cerita pendek tentang mereka

advertisement
[D I A]
CERITA
PENDEK
TENTANG
MEREKA
www.ardiYanto.web.id
[D I A]
CERITA
PENDEK
TENTANG
MEREKA
www.ardiYanto.web.id
2017
1
Chapter 0 - D I A
“hai”, panggilku kepada seorang wanita yang kemudian
berhenti dari langkahnya dan melihat kearahku.
“Sorry, mengganggu waktunya”.
Sesaat mendengar perkataanku, dia hanya terdiam,
raut muka seperti terkejut tapi tidak lama, dia langsung
berkata “ada apa ya?”
Sekarang ini, aku sebenarnya sedang mencoba
berkenalan dengan wanita yang aku suka. Seorang
wanita yang sesuai dengan keinginanku. Dia itu
sebenarnya memiliki wajah jutek, rambutnya yang lurus
sebahu membuat dia terlihat muda, mungkin berbeda
ardiyanto.web.id
2
sepuluh tahun usianya dengan aku. Dia tidak terlalu
tinggi, tapi kakinya yang ramping dan badan yang tidak
gemuk membuat tubuhnya terlihat ideal. Selain itu,
yang khas dari dia adalah pinggul. Dia memiliki pinggul
yang cukup lebar, jadi kalau dia sedang berjalan dan
dilihat dari belakang seperti melihat jalannya bebek
yang menggoyangkan pantatnya, hahaha yang pasti dia
adalah wanita sempurna menurutku.
Pertama kali melihatnya, sepertinya aku sudah lupa,
ntah kapan itu. Tapi aku masih ingat pertama kali
melihat dia tersenyum, aku tak bisa memalingkan
pandanganku sampai dia berhenti tersenyum.
***
Saat itu, dia sedang duduk di sofa perpustakaan
sendirian, tak lama seorang temannya datang dan
menyapanya. Mendengar sapaan dari temannya itu, dia
membalas dengan senyuman.
***
Momen saat dia tersenyum, rasanya seperti dejavu yang
membuatku mengulang semua cerita dari masa lalu.
Semua cerita tentang mereka yang perlahan aku
lupakan dalam kenangan.
ardiyanto.web.id
3
Mungkin saja kali ini dia akan menjadi cerita baru yang
berbeda atau mungkin juga akan menjadi cerita dengan
akhir yang sama. Namun, apapun itu yang akan terjadi
nanti, kali ini aku hanya ingin menikmati sebuah cerita
baru.
ardiyanto.web.id
1
Chapter 1 – Tuhan Punya Cerita
Angin berhembus kencang meniup rambutnya, sesekali
dia harus merapikan rambutnya yang tertiup menutupi
wajahnya. Tapi, angin tak mau berhenti, hembusannya
malah semakin kuat seakan ingin menggodanya dengan
terus mebelai rambutnya. Ah.. aku iri dengan angin,
akupun tak mau kalah dan langsung ikut membelai
rambutnya perlahan meskipun hanya dalam imajinasiku
saja.
Sekarang aku sedang duduk berdua dengannya di
sebuah taman yang memiliki danau yang luas yang
berada di daerah pegunungan di kotaku. Luar biasa
indah, inilah cara nge-date yang menyenangkan, bisa
berduaan dengan wanita yang aku suka dengan suasana
ardiyanto.web.id
2
alam yang menyegarkan hati, ditambah lagi suasanya
sepi, hmmm ah i’m so lucky, it’s wonderful day dan
mungkin sesuatu akan terjadi setalah ini hahaha, but
waiiiit, actually it’s not real, semua ini hanya khayalanku
saja. Realitanya aku tidak berdua dengan dia datang
kesini tapi beramai-ramai dengan temanku dan
temannya. Selain itu, this place is not wonderful, it’s just
a dam.
“ahhh, gagal total!”
Meskipun rencana nge-date berdua dengan dia menjadi
kaca balau, tapi sepertinya hari ini memang menjadi
kenangan yang tak terlupakan, seorang gadis cantik
yang membuatku jatuh hati lagi. Dia itu gadis yang
memiliki wajah jutek, tapi pas senyum ntah kenapa
selalu menyenangkan ntuk dilihat. Selain itu, aku suka
dengan tubuhnya yang ideal, tidak kurus dan tidak
gemuk, pokoknya pas, berisi dan sepertinya kalu
dipegang rasanya pasti empuk eh aku terlalu banyak
berimajinasi.
Aku dan dia sebenarnya satu sekolah meskipun dia
adalah adik kelasku, dia kelas dua dan aku kelas tiga.
Kalau aku ingat, bisa mengenalnya itu sebuah
perjuangan, meskipun aku sebenarnya sudah menyerah.
Tapi, ternyata Tuhan selalu punya cerita untuk orang
payah sepertiku.
ardiyanto.web.id
3
***
Pertengahan tahun 2005, aku akhirnya naik kelas 3 dan
tahun terkahirku di sekolahku ini. Setiap pulang sekolah,
aku pasti nongkrong dengan teman-temanku di selasar
kelas sebelum pulang. Lalu, suatu ketika, aku melihat
dia, saat dia pulang bersama temannya berjalan
melewati depan kelasku. Dia terlihat cantik dan yang
paling berkesan adalah saat dia berjalan sambil
mengerai rambutnya ke belakang telingannya. Sejak
saat itu, setiap kali pulang sekolah aku selalu menunggu
dia lewat depan kelasku.
Kagum tanpa bisa memiliki adalah sebuah penyiksaan
dan akhirnya aku putuskan untuk mencoba
mengenalnya, walaupun aku tak tahu harus dimulai dari
mana. Aku bukanlah orang yang berani untuk langsung
mengajaknya berkenalan.
Akupun mulai lebih memperhatikannya, mencari tahu
tentang dia, kebiasaan dia di sekolah dan aktivitas yang
dia lakukan di sekolah dan bahkan setelah pulang
sekolah. Kalau aku ingat, sepertinya saat itu aku menjadi
seorang stalker hahaha. Setelah mengetahui kebiasaan,
akhirnya aku menyusun rencana untuk bisa bertemu
dengannya secara langsung. Trial dan error aku lakukan
ardiyanto.web.id
4
meskipun sering kali gagal. Kadang timingnya terlambat
kadang terlalu cepat. Tapi, selalu ada hasil ketika kita
terus berusaha. Timingnya akhirnya pas, di selasar jalan
sekolahku, aku bertemu dengannya dan lebih pasnya
lagi, tidak ada orang lain di sana, cuma kami berdua. aku
berjalan menuju arahnya dan dia juga berjalan menuju
kearahku. Perlahan kakiku, mendekatku dengannya.
Jantung berdetak semakin kencang dan akhirnya dia
tepat di depanku.
“hai..”
Akupun menyapanya dengan suara keras tapi hanya
dalam hati. Dia melewatiku, melangkah semakin jauh
dan aku sendiri hanya terdiam dalam penyesalan
melewatkan kesempatan.
Sejak saat itu aku tak pernah memiliki kesempatan lagi,
akupun berhenti mencoba dan hanya bisa melihat dia
saat pulang sekolah. Mungkin inilah takdir untuk semua
pecundang yang ada di dunia ini. Padahal jika sedikit
lebih berani saja dan menyapanya mungkin aku akan
memiliki cerita yang berbeda.
Seperti kataku tadi, menyukai seseorang tanpa
terbalaskan itu tidak menyenangkan. Lalu aku putuskan
untuk membuat batas waktu. Hingga liburan semester
datang, jika aku belum mengenal dia, aku akan berhenti
ardiyanto.web.id
5
dan melupakannya. Lalu hari terakhirpun datang, saat
itu hari sabutu 8 Januari 2006. Hari penerimaan rapor
sekolah dan hari terakhir semester ini.
“finally it’s the day dan aku belum mengenalnya”
Akupun menyerah dan ya sudahlah memang gak ada
cerita tentang aku dan dia. Waktunya untuk berhenti
mengagumi dan melupakannya. Penerimaan rapor
sekolah selesai dan akupun pulang ke rumah.
Saat di rumah, temanku yang merupakan alumni
sekolahku menghubungiku, mengingatkanku kalau
nanti sore
aku disuruh untuk ikut menjadi tim
keamanaan untuk kegiatan kemah pramuka anak kelas
satu di sekolah.
Sore hari sekitar jam 4, aku datang ke sekolah bersama
dengan temaku itu. Seperti tahun sebelumnya, aku dan
temanku saat menjadi tim keamanaan pasti bergabung
dengan tim PMR sekolah (palang merah remaja).
Lumayan bisa kenal dengan anggota PMR yang
kebanyakan anggotanya cewek dan kali inipun sama aku
dan temanku langsung menuju posko dari tim PMR.
Saat sampai di posko PMR, ternyata tadaaaa... ada
kejutan dari Tuhan untukku. Aku melihatnya disana
sedang mengobrol dengan teman-temannya sesama
PMR.
ardiyanto.web.id
6
“Dia ternyata anggota PMR.” pikirku saat itu sambil
terus melihat.
Aku dan temanku tanpa malu ikut bergabung dengan
para PMR itu yang sedang asyik dengan obrolannya.
Untungnya beberapa anggota PMR itu juga aku kenal.
Lalu akhirnya aku berkenalan dengan dia mengalir
begitu saja.
Selama tiga hari kegiatan kemah, aku sering
bersamanya dan dia juga tidak merasa terganggu. Setiap
ada waktu istirahat, aku selalu ngobrol dengannya
berdua.
Lalu kemahpun selesai dan liburan panjangpun dimulai.
***
Setelah perkenalan itu, aku bisa semakin dekat dengan
dia. Saat masuk sekolah, aku suka menemuinya hanya
untuk mengajaknya ngobrol, terkadang di kantin dan di
perpustakaan. Lalu aku mengajaknya untuk jalan berdua
tapi jadinya malah seperti sekarang ini.
Aku pikir kebahagian itu akan datang, bisa memiliki
seorang yang aku kagumi. Tapi, kenyataan memang tak
selalu seperti imajinasiku, dia ternyata sudah ada yang
punya. Tertutup sudah kesempatanku untuk bisa
menjadikan dia kekasih hatiku. Akupun berhenti
ardiyanto.web.id
7
mendekatinya secara agresif. Untuk mencoba
melupakannya, akupun mulai mendekati yang lain, salah
satunya adalah junior kelas satu tapi ternyata gagal
juga.
Lalu semester dua berlalu, aku akhirnya lulus dari
sekolah dan diterima di Universitas Indonesia.
Tak ingin memendam rasa suka
dan terus
membawanya, aku mengungkapkannya, mengatakan
padanya kalau aku memang menyukainya, meskipun
aku hanya mampu lewat telepon saja.
“ hei, aku suka kamu!”
ardiyanto.web.id
1
Chapter 2 – REMEMBER
Sore hari, tiba-tiba aku mendapatkan kabar dari
temanku yang isinya berita duka. Seorang teman yang
pernah dekat denganku telah berpulang ke Sang
Pencipta.
Kaget dan tak bisa berkata apa-apa, aku hanya bisa
menyesal karena buru-buru kembali ke kampusku yang
jauh dari kota tempat tinggalku, padahal kemarin
sebelum aku berangkat, sudah ada firasat yang
menahanku untuk tinggal di rumah lebih lama lagi.
Ingin kembali pulang untuk melihatnya yang terakhir,
tapi ternyata dia sudah dikebumikan pagi ini. Memang
ini takdirku tak pernah lagi bertemu dengan dia untuk
selamanya sejak lulus sekolah, padahal sebenarnya dulu
ardiyanto.web.id
2
dia sempat mengajakku untuk bertemu saat ada reuni
sekolah, tapi aku tidak jadi datang saat itu.
Jika aku ingat tentang dia, pertama kali kami berkenal
adalah saat kami naik kelas tiga, pertengahan tahun
2005 lalu. Di sekolahku, setiap kenaikan kelas selalu
dilakukan pengacakan sehingga mendapatkan temanteman baru. Awalnya aku memang tidak dekat dengan
dia, tapi kebiasaan kami yang sering nongkrong di
selasar kelas, membuatku jadi dekat dengan dia. Setiap
pulang sekolah aku suka menggodanya karena sering
menunggu pacarnya. Diapun juga sering meledekku
karena sering memperhatikan adik kelas 2 yang pulang
sekolah lewat depan kelasku.
Meskipun dekat, kami berdua memang hanya sebatas
teman saja hingga kami lulus dari sekolah pertengahan
tahun 2006 dan kuliah di universitas. Aku kuliah di
Universitas Indonesia dan dia di universitas negeri di
kotaku. Sejak kelulusan itu, aku sempat putus kontak
dengan dia, hingga pertengahan tahun 2007 aku tak
sengaja menemukan sosial medianya di friendster.com.
Akupun
mengirimkan
pesan
dan
kamipun
berkomunikasi lagi.
Sejak saat itu, aku dekat lagi dengannya meskipun harus
hubungan jarak jauh. Saat itu, dia juga sudah putus
dengan pacarnya saat di sekolah dulu. Akupun punya
ardiyanto.web.id
3
kesempatan untuk mendekati dia. Lalu akhir tahun
2007, dia mengajak bertemu saat reuni.
“Reuni datang gak kamu? Ketemuan yuk!!” kata dia
dalam pesan SMS.
Akupun berencana untuk datang, tapi pada hari reuni,
aku ternyata tidak bisa datang dan harus kembali ke
kampus lagi.
“Sorry, aku gak bisa datang, next time kita ketemuan”
Setelah itu hubungan kami jalan ditempat saja, akupun
juga tidak jadi mendekatinya karena aku bertemu
dengan wanita lain yang aku suka di asrama UI. Diapun
sama, akhirnya dia jadian dengan pria lain yang satu
kampus dengannya.
Akhirnya kami tak lagi berhubungan dan tidak saling
menghubungi, hingga akhirnya Juli 2008 kabar sedih itu
datang.
ardiyanto.web.id
1
CHAPTER 3 – DEJAVU
***
Agustus 2007, Aku sedang duduk di kursi belakang
bikun yang sedang berhenti dan menunggu penumpang
di halte asrama UI. Bikun merupakan bus di kampus ku
yang berwarna kuning dan menjadi sarana transportasi
utama bagi mahasiswa UI. Tiba-tiba seorang wanita
naik. Dia berdiri di tengah dan menghadap ke jendela
seperti sedang menunggu seseorang. Cukup lama Bikun
berhenti di halte asrama. Lalu, sebelum bus akan jalan,
dia tiba-tiba saja turun lagi.
***
ardiyanto.web.id
2
Itulah pertama kali aku melihatnya, dia yang
membuatku mengingat kembali rasanya menyukai
seseorang.
Dia ternyata salah satu mahasiswi baru yang tinggal di
asrama. Aku sering melihatnya saat makan malam di
kantin asrama. Asrama UI memiliki kantin bersama,
yang sering menjadi tempat berkumpul mahasiswa,
selain untuk makan biasanya juga untuk mengerjakan
tugas kuliah.
Lalu malam di awal September aku berkenalan
dengannya. Salah satu temanku memiliki teman yang
satu program studi dan bersahabat dengan dia.
Temannya temanku itu bernawa Lilia, dia
memberikanku nomor telepon sahabatnya itu. Kata
Lilia, hubungi saja langsung temannya, dia juga sudah
memberitahukan sahabatnya kalau aku mau
berkenalan. Lalu aku menghubungi dan dia ternyata
menanggapinya.
Akhir Agustus, Lilia memberitahuku tentang sahabatnya
yang mau ulang tahun di awal September. Kata Lilia ini
kesempatan bagus buat kenal lebih dekat dengan
sahabatnya itu.
Saat ulang tahun, aku memberi hadiah dan kami
berkenalan. Kalau tidak salah ingat, hadiah yang aku
ardiyanto.web.id
3
berikan adalah sebuah novel, judulnya Satu Cinta Sejuta
Repot. Aku sebanarnya tidak yakin apakah tepat
memberikan hadiah novel seperti itu kepada seorang
wanita yang baru dikenal.
Setelah malam perkenalan itu, hubungan kami masih
kaku, sekaku kanebo kering. Tapi perlahan hubungan
kami semakin dekat karena terkadang aku tidak sengaja
bertemu dengannya dan mengajaknya berbicara. Aku
pernah bertemu dengannya di Bikun saat pulang kuliah
menuju asrama. Aku menghampirinya dan kita ngobrol
di perjalanan dari kampus sampai ke asrama. Selain itu,
aku juga tidak sengaja bertemu dengannya saat
berinternet di warnet yang ada di asrama. Saat itu,
suasanan warnet sedang penuh, semua komputer sudah
terpakai. Tiba-tiba saja dia datang dan mencari
komputer warnet yang masih kosong.
Lalu aku
menyapanya, “mau ngenet?”
“Iya kak, tapi penuh!” kata dia.
Aku menawarinya memakai komputer yang sedang aku
pakai karena dia butuh untuk mengirim tugas kuliah.
“Mau pakai komputer gw ?” kataku
“hmm, ganggu kakak gak?” kata dia
ardiyanto.web.id
4
Dia duduk di sampingku dan mulai mengirim tugas. Tapi
saat mencoba membuka flasdisk yang dia bawa, flasdisk
tidak bisa dibuka. Aku mencoba membantunya, dalam
pikiranku aku seperti pahlawan yang mencoba
menyelamatkannya. Tapi, sayangnya aku juga tidak
banyak membantu. Flasdisk miliknya terkena virus dan
tetap tidak bisa dibuka.
Setelah itu, kita berdua malah asyik ngobrol sampai lupa
waktu. Momen itu menjadikanku bisa dekat dengannya.
Sudah tidak ada kata canggung lagi kalau aku
mengajaknya bicara (Kanebo yang awalnya kaku,
sekarang sudah jadi lemes). Aku berpikir mungkin ini
adalah jalan mendekatinya telah terbuka lebar. Tapi,
sayang sekali, kenyataan sepertinya berbicara lain.
Seperti ceritaku dulu saat SMA, sudah susah-susah
berkenalan, bisa akrab, tapi ternyata dia sudah memiliki
kekasih hati.
“ah seperti dejavu!”
Awal tahun 2008, aku akhirnya harus pindah dari
asrama dan itu juga menjadi akhir ceritaku dengannya.
ardiyanto.web.id
1
Chapter 4 - Berbeda
Saat iseng-iseng membuka facebook yang sudah lama
aku telantarkan, tiba-tiba saja di timeline muncul
posting pernikahan dari seorang wanita yang pernah
aku suka.
“akhirnya dia menikah, dengan pacarnya yang dulu ”
Aku masih ingat pertama kali melihat dan akahirnya
berkenalan dengannya, saat aku masih kuliah beberapa
tahun yang lalu.
“ternyata sudah 7 tahun berlalu – waktu benar-benar
cepat berlalu”.
Saat itu,
ardiyanto.web.id
2
***
Mei 2008, sore hari sekitar jam 3, aku berada di Kantek
(nama kantin di kampusku) menghabiskan waktu
dengan becanda dengan teman-teman satu angkatan.
Duduk sambil ngobrol ngalor-ngidul menyesali tidak bisa
mengerjakan soal ujian hari ini. Problematika
mahasiswa berulang setiap kali ada ujian tapi tetap
tidak pernah mau belajar dan akhirnya menyesal.
Hari ini, suasana kantek lumayan sepi – mungkin karena
pekan ujian jadinya cuma ada beberapa mahasiswa
yang masih nongkrong. Sekitar jam 4 sore, datang
serombongan mahasiswi. Mereka kemudian duduk
berseberangan dengan tempat dudukku. Tempat duduk
di Kantek berbentuk huruf U. Aku tidak tahu dari
program studi apa mereka, tapi yang pasti beberapa
dari mereka memang cantik, teman-temanku semuanya
pada melihat ke arah mereka. Tak berbeda dengan
temanku, aku juga ikut melihat para bidadari kampus itu
hingga perhatianku teralihkan ketika aku melihatnya.
Aku melihat seorang wanita yang sangat ceria, tertawa
bebas seolah tak seperti wanita yang pada umumnya
yang harus menjaga imagenya. Tingkah lakunya
memang menarik perhatianku.
***
ardiyanto.web.id
3
Itulah momen pertama kali aku melihatnya hingga
sekarang aku masih mengingatnya dengan jelas. Dia
adalah wanita yang membuatku memiliki sedikit warna
cerita di kehidupan kampusku. Meskipun, pada akhirnya
cerita itu tidak pernah mencapai klimaksnya.
Sebelum aku mengenalnya, aku sering memperhatikan
dia karena dia sering nongkrong bersama temantemannya di Kantek yang dekat dengan tempat
nongkrongku juga. Memperhatikan dia, membuatku
teringat kebiasaan saat aku masih SMA dulu dan
sepertinya sampai sekarang kebiasaan ini tak pernah
berubah.
Akhir 2008, aku akhirnya mengenal dia. Dibantu oleh
temanku yang ternyata mengenalnya. Saat itu di
Kantek, temanku memanggil dia dan menghampiriku
yang duduk di Kantek lebih dulu lalu aku dan dia
berkenalan. Perkenalan kami memang hanya biasa saja
tapi ntah kenapa aku masih ingat dengan jelas momen
saat dia pertama kali menjabat tanganku dengan
tersenyum.
Beberapa hari sebelum berkenalan dengan dia, aku
membuat sketsa wajahnya lalu saat berkenalan aku
memberinya sketsa itu.
“Ini!” kataku kepadanya sambil memberi sketsa.
ardiyanto.web.id
4
Aku mengira, dia hanya akan biasa saja saat menerima
sketsaku dan berkenalan begitu saja. Tapi, ternyata
perkiraanku salah. Dia sangat senang dan malahan
dialah yang mengajak berkenalan lebih dulu.
“Ini gue ya, thanks ya!” kata dia, lalu mengajak
berkenalan.
Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa berkenalan
dengan dia dengan cara yang tak biasa. Aku mengira
setelah berkenalan dengan dia, aku akan memiliki jalan
untuk mendekatinya, apalagi dia ternyata sangat baik
dan senang bergaul dengan siapa saja. Tapi, sekali lagi,
aku salah dan jalan untukku itu tidak pernah ada. Aku
baru tahu ternyata aku dan dia memiliki keyakinan yang
berbeda.
“ah nasib!”
Beberapa minggu setelah perkenalan itu, akupun juga
mengetahui kenyataan pahit lainya. Selang tak lama
dari perkenalan kami berdua, ternyata dia jadian
dengan teman satu angkatannya.
“hmmm.. “
ardiyanto.web.id
1
Chapter 5 - Tuhan Punya Cerita 2
Dalam perjalanan menuju kos temanku yang ada di
Kutek (Kukusan Teknik), tiba-tiba saja ada sms yang
masuk dari nomor yang tidak aku tahu. Saat membuka
dan membaca sms itu, aku terkejut dan teringat sebuah
kejadian lucu atau bisa aku bilang “norak” hahaha aku
hanya bisa menertawakan sekarang.
“wah , ternyata dia masuk UI”
Aku mendapatkan sms dari adik kelasku saat di SMA
dulu. Aku tak mengira dia ternyata memilih untuk
masuk UI dan menjadi juniorku lagi. Dia menghubungiku
karena ingin bertanya tentang seputar kuliah di kampus
UI. Kalau aku ingat tentang dia, pertama kali berkenalan
ardiyanto.web.id
2
dengannya itu benar-benar norak dan sampai sekarang
aku masih sama noraknya.
***
Aku berkenalan dengan dia sekitar bulan April 2006, dua
tahun lalu, saat aku masih kelas tiga SMA dan dia baru
kelas satu. Saat itu, aku sebenarnya lagi patah hati
karena seorang yang aku suka ternyata sudah punya
kekasih. Lalu, tiba-tiba saja tercetus ide yang bodoh
untuk mendekati anak kelas satu dan dialah menjadi
targetku karena selain cantik, dia salah satu paling
pintar diangkatanya.
Kebetulan juga ada seorang temanku mengenalnya dan
memberitahuku kalau mau berkenalan dengan dia bisa
langsung berkenalan saja. Temanku berkata jika
temanku sudah memberitahu dia bahwa aku ingin
berkenalan dan dianya juga tidak keberatan. Lalu, aku
mengajaknya berkenalan – tapi di momen yang
sepertinya tidak tepat.
Saat itu, pulang sekolah, aku melihatnya keluar sekolah
dengan mengendarai sepeda motor dan tanpa pikir
panjang aku mengejarnya dengan motor juga. Seperti
sedang balapan motor, cukup susah untuk
mengejarnya. Tapi, aku akhirnya bisa mengejarnya dan
ardiyanto.web.id
3
mengajaknya berkanalan , diatas motor dan tidak
berhenti.
***
“hahaha” kalau aku ingat sekarang aku masih suka
tertawa. Mengajak seorang wanita berkenalan saat
masih mengendari motor. Aku beruntung saat itu dia
tidak merasa keberetan untuk berkenalan dan kita
berdua mengobrol dijalan sambil mengendarai motor
masing-masing. Tapi, sayangnya keberuntungaku tidak
lama, dua minggu setelah kami berkenalan, dia jadian
dengan teman sekelasnya.
“hmmm damn!” nasib.
Tapi, Tuhan memang selalu punya cerita, aku yang
mengira ceritaku tentang dia sudah selesai beberapa
tahun lalu, sekarang mungkin saja akan berlanjut. Sejak
dia menghubungiku lagi, aku mulai dekat dengannya.
Lalu Agustus 2008, aku bertemu dengannya saat dia
melakukan daftar ulang di kampusku. Aku
menemaninya dan membantunya selama proses
pendaftaran. Namun sayangnya, sejak pertemuan itu,
aku malah semakin yakin bahwa ceritaku dengannya
tidak akan pernah ada lagi kelanjutannya dan dimasa
depan kita berdua hanyalah teman.
ardiyanto.web.id
4
Ada sebuah cerita lucu di masa depan yang membuatku
merasa Tuhan itu sedang mempermainkanku. Januari
2009, aku dan dia berada dalam satu panitia kegiatan
sosialisasi. Saat itu, dia mendapatkan tugas untuk
menghubungi sekolah dan mengajukan proposal izin
sosialisasi. Karena lokasi sekolahnya berada di tempat
yang jauh, akhirnya aku menemani dan mengantarkan
dia ke sekolah-sekolah dengan motor yang aku punya.
Di jalan, aku teringat susahnya saat aku berkenalan
dengan dia, saat dia mengendarai motor dan aku
mengejarnya. Tapi,
sekarang kita berdua malah
boncengan satu motor dan nothing hanppen .
“hmmm!”
ardiyanto.web.id
Download