PENGENALAN DUNIA ADIKSI - NARKOBA UNTUK KALANGAN

advertisement
DUNIA ADIKSI
Yayasan Harapan Permata Hati Kita
Addiction Treatment & Recovery Community Center
Villa Pandawa YAKITA
Jl. Ciasin No. 21 – Desa Bendungan – Ciawi - Bogor – Jawa Barat
Tel. (0251) 243 059 – 243 077
[email protected]
[email protected]
www.yakita.or.id
Paledang, Februari 2009
Kontinum Intervensi :
Melihat Ke Arah Strategi Nasional Komprehensif
MASALAH BELUM ADA
Tahap 1
Intervensi Dini
+
MASALAH MULAI ADA
Tahap 2
Intervensi Awal
Dan Langsung
+
MASALAH BANYAK
Faktor Waktu
Dan peningkatan
masalah
Tahap 3
Intervensi Lanjut
------ MASALAH KESEDIAAN NARKOTIKA ITU SENDIRI -----
SUPPLY
REDUCTION
Kebijakan & Advokasi
Penegakan Hukum terpercaya
Pencegahan banyaknya Supplai
Program Pencegahan Masyarakat
Program KIE untuk Umum
Program Jaga Lingkungan
Intervensi Masyarakat
Perlindungan Saksi
Proses Hukum terpercaya
Program Penjara
Program Paska Penjara
Pencegahan Residivisme
------ PLUS MANAGEMEN KASUS PENYALAHGUNAAN DAN ADIKSI NARKOTIK -----
DEMAND
REDUCTION
KIE tentang narkotik
KIE bagi yang beresiko
Hotline informasi
Program sebaya untuk mencegah
Kebijakan & Advokasi
Program Konseling
Hotline Bantuan Awal
(termasuk keluarga)
Drop In Center
Program sekolah & Sidak
Identifikasi Kasus (urine test)
Klinik & Pusat Perawatan
Pusat Rehabilitasi
Pusat Pemulihan
Program Re-entry & Halfway
Intervensi Krisis
TC & Self Support
Terapi dan Konseling
Shelter dan perlindungan
Paska rawat (Aftercare)
Relapse & Pencegahan Relapse
Program Kerja
Program Vokasional
Program Ekonomi
------ PLUS MASALAH BERKAITAN DG NARKOTIK MIS. HIV/AIDS, HEPATITIS ----
RISK &
KIE tentang bahaya
Kebijakan yang mendukung
HARM
Program Penurunan Resiko
REDUCTION
Pencegahan infeksi pada pecandu
PENGENALAN DUNIA
ADIKSI - NARKOBA
Testing & Konseling
Notifikasi Pasangan
Konseling
Penjangkauan masyarakat
Harm Reduction
Pendekatan perlu holistik & multidisipliner
Perawatan Klinik
Hospice
Rumah Sakit
Konseling Keluarga & Individu
Keluarga setelahnya
Ctt: Semua sudah dimulai YAKITA
Ledakan Masalah Penggunaan
Beragam Narkoba di Indonesia
1960
1970
1980
1990
2000
Cannabis
Morphine
Pills
Ecstasy
Psychedelics
Ngedrag Heroin
Menyuntik Heroin
Shabu / Meth
1960
1970
1980
1990
2000
Warisan Nenek Moyang?
Indonesia: Pengolah Opium, Eksportir koka
Asli warisan nenek moyang, alkohol lokal: saguer, tuak, arak, sopi
Definisi
• USER = Pemakai
– ditandai dengan pemakaian sekali-sekali, coba-coba,
tanpa masalah berarti. Semua aspek kehidupan
normal-normal saja.
• ABUSER = Penyalahguna
– ditandai dengan pemakaian agak bermasalah,
menggunakan cukup rutin. Sebagian aspek kehidupan
mulai/amat terganggu.
• ADDICT = Pecandu
– ditandai dengan pemakaian bermasalah,
menggunakan sangat rutin hingga setiap hari. Segala
aspek kehidupan rusak. Seolah mereka hidup untuk
pakaw dan pakaw untuk hidup.
senang-senang
USER
senang-senang
tetapi
masalah
mulai muncul
ABUSER
hanya ada
masalah
saja
ADDICT
Pikiran
obsesif
Coba-coba
menyalahgunakan
kecanduan
Perilaku
Kompulsif
yang
Bermasala
h
Obsesi dan Penyempitan Minat
IBADAH
OLAHRAGA
MAKANAN
HOBBY
TEMAN
KELUARGA
KERJA
SEKOLAH
SAHABAT
ALCOHOL
PACAR
ORGANISASI
USER = Pemakai
Obsesi dan Penyempitan Minat
IBADAH
OLAHRAGA
MAKANAN
KELUARGA
DRUGS
TEMAN
KERJA
SEKOLAH
SAHABAT
ALCOHOL
PACAR
ORGANISASI
USER = Pemakai
Obsesi dan Penyempitan Minat
DRUGS
OLAHRAGA
MAKANAN
KELUARGA
DRUGS
TEMAN
KERJA
SEKOLAH
SAHABAT
ALCOHOL
DRUGS
PACAR
•ABUSER = Penyalahguna
Obsesi dan Penyempitan Minat
DRUGS
DRUGS
DRUGS
DRUGS
DRUGS
DRUGS
DRUGS
DRUGS
DRUGS
ALCOHOL
DRUGS
DRUGS
Perilaku Kompulsif
yang Bermasalah
ADDICT = Pecandu
Adiksi menyebabkan Perpecahan
Kepribadian
PRA DRUGS
PASKA DRUGS
OLD SELF
NEW JUNKIE SELF
Telur Adiksi: Dunia Pecandu
Ini paket kehidupan
seorang pecandu:
NAZA
HIV/AIDS/HCV
SEKS, IMS …
UANG
KRIMINALITAS
KEKERASAN
Pola Pikir Pecandu
• Preokupasi pada drugs / alkohol dan kehidupan di
sekitar memakai drugs, cara memperoleh drugs dan
lingkungan serta budaya drugs / alkohol
• Hidup untuk pakaw & pakaw untuk hidup
• Pembenaran diri (merasionalisir pemakaian)
• Menyalahkan orang lain
• Apapun demi memakai
• Penyangkalan masalah ketergantungan
• Merasa bersalah sehingga mudah terpancing emosi.
Peningkatan toleransi
terhadap drugs / alkohol
Pola Pikir & Kejatuhan
Jellinek Curve
Meningkatnya ketergantungan
Tahap Dini
Preokupasi dgn
drugs / alkohol
Upaya
mengendalikan
selalu gagal
Lupaan / blackouts
Hilang kendali
Selalu merasa bersalah
Tahap Menengah
Hilangnya minat pd hal lain
Hindari teman / keluarga
Deteriorasi fisik
Masalah dengan uang / sekolah
Mengaku kalah thdp drugs
Pola pikir cacat
Tahap Lanjut
Pemakaian obsesif
Siklus Adiksi
Untuk berhenti, orang perlu benar-benar menyadari dampak negatif
pemakaian narkoba terhadap dirinya secara pribadi. Siklus pakai dan relapse:
Mulai pakai drugs
Denial dan
sikap defensif lainnya,
sehingga
pakaw terus,
berakibat pd:
Dampak negatif karena
pakaw menggiring
orang ke:
Lingkaran
makin besar
dan berputar
kian cepat
Kegagalan untuk
mengendalikan pemakaian,
yang akibatnya
niatan untuk
mengendalikan pemakaian, yang
menyebabkan ….
THE CAGE TEST
Kapan Tahu Seseorang Kecanduan?
CUT DOWN:
JUMLAH – merasakan diri perlu
mengurangi pemakaian narkoba.
Mulai merasa bahwa masalahnya ada
kaitannya dengan narkoba yang
dipakainya.
ANNOYED:
JENGKEL – merasa jengkel kalau
pemakaian narkobanya disinggung
orang.
GUILT FEELINGS:
BERSALAH – merasa bersalah
mengenai pemakaian narkoba, dan
rasa senang mulai berkurang.
EYE OPENER:
BUKA MATA – memakai narkoba
pilihannya di pagi hari setelah
bangun.
Pola Pikir & Kebangkitan menuju
Kepulihan
Pencerahan & jalan hidup menarik
terbuka ke arah pencerahan yang
lebih tinggi lagi dari sebelumnya
Menghargai nilai2 yang riel
Jellinek Curve
Menghargai
nilai spiritual
Peningkatan
kendali
emosional
Rehabilitation
Kembalinya self-esteem
Menurunnya rasa bersalah
Pemikiran realistis
Tumbuhnya harapan baru
Berhenti memakai drugs / alkohol
Bertemu mereka yang bersih dari
drugs / alkohol dan hidup baik
Disaster Phase
Conditioning yang Kuat
OVERPOWERING
Triggers
•Emosi apapun
•Hari
•Malam
•Kerja
•Tidak Kerja
Artinya, apapun bisa jadi dalih atau
alasan untuk pakai drugs / alkohol
Respons
• Pikiran Obsesif
tentang Narkoba
• Respons otomatis
• Ketergantungan fisik
yang Kuat
• Penggunaan otomatis
Masalah Lainnya Yang Dapat
Mengganggu Pola Pikir Pecandu
• Penggunaan narkoba mempengaruhi cara kerja otak
sehingga pola pikir menjadi cacat atau patologis.
• Penggunaan dapat merusak pola kerja otak secara
fisik
• Kerusakan otak permanen terjadi pada 1 dari 25
pecandu
• Seringkali ‘orang normal’ tidak menyadari kerusakan
yang terjadi pada ‘pecandu’ dan mengharapkan
mereka berpikir ‘waras’
• Gangguan kepribadian bawaan (terutama cluster B)
terjadi pada lebih dari 60% pecandu.
GANGGUAN KEPRIBADIAN CLUSTER A
•
Paranoid: curigaan, tidak percayaan pada orang;
kecenderungan melihat diri tidak bisa dipersalahkan;
berjaga-jaga melawan serangan yang dipersepsikannya
diperoleh dari orang lain.
•
Schizoid: hubungan sosial yang teramat sulit;
ketidakmampuan atau kurangnya hasrat untuk
membentuk kedekatan dengan orang lain.
•
Schizotypal: pola pikiran yang aneh; keanehan dalam
persepsi dan pembicaraan yang menganggu interaksi
sosial dan komunikasi mereka dengan orang lain
GANGGUAN KEPRIBADIAN CLUSTER
B
• Histrionic: mendramatisir diri; terlalu berlebihan memperhatikan
penampilan; kecenderungan untuk gampang marah dan meledak
bila hasratnya memperoleh perhatian orang tidak tercapai
• Narcissistic: waham kebesaran; preokupasi dengan cara menarik
perhatian orang; mempromosikan diri di tiap kesempatan; kurang
empatik; kemarahan luar biasa bila frustrasi
• Antisocial: kurangnya pengembangan moral atau etis,
ketidakmampuan mengikuti model perilaku yang diharapkan norma;
tidak jujur dan licik; manipulasi orang lain tanpa adanya rasa malu
atau bersalah; sejarah adanya perilaku bermasalah ketika masih
kecil
• Borderline: impulsif, kemarahan yang tak pada tempatnya,
pertukaran mood yang drastis dari saat ke saat; perasaan bosan
yang kronik/berulang terus; upaya untuk menyakiti diri atau bunuh
diri.
GANGGUAN KEPRIBADIAN CLUSTER C
• Avoidant: orang dengan kepribadian menghindar, mempunyai
hipersensitivitas pada penolakan atau derogasi sosial; malu luar
biasa; tidak aman dalam hubungan sosial mereka dan tidak nyaman
dalam memulai hubungan dengan orang lain.
• Dependent: kesulitan memisahkan diri dalam hubungan dengan
orang lain; tidak nyaman berada sendirian; menekan kebutuhan
pribadi agar orang lain tetap terlibat dalam hubungan dengan mereka;
plin-plan.
• Obsessive-compulsive: keprihatinan dan perhatian berlebihan
dengan kedisiplinan, aturan dan detail-detail yang kecil; perfeksionis;
kurang punya kemampuan untuk menunjukkan sikap ekspresif dan
kehangatan; kesulitan untuk rileks dan untuk bersenang-senang.
• Passive-aggressive: kurang kemampuan untuk bersikap asertif
sehingga ditunjukkan dengan cara yang hostile tidak langsung,
misalnya mengulur-ngulur kerjaan, melupakan secara sengaja,
kekeraskepalaan.
Judgement
Brain
Pleasure
Brain
Thinking
Brain
Instinctual
Brain
Alcohol and the Adolescent Brain
SCANS
Alcohol 25 yrs
Normal
Marijuana 12 yrs
Cocaine 2 yrs
Junkie Game
• Berbohong dan mencuri (untuk bisa memakai narkoba)
atau Menghalalkan segala cara untuk pakai narkoba
• Mencari-cari alasan ataupun dalih (merasionalisasi
pemakaian)
• Menset up diri sendiri secara sadar ataupun tidak untuk
kambuh dan pakai kembali
• Memainkan peran seolah sebagai ‘korban’,
menyalahkan orang lain di sekitarnya, membuat orang
merasa bersalah dibandingkan melihat kegagalan
pribadi (ini umumnya dilakukan karena adanya guilt)
Helper / Enabler
• Membantu pecandu membutuhkan pemahaman
mengenai adiksi
• Orang yang suka membantu seringkali menjadi
‘Enabler’ tanpa disadarinya (bedakan empati vs
simpati)
• Enabler seringkali adalah seorang codependent
• Enabler mudah termakan Junkie Games
Dasar Membantu Pecandu
• Memahami ‘isme’ adiksi
• Memahami ‘bahasa junkie’ – bahasa yang
menunjukkan pemahaman mendasar mengenai
kehidupan ‘isme’ pecandu dan ‘hati’ pecandu.
• Memahami adiksi sebagai penyakit yang progresi
penyakitnya bisa ditahan.
• Memahami perlunya sikap tegas dalam menghadapi
pecandu  mengurangi co-dependency dan
menunjukkan cinta keras
•
Jangan menceramahi, memoralisir, memarahi, menyalahkan,
mengancam atau berdebat dengan pecandu dalam kondisi mabuk
maupun waras, membuang Drugs-nya, naik pitam, atau menutupnutupi konsekuensi penggunaannya dengan melindunginya. Anda
sendiri mungkin akan merasa lebih baik saat itu, tetapi kondisi si
pecandu akan menjadi lebih parah.
•
Jangan naik pitam dan karenanya merusak diri Anda sendiri dan
kesempatan apapun untuk memberikan bantuan. Nilai diri Anda
rusak bila Anda hilang kendali diri
•
Jangan membiarkan kecemasan Anda mendorong Anda untuk
melakukan apa yang seharusnya dilakukan si Pecandu sendiri
untuk dirinya sendiri.
•
Jangan percaya pada janji-janji, karena ini cuma metode mereka
untuk menunda rasa sakit. Dengan cara sama, jangan berubahubah janji dan kesepakatan. Bila kesepakatan sudah diambil,
jalankan tanpa bergeming.
• Jangan membiarkan si pecandu berbohong kepada Anda dan
menerimanya sebagai kenyataan, karena dengan melakukan
hal tersebut, Anda membuatnya melakukan hal yang sama di
kemudian hari. Kenyataan seringkali menyakitkan, tetapi
hadapilah. Jangan marah pada realita.
• Jangan membiarkan si pecandu membodohi Anda, karena ini
mengajarkannya untuk menghindari semua tanggung jawab
dan ia akan kehilangan rasa hormat kepada Anda pada saat
yang sama.
• Jangan membiarkan si pecandu mengeksploitasi Anda atau
memanfaatkan Anda, karena dengan melakukan hal tersebut,
Anda menjadi kaki tangannya dalam menghindari tanggung
jawab dan menyuburkan adiksinya
•
Jangan menunda-nunda saat menghadapi kenyataan bahwa
adiksi adalah penyakit yang akan terus berkembang yang akan
menjadi semakin parah dengan semakin lamanya penggunaan.
Belajarlah sekarang, untuk memahami dan merencanakan
penyembuhan. Untuk berpangku tangan adalah pilihan terburuk
yang dapat Anda ambil.
•
Jangan terpancing untuk marah. Secara sadar maupun tidak,
pecandu memproyeksikan rasa benci diri sendiri kepada orang
lain. Jika hal ini dihadapkan kepada serangan penuh kemarahan
dan kebencian, maka ini menjadi bukti bagi si pecandu - dan ia
seolah dapat alasan merasionalisasi penyalahgunaan drugs-nya
di masa lalu dan menemukan alasan untuk terus menggunakan.
•
Jangan terpancing untuk merasa cemas. Si pecandu tak akan
pernah belajar menyelesaikan masalah secara bertanggung
jawab bila kecemasan keluarga mendorong keluarga
menyelesaikan masalah sebelum si pecandu dapat
menghadapinya dan menyelesaikannya, atau merasakan
konsekuensinya.
• Untuk dapat menunjukkan cinta keras, yang
dibutuhkan adalah mengurangi ko-dependensi yang
ada dalam diri dia yang ‘membantu’ si pecandu.
• Orangtua dan teman, seringkali co-dependen dan
akhirnya menjadi enabler – memungkinkan si
pecandu untuk meneruskan perilaku destruktifnya.
• Harus dapat mengurangi co-dependency bila ingin
membantu seorang pecandu.
Apakah Co-Dependency?
•
Co-dependency adalah perilaku yang dipelajari yang dapat
diwariskan dari generasi ke generasi, atau bisa menjadi warisan
budaya
•
Co-dependency adalah kondisi emosional dan perilaku yang
mempengaruhi secara negatif kemampuan individu untuk
mempunyai hubungan yang sehat dan memuaskan. Seringkali
disebut juga sebagai ‘adiksi terhadap relationship’ dimana orang
dengan co-dependency akan membentuk hubungan yang satu pihak,
destruktif bagi dirinya sendiri secara emosional.
•
Co-dependency baru diperkenalkan sebagai konsep 10 tahun yang
lalu sebagai hasil penelitian terhadap hubungan dalam keluarga
pecandu alkohol.
•
Co-dependent adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan
gangguan pada orang yang hidup dengan pecandu (affected), namun
kini diperluas untuk mencakup siapapun yang tumbuh dalam
keluarga yang disfungsional.
Co-Dependency & Budaya Bungkam
•
Dalam keluarga yang tidak bisa atau tidak dapat membahas
adanya permasalahan, co-dependency tumbuh subur. Kalau ada
masalah, mereka tidak akan mengkonfrontasinya. Sebagai
hasilnya, semua belajar untuk menekan perasaan emosi dan
mengesampingkan kebutuhan dan hasrat pribadi.
•
Dalam keluarga yang menekan perasaan, anggota keluarga
menjadi “survivors.” Mereka mengembangkan perilaku yang
membantu mereka menyangkal, mencuwekkan, menghindari
emosi yang sulit. Mereka tidak bicarakan masalah, tidak sentuh
masalah, tidak konfrontasi, belajar mematikan perasaan, tidak
percayaan. Emosi keluarga biasanya ditahan agar tidak meledak
dan semua ditampilkan baik di luar kepada orang lain agar tidak
memalukan  sangat tipikal di Indonesia ?
•
Perempuan yang dibesarkan untuk manis dan tidak menimbulkan
masalah, tidak konfrontatif, tidak menunjukkan emosi,
mengesampingkan kebutuhan pribadi dan mengutamakan
kebutuhan orang lain menjadi co-dependent  demikiankah
keadaannya di Indonesia?
Aturan dalam rumah tangga yang
menimbulkan co-dependency:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Kalau tidak bisa mengatakan sesuatu yang bagus, jangan
ngomong – karena lidah tak bertulang
Jangan tunjukkan pada orang kalau kamu sedang ada masalah.
Jangan sampai orang lain tahu kalau kamu sedang ada masalah
Jangan menyusahkan orang lain, simpan masalah sendiri dan tak
perlu minta bantuan. Atasi sendiri
Jangan obral perasaan; jaga perasaan kamu buat diri sendiri
Komunikasi yang terbaik adalah kalau tidak langsung; nanti salah
tangkap
Jadilah orang yang baik, benar, sempurna, kuat
Buat kami bangga! Capai sesuatu yang lebih dari kemampuan
realistis kamu! Kamu pasti bisa!
Jangan mementingkan diri sendiri. Utamakan orang lain.
Jangan ikuti apa yang aku lakukan, lakukan apa yang aku katakan
Jangan main-main, tidak dewasa. Harus serius.
Jangan goyangkan perahu, jangan timbulkan masalah.
Jadilah wanita yang baik, cantik, manis dan mengurus suami dan
anak dengan baik
Bagaimana Perilaku
Codependent?
•
Percaya diri rendah dan mencari hal di luar diri mereka untuk merasa lebih
baik akan dirinya sendiri. Mereka sulit untuk bisa bertindak ‘lepas’. Beberapa
mencoba membuat diri merasa lebih enak dengan alkohol, drugs dan obatobatan, dan beberapa mengembangkan perilaku kompulsif seperti
workaholism, berjudi, or aktivitas seksual dengan berganti-ganti pasangan.
•
Niatan mereka baik. Mereka berusaha mengurus orang lain, namun perilaku
mereka cenderung kompulsif (reseh) dan menghancurkan diri sendiri. Atau,
menimbulkan kebencian orang lain kepada dirinya dan orang hilang respek
terhadap mereka  justru sebaliknya dari apa yang mereka harapkan.
•
Mereka cenderung mengambil peran sebagai ‘martir’. Istri akan menutupi
kebohongan suami atau ibu akan membuat alasan dan dalih untuk
melindungi anaknya, atau melakukan apapun untuk melepaskan anak dan
suami dari masalah
•
Melepaskan anak dan suami dari masalah, membuat mereka bangga
sekaligus getir dalam pengorbanannya, berharap si pecandu akan berterima
kasih pada mereka
Bagaimana Perilaku
Codependent?
• Masalahnya, upaya menyelamatkan dengan cara ini akan
membuat si pecandu keterusan dan menjadi makin tergantung
pada ‘kepengurusan’ si co-dependent dan makin tidak
bertanggung jawab
• Meningkatnya ketergantungan si pecandu, si codependent
makin merasa dibutuhkan dan merasa ”puas’ karena
dibutuhkan. Saat mengurus ini menjadi kian kompulsif, ia jadi
tidak berdaya dan tidak mampu menarik diri dari hubungan
tersebut.
• Codependent melihat diri mereka sebagai korban dan mereka
sebetulnya tertarik pada kelemahan orang lain. Semakin
lemah, semakin mereka bisa ‘berfungsi’ membereskan orang
lain dan jadi ‘pengurus’. Mereka menjadi magnet orang-orang
yang cenderung memanfaatkan mereka.
Karakteristik Orang CoDependen
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Perasaan bertanggung jawab berlebihan atas tindakan orang lain.
Kecenderungan untuk rancu antara cinta dan iba, dengan
kecenderungan untuk ‘mencintai’ orang yang dapat mereka kasihani
dan selamatkan
Kecenderungan untuk melakukan lebih dari apa yang layaknya,
setiap saat
Cenderung sakit hati kalau orang tidak ‘melihat’ upaya mereka
Ketergantungan tak sehat pada hubungan dengan orang lain.
Seorang co-dependen akan melakukan apapun untuk
mempertahankan hubungan, menghindari perasaan ditinggalkan.
Kebutuhan ekstrim untuk approval dan rekognisi
Merasa bersalah kalau tegas
Kebutuhan teramat kuat untuk mengendalikan orang lain, hasil
ataupun kejadian
Kurang percaya pada diri sendiri dan/atau orang
Takut ditinggalkan atau takut akan kesendirian
Kesulitan mengidentifikasikan perasaannya
Manipulatif dan kerap menyalahkan orang lain
Kekakuan / kesulitan untuk berubah, keras kepala
Karakteristik Orang CoDependen
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Masalah dengan keintiman / batasan
Kemarahan dan penuh kebencian kronis
Berbohong kronis / tidak jujur
Komunikasi dan ekspresi diri buruk
Kesulitan mengambil keputusan
Tidak percaya pada orang
Menghindari untuk melihat perasaan pribadi
Perfeksionis
Kesulitan untuk intim terbuka dengan orang
Perilaku menjadi pengurus orang
Terlalu waspada akan bahaya atau ancaman potensial
Penyakit fisik akibat stress
•
Orang Co-Dependent adalah orang yang ‘sakit’ karena adanya ‘orang sakit’ di
lingkungan terdekatnya. Orang tertentu bisa mempunyai’ bakat lebih’
dibandingkan orang lain untuk menjadi co-dependent.
Orang Co-Dependent paling sering membuat terapis frustrasi karena kerap tak
mampu mengubah diri namun teramat ingin mengendalikan orang lain.
Mereka kerap tak mampu melihat perilakunya yang destruktif
•
•
Cinta Co-Dependent
•
•
•
•
•
•
•
Cinta yang tampil dalam bentuk selalu menyelamatkan, melindungi
dan akhirnya merusak, dari orangtua, pasangan, teman dan rekan
kerja yang ko-dependen kepada orang yang bermasalah (misalnya,
pecandu).
melindungi pecandu dari konsekuensi perilaku mereka, karenanya,
mencegah pendewasaan mereka dan pembelajaran mereka untuk
bertindak dan menjadi bertanggung jawab.
mengizinkan orang membuat anda menjadi keset kaki, dan
karenanya, merusak kesempatan orang menghormati anda.
Memberikan batasan-batasan namun mengizinkan orang melanggar
batasan tanpa konsekuensi yang bermakna, karenanya,
mengajarkan mereka bahwa aturan anda tidak ada artinya.
Membiarkan diri melepas aturan/batasan setiap ada kesulitan,
terutama kalau tampaknya anda akan dinilai, dikritik, atau tidak
disayang karena anda tegas pada prinsip anda.
Cinta yang tidak ada kepedulian dan kasih sayang, karena
menginginkan si pelanggar selalu tergantung. Pada pecandu dan
co-dependent, disinilah letak letak permainan ketergantungan
keduanya, baik si pecandu maupun si ‘korban’.
berfokus pada orang lain, dan mengalihkan perhatian dari
kelemahan pribadi  rajin gossip.
Cinta Keras
Cinta keras
Cinta Lembek
Cinta keras adalah cinta yang
tegas, pemecahan yang penuh
kepedulian bagi keluarga dan
individu yang secara negatif
terkena dampak perilaku pecandu
yang sebetulnya tidak dapat
diterima.
Cinta yang tampil dalam bentuk
selalu menyelamatkan, melindungi
dan akhirnya merusak, dari
orangtua, pasangan, teman dan
rekan kerja yang ko-dependen
kepada si pecandu. Sayangnya,
cinta lembek tampaknya jadi
norma, terutama di tengah
keluarga pecandu.
Cinta keras berarti mengizinkan si
pecandu mengalami konsekuensi
dari perilakunya sendiri.
Cinta lembek berarti melindungi
pecandu dari konsekuensi
perilaku mereka, karenanya,
mencegah pendewasaan mereka
dan pembelajaran mereka untuk
bertindak dan menjadi
bertanggung jawab.
Cinta Keras
Cinta Keras
Cinta Lembek
Cinta keras berarti mendefinisikan hakhak dan batasan-batasan Anda sebagai
orangtua atau pasangan, dan
menekankan agar orang lain
menghargai batasan-batasan tersebut.
Cinta lembek berarti mengizinkan rang
lain melanggar hak-hak dan batasanbatasan Anda sebagai orangtua atau
pasangan, dan membiarkan orang
melanggar tanpa konsekuensi
Memberikan aturan-aturan tegas dan
jelas serta batasan-batasan yang masuk
akal, dan menuntut pecandu untuk
mengikuti aturan tersebut.
Memberikan batasan-batasan namun
mengizinkan pecandu melanggar
batasan tanpa konsekuensi yang
bermakna, karenanya, mengajarkan
mereka bahwa aturan tidak ada artinya.
Cinta keras berarti belajar keras
terhadap diri sendiri dan tidak
menyelamatkan si individu ketika
semuanya tak berjalan sesuai yang
anda harapkan.
Cinta lembek berarti membiarkan anda
melepas batasan setiap ada kesulitan,
terutama kalau tampaknya anda akan
dinilai, dikritik, atau tidak disayang
karena anda tegas pada prinsip anda.
Cinta Keras
Cinta Keras
Cinta Lembek
Cinta keras berarti anda peduli
atau sayang. Anda berhenti
memperlakukannya sebagai anak
ingusan yang lemah, kecil dan tak
punya daya. Ini juga berarti baik si
pecandu dan ‘korban’ menyadari
realita perilaku dan keputusan
mereka.
Cinta lembek berarti anda tidak
peduli dan tidak sayang, karena
anda menginginkan si pelanggar
selalu tergantung pada diri anda.
Disini adalah letak permainan
ketergantungan keduanya, baik si
pecandu maupun si ‘korban’.
Membuat kita berfokus pada
motivasi dan perilaku kita, dan
bukan pada dosa si pecandu.
Cinta lembek membuat kita
berfokus pada si pecandu, dan
mengalihkan perhatian dari
kelemahan kita sendiri.
Anda Co-dependent?
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Anda cenderung diam saja untuk menghindari argumentasi?
Cenderung khawatir akan apa yang dipikirkan orang tentang anda?
Pernah hidup serumah dengan orang yang punya masalah?
Pernah hidup serumah dengan orang yang mengecilkan diri anda,
menghina anda atau menyakiti anda?
Apakah seringkali menilai atau merasa bahwa pendapat orang lain
lebih penting dari pendapat anda sendiri?
Sulitkan anda menyesuaikan diri dengan perubahan di rumah atau di
kantor?
Anda merasa dikesampingkan kalau orang yang anda sayangi
menghabiskan waktu dengan teman-temannya?
Anda ragu bisa menjadi apa yang anda inginkan?
Anda tak nyaman menyatakan perasaan anda yang sesungguhnya?
Anda merasa tidak adekuat atau serba kurang dibanding orang lain?
Anda merasa seperti ‘orang jelek’ kalau anda melakukan kesalahan?
Anda sulit menerima pujian orang?
Anda merasa dipermalukan kalau anak atau pasangan melakukan
kesalahan?
Anda Co-dependent?
•
•
•
•
•
•
•
Anda merasa bahwa orang-orang dalam kehidupan anda akan
hancur bila anda tidak berupaya mendorong mereka?
Anda kerap berharap orang lain dapat membantu anda
menyelesaikan banyak hal yang anda kerjakan?
Anda sulit berbicara dengan pihak berwenang, misalnya polisi atau
atasan anda?
Anda bingung akan siapa diri anda sebetulnya dan kemana arah
hidup anda sesungguhnya?
Anda sulit mengatakan tidak kalau dimintai bantuan?
Anda sulit / sungkan meminta bantuan orang lain?
Anda melakukan banyak hal tapi tidak tahu kenapa anda bisa
demikian sibuk?
Naga-naganya gue
udah jadi bapak yang
Co-Dep nih!
Bekerja dengan Keluarga
1.
2.
3.
4.
Orangtua di tahap awal adiksi, masih tidak tahu apa-apa.
Bingung dengan perubahan anak
Di tahap menengah mulai mencari jalan keluar, berespons
ekstrim, atau menjadi enabler dengan menyalahkan orang
lain dan melindungi anak. Anak lain diabaikan dan tidak
boleh menambah masalah.
Tahap Lanjut mulai menghindari masalah (gaya burung unta),
menyalahkan si pecandu & diri sendiri, malu dan merasa
bersalah (jadi terlalu peka).
Tahap terparah, terjadi perpecahan keluarga, internalisasi
perasaan buruk, menyerah, tak berdaya, aturan keluarga
menjadi tidak sehat. Si pecandu boleh melanggar aturan,
sementara yang lain tidak boleh. Yang buruk direinforce,
yang baik diabaikan.
Keterlibatan Keluarga
• Keterlibatan keluarga, memperbaiki ketaatan perawatan dan
memperbaiki hasil yang bisa dicapai
• Keluarga jadi lebih paham perjalanan pemulihan anggota
keluarganya yang kecanduan
• Pecandu dan juga keluarga memahami tujuan dan peran
mereka dalam pemulihan si pecandu.
• Keluarga memperoleh dukungan dalam proses pemulihan
mereka sendiri dari adiksi aktif anggota keluarganya
Dimana Kita dalam Program
Sekolah?
Treatment
Identifikasi
kasus
Prevention
Indikasi
Selektif
Universal
Perawatan
Standar kasus
yang sama
Maintenance
Kepatuhan pada
Perawatan Jangka
Panjang (Goal:
MengurangiRelapse
dan Terulangnya
masalah )
Aftercare
PROSES PEMULIHAN
Proses pemulihan merupakan proses pembelajaran
spiritual
PRODUKTIVITAS
Belajar membangun hidup bermakna tanpa drugs.
emosional
HIDUP NYAMAN
Belajar hidup nyaman tanpa drugs.
mental
KEWARASAN / SOBRIETY
Belajar mengatasi hidup
lll (coping) tanpa drugs.
fisik
BERPANTANG
Belajar hidup tanpa drugs
Tahapan Pemulihan
Proses pemulihan merupakan proses pembelajaran
Tahap Awal: 1-6
Minggu
Withdrawal
Honeymoon
Tahap Menengah: 620 minggu
Tembok
Tahap Lanjut:
20 minggu ke atas
Adjustment
Resolusi
Relapse bisa terjadi kapanpun, tapi hanya bila orang sudah sempat ‘sembuh’!
Bila adjustment dan resolusi belum terjadi, orang masih dibilang ‘masih sakit’ sehingga
istilahnya bukan relapse (kambuh) sebab penyakit masih belum sempat ‘sembuh’ untuk
bisa disebut ‘kambuh’. Hanya mereka yang sempat ‘sembuh’ yang bisa ‘kambuh’. Sembuh,
berarti sudah mencapai adjustment yang baik & resolusi untuk bersih dari NAPZA.
Tahap Awal: 1-6 Minggu
PECANDU
KELUARGA
• Berhenti memakai drugs dan alkohol
• Membuat komitment untuk perawatan
• Dididik mengenai obat-obatan yang
dipakainya
• Mengenali adiksi sebagai kondisi
medis
• Memperbaiki kesehatan fisik dan
manage kondisi psikiatrik
• Mendukung berhentinya penggunaan
drugs / alkohol
• Mengevaluasi keparahan adiksi dan
setuju mengikuti intervensi untuk
mengubah keadaan
• Belajar mengenali dan menghentikan
interaksi yang menjadi trigger
Tahap Menengah: 6-20 Minggu
PECANDU
• Memperbaiki hubungan dekatnya.
• Mempertahankan pantang narkoba
dan obat-obatan
• Mengembangkan sistem support
pemulihan di luar pusat perawatan
• Belajar mengenali dan coping
dengan emosi
KELUARGA
• Menentukan akan re-komit dengan
hubungan (tinggalkan atau
menerima kembali)
• Belajar menjadi supportif dan
bukan menjadi co-dependen
• Mulai mencari cara untuk
mengayakan kehidupan psikologis
pribadi
• Menerapkan skill komunikasi yang
sehat.
Tahap Menengah: > 20 Minggu
PECANDU
KELUARGA
• Mengindentifikasikan dan
memonitor komponen
pemulihan yang sukses
• Belajar menerima batasan hidup
dengan adiksi di keluarga
• Mengenali indikasi relapse dan
mengambil respons yang tepat
• Mengembangkan gaya hidup
individual yang sehat dan
seimbang
• Mengklarifikasi peran dan
batasan baru dalam hubungan
yang waras dan bebas narkoba
• Membuat goal untuk
mempertahankan gaya hidup
baru setelah selesai intervensi
(aftercare)
• Memonitor diri sendiri dari
terjadinya relapse pribadi
• Sabar dengan proses
pemulihan
Relapse
PECANDU
1. Menggunakan lagi
KELUARGA
1. Trigger emosional karena klien relapse
2. Bersama teman pemakai
3. Tanda lingkungan
terkait penggunaan
2. Takut sendirian
3. Kurangnya tujuan dan minat individual
drug/alcohol
4. Menagih
5. Ketemu “tembok”
4. Tidak mampu melepas tanggung jawab
ke orang lain.
6. Koneksi Stimulan - sex
7. Bosan
Seorang guru tak bisa memilih murid. Ada murid yang pintar yang mudah belajar dengan
latar belakang keluarga yang mendukung, dan ada murid yang di bawah rata-rata atau
dengan lingkungan keluarga yang tidak mendukung. Tidak semua murid setara dalam
penangkapan dan inteligensia yang menyebabkan kesuksesan mengajar anda menjadi
variatif. Sebetapa hebatpun anda menjadi guru, anda tidak akan pernah mampu mengajar
keledai untuk membaca dan menulis. Anda hanya dapat mengubah perilaku hingga batas
tertentu. Kesuksesan membantu pecandu juga demikian.
Bagaimana Caranya
Mengubah Perilaku ?
Perilaku A
Perilaku B
Tahapan Perubahan Perilaku
Implikasi Penanganan
pra-kontemplasi / pra-perenungan
contemplation/ / perenungan
• membentuk hubungan
• meningkatkan kesadaran
preparation / persiapan
action / tindakan
maintenance
• memberi alasan berubah
• memperkuat kemampuan
• Assessment penuh
• Fasilitasi rencana
relapse
• Belajar skill baru
• memberi dukungan
• Fokus pd promosi kesehatan
• Pencegahan kekambuhan
• Bantu lihat penyebab
• Perbaiki persiapan
Terapi di Sekolah
•
Motivational Interviewing
– Pre-contemplation
• Siswa belum merasa bermasalah sementara orang melihat ia bermasalah
• Konselor bertugas membuat klien mempertanyakan normal tidaknya pemakaian
narkobanya
– Contemplation
• Klien mulai berpikir ia bermasalah
• Konselor menggali alasan untuk berubah dengan menunjukkan resiko bila ia
tidak berubah, dan menguatkan alasan untuk berubah
– Determination
• Klien memutuskan untuk mengubah diri
• Konselor membantu klien mencari pilihan yang ada
– Action
• Klien memilih strategi dan bertindak atas pilihannya dengan konsisten
• Konselor membantu klien tetap konsisten di tindakan yang dipilihnya
– Maintenance
– Klien bekerja untuk bertahan mengerjakan strateginya untuk berubah
BELUM ADA KOMITMENT KUAT UNTUK BERUBAH
Precontemplation
1
2
Relapse
Contemplation
Maintenance
3
Determination
4
Action
5
KOMITMENT KUAT UNTUK BERUBAH
Termination
6
Roadmap for Recovery
Trigger
Thought
Craving
Use
Kerangka Kerja
Motivational
Patient-Centered
Partnership
Confrontational
Provider-Centered
Paternalism
Miliki beragam alat untuk membantu, jangan terbatas pendekatan!
Mudah: Motivational
Sulit: Confrontational
Confrontational
Motivational
12 Steps
contemplation/ / perenungan
1. Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya
terhadap alkohol - sehingga hidup kita menjadi
tidak terkendali.
2. Tiba pada keyakinan bahwa Kekuatan yang
lebih besar dari diri kita sendiri mampu
mengembalikan kita kepada kewarasan.
preparation / persiapan
3. Membuat keputusan untuk mengalihkan niatan
dan kehidupan kita kepada kasih Tuhan
sebagaimana kita memahami Tuhan.
12 Steps
action / tindakan
4. Membuat inventaris moral diri kita sendiri secara
penuh seluruh dan tanpa rasa gentar.
5. Mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita
sendiri, serta kepada seorang manusia lainnya,
setepat mungkin sifat dari kesalahan-kesalahan
kita.
6. Menjadi siap secara penuh agar Tuhan
menyingkirkan semua kecacatan karakter kita.
7. Dengan rendah hati memintaNya untuk
menyingkirkan kelemahan-kelemahan kita.
12 Steps
8.
9.
Membuat daftar orang-orang yang telah kita sakiti, dan
menyiapkan diri untuk menebusnya kepada mereka
semua.
Menebus kesalahan kita secara langsung kepada
orang-orang tersebut bilamana memungkinkan, kecuali
bila melakukannya akan justru melukai mereka atau
orang lain.
maintenance
10. Secara terus menerus melakukan inventaris pribadi
kita dan bilamana kita bersalah, segera mengakui
kesalahan kita.
12 Steps
11. Melakukan pencarian melalui doa dan meditasi untuk
memperbaiki kontak sadar kita dengan Tuhan
sebagaimana kita memahami Tuhan, berdoa hanya
untuk mengetahui niatan Tuhan atas diri kita dan
kekuatan untuk melaksanakannya.
12. Setelah memperoleh pencerahan spiritual sebagai
akibat dari langkah-langkah ini, kita mencoba untuk
membawa pesan ini kepada para alkoholik lainnya, dan
untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam semua
urusan keseharian kita.
Pelaksanaan 12 Langkah
sebagai Aftercare
• Hadir meeting rutin
• Mencari sponsor dan mengerjakan 12
langkahnya dengan sponsor
• Membaca literatur program
• Menunjukkan perubahan dalam hidup dan
hubungan dengan orang lain, serta perubahan
dalam tanggung jawabnya
• Membantu orang lain yang membutuhkannya
• Narkoba untuk merubah persepsi kita atas
kenyataan. Bahan Psychoactive seringkali
digunakan untuk mengubah kesadaran
dan realita kesadaran. Seringkali di
zaman-zaman lampau digunakan oleh
para dukun dan shaman di masa lalu
untuk memahami hal-hal yang terkait
dengan dunia roh.
• Adalah Stimulan system syaraf pusat. Pada umumnya,
Uppers merangsang kita dengan memaksa melepaskan
energi kimia (Particuleri adrenaline, dengan menaikan
aktivitas listrik dalam otot dan menstimulan kesenangan)
• Efek dasar stimulinya adalah menaikkan energi,
mempercepat pacu jantung, tekanan darah tinggi,
berkeringat, pupil membesar, bicara terus, kehilangan
selera makan, dan berbagai macam ketidak aturan
tergantung dari penggunaan.
Efek
• Uppers adalah stimulan system pusat
syaraf. Semua bahan - bahan ini bereaksi
dengan meningkatkan Neurotransmitter
dan aktifitas listrik di system syaraf pusat.
Ini semua membuat pengguna menjadi
lebih waspada, sadar, aktif, gelisah, dan
kurang istirahat; stimulasi yang lebih dari
normal dialami.
Cocaine
• Cocaine adalah salah satu
stimulan yang paling lama
digunakan. Dulu sempat
digunakan sebagai obat gigi, juga
sebagai bahan minuman cocacola.
• Nama lain untuk Cocaine itu
adalah Hydrochloride, Free Base
Kokain.
• Nama Jalanan untuk Cocaine :
Coke, Blow, Tooth, Snow, Flake,
Giri, Lady, Crack, Base, Rock,
Base
Pecandu Kokain: 10 tahun
Foto perubahan wajah seorang pemakai
kokain dalam kurun waktu 10 tahun
• Stimulant alamiah, contohnya
daun Koka, daun tembakau,
daun Khat, biji kopi, atau
dapat juga bentuk olahan dari
tumbuhan, contohnya Kokain,
Nikotin, Kafein, atau dapat
juga disintetiskan, contohnya
Amphetamine, pil diet, dan
lainnya yang serupa.
Amphetamine Synthetis
(buatan manusia)
• Amphetamine,
Methaphetamine, Dextroamphetamine, Freebase,
Crack, Speed, Ice, Shabu.
Downers
• Untuk system syaraf pusat penghilang depresi, Tiga
keluarga Downers (opiates sedative, hypnotics,
Alkohol).
Opiates / opioid : Berfungsi sebagi pelemas otot
• Opiates berasal dari Opium Opi dan Opioid
(synthetic dari Opiate) sebagai untuk penyembuhan
dari rasa sakit yang parah contoh : korban perang.
Opiat akhirnya disebut sebagai hero-in (pahlawan)
• Opiat : Opium, Heroin, Codein, Morphine, Dilaudid,
dan Percodan
• Opioid : Methadhone Sorfon, General, Taoin,
Fentanyl
• Downers (Depressant) menekan rata
- rata fungsi dari system syaraf pusat
hingga menginduksi efek sedasi
(Induced Sedation), relaksasi otot,
mengantuk, dan bahkan koma (bila
digunakan berlebihan – overdosis).
Dosis berlebih bisa menghentikan
jantung.
• Tidak seperti Uppers, yang pada
umumnya bekerja melalui pelepasan
dan tambahan dari stimulan alami
tubuh (Neurochemicals), kelompok
Depressant memproduksi efek
melalui jangkauan luas dari proses
Biokimia di tempat yang berbeda dari
otak dan Spinal Cord (yang
berhubungan dengan organ
pendengaran dan keseimbangan).
All Arounders
•
Uppers menstimulasi tubuh dan
Downers menekannya. All Arounders
(Psychedelics) dapat bertindak
sebagai stimulan atau depressan,
tetapi pada umumnya mereka
mengganggu pandangan tentang
dunia, dan menciptakan sebuah dunia
dimana logika diletakkan di belakang
untuk mengintensifkan sensasi. Dari
LSD, PCP, MDMA, hingga tanaman
yang biasa digunakan di upacara
agama seperti Peyote, Mushrooms,
Belladonna, All Arounders mewakili
kelompok yang terpisah.
•
All Arounders mengubah persepsi
secara berbeda, bukan mempercepat
atau melambatkan persepsi, namun
dapat mengubah realita yang dilihat.
Bagi yang tidak biasa, ini bisa
menyebabkan ’bad trip’
4 kelas utama Psychedelics
1. Designer Psychedelics
seperti LSD dan
2. Psilocybin yang meniru
hormon otak tertentu;
3. Phenylalkylamines seperti
mescaline dan Ecstasy yang
hampir menyerupai molekul
Adrenaline dan
Amphetamine;
4. Anticholinergics seperti
Belladonna yang menutup
Acetylcholine; dan mereka
yang mempunyainya
diklasifikasikan sebagai
anticholinergics seperti PCP;
dan Cannabinols yang
ditemukan dalam Mariyuana
yang mempengaruhi
Acetylcholine.
Lysergic Acid Diethylamide
ECSTASY = INEKS
Ganja = Marijuana
Uppers
Downers
All Arounders
• Rendah diri
• Terlalu peka
• Depresi
• Depresi
• Depresi dan ingin
bunuh diri
• Sakit kepala/
migraine
• Merasa lemah
• Merasa lemah, lelah
• Halusinasi
• Fatigue / crash
• Bingung (akibat
halusinasi)
HIV, AIDS dan Penularan
HIV
= Human Immunodeficiency Virus
Virus (pada manusia) yang menurunkan kekebalan tubuh
manusia.
AIDS
= Acquired Immuno Deficiency Syndrome
Kumpulan gejala (berbagai) penyakit yang muncul bila
kekebalan tubuh sudah dirusak HIV. Acquired berarti
AIDS bukan penyakit turunan (herediter), melainkan karena
‘memperoleh’ virus akibat suatu tindakan (dilakukan diri
sendiri atau dilakukan orang atas diri kita).
Cara Virus Masuk Tubuh (Penularan)
HIV bisa masuk ke dalam tubuh manusia akibat perilaku atau
tindakan (pribadi atau tindakan orang), yang memungkinkan
darah atau cairan kelamin atau ASI yang tercemar HIV masuk
tubuh. Contoh: disuntik dokter dengan jarum tidak steril.
Syarat Penularan HIV
1.
CAIRAN MENGANDUNG HIV: Adanya cairan darah /
cairan kelamin / ASI ) yang memang mengandung HIV.
2.
INOKULASI: Jumlah virus yang cukup untuk
menularkan. Cairan tubuh lain selain darah, cairan
kelamin dan ASI tidak punya cukup jumlah virus untuk
menularkan.
3.
ADA JALUR MASUK: Ada jalur masuk
untuk cairan yang terkontaminasi
tersebut untuk masuk ke dalam tubuh.
Siapa Yang Rentan?
Menyadari bahwa darah, cairan kelamin dan ASI adalah sumbersumber utama penularan, maka
siapapun yang terpapar darah, cairan kelamin dan ASI adalah
mereka yang termasuk dalam kaum rentan!
Apakah Anda Pernah:
 Menerima transfusi darah atau produk darah, tanpa tahu status
darah tersebut ? Misalnya menarik teman atau keluarga langsung
jadi donor anda.
 Kalau anda pria, apakah istri anda pernah menerima transfusi darah
seperti itu?
 Anda pernah ke dokter gigi? Pasangan anda? Anda atau pasangan
anda pernah disuntik tanpa tahu sterilitas jarum yang dipakai?
 Pernah berhubungan seks dengan orang yang tidak pernah test HIV
atau yang anda tidak ketahui tahu status HIVnya lewat test darah?
Bagaimana dengan pasangan anda? ....... dst, dst .....
Perkembangan Penyakit
• Infeksi Primer  saat terkena virus
• Periode Jendela  inkubasi
• Tahapan Asimptomatik
• Tahapan Simptomatik / IO
• Tahapan Simptomatik Lanjut / AIDS
Tahapan Asimptomatik
•
Setelah HIV masuk ke dalam tubuh sampai sekitar 3 tahun
setelah terkena, secara umum pengidap merasa sehat.
Karena tidak ada gejala apapun, tahapan ini disebut sebagai
tahapan asimptomatik (tahapan tanpa gejala).
•
Karena belum ada keluhan apapun, maka seseorang yang
sudah terinfeksi HIV kerap tidak mengetahui dirinya sudah
terinfeksi HIV. Bilamana melakukan perilaku beresiko (yang
memungkinkan terjadinya pertukaran darah atau cairan
kelamin), dengan orang yang tanpa diketahui mengidap HIV,
maka seorang ia bisa tertular HIV. Seorang yang berada
tahapan tanpa gejala ini sendiri belum mengetahui dirinya
tertular HIV, apalagi orang lain !
•
Pada akhir tahapan ini pengidap mungkin akan mengalami
pembengkakan berkepanjangan pada kelenjar getah bening
di leher, ketiak, atau lipatan paha. Ini menandakan tubuh
pengidap terus berusaha memerangi infeksi.
Tahapan Simptomatik 1
•
Tahapan ini disebut sebagai tahapan bergejala. Setelah sekitar 3
tahun masuk ke dalam sistem darah, HIV, virus penyebab AIDS, mulai
melemahkan sel darah putih dalam tubuh. Sel darah putih dalam
tubuh berfungsi untuk memerangi segala kuman penyakit yang
membuat kita sakit. Sel darah putih adalah tenaga inti dalam tubuh
yang menjaga kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit.
•
Pada tahapan simptomatik ini, selain pembengkakan kelenjar getah
bening, beberapa gejala yang seringkali muncul paling awal adalah :
– Candida Albicans. Kondisi ini juga disebut sebagai Thrush.
Sekitar 80% pengidap HIV menunjukkan gejala ini.
– Infeksi mulut yang disebut sebagai Oral Hairy Leukoplakia,
disebabkan virus. Virus ini bersifat menetap, namun pada
pengidap HIV, akan menunjukkan gejala selaput putih biasanya
di samping lidah dan agak keras. Gejala ini sedikit banyak mirip
Thrush. Lebih umum ditemui pada pengidap HIV.
Tahapan Simptomatik 2
•
•
•
•
Herpes Zoster atau Shingles, juga kerap muncul sebagai
gejala awal. Herpes adalah sekelompok luka terbuka yang
terasa sangat pedih dan nyeri.
Masalah Ginekologi kerap muncul pada wanita yang
mengidap HIV, diantaranya keputihan karena jamur dan
lainnya, serta kanker rahim.
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) yang ditandai
dengan memar-memar pada tubuh. Bila seseorang
mempunyai ITP, darah kerap menggumpal. Karenanya, tanda
ITP adalah memar dan luka yang berlebihan. ITP adalah
kondisi medis langka yang juga ditemui pada mereka yang
tidak terkena HIV, namun sering ditemui pada mereka yang
telah terinfeksi HIV.
Radang paru Pneumococcal. Radang paru adalah infeksi
pada paru. Bakteri penyebabnya, pneumococcus, adalah
penyebab radang paru pada sebagian besar orang tanpa
infeksi HIV. Pada orang biasa, radang ini mudah diatasi
dengan vaksin atau antibiotika, namun pada pengidap HIV,
infeksi kerap kambuh berulangkali setelah diobati.
Tahapan Simptomatik 3
•
•
•
Gejala konstitusional : yaitu gejala-gejala umum yang sering
menyertai penyakit. Termasuk dalam hal ini adalah turunnya
berat badan, kelelahan berkepanjangan, diare, dan demam.
Tanda-tanda berikut ini bisa muncul karena penyakit
opportunistik tertentu, atau kombinasi dari penyakit
opportunistik, atau karena infeksi HIV itu sendiri.
Fatigue :
kelelahan sangat umum terjadi dan penyebabnya bisa
bermacam-macam. Bisa dikarenakan infeksi pada tubuh,
depresi, anemia atau kombinasi dari semuanya. Atau bisa
juga, hanya karena kehadiran HIV itu sendiri dalam tubuh.
Berat badan turun :
umum ditemui pada pengidap HIV, karena demam, infeksi,
dan HIV itu sendiri meningkatkan metabolisme tubuh. Mereka
dengan metabolisme tinggi dapat makan dengan lahap tapi
tetap kehilangan berat badan. Sebab lainnya adalah
kurangnya kalori yang dimakan karena kurang nafsu makan,
depresi, sakit saat menelan, sariawan, hilangnya cita rasa
makanan, dll. Sebab lainnya adalah diare, sehingga makanan
melalui sistem pencernaan tanpa diserap.
Tahapan Simptomatik 4
Diare :
umum ditemui pada tahapan simptomatik maupun tahapan
simptomatik lanjut. Penyebabnya seringkali adalah kuman
atau jamur. Setiap orang sekali-sekali akan diare. Oralit bisa
digunakan untuk menghindari dehidrasi atau kekurangan
cairan tubuh.
Demam :
Demam selalu terjadi bila ada infeksi dalam tubuh. Pada
pengidap, ini bisa karena HIV itu sendiri, maupun penyakit
opportunistik. Meningkatknya suhu tubuh umumnya
didahului oleh rasa kedinginan, yang merupakan indikasi
bahwa tubuh berusaha mempertahankan panas tubuh.
Sebagian orang juga berkeringat di malam hari. Kombinasi
dari menggigil, demam dan keringat malam, kerap ditemui
pada pengidap HIV. Gejala bisa dikurangi dengan obat-obatan
biasa (aspirin, acetaminophen, paracetamol, dll.) yang dijual
bebas di pasaran.
Tahapan AIDS 1
•
Setelah 3-5 tahun, sebagian besar orang yang mengidap HIV mulai
menunjukkan penyakit-penyakit yang disebut sebagai Penyakit
Opportunistik (Catatan penulis : Opportunity = kesempatan;
Opportunistik: mencari kesempatan; Penyakit yang mencari kesempatan menyerang saat kekebalan tubuh lemah).
•
Pneumocystis Carinii (PCP) :
Pneumocystis Carinii adalah infeksi atau radang paru (pneumonia) yang
disebabkan parasit bernama Pneumocystis. Parasit ini tampaknya ada di
paru-paru semua orang dan diperkirakan diperoleh sejak kecil. Parasit ini
tidak menyebabkan masalah kecuali bila daya tahan tubuh menurun. PCP
juga ditemukan pada mereka yang kekurangan gizi, mereka yang
mengidap kanker tertentu, dan sebagian mereka yang menerima
transplan-tasi organ tubuh. Saat ini, 95% penderita PCP adalah pengidap
HIV.
•
Sarkoma Kaposi :
Sarkoma’s Kaposi ( SK) adalah tumor jaringan darah yang seringkali salah
dimengerti orang. Tumor SK umumnya ungu atau hitam, dan tidak sakit.
KS pada pengidap HIV cepat tumbuh dan juga tampil di organ tubuh
bagian dalam.
Tahapan AIDS 2
•
Tuberculosis (TBC)
TBC disebabkan oleh bakteri bernama Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri ini menyebabkan infeksi yang tidak
menunjukkan gejala sampai bertahun-tahun lamanya. Saat
kekebalan tubuh menurun, maka penyakit TBC akan tampil.
•
Infeksi Mycobacterium Avium Intracelullare (MA atau MAI)
Mycobacterium Avium Intracelullare (MAI) adalah keluarga dari
Mycobacterium tuberculosis. Lebih banyak pengidap HIV yang
terkena MAI. Pada orang di tahapan AIDS, MAI tersebar ke seluruh
sistem tubuh. MAI dapat ditemukan di paru-paru, kelenjar getah
bening, lever, darah, usus, sum-sum, dan di hampir semua organ
tubuh. Gejala MAI tergantung dari sejauh mana ia mempengaruhi
organ tubuh. Catat bahwa MAI ditularkan dengan cara berbeda
dengan mycobacterium tuberculosis penyebab TBC. MAI berada
dalam tanah dan kadang dalam air yang diperkirakan sebagai
sumber infeksi. Tidak seperti TBC, MAI tidak ditularkan dari satu
orang ke orang lain. Bila diperiksa di laboratorium, umumnya akan
diperiksa kehadiran mycobacterium secara umum. Untuk
mengindentifikasikan kehadiran MAI secara spesifik, maka
dilakukan tes kedua yang bersifat lebih spesifik.
Tahapan AIDS 3
•
Toxoplasma Encephalitis
Toxoplasma Encephalitis adalah infeksi otak yang menyebabkan
kejang-kejang tubuh dan gangguan syaraf. Toxoplasma encephalitis
disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma Gondii yang umum
ditemukan pada tahi kucing dan daging setengah matang. Sekali
masuk tubuh, parasit ini hidup menetap dalam tubuh - seringkali
tanpa gejala. Sekitar 10-15% orang dengan AIDS terkena Toxoplasma
Encephalitis. Dengan kata lain, orang dengan AIDS yang memiliki
parasit Toxoplasma Gondii dalam tubuhnya, dapat menunjukkan
Toxoplasma Encephalitis bila parasit ini menjadi aktif. Ini bukan jenis
infeksi yang menular dan mudah diatasi dengan antibiotika.
•
Cryptococcosis
Cryptococcosis menyebabkan Cryptococcal Meningitis. Disebabkan
oleh jamur Cryptococcus neoformans. Infeksi ini dapat berkembang
di beberapa tempat dalam tubuh, termasuk paru dan otak. Sifatnya
merusak otak dan umum ditemukan dalam otak. Cryptococcus
neoformans adalah penyebab utama meningitis pada mereka yang
sudah AIDS. Antara 8-10% orang dengan AIDS menderita
Cryptococcal Meningitis. Jamur ini tidak ditularkan dari satu orang
ke orang lainnya. Mereka dengan Cryptococcal Meningitis tidak
menjadi ancaman bagi orang lain karena tidak bersifat menular,
termasuk bagi pengidap HIV lainnya.
Tahapan AIDS 4
•
Infeksi Cytomegalovirus (CMV)
Cytomegalovirus (CMV) dalam banyak hal mirip dengan mikroba
seperti Pneumocystis Carinii dan Toxoplasma Gondii yang
menginfeksi orang dan menetap dalam tubuh tanpa menunjukkan
gejala. Umumnya orang memiliki antibodi CMV dalam tubuh
mereka, berarti mereka pernah tertular dan menyimpan CMV
dalam tubuh. Karena CMV hidup dalam sel darah, maka ia
menyebar ke seluruh tubuh.
•
Pada orang dengan infeksi simptomatik lanjut (tahapan AIDS),
CMV dapat menginfeksi berbagai organ tubuh. Di paru ia akan
menimbulkan radang paru. Di mata ia akan menimbulkan inflamasi
retina (retinitis), dan di usus akan menyebabkan diare. Bila CMV
ada dalam usus, maka akan menyebabkan kondisi mirip hepatitis.
Bila ada di otak, dapat menimbulkan Encephalitis.
•
Sekitar 90% orang dengan AIDS akan menunjukkan infeksi CMV
pada satu atau lain saat. Retinitis terjadi pada 10-20% kasus. Bagi
banyak kasus, gejala yang tampil kerap hanya demam, kelelahan
berkepanjangan, menurunnya berat badan, yaitu gejala
konstitusional yang sudah dibahas sebelumnya.
Tahapan AIDS 5
•
Infeksi Herpes Simplex
Herpes simplex disebabkan virus Herpes Simplex Virus
(HSV). Herpes umumnya mengambil dua bentuk utama, yaitu
infeksi pada mulut dan infeksi pada kelamin, meskipun ia
juga dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Bila infeksi
berada pada mulut (luka bisa tampak dan bisa juga tidak
ada), maka Herpes Simplex bisa ditularkan melalui ciuman
mulut. Bila infeksi berada pada alat kelamin (dengan atau
tanpa luka), infeksi biasanya melalui kontak seksual.
•
Cryptosporidiosis
Cryptosporidiosis disebabkan oleh parasit bernama
Cryptosporidium. Gejala utamanya adalah diare.
Cryptosporidiosis awalnya ditemukan pada hewan dan
merupakan penyebab utama diare pada hewan. Pada
pengidap HIV, diare yang muncul bisa bersifat kronis dan
berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahuntahun. Masalah diare ini sudah tentu melengkapi masalah
yang sudah ada berkaitan dengan gejala konstitusional dan
kekurangan gizi. Antara 5-10% orang dengan AIDS terkena
komplikasi dengan cryptosproridiasis.
Tahapan AIDS 6
AIDS Dementia Complex (ADC)
ADC tidak termasuk dalam penyakit opportunistik, melainkan lebih
merupakan gejala yang tampil saat tiba di tahapan AIDS. Proses mental
menjadi melemah dan kerap tidak tampil sebagai akibat dari satu atau lain
hal kecuali dari kondisi terinfeksi HIV, meski ada pula yang dikarenakan
penyakit opportunistik seperti tumor, infeksi pada otak atau juga oleh
depresi. ADC juga dikenal sebagai HIV Encephalopathy, HIV Encephalitis,
HIV Associated Dementia (HAD), atau HIV Associated Cognitive/Motor
Deficit.
Gejalanya ADC adalah berkurangnya daya konsentrasi dan daya
ingat. Umumnya mereka mengeluh sulit berpikir, sulit mencerna
pembicaraan dengan orang lain atau memahami bahan bacaan, sering
lupa nama orang-orang yang mungkin bahkan sangat dekat dengan
mereka, dll.
Sebagai tambahan, terjadi pula gangguan gerak motoris, mudah
kehilangan keseimbangan, jalan menjadi tertatih-tatih, gemetar, tulisan
berubah menjadi kurang tajam garisnya. Gejalanya bisa mirip dengan
Parkinson’s Disease. Mereka dengan dementia kerap menarik diri dari
pergaulan sosial. Perasaan kerap juga menjadi tumpul dan tampil tidak
pedulian. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengidap HIV yang
menunjukkan masalah kognitif memiliki ADC! ADC umumnya bereaksi
positif bila diobati dengan Zidovudine.
Kapan Mulai Obat Antiviral?
• Bila CD4 berada di bawah 350, kebanyakan dokter memulai
AZT, ddI atau 3TC. Juga beberapa dokter menggunakan
penurunan pesat persentase CD4 hingga 15% sebagai
tanda untuk memulai terapi antiviral yang agresif, meskipun
hitungan CD4+ masih tinggi.
• Meski begitu, Test Viral Load menjadi penting juga seperti
halnya CD4 dalam menentukan kapan menggunakan obat
antiviral. Untuk memulai pemberian obat guna mencegah
infeksi oportunistik: memakai ukuran CD4 berikut ini:
• > dari 200, cegah bahaya pneumocystis carinii pneumonia (PCP)
• > dari 100, toxoplasmosis dan cryptococcus
• > dari 75, mycobacterium avium complex (MAC)
APAKAH HEPATITIS ITU?
HEPAR
TIS
HEPATITIS
= hati
= radang
= peradangan hati
• Hati bisa meradang karena berbagai sebab,
misalnya
– Terlalu banyak racun dalam tubuh akibat obat atau
polutan
– Kerusakan organik
– Kanker
– Infeksi
– Kehadiran virus perusak hati
– Alkohol, dll
•
FUNGSI HATI
mengatur proses kehidupan, terutama :
– Menyempurnakan olahan semua zat yang masuk ke tubuh lewat
makanan, udara yang anda hirup, atau apa yang anda serap lewat
kulit.
– Menghilangkan racun segala zat yang masuk ke tubuh lewat makanan,
udara yang anda hirup, atau apa yang anda serap lewat kulit.
– Hati adalah sumber tenaga anda, mengolah nutrien makanan menjadi
otot, energi, hormon, faktor pembekuan darah, dan faktor immunologi
– Hati menyimpan semua vitamin, mineral dan gula
– Mengatur lemak yang disimpan dan mengendalikan produksi dan
pengeluaran kolesterol.
– Cairan yang diproduksi hati (bile), membantu kita mencerna makanan
dan menyerap gizi makanan yang penting.
– Menetralisir zat yang beracun dan membantu metabolisme alkohol.
– Sebelum anda lahir, hati merupakan organ terpenting yang
membentuk darah.
– Hati membantu mencegah infeksi, dan menghilangkan bakteri dari
darah agar anda tetap sehat
– Menyimpan zat besi adalah tugas hati.
– hati adalah mesin, dapur, pengolah makanan, pembuangan sampah
dan malaikat dalam tubuh anda
HEPATITIS VIRAL
Hepatitis A
(HAV)
Hepatitis B
(HBV)
Hepatitis C
(HCV)
Hepatitis D
(HDV)
Hepatitis E
(HEV)
HAV adalah
virus yang
menyebabkan
peradangan
hati. Tidak
menyebabkan
penyakit
kronis
virus
penyebab
radang hati.
Bisa akibatkan rusaknya
sel hati,
menyebabkan
cirrhosis dan
kanker
HCV adalah
virus
penyebab
radang hati.
Bisa
menimbulkan
cirhosis dan
kanker.
HDV adalah
virus
penyebab
radang hati.
Hanya
menginfeksi
pengidap HBV.
HEV adalah
virus
penyebab
radang hati.
Tidak kronis.
Inkubasi
2 - 7 minggu
Rata2: 4
minggu
6 - 23 mg
Rata2: 17
minggu
2 - 25 minggu
Rata2: 7 - 9
minggu
2 - 8 minggu
2 - 9 minggu
Rata2: 6
minggu
Penularan
Faeces, oral
kontak
langsung,
makanan
terkontaminasi HAV
Kontak darah,
cairan kelamin,
ibu ke bayi,
gigitan
manusia,
kontak seksual
Kontak darah,
atau alat
terkontaminasi
darah.
Ibu ke bayi
Tidak mudah
menular lewat
seks
Kontak darah
Faeces, oral
Seks dengan
pengidap HDV
Kontaminasi
suplai air
Apa?
HEPATITIS VIRAL
Hepatitis A
(HAV)
Hepatitis B
(HBV)
Hepatitis C
(HCV)
Hepatitis D
(HDV)
Hepatitis E
(HEV)
kadang tidak
ada. Urine
gelap, lelah,
demam,
mual,
muntah,
Sakit
abdomen
jaundice.
Kadang tidak
ada. Kadang
mirip flu,
urine gelap,
berak
ringan,
jaundice,
lelah,
demam
Sama
dengan HBV
Sama
dengan HBV
Sama
dengan HBV
Perawatan saat
Kronis
Tidak
berlaku.
Obat Antiviral
sukses
variatif
Interferon
dan terapi
kombinasi,
dgn sukses
variatif
Interferon
dengan
sukses
variatif
Tidak
berlaku
Vaksin
Dua dosis
vaksin bagi
siapapun di
atas 2 tahun
Tiga dosis
untuk
semua umur
Tidak ada
Vaksin HBV
mencegah
infeksi HDV
Tidak ada
Gejala ?
HEPATITIS VIRAL
Siapa
Punya
Resiko?
Hepatitis A
(HAV)
Hepatitis B
(HBV)
Hepatitis C
(HCV)
Hepatitis D
(HDV)
Hepatitis E
(HEV)
Kontak di
rumah,
seks, tinggal
serumah
Turis ke
negara
berkembang
seks
anal/oral
Jarum suntik
bayi dari ibu
dengan HBV
seks
bergantiganti
pasangan
menyuntik
NAZA
petugas
UGD
seks
anal/oral
pasies
hemodialysi
s
bayi dari ibu
HCV, seks
berganti2
pasangan
penerima
transfusi
Petugas
kesehatan
penyuntik
NAZA,
Pasien
hemodialysi
s
penyuntik
NAZA
seks
anal/oral
seks dengan
pengidap
HDV
Turis ke
negara
berkembang
wanita hamil
DASAR-DASAR HEPATITIS
Mencegah?
Hepatitis A
(HAV)
Hepatitis B
(HBV)
Hepatitis C
(HCV)
Hepatitis D
(HDV)
Hepatitis E
(HEV)
Immune
Globulin 2
minggu
setelah
terpapar
Immune Globulin
dalam 2 minggu
setelah terpapar
Bersihkan
darah tumpah
dengan
pemutih
Vaksin
Hepatitis B
Hindari minum
air yang
mungkin
terkontaminasi
atau yang tidak
steril
Vaksinasi
Mencuci
tangan dengan
sabun setelah
ke WC
Gunakan
pemutih untuk
membersihkan
permukaan
lantai yang
terkena faeces
Seks aman
(dengan
kondom)
Vaksinasi
melindungi
selama 18 tahun
Bersihkan darah
yang tercecer
dengan pemutih
Gunakan sarung
tangan pelindung
Jangan bergantian
alat cukur,
sikat gigi, jarum
Seks aman
Gunakan
sarung
tangan
pelindung
Jangan
bergantian
alat cukur,
sikat gigi,
jarum suntik
Seks aman
Seks Aman
Fakta Mengenai HCV
• Ditemukan pada tahun 1989; Screening tes
mulai pada tahun 1990
• HCV adalah luka atau peradangan yang
disebabkan oleh infeksi virus dan pada
akhirnya mengancam fungsi hati.
• Infeksi HCV berkembang dengan lambat
selama beberapa tahun atau dekade.
• 8.000-10.000 Orang Amerika meninggal
setiap tahun karena gangguan hati akibat
HCV, dan pada tahun 2015 angka kematian
diperkirakan meningkat 3X lipat.
HCV (& AIDS) Tidak Menular
Melalui :
•
•
•
•
•
•
Bersin
Berpelukan
Batuk
Makanan & Air
Breastfeeding
Berbagi alat makan dan minum dari
gelas yang sama
• Casual contact
Pencegahan Hepatitis C
• Screening darah, organ, tissue pendonor
• Merubah perilaku beresiko
• Waspada terhadap cairan tubuh dan darah
Faktor – Faktor Beresiko
Berkaitan Dengan Hepatitis C
• Transfusi atau transpalansi dari donor yang
sudah terinfeksi
• Penggunaan jarum suntik tidak steril
• Hemodialysis (perawatan tahunan)
• Kecelakaan tidak disengaja ~ jarum suntik
atau pisau yang terkena darah terkontaminasi
• Berganti-ganti pasangan / Berhubungan seks
dengan orang yang positif HCV
• Bayi dari ibu yang sudah terinfeksi HCV
Pecandu Pengguna Jarum Suntik
Dan Penularan HCV
• HCV sangat mudah menular melalui
penggunaan jarum suntik ~ walaupun
cuma sekali.
• Persentase pengguna narkoba suntik
terinfeksi HCV lebih besar dari HIV
• 90% pengguna narkoba suntik terinfeksi
HCV
Bagaimana Melindungi Orang Lain
dari Kemungkinan Terinfeksi HCV
• Jangan berbagi jarum suntik dan
peralatan pribadi (sikat gigi, alat cukur,
dsb)
• Jangan mendonor darah, organ tubuh,
sperma
• Tutup luka & luka terbuka
• Gunakan kondom dan beritahu
pasangan anda bahwa anda positif
MERAWAT HATI 1
•
Memberikan protein dan kalori yang cukup. Namun,
terlalu banyak protein bisa berakibat pada
encephalopathy hepatika (kebingungan mental). Ini terjadi
bila protein yang masuk lebih banyak dari kemampuan
hati untuk mengolah protein. Akibatnya, racun menumpuk
dan menganggu fungsi otak.
•
Kalori yang berlebihan dalam bentuk karbohidrat, dapat
meningkatkan disfungsi hati dan mengakibatkan
penumpukan lemak di hati.
–
Biasanya karbohidrat harian kita berasal dari sukrosa (gula
biasa), fruktosa (sirup jagung), tajin, tepung, roti, pasta,
sereal, kentang, sayur. Bila memakan karbohidrat, cairan di
pankreas membuat makanan di atas menjadi gula (glukosa,
fruktosa, galactose, dan maltosa).
MERAWAT HATI 2
•
Garam dikurangi untuk menghindari retensi sodium yang
menyebabkan retensi cairan tubuh.
– Menghindari makanan kalengan dan sayur, daging olahan dingin,
produk susu, mayonnaise, saus tomat botol, chitato, dll, dapat
membantu mengurangi masuknya sodium. Baca tulisan pada kaleng
makanan untuk menghindari jumlah garam yang terlalu tinggi. Garam
bisa digantikan dengan jeruk nipis. Intake sodium per hari maksimum
yang dibolehkan adalah 1000mg/hari atau lebih baik 500mg/hari.
– Daging merah umumnya mengandung sodium tinggi dan lemak tinggi
(misalnya daging dingin, sosis, smoked ham, dll). Daging sebaiknya
hanya 100 gram sehari, dan lebih baik bila digantikan dengan ayam
(100 gram) atau ikan (150 gram) per harinya.
•
Hindari makanan dengan Kolesterol tinggi! Udang, otak, termasuk
kolesterol tinggi. Jeroan juga merupakan hal-hal yang harus
dihindari pengidap hepatitis. Telur atau olahan telur juga
mengandung kolesterol (cake, dll). Telur sebaiknya dibatasi
menjadi 2 butir seminggu! Yogurt boleh, tetapi harus tanpa lemak.
MERAWAT HATI 3
• Vitamin yang berlebihan dapat menyebabkan hati bekerja
terlalu berat, karena hati harus menyaringnya. Mega vitamin
atau vitamin suplemen lainnya harus dihindari, terutama
bila mengandung Vitamin A dan D.
• Kebanyakan vitamin A dapat meracuni hati. Vitamin larut dalam
lemak (seperti vitamin A, D dan E) dapat menumpuk di hati dan
bila berlebihan dapat merusak bahkan orang yang tidak mengidap
hepatitis sekalipun!
• Hindari jamu-jamu tradisional yang isinya belum diketahui.
Bahkan jamu yang bersifat alami bisa berbahaya bagi hati,
karena hati harus mengolah racun dari jejamuan ini.
• Tumbuhan seperti dari keluarga Senecio, Crotalaria, Heliotopium,
Chaparral, germander, comfrey, milstletoe, margosa, teh
gordolobo yerba, pennyroyal, Jin Blu Huan beracun sifatnya bagi
hati. Masih banyak jamu yang perlu dikaji, terutama dari Indonesia
sebelum dapat diberikan kepada pengidap hepatitis secara aman.
MERAWAT HATI 4
•
Menghindari makanan penimbul stress seperti gula dan kafein.
•
Alkohol sangat beracun bagi hati sehingga harus dihindari!!!
Akibat minum alkohol bagi seorang pengidap Hepatitis
sangatlah fatal!
•
Minum air yang difilter sebanyak mungkin
•
Air jus lemon atau jeruk di pagi hari merupakan hal yang terbaik
bagi hati, diikuti dengan jus sayur (jus wortel, jus seledri, dll) di
sore hari.
•
Banyak sayur-sayuran dari berbagai jenis. Idealnya makanan
ditumis ringan atau dikukus sehingga vitamin dan mineral alami
tetap dapat dipertahankan.
•
Makanan berserat tinggi sangat disarankan.
MERAWAT HATI 5
•
Menghindari Monosodium Glutamat (msg, sasa,
penyedap makanan).
–
•
Hindari goreng-gorengan.
–
•
Awasi makanan kaleng dan kemasan kantong (mis.
Chitato, mi instan dll.) karena biasanya mengandung
msg yang tinggi. Begitu pula bila membeli bakso di
jalanan dan makanan restoran fast food.
Juga seseorang yang mengidap Hepatitis harus
menghindari minyak yang mudah membeku.
Nasi merah lebih baik dibandingkan nasi putih.
Brown bread lebih baik daripada white bread.
KESIMPULAN
• Belum ada vaksin HCV
• Perawatan HCV sulit
• Kebanyakan orang yang terinfeksi tidak
menunjukan gejala-gejala
• Resiko terinfeksi melalui jarum suntik sangat
tinggi
• Pencegahan adalah KUNCI utama, dalam
upaya menahan laju penyebaran HCV
Download