PERANGKAT KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Kriteria Ketuntasan Minimal Program Tahunan Program Semester Rincian Minggu Efektif Silabus Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : XII Semester : 2 Tahun Ajaran : 2011 – 2012 Nama : NUPTK : Unit Kerja : LUCKY KUNNAENI, S. Pd SMK PANCASILA PURWODADI RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XI (SEMUA PROGRAM STUDI ) SEMESTER : 5 (LIMA ) TAHUN PELAJARAN : 2011 / 2012 A. BANYAKNYA MINGGU DALAM SEMESTER No Bulan Banyaknya Minggu 1. Juli 3 2. Agustus 5 3. September 5 4. Oktober 4 5. November 5 6. Desember 5 Jumlah 27 B. BANYAKNYA MINGGU TIDAK EFEKTIF UNTUK KBM 1. Masa orientasi siswa baru :1 Minggu 2. Kegiatan prakerin di DU / DU :8 Minggu 3. Awal puasa / akhir puasa / idhul fitri :2 Minggu 4. MID Semester I :1 Minggu 5. UUS I dan Pembagian raport :2 Minggu 6. Libur Sekolah Semester I :2 Minggu 7. Cadangan :1 Minggu C. BANYAKNYA MINGGU EFEKTIF : 27 – 17 Minggu BANYAKNYA JAM PELAJARAN EFEKTIF : 10 x 3 Jam Pelajaran : 10 Minggu : 30 Jampel RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila No. Sk SK / KD Alokasi Waktu 1.1 Mendiskripsikan pancasila sebagai ideology terbuka. 1.2 Menganalisis pancasila sebagai sumber nilai dan 15 Jam Pelajaran paradigm pembangunan. 1.3 (5 x Pertemuan ) Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai idiologi Negara. 2.1 Menganalisa system pemerintahan di berbagai Negara 2.2 Menganalisis pelaksanaan system pemerintahan Negara Indonesia. 2.3 15 Jam Pelajaran (5 x Pertemuan ) Membandingkan pelaksanaan system pemerintahan Indonesia. JUMLAH 30 Jam Purwodadi, Mengetahui : Guru Mata Pelajaran Kepala SMK Pancasila Purwodadi (Drs. Kustadji, MM ) ( Lucky Kunnaeni, S.Pd ) RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII (SEMUA PROGRAM STUDI ) SEMESTER : 6 ( ENAM ) TAHUN PELAJARAN : 2011 / 2012 D. BANYAKNYA MINGGU DALAM SEMESTER No Bulan Banyaknya Minggu 1. Januari 4 2. Februari 4 3. Maret 4 4. April 4 5. Mei 5 6. Juni 4 Jumlah 25 E. BANYAKNYA MINGGU TIDAK EFEKTIF UNTUK KBM 1. Ujian Praktek Normatif/ Adaptif / Produktif :4 Minggu 2. Kegiatan Pra Ujian / Pengayaan :3 Minggu 3. MID Semester II :1 Minggu 4. UUS UAS / UAN :3 Minggu 5. Libur Sekolah Semester Genap :2 Minggu 6. Cadangan :2 Minggu + Jumlah F. BANYAKNYA MINGGU EFEKTIF 15 : 25 – 15 Minggu Minggu BANYAKNYA JAM PELAJARAN EFEKTIF : 10 x 3 Jam Pelajaran : 10 Minggu : 30 Jampel RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila No. Sk 1.1 SK / KD Alokasi Waktu Mendiskripsikan pengertian, fungsi dan peran serta 12 Jam perkembangan Pers di Indonesia. 1.2 Pelajaran Menganalisis Pers yang bebas dan bertanggung jawab sesuai kode etik jurnalistik. 1.3 Mengevaluasi kebebasan Pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat demokratis di Indonesia. 2.1 Mendiskripsikan proses, aspek dan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 2.2 4 Jam Pelajaran Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara 2.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan Negara Indonesia. JUMLAH 16 Jam Purwodadi, Mengetahui : Guru Mata Pelajaran Kepala SMK Pancasila Purwodadi (MARGONO,S.Pd, MM ) ( Lucky Kunnaeni, S.Pd ) RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII (SEMUA PROGRAM STUDI ) SEMESTER : 5 ( LIMA ) ALOKASI WAKTU : 3 x 40 Menit I. STANDAR KOMPETENSI :1. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai Idiologi terbuka. II. III. KOMPETENSI DASAR : 1.1 Mendiskripsikan pancasila sebagai idiologi terbuka. INDIKATOR : 1. Mendiskripsikan makna idiologi Negara 2. Menjelaskan proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara. 3. Menguraikan fungsi pokok pancasila sebagai dasar Negara dan idiologi Negara 4. Membedakan Idiologi terbuka dan Idiologi tertutup. 5. Mendiskripsikan makna pancasila sebagai idiologi Terbuka. IV. TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat menjelaskan proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara. 2. Siswa dapat menjelaskan makna idiologi terbuka. 3. Siswa dapat menyebutkan fungsi pokok pancasila sebagai dasar Negara dan idiologi Negara. 4. Siswa dapat membedakan idiologi terbuka dan idiologi tertutup. 5. Siswa dapat menjelaskan makna pancasila sebagai idiologi terbuka. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila V. MATERI PEMBELAJARAN : Sejarah Singkat Pancasila Pembentukan Rancangan Dasar Negara yang selanjutnya kita kenal dengan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia dimulai sejak Jepang masih menjajah Indonesia. Penjajahan Jepang yang berlangsung dari tahun 1942 – 1945, berawal dari pecahnya Perang Pasifik pada tanggal 7 Desember 1941 yaitu dengan di bomnya Pearl Harbour sebagai pangkalan militer Sekutu di Philipina oleh Jepang. Dalam waktu singkat Balatentara Jepang berhasil menduduki negara-negara jajahan Sekutu, seperti jajahan Amerika di Philipina, Inggris di Singapura, Malaysia dan Brunai Darusalam dan jajahan Belanda di Indonesia. Jepang masuk dan menduduki Indonesia pada tanggal 9 Maret 1942, begitu mudahnya Jepang mengalahkan Belanda dari Indonesia, karena Jepang membawa semboyan 3 A (Jepang cahaya Asia, Jepang pemimpin atau saudara tua Asia dan Jepang pelindung Asia), dengan semboyan ini Jepang berpropaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantunya, karena Jepang datang ke Indonesia untuk membebaskan bangsa dan tanah air Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Untuk meyakinkan propaganda Jepang maka diberikanlah kebebasan mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tipu muslihat Jepang berhasil menarik simpati bangsa Indonesia, namun janji tinggal janji untuk memberi kebebasan bangsa Indonesia merdeka, ternyata penjajahan Jepang jauh lebih kejam dari penjajahan sebelumnya, sehingga menimbulkan antipati seluruh rakyat Indonesia yang selanjutnya berbalik melawan Jepang. Jepang menghadapi perlawanan dari dua arah, baik dari daerah jajahan (Indonesia) maupun oleh Sekutu, sehingga Jepang terdesak dan terus mengalami kekalahan, sebagai upaya untuk menarik simpati bangsa Indonesia, Jepang mengumumkan janji Indonesia merdeka di kelak kemudiaan hari, sebagai tindak lanjut dari janjinya itu maka pada tanggal 1 Maret 1945 akan dibentuk sebuah badan yang bernama “ Badan Penyelidik UsahaUsaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia “ (BPUPKI) yang dalam bahasa Jepangnya bernama Dokuritsu Zyuunbi Tioosakai. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Sebagai realisasinya BPUPKI: dibentuk tanggal 29 April 1945, dilantik tanggal 28 Mei 1945, dengan ketua : Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan dua orang Wakil : Ichibangase (Jepang) dan R.P. Soeroso dengan jumlah anggota 60 orang. Dengan tugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI bersidang sebanyak dua kali yaitu sidang pertama dari tanggal 29 Mei – 1 juni 1945 Menghasilkan rumusan rancangan dasar negara Pancasila dan sidang ke dua tanggal 10 – 16 Juli 1945 menghasilkan rumusan rancangan UUD. Pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyuunbi Iinkai) dengan ketua Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moch. Hatta. Badan yang mula-mula sebagai bentukan Jepang setelah Proklamasi Kemedekaan 17 Agustus 1945 disempurnakan lagi keanggotaannya dari 21 orang menjadi 29 orang termasuk ketua dan wakil ketua dengan menambah beberapa anggota baru. Selanjutnya badan ini memiliki sifat nasional sebagai badan nasional Indonesia. Dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menetapkan : Pancasila sebagai dasar negara, UUD negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden RI dan Drs. Moch Hatta sebagai Wakil Presiden RI. Fungsi Pokok Pancasila. Fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dipertegas dalam Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1968 pada tanggal 13 April 1968, yang menyebutkan antara lain Pancasila sebagai dasar negara adalah Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam hal fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara maka Pancasila dapat mengatur pemerintahan negara atau penyelenggara Negara Ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita; sedangkan logos berarti ilmu. Jadi ideologi secara harfiah berarti ilmu tantang gagasan atau cita-cita. Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai sehingga cita-cita itu merupakan dasar, pandangan/paham. Hubungan manusianya dengan cita-citanya RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila dinyatakan sebagai ideologi. Dengan demikian, ideologi mencakup pengertian tentang ideide, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita dari manusia. Pengertian ideologi dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ideologi merupakan seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik. 2. Ideologi merupakan seperangkat gagasan yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang atau suatu bangsa. 3. Ideologi merupakan seperangkat gagasan atau keyakinan yang dapat menjadi pegangan dalam kehidupan manusia. Frans Magnis Suseno menyatakan ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu 1. ideologi tertutup dan 2. ideologi terbuka. 1. Ideologi tertutup mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi merupakan cita-cita sekelompok orang untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat atau bangsa. Jadi bukan berasal dari masyarakat atau bangsa, namun berasal dari sekelompok orang yang punya kepentingan b. adanya sifat pemaksaan terhadap penerapan ideologi tersebut c. isinya bukan hanya nilai-nilai atau cita-cita tertentu melainkan terdiri atas tuntutan-tuntutan yang nyata, operasional dan diajukan dengan mutlak 2. Ideologi terbuka memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi digali dari moral budaya masyarakatnya sendiri b. Ideologinya bukan berasal dari sekelompok orang melainkan berasal dari musyawarah dan konsensus dari masyarakat atau bangsanya sendiri c. Nilai-nilai ideologi bersifat garis besar dan tidak langsung operasional RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Pancasila sebagai ideologi terbuka, maksudnya bahwa setiap warga negara Indonesia mendapat kesempatan yang sama untuk memikirkan, bagaimana penerapan Pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan berhak mengembangkannya terus menerus melalui kesepakatan nasional. Beberapa urgensi keterbukaan yang harus dipahami dan didalami dalam penerapan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah : Nilai dasar Pancasila yang abadi, Nilai Instrumental yang berkembang dinamis, Penyelenggara negara sebagai Pengemban nilai, dalam hal ini setiap warga Negara punya hak melaksanakan Pancasila ini sesuai dengan Agama/kepercayaan , situasi /kondisi dimana berada dll. VI. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya jawab, diskusi, dan penugasan VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN I (PERTAMA) AWAL KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU 1. Melakukan salam 15 menit 2. Melakukan presensi dan apresiasi 3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran 4. Memberikan motivasi belajar tentang sejarah perumusan Pancasila 5. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan 6. Menyampaikan topik diskusi 7. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila INTI 1. Menyampaikan materi kompetensi yang hendak dicapai. 60 menit 2. Memberikan Pertantaan. 3. Informasi terkini dari perkembangan Pancasila Ideologi terbuka. berdasarkan pemberitaan di media. 4. Memfasilitasi pembentukan dengan pokok permasalahan yang membahas Hak/ Kewajian Warga Negara dalam terapan Pancasila sebagai IdiologiTerbuka. 5. Merangkum hasil kajian materi PENUTUP 1. Guru bersama sama siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi. 2. Post tes dalam bentuk lisan 3. Penugasan siswa: Tugas bersetruktur, mengerjakan soal latihan dirumah pada KD yang akan disampaikan minggu depan. VIII. ALAT ( BAHAN ) IX. : Spido, White Board SUMBER BELAJAR : 1. LKS Pendidikan kewarganegaraan kelas XII semester I MGMP Kabupaten Grobogan. 2. Naskah proklamasi, Nugroho Noto Susanto, Penerbit : Balai Pustaka Jakarta 3. Buku PKn, Penerbit : Yudistira 4. Buku – Buku Pelajaran yang relevan. X. PENILAIAN : 1. Penilaian Kognitif : Guru melakukan Post Tes dengan membuat pertanyaan yang tidak mengulang pengalaman belajar. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 2. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Penilaian Afektif : Penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan pengamatan ataupun komentar. Purwodadi, Mengetahui : Guru Mata Pelajaran Kepala SMK Pancasila Purwodadi (Drs. Kustadji, MM ) ( Lucky Kunnaeni, S.Pd ) RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Penilaian dalam bentuk soal uraian I PERTANYAAN JAWABAN SKOR NO 1. Berdasarkan sejarah singkat PPKI B=100 Identifikasilah sumber naskah Bersumber pada naskah rumusan B=100 Pancasila sebagai dasar negara Pancasila yang terdapat dalam yang terdapat dalam Pembukaan Piagam Jakarta 22 Juni 1945, yang UUD 1945 ? pada sila pertamanya mengalami perumusan Pancasila, lembaga manakah yang paling berjasa menetapkan Pancasila sebagai dasar negara ? 2. sedikit perubahan 3. Bagaimanakah fungsi pokok Berfungsi sebagai pengatur B=100 Pancasila sebagai dasar negara ? pemerintahan dan penyelenggara Negara Penilaian dalam bentuk Soal II PERTANYAAN JAWABAN SKOR NO 1. Deskripsikanlah Pancasila sebagai Pancasila sebagai ideologi terbuka, B=100 ideologi terbuka ? maksudnya negara bahwa Indonesia kesempatan yang setiap warga mendapat sama untuk memikirkan, bagaimana penerapan Pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila luhur Pancasila dan berhak mengembangkannya terus menerus melalui kesepakatan nasional 2. Identifikasilah 3 ciri ideologi a. nilai-nilai dan cita-citanya tidak Betul terbuka yang dikemukakan oleh dapat dipaksakan dari luar, tetapi 1 = 35 digali dari moral budaya 2 = 70 masyarakatnya sendiri b. ideologinya bukan berasal dari 3= 100 Frans Magnis Suseno ! sekelompok orang berasal musyawarah dari melainkan dan konsensus dari masyarakat atau bangsanya sendiri c. nilai-nilai ideologi bersifat garis besar dan tidak langsung operasional Sebutkanlah 3 urgensi keterbukaan 3. a. Nilai yang harus dipahami dan didalami dalam penerapan Pancasila sebagai dasar Pancasila yang Betul abadi, b. Nilai ideologi terbuka ! 1 = 35 Instrumental berkembang dinamis, yang 3. 2 = 70 Penyelenggara negara sebagai 3= 100 Pengemban nilai. Jumlah skor yang diperoleh siswa Nilai = X 100 Jumlah skor maksimal RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII (SEMUA PROGRAM STUDI ) SEMESTER : 5 ( LIMA ) ALOKASI WAKTU : 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan ) I. STANDAR KOMPETENSI :1. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai Idiologi terbuka. II. KOMPETENSI DASAR : 1.2 Menganalisis pancasila sebagai sumber dan paradikma pembangunan. III. INDIKATOR : 1. Mendiskripsikan pancasila sebagai sumber nilai 2. Mendiskripsikan pancasila sebagai paradigm pembangunan. 3. Menganalisis pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan. IV. TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa mampu menganalisis pancasila sebagai sumber nilai 2. Siswa mampu mengklasifikasikan 3 nilai yang dikemukakan olh Prof. Dr. MR. Noto Negoro SH 3. Siswa mampu menyebutkan 3 nilai yang terkandung dalam sila I Pancasila. 4. Siswa mampu mendiskripsikan pancasila sebagai paradigma. 5. Siswa mampu menyebutkan 5 aspek kehidupan yang dapat diharapkan dari suasana pembangunan setelah reformasi yang member keleluasaan pelaksanaan hak / kewajiban warga Negara. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 6. Siswa mampu mengklasifikasikan tentang visi Indonesia masa depan sesuai dengan TAP MPR.NO.VIII/MPR/2001 sebagai pengalaman pancasila sebagai paradigma pembangunan. V. MATERI PEMBELAJARAN Pertemuan I : Pancasila sebagai sumber nilai 1. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu berguna, benar(nilai kebenaran), indah (nilai keindahan atau aestetika), baik (nilai moral atau etika) dan religius (nilai agama). 2. Pancasila sebagai sumber nilai karena memiliki : 1. nilai kebenaran, 2. nilai keindahan atau aestetika, 3. nilai moral atau etika, 4. nilai religius, 5. nilai material 3. Prof. Dr. Drs. Mr. Notonagoro, SH. Membagi nilai menjadi tiga yaitu nilai vital, material dan kerohanian. 4. Nilai Vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas, alat yang dipergunakan untuk menyelesaikan tugas. Seperti sabit untuk memotong rumput, kuali untuk menggoreng, sapu untuk membersihkan lantai. 5. Nilai Material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia, termasuk makan dan minum. 6. Nilai Kerohaniaan yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, agama sebagai sumbernya. Seperti sembahyang atau ibadah. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila adalah sebagai berikut : Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, terkandung nilai religius antara lain : 1. Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan segala sifatnya Yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan lain-lain sifatnya yang suci. 2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 3. Nilai sila I meliputi dan menjiwai sila II, III, IV dan V. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung nilai kemanusiaan, antara lain : 1. Pengakuan terhadap adanya martabat manusia. 2. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia. 3. Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan. 4. Sila II diliputi dan dijiwai oleh sila I, serta menjiwai dan meliputi sila III, IV dan V Sila Persatuan Indonesia, terkandung nilai persatuan bangsa, antara lain : 1. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. 2. Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. 3. Pengakuan terhadap ke “ Bhinneka Tunggal Ika “ an suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda tetapi satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa. 4. Nilai sila III dijiwai dan diliputi oleh sila I, dan II serta menjiwai dan meliputi sila IV dan V. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, terkandung nilai kerakyatan, antara lain : 1. Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat. 2. Pemimpin kerakyatan adalah hikmah kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat. 3. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. 4. Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat. 5. Nilai sila ke IV diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III dan meliputi dan menjiwai silaV. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terkandung nilai keadilan sosial, antara lain : 1. Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesia. 2. Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM. 3. Cita-cita masyarakat adil dan makmur, material dan spiritual, yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. 4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lain. 5. Cinta akan kemajuan dan pembangunan. 6. Nilai sila ke V diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III dan IV Pertemuan II Pancasila sebagai paradigma pembangunan Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan dan tolok ukur segenap aspek kehidupan dalam pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. Hal ini sesuai dengan kenyataan obyektif bahwa Pancasila adalah dasar negara, maka tidak berlebihan bila Pancasila menjadi landasan atau tolok ukur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara termasuk di dalamnya pelaksanaan pembangunan nasional. Sehingga Pancasila dijadikan paradigma dalam pembangunan nasional. Harapan setelah reformasi disegala aspek kehidupan akan dapat menciptakan suasana pembangunan yang mampu meningkatkan : 1. Kualitas manusia Indonesia yang maju 2. Kualitas masyarakat yang maju 3. Suasana tenteram dan sejahtera lahir dan batin 4. Tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila 5. Suasana kehidupan bangsa dalam serba keseimbangan dan selaras dalam ajaran Tri Hitakarana. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Pengamalan Pancasila sebagai paradigma pembangunan telah ditegaskan dalam Ketetapan MPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri dari tiga visi, yaitu Visi Ideal, Visi Antara, dan Visi Tahunan. 1. Visi Ideal merupakan cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alenia II dan IV 2. Visi Antara merupakan visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai tahun 2020 3. Visi Lima tahunan sebagaimana termaktub dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (sekarang GBHN ditiadakan, diganti dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2004 – 2009). Pada Visi Antara dikemukakan bahwa Visi indonesia 2020 adalah terwujudnya masyarakat indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, mandiri, dan baik serta bersih dalam penyelenggaraan negara. VI. VII. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya Jawab, dan Penugasan. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU I (PERTAMA) AWAL 15 menit 1. Melakukan Salam 2. Melakukan presensi dan apresiasi 3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran 4. Memberikan motivasi belajar 5. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan 60 menit INTI 1. Menyampaikan materi kompetensi yang hendak dicapai. 2. Memberikan pertanyaan. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 3. Membahas permasalahan berdasarkan kajian materi pembelajaran. 4. Memberikan apresiasi terhadap siswa yang aktif 5. Memberikan teguran kepada siswa yang kurang aktif. 6. Menyimpulkan / merangkum hasil kajian materi PENUTUP 1. Post Tes dalam bentuk lesan 15 menit 2. Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah pada KD yang akan disampaikan minggu depannya. Pertemuan ke II PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN II (KE DUA) AWAL WAKTU 1. Melakukan Salam 15 menit 2. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran 3. Memberikan motivasi belajar tentang Pancasila sebagai paradigma pembangunan 4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan 5. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati INTI 1. Menyampaikan Informasi terkini tentang Pancasila 90 menit sebagai paradigma pembangunan berdasarkan pemberitaan di media. 2. Memberikan pertanyaan. 3. Membahas permasalahan berdasarkan kajian materi pembelajaran. 4. Menyimpulkan / Merangkum hasil kajian materi PENUTUP 1. post tes dalam bentuk lisan 15 menit 2. Penugasan siswa : RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Penugasan mandiri tidak berstruktur : Membuat kliping artikel atau berita dari media cetak yang berkaitan dengan materi atau KD. VIII. IX. X. ALAT dan BAHAN : Spidol, White Board. SUMBER BELAJAR : Buku Pendidikan Kewarganegaraan (Yudistira ) Buku – buku yang relevan. PENILAIAN : 1. Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang tidak mengulang pengalaman belajar. 2. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sebagai berikut. 3. Penilaian afektif, dilakukan dengan pengamatan indivindu, selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian berupa komentar atau dalam bentuk pengamatan. Purwodadi, Mengetahui : Guru Mata Pelajaran Kepala SMK Pancasila Purwodadi (Drs. Kustadji, MM ) ( Lucky Kunnaeni, S.Pd ) RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Penilaian dalam bentuk soal uraian I NO 1. PERTANYAAN JAWABAN Apa sebabnya Pancasila sebab dikatakan sebagai sumber nilai ? Pancasila SKOR mempunyai 1. nilai Betul kebenaran, 2. nilai keindahan atau estetika, 1 = 20 3. nilai moral atau etika, 4. nilai religius, 5. 2 = 40 nilai material 3 = 60 4 = 80 5 = 100 2. Klasifikasikanlah nilai 1. nilai vital, 2. material dan 3. kerohanian Betul yang dikemukakan oleh 1 = 35 Prof. Dr. Drs. Mr. 2 = 70 Notonagoro, SH. ! 3 = 100 Sebutkanlah 3 nilai 3. yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama dari Pancasila ! 1. Keyakinan terhadap adanya Tuhan Betul Yang Maha Esa dengan segala sifatnya 1 = 35 Yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, 2 = 70 Maha Adil, Maha Bijaksana, dan lain3 = 100 lain sifatnya yang suci 2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya 3. Nilai sila I meliputi dan menjiwai sila II, III, IV dan V RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Penilaian dalam bentuk soal uraian II NO 1. PERTANYAAN JAWABAN SKOR Deskripsikanlah Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai- B=100 pancasila sebagai nilai dasar Pancasila secara normatif paradigma ? menjadi dasar, kerangka acuan dan tolok ukur segenap aspek kehidupan dalam pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. 2. Sebutkanlah 5 aspek 1. Kualitas manusia Indonesia yang maju Betul kehidupan yang dapat 2. Kualitas masyarakat yang maju 1 = 20 diharapkan dari suasana 3. Suasana tenteram dan sejahtera lahir pembangunan setelah reformasi ! 2 = 40 dan batin 4. Tatanan kehidupan masyarakat, bangsa 3 = 60 dan negara berdasarkan Pancasila 5. Suasana kehidupan bangsa 4 = 80 dalam 5 = 100 serba keseimbangan dan selaras dalam ajaran Tri Hitakarana Klasifikasikanlah 3. tentang visi Indonesia masa depan sesuai dengan Tap. MPR No. VII/MPR/2001 sebagai pengamalan Pancasila sebagai paradigma pembangunan ! 1. Visi Ideal merupakan cita-cita luhur Betul sebagaimana termaktub dalam 1 = 35 Pembukaan UUD Negara Republik 2 = 70 Indonesia Tahun 1945 alenia II dan IV 2. Visi Antara merupakan visi Indonesia 3 = 100 2020 yang berlaku sampai tahun 2020 3. Visi Lima tahunan sebagaimana termaktub dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (sekarang GBHN RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila ditiadakan, diganti dengan Pembangunan Jangka Rencana Menengah Nasional atau RPJMN 2004 – 2009) Jumlah skor yang diperoleh siswa Nilai = X 100 Jumlah skor maksimal RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII (SEMUA PROGRAM STUDI ) SEMESTER : 5 ( LIMA ) ALOKASI WAKTU : 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan ) I. STANDAR KOMPETENSI :1. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai Idiologi terbuka. II. KOMPETENSI DASAR : 1.3 Menampilkan sikap positif / terhadap pancasila Sebagai idiologi terbuka III. INDIKATOR : 1. Menunjukan contoh sikap dan perilaku positif yang Sesuai dengan nilai – nilai pancasila. 2. Mengidentifikasi sikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai idiologi terbuka.. IV. TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa mampu membedakan Pancasila secara teoritis dan praktis dalam kehidupan sehari-hari 2. Siswa mampu menjelaskan faktor yang menyebabkan kita menolak ideologi tertutup dari Pancasila 3. Siswa mampu membedakan pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara obyektif dan subyektif 4. Siswa mampu menemukan contoh perilaku pengamalan Pancasia sebagai ideologi terbuka. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila V. MATERI PEMBELAJARAN : Pertemuan I Sebagai ideologi, Pancasila bukan hanya sekedar untuk dipahami melainkan juga untuk dihayati dalam batiniah dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya bersifat teoritik melainkan juga merupakan faktor praktis. Bangsa Indonesia saat ini telah memantapkan dan memiliki tekad yang bulat terhadap Pancasila dan UUD 1945. dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004 – 2009 telah dinyatakan adanya strategi pembangunan nasional Indonesia, sebagai berikut : 1. Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan menyelamatkan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai dan konsensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila, UUD 1945 (terutama Pembukaan UUD 1945); tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika 2. Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan UUD 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh. Strategi ini juga dimaksudkan untuk membangun demokrasi yang dijiwai oleh Pancasila dan UUD 1945, dimana demokrasi yang mengandung elemen tanggung jawab (kewajiban) disamping hak. Penekanan yang berlebihan pada hak akan membentuk masyarakat individualistis, tak teratur dan penuh dengan konflik. Sebaliknya, penekanan yang berlebihan pada kewajiban atau tanggung jawab dapat menciptakan masyarakat yang kerdil, tertekan, tidak kreatif, dan pada akhirnya melahirkan perlawanan dan pemberontakan. Kita sepakat Pancasila merupakan ideologi bangsa yang sifatnya terbuka sehingga senantiasa akan selalu relevan dengan perkembangan jaman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kita tidak akan pernah menjadikan Pancasila sebagai ideologi tertutup sebab ketertutupan sebuah ideologi hanya akan dijadikan sebagai sarana untuk menekan dan menindas warga negara oleh yang berkuasa. Ideologi tertutup juga tidak mampu menyesuaikan RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila diri dengan perkembangan jaman, hal ini sudah banyak dibuktikan oleh negara penganut ideologi tertutup seperti ideologi komunis selain ada yang bangkrut atau bubar (Uni Sovyet) banyak pula yang negaranya terpuruk keadaan ekonominya yang digilas oleh globalisasi ekonomi, karena tidak adanya perdagangan bebas. Sebagai warga negara hendaknya menjadikan Pancasila sebagai pegangan hidup kita dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari. Pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat dilakukan dengan cara obyektif dan subyektif. 1. Pengamalan Pancasila secara obyektif Pengamalan Pancasila secara obyektif dapat berwujud segala bentuk peraturan perundangundangan secara hirarkhis dari UUD 1945, Tap MPR, UU / Perpu, PP, Kep.Pres, Perda, sampai ketingkat paling bawah yang ada dilingkungan kita di sekolah berupa tata tertib sekolah sebagai norma hukum yang berlandaskan Pancasila, tidak boleh menyimpang dari nilai-nilai dasar Pancasila. Adanya pengamalan obyektif ini merupakan konsekuensi dari perwujudan nilai-nilai dasar dari Pancasila sebagai norma hukum. 2. Pengamalan Pancasila secara subyektif Pengamalan Pancasila secara subyektif dengan jalan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam bersikap dan betingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Adanya pengamalan secara subyektif ini merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma etik bernegara. Contoh nyata pengamalan Pancasila secara subyektif ini, ketaatan pada kode etik profesinya. Dokter pada kode etik kedokterannya. VI. VII. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya jawab, penugasan dan diskusi. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN AWAL KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU 1. Melakukan Salam 15 menit 2. Melakukan presensi dan apresiasi 3. Memberikan motivasi belajar tentang pentingnya RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila memiliki sikap terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka 4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan 5. Menyampaikan topik diskusi 6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi INTI EKSPLORASI : 90 menit 1. Informasi terkini tentang sikap kita terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka 2. Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas 3. Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi pembelajaran: bangsa dan negara dari buku sumber 4. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-samamemecahkan permasalahan yang ada ELABORASI : 1. Diskusi kelas dengan tema sikap kita bangsa Indonesia terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka 2. Membuat laporan hasil kerja kelompok 3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah disepakati KONFIRMASI : 1. Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan 2. Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru 3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif PENUTUP 1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil 15 menit diskusi 2. post tes dalam bentuk lisan 3. Penugasan siswa : Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah pada KD yang akan disampaikan minggu depannya VIII. IX. ALAT DAN BAHAN : Spidol, White board SUMBER BELAJAR : X. Buku PKn dari Yudistira Kelas XII LKS MGMP Pkn, Kab. Grobogan Buku Lain yang Relevan. PENILAIAN 1. Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang tidak mengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa. 2. Pembelajaran tindak lanjut Laporan ditulis pada kertas sesuai dengan petunjuk guru dan dikumpulkan dalam waktu 1 minggu. 3. Penilaian dalam bentuk soal uraian 4. Penilaian afektif memberikan komentar / teguran. Purwodadi, Mengetahui : Guru Mata Pelajaran Kepala SMK Pancasila Purwodadi (Drs. Kustadji, MM ) ( Lucky Kunnaeni, S.Pd ) RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Penilaian dalam bentuk soal uraian I PERTANYAAN JAWABAN SKOR Bagaimanakah cara - secara teoritik dengan pemahaman Betul membedakan Pancasila - secara NO 1. secara teoritik dan praktis praktis dengan jalan 1 = 50 penghayatan dan pengamalan 2 = 100 dalam kehidupan seharihari ? Jelaskanlah faktor yang 2. menyebabkan kita menolak ideologi tertutup dari Pancasila ? - faktor dari dalam : sebab Betul ketertutupan sebuah ideologi hanya 1 = 50 akan dijadikan sebagai sarana untuk 2 = 100 menekan dan menindas warga negara oleh yang berkuasa. - Faktor dari luar : Ideologi tertutup juga tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, hal ini sudah banyak dibuktikan oleh negara penganut ideologi tertutup seperti ideologi komunis selain ada yang bangkrut atau bubar (Uni Sovyet) banyak pula yang negaranya terpuruk keadaan ekonominya yang digilas oleh globalisasi ekonomi, karena tidak adanya perdagangan bebas. Bagaimanakah perbedaan 3. pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara - pengamalan obyektif ini merupakan Betul konsekuensi dari perwujudan nilai- 1 = 50 nilai dasar dari Pancasila sebagai 2 = 100 norma hukum - Pancasila yang berwujud norma etik RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila obyektif dan subyektif ! secara pribadi atau kelompok dalam bersikap dan betingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Jumlah skor yang diperoleh siswa Nilai = X 100 Jumlah skor maksimal RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII SEMESTER : 5 ( LIMA ) ALOKASI WAKTU : 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan ) I. II. III. STANDAR KOMPETENSI :2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan. KOMPETENSI DASAR : 2.1 Menganalisis system pemerintahan di berbagai Negara INDIKATOR : 1. Mendiskripsikan pengertian system pemerintahan. 2. Mengklasifikasikan system pemerintahan presidensial Dan parlementer di berbagai Negara. 3. Menguraikan kelebihan dan kelemahan system Pemerintahan presidensial dan parlementer 4. Mengidentifikasi cirri system pemerintahan presidensial Dan perlementer. IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Pertemuan I : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian system pemerintahan. 2. Siswa mampu mengklasifikasi dua sistem pemerintahan suatu Negara Demokrasi. 3. Siswa mampu membedakan ciri sistem pemerintahan presidensial dan perlementer. 4. Siswa dapat menyebutkan kelebihan dan kelemahan system pemerintahan presidensial dan perlementer. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila V. MATERI PEMBELAJARAN : Pertemuan I A. Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer Hakekat pertanggungjawaban kekuasaan ekskutif mengadakan pembagian atas dua hal : 1. Pertanggungjawaban badan ekskutif (Menteri-Menteri di bawah Perdana Menteri) kepada badan Legeslatif / Parlemen, dimana badan Legeslatif ini dapat menjatuhkan fihak Ekskutif apabila ekskutif mendapat mosi tidak percaya. Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem pemerintahan parlementer 2. Pertanggungjawaban badan Ekskutif (Menteri-Menterinya di bawah pimpinan Presiden sebagai kepala Pemerintahan) dapat dilakukan melalui suatu pengawasan dalam bentuk lain, seperti adanya pemilihan umum untuk memilih Presiden secara periodik.Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem pemerintahan presidensial Dari pembagian pertanggungjawaban ekskutif di atas maka kita dapat mengadakan pembagian negara-negara atas dasar yang menganut sistem pemerintahan parlementer dan negara-negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial : Adapun ciri-ciri suatu negara yang menganut Sistem Pemerintahan Presidensial adalah sebagai berikut: 1. Dikepalai oleh seorang presiden selaku pemegang kekuasaan ekskutif. Presiden sebagai kepala pemerintahan atau Perdana Menteri dan sebagai kepala negara 2. Kekuasaan ekskutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan rakyat yang dipilih dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 3. Presiden mempunyai hak prerogative (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan para pembantunya (menteri), baik yang memimpin departemen atau non departemen 4. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada DPR 5. Presiden (ekskutif) tidak bertanggung jawab kepada DPR (legeslatif). Oleh sebab itu antara Presiden dan DPR memiliki kedudukan yang sama, sama kuat dan tidak dapat saling menjatuhkan. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer : Adapun ciri-ciri dari suatu negara yang menganut Sistem Pemerintahan Parlementer adalah: 1. Kekuasaan legeslatif (DPR) lebih kuat daripada kekuasaan ekskutif (pemerintah = menteri-menteri bersama-sama perdana mentri) 2. Menteri-menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya kepada DPR, ini berarti kabinet harus mendapat kepercayaan (mosi) dari parlemen (DPR = legeslatif), ini berarti menganut mekanisme pertanggungjawaban menteri 3. Program-program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan politik sebagian besar anggota parlemen. Apabila kabinet melakukan penyimpangan terhadap program-program kebijaksanaan yang dibuat, maka anggota parlemen dapat menjatuhkan kabinet dengan jalan memberikan mosi tidak percaya kepada pemerintah, dan menteri yang mendapat pernyataan mosi tidak percaya dari parlemen harus menyerahkan jabatannya kepada kepala negara 4. Kedudukan kepala negara (raja, ratu, pangeran, kaisar atau presiden sebagai kepala negara) hanya sebagai lambang atau simbol yang tidak dapat diganggu gugat dan tidak bertanggung jawab atas tindakan kabinet 5. Terdapat hubungan yang erat antara ekskutif dan legeslatif (parlemen) dan bahkan keduanya saling mempengaruhi satu sama lain RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 6. Ekskutif yang dipimpin oleh Perdana Menteri dibentuk oleh parlemen dari partai politik pemenang pemilu dan menduduki kursi paling banyak di parlemen 7. Kepala negara tidak dapat dituntut pertanggungjawabannya secara konstitusional sebab kepala negara hanya simbol negara atau personifikasi dari negara. Namun dalam keadaan perselisihan antara ekskutif dan legeslatif membahayakan keselamatan negara. Kepala negara (Presiden atau Raja) dapat membubarkan parlemen dan mempercepat pemilu 8. Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan perdana menteri, ketua partai politik yang memenangkan pemilihan umum, sedangkan partai politik yang kalah akan bertindak sebagai oposisi Pertemuan II B. Induk sistem pemerintahan presidensial dan parlementer serta pengaruhnya terhadap Negara lainnya di dunia. 1. Induk Sistem Pemerintahan Presidensial Amerika Serikat sebagai induk sistem pemerintahan presidensial, sebenarnya memiliki ciri pokok suatu kombinasi antara demokrasi dan kekuasaam perseorangan. Sebagai negara yang pertama-tama memiliki konstitusi negara tertulis dalam arti yang tersusun dalam sebuah dokumen resmi yang dibuat dalam suatu sidang Kongres Amerika Serikat yang dihadiri oleh wakil-wakil dari negara-negara yang hendak membentuk negara Amerika Serikat. Di pengaruhi oleh teori Trias Politika, maka kekuasaan dalam negara Amerika Serikat dilakukan oleh tiga badan yaitu badan Ekskutif yang dipegang oleh Presiden (menganut sistem pemerintahan Presidensial), badan Legesltif yang dipegang oleh Kongres yang terdiri dari Senat (setiap negara bagian mengirim dua orang Senatornya) dan Hause of Refresentaves (DPR yang dipilih melalui pemilihan umum), sedangkan badan Yudikatif (Yudisiil) dipegang oleh sebuah badan peradilan dimana puncaknya dilaksanakan oleh the Supreme Court (Mahkamah Agung). RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Sistem pemerintahan Presidensial yang di Amerika Serikat ini terutama dianut dan berpengaruh terhadap negara-negara bekas jajahan Amerika Serikat seperti Philipina, dan juga negara-negara Amerika Latin, sedangkan Indonesia yang juga menganut sistem pemerintahan Presidensial tidak langsung mengcopy sistem yang dianut oleh Amerika Serikat dengan sistem pemisahan kekuasaan namun menyesuaikan dengan kepribadian bangsa yang kekeluargaan dan musyawarah mufakat dengan sistem pembagian kekuasaan. 2. Induk Sistem Pemerintahan Parlementer Inggris menganut pola negara dengan ciri Demokratis, Parlementer dan Liberal. Bahwa pola pertama ini mengandung ciri demokratis dapat dibuktikan dengan adanya pemilihan umum para pejabat negara yang dilakukan bebas dan rahasia, kecuali Raja Inggris (sebagai Kepala Negara) dan Hause of Lords (Parlemen yang berasal dari keluarga kerajaan dan para bangsawan Inggris) yang dipilih secara turun temurun. Para pejabat seperti Raja dan Hause of Lords yang tidak dipilih secara pemilihan umum yang bebas, dalam kenyataannya tidak mempunyai kekuasaan secara riil. Pejabat-pejabat tersebut pada hakekatnya hanyalah pajangan atau simbol belaka. Adapun ciri liberal pada pemerintahan di Inggris dapat kita lihat pada doktrin atau ajaran “ Individualistisme “ (mengagung-agungkan kebebasan individu atau pribadi seseorang). Dengan doktrin ini, maka sebagai salah satu syarat yang penting dengan adanya pembatasan para pejabat dalam melaksanakan kekuasaannya. Pengaruh sistem ketatanegaraan atau sistem pemerintahan parlementer yang terdapat di Inggris pada umumnya dianut oleh negara-negara bekas jajahan Inggris, negara bekas jajahan Inggris walaupun sudah merdeka tetap menjalin hubungan ke Kerajaan Inggris dengan membentuk negara persekemakmuran atau The British Commowealth of Nations dimana Mahkota Kerajaan Inggris sebagai payungnya, seperti Malaysia, Australia, New Seland, Papua Newgini, Singapura, Brunai Darusallam, India dan beberapa negara di kawan Benua Afrika. Sedangkan negara lain di luar jajahan Inggris yang ikut menerapkan sistem pemerintahan parlementer seperti Perancis, Belanda, Italia, RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Jepang, Jerman dan Indonesia pada Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950. Pertemuan II : 1. Siswa mampu menyebutkan Negara yang dipercayaisebagai induk system pemerintahan presidensial dan negara yang mendapatkan pengaruh sisten pemerintahan presidensial dan perlementer. 2. Siswa mampu membedakan system pemerintahan presidensial dan parlementer ditinjau dari stabilitas pemerintahan. VI. METODE PEMBELAJARAN : Penugasan, Tanya jawab, dan diskusi. VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU I (PERTAMA) AWAL 1. Melakukan salam 15 menit 2. Melakukan presensi dan apresiasi 3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran 4. Memberikan motivasi belajar tentang pentingnya memahami sistem pemerintahan diberbagai negara 5. Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok 6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi INTI EKSPLORASI : 1. Informasi 90 menit terkini tentang sistem pemerintahan diberbagai negara, berdasarkan pemberitaan di media. 2. Memfasilitasi pembentukan kelompok 3. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila bersama-sama memecahkan permasalahan yang ada. ELABORASI : 1. Diskusi kelas dengan tema sistem pemerintahan diberbagai negara 2. Membuat laporan hasil kerja kelompok 3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah disepakati KONFIRMASI : 1. Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan 2. Menyimpulkan hasil diskusi 3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif. 4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif PENUTUP 1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil 15 menit diskusi 2. post tes dalam bentuk lesan 3. Penugasan siswa : Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah PERTEMUANII (KE DUA) AWAL 1. 2. 3. 4. Melakukan salam 15 menit Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi belajar Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan INTI 90 menit 1. Menyampaikan materi kompetensi yang hendak dicapai. 2. Memberikan penjelasan dan Tanya jawab RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila PENUTUP 1. Guru dan siswa melakukan refleksi 15 menit 2. post tes dalam bentuk lisan 3. Penugasan siswa : Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah. Penugasan mandiri tidak berstruktur : membuat kliping VIII. ALAT ( BAHAN ) IX. : SUMBER BELAJAR : Spidol, White board - Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XII SMK Oleh Amin Suprihatin dan Yudi Suparyanto. - Buku-Buku lainnya yang relevan X. PENILAIAN : - Penilaian kognitif : Guru melakukan post tes dengan membuat pertanyaan. - Penilaian dalam bentuk soal uraian. Purwodadi, Mengetahui : Guru Mata Pelajaran Kepala SMK Pancasila Purwodadi (Drs. Kustadji, MM ) ( Lucky Kunnaeni, S.Pd ) RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Penilaian dalam bentuk soal uraian I NO 1. PERTANYAAN JAWABAN SKOR Identifikasilah pandangan C. F. pandangan C. F. Strong tentang Betul Strong tentang hakekat hakekat pertanggungjawaban pertanggungjawaban kekuasaan ekskutif sbb: 1 = 50 kekuasaan ekskutif ? 1. Pertanggungjawaban badan ekskutif (Menteri-Menteri di 2 = 100 bawah Perdana Menteri) kepada badan Legeslatif / Parlemen, dimana badan Legeslatif ini dapat menjatuhkan fihak Ekskutif apabila ekskutif mendapat mosi tidak percaya. Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem pemerintahan parlementer 2. Pertanggungjawaban badan Ekskutif (Menteri-Menterinya di bawah pimpinan Presiden sebagai kepala Pemerintahan) dapat dilakukan melalui suatu pengawasan dalam bentuk lain, seperti adanya pemilihan umum untuk memilih Presiden secara periodik. Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem pemerintahan presidensial 2. Klasifikasikanlah dua sistem pemerintahan suatu negara demokrasi? 1. sistem presidensial 2. sistem parlementer pemerintahan Betul pemerintahan 1 = 50 2 = 100 3. Bedakanlah ciri sistem 1. dalam sistem pemerintahan Betul presidensial : presidennya sebagai kepala negara dan RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila pemerintahan presidensial dan parlementer ditinjau dari kepala pemerintahan 1 = 50 2. dalam sistem parlementer : presidennya sebagai kepala 2 = 100 negara saja kedudukan presidennya ! Penilaian dalam bentuk soal uraian II NO 1. PERTANYAAN Sebutkanlah negara yang dipercayai sebagai induk sistem pemerintahan Presidensial dan negara yang mendapatkan pengaruh sistem pemerintahan ini ? JAWABAN SKOR Amerika Serikat, berpengaruh pada B=100 negara bekas jajahannya spt. : Philipina, dan negara-negara Amerika Latin B=100 2. 3. Sebutkanlah negara yang dipercayai sebagai induk sistem pemerintahan Parlementer dan negara yang mendapatkan pengaruh sistem pemerintahan ini ? Inggris, berpengaruh terhadap negara bekas jajahannya. Spt : Malaysia, Australia, New Seland, Papua Newgini, Singapura, Brunai Darusallam, India dan beberapa negara di kawan Benua Afrika. Sedangkan negara lain di luar jajahan Inggris yang ikut menerapkan sistem pemerintahan parlementer seperti Perancis, Belanda, Italia, Jepang, Jerman dan Indonesia pada Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950. Bedakanlah sistem sistem pemerintahan Betul presidensial akan lebih stabil, karena Menteri-Menterinya 1 = 50 bertanggung jawab terhadap yang mengangkat dan memberhentikannya pemerintahan presidensial dan parlementer ditinjau dari RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila stabilitas pemerintahan ! sistem pemerintahan 2 = 100 parlementer labil atau goyah karena adanya badan atau lembaga oposisi Jumlah skor yang diperoleh siswa Nilai = X 100 Jumlah skor maksimal RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII SEMESTER : 5 ( LIMA ) ALOKASI WAKTU : 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan ) I. II. STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR :2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan. : 2.2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan di Negara Indonesia III. INDIKATOR : 1. Menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut UU 1945 2. Mengidentifikasi system pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 sebelum, sesudah perubahan. 3. Menyebutkan tujuk kunci pokok system pemerintahan Negara RI di awal kemerdekaan berdasarkan penjelasan Resmi UUD 1945. 4. Menyebutkan lembaga – lembaga negara menurut UUD 1945 periode 18 Agustus 1945. 5. Mengidentifikasi system pemerintahan yang dianut oleh konstitusi RIS 1949 6. Mengidentifikasi system pemerintahan yang dianut oleh UUDS 1950 dengan menunjukan dasar hukumnya. 7. Menyebutkan lembaga – lembaga yang harus ada berdasarkan UUDS 1950 RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Pertemuan I : 1. Siswa mampu mengidentifikasi system pemerintahan yang dianut dalam UUD 1945 pada awal kemerdekaan. 2. Siswa mampu menyebutkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan Negara RI diawal kemerdekaan berdasarkan penjelasan UUD 1945 3. Siswa mampu menyebutkan lembaga Negara menurut UUD 1945 periode 1945. 4. Siswa dapat menyebutkan kelebihan dan kelemahan system pemerintahan presidensial dan perlementer. Pertemuan II : 1. Siswa mampu mengidentifikasi system pemerintahan yang dianut konstitusi RIS 2. Siswa mampu menyimpulkan penerapan ajaran Trias Politika menurut konstitusi RIS 3. Siswa mampu mengidentifikasi system pemerintahan yang dianut oleh UUDS . 4. Siswa dapat menyebutkan lembaga lembaga Negara yang harus ada berdasarkan UUDS. V. MATERI PEMBELAJARAN : Pertemuan I 1. Sistem Pemerintahan di bawah UUD 1945, 18 Agustus 1945 Dalam dinamika atau perkembangan pasang surut ketatanegaraan atau sistem pemerintahan RI dapat kita lihat dari naskah resmi UUD yang pernah berlaku di Indonesia mulai dari 18 Agustus 1945 sampai sekarang. Sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak menganut suatu sistem pemerintahan dari negara manapun, melainkan merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Kalau diperhatikan sistimatika dari sejak RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila pembentukan UUD 1945 (BPUPKI) yang dijadikan dasar pembentukan sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia dapat kita ketahui dari Batang tubuh dan Penjelasan Resmi dari UUD 1945 bahwa negara Republik Indonesia menganut Sistem pemerintahan Presidensial. Pada bagian Batang Tubuh UUD 1945 kita dapat jumpai pada pasal 4 ayat 1 yang menyatakan “ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang - Undang Dasar “. Sedangkan pada pasal 5 ayat 2 menyatakan “ Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya “. Pada pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Pasal 17 ayat 2 menyebutkan: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Pada Penjelasan Resmi UUD 1945, pada awal dibentuknya UUD 1945 yang ditetapkan 18 Agustus 1945 oleh PPKI dapat kita jumpai adanya penegasan tentang Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai berikut : 1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, 2. Sistem Konstitusional, 3. Kekuasaan yang tertinggi ditangan MPR, 4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi di bawah Majelis, 5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, 6. Menteri Negara adalah pembantu Presiden , Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, 7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Adapun lembaga negara menurut UUD 1945 periode 18 Agustus 1945 adalah 1. MPR, 2. DPR, 3. Presiden dan Wk. Presiden, 4. MA, 5. BPK, 6. DPA Pertemuan II 2. Sistem Pemerintahan Konstitusi RIS 1949 Dalam periode ini yang dijadikan sebagai pegangan adalah Konstitusi Republik Indonesia Serikat 1949 (KRIS 1949). UUD ini terdiri dari Mukadimah, 197 pasal dan 1 lampiran. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa Republik Indonesia yang Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrasi dan berbentuk federal. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Kekuasaan kedaulatan di dalam Negara Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh Pemerintah bersama-sama dengan Dewan perwakilan Rakyat dan Senat sesuai dengan pasal 1 ayat 2 Konstitusi RIS 1949, Badan pemegang kedaulatan ini juga merupakan badan pembentuk undang-undang yang menyangkut hal-hal yang khusus mengenai satu, beberapa atau semua negara bagian atau bagiannya. Mengatur pula hubungan khusus antara negara RIS dengan daerah-daerah yang tersebut dalam pasal 2 dan pasal 127 a. Pembuatan undang-undang tanpa Senat tetapi hanya dilakukan oleh pemerintah dan DPR merupakan produk undang-undang yang tidak mengatur masalah hubungan negara RIS dengan negara bagian. Ternyata yang dimaksudkan dengan Pemerintah dalam Konstitusi RIS 1949 berdasarkan pasal 68 ayat 2 : “ Presiden dengan seorang atau beberapa atau semua menteri menurut tanggung jawab khusus atau tanggung jawab umum . Sistem pemerintahannya adalah Parlementer berdasarkan pasal 118 ayat 2 menyebutkan sebagai berikut “ Presiden tidak dapat diganggu gugat. Tanggung jawab kebijaksanaan pemerintah berada ditangan menteri, tetapi apabila kebijakan menteri/para menteri ternyata tidak dapat dibenarkan oleh DPR, maka menteri/menterimenteri itu harus mengundurkan diri, atau DPR dapat membubarkan menteri-menteri (kabinet) tersebut dengan alasan mosi tidak percaya. Menurut ketentuan pasal-pasal yang tercantum dalam Konstitusi RIS 1949, sistem pemerintahan yang dianutnya sistem pemerinhtahan parlementer. Pada sistem ini, kabinet bertanggung jawab kepada parlemen (DPR), dan apabila pertanggung jawabannya itu tidak diterima oleh parlemen atau DPR, maka kabinet secara perseorangan atau secara bersama-sama harus mengundurkan diri atau membubarkan diri, jadi kedudukan kabinet sangat tergantung pada parlemen (DPR). 3. Sistem Pemerintahan di Bawah UUDS 1950 Negara Kesatuan menjadi pilihan pada masa berlakunya UUD Sementara 1950, hal tersebut ditegaskan dalam pasal 1 ayat 1 UUDS 1950 yang berbunyi “ Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan “. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Bentuk negara kesatuan merupakan kehendak rakyat Indonesia, hal ini dikemukakan dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1950, sedangkan pada Mukadimah UUDS 1950 menyebutkan “ Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam negara yang berbentuk Republik kesatuan ... “ Pada pasal 45 UUDS 1950 disebutkan “ Presiden ialah Kepala Negara “. Sedangkan UUDS 1950 menganut sistem pemerintahan parlementer dapat kita temukan dalam pasal 83 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan : a. Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama untuk keseluruhannya, maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri. Berdasarkan pasal 83 ayat 1 dan 2 UUDS 1950, jelaslah bahwa yang bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintahan adalah menteri-menteri kepada parlemen atau DPR. Sedangkan pasal 83 ayat 1 dan 2 UUDS 1950 dipertegas lagi oleh pasal 84 UUDS 1950 yang berbunyi “ Presiden berhak membubarkan DPR “. Pembubaran DPR oleh Presiden diikuti dengan perintah segera melaksanakan pemilihan umum untuk memilih DPR dalam waktu 30 hari setelah pembubaran DPR RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Pertemuan I 4. Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, 5 Juli 1959 Berdasarkan pasal 134 UUDS 1950 menegaskan Konstituante (Sidang pembuat UUD) bersama-sama Pemerintah selekas-lekasnya menetapkan UUD Republik Indonesia yang akan menggantikan UUDS 1950. Mengingat UUD 1950 masih bersifat sementara, maka harus segera ada UUD yang tetap. Berdasarkan UUDS 1950 pembentukan badan Konstituante haruslah melalui pemilihan umum. Pemilihan umum untuk anggota Konstituante, baru dapat terlaksana pada tanggal 15 Desember 1955, dan Konstituante untuk pertama kali bersidang pada tanggal 10 Nopember 1956 dalam sidang ini dibuka oleh Presiden Soekarno di Bandung. Pada sidang Konstituante inilah untuk pertama kalinya Presiden Soekarno memperkenalkan istilah Demokrasi Terpimpin. Ternyata Konstituante selalu gagal dalam merumuskan dan menetapkan UUD yang difinitif. Berdasarkan kondisi seperti itulah maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang pada intinya untuk kembali ke UUD 1945 dan membubarkan Konstituante. Dengan berlakunya kembali UUD 1945, serta belum adanya lembaga negara pendukung dari UUD 1945 yang diberlakukan kembali, maka : a. Diadakan pembaharuan anggota DPR melalui Penetapan Presiden No. 3 tahun 1960 b. Penyusunan DPR-GR dan pemberhentian DPR hasil pemilu 1955 dengan Penetapan Presiden No. 4 tahun 1960 c. Mengeluarkan Penetapan Presiden No. 2 tahun 1959 tentang pembentukan MPRS dan susunan keanggotaan MPRS dengan Penetapan Presiden No. 12 tahun 1960 d. 5. Mengeluarkan Penetapan Presiden No. 3 tahun 1959 tentang DPAS Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, Masa Orde Baru Dinamika politik pada periode Orde Baru, dapat dilihat berdasarkan aktivitas politik kenegaraan sebagai berikut : RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila a. Lahirnya Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yaitu 1. bubarkan PKI, 2. bersihkan Kabinet Dwi Kora dari PKI, 3. turunkan harga barang/perbaiki ekonomi b. Pemerintah Orba lebih menekankan pada pembangunan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kemudian stabilitas nasional dan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang terkenal dengan Tri Logi Pembangunan c. Pada awal pemerintahan Orba, parpol dan media massa diberi kebebasan untuk melancarkan kritik dan mengungkapkan realita dalam masyarakat, lama kelamaan dibuatkan aturan tentang setiap penyiaran baik elektronika maupun catak harus melalui badan sensor yang ketat dan apabila ada pelanggaran maka Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP) bisa dicabut. Begitu pula terhadap partai politik setelah keluarnya Undang-Undang No. 15 tahun 1969 tentang pemilu dan Undang-Undang No. 16 tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan anggota MPR, DPR dan DPRD terjadilah kekuasaan otoriter soeharto karena 1/3 kursi anggota MPR dan 1/5 kursi anggota DPR, DPRD melalui pengangkatan tidak melalui pemilu, yang diangkat adalah ABRI dan golongan fungsional serta utusan daerah yang mendukung kekuasaan Presiden hanya caranya sangat rapi dan dikuatkan oleh Undang-Undang dan hal ini berlangsung sampai pemilu 1999. d. Kemenangan Golongan Karya (Golkar) pada pemilu 1971 mengurangi oposisi terhadap pemerintah dikalangan sipil, karena Golkar sangat dominan, sementara partai politik lainnya berada di bawah pengawasan pemerintah, selanjutnya Golkar ini sebagai motor penggerak Soeharto untuk melanggengkan kekuasaannya selama 32 tahun yang juga mendapat dukungan kuat dikalangan TNI dan Polri. e. Pemilu 1971 yang diikuti oleh 10 kontestan (9 parpol dan 1 Golkar) akhirnya pada pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, 1997 hanya diikuti oleh 3 kontestan yaitu PDI, PPP dan Golkar. Karena sejak dikeluarkannya UU No. 3 tahun1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya maka 9 partai dilebur (difusikan) menjadi dua partai yaitu yang bercirikan Islam menjadi Partai Persatuan Pembangunan dan yang bercirikan Nasionalisme dan Demokrasi menjadi Partai Demokrasi Indonesia. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila f. Selama pemerintah Orba, parpol dan lembaga dewan sangat lemah karena selalu dalam bayangan dan kontrol yang kuat, kekuasaan pemerintah di bawah Soeharto sangat kuat, kehidupan berpolitik rakyat mati suri, sedikit kritik berarti siap untuk menanggung akibatnya yaitu hilang dan tidak ada kabar beritanya. Anggota dewan yang berani berbicara tajam di recall dengan alasan menjaga stabilitas nasional untuk mewujudkan salah satu dari tri logi pembangunan g. Karena penyelenggaran kekuasaan pemerintahan masa Orba nyaris tanpa kontrol maka menjadi makanan empuk kroni dan pamilinya untuk mengerogoti kekuasaannya maka dimanfaatkan untuk mengeruk kekayaan negara dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 pada masa orde baru sudah memenuhi tuntutan yang ada pada ketentuan UUD 1945, hal dapat terselenggara semenjak pelaksanaan pemilu yang pertama pada tahun 1971. Pada pemilihan umum yang pertama dan pada pemilihan umum-pemilihan umum seterusnya berdasarkan UUD 1945 lembaga negara menurut UUD 1945 sudah difinitif (sudah sesuai dengan pasal-pasal UUD 1945). Lembaga Negara yang harus ada berdasarkan UUD 1945 : MPR. DPR, Presiden dan Wakil Presiden, DPA, MA dan BPK. Lembaga negara semacam ini memiliki tugas dan wewenang berdasarkan UUD 1945. dan semenjak UUD 1945 diamandemen dan dalam pelaksanaan pemilihan umum tahun 2003 lembaga negara seperti tersebut di atas mengalami perubahan. Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen lembaga negara yang ada : MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, MA, MK, KY, BPK, lembaga negara ini semua sudah terpenuhi sesuai dengan peraturan perundangan yang ada menurut UUD 1945 6. Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, Masa Reformasi Sistem Pemerintahan masa Orde Reformasi, dapat dilihat berdasarkan aktivitas politik kenegaraan sebagai berikut : RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila a. Kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap hakhak untuk mengeluarkan pendapat dan pikiran baik lisan maupun tulisan sesuai pasal 28 UUD 1945 dapat terwujud dengan dikelarkannya UU No 2 / 1999 tentang Partai Politik yang memungkinkan Multipartai b. Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta bertanggung jawab dibuktikan dengan keluarnya Ketetapan MPR No. IX/MPR/1998 yang ditindaklanjuti dengan UU N0. 30 / 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (kini sedang menangani kasus KPU) c. Lembaga legeslatif dan organisasi sosial politik sudah memiliki keberanian untuk menyatakan pendapatnya terhadap ekskutif yang cenderung seimbang dan proporsional d. Lembaga MPR sudah berani mengambil langkah-langkah politis melalui sidang tahunan dengan menuntut adanya laporan pertanggungjawaban tugas lembaga negara (progress report), UUD 1945 diamandemen, Pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya, berani memecat Presiden dalam sidang istimewanya e. Dalam amandemen UUD 1945 masa jabatan Presiden paling banyak dua kali masa jabatan, Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat mulai dari pemilu 2004 dan yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama pilihan langsung rakyat adalah Soesilo Bambang Yudoyono dan Yoesuf Kala, MPR tidak lagi lembaga tertinggi negara melainkan lembaga negara yang kedudukannya sama denga Presiden, MA, BPK, kedaulatan rakyat tidak lagi ditangan MPR melainkan menurut UUD. Di dalam amandemen UUD 1945, ada penegasan tentang Sistem Pemerintahan Presidensial tetap dipertahankan dan bahkan diperkuat dengan mekanisme pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Sehubungan dengan penegasan pelaksanaan Sistem Pemerintahan Presidensial, maka pasal-pasal yang berhubungan dengan sistem pemerintahan tersebut dilakukan amandemen untuk pertama kali diantaranya : RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila a. Pasal 5 ayat 1 menegaskan : “ Presiden berhak mengajukan rancangan undangundang “. b. Pasal ini dahulunya berbunyi : Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan DPR c. Pasal 7 menegaskan : “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan“. d. Pasal ini merupakan bentuk perubahan yang sangat signifikan dari ketentuan yang sebelumnya UUD 1945 diamandemen yang menegaskan : Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali. Perubahan ini dikatakan cukup signifikan karena sebelum pasal ini dilakukan perubahan, pasal ini dijadikan dasar hukum (konstitusional) bagi Soeharto untuk dipilih berulang kali sebagai Presiden. e. Pasal 17 ayat 2 menegaskan : “Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden“. f. Pasal 20 ayat 1 menegaskan : “ Dewan perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang “. Pertemuan II 1. Perbandingan Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sebelum dan Sesudah Amandemen. a. Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sebelum Amandemen Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam penjelasan resmi UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara RI. Pokok-pokok sistem pemerintahan negara RI menurut penjelasan resmi UUD 1945, sebagai berikut : 1) Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat) 2) Sistem Konstitusional 3) Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 4) Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah MPR 5) Presiden tidak betanggung jawab kepada DPR 6) Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR 7) Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Ciri sistem pemerintahan presidensial pada masa soeharto : adanya kekuasaan yang sangat besar pada lembaga kepresidenan. Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh Presiden Republik Indonesia berdasar UUD 1945 pada masa pemerintahan Soeharto (sebelum diamandemen) memiliki kekuasaan sebagai berikut : 1) Pemegang kekuasaan legeslatif, yaitu membentuk undang-undang 2) Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara 3) Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR sebagai lembaga tertinggi negara 4) Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata 5) Pemegang kekuasaan untuk mengangkat dan melantik para anggota MPR dari utusan daerah dan golongan 6) 6. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat para menteri dan pejabat negara 7) Pemegang kekuasaan untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain, serta menyatakan keadaan bahaya 8) Pemegang kekuasaan untuk mengangkat duta dan konsul serta menerima duta dan konsul dari negara lain 9) Pemegang kekuasaan untuk memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan 10) Pemegang kekuasaan untuk memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Hampir semua kewenangan presiden yang diatur dalam UUD 1945 dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Akibat (kelemahan) yang terjadi dari kekuasaan presiden yang besar tersebut adalah : 1) Terjadinya pemusatan kekuasaan negara pada satu lembaga negara yaitu presiden 2) Pengawasan DPR sangat lemah 3) Pejabat negara yang diangkat cendrung menjilat dan menjadi pelindung presiden dan keluarganya 4) Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang-orang yang dekat dengan 5) Menciptakan perilaku KKN dikalangan pejabat dan orang-orang yang dekat dengan 6) presiden Kekuasaan Terjadi personifikasi bahwa presiden dianggap negara. Sikap menyalahkan presiden, mengeritik presiden dianggap menentang negara atau makar 7) Rakyat dibuat makin tidak berdaya, tiada kuasa, dan cenderung tunduk pada kekuasaan presiden semata sehingga demokrasi mati suri Segi positif (dampak yang pernah dirasakan) dari kekuasaan presiden yang sangat besar sebagai berikut : 1) Presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan 2) Pemerintahan kompak dan solid 3) Pemerintahan lebih stabil 4) Negara lebih aman 5) Harga-harga lebih terkendali RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila b. Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sesudah Amandemen Secara garis besarnya sistem pemerintahan menurut UUD 1945 hasil amandemen dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial murni (prsiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan), karena Presiden dan / atau Wakil presiden dipilih langsung rakyat (masa jabatan 5 tahun), dalam menjalankan tugasnya dapat dikritik dan bahkan sering dijadikan dagelan politik dalam acara TV (negeri impian di Metro TV) 2) Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden 3) Menteri-menteri bertanggung jawab kepada Presiden dan tidak kepada Parlemen atau DPR 4) DPR atau Parlemen (legeslatif) berfungsi sebagai pengawas jalan Pemerintahan (ekskutif) 5) Parlemen terdiri dari dua kamar yaitu DPR dan DPD yang dipilih langsung rakyat dan selanjutnya menjadi anggota MPR 6) Kedudukan Ekskutif dan Legeslatif sama-sama kuat dan tidak dapat saling menjatuhkan 7) Adanya lembaga peradilan terhadap Presiden dan / atau Wakil Presiden yang dilaksanakan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga Yudikatif, jadi Presiden dan / atau Wakil Presiden hanya dapat dijatuhkan apabila melanggar hukum (yuridis) 8) Kekuasaan Yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial Dengan memperhatikan penyelenggaraan sistem pemerintahan negara RI sebelum dan sesudah UUD 1945 diamandemen dapat kita lihat adanya beberapa perubahan baru diantaranya : adanya pemilihan presiden dan wakil presiden langsung dan berimplikasi terhadap pemilihan Gubernur, Bupati/Wali kota dan wakilnya secara langsung, adanya sistem bikameral, adanya mekanisme checks and balance, pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila c. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan RI menurut UUD 1945 1) Kelebihan Penerapan Sistem Pemerintahan Presidential a) Pemerintahan (Presiden) akan lebih stabil, karena MenteriMenterinya bertanggung jawab terhadap yang mengangkat dan memberhentikannya b) Kedudukan Pemerintah ( Ekskutif ) sama kuat dengan Parlemen, karena sama-sama tidak dapat saling menjatuhkan c) Presiden sebagai Kepala Pemerintahan ( Ekskutif ), bertanggung jawab kepada yang memilihnya atau yang mengangkatnya sehingga dapat melaksanakan tugas sampai habis masa jabatannya d) Tidak ada badan atau lembaga oposisi e) Apabila ada perselisihan antara Ekskutif dan Legeslatif maka yang memutuskan adalah lembaga Yudikatif f) Preiden hanya bisa dijatuhkan secara yuridis (bila melanggar hukum) bukan secara politis (dalam laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun) bila melanggar hukum akan disidang oleh Mahkamah Konstitusi. 2) Kekurangan Penerapan Sistem Pemerintahan Presidential a) Kekuasaan Parlemen terbatas pada kontrol atau pengawasan saja terhadap pelaksanaan pemerintahan karena tidak dapat menjatuhkan Presiden (Ekskutif) b) Presiden cendrung otoriter karena pengangkatan dan pemberhentian menteri dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh Presiden (hak prerogative Presiden) dan Menteri dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan program kerja Presiden c) Tidak adanya pemisahan yang tegas antara lembaga negara seperti dalam ajaran pemisahan kekuasaan (sparation of power) dari Trias Politika, karena Indonesia menganut sistem pembagian kekuasaan (distribution of power) RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila VI. METODE PEMBELAJARAN : Penugasan, ceramah, tanya jawab VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU I (PERTAMA) AWAL 1. Melakukan Salam 15 menit 2. Melakukan presensi dan apresiasi 3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran 4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan. INTI EKSPLORASI : 90 menit 1. Menyampaikan materi yang ingin dicapai 2. Memberikan penjelasan materi dan Tanya jawab 3. Menyimpulkan hasil penjelsan materi 4. Memberikan teguran kepada siswa yang tidak aktif PENUTUP 1. Guru dan siswa melakukan refleksi 15 menit 2. post tes dalam bentuk lisan 3. Penugasan siswa : Penugasan mandiri tidak berstruktur : membuat kliping yang berkaitan dengan materi PERTEMUAN II (KE DUA) AWAL 1. Melakukan salam 15 menit 2. Melakukan presensi dan apresiasi 3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran 4. Memberikan motivasi belajar 5. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila INTI 90 menit EKSPLORASI : 1. Menyampaikan materi yang akan dicapai 2. Memberikan penjelasan materi dan Tanya jawab. 3. Menyimpulkan hasil penjelasan materi. 4. Memberikan teguran kepada siswa yang tidak aktif. PENUTUP 15 menit 1. Guru dan siswa melakukan refleksi 2. post tes dalam bentuk lisan VIII. ALAT ( BAHAN ) IX. : Spidol, White board SUMBER BELAJAR : - Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XII SMK oleh Amin Suprihatin dan Yudi Suparyanto. - Buku-Buku lainnya yang relevan X. PENILAIAN : - Kognitif guru melakukan post test. Penilaian pembelajaran mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa. - Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin dicapai - Penilaian afektif selama proses pembelajaran guru mengadakan penilaian berupa komentar. Purwodadi, Mengetahui : Guru Mata Pelajaran Kepala SMK Pancasila Purwodadi (Drs. Kustadji, MM ) ( Lucky Kunnaeni, S.Pd ) RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Penilaian dalam bentuk soal uraian I NO 1. PERTANYAAN Identifikasikanlah sistem JAWABAN Sistem pemerintahan Betul pemerintahan yang dianut presidensial. dalam UUD 1945 pada awal pada : kemerdekaan dan tunjukkan pasal SKOR 4 Buktinya ayat 1 ada 1 = 20 yang 2 = 40 Presiden 3 = 60 buktinya dalam pasal-pasal menyatakan “ UUD tersebut ! Republik Indonesia memegang 4 = 80 kekuasaan pemerintahan 5 = 100 menurut Undang - Undang Dasar pasal 5 ayat 2 menyatakan “ Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya “. Pada pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Pasal 17 ayat 2 menyebutkan: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Sebutkanlah 7 kunci pokok 2. Tujuh kunci pokok sistem Betul sistem pemerintahan negara RI pem. RI : awal kemerdekaan berdasarkan 1. Indonesia adalah negara penjelasan resmi UUD 1945 yang berdasarkan atas hukum, dan yang manakah dari ke 2. tujuh kunci pokok tersebut 3. Kekuasaan yang tertinggi yang secara tegas menyebutkan ditangan MPR, 4. Presiden sistem pemerintahan? adalah Sistem 1 = 50 2 = 100 Konstitusional, penyelenggara RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila pemerintahan negara tertinggi di bawah Majelis, 5. Presiden tidak kepada Negara bertanggung DPR, 6. adalah jawab Menteri pembantu Presiden , Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, 7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas Yang secara tegas menyebutkan sistem pemerintahan presidensial no. 4, 5, 6 3. Sebutkanlah lembaga negara MPR, 2. DPR, 3. Presiden dan Betul menurut UUD 1945 periode 18 Wk. Presiden, 4. MA, 5. BPK, 1 = 50 6. DPA 2 = 100 MPR sebagai lembaga tinggi Agustus 1945 dan bagaimanakah kedudukan MPR setelah UUD 1945 negara bukan sebagai lembaga diamandemen ? tertinggi negara Penilaian dalam bentuk soal uraian II PERTANYAAN JAWABAN SKOR NO Identifikasikanlah sistem 1. pemerintahan yang dianut oleh Sistem pemerintahan B=100 Konstitusi RIS 1949 dengan parlementer. Dasar hukum ada menunjukkan dasar hukumnya pada pasal 118 ayat 2 KRIS : ! Presiden tidak dapat diganggu gugat. Tanggung kebijaksanaan jawab pemerintah RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila berada ditangan menteri, tetapi apabila kebijakan menteri/para menteri ternyata tidak dapat dibenarkan oleh DPR, maka menteri/menteri-menteri itu harus mengundurkan diri, atau DPR dapat membubarkan menteri-menteri (kabinet) tersebut dengan alasan mosi tidak percaya Bagaimanakah kesimpulan dari 2. penerapan ajaran trias politika menurut Konstitusi RIS 1949 dan berikan pula penjelasannya ? dijalankan secara tidak murni Betul Kekuasaan pembentukan 1 = 35 perundang-undangan 2 = 70 (legeslatif) dilaksanakan oleh pemerintah (ekskutif = 3 = 100 menteri) bersama DPR dan Senat Kekuasaan melaksanakan perundang-undangan dilakukan oleh pemerintah (ekskutif) Kekuasaan pelanggaran mengadili perundangan dilakukan oleh Mahkamah Agung (yudikatif) Identifikasikanlah sistem 3. sistem pemerintahan B=100 pemerintahan yang dianut oleh parlementer. Dasar hukum ada UUDS 1950. dengan pada pasal 83 ayat 1 dan ayat 2 RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila menunjukkan dasar hukumnya! UUDS 1950 : Presiden Presiden dan Wakil tidak dapat diganggu gugat Menteri-menteri bertanggung jawab seluruh atas kebijaksanaan pemerintah, baik bersamasama untuk keseluruhannya, maupun untuk masing-masing bagiannya sendiri- sendiri 4. Sebutkanlah lembaga negara yang harus ada berdasarkan UUDS 1950 ! Presiden dan wakil Presiden, Betul Menteri-Menteri, DPR, 1 = 20 Mahkamah Agung, Dewan 2 = 40 pengawas Keuangan, 3 = 60 Konstituante 4 = 80 5-6=100 Jumlah skor yang diperoleh siswa Nilai = X 100 Jumlah skor maksimal RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII SEMESTER : 5 ( LIMA ) ALOKASI WAKTU : 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan ) I. II. STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR :2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan. : 2.3 Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Negara Indonesia dengan Negara lain. III. INDIKATOR : 1. Mengklasifikasikan bentuk Negara yang ada di Dunia 2. Menyebutkan 3 bentuk pemerintahan republik Berdasarkan UUD 1945 sebelum, sesudah perubahan. 3. Menguraikan kelebihan dan kelemahan pelaksanaan system pemerintahan di Indonesia. 4. Membandingkan bentuk dan system pemerintahan Indonesia dengan negara lain. IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Pertemuan I : 1. Siswa mampu mengklasifikasikan bentuk Negara yang ada di dunia. 2. Siswa mampu menyebutkan 3 bentuk pemerintahan republik. 3. Siswa mampu membandingkan bentuk dan system pemerintahan dari negara Indonesia, Mesir, Inggris, India dan China. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila V. MATERI PEMBELAJARAN Pertemuan I Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara lain Sebelum kita membahas perbandingan antara sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain ada baiknya kita memahami terlebih dahulu bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan dari suatu negara pada umumnya a. Bentuk Negara Secara garis besarnya di dunia ini kita mengenal ada dua bentuk negara : negara kesatuan dan negara serikat (federasi) 1. Negara Kesatuan Negara Kesatuan, merupakan negara merdeka dan berdaulat yang pemerintahannya diatur oleh pemerintah pusat Di dalam negara kesatuan, pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk mengatur seluruh wilayahnya melalui pembentukan daerah-daerah (provinsi, kabupaten atau kota). Sistem pelaksanaan pemerintahan negara dapat berupa desentralisasi atau sentralisasi Bentuk negara kesatuan pada umumnya mempunyai ciri-ciri atau sifatsifat seperti berikut : a) Kedaulatan negara mencakup ke dalam dan ke luar yang ditangani oleh pemerintah pusat b) Negara hanya mempunyai satu Undang – Undang Dasar (UUD), satu kepala negara, satu dewan mentri dan satu dewan perwakilan rakyat c) Hanya ada satu kebijaksanaan yang menyangkut persoalan politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan keamanan Indonesia sebagai negara kesatuan yang berbentuk republik sesuai dengan pasal 1 ayat 1 UUD 1945. Ini berarti bentuk negara Indonesia kesatuan dan bentuk pemerintahannya republik RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 2. Negara Serikat (Federasi atau Bondstaat) Negara Serikat (Federasi) merupakan suatu bentuk negara yang terdiri atas gabungan beberapa negara bagian. Negara-negara bagian hanya menyerahkan sebagian urusan pemerintahannya kepada pemerintah federal (pusat) yang menyangkut kepentingan bersama, seperti urusan keuangan, pertahanan negara, pos, telekomunikasi dan hubungan luar negeri. Negaranegara bagian pada negara serikat tidak berdaulat namun memiliki kekuasaan asli. Negara-negara bagian pada negara serikat dikatakan memiliki kekuasaan asli karena negara bagian berhubungan langsung dengan rakyatnya. Contoh negara serikat diantaranya : Amerika Serikat, Australia, Swiss, India, Jerman, Malaysia Bentuk negara serikat pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a) Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun memiliki kekuasaan asli b) Kepala Negara dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat c) Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian untuk urusan ke luar dan sebagian urusan di dalam negeri d) Setiap negara bagian berwenang membuat UUD sendiri selama tidak bertentangan dengan pemerintah pusat e) Kepala negara memiliki hak veto (pembuatan keputusan) yang diajukan oleh parlemen. b. Bentuk Pemerintahan Secara garis besarnya di dunia ini kita mengenal ada dua bentuk pemerintahan : monarki (kerajaan) dan republik 1. Bentuk Pemerintahan Monarki (Kerajaan) Bentuk pemerintahan Monarki berlaku apabila suatu negara dikepalai oleh seorang raja, ratu, syah, atau kaisar yang bersifat turun menurun dan untuk jabatan seumur hidup. Leon Duguit dalam bukunya Traite de Droit Constitutional membedakan pemerintahan dalam bentuk monarki dan republik. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Perbedaan antara pemerintahan bentuk monarki dan republik menurut leon Duguit, kalau kepala negara ditunjuk berdasarkan hak turun menurun, maka kita berhadapan dengan monarki. Kalau kepala negaranya ditunjuk tidak berdasarkan turun temurun, tetapi dipilih, maka kita berhadapan dengan republic Dalam praktek-praktek ketatanegaraan, bentuk pemerintahan monarki dapat dibedakan : a) Monarki Absolut Monarki absolut merupakan bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja, ratu, syah, atau kaisar yang kekuasaan dan wewenangnya tidak terbatas. Perintah raja merupakan undang-undang yang harus dipatuhi oleh rakyatnya. Pada diri raja terdapat kekuasaan ekskutif, legeslatif dan yudikatif yang menyatu dalam ucapan dan perbuatannya. Contohnya: Prancis semasa Louis XIV dengan semboyannya yang terkenal L’etat C’est Moi (negara adalah saya) b) Monarki Konstitusional Monarki konstitusional merupakan bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi oleh undang-undang dasar (konstitusi). Proses monarki konstitusional sebagai berikut : 1) adakalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu sendiri karena ia takut dikudeta (kekuasaannya direbut atau digulingkan oleh rakyat). Contoh : negara Jepang dengan hak octrooi 2) adakalanya proses monarki konstitusional terjadi karena adanya revolusi rakyat terhadap rajanya. Contoh inggris, Yordania, Denmark, Saudi Arabia, dan Brunai Darusalam RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila c) Monarki Parlementer Monarki Parlementer merupakan bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam bidang pemerintahan. Dalam monarki parlementer, kekuasaan ekskutif dipegang oleh kabinet (perdana menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya sebagai kepala negara (simbol kekuasaan) yang kedudukannya tidak dapat diganggu gugat. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di Inggris, Belanda dan Malaysia 2. Bentuk Pemerintahan Republik Republik berasal dari kata res publica yang artinya kepentingan umum. Pemerintahan republik merupakan pemerintahan yang berasal dari rakyat dan dipimpin oleh seorang presiden untuk masa jabatan tertentu. Dalam pelaksanaannya bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi republik absolut, republik konstitutional dan republik parlementer. c. Sistem Pemerintahan Sistem pemerintahan sebenarnya merupakan sistem pertanggungjawaban ekskutif, jika pertanggungjawabannya terhadap presiden maka akan melahirkan sistem pemerintahan presidensial dan jika pertanggungjawaban kepada parlemen menganut sistem pemerintahan parlementer. Perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dengan berbagai negara adalah sebagai berikut. a. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Amerika RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila No Kategori 1. Bentuk negara 2. Bentuk pemerintahan 3. 4. 5. Sistem pemerintahan Eksekutif Legislatif/ Parlemen 6. Yudikatif Indonesia Amerika Serikat Brazil Kesatuan dengan otonomi luas mempunyai 33 provinsi. Federal dengan 50 negara bagian dan satu distrik. Federal dengan 26 negara bagian dan satu distrik federal. Republik Republik Republik Presidensial Presidensial Presidensial untuk masa untuk masa untuk masa 4 jabatan 4 tahun. jabatan 5 tahun. jabatan tahun. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat. Bikameral, yaitu DPR dan DPD. Anggota DPR dan DPD menjadi anggota MPR. Bikameral, yaitu Kongres terdiri atas Senat dan The House Of Representative s. Supreme Court, United Mahkamah Agung, badan States Courts Appeal, peradilan di of bawahnya, dan United States District Mahkamah Courts, State Konstitusi. and Country Courts. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat. Bikameral, yaitu Kongres Nasional terdiri atas Federal Senate dan The Chamber of Deputies. Supreme Federal Tribunal, Higher Tribunal ofJustice, Regional Federal Tribunals. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila b. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Afrika No Kategori Indonesia Afrika Selatan 1. Bentuk negara Kesatuan otonomi mempunyai provinsi. 2. Bentuk pemerintahan Republik 3. Sistem pemerintahan 4. Eksekutif Presidensial untuk masa Presidensial Presidensial jabatan 5 tahun. untuk masa untuk masa jabatan 6 tahun. jabatan 5 tahun. Presiden sebagai Presiden sebagai kepala Presiden sebagai kepala negara. negara dan kepala kepala negara Perdana Mentri pemeritahan dipilih dan kepala sebagai kepala langsung oleh rakyat. pemeritahan pemeritahan. dipilih langsung oleh Majelis Nasional 5. Legislatif/ Parlemen 6. Yudikatif dengan Kesatuan luas dengan 33 provinsi. Mesir Kesatuan dengan 9 26 governorates (semacam provinsi). Republik Bikameral, yaitu DPR dan DPD. Anggota DPR dan DPD menjadi anggota MPR. Bikameral terdiri atas Majelis Nasional dan Dewan Nasional Provinsi. Mahkamah Agung, badan peradilan di bawahnya, dan Mahkamah Konstitusi. Constitutional Court, Supreme Court of Appeals, High Courts, Magistrate Republik Presiden diajukan oleh Majelis Rakyat yang dikuatkan oleh referendum. Perdana Mentri ditunjuk oleh presiden. Bikameral terdiri atas Majelis Rakyat (Majelis al-Sha’b) dan Dewan Penasehat (Majelis al- RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Courts. Shura). Supreme Constitutional Court. c. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Eropa No Kategori Indonesia Inggris 1. Bentuk negara Kesatuan otonomi mempunyai provinsi. 2. Bentuk pemerintahan Republik 3. Sistem pemerintahan Presidensial untuk masa Konstitusional. jabatan 5 tahun. 4. Eksekutif Parlementer Presiden sebagai kepala untuk masa negara dan kepala jabatan 5 tahun. pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat. 5. Legislatif/ Bikameral, yaitu DPR Monarki dan DPD. Anggota konstitusional. DPR dan DPD menjadi Ratu/raja Parlemen dengan Kesatuan. luas 33 Monarki Prancis Kesatuan dengan 23 daerah (region). Republik Presidensial untuk masa jabatan 5 tahun. Presiden sebagai kepala negara dipilih langsung oleh rakyat, sedangkan perdana mentri diusulkan mayoritas Majelis Nasional dan diangkat presiden. Bikameral, yaitu Senat dan Majelis Nasional RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila anggota MPR. 6. Yudikatif sebagai kepala (national negara dan Assembly). perdana mentri sebagai kepala pemerintahan Mahkamah Agung, Bikameral badan peradilan di terdiri atas bawahnya, dan Majelis Tinggi Mahkamah Konstitusi. (House of Lord) dan Majelis Rendah (House of Commons). Supreme Court of Appeals, Constitutional Council, Council of State.. Supreme Courts of England, Wales and Northern Ireland; Scotland’s Court of Session and Court of the Justiciary.. d. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Asia No Kategori Indonesia India China 1. Bentuk negara Kesatuan otonomi mempunyai provinsi. 2. Bentuk pemerintahan Republik Sistem pemerintahan Presidensial untuk masa Parlementer untuk Presidensial jabatan 5 tahun. masa jabatan 5 dengan tahun. sistem komunis. 3. dengan Federal dengan 26 Kesatuan luas negara bagian dan 7 dengan 23 33 kesatuan teritorial. provinsi. Republik Republik RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 4 Eksekutif . 5. Legislatif/ Parlemen 6. Yudikatif Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat. Presiden sebagai kepala negara dan perdana mentri sebgai kepala pemeritahan. Bikameral, yaitu DPR dan DPD. Anggota DPR dan DPD menjadi anggota MPR. Presiden dipilih oleh anggota parlemen. Perdana menteri dipilih oleh mayoritas anggota parlemen. Mahkamah Agung, badan peradilan di bawahnya, dan Mahkamah Konstitusi. Bikameral, yaitu Dewan Negara (Rajya Sabha) dan Majelis Rakyat (Lok Sabha). Supreme Court. Presiden sebagai kepala negara. Presiden dan wakil dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional (National People’s Congress). Unikameral, yaitu National People’s Congress atau Quanquo Renmin Daibiao Dahui untuk masa 5 tahun. Supreme Peoples Court, Local Peoples Courts, Special Peoples Courts. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila e. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Asia Pasifik No Kategori Indonesia Australia Brunai Darussalam 1. Bentuk negara Kesatuan dengan Federal dan termasuk Kesatuan. otonomi luas negara mempunyai 33 persemakmuran provinsi. Inggris (Commonwealth) yang terdiri atas 6 negara bagian dan 10 teritorial. 2. Bentuk pemerintahan Republik 3. Sistem pemerintahan Presidensial untuk masa jabatan 5 Parlementer. tahun. 4. Eksekutif Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat. 5. Legislatif/ Parlemen 6. Yudikatif Republik Bikameral, yaitu DPR dan DPD. Anggota DPR dan DPD menjadi anggota MPR. Mahkamah Agung, badan peradilan di bawahnya, dan Monarki Constitutional Sultanate. Kepala Negara adalah Sultan adalah Ratu Inggris. Kepala kepala negara Pemerinta-han adalah sekaligus kepala Perdana Mentri pemerintahan. Bikameral, terdiri atas Majelis Tinggi (Senat) dan Majelis Rendah (The House of Representative) Supreme Court.. Tidak ada pemilihan, tetapi berdasarkan keturunan. Unikameral, yaitu Legislative Council or Majelis RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Mahkamah Konstitusi. Masyuarat Negeri sebagai lembaga konsultatif. Statement. VI. VII. METODE PEMBELAJARAN : Penugasan, Ceramah, Dan Tanya Jawab. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN PERTEMUAN I (PERTAMA) AWAL VIII. IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU 1. Melakukan salam 15 menit 2. Melakukan presensi dan apresiasi 3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran 4. Memberikan motivasi belajar 5. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan INTI 1. Menyampaikan materi yang akan 90 menit dicapai. 2. Memberikanmotivasi belajar 3. Menyimpulkan hasil penjelasan materi 4. Memberikan teguran kepada siswa yang kurang aktif. PENUTUP 1. Guru dan siswa melakukan refleksi 2. post tes dalam bentuk lisan 15 enit ALAT ( BAHAN ) : Spidol, White Board SUMBER BAHAN ALAT : 1. Buku pendidikan Kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh Amin Suprihatin dan Yudi Saparyanto 2. Buku buku yang relevan. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila X. PENILAIAN : 1. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan Pembelajaran 2. Penilaian efektif 3. Penilaian dalam bentuk soal uraian. Purwodadi, Mengetahui : Guru Mata Pelajaran Kepala SMK Pancasila Purwodadi (Drs. Kustadji, MM ) ( Lucky Kunnaeni, S.Pd ) RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Penilaian dalam bentuk soal uraian I NO PERTANYAAN Klasifikasikanlah bentuk 1. negara yang ada di dunia dan Indonesia menganut JAWABAN SKOR bentuk negara kesatuan dan serikat Betul Indonesia negara kesatuan bukti secara konstitusional ada pada pasal 1 1 = 35 ayat 1 UUD 1945 : Indonesia negara kesatuan yang berbentuk republik 2 = 70 yang mana dan buktikan 3 = 100 secara konstitusional ! Sebutkan 3 bentuk 2. pemerintahan republik yang anda kenal dan indonesia menganut bentuk pemerintahan yang mana bentuk pemerintahan republik absolut, konstitusional dan parlementer Indonesia menganut bentuk pemerintahan republik konstitusional karena presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang dibatasi konstitusi (UUD 1945) bukti secara konstitusional ada pada pasal 1 ayat 1 UUD 1945 : Indonesia negara kesatuan yang berbentuk republik Betul 1 = 35 2 = 70 3 = 100 dan buktikanlah secara konstitusional ! 3. Bandingkanlah bentuk Unsur Indo Mesir Inggris India China dan sistem pemerintahan B.Neg. Kes Kes Kes Fed Kes B.Pem. Rep Rep Mon.K Rep Rep Pres Parl Parl Pres dari negara Indonesia, Betul 1 = 35 Sis.Pem Pres 2 = 70 Mesir, Inggris, India dan 3 = 100 China ! Jumlah skor yang diperoleh siswa Nilai = X 100 Jumlah skor maksimal RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII SEMESTER : GENAP ALOKASI WAKTU : 3 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan ) I. STANDAR KOMPETENSI :3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat Demokrasi. II. KOMPETENSI DASAR : 3.1 mendiskripsikan pengertian, fungsi peran serta Perkembangan pers di Indonesia. III. INDIKATOR : 1. Menguraiakan pengertian, fungsi, pers dalam masyarakrt yang demokratis. 2. mendiskripsikan perkembangan pers di Indonesia 3. Menguraikan peranan pers dalam masyarakat Demokratis IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Pertemuan I : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian fungsi pers dalam masyarakat demokratis. 2. Siswa dapat menjelaskan perkembangan pers di Indonesia 3. Siswa dapat menyebutkan peranan pers dalam masyarakat demokratis. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila V. MATERI PEMBELAJARAN Menurut UU No 40 Tahun 1999 pers adalah lembaga social dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliput : mencarai, memperoleh, memiliki, menyiapkan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan,suara, gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. Fungsi pers menurut UU No 40 Tahun 1999 pasal 3 bahwa pers berfungsi sebagai media informasi pendidikan hiburan dan control social selain itu juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sedangkan menurut Harold D lasswell dan charless wirght 4 fungsi social media massa yaitu : 1. Pengamatan social ( soaial surveillance ) 2. Korelasi social ( Sosial correlation ) 3. Sosialisasi ( socialization ) 4. Hiburan ( Entertainment ) Perkembangan Pers di Indonesia : 1. Pada masa orde lama Sejarah perjuangan pers sudah dimulai sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Bahkan detik – detik proklamasi dikumandangkan keseluruh dunia juga oleh pers. 2. Pada masa orde baru Setelah peristiwa G 30 S PKI gagal dan bangkitnya Orde Baru, terjadi reaksi terhadap system pers yaitu dengan munculnya gerakan yang ingin mengembalikan kebebasan pers. 3. Pada masa era reformasi Mundurnya presiden Suharto 21 mei 1998 dijadikan tanda berakhirnya era orde baru. Dalam negara demokratis yang sedang membangun pers menjadi mitra pemerintah untuk forum dialog antara pemerintah dan rakyat dalam pengambilan kebijakan memecahkan masalah – masalah pembangunan serta menyebarluaskan informasi berbagai inovasi yang bermanfaat bagi pembangunan menyejahterakan rakyat. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila VI. VII. METODE : Ceramah, Tanya Jwab, Pemberian Tugas. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan Awal 1. 2. 3. 4. 5. Inti Penutup VIII. IX. ALAT ( BAHAN ) Waktu 15 Menit 90 Menit 15 Menit : Spidol, White board SUMBER BELAJAR - X. 1. 2. 3. 4. 1. 2. Kegiatan Pembelajaran Melakukan slam Melakukan presensi dan apresiasi Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi belajar Melakukan apersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan Menyampaikan materi yang akan dicapai Memberikan penjelasan materi dan Tanya jawab Menyimpukan hasil penjelasan materi Memberikan teguran kepada siswa yang tidak aktif Guru dan siswa melakukan referensi Post dalam bentuk lisan Buku Pendidikan Kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh Amin Suprihatin dan Yudi suparyanto Buku – buku lain yang relevan. PENILAIAN - Penilaian kognitif, guru melakukan post tes - Penilaian dalam bentuk soal pilihan ganda dan uraian (terlampir) Purwodadi, Mengetahui : Guru Mata Pelajaran Kepala SMK Pancasila Purwodadi (Drs. Kustadji, MM ) ( Lucky Kunnaeni, S.Pd ) RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila LATIHAN SOAL – SOAL I. JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG BENAR ! 1. Norma atau asas yang diterima oleh insane jurnalistik dan insane pers yangdijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan jurnalistik disebut …. 2. a. Etika peliput berita d. etika wartawan b. Kode etik jurnalistik e. etika pencari berita c. Kode etik wartawan Rambu rambu mengenai apa yang semestinya dilakukan atau tidak dilakukan dalam kerja jurnalitik disebut … 3. a. Kode etik pers d. kode etik penyiaran b. Kode etik jurnalistik e. undang – undang pers c. Undang – undang penyiaran Seringnya pers membuat /menayangkan pornografi, akan membawa damapak negative yaitu membahayakan…. 4. a. Moral masyarakat d. organisasi pers b. Bangsa dan negara e. hilangnya kepercayaan c. Lembagan masyarakat Wartawan Indonesia dalam pemberitan peristiwa yang diduga menyangkut pelanggaran hokum atau proses peradilan harus menghormati … 5. a. Asas praduga tak bersalah d. keputusan hakim b. Tersangka e. asas berlakunya hukum c. Proses peradilan Dampak dari banyaknya pers menampilkan peristiwa kejahatan secara gambling dan mendetail dapat mendorong generasi muda untuk melakukan tindakan … 6. a. Asusila d. kriminal b. Pornografi e. normatif c. aspiratif Untuk melaksanakan pembinaan kehidupan pers yang bebas dan bertanggung jwab telah dibentuk lembaga khusus yaitu … RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 7. a. Dewan pers d. persatuan wartawan Indonesia b. Aliansi jurnalistik independen e. dewan kehormatan pers c. Dewan pengawas pers Dalam pemberitaan tentang kejahatan susila wartawan dilarang menyebutkan nama dan identitas korban hal ini tertuang dalam kode etik jurnalistik pasal … 8. 9. a. 11 d. 9 b. 12 e. 10 c. 8 Kebebasan yang dikembangkan di Indonesia adalah … a. Pers yang bebas dan bertanggung jawab d. pers yang dibatasi kebebasannya b. Kebebasan pers yang mutlak e. kebebasan pers yang luwes c. Kebebasan pers yang seluas luasnya Dalam pemberitaan yang tidak menyebutkan nama dan identitas narasumber kecuali ada permintaan dari yang bersangkutan, maka tanggung jawab ada pada … 10. a. Persatuan wartawan Indonesia d. bagian redaksi b. Bagian pemberitaan e. wartawan yang bersangkutan c. Narasumber Menyajika untuk dapat dipertanggungjawabkan sesuai pasal 12 kode etik jurnalistik telah mengatur agar pers … 11. a. Meneliti kebenaran bahan berita d. memperhatikan sumber berita b. Memperhatikan bahan berita e. mencari berita yang mudah didapat c. Menyampaikan berita aktual Semua bentuk pemberian berupa uang dan atau fasilitas lain yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi jurnalistik dalam bentuk kerja jurnalistik disebut … 12. a. Hadiah d. pelicin b. Upeti e. sogokan c. bonus Selain pemerintajhan RI pernah dikeluarkan UU pers misalnya pada masa orde baru berlaku … a. UU No. 7 Tahun 1966 d. UU No. 9 Tahun 1966 b. UU No. 8 Tahun 1966 e. UU No. 10 Tahun 1966 RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila c. 13. UU No. Tahun 1966 Dewan pers sebagai lembaga yang mandiri mempunyai tugas dan tanggung jawab, adapun tugas dan tanggung jawab nya adalah … 14. 15. a. Mendukung pers yang bebas dan bertanggung jawab b. Mendidik pers yang bebas dan bertanggung jawab c. Membina kehidupan pers yang bebas dan bertanggung jawab d. Mengarahkan pers yang bebas dan bertanggung jawab e. Mengontrol dan mengendalikan pers yang bebas dan bertanggung jawab Untuk dapat menegakkan supremasi hokum diperlukan … a. Penegakan hokum b. Perlindungan hokum dan penegakan sanksi hokum c. Sosialisasi aturan hokum dan peraturan perundangan d. Pengawasan terhadap aturan – aturan hokum e. Pengayoman hukum Yang bukan merupakan kode etik AJI adalah … a. Jurnalistik hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya b. Jurnalistik menghormati privasi kecuali hal – hal itu bias merugikan masyarakat c. Jurnalistik tidak dibenarkan menjiplak d. Jurnalistik meneliti kebenaran berita e. Jurnalistik menghindari fitnah dan pencemaran nama baik II. JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN JELAS DAN BENAR! 1. Mengapa dalam pemberitaan yang berkaitan dengan pelanggaran hokum wartawan harus menghormati asas praduga tak bersalah. 2. Jelaskan upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengendalikan agar pers tidak terlalu bebas atau kebebasan yang berlebihan 3. Jelaskan Fungsi dewan pers sebagai Pembina pers nasional. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII SEMESTER : GENAP ALOKASI WAKTU : 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan ) I. STANDAR KOMPETENSI :3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat Demokrasi. II. KOMPETENSI DASAR : 3.2 Menganalisis pers yang bebas dan bertanggungjawab Sesuai kode etik jurnalistik dalam masyarakat Demokrasi di Indonesia. III. INDIKATOR : 1. Menguraiakan pengertian, kode etik jurnalistik 2. Menganalisis kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokarasi di Indonesia 3. menunjuka contoh – contoh penyimpangan kode etik Jurnalistik dari berbagai media. 4. Menguraiakan upaya pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers. IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Pertemuan I : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kode etik jurnalistik 2. Siswa dapat menjelaskan kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di indonesia 3. Siswa dapat menyebutkan contoh – contoh penyimpangan kode etik jurnalistik di berbagai media RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 4. Siswa dapat menjelaskan upaya pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers. V. MATERI PEMBELAJARAN Pertemuan I Dalam melaksanakan fungsi dan perannya yang strategis pers melalui organisasi persatuan wartawan Indonesia (PWI). Telah menetapkan kode etik kewartawanan. Kode etik semacam ini sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Dimana organisasi yang mewadahinya adalah persatuan Djurnalistik Indonesia (PERDI) kode etik PWI adalah Sbb : 1. Menyajikan berita secara berimbang dan adil mengutamakan kecermatan dan kecepatan serta tidak mencampuradukan fakta dan opini. 2. Menghormati dan menjujung tinggi kehidupan pribadi dengan tidak menyiarkan berita, tulisan atau gambar yang merugikan nama baik atau perasaan susila, seseorang kecuali menyangkut kepentingan umum. 3. Pemeberitaan peristiwa yang diduga menyangkut pelanggaran hokum adan atau proses peradilan harus menghormati asaz praduga tak bersalah, prinsip adil, jujur, dan penyajian berimbang. 4. Memberitakan kejahatan susila tidak menyebutkan nama dan identitas korban. 5. Menuliskan judul yang mencerminkan isi berita. 6. Menempuh cara sopan dan terhormat untuk memperoleh bahan berita, gambar, atau tulisan yang selalu menyatakan identitasnya kepada sumber berita 7. Dengan kesadaran sendiri secepatnya mencabut atau meralat setiap pemberitaan yang kemudian tidak akurat dan memberikan kesempatan hak jawab secara proposianal kepada sumber dan atau obyek berita. 8. Meneliti kebenaran bahan berita dan memperhatikan kredibilitasnya serta kompetensi sumber berita. 9. Tidak melakukan tindakan plagiat, tidak mengutipberita, tulisan, atau gambar tanpa menyebut sumbernya. 10. Harus menyebut sumber berita kecuali atas permintaan yang bersangkutan untuk tidak disebut nama dan identitanya sepanjang menyangkut fakta dan data bukan opini. 11. Menghormati ketentuan embargo bahan latar belakang dan tidak menyiarkan informasi oleh sumber berita tidak dimasukan sebagai bahan brita serta atas kesepakatan dengan sumber berita tidak menyiarkan keterangan off the record. 12. Mengakui bahwa pengawasan dan penetapan sanksi pelanggaran kode etik jurnalistik ini sepenuhnya hak organisasi dari PWI dan dilaksanakan oleh Dewan Kehormatan PWI. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Dalam upaya pelaksanaan kode etik jurnalistik dan kebebasan pers yang bertanggung jawab, maka masyarakat / warga Negara dapat berperan serta untuk memantau dan melaporkan apabila pemberitaan yang dilakukan oleh pers melanggar hokum dan etika. Fungsi Dewan Pers : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik Menetapkan dan mengawasi dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers Mengembangkan komunikasi antara pers masyarakat dan pemerintah Memfasilitasi organisai – organisasi pers dalam menyusun persatuan – persatuan dibidang pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan Mendata perusahaan pers. Pertemuan Ke II Contoh – contoh penyimpangan kode etik jurnalistik 1. 2. 3. 4. 5. Penyiaran berita yang tidak memenuhi kode etik jurnalistik Peradilan oleh pers Membentuk opini yang menyesatkan Bentuk tulisan yang provokatif Pelanggaran terhadap ketentuan undang – undang hokum pidana. Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa sangat berpengaruh dalam kehidupan kita, karena media massa cetak maupun elektronik senantiasa hadir dikehidupan kita dan selalu dinantikan kehadirannya oleh pembaca atau pemirsa. Penyalahgunaan kebebasan penyampaian pendapat di media massa dapat juga merugikan kepentingan negara, terlebih lagi jika yang disampaikan merupakan tulisan yang tidak berdasarkan fakta yang benar. Hal semacam ini akan menimbulkan dampak antara lain : 1. 2. 3. VI. Tingkat kepercayaan terhadap pemerintah berkurang karena tidak percaya terhadap pemerintah . masyarakat bersikap apatis acuh tak acuh terhadap berbagai program pemerintah. Akibatnya lebih lanjut adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam pembagunan, menjaga keamanan dll. Kepercayaan luar negeri luntur Timbulnya pergesekan hubungan antara pers dengan institusi tertentu. METODE : Ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemberian tugas. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila VII. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU Pertemuan I Awal 1. 2. 3. 4. 5. Inti EKSPLORASI 90 Menit 1. Informasi terkini perkembangan kebebasan pers di Indonesia 2. Memfasilitasi pembentukan kelompok 3. Kelompok membahas permasalahan berdasarkan kajian materi 4. Merangkum kajian materi ELABORASI 1. Diskusi kelas dengan tema penyimpangan kode etik jurnalistik yang terjadi di Indonesia 2. Membuat laporan 3. Tiap kelompok secara bergilir menyajikan hasil diskusi dengan ditanggapi kelompok lain KONFIRMASI 1. Mengklarifasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan 2. Menyimpulkan hasil diskusi dibawah bimbingan guru 3. Member teguran pada kelompok yang kurang aktif 1. Guru dan siswa menyampaikan refleksi 15 Menit 2. Post tes dalam bentuk lesan Penutup Melakukan salam 15 Menit Melakukan presensi dan apresiasi Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi belajar Melakukan apersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan 6. Menyampaikantopik diskusi PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU Pertemuan II Awal 1. 2. 3. 4. 5. Melakukan salam 15 Menit Melakukan presensi dan apresiasi Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi belajar Melakukan apersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan Inti 1. Menyampaikan materi kompetensi yang hendak 90 Menit dicapai 2. Memberikan penjelasan materi dan Tanya jawab RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 3. Menyimpulkan hasil penjelasan materi 4. Memberi teguran pada siswa yang tidak aktif Penutup 1. Guru dan siswa menyampaikan refleksi 2. Post tes dalam bentuk lesan VIII. ALAT DAN BAHAN : Spidol, White Board IX. SUMBER BELAJAR : 15 Menit 1. Buku pendidikan kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh Amini Suprihatin dan Yudi Suparyanto. 2. Buku – Buku lain yang relevan X. PENILAIAN : 1. Penilaian kognitif, Guru melakukan Post Tes. 2. Penilaian dalam bentuk soal Uraian Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini ! 1. 2. 3. 4. 5. Sebutkan peranan pers menurut UU No. 40 Tahun 1999! Sebutkan lima contoh penyimpangan kode etik jurnalistik! Sebutkan hal – hal yang perlu ditolak sehubungan dengan pemberitaan / periklanan! Sebutkan lima kode etik jurnalistik yang kamu ketahui ! Jelaskan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa yang anda ketahui! Mengetahui : Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PKn Drs. Kustadji, MM NIP : --- Lucky Kunnaeni, S.Pd NIP : --- RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII SEMESTER : GENAP ALOKASI WAKTU : 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan ) I. STANDAR KOMPETENSI :3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat Demokrasi. II. KOMPETENSI DASAR : 3.3 Mengevaluasi kebebasan pers dan dampak Penyalahgunan kebebasan media massa dalam Masyarakat demokrasi di Indonesia. III. INDIKATOR : 1. Menguraiakan manfaat pers dalam kehidupan masyarakat demokratis di Indonesia. 2. Menunjukan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa / pers. IV. TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat menjelaskan manfaat pers dalam kehidupan masyarakat demokratis di Indonesia 2. Siswa dapat mengevaluasi kebebasan pers dan media massa dalam masyarakat demokrasi di Indonesia. V. MATERI PEMBELAJARAN Pertemuan I Pemanfaatan media massa dalam kehidupan sehari – hari untuk setiap pemirsa atau pembaca berbeda – beda. Perbedaan ini sangat tergantung pada minat dan kebutuhan serta profesi setiap orang. Secara umum pemanfaatan media massa dalam kehidupan sehari – hari misalnya : 1. Untuk hiburan RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 2. Untuk mengekspresikan keluhan – keluhan tentang berbagai masalah public 3. Bias memanfaatkan untuk beriklan 4. Untuk memperoleh informasi terkini dalam bernagai bidang kehidupan. Pertemuan Ke II Kehadiran media massa senantiasa menimbulkan kontradiksi adanya sikap kontradiksi dari media massa misalnya pada suatu sisi berita berita yang ditulis merupakan informasi yang actual dan sangat diperlukan. Namun pada sisi lain pemberitaan sering menimbulkan keresahan dan berbau provokasi. Dampak positif dari kebebasan media melalui para jurnalisnya dapat dirasakan peranannya dalam proses demokrasi melalui laporan – laporan. Dampak negative pers terutama apabila film, pemberitaan / foto / cover dalam media jurnalistik menurus pornografi. Sedangkan yang dikategorikan sebagai pers preman seperti yang dikemukakan pengamat pers Zaini Abar atau ada yang memberikan istilah lain sebagai jurnalistik preman memiliki indikasi sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. VI. VII. Bahan baku reportase adalah kegiatan preman yang menyimpang dari norma social Nilai berita yang dianut adalah yang mengandung konflik sadism dan seks. Nilai berita yang dianut adalah vulgar, emosional, dan sensasional. Sumber informasinya adalah aparat keamanan Berita yang disiarkan merangsang preman untuk melakukan kejahatan. METODE : Ceramah, Tanya Jawab, Pemberian Tugas, Diskusi LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU Pertemuan I Awal 1. 2. 3. 4. 5. Melakukan salam 15 Menit Melakukan presensi dan apresiasi Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi belajar Melakukan apersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan 6. Menyampaikantopik diskusi Inti EKSPLORASI 90 Menit 1. Informasi terkini manfaat media massa dalam kehidupan sehari – hari 2. Memfasilitasi pembentukan kelompok diskusi 3. Kelompok membahas permasalahan berdasarkan RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila kajian materi pembelajaran “manfaat media massa dalam kehidupan sehari – hari “ 4. Merangkum hasil kajian materi ELABORASI 1. Diskusi dengan tema manfaat pers bagi masyarakat 2. Membuat laporan 3. Tiap kelompok secara bergilir menyajikan hasil diskusi dengan waktu yang telah disepakati 4. Menanggapi pertanyaan dari kelompok lain Penutup KONFIRMASI 1. Mengklarifasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan 2. Menyimpulkan hasil diskusi dibawah bimbingan guru 3. Memberikan apresiasi pada kelompok yang aktif 4. Memberi teguran pada kelompok yang kurang aktif 1. Guru dan siswa menyampaikan refleksi 15 Menit 2. Post tes dalam bentuk lesan 3. Penugasan Siswa Penugasan mandiri tidak berstruktur : membawa surat kabar. PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Melakukan salam Melakukan presensi dan apresiasi Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi belajar WAKTU Pertemuan II Awal 1. 2. 3. 4. 15 Menit Inti 1. Menyampaikan materi tentang kebebasan pers dan 90 Menit dampak penyalahgunaannya. 2. Memberikan Tanya jawab 3. Menjelaskan hal hal yang berkaitan dengan materi yang di tanyakan siswa 4. Memberikan contoh contoh dalam masyarakat kebebasan pers 5. Memberi teguran pada siswa yang tidak aktif Penutup 1. Guru dan siswa menyampaikan refleksi 2. Post tes dalam bentuk lesan 3. Penugasan siswa Tugas berstruktur mengerjakan soal latihan dirumah 15 Menit RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila VIII. IX. ALAT ( BAHAN ) : Spidol, white board, koran SUMBER BELAJAR : 1. Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XII SMK Oleh Amin Suprihatin dan Yudi Suparyanto 2. UU No 40 / 1999 3. Buku – buku yang relevan X. PENILAIAN : 1. Penilaian kognitif, Guru melakukan post test 2. Penilaian dalam bentuk soal uraian Jawablah pertanyaan dibawan ini : 1. 2. 3. 4. Sebutkan manfaat media massa dalam kehidupan sehari – hari Sebutkan peranan pers menurut UU No. 40 Tahun 1999 Salah satu manfaat media massa adalah untuk hiburan berikan 5 contohnya Jelaskan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa yang andaketahui? Mengetahui : Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PKn Drs. Kustadji, MM NIP : --- Lucky Kunnaeni, S.Pd NIP : --- RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila PROGRAM TAHUNAN Satuan Pendidikan : SMK PANCASILA PURWODADI Semester 1 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : XII/2 Tahun Ajaran : 2011/2012 No Materi Pokok/Kompetensi Dasar 1. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka - Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka - Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan - Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka 2. Sistem pemerintahan - Menangalisis sistem pemerintahan di berbagai negara - Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia - Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia dengan negara lain Jumlah 2 3. - - Ket 15 JP 30 JP Peranan Pers dalam Masyarakat Demokratis - Alokasi Waktu 15 JP 15 JP Mendeskripsikan pengertian, fungsi, dan peranan serta perkembangan pers di Indonesia Menganalisis pers yang bebas dan bertanggung jawab sesuai kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia Mengevaluasi kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat demokratis di Indonesia Globalisasi - - - Mendeskripsikan proses, aspek, dan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia 15 JP Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan negara RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Indonesia 4. - Mempresentasikan tulisan tentang pengaruh globalisasi terhadap bangsa dan negara Indonesia RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII SEMESTER : GENAP ALOKASI WAKTU : 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan ) I. II. STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR :4. Mengevaluasi dampak globalisasi : 4.1 Mendiskripsikan proses, aspek, dan damapak Globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan Bernegara. III. INDIKATOR : 1. Mengemukakan proses globalisasi 2. Mendiskripsikan aspek globalisasi 3. Mendiskripsikan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara IV. TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian globalisasi 2. Siswa dapat menyebutkan proses globalisasi 3. Siswa dapat menjelaskan aspek – aspek globalisasi 4. Siswa dapat menyebutkan dampak – dampak globalisasi V. MATERI PEMBELAJARAN Pertemuan I Kata globalisasi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “ Globalization “ yang berasal dari dua kata yaitu Globe ( Bumi atau dunia ) dan Ization ( Proses ) jadi dari sisi etimologi, Globalisasi dapat dipahami sebagai proses mendunia. Menurut Selo RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Sumarjan : Globalisasi adalah : Suatu proses terbentunya system organisasi dan komunikasi antar masyarakat diseluruh dunia. Sebagai makhuk individu sekaligus makluk social manusia mempunyai kebutuhan akan berbagai hal misalnya kebutuhan konsumsi, keamanan, informasi, pelayanan public, dan kebutuhan berinteraksi social. Sebagai warga sebuah komunitas, seseorang tentu akan saling bergantung dengan komunitas dimana ia tinggal dalam memenuhi kebutuhannya. Globalisasi sebagai sebuah proses dapat dipahami dengan dua sudut pandang yaitu : 1. Globalisasi dipahami sebagai proses terbukanya cakrawala pandang warga dunia akan kebutuhan dan keniscayaan hubungan dimana mereka, dengan tidak lagi tersekat oleh batas – batas negara ataupun territorial. 2. Globalisasi sebagai terbukanya proses social, ekonomi, dan politik dikalangan warga dunia untuk berhubungan diantara mereka. Pada sudut pandang yang kedua seseorang sebagai pribadi maupun negara sebagai satu kesatuan komunitas atas nama kepentingan warganya dapat berbuat dihadapan warga atau negara lain. Secara umum globalisasi terimplikasi pada hamper semua aspek kehidupan manusia. Dalam proses globalisasi ada beberapa saluran yang harus dilalui diantaranya : 1. Lembaga – lembaga internasional yang mengatur peraturan – peraturan internasional. 2. Lembaga – lembaga kenegaraan, baik dalam hubungan diplomatic secara bilateral maupun regional. 3. Lembaga – lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan 4. Lembaga – lembaga keagamaan 5. Lembaga – lembaga perniagaan dan industry internasional 6. Saluran – saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional 7. Turisme / wisata mancanegara Aspek – aspek Globalisasi : 1. Aspek positif - Meningkatkan penegakan hokum dan pendewasaan demokrasi - Meningkatkan kedewasaan dan kemandirian partai politik - Meningkatkan perlindungan HAM - Meningkatnya kwalitas produksi, sehingga dapat bersaing dipasar internasional - Meningkatnya kepribadian sikap hidup dan pola piker sehingga tidak mudah terpengaruh budaya negative - Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi komunikasi dan transporttasi RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila - Meningkatnya pendapatan masyarakat Meningkatnya budaya disiplin dan etos kerja Meningkatnya kewaspadaan dan ketahanan nasional LSM atau negara lain seakin kristis menyoroti persoalan – persoalan lingkungan suatu negara. 2. Aspek negative - Terjadinya kesenjangan ekonomi - Menimbulkan euporia politik - Menimbulkan pola hidup Gesselschaft - Semakin menurunnya sumber daya alam yang vital - Kadar dan kwalitas kejahatan semakin canggih - Menimbulkan bahaya yang mengancap nilai kemanusiaaan Pertemuan Ke II Bangsa Indonesia seperti halnya bangsa lain dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindar dari arus derasnya kompleksitas perubahan sebagai akibat canggihnya teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi. Beberapa dampak globalisasi yang melanda bangsa dan negara Indonesia antara lain : 1. Bidang Politik - Penyebaran nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang mengabaikan kepentingan umum. - Semakin lunturnya nilai – nilai politik yang berdasarkan semangat kekluargaan, musyawarah mufakat - Semakin menguatnya nilai – nilai politik yang berdasarkan semangat individualitas kelompok dan oposisi. - Transparansi, akuntabilitas dan profesionalisme dalampenyelenggaraan pemerintahan semakin mendapat sorotan dari organisasi non pemerintah, LSM yang menjadi kepentingan tertentu. 2. Bidang Ekonomi - Berlakunya The Surival Of The Fittset - Pemerintahan hanya berperan sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang meknismenya akan ditentukan oleh pasar. - Sector – sector ekonomi rakyat yang deberikan subdisi semakin berkurang koperasi semakin sukit berkembang - Kompetisi produk dan harga semakin tinggi sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin selektif. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 3. Bidang Sosial Budaya - Mudahnya nilai – nilai barat masuk baik melalui internet, televise maupun media cetak. - Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai – nilai budaya local yang melahirkan gaya hidup individualistic - Semakin lunturnya semangat gotong royong - Semakin memudarnya nilai – nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bermegara. 4. Bidang Hukum Pertahanan dan Keamanan - Semakinmenguatnya supremasi hokum - Menguatnya regulasi hokum dan pembuatan peraturan per undang – undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak. - Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas – tugas penegak hokum. - Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas penjaga keamanan, kedaulatan dan ketertiban Negara yang professional. - Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan dan ketertiban negara semakin berkurang karena sudah menjadi tanggungjawab tentara dan polisi. VI. VII. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU Pertemuan I Awal 1. 2. 3. 4. 15 Menit Inti EKSPLORASI 90 Menit 1. Informasi terkini tentang globalisasi berdasarkan pemberitaan media cetak 2. Menjelaskan pengertian globalisasi 3. Menjelaskan proses – proses globalisasi 4. Memberikan pertanyaan 5. Membuat kesimpulan dari materi yang telah di sampaikan 6. Memberi teguran pada kelompok yang kurang aktif 1. Guru dan siswa menyampaikan refleksi 15 Menit 2. Post tes dalam bentuk lesan 3. Penugasan Siswa Penutup Melakukan salam Melakukan presensi dan apresiasi Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi belajar RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Penugasan mandiri berstruktur : mengerjaka soal latihan di rumah PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Awal 1. 2. 3. 4. 5. Inti 1. Memfasilitasi pembentukan kelompok diskusi 90 Menit 2. Kelompok membahas permasalahan berdasarkan kajian meteri dari buku sumber dan merangkumnya 3. Diskusi kelas dengan tema “ Dampak globalisasi dalam kehidupan sehari – hari 4. Tiap kelompok menyajikan tugasnya secara bergilir dengan waktu yang telah ditentukan 5. Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain diberikan tanggapan 6. Mengklarifikasi hasil diskusi bilaterjadi kesalahan 7. Menyimpulkan hasil diskusi dibawah bimbingan guru 1. Guru melakukan refleksi 15 Menit 2. Post tes dalam bentuk lesan Penutup VIII. IX. WAKTU Melakukan salam 15 Menit Melakukan presensi dan apresiasi Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi belajar Melakukan apresepsi terhadap meteri pembelajaran yang akan dikerjakan 6. Menyampaikan topic diskusi ALAT / BAHAN PEMBELAJARAN : Spidol, white board SUMBER BELAJAR 1. Buku Pendidikan kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh Amin Suprihatin dan Yudi Suparyanto 2. Buku – Buku yang relevan X. PENILAIAN 1. Penilaian kognitif Guru melakukan post tes dalam penilaian ini mengutamkan penilaian dalam bentuk tugas 2. Penilaian dalam bentuk soal uraian RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini : 1. 2. 3. 4. 5. Apakah globalisasi menurut Wikipedia encyclopedia Sebutkan dampak – dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Jelaskan pengertian sekulerisme dan ekstrimisme Sebutkan aspek positif globalisasi Berikan sedikit gambaran tentang proses globalisasi dibidang budaya. Mengetahui : Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PKn Drs. Kustadji, MM NIP : --- Lucky Kunnaeni, S.Pd NIP : --- RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII SEMESTER : GENAP ALOKASI WAKTU : 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan ) I. II. STANDAR KOMPETENSI :4. Mengevaluasi dampak globalisasi KOMPETENSI DASAR : 4.1 Mendiskripsikan proses, aspek, dan damapak Globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan Bernegara. III. INDIKATOR : 1. Mendiskripsikan pengaruh globalisasi terhadap Kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Menunjukan contoh pengaruh budaya lain yang Dirasakan oleh bangsa Indonesia sebagai dampak globalisasi IV. TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat menjelaskan pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Siswa dapat menunjukan contoh pengaruh negara lain yang dirasakan oleh bangsa indonesia V. MATERI PEMBELAJARAN Globalisasi yang melanda dunia dewasa ini akan memiliki berbagai kecenderungan yang berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara lebih – lebih terhadap negara yang sedang berkembang. Kecenderungan itu antara lain : 1. Budaya yang bersifat material RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila 2. 3. 4. 5. Budaya yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi Goncangan budaya Kesenjangan kebudayaan Memperkaya unsure – unsure kebudayaan bangsa Globalisasi juga memberikan dorongan yang besar bagi kondisi demokrasi dibanyak negara. Adanya pertukaran wacana dan perkembangan gerakan prodemokrasi secara transnasional seperti gerakan feminis, lingkungan dan HAM, mendorong iklim demokratisasi lingkungan dan negara yang sebelumnya dikelola secara otoriter. Hal ini menunjukan bahwa demokrasi merupakan tuntutan masyarakat global. VI. VII. PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya Jawab LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU Pertemuan I Awal 1. 2. 3. 4. Melakukan salam Melakukan presensi dan apresiasi Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi belajar 15 Menit Inti 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. Menyiapkan materi yang hendak dicapai 90 Menit Menjelaskan materi Memberikan pertanyaan Menyimpulkan materi yang telah disampaikan Guru dan siswa menyampaikan refleksi 15 Menit Post tes dalam bentuk lesan Penugasan Siswa Penugasan mandiri berstruktur : mengerjaka soal latihan di rumah Penutup VIII. IX. ALAT / BAHAN PEMBELAJARAN : Spidol, white board SUMBER BELAJAR 1. Buku Pendidikan kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh Amin Suprihatin dan Yudi Suparyanto 2. Buku – Buku yang relevan RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila X. PENILAIAN 1. Penilaian kognitif Guru melakukan post tes dalam penilaian ini mengutamkan penilaian dalam bentuk tugas 2. Penilaian dalam bentuk soal uraian Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini : 1. 2. 3. 4. Sebutkan pengaruh Globalisasi dibidang keamanan Sebutkan pengaruh globalisasi dibidang social budaya Jelaskan kesenjangan budaya yang diakibatkan pengaruh globalisasi Jelaskan pengaruh globalisasi dibidang ekonomi Mengetahui : Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PKn Drs. Kustadji, MM NIP : --- Lucky Kunnaeni, S.Pd NIP : --- RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII SEMESTER : GENAP ALOKASI WAKTU : 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan ) I. II. STANDAR KOMPETENSI :4. Mengevaluasi dampak globalisasi KOMPETENSI DASAR : 4.1 Mendiskripsikan proses, aspek, dan damapak Globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan Bernegara. III. INDIKATOR : 1. Menentuka posisi terhadap implikasi globalisasi dalam Kehidupan berbangsa dan bernegara 2. menunjukan sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi IV. TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat menjelaskan posisi terhadap implikasi globalisasi 2. Siswa dapat menunjukan contoh – contoh sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi V. MATERI PEMBELAJARAN Arah dan kebijakan yang perlu diterapkan untuk menghadapi implikasi globalisasi adalah : 1. Dibidang ekonomi 2. Bidang politik 3. Bidang seni budaya 4. Bidang Agama 5. Bidang pendidikan RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Globalisasi akan berpengaruh terhadap kehidupan manusia diberbagai lingkungan yakni perubahan social budaya yang memungkinkan rakyat hidup lebih layak. Hal ini dapat terwujud jika manusia mau berpola hidup modern. Bangsa Indonesia harus selalu bersikap selektif terhadap pengaruh – pengaruh Globalisasi, menerima pengaruh globalisasi tanpa kehilangan jati diri bangsa. Adapun cara – cara yang dilakukan untuk menyeleksi dan menyaring nilai – nilai budaya asing yang masuk antara lain : 1. 2. 3. 4. VI. VII. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Setia mengamalkan pancasila Mengembangkan sifat kekeluargaan dan kegotongroyongan Mengkaji dan mengembangkan seni budaya dan norma yang baik dan berlaku dalam masyarakat. PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya Jawab LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU Pertemuan I Awal 1. 2. 3. 4. Melakukan salam Melakukan presensi dan apresiasi Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi belajar 15 Menit Inti 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. Menyiapkan materi yang hendak dicapai Menjelaskan materi Member teguran kepada siswa yang tidak aktif Menyimpulkan materi yang telah disampaikan Guru dan siswa menyampaikan refleksi Post tes dalam bentuk lesan Memberikan tugas 90 Menit Penutup VIII. IX. 15 Menit ALAT / BAHAN PEMBELAJARAN : Spidol, white board SUMBER BELAJAR : 1. Buku Pendidikan kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh Amin Suprihatin dan Yudi Suparyanto 2. Buku – Buku yang relevan RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila X. PENILAIAN 1. Nontes yaitu performancetes ( Tugas Kelompok Dan Pengamatan ) 2. Penilaian dalam bentuk soal uraian Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini : 1. Jelaskan pengertian modern 2. Bagaimana ciri – ciri manusia modern 3. Bagaimana cara yang dilakukan untuk menyaring nilai – nilai budaya yang masuk ke Indonesia 4. Sebutkan empat factor yang menghambat pembangunan nasional. Mengetahui : Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PKn Drs. Kustadji, MM NIP : --- Lucky Kunnaeni, S.Pd NIP : --- RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn ) KELAS / PROG. STUDI : XII SEMESTER : GENAP ALOKASI WAKTU : 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan ) I. II. STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR :4. Mengevaluasi dampak globalisasi : 4.4 mempresentasikan tulisan tentang pengaruh Globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan Bernegara. III. INDIKATOR : 1. Meresensi tulisan tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 2. Membuat karya tulis tentang pengaruh globalisasi 3. Mempresentasikan tulisan tentang pengaruh globalisasi IV. TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat meresensi tulisan tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Membuat karya tulis tentang pengaruh globalisasi 3. Mempresentasikan tulisan tentang pengaruh globalisasi. V. MATERI PEMBELAJARAN Untuk dapat meresensi tulisan tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan, terlebih dahulu harus mengetahui pengertian resensi. Resensi artinya pertimbangan atau pembicaraan buku dengan demikian meresensi tulisan tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan berarti memberikan pertimbangan tentang tulisan yang berisi pengaruh globalisasi dalam kehidupan. RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menyusun suatu resensi : 1. Mencatat identitas buku yang meliputi : Judul buku, pengarang, penerbit, kota terbit, tahun terbit, jumlah halaman, dan Harga buku ( kalau ada ) 2. Mencatat gambaran umum isi buku kepenegaraan dan ikhtiar buku 3. Mengungkapkan kelebihan dan kekurangan buku 4. Memberikan kesimpulan dan saran 5. Menulis resensi dengan memperhatikan kelengkapan unsure – unsure resensi Persyaratan umum karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut : 1. Karya tulis harus logis, sebuah karya tulis dapat disebut logis bila keterangan dan penjelasan yang disampaikan dapat diperiksa kebenarannya 2. Karya tulis harus sistematis. Karya tulis dikatakan sistematis bila disampaikan dalam stuan – satuan yang berurutan dan saling berhubungan. 3. Karya tulis harus lugas. Karya tulis disebut lugas bila keterangan – keterangannya disajikan dalam bahasa yang langsung menuju persoalan, tidak berbelit – belit. Empat langkah penulisan karya ilmiah : 1. 2. 3. 4. Rumusan masalah Pengembangan hipotesis Pengumuman dan analisa Pengujian hipotesis Persyaratan lain yang sebaiknya juga diperhatikan adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Retorikan Praragraf yang efektif Aktualitas Orisinalitas Aksep tabilitas Aspek ekonomi Mempresentasikan tulisan tentang pengaruh globalisasi. Beberapa komponen dalam presensi diskusi atau seminar : a. b. c. d. Tulisan ilmiah ( Makalah ) Pemakalah ( Orang yang menulis dan mempresentasikan makalah) Moderator ( Orang yang bertugas memimpin presensi karya ilmiah ) Notulis ( oRang yang bertugas membantu moderator untuk mencatat jalannya diskusi) e. Pembahasan utama f. Peserta diskusi atau seminar RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila VI. VII. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya Jawab, Pemberian Tugas LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU Pertemuan I Awal 1. 2. 3. 4. 15 Menit Inti EKSPLORASI 90 Menit 1. Menyiapkan materi 2. Memberikan Tanya jawab 3. Menjelaskan hal – hal yang berkaitan dengan materi yang ditanyakan siswa 4. Memberikan contoh – contoh tentang penulisan karya ilmiah 5. Membuat kesimpulan dari materi yang telah di sampaikan 1. Guru dan siswa menyampaikan refleksi 15 Menit 2. Post tes dalam bentuk lesan Penutup VIII. IX. Melakukan salam Melakukan presensi dan apresiasi Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi belajar ALAT / BAHAN PEMBELAJARAN : Spidol, white board SUMBER BELAJAR : 1. Buku Pendidikan kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh Amin Suprihatin dan Yudi Suparyanto 2. Buku – Buku yang relevan X. PENILAIAN : 1. Nontes yaitu performance tes ( Tugas Kelompok ) 2. Penilaian dalam bentuk soal RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila Jawablah pertanyaan dibawah ini : 1. 2. 3. 4. Apa yang dimaksud dengan retorika Sebutkan empat langkah dalam penulisan karya tulis Sebutkan komponen dalam presensi Apa yang dimaksud dengan akseptabilitas Mengetahui : Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PKn Drs. Kustadji, MM NIP : --- Lucky Kunnaeni, S.Pd NIP : --- RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila NO 3 SK / KD 1 2 4 30 JP Mendiskripsikan pengertian fungsi dan peran serta perkembangan pers di Indonesia. 15 JP Menganalisis pers yang bebas dan bertanggungjawab sesuai kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia 3 Mengevaluasi kebebasan pers aspek dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat demokratis di indonesia 1 Mendiskripsikan proses aspek dan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2 3 Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia (5 x Pert) 15 JP (5 x Pert) Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan negara indonesia JUMLAH 30 JP Mengetahui : Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PKn Drs. Kustadji, MM NIP : --- Lucky Kunnaeni, S.Pd NIP : --- RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila