Sebagai ideologi, Pancasila bukan hanya sekedar untuk dipahami

advertisement
PERANGKAT KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Kriteria Ketuntasan Minimal
Program Tahunan
Program Semester
Rincian Minggu Efektif
Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas
:
XII
Semester
:
2
Tahun Ajaran
:
2011 – 2012
Nama
:
NUPTK
:
Unit Kerja
:
LUCKY KUNNAENI, S. Pd
SMK PANCASILA PURWODADI
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XI (SEMUA PROGRAM STUDI )
SEMESTER
: 5 (LIMA )
TAHUN PELAJARAN
: 2011 / 2012
A. BANYAKNYA MINGGU DALAM SEMESTER
No
Bulan
Banyaknya
Minggu
1.
Juli
3
2.
Agustus
5
3.
September
5
4.
Oktober
4
5.
November
5
6.
Desember
5
Jumlah
27
B. BANYAKNYA MINGGU TIDAK EFEKTIF UNTUK KBM
1.
Masa orientasi siswa baru
:1
Minggu
2.
Kegiatan prakerin di DU / DU
:8
Minggu
3.
Awal puasa / akhir puasa / idhul fitri
:2
Minggu
4.
MID Semester I
:1
Minggu
5.
UUS I dan Pembagian raport
:2
Minggu
6.
Libur Sekolah Semester I
:2
Minggu
7.
Cadangan
:1
Minggu
C. BANYAKNYA MINGGU EFEKTIF
: 27 – 17
Minggu
BANYAKNYA JAM PELAJARAN EFEKTIF : 10 x 3 Jam Pelajaran
: 10 Minggu
: 30 Jampel
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
No. Sk
SK / KD
Alokasi Waktu
1.1
Mendiskripsikan pancasila sebagai ideology terbuka.
1.2
Menganalisis pancasila sebagai sumber nilai dan
15 Jam
Pelajaran
paradigm pembangunan.
1.3
(5 x Pertemuan )
Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai
idiologi Negara.
2.1
Menganalisa system pemerintahan di berbagai Negara
2.2
Menganalisis pelaksanaan system pemerintahan
Negara Indonesia.
2.3
15 Jam
Pelajaran
(5 x Pertemuan )
Membandingkan pelaksanaan system pemerintahan
Indonesia.
JUMLAH
30 Jam
Purwodadi,
Mengetahui :
Guru Mata Pelajaran
Kepala SMK Pancasila Purwodadi
(Drs. Kustadji, MM )
( Lucky Kunnaeni, S.Pd )
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII (SEMUA PROGRAM STUDI )
SEMESTER
: 6 ( ENAM )
TAHUN PELAJARAN
: 2011 / 2012
D. BANYAKNYA MINGGU DALAM SEMESTER
No
Bulan
Banyaknya
Minggu
1.
Januari
4
2.
Februari
4
3.
Maret
4
4.
April
4
5.
Mei
5
6.
Juni
4
Jumlah
25
E. BANYAKNYA MINGGU TIDAK EFEKTIF UNTUK KBM
1.
Ujian Praktek Normatif/ Adaptif / Produktif
:4
Minggu
2.
Kegiatan Pra Ujian / Pengayaan
:3
Minggu
3.
MID Semester II
:1
Minggu
4.
UUS UAS / UAN
:3
Minggu
5.
Libur Sekolah Semester Genap
:2
Minggu
6.
Cadangan
:2
Minggu +
Jumlah
F. BANYAKNYA MINGGU EFEKTIF
15
: 25 – 15
Minggu
Minggu
BANYAKNYA JAM PELAJARAN EFEKTIF : 10 x 3 Jam Pelajaran
: 10 Minggu
: 30 Jampel
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
No. Sk
1.1
SK / KD
Alokasi Waktu
Mendiskripsikan pengertian, fungsi dan peran serta
12 Jam
perkembangan Pers di Indonesia.
1.2
Pelajaran
Menganalisis Pers yang bebas dan bertanggung jawab
sesuai kode etik jurnalistik.
1.3
Mengevaluasi kebebasan Pers dan dampak
penyalahgunaan kebebasan media massa dalam
masyarakat demokratis di Indonesia.
2.1
Mendiskripsikan proses, aspek dan dampak globalisasi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.2
4 Jam
Pelajaran
Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara
2.3
Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi
globalisasi terhadap bangsa dan Negara Indonesia.
JUMLAH
16 Jam
Purwodadi,
Mengetahui :
Guru Mata Pelajaran
Kepala SMK Pancasila Purwodadi
(MARGONO,S.Pd, MM )
( Lucky Kunnaeni, S.Pd )
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII (SEMUA PROGRAM STUDI )
SEMESTER
: 5 ( LIMA )
ALOKASI WAKTU
: 3 x 40 Menit
I.
STANDAR KOMPETENSI
:1. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai
Idiologi terbuka.
II.
III.
KOMPETENSI DASAR
: 1.1 Mendiskripsikan pancasila sebagai idiologi terbuka.
INDIKATOR
: 1. Mendiskripsikan makna idiologi Negara
2. Menjelaskan proses perumusan pancasila sebagai dasar
Negara.
3. Menguraikan fungsi pokok pancasila sebagai dasar
Negara dan idiologi Negara
4. Membedakan Idiologi terbuka dan Idiologi tertutup.
5. Mendiskripsikan makna pancasila sebagai idiologi
Terbuka.
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat menjelaskan proses perumusan pancasila
sebagai dasar Negara.
2. Siswa dapat menjelaskan makna idiologi terbuka.
3. Siswa dapat menyebutkan fungsi pokok pancasila
sebagai dasar Negara dan idiologi Negara.
4. Siswa dapat membedakan idiologi terbuka dan idiologi
tertutup.
5. Siswa dapat menjelaskan makna pancasila sebagai
idiologi terbuka.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
V.
MATERI PEMBELAJARAN :
Sejarah Singkat Pancasila
Pembentukan Rancangan Dasar Negara yang selanjutnya kita kenal dengan
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia dimulai sejak Jepang masih menjajah
Indonesia.
Penjajahan Jepang yang berlangsung dari tahun 1942 – 1945, berawal dari pecahnya
Perang Pasifik pada tanggal 7 Desember 1941 yaitu dengan di bomnya
Pearl Harbour
sebagai pangkalan militer Sekutu di Philipina oleh Jepang. Dalam waktu singkat
Balatentara Jepang berhasil menduduki negara-negara jajahan Sekutu, seperti jajahan
Amerika di Philipina, Inggris di Singapura, Malaysia dan Brunai Darusalam dan jajahan
Belanda di Indonesia.
Jepang masuk dan menduduki
Indonesia pada tanggal 9 Maret 1942, begitu
mudahnya Jepang mengalahkan Belanda dari Indonesia, karena Jepang membawa
semboyan 3 A (Jepang cahaya Asia, Jepang pemimpin atau saudara tua Asia dan Jepang
pelindung Asia), dengan semboyan ini Jepang berpropaganda untuk menarik simpati
bangsa Indonesia agar bersedia membantunya, karena Jepang datang ke Indonesia untuk
membebaskan bangsa dan tanah air Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Untuk
meyakinkan propaganda Jepang maka diberikanlah kebebasan mengibarkan bendera
Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tipu muslihat Jepang berhasil
menarik simpati bangsa Indonesia, namun janji tinggal janji untuk memberi kebebasan
bangsa Indonesia merdeka, ternyata penjajahan Jepang jauh lebih kejam dari penjajahan
sebelumnya, sehingga menimbulkan antipati seluruh rakyat Indonesia yang selanjutnya
berbalik melawan Jepang.
Jepang menghadapi perlawanan dari dua arah, baik dari daerah jajahan (Indonesia)
maupun oleh Sekutu, sehingga Jepang terdesak dan terus mengalami kekalahan, sebagai
upaya untuk menarik simpati bangsa Indonesia, Jepang mengumumkan janji Indonesia
merdeka di kelak kemudiaan hari, sebagai tindak lanjut dari janjinya itu maka pada tanggal
1 Maret 1945 akan dibentuk sebuah badan yang bernama “ Badan Penyelidik UsahaUsaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia “ (BPUPKI) yang dalam bahasa Jepangnya
bernama Dokuritsu Zyuunbi Tioosakai.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Sebagai realisasinya BPUPKI: dibentuk tanggal 29 April 1945, dilantik tanggal 28
Mei 1945, dengan ketua : Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan dua orang Wakil :
Ichibangase (Jepang) dan R.P. Soeroso dengan jumlah anggota 60 orang. Dengan tugas
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI bersidang sebanyak dua kali yaitu sidang pertama dari tanggal 29 Mei – 1
juni 1945 Menghasilkan rumusan rancangan dasar negara Pancasila dan sidang ke dua
tanggal 10 – 16 Juli 1945 menghasilkan rumusan rancangan UUD.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(Dokuritsu Zyuunbi Iinkai) dengan ketua Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moch. Hatta.
Badan yang mula-mula sebagai bentukan Jepang setelah Proklamasi Kemedekaan 17
Agustus 1945 disempurnakan lagi keanggotaannya dari 21 orang menjadi 29 orang
termasuk ketua dan wakil ketua dengan menambah beberapa anggota baru. Selanjutnya
badan ini memiliki sifat nasional sebagai badan nasional Indonesia.
Dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia menetapkan : Pancasila sebagai dasar negara, UUD negara Kesatuan Republik
Indonesia tahun 1945 dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden RI dan Drs. Moch
Hatta sebagai Wakil Presiden RI.
Fungsi Pokok Pancasila.
Fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dipertegas dalam Instruksi Presiden No.
12 Tahun 1968 pada tanggal 13 April 1968, yang menyebutkan antara lain Pancasila
sebagai dasar negara adalah Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam
hal fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara maka Pancasila dapat mengatur
pemerintahan negara atau penyelenggara Negara
Ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita; sedangkan logos berarti ilmu. Jadi ideologi secara harfiah berarti ilmu
tantang gagasan atau cita-cita.
Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai sehingga cita-cita itu
merupakan dasar, pandangan/paham. Hubungan manusianya dengan cita-citanya
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
dinyatakan sebagai ideologi. Dengan demikian, ideologi mencakup pengertian tentang ideide, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita dari manusia.
Pengertian ideologi dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Ideologi merupakan seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori
ekonomi dan politik.
2.
Ideologi merupakan seperangkat gagasan yang dipegang oleh seseorang atau
sekelompok orang atau suatu bangsa.
3.
Ideologi merupakan seperangkat gagasan atau keyakinan yang dapat menjadi
pegangan dalam kehidupan manusia.
Frans Magnis Suseno menyatakan ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu 1. ideologi tertutup dan 2. ideologi terbuka.
1.
Ideologi tertutup mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.
nilai-nilai
yang
terkandung
dalam
ideologi
merupakan
cita-cita
sekelompok orang untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat atau
bangsa. Jadi bukan berasal dari masyarakat atau bangsa, namun berasal
dari sekelompok orang yang punya kepentingan
b.
adanya sifat pemaksaan terhadap penerapan ideologi tersebut
c.
isinya bukan hanya nilai-nilai atau cita-cita tertentu melainkan terdiri atas
tuntutan-tuntutan yang nyata, operasional dan diajukan dengan mutlak
2.
Ideologi terbuka memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi digali
dari moral budaya masyarakatnya sendiri
b.
Ideologinya bukan berasal dari sekelompok orang melainkan berasal dari
musyawarah dan konsensus dari masyarakat atau bangsanya sendiri
c.
Nilai-nilai ideologi bersifat garis besar dan tidak langsung operasional
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Pancasila sebagai ideologi terbuka, maksudnya bahwa setiap warga negara Indonesia
mendapat kesempatan yang sama untuk memikirkan, bagaimana penerapan Pancasila
dalam kehidupan nyata sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan berhak
mengembangkannya terus menerus melalui kesepakatan nasional.
Beberapa urgensi keterbukaan yang harus dipahami dan didalami dalam penerapan
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah : Nilai dasar Pancasila yang abadi, Nilai
Instrumental yang berkembang dinamis, Penyelenggara negara sebagai Pengemban nilai,
dalam hal ini setiap warga Negara punya hak melaksanakan Pancasila ini sesuai dengan
Agama/kepercayaan , situasi /kondisi dimana berada dll.
VI.
METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya jawab, diskusi, dan penugasan
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN
I (PERTAMA)
AWAL
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
1. Melakukan salam
15 menit
2. Melakukan presensi dan apresiasi
3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran
4. Memberikan
motivasi
belajar
tentang
sejarah
perumusan Pancasila
5. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang
akan diajarkan
6. Menyampaikan topik diskusi
7. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
INTI
1. Menyampaikan materi kompetensi yang hendak dicapai.
60 menit
2. Memberikan Pertantaan.
3. Informasi terkini dari perkembangan Pancasila Ideologi
terbuka. berdasarkan pemberitaan di media.
4. Memfasilitasi pembentukan dengan pokok permasalahan
yang membahas Hak/ Kewajian Warga Negara
dalam terapan Pancasila sebagai IdiologiTerbuka.
5. Merangkum hasil kajian materi
PENUTUP
1. Guru bersama sama siswa melakukan refleksi diri
terhadap hasil diskusi.
2. Post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa:
Tugas bersetruktur, mengerjakan soal latihan dirumah
pada KD yang akan disampaikan minggu depan.
VIII. ALAT ( BAHAN )
IX.
: Spido, White Board
SUMBER BELAJAR : 1. LKS Pendidikan kewarganegaraan kelas XII semester I MGMP
Kabupaten Grobogan.
2. Naskah proklamasi, Nugroho Noto Susanto, Penerbit : Balai
Pustaka Jakarta
3. Buku PKn, Penerbit : Yudistira
4. Buku – Buku Pelajaran yang relevan.
X.
PENILAIAN
:
1. Penilaian Kognitif
: Guru melakukan Post Tes dengan membuat pertanyaan yang
tidak mengulang pengalaman belajar.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
2. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
3. Penilaian Afektif
: Penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan
pengamatan ataupun komentar.
Purwodadi,
Mengetahui :
Guru Mata Pelajaran
Kepala SMK Pancasila Purwodadi
(Drs. Kustadji, MM )
( Lucky Kunnaeni, S.Pd )
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Penilaian dalam bentuk soal uraian I
PERTANYAAN
JAWABAN
SKOR
NO
1.
Berdasarkan sejarah singkat
PPKI
B=100
Identifikasilah sumber naskah
Bersumber pada naskah rumusan
B=100
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila yang terdapat dalam
yang terdapat dalam Pembukaan
Piagam Jakarta 22 Juni 1945, yang
UUD 1945 ?
pada sila pertamanya mengalami
perumusan Pancasila, lembaga
manakah yang paling berjasa
menetapkan Pancasila sebagai
dasar negara ?
2.
sedikit perubahan
3.
Bagaimanakah fungsi pokok
Berfungsi sebagai pengatur
B=100
Pancasila sebagai dasar negara ?
pemerintahan dan penyelenggara
Negara
Penilaian dalam bentuk Soal II
PERTANYAAN
JAWABAN
SKOR
NO
1.
Deskripsikanlah Pancasila sebagai
Pancasila sebagai ideologi terbuka, B=100
ideologi terbuka ?
maksudnya
negara
bahwa
Indonesia
kesempatan
yang
setiap
warga
mendapat
sama
untuk
memikirkan, bagaimana penerapan
Pancasila dalam kehidupan nyata
sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
luhur
Pancasila
dan
berhak
mengembangkannya terus menerus
melalui kesepakatan nasional
2.
Identifikasilah 3 ciri ideologi
a. nilai-nilai dan cita-citanya tidak Betul
terbuka yang dikemukakan oleh
dapat dipaksakan dari luar, tetapi 1 = 35
digali
dari
moral
budaya
2 = 70
masyarakatnya sendiri
b. ideologinya bukan berasal dari 3= 100
Frans Magnis Suseno !
sekelompok
orang
berasal
musyawarah
dari
melainkan
dan
konsensus dari masyarakat atau
bangsanya sendiri
c. nilai-nilai ideologi bersifat garis
besar
dan
tidak
langsung
operasional
Sebutkanlah 3 urgensi keterbukaan
3.
a. Nilai
yang harus dipahami dan didalami
dalam penerapan Pancasila sebagai
dasar
Pancasila
yang Betul
abadi,
b. Nilai
ideologi terbuka !
1 = 35
Instrumental
berkembang
dinamis,
yang
3.
2 = 70
Penyelenggara negara sebagai 3= 100
Pengemban nilai.
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai =
X 100
Jumlah skor maksimal
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII (SEMUA PROGRAM STUDI )
SEMESTER
: 5 ( LIMA )
ALOKASI WAKTU
: 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
I.
STANDAR KOMPETENSI
:1. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai
Idiologi terbuka.
II.
KOMPETENSI DASAR
: 1.2 Menganalisis pancasila sebagai sumber dan paradikma
pembangunan.
III.
INDIKATOR
: 1. Mendiskripsikan pancasila sebagai sumber nilai
2. Mendiskripsikan pancasila sebagai paradigm
pembangunan.
3. Menganalisis pancasila sebagai sumber nilai dan
paradigma pembangunan.
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa mampu menganalisis pancasila sebagai sumber
nilai
2. Siswa mampu mengklasifikasikan 3 nilai yang
dikemukakan olh Prof. Dr. MR. Noto Negoro SH
3. Siswa mampu menyebutkan 3 nilai yang terkandung
dalam sila I Pancasila.
4. Siswa mampu mendiskripsikan pancasila sebagai
paradigma.
5. Siswa mampu menyebutkan 5 aspek kehidupan yang
dapat diharapkan dari suasana pembangunan setelah
reformasi yang member keleluasaan pelaksanaan hak /
kewajiban warga Negara.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
6. Siswa mampu mengklasifikasikan tentang visi Indonesia
masa depan sesuai dengan TAP
MPR.NO.VIII/MPR/2001 sebagai pengalaman pancasila
sebagai paradigma pembangunan.
V.
MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan I :
Pancasila sebagai sumber nilai
1. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu berguna, benar(nilai
kebenaran), indah (nilai keindahan atau aestetika), baik (nilai moral atau etika) dan
religius (nilai agama).
2. Pancasila sebagai sumber nilai karena memiliki : 1. nilai kebenaran, 2. nilai
keindahan atau aestetika, 3. nilai moral atau etika, 4. nilai religius, 5. nilai material
3. Prof. Dr. Drs. Mr. Notonagoro, SH. Membagi nilai menjadi tiga yaitu nilai vital,
material dan kerohanian.
4. Nilai Vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas, alat yang dipergunakan untuk menyelesaikan tugas. Seperti
sabit untuk memotong rumput, kuali untuk menggoreng, sapu untuk membersihkan
lantai.
5. Nilai Material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia, termasuk
makan dan minum.
6. Nilai Kerohaniaan yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, agama
sebagai sumbernya. Seperti sembahyang atau ibadah.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila adalah sebagai berikut : Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, terkandung nilai religius antara lain :
1.
Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan segala sifatnya Yang
Maha Sempurna, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan lain-lain sifatnya
yang suci.
2.
Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
3.
Nilai sila I meliputi dan menjiwai sila II, III, IV dan V.
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung nilai kemanusiaan, antara lain :
1.
Pengakuan terhadap adanya martabat manusia.
2.
Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia.
3.
Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan
keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.
4.
Sila II diliputi dan dijiwai oleh sila I, serta menjiwai dan meliputi sila III, IV dan V
Sila Persatuan Indonesia, terkandung nilai persatuan bangsa, antara lain :
1.
Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
2.
Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia.
3.
Pengakuan terhadap ke “ Bhinneka Tunggal Ika “ an
suku bangsa (etnis) dan
kebudayaan bangsa (berbeda-beda tetapi satu jiwa) yang memberikan arah dalam
pembinaan kesatuan bangsa.
4.
Nilai sila III dijiwai dan diliputi oleh sila I, dan II serta menjiwai dan meliputi sila IV
dan V.
Sila
Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmah
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan / perwakilan, terkandung nilai kerakyatan, antara lain :
1.
Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat.
2.
Pemimpin kerakyatan adalah hikmah kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat.
3.
Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
4.
Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat.
5.
Nilai sila ke IV diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III dan meliputi dan menjiwai
silaV.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terkandung nilai keadilan sosial,
antara lain :
1.
Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi
seluruh rakyat Indonesia.
2.
Keadilan
dalam
kehidupan
sosial
terutama
meliputi
bidang-bidang
IPOLEKSOSBUDHANKAM.
3.
Cita-cita masyarakat adil dan makmur, material dan spiritual, yang merata bagi
seluruh rakyat Indonesia.
4.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lain.
5.
Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
6.
Nilai sila ke V diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III dan IV
Pertemuan II
Pancasila sebagai paradigma pembangunan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara
normatif menjadi dasar, kerangka acuan dan tolok ukur segenap aspek kehidupan dalam
pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas
pengakuan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. Hal
ini sesuai dengan kenyataan obyektif bahwa Pancasila adalah dasar negara, maka tidak
berlebihan bila Pancasila menjadi landasan atau tolok ukur dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara termasuk di dalamnya pelaksanaan pembangunan
nasional. Sehingga Pancasila dijadikan paradigma dalam pembangunan nasional.
Harapan setelah reformasi disegala aspek kehidupan akan dapat menciptakan suasana
pembangunan yang mampu meningkatkan :
1.
Kualitas manusia Indonesia yang maju
2.
Kualitas masyarakat yang maju
3.
Suasana tenteram dan sejahtera lahir dan batin
4.
Tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila
5.
Suasana kehidupan bangsa
dalam serba keseimbangan dan selaras dalam ajaran
Tri Hitakarana.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Pengamalan Pancasila sebagai paradigma pembangunan telah ditegaskan dalam
Ketetapan MPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan. Dalam ketetapan
tersebut dinyatakan bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri dari tiga visi, yaitu Visi
Ideal, Visi Antara, dan Visi Tahunan.
1.
Visi Ideal merupakan cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alenia II dan IV
2.
Visi Antara merupakan visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai tahun 2020
3.
Visi Lima tahunan sebagaimana termaktub dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
(sekarang GBHN ditiadakan, diganti dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional atau RPJMN 2004 – 2009).
Pada Visi Antara dikemukakan bahwa Visi indonesia 2020 adalah terwujudnya
masyarakat indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera,
mandiri, dan baik serta bersih dalam penyelenggaraan negara.
VI.
VII.
METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya Jawab, dan Penugasan.
LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
I (PERTAMA)
AWAL
15 menit
1. Melakukan Salam
2. Melakukan presensi dan apresiasi
3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran
4. Memberikan motivasi belajar
5. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang
akan diajarkan
60 menit
INTI
1. Menyampaikan materi kompetensi yang hendak dicapai.
2. Memberikan pertanyaan.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
3. Membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran.
4. Memberikan apresiasi terhadap siswa yang aktif
5. Memberikan teguran kepada siswa yang kurang aktif.
6. Menyimpulkan / merangkum hasil kajian materi
PENUTUP
1. Post Tes dalam bentuk lesan
15 menit
2. Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di
rumah pada KD yang akan disampaikan minggu
depannya.
Pertemuan ke II
PERTEMUAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
II (KE DUA)
AWAL
WAKTU
1. Melakukan Salam
15 menit
2. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran
3. Memberikan motivasi belajar tentang Pancasila sebagai
paradigma pembangunan
4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang
akan diajarkan
5. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu
diamati
INTI
1. Menyampaikan Informasi terkini tentang Pancasila 90 menit
sebagai
paradigma
pembangunan
berdasarkan
pemberitaan di media.
2. Memberikan pertanyaan.
3. Membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran.
4. Menyimpulkan / Merangkum hasil kajian materi
PENUTUP
1. post tes dalam bentuk lisan
15 menit
2. Penugasan siswa :
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
 Penugasan mandiri tidak berstruktur : Membuat
kliping artikel atau berita dari media cetak yang
berkaitan dengan materi atau KD.
VIII.
IX.
X.
ALAT dan BAHAN : Spidol, White Board.
SUMBER BELAJAR :

Buku Pendidikan Kewarganegaraan (Yudistira )

Buku – buku yang relevan.
PENILAIAN :
1.
Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang
tidak mengulang pengalaman belajar.
2.
Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai sebagai berikut.
3.
Penilaian afektif, dilakukan dengan pengamatan indivindu, selama proses
pembelajaran, guru mengadakan penilaian berupa komentar atau dalam bentuk
pengamatan.
Purwodadi,
Mengetahui :
Guru Mata Pelajaran
Kepala SMK Pancasila Purwodadi
(Drs. Kustadji, MM )
( Lucky Kunnaeni, S.Pd )
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Penilaian dalam bentuk soal uraian I
NO
1.
PERTANYAAN
JAWABAN
Apa sebabnya Pancasila sebab
dikatakan
sebagai
sumber nilai ?
Pancasila
SKOR
mempunyai
1.
nilai Betul
kebenaran, 2. nilai keindahan atau estetika, 1 = 20
3. nilai moral atau etika, 4. nilai religius, 5.
2 = 40
nilai material
3 = 60
4 = 80
5 = 100
2.
Klasifikasikanlah nilai 1. nilai vital, 2. material dan 3. kerohanian
Betul
yang dikemukakan oleh
1 = 35
Prof. Dr. Drs. Mr.
2 = 70
Notonagoro, SH. !
3 = 100
Sebutkanlah 3 nilai
3.
yang terkandung dalam
sila Ketuhanan Yang
Maha Esa sebagai sila
pertama dari Pancasila !
1. Keyakinan terhadap adanya Tuhan Betul
Yang Maha Esa dengan segala sifatnya 1 = 35
Yang Maha Sempurna, Maha Kuasa,
2 = 70
Maha Adil, Maha Bijaksana, dan lain3 = 100
lain sifatnya yang suci
2. Ketakwaan
terhadap
Tuhan
Yang
Maha Esa, dengan menjalankan semua
perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya
3. Nilai sila I meliputi dan menjiwai sila
II, III, IV dan V
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Penilaian dalam bentuk soal uraian II
NO
1.
PERTANYAAN
JAWABAN
SKOR
Deskripsikanlah
Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-
B=100
pancasila sebagai
nilai dasar Pancasila secara normatif
paradigma ?
menjadi dasar, kerangka acuan dan tolok
ukur segenap aspek kehidupan dalam
pembangunan nasional yang dijalankan di
Indonesia.
2.
Sebutkanlah 5 aspek
1. Kualitas manusia Indonesia yang maju
Betul
kehidupan yang dapat
2. Kualitas masyarakat yang maju
1 = 20
diharapkan dari suasana
3. Suasana tenteram dan sejahtera lahir
pembangunan setelah
reformasi !
2 = 40
dan batin
4. Tatanan kehidupan masyarakat, bangsa 3 = 60
dan negara berdasarkan Pancasila
5. Suasana kehidupan
bangsa
4 = 80
dalam
5 = 100
serba keseimbangan dan selaras dalam
ajaran Tri Hitakarana
Klasifikasikanlah
3.
tentang visi Indonesia
masa depan sesuai
dengan Tap. MPR No.
VII/MPR/2001 sebagai
pengamalan Pancasila
sebagai paradigma
pembangunan !
1. Visi Ideal merupakan cita-cita luhur Betul
sebagaimana
termaktub
dalam 1 = 35
Pembukaan UUD Negara Republik
2 = 70
Indonesia Tahun 1945 alenia II dan IV
2. Visi Antara merupakan visi Indonesia 3 = 100
2020 yang berlaku sampai tahun 2020
3. Visi
Lima
tahunan
sebagaimana
termaktub dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara
(sekarang GBHN
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
ditiadakan, diganti dengan
Pembangunan
Jangka
Rencana
Menengah
Nasional atau RPJMN 2004 – 2009)
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai =
X 100
Jumlah skor maksimal
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII (SEMUA PROGRAM STUDI )
SEMESTER
: 5 ( LIMA )
ALOKASI WAKTU
: 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
I.
STANDAR KOMPETENSI
:1. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai
Idiologi terbuka.
II.
KOMPETENSI DASAR
: 1.3 Menampilkan sikap positif / terhadap pancasila
Sebagai idiologi terbuka
III.
INDIKATOR
: 1. Menunjukan contoh sikap dan perilaku positif yang
Sesuai dengan nilai – nilai pancasila.
2. Mengidentifikasi sikap positif yang sesuai dengan
Pancasila sebagai idiologi terbuka..
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa mampu membedakan Pancasila secara teoritis
dan praktis dalam kehidupan sehari-hari
2. Siswa mampu menjelaskan faktor yang menyebabkan
kita menolak ideologi tertutup dari Pancasila
3. Siswa mampu membedakan pengamalan Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara secara obyektif dan subyektif
4. Siswa
mampu
menemukan
contoh
perilaku
pengamalan Pancasia sebagai ideologi terbuka.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
V.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I
Sebagai ideologi, Pancasila bukan hanya sekedar untuk dipahami melainkan juga untuk
dihayati dalam batiniah dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya bersifat teoritik melainkan juga merupakan
faktor praktis.
Bangsa Indonesia saat ini telah memantapkan dan memiliki tekad yang bulat terhadap
Pancasila dan UUD 1945. dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional
2004 – 2009 telah dinyatakan adanya strategi pembangunan nasional Indonesia, sebagai berikut :
1.
Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan menyelamatkan sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai dan konsensus dasar yang melandasi
berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila, UUD 1945
(terutama Pembukaan UUD 1945); tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal
Ika
2.
Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala
bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan UUD
1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan
yang kokoh.
Strategi ini juga dimaksudkan untuk membangun demokrasi yang dijiwai oleh Pancasila
dan UUD 1945, dimana demokrasi yang mengandung elemen tanggung jawab (kewajiban)
disamping hak. Penekanan yang berlebihan pada hak akan membentuk masyarakat
individualistis, tak teratur dan penuh dengan konflik. Sebaliknya, penekanan yang berlebihan
pada kewajiban atau tanggung jawab dapat menciptakan masyarakat yang kerdil, tertekan, tidak
kreatif, dan pada akhirnya melahirkan perlawanan dan pemberontakan.
Kita sepakat Pancasila merupakan ideologi bangsa yang sifatnya terbuka sehingga
senantiasa akan selalu relevan dengan perkembangan jaman dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kita tidak akan pernah menjadikan Pancasila sebagai ideologi tertutup
sebab ketertutupan sebuah ideologi hanya akan dijadikan sebagai sarana untuk menekan dan
menindas warga negara oleh yang berkuasa. Ideologi tertutup juga tidak mampu menyesuaikan
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
diri dengan perkembangan jaman, hal ini sudah banyak dibuktikan oleh negara penganut ideologi
tertutup seperti ideologi komunis selain ada yang bangkrut atau bubar (Uni Sovyet) banyak pula
yang negaranya terpuruk keadaan ekonominya yang digilas oleh globalisasi ekonomi, karena
tidak adanya perdagangan bebas.
Sebagai warga negara hendaknya menjadikan Pancasila sebagai pegangan hidup kita
dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila
dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat
dilakukan dengan cara obyektif dan subyektif.
1.
Pengamalan Pancasila secara obyektif
Pengamalan Pancasila secara obyektif dapat berwujud segala bentuk peraturan perundangundangan secara hirarkhis dari UUD 1945, Tap MPR, UU / Perpu, PP, Kep.Pres, Perda,
sampai ketingkat paling bawah yang ada dilingkungan kita di sekolah berupa tata tertib
sekolah sebagai norma hukum yang berlandaskan Pancasila, tidak boleh menyimpang dari
nilai-nilai dasar Pancasila. Adanya pengamalan obyektif ini merupakan konsekuensi dari
perwujudan nilai-nilai dasar dari Pancasila sebagai norma hukum.
2.
Pengamalan Pancasila secara subyektif
Pengamalan Pancasila secara subyektif dengan jalan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam bersikap dan betingkah
laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Adanya pengamalan
secara subyektif ini merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila
sebagai norma etik bernegara. Contoh nyata pengamalan Pancasila secara subyektif ini,
ketaatan pada kode etik profesinya. Dokter pada kode etik kedokterannya.
VI.
VII.
METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya jawab, penugasan dan diskusi.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN
AWAL
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
1. Melakukan Salam
15 menit
2. Melakukan presensi dan apresiasi
3. Memberikan
motivasi
belajar
tentang
pentingnya
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
memiliki sikap terhadap Pancasila sebagai ideologi
terbuka
4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang
akan diajarkan
5. Menyampaikan topik diskusi
6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi
INTI
EKSPLORASI :
90 menit
1. Informasi terkini tentang sikap kita terhadap Pancasila
sebagai ideologi terbuka
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang)
sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan
kajian materi pembelajaran: bangsa dan negara dari
buku sumber
4. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya
bersama-samamemecahkan permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi kelas dengan tema sikap kita bangsa Indonesia
terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka
2. Membuat laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas
kelompoknya dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya
dalam batas waktu yang telah disepakati
KONFIRMASI :
1. Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan
guru
3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif
dan baik
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil 15 menit
diskusi
2. post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa :
 Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di
rumah pada KD yang akan disampaikan minggu
depannya
VIII.
IX.
ALAT DAN BAHAN : Spidol, White board
SUMBER BELAJAR :



X.
Buku PKn dari Yudistira Kelas XII
LKS MGMP Pkn, Kab. Grobogan
Buku Lain yang Relevan.
PENILAIAN
1.
Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang
tidak mengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini
mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa.
2.
Pembelajaran tindak lanjut
Laporan ditulis pada kertas sesuai dengan petunjuk guru dan dikumpulkan dalam
waktu 1 minggu.
3.
Penilaian dalam bentuk soal uraian
4.
Penilaian afektif memberikan komentar / teguran.
Purwodadi,
Mengetahui :
Guru Mata Pelajaran
Kepala SMK Pancasila Purwodadi
(Drs. Kustadji, MM )
( Lucky Kunnaeni, S.Pd )
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Penilaian dalam bentuk soal uraian I
PERTANYAAN
JAWABAN
SKOR
Bagaimanakah cara
- secara teoritik dengan pemahaman
Betul
membedakan Pancasila
- secara
NO
1.
secara teoritik dan praktis
praktis
dengan
jalan 1 = 50
penghayatan dan pengamalan
2 = 100
dalam kehidupan seharihari ?
Jelaskanlah faktor yang
2.
menyebabkan kita
menolak ideologi tertutup
dari Pancasila ?
- faktor
dari
dalam
:
sebab
Betul
ketertutupan sebuah ideologi hanya 1 = 50
akan dijadikan sebagai sarana untuk
2 = 100
menekan dan menindas warga
negara oleh yang berkuasa.
- Faktor dari luar : Ideologi tertutup
juga tidak mampu menyesuaikan diri
dengan perkembangan jaman, hal ini
sudah banyak dibuktikan oleh negara
penganut ideologi tertutup seperti
ideologi komunis selain ada yang
bangkrut atau bubar (Uni Sovyet)
banyak
pula
yang
negaranya
terpuruk keadaan ekonominya yang
digilas oleh globalisasi ekonomi,
karena tidak adanya perdagangan
bebas.
Bagaimanakah perbedaan
3.
pengamalan Pancasila
dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara secara
- pengamalan obyektif ini merupakan Betul
konsekuensi dari perwujudan nilai- 1 = 50
nilai dasar dari Pancasila sebagai
2 = 100
norma hukum
- Pancasila yang berwujud norma etik
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
obyektif dan subyektif !
secara pribadi atau kelompok dalam
bersikap dan betingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai =
X 100
Jumlah skor maksimal
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII
SEMESTER
: 5 ( LIMA )
ALOKASI WAKTU
: 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
I.
II.
III.
STANDAR KOMPETENSI
:2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan.
KOMPETENSI DASAR
: 2.1 Menganalisis system pemerintahan di berbagai Negara
INDIKATOR
: 1. Mendiskripsikan pengertian system pemerintahan.
2. Mengklasifikasikan system pemerintahan presidensial
Dan parlementer di berbagai Negara.
3. Menguraikan kelebihan dan kelemahan system
Pemerintahan presidensial dan parlementer
4. Mengidentifikasi cirri system pemerintahan presidensial
Dan perlementer.
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
:
1. Siswa
dapat
menjelaskan
pengertian
system
pemerintahan.
2. Siswa
mampu
mengklasifikasi
dua
sistem
pemerintahan suatu Negara Demokrasi.
3. Siswa mampu membedakan ciri sistem pemerintahan
presidensial dan perlementer.
4. Siswa dapat menyebutkan kelebihan dan kelemahan
system pemerintahan presidensial dan perlementer.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
V.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I
A.
Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer
Hakekat pertanggungjawaban kekuasaan ekskutif mengadakan pembagian atas
dua hal :
1.
Pertanggungjawaban badan ekskutif (Menteri-Menteri di bawah Perdana
Menteri) kepada badan Legeslatif / Parlemen, dimana badan Legeslatif ini
dapat menjatuhkan fihak Ekskutif apabila ekskutif mendapat mosi tidak
percaya. Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem pemerintahan
parlementer
2.
Pertanggungjawaban badan Ekskutif (Menteri-Menterinya di bawah pimpinan
Presiden sebagai kepala Pemerintahan) dapat dilakukan melalui suatu
pengawasan dalam bentuk lain, seperti adanya pemilihan umum untuk memilih
Presiden secara periodik.Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem
pemerintahan presidensial
Dari pembagian pertanggungjawaban ekskutif di atas maka kita dapat
mengadakan pembagian negara-negara atas dasar yang menganut sistem
pemerintahan parlementer dan negara-negara yang menganut sistem pemerintahan
presidensial
Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial :
Adapun ciri-ciri suatu negara yang menganut Sistem Pemerintahan
Presidensial adalah sebagai berikut:
1.
Dikepalai oleh seorang presiden selaku pemegang kekuasaan ekskutif. Presiden
sebagai kepala pemerintahan atau Perdana Menteri dan sebagai kepala negara
2.
Kekuasaan ekskutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan rakyat yang
dipilih dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
3.
Presiden mempunyai hak prerogative (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan
para
pembantunya
(menteri),
baik
yang
memimpin
departemen atau non departemen
4.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada
DPR
5.
Presiden (ekskutif) tidak bertanggung jawab kepada DPR (legeslatif). Oleh
sebab itu antara Presiden dan DPR memiliki kedudukan yang sama, sama kuat
dan tidak dapat saling menjatuhkan.
Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer :
Adapun ciri-ciri dari suatu negara yang menganut Sistem Pemerintahan
Parlementer adalah:
1.
Kekuasaan legeslatif (DPR) lebih kuat daripada kekuasaan ekskutif
(pemerintah = menteri-menteri bersama-sama perdana mentri)
2.
Menteri-menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya
kepada DPR, ini berarti kabinet harus mendapat kepercayaan (mosi) dari
parlemen
(DPR
=
legeslatif),
ini
berarti
menganut
mekanisme
pertanggungjawaban menteri
3.
Program-program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan
politik sebagian besar anggota parlemen. Apabila kabinet melakukan
penyimpangan terhadap program-program kebijaksanaan yang dibuat, maka
anggota parlemen dapat menjatuhkan kabinet dengan jalan memberikan mosi
tidak percaya kepada pemerintah, dan menteri yang mendapat pernyataan mosi
tidak percaya dari parlemen harus menyerahkan jabatannya kepada kepala
negara
4.
Kedudukan kepala negara (raja, ratu, pangeran, kaisar atau presiden sebagai
kepala negara) hanya sebagai lambang atau simbol yang tidak dapat diganggu
gugat dan tidak bertanggung jawab atas tindakan kabinet
5.
Terdapat hubungan yang erat antara ekskutif dan legeslatif (parlemen) dan
bahkan keduanya saling mempengaruhi satu sama lain
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
6.
Ekskutif yang dipimpin oleh Perdana Menteri dibentuk oleh parlemen dari
partai politik pemenang pemilu dan menduduki kursi paling banyak di
parlemen
7.
Kepala
negara
tidak
dapat
dituntut
pertanggungjawabannya
secara
konstitusional sebab kepala negara hanya simbol negara atau personifikasi dari
negara. Namun dalam keadaan perselisihan antara ekskutif dan legeslatif
membahayakan keselamatan negara. Kepala negara (Presiden atau Raja) dapat
membubarkan parlemen dan mempercepat pemilu
8.
Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan
perdana menteri, ketua partai politik yang memenangkan pemilihan umum,
sedangkan partai politik yang kalah akan bertindak sebagai oposisi
Pertemuan II
B.
Induk sistem pemerintahan presidensial dan parlementer serta pengaruhnya terhadap
Negara lainnya di dunia.
1.
Induk Sistem Pemerintahan Presidensial
Amerika Serikat sebagai induk sistem pemerintahan presidensial,
sebenarnya memiliki ciri pokok suatu kombinasi antara demokrasi dan
kekuasaam perseorangan. Sebagai negara yang pertama-tama memiliki
konstitusi negara tertulis dalam arti yang tersusun dalam sebuah dokumen
resmi yang dibuat dalam suatu sidang Kongres Amerika Serikat yang dihadiri
oleh wakil-wakil dari negara-negara yang hendak membentuk negara Amerika
Serikat. Di pengaruhi oleh teori Trias Politika, maka kekuasaan dalam negara
Amerika Serikat dilakukan oleh tiga badan
yaitu badan Ekskutif yang
dipegang oleh Presiden (menganut sistem pemerintahan Presidensial), badan
Legesltif yang dipegang oleh Kongres yang terdiri dari Senat (setiap negara
bagian mengirim dua orang Senatornya) dan Hause of Refresentaves (DPR
yang dipilih melalui pemilihan umum), sedangkan badan Yudikatif (Yudisiil)
dipegang oleh sebuah badan peradilan dimana puncaknya dilaksanakan oleh
the Supreme Court (Mahkamah Agung).
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Sistem pemerintahan Presidensial yang di Amerika Serikat ini terutama
dianut dan berpengaruh terhadap negara-negara bekas jajahan Amerika Serikat
seperti Philipina, dan juga negara-negara Amerika Latin, sedangkan Indonesia
yang juga menganut sistem pemerintahan Presidensial tidak langsung
mengcopy sistem yang dianut oleh Amerika Serikat dengan sistem pemisahan
kekuasaan
namun
menyesuaikan
dengan
kepribadian
bangsa
yang
kekeluargaan dan musyawarah mufakat dengan sistem pembagian kekuasaan.
2.
Induk Sistem Pemerintahan Parlementer
Inggris menganut pola negara dengan ciri Demokratis, Parlementer dan
Liberal. Bahwa pola pertama ini mengandung ciri demokratis dapat dibuktikan
dengan adanya pemilihan umum para pejabat negara yang dilakukan bebas dan
rahasia, kecuali Raja Inggris (sebagai Kepala Negara) dan Hause of Lords
(Parlemen yang berasal dari keluarga kerajaan dan para bangsawan Inggris)
yang dipilih secara turun temurun. Para pejabat seperti Raja dan Hause of
Lords yang tidak dipilih secara pemilihan umum yang bebas, dalam
kenyataannya tidak mempunyai kekuasaan secara riil. Pejabat-pejabat tersebut
pada hakekatnya hanyalah pajangan atau simbol belaka.
Adapun ciri liberal pada pemerintahan di Inggris dapat kita lihat pada
doktrin atau ajaran “ Individualistisme “ (mengagung-agungkan kebebasan
individu atau pribadi seseorang). Dengan doktrin ini, maka sebagai salah satu
syarat yang penting dengan adanya pembatasan para pejabat dalam
melaksanakan kekuasaannya.
Pengaruh sistem ketatanegaraan atau sistem pemerintahan parlementer
yang terdapat di Inggris pada umumnya dianut oleh negara-negara bekas
jajahan Inggris, negara bekas jajahan Inggris walaupun sudah merdeka tetap
menjalin hubungan ke Kerajaan Inggris dengan membentuk negara
persekemakmuran atau The British Commowealth of Nations dimana Mahkota
Kerajaan Inggris sebagai payungnya, seperti Malaysia, Australia, New Seland,
Papua Newgini, Singapura, Brunai Darusallam, India dan beberapa negara di
kawan Benua Afrika. Sedangkan negara lain di luar jajahan Inggris yang ikut
menerapkan sistem pemerintahan parlementer seperti Perancis, Belanda, Italia,
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Jepang, Jerman dan Indonesia pada Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara
1950.
Pertemuan II
:
1. Siswa
mampu
menyebutkan
Negara
yang
dipercayaisebagai induk system pemerintahan presidensial
dan
negara
yang
mendapatkan
pengaruh
sisten
pemerintahan presidensial dan perlementer.
2. Siswa
mampu
membedakan
system
pemerintahan
presidensial dan parlementer ditinjau dari stabilitas
pemerintahan.
VI.
METODE PEMBELAJARAN : Penugasan, Tanya jawab, dan diskusi.
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
I (PERTAMA)
AWAL
1. Melakukan salam
15 menit
2. Melakukan presensi dan apresiasi
3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran
4. Memberikan
motivasi
belajar
tentang
pentingnya
memahami sistem pemerintahan diberbagai negara
5. Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam
kelompok
6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi
INTI
EKSPLORASI :
1. Informasi
90 menit
terkini
tentang
sistem
pemerintahan
diberbagai negara, berdasarkan pemberitaan di media.
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok
3. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
bersama-sama memecahkan permasalahan yang ada.
ELABORASI :
1. Diskusi kelas dengan tema sistem pemerintahan
diberbagai negara
2. Membuat laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas
kelompoknya dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya
dalam batas waktu yang telah disepakati
KONFIRMASI :
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi
3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling
aktif.
4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil 15 menit
diskusi
2. post tes dalam bentuk lesan
3. Penugasan siswa :
 Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di
rumah
PERTEMUANII (KE DUA)
AWAL
1.
2.
3.
4.
Melakukan salam
15 menit
Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi belajar
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang
akan diajarkan
INTI
90 menit
1. Menyampaikan materi kompetensi yang hendak dicapai.
2. Memberikan penjelasan dan Tanya jawab
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi
15 menit
2. post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa :
 Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di
rumah.
 Penugasan mandiri tidak berstruktur : membuat
kliping
VIII. ALAT ( BAHAN )
IX.
:
SUMBER BELAJAR :
Spidol, White board
- Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XII SMK Oleh
Amin Suprihatin dan Yudi Suparyanto.
- Buku-Buku lainnya yang relevan
X. PENILAIAN
:
- Penilaian kognitif : Guru melakukan post tes dengan
membuat pertanyaan.
- Penilaian dalam bentuk soal uraian.
Purwodadi,
Mengetahui :
Guru Mata Pelajaran
Kepala SMK Pancasila Purwodadi
(Drs. Kustadji, MM )
( Lucky Kunnaeni, S.Pd )
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Penilaian dalam bentuk soal uraian I
NO
1.
PERTANYAAN
JAWABAN
SKOR
Identifikasilah pandangan C. F. pandangan C. F. Strong tentang Betul
Strong
tentang
hakekat hakekat
pertanggungjawaban
pertanggungjawaban
kekuasaan ekskutif sbb:
1 = 50
kekuasaan ekskutif ?
1. Pertanggungjawaban
badan
ekskutif (Menteri-Menteri di 2 = 100
bawah
Perdana
Menteri)
kepada badan Legeslatif /
Parlemen,
dimana
badan
Legeslatif
ini
dapat
menjatuhkan fihak Ekskutif
apabila ekskutif mendapat mosi
tidak
percaya.
Pertanggungjawaban ekskutif
ini
melahirkan
sistem
pemerintahan parlementer
2. Pertanggungjawaban
badan
Ekskutif (Menteri-Menterinya
di bawah pimpinan Presiden
sebagai kepala Pemerintahan)
dapat dilakukan melalui suatu
pengawasan dalam bentuk lain,
seperti
adanya
pemilihan
umum untuk memilih Presiden
secara periodik.
Pertanggungjawaban ekskutif
ini
melahirkan
sistem
pemerintahan presidensial
2.
Klasifikasikanlah dua sistem
pemerintahan suatu negara
demokrasi?
1. sistem
presidensial
2. sistem
parlementer
pemerintahan Betul
pemerintahan 1 = 50
2 = 100
3. Bedakanlah ciri sistem
1. dalam sistem pemerintahan Betul
presidensial : presidennya
sebagai kepala negara dan
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
pemerintahan presidensial dan
parlementer ditinjau dari
kepala pemerintahan
1 = 50
2. dalam sistem parlementer :
presidennya sebagai kepala 2 = 100
negara saja
kedudukan presidennya !
Penilaian dalam bentuk soal uraian II
NO
1.
PERTANYAAN
Sebutkanlah
negara
yang
dipercayai
sebagai
induk
sistem
pemerintahan
Presidensial dan negara yang
mendapatkan pengaruh sistem
pemerintahan ini ?
JAWABAN
SKOR
Amerika Serikat, berpengaruh pada B=100
negara bekas jajahannya spt. :
Philipina,
dan
negara-negara
Amerika Latin
B=100
2.
3.
Sebutkanlah
negara
yang
dipercayai
sebagai
induk
sistem
pemerintahan
Parlementer dan negara yang
mendapatkan pengaruh sistem
pemerintahan ini ?
Inggris, berpengaruh terhadap
negara bekas jajahannya. Spt :
Malaysia, Australia, New Seland,
Papua Newgini, Singapura, Brunai
Darusallam, India dan beberapa
negara di kawan Benua Afrika.
Sedangkan negara lain di luar
jajahan Inggris yang ikut
menerapkan sistem pemerintahan
parlementer seperti Perancis,
Belanda, Italia, Jepang, Jerman dan
Indonesia pada Konstitusi RIS 1949
dan UUD Sementara 1950.
Bedakanlah sistem
 sistem
pemerintahan Betul
presidensial akan lebih stabil,
karena
Menteri-Menterinya 1 = 50
bertanggung jawab terhadap
yang
mengangkat
dan
memberhentikannya
pemerintahan presidensial dan
parlementer ditinjau dari
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
stabilitas pemerintahan !
 sistem
pemerintahan 2 = 100
parlementer labil atau goyah
karena adanya badan atau
lembaga oposisi
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai =
X 100
Jumlah skor maksimal
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII
SEMESTER
: 5 ( LIMA )
ALOKASI WAKTU
: 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
I.
II.
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
:2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan.
: 2.2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan di
Negara Indonesia
III.
INDIKATOR
: 1. Menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan
oleh negara Indonesia menurut UU 1945
2. Mengidentifikasi system pemerintahan Indonesia
Berdasarkan UUD 1945 sebelum, sesudah perubahan.
3. Menyebutkan tujuk kunci pokok system pemerintahan
Negara RI di awal kemerdekaan berdasarkan penjelasan
Resmi UUD 1945.
4. Menyebutkan lembaga – lembaga negara menurut UUD
1945 periode 18 Agustus 1945.
5. Mengidentifikasi system pemerintahan yang dianut oleh
konstitusi RIS 1949
6. Mengidentifikasi system pemerintahan yang dianut oleh
UUDS 1950 dengan menunjukan dasar hukumnya.
7. Menyebutkan lembaga – lembaga yang harus ada
berdasarkan UUDS 1950
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
:
1. Siswa mampu mengidentifikasi system pemerintahan
yang
dianut
dalam
UUD
1945
pada
awal
kemerdekaan.
2. Siswa mampu menyebutkan tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan
Negara
RI
diawal
kemerdekaan
berdasarkan penjelasan UUD 1945
3. Siswa mampu menyebutkan lembaga Negara menurut
UUD 1945 periode 1945.
4. Siswa dapat menyebutkan kelebihan dan kelemahan
system pemerintahan presidensial dan perlementer.
Pertemuan II
:
1. Siswa mampu mengidentifikasi system pemerintahan
yang dianut konstitusi RIS
2. Siswa mampu menyimpulkan penerapan ajaran Trias
Politika menurut konstitusi RIS
3. Siswa mampu mengidentifikasi system pemerintahan
yang dianut oleh UUDS .
4. Siswa dapat menyebutkan lembaga lembaga Negara
yang harus ada berdasarkan UUDS.
V.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I
1.
Sistem Pemerintahan di bawah UUD 1945, 18 Agustus 1945
Dalam dinamika atau perkembangan pasang surut ketatanegaraan atau sistem
pemerintahan RI dapat kita lihat dari naskah resmi UUD yang pernah berlaku di
Indonesia mulai dari 18 Agustus 1945 sampai sekarang.
Sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak
menganut suatu sistem pemerintahan dari negara manapun, melainkan merupakan ciri
khas kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Kalau diperhatikan sistimatika dari sejak
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
pembentukan UUD 1945 (BPUPKI) yang dijadikan dasar pembentukan sistem
pemerintahan Negara Republik Indonesia dapat kita ketahui dari Batang tubuh dan
Penjelasan Resmi dari UUD 1945 bahwa negara Republik Indonesia menganut Sistem
pemerintahan Presidensial.
Pada bagian Batang Tubuh UUD 1945 kita dapat jumpai pada pasal 4 ayat 1 yang
menyatakan “ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang - Undang Dasar “. Sedangkan pada pasal 5 ayat 2 menyatakan “
Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya “. Pada pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh
menteri-menteri negara. Pasal 17 ayat 2 menyebutkan: Menteri-menteri diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden.
Pada Penjelasan Resmi UUD 1945, pada awal dibentuknya UUD 1945 yang
ditetapkan 18 Agustus 1945 oleh PPKI dapat kita jumpai adanya penegasan tentang
Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai berikut : 1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, 2. Sistem
Konstitusional, 3. Kekuasaan yang tertinggi ditangan MPR, 4. Presiden adalah
penyelenggara pemerintahan negara tertinggi di bawah Majelis, 5. Presiden tidak
bertanggung jawab kepada DPR, 6. Menteri Negara adalah pembantu Presiden , Menteri
Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, 7. Kekuasaan kepala negara tidak tak
terbatas.
Adapun lembaga negara menurut UUD 1945 periode 18 Agustus 1945 adalah 1.
MPR, 2. DPR, 3. Presiden dan Wk. Presiden, 4. MA, 5. BPK, 6. DPA
Pertemuan II
2.
Sistem Pemerintahan Konstitusi RIS 1949
Dalam periode ini yang dijadikan sebagai pegangan adalah Konstitusi Republik
Indonesia Serikat 1949 (KRIS 1949). UUD ini terdiri dari Mukadimah, 197 pasal dan 1
lampiran. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa Republik Indonesia yang Serikat
yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrasi dan berbentuk
federal.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Kekuasaan kedaulatan di dalam Negara Republik Indonesia Serikat dilakukan
oleh Pemerintah bersama-sama dengan Dewan perwakilan Rakyat dan Senat sesuai
dengan pasal 1 ayat 2 Konstitusi RIS 1949, Badan pemegang kedaulatan ini juga
merupakan badan pembentuk undang-undang yang menyangkut hal-hal yang khusus
mengenai satu, beberapa atau semua negara bagian atau bagiannya. Mengatur pula
hubungan khusus antara negara RIS dengan daerah-daerah yang tersebut dalam pasal 2
dan pasal 127 a. Pembuatan undang-undang tanpa Senat tetapi hanya dilakukan oleh
pemerintah dan DPR merupakan produk undang-undang yang tidak mengatur masalah
hubungan negara RIS dengan negara bagian.
Ternyata yang dimaksudkan dengan Pemerintah dalam Konstitusi RIS 1949
berdasarkan pasal 68 ayat 2 : “ Presiden dengan seorang atau beberapa atau semua
menteri menurut tanggung jawab khusus atau tanggung jawab umum .
Sistem pemerintahannya adalah Parlementer berdasarkan pasal 118 ayat 2
menyebutkan sebagai berikut “ Presiden tidak dapat diganggu gugat. Tanggung jawab
kebijaksanaan pemerintah berada ditangan menteri, tetapi apabila kebijakan
menteri/para menteri ternyata tidak dapat dibenarkan oleh DPR, maka menteri/menterimenteri itu harus mengundurkan diri, atau DPR dapat membubarkan menteri-menteri
(kabinet) tersebut dengan alasan mosi tidak percaya.
Menurut ketentuan pasal-pasal yang tercantum dalam Konstitusi RIS 1949, sistem
pemerintahan yang dianutnya sistem pemerinhtahan parlementer. Pada sistem ini,
kabinet bertanggung jawab kepada parlemen (DPR), dan apabila pertanggung
jawabannya itu tidak diterima oleh parlemen atau DPR, maka kabinet secara
perseorangan atau secara bersama-sama harus mengundurkan diri atau membubarkan
diri, jadi kedudukan kabinet sangat tergantung pada parlemen (DPR).
3.
Sistem Pemerintahan di Bawah UUDS 1950
Negara Kesatuan menjadi pilihan pada masa berlakunya UUD Sementara 1950,
hal tersebut ditegaskan dalam pasal 1 ayat 1 UUDS 1950 yang berbunyi “ Republik
Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan
berbentuk kesatuan “.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Bentuk negara kesatuan merupakan kehendak rakyat Indonesia, hal ini
dikemukakan dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1950, sedangkan pada Mukadimah
UUDS 1950 menyebutkan “ Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu
dalam suatu piagam negara yang berbentuk Republik kesatuan ... “
Pada pasal 45 UUDS 1950 disebutkan “ Presiden ialah Kepala Negara “.
Sedangkan UUDS 1950 menganut sistem pemerintahan parlementer dapat kita temukan
dalam pasal 83 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan :
a.
Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat
b.
Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik
bersama-sama untuk keseluruhannya, maupun masing-masing untuk bagiannya
sendiri-sendiri.
Berdasarkan pasal 83 ayat 1 dan 2 UUDS 1950, jelaslah bahwa yang bertanggung
jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintahan adalah menteri-menteri kepada
parlemen atau DPR. Sedangkan pasal 83 ayat 1 dan 2 UUDS 1950 dipertegas lagi oleh
pasal 84 UUDS 1950 yang berbunyi “ Presiden berhak membubarkan DPR “.
Pembubaran DPR oleh Presiden diikuti dengan perintah segera melaksanakan pemilihan
umum untuk memilih DPR dalam waktu 30 hari setelah pembubaran DPR
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Pertemuan I
4.
Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, 5 Juli 1959
Berdasarkan pasal 134 UUDS 1950 menegaskan Konstituante (Sidang pembuat
UUD) bersama-sama Pemerintah selekas-lekasnya menetapkan UUD Republik
Indonesia yang akan menggantikan UUDS 1950. Mengingat UUD 1950 masih
bersifat sementara, maka harus segera ada UUD yang tetap. Berdasarkan UUDS
1950 pembentukan badan Konstituante haruslah melalui pemilihan umum. Pemilihan
umum untuk anggota Konstituante, baru dapat terlaksana pada tanggal 15 Desember
1955, dan Konstituante untuk pertama kali bersidang pada tanggal 10 Nopember
1956 dalam sidang ini dibuka oleh Presiden Soekarno di Bandung. Pada sidang
Konstituante inilah untuk pertama kalinya Presiden Soekarno memperkenalkan
istilah Demokrasi Terpimpin. Ternyata Konstituante selalu gagal dalam merumuskan
dan menetapkan UUD yang difinitif.
Berdasarkan kondisi seperti itulah maka Presiden mengeluarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 yang pada intinya untuk kembali ke UUD 1945 dan
membubarkan Konstituante. Dengan berlakunya kembali UUD 1945, serta belum
adanya lembaga negara pendukung dari UUD 1945 yang diberlakukan kembali,
maka :
a.
Diadakan pembaharuan anggota DPR melalui Penetapan Presiden No. 3 tahun
1960
b.
Penyusunan DPR-GR dan pemberhentian DPR hasil pemilu 1955 dengan
Penetapan Presiden No. 4 tahun 1960
c.
Mengeluarkan Penetapan Presiden No. 2 tahun 1959 tentang pembentukan
MPRS dan susunan keanggotaan MPRS dengan Penetapan Presiden No. 12
tahun 1960
d.
5.
Mengeluarkan Penetapan Presiden No. 3 tahun 1959 tentang DPAS
Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, Masa Orde Baru
Dinamika politik pada periode Orde Baru, dapat dilihat berdasarkan aktivitas
politik kenegaraan sebagai berikut :
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
a.
Lahirnya Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yaitu 1. bubarkan PKI, 2. bersihkan
Kabinet Dwi Kora dari PKI, 3. turunkan harga barang/perbaiki ekonomi
b.
Pemerintah Orba lebih menekankan pada pembangunan dengan pertumbuhan
ekonomi
yang tinggi,
kemudian stabilitas nasional
dan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya yang terkenal dengan Tri Logi Pembangunan
c.
Pada awal pemerintahan Orba, parpol dan media massa diberi kebebasan untuk
melancarkan kritik dan mengungkapkan realita dalam masyarakat, lama
kelamaan dibuatkan aturan tentang setiap penyiaran baik elektronika maupun
catak harus melalui badan sensor yang ketat dan apabila ada pelanggaran maka
Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP) bisa dicabut. Begitu pula terhadap partai
politik setelah keluarnya Undang-Undang No. 15 tahun 1969 tentang pemilu
dan Undang-Undang No. 16 tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan
anggota MPR, DPR dan DPRD terjadilah kekuasaan otoriter soeharto karena
1/3 kursi anggota MPR dan 1/5 kursi anggota DPR, DPRD melalui
pengangkatan tidak melalui pemilu, yang diangkat adalah ABRI dan golongan
fungsional serta utusan daerah yang mendukung kekuasaan Presiden hanya
caranya sangat rapi dan dikuatkan oleh Undang-Undang dan hal ini
berlangsung sampai pemilu 1999.
d.
Kemenangan Golongan Karya (Golkar) pada pemilu 1971 mengurangi oposisi
terhadap pemerintah dikalangan sipil, karena Golkar sangat dominan,
sementara partai politik lainnya berada di bawah pengawasan pemerintah,
selanjutnya
Golkar
ini
sebagai
motor
penggerak
Soeharto
untuk
melanggengkan kekuasaannya selama 32 tahun yang juga mendapat dukungan
kuat dikalangan TNI dan Polri.
e.
Pemilu 1971 yang diikuti oleh 10 kontestan (9 parpol dan 1 Golkar) akhirnya
pada pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, 1997 hanya diikuti oleh 3 kontestan
yaitu PDI, PPP dan Golkar. Karena sejak dikeluarkannya UU No. 3 tahun1975
tentang Partai Politik dan Golongan Karya maka 9 partai dilebur (difusikan)
menjadi dua partai yaitu yang bercirikan Islam menjadi Partai Persatuan
Pembangunan dan yang bercirikan Nasionalisme dan Demokrasi menjadi
Partai Demokrasi Indonesia.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
f.
Selama pemerintah Orba, parpol dan lembaga dewan sangat lemah karena
selalu dalam bayangan dan kontrol yang kuat, kekuasaan pemerintah di bawah
Soeharto sangat kuat, kehidupan berpolitik rakyat mati suri, sedikit kritik
berarti siap untuk menanggung akibatnya yaitu hilang dan tidak ada kabar
beritanya. Anggota dewan yang berani berbicara tajam di recall dengan alasan
menjaga stabilitas nasional untuk mewujudkan salah satu dari tri logi
pembangunan
g.
Karena penyelenggaran kekuasaan pemerintahan masa Orba nyaris tanpa
kontrol maka menjadi makanan empuk kroni dan pamilinya untuk mengerogoti
kekuasaannya maka dimanfaatkan untuk mengeruk kekayaan negara dengan
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 pada masa orde baru sudah
memenuhi tuntutan yang ada pada ketentuan UUD 1945, hal dapat terselenggara
semenjak pelaksanaan pemilu yang pertama pada tahun 1971. Pada pemilihan umum
yang pertama dan pada pemilihan umum-pemilihan umum seterusnya berdasarkan
UUD 1945 lembaga negara menurut UUD 1945 sudah difinitif (sudah sesuai dengan
pasal-pasal UUD 1945).
Lembaga Negara yang harus ada berdasarkan UUD 1945 : MPR. DPR,
Presiden dan Wakil Presiden, DPA, MA dan BPK. Lembaga negara semacam ini
memiliki tugas dan wewenang berdasarkan UUD 1945. dan semenjak UUD 1945
diamandemen dan dalam pelaksanaan pemilihan umum tahun 2003 lembaga negara
seperti tersebut di atas mengalami perubahan. Berdasarkan UUD 1945 hasil
amandemen lembaga negara yang ada : MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil
Presiden, MA, MK, KY, BPK, lembaga negara ini semua sudah terpenuhi sesuai
dengan peraturan perundangan yang ada menurut UUD 1945
6.
Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, Masa Reformasi
Sistem Pemerintahan masa Orde Reformasi, dapat dilihat berdasarkan aktivitas
politik kenegaraan sebagai berikut :
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
a.
Kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap hakhak untuk mengeluarkan pendapat dan pikiran baik lisan maupun tulisan sesuai
pasal 28 UUD 1945 dapat terwujud dengan dikelarkannya UU No 2 / 1999
tentang Partai Politik yang memungkinkan Multipartai
b.
Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta
bertanggung
jawab
dibuktikan
dengan
keluarnya
Ketetapan
MPR
No. IX/MPR/1998 yang ditindaklanjuti dengan UU N0. 30 / 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (kini sedang menangani kasus
KPU)
c.
Lembaga legeslatif dan organisasi sosial politik sudah memiliki keberanian
untuk menyatakan pendapatnya terhadap ekskutif yang cenderung seimbang
dan proporsional
d.
Lembaga MPR sudah berani mengambil langkah-langkah politis melalui
sidang tahunan dengan menuntut adanya laporan pertanggungjawaban tugas
lembaga negara (progress report), UUD 1945 diamandemen, Pimpinan MPR
dan DPR dipisahkan jabatannya, berani memecat Presiden dalam sidang
istimewanya
e.
Dalam amandemen UUD 1945 masa jabatan Presiden paling banyak dua kali
masa jabatan, Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat mulai
dari pemilu 2004 dan yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden
pertama pilihan langsung rakyat adalah Soesilo Bambang Yudoyono dan
Yoesuf Kala, MPR tidak lagi lembaga tertinggi negara melainkan lembaga
negara yang kedudukannya sama denga Presiden, MA, BPK, kedaulatan rakyat
tidak lagi ditangan MPR melainkan menurut UUD.
Di dalam amandemen UUD 1945, ada penegasan tentang Sistem Pemerintahan
Presidensial tetap dipertahankan dan bahkan diperkuat dengan mekanisme pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden secara langsung.
Sehubungan dengan penegasan pelaksanaan Sistem Pemerintahan Presidensial,
maka pasal-pasal yang berhubungan dengan sistem pemerintahan tersebut dilakukan
amandemen untuk pertama kali diantaranya :
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
a.
Pasal 5 ayat 1 menegaskan : “ Presiden berhak mengajukan rancangan undangundang “.
b.
Pasal ini dahulunya berbunyi : Presiden memegang kekuasaan membentuk
undang-undang dengan persetujuan DPR
c.
Pasal 7 menegaskan : “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama
lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama,
hanya untuk satu kali masa jabatan“.
d.
Pasal ini merupakan bentuk perubahan yang sangat signifikan dari ketentuan
yang sebelumnya UUD 1945 diamandemen yang menegaskan : Presiden dan
Wakil Presiden memegang jabatannya selama lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali. Perubahan ini dikatakan cukup signifikan karena
sebelum pasal ini dilakukan perubahan, pasal ini dijadikan dasar hukum
(konstitusional) bagi Soeharto untuk dipilih berulang kali sebagai Presiden.
e.
Pasal 17 ayat 2 menegaskan : “Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan
oleh presiden“.
f.
Pasal 20 ayat 1 menegaskan : “ Dewan perwakilan Rakyat memegang
kekuasaan membentuk undang-undang “.
Pertemuan II
1.
Perbandingan Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sebelum dan Sesudah
Amandemen.
a.
Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sebelum Amandemen
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD
1945 sebelum diamandemen tertuang dalam penjelasan resmi UUD 1945
tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara RI.
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara RI menurut penjelasan resmi
UUD 1945, sebagai berikut :
1)
Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat)
2)
Sistem Konstitusional
3)
Kekuasaan
negara
yang
tertinggi
di
tangan
Majelis
Permusyawaratan Rakyat
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
4)
Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi
di bawah MPR
5)
Presiden tidak betanggung jawab kepada DPR
6)
Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak
bertanggung jawab kepada DPR
7)
Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan
Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem
ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden
Soeharto.
Ciri sistem pemerintahan presidensial pada masa soeharto : adanya kekuasaan
yang sangat besar pada lembaga kepresidenan.
Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh Presiden Republik Indonesia
berdasar UUD 1945 pada masa pemerintahan Soeharto (sebelum diamandemen)
memiliki kekuasaan sebagai berikut :
1)
Pemegang kekuasaan legeslatif, yaitu membentuk undang-undang
2)
Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara
3)
Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR sebagai lembaga tertinggi negara
4)
Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata
5)
Pemegang kekuasaan untuk mengangkat dan melantik para anggota MPR dari
utusan daerah dan golongan
6)
6. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat para menteri dan pejabat negara
7)
Pemegang kekuasaan untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan
perjanjian dengan negara lain, serta menyatakan keadaan bahaya
8)
Pemegang kekuasaan untuk mengangkat duta dan konsul serta menerima duta
dan konsul dari negara lain
9)
Pemegang kekuasaan untuk memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda
kehormatan
10)
Pemegang kekuasaan untuk memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Hampir semua kewenangan presiden yang diatur dalam UUD 1945 dilakukan
tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena
tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, kekuasaan presiden sangat
besar dan cenderung dapat disalahgunakan.
Akibat (kelemahan) yang terjadi dari kekuasaan presiden yang besar tersebut
adalah :
1)
Terjadinya pemusatan kekuasaan negara pada satu lembaga negara yaitu
presiden
2)
Pengawasan DPR sangat lemah
3)
Pejabat negara yang diangkat cendrung menjilat dan menjadi pelindung
presiden dan keluarganya
4)
Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang-orang yang dekat
dengan
5)
Menciptakan perilaku KKN dikalangan pejabat dan orang-orang yang dekat
dengan
6)
presiden
Kekuasaan
Terjadi personifikasi bahwa presiden dianggap negara. Sikap menyalahkan
presiden, mengeritik presiden dianggap menentang negara atau makar
7)
Rakyat dibuat makin tidak berdaya, tiada kuasa, dan cenderung tunduk pada
kekuasaan presiden semata sehingga demokrasi mati suri
Segi positif (dampak yang pernah dirasakan) dari kekuasaan presiden yang
sangat besar sebagai berikut :
1)
Presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan
2)
Pemerintahan kompak dan solid
3)
Pemerintahan lebih stabil
4)
Negara lebih aman
5)
Harga-harga lebih terkendali
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
b.
Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sesudah Amandemen
Secara garis besarnya sistem pemerintahan menurut UUD 1945 hasil
amandemen dapat disimpulkan sebagai berikut :
1)
Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial murni (prsiden
sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan), karena Presiden dan /
atau Wakil presiden dipilih langsung rakyat (masa jabatan 5 tahun),
dalam menjalankan tugasnya dapat dikritik dan bahkan sering dijadikan
dagelan politik dalam acara TV (negeri impian di Metro TV)
2)
Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
3)
Menteri-menteri bertanggung jawab kepada Presiden dan tidak kepada
Parlemen atau DPR
4)
DPR atau Parlemen (legeslatif) berfungsi sebagai pengawas jalan
Pemerintahan (ekskutif)
5)
Parlemen terdiri dari dua kamar yaitu DPR dan DPD yang dipilih
langsung rakyat dan selanjutnya menjadi anggota MPR
6)
Kedudukan Ekskutif dan Legeslatif sama-sama kuat dan tidak dapat
saling menjatuhkan
7)
Adanya lembaga peradilan terhadap Presiden dan / atau Wakil Presiden
yang dilaksanakan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga
Yudikatif, jadi Presiden dan / atau Wakil Presiden hanya dapat
dijatuhkan apabila melanggar hukum (yuridis)
8)
Kekuasaan Yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi dan Komisi Yudisial
Dengan memperhatikan penyelenggaraan sistem pemerintahan negara RI
sebelum dan sesudah UUD 1945 diamandemen dapat kita lihat adanya
beberapa perubahan baru diantaranya : adanya pemilihan presiden dan wakil
presiden langsung dan berimplikasi terhadap pemilihan Gubernur, Bupati/Wali
kota dan wakilnya secara langsung, adanya sistem bikameral, adanya
mekanisme checks and balance, pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada
parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
c.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan RI menurut UUD 1945
1)
Kelebihan Penerapan Sistem Pemerintahan Presidential
a)
Pemerintahan (Presiden) akan lebih stabil, karena MenteriMenterinya bertanggung jawab terhadap yang mengangkat dan
memberhentikannya
b)
Kedudukan Pemerintah ( Ekskutif ) sama kuat dengan Parlemen,
karena sama-sama tidak dapat saling menjatuhkan
c)
Presiden sebagai Kepala Pemerintahan ( Ekskutif ), bertanggung
jawab kepada yang memilihnya atau yang mengangkatnya sehingga
dapat melaksanakan tugas sampai habis masa jabatannya
d)
Tidak ada badan atau lembaga oposisi
e)
Apabila ada perselisihan antara Ekskutif dan Legeslatif maka yang
memutuskan adalah lembaga Yudikatif
f)
Preiden hanya bisa dijatuhkan secara yuridis (bila melanggar
hukum) bukan secara politis (dalam laporan pertanggungjawaban
pada akhir tahun)
bila melanggar hukum akan disidang oleh
Mahkamah Konstitusi.
2)
Kekurangan Penerapan Sistem Pemerintahan Presidential
a)
Kekuasaan Parlemen terbatas pada kontrol atau pengawasan saja
terhadap
pelaksanaan
pemerintahan
karena
tidak
dapat
menjatuhkan Presiden (Ekskutif)
b)
Presiden
cendrung
otoriter
karena
pengangkatan
dan
pemberhentian menteri dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh
Presiden
(hak
prerogative
Presiden)
dan
Menteri
dalam
melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan program kerja
Presiden
c)
Tidak adanya pemisahan yang tegas antara lembaga negara seperti
dalam ajaran pemisahan kekuasaan (sparation of power) dari Trias
Politika, karena Indonesia menganut sistem pembagian kekuasaan
(distribution of power)
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
VI.
METODE PEMBELAJARAN : Penugasan, ceramah, tanya jawab
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
I (PERTAMA)
AWAL
1. Melakukan Salam
15 menit
2. Melakukan presensi dan apresiasi
3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran
4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang
akan diajarkan.
INTI
EKSPLORASI :
90 menit
1. Menyampaikan materi yang ingin dicapai
2. Memberikan penjelasan materi dan Tanya jawab
3. Menyimpulkan hasil penjelsan materi
4. Memberikan teguran kepada siswa yang tidak aktif
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi
15 menit
2. post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa :
 Penugasan mandiri tidak berstruktur : membuat
kliping yang berkaitan dengan materi
PERTEMUAN II (KE DUA)
AWAL
1. Melakukan salam
15 menit
2. Melakukan presensi dan apresiasi
3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran
4. Memberikan motivasi belajar
5. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang
akan diajarkan
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
INTI
90 menit
EKSPLORASI :
1. Menyampaikan materi yang akan dicapai
2. Memberikan penjelasan materi dan Tanya jawab.
3. Menyimpulkan hasil penjelasan materi.
4. Memberikan teguran kepada siswa yang tidak aktif.
PENUTUP
15 menit
1. Guru dan siswa melakukan refleksi
2. post tes dalam bentuk lisan
VIII. ALAT ( BAHAN )
IX.
: Spidol, White board
SUMBER BELAJAR : - Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XII SMK oleh Amin
Suprihatin dan Yudi Suparyanto.
- Buku-Buku lainnya yang relevan
X. PENILAIAN
:
-
Kognitif guru melakukan post test. Penilaian pembelajaran
mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas
yang dikerjakan siswa.
-
Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
-
Penilaian afektif selama proses pembelajaran guru
mengadakan penilaian berupa komentar.
Purwodadi,
Mengetahui :
Guru Mata Pelajaran
Kepala SMK Pancasila Purwodadi
(Drs. Kustadji, MM )
( Lucky Kunnaeni, S.Pd )
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Penilaian dalam bentuk soal uraian I
NO
1.
PERTANYAAN
Identifikasikanlah sistem
JAWABAN
 Sistem
pemerintahan Betul
pemerintahan yang dianut
presidensial.
dalam UUD 1945 pada awal
pada :
kemerdekaan dan tunjukkan
 pasal
SKOR
4
Buktinya
ayat
1
ada 1 = 20
yang
2 = 40
Presiden 3 = 60
buktinya dalam pasal-pasal
menyatakan
“
UUD tersebut !
Republik Indonesia memegang 4 = 80
kekuasaan
pemerintahan
5 = 100
menurut Undang - Undang
Dasar
 pasal 5 ayat 2 menyatakan “
Presiden menetapkan peraturan
pemerintah untuk menjalankan
undang-undang
sebagaimana
mestinya “.
 Pada
pasal
17
ayat
1
menyatakan Presiden dibantu
oleh menteri-menteri negara.
 Pasal 17 ayat 2 menyebutkan:
Menteri-menteri diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden
Sebutkanlah 7 kunci pokok
2.
 Tujuh kunci pokok sistem Betul
sistem pemerintahan negara RI
pem. RI :
awal kemerdekaan berdasarkan
1. Indonesia adalah negara
penjelasan resmi UUD 1945
yang berdasarkan atas hukum,
dan yang manakah dari ke
2.
tujuh kunci pokok tersebut
3. Kekuasaan yang tertinggi
yang secara tegas menyebutkan
ditangan MPR, 4. Presiden
sistem pemerintahan?
adalah
Sistem
1 = 50
2 = 100
Konstitusional,
penyelenggara
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
pemerintahan negara tertinggi
di bawah Majelis, 5. Presiden
tidak
kepada
Negara
bertanggung
DPR,
6.
adalah
jawab
Menteri
pembantu
Presiden , Menteri Negara
tidak
bertanggung
jawab
kepada DPR, 7. Kekuasaan
kepala negara tidak tak terbatas
 Yang
secara
tegas
menyebutkan
sistem
pemerintahan presidensial no.
4, 5, 6
3.
Sebutkanlah lembaga negara
 MPR, 2. DPR, 3. Presiden dan Betul
menurut UUD 1945 periode 18
Wk. Presiden, 4. MA, 5. BPK, 1 = 50
6. DPA
2 = 100
 MPR sebagai lembaga tinggi
Agustus 1945 dan
bagaimanakah kedudukan
MPR setelah UUD 1945
negara bukan sebagai lembaga
diamandemen ?
tertinggi negara
Penilaian dalam bentuk soal uraian II
PERTANYAAN
JAWABAN
SKOR
NO
Identifikasikanlah sistem
1.
pemerintahan yang dianut oleh
 Sistem
pemerintahan B=100
Konstitusi RIS 1949 dengan
parlementer. Dasar hukum ada
menunjukkan dasar hukumnya
pada pasal 118 ayat 2 KRIS :
!
Presiden tidak dapat diganggu
gugat.
Tanggung
kebijaksanaan
jawab
pemerintah
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
berada ditangan menteri, tetapi
apabila kebijakan menteri/para
menteri ternyata tidak dapat
dibenarkan oleh DPR, maka
menteri/menteri-menteri
itu
harus mengundurkan diri, atau
DPR
dapat
membubarkan
menteri-menteri
(kabinet)
tersebut dengan alasan mosi
tidak percaya
Bagaimanakah kesimpulan dari
2.
penerapan ajaran trias politika
menurut Konstitusi RIS 1949
dan berikan pula penjelasannya
?
 dijalankan secara tidak murni
Betul
 Kekuasaan
pembentukan 1 = 35
perundang-undangan
2 = 70
(legeslatif)
dilaksanakan
oleh pemerintah (ekskutif = 3 = 100
menteri) bersama DPR dan
Senat
 Kekuasaan
melaksanakan
perundang-undangan
dilakukan oleh pemerintah
(ekskutif)
 Kekuasaan
pelanggaran
mengadili
perundangan
dilakukan oleh Mahkamah
Agung (yudikatif)
Identifikasikanlah sistem
3.
 sistem
pemerintahan B=100
pemerintahan yang dianut oleh
parlementer. Dasar hukum ada
UUDS 1950. dengan
pada pasal 83 ayat 1 dan ayat 2
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
menunjukkan dasar hukumnya!
UUDS 1950 :
 Presiden
Presiden
dan
Wakil
tidak
dapat
diganggu gugat
 Menteri-menteri
bertanggung
jawab
seluruh
atas
kebijaksanaan
pemerintah, baik bersamasama untuk keseluruhannya,
maupun
untuk
masing-masing
bagiannya sendiri-
sendiri
4.
Sebutkanlah lembaga negara
yang harus ada berdasarkan
UUDS 1950 !
 Presiden dan wakil Presiden, Betul
Menteri-Menteri,
DPR, 1 = 20
Mahkamah Agung, Dewan
2 = 40
pengawas
Keuangan,
3 = 60
Konstituante
4 = 80
5-6=100
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai =
X 100
Jumlah skor maksimal
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII
SEMESTER
: 5 ( LIMA )
ALOKASI WAKTU
: 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
I.
II.
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
:2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan.
: 2.3 Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan
yang berlaku di Negara Indonesia dengan Negara lain.
III.
INDIKATOR
: 1. Mengklasifikasikan bentuk Negara yang ada di Dunia
2. Menyebutkan 3 bentuk pemerintahan republik
Berdasarkan UUD 1945 sebelum, sesudah perubahan.
3. Menguraikan kelebihan dan kelemahan pelaksanaan
system pemerintahan di Indonesia.
4. Membandingkan bentuk dan system pemerintahan
Indonesia dengan negara lain.
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
:
1. Siswa mampu mengklasifikasikan bentuk Negara
yang ada di dunia.
2. Siswa mampu menyebutkan 3 bentuk pemerintahan
republik.
3. Siswa mampu membandingkan bentuk dan system
pemerintahan dari negara Indonesia, Mesir, Inggris,
India dan China.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
V.
MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan I
Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara lain
Sebelum kita membahas perbandingan antara sistem pemerintahan Indonesia dengan
negara lain ada baiknya kita memahami terlebih dahulu bentuk negara, bentuk pemerintahan
dan sistem pemerintahan dari suatu negara pada umumnya
a.
Bentuk Negara
Secara garis besarnya di dunia ini kita mengenal ada dua bentuk negara :
negara kesatuan dan negara serikat (federasi)
1.
Negara Kesatuan
Negara
Kesatuan,
merupakan
negara
merdeka
dan
berdaulat
yang
pemerintahannya diatur oleh pemerintah pusat
Di dalam negara kesatuan, pemerintah pusat mempunyai wewenang
untuk mengatur seluruh wilayahnya melalui pembentukan daerah-daerah
(provinsi, kabupaten atau kota). Sistem pelaksanaan pemerintahan negara dapat
berupa desentralisasi atau sentralisasi
Bentuk negara kesatuan pada umumnya mempunyai ciri-ciri atau sifatsifat seperti berikut :
a)
Kedaulatan negara mencakup ke dalam dan ke luar yang ditangani oleh
pemerintah pusat
b)
Negara hanya mempunyai satu Undang – Undang Dasar (UUD), satu
kepala negara, satu dewan mentri dan satu dewan perwakilan rakyat
c)
Hanya ada satu kebijaksanaan yang menyangkut persoalan politik,
ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan keamanan
Indonesia sebagai negara kesatuan yang berbentuk republik sesuai
dengan pasal 1 ayat 1 UUD 1945. Ini berarti bentuk negara Indonesia
kesatuan dan bentuk pemerintahannya republik
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
2.
Negara Serikat (Federasi atau Bondstaat)
Negara Serikat (Federasi) merupakan suatu bentuk negara yang terdiri
atas gabungan beberapa negara bagian. Negara-negara bagian hanya
menyerahkan sebagian urusan pemerintahannya kepada pemerintah federal
(pusat) yang menyangkut kepentingan bersama, seperti urusan keuangan,
pertahanan negara, pos, telekomunikasi dan hubungan luar negeri. Negaranegara bagian pada negara serikat tidak berdaulat namun memiliki kekuasaan
asli. Negara-negara bagian pada negara serikat dikatakan memiliki kekuasaan
asli karena negara bagian berhubungan langsung dengan rakyatnya.
Contoh negara serikat diantaranya : Amerika Serikat, Australia, Swiss,
India, Jerman, Malaysia
Bentuk negara serikat pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a)
Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun memiliki kekuasaan
asli
b)
Kepala Negara dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat
c)
Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian
untuk urusan ke luar dan sebagian urusan di dalam negeri
d)
Setiap negara bagian berwenang membuat UUD sendiri selama tidak
bertentangan dengan pemerintah pusat
e)
Kepala negara memiliki hak veto (pembuatan keputusan) yang diajukan
oleh parlemen.
b.
Bentuk Pemerintahan
Secara garis besarnya di dunia ini kita mengenal ada dua bentuk
pemerintahan : monarki (kerajaan) dan republik
1.
Bentuk Pemerintahan Monarki (Kerajaan)
Bentuk pemerintahan Monarki berlaku apabila suatu negara
dikepalai oleh seorang raja, ratu, syah, atau kaisar yang bersifat turun
menurun dan untuk jabatan seumur hidup.
Leon Duguit dalam bukunya Traite de Droit Constitutional
membedakan pemerintahan dalam bentuk monarki dan republik.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Perbedaan antara pemerintahan bentuk monarki dan republik
menurut leon Duguit, kalau kepala negara ditunjuk berdasarkan hak turun
menurun, maka kita berhadapan dengan monarki. Kalau kepala
negaranya ditunjuk tidak berdasarkan turun temurun, tetapi dipilih, maka
kita berhadapan dengan republic
Dalam praktek-praktek ketatanegaraan, bentuk pemerintahan
monarki dapat dibedakan :
a)
Monarki Absolut
Monarki absolut merupakan bentuk pemerintahan dalam suatu
negara yang dikepalai oleh seorang raja, ratu, syah, atau kaisar
yang kekuasaan dan wewenangnya tidak terbatas. Perintah raja
merupakan undang-undang yang harus dipatuhi oleh rakyatnya.
Pada diri raja terdapat kekuasaan ekskutif, legeslatif dan yudikatif
yang menyatu dalam ucapan dan perbuatannya.
Contohnya: Prancis semasa Louis XIV dengan semboyannya yang
terkenal L’etat C’est Moi (negara adalah saya)
b)
Monarki Konstitusional
Monarki konstitusional merupakan bentuk pemerintahan dalam
suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya
dibatasi oleh undang-undang dasar (konstitusi).
Proses monarki konstitusional sebagai berikut :
1)
adakalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja
itu sendiri karena ia takut dikudeta (kekuasaannya direbut
atau digulingkan oleh rakyat). Contoh : negara Jepang dengan
hak octrooi
2)
adakalanya proses monarki konstitusional terjadi karena
adanya revolusi rakyat terhadap rajanya. Contoh inggris,
Yordania, Denmark, Saudi Arabia, dan Brunai Darusalam
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
c)
Monarki Parlementer
Monarki Parlementer merupakan bentuk pemerintahan dalam
suatu
negara
yang
dikepalai
oleh
seorang
raja
dengan
menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi dalam bidang pemerintahan. Dalam monarki parlementer,
kekuasaan ekskutif dipegang oleh kabinet (perdana menteri) dan
bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya sebagai
kepala negara (simbol kekuasaan) yang kedudukannya tidak dapat
diganggu gugat. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang
masih tetap dilaksanakan di Inggris, Belanda dan Malaysia
2.
Bentuk Pemerintahan Republik
Republik berasal dari kata res publica yang artinya kepentingan
umum. Pemerintahan republik merupakan pemerintahan yang berasal
dari rakyat dan dipimpin oleh seorang presiden untuk masa jabatan
tertentu.
Dalam pelaksanaannya bentuk pemerintahan republik dapat
dibedakan menjadi republik absolut, republik konstitutional dan republik
parlementer.
c.
Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan sebenarnya merupakan sistem pertanggungjawaban
ekskutif, jika pertanggungjawabannya terhadap presiden maka akan melahirkan
sistem pemerintahan presidensial dan jika pertanggungjawaban kepada
parlemen menganut sistem pemerintahan parlementer.
Perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dengan berbagai negara
adalah sebagai berikut.
a.
Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di
Kawasan Amerika
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
No
Kategori
1.
Bentuk negara
2.
Bentuk
pemerintahan
3.
4.
5.
Sistem
pemerintahan
Eksekutif
Legislatif/
Parlemen
6.
Yudikatif
Indonesia
Amerika
Serikat
Brazil
Kesatuan
dengan otonomi
luas mempunyai
33 provinsi.
Federal dengan
50
negara
bagian
dan
satu distrik.
Federal dengan
26
negara
bagian dan satu
distrik federal.
Republik
Republik
Republik
Presidensial
Presidensial
Presidensial
untuk
masa untuk
masa untuk
masa
4 jabatan 4 tahun.
jabatan 5 tahun. jabatan
tahun.
Presiden sebagai
kepala
negara
dan
kepala
pemeritahan
dipilih langsung
oleh rakyat.
Presiden
sebagai kepala
negara
dan
kepala
pemeritahan
dipilih
langsung oleh
rakyat.
Bikameral, yaitu
DPR dan DPD.
Anggota DPR
dan
DPD
menjadi anggota
MPR.
Bikameral,
yaitu Kongres
terdiri
atas
Senat dan The
House
Of
Representative
s.
Supreme
Court, United
Mahkamah
Agung, badan States Courts
Appeal,
peradilan
di of
bawahnya, dan United States
District
Mahkamah
Courts, State
Konstitusi.
and Country
Courts.
Presiden sebagai
kepala
negara
dan
kepala
pemeritahan
dipilih langsung
oleh rakyat.
Bikameral, yaitu
Kongres
Nasional terdiri
atas
Federal
Senate dan The
Chamber
of
Deputies.
Supreme
Federal
Tribunal,
Higher Tribunal
ofJustice,
Regional
Federal
Tribunals.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
b. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Afrika
No
Kategori
Indonesia
Afrika Selatan
1.
Bentuk negara
Kesatuan
otonomi
mempunyai
provinsi.
2.
Bentuk
pemerintahan
Republik
3.
Sistem
pemerintahan
4.
Eksekutif
Presidensial untuk masa
Presidensial
Presidensial
jabatan 5 tahun.
untuk
masa
untuk
masa jabatan 6 tahun.
jabatan 5 tahun.
Presiden sebagai
Presiden sebagai kepala Presiden sebagai kepala negara.
negara
dan
kepala kepala
negara Perdana Mentri
pemeritahan
dipilih dan
kepala sebagai kepala
langsung oleh rakyat.
pemeritahan
pemeritahan.
dipilih langsung
oleh
Majelis
Nasional
5.
Legislatif/
Parlemen
6.
Yudikatif
dengan Kesatuan
luas dengan
33 provinsi.
Mesir
Kesatuan dengan
9 26 governorates
(semacam
provinsi).
Republik
Bikameral, yaitu DPR
dan DPD. Anggota
DPR dan DPD menjadi
anggota MPR.
Bikameral
terdiri
atas
Majelis
Nasional
dan
Dewan Nasional
Provinsi.
Mahkamah
Agung,
badan peradilan di
bawahnya,
dan
Mahkamah Konstitusi.
Constitutional
Court, Supreme
Court
of
Appeals, High
Courts,
Magistrate
Republik
Presiden
diajukan
oleh
Majelis Rakyat
yang dikuatkan
oleh referendum.
Perdana Mentri
ditunjuk
oleh
presiden.
Bikameral terdiri
atas
Majelis
Rakyat (Majelis
al-Sha’b)
dan
Dewan
Penasehat
(Majelis
al-
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Courts.
Shura).
Supreme
Constitutional
Court.
c. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Eropa
No
Kategori
Indonesia
Inggris
1.
Bentuk negara
Kesatuan
otonomi
mempunyai
provinsi.
2.
Bentuk
pemerintahan
Republik
3.
Sistem
pemerintahan
Presidensial untuk masa
Konstitusional.
jabatan 5 tahun.
4.
Eksekutif
Parlementer
Presiden sebagai kepala
untuk
masa
negara
dan
kepala
jabatan 5 tahun.
pemeritahan
dipilih
langsung oleh rakyat.
5.
Legislatif/
Bikameral, yaitu DPR Monarki
dan DPD. Anggota konstitusional.
DPR dan DPD menjadi
Ratu/raja
Parlemen
dengan Kesatuan.
luas
33
Monarki
Prancis
Kesatuan dengan
23
daerah
(region).
Republik
Presidensial
untuk
masa
jabatan 5 tahun.
Presiden sebagai
kepala
negara
dipilih langsung
oleh
rakyat,
sedangkan
perdana mentri
diusulkan
mayoritas
Majelis Nasional
dan
diangkat
presiden.
Bikameral, yaitu
Senat
dan
Majelis Nasional
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
anggota MPR.
6.
Yudikatif
sebagai kepala (national
negara
dan Assembly).
perdana mentri
sebagai kepala
pemerintahan
Mahkamah
Agung,
Bikameral
badan peradilan di
terdiri
atas
bawahnya,
dan
Majelis Tinggi
Mahkamah Konstitusi.
(House of Lord)
dan
Majelis
Rendah (House
of Commons).
Supreme Court
of
Appeals,
Constitutional
Council, Council
of State..
Supreme Courts
of
England,
Wales
and
Northern
Ireland;
Scotland’s
Court of Session
and Court of the
Justiciary..
d. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Asia
No
Kategori
Indonesia
India
China
1.
Bentuk negara
Kesatuan
otonomi
mempunyai
provinsi.
2.
Bentuk
pemerintahan
Republik
Sistem
pemerintahan
Presidensial untuk masa
Parlementer untuk Presidensial
jabatan 5 tahun.
masa jabatan 5 dengan
tahun.
sistem
komunis.
3.
dengan Federal dengan 26 Kesatuan
luas negara bagian dan 7 dengan
23
33 kesatuan teritorial.
provinsi.
Republik
Republik
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
4
Eksekutif
.
5.
Legislatif/
Parlemen
6.
Yudikatif
Presiden sebagai kepala
negara
dan
kepala
pemeritahan
dipilih
langsung oleh rakyat.
Presiden
sebagai
kepala negara dan
perdana
mentri
sebgai
kepala
pemeritahan.
Bikameral, yaitu DPR
dan DPD. Anggota
DPR dan DPD menjadi
anggota MPR.
Presiden
dipilih
oleh
anggota
parlemen. Perdana
menteri dipilih oleh
mayoritas anggota
parlemen.
Mahkamah
Agung,
badan peradilan di
bawahnya,
dan
Mahkamah Konstitusi.
Bikameral,
yaitu
Dewan
Negara
(Rajya Sabha) dan
Majelis
Rakyat
(Lok Sabha).
Supreme Court.
Presiden
sebagai
kepala
negara.
Presiden dan
wakil dipilih
oleh Kongres
Rakyat
Nasional
(National
People’s
Congress).
Unikameral,
yaitu
National
People’s
Congress
atau
Quanquo
Renmin
Daibiao
Dahui untuk
masa
5
tahun.
Supreme
Peoples
Court, Local
Peoples
Courts,
Special
Peoples
Courts.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
e. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Asia Pasifik
No
Kategori
Indonesia
Australia
Brunai
Darussalam
1.
Bentuk negara
Kesatuan
dengan Federal dan termasuk Kesatuan.
otonomi
luas negara
mempunyai
33 persemakmuran
provinsi.
Inggris
(Commonwealth)
yang terdiri atas 6
negara bagian dan 10
teritorial.
2.
Bentuk
pemerintahan
Republik
3.
Sistem
pemerintahan
Presidensial untuk
masa
jabatan
5 Parlementer.
tahun.
4.
Eksekutif
Presiden
sebagai
kepala negara dan
kepala pemeritahan
dipilih langsung oleh
rakyat.
5.
Legislatif/
Parlemen
6.
Yudikatif
Republik
Bikameral,
yaitu
DPR dan DPD.
Anggota DPR dan
DPD
menjadi
anggota MPR.
Mahkamah Agung,
badan peradilan di
bawahnya,
dan
Monarki
Constitutional
Sultanate.
Kepala Negara adalah
Sultan
adalah
Ratu Inggris. Kepala
kepala
negara
Pemerinta-han adalah
sekaligus kepala
Perdana Mentri
pemerintahan.
Bikameral, terdiri atas
Majelis Tinggi (Senat)
dan Majelis Rendah
(The
House
of
Representative)
Supreme Court..
Tidak
ada
pemilihan, tetapi
berdasarkan
keturunan.
Unikameral,
yaitu Legislative
Council
or
Majelis
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Mahkamah
Konstitusi.
Masyuarat
Negeri sebagai
lembaga
konsultatif.
Statement.
VI.
VII.
METODE PEMBELAJARAN : Penugasan, Ceramah, Dan Tanya Jawab.
LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
PERTEMUAN
I (PERTAMA)
AWAL
VIII.
IX.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
1. Melakukan salam
15 menit
2. Melakukan presensi dan apresiasi
3. Menyampaikan SK, KD dan tujuan
pembelajaran
4. Memberikan motivasi belajar
5. Melakukan appersepsi terhadap
materi
pelajaran
yang
akan
diajarkan
INTI
1. Menyampaikan materi yang akan 90 menit
dicapai.
2. Memberikanmotivasi belajar
3. Menyimpulkan hasil penjelasan
materi
4. Memberikan teguran kepada siswa
yang kurang aktif.
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi
2. post tes dalam bentuk lisan

15 enit
ALAT ( BAHAN ) : Spidol, White Board
SUMBER BAHAN ALAT : 1. Buku pendidikan Kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh
Amin Suprihatin dan Yudi Saparyanto
2. Buku buku yang relevan.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
X.
PENILAIAN
: 1. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan
Pembelajaran
2. Penilaian efektif
3. Penilaian dalam bentuk soal uraian.
Purwodadi,
Mengetahui :
Guru Mata Pelajaran
Kepala SMK Pancasila Purwodadi
(Drs. Kustadji, MM )
( Lucky Kunnaeni, S.Pd )
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Penilaian dalam bentuk soal uraian I
NO
PERTANYAAN
Klasifikasikanlah bentuk
1.
negara yang ada di dunia
dan Indonesia menganut
JAWABAN
SKOR
 bentuk negara kesatuan dan serikat
Betul
 Indonesia negara kesatuan
 bukti secara konstitusional ada pada pasal 1 1 = 35
ayat 1 UUD 1945 : Indonesia negara kesatuan
yang berbentuk republik
2 = 70
yang mana dan buktikan
3 = 100
secara konstitusional !
Sebutkan 3 bentuk
2.
pemerintahan republik yang
anda kenal dan indonesia
menganut bentuk
pemerintahan yang mana
 bentuk pemerintahan republik absolut,
konstitusional dan parlementer
 Indonesia menganut bentuk pemerintahan
republik konstitusional karena presiden
sebagai
kepala
negara
dan
kepala
pemerintahan yang dibatasi konstitusi (UUD
1945)
 bukti secara konstitusional ada pada pasal 1
ayat 1 UUD 1945 : Indonesia negara kesatuan
yang berbentuk republik
Betul
1 = 35
2 = 70
3 = 100
dan buktikanlah secara
konstitusional !
3.
Bandingkanlah bentuk
Unsur
Indo
Mesir
Inggris
India
China
dan sistem pemerintahan
B.Neg.
Kes
Kes
Kes
Fed
Kes
B.Pem.
Rep
Rep
Mon.K
Rep
Rep
Pres
Parl
Parl
Pres
dari negara Indonesia,
Betul
1 = 35
Sis.Pem Pres
2 = 70
Mesir, Inggris, India dan
3 = 100
China !
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai =
X 100
Jumlah skor maksimal
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII
SEMESTER
: GENAP
ALOKASI WAKTU
: 3 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
I.
STANDAR KOMPETENSI
:3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat
Demokrasi.
II.
KOMPETENSI DASAR
: 3.1 mendiskripsikan pengertian, fungsi peran serta
Perkembangan pers di Indonesia.
III.
INDIKATOR
: 1. Menguraiakan pengertian, fungsi, pers dalam
masyarakrt yang demokratis.
2. mendiskripsikan perkembangan pers di Indonesia
3. Menguraikan peranan pers dalam masyarakat
Demokratis
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian fungsi pers
dalam masyarakat demokratis.
2. Siswa dapat menjelaskan perkembangan pers di
Indonesia
3. Siswa dapat menyebutkan peranan pers dalam
masyarakat demokratis.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
V.
MATERI PEMBELAJARAN
Menurut UU
No 40 Tahun 1999 pers
adalah lembaga social dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliput : mencarai, memperoleh,
memiliki, menyiapkan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk
tulisan,suara, gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainya dengan
menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.
Fungsi pers menurut UU No 40 Tahun 1999 pasal 3 bahwa pers berfungsi sebagai
media informasi pendidikan hiburan dan control social selain itu juga berfungsi sebagai
lembaga ekonomi. Sedangkan menurut Harold D lasswell dan charless wirght 4 fungsi social
media massa yaitu :
1.
Pengamatan social
( soaial surveillance )
2.
Korelasi social
( Sosial correlation )
3.
Sosialisasi
( socialization )
4.
Hiburan
( Entertainment )
Perkembangan Pers di Indonesia :
1.
Pada masa orde lama
Sejarah
perjuangan
pers
sudah
dimulai
sebelum
kemerdekaan
Indonesia
diproklamasikan. Bahkan detik – detik proklamasi dikumandangkan keseluruh dunia
juga oleh pers.
2.
Pada masa orde baru
Setelah peristiwa G 30 S PKI gagal dan bangkitnya Orde Baru, terjadi reaksi
terhadap system pers yaitu dengan munculnya gerakan yang ingin mengembalikan
kebebasan pers.
3.
Pada masa era reformasi
Mundurnya presiden Suharto 21 mei 1998 dijadikan tanda berakhirnya era orde baru.
Dalam negara demokratis yang sedang membangun pers menjadi mitra pemerintah untuk
forum dialog antara pemerintah dan rakyat dalam pengambilan kebijakan memecahkan
masalah – masalah pembangunan serta menyebarluaskan informasi berbagai inovasi yang
bermanfaat bagi pembangunan menyejahterakan rakyat.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
VI.
VII.
METODE
: Ceramah, Tanya Jwab, Pemberian Tugas.
LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan
Awal
1.
2.
3.
4.
5.
Inti
Penutup
VIII.
IX.
ALAT ( BAHAN )
Waktu
15 Menit
90 Menit
15 Menit
: Spidol, White board
SUMBER BELAJAR
-
X.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
Kegiatan Pembelajaran
Melakukan slam
Melakukan presensi dan apresiasi
Menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi belajar
Melakukan apersepsi terhadap materi pelajaran yang akan
diajarkan
Menyampaikan materi yang akan dicapai
Memberikan penjelasan materi dan Tanya jawab
Menyimpukan hasil penjelasan materi
Memberikan teguran kepada siswa yang tidak aktif
Guru dan siswa melakukan referensi
Post dalam bentuk lisan
Buku Pendidikan Kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh Amin Suprihatin dan Yudi
suparyanto
Buku – buku lain yang relevan.
PENILAIAN
- Penilaian kognitif, guru melakukan post tes
- Penilaian dalam bentuk soal pilihan ganda dan uraian (terlampir)
Purwodadi,
Mengetahui :
Guru Mata Pelajaran
Kepala SMK Pancasila Purwodadi
(Drs. Kustadji, MM )
( Lucky Kunnaeni, S.Pd )
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
LATIHAN SOAL – SOAL
I.
JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN MEMBERI TANDA
SILANG (X) PADA JAWABAN YANG BENAR !
1.
Norma atau asas yang diterima oleh insane jurnalistik dan insane pers yangdijadikan
sebagai pedoman dalam melaksanakan jurnalistik disebut ….
2.
a.
Etika peliput berita
d. etika wartawan
b.
Kode etik jurnalistik
e. etika pencari berita
c.
Kode etik wartawan
Rambu rambu mengenai apa yang semestinya dilakukan atau tidak dilakukan dalam kerja
jurnalitik disebut …
3.
a.
Kode etik pers
d. kode etik penyiaran
b.
Kode etik jurnalistik
e. undang – undang pers
c.
Undang – undang penyiaran
Seringnya pers membuat /menayangkan pornografi, akan membawa damapak negative
yaitu membahayakan….
4.
a.
Moral masyarakat
d. organisasi pers
b.
Bangsa dan negara
e. hilangnya kepercayaan
c.
Lembagan masyarakat
Wartawan Indonesia dalam pemberitan peristiwa yang diduga menyangkut pelanggaran
hokum atau proses peradilan harus menghormati …
5.
a.
Asas praduga tak bersalah
d. keputusan hakim
b.
Tersangka
e. asas berlakunya hukum
c.
Proses peradilan
Dampak dari banyaknya pers menampilkan peristiwa kejahatan secara gambling dan
mendetail dapat mendorong generasi muda untuk melakukan tindakan …
6.
a.
Asusila
d. kriminal
b.
Pornografi
e. normatif
c.
aspiratif
Untuk melaksanakan pembinaan kehidupan pers yang bebas dan bertanggung jwab telah
dibentuk lembaga khusus yaitu …
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
7.
a.
Dewan pers
d. persatuan wartawan Indonesia
b.
Aliansi jurnalistik independen
e. dewan kehormatan pers
c.
Dewan pengawas pers
Dalam pemberitaan tentang kejahatan susila wartawan dilarang menyebutkan nama dan
identitas korban hal ini tertuang dalam kode etik jurnalistik pasal …
8.
9.
a.
11
d. 9
b.
12
e. 10
c.
8
Kebebasan yang dikembangkan di Indonesia adalah …
a.
Pers yang bebas dan bertanggung jawab
d. pers yang dibatasi kebebasannya
b.
Kebebasan pers yang mutlak
e. kebebasan pers yang luwes
c.
Kebebasan pers yang seluas luasnya
Dalam pemberitaan yang tidak menyebutkan nama dan identitas narasumber kecuali ada
permintaan dari yang bersangkutan, maka tanggung jawab ada pada …
10.
a.
Persatuan wartawan Indonesia
d. bagian redaksi
b.
Bagian pemberitaan
e. wartawan yang bersangkutan
c.
Narasumber
Menyajika untuk dapat dipertanggungjawabkan sesuai pasal 12 kode etik jurnalistik telah
mengatur agar pers …
11.
a.
Meneliti kebenaran bahan berita
d. memperhatikan sumber berita
b.
Memperhatikan bahan berita
e. mencari berita yang mudah didapat
c.
Menyampaikan berita aktual
Semua bentuk pemberian berupa uang dan atau fasilitas lain yang secara langsung atau
tidak langsung dapat mempengaruhi jurnalistik dalam bentuk kerja jurnalistik disebut …
12.
a.
Hadiah
d. pelicin
b.
Upeti
e. sogokan
c.
bonus
Selain pemerintajhan RI pernah dikeluarkan UU pers misalnya pada masa orde baru
berlaku …
a.
UU No. 7 Tahun 1966
d. UU No. 9 Tahun 1966
b.
UU No. 8 Tahun 1966
e. UU No. 10 Tahun 1966
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
c.
13.
UU No. Tahun 1966
Dewan pers sebagai lembaga yang mandiri mempunyai tugas dan tanggung jawab, adapun
tugas dan tanggung jawab nya adalah …
14.
15.
a.
Mendukung pers yang bebas dan bertanggung jawab
b.
Mendidik pers yang bebas dan bertanggung jawab
c.
Membina kehidupan pers yang bebas dan bertanggung jawab
d.
Mengarahkan pers yang bebas dan bertanggung jawab
e.
Mengontrol dan mengendalikan pers yang bebas dan bertanggung jawab
Untuk dapat menegakkan supremasi hokum diperlukan …
a.
Penegakan hokum
b.
Perlindungan hokum dan penegakan sanksi hokum
c.
Sosialisasi aturan hokum dan peraturan perundangan
d.
Pengawasan terhadap aturan – aturan hokum
e.
Pengayoman hukum
Yang bukan merupakan kode etik AJI adalah …
a.
Jurnalistik hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya
b.
Jurnalistik menghormati privasi kecuali hal – hal itu bias merugikan masyarakat
c.
Jurnalistik tidak dibenarkan menjiplak
d.
Jurnalistik meneliti kebenaran berita
e.
Jurnalistik menghindari fitnah dan pencemaran nama baik
II.
JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN JELAS DAN BENAR!
1.
Mengapa dalam pemberitaan yang berkaitan dengan pelanggaran hokum wartawan harus
menghormati asas praduga tak bersalah.
2.
Jelaskan upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengendalikan agar pers tidak terlalu
bebas atau kebebasan yang berlebihan
3.
Jelaskan Fungsi dewan pers sebagai Pembina pers nasional.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII
SEMESTER
: GENAP
ALOKASI WAKTU
: 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
I.
STANDAR KOMPETENSI
:3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat
Demokrasi.
II.
KOMPETENSI DASAR
: 3.2 Menganalisis pers yang bebas dan bertanggungjawab
Sesuai kode etik jurnalistik dalam masyarakat
Demokrasi di Indonesia.
III.
INDIKATOR
: 1. Menguraiakan pengertian, kode etik jurnalistik
2. Menganalisis kode etik jurnalistik dalam masyarakat
demokarasi di Indonesia
3. menunjuka contoh – contoh penyimpangan kode etik
Jurnalistik dari berbagai media.
4. Menguraiakan upaya pemerintah dalam mengendalikan
kebebasan pers.
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kode etik
jurnalistik
2. Siswa dapat menjelaskan kode etik jurnalistik dalam
masyarakat demokratis di indonesia
3. Siswa
dapat
menyebutkan
contoh
–
contoh
penyimpangan kode etik jurnalistik di berbagai media
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
4. Siswa dapat menjelaskan upaya pemerintah dalam
mengendalikan kebebasan pers.
V.
MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan I
Dalam melaksanakan fungsi dan perannya yang strategis pers melalui organisasi persatuan
wartawan Indonesia (PWI). Telah menetapkan kode etik kewartawanan. Kode etik semacam
ini sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Dimana organisasi yang mewadahinya adalah
persatuan Djurnalistik Indonesia (PERDI) kode etik PWI adalah Sbb :
1.
Menyajikan berita secara berimbang dan adil mengutamakan kecermatan dan
kecepatan serta tidak mencampuradukan fakta dan opini.
2.
Menghormati dan menjujung tinggi kehidupan pribadi dengan tidak menyiarkan
berita, tulisan atau gambar yang merugikan nama baik atau perasaan susila,
seseorang kecuali menyangkut kepentingan umum.
3.
Pemeberitaan peristiwa yang diduga menyangkut pelanggaran hokum adan atau
proses peradilan harus menghormati asaz praduga tak bersalah, prinsip adil, jujur,
dan penyajian berimbang.
4.
Memberitakan kejahatan susila tidak menyebutkan nama dan identitas korban.
5.
Menuliskan judul yang mencerminkan isi berita.
6.
Menempuh cara sopan dan terhormat untuk memperoleh bahan berita, gambar, atau
tulisan yang selalu menyatakan identitasnya kepada sumber berita
7.
Dengan kesadaran sendiri secepatnya mencabut atau meralat setiap pemberitaan yang
kemudian tidak akurat dan memberikan kesempatan hak jawab secara proposianal
kepada sumber dan atau obyek berita.
8.
Meneliti kebenaran bahan berita dan memperhatikan kredibilitasnya serta kompetensi
sumber berita.
9.
Tidak melakukan tindakan plagiat, tidak mengutipberita, tulisan, atau gambar tanpa
menyebut sumbernya.
10. Harus menyebut sumber berita kecuali atas permintaan yang bersangkutan untuk
tidak disebut nama dan identitanya sepanjang menyangkut fakta dan data bukan
opini.
11. Menghormati ketentuan embargo bahan latar belakang dan tidak menyiarkan
informasi oleh sumber berita tidak dimasukan sebagai bahan brita serta atas
kesepakatan dengan sumber berita tidak menyiarkan keterangan off the record.
12. Mengakui bahwa pengawasan dan penetapan sanksi pelanggaran kode etik jurnalistik
ini sepenuhnya hak organisasi dari PWI dan dilaksanakan oleh Dewan Kehormatan
PWI.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Dalam upaya pelaksanaan kode etik jurnalistik dan kebebasan pers yang bertanggung
jawab, maka masyarakat / warga Negara dapat berperan serta untuk memantau dan
melaporkan apabila pemberitaan yang dilakukan oleh pers melanggar hokum dan etika.
Fungsi Dewan Pers :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain
Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers
Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik
Menetapkan dan mengawasi dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat
atas kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers
Mengembangkan komunikasi antara pers masyarakat dan pemerintah
Memfasilitasi organisai – organisasi pers dalam menyusun persatuan – persatuan
dibidang pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan
Mendata perusahaan pers.
Pertemuan Ke II
Contoh – contoh penyimpangan kode etik jurnalistik
1.
2.
3.
4.
5.
Penyiaran berita yang tidak memenuhi kode etik jurnalistik
Peradilan oleh pers
Membentuk opini yang menyesatkan
Bentuk tulisan yang provokatif
Pelanggaran terhadap ketentuan undang – undang hokum pidana.
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa sangat berpengaruh dalam
kehidupan kita, karena media massa cetak maupun elektronik senantiasa hadir dikehidupan
kita dan selalu dinantikan kehadirannya oleh pembaca atau pemirsa.
Penyalahgunaan kebebasan penyampaian pendapat di media massa dapat juga merugikan
kepentingan negara, terlebih lagi jika yang disampaikan merupakan tulisan yang tidak
berdasarkan fakta yang benar. Hal semacam ini akan menimbulkan dampak antara lain :
1.
2.
3.
VI.
Tingkat kepercayaan terhadap pemerintah berkurang karena tidak percaya terhadap
pemerintah . masyarakat bersikap apatis acuh tak acuh terhadap berbagai program
pemerintah. Akibatnya lebih lanjut adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam
pembagunan, menjaga keamanan dll.
Kepercayaan luar negeri luntur
Timbulnya pergesekan hubungan antara pers dengan institusi tertentu.
METODE : Ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemberian tugas.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
VII.
LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
Pertemuan I
Awal
1.
2.
3.
4.
5.
Inti
EKSPLORASI
90 Menit
1. Informasi terkini perkembangan kebebasan pers di
Indonesia
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok
3. Kelompok membahas permasalahan berdasarkan
kajian materi
4. Merangkum kajian materi
ELABORASI
1. Diskusi kelas dengan tema penyimpangan kode etik
jurnalistik yang terjadi di Indonesia
2. Membuat laporan
3. Tiap kelompok secara bergilir menyajikan hasil
diskusi dengan ditanggapi kelompok lain
KONFIRMASI
1. Mengklarifasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi dibawah bimbingan
guru
3. Member teguran pada kelompok yang kurang aktif
1. Guru dan siswa menyampaikan refleksi
15 Menit
2. Post tes dalam bentuk lesan
Penutup
Melakukan salam
15 Menit
Melakukan presensi dan apresiasi
Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi belajar
Melakukan apersepsi terhadap materi pelajaran yang
akan diajarkan
6. Menyampaikantopik diskusi
PERTEMUAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
Pertemuan II
Awal
1.
2.
3.
4.
5.
Melakukan salam
15 Menit
Melakukan presensi dan apresiasi
Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi belajar
Melakukan apersepsi terhadap materi pelajaran yang
akan diajarkan
Inti
1. Menyampaikan materi kompetensi yang hendak 90 Menit
dicapai
2. Memberikan penjelasan materi dan Tanya jawab
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
3. Menyimpulkan hasil penjelasan materi
4. Memberi teguran pada siswa yang tidak aktif
Penutup
1. Guru dan siswa menyampaikan refleksi
2. Post tes dalam bentuk lesan
VIII.
ALAT DAN BAHAN
: Spidol, White Board
IX.
SUMBER BELAJAR
:
15 Menit
1. Buku pendidikan kewarganegaraan kelas XII SMK
Oleh Amini Suprihatin dan Yudi Suparyanto.
2. Buku – Buku lain yang relevan
X.
PENILAIAN
:
1. Penilaian kognitif, Guru melakukan Post Tes.
2. Penilaian dalam bentuk soal Uraian
Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini !
1.
2.
3.
4.
5.
Sebutkan peranan pers menurut UU No. 40 Tahun 1999!
Sebutkan lima contoh penyimpangan kode etik jurnalistik!
Sebutkan hal – hal yang perlu ditolak sehubungan dengan pemberitaan / periklanan!
Sebutkan lima kode etik jurnalistik yang kamu ketahui !
Jelaskan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa yang anda ketahui!
Mengetahui :
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
PKn
Drs. Kustadji, MM
NIP : ---
Lucky Kunnaeni, S.Pd
NIP : ---
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII
SEMESTER
: GENAP
ALOKASI WAKTU
: 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
I.
STANDAR KOMPETENSI
:3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat
Demokrasi.
II.
KOMPETENSI DASAR
: 3.3 Mengevaluasi kebebasan pers dan dampak
Penyalahgunan kebebasan media massa dalam
Masyarakat demokrasi di Indonesia.
III.
INDIKATOR
: 1. Menguraiakan manfaat pers dalam kehidupan
masyarakat demokratis di Indonesia.
2. Menunjukan dampak penyalahgunaan kebebasan
media massa / pers.
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa dapat
menjelaskan
manfaat
pers dalam
kehidupan masyarakat demokratis di Indonesia
2. Siswa dapat mengevaluasi kebebasan pers dan media
massa dalam masyarakat demokrasi di Indonesia.
V.
MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan I
Pemanfaatan media massa dalam kehidupan sehari – hari untuk setiap pemirsa atau pembaca
berbeda – beda. Perbedaan ini sangat tergantung pada minat dan kebutuhan serta profesi
setiap orang. Secara umum pemanfaatan media massa dalam kehidupan sehari – hari
misalnya :
1. Untuk hiburan
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
2. Untuk mengekspresikan keluhan – keluhan tentang berbagai masalah public
3. Bias memanfaatkan untuk beriklan
4. Untuk memperoleh informasi terkini dalam bernagai bidang kehidupan.
Pertemuan Ke II
Kehadiran media massa senantiasa menimbulkan kontradiksi adanya sikap kontradiksi dari
media massa misalnya pada suatu sisi berita berita yang ditulis merupakan informasi yang
actual dan sangat diperlukan. Namun pada sisi lain pemberitaan sering menimbulkan
keresahan dan berbau provokasi. Dampak positif dari kebebasan media melalui para
jurnalisnya dapat dirasakan peranannya dalam proses demokrasi melalui laporan – laporan.
Dampak negative pers terutama apabila film, pemberitaan / foto / cover dalam media
jurnalistik menurus pornografi.
Sedangkan yang dikategorikan sebagai pers preman seperti yang dikemukakan pengamat
pers Zaini Abar atau ada yang memberikan istilah lain sebagai jurnalistik preman memiliki
indikasi sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
VI.
VII.
Bahan baku reportase adalah kegiatan preman yang menyimpang dari norma social
Nilai berita yang dianut adalah yang mengandung konflik sadism dan seks.
Nilai berita yang dianut adalah vulgar, emosional, dan sensasional.
Sumber informasinya adalah aparat keamanan
Berita yang disiarkan merangsang preman untuk melakukan kejahatan.
METODE
: Ceramah, Tanya Jawab, Pemberian Tugas, Diskusi
LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
Pertemuan I
Awal
1.
2.
3.
4.
5.
Melakukan salam
15 Menit
Melakukan presensi dan apresiasi
Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi belajar
Melakukan apersepsi terhadap materi pelajaran yang
akan diajarkan
6. Menyampaikantopik diskusi
Inti
EKSPLORASI
90 Menit
1. Informasi terkini manfaat media massa dalam
kehidupan sehari – hari
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok diskusi
3. Kelompok membahas permasalahan berdasarkan
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
kajian materi pembelajaran “manfaat media massa
dalam kehidupan sehari – hari “
4. Merangkum hasil kajian materi
ELABORASI
1. Diskusi dengan tema manfaat pers bagi masyarakat
2. Membuat laporan
3. Tiap kelompok secara bergilir menyajikan hasil
diskusi dengan waktu yang telah disepakati
4. Menanggapi pertanyaan dari kelompok lain
Penutup
KONFIRMASI
1. Mengklarifasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi dibawah bimbingan
guru
3. Memberikan apresiasi pada kelompok yang aktif
4. Memberi teguran pada kelompok yang kurang aktif
1. Guru dan siswa menyampaikan refleksi
15 Menit
2. Post tes dalam bentuk lesan
3. Penugasan Siswa
Penugasan mandiri tidak berstruktur : membawa
surat kabar.
PERTEMUAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Melakukan salam
Melakukan presensi dan apresiasi
Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi belajar
WAKTU
Pertemuan II
Awal
1.
2.
3.
4.
15 Menit
Inti
1. Menyampaikan materi tentang kebebasan pers dan 90 Menit
dampak penyalahgunaannya.
2. Memberikan Tanya jawab
3. Menjelaskan hal hal yang berkaitan dengan materi
yang di tanyakan siswa
4. Memberikan contoh contoh dalam masyarakat
kebebasan pers
5. Memberi teguran pada siswa yang tidak aktif
Penutup
1. Guru dan siswa menyampaikan refleksi
2. Post tes dalam bentuk lesan
3. Penugasan siswa
Tugas berstruktur mengerjakan soal latihan dirumah
15 Menit
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
VIII.
IX.
ALAT ( BAHAN )
: Spidol, white board, koran
SUMBER BELAJAR
:
1. Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XII SMK Oleh
Amin Suprihatin dan Yudi Suparyanto
2. UU No 40 / 1999
3. Buku – buku yang relevan
X.
PENILAIAN
:
1. Penilaian kognitif, Guru melakukan post test
2. Penilaian dalam bentuk soal uraian
Jawablah pertanyaan dibawan ini :
1.
2.
3.
4.
Sebutkan manfaat media massa dalam kehidupan sehari – hari
Sebutkan peranan pers menurut UU No. 40 Tahun 1999
Salah satu manfaat media massa adalah untuk hiburan berikan 5 contohnya
Jelaskan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa yang andaketahui?
Mengetahui :
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
PKn
Drs. Kustadji, MM
NIP : ---
Lucky Kunnaeni, S.Pd
NIP : ---
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
PROGRAM TAHUNAN
Satuan Pendidikan : SMK PANCASILA PURWODADI
Semester
1
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: XII/2
Tahun Ajaran
: 2011/2012
No
Materi Pokok/Kompetensi Dasar
1.
Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
- Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi
terbuka
- Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan
paradigma pembangunan
- Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila
sebagai ideologi terbuka
2.
Sistem pemerintahan
- Menangalisis sistem pemerintahan di berbagai
negara
- Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan
negara Indonesia
- Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan
yang berlaku di Indonesia dengan negara lain
Jumlah
2
3.
-
-
Ket
15 JP
30 JP
Peranan Pers dalam Masyarakat Demokratis
-
Alokasi
Waktu
15 JP
15 JP
Mendeskripsikan pengertian, fungsi, dan peranan
serta perkembangan pers di Indonesia
Menganalisis pers yang bebas dan bertanggung
jawab sesuai kode etik jurnalistik dalam
masyarakat demokratis di Indonesia
Mengevaluasi kebebasan pers dan dampak
penyalahgunaan kebebasan media massa dalam
masyarakat demokratis di Indonesia
Globalisasi
-
-
-
Mendeskripsikan proses, aspek, dan dampak
globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap
kehidupan bangsa dan negara Indonesia
15 JP
Menentukan sikap terhadap pengaruh dan
implikasi globalisasi terhadap bangsa dan negara
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Indonesia
4.
-
Mempresentasikan tulisan tentang pengaruh
globalisasi terhadap bangsa dan negara Indonesia
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII
SEMESTER
: GENAP
ALOKASI WAKTU
: 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
I.
II.
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
:4. Mengevaluasi dampak globalisasi
: 4.1 Mendiskripsikan proses, aspek, dan damapak
Globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan
Bernegara.
III.
INDIKATOR
: 1. Mengemukakan proses globalisasi
2. Mendiskripsikan aspek globalisasi
3. Mendiskripsikan dampak globalisasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian globalisasi
2. Siswa dapat menyebutkan proses globalisasi
3. Siswa dapat menjelaskan aspek – aspek globalisasi
4. Siswa
dapat
menyebutkan
dampak
–
dampak
globalisasi
V.
MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan I
Kata globalisasi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “ Globalization “ yang
berasal dari dua kata yaitu Globe ( Bumi atau dunia ) dan Ization ( Proses ) jadi dari sisi
etimologi, Globalisasi dapat dipahami sebagai proses mendunia. Menurut Selo
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Sumarjan : Globalisasi adalah : Suatu proses terbentunya system organisasi dan
komunikasi antar masyarakat diseluruh dunia.
Sebagai makhuk individu sekaligus makluk social manusia mempunyai kebutuhan akan
berbagai hal misalnya kebutuhan konsumsi, keamanan, informasi, pelayanan public, dan
kebutuhan berinteraksi social. Sebagai warga sebuah komunitas, seseorang tentu akan
saling bergantung dengan komunitas dimana ia tinggal dalam memenuhi kebutuhannya.
Globalisasi sebagai sebuah proses dapat dipahami dengan dua sudut pandang yaitu :
1. Globalisasi dipahami sebagai proses terbukanya cakrawala pandang warga dunia
akan kebutuhan dan keniscayaan hubungan dimana mereka, dengan tidak lagi
tersekat oleh batas – batas negara ataupun territorial.
2. Globalisasi sebagai terbukanya proses social, ekonomi, dan politik dikalangan
warga dunia untuk berhubungan diantara mereka.
Pada sudut pandang yang kedua seseorang sebagai pribadi maupun negara sebagai
satu kesatuan komunitas atas nama kepentingan warganya dapat berbuat dihadapan
warga atau negara lain.
Secara umum globalisasi terimplikasi pada hamper semua aspek kehidupan manusia.
Dalam proses globalisasi ada beberapa saluran yang harus dilalui diantaranya :
1. Lembaga – lembaga internasional yang mengatur peraturan – peraturan
internasional.
2. Lembaga – lembaga kenegaraan, baik dalam hubungan diplomatic secara bilateral
maupun regional.
3. Lembaga – lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan
4. Lembaga – lembaga keagamaan
5. Lembaga – lembaga perniagaan dan industry internasional
6. Saluran – saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional
7. Turisme / wisata mancanegara
Aspek – aspek Globalisasi :
1. Aspek positif
- Meningkatkan penegakan hokum dan pendewasaan demokrasi
- Meningkatkan kedewasaan dan kemandirian partai politik
- Meningkatkan perlindungan HAM
- Meningkatnya kwalitas produksi, sehingga dapat bersaing dipasar internasional
- Meningkatnya kepribadian sikap hidup dan pola piker sehingga tidak mudah
terpengaruh budaya negative
- Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi komunikasi dan
transporttasi
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
-
Meningkatnya pendapatan masyarakat
Meningkatnya budaya disiplin dan etos kerja
Meningkatnya kewaspadaan dan ketahanan nasional
LSM atau negara lain seakin kristis menyoroti persoalan – persoalan
lingkungan suatu negara.
2. Aspek negative
- Terjadinya kesenjangan ekonomi
- Menimbulkan euporia politik
- Menimbulkan pola hidup Gesselschaft
- Semakin menurunnya sumber daya alam yang vital
- Kadar dan kwalitas kejahatan semakin canggih
- Menimbulkan bahaya yang mengancap nilai kemanusiaaan
Pertemuan Ke II
Bangsa Indonesia seperti halnya bangsa lain dalam era globalisasi ini tidak dapat
menghindar dari arus derasnya kompleksitas perubahan sebagai akibat canggihnya
teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi.
Beberapa dampak globalisasi yang melanda bangsa dan negara Indonesia antara lain :
1. Bidang Politik
- Penyebaran nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam
bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang mengabaikan
kepentingan umum.
- Semakin lunturnya nilai – nilai politik yang berdasarkan semangat kekluargaan,
musyawarah mufakat
- Semakin menguatnya nilai – nilai politik yang berdasarkan semangat
individualitas kelompok dan oposisi.
- Transparansi, akuntabilitas dan profesionalisme dalampenyelenggaraan
pemerintahan semakin mendapat sorotan dari organisasi non pemerintah, LSM
yang menjadi kepentingan tertentu.
2. Bidang Ekonomi
- Berlakunya The Surival Of The Fittset
- Pemerintahan hanya berperan sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang
meknismenya akan ditentukan oleh pasar.
- Sector – sector ekonomi rakyat yang deberikan subdisi semakin berkurang
koperasi semakin sukit berkembang
- Kompetisi produk dan harga semakin tinggi sejalan dengan kebutuhan masyarakat
yang semakin selektif.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
3. Bidang Sosial Budaya
- Mudahnya nilai – nilai barat masuk baik melalui internet, televise maupun media
cetak.
- Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai – nilai budaya local yang
melahirkan gaya hidup individualistic
- Semakin lunturnya semangat gotong royong
- Semakin memudarnya nilai – nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bermegara.
4. Bidang Hukum Pertahanan dan Keamanan
- Semakinmenguatnya supremasi hokum
- Menguatnya regulasi hokum dan pembuatan peraturan per undang – undangan
yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
- Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas – tugas penegak hokum.
- Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas
penjaga keamanan, kedaulatan dan ketertiban Negara yang professional.
- Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan dan ketertiban negara
semakin berkurang karena sudah menjadi tanggungjawab tentara dan polisi.
VI.
VII.
METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi
LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
Pertemuan I
Awal
1.
2.
3.
4.
15 Menit
Inti
EKSPLORASI
90 Menit
1. Informasi terkini tentang globalisasi berdasarkan
pemberitaan media cetak
2. Menjelaskan pengertian globalisasi
3. Menjelaskan proses – proses globalisasi
4. Memberikan pertanyaan
5. Membuat kesimpulan dari materi yang telah di
sampaikan
6. Memberi teguran pada kelompok yang kurang aktif
1. Guru dan siswa menyampaikan refleksi
15 Menit
2. Post tes dalam bentuk lesan
3. Penugasan Siswa
Penutup
Melakukan salam
Melakukan presensi dan apresiasi
Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi belajar
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Penugasan mandiri berstruktur : mengerjaka soal
latihan di rumah
PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan II
Awal
1.
2.
3.
4.
5.
Inti
1. Memfasilitasi pembentukan kelompok diskusi
90 Menit
2. Kelompok membahas permasalahan berdasarkan
kajian meteri dari buku sumber dan merangkumnya
3. Diskusi kelas dengan tema “ Dampak globalisasi
dalam kehidupan sehari – hari
4. Tiap kelompok menyajikan tugasnya secara bergilir
dengan waktu yang telah ditentukan
5. Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain
diberikan tanggapan
6. Mengklarifikasi hasil diskusi bilaterjadi kesalahan
7. Menyimpulkan hasil diskusi dibawah bimbingan
guru
1. Guru melakukan refleksi
15 Menit
2. Post tes dalam bentuk lesan
Penutup
VIII.
IX.
WAKTU
Melakukan salam
15 Menit
Melakukan presensi dan apresiasi
Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi belajar
Melakukan apresepsi terhadap meteri pembelajaran
yang akan dikerjakan
6. Menyampaikan topic diskusi
ALAT / BAHAN PEMBELAJARAN : Spidol, white board
SUMBER BELAJAR
1. Buku Pendidikan kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh Amin
Suprihatin dan Yudi Suparyanto
2. Buku – Buku yang relevan
X.
PENILAIAN
1. Penilaian kognitif Guru melakukan post tes dalam penilaian ini mengutamkan penilaian
dalam bentuk tugas
2. Penilaian dalam bentuk soal uraian
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini :
1.
2.
3.
4.
5.
Apakah globalisasi menurut Wikipedia encyclopedia
Sebutkan dampak – dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Jelaskan pengertian sekulerisme dan ekstrimisme
Sebutkan aspek positif globalisasi
Berikan sedikit gambaran tentang proses globalisasi dibidang budaya.
Mengetahui :
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
PKn
Drs. Kustadji, MM
NIP : ---
Lucky Kunnaeni, S.Pd
NIP : ---
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII
SEMESTER
: GENAP
ALOKASI WAKTU
: 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
I.
II.
STANDAR KOMPETENSI
:4. Mengevaluasi dampak globalisasi
KOMPETENSI DASAR
: 4.1 Mendiskripsikan proses, aspek, dan damapak
Globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan
Bernegara.
III.
INDIKATOR
: 1. Mendiskripsikan pengaruh globalisasi terhadap
Kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Menunjukan contoh pengaruh budaya lain yang
Dirasakan oleh bangsa Indonesia sebagai dampak
globalisasi
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa
dapat
menjelaskan
pengaruh
globalisasi
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Siswa dapat menunjukan contoh pengaruh negara lain
yang dirasakan oleh bangsa indonesia
V.
MATERI PEMBELAJARAN
Globalisasi yang melanda dunia dewasa ini akan memiliki berbagai kecenderungan
yang berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara lebih – lebih terhadap
negara yang sedang berkembang. Kecenderungan itu antara lain :
1. Budaya yang bersifat material
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
2.
3.
4.
5.
Budaya yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi
Goncangan budaya
Kesenjangan kebudayaan
Memperkaya unsure – unsure kebudayaan bangsa
Globalisasi juga memberikan dorongan yang besar bagi kondisi demokrasi dibanyak
negara. Adanya pertukaran wacana dan perkembangan gerakan prodemokrasi secara
transnasional seperti gerakan feminis, lingkungan dan HAM, mendorong iklim
demokratisasi lingkungan dan negara yang sebelumnya dikelola secara otoriter. Hal ini
menunjukan bahwa demokrasi merupakan tuntutan masyarakat global.
VI.
VII.
PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya Jawab
LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
Pertemuan I
Awal
1.
2.
3.
4.
Melakukan salam
Melakukan presensi dan apresiasi
Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi belajar
15 Menit
Inti
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Menyiapkan materi yang hendak dicapai
90 Menit
Menjelaskan materi
Memberikan pertanyaan
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
Guru dan siswa menyampaikan refleksi
15 Menit
Post tes dalam bentuk lesan
Penugasan Siswa
Penugasan mandiri berstruktur : mengerjaka soal
latihan di rumah
Penutup
VIII.
IX.
ALAT / BAHAN PEMBELAJARAN : Spidol, white board
SUMBER BELAJAR
1. Buku Pendidikan kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh Amin
Suprihatin dan Yudi Suparyanto
2. Buku – Buku yang relevan
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
X.
PENILAIAN
1. Penilaian kognitif Guru melakukan post tes dalam penilaian ini mengutamkan penilaian
dalam bentuk tugas
2. Penilaian dalam bentuk soal uraian
Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini :
1.
2.
3.
4.
Sebutkan pengaruh Globalisasi dibidang keamanan
Sebutkan pengaruh globalisasi dibidang social budaya
Jelaskan kesenjangan budaya yang diakibatkan pengaruh globalisasi
Jelaskan pengaruh globalisasi dibidang ekonomi
Mengetahui :
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
PKn
Drs. Kustadji, MM
NIP : ---
Lucky Kunnaeni, S.Pd
NIP : ---
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII
SEMESTER
: GENAP
ALOKASI WAKTU
: 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
I.
II.
STANDAR KOMPETENSI
:4. Mengevaluasi dampak globalisasi
KOMPETENSI DASAR
: 4.1 Mendiskripsikan proses, aspek, dan damapak
Globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan
Bernegara.
III.
INDIKATOR
: 1. Menentuka posisi terhadap implikasi globalisasi dalam
Kehidupan berbangsa dan bernegara
2. menunjukan sikap selektif terhadap pengaruh
globalisasi
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa dapat menjelaskan posisi terhadap implikasi
globalisasi
2. Siswa dapat menunjukan contoh – contoh
sikap
selektif terhadap pengaruh globalisasi
V.
MATERI PEMBELAJARAN
Arah dan kebijakan yang perlu diterapkan untuk menghadapi implikasi globalisasi adalah :
1. Dibidang ekonomi
2. Bidang politik
3. Bidang seni budaya
4. Bidang Agama
5. Bidang pendidikan
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Globalisasi akan berpengaruh terhadap kehidupan manusia diberbagai lingkungan yakni
perubahan social budaya yang memungkinkan rakyat hidup lebih layak. Hal ini dapat
terwujud jika manusia mau berpola hidup modern. Bangsa Indonesia harus selalu bersikap
selektif terhadap pengaruh – pengaruh Globalisasi, menerima pengaruh globalisasi tanpa
kehilangan jati diri bangsa. Adapun cara – cara yang dilakukan untuk menyeleksi dan
menyaring nilai – nilai budaya asing yang masuk antara lain :
1.
2.
3.
4.
VI.
VII.
Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama
Setia mengamalkan pancasila
Mengembangkan sifat kekeluargaan dan kegotongroyongan
Mengkaji dan mengembangkan seni budaya dan norma yang baik dan berlaku dalam
masyarakat.
PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya Jawab
LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
Pertemuan I
Awal
1.
2.
3.
4.
Melakukan salam
Melakukan presensi dan apresiasi
Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi belajar
15 Menit
Inti
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Menyiapkan materi yang hendak dicapai
Menjelaskan materi
Member teguran kepada siswa yang tidak aktif
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
Guru dan siswa menyampaikan refleksi
Post tes dalam bentuk lesan
Memberikan tugas
90 Menit
Penutup
VIII.
IX.
15 Menit
ALAT / BAHAN PEMBELAJARAN : Spidol, white board
SUMBER BELAJAR :
1. Buku Pendidikan kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh Amin
Suprihatin dan Yudi Suparyanto
2. Buku – Buku yang relevan
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
X.
PENILAIAN
1. Nontes yaitu performancetes ( Tugas Kelompok Dan Pengamatan )
2. Penilaian dalam bentuk soal uraian
Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini :
1. Jelaskan pengertian modern
2. Bagaimana ciri – ciri manusia modern
3. Bagaimana cara yang dilakukan untuk menyaring nilai – nilai budaya yang masuk ke
Indonesia
4. Sebutkan empat factor yang menghambat pembangunan nasional.
Mengetahui :
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
PKn
Drs. Kustadji, MM
NIP : ---
Lucky Kunnaeni, S.Pd
NIP : ---
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: SMK PANCASILA PURWODADI GROBOGAN
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKn )
KELAS / PROG. STUDI
: XII
SEMESTER
: GENAP
ALOKASI WAKTU
: 6 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
I.
II.
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
:4. Mengevaluasi dampak globalisasi
: 4.4 mempresentasikan tulisan tentang pengaruh
Globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan
Bernegara.
III.
INDIKATOR
: 1. Meresensi tulisan tentang pengaruh globalisasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Membuat karya tulis tentang pengaruh globalisasi
3. Mempresentasikan tulisan tentang pengaruh globalisasi
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa dapat meresensi tulisan tentang pengaruh
globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Membuat karya tulis tentang pengaruh globalisasi
3. Mempresentasikan
tulisan
tentang
pengaruh
globalisasi.
V.
MATERI PEMBELAJARAN
Untuk dapat meresensi tulisan tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan, terlebih
dahulu harus mengetahui pengertian resensi. Resensi artinya pertimbangan atau pembicaraan
buku dengan demikian meresensi tulisan tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan
berarti memberikan pertimbangan tentang tulisan yang berisi pengaruh globalisasi dalam
kehidupan.
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menyusun suatu resensi :
1. Mencatat identitas buku yang meliputi : Judul buku, pengarang, penerbit, kota
terbit, tahun terbit, jumlah halaman, dan Harga buku ( kalau ada )
2. Mencatat gambaran umum isi buku kepenegaraan dan ikhtiar buku
3. Mengungkapkan kelebihan dan kekurangan buku
4. Memberikan kesimpulan dan saran
5. Menulis resensi dengan memperhatikan kelengkapan unsure – unsure resensi
Persyaratan umum karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Karya tulis harus logis, sebuah karya tulis dapat disebut logis bila keterangan dan
penjelasan yang disampaikan dapat diperiksa kebenarannya
2. Karya tulis harus sistematis. Karya tulis dikatakan sistematis bila disampaikan
dalam stuan – satuan yang berurutan dan saling berhubungan.
3. Karya tulis harus lugas. Karya tulis disebut lugas bila keterangan – keterangannya
disajikan dalam bahasa yang langsung menuju persoalan, tidak berbelit – belit.
Empat langkah penulisan karya ilmiah :
1.
2.
3.
4.
Rumusan masalah
Pengembangan hipotesis
Pengumuman dan analisa
Pengujian hipotesis
Persyaratan lain yang sebaiknya juga diperhatikan adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Retorikan
Praragraf yang efektif
Aktualitas
Orisinalitas
Aksep tabilitas
Aspek ekonomi
Mempresentasikan tulisan tentang pengaruh globalisasi. Beberapa komponen dalam
presensi diskusi atau seminar :
a.
b.
c.
d.
Tulisan ilmiah ( Makalah )
Pemakalah ( Orang yang menulis dan mempresentasikan makalah)
Moderator ( Orang yang bertugas memimpin presensi karya ilmiah )
Notulis ( oRang yang bertugas membantu moderator untuk mencatat jalannya
diskusi)
e. Pembahasan utama
f. Peserta diskusi atau seminar
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
VI.
VII.
METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, Tanya Jawab, Pemberian Tugas
LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
Pertemuan I
Awal
1.
2.
3.
4.
15 Menit
Inti
EKSPLORASI
90 Menit
1. Menyiapkan materi
2. Memberikan Tanya jawab
3. Menjelaskan hal – hal yang berkaitan dengan materi
yang ditanyakan siswa
4. Memberikan contoh – contoh tentang penulisan
karya ilmiah
5. Membuat kesimpulan dari materi yang telah di
sampaikan
1. Guru dan siswa menyampaikan refleksi
15 Menit
2. Post tes dalam bentuk lesan
Penutup
VIII.
IX.
Melakukan salam
Melakukan presensi dan apresiasi
Menyiapkan SK, KD, dan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi belajar
ALAT / BAHAN PEMBELAJARAN : Spidol, white board
SUMBER BELAJAR :
1. Buku Pendidikan kewarganegaraan kelas XII SMK Oleh Amin
Suprihatin dan Yudi Suparyanto
2. Buku – Buku yang relevan
X.
PENILAIAN :
1. Nontes yaitu performance tes ( Tugas Kelompok )
2. Penilaian dalam bentuk soal
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Jawablah pertanyaan dibawah ini :
1.
2.
3.
4.
Apa yang dimaksud dengan retorika
Sebutkan empat langkah dalam penulisan karya tulis
Sebutkan komponen dalam presensi
Apa yang dimaksud dengan akseptabilitas
Mengetahui :
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
PKn
Drs. Kustadji, MM
NIP : ---
Lucky Kunnaeni, S.Pd
NIP : ---
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
NO
3
SK / KD
1
2
4
30 JP
Mendiskripsikan pengertian fungsi dan peran serta
perkembangan pers di Indonesia.
15 JP
Menganalisis pers yang bebas dan bertanggungjawab sesuai
kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia
3
Mengevaluasi kebebasan pers aspek dan dampak penyalahgunaan
kebebasan media massa dalam masyarakat demokratis di indonesia
1
Mendiskripsikan proses aspek dan dampak globalisasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
2
3
Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa
dan bernegara Indonesia
(5 x Pert)
15 JP
(5 x Pert)
Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi
terhadap bangsa dan negara indonesia
JUMLAH
30 JP
Mengetahui :
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
PKn
Drs. Kustadji, MM
NIP : ---
Lucky Kunnaeni, S.Pd
NIP : ---
RPP PKn Lucky Kunnaeni, S.Pd, SMK Pancasila
Download