BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Perusahaan Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi. Untuk menghasilkan barang siap konsumsi, perusahaan memerlukan bahan-bahan dan faktor pendukung lainnya, seperti bahan baku, bahan pembantu, peralatan dan tenaga kerja. Untuk memperoleh bahan baku dan bahan pembantu serta tenaga kerja di keluarkan sejumlah biaya yang di sebut biaya produksi. Hasil dari kegiatan produksi adalah barang atau jasa, barang atau jasa inilah yang akan di jual untuk memperoleh kembali biaya yang di keluarkan. Jika hasil penjualan barang atau jasa lebih besar dari biaya yang di keluarkan maka perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dan sebalik jika hasil jumlah hasil penjualan barang atau jasa lebih kecil dari jumlah biaya yang di keluarkan maka perusaahaan tersebut akan mengalami kerugian. Dengan demikian dalam menghasilkan barang perusahaan 38 39 menggabungkan beberapa faktor produksi untuk mencapi tujuan yaitu keuntungan. Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa. Perusahaan juga di sebut tempat berlangsungnya proses produksi yang menggabungkan faktor – faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan merupakan alat dari badan usaha untuk mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan. Orang atau lembaga yang melakukan usaha pada perusahaan di sebut pengusaha, para pengusaha berusaha di bidang usaha yang beragam.35 Keberadaan suatu perusahaan dalam suatu kehidupan dapat di benarkan terutama karena alasan efisiensi ekonomis yang dapat di perolehnya, di bandingkan jika dijalankan oleh seseorang yang bertidak sendiri-sendiri. Karena alasan ini maka siatu perusahaan bertindak sebagai suatu unit ekonomi yang di miliki individu-indvidu. Karakteristik dari tujuan perusahaan semacam ini adalah memaksimalkan keuntungan ekonomi dari pemillik perusahaan. Dengan kata lain tujuan perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan moneter kepada pemegang saham perusahaan. Untuk mendapat suatu atuaran keputusan yang secara oprasional konsisten dengan tujuan perusahaan, perlu pertimbangan dua kondisi. Yang pertama adalah memaksimalkan netto perusahaan dalam kondisi penuh 35 Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum 2002), hlm 43. 40 kepastian. Yang kedua adalah memaksimlkan keuntungan neto perusahaan dalam kondisi ketidakpstian.36 B. PT (Perseroan Terbatas) Berbagai industri besar seperti perakitan mobil, penyulingan minyak, perusahaan pengolaha kayu, dan sebagainya, membutuhkan dana dalam jumlah yang sangat besar untuk mengoperasikan kegiatan bisnis. Modal diperoleh dengan cara menghimpun dana dari investor yang berminat menanamkan modalnya pada perusahaan tertentu. Oganisasibisnis tersebut berbentuk korporasi. Korporasi atau perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang berbentuk badan hukum, dimana tanggungjawab dan kuwajiban usaha terpisah dari pemilik modalnya. Bentuk badan usaha ini berbeda dengan badan usaha perorangan maupun persekutuan karena pemilik tidak harus memimpin dan mengelola peusahaan. Pengelolaan perusahaan diserahkan kepada orang lain yang memiliki kemampuan untuk melaksanakanya.37 Sebuah PT didirikan dengan akte notaris. Akte harus mendapatkan pengesahan dari mentri kehakiman, kemudian didaftarkan pada Pengadilan Negeri dan di umumkan dalam berita Negara. Permodalan PT terdiri darisaham-saham. Parapemegang saham ini adalah pemilik PT, dan 36 Mohammad Muslich, Menejemen Keuangan Modern, (Jakarta : Bumi Aksara 2003) hlm.3. 37 Gugup Kismono, Bisnis Pengantar Edisi Ke-2,(Yogyokarta: BPFE-Yogyakarta 2012), hlm.119. 41 pemegang kekuasaan tertinggi ada pada rapat umum pemegang saham (RUPS).38 Perseroan terbatas merupakan bentuk yang banyak dipilih pada saat ini terutama untuk bisnis-bisnis yang besar. Bentuk ini memberikan kesempatan pada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya kedalam bisnis tersebut dengan cara memebeli saham yang diperlukan oleh perusahaan itu. Dengan memebeli saham suatu perusahaan masyarakat akan menjadi ikut serta memiliki perusahaan itu atau dengan kata lain mereka menjadi pemlik perusahaan tersebut. Atas pemilikan saham itu maka mereka para pemegang saham itu lalu berhak memperoleh pembagian laba atau deviden dari perusahaan tersebut. Para pemegang saham itu memepunyai tanggung jawab yang terbatas pada modal yang di sertakan itu saja dan tidak dan tidak ikut menanggung utang-utang yang di lakuan oleh perusahaan. Perseeroan terbatas ini aka menjadi suatu badan hukum tersendiri yang berhak melakukan tidakantindakan bisnis maupun hukum sendiri terlepas dari para pemegang sahamnya.39 C. Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan adalah laporan pertanggung jawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pemangku kepentingan atau pihak-pihak yang punya kepentingan 38 (stakeholders) diluar perusahaan; pemilik perusahaan, Buchori Alma, Pengantar Bisnis, (Bandung:Alfabeta 2012), hlm 63. Indriyo gito Sudarmo, Pengantar Bisnis Edisi 2,(Yogyakarta:BPFE UGM, 2000), hlm. 39 87-88. 42 pemerintah, kreditor, dan pihak-pihak lainya. Laporan keuangan pada hakekatnya bersifat umum. Dalam arti laporan tersebut ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda.40 Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut klasifikasi ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur neraca. Dengan demikian, karangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi keuangan secara khusus.41 Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan rugi laba serta laporan-laporan keuangan lainya. Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau akan di peroleh gambaran tentang posisi keuanganya, sedangkan analisa terhadap laporan rugi labanya akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersankutan. 40 Budi Raharjo, Dasa-dasar Anaisis Fudamenal Laporan Keuangan Perusahaan, (Yogyakarta :UGM PRESS 2005), hlm.1-2. 41 Harmono, Manajemen Keuangan Berasis Baalanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis Cetakan ke-2 (Jakarta: Bumi Aksara 2011), hml. 22. 43 Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perushaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersbut pihak-pihak yang berkepentingan megambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.42 D. Agency Theory Persoalan tata kelola muncul dalam perusahaan pada saat dua situasi, pertama adalah ketika terdapat agency problem atau konflik kepentingan yang melibatkan anggota organisasi, seperti dewan redaksi, manajer, dan pemegang saham. Kedua adalah biaya bisnis. Seperti halnya agency problem, keduanya tidak dapat ditangani melalui aturan (kontrak) yang normal. Dalam keadaan tidak ada agency problem, semua anggota organisasi dapat diarahkan untuk memaksimalkan profit atau meminimumkan biaya, 42 Munawir, Anaalisis Laporan Keuangan Edisi ke-4,(Yogyakarta: Liberti.1990), hlm.1-2 44 dan mereka bersedia secara sadar menjalankan arahan tersebut sejumlah upaya dan berbagai jenis biaya yang dibayarkan secara langsung ataupun pemberian secara intensif tidak diperlukan untuk memotivasi mereka sehingga tidak diperlukan adanya struktur tata kelola untuk menyelesaikan perselisihan mereka. Dengan demikian, persoalan model tata kelola tidak relevan dalam keadaan tidak adanya agency problem.43 Seorang investor berkewajiban untuk mengetahui secara dalam kondisi perusahaan dimana dia akan berinvestasi atau pada saat dia sudah berinvestasi, karena dengan memahami laporan keuangan perusahaan tersebut artinya ia akan mengetahui berbagai informasi keuangan perusahaan. Investor menginginkan dana yang diinvestasikannya itu selalu dalam keadaan aman dan terus berkembang. Dalam kasus lebih jauh sering ditemui dimana pihak manajemen perusahaan melakukan perubahan data-data keuangan sesuai dengan yang diinginkan seperti memperbesar keuntungan dengan tujuan investor yakin untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut, atau sebaliknya memperkecil keuntungan agar pembagian deviden menjadi kecil, padahal sebagian keuntungan telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan. Konflik ini biasa disebut dengan agency theory.44 Sehingga apabila investor akan berinvestasi pada suatu perusahaan, maka orang tersebut akan melihat laporan keuangan perusahaan, karena setiap investor menginginkan profit atau laba yang maksimal. Sehingga 43 Najmudin. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern. (Yogyakarta: CV. Andi Offset. 2011), hlm. 50-51 44 Irham Fahmi.Analisis Laporan Keuangan. (Bandung: Alfabeta. 2012), hlm. 16 45 dalam agency theory, manajemen perusahaan berusaha mengubah data keuangan tersebut sesuai dengan yang diinginkan para investor. E. Perputaran Piutang Piutang adalah sejumlah saldo yang akan diterima dari pelanggan. Perspektif akuntansi menyatakan jika kredit diberikan, berarti tercipta namanya piutang dagang. Piutang dagang terjadi ketika terjadi penjualan secara kredit bukan tunai, jika uang tunai sudah diterima maka piutang juga akan hilang.45 Perputaran piutang (accountreceeivable turnover) adalah suatu ukuran yang menunjukkkan berapa kali suatu piutang perusahaan telah diputar kembali menjadi kas selama tahun buku tersebut. Ini sering digunakan bersama dengan analiss modal kerja, karena aliran yang lancar dari piutang menjadi kas merupakan indikator penting dari kualita modal kerja perusahaan dan merupakan hal kritis dalam keampuan perusahaan ber oprasi perputaran piutang perusahaan dihitung dengan membagi penjualan dengan piutang untuk tahun tersebut.46 Sebagian besar piutang timbuldari penyerahan barang dan jasa secara kredit kepada pelanggan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya pelanggan akan menjadi lebih tertarik untuk membeli sebuah produk yang ditawarkan secara kredit oleh perusahaan (penjual) dan hal ini 45 Sri Dwi Ari Ambarwati. Manajemen Keuangan Lanjut.(Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010). Hlm. 155 46 Raharjo Budi, Dasa-dasar Anaisis Fudamenal Laporan Keuangan Perusahaan, (Yogyakarta :UGM PRESS2005) hlm. 39 46 rupanya juga menjadi salah satu trik bagi perusahaan untuk meningkatkan besarnya omset penjualan yang akan tampak dalam laporan laba ruginya.47 Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung dengan syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang ini bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui dengan membagi credit sales selama periode tertentu dengan jumlah ratarata piutang (average receivables). F. Perputaran Kas Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas yang sangat besar,karena makin besarnya kas berarti makin banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya.Sebaliknya kalau perusahaan hanya mengejar profitabilitysaja akan berusaha agar semua persediaan kasnya dapat diputarkanatau dalam keadaan bekerja. Jika perusahaan menjalankan 47 Herry, Akuntansi Keuangan Menengah. (Jakarta : Sinar Grafika Offset. 201), hlm. 265 47 tindakan tersebut berarti menempatkan perusahaan itu dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.48 Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari : 1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas. 2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas. 3. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang, obligasi, utang hipotik, atau hutang jangka panjang yang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas. 4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang di imbangi dengan penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga karena adanya penjualan dan sebagainya. Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut: 1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya. 48 Bambang Riyanto, Dasar-dasar (Yogyakarta: BPFE,2001), hlm. 94 Pembelajaan Perusahaan, Edisi ke empat, 48 2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan. 3. Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun jangka panjang. 4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekotbiaya maupun persekot pembelian. 5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden,pembayaran pajak,dendadenda dan sebagainya. Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan perubahan kembali aktiva lancar menjadi kas melalui penjualan makin tinggi tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan menunjukkan tingginya volume penjualan Perputaran kas adalah perputaran sejumlah modal kerja yang tertanam dalam kas dan bank dalam satu periode akuntansi. Perputaran kas diketahui dengan membandingkan antara jumlah pendapatan dan pemberian pinjaman dengan jumlah kas rata-rata.49 Dengan demikian tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau pendapatan. Rasio antara penjualan dengan rata-rata kas : 49 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi ke empat, (Yogyakarta: BPFE,2001), hlm. 95 49 G. Perputaran Persediaan 1. Pengertian Sediaan merupakan salah atu aspek yang sangat penting untuk dikelola oleh perusahaan, disamping aspek lainya. Bagi perusahaan yang bergerak dalam dibidang produksi barang, maka kebutuhann sediaan guna menunjang proses produksinya sangat diperlukan sediaan, baik beerupa sediaan bahan mentah atau bahan setengah jadi. Ketersediaan sediaan bahan mentah atau bahan setengah jadi untuk proses produksi selanjutnya akan dapat menghindari tersendatnya proses produksi sebagai akibat jika tidak dapat disediakan sesuai jawal kebutuhan produksi. Lebih dari itu dalam jangka panjang sediaan perlu guna menghindari kelangkaan bahan baku atau kenaikan harga yang tak terduga. Terjadinya kelangkaan bahan baku akan mengakibatkan tersendatnya proses produksi, sedangkan kenaikan bahan baku akan megakibatkan naiknya ongkos produksi, sehingga akan berpengaruh pada harga jual. Rumus untuk mncari inventory turnover menurut J. Fred Weston Dalam praktiknya dengan adanya sediaan akan memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan yaitu: 1. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan untuk bahan produksi secara tepat karena ketersediaan ahan baku yang dibutuhkan. 50 2. Digunakan untuk beerjaga-jaga terhadap kenaikan harga bahan baku yang dapat memengaruhi harga jual. 3. Guna mengatisipasi terhadap kekurangan atau kelangkaan bahan baku. H. 4. Tersedianya bahan baku dapat memenuhi pessanan secara tepat. 5. Mampu mengaturr alokassi dana untuk berbagai kebutuhan lain.50 Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu.51 Rasio ini juga memberikan ukuran tingkan efektifitas manajemen suatu perusahaan. 2. Tujuan dan Manfaat a. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun pihak luar perusahaan, yaitu: 1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. 2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3) 50 51 Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta : Kencana 2000), hlm.265. http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-189-1361812911-bab%20ii.pdf. Diakses tanggal 10 Oktober 2014. 51 4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5) Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Dan tujuan lainnya. b. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari rasio profitabilitas antara lain: 1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. 2) Mengetahui posisi perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu 4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5) Mengetahui produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal maupun modal sendiri. 6) Manfaat lainnya. 52 3. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas a. Profit margin Rasio margin laba (profit margin rasio) merupakan suatu ukuran presentase dari setiap rupiah penjualan yang menghasilkan laba bersih (net income). Hubungan laba bersih dengan penjualan bersih kerapkali dipakai untuk mengevaluasi efisiensi perusahaan dalam mengendalikan biaya dan beban yang berkaitan dengan penjualan. Yaitu, apabila sebuah perusahaan menurunkan beban relatifnya terhadap penjualan, maka perusahaan tertentu akan mempunyai lebih banyak dana untuk kegiatan-kegiatan usaha lainnya. Kelemahan rasio margin laba adalah bahwa rasio ini tidak mempertimbangkan investasi (jumlah aset atauekuitas pemegang saham) yang diperlukan untuk menghasilkan penjualan dan laba. Rumus untuk menghitung margin laba dan rasio PT adalah sebagai berikut : b. Asset Turnover Rasio putaran aktiva (asset turnover ratio) mengukur seberapa efisiensi sebuah perudahaan memakai aktiva-aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini ditentukan dengan 53 membagi penjualan bersih (net sales) dengan aktiva rata-rata (average assets) selama periode tertentu.52 c. Return on Invesment Rasio imbalan aktiva (ratio on invesment ratio) merupakan Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. d. Earnings Per Share (EPS) Rasio laba per lembar saham (earning per share, Eps ratio) adalah laba bersih per lembar saham biasa yang beredar selama suatu periode. Rasio per lembar saham ini mengukur profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham biasa.Laba per lembar saham biasa yang beredar. 52 Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. (Jakarta : Salemba Empat. 2000), hlm. 528-529. 54 e. Price/Earnings Ratio Rasio harga/laba (price/earnings, P/E ratio) merupakan suatu rasio yang lazim dipakai untuk mengukur harga pasar (market price) setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar saham. Ukuran ini melibatkan suatu jumlah yang tidak secara langsung di kendalikan oleh perusahaan: harga pasar saham biasa. Rasio harga/laba mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan perusahaan di masa mendatang.53 f. Devidend Yeld Ratio Rasio hasil dividen (dividend yield) adalah rasio dividen per lembar saham (dividend per share) dengan harga pasar per lembar saham (market price per share). 53 Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. (Jakarta : Salemba Empat. 2000), hlm. 530-531 55 g. Dividend Payout Ratio Para pemodal yang menekankan hasil atas investasi mereka mungkin pula berminat pada rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio), yakni persentase laba saham biasa yang dibayarkan dalam bentuk deviden. Rasio ini mengindikasikan apakah perusahaan menganut kebijakan deviden konservatif apakah liberal dan dapat pula menunjukkan apakah perusahaan menahan dana untuk pendanaan internal pertumbuhan perusahaan.54 54 Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. (Jakarta : Salemba Empat. 2000), hlm. 531-532