- elc STAIN Pekalongan

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan
berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar
di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di
pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan
usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah
secara resmi.
Untuk
menghasilkan
barang
siap
konsumsi,
perusahaan
memerlukan bahan-bahan dan faktor pendukung lainnya, seperti bahan
baku, bahan pembantu, peralatan dan tenaga kerja. Untuk memperoleh
bahan baku dan bahan pembantu serta tenaga kerja di keluarkan sejumlah
biaya yang di sebut biaya produksi.
Hasil dari kegiatan produksi adalah barang atau jasa, barang atau
jasa inilah yang akan di jual untuk memperoleh kembali biaya yang di
keluarkan. Jika hasil penjualan barang atau jasa lebih besar dari biaya yang
di keluarkan maka perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dan sebalik
jika hasil jumlah hasil penjualan barang atau jasa lebih kecil dari jumlah
biaya yang di keluarkan maka perusaahaan tersebut akan mengalami
kerugian. Dengan demikian dalam menghasilkan barang perusahaan
38
39
menggabungkan beberapa faktor produksi untuk mencapi tujuan yaitu
keuntungan.
Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan
barang atau jasa. Perusahaan juga di sebut tempat berlangsungnya proses
produksi yang menggabungkan faktor – faktor produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa. Perusahaan merupakan alat dari badan usaha untuk
mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan. Orang atau lembaga yang
melakukan usaha pada perusahaan di sebut pengusaha, para pengusaha
berusaha di bidang usaha yang beragam.35
Keberadaan suatu perusahaan dalam suatu kehidupan dapat di
benarkan terutama karena alasan efisiensi ekonomis yang dapat di
perolehnya, di bandingkan jika dijalankan oleh seseorang yang bertidak
sendiri-sendiri. Karena alasan ini maka siatu perusahaan bertindak sebagai
suatu unit ekonomi yang di miliki individu-indvidu. Karakteristik dari
tujuan perusahaan semacam ini adalah memaksimalkan keuntungan
ekonomi dari pemillik perusahaan. Dengan kata lain tujuan perusahaan
adalah memaksimalkan keuntungan moneter kepada pemegang saham
perusahaan.
Untuk mendapat suatu atuaran keputusan yang secara oprasional
konsisten dengan tujuan perusahaan, perlu pertimbangan dua kondisi. Yang
pertama adalah memaksimalkan netto perusahaan dalam kondisi penuh
35
Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum
2002), hlm 43.
40
kepastian. Yang kedua adalah memaksimlkan keuntungan neto perusahaan
dalam kondisi ketidakpstian.36
B.
PT (Perseroan Terbatas)
Berbagai industri besar seperti perakitan mobil, penyulingan minyak,
perusahaan pengolaha kayu, dan sebagainya, membutuhkan dana dalam
jumlah yang sangat besar untuk mengoperasikan kegiatan bisnis. Modal
diperoleh dengan cara menghimpun dana dari investor yang berminat
menanamkan modalnya pada perusahaan tertentu. Oganisasibisnis tersebut
berbentuk korporasi.
Korporasi atau perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang
berbentuk badan hukum, dimana tanggungjawab dan kuwajiban usaha
terpisah dari pemilik modalnya. Bentuk badan usaha ini berbeda dengan
badan usaha perorangan maupun persekutuan karena pemilik tidak harus
memimpin dan mengelola peusahaan. Pengelolaan perusahaan diserahkan
kepada orang lain yang memiliki kemampuan untuk melaksanakanya.37
Sebuah PT didirikan dengan akte notaris. Akte harus mendapatkan
pengesahan dari mentri kehakiman, kemudian didaftarkan pada Pengadilan
Negeri
dan di umumkan dalam berita Negara. Permodalan PT terdiri
darisaham-saham. Parapemegang saham ini
adalah pemilik PT, dan
36
Mohammad Muslich, Menejemen Keuangan Modern, (Jakarta : Bumi Aksara 2003)
hlm.3.
37
Gugup Kismono, Bisnis Pengantar Edisi Ke-2,(Yogyokarta: BPFE-Yogyakarta 2012),
hlm.119.
41
pemegang kekuasaan tertinggi ada pada rapat umum pemegang saham
(RUPS).38
Perseroan terbatas merupakan bentuk yang banyak dipilih pada saat
ini terutama untuk bisnis-bisnis yang besar. Bentuk ini memberikan
kesempatan pada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya kedalam
bisnis tersebut dengan cara
memebeli saham yang diperlukan oleh
perusahaan itu. Dengan memebeli saham suatu perusahaan masyarakat akan
menjadi ikut serta memiliki perusahaan itu atau dengan kata lain mereka
menjadi pemlik perusahaan tersebut. Atas pemilikan saham itu maka
mereka para pemegang saham itu lalu berhak memperoleh pembagian laba
atau deviden dari perusahaan tersebut.
Para pemegang saham itu memepunyai tanggung jawab yang terbatas
pada modal yang di sertakan itu saja dan tidak dan tidak ikut menanggung
utang-utang yang di lakuan oleh perusahaan. Perseeroan terbatas ini aka
menjadi suatu badan hukum tersendiri yang berhak melakukan tidakantindakan bisnis maupun hukum sendiri terlepas dari para pemegang
sahamnya.39
C.
Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan keuangan adalah laporan pertanggung jawaban manajer
atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan
kepadanya kepada pemangku kepentingan atau pihak-pihak yang punya
kepentingan
38
(stakeholders)
diluar
perusahaan;
pemilik
perusahaan,
Buchori Alma, Pengantar Bisnis, (Bandung:Alfabeta 2012), hlm 63.
Indriyo gito Sudarmo, Pengantar Bisnis Edisi 2,(Yogyakarta:BPFE UGM, 2000), hlm.
39
87-88.
42
pemerintah, kreditor, dan pihak-pihak lainya. Laporan keuangan pada
hakekatnya bersifat umum. Dalam arti laporan tersebut ditujukan untuk
berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda.40
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi
dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar
menurut klasifikasi ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur
laporan keuangan. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam
laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi
keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur neraca. Dengan demikian,
karangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan perubahan
posisi keuangan secara khusus.41
Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan
tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari
laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari neraca,
laporan perhitungan rugi laba serta laporan-laporan keuangan lainya.
Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui
atau akan di peroleh gambaran tentang posisi keuanganya, sedangkan
analisa terhadap laporan rugi labanya akan memberikan gambaran tentang
hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersankutan.
40
Budi Raharjo, Dasa-dasar Anaisis Fudamenal Laporan Keuangan Perusahaan,
(Yogyakarta :UGM PRESS 2005), hlm.1-2.
41
Harmono, Manajemen Keuangan Berasis Baalanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus,
dan Riset Bisnis Cetakan ke-2 (Jakarta: Bumi Aksara 2011), hml. 22.
43
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah
sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk
selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi
juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan
perushaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersbut pihak-pihak yang
berkepentingan megambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi
keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang
bersangkutan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau
aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.42
D.
Agency Theory
Persoalan tata kelola muncul dalam perusahaan pada saat dua situasi,
pertama adalah ketika terdapat agency problem atau konflik kepentingan
yang melibatkan anggota organisasi, seperti dewan redaksi, manajer, dan
pemegang saham. Kedua adalah biaya bisnis. Seperti halnya agency
problem, keduanya tidak dapat ditangani melalui aturan (kontrak) yang
normal.
Dalam keadaan tidak ada agency problem, semua anggota organisasi
dapat diarahkan untuk memaksimalkan profit atau meminimumkan biaya,
42
Munawir, Anaalisis Laporan Keuangan Edisi ke-4,(Yogyakarta: Liberti.1990), hlm.1-2
44
dan mereka bersedia secara sadar menjalankan arahan tersebut sejumlah
upaya dan berbagai jenis biaya yang dibayarkan secara langsung ataupun
pemberian secara intensif tidak diperlukan untuk memotivasi mereka
sehingga tidak diperlukan adanya struktur tata kelola untuk menyelesaikan
perselisihan mereka. Dengan demikian, persoalan model tata kelola tidak
relevan dalam keadaan tidak adanya agency problem.43
Seorang investor berkewajiban untuk mengetahui secara dalam
kondisi perusahaan dimana dia akan berinvestasi atau pada saat dia sudah
berinvestasi, karena dengan memahami laporan keuangan perusahaan
tersebut artinya ia akan mengetahui berbagai informasi keuangan
perusahaan. Investor menginginkan dana yang diinvestasikannya itu selalu
dalam keadaan aman dan terus berkembang.
Dalam kasus lebih jauh sering ditemui dimana pihak manajemen
perusahaan melakukan perubahan data-data keuangan sesuai dengan yang
diinginkan seperti memperbesar keuntungan dengan tujuan investor yakin
untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut, atau sebaliknya
memperkecil keuntungan agar pembagian deviden menjadi kecil, padahal
sebagian keuntungan telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan.
Konflik ini biasa disebut dengan agency theory.44
Sehingga apabila investor akan berinvestasi pada suatu perusahaan,
maka orang tersebut akan melihat laporan keuangan perusahaan, karena
setiap investor menginginkan profit atau laba yang maksimal. Sehingga
43
Najmudin. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern. (Yogyakarta: CV.
Andi Offset. 2011), hlm. 50-51
44
Irham Fahmi.Analisis Laporan Keuangan. (Bandung: Alfabeta. 2012), hlm. 16
45
dalam agency theory, manajemen perusahaan berusaha mengubah data
keuangan tersebut sesuai dengan yang diinginkan para investor.
E.
Perputaran Piutang
Piutang adalah sejumlah saldo yang akan diterima dari pelanggan.
Perspektif akuntansi menyatakan jika kredit diberikan, berarti tercipta
namanya piutang dagang. Piutang dagang terjadi ketika terjadi penjualan
secara kredit bukan tunai, jika uang tunai sudah diterima maka piutang juga
akan hilang.45
Perputaran piutang (accountreceeivable turnover) adalah suatu
ukuran yang menunjukkkan berapa kali suatu piutang perusahaan telah
diputar kembali menjadi kas selama tahun buku tersebut. Ini sering
digunakan bersama dengan analiss modal kerja, karena aliran yang lancar
dari piutang menjadi kas merupakan indikator penting dari kualita modal
kerja perusahaan dan merupakan hal kritis dalam keampuan perusahaan ber
oprasi perputaran piutang perusahaan dihitung dengan membagi penjualan
dengan piutang untuk tahun tersebut.46
Sebagian besar piutang timbuldari penyerahan barang dan jasa
secara kredit kepada pelanggan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada
umumnya pelanggan akan menjadi lebih tertarik untuk membeli sebuah
produk yang ditawarkan secara kredit oleh perusahaan (penjual) dan hal ini
45
Sri Dwi Ari Ambarwati. Manajemen Keuangan Lanjut.(Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010).
Hlm. 155
46
Raharjo Budi, Dasa-dasar Anaisis Fudamenal Laporan Keuangan Perusahaan,
(Yogyakarta :UGM PRESS2005) hlm. 39
46
rupanya juga menjadi salah satu trik bagi perusahaan untuk meningkatkan
besarnya omset penjualan yang akan tampak dalam laporan laba ruginya.47
Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan
berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang
adalah tergantung dengan syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin
lama syarat pembayaran, berarti makin lama modal terikat pada piutang,
yang ini bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin
rendah. Tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui
dengan membagi credit sales selama periode tertentu dengan jumlah ratarata piutang (average receivables).
F.
Perputaran Kas
Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti
makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai
resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya.
Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk
mempertahankan persediaan kas yang sangat besar,karena makin besarnya
kas berarti makin banyak uang yang menganggur sehingga akan
memperkecil profitabilitasnya.Sebaliknya kalau perusahaan hanya mengejar
profitabilitysaja akan berusaha agar semua persediaan kasnya dapat
diputarkanatau dalam keadaan bekerja. Jika perusahaan menjalankan
47
Herry, Akuntansi Keuangan Menengah. (Jakarta : Sinar Grafika Offset. 201), hlm. 265
47
tindakan tersebut berarti menempatkan perusahaan itu dalam keadaan likuid
apabila sewaktu-waktu ada tagihan.48
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya
dapat berasal dari :
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud atau adanya penurunan aktiva
tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal
oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel)
maupun utang jangka panjang (utang, obligasi, utang hipotik, atau
hutang jangka panjang yang lain) serta bertambahnya hutang yang
diimbangi dengan penerimaan kas.
4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang di
imbangi dengan penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan
barang dagangan karena adanya
penjualan secara
tunai,
adanya
penurunan surat berharga karena adanya penjualan dan sebagainya.
Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan
oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:
1.
Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek
maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.
48
Bambang Riyanto, Dasar-dasar
(Yogyakarta: BPFE,2001), hlm. 94
Pembelajaan
Perusahaan,
Edisi
ke
empat,
48
2.
Penarikan
kembali
saham
yang
beredar
maupun
adanya
pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3.
Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun jangka
panjang.
4.
Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya
operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian
supplies kantor,
pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya
persekot-persekotbiaya maupun persekot pembelian.
5.
Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden,pembayaran pajak,dendadenda dan sebagainya.
Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan perubahan kembali
aktiva lancar menjadi kas melalui penjualan makin tinggi tingkat perputaran
kas, piutang dan persediaan menunjukkan tingginya volume penjualan
Perputaran kas adalah perputaran sejumlah modal kerja yang
tertanam dalam kas dan bank dalam satu periode akuntansi. Perputaran kas
diketahui
dengan
membandingkan
antara
jumlah
pendapatan
dan
pemberian pinjaman dengan jumlah kas rata-rata.49 Dengan demikian
tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja
yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui
penjualan atau pendapatan.
Rasio antara penjualan dengan rata-rata kas :
49
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi ke empat,
(Yogyakarta: BPFE,2001), hlm. 95
49
G.
Perputaran Persediaan
1. Pengertian
Sediaan merupakan salah atu aspek yang sangat penting untuk
dikelola oleh perusahaan, disamping aspek lainya. Bagi perusahaan
yang bergerak dalam dibidang produksi barang, maka kebutuhann
sediaan guna menunjang proses produksinya sangat diperlukan
sediaan, baik beerupa sediaan bahan mentah atau bahan setengah jadi.
Ketersediaan sediaan bahan mentah atau bahan setengah jadi untuk
proses produksi selanjutnya akan dapat menghindari tersendatnya
proses produksi sebagai akibat jika tidak dapat disediakan sesuai jawal
kebutuhan produksi. Lebih dari itu dalam jangka panjang sediaan
perlu guna menghindari kelangkaan bahan baku atau kenaikan harga
yang tak terduga. Terjadinya kelangkaan bahan baku akan
mengakibatkan tersendatnya proses produksi, sedangkan kenaikan
bahan baku akan megakibatkan naiknya ongkos produksi, sehingga
akan berpengaruh pada harga jual.
Rumus untuk mncari inventory turnover menurut J. Fred Weston
Dalam praktiknya dengan adanya sediaan akan memberikan beberapa
keuntungan bagi perusahaan yaitu:
1.
Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan untuk bahan produksi
secara tepat karena ketersediaan ahan baku yang dibutuhkan.
50
2.
Digunakan untuk beerjaga-jaga terhadap kenaikan harga bahan
baku yang dapat memengaruhi harga jual.
3.
Guna mengatisipasi terhadap kekurangan atau kelangkaan bahan
baku.
H.
4.
Tersedianya bahan baku dapat memenuhi pessanan secara tepat.
5.
Mampu mengaturr alokassi dana untuk berbagai kebutuhan lain.50
Profitabilitas
1.
Pengertian
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
suatu
perusahaan
untuk
mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu.51 Rasio
ini juga memberikan ukuran tingkan efektifitas manajemen suatu
perusahaan.
2.
Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun
pihak luar perusahaan, yaitu:
1)
Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh
perusahaan dalam satu periode tertentu.
2)
Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang.
3)
50
51
Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta : Kencana 2000), hlm.265.
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-189-1361812911-bab%20ii.pdf.
Diakses tanggal 10 Oktober 2014.
51
4)
Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri.
5)
Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan
yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal
sendiri. Dan tujuan lainnya.
b. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari rasio profitabilitas antara lain:
1)
Mengetahui
besarnya
tingkat
laba
yang
diperoleh
perusahaan dalam satu periode.
2)
Mengetahui posisi perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang.
3)
Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu
4)
Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri.
5)
Mengetahui produktifitas dari seluruh dana perusahaan
yang digunakan baik modal maupun modal sendiri.
6)
Manfaat lainnya.
52
3.
Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas
a. Profit margin
Rasio margin laba (profit margin rasio) merupakan suatu
ukuran presentase dari setiap rupiah penjualan yang menghasilkan
laba bersih (net income). Hubungan laba bersih dengan penjualan
bersih kerapkali dipakai untuk mengevaluasi efisiensi perusahaan
dalam mengendalikan biaya dan beban yang berkaitan dengan
penjualan. Yaitu, apabila sebuah perusahaan menurunkan beban
relatifnya terhadap penjualan, maka perusahaan tertentu akan
mempunyai lebih banyak dana untuk kegiatan-kegiatan usaha
lainnya. Kelemahan rasio margin laba adalah bahwa rasio ini tidak
mempertimbangkan investasi (jumlah aset atauekuitas pemegang
saham) yang diperlukan untuk menghasilkan penjualan dan laba.
Rumus untuk menghitung margin laba dan rasio PT adalah sebagai
berikut :
b. Asset Turnover
Rasio putaran aktiva (asset turnover ratio) mengukur
seberapa efisiensi sebuah perudahaan memakai aktiva-aktivanya
untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini ditentukan dengan
53
membagi penjualan bersih (net sales) dengan aktiva rata-rata
(average assets) selama periode tertentu.52
c. Return on Invesment
Rasio imbalan aktiva (ratio on invesment ratio) merupakan
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan
untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
d. Earnings Per Share (EPS)
Rasio laba per lembar saham (earning per share, Eps ratio)
adalah laba bersih per lembar saham biasa yang beredar selama
suatu periode. Rasio per lembar saham ini mengukur profitabilitas
dari sudut pandang pemegang saham biasa.Laba per lembar saham
biasa yang beredar.
52
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. (Jakarta : Salemba
Empat. 2000), hlm. 528-529.
54
e. Price/Earnings Ratio
Rasio harga/laba (price/earnings, P/E ratio) merupakan
suatu rasio yang lazim dipakai untuk mengukur harga pasar
(market price) setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar
saham. Ukuran ini melibatkan suatu jumlah yang tidak secara
langsung di kendalikan oleh perusahaan: harga pasar saham biasa.
Rasio harga/laba mencerminkan penilaian pemodal terhadap
pendapatan perusahaan di masa mendatang.53
f. Devidend Yeld Ratio
Rasio hasil dividen (dividend yield) adalah rasio dividen per
lembar saham (dividend per share) dengan harga pasar per lembar
saham (market price per share).
53
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. (Jakarta : Salemba
Empat. 2000), hlm. 530-531
55
g. Dividend Payout Ratio
Para pemodal yang menekankan hasil atas investasi mereka
mungkin pula berminat pada rasio pembayaran dividen (dividen
payout ratio), yakni persentase laba saham biasa yang dibayarkan
dalam bentuk deviden. Rasio ini mengindikasikan apakah
perusahaan menganut kebijakan deviden konservatif apakah liberal
dan dapat pula menunjukkan apakah perusahaan menahan dana
untuk pendanaan internal pertumbuhan perusahaan.54
54
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. (Jakarta : Salemba
Empat. 2000), hlm. 531-532
Download