DUNIA ADIKSI Yayasan Harapan Permata Hati Kita Addiction Treatment & Recovery Community Center Villa Pandawa YAKITA Jl. Ciasin No. 21 – Desa Bendungan – Ciawi - Bogor – Jawa Barat Tel. (0251) 243 059 – 243 077 [email protected] [email protected] www.yakita.or.id Paledang, Februari 2009 Kontinum Intervensi : Melihat Ke Arah Strategi Nasional Komprehensif MASALAH BELUM ADA Tahap 1 Intervensi Dini + MASALAH MULAI ADA Tahap 2 Intervensi Awal Dan Langsung + MASALAH BANYAK Faktor Waktu Dan peningkatan masalah Tahap 3 Intervensi Lanjut ------ MASALAH KESEDIAAN NARKOTIKA ITU SENDIRI ----- SUPPLY REDUCTION Kebijakan & Advokasi Penegakan Hukum terpercaya Pencegahan banyaknya Supplai Program Pencegahan Masyarakat Program KIE untuk Umum Program Jaga Lingkungan Intervensi Masyarakat Perlindungan Saksi Proses Hukum terpercaya Program Penjara Program Paska Penjara Pencegahan Residivisme ------ PLUS MANAGEMEN KASUS PENYALAHGUNAAN DAN ADIKSI NARKOTIK ----- DEMAND REDUCTION KIE tentang narkotik KIE bagi yang beresiko Hotline informasi Program sebaya untuk mencegah Kebijakan & Advokasi Program Konseling Hotline Bantuan Awal (termasuk keluarga) Drop In Center Program sekolah & Sidak Identifikasi Kasus (urine test) Klinik & Pusat Perawatan Pusat Rehabilitasi Pusat Pemulihan Program Re-entry & Halfway Intervensi Krisis TC & Self Support Terapi dan Konseling Shelter dan perlindungan Paska rawat (Aftercare) Relapse & Pencegahan Relapse Program Kerja Program Vokasional Program Ekonomi ------ PLUS MASALAH BERKAITAN DG NARKOTIK MIS. HIV/AIDS, HEPATITIS ---- RISK & KIE tentang bahaya Kebijakan yang mendukung HARM Program Penurunan Resiko REDUCTION Pencegahan infeksi pada pecandu PENGENALAN DUNIA ADIKSI - NARKOBA Testing & Konseling Notifikasi Pasangan Konseling Penjangkauan masyarakat Harm Reduction Pendekatan perlu holistik & multidisipliner Perawatan Klinik Hospice Rumah Sakit Konseling Keluarga & Individu Keluarga setelahnya Ctt: Semua sudah dimulai YAKITA Ledakan Masalah Penggunaan Beragam Narkoba di Indonesia 1960 1970 1980 1990 2000 Cannabis Morphine Pills Ecstasy Psychedelics Ngedrag Heroin Menyuntik Heroin Shabu / Meth 1960 1970 1980 1990 2000 Warisan Nenek Moyang? Indonesia: Pengolah Opium, Eksportir koka Asli warisan nenek moyang, alkohol lokal: saguer, tuak, arak, sopi Definisi • USER = Pemakai – ditandai dengan pemakaian sekali-sekali, coba-coba, tanpa masalah berarti. Semua aspek kehidupan normal-normal saja. • ABUSER = Penyalahguna – ditandai dengan pemakaian agak bermasalah, menggunakan cukup rutin. Sebagian aspek kehidupan mulai/amat terganggu. • ADDICT = Pecandu – ditandai dengan pemakaian bermasalah, menggunakan sangat rutin hingga setiap hari. Segala aspek kehidupan rusak. Seolah mereka hidup untuk pakaw dan pakaw untuk hidup. senang-senang USER senang-senang tetapi masalah mulai muncul ABUSER hanya ada masalah saja ADDICT Pikiran obsesif Coba-coba menyalahgunakan kecanduan Perilaku Kompulsif yang Bermasala h Obsesi dan Penyempitan Minat IBADAH OLAHRAGA MAKANAN HOBBY TEMAN KELUARGA KERJA SEKOLAH SAHABAT ALCOHOL PACAR ORGANISASI USER = Pemakai Obsesi dan Penyempitan Minat IBADAH OLAHRAGA MAKANAN KELUARGA DRUGS TEMAN KERJA SEKOLAH SAHABAT ALCOHOL PACAR ORGANISASI USER = Pemakai Obsesi dan Penyempitan Minat DRUGS OLAHRAGA MAKANAN KELUARGA DRUGS TEMAN KERJA SEKOLAH SAHABAT ALCOHOL DRUGS PACAR •ABUSER = Penyalahguna Obsesi dan Penyempitan Minat DRUGS DRUGS DRUGS DRUGS DRUGS DRUGS DRUGS DRUGS DRUGS ALCOHOL DRUGS DRUGS Perilaku Kompulsif yang Bermasalah ADDICT = Pecandu Adiksi menyebabkan Perpecahan Kepribadian PRA DRUGS PASKA DRUGS OLD SELF NEW JUNKIE SELF Telur Adiksi: Dunia Pecandu Ini paket kehidupan seorang pecandu: NAZA HIV/AIDS/HCV SEKS, IMS … UANG KRIMINALITAS KEKERASAN Pola Pikir Pecandu • Preokupasi pada drugs / alkohol dan kehidupan di sekitar memakai drugs, cara memperoleh drugs dan lingkungan serta budaya drugs / alkohol • Hidup untuk pakaw & pakaw untuk hidup • Pembenaran diri (merasionalisir pemakaian) • Menyalahkan orang lain • Apapun demi memakai • Penyangkalan masalah ketergantungan • Merasa bersalah sehingga mudah terpancing emosi. Peningkatan toleransi terhadap drugs / alkohol Pola Pikir & Kejatuhan Jellinek Curve Meningkatnya ketergantungan Tahap Dini Preokupasi dgn drugs / alkohol Upaya mengendalikan selalu gagal Lupaan / blackouts Hilang kendali Selalu merasa bersalah Tahap Menengah Hilangnya minat pd hal lain Hindari teman / keluarga Deteriorasi fisik Masalah dengan uang / sekolah Mengaku kalah thdp drugs Pola pikir cacat Tahap Lanjut Pemakaian obsesif Siklus Adiksi Untuk berhenti, orang perlu benar-benar menyadari dampak negatif pemakaian narkoba terhadap dirinya secara pribadi. Siklus pakai dan relapse: Mulai pakai drugs Denial dan sikap defensif lainnya, sehingga pakaw terus, berakibat pd: Dampak negatif karena pakaw menggiring orang ke: Lingkaran makin besar dan berputar kian cepat Kegagalan untuk mengendalikan pemakaian, yang akibatnya niatan untuk mengendalikan pemakaian, yang menyebabkan …. THE CAGE TEST Kapan Tahu Seseorang Kecanduan? CUT DOWN: JUMLAH – merasakan diri perlu mengurangi pemakaian narkoba. Mulai merasa bahwa masalahnya ada kaitannya dengan narkoba yang dipakainya. ANNOYED: JENGKEL – merasa jengkel kalau pemakaian narkobanya disinggung orang. GUILT FEELINGS: BERSALAH – merasa bersalah mengenai pemakaian narkoba, dan rasa senang mulai berkurang. EYE OPENER: BUKA MATA – memakai narkoba pilihannya di pagi hari setelah bangun. Pola Pikir & Kebangkitan menuju Kepulihan Pencerahan & jalan hidup menarik terbuka ke arah pencerahan yang lebih tinggi lagi dari sebelumnya Menghargai nilai2 yang riel Jellinek Curve Menghargai nilai spiritual Peningkatan kendali emosional Rehabilitation Kembalinya self-esteem Menurunnya rasa bersalah Pemikiran realistis Tumbuhnya harapan baru Berhenti memakai drugs / alkohol Bertemu mereka yang bersih dari drugs / alkohol dan hidup baik Disaster Phase Conditioning yang Kuat OVERPOWERING Triggers •Emosi apapun •Hari •Malam •Kerja •Tidak Kerja Artinya, apapun bisa jadi dalih atau alasan untuk pakai drugs / alkohol Respons • Pikiran Obsesif tentang Narkoba • Respons otomatis • Ketergantungan fisik yang Kuat • Penggunaan otomatis Masalah Lainnya Yang Dapat Mengganggu Pola Pikir Pecandu • Penggunaan narkoba mempengaruhi cara kerja otak sehingga pola pikir menjadi cacat atau patologis. • Penggunaan dapat merusak pola kerja otak secara fisik • Kerusakan otak permanen terjadi pada 1 dari 25 pecandu • Seringkali ‘orang normal’ tidak menyadari kerusakan yang terjadi pada ‘pecandu’ dan mengharapkan mereka berpikir ‘waras’ • Gangguan kepribadian bawaan (terutama cluster B) terjadi pada lebih dari 60% pecandu. GANGGUAN KEPRIBADIAN CLUSTER A • Paranoid: curigaan, tidak percayaan pada orang; kecenderungan melihat diri tidak bisa dipersalahkan; berjaga-jaga melawan serangan yang dipersepsikannya diperoleh dari orang lain. • Schizoid: hubungan sosial yang teramat sulit; ketidakmampuan atau kurangnya hasrat untuk membentuk kedekatan dengan orang lain. • Schizotypal: pola pikiran yang aneh; keanehan dalam persepsi dan pembicaraan yang menganggu interaksi sosial dan komunikasi mereka dengan orang lain GANGGUAN KEPRIBADIAN CLUSTER B • Histrionic: mendramatisir diri; terlalu berlebihan memperhatikan penampilan; kecenderungan untuk gampang marah dan meledak bila hasratnya memperoleh perhatian orang tidak tercapai • Narcissistic: waham kebesaran; preokupasi dengan cara menarik perhatian orang; mempromosikan diri di tiap kesempatan; kurang empatik; kemarahan luar biasa bila frustrasi • Antisocial: kurangnya pengembangan moral atau etis, ketidakmampuan mengikuti model perilaku yang diharapkan norma; tidak jujur dan licik; manipulasi orang lain tanpa adanya rasa malu atau bersalah; sejarah adanya perilaku bermasalah ketika masih kecil • Borderline: impulsif, kemarahan yang tak pada tempatnya, pertukaran mood yang drastis dari saat ke saat; perasaan bosan yang kronik/berulang terus; upaya untuk menyakiti diri atau bunuh diri. GANGGUAN KEPRIBADIAN CLUSTER C • Avoidant: orang dengan kepribadian menghindar, mempunyai hipersensitivitas pada penolakan atau derogasi sosial; malu luar biasa; tidak aman dalam hubungan sosial mereka dan tidak nyaman dalam memulai hubungan dengan orang lain. • Dependent: kesulitan memisahkan diri dalam hubungan dengan orang lain; tidak nyaman berada sendirian; menekan kebutuhan pribadi agar orang lain tetap terlibat dalam hubungan dengan mereka; plin-plan. • Obsessive-compulsive: keprihatinan dan perhatian berlebihan dengan kedisiplinan, aturan dan detail-detail yang kecil; perfeksionis; kurang punya kemampuan untuk menunjukkan sikap ekspresif dan kehangatan; kesulitan untuk rileks dan untuk bersenang-senang. • Passive-aggressive: kurang kemampuan untuk bersikap asertif sehingga ditunjukkan dengan cara yang hostile tidak langsung, misalnya mengulur-ngulur kerjaan, melupakan secara sengaja, kekeraskepalaan. Judgement Brain Pleasure Brain Thinking Brain Instinctual Brain Alcohol and the Adolescent Brain SCANS Alcohol 25 yrs Normal Marijuana 12 yrs Cocaine 2 yrs Junkie Game • Berbohong dan mencuri (untuk bisa memakai narkoba) atau Menghalalkan segala cara untuk pakai narkoba • Mencari-cari alasan ataupun dalih (merasionalisasi pemakaian) • Menset up diri sendiri secara sadar ataupun tidak untuk kambuh dan pakai kembali • Memainkan peran seolah sebagai ‘korban’, menyalahkan orang lain di sekitarnya, membuat orang merasa bersalah dibandingkan melihat kegagalan pribadi (ini umumnya dilakukan karena adanya guilt) Helper / Enabler • Membantu pecandu membutuhkan pemahaman mengenai adiksi • Orang yang suka membantu seringkali menjadi ‘Enabler’ tanpa disadarinya (bedakan empati vs simpati) • Enabler seringkali adalah seorang codependent • Enabler mudah termakan Junkie Games Dasar Membantu Pecandu • Memahami ‘isme’ adiksi • Memahami ‘bahasa junkie’ – bahasa yang menunjukkan pemahaman mendasar mengenai kehidupan ‘isme’ pecandu dan ‘hati’ pecandu. • Memahami adiksi sebagai penyakit yang progresi penyakitnya bisa ditahan. • Memahami perlunya sikap tegas dalam menghadapi pecandu mengurangi co-dependency dan menunjukkan cinta keras • Jangan menceramahi, memoralisir, memarahi, menyalahkan, mengancam atau berdebat dengan pecandu dalam kondisi mabuk maupun waras, membuang Drugs-nya, naik pitam, atau menutupnutupi konsekuensi penggunaannya dengan melindunginya. Anda sendiri mungkin akan merasa lebih baik saat itu, tetapi kondisi si pecandu akan menjadi lebih parah. • Jangan naik pitam dan karenanya merusak diri Anda sendiri dan kesempatan apapun untuk memberikan bantuan. Nilai diri Anda rusak bila Anda hilang kendali diri • Jangan membiarkan kecemasan Anda mendorong Anda untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan si Pecandu sendiri untuk dirinya sendiri. • Jangan percaya pada janji-janji, karena ini cuma metode mereka untuk menunda rasa sakit. Dengan cara sama, jangan berubahubah janji dan kesepakatan. Bila kesepakatan sudah diambil, jalankan tanpa bergeming. • Jangan membiarkan si pecandu berbohong kepada Anda dan menerimanya sebagai kenyataan, karena dengan melakukan hal tersebut, Anda membuatnya melakukan hal yang sama di kemudian hari. Kenyataan seringkali menyakitkan, tetapi hadapilah. Jangan marah pada realita. • Jangan membiarkan si pecandu membodohi Anda, karena ini mengajarkannya untuk menghindari semua tanggung jawab dan ia akan kehilangan rasa hormat kepada Anda pada saat yang sama. • Jangan membiarkan si pecandu mengeksploitasi Anda atau memanfaatkan Anda, karena dengan melakukan hal tersebut, Anda menjadi kaki tangannya dalam menghindari tanggung jawab dan menyuburkan adiksinya • Jangan menunda-nunda saat menghadapi kenyataan bahwa adiksi adalah penyakit yang akan terus berkembang yang akan menjadi semakin parah dengan semakin lamanya penggunaan. Belajarlah sekarang, untuk memahami dan merencanakan penyembuhan. Untuk berpangku tangan adalah pilihan terburuk yang dapat Anda ambil. • Jangan terpancing untuk marah. Secara sadar maupun tidak, pecandu memproyeksikan rasa benci diri sendiri kepada orang lain. Jika hal ini dihadapkan kepada serangan penuh kemarahan dan kebencian, maka ini menjadi bukti bagi si pecandu - dan ia seolah dapat alasan merasionalisasi penyalahgunaan drugs-nya di masa lalu dan menemukan alasan untuk terus menggunakan. • Jangan terpancing untuk merasa cemas. Si pecandu tak akan pernah belajar menyelesaikan masalah secara bertanggung jawab bila kecemasan keluarga mendorong keluarga menyelesaikan masalah sebelum si pecandu dapat menghadapinya dan menyelesaikannya, atau merasakan konsekuensinya. • Untuk dapat menunjukkan cinta keras, yang dibutuhkan adalah mengurangi ko-dependensi yang ada dalam diri dia yang ‘membantu’ si pecandu. • Orangtua dan teman, seringkali co-dependen dan akhirnya menjadi enabler – memungkinkan si pecandu untuk meneruskan perilaku destruktifnya. • Harus dapat mengurangi co-dependency bila ingin membantu seorang pecandu. Apakah Co-Dependency? • Co-dependency adalah perilaku yang dipelajari yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi, atau bisa menjadi warisan budaya • Co-dependency adalah kondisi emosional dan perilaku yang mempengaruhi secara negatif kemampuan individu untuk mempunyai hubungan yang sehat dan memuaskan. Seringkali disebut juga sebagai ‘adiksi terhadap relationship’ dimana orang dengan co-dependency akan membentuk hubungan yang satu pihak, destruktif bagi dirinya sendiri secara emosional. • Co-dependency baru diperkenalkan sebagai konsep 10 tahun yang lalu sebagai hasil penelitian terhadap hubungan dalam keluarga pecandu alkohol. • Co-dependent adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan gangguan pada orang yang hidup dengan pecandu (affected), namun kini diperluas untuk mencakup siapapun yang tumbuh dalam keluarga yang disfungsional. Co-Dependency & Budaya Bungkam • Dalam keluarga yang tidak bisa atau tidak dapat membahas adanya permasalahan, co-dependency tumbuh subur. Kalau ada masalah, mereka tidak akan mengkonfrontasinya. Sebagai hasilnya, semua belajar untuk menekan perasaan emosi dan mengesampingkan kebutuhan dan hasrat pribadi. • Dalam keluarga yang menekan perasaan, anggota keluarga menjadi “survivors.” Mereka mengembangkan perilaku yang membantu mereka menyangkal, mencuwekkan, menghindari emosi yang sulit. Mereka tidak bicarakan masalah, tidak sentuh masalah, tidak konfrontasi, belajar mematikan perasaan, tidak percayaan. Emosi keluarga biasanya ditahan agar tidak meledak dan semua ditampilkan baik di luar kepada orang lain agar tidak memalukan sangat tipikal di Indonesia ? • Perempuan yang dibesarkan untuk manis dan tidak menimbulkan masalah, tidak konfrontatif, tidak menunjukkan emosi, mengesampingkan kebutuhan pribadi dan mengutamakan kebutuhan orang lain menjadi co-dependent demikiankah keadaannya di Indonesia? Aturan dalam rumah tangga yang menimbulkan co-dependency: • • • • • • • • • • • • Kalau tidak bisa mengatakan sesuatu yang bagus, jangan ngomong – karena lidah tak bertulang Jangan tunjukkan pada orang kalau kamu sedang ada masalah. Jangan sampai orang lain tahu kalau kamu sedang ada masalah Jangan menyusahkan orang lain, simpan masalah sendiri dan tak perlu minta bantuan. Atasi sendiri Jangan obral perasaan; jaga perasaan kamu buat diri sendiri Komunikasi yang terbaik adalah kalau tidak langsung; nanti salah tangkap Jadilah orang yang baik, benar, sempurna, kuat Buat kami bangga! Capai sesuatu yang lebih dari kemampuan realistis kamu! Kamu pasti bisa! Jangan mementingkan diri sendiri. Utamakan orang lain. Jangan ikuti apa yang aku lakukan, lakukan apa yang aku katakan Jangan main-main, tidak dewasa. Harus serius. Jangan goyangkan perahu, jangan timbulkan masalah. Jadilah wanita yang baik, cantik, manis dan mengurus suami dan anak dengan baik Bagaimana Perilaku Codependent? • Percaya diri rendah dan mencari hal di luar diri mereka untuk merasa lebih baik akan dirinya sendiri. Mereka sulit untuk bisa bertindak ‘lepas’. Beberapa mencoba membuat diri merasa lebih enak dengan alkohol, drugs dan obatobatan, dan beberapa mengembangkan perilaku kompulsif seperti workaholism, berjudi, or aktivitas seksual dengan berganti-ganti pasangan. • Niatan mereka baik. Mereka berusaha mengurus orang lain, namun perilaku mereka cenderung kompulsif (reseh) dan menghancurkan diri sendiri. Atau, menimbulkan kebencian orang lain kepada dirinya dan orang hilang respek terhadap mereka justru sebaliknya dari apa yang mereka harapkan. • Mereka cenderung mengambil peran sebagai ‘martir’. Istri akan menutupi kebohongan suami atau ibu akan membuat alasan dan dalih untuk melindungi anaknya, atau melakukan apapun untuk melepaskan anak dan suami dari masalah • Melepaskan anak dan suami dari masalah, membuat mereka bangga sekaligus getir dalam pengorbanannya, berharap si pecandu akan berterima kasih pada mereka Bagaimana Perilaku Codependent? • Masalahnya, upaya menyelamatkan dengan cara ini akan membuat si pecandu keterusan dan menjadi makin tergantung pada ‘kepengurusan’ si co-dependent dan makin tidak bertanggung jawab • Meningkatnya ketergantungan si pecandu, si codependent makin merasa dibutuhkan dan merasa ”puas’ karena dibutuhkan. Saat mengurus ini menjadi kian kompulsif, ia jadi tidak berdaya dan tidak mampu menarik diri dari hubungan tersebut. • Codependent melihat diri mereka sebagai korban dan mereka sebetulnya tertarik pada kelemahan orang lain. Semakin lemah, semakin mereka bisa ‘berfungsi’ membereskan orang lain dan jadi ‘pengurus’. Mereka menjadi magnet orang-orang yang cenderung memanfaatkan mereka. Karakteristik Orang CoDependen • • • • • • • • • • • • • Perasaan bertanggung jawab berlebihan atas tindakan orang lain. Kecenderungan untuk rancu antara cinta dan iba, dengan kecenderungan untuk ‘mencintai’ orang yang dapat mereka kasihani dan selamatkan Kecenderungan untuk melakukan lebih dari apa yang layaknya, setiap saat Cenderung sakit hati kalau orang tidak ‘melihat’ upaya mereka Ketergantungan tak sehat pada hubungan dengan orang lain. Seorang co-dependen akan melakukan apapun untuk mempertahankan hubungan, menghindari perasaan ditinggalkan. Kebutuhan ekstrim untuk approval dan rekognisi Merasa bersalah kalau tegas Kebutuhan teramat kuat untuk mengendalikan orang lain, hasil ataupun kejadian Kurang percaya pada diri sendiri dan/atau orang Takut ditinggalkan atau takut akan kesendirian Kesulitan mengidentifikasikan perasaannya Manipulatif dan kerap menyalahkan orang lain Kekakuan / kesulitan untuk berubah, keras kepala Karakteristik Orang CoDependen • • • • • • • • • • • • Masalah dengan keintiman / batasan Kemarahan dan penuh kebencian kronis Berbohong kronis / tidak jujur Komunikasi dan ekspresi diri buruk Kesulitan mengambil keputusan Tidak percaya pada orang Menghindari untuk melihat perasaan pribadi Perfeksionis Kesulitan untuk intim terbuka dengan orang Perilaku menjadi pengurus orang Terlalu waspada akan bahaya atau ancaman potensial Penyakit fisik akibat stress • Orang Co-Dependent adalah orang yang ‘sakit’ karena adanya ‘orang sakit’ di lingkungan terdekatnya. Orang tertentu bisa mempunyai’ bakat lebih’ dibandingkan orang lain untuk menjadi co-dependent. Orang Co-Dependent paling sering membuat terapis frustrasi karena kerap tak mampu mengubah diri namun teramat ingin mengendalikan orang lain. Mereka kerap tak mampu melihat perilakunya yang destruktif • • Cinta Co-Dependent • • • • • • • Cinta yang tampil dalam bentuk selalu menyelamatkan, melindungi dan akhirnya merusak, dari orangtua, pasangan, teman dan rekan kerja yang ko-dependen kepada orang yang bermasalah (misalnya, pecandu). melindungi pecandu dari konsekuensi perilaku mereka, karenanya, mencegah pendewasaan mereka dan pembelajaran mereka untuk bertindak dan menjadi bertanggung jawab. mengizinkan orang membuat anda menjadi keset kaki, dan karenanya, merusak kesempatan orang menghormati anda. Memberikan batasan-batasan namun mengizinkan orang melanggar batasan tanpa konsekuensi yang bermakna, karenanya, mengajarkan mereka bahwa aturan anda tidak ada artinya. Membiarkan diri melepas aturan/batasan setiap ada kesulitan, terutama kalau tampaknya anda akan dinilai, dikritik, atau tidak disayang karena anda tegas pada prinsip anda. Cinta yang tidak ada kepedulian dan kasih sayang, karena menginginkan si pelanggar selalu tergantung. Pada pecandu dan co-dependent, disinilah letak letak permainan ketergantungan keduanya, baik si pecandu maupun si ‘korban’. berfokus pada orang lain, dan mengalihkan perhatian dari kelemahan pribadi rajin gossip. Cinta Keras Cinta keras Cinta Lembek Cinta keras adalah cinta yang tegas, pemecahan yang penuh kepedulian bagi keluarga dan individu yang secara negatif terkena dampak perilaku pecandu yang sebetulnya tidak dapat diterima. Cinta yang tampil dalam bentuk selalu menyelamatkan, melindungi dan akhirnya merusak, dari orangtua, pasangan, teman dan rekan kerja yang ko-dependen kepada si pecandu. Sayangnya, cinta lembek tampaknya jadi norma, terutama di tengah keluarga pecandu. Cinta keras berarti mengizinkan si pecandu mengalami konsekuensi dari perilakunya sendiri. Cinta lembek berarti melindungi pecandu dari konsekuensi perilaku mereka, karenanya, mencegah pendewasaan mereka dan pembelajaran mereka untuk bertindak dan menjadi bertanggung jawab. Cinta Keras Cinta Keras Cinta Lembek Cinta keras berarti mendefinisikan hakhak dan batasan-batasan Anda sebagai orangtua atau pasangan, dan menekankan agar orang lain menghargai batasan-batasan tersebut. Cinta lembek berarti mengizinkan rang lain melanggar hak-hak dan batasanbatasan Anda sebagai orangtua atau pasangan, dan membiarkan orang melanggar tanpa konsekuensi Memberikan aturan-aturan tegas dan jelas serta batasan-batasan yang masuk akal, dan menuntut pecandu untuk mengikuti aturan tersebut. Memberikan batasan-batasan namun mengizinkan pecandu melanggar batasan tanpa konsekuensi yang bermakna, karenanya, mengajarkan mereka bahwa aturan tidak ada artinya. Cinta keras berarti belajar keras terhadap diri sendiri dan tidak menyelamatkan si individu ketika semuanya tak berjalan sesuai yang anda harapkan. Cinta lembek berarti membiarkan anda melepas batasan setiap ada kesulitan, terutama kalau tampaknya anda akan dinilai, dikritik, atau tidak disayang karena anda tegas pada prinsip anda. Cinta Keras Cinta Keras Cinta Lembek Cinta keras berarti anda peduli atau sayang. Anda berhenti memperlakukannya sebagai anak ingusan yang lemah, kecil dan tak punya daya. Ini juga berarti baik si pecandu dan ‘korban’ menyadari realita perilaku dan keputusan mereka. Cinta lembek berarti anda tidak peduli dan tidak sayang, karena anda menginginkan si pelanggar selalu tergantung pada diri anda. Disini adalah letak permainan ketergantungan keduanya, baik si pecandu maupun si ‘korban’. Membuat kita berfokus pada motivasi dan perilaku kita, dan bukan pada dosa si pecandu. Cinta lembek membuat kita berfokus pada si pecandu, dan mengalihkan perhatian dari kelemahan kita sendiri. Anda Co-dependent? • • • • • • • • • • • • • Anda cenderung diam saja untuk menghindari argumentasi? Cenderung khawatir akan apa yang dipikirkan orang tentang anda? Pernah hidup serumah dengan orang yang punya masalah? Pernah hidup serumah dengan orang yang mengecilkan diri anda, menghina anda atau menyakiti anda? Apakah seringkali menilai atau merasa bahwa pendapat orang lain lebih penting dari pendapat anda sendiri? Sulitkan anda menyesuaikan diri dengan perubahan di rumah atau di kantor? Anda merasa dikesampingkan kalau orang yang anda sayangi menghabiskan waktu dengan teman-temannya? Anda ragu bisa menjadi apa yang anda inginkan? Anda tak nyaman menyatakan perasaan anda yang sesungguhnya? Anda merasa tidak adekuat atau serba kurang dibanding orang lain? Anda merasa seperti ‘orang jelek’ kalau anda melakukan kesalahan? Anda sulit menerima pujian orang? Anda merasa dipermalukan kalau anak atau pasangan melakukan kesalahan? Anda Co-dependent? • • • • • • • Anda merasa bahwa orang-orang dalam kehidupan anda akan hancur bila anda tidak berupaya mendorong mereka? Anda kerap berharap orang lain dapat membantu anda menyelesaikan banyak hal yang anda kerjakan? Anda sulit berbicara dengan pihak berwenang, misalnya polisi atau atasan anda? Anda bingung akan siapa diri anda sebetulnya dan kemana arah hidup anda sesungguhnya? Anda sulit mengatakan tidak kalau dimintai bantuan? Anda sulit / sungkan meminta bantuan orang lain? Anda melakukan banyak hal tapi tidak tahu kenapa anda bisa demikian sibuk? Naga-naganya gue udah jadi bapak yang Co-Dep nih! Bekerja dengan Keluarga 1. 2. 3. 4. Orangtua di tahap awal adiksi, masih tidak tahu apa-apa. Bingung dengan perubahan anak Di tahap menengah mulai mencari jalan keluar, berespons ekstrim, atau menjadi enabler dengan menyalahkan orang lain dan melindungi anak. Anak lain diabaikan dan tidak boleh menambah masalah. Tahap Lanjut mulai menghindari masalah (gaya burung unta), menyalahkan si pecandu & diri sendiri, malu dan merasa bersalah (jadi terlalu peka). Tahap terparah, terjadi perpecahan keluarga, internalisasi perasaan buruk, menyerah, tak berdaya, aturan keluarga menjadi tidak sehat. Si pecandu boleh melanggar aturan, sementara yang lain tidak boleh. Yang buruk direinforce, yang baik diabaikan. Keterlibatan Keluarga • Keterlibatan keluarga, memperbaiki ketaatan perawatan dan memperbaiki hasil yang bisa dicapai • Keluarga jadi lebih paham perjalanan pemulihan anggota keluarganya yang kecanduan • Pecandu dan juga keluarga memahami tujuan dan peran mereka dalam pemulihan si pecandu. • Keluarga memperoleh dukungan dalam proses pemulihan mereka sendiri dari adiksi aktif anggota keluarganya Dimana Kita dalam Program Sekolah? Treatment Identifikasi kasus Prevention Indikasi Selektif Universal Perawatan Standar kasus yang sama Maintenance Kepatuhan pada Perawatan Jangka Panjang (Goal: MengurangiRelapse dan Terulangnya masalah ) Aftercare PROSES PEMULIHAN Proses pemulihan merupakan proses pembelajaran spiritual PRODUKTIVITAS Belajar membangun hidup bermakna tanpa drugs. emosional HIDUP NYAMAN Belajar hidup nyaman tanpa drugs. mental KEWARASAN / SOBRIETY Belajar mengatasi hidup lll (coping) tanpa drugs. fisik BERPANTANG Belajar hidup tanpa drugs Tahapan Pemulihan Proses pemulihan merupakan proses pembelajaran Tahap Awal: 1-6 Minggu Withdrawal Honeymoon Tahap Menengah: 620 minggu Tembok Tahap Lanjut: 20 minggu ke atas Adjustment Resolusi Relapse bisa terjadi kapanpun, tapi hanya bila orang sudah sempat ‘sembuh’! Bila adjustment dan resolusi belum terjadi, orang masih dibilang ‘masih sakit’ sehingga istilahnya bukan relapse (kambuh) sebab penyakit masih belum sempat ‘sembuh’ untuk bisa disebut ‘kambuh’. Hanya mereka yang sempat ‘sembuh’ yang bisa ‘kambuh’. Sembuh, berarti sudah mencapai adjustment yang baik & resolusi untuk bersih dari NAPZA. Tahap Awal: 1-6 Minggu PECANDU KELUARGA • Berhenti memakai drugs dan alkohol • Membuat komitment untuk perawatan • Dididik mengenai obat-obatan yang dipakainya • Mengenali adiksi sebagai kondisi medis • Memperbaiki kesehatan fisik dan manage kondisi psikiatrik • Mendukung berhentinya penggunaan drugs / alkohol • Mengevaluasi keparahan adiksi dan setuju mengikuti intervensi untuk mengubah keadaan • Belajar mengenali dan menghentikan interaksi yang menjadi trigger Tahap Menengah: 6-20 Minggu PECANDU • Memperbaiki hubungan dekatnya. • Mempertahankan pantang narkoba dan obat-obatan • Mengembangkan sistem support pemulihan di luar pusat perawatan • Belajar mengenali dan coping dengan emosi KELUARGA • Menentukan akan re-komit dengan hubungan (tinggalkan atau menerima kembali) • Belajar menjadi supportif dan bukan menjadi co-dependen • Mulai mencari cara untuk mengayakan kehidupan psikologis pribadi • Menerapkan skill komunikasi yang sehat. Tahap Menengah: > 20 Minggu PECANDU KELUARGA • Mengindentifikasikan dan memonitor komponen pemulihan yang sukses • Belajar menerima batasan hidup dengan adiksi di keluarga • Mengenali indikasi relapse dan mengambil respons yang tepat • Mengembangkan gaya hidup individual yang sehat dan seimbang • Mengklarifikasi peran dan batasan baru dalam hubungan yang waras dan bebas narkoba • Membuat goal untuk mempertahankan gaya hidup baru setelah selesai intervensi (aftercare) • Memonitor diri sendiri dari terjadinya relapse pribadi • Sabar dengan proses pemulihan Relapse PECANDU 1. Menggunakan lagi KELUARGA 1. Trigger emosional karena klien relapse 2. Bersama teman pemakai 3. Tanda lingkungan terkait penggunaan 2. Takut sendirian 3. Kurangnya tujuan dan minat individual drug/alcohol 4. Menagih 5. Ketemu “tembok” 4. Tidak mampu melepas tanggung jawab ke orang lain. 6. Koneksi Stimulan - sex 7. Bosan Seorang guru tak bisa memilih murid. Ada murid yang pintar yang mudah belajar dengan latar belakang keluarga yang mendukung, dan ada murid yang di bawah rata-rata atau dengan lingkungan keluarga yang tidak mendukung. Tidak semua murid setara dalam penangkapan dan inteligensia yang menyebabkan kesuksesan mengajar anda menjadi variatif. Sebetapa hebatpun anda menjadi guru, anda tidak akan pernah mampu mengajar keledai untuk membaca dan menulis. Anda hanya dapat mengubah perilaku hingga batas tertentu. Kesuksesan membantu pecandu juga demikian. Bagaimana Caranya Mengubah Perilaku ? Perilaku A Perilaku B Tahapan Perubahan Perilaku Implikasi Penanganan pra-kontemplasi / pra-perenungan contemplation/ / perenungan • membentuk hubungan • meningkatkan kesadaran preparation / persiapan action / tindakan maintenance • memberi alasan berubah • memperkuat kemampuan • Assessment penuh • Fasilitasi rencana relapse • Belajar skill baru • memberi dukungan • Fokus pd promosi kesehatan • Pencegahan kekambuhan • Bantu lihat penyebab • Perbaiki persiapan Terapi di Sekolah • Motivational Interviewing – Pre-contemplation • Siswa belum merasa bermasalah sementara orang melihat ia bermasalah • Konselor bertugas membuat klien mempertanyakan normal tidaknya pemakaian narkobanya – Contemplation • Klien mulai berpikir ia bermasalah • Konselor menggali alasan untuk berubah dengan menunjukkan resiko bila ia tidak berubah, dan menguatkan alasan untuk berubah – Determination • Klien memutuskan untuk mengubah diri • Konselor membantu klien mencari pilihan yang ada – Action • Klien memilih strategi dan bertindak atas pilihannya dengan konsisten • Konselor membantu klien tetap konsisten di tindakan yang dipilihnya – Maintenance – Klien bekerja untuk bertahan mengerjakan strateginya untuk berubah BELUM ADA KOMITMENT KUAT UNTUK BERUBAH Precontemplation 1 2 Relapse Contemplation Maintenance 3 Determination 4 Action 5 KOMITMENT KUAT UNTUK BERUBAH Termination 6 Roadmap for Recovery Trigger Thought Craving Use Kerangka Kerja Motivational Patient-Centered Partnership Confrontational Provider-Centered Paternalism Miliki beragam alat untuk membantu, jangan terbatas pendekatan! Mudah: Motivational Sulit: Confrontational Confrontational Motivational 12 Steps contemplation/ / perenungan 1. Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap alkohol - sehingga hidup kita menjadi tidak terkendali. 2. Tiba pada keyakinan bahwa Kekuatan yang lebih besar dari diri kita sendiri mampu mengembalikan kita kepada kewarasan. preparation / persiapan 3. Membuat keputusan untuk mengalihkan niatan dan kehidupan kita kepada kasih Tuhan sebagaimana kita memahami Tuhan. 12 Steps action / tindakan 4. Membuat inventaris moral diri kita sendiri secara penuh seluruh dan tanpa rasa gentar. 5. Mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri, serta kepada seorang manusia lainnya, setepat mungkin sifat dari kesalahan-kesalahan kita. 6. Menjadi siap secara penuh agar Tuhan menyingkirkan semua kecacatan karakter kita. 7. Dengan rendah hati memintaNya untuk menyingkirkan kelemahan-kelemahan kita. 12 Steps 8. 9. Membuat daftar orang-orang yang telah kita sakiti, dan menyiapkan diri untuk menebusnya kepada mereka semua. Menebus kesalahan kita secara langsung kepada orang-orang tersebut bilamana memungkinkan, kecuali bila melakukannya akan justru melukai mereka atau orang lain. maintenance 10. Secara terus menerus melakukan inventaris pribadi kita dan bilamana kita bersalah, segera mengakui kesalahan kita. 12 Steps 11. Melakukan pencarian melalui doa dan meditasi untuk memperbaiki kontak sadar kita dengan Tuhan sebagaimana kita memahami Tuhan, berdoa hanya untuk mengetahui niatan Tuhan atas diri kita dan kekuatan untuk melaksanakannya. 12. Setelah memperoleh pencerahan spiritual sebagai akibat dari langkah-langkah ini, kita mencoba untuk membawa pesan ini kepada para alkoholik lainnya, dan untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam semua urusan keseharian kita. Pelaksanaan 12 Langkah sebagai Aftercare • Hadir meeting rutin • Mencari sponsor dan mengerjakan 12 langkahnya dengan sponsor • Membaca literatur program • Menunjukkan perubahan dalam hidup dan hubungan dengan orang lain, serta perubahan dalam tanggung jawabnya • Membantu orang lain yang membutuhkannya • Narkoba untuk merubah persepsi kita atas kenyataan. Bahan Psychoactive seringkali digunakan untuk mengubah kesadaran dan realita kesadaran. Seringkali di zaman-zaman lampau digunakan oleh para dukun dan shaman di masa lalu untuk memahami hal-hal yang terkait dengan dunia roh. • Adalah Stimulan system syaraf pusat. Pada umumnya, Uppers merangsang kita dengan memaksa melepaskan energi kimia (Particuleri adrenaline, dengan menaikan aktivitas listrik dalam otot dan menstimulan kesenangan) • Efek dasar stimulinya adalah menaikkan energi, mempercepat pacu jantung, tekanan darah tinggi, berkeringat, pupil membesar, bicara terus, kehilangan selera makan, dan berbagai macam ketidak aturan tergantung dari penggunaan. Efek • Uppers adalah stimulan system pusat syaraf. Semua bahan - bahan ini bereaksi dengan meningkatkan Neurotransmitter dan aktifitas listrik di system syaraf pusat. Ini semua membuat pengguna menjadi lebih waspada, sadar, aktif, gelisah, dan kurang istirahat; stimulasi yang lebih dari normal dialami. Cocaine • Cocaine adalah salah satu stimulan yang paling lama digunakan. Dulu sempat digunakan sebagai obat gigi, juga sebagai bahan minuman cocacola. • Nama lain untuk Cocaine itu adalah Hydrochloride, Free Base Kokain. • Nama Jalanan untuk Cocaine : Coke, Blow, Tooth, Snow, Flake, Giri, Lady, Crack, Base, Rock, Base Pecandu Kokain: 10 tahun Foto perubahan wajah seorang pemakai kokain dalam kurun waktu 10 tahun • Stimulant alamiah, contohnya daun Koka, daun tembakau, daun Khat, biji kopi, atau dapat juga bentuk olahan dari tumbuhan, contohnya Kokain, Nikotin, Kafein, atau dapat juga disintetiskan, contohnya Amphetamine, pil diet, dan lainnya yang serupa. Amphetamine Synthetis (buatan manusia) • Amphetamine, Methaphetamine, Dextroamphetamine, Freebase, Crack, Speed, Ice, Shabu. Downers • Untuk system syaraf pusat penghilang depresi, Tiga keluarga Downers (opiates sedative, hypnotics, Alkohol). Opiates / opioid : Berfungsi sebagi pelemas otot • Opiates berasal dari Opium Opi dan Opioid (synthetic dari Opiate) sebagai untuk penyembuhan dari rasa sakit yang parah contoh : korban perang. Opiat akhirnya disebut sebagai hero-in (pahlawan) • Opiat : Opium, Heroin, Codein, Morphine, Dilaudid, dan Percodan • Opioid : Methadhone Sorfon, General, Taoin, Fentanyl • Downers (Depressant) menekan rata - rata fungsi dari system syaraf pusat hingga menginduksi efek sedasi (Induced Sedation), relaksasi otot, mengantuk, dan bahkan koma (bila digunakan berlebihan – overdosis). Dosis berlebih bisa menghentikan jantung. • Tidak seperti Uppers, yang pada umumnya bekerja melalui pelepasan dan tambahan dari stimulan alami tubuh (Neurochemicals), kelompok Depressant memproduksi efek melalui jangkauan luas dari proses Biokimia di tempat yang berbeda dari otak dan Spinal Cord (yang berhubungan dengan organ pendengaran dan keseimbangan). All Arounders • Uppers menstimulasi tubuh dan Downers menekannya. All Arounders (Psychedelics) dapat bertindak sebagai stimulan atau depressan, tetapi pada umumnya mereka mengganggu pandangan tentang dunia, dan menciptakan sebuah dunia dimana logika diletakkan di belakang untuk mengintensifkan sensasi. Dari LSD, PCP, MDMA, hingga tanaman yang biasa digunakan di upacara agama seperti Peyote, Mushrooms, Belladonna, All Arounders mewakili kelompok yang terpisah. • All Arounders mengubah persepsi secara berbeda, bukan mempercepat atau melambatkan persepsi, namun dapat mengubah realita yang dilihat. Bagi yang tidak biasa, ini bisa menyebabkan ’bad trip’ 4 kelas utama Psychedelics 1. Designer Psychedelics seperti LSD dan 2. Psilocybin yang meniru hormon otak tertentu; 3. Phenylalkylamines seperti mescaline dan Ecstasy yang hampir menyerupai molekul Adrenaline dan Amphetamine; 4. Anticholinergics seperti Belladonna yang menutup Acetylcholine; dan mereka yang mempunyainya diklasifikasikan sebagai anticholinergics seperti PCP; dan Cannabinols yang ditemukan dalam Mariyuana yang mempengaruhi Acetylcholine. Lysergic Acid Diethylamide ECSTASY = INEKS Ganja = Marijuana Uppers Downers All Arounders • Rendah diri • Terlalu peka • Depresi • Depresi • Depresi dan ingin bunuh diri • Sakit kepala/ migraine • Merasa lemah • Merasa lemah, lelah • Halusinasi • Fatigue / crash • Bingung (akibat halusinasi) HIV, AIDS dan Penularan HIV = Human Immunodeficiency Virus Virus (pada manusia) yang menurunkan kekebalan tubuh manusia. AIDS = Acquired Immuno Deficiency Syndrome Kumpulan gejala (berbagai) penyakit yang muncul bila kekebalan tubuh sudah dirusak HIV. Acquired berarti AIDS bukan penyakit turunan (herediter), melainkan karena ‘memperoleh’ virus akibat suatu tindakan (dilakukan diri sendiri atau dilakukan orang atas diri kita). Cara Virus Masuk Tubuh (Penularan) HIV bisa masuk ke dalam tubuh manusia akibat perilaku atau tindakan (pribadi atau tindakan orang), yang memungkinkan darah atau cairan kelamin atau ASI yang tercemar HIV masuk tubuh. Contoh: disuntik dokter dengan jarum tidak steril. Syarat Penularan HIV 1. CAIRAN MENGANDUNG HIV: Adanya cairan darah / cairan kelamin / ASI ) yang memang mengandung HIV. 2. INOKULASI: Jumlah virus yang cukup untuk menularkan. Cairan tubuh lain selain darah, cairan kelamin dan ASI tidak punya cukup jumlah virus untuk menularkan. 3. ADA JALUR MASUK: Ada jalur masuk untuk cairan yang terkontaminasi tersebut untuk masuk ke dalam tubuh. Siapa Yang Rentan? Menyadari bahwa darah, cairan kelamin dan ASI adalah sumbersumber utama penularan, maka siapapun yang terpapar darah, cairan kelamin dan ASI adalah mereka yang termasuk dalam kaum rentan! Apakah Anda Pernah: Menerima transfusi darah atau produk darah, tanpa tahu status darah tersebut ? Misalnya menarik teman atau keluarga langsung jadi donor anda. Kalau anda pria, apakah istri anda pernah menerima transfusi darah seperti itu? Anda pernah ke dokter gigi? Pasangan anda? Anda atau pasangan anda pernah disuntik tanpa tahu sterilitas jarum yang dipakai? Pernah berhubungan seks dengan orang yang tidak pernah test HIV atau yang anda tidak ketahui tahu status HIVnya lewat test darah? Bagaimana dengan pasangan anda? ....... dst, dst ..... Perkembangan Penyakit • Infeksi Primer saat terkena virus • Periode Jendela inkubasi • Tahapan Asimptomatik • Tahapan Simptomatik / IO • Tahapan Simptomatik Lanjut / AIDS Tahapan Asimptomatik • Setelah HIV masuk ke dalam tubuh sampai sekitar 3 tahun setelah terkena, secara umum pengidap merasa sehat. Karena tidak ada gejala apapun, tahapan ini disebut sebagai tahapan asimptomatik (tahapan tanpa gejala). • Karena belum ada keluhan apapun, maka seseorang yang sudah terinfeksi HIV kerap tidak mengetahui dirinya sudah terinfeksi HIV. Bilamana melakukan perilaku beresiko (yang memungkinkan terjadinya pertukaran darah atau cairan kelamin), dengan orang yang tanpa diketahui mengidap HIV, maka seorang ia bisa tertular HIV. Seorang yang berada tahapan tanpa gejala ini sendiri belum mengetahui dirinya tertular HIV, apalagi orang lain ! • Pada akhir tahapan ini pengidap mungkin akan mengalami pembengkakan berkepanjangan pada kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau lipatan paha. Ini menandakan tubuh pengidap terus berusaha memerangi infeksi. Tahapan Simptomatik 1 • Tahapan ini disebut sebagai tahapan bergejala. Setelah sekitar 3 tahun masuk ke dalam sistem darah, HIV, virus penyebab AIDS, mulai melemahkan sel darah putih dalam tubuh. Sel darah putih dalam tubuh berfungsi untuk memerangi segala kuman penyakit yang membuat kita sakit. Sel darah putih adalah tenaga inti dalam tubuh yang menjaga kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit. • Pada tahapan simptomatik ini, selain pembengkakan kelenjar getah bening, beberapa gejala yang seringkali muncul paling awal adalah : – Candida Albicans. Kondisi ini juga disebut sebagai Thrush. Sekitar 80% pengidap HIV menunjukkan gejala ini. – Infeksi mulut yang disebut sebagai Oral Hairy Leukoplakia, disebabkan virus. Virus ini bersifat menetap, namun pada pengidap HIV, akan menunjukkan gejala selaput putih biasanya di samping lidah dan agak keras. Gejala ini sedikit banyak mirip Thrush. Lebih umum ditemui pada pengidap HIV. Tahapan Simptomatik 2 • • • • Herpes Zoster atau Shingles, juga kerap muncul sebagai gejala awal. Herpes adalah sekelompok luka terbuka yang terasa sangat pedih dan nyeri. Masalah Ginekologi kerap muncul pada wanita yang mengidap HIV, diantaranya keputihan karena jamur dan lainnya, serta kanker rahim. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) yang ditandai dengan memar-memar pada tubuh. Bila seseorang mempunyai ITP, darah kerap menggumpal. Karenanya, tanda ITP adalah memar dan luka yang berlebihan. ITP adalah kondisi medis langka yang juga ditemui pada mereka yang tidak terkena HIV, namun sering ditemui pada mereka yang telah terinfeksi HIV. Radang paru Pneumococcal. Radang paru adalah infeksi pada paru. Bakteri penyebabnya, pneumococcus, adalah penyebab radang paru pada sebagian besar orang tanpa infeksi HIV. Pada orang biasa, radang ini mudah diatasi dengan vaksin atau antibiotika, namun pada pengidap HIV, infeksi kerap kambuh berulangkali setelah diobati. Tahapan Simptomatik 3 • • • Gejala konstitusional : yaitu gejala-gejala umum yang sering menyertai penyakit. Termasuk dalam hal ini adalah turunnya berat badan, kelelahan berkepanjangan, diare, dan demam. Tanda-tanda berikut ini bisa muncul karena penyakit opportunistik tertentu, atau kombinasi dari penyakit opportunistik, atau karena infeksi HIV itu sendiri. Fatigue : kelelahan sangat umum terjadi dan penyebabnya bisa bermacam-macam. Bisa dikarenakan infeksi pada tubuh, depresi, anemia atau kombinasi dari semuanya. Atau bisa juga, hanya karena kehadiran HIV itu sendiri dalam tubuh. Berat badan turun : umum ditemui pada pengidap HIV, karena demam, infeksi, dan HIV itu sendiri meningkatkan metabolisme tubuh. Mereka dengan metabolisme tinggi dapat makan dengan lahap tapi tetap kehilangan berat badan. Sebab lainnya adalah kurangnya kalori yang dimakan karena kurang nafsu makan, depresi, sakit saat menelan, sariawan, hilangnya cita rasa makanan, dll. Sebab lainnya adalah diare, sehingga makanan melalui sistem pencernaan tanpa diserap. Tahapan Simptomatik 4 Diare : umum ditemui pada tahapan simptomatik maupun tahapan simptomatik lanjut. Penyebabnya seringkali adalah kuman atau jamur. Setiap orang sekali-sekali akan diare. Oralit bisa digunakan untuk menghindari dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Demam : Demam selalu terjadi bila ada infeksi dalam tubuh. Pada pengidap, ini bisa karena HIV itu sendiri, maupun penyakit opportunistik. Meningkatknya suhu tubuh umumnya didahului oleh rasa kedinginan, yang merupakan indikasi bahwa tubuh berusaha mempertahankan panas tubuh. Sebagian orang juga berkeringat di malam hari. Kombinasi dari menggigil, demam dan keringat malam, kerap ditemui pada pengidap HIV. Gejala bisa dikurangi dengan obat-obatan biasa (aspirin, acetaminophen, paracetamol, dll.) yang dijual bebas di pasaran. Tahapan AIDS 1 • Setelah 3-5 tahun, sebagian besar orang yang mengidap HIV mulai menunjukkan penyakit-penyakit yang disebut sebagai Penyakit Opportunistik (Catatan penulis : Opportunity = kesempatan; Opportunistik: mencari kesempatan; Penyakit yang mencari kesempatan menyerang saat kekebalan tubuh lemah). • Pneumocystis Carinii (PCP) : Pneumocystis Carinii adalah infeksi atau radang paru (pneumonia) yang disebabkan parasit bernama Pneumocystis. Parasit ini tampaknya ada di paru-paru semua orang dan diperkirakan diperoleh sejak kecil. Parasit ini tidak menyebabkan masalah kecuali bila daya tahan tubuh menurun. PCP juga ditemukan pada mereka yang kekurangan gizi, mereka yang mengidap kanker tertentu, dan sebagian mereka yang menerima transplan-tasi organ tubuh. Saat ini, 95% penderita PCP adalah pengidap HIV. • Sarkoma Kaposi : Sarkoma’s Kaposi ( SK) adalah tumor jaringan darah yang seringkali salah dimengerti orang. Tumor SK umumnya ungu atau hitam, dan tidak sakit. KS pada pengidap HIV cepat tumbuh dan juga tampil di organ tubuh bagian dalam. Tahapan AIDS 2 • Tuberculosis (TBC) TBC disebabkan oleh bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebabkan infeksi yang tidak menunjukkan gejala sampai bertahun-tahun lamanya. Saat kekebalan tubuh menurun, maka penyakit TBC akan tampil. • Infeksi Mycobacterium Avium Intracelullare (MA atau MAI) Mycobacterium Avium Intracelullare (MAI) adalah keluarga dari Mycobacterium tuberculosis. Lebih banyak pengidap HIV yang terkena MAI. Pada orang di tahapan AIDS, MAI tersebar ke seluruh sistem tubuh. MAI dapat ditemukan di paru-paru, kelenjar getah bening, lever, darah, usus, sum-sum, dan di hampir semua organ tubuh. Gejala MAI tergantung dari sejauh mana ia mempengaruhi organ tubuh. Catat bahwa MAI ditularkan dengan cara berbeda dengan mycobacterium tuberculosis penyebab TBC. MAI berada dalam tanah dan kadang dalam air yang diperkirakan sebagai sumber infeksi. Tidak seperti TBC, MAI tidak ditularkan dari satu orang ke orang lain. Bila diperiksa di laboratorium, umumnya akan diperiksa kehadiran mycobacterium secara umum. Untuk mengindentifikasikan kehadiran MAI secara spesifik, maka dilakukan tes kedua yang bersifat lebih spesifik. Tahapan AIDS 3 • Toxoplasma Encephalitis Toxoplasma Encephalitis adalah infeksi otak yang menyebabkan kejang-kejang tubuh dan gangguan syaraf. Toxoplasma encephalitis disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma Gondii yang umum ditemukan pada tahi kucing dan daging setengah matang. Sekali masuk tubuh, parasit ini hidup menetap dalam tubuh - seringkali tanpa gejala. Sekitar 10-15% orang dengan AIDS terkena Toxoplasma Encephalitis. Dengan kata lain, orang dengan AIDS yang memiliki parasit Toxoplasma Gondii dalam tubuhnya, dapat menunjukkan Toxoplasma Encephalitis bila parasit ini menjadi aktif. Ini bukan jenis infeksi yang menular dan mudah diatasi dengan antibiotika. • Cryptococcosis Cryptococcosis menyebabkan Cryptococcal Meningitis. Disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans. Infeksi ini dapat berkembang di beberapa tempat dalam tubuh, termasuk paru dan otak. Sifatnya merusak otak dan umum ditemukan dalam otak. Cryptococcus neoformans adalah penyebab utama meningitis pada mereka yang sudah AIDS. Antara 8-10% orang dengan AIDS menderita Cryptococcal Meningitis. Jamur ini tidak ditularkan dari satu orang ke orang lainnya. Mereka dengan Cryptococcal Meningitis tidak menjadi ancaman bagi orang lain karena tidak bersifat menular, termasuk bagi pengidap HIV lainnya. Tahapan AIDS 4 • Infeksi Cytomegalovirus (CMV) Cytomegalovirus (CMV) dalam banyak hal mirip dengan mikroba seperti Pneumocystis Carinii dan Toxoplasma Gondii yang menginfeksi orang dan menetap dalam tubuh tanpa menunjukkan gejala. Umumnya orang memiliki antibodi CMV dalam tubuh mereka, berarti mereka pernah tertular dan menyimpan CMV dalam tubuh. Karena CMV hidup dalam sel darah, maka ia menyebar ke seluruh tubuh. • Pada orang dengan infeksi simptomatik lanjut (tahapan AIDS), CMV dapat menginfeksi berbagai organ tubuh. Di paru ia akan menimbulkan radang paru. Di mata ia akan menimbulkan inflamasi retina (retinitis), dan di usus akan menyebabkan diare. Bila CMV ada dalam usus, maka akan menyebabkan kondisi mirip hepatitis. Bila ada di otak, dapat menimbulkan Encephalitis. • Sekitar 90% orang dengan AIDS akan menunjukkan infeksi CMV pada satu atau lain saat. Retinitis terjadi pada 10-20% kasus. Bagi banyak kasus, gejala yang tampil kerap hanya demam, kelelahan berkepanjangan, menurunnya berat badan, yaitu gejala konstitusional yang sudah dibahas sebelumnya. Tahapan AIDS 5 • Infeksi Herpes Simplex Herpes simplex disebabkan virus Herpes Simplex Virus (HSV). Herpes umumnya mengambil dua bentuk utama, yaitu infeksi pada mulut dan infeksi pada kelamin, meskipun ia juga dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Bila infeksi berada pada mulut (luka bisa tampak dan bisa juga tidak ada), maka Herpes Simplex bisa ditularkan melalui ciuman mulut. Bila infeksi berada pada alat kelamin (dengan atau tanpa luka), infeksi biasanya melalui kontak seksual. • Cryptosporidiosis Cryptosporidiosis disebabkan oleh parasit bernama Cryptosporidium. Gejala utamanya adalah diare. Cryptosporidiosis awalnya ditemukan pada hewan dan merupakan penyebab utama diare pada hewan. Pada pengidap HIV, diare yang muncul bisa bersifat kronis dan berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahuntahun. Masalah diare ini sudah tentu melengkapi masalah yang sudah ada berkaitan dengan gejala konstitusional dan kekurangan gizi. Antara 5-10% orang dengan AIDS terkena komplikasi dengan cryptosproridiasis. Tahapan AIDS 6 AIDS Dementia Complex (ADC) ADC tidak termasuk dalam penyakit opportunistik, melainkan lebih merupakan gejala yang tampil saat tiba di tahapan AIDS. Proses mental menjadi melemah dan kerap tidak tampil sebagai akibat dari satu atau lain hal kecuali dari kondisi terinfeksi HIV, meski ada pula yang dikarenakan penyakit opportunistik seperti tumor, infeksi pada otak atau juga oleh depresi. ADC juga dikenal sebagai HIV Encephalopathy, HIV Encephalitis, HIV Associated Dementia (HAD), atau HIV Associated Cognitive/Motor Deficit. Gejalanya ADC adalah berkurangnya daya konsentrasi dan daya ingat. Umumnya mereka mengeluh sulit berpikir, sulit mencerna pembicaraan dengan orang lain atau memahami bahan bacaan, sering lupa nama orang-orang yang mungkin bahkan sangat dekat dengan mereka, dll. Sebagai tambahan, terjadi pula gangguan gerak motoris, mudah kehilangan keseimbangan, jalan menjadi tertatih-tatih, gemetar, tulisan berubah menjadi kurang tajam garisnya. Gejalanya bisa mirip dengan Parkinson’s Disease. Mereka dengan dementia kerap menarik diri dari pergaulan sosial. Perasaan kerap juga menjadi tumpul dan tampil tidak pedulian. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengidap HIV yang menunjukkan masalah kognitif memiliki ADC! ADC umumnya bereaksi positif bila diobati dengan Zidovudine. Kapan Mulai Obat Antiviral? • Bila CD4 berada di bawah 350, kebanyakan dokter memulai AZT, ddI atau 3TC. Juga beberapa dokter menggunakan penurunan pesat persentase CD4 hingga 15% sebagai tanda untuk memulai terapi antiviral yang agresif, meskipun hitungan CD4+ masih tinggi. • Meski begitu, Test Viral Load menjadi penting juga seperti halnya CD4 dalam menentukan kapan menggunakan obat antiviral. Untuk memulai pemberian obat guna mencegah infeksi oportunistik: memakai ukuran CD4 berikut ini: • > dari 200, cegah bahaya pneumocystis carinii pneumonia (PCP) • > dari 100, toxoplasmosis dan cryptococcus • > dari 75, mycobacterium avium complex (MAC) APAKAH HEPATITIS ITU? HEPAR TIS HEPATITIS = hati = radang = peradangan hati • Hati bisa meradang karena berbagai sebab, misalnya – Terlalu banyak racun dalam tubuh akibat obat atau polutan – Kerusakan organik – Kanker – Infeksi – Kehadiran virus perusak hati – Alkohol, dll • FUNGSI HATI mengatur proses kehidupan, terutama : – Menyempurnakan olahan semua zat yang masuk ke tubuh lewat makanan, udara yang anda hirup, atau apa yang anda serap lewat kulit. – Menghilangkan racun segala zat yang masuk ke tubuh lewat makanan, udara yang anda hirup, atau apa yang anda serap lewat kulit. – Hati adalah sumber tenaga anda, mengolah nutrien makanan menjadi otot, energi, hormon, faktor pembekuan darah, dan faktor immunologi – Hati menyimpan semua vitamin, mineral dan gula – Mengatur lemak yang disimpan dan mengendalikan produksi dan pengeluaran kolesterol. – Cairan yang diproduksi hati (bile), membantu kita mencerna makanan dan menyerap gizi makanan yang penting. – Menetralisir zat yang beracun dan membantu metabolisme alkohol. – Sebelum anda lahir, hati merupakan organ terpenting yang membentuk darah. – Hati membantu mencegah infeksi, dan menghilangkan bakteri dari darah agar anda tetap sehat – Menyimpan zat besi adalah tugas hati. – hati adalah mesin, dapur, pengolah makanan, pembuangan sampah dan malaikat dalam tubuh anda HEPATITIS VIRAL Hepatitis A (HAV) Hepatitis B (HBV) Hepatitis C (HCV) Hepatitis D (HDV) Hepatitis E (HEV) HAV adalah virus yang menyebabkan peradangan hati. Tidak menyebabkan penyakit kronis virus penyebab radang hati. Bisa akibatkan rusaknya sel hati, menyebabkan cirrhosis dan kanker HCV adalah virus penyebab radang hati. Bisa menimbulkan cirhosis dan kanker. HDV adalah virus penyebab radang hati. Hanya menginfeksi pengidap HBV. HEV adalah virus penyebab radang hati. Tidak kronis. Inkubasi 2 - 7 minggu Rata2: 4 minggu 6 - 23 mg Rata2: 17 minggu 2 - 25 minggu Rata2: 7 - 9 minggu 2 - 8 minggu 2 - 9 minggu Rata2: 6 minggu Penularan Faeces, oral kontak langsung, makanan terkontaminasi HAV Kontak darah, cairan kelamin, ibu ke bayi, gigitan manusia, kontak seksual Kontak darah, atau alat terkontaminasi darah. Ibu ke bayi Tidak mudah menular lewat seks Kontak darah Faeces, oral Seks dengan pengidap HDV Kontaminasi suplai air Apa? HEPATITIS VIRAL Hepatitis A (HAV) Hepatitis B (HBV) Hepatitis C (HCV) Hepatitis D (HDV) Hepatitis E (HEV) kadang tidak ada. Urine gelap, lelah, demam, mual, muntah, Sakit abdomen jaundice. Kadang tidak ada. Kadang mirip flu, urine gelap, berak ringan, jaundice, lelah, demam Sama dengan HBV Sama dengan HBV Sama dengan HBV Perawatan saat Kronis Tidak berlaku. Obat Antiviral sukses variatif Interferon dan terapi kombinasi, dgn sukses variatif Interferon dengan sukses variatif Tidak berlaku Vaksin Dua dosis vaksin bagi siapapun di atas 2 tahun Tiga dosis untuk semua umur Tidak ada Vaksin HBV mencegah infeksi HDV Tidak ada Gejala ? HEPATITIS VIRAL Siapa Punya Resiko? Hepatitis A (HAV) Hepatitis B (HBV) Hepatitis C (HCV) Hepatitis D (HDV) Hepatitis E (HEV) Kontak di rumah, seks, tinggal serumah Turis ke negara berkembang seks anal/oral Jarum suntik bayi dari ibu dengan HBV seks bergantiganti pasangan menyuntik NAZA petugas UGD seks anal/oral pasies hemodialysi s bayi dari ibu HCV, seks berganti2 pasangan penerima transfusi Petugas kesehatan penyuntik NAZA, Pasien hemodialysi s penyuntik NAZA seks anal/oral seks dengan pengidap HDV Turis ke negara berkembang wanita hamil DASAR-DASAR HEPATITIS Mencegah? Hepatitis A (HAV) Hepatitis B (HBV) Hepatitis C (HCV) Hepatitis D (HDV) Hepatitis E (HEV) Immune Globulin 2 minggu setelah terpapar Immune Globulin dalam 2 minggu setelah terpapar Bersihkan darah tumpah dengan pemutih Vaksin Hepatitis B Hindari minum air yang mungkin terkontaminasi atau yang tidak steril Vaksinasi Mencuci tangan dengan sabun setelah ke WC Gunakan pemutih untuk membersihkan permukaan lantai yang terkena faeces Seks aman (dengan kondom) Vaksinasi melindungi selama 18 tahun Bersihkan darah yang tercecer dengan pemutih Gunakan sarung tangan pelindung Jangan bergantian alat cukur, sikat gigi, jarum Seks aman Gunakan sarung tangan pelindung Jangan bergantian alat cukur, sikat gigi, jarum suntik Seks aman Seks Aman Fakta Mengenai HCV • Ditemukan pada tahun 1989; Screening tes mulai pada tahun 1990 • HCV adalah luka atau peradangan yang disebabkan oleh infeksi virus dan pada akhirnya mengancam fungsi hati. • Infeksi HCV berkembang dengan lambat selama beberapa tahun atau dekade. • 8.000-10.000 Orang Amerika meninggal setiap tahun karena gangguan hati akibat HCV, dan pada tahun 2015 angka kematian diperkirakan meningkat 3X lipat. HCV (& AIDS) Tidak Menular Melalui : • • • • • • Bersin Berpelukan Batuk Makanan & Air Breastfeeding Berbagi alat makan dan minum dari gelas yang sama • Casual contact Pencegahan Hepatitis C • Screening darah, organ, tissue pendonor • Merubah perilaku beresiko • Waspada terhadap cairan tubuh dan darah Faktor – Faktor Beresiko Berkaitan Dengan Hepatitis C • Transfusi atau transpalansi dari donor yang sudah terinfeksi • Penggunaan jarum suntik tidak steril • Hemodialysis (perawatan tahunan) • Kecelakaan tidak disengaja ~ jarum suntik atau pisau yang terkena darah terkontaminasi • Berganti-ganti pasangan / Berhubungan seks dengan orang yang positif HCV • Bayi dari ibu yang sudah terinfeksi HCV Pecandu Pengguna Jarum Suntik Dan Penularan HCV • HCV sangat mudah menular melalui penggunaan jarum suntik ~ walaupun cuma sekali. • Persentase pengguna narkoba suntik terinfeksi HCV lebih besar dari HIV • 90% pengguna narkoba suntik terinfeksi HCV Bagaimana Melindungi Orang Lain dari Kemungkinan Terinfeksi HCV • Jangan berbagi jarum suntik dan peralatan pribadi (sikat gigi, alat cukur, dsb) • Jangan mendonor darah, organ tubuh, sperma • Tutup luka & luka terbuka • Gunakan kondom dan beritahu pasangan anda bahwa anda positif MERAWAT HATI 1 • Memberikan protein dan kalori yang cukup. Namun, terlalu banyak protein bisa berakibat pada encephalopathy hepatika (kebingungan mental). Ini terjadi bila protein yang masuk lebih banyak dari kemampuan hati untuk mengolah protein. Akibatnya, racun menumpuk dan menganggu fungsi otak. • Kalori yang berlebihan dalam bentuk karbohidrat, dapat meningkatkan disfungsi hati dan mengakibatkan penumpukan lemak di hati. – Biasanya karbohidrat harian kita berasal dari sukrosa (gula biasa), fruktosa (sirup jagung), tajin, tepung, roti, pasta, sereal, kentang, sayur. Bila memakan karbohidrat, cairan di pankreas membuat makanan di atas menjadi gula (glukosa, fruktosa, galactose, dan maltosa). MERAWAT HATI 2 • Garam dikurangi untuk menghindari retensi sodium yang menyebabkan retensi cairan tubuh. – Menghindari makanan kalengan dan sayur, daging olahan dingin, produk susu, mayonnaise, saus tomat botol, chitato, dll, dapat membantu mengurangi masuknya sodium. Baca tulisan pada kaleng makanan untuk menghindari jumlah garam yang terlalu tinggi. Garam bisa digantikan dengan jeruk nipis. Intake sodium per hari maksimum yang dibolehkan adalah 1000mg/hari atau lebih baik 500mg/hari. – Daging merah umumnya mengandung sodium tinggi dan lemak tinggi (misalnya daging dingin, sosis, smoked ham, dll). Daging sebaiknya hanya 100 gram sehari, dan lebih baik bila digantikan dengan ayam (100 gram) atau ikan (150 gram) per harinya. • Hindari makanan dengan Kolesterol tinggi! Udang, otak, termasuk kolesterol tinggi. Jeroan juga merupakan hal-hal yang harus dihindari pengidap hepatitis. Telur atau olahan telur juga mengandung kolesterol (cake, dll). Telur sebaiknya dibatasi menjadi 2 butir seminggu! Yogurt boleh, tetapi harus tanpa lemak. MERAWAT HATI 3 • Vitamin yang berlebihan dapat menyebabkan hati bekerja terlalu berat, karena hati harus menyaringnya. Mega vitamin atau vitamin suplemen lainnya harus dihindari, terutama bila mengandung Vitamin A dan D. • Kebanyakan vitamin A dapat meracuni hati. Vitamin larut dalam lemak (seperti vitamin A, D dan E) dapat menumpuk di hati dan bila berlebihan dapat merusak bahkan orang yang tidak mengidap hepatitis sekalipun! • Hindari jamu-jamu tradisional yang isinya belum diketahui. Bahkan jamu yang bersifat alami bisa berbahaya bagi hati, karena hati harus mengolah racun dari jejamuan ini. • Tumbuhan seperti dari keluarga Senecio, Crotalaria, Heliotopium, Chaparral, germander, comfrey, milstletoe, margosa, teh gordolobo yerba, pennyroyal, Jin Blu Huan beracun sifatnya bagi hati. Masih banyak jamu yang perlu dikaji, terutama dari Indonesia sebelum dapat diberikan kepada pengidap hepatitis secara aman. MERAWAT HATI 4 • Menghindari makanan penimbul stress seperti gula dan kafein. • Alkohol sangat beracun bagi hati sehingga harus dihindari!!! Akibat minum alkohol bagi seorang pengidap Hepatitis sangatlah fatal! • Minum air yang difilter sebanyak mungkin • Air jus lemon atau jeruk di pagi hari merupakan hal yang terbaik bagi hati, diikuti dengan jus sayur (jus wortel, jus seledri, dll) di sore hari. • Banyak sayur-sayuran dari berbagai jenis. Idealnya makanan ditumis ringan atau dikukus sehingga vitamin dan mineral alami tetap dapat dipertahankan. • Makanan berserat tinggi sangat disarankan. MERAWAT HATI 5 • Menghindari Monosodium Glutamat (msg, sasa, penyedap makanan). – • Hindari goreng-gorengan. – • Awasi makanan kaleng dan kemasan kantong (mis. Chitato, mi instan dll.) karena biasanya mengandung msg yang tinggi. Begitu pula bila membeli bakso di jalanan dan makanan restoran fast food. Juga seseorang yang mengidap Hepatitis harus menghindari minyak yang mudah membeku. Nasi merah lebih baik dibandingkan nasi putih. Brown bread lebih baik daripada white bread. KESIMPULAN • Belum ada vaksin HCV • Perawatan HCV sulit • Kebanyakan orang yang terinfeksi tidak menunjukan gejala-gejala • Resiko terinfeksi melalui jarum suntik sangat tinggi • Pencegahan adalah KUNCI utama, dalam upaya menahan laju penyebaran HCV