timor-Leste
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah Kunjungan Wisatawan
Asing (orang)
6176
8927
13552
29098
38341
25215
43962
13296
Keterangan: Tahun 2014, data kunjungan wisatawan Januari sampai Maret
Sumber: Dinas Kepariwisataan Timor-Leste, 2014
Tingkat kunjungan wisatawan ke Timor-Leste menujukkan bahwa dari
tahun ke tahun terdapat peningkatan wisatawan yang berkujung hal tersebut
terbukti seperti dari tahun 2007 (6176) wisatawan sampai 2011 (38341)
wisatawan. Tahun 2012 terjadi penurunan terhadap kujungan wisatawan yaitu
hanya terdapat 25215 wisatawan, hal itu terjadi karena di tahun tersebut TimorLeste terjadi masalah politik antara beberapa partai-partai politik yang
5
menyebabkan keamanan di Timor-Leste kurang stabil sehingga minat wisatawan
yang berkunjung menurun. Tahun 2013 kunjungan wisatawan mulai meningkat
hingga tahun 2014, hal tersebut terjadi karena pada tahun 2013 Timor-Leste
mengadakan event besar seperti pertemuan negara-negara berbahasa Portugis
(CPLP), Dili Internasional Dialog, Timor-Leste development patner meeting
(TLDPM) dan Caravana artistica.
Distrik Lautem terletak paling timur di negara Timor-Leste, jarak yang
ditempuh ± 275 km/±8 jam. Luas wilayah distrik ini 1,702.33 km2, yang dibagi
lagi menjadi lima kecamatan dan memiliki tiga suku utama yakni tiap-tiap suku
mempunyai bahasa masing-masing yaitu suku Fataluku, suku Makasae dan suku
Makalero. Distrik ini dikenal dengan keindahan pantai, flora dan fauna, keindahan
alam, serta budaya masyarakat setempat yang unik dibandingkan distrik lainnya.
Distrik ini selain memiliki keindahan pantai juga memiliki potensi ekologi,
panorama alam, flora dan fauna yang hidup dan berkembang dan wisata budaya
berupa upacara ritual meci, kerajianan tradisional tais (kain tradisional),
keramahtamahan penduduk lokal pada acara-acara tertentu dan juga nilai-nilai
sejarah seperti tempat-tempat penting dan bersejarah dari penjajahan Portugis.
Subdistrik Tutuala dalam pengembangan dan perencanaan pariwisata untuk tahun
2015 sampai 2022, pemerintah menetapkan bahwa salah satu pengembangan yang
dilaksanakan adalah; jalan raya, air bersih, listrik, telekomunikasi, hotel dan
restoran serta atraksi budaya seperti tarian tradisional, kuliner dan ritual Goa Ili
kere-kere (Medina, 2015).
6
Salah satu aktraksi wisata yang paling dikenal di Subdistrik Tutuala adalah
upacara ritual adat penangkapan meci. Meci merupakan sebutan nama bahasa
daerah masyarakat Tutuala yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yakni
cacing laut. Upacara ritual penangkapan meci diselenggarakan setahun sekali pada
April dan Mei.
Keunikan adat istiadat serta budaya, dan begitu pula dengan keindahan
potensi dan objek wisata yang dijumpai di setiap daerah menjadi salah satu pusat
perhatian bagi wisatawan untuk berkunjung. Oleh karena itu, daerah yang
potensial terhadap objek wisata diberi perhatian yang maksimal sehingga tetap
terjaga keaslian serta kelestarian dari budaya serta panorama alam yang ada di
Tutuala. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Subdistrik Tutuala memiliki
potensi pariwisata sangat besar karena didukung oleh beberapa aspek antara lain:
aspek adat-istiadat, aspek sejarah dan budaya, serta alam dan lingkungannya.
Dukungan-dukungan tersebut menjadi modal dasar penambahan pendapatan
masyarakat namun perlu adanya bantuan penanganan dari pihak pemerintah serta
lembaga-lembaga terkait lainnya guna menjamin beberapa keingginan tersebut
karena Tutuala memiliki objek-objek wisata yang menjadi penunjang wisatawan,
baik itu objek wisata alam maupun buatan serta aktivitas kepariwisataan lainnya.
Berdasarkan fenomena tersebut dapat dilihat bahwa potensi yang dimiliki
oleh Subdistrik Tutuala layak dikembangkan sebagai kawasan pariwisata dengan
mulai suatu studi dan perencanaan, serta menganalisis kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman yang ada di distrik Lautem.
7
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan seperti berikut.
1. Apa saja potensi wisata yang dimiliki oleh Subdistrik Tutuala?
2. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap pengembangan pariwisata di
Subdistrik Tutuala?
3. Bagaimanakah strategi dan program pengembangan potensi pariwisata di
Subdistrik Tutuala?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini mengkaji potensi-potensi yang ada di
Timor-Leste yang menjadi salah satu peluang pengembangan pariwisata, lebihlebih pada pengembangan potensi pariwisata yang ada diberbagai daerah tujuan
wisata yaitu salah satunya adalah potensi pariwisata yang dimiliki di Subdistrik
Tutuala.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Menjelaskan potensi pariwisata yang dimiliki di Subdistrik Tutuala.
2. Menjelaskan persepsi wisatawan terhadap pengembangan di Subdistrik
Tutuala sebagai daya tarik wisata.
3. Mendeskripsikan strategi pengembangan pariwisata di Subdistrik Tutuala
sebagai daya tarik wisata.
8
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis
maupun praktis antara lain:
1.4.1
1.
Manfaat Akademis
Memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ilmu pengetahuan,
khususnya berkenanan dengan rencana pembangunan berbagai potensi
kawasan pariwisata dan pengelolahannya.
2.
Menerapkan dan mengaplikasikan ilmu atau teori-teori kepariwisataan yang
telah ada.
3.
Memberikan sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang akan datang di
dunia pendidikan kepariwisataan khusunya di Timor- Leste.
1.4.2
Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dan sumbangan pemikiran kepada para stakeholder yang bergerak dibidang
industri jasa pariwisata, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam
mengambil suatu kebijakan pengembangan potensi pariwisata serta mengkaji
potensi dan nilai- nilai sosial budaya yang dimiliki Tutuala sebagai daya tarik
wisata.
9
Download