GRII Kelapa Gading Khotbah Minggu (15 Februari 2015) Pengkhotbah : Bp. Heruarto Salim Tema : …....….…..……………...…......... Nas Alkitab : ............................................................................................................. Tahun ke-16 Mengenal Cara Tuhan Bekerja Ev. Jimmy Pardede, M.Th Kisah Para Rasul 9:15-25 Ringkasan Khotbah 765/804 08 Februari 2015 Dalam awal pasal 9 dikatakan, bahwa Tuhan Yesus menyatakan diri kepada Saulus yang sedang berada dalam perjalanan ke Damsyik untuk menangkap orang-orang Yahudi, dia membawa surat keterangan dari imam besar, bahwa dia bertindak atas nama imam besar. Dan dalam pasal 9 ini Tuhan memanggil satu rasul yang khusus untuk membawa berita injil lebih ke Utara, tidak ada orang yang membuat kita heran untuk dipilih Tuhan dalam pekerjaan Tuhan selain Paulus. Kalau kita daftarkan nama-nama yang ada di dalam Kisah Rasul, sebelum Kisah Rasul 9, kita akan punya banyak kandidat, Tuhan tidak salah memilih Saulus, bukankah banyak yang lebih layak, ok Saulus memang punya banyak pengetahuan, dia orang yang dibesarkan di Tarsus, dididik di dalam keketatan Taurat di bawah pimpinan Gamaliel. Ok dia punya kemampuan, tetapi dia tidak punya hati, dia begitu benci umat Tuhan, bukankah dia sering menganiaya umat Tuhan? Bukankah dia menangkap umat Tuhan dan dipenjarakan? Sehingga dia tidak mungkin layak, kita sering mengatakan, orang yang punya kemampuan tapi tidak punya hati, tidak mungkin dipakai oleh Tuhan. Orang ini bukan hanya tidak punya hati, tetapi dia bahkan menentang pekerjaan Tuhan di kota Yerusalem, di dalam diri murid-murid Tuhan Yesus, sehingga orang ini tidak mungkin cocok, bahkan Ananias pun harus diyakinkan oleh Tuhan dahulu, Tuhan mengatakan, ada orang pilihanKu, namanya Saulus. Ananias sampai bertanya kepada Tuhan, Tuhan bukankah orang ini sudah menganiaya orang kristen begitu banyak? Saya sudah dengar tentang orang ini, dia tidak mungkin jadi alat pilihan Tuhan, karena dia membenci kita. Tetapi Tuhan mengatakan, Saya sendiri pilih dia dan Saya sendiri akan tunjukkan berapa besar dia harus menerima aniaya dari pihak orang Yahudi. Hari ini kita akan melihat kenapa Tuhan memilih Paulus beradasarkan pasal 9 ini, lalu apa yang Tuhan mau Paulus lakukan di dalam pemanggilannya ini? Hal pertama yang mau kita selidiki adalah kenapa Tuhan pilih Saulus dari Tarsus ini? Banyak hal yang kita sulit mengerti, kalau kita tidak melihat latar GRII KG 765/804 (hal 4) belakang dari orang-orang Yahudi di abad pertama, satu hal yang sangat membantu kita adalah dari studi Martin Hangel, dia pernah membuat studi yang mengatakan bahwa orang Yahudi pada zaman dekat PB sampai zaman PB, ada dua golongan yang sangat ekstrim sekali, golongan pertama adalah pemimpin-pemimpin di Yerusalem, mereka memiliki keketatan dan kekuatan untuk menjaga Taurat dari serangan orang-orang yang berbudaya Yunani, orang yang berbudaya Yunani pengaruhnya terus masuk di daerah Utara dan orang-orang Yunani masuk sampai daerah Kaisarea, mengambil kota-kota penting untuk basis kebudayaan mereka. Para rabi ini terus menekankan kepada para muridnya untuk mempunyai sifat ekstrim yang berbahaya, pokoknya apapun yang dikatakan oleh rabi itu adalah perintah dari Tuhan, kamu harus setia sampai mati, setia sampai mati kepada perkataan rabi, bukan lagi kepada Taurat. Waktu Tuhan Yesus datang, Tuhan rombak hal ini, kamu tidak boleh setia kepada tradisi rabimu, kamu harus setia kepada Tuhanmu, maka mereka terus menggerakkan orang-orang untuk mempunyai sifat radikal yang menjadi akar dari segala gerakan ekstrim dari zaman dulu maupun sekarang. Lalu radikalisme yang kedua ada di luar Israel, di tempat-tempat dimana orang Yahudi dibuang, nah orang Yahudi yang dibuang membentuk komunitas tersendiri. Kadang mereka diremehkan, dianggap warga kelas dua, sehingga untuk menjadi kuat, mereka harus pertahankan identitas dengan semurni-murninya, dan melawan penindasan. Di dalam Kisah Rasul ada dua golongan, golongan Yahudi berbahasa Yunani dan golongan libertin, sebenarnya dua golongan ini adalah golongan ekstrim dari luar Yahudi. Paulus adalah orang yang tinggal sebagai orang asing dan dia juga adalah orang yang belajar radikalisme dari Yerusalem, maka orang ini adalah orang yang radikal. Yang begitu ekstrim di dalam mempertahankan iman Yahudi, dan Tuhan memakai orang seperti ini bukan karena sifat ekstrimnya, tetapi Tuhan justru mau menyatakan kemampuan dia mengubah seseorang. Dan waktu Tuhan pertobatkan dia, Tuhan nyatakan dua hal, yang pertama, Tuhan menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang punya kuasa begitu hebat, sehingga waktu Paulus mau masuk Damsyik, dikatakan, ada cahaya yang bersinar lebih terang dari matahari. Lalu ketika Saulus jatuh, suara yang muncul dari terang itu mengatakan, “Saulus, GRII KG 765/804 (hal 1) Mengenal Cara Tuhan Bekerja Mengenal Cara Tuhan Bekerja Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?”, kalimat ini benar-benar luar biasa. Di dalam kalimat ini Tuhan Yesus sedang mengidentikkan diriNya sama dengan orangorang yang dianiaya oleh Paulus, inilah keunikan dari pernyataan Tuhan Yesus, Dia menyatakan diriNya sebagai yang berkait begitu erat dengan orang-orang kristen, orang Kristen dianiaya oleh Saulus dan Tuhan Yesus mengatakan, engkau sedang menganiaya Aku. Tetapi Tuhan tidak menunjukkan diriNya dengan cara yang lemah, Dia tetap menunjukkan power, tapi di sisi yang lain Dia menunjukkan bahwa Dia adalah yang berkait dengan murid-murid yang sedang dianiaya, menunjukkan kekuatan yang besar, sekaligus menunjukkan “kelemahan”, ada kemuliaan yang tetap disembunyikan di dalam diri Kristus. Kristus menyatakan diri tetap dengan perasaan hati yang mau merendahkan diri, mau menyembunyikan kemuliaan yang begitu besar, lalu memanggil Paulus dengan cara yang seperti ini. Kenapa Tuhan menyatakan diri, lalu memanggil Paulus? Jawaban pertama kita bisa lihat dari apa yang Paulus katakan, karena memang Tuhan sudah pilih saya, sejak saya dalam kandungan Tuhan pilih saya untuk menjadi hambaNya dan pada waktunya Dia menyatakan diri kepada saya. Tetapi di dalam bagian lain kita juga bisa melihat, Tuhan menyatakan diri kepada Paulus dari belas kasihanNya kepada umatNya yang terus ditindas oleh Paulus, jadi dua hal ini selalu berkait. Kita seringkali menganggap Allah sebagai satu kekukatan yang besar, yang sudah menentukan segala sesuatu dan menetapkan segalanya, yang berdaulat atas segala sesuatu, lalu menganggap Dia sebagai kekuatan yang tidak lagi mempunyai pribadi. Bukan berarti bahwa waktu Allah menyatakan rencanaNya, Allah menyatakan dengan dingin dan tanpa perasaan, Tuhan tidak pernah menyatakan diriNya dengan cara yang dingin dan tidak berperasaan. Tuhan tidak panggil Paulus dengan mengatakan, Paulus sekarang waktunya, di dalam ketetapanKu, Aku memilih engkau sebelum dunia dijadikan, sekarang kau jadi hambaKu, Tuhan bukan mengatakan seperti itu seperti robot yang tidak berperasaan. Tetapi Tuhan mengatakan, engkau sudah terus menganiaya Aku, mengapa engkau lakukan itu? Lalu sekarang Paulus dipanggil untuk menjadi orang yang berbagian di dalam kelompok yang tadinya dianiaya. Pernyataan Tuhan yang begitu agung diberikan kepada Paulus, Dia yang dengan lemah lembut menyatakan hatiNya kepada Paulus, menyatakan bahwa hatiNya begitu erat terikat dengan jemaatNya dan sekarang Dia panggil Paulus untuk kembali kepada Tuhan Yesus. Maka Tuhan panggil Paulus dan merubah orang ini, sekarang orang ini tetap mempunyai semangat yang begitu giat untuk memberitakan Tuhan, tetapi dengan konsep yang dirubah total. Tuhan mau menyatakan belas kasihanNya, Tuhan mau menyatakan bahwa orang yang paling ganas ini sekarang dipakai untuk menjadi orang yang paling mencerminkan kelembutan hati Tuhan di dalam perjuangan untuk memberitakan injil. Inilah alasan kenapa Tuhan memanggil Paulus, Tuhan menyatakan belas kasihanNya supaya kita bisa melihat Allah yang maha kuasa sanggup mengubahkan orang yang paling rusak untuk menjadi alatNya yang paling bermanfaat di dalam pelebaran KerajaanNya. Tetapi ada hal yang lain, Tuhan memanggil Paulus karena Paulus mempunyai konsep kerajaan yang dia bela mati-matian, tetapi mempunyai arah yang salah, apa sih yang salah dari Paulus? Kerinduan dia untuk memuliakan Tuhan itu tidak salah, apa yang dia lakukan untuk meninggikan Tuhan, motivasinya tidak salah, tetapi dia tidak tahu siapa Tuan, siapa Mesias, siapa Juruselamat yang sebenarnya sudah datang. Nah itu sebabnya Paulus mengatakan, aku menganiaya orang kristen dari ketidaktahuan, aku tidak tahu Dia adalah Sang Mesias, kalau aku tahu Dia Sang Mesias, aku akan memberikan seluruh hormat dan dedikasiku pada Dia. Di sini kita bisa belajar bahwa Tuhan memakai Paulus sebagai orang yang tadinya mempunyai arah yang salah di dalam sifat giat melayani Tuhan, lalu Tuhan kembalikan dia menjadi orang yang melihat kepada Mesias dan melanjutkan sifat giatnya. Maka alasan kedua memanggil Paulus adalah untuk membuat kita belajar, apa yang mendorong orang untuk menjadi giat, kita seringkali di dorong untuk memberitakan injil dan kalau belum memberitakan injil ada perasaan bersalah. Tetapi yang jadi pertanyaan, apa sih yang mendorong kita untuk memberitakan injil? Apakah karena kita sudah bertemu dengan pribadi Raja yang KerajaanNya mau kita sebarkan atau hal yang lain? Paulus giat, orang Yahudi giat, para rabi giat, orang-orang di dalam pembuangan semua giat, tetapi apakah giatnya benar? Kalau giatnya salah, salahnya dimana? Nah kita seringkali mempunyai konsep yang salah di dalam memberitakan injil (coba kita koreksi diri kita masing-masing), apa yang mendorong kita giat memberitakan injil? Mungkin kita sangat giat ikut KKR Regional, kemanapun KKR saya akan ikut, pergi ke Aceh ayo, ke Papua juga ayo, kalau perlu yang lain saya abaikan untuk ikut menginjili, tetapi yag mendorong itu apa? Apakah yang mendorong supaya nanti dalam persekutuan doa di gereja saya, saya bisa sharing sedikit, ada hal yang bisa di-sharingkan, waktu semua sharing pokok-pokok doa, wah giliran saya kapan yah, sudah tidak sabar ingin cerita, begitu tiba giliran kita, kita langsung cerita, saya sudah menginjili ke daerah ini hampir di gigit buaya dll., lalu kita katakan, ini saya lakukan dengan giat luar biasa, tetapi kenapa giat? Ya karena nanti supaya dalam pesekutuan doa ada yang disharing-kan atau mungkin kita melihat, di dalam komunitas saya orang yang paling giat memberitakan injil itu yang paling mendapatkan penghormatan, jadi kalau saya dapat penghormatan adalah karena saya giat memberitakan injil, maka kita cari penghormatan dengan memberitakan injil, ini adalah cara yang lama atau kita memberitakan injil demi satu motivasi ingin menyatakan bahwa kelompok kita itu jauh lebih hebat dari yang lain. Jadi motivasi kita memberitakan injil itu apa sih? Orang Yahudi giat, Paulus juga giat dan Tuhan tidak pernah rubah giatnya, Tuhan GRII KG 765/804 (hal 2) tetap menyuruh Paulus semangat dengan kekuatan yang sama, terus melakukan apa yang dulu dia lakukan, tetapi dengan seluruh pola pandang dan motivasi yang berubah. Ketika Paulus mengenal Kristus, dia mengalami perubahan yang radikal, yang begitu total, sehingga dari orang yang membenci orang yang tidak sedarah dan tidak sesuku dengan dia, sekarang berubah total, sekarang dia bukan lagi orang yang melihat, kamu Yahudi kah, Yunani kah dst. dan bahkan dia bisa mengusir orang yang namanya Markus, waktu Markus ikut dengan Paulus dan Barnabas pergi memberitakan injil, Markus melihat hal yang aneh, kenapa kalian memberitakan injil kepada orang lain juga? Kenapa bukan hanya orang Yahudi saja? Maka dia marah sekali, lalu dia pulang, Markus meninggalkan Paulus dan Barnabas, dan akhirnya Paulus berkata, saya tidak akan bawa orang itu lagi, saya akan cari orang lain, Paulus sulit menerima kesalahan Markus, kenapa Paulus tidak mau memaafkan Markus? Karena Markus menganggap jijik orang non Yahudi (sebelum akhirnya dia bertobat), karena di akhir kehidupan Paulus, dia bilang, tolong panggil juga Markus karena pelayanannya sangat berguna bagi saya. Orang pembenci bangsa lain menjadi yang mencintai bangsa lain, kenapa bisa begitu? Karena dia bukan hanya menyebarkan Kerajaan Allah, dia sudah bertemu Sang Raja yaitu Kristus, karena Kristus yang menjumpai dia, lalu dia melihat pribadi Sang Raja yang begitu luas hati panggil semua orang untuk datang kepada Dia. Paulus sadar dia bukan orang yang baik, dia pikir orang Yahudi paling hebat, tapi ternyata paling kejam, dia pikir dirinya paling giat, tapi ternyata paling menakutkan, waktu dia sadar bahwa dia begitu menakutkan, dia kaget melihat Sang Raja begitu penuh belas kasihan, Sang Raja ini menunjukkan kuasa dan kemuliaanNya, tapi masih dengan perasaan hati yang begitu penuh cinta mengatakan, “engkau sudah menganiaya Aku, mengapa engkau menganiaya Aku?”. Maka dia mengetahui, Rajaku adalah Raja yang penuh belas kasihan, Kerajaan Allah harus disebarkan oleh orang yang punya hati penuh belas kasihan, itu sebabnya waktu kita masih belum bisa melihat Kristus yang luas hati, Kristus yang menerima begitu banyak kelompok, kita belum bisa menjadi pemberita injil yang efektif. Kadangkadang kita juga masih memiliki pola pikir seperti ini kan ya? Konsep suku saya lebih baik dari suku yang lain, kelompok saya lebih baik dari kelompok lain, konsep ini bisa ada dimana-mana, maka kita seperti tidak rela kalau Juruselamat kita fokusnya kepada yang lain, kita tidak rela kalau Juruselamat kita terlalu luas hati sehingga menampung terlalu banyak suku. Maka Paulus mempunyai perubahan yang radikal karena bertemu Sang Raja, bukan hanya melihat konsep Kerajaan Allah yang harus disebar, kalau kita hanya melihat konsep Kerajaan harus disebarkan dan pengaruh semakin besar, tetapi belum bertemu pribadi Sang Raja, maka kita akan mempunyai motivasi yang terus salah di dalam menyebarkan Kerajaan ini. Itu sebabnya harus Saulus yang dipanggil oleh Tuhan karena Tuhan mau menyatakan, orang yang paling radikal berubah setelah bertemu Sang Raja, orang paling sempit hati berubah setelah melihat berapa luasnya Kristus rela berkorban demi bangsa-bangsa lain. Orang paling keras dan paling ngotot untuk membela Kerajaan Allah sekarang diberikan alasan yang bersifat personal untuk mempertahankan kekerasan dan kengototannya. Ketika bertemu dengan pribadi Kristus, kita menyadari pentingnya relasi, relasi dengan Allah, relasi dengan sesama, relasi untuk saling menerima, relasi untuk jadi berkat, relasi untuk berpikir jalani hidup bukan hanya untuk diri tapi untuk orang lain juga, ini semua bisa muncul karena bertemu dengan pribadi Sang Raja. Jadi Paulus berubah karena bertemu dengan pribadi Sang Raja, selama ini dia memperjuangkan Kerajaan, tetapi setelah itu dia dengan pribadi Raja, baru dia tahu bahwa dia perlu dirubah dalam begitu banyak hal, maka Paulus menjadi alat ditangan Tuhan yang begitu penting, karena sekarang dia mengerti siapakah Sang Raja. Jadi motivasi memberitakan injil itu apa sih? Karena bertemu dengan pribadi yang begitu agung dan kita ingin menceritakan tentang Dia kepada orang lain, kita ingin orang lain pun berelasi dengan Dia sama seperti saya berelasi dengan Dia. Selama ini bagaimana kita memberitakan injil, apa yang kita beritakan? Apakah kita hanya bertanya kalau saudara mati, nanti kemana? Pokoknya penginjilan cara sadis, orang yang tidak berpikir mati, pokoknya dibuat agar berpikir mati, lalu kita terus meminta dia berpikir nanti kalau mati kemana? Kalau kena bom bagaimana? Kalau ditabrak bagaimana? Oh semua yang ngeri-ngeri, sehingga orang yang mendengar berita injil seperti ini, dari awal sudah seperti menonton film horor. Kita hanya bertanya nanti kalau mati kemana, kita tidak memperkenalkan pribadi Sang Raja, kita tidak memperkenalkan kecintaan kita kepada Kristus ini, kita tidak memperkenalkan relasi yang begitu intim antara kita dengan Dia, ini namanya model pemberitaan cara lama dari Paulus. Setelah Paulus berubah, dia bukan hanya memberitakan tentang jalan, tetapi Paulus memberitakan relasinya dengan jalan itu, maka dia mengatakan, Kristus bagiku adalah segalanya, aku hidup untuk Dia, aku mati juga untuk Dia, ini adalah komitmen Paulus. Lalu apa yang Tuhan kehendaki untuk Paulus kerjakan? Kita lihat ayat 17, hal pertama yang Ananias kerjakan adalah supaya Saulus penuh dengan Roh Kudus, ini merupakan tema yang berulang-ulang di dalam Kisah Para rasul, penuh dengan Roh Kudus, Roh Kudus memimpin Saulus dan dia menjadi penuh dengan Roh Kudus. Lalu kita mempunyai konsep yang kadang-kadang terlalu fantastis tentang apa itu dipeuhi Roh Kudus, kita memakai istilah-istilah yang sebenarnya sangat jauh dari konsep yang dimiliki Kisah Rasul. Di dalam Kisah Rasul, dipenuhi Roh Kudus berarti Roh Kudus menguasai dia sepenuhnya untuk menjalankan apa yang Tuhan mau dikerjakan melalui pekerjaan para rasul, jadi Roh Kudus memakai para rasul untuk menggenapi apa yang Kristus sudah nyatakan sebagai pekerjaan yang akan digenapi. Maka Kisah Rasul ini mencatat bagaimana pekerjaan di GRII KG 765/804 (hal 3) dalam Kristus yang diteruskan oleh Roh Kudus, itu akan digenapi sampai bagian akhir dari kitab ini. Jadi Roh Kudus akan bekerja terus mulai dari Yerusalem, lalu kemudian pergi kepada bangsa-bangsa lain untuk menyatakan Kristus, maka ketika Roh Kudus turun lalu memenuhi seseorang, ini tandanya Roh Kudus sedang menyatakan pekerjaanNya yang makin diperluas, pertama di Yerusalem, setelah itu di Samaria, kemudian sesudah itu pemanggilan Paulus , lalu setelah itu Roh Kudus menyatakan diri kepada Kornelius, kemudian Roh Kudus menyatakan lagi pekerjaanNya di daerah Efesus, pekerjaan yang makin meluas. Hal kedua, dipenuhi Roh Kudus berarti ada alat yang Tuhan pakai untuk memberitakan injil. Kalau orang dipenuhi Roh Kudus tetapi dia bukan rasul, berarti ini adalah penanda geografis dimana pekerjaan Tuhan makin lama semakin meluas, maka kita melihat, di Yerusalem Roh Kudus penuhi para murid, ini menjadi penanda geografis, tetapi juga menjadi tanda bahwa Tuhan pakai sepenuhnya orang itu untuk menyatakan kemuliaan namaNya. Lalu Roh Kudus turun di derah Samaria, nah di sini tidak ada orang yang dipakai Tuhan setelah dipenuhi Roh Kudus, dia dicatat di dalam Kisah Rasul untuk terus memberitakan injil, berarti ini penanda geografis, dikatakan, injil sekarang menjauh dari Yersalem, lalu Kornelius juga dipenuhi oleh Roh Kudus, tetapi kita tidak melihat Lukas mencatat di dalam Kisah Rasul bahwa Kornelius pergi kemana, lakukan apa dan beritakan apa, berarti ini penanda geografis dimana pekerjaan Tuhan semakin menuju Utara sampai nanti berakhir di Roma di dalam catatan Kisah Rasul. Waktu Saulus dipenuhi Roh Kudus ini bukan penanda geografis, tetapi ini merupakan cara Tuhan menyatakan ini orang yang akan Kupilih, dan dia dipenuhi oleh Roh Kudus. Apa yang menjadi akibat seseorang dipenuhi Roh Kudus? Di dalam Kisah Rasul dicatat bahwa orang itu melanjutkan karya Kristus seperti yang dicatat Lukas di dalam injilnya, kita harus melihat Kisah Rasul sebagai kelanjutan dari Lukas. Maka Lukas ingin menyatakan, sekarang bukan Kristus, tetapi Roh Kudus yang bekerja dan waktu Roh Kudus bekerja kemiripan pekerjaanNya dengan Kristus itu sangat dekat. Sehingga kita bisa melihat rasul-rasul mengerjakan apa yang Kristus juga kerjakan dan di dalam pengertian kita tentang pekerjaan Kristus, Lukas selalu menekankan dua hal, yang pertama itu adalah tanda-tanda yang begitu agung, yang kedua adalah belas kasihan kepada kaum terpinggirkan yang begitu besar, maka ketika Roh Kudus memenuhi seseorang, dia pun mengerjakan kedua hal ini, oleh sebab itu para rasul memiliki kuasa yang sangat besar. Jadi Kisah Rasul sedang memberi pesan kepada kita, sebesar apa tandanya, Tuhan sedang pakai itu di dalam derajat yang makin lama makin turun, waktu Petrus bangkitkan Tabita, wah hebohnya bukan main, banyak orang bertobat, waktu Paulus bangkitkan Tikikus, semua orang kembali dengar khotbah Paulus, sehingga Lukas sedang menyatakan, bukan lihat pekerjaan tanda, karena tanda itu penting, tetapi penting sebagai pembuka jalan, ketika jalan sudah dibuka, sekarang dengar firman, sehingga ketika Paulus melakukan tanda mukjizat, semua kembali fokus kepada kesaksian Paulus. Maka kesaksian dan nubuat menjadi jauh lebih penting dari pada tanda mukjizat dan kesembuhan di dalam kitab Kisah Rasul, lalu makin kebelakang tanda-tanda itu makin surut, tetapi apologetik Paulus itu semakin kental dan makin dicatat. Bagian kedua apa yang Tuhan mau Paulus kerjakan? Tuhan mau Paulus kerjakan pengabaran injil, memperbesar Kerajaan Allah dengan mendirikan komunitas-komunitas yang mempunyai relasi begitu dekat dengannya. Tuhan ingin Paulus memberitakan injil keseluruh daerah, lalu menyiapkan di situ komunitas yang berelasi dengan akrab satu dengan yang lainnya, sehingga di Yerusalem, Antiokia, di bangsa-bangsa lain terjalin Kerajaan Allah yang bukan tanpa relasi. Kita bisa melihat di sini ada pararel antara yang dikisahkan di dalam Kisah Rasul dengan pekerjaan para nabi di dalam PL, terutama Elisa, Elisa dipanggil Tuhan di dalam satu tugas memberitakan tentang pertobatan kepada orang-orang yang tidak lagi terpandang. Lain dengan Elia, ketika dia pamerkan kuasanya, semua orang bisa lihat, tetapi waktu Elisa bekerja dan melayani, Elisa berada di tengah-tengah kelompok nabi yang miskin. Misalnya ketika para nabi ingin makan, makanan mereka diberi racun dan berkata kepada Elisa, lalu Elisa menaburkan sesuatu dan berkata makanlah, sudah tidak beracun lagi, ini mukjizat, hebat ya, maka orang-orang itu makan dan terpelihara, jadi ini mukjizat yang dikerjakan di dalam kelompok-kelompok yang sepertinya tidak diperhatikan. Dan Kisah Rasul mengatakan, orang kristen mula-mula adalah kelompok yang tidak diperhatikan dimana-mana, nah mereka baru mulai menjadi populer setelah pengaruhnya menjadi besar dan mengganggu ketenteraman kerajaan Roma. Waktu Kerajaan Tuhan dinyatakan dengan mendirikan gereja-gereja ini, Kisah Rasul menekankan bagaimana relasi mereka itu dijalin dengan demikian baik, sehingga pengaruh Kerajaan Allah semakin meluas, bukan menjadi banyak dan fragmented, terpecah-pecah, sehingga Paulus pergi kemana-mana dan memberitakan injil menjadi satu jaringan yang kuat. Kita melihat Paulus dipakai oleh Tuhan untuk membawa berita injil keluar dari Yerusalem dengan mengingat identitas gereja Tuhan yang satu, baik dari Yerusalem maupun kepada seluruh bangsa. Yang Tuhan kehendaki di dalam penyebaran gereja Tuhan adalah Tuhan mau gereja menyebar dengan identitas yang terus sama, Tuhan tidak ingin gereja tersebar dengan tidak terkontrol, menjadi seenaknya, menjadi sembarangan, kemudian menyebar sesuai dengan kehendak hati sendiri, tidak. Tuhan mau ada keterkaitan antara gereja yang pertama di Yerusalem dengan yang lain dan dengan demikian Tuhan mau ada terkaitan antara gereja di zaman yang satu dengan gereja di zaman yang lain. Gereja di zaman yang satu mengembangkan doktrin yang dari alkitab, gereja di zaman selanjutnya melanjutkan pekerjaan itu dan menyelidikinya kembali kepada alkitab, sehingga ini menjadi satu pekerjaan yang melintasi waktu. Demikian juga ketika gereja menyebar ke seluruh dunia, ini menjadi penyebaran yang melintasi wilayah, penyebaran yang harus mempunyai identitas yang sama dan identitas yang sama ini tidak hanya sekedar kasih yang tidak jelas konsepnya apa. GRII KG 765/804 (hal 4) Gereja Tuhan harus menyebar dengan prinsip yang terkontrol, kita tidak bisa menyebarkan injil, lalu setelah orang percaya, kita bebaskan dia mau berbuat apa saja, bikin gereja seperti apa, bikin ibadah seperti apa terserah dia, tidak bisa, itu sebabnya ada kesatuan di dalam pekerjaan Tuhan, baik melalui Paulus maupun Petrus. Maka Paulus mengatakan di dalam surat Galatia, aku berjabat tangan dengan Kefas untuk saya pergi memberitakan berita yang sama kepada bangsa lain dan Kefas pergi memberitakan berita yang sama ini kepada orang-orang Yahudi, berarti ada keterkaitan di dalam penyebaran gereja Tuhan. Nah ini hal yang bisa kita renungkan pada hari ini mengenai mengapa Saulus dipanggil dan apa yang Tuhan mau dia kerjakan di dalam pemanggilannya, kiranya ini boleh menjadi renungan kita untuk bertumbuh di dalam mengenal cara Tuhan bekerja dan menyebarkan gerejaNya. Amin. Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah (AS) GRII KG 765/804 (hal 1)