Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 mempunyai tugas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di bidang perekonomian. Adapun keluaran Kemenko Perekonomian adalah rekomendasi kebijakan atas hasil koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan terkait isu bidang perekonomian. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kemenko Perekonomian menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dengan kementerian koordinator lainnya maupun dengan kementerian/lembaga lain terkait. Prinsip tersebut diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Kemenko Perekonomian, yaitu : a) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian, b) Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian, dan c) Terwujudnya tata kelolah pemerintahan yang baik. Indikator Kinerja Utama pengukur keberhasilan atau tercapainya sasaran strategis adalah : Target Indikator kinerja dapat tercapai melalui berbagai kegiatan koordinasi dan sinkronisasi, serta pengendalian kebijakan bidang perekonomian yang menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk mendorong atau ditindaklanjuti menjadi rancangan peraturan perundang-undangan baru (IKU 1) atau perubahan (IKU 2). Tahun 2015 keberhasilan 14 rekomendasi atas kegiatan koordinasi/sinkronisasi yang terimplementasi (IKU 1) dihitung dari target 54 Rancangan Peraturan per-UU-an Baru, terealisasi 57. Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Baru yang dihasilkan dikelompokkan kedalam 4 tema sebagai bagian menterjemahkan Nawa Cita butir 6 dan 7. Keempat tema tersebut adalah guna memenuhi harapan stakeholder dan telah ditetapkan dalam Peta Strategi Kemenko Bidang Perekonomian. Rincian capaian IKU 1 berdasarkan rumpun tema tampak pada Grafik diatas. Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian merupakan implementasi fungsi pengendalian atas pelaksanaan kebijakan bidang perekonomian oleh K/L yang menghasilkan rekomendasi yang berimplikasi pada Rancangan perubahan Peraturan Perundangan yang ada. Target 9 RPP (Perubahan) dapat terealisasi 19. Tingginya realisasi disebabkan adanya amanat klusterisasi kebijakan perekonomian berupa Paket Kebijakan Ekonomi I sampai dengan VIII. Sasaran ii Paket Kebijakan Ekonomi ini adalah: Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi; Peningkatan Daya Beli Masyarakat; Peningkatan daya saing industri dan perluasan basis produksi nasional; dan Peningkatan Ekspor. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dilihat dari IKU tingkat kinerja manajemen Kementerian. Maksud dari Tingkat manajeman kinerja Kementerian adalah upaya penataan kebijakan teknis kementerian dalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Upaya penataan tersebut melalui peraturan atau keputusan Menteri Teknis didalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian sebagai tindak lanjut rekomendasi kebijakan perekonomian (deregulasi). Nilai realisasi kinerja manajemen Kementerian adalah 80 yang termasuk dalam klasifikasi tingkat 3 (Baik). Sementara target yang telah ditetapkan adalah (sangat baik). Tidak tercapainya target 4 tersebut dipengaruhi oleh adanya 28 peraturan yang masih dalam tahap pembahasan dan akan diteruskan pada tahun 2016. Realisasi anggaran Tahun 2015 adalah RP232.502.677,- atau sebesar 70,63% dari total pagu Rp 329.204.232,00. Hal ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan realisasi belanja tahun 2014 sebesar 69,80% dari total pagu Rp293.100.133,-. Rincian Realisasi per Jenis Belanja, tampak dalam grafik di atas. Belanja Modal 49,34% Belanja Pegawai 70,27% Belanja Barang 71,23% Menyadari tantangan, persaingan, dan harapan masyarakat yang tinggi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan terus mengoptimalkan potensi yang ada untuk disinergikan dengan seluruh Kementerian/Lembaga dalam koordinasi, Pemerintah Daerah, dan Pelaku Bisnis, sehingga tercipta aturan dan arahan yang tepat sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih stabi, merata dan terjaga kelangsungannya. Target pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 5,6%, hanya dapat tercapai 4.8% (YoY). Lemahnya kondisi perekonomian global, yang diikuti penurunan kinerja neraca perdagangan, dan penurunan daya beli masyarakat memberikan dampak pada kondisi perekonomian secara umum, Namun demikian, melalui partisipasi aktif, koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian memberikan andil positif, sehingga kondisi perekonomian tidak mengalami krisis yang parah, dan terhindar dari keterpurukan yang dalam, walupun adanya tekanan ‘tapering off’ Amerika, depresiasi nilai tukar Yen, yang diikuti dengan melemahnya permintaan produk ekspor ke Eropa. Paket-paket kebijakan Ekonomi tahun 2015 diyakini akan membawa perbaikan di tahun-tahun mendatang. Sehingga, tujuan Kemenko Bidang Perekonomian untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dan mewujudkan kinerja organisasi yang baik, secara bertahap dapat tercapai. iii Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Bab I Pendahuluan Bab II Perencanaan Kerja i ii iv v vi 1. 2. 3. 4. 5. Latar Belakang Rencan Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Struktur Organisasi Aspek Strategis Organisasi Isu Strategis Organisasi 2 3 4 5 5 1. 2. 3. 4. Rencana Strategis Kemenko Perekonomian Tahun 2015 -2019 Rencana Kerja Perjanjian Kinerja Pengukuran Kinerja 11 15 17 18 1. 2. Bab III Akuntabilitas Kerja 3. 4. Bab IV Penutup Capaian Kinerja Organisasi Analis Capaian Kinerja Organisasi Analisis Sasaran Strategis I Analisis Sasaran Strategis II Analisis Sasaran Strategis III Peningkatan Akuntabilitas Kinerja dari Waktu ke Waktu Realisasi Anggaran Penutup 22 23 33 45 47 53 57 Lampiran – Lampiran I. Perjanjian Kinerja 2015 II. Manual Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian III. Kerangka Rencana Kerja Kemenko Bidang Perekonomian TA 2015 IV. Matriks Rumpun Sasaran Strategis dan Kegiatan V. Contoh Pola Cascading Indikator Kinerja Individu VI. Contoh Pola Pengelolaan dan Pengukuran Kinerja iv 14 16 Tabel 2.1 Sasaran Strategis Kemenko Bidang Perekonomian Tahun 2015 Tabel 2.2 Program Kemenko Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015 17 Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 22 Tabel 3.1 Realisasi Capaian Kinerja 2015 Kemenko Bidang Perekonomian 23 33 Tabel 3.2 Capaian IKU pada SS I Tabel 3.3 Capaian IKU pada SS II 47 Tabel 3.4 Pengelompokan Penataan Peraturan Teknis 48 Tabel 3.5 Realisasi IKU dari Waktu ke Waktu 52 Tabel 3.6 Perbedaan SS dan IKU Tahun 2014 dan 2015 54 Tabel 3.7 Realisasi Anggaran per Sasaran Strategis 55 Tabel 3.8 Realisasi Anggaran per Kelompok Kegiatan dan Kelompok SS Tabel 3.6 Perbedaan SS dan IKU Tahun 2014 dan 2015 v Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14 Gambar 3.15 Gambar 3.16 Gambar 3.17 Gambar 3.18 Gambar 3.19 Gambar 3.20 Struktur Organisasi Kemenko Bidang Perekonomian Peta Strategis Tahun 2015 - 2019 Kemenko Bidang Perekonomian Fokus Program Kemenko Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015 Polarisasi Capaian Kinerja Organisasi Pengelompokan Tema Capaian Koordinasi dan Sinkronisasi (IKU I) Kebijakan Perekonomian Rancangan Peraturan Perundang-undangan Dalam Rangka Mewujudkan Stabilisasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015 Ilustrasi Koordinasi Pembahasan Fasilitasi Fasilitasi Pajak Penghasilan untuk penanaman modal di bidang- bidang usaha tertentu dan/atau di Daerah – daerah tertentu Kemudahan Fasilitas Pajak Rancangan Peraturan Perundang – Undangan Baru dalam rangka Peningkatan Daya Saing Ilustrasi Koordinasi/Sinkronisasi Pembahasan Usulan RPP Fasilitasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sebaran Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Rancangan Peraturan Perundang – Undangan Baru dalam Rangka Transformasi Industri Tahun 2015 Ilustrasi Koordinasi Realisasi Penyerapan Biodesel Ilustrasi Koordinasi Persiapan Penerapan E-Commerce di bidang Industri Koordinasi dan Sinkronisasi Optimalisasi Hubungan Internasional Ilustrasi Koordinasi Optimalisasi Hubungan Internasional Daftar Rancangan Perundang-Undangan (Perubahan) dalam Rangka Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Perekonomian Peta Paket Kebijakan Ekonomi I - VIII Ilustrasi Koordinasi KUR Capaian IKU pada Sasaran Strategis Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Contoh Aplikasi Berbasis Web Cascading IKU ke Level Individu/Indikator Kinerja Individu pada Sasaran Kerja Pegawai (//skp.ekon.go.id) Pagu dan Realisasi Anggaran 2011-2016 (Rpooo.ooo) Kemenko Bidang Perekonomian Realisasi Anggaran 2015 per Jenis Belanja Kemenko Bidang Perekonomian Realisasi Anggaran TA 2015 per Program 4 13 16 23 24 25 26 26 27 28 28 29 30 30 32 32 34 36 39 46 51 53 53 54 vi 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 2 1.Latar Belakang Agenda Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 menyebutkan bahwa salah satu dari tiga masalah pokok bangsa terletak pada kelemahan sendi perekonomian. Hal ini ditandai dari masih belum terselesainya masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antar wilayah, lemahnya infrastuktur dan ketergantungan dalam pangan, energi, utang luar negeri dan keuangan. Kondisi perekonomian bangsa indonesia juga tidak terlepas dari pengaruh pertumbuhan ekonomi dunia yang mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Permasalahan perekonomian bangsa tersebut menuntut pemerintah untuk mampu menghasilkan kebijakan guna mendukung stabilitas ekonomi. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 mempunyai tugas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di bidang perekonomian. Adapun keluaran Kemenko Perekonomian adalah rekomendasi kebijakan atas hasil koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan penetapan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan terkait isu bidang perekonomian. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kemenko Perekonomian menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dengan kementerian koordinator lainnya maupun dengan kementerian/lembaga lain terkait. Prinsip tersebut diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Kemenko Perekonomian, yaitu : a) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian, b) Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian, dan c) Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik. Program Penataan Kabinet oleh Presiden Republik Indonesia Tahun 2015 menuntut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan penataan organisasi dengan pendekatan isu strategis yang akan ditangani oleh Kemenko Perekonomian. Transformasi Organisasi Kemenko Perekonomian dituangkan dalam Peraturan Menteri Bidang Perekonomian Nomor 5 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian diharapkan mampu memperbaiki stabilitas perekonomian bangsa. Berbagai program dan kegiatan di bidang perekonomian menjadi fokus koordinasi dan sinkronisasi, serta pengendalian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian guna memenuhi tuntutan stakeholders dan mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Laporan Kinerja tahun 2015 ini disusun sebagai laporan penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja dalam mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 3 2.Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 tentang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, adalah sebagai berikut: A. Kedudukan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. B. Tugas Pokok Kementerian Koordinator menyelenggarakan Bidang koordinasi, Perekonomian sinkronisasi, dan mempunyai tugas pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang perekonomian. C. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan fungsi: 1) koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang perekonomian; 2) pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/ Lembaga yang terkait dengan isu di bidang Perekonomian; 3) koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 4) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 5) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; dan 6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam melaksanakan tugas dan fungsi, mengkoordinasikan Kementerian, sebagai berikut: - Kementerian Keuangan; - Kementerian PU dan Perumahan Rakyat - Kementerian Ketenagakerjaan; - Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan; - Kementerian Perindustrian; - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN; - Kementerian Perdagangan; - Kementerian Badan Usaha Milik Negara; - Kementerian Pertanian; - Kementerian Koperasi dan UKM; dan - Instansi lain yang dianggap perlu. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 4 3. Struktur Organisasi Turunan Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2015 adalah Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Susunan Eselon I Kemenko Bidang Perekonomian, terdiri dari: Sekretariat Kementerian Koordinator; Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan; Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian; Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup; Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri; Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah; Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional; Staf Ahli Bidang Hubungan Ekonomi dan Politik, Hukum, dan Keamanan; Staf Ahli Bidang Hubungan Ekonomi dan Kemaritiman; Staf Ahli Bidang Hubungan Ekonomi dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah; dan Staf Ahli Bidang Pengembangan Daya Saing Nasional. Struktur organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian hingga Unit Eselon II dapat dilihat dalam gambar berikut : Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 5 4. Aspek Strategis Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merupakan bagian dari penyelenggara pemerintah yang mempunyai peran strategis terhadap tercapainya tujuan nasional khususnya di bidang perekonomian. Di dalam RPJMN 2015 – 2019, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian diarahkan untuk mendukung kegiatan prioritas nasional berupa: a. Menstabilkan situasi ekonomi makro dan memperkuat struktur ekonomi. b. Realokasi sumber daya untuk pemanfaatan yang lebih produktif, di bidang ekonomi terutama percepatan pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan dan pembangunan industri, c. Meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan kepercayaan investor, serta d. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan mengurangi kemiskinan. Fokus kegiatan pada prioritas nasional tersebut memberikan posisi strategis Kemenko Bidang Perekonomian untuk memberikan rekomendasi kebijakan di bidang perekonomian kepada Presiden dan Kementerian yang ada berada dalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Melalui tugas dan fungsi koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian, Kementerian Koordinator melakukan rapat koordinasi/sinkronisasi, monitoring serta evaluasi terhadap suatu isu kebijakan perekonomian. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan arah kebijakan yang berkualitas dan efektif sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan tujuan nasional. Sasaran Strategis yang dituju Kemenko Perekonomian dalam rangka mewujudkan peran strategis tersebut di atas, adalah: a. Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Perekonomian b. Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian c. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintah yang baik 5. Isu Strategis Organisasi Permasalahan di bidang perekonomian yang dihadapi bangsa Indonesia pada tahun 2015 dinilai cukup kompleks. Hal ini menuntut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk responsif dalam mengkoordinasikan, mensinkronkan serta mengendalikan kebijakan di bidang perekonomian. Dinamika perubahan lingkungan strategis baik dari dalam maupun luar negeri memberikan pengaruh singnifikan terhadap kondisi perekonomian nasional. Berikut dipetakan beberapa potensi Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 6 permasalahan perekonomian yang memerlukan fokus koordinasi/Sinkronisasi/ pengendalian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian: A. Target Pertumbuhan ekonomi yang tinggi Target pertumbuhan ekonomi tahun Bidang 2015 sebesar 5.6%, meningkat jika memperkuat dibandingkan target 2014 yang sebesar lembaga koordinator dan pengendalian 5.1%. Selain tantangan dari luar seperti untuk meminimalkan ketidaksesuaian/ masih rendahnya kinerja ekspor sejalan inkonsistensi antara rencana dengan dengan lemahnya permintaan dunia, implementasi juga diperlukan satu sinergisitas antara pembangunan, khususnya di bidang pemangku perekonomian kepentingan mewujudkan ekonomi. target Kementerian dalam pertumbuhan Koordinator Perekonomian perlu kapasitasnya selaku program/kegiatan dan ketidaksesuaian antar sektor, serta pemerintah pusat dan daerah. B. Ekonomi Makro dan Keuangan Permasalahan kondisi ekonomi - Kapasitas SDM Indonesia masih makro dan keuangan yang dihadapi terbatas, tahun 2015 adalah sebagai berikut: rendahnya tingkat pendidikan dan - produktivitas pekerja Indonesia. Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan - - - ditandai dengan Penerapan dan penguasaan perkembangan ekonomi sangat teknologi masih terbatas, sehingga terbatas dan harus dapat daya saing usaha tidak seperti yang ditingkatkan. diharapkan. Penguatan struktur ekonomi, - Kemampuan pembiayaan berupa penguatan sektor primer, pembangunan terbatas. Oleh sekunder dan tersier secara karena itu, penggalian sumber- terpadu, dengan sektor sekunder sumber penerimaan dan sebagai penggerak utama mengefektifkan pengeluaran penguatan tersebut. pembangunan menjadi tantangan Peraturan perundang-undangan yang harus dihadapi. pusat dan daerah yang saling tumpang tindih dan kontradiksi. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 7 C. Pangan dan Pertanian Pembangunan pertanian, pangan menghadapi dan komponen komoditi pangan memiliki masalah: kontribusi konversi lahan pertanian, terutama di signifikan dalam pembentukan IHK. Jawa, Madura dan Bali yang terus Di bidang pembenihan, perlu meningkat. Untuk itu, sistem pertanian pengembangan pusat-pusat perbenihan skala luas (food estate) harus dapat di tingkat petani maupun perusahaan segera dibuka perbenihan yang memenuhi standard kepada dunia usaha baik nasional, kualitas perbenihan nasional maupun swasta maupun asing, namun dengan global. Pembangunan pertanian juga porsi sangat direalisasikan, dan dan pengaturan Ketersediaan yang pangan, adil. melalui penting bagi upaya pengurangan kemiskinan di daerah peningkatan produksi pangan, sangat perdesaan penting mengandalkan sumber pendapatannya bagi tercapainya stabilitas harga pangan dan inflasi. Mengingat yang sebagian besar dari pertanian. D. Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Permasalahan yang dihadapi SDA dan LH antara lain adalah: (1) ketergantungan pada bahan bakar fosil (batubara dan migas) sebagai sumber energi; (2) pemanfaatan sumber energi terbarukan belum optimal; (3) pengelolaan pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang belum optimal. E. Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya saing KUKM Pengembangan ekonomi kreatif mengalami beberapa masalah, yaitu: (1) penyediaan sumber daya kreatif (orang kreatif) yang profesional dan kompetitif; (2) penyediaan sumber daya pendukung yang berkualitas, beragam dan kompetitif; (3) penguatan struktur industri yang berdaya saing, tumbuh, dan beragam; (4) penyediaan pembiayaan yang sesuai dan kompetitif; (5) perluasan pasar bagi karya kreatif; (6) penyediaan infrastruktur teknologi yang sesuai dan kompetitif; dan (7) penguatan kelembagaan yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif. Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi faktor rendahnya daya saing ekonomi kreatif Indonesia di tingkat global saat ini. Dalam hal pengembangan UKM menghadapi permasalahan, antara lain: (1) keterbatasan kapasitas kewirausahaan, manajemen dan teknis produksi; (2) keterbatasan akses ke pembiayaan; dan (3) keterbatasan kapasitas inovasi, adopsi teknologi dan penerapan standar. Aturan dan kebijakan yang ada saat ini juga belum Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 8 cukup efektif untuk memberikan kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha bagi UMKM dan koperasi. Koperasi juga masih menghadapi kendala terkait kapasitas pengurus dan anggota koperasi dalam mengelola dan mengembangkan koperasi sesuai jati diri, dan kebutuhan untuk menciptakan kesejahteraan bersama. F. Industri dan Perniagaan Pengembangan kawasan industri adanya dukungan dan kawasan ekonomi lainnya terdapat optimal terkait beberapa (1) operasional pengembangan Kawasan Belum adanya mekanisme pengaturan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas (legal) terkait insentif fiskal dan non- (KPBPB) fiskal yang dapat secara langsung kawasan untuk peningkatan industri diimplementasikan lokasi dan perdagangan berorientasi pasar pengembangan kawasan industri; (2) ekspor; dan (4) Belum adanya regulasi Belum adanya kajian hasil inventarisasi yang optimal yang dapat menjadi potensi komoditi unggulan lokal non- arahan dalam pengembangan Kawasan mineral yang optimal sebagai basis Strategis Nasional (KSN) potensi pengembangan yang bernilai Ekonomi, terutama KSN Kawasan ekonomi tinggi yang dapat secara Pengembangan Ekonomi Terpadu langsung diserap dan dikembangkan (KAPET). permasalahan, yaitu: pada kebijakan yang kelembagaan sebagai salah satu dan basis bidang dalam kawasan industri; (3) Belum G. Infrastuktur dan Pengembangan Wilayah Terkait Infrastruktur koordinasi dan bidang Pengembangan Di bidang transportasi, Inftrastuktur permasalahan Wilayah, permasalahan yang dihadapi dihadapi antara lain: (1) rendahnya kapasitas meratanya pembangunan infrastruktur tampungan, menurunnya ketersediaan, yang dan berkurangnya resapan air yang Indonesia Barat. Sedangkan di bidang menyebabkan pertanahan Keberadaan kebanjiran; tulang (2) punggung adalah masih masih yang berpusat dan belum di wilayah penataan ruang permasalah utama terletak pada tidak telekomunikasi khususnya kabel serat harmonisnya optik yang masih belum merata dan perundang – undangan sektoral yang masih berfokus di kota–kota besar, (3) mengatur pemanfaatan ruang dalam masih minimnya penanganan terhadap skala besar. sektor persampahan, drainase dan air limbah. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 berbagai peraturan 9 H. Kerjasama Ekonomi Internasional Dalam bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional menghadapi permasalahan, antara lain: (1) pola pikir masyarakat dan pelaku usaha yang belum melihat secara keseluruhan potensi dan peluang serta manfaat yang dapat diraih dalam keterbukaan pasar global dan juga integrasi ekonomi antar bangsa; (2) sinergitas antar Kementerian/Lembaga dalam kancah diplomasi internasional agar memperkuat posisi tawar Indonesia dalam berbagai perundingan internasional; (3) Pentingnya menggali lebih banyak potensi kerjasama dengan negara lain. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 10 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 11 1. Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 -2019 Penyusunan Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015 – 2019 mengacu pada RPJMN tahun 2015-2019, sebagaimana program prioritas Nawa Cita. Implementasi Rencana Strategis merupakan wujud partisipasi dalam mendukung terwujudnya tujuan negara sesuai dengan Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia. Nawa Cita merupakan jalan perubahan menuju indonesia berdaulat, mandiri dan berkepribadian yang didalamnya fokus pada hal-hal penting pembangunan termasuk di bidang perekonomian. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 secara garis besar memuat Visi, Misi, tujuan, sasaran strategis sebagai tolak ukur keberhasilan serta program dan kegiatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam rangka mencapai target kinerja sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 11 tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015-2019. A. VISI KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN “Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan” Visi ini mendukung Visi Presiden : Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Visi tersebut disusun berdasarkan kristalisasi nilai-nilai dasar atau value Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu : profesional, integritas, kerjasama, inovasi dan responsibility (tanggung jawab) yang disingkat dengan “PIKIR”. Makna visi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dijabarkan sebagai berikut: makna kata “koordinasi dan sinkronisasi” merupakan proses mengupayakan terjadinya kesamaan persepsi, pemikiran dan tindakan dalam mewujudkan pencapaian tujuan; makna kata “pengendalian” merupakan bagian proses koordinasi dan sinkronisasi yang penekanannya pada pusat penanggungjawab implementasi kebijakan agar dapat mewujudkan tujuan organisasi sesuai rencana; Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 12 makna kata “efektif” mempunyai arti bahwa kinerja hasil koordinasi dan sinkronisasi memberikan manfaat dan dampak yang signifikan bagi upaya pencapaian sasaran pembangunan di bidang ekonomi; kata “berkelanjutan” bermakna bahwa koordinasi harus dilakukan secara terus menerus dan proaktif supaya pelaksanaan pembangunan perekonomian yang dilakukan oleh sektor dan pelaku ekonomi dapat berjalan sinergi, sehingga pembangunan ekonomi yang dicapai dapat berkesinambungan. B. MISI KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN “ Menjaga dan memperbaiki koordinasi dan sinkronisasi penyusunan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan perekonomian” Misi tersebut merupakan perwujudan peran dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam mendukung Misi Presiden yang antara lain adalah “Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi , Maju dan Sejahtera serta Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing”. Implementasi Misi Presiden tersebut diwujudkan melalui kinerja lintas sektor di bidang ekonomi. Dalam rangka meningkatkan kinerja lintas sektor di bidang ekonomi secara optimal, dibutuhkan usaha untuk menyatukan tindakan, kebulatan pemikiran, dan keselarasan dari berbagai intansi terkait melalui kegiatan sinkronisasi dan koordinasi kebijakan. Sejalan dengan strategi dan aktivitas yang dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan suatu kebijakan,maka pengendalian pelaksanaan kebijakan/program secara intensif diupayakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam proses pencapaian kinerja. Tindakan pengendalian dapat mengantisipasi secara dini tantangan dan hambatan yang dihadapi, sehingga progres kinerja dalam melaksanakan kebijakan/program di bidang ekonomi berjalan dengan optimal. C. TUJUAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Berdasarkan Visi dan Misi tersebut di atas, dirumuskan tujuan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu sebagai berikut: 1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. 2. Terwujudnya kinerja organisasi yang baik. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 13 Tujuan tersebut merupakan upaya Kemenko Bidang memastikan pelaksanaan program bidang Perekonomian (periode 2015-2019). Pemetaan Rencana kebijakan/ Strategis Kementerian Koordinator Bidang oleh sektor/lintas sektor di ekonomi dicapai dalam kurun waktu 5 tahun sebagaimana telah dengan dijelaskan di atas secara ringkas tertuang komitmen yang tinggi guna pencapaian dalam peta strategi organisasi. Visi, misi, kinerja perekonomian yang semakin baik tujuan, dari Upaya-upaya dalam perekonomian dengan waktu pencapaian ke dijalankan Perekonomian, waktu. kinerja sasaran peta yang strategi mempertimbangkan dituangkan disusun potensi, difokuskan pada target sasaran makro permasalahan, dan tantangan organisasi ekonomi. Pernyataan Tujuan Kementerian yang dihadapi ke depan dalam periode Koordinator Bidang Perekonomian yang 2015-2019. Peta Strategi dimaksud adalah ditetapkan tersebut, diharapkan dapat sebagai berikut. Gambar 2.1 Peta Strategi Tahun 2015-2019 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 14 Aspek strategis yang dimiliki Kemenko Bidang Perekonomian merupakan sumber daya yang digunakan untuk mencapai Sasaran Strategis (SS). Sasaran Strategis ditingkat Kementerian meliputi 3 sasaran yang merupakan penanda keberhasilan yang akan dicapai, khususnya pada tahun 2015. D. SASARAN STRATEGIS Berdasarkan tujuan, selanjutnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjabarkan dalam sasaran strategis yang akan dicapai secara tahunan selama periode Renstra. Hal ini dilakukan agar kinerja Kementerian dapat terukur dan dapat dicapai secara nyata. Sasaran strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk tahun adalah sebagai berikut : Tabel 2. 1 Sasaran Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015 Sasaran Strategis Tujuan 1 : Indikator Kinerja Utama Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Perekonomian Presentase program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi Sasaran Strategis 2 : Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian Presentase kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi Tujuan 2 : Terwujudnya kinerja organisasi yang baik. Sasaran Strategis 3 : Terwujudnya Tata Kelola Pemerintah yang baik Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian 85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik (Hijau) 65≤n<85 = 3 : Baik (Hijau) 45≤n<65 = 2 : Kurang (Merah) n<45 = 1 : Sangat Kurang (Merah) SS 1 dan SS 2 merupakan fokus terhadap tercapainya tujuan terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Tujuan I). Sedangkan SS 3 merupakan bagian dalam rangka mendukung terlaksananya kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian dan jajaran dibawahnya, bersifat upaya kelembagaan dalam mengelola organisasi agar terwujud kinerja organisasi yang baik (Tujuan II). Namun demikian, dalam perjalanan Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 15 waktu tahun 2015, sesuai dengan tranformasi organisasi dan pergantian kepemimpinan, terjadi perubahan paradigma agar SS 3 diubah menjadi sasaran yang lebih berorientasi kepada stakeholder (orientasi eksternal). Sehingga, Orientasi Tata Kelola dalam SS 3 adalah penataan kebijakan perekonomian di tingkat Kementerian Teknis di bawah koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Perubahan sejalan dengan upaya Pimpinan baru Kemenko dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional melalui paket-paket kebijakan ekonomi (pergantian dari Bp. Sofyan Djalil ke Bp. Darmin Nasution). Selanjutnya untuk melihat sejauh mana sasaran strategis tersebut tercapai dibutuhkan ukuran yang secara periodik dilihat perkembangan capaiannya. Ukuran dimaksud adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) tingkat Kementerian. IKU sebagai Indikator keberhasilan tercapainya sasaran strategis tersebut akan dijabarkan pada Sub Bahasan mengenai Perjanjian Kinerja. 2. Rencana Kerja Dengan memperhatikan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan berpedoman pada Renstra, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyusun Rencana Kerja (Renja) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang meliputi kegiatan pokok serta kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran hasil sesuai program induk. Dokumen Renja dirinci menurut indikator keluaran, sasaran keluaran pada tahun rencana, perkiraan sasaran tahun berikutnya, lokasi, pagu indikatif sebagai indikasi pagu anggaran, serta cara pelaksanaannya. Berdasarkan RKP dan Pagu Anggaran serta Renja yang telah ditetapkan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). RKA memuat informasi kinerja yang meliputi program, kegiatan dan sasaran kinerja, serta rincian anggaran. Informasi pendanaan dalam RKA memuat informasi Rincian Anggaran, antara lain: keluaran, komponen masukan, jenis belanja, dan kelompok belanja. Rencana kerja kementerian merupakan penjabaran dari sasaran strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk mengukur capaian kinerja organisasi. Kerangka Rencana Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dapat dilihat pada lampiran. Pada tahun 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan revisi dokumen Rencana Kerja (Renja). Terdapat perbedaan program dan sumber dana Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 16 antara Renja awal dan Renja Revisi. Disamping itu, terdapat perbedaan penetapan sasaran strategis. Renja awal 2015 telah ditetapkan pada bulan Januari tahun 2015 sedangkan Renja revisi ditetapkan pada bulan Maret 2015. Revisi dipandang perlu untuk menyesuaikan transformasi yang terjadi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian agar sesuai dengan program kerja pemerintahan Kabinet Kerja. Sasaran strategis yang dipergunakan dalam pengukuran kinerja tahun 2015 adalah sasaran strategis yang terdapat pada dokumen Renja revisi tahun 2015. Program Kementerian dalam Renja 2015 adalah sebagai berikut. Tabel 2.2 Program Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015 Renja Awal Sasaran Strategis Program Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Renja Revisi Alokasi Anggaran Keselarasan pengelolaan fiskal dan moneter Alokasi Anggaran Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan bidang perekonomian 189.806.500.000 198.704.803.000 Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian Terwujudnya implementasi program kerja utama Jumlah Sasaran Strategis Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Meningkatnya peran Indonesia dalam rangka kerja sama ekonomi luar negeri Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian Program 103.117.500.000 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian 292.924.000.000 Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik Jumlah 130.499.429.000 329.204.232.000 Sumber : Dokumen Renja 2015, diolah Fokus Program Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Tahun Anggaran 2015 adalah Program Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian, dan Program Program Dukungan Manajemen 40% Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian. Gambar 2. 2 Fokus Program Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian TA 2015 Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 Program Koordinasi Kebijakan 60% 17 3. Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja Kementerian Koordinator bidang perekonomian disusun berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015, dan mempertimbangkan relevansi dengan tujuan yang ingin dicapai pada Tahun 2015. Sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, maka indikator yang terdapat pada Perjanjian Kinerja ditetapkan sebagai Indikator Kinerja Utama. Perjanjian Kinerja ini menjadi komitmen bersama seluruh elemen dalam unit kerja di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mewujudkan tujuan Kementerian yang diharapkan dapat berimplikasi pada tercapainya tujuan nasional. Selain berdasarkan tugas dan fungsi Kementerian, Perjanjian Kinerja mengacu pada Renstra Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan RPJMN tahun 20152019. Variabel-variabel dalam perjanjian kinerja Tahun 2015 adalah sebagai berikut. Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Terwujudnya Presentase program koordinasi 100% sinkronisasi dan kebijakan bidang perekonomian koordinasi kebijakan yang terimplementasi perekonomian Terwujudnya Presentase kebijakan bidang pengendalian kebijakan perekonomian yang perekonomian terimplementasi Terwujudnya tata kelola Tingkat Kinerja Manajeman pemerintahan yang Kementerian baik Skala Tingkat : 85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik 65≤n<85 = 3 : Baik: 45≤n<65 = 2 : Kurang n<45 = 1 : Sangat Kurang 100% 4 (Hijau) (Hijau) (Merah) (Merah) Keterangan (Kompenen Pengukuran) Koordinasi dan Sinkronisasi Rancangan Peraturan Perundangan BARU oleh Kemenko Bidang Perekonomian. (Target 54 Rancangan Peraturan Perundangundangan) Koordinasi dan Sinkronisasi PERUBAHAN Peraturan Perundangan oleh Kemenko Bidang Perekonomian. (Target 9 rekomendasi) Merupakan pelaksanaan fungsi pengendalian atas pelaksanaan Kebijakan yang sedang berjalan) Semula : Gabungan nilai tata kelola keuangan, implementasi SAKIP, implementasi RB, penguatan SDM Diubah : Tata kelola Kebijakan Kementerian Teknis melalui Peraturan/Keputusan Teknis dalam rangka deregulasi kebijakan perekonomian Sumber : Dokumen PK 2015, diolah Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 18 penurunan/cascading Proses Indikator Koordinator dituangkan Kinerja Kementerian Bidang Perekonomian dalam kinerja memiliki pengaruh Kementerian. terhadap Upaya ini memastikan bahwa Rencana Strategis kinerja yang ditetapkan Kementerian Koordinator pejabat eselon I dan II, dan penetapan Bidang Perekonomian telah dijabarkan Indikator Kinerja Individu dalam Sasaran dalam sasaran strategis yang diukur Kinerja level melalui pencapaian indikator kinerja pada individu. Indikator Kinerja Utama (IKU) seluruh pegawai, dari pejabat struktural yang merupakan indikator keberhasilan pada semua tingkatan, hingga pelaksana. Kementerian diturunkan dalam bentuk Sehingga setiap pegawai dapat diukur Indikator Kinerja (IK) dalam Program dan kinerja individunya Kegiatan untuk level organisasi eselon I sejauh mana dan II atau dapat juga disebut IKU tingkat mendukung Eselon I dan II. Indikator pada SKP disusun kementerian, yang dikelola melalui sistem untuk mendukung pencapaian Indikator //skp.ekon.go.id. Kinerja tingkatan Strategis Kementerian sampai ke Indikator jabatan ataupun pekerjaan yang dilakukan Kinerja keberhasilan Kegiatan tertuang pegawai, dalam lampiran. Pegawai (SKP) pimpinan. dapat perjanjian tersebut untuk Apapun dipastikan pekerjaan untuk kontribusinya pencapaian Penjabaran diketahui dalam strategi Sasaran 4. Pengukuran Kinerja Kementerian Koordinator Bidang menghitung, sifat data IKU, sumber data, Perekonomian telah menyusun manual periode data IKU, dan keterangan lain IKU yang digunakan sebagai panduan yang dianggap perlu. Cara pengukuran menjaga konsistensi pengukuran kinerja. capaian kinerja untuk setiap sasaran Manual dokumen strategis adalah berbeda. Secara garis penjelasan IKU Kementerian Koordinator besar formula penghitungan IKU untuk Bidang Perekonomian yang berisi berbagai setiap sasaran strategis adalah sebagai informasi seperti definisi, satuan, tehnik berikut : IKU merupakan Formula penghitungan IKU untuk Sasaran Strategis Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Perekonomian : Implementasi Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perekonomian = realisasi dibandingkan dengan target, rancangan peraturan perundang-undangan baru bidang perekonomian Target 2015 : 54 Rancangan Peraturan Baru Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 19 Formula penghitungan IKU untuk Sasaran Strategis Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian : Implementai pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang perekonomian = realisasi dibandingkan dengan target, rancangan perubahan peraturan perundang-undangan dibidang Perekonomian. Target 2015 : 9 Rancangan Perubahan Formula penghitungan IKU untuk Sasaran Strategis Terwujudnya Tata Kelola Pemerintah yang baik : Tata kelola Kebijakan Kementerian Teknis melalui Peraturan/Keputusan Teknis dalam rangka deregulasi kebijakan perekonomian = realisasi dibandingkan dengan target, Peraturan/Keputusan Kementerian Teknis di bawah Koordinasi kemenko Bidang Perekonomian. tata kelola kebijakan Target 2015 : 141 tingkat Adapun Status Kinerja NKO ditandai capaian kinerja organisasi tahun 2015 dengan warna, pemberian warna sesuai dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai NKO, adalah sebagai berikut: Untuk pengukuran nilai capaian IKU dibagi dengan jumlah IKU Kementerian. Metode perhitungan Gambar 2.3. Polarisasi Capaian Kinerja Organisasi Nilai Kinerja Organisasi (NKO) diperoleh melalui penghitungan dengan Hijau Kuning Merah X ≥ 100 80 ≤ X < 100 X < 80% (memenuhi ekspektasi) (belum memenuhi ekspektasi) (tidak memenuhi ekspektasi) menggunakan data target dan realisasi IKU yang tersedia. Dengan membandingkan antara data target dan realisasi IKU, akan diketahui nilai NKO. Formula penghitungan NKO adalah: NKO = ∑ capaian IKU ∑ IKU × 100% Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 20 Tahapan pengukuran kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terdiri dari tiga tahap yaitu (Permenko 9 Nomor 2015) : a. Pengumpulan Data Kinerja (IKU) Setiap semester dilakukan pengukuran kinerja oleh Bagian Fasilitasi Penguatan Kinerja, Biro Perencanaan. Untuk data kinerja kegiatan (fisik output dan anggaran) dilakukan per triwulan oleh Bagian Program dan Anggaran. Data Capaian Kinerja Bulanan Individu dikumpulkan per triwulan oleh Bagian SDM. Data capaian target IKU dikumpulkan dari KPI Manager tiap-tiap kedeputian/sekretariat. b. Analisis Data Kinerja Data yang telah terkumpul di kelompokkan dan dilakukan analisis. Terhadap Indikator yang belum tercapai dilakukan pendalaman atas hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja. Kegiatan analisis ini dilakukan bersama dengan Unit kerja terkait. c. Melaporkan Capaian Kinerja Analisis capaian kinerja semesteran akan dipaparkan pada Rapat Pimpinan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Hasil laporan kinerja semester akan digunakan sebagai bahan penyusunan Laporan Kinerja pada akhir tahun. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 21 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 22 1. Capaian Kinerja Organisasi Capaian Target Indikator Kinerja Utama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 menunjukan hasil yang positif, walupun ada salah satu indikator kinerja yang masih belum mencapai tingkat yang diinginkan (IKU No.3). Capaian kinerja dengan pendekatan polarisasi warna terdapat pada warna Hijau. Capaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015 disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.1. Realisasi Capaian Kinerja 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian SS Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Kinerja (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Presentase program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi 100% 106% 106% Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian Presentase kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi 100% 211% 211% 4 3 Baik Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian 85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik/Hijau 65≤n<85 = 3 : Baik/Hijau 45≤n<65 = 2 : Kurang/Merah n<45 = 1 : Sangat Kurang/Merah Penjelasan atau analisis atas capaian IKU untuk setiap sasaran strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tertuang dalam sub bab berikut. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 23 2. Analisis Capaian Kinerja Organisasi Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah instansi pemerintah yang melaksanakan tugas koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang perekonomian. Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang pencapaiannya ditabulasikan dalam tabel 3.2. Indikator Kinerja Utama Presentase program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi Target Realisasi 100% 106% (54 Rancangan Peraturan Per-UU-an sebagai implementasi atas rekomendasi) (57 Rancangan Peraturan Per-UU-an sebagai implementasi atas rekomendasi) Kinerja 106% Tabel 3.2. Capaian IKU pada sasaran strategis terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Penjelasan atas capaian IKU di atas adalah sebagai berikut : Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keppres, Rancangan Inpres, Peraturan Menko Bidang Perekonomian Melalui berbagai Koordinasi berbagai rapat dan Sinkronisasi dengan Kementerian terkait di bidang Bidang dan Keputusan Perekonomian. Kementerian Menko Tahun Koordinator 2015 Bidang Perekonomian menargetkan sebanyak 54 perekonomian dihasilkanlah rekomendasi Rancangan kebijakan yang selanjutnya ditindaklanjuti Undangan Baru dan terealisasi sebanyak 57 menjadi Rancangan Peraturan Perundang– Rancangan Peraturan Undangan. Batasan Rancangan Peraturan Undangan. Rancangan Perundang-Undangan tersebut berupa : Perundang-Undangan Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 Peraturan yang PerundangPerundangPeraturan dihasilkan 24 dikelompokan kedalam 4 tema sebagai ditetapkan dalam Peta Strategi Kemenko bagian menterjemahkan Nawa Cita butir 6 Bidang Perekonomian. Jumlah rancangan (produktivitas dan daya saing pasar) dan 7 peraturan (kemandirian ekonomi). Pengelompokan ke dihasilkan pada tiap tema terlihat dalam dalam empat tema tersebut adalah untuk Gambar 3.1 berikut. perundang-undangan yang memenuhi harapan stakeholder, dan telah Gambar 3.1. Pengelompokan Tema Capaian Koordinasi dan Sinkronisasi (IKU 1) Kebijakan Perekonomian 10 Optimalisasi Hubungan Internasional 10 Transformasi Industri 14 Peningkatan Daya Saing 23 Jumlah Rancangan Peraturan PerundangUndangan Baru Stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi 0 10 20 30 Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Baru sebagai wujud keberhasilan Sinkronisasi dan Koordinasi Kebijakan Perekonomian yang dilakukan Kemenko Bidang Perekonomian tahun 2015 sesuai dengan pengelompokan tema, adalah sebagai berikut: 1. Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Tema Stabilitas dan pertumbuhan menuntut Kementerian Koordinator Bidang ekonomi menjadi fokus untuk mengatasi isu Perekonomian untuk responsif. Melalui strategis di bidang ekonomi makro dan berbagai macam kegiatan rapat koordinasi keuangan dan sinkronisasi yang dilakukan di tahun dan bidang Pangan dan Pertanian. Seperti dijelaskan pada bab 2015 Kementerian pendahuluan di atas, isu strategis ini masih Perekonomian menghasilkan 23 rancangan menghadapi berbagai macam kendala yang paraturan perundang – undangan baru dan Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 Koordinator Bidang 25 1 Paket Kebijakan Program kebijakan mewujudkan pertumbungan ekonomi yang pengembangan Kelapa Sawit. Diharapkan inklusif dan berkelanjutan. Adapun rincian rancangan dari rancangan peraturan perundang – tersebut kontribusi dapat terhadap pertumbuhan ekonomi memberikan stabilitas dan sehingga dapat undang tersebut bisa dilihat pada gambar di bawah ini : Sumber : DBK Ekonomi Makro dan Keuangan; DBK Pangan dan Pertanian; 2015; diolah. Gambar 3.2 Rancangan Peraturan Perundang – Undangan Baru dalam rangka Mewujudkan Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015 Salah satu rancangan peraturan tertentu dan/atau perundang-undangan yang memiliki daya tertentu. Rancangan ungkit dan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 18 pertumbuhan ekonomi adalah RPP tentang Tahun 2015 pada tanggal 6 April 2015 oleh Fasilitasi untuk Presiden Joko Widodo. Latar belakang penanaman modal di bidang- bidang usaha terbitnya peraturan ini adalah karena sejak tinggi Pajak dalam stabilitas Penghasilan Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 di daerah tersebut -daerah disahkan 26 tahun 2011 pertumbuhan ekonomi yang ada, terkait hal ini ternyata belum Indonesia mengalami perlambatan yang memberikan signifikansi yang baik bagi ditandai dengan rendahnya nilai investor pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga dan menuntut dipandang perlu menerbitkan PP tentang menunjang Fasilitasi pajak guna mendorong investor. nilai ekspor. perubahan strategi Hal ini untuk percepatan perekonomian. Pelaksanaan PP Peran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah melakukan rapat-rapat koordinasi hingga menghasilkan rekomendasi yang menyepakati dirancangnya kebijakan baru yang berdampak positif bagi pelaku ekonomi berupa Peraturan Perundang-Undangan. Gambar 3.3 Ilustrasi Koordinasi Pembahasan Fasilitasi Pajak Penghasilan untuk penanaman modal di bidangbidang usaha tertentu dan/atau di Daerah – daerah tertentu. Sumber : Humas, 2015 Manfaat PP Nomor 18 Tahun 2015 adalah menjawab permasalahan di bidang tax allowance. Peraturan Pemerintah ini mampu adalah salah satu outcome yang dicapai terkait Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi. Ilustrasi kemudahan-kemudahan dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 3.4 Kemudahan Fasilitas Pajak Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 Sumber : DBK Ekonomi Makro dan Keuangan . Hal ini 27 Efektifitas PP Nomor 18 Tahun 2015 akan dirasakan oleh masyarakat, bila pemberlakuan dan substansinya dapat diketahui oleh pelaku usaha. Peran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui Deputi Koordinasi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan adalah turut memastikan Peraturan Perundang-undangan ini diketahui dan dapat dijalankan melalui workshop dan sosialisasi. Melalui sosialisasi maka semua elemen masyarakat terutama BUMN dan stakeholder mengetahui untuk kemudian diimplementasikan, sehingga lebih mendorong investasi dan stabilitas perekonomian terjaga. 2. Peningkatan Daya Saing Tema peningkatan daya saing dalam Peta Strategi Kementeian Koordinator Bidang Perekonomian menjadi fokus untuk mengatasi isu di Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri, dan isu di Bidang Percepatan Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah. Kendala yang dihadapi isu strategis bidang tersebut memerlukan inisiasi dari Kementerian Koordinator untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan baru yang selanjutnya dijadikan rancangan peraturan perundang – undangan. Tahun 2015 dalam menangani isu perniagaan, industri, percepatan infrastruktur, dan pengembangan wilayah, fungsi koordinasi dan sinkronisasi Kemenko Bidang Perekonomian menghasilkan rekomendasi yang menginisiasi 14 rancangan peraturan perundang-undangan agar mampu meningkatkan daya saing di bidang perekonomian. Gambar 3.5 Rancangan Peraturan Perundang-undangan Baru dalam rangka Peningkatan Daya Saing Sumber : DBK Perniagaan & Industri; DBK Percepatan Infrastruktur & Pengembangan Wilayah; 2015; diolah. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 28 Rekomendasi yang mendorong disusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah terhadap usulan Fasilitasi di Kawasan Ekonomi Khusus dinilai memiliki urgensi terhadap peningkatan daya saing. Rancangan ini disahkan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 28 Desember 2015. Lahirnya Gambar 3.6 Ilustrasi Koordinasi dan Sinronisasi Pembahasan usulan RPP Fasilitasi di Kawasan Ekonomi Khusus Pokok-pokok rancangan peraturan tersebut merupakan amanat UU No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus untuk pemerataan ekonomi yang adil. Sumber : Humas, 2015 laboratorium kebijakan. Adapun sebaran Lokasi KEK 2009-2014 dan indikasi lokasi KEK Tahun 2015 - 2019 adalah sebagai berikut. Gambar 3.7 Sebaran Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus Sumber : DBK Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah,2015 Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 sekaligus menjadi 29 Rekomendasi-rekomendasi yang dimasukan yang menghasilkan barang, dan industri dalam peraturan tersebut antara lain bahwa yang menghasilkan jasa. KEK harus memiliki karakter atau semangat: Perbedaan perlakuan di KEK adalah: di tax KEK - free, bureaucracy-free, KITAS- tidak diberlakukan pembatasan free, union-free, license-free, dan long term leashold property. Fasilitas selama masa bahwa barang yang boleh diimpor adalah awal investasi yang diberikan KEK ialah dalam negeri; (b) sudah diproduksi namun pembebasan bea masuk atas impor mesin, spesifikasi barang, dan bahan selama 2 tahun untuk dibutuhkan; dan (c) sudah diproduksi pembangunan atau pengembangan industri namun jumlahnya belum mencukupi. barang yang (a) belum diproduksi di belum memenuhi yang 3. Transformasi Industri Rumpun tema ini diangkat untuk mengatasi isu strategis di bidang pengelolaan energi, sumber daya alam dan lingkungan hidup; dan isu di bidang ekonomi kreatif, kewirausahaan dan daya saing KUKM. Rekomendasi sebagai hasil tindakan koordinasi dan sinkronisasi untuk mengatasi permasalahan pada isu strategis ini telah mendorong dibuatnya 10 rancangan peraturan perundang–undangan, yaitu sebagai berikut: Sumber : DBK Pengelolaan SDALH; DBK DBK EkrafKewirausaahan-KUKM; 2015; diolah. Gambar 3.8 Rancangan Peraturan Perundang – Undangan Baru dalam Rangka Transformasi Industri Tahun 2015 Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 30 Rekomendasi dihasilkan dari beberapa kali kegiatan koordinasi dan sinkronisasi hingga dianggap bahwa isu tersebut perlu dibuat suau kebijakan baru. Hal ini merupakan buah pikiran yang solid dan matang agar tidak kaku dan sulit diimplementasikan. Berikut adalah beberapa gambar ilustrasi kegiatan-kegiatan koordinasi dan sinkronisasi, terkait transformasi industri. Gambar 3.9 Koordinasi Realisasi Penyerapan Biodesel. Dipimpim oleh Bapak Darmin Nasution dan dihadiri oleh ). Hadir dalam rapat tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit Bayu Krisnamurthi dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara. Gambar 3.10 Koordinasi Persiapan Penerapan E-Commerce di bidang industri. Dihadiri oleh Beberapa Menteri, turut hadir dalam rapat ini, Tedjo Edhi (Menko Polhukam), Rachmat Gobel (Menteri Perdagangan), dan Rudiantara (Menkominfo) Sumber : Humas, 2015 Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 31 Salah satu rancangan peraturan menyusun berbagai aturan yang berkaitan perundang - undangan yang dihasilkan dengan Kemenko yaitu Koordinator Bidang perekonomian harus Kebijakan mampu mengkoordinasikan keperluan hal- Fasilitas Perdagangan Bebas di Dalam hal tersebut. Menteri Keuangan menyusun Negeri (Inland Free Trade Arrangement). aturan tentang bea masuk dan PPN, Menteri Kebijakan Perdagangan menyusun aturan tentang Bidang Rancangan Inpres ini mendesak, hadirnya Perekonomian tentang menjadi penting khususnya Masyarakat dan menghadapi Ekonomi perdagangan kemudahan dan bebas. Menteri kecepatan Surat ASEAN. Keterangan Asal (SKA) Barang Indonesia Rancangan intruksi ditandatangani Presiden dan SKA lainnya yang diperlukan, Menteri menjadi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor Perindustrian membuat aturan mengenai 13 Tahun 2015 tentang Kebijakan Fasilitas penetapan industri dan kawasan tertentu Perdagangan Bebas di Dalam Negeri, pada yang mendapatkan fasilitas perdagangan 23 Desember 2015. Inpres ini lahir untuk bebas di dalam negeri dan pemberian menjawab masalah di bidang industri sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri terutama (TKDN), dan Kepala Badan Koordinasi untuk Penanaman Modal (BKPM) menyusun aturan tentang kemudahan dan percepatan izin investasi. Melalui Inpres ini pula, Hal tersebut Presiden memberikan mandat kepada merupakan outcome transformasi industri. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Dalam untuk melakukan pemantauan, evaluasi, proses rancangan inpres ini, Presiden memerintahkan beberapa menteri dan dan pelaksanaan pejabat setingkat menteri, untuk pengendalian penyusunan kebijakan dan fasilitas perdagangan bebas di dalam negeri. 4. Optimalisasi Hubungan Internasional Optimalisasi hubungan internasional merupakan tema guna mengukur penyelesaian permasalahan di bidang kerja sama internasional. Isu–isu kerja sama internasional yang terjadi di tahun 2015, menuntut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mampu melakukan koodinasi dan menghasilkan rekomendasi yang mendorong peningkatan hubungan internasional yang makin kondusif, erat, dan menciptakan nilai investasi bagi negara. Koordinasi dan sinkronisasi guna optimalisasi hubungan internasional antara lain, sebagai berikut : Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 32 Gambar 3.11 Sumber : DBK Kerjasama Ekonomi Internasional; 2015; diolah. Koordinasi dan Sinkronisasi Optimalisasi Hubungan Internasional Tahun 2015 Salah satu upaya koordinasi di bidang hubungan internasional yang dianggap penting dalam optilimasi hubungan internasional adalah Kerjasama Bilateral Gambar 3.12 Koordinasi Optimalisasi Hubungan Internasional antara Indonesia dan Italia. Bagi Itali, tahun 2015 merupakan kunjungan pertama seorang kepala negara Italia ke Indonesia sepanjang 66 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Hubungan bilateral Indonesia dan Italia telah berkembang dengan baik bahkan terus meningkat. Hal ini ditandai dengan perdagangan peningkatan tren bilateral. Perdagangan bilateral Indonesia dan Italia mencatat angka positif. Total nilai perdagangan Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 Sumber : Humas, 2015 33 bilateral antara Indonesia dan Italia sebesar 4 juta US Dollar. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 3,8 juta US Dollar. . Ini adalah outcome optimalisasi hubungan internasional Melalui upaya optilimasi hubungan antar negara masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan dalam kerjasama dua negara, yang perlu dieksplorasi lebih lanjut. Dalam hubungan dengan Italia, kita mengundang para investor asal Italia untuk berpartisipasi dalam proyek di sektor industri kreatif, pariwisata dan kelautan. Hubungan kerjasama Indonesia dan Itali tahun 2015 mempunyai nilai investasi lebih dari 500 juta US Dollar. Sasaran Strategis 2 : Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian Salah satu fungsi dari Kementerian yang menghasilkan rekomendasi dan Koordinator Bidang Perekonomian adalah berimplikasi pada Rancangan perubahan melakukan Peraturan Perundangan yang ada. pengendalian kebijakan pemerintah melalui pemantauan, evaluasi, serta pengendalian dan ini, berupa Indikator Kinerja Utama (IKU) pelaksanaan kebijakan yang sudah berjalan. Presentase program koordinasi kebijakan Terwujudnya pengendalian bidang perekonomian merupakan fungsi pengendalian penyusunan Ukuran pencapaian sasaran strategis atas kebijakan implementasi pelaksanaan perekonomian yang terimplementasi, dengan capaian tahun 2015 adalah sebagai berikut. kebijakan bidang perekonomian oleh K/L Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja Presentase kebijakan 100% 211% 211% bidang perekonomian (9 Rancangan Perubahan Peraturan PerUU-an) (19 Rancangan Perubahan Peraturan PerUU-an) Utama Tabel 3.3. Capaian IKU pada sasaran strategis Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian yang terimplementasi Tingginya Realisasi dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan diawal tahun disebabkan pada pertengahan tahun 2015, Kemenko Bidang Perekonomian diamanatkan Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 34 untuk membuat paket-paket kebijakan guna mempercepat upaya pemulihan perekonomian negara. Rancangan Perubahan Peraturan Perundang-Undangan sebagai hasil dorongan Rekomendasi dari koordinasi dan sinkronisasi atas fungsi pengendalian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian antara lain, sebagai berikut: Gambar 3.13 Daftar Rancangan Peraturan Perundang-Undangan (Perubahan) dalam rangka pengendalian kebijakan perekonomian Disusunnya rancangan peraturan perundang-undangan tersebut ditujukan untuk menyempurnakan atau merubah peraturan perundang-undangan yang sudah berjalan. Diharapkan dengan dilakukannya perubahan pada peraturan perundang-undangan yang sudah berjalan, dapat menjawab tantangan dan permasalahan terkait isu strategis dalam bidang stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing, transformasi industri serta optimalisasi hubungan internasional. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 35 Kinerja sasaran strategis terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian tercapai juga melalui paket-paket kebijakan yang ditetapkan tahun 2015. P aket Kebijakan sebagai Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam melaksanakan fungsi Pengendalian Kebijakan. Sesuai yang dari penataan kebijakan ekonomi nasional Menteri ini adalah tersusunnya 8 (delapan) paket Koordinator Bidang Perekonomian untuk ekonomi kebijakan pada tahun 2015. melakukan dan Kemenko Bidang Perekonomian sebagai pengendalian penyusunan dan pelaksanaan instansi yang melakukan koordinasi dan kebijakan sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi diberikan dengan Presiden mandat kepada pemantauan, di bidang evaluasi, perekonomian, Kementerian Koordinator Perekonomian telah koordinasi dan Bidang memegang peranan yang cukup penting melaksanakan dalam penyusunan paket kebijakan ekonomi sinkronisasi kementerian/lembaga yang dengan berada di yang dikeluarkan mendorong pemerintah pertumbuhan demi ekonomi. bawah koordinasinya untuk melakukan Peluncuran paket kebijakan ekonomi pada Penataan kebijakan ekonomi nasional. Hasil tahun 2015 dilakukan secara bertahap. Latar belakang disusunnya paket Kebijakan Ekonomi ini adalah: a. Adanya permasalahan yang cukup kompleks di bidang regulasi dan birokrasi; b. Lemahnya penegakan hukum; dan c. Ketidakpastian usaha yang menjadi beban daya saing industri. Manfaat peluncuran paket kebijakan ekonomi pada tahun 2015 adalah: a. Peningkatan pertumbuhan ekonomi; b. Peningkatan daya beli masyarakat; c. Peningkatan daya saing industri dan perluasan basis industri nasional; dan d. Peningkatan ekspor. Peta Paket Kebijakan Ekonomi tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 36 3 1 Gambar 3.14 Peta Paket Kebijakan Ekonomi I-VIII Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 Sumber : Humas, 2015 37 Pokok-pokok paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan tahun 2015, adalah : Paket Kebijakan Ekonomi I, 2015 Paket kebijakan ekonomi I difokuskan kepada: Deregulasi yakni : - Merasionalisasi peraturan dengan menghilangkan duplikasi/redundansi/irrelevant regulations - Melakukan keselarasan antar peraturan - Melakukan konsistensi peraturan Debirokratisasi berupa : - Simplifikasi perizinan seperti satu identitas pelaku usaha/profile sharing, sedikit persyaratan perizinan, dan sebagainya - Adanya SOP dan SLA yang jelas dan tegas dalam mekanisme dan prosedur perizinan serta penyediaan help desk dan pengawasan internal yang berkelanjutan - Menganut sistem pelimpahan kewenangan kepada PTSP (tempat, bentuk, waktu, biaya) - Penerapan Risk Management yang selaras dalam proses perizinan - Pelayanan perizinan dan non perizinan melalui sistem elektronik Penegakan hukum dan kepastian usaha, diantaranya : - Adanya saluran penyelesaian permasalahan regulasi dan birokrasi (damage control channel) - Pengawasan, pengamanan dan kenyamanan, serta pemberantasan pemerasan dan pungli - Membangun ketentuan sanksi yang tegas dan tuntas dalam setiap peraturan Paket Kebijakan Ekonomi II 2015 Tidak seperti paket kebijakan ekonomi I yang lebih banyak berfokus kepada penyempurnaan peraturan perundang-undangan, paket kebijakan ekonomi II lebih difokuskan kepada deregulasi dan debirokratisasi peraturan untuk Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 38 Regulasi yang dibutuhkan untuk layanan cepat investasi 3 jam ini adalah Peraturan Kepala BKPM dan Peraturan Pemerintah mengenai Kawasan Industri serta Peraturan Menteri Keuangan. Paket Kebijakan Ekonomi III 2015 Pemerintah meluncurkan paket Kebijakan Ekonomi Tahap Ke 3 meliputi (1) Penurunan Harga BBM, Listrik dan Gas; (2) Perluasan Penerima KUR; dan (3) Penyederhanaan Izin Pertanahan untuk kegiatan penanaman modal. Paket Kebijakan Ekonomi IV 2015 Kebijakan pengupahan yang adil, sederhana dan terproyeksi. RPP Pengupahan adalah mengenai formula perhitungan upah minimum. Adanya formula perhitungan upah minimum membawa perubahan baru terhadap proses penetapan upah minimum yang telah berlaku selama ini. karena memperhitungkan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Sementara dalam perhitungan upah sebelumnya, proses penetapan upah minimum diawali dari survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL), kemudian dibahas dalam sidang dewan pengupahan untuk ditetapkan menjadi nilai KHL. Nilai KHL dibahas dalam sidang dewan pengupahan untuk ditetapkan menjadi besaran nilai upah minimum. Kecenderungan dalam proses pembahasan besaran upah minimum selama ini selalu menimbulkan polemik, akibat tidak adanya acuan baku dalam menetapkan nilai upah minimum Kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang lebih murah dan luas. untuk mendorong gerak roda ekonomi masyarakat, pemerintah memberikan subsidi bunga yang lebih besar bagi KUR. Untuk itu, dilakukan Perubahan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2015 menjadi Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 39 Salah satu upaya koordinasi dan sinkronisasi guna pengendalian kebijakan dan memberikan adalah pengendalian pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan KUR melakukan berbagi upaya dalam rangka Beberapa kebijakan yang dilakukan Kemenko Bidang Perekonomian dalam penyaluran KUR diantaranya : 1. Melakukan perbaikan regulasi pelaksanaaan KUR dengan menyusun Rancangan Keppres tentang Perubahan atas keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Rancangan Keppres ini sudah ditetapkan oleh Presiden dengan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2015. 2. Melaksanakan koordinasi/sinkronisasi terkait Imbal Jasa Penjaminan/Premi (IJP) KUR khususnya bagi usaha mikro. Beberapa kebijakan penting yang dihasilkan adalah: - penyusunan rancangan instruksi presiden tentang pembiayaan bagi Gambar 3.15 Ilustrasi Koordinasi KUR usaha mikro dan kecil; - penyusunan permenko tentang komite kebijakan pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil; dan - penyusunan permenko tentang pedoman pelaksanaan KUR bagi usaha mikro dan kecil. 3. Melakukan pemantuan terhadap kegiatan penyaluran KUR Mikro di Sumber : Humas, 2015 seluruh provinsi Indonesia. Beberapa tahapan yang dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam rangka penyaluran KUR adalah : - Persiapan Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan KUR tahun 2015, Menko Perekonomian melakukan Koordinasi KUR bersama dengan kementerian dan lembaga lain, Direksi Bank BUMN, serta Direksi Pusat Penjamin. Kebijakan yang dihasilkan adalah melalui pedoman pelaksanaan KUR mikro. Pada rancangan Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 40 pedoman tersebut, dijelaskan mengenai tujuan pengembangan skema KUR mikro, yaitu sebagai berikut : 1) Melanjutkan peningkatan akses pembiayaan UMK sektor prioritas (pertanian, perikanan, industri kecil, TKI) kepada perbankan; 2) Membangun sistem informasi debitur Usaha Mikro dan Kecil yang efektif dan berkesinambungan; 3) Mendorong kerjasama Kementerian, Pemerintah Daerah, dan bank dalam memfasilitasi peningkatan kapasitas UMKM; 4) Meningkatkan peran perusahaan penjamin dalam skema kredit yang berpenjaminan; 5) Penetapan skema penyaluran KUR dengan rincian sebagai berikut : Jenis KUR Plafon Kredit Subsidi Bunga Alokasi Dana yang disediakan (Rp) KUR Mikro s/d 25 Juta 7% 20 Triliun KUR Ritel > Rp 25juta s.d Rp 500 juta 3% 9 Triliun KUR Penempatan TKI s/d 25 Juta 12% 1 Triliun - Implementasi dan Umpan Balik Tahap ini adalah memastikan Kebijakan KUR terimplementasi, dan diperolehnya umpan balik dalam rangka penguatan regulasi dan perbaikan alur skema dari KUR sekaligus penyerahan data calon debitur potensial dari Pemerintah Provinsi setempat. Paket Kebijakan Ekonomi V 2015 Revaluasi Aset Kebijakan ini diharapkan bisa membantu perusahaan meningkatkan performa finansialnya melalui perbaikan nilai asset yang terkena dampak depresiasi rupiah dan inflasi. Manfaat lainnya adalah beban cashflow pajak saat revaluasi menjadi lebih ringan, karena tarif PPh revaluasi yang rendah. Beban PPh pada tahun-tahun setelah revaluasi juga lebih rendah Menghilangkan pajak berganda dana investasi Real Estate, Properti dan Infrastruktur Deregulasi di bidang perbankan syariah Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 41 Paket Kebijakan Ekonomi VI Dalam paket kebijakan ekonomi VI, ada 3 kebijakan deregulasi yang dikeluarkan, yakni: 1. Upaya melalui Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Berbagai fasilitas dan kemudahan yang akan diberikan di KEK meliputi: No Bidang 1. Pajak Penghasilan (PPh) 2. 3. 4. 5. 6. Fasilitas dan Kemudahan Kegiatan Utama (Tax Holiday): - pengurangan PPh sebesar 20-100% selama10-25 tahun dengan nilai investasi lebih dari Rp.1triliun. - pengurangan PPh sebesar 20-100% selama5-15 tahun dengan nilai investasi lebih dari Rp. 500 milyar. Kegiatan di luar Kegiatan Utama(Tax Allowance): o Pengurangan penghasilan netto sebesar 30% selama 6 tahun; o Penyusutan yang dipercepat; o PPh atas deviden sebesar 10%; o Kompensasi kerugian 5-10 tahun. PPN dan PPnBM Impor: tidak dipungut Pemasukan dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP) ke KEK tidak dipungut Pengeluaran dari KEK ke TLDDP tidak dipungut Transaksi antar pelaku di KEK: tidak dipungut Transaksi dengan pelaku di KEK lain: tidak dipungut Kepabeanan Dari KEK ke pasar domestik: tarif bea masuk memakai ketentuan Surat Keterangan Asal Pemilikan Orang asing/badan usaha asing dapat memiliki Properti hunian/properti di KEK (Rumah Tapak atau Satuan Bagi Orang Rumah Susun). Asing Pemilik hunian/properti diberikan izin tinggal dengan Badan Usaha Pengelola KEK sebagai penjamin Dapat diberikan pembebasan PPnBM dan PPn atas barang sangat mewah (luxury) Kegiatan Dapat diberikan pengurangan Pajak Pembangunan I Utama sebesar 50-100% Pariwisata Dapat diberikan pengurangan Pajak Hiburan sebesar 50100% Ketenagaker Di KEK dibentuk Dewan Pengupahan dan LKS Tripartit jaan Khusus Hanya 1 Forum SP/SB di setiap perusahaan Pengesahan dan perpanjangan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) di KEK Perpanjangan Ijin Menggunakan Tenaga kerja Asing (IMTA) di KEK Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 42 7. 8. 9. Keimigrasian Fasilitas Visa Kunjungan Saat Kedatangan selama 30 hari dan dapat diperpanjang 5 (lima) kali masing-masing 30 hari Visa kunjungan beberapa kali (multiple visa) yang berlaku 1 tahun Izin tinggal bagi orang asing yang memiliki properti di KEK Izin tinggal bagi orang asing lanjut usia yang tinggal di KEK Pariwisata Pertanahan Untuk KEK yang diusulkan Badan Usaha Swasta diberikan HGB dan perpanjangannya diberikan langsung bersamaan dengan proses pemberian haknya. Administrator KEK dapat memberikan pelayanan pertanahan Perizinan Administrator berwenang menerbitkan izin prinsip dan izin usaha melalui pelayanan terpadu satu pintu di KEK Percepatan penerbitan izin selambat-lambatnya 3 jam (dalam hal persyaratan terpenuhi) Penerapan perizinan dan nonperizinan daftar pemenuhan persyaratan (check list) Proses dan penyelesaian perizinan dan non perizinan keimigrasian, ketenagakerjaan, dan pertanahan di Administrator KEK 2. Penyediaan Air Untuk Masyarakat Secara Berkelanjutan dan Berkeadilan Mahkamah Konstitusi (MK) melalui putusan No.85/PUU-XI/2013 memutuskan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat. Memperhatikan putusan MK dan , khususnya dalam hal pengusahaan dan/atau penyediaan air oleh para pelaku usaha yang berinvestasi di Indonesia, maka pemerintah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengusahaan Sumber Daya Air (RPP Pengusahaan SDA) dan RPP tentang Sistem Penyediaan Air Minum (RPP SPAM). 3. Proses Cepat (paperless) Perizinan Impor Bahan Baku Obat Proses impor-ekspor melalui sistem Indonesia National Single Window (INSW). INSW adalah loket elektronik tunggal untuk penyelesaian perizinan impor ekspor serta pengurusan dokumen kepabeanan dan kepelabuhanan, yang merupakan wujud reformasi birokrasi dengan sistem pelayanan publik yang cerdas. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 43 Paket Kebijakan Ekonomi VII Percepatan Proses Sertifikasi Tanah Percepatan proses sertifikasi tanah dilakukan dengan cara : - Pelayanan Sabtu-Minggu (termasuk di Area Car Free Day), pelayanan malam hari di area Car Free Night Bandung dan Pasar Tradisional di Pandeglang; - Membuka outlet pelayanan untuk mendekatkan Tempat Pelayanan Pertanahan dengan Pemukiman Masyarakat (sudah mulai di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Semarang); - Melaksanakan Pelayanan “Desa On-Line” di Provinsi NTB, Kabupaten Bangka Tengah dan Kota Batam; - Memberikan kelonggaran biaya (Rp. 0,-) bagi pemilik Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang dikeluarkan Kementerian Sosial. Selain itu, pemerintah juga mempercepat jangka waktu pengumuman untuk pendaftaran tanah, yang semula butuh waktu 60 hari untuk pendaftaran tanah secara periodik dan 30 hari untuk pendataran tanah secara sistematik, menjadi 14 hari kerja. Layanan lain adalah mengubah pendaftaran tanah dari cara manual ke sistem elektronik, sehingga total waktu untuk proses sertifikat tanah menjadi 30 hari kerja (1 hari untuk pemeriksaan pemohonan, 10 hari untuk pengecekan dan pengukuran tanah, 3 hari untuk pengolahan data fisik dan yuridis, 14 hari pengumuman, dan 2 hari untuk penandatanganan dan penyerahan sertifikat tanah). Insentif Pajak Bagi Industri Padat Karya menerbitkan Peraturan Pemerintah yang memberi Keringanan Pajak Penghasilan (PPh 21) bagi pegawai yang bekerja pada industri padat karya selama jangka waktu 2 (dua) tahun, dan dapat diperpanjang. Memindahkan bidang usaha pada Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2015, yang meliputi Industri Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari , Industri Sepatu Olahraga, dan Industri Sepatu Teknik Lapangan/ Keperluan Industri menjadi bagian dari Lampiran I. Dengan perubahan ini maka ketiga industri tersebut dapat memperoleh fasilitas pajak di seluruh propinsi tanpa pengecualian. Selain itu juga menambah bidang usaha pada Lampiran I dengan tambahan Industri Pakaian Jadi dari Tekstil (Garmen) dan Industri Pakaian Jadi dari Kulit. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 44 Paket Kebijakan Ekonomi VIII Kebijakan Satu Peta Pengembangan kawasan atau infrastruktur seringkali terbentur dengan sejumlah masalah terkait pemanfaatan ruang dan penggunaan lahan. Konflik ini sulit diselesaikan karena Informasi Geospasial Tematik (IGT) saling tumpang tindih satu sama lain. Karena itu, kebijakan satu peta yang mengacu pada satu referensi geospasial, satu standar, satu basis data dan satu geoportal untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan nasional menjadi salah satu prioritas pemerintah. Basis referensi peta yang sama, juga akan meningkatkan keandalan informasi terkait lokasi dari berbagai aktivitas ekonomi. Ini akan memberikan kepastian usaha.Berbagai informasi yang dikompilasi dalam satu peta ini juga bisa dimanfaatkan untuk sejumlah simulasi, antara lain untuk mitigasi bencana. Melalui Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta ini, kementerian dan lembaga akan menyiapkan peta tematik skala 1:50.000 sesuai rencana aksi masing-masing dengan batas akhir tahun 2019. Kebijakan Pembangunan Kilang Minyak Pembangunan kilang minyak dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak sehingga permintaan akan BBM dapat terpenuhi. Selain membangun kilang baru, pemerintah juga akan meningkatkan (upgrade) kilang yang sudah ada. Pemerintah memproyeksikan produksi BBM akan meningkat dari 825 ribu barel per hari pada 2015 menjadi 1,9 juta barel per hari pada 2025. Sampai saat ini, setidaknya ada empat kilang yang beroperasi dan perlu perbaikan, yaitu di Cilacap, Balikpapan, Balongan dan Dumai. Kilang baru akan dibangun di Bontang dan Tuban Insentif bagi perusahaan jasa pemeliharaan pesawat Yaitu dimana pemerintah memberikan insentif dalam bentuk bea masuk 0% untuk 21 pos tarif terkait suku cadang dan komponen perbaikan atau pemeliharaan pesawat terbang. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 45 Diantara Rancangan Peraturan Pemerintah yang menjadi bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi, dan 2 Instruksi Presiden (Inpres) yaitu : 1. RPP tentang Kawasan Industri; 2. RPP tentang Pembiayaan Holtikultura; 3. RPP tentang Usaha Wisata Agro Holtikultura; 4. RPP tentang Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai; 5. RPP tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus; 6. RPP tentang Perubahan Atas PP Nomor 131 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia; 7. RPP tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan; 8. RPP tentang Perubahan Kedua Atas PP Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan; 9. RPP tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau oleh Hunian Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia; 10. RPP tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, 11. RPP tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri. Sedangkan dua Inpres yang siap diundangkan adalah : 1. Rancangan Inpres tentang Kebijakan 2. Rancangan Inpres tentang Deregulasi Fasilitas Perdagangan Bebas di Dalam untuk Meningkatkan Daya Saing Industri, Negeri (Inland Free Trade Arrangement) Kemandirian Industri, & Kepastian Usaha. Sasaran Strategis 3 : Terwujudnya Tata Kelola pemerintahan yang baik (Tindak lanjut Kementerian Teknis dalam mendukung Kebijakan Perekonomian) Untuk mencapai sasaran strategis tersebut, diukur dengan Indikator Kinerja Utama yaitu Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian. Maksud dari Tingkat manajeman kinerja Kementerian adalah upaya penataan kebijakan teknis kementerian dalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Upaya penataan tersebut melalui peraturan atau keputusan Menteri Teknis didalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian sebagai tindak lanjut rekomendasi kebijakan perekonomian (deregulasi). Berbeda dengan indikator kinerja utama pertama dan kedua yang melihat batasan keberhasilan sasaran strategis melalui tersusunnya Rancangan Peraturan PerundangUndangan yang ditetapkan oleh Presiden, atau Menko Perekonomian maka pada IKU ketiga Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 46 ini Kemenko Bidang Perekonomian diarahkan pada tata kelola kebijakan perekonomian melalui Ketentuan Teknis pada Kementerian di bawah koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian untuk merespon masalah-masalah perekonomian, seperti misalnya: perlambatan pertumbuhan ekonomi, depresiasi rupiah, menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), dan dinamika globalisasi ekonomi. Adapun pengklasifikasian Tingkat manajeman kinerja tata kelola kebijakan perekonomian melalui Ketentuan Teknis pada Kementerian Teknis/Sektor adalah sebagai berikut : Nilai Kategori 85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik (Hijau) 65≤n<85 = 3 : Baik: (Hijau) 45≤n<65 = 2 : Kurang (Merah) n<45 = 1 : Sangat Kurang (Merah) Nilai diperoleh dari realisasi peraturan/keputusan kementerian teknis dibagi dengan target peraturan/keputusan kementerian teknis dikali seratus. Tahun 2015 melalui paket kebijakan ekonomi ditargetkan 141 peraturan/ keputusan kementerian teknis. Realisasinya adalah 113 peraturan/keputusan. Perbandingan antara realisasi dengan target tersebut menunjukan bahwa nilai tata kelola kebijakan perekonomian melalui Ketentuan Teknis adalah sebesar 80, sehingga Realisasi Indikator Kinerja Utama ketiga ini adalah 3 (Baik) dari target yang telah ditetapkan sebelumnya 4 (sangat baik). Tidak tercapainya target 4 tersebut dipengaruhi oleh adanya 28 peraturan yang masih dalam tahap pembahasan dan akan diteruskan pada tahun 2016. . Capaian Indikator Kinerja Utama Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian adalah : 160 141, Tingkat 4 140 113, Tingkat 3 120 Tingkat Kinerja Kinerja Tingkat Manajemen Manajeman Kementerian (melalui Kementerian (Melalui penataan peraturan teknis pada penataan Peraturan Kementerian Teknis pada di bawah Koordinasi Kemenko Kementerian Perekonomian)dalam Koordinasi) 100 80 60 40 20 0 Target Realisasi Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 Gambar 3.16 Capaian IKU pada Sasaran Strategis Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan 47 Capaian penataan peraturan kementerian teknis dapat dikelompokan dalam sasaran sebagai berikut. Tabel 3.4 Pengelompokan Penataan Peraturan Teknis Sasaran Peraturan Target Realisasi % Realisasi Mendorong daya saing industri nasional 104 87 84% Kemudahan perijinan investasidan memperbaiki ketentuan devisa hasil ekspor 11 11 100% Fasilitasi pelayanan keuangan, pembiayaan ekspor dan pengurangan badan usaha 7 1 14% Jaring pengaman sosial dan peningkatan kesejahteraan rakyat 10 8 80% Meningkatkan iklim industri dan investasi melalui intensif pajak dan deregulasi perbankan syariah 3 1 33% Menggerakkan ekonomi wilayah pinggiran dan kemudahan memperoleh kebutuhan komoditi strategis 2 2 100% Mendorong kegiatan berusaha seluruh lapisan industri nasional 3 3 100% Penyelesaian konflik lahan, meningkatkan produksi minyak nasional, mendorong industri suku cadang, komponen, dan perawatan pesawat terbang nasional 1 0 0% Jumlah 141 113 Nilai : 80 3. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja dari Waktu ke Waktu Secara keseluruhan, realisasi IKU Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah memenuhi target yang ditetapkan, bahkan meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukkan bahwa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian secara konsisten dapat mencapai target kinerjanya setiap tahun. Sebagai bahan perbandingan, capaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam 3 (tiga) tahun terakhir disajikan dalam tabel.3.5 berikut. Sasaran strategis dan IKU tahun 2015 berbeda dengan periode tahun 2012 s/d 2014, dimana Sasaran strategis dan IKU 2012-2014 disesuaikan dengan Renstra 2010-2014, sedangkan untuk sasaran strategis dan IKU tahun 2015 berpedoman kepada Renstra 20152019. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 48 Tabel 3.5 Realisasi IKU dari waktu ke waktu Walaupun Sasaran Strategis IKU Realisasi capaian kinerja Target 2012-2014 2012 2013 2014 Baik Baik Baik Keselarasan pengelolaan fiskal dan moneter Kualitas tindakan antisipasi terhadap potensi ketidakstabilan fiskal dan moneter Baik Meningkatnya peran Indonesia dalam rangka kerja sama ekonomi luar negeri Terwujudnya implementasi program kerja utama Peningkatan kerjasama ekonomi luar negeri 80 Kementerian Koordinator Bidang 88,95 94 Perekonomian 92 selalu mencapai 100%, namun dari segi Komposit Indeks dari Indeks ketahanan pangan, ketahanan energi, percepatan pembangunan infrastruktur, serta perbaikan iklim investasi dan iklim usaha 4 4 4 implementasi 4 sistem akuntabilitas kinerja masih perlu ditingkatkan. Sumber : Biro Perencanaan,2012-2014 Hal ini sesuai dengan evaluasi akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan oleh Kementerian PAN-RB dan hasil evaluasinya telah disampaikan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan surat nomor B/3954/M.PANRB/12/2015 tanggal 11 Desember 2015. Beberapa rekomendasi yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk peningkatan kualitas laporan kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di tahun 2015 ini, antara lain sebagai berikut : 1. Melaksanakan tindaklanjut rekomendasi hasil evaluasi pada tahun sebelumnya; 2. Menyempurnakan indikator kinerja agar lebih spesifik dan terukur serta dapat menggambarkan pencapaian sasaran dan tujuan dengan lebih baik; 3. Menjabarkan dan menurunkan (cascading) indikator keberhasilan yang ada di dalam Renstra; 4. Melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja secara berkala kemudian memanfaatkan hasilnya dalam penyusunan laporan kinerja dan perbaikan perencanaan; 5. Meningkatkan kualitas analisis pada laporan kinerja dan memanfaatkannya untuk perbaikan perencanaan berikutnya baik untuk jangka pendek maupun jangka menengah; 6. Hasil evaluasi internal dijadikan masukan untuk mendorong peningkatan perbaikan penerapan manajemen kinerja yang lebih berorientasi hasil. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 49 Menindaklanjuti rekomendasi tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah melakukan langkah-langkah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi diantaranya : 1. Integrasi Manajemen Kinerja dengan Sistem AKIP Dalam rangka mencapai visi, misi dan sebagaimana strategi, Kementerian Koordinator Bidang strategis. Perekonomian menerapkan manajemen lingkungan Kementerian sudah selaras kinerja berbasis Balanced Scorecard. dengan Sistem AKIP yang terdiri atas 5 Sistem manajemen/pengelolaan kinerja tahapan ini mejadi alat eksekusi strategi, yang tertuang dalam Pengelolaan utama, kinerja yaitu kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, sasaran-sasaran strategis yang dicapai penghitungan capaian kinerja. jangka waktu di perencanaan menerjemahkan visi dan misi menjadi dalam peta evaluasi kinerja dan tertentu a. Perencanaan Kinerja Bertepatan dengan periode perencanaan Permenpan strategis baru, Kementerian Koordinator mengatur petunjuk teknis perjanjian Bidang melakukan kinerja, Kemenko Bidang Perekonomian Strategis. juga telah melakukan kontrak kinerja Perubahan Renstra mulai dari kejelasan untuk semua pejabat eselon I dan II sejak visi, misi, sasaran strategis dan IKU tahun sebagaimana pemerintahan sasaran kerja individu selalu ditekankan yang baru. Penyusunan SS dan IKU agar mengikuti Permenko 5 Tahun 2015 berorientasi pada perspektif stakeholder dan guna kejelasan hasil atau outcome. Selain kedeputian. itu pemilik peta strategi seperti pejabat sesuai dengan level tanggung jawab eselon I dan II dibatasi memiliki IKU yang pegawai. Perekonomian perubahan bersifat pada Rencana program aktivitas. 53 2011. Renja tahun 2014 Mekanisme Tahunan Uraian yang penetapan tiap-tiap indikator unit dibuat Sebagaimana b. Pengukuran Kinerja Pada tahap ini Bidang sesuai dengan Tusi dan kapasitas unit Perekonomian melakukan pengukuran dalam mencapai target. Setiap IKU kinerja berdasarkan IKU sebagaimana mempunyai kontrak tahun. memastikan IKU tersebut definitif, dapat Kontrak kinerja berisi SS dan IKU yang diukur, obyektif, sesuai dengan tugas dan kinerja Kemenko pada awal Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 manual IKU yang 50 fungsi, memiliki formula perhitungan, diatur pula tata cara pengukuran dan dan sumber data. Peraturan Menteri pelaporan data kinerja pada tiap-tiap Koordinator unit Bidang Perekonomian organisasi Eselon I dan II. nomor 9 Tahun 2015 tentang PK dan Pengukuran kinerja individu pegawai IKU di Lingkungan Kemenko Bidang Kemenko Bidang Perekonomian dilakukan setiap menjadi pedoman Perekonomian bulan untuk keselaran indikator dalam Renja, PK dan memastikan target pada sasaran kerja Penetapan IKU. Melalui Permenko ini individu tercapai. c. Pelaporan Kinerja Hasil pelaksanaan kegiatan dan Kementerian Koordinator Bidang pengukuran rumpun-rumpun indikator Perekonomian. Hasil laporan kinerja yang telah dikelola, selalu dimonitor oleh semester akan digunakan sebagai bahan tiap level pimpinan terutama pendekatan penyusunan realisasi fisik kegiatan dan keuangan Kinerja Pemerintah (LAKIP). Pelaporan memastikan menuju sasaran strategis kinerja individu bulanan disampaikan sesuai peta strategis. Capaian indikator secara triwulanan pada bagian yang kinerja dilaporkan setiap semester dan bertanggung jawab pembinaan pegawai. disampaikan pada Rapat Laporan Akuntabilitas Pimpinan d. Evaluasi Kinerja Evaluasi kinerja dilaksanakan bersamaan Inspektorat terhadap laporan kinerja dengan rapat monitoring capaian kinerja unit. Hasil penilaian dimanfaatkan untuk setiap semester. Fokus evaluasi adalah perbaikan pada rendah capaian diakhir tahun dapat sesuai target yang yang ditetapkan, serta umpan balik capaian (warna kuning kinerja atau yang merah) membutuhkan tindak lanjut segera. Pada periode selanjutnya agar untuk tahun berikutnya. level teknis, evaluasi juga dilakukan oleh e. Capaian Kinerja Pencapaian kinerja dihitung dengan pendukung baik yang didokumentasikan membandingkan target dan realisasi baik dengan IKU. Setiap capaian mempunyai data dilakukan pemeriksaan oleh Inspektorat. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 sebagai bahan ketika 51 Hasil capaian kinerja ditetapkan oleh Akuntabilitas pejabat Pemerintah. yang digunakan prestasi berwenang sebagai kerja untuk bahan penilaian pegawai. Melalui Kinerja Instansi Penjenjangan indikator kinerja pegawai berkontribusi Capaian memastikan setiap mendukung penetapan indikator berjenjang sesuai sasaran strategis dan tujuan organisasi. level tanggung jawab, sangat membantu Mulai dari penyusunan rencana kinerja Kementerian sampai pelaporan kinerja berjalan sesuai Koordinator Bidang Perekonomian dalam menjalankan Sistem mekanisme yang telah ditetapkan. 2. Peningkatan Kualitas Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Dalam rangka peningkatan kualitas dokumen perencanaan di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada tahun 2015 telah dilakukan beberapa langkah perbaikan. Hal ini juga sejalan dengan rekomendasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dimana Kemenko Perekonomian dituntut untuk senantiasa melakukan penyempurnaan atas kualitas dokumen-dokumen perencanaan, indikator kinerja, dan laporan keuangan di unit kerja secara menyeluruh. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu dalam rangka penyelarasan dan sinkronisasi dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan kinerja, serta peningkatan kualitas dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan kinerja. Dengan kata lain, penyelarasan dilakukan antara dokumen Renja yang merupakan dokumen perencananaan sekaligus dasar penyusunan dokumen penganggaran (RKA-KL atau DIPA) dengan dan Perjanjian Kinerja yang merupakan dokumen kinerja tahunan. Beberapa langkah perbaikan yang telah dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2015 sebagai berikut: - Penjabaran/ penurunan (cascading) Gambar 3.17 Contoh Aplikasi berbasis web Cascading IKU ke level individu/Indikator indikator Kinerja Individu pada Sasaran Kerja keberhasilan Pegawai (//skp.ekon.go.id) dari IKU Kementerian secara berjenjang sampai ke level individu melalui keberlanjutan penerapan penilaian prestasi kerja pegawai dengan aplikasi elektronik berbasis web. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 52 - Penyusunan pedoman pengumpulan data kinerja untuk penyusunan LAKIP dengan ditetapkkanya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini mengatur tatacara pelaporan data kinerja, penetapan indikator kinerja utama sebagai acuan pengukuran kinerja yang akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan Laporan Kinerja. - Pengimplementasian transformasi kelembagaan dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenko Bidang Perekonomian. Permenko tersebut merupakan upaya penguatan salah satu area perubahan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi yaitu penataan dan penguatan organisasi, dan penyesuaian Peta Strategi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tahun 2015-2019. - Penyempurnaan laporan kinerja dimana capaian kinerja organisasi pada tahuntahun sebelumnya digunakan sebagai pembanding atas kinerja organisasi pada tahun tersebut. - Penyempurnaan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan melakukan revisi pada Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015. Pada tahun 2015, perumusan sasaran strategis dan IKU lebih mengadopsi pendekatan fungsi, bukan lagi pendekataan isu seperti pada tahun 2014. Pertimbangan ini dinilai lebih relevan dan efektif untuk mewujudkan tujuan mengingat ouput Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah rekomendasi kebijakan di bidang Perekonomian. Perbedaan penetapan sasaran strategis beserta IKU tersebut bisa dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 3.6 Perbedaan Sasaran Stategis dan IKU Kementerian Tahun 2014 dan 2015 Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 53 4. Realisasi Anggaran Berdasarkan data per 7 Januari sebesar Rp329.204.232.000,-. Realisasi 2016 dengan menggunakan sumber penyerapan DIPA tahun 2015 ini dari data SPAN, realisasi penyerapan meningkat dari tahun sebelumnya yang DIPA Kementerian Koordinator Bidang mencapai 69,80%. Secara umum, dalam Perekonomian keseluruhan sebesar TA jenis 2015 secara periode belanja adalah penyerapan DIPA dapat dilihat dalam Rp232.502.832.677,- atau 2012-2015 realisasi gambar berikut: mencapai 70,63% dari total pagu Gambar 3.18 Pagu dan Realisasi Anggaran 2011-2016 (Rp000.000) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 400.000.000.000 350.000.000.000 300.000.000.000 250.000.000.000 82,91% 70,63% 72,6% 69,8% 70,47% 200.000.000.000 150.000.000.000 100.000.000.000 50.000.000.000 - 2011 2012 2013 2014 2015 2016 PAGU ANGGARAN 254.220.2 254.220.2 288.739.6 293.100.1 329.204.2 361.614.9 REALISASI 210.774.0 209.624.9 204.583.8 232.516.9 179.149.0 PAGU ANGGARAN REALISASI Sumber: Bagian Keuangan, 2015 Gambar 3.19 Realisasi Anggaran 2015 per Jenis Belanja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Belanja Modal 49,34% Realisasi sebesar Rp232.502.832.677,- terdiri dari realisasi belanja pegawai Belanja Barang 71,23% Rp57.242.882.181,-(70,27% dari pagu Rp81.455. 969.000,-), belanja barang Rp172.572.131.071,- (71,23% Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 Belanja Pegawai 70,27% 54 dari pagu Rp242.278.651.000) dan (49,34% dari pagu Rp5.469.612.000,-). belanja modal Rp2.698.439.425,Anggaran berbasis kinerja pada Kementerian Koordinator Bidang perekonomian, nampak dalam mencapai 3 sasaran strategis yang telah ditetapkan melalui 2 program dan terdiri dari 23 sasaran hasil. Masing-masing sasaran hasil dilaksanakan oleh unit Eselon I sesuai dengan tugas dan fungsinya dan dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan pada unit eselon II. Adapun total pagu DIPA dari 2 program tersebut adalah sebesar Rp329.204.232.000,-. Realisasi dari 2 program tersebut adalah sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.7 Realisasi Anggaran Per Sasaran Strategis Program Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Sasaran Strategis Pagu (000) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan bidang perekonomian 107.371.399 71.415.634 66,51% 91.333.404 63.798.646 69,85% 130.499.429 97.288.546 74,55% Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik Jumlah 329.204.232 Realisasi (000) % Realisasi 232.502.826 70,63% Gambar 3.20 Realisasi Anggaran TA 2015 per Program Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian 97.289 (68%) 130.499 135.214 (75%) Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Realisasi (Rp000) 0 Pagu (Rp000) 198.705 100.000 200.000 Realisasi biaya per program dan per kelompok kegiatan dalam rangka mewujudkan sasaran strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tahun 2015, diuraikan pada tabel di bawah ini : Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 55 Tabel 3.8 Realisasi Anggaran Per Kelompok Kegiatan dan Kelompok SS Unit Organisasi Rumpun Kegiatan untuk mencapai Sasaran Strategis Kedeputian I Kedeputian II Kedeputian III Kedeputian IV Kedeputian V Kedeputian VI Kedeputian VII Sekretariat Dewan Nasional KEK Setmenko Rumpun SS Tingkat Kementerian Pagu Anggaran Realisasi (Rp x 1.000,-) (Rp x 1.000,-) % Realisasi Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang SS 1 7.220.347 Ekonomi Makro dan Keuangan 2. Pengendalian Bidang Ekonomi Makro SS 2 5.279.653 dan Keuangan 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang SS 1 11.015.348 Pangan dan Pertanian 2. Pengendalian Bidang Pangan dan SS 2 584.652 Pertanian 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang SS 1 15.550.563 Pengelolaan Energi, SDA dan LH 2. Pengendalian Bidang Pengelolaan Energi, SDA dan LH SS 2 6.834.740 5.632.465 3.872.495 7.741.997 347.405 5.014.429 73,37% 56,34% 74,24% 65,51% 68,44% 50,58% 66,58% 84,62% 77,30% 87,86% 89,84% 5.150.000 4.979.920 96,70% SS 3 9.150.000 7.223.105 78,94% SS 3 113.099.429 82.589.617 73,02% SS 3 600.000 422.940 70,49% SS 3 2.500.000 2.072.966 82,92% 329.204.232 232.502.826 70,63% dengan rata-rata realisasi selama 2011-2014 sebesar 74% adalah merupakan . Efisiensi tersebut pada umumnya dari penghematan 59,42% 81,54% Jumlah realisasi anggaran tahun 2015 sebesar 70,63%, apabila dibandingkan barang/jasa, 70,28% SS 3 JUMLAH pengadaan 73,35% 12.679.411 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan SS 1 1.028.040 579.220 Daya Saing KUKM 2. Pengendalian Bidang Ekonomi Kreatif, SS 2 10.971.960 8.145.164 Kewirausahaan dan Daya Saing KUKM 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang SS 1 15.402.498 10.090.180 Perniagaan dan Industri 2. Pengendalian Bidang Perniagaan dan SS 2 2.597.502 Industri 1.777.653 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang Percepatan Infrastruktur dan SS 1 40.789.605 20.629.752 Pengembangan Wilayah 2. Pengendalian Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan SS 2 58.216.895 38.758.461 Wilayah 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang SS 1 9.753.788 8.253.821 Kerjasama Ekonomi Internasional 2. Pengendalian Bidang Kerjasama SS 2 2.146.212 1.659.041 Ekonomi Internasional 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan SS 1 6.611.210 5.808.788 Kawasan Ekonomi Khusus 2. Pengendalian Kebijakan Kawasan SS 2 4.701.790 4.223.998 Ekonomi Khusus Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenko Bidang Perekonomian 1. Peningkatan Pelayanan Perencanaan 2. Peningkatan dan Pengelolaan Layanan Persidangan, Hukum dan Humas 3. Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen) 4. Pengawasan Inspektorat 5. Penelaahan Kebijakan Bidang Perekonomian 78,01% dalam pelaksanaan kegiatan, seperti pengurangan biaya perjalanan dinas, membatasi rapat konsinyering yang dilaksanakan di hotel yang digeser untuk kegiatan telaahan atau kajian guna meningkatkan sinergi dalam merumuskan rekomendasi kebijakan bidang perekonomian. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 56 BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 57 L aporan Kementerian Kinerja Kementerian Koordinator Bidang telah ditetapkan sebelumnya. Tahun 2015 telah dikoordinasikan/disinkronkan 57 Perekonomian Tahun 2015 menyajikan Rancangan Peraturan Perundang-undangan upaya-upaya dalam koridor tugas dan yang sifatnya baru (Capaian IKU 1), dan 19 fungsi yang diamanatkan oleh Presiden Rancangan Peraturan untuk turut menjaga kondisi perekonomian undangan yang bangsa. Kemenko (Capaian IKU 2). Dalam lingkup indikator Perekonomian bersatu padu menjalankan tata kelola kebijakan teknis kementerian roda organisasi untuk mencapai tujuan dalam melalui Perekonomian Unsur-unsur integrasi implementasi Sistem Perundang- sifatnya koordinasi, perubahan Kemenko mencapai tingkat Bidang Baik. Akuntabilitas Kinerja Kementerian. Tujuan Tingkat ini meleset dari target Sangat Baik terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang yang telah ditetapkan dalam Perjanjian inklusif dan berkelanjutan dicapai melalui 3 Kinerja. sasaran strategis yang dalam Menyadari tantangan, persaingan, kelompok tema: stabilitas dan pertumbuhan dan harapan masyarakat yang tinggi, ekonomi, Kementerian peningkatan transformasi industri, dibagi daya dan saing, optimalisasi Koordinator Bidang Perekonomian akan terus mengoptimalkan hubungan internasional. Melalui alokasi 2 potensi program dalam dokumen anggaran, sasaran dengan strategis Kemenko Bidang Perekonomian dalam koordinasi, Pemerintah Daerah, dan diukur dengan 3 indikator kinerja utama Pelaku Bisnis, sehingga tercipta aturan dan meliputi arahan pengelompokan koordinasi/ yang ada seluruh yang untuk disinergikan Kementerian/Lembaga tepat sehingga tingkat sinkronisasi, fungsi pengendalian, dan tata pertumbuhan kelola stabil, merata dan terjaga kelangsungannya. kebijakan ekonomi Indonesia lebih teknis bidang rekomendasi kebijakan sebesar 5,6%, hanya tercapai 4.8% (YoY). perekonomian telah lahir di tahun 2015 Lemahnya kondisi perekonomian global, sebagai hasil dari kegiatan koordinasi, penurunan kinerja neraca perdagangan, sinkronisasi, dan pengendalian. Wujud dan penurunan daya implementasi dari rekomendasi tersebut memberikan adalah ditindaklanjuti dengan kebijakan perekonomian secara umum. formal melalui penyusunan Rancangan demikian, Peraturan koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian perekonomian. Target pertumbuhan ekonomi 2015 Berbagai Perundang-undangan Bidang Perekonomian yang baru dan yang sifatnya dampak melalui memberikan merubah atau memperkuat peraturan yang Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 andil, beli masyarakat pada partisipasi sehingga kondisi Namun aktif, 58 Koordinator Bidang Perekonomian, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara internal Laporan Kinerja tersebut harus dijadikan motivator untuk lebih dengan meningkatkan jalan kinerja selalu organisasi menyesuaikan indikator-indikator kinerja yang telah ada dengan Akhirnya dengan disusunnya perkembangan stakeholders, sehingga tuntutan Kementerian Laporan Kinerja ini, diharapkan dapat Koordinator Bidang Perekonomian dapat memberikan informasi secara transparan semakin dirasakan keberadaannya dalam kepada menjaga kondisi perekonomian bangsa. seluruh pihak yang terkait mengenai tugas dan fungsi Kementerian Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 LAMPIRAN-LAMPIRAN : I. Perjanjian Kinerja 2015 II. Manual Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian III. Kerangka Rencana Kerja Kemenko Bidang Perekonomian TA 2015 IV. Matriks Rumpun Sasaran Strategis dan Kegiatan V. Contoh Pola Cascading Indikator Kinerja Individu VI. Contoh Pola Pengelolaan dan Pengukuran Kinerja Lampiran II Manual Perhitungan 1 Presentase Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Yang Terimplementasi IKU KEMENTERIAN Definisi : Implementasi program-program koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang perekonomian dengan K/L yang menghasilkan Rekomendasi yang ditindaklanjuti dengan Rancangan Peraturan Perundangan Baru bidang Perekonomian yang dikoordinasi dan disinkronisasi oleh Kemenko Bidang Perekonomian. (Batasan RPP : DPR, Presiden, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) Satuan : % Teknik Menghitung : Implementasi Program Koordinasi dan Sinkronisasi kebijakan perekonomian = realisasi dibandingkan dengan target, rancangan peraturan perundang-undangan baru bidang perekonomian r t X100% Target 2015 : 100% (54 Rancangan Peraturan Baru) Sifat Data IKU : Maximize Sumber Data : Kedeputian, Biro HPH Periode Data IKU : Semesteran Keterangan Lain : - Manual Perhitungan 2 Presentase Kebijakan Bidang Perekonomian Yang Terimplementasi IKU KEMENTERIAN Definisi : Implementasi fungsi pengendalian atas pelaksanaan kebijakan bidang perekonomian K/L yang telah ditetapkan, menghasilkan rekomendasi dan berimplikasi pada Rancangan perubahan Peraturan Perundangan yang ada. (Batasan RPP : DPR, Presiden, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) Satuan : % Teknik Menghitung : Implementasi pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang perekonomian = realisasi dibandingkan dengan target, rancangan perubahan peraturan perundang-undangan yang ada dibidang perekonomian. r t X100% Target 2015 : 100% (9 Rancangan Perubahan Peraturan) Sifat Data IKU : Maximize Sumber Data : Kedeputian, Biro HPH Periode Data IKU : Semesteran Keterangan Lain : - Manual Perhitungan 3 Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian IKU KEMENTERIAN Definisi Mengukur upaya penataan kebijakan teknis kementerian dalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Upaya penataan tersebut melalui peraturan atau keputusan : Menteri Teknis didalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian sebagai tindak lanjut rekomendasi kebijakan perekonomian (deregulasi). Satuan : Indeks (1 – 4) Nilai Kinerja Manajemen/Tata Kelola diperoleh dari realisasi peraturan/keputusan kementerian teknis dibagi dengan target peraturan/keputusan kementerian teknis dikali seratus Nilai Kinerja = r/t x 100 Teknik Menghitung Klasifikasi Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian : : 85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik (Hijau) 65≤n<85 = 3 : Baik (Hijau) 45≤n<65 = 2 : Kurang (Merah) n<45 = 1 : Sangat Kurang (Merah) Target 2015 : 4 (141 Peraturan/Keputusan Kementerian Teknis) Sifat Data IKU : Maximize Sumber Data : Kedeputian, Biro HPH Periode Data IKU : Semesteran Keterangan Lain Batasan Peraturan/Keputusan yang dikeluarkan : Kementerian Teknis di bawah Koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian Kerangka Rencana Kerja (Renja) 2015 Kemenko Bidang Perekonomian Lampiran III Sasaran Strategis 2: Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian Indikator Kinerja : Presentase Kebijakan Perekonomian yang terimplementasi (Rekomendasi yang ditindaklanjuti dengan Perubahan Peraturan Perundang-undangan Kebijakan Perekonomian yang ditindaklanjuti) Sasaran Strategis 3: Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yg baik Indikator Kinerja : Tingkat Kinerja Manajemen Kementerian (Jumlah Peraturan/Keputusan Kementerian Teknis sebagai penataan kebijakan perekonomian di tingkat Kementerian di bawah koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian) RPJM / RENSTRA Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Sinkronisasi dan Koordinasi Kebijakan Perekonomian Indikator Kinerja : Presentase Program Koordinasi Kebijakan Perekonomian yang terimplementasi (Jumlah Rancangan Peraturan Perundang-undangan yang diselesaikan koordinasi/sinkronisasi - nya) SSIndikator Kinerja Utama Kementerian VISI KEMENKO PEREKONOMIAN : Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan. MISI KEMENKO PEREKONOMIAN: Menjaga dan memperbaiki koordinasi dan sinkronisasi penyusunan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan perekonomian. TUJUAN : 1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan 2. Terwujudnya kinerja organisasi yang baik Koordinasi (K)-Sinkronisasi (S)-Pengendalian (P) 7 Kegiatan (PK/POK) Terwujudnya: • K&S Kebijakan Pangan dan Pertanian • P. Pelaks’an Kebijakan Pangan dan Pertanian • Efektivitas tata kelola pangan dan pertanian yang baik 5 Kegiatan (PK/POK) Terwujudnya: • K&S Kebijakan Pengelolaan ESDA dan LH • P. Pelaks’an Kebijakan Pengelolaan ESDA dan LH • ↑ Pemahaman pemangku kepentingan kebj. baru EITI 6 Kegiatan (PK/POK) Terwujudnya: • K&S Perumusan Kebijakan EK, Kwirausahaan, & Daya Saing KUKM • P. Pelaks’an Kebijakan Kebijakan EK, Kwirausahaan, & Daya Saing KUKM • K&S Perumusan Kebijakan EK, KUKM, SDM, Buruh Pelaks. MEA • P. Pelaks. Kebijakan 8 MRA pengembangan EK pelaks MEA 5 Kegiatan (PK/POK) Terwujudnya: • K&S Kebijakan Perniagaan dan Industri • P. Pelaks’an Kebijakan Perniagaan dan Industri • K&S Kebijakan ↑ Daya Saing Nas 7 Kegiatan (PK/POK) Terwujudnya: • K&S Kebijakan Percepatan Infras &Bangwil • P. Pelaks’an Kebijakan Percepatan Infras &Bangwil • Pengembangan KSE baru di luar Jawa • Tercapainya Penetapan PIP yang diusulkan 8 Kegiatan (termasuk KPPIP+KEK (PK/POK) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Rp. 130.499.429.000 Hasil/Outcome : - ↑ budaya organisasi berbasis kinerja & kompetensi serta tata kelola organisasi, untuk perbaikan pelayanan. - ↑ produktivitas melalui sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai. S E T M E N K O 5 Kegiatan (PK/POK) Renja Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Rp.196.185.085.000 (23 hasil/outcome) Terwujudnya: • K&S Kebijakan Kerjasama Ekonomi Internasional • P. Pelaks’an Kebijakan Kerjasama Ekonomi Internasional • Pemaham Peserta atas materi sosialisasi Hasil KE Internasional Sasaran Program Eselon I Terwujudnya: • K&S Kebijakan Ek.Makro & Keu • P. Pelaks’an Kebijakan Ek.Makro dan Keu • Perluasan Akses Pembiayaan UMK Lampiran IV MATRIKS SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 (KELOMPOK DUKUNGAN DAN LAYANAN) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sasaran Kegiatan Terselenggaranya pelayanan perencanaa Bidang Perekonomian dan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Koordinator Tercapainya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah dokumen perencanaan yang berkualitas Jumlah dokumen perencanaan yang berkualitas Jumlah laporan Komunikasi Publik Kebijakan Bidang Perekonomian Dokumen perencanaan Jumlah laporan kegiatan persidangan KementeriaKoordinator Bidang Perekonomian Laporan Kegiatan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Fasilitasi Naskah Kebijakan Menteri Laporan dukungan kegiatan Menko Perekonomian dan Jumlah laporan dukungan kegiatan Menko Perekonomian dan Fasilitasi Naskah Kebijakan Menteri Terselenggaranya tugas dan fungsi dukungan yang optimal terhadap Milik Negara pelayanan Administrasi Umum, Sumber Daya Manusia, Keuangan, Kerumahtanggaan, dan Pengelolaan Barang organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam pelaksanaan Output Jumlah laporan rancangan peraturan perundangundangan, telaahan masalah hukum dan perundang- undangan, serta Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Persentase administrasi dan pengembangan sumber daya manusia yang diselesaikan Persentase laporan pelaksanaan sistem dan implementasi pelayanan prima dalam pelaksanaanakuntansi dan pelaporan keuangan, verifikasi, dan perbendaharaan yang diselesaikan Perekonomian yang diselesaikan Persentase pelaksanaan fungsi kerumahtanggaandan tata usaha pimpinan dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok organisasi Kemenko Persentase pelaksanaan pengelolaan barang miliknegara yang diselesaikan Dokumen pelaksanaan reformasbirokrasi Laporan Komunikasi Publik Kebijakan Bidang Perekonomian Dokumentasi dan Informasi Hukum masalah hukum dan perundangundangan, serta Sistem Jaringa Laporan rancangan peraturan perundang-undangan, telaahan Laporan administrasi dan pengembangan sumber daya manusia Laporan pelaksanaan sistem akuntansi instansi, verifikasi, dan perbendaharaan Laporan pelaksanaan fungsi kerumahtanggaan dan tata usaha pimpinan Laporan pelaksanaan fungsi pengelolaan Barang Milik Negara Meningkatnya kinerja unit kerja dalam Koordinator Bidang Perekonomian (Clean Government) untuk mewujudkan Kegiatan Bebas dari Korupsi (KBK) di Kementerian penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) melalui pemerintahan yang bersih Jumlah pelaksanaan hasil pengawasan yang dilaksanakan Terwujudnya laporan hasil telaahan yang mendukung upaya pencapaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jumlah laporan hasil telaahan yang dilaksanakan dalam upaya mendukung upaya Laporan hasil telaahan yang pencapaian kinerja Kementerian Koordinator dilaksanakan dalam upaya Bidang Perekonomian mendukung upaya pencapaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jumlah pegawai yang terbayar gaji Layanan perkantoran dan tunjangan 4 3 2 1 1 3 97% 100% 97% 97 Laporan hasil pengawasan yang dilaksanakan 4 Jumlah laporan hasil pemantauan tindak lanjut hasilpengawasan (internal dan eksternal) Terselenggaranya tugas dan fungsi dukungan yang optimal terhadap Milik Negara pelayanan Administrasi Umum, Sumber Daya Manusia, Keuangan, Jumlah terselenggaranya operasion dan Kerumahtanggaan, dan Pengelolaan Barang pemeliharaan perkantoran organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam pelaksanaan Tersedianya sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai Volume Persentase (%) Pemenuhan sarana dan prasarana kerja yang berkualitas bagi seluruh pegawai Laporan hasil pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan (internal dan eksternal) 3 5 12 Layanan Perkantoran 12 Sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai 100 Program PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENKO PEREKONOMIAN Lampiran IV MATRIKS SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 (KELOMPOK PENGENDALIAN) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Output Volume Program 9 PROGRAM KOORDINASI KEBIJAKAN BIDANG PEREKONOMIAN Tersusun rekomendasi paket kebijakan ekonomi yang mendukung kebijakan moneter dan neraca pembayaran Persentase rekomendasi pengendalian Rekomendasi pengendalian kebijakan kebijakan moneter dan neraca moneter dan neraca pembayaran. pembayaran yang ditindaklanjuti Tersusunnya rekomendasi kebijakan pembiayaan kredit, asuransi dan remitansi untuk pekerja migran Tersusunnya rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan bidang BUMN Persentase rekomendasi Pengendalian kebijakan pembiayaan kredit, asuransi dan remitansi untuk pekerja migran yang ditindaklanjuti BUMN yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi pengendalian kebijakan Tersusunnya rekomendasi pengembangan kebijakan ekonomi daerah dan sektor riil Persentase rekomendasi pengendalian Rekomendasi pengendalian pengembangan Ekonomi daerah dan pengembangan Ekonomi daerah dan Sektor Riil yang ditindaklanjuti Sektor Riil Tersusunnya rekomendasi kebijakan fiskal Persentase rekomendasi pengendalian Rekomendasi pengendalian kebijakan kebijakan fiskal yang ditindaklanjuti fiskal Tersusunnya rekomendasi kebijakan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Persentase Pengendalian kebijakan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang ditindaklanjuti Persentase Pengendalian kebijakan KUR yang ditindaklanjuti Rekomendasi Pengendalian kebijakan PasarModal dan Lembaga Keuangan 8 Rekomendasi Pengendalian kebijakan KUR 7 Tercapainya peningkatan produksi daging, telur dan susu segar untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani dan peningkatan produksi dan ketersediaan hasil perikanan untuk peningkatan konsumso dan eksport, peningkatan produksi dan produktifitas garam dalam rangka swasembada berkelanjutan Persentase rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang peternakan danperikanan yang diimplementasikan Rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang peternakan dan perikanan Tercapainya stabilitas harga, ketersediaan dan keterjangkauan pangan pokok dalam rangka menuju swasembada pangan pokok Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang pangan yang ditindaklanjuti Tercapainya Target Penyaluran KUR Rekomendasi Pengendalian kebijakan pembiayaan kredit, asuransi dan remitansi untuk pekerja migran Rekomendasi pengendalian kebijakan BUMN 11 26 Rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang pangan 1 Persentase rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan dibidang agribisnis yang ditindaklanjuti Laporan rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan dibidang agribisnis Persentase rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan prasarana, sarana pangan dan pertanian yang ditindaklanjuti Rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan prasarana, sarana pangan dan pertanian 1 1 1 Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan PEPI yang ditindaklanjuti Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan PEPI Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan Investasi yang ditindaklanjuti Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan Investasi Meningkatnya Ekspor dan berkembangnya Fasilitasi Perdagangan Internasional Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Peningkatan Ekspor danFasilitasi Perdagangan Internasional yang ditindaklanjuti Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Peningkatan Ekspor dan Fasilitasi Perdagangan Internasional Meningkatnya Pengembangan Logistik Nasional untuk mendukung kelancaran arus barang Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan Logistik yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan pengembangan pasar dalam negeri yang ditindaklanjuti Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan pengembangan Pengembangan Logistik Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan pengembangan pasar dalam negeri Tersusunnya Rekomendasi kebijakan Pengembangan Sektor dan Kawasan Industri Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan sektor dan kawasan Industri yang ditindaklanjuti Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan sektor dan kawasan Industri Terwujudnya Sistem National Single Window yang efisien, konsisten, transparan dan simple Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan dan Penerapan Sistem Nasional Single Window dan Intergrasi ke dalam Sistem ASW yang ditindaklanjuti Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan dan Penerapan Sistem Nasional Single Window dan Intergrasi ke dalam Sistem ASW Tersusunnya Rekomendasi kebijakan pengembangan pasar dalam negeri dan tertib usaha 10 1 Peningkatan peran perkebunan dan Jumlah rekomendasi pengendalian Rekomendasi pengendalian hortikultura untuk pemenuhan konsumsi pelaksanaan kebijakan pekebunan dan pelaksanaan dalam negeri, dan hortikultura yang ditindaklanjuti kebijakan pekebunan dan hortikultura peningkatan ekspor Terimplementasinya rerkomendasi kebijakan dibidang agribisnis untuk peningkatan nilai tambah pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani Peningkatan pemanfaatan lahan terlantar, pengurangan konversi lahan pertanian, percepatan pembangunan irigasi dengan pembukaan lahan beririgasi, serta pembukaan dan pengelolaan sarana produksi pertanian dalam rangka mendukung peningkatan produksi pertanian Meningkatnya investasi nasional 4 2 2 4 4 4 3 4 Lampiran IV Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Output Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Persentase (%) Rekomendasi dalam Rangka Percepatan Pembangunan pengendalian Urusan Infrastruktur Infrastruktur Sumber Daya Air Sumber Daya Air yang dilaksanakan Rekomendasi pengendalian Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Telematika dan Utilitas yang ditindaklanjuti Persentase (%) Rekomendasi Hasil PengendalianPelaksanaan Kebijakan Telematika dan Utilitas yang ditindaklanjuti Rekomendasi Hasil Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Telematika dan Utilitas Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan dalam Percepatan Pembangunan Transportasi Multi Moda Persentase (%) Rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan Sistem Transportasi Multimoda Rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan Sistem Transportasi Multimoda Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Bidang Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi Jumlah Rekomendasi Pengendalian Rekomendasi Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Penataan Pelaksanaan Kebijakan Penataan Ruang Ruang dan Kawasan StrategisEkonomi dan Kawasan Strategis Ekonomi yang ditindaklanjuti Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Perumahan,Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur yang ditindaklanjuti Persentase (%) Rekomendasi Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur yang ditindaklanjuti Persentase (%) rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan dibidang produktivitas energi Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam upaya pencapaian sasaran peningkatan produktifitas energi Pembiayaan Infrastruktur Rekomendasi Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur yang ditindaklanjuti Laporan rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan dibidang produktivitas energi Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam upaya pencapaian sasaran peningkatan pengelolaan infrastruktur energi Persentase rekomendasi pengendalian Laporan rekomendasi pengendalian pelaksanaan dibidang Infrastruktur pelaksanaan dibidang Infrastruktur Energi Yang ditindaklanjuti Energi Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam upaya pencapaian sasaran peningkatan pengelolaan industri ekstratif Persentase rekomendasi pengendalian Laporan rekomendasi pengendalian kebijakan di bidang Industri Ekstraktif kebijakan di bidang Industri Ekstraktif Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam upaya pencapaian sasaran peningkatan pelestarian lingkungan hidup Meningkatnya jumlah pelaku ekonomi kreatif dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional Persentase rekomendasi pengendalian Laporan rekomendasi pengendalian kebijakan di bidang Industri Ekstraktif kebijakan di bidang Industri Ekstraktif Persentase (%) laporan pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan ekonomi kreatif Laporan hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan Terwujudnya ekonomi kerakyatan yang tangguh, efisien dan berdaya saing Pengembangan UKM Berbasis Teknologi Laporan hasil pengendalian kebijakan Meningkatnya pengelolaan dan pengembangan potensi ekonomi kawasan Teknologi yang ditindaklanjuti Persentase (%) laporan hasil pengendalian kebijakan Pengembangan UKM Berbasis Persentase (%) laporan pengendalian pelaksanaan kebijakan Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kawasan Meningkatnya pengelolaan dan pengembangan kewirausahaan melalui peran inkubator wirausaha Persentase (%) laporan pengendalian Laporan hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan Pengembangan pelaksanaan kebijakan Pengembangan Kewirausahaan Kewirausahaan Meningkatnya daya saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Persentase (%) laporan pengendalian pelaksanaan kebijakan Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Laporan pengendalian pelaksanaan kebijakan Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Persentase (%) laporan pengendalian pelaksanaan kebijakan Ketenagakerjaan Laporan pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang Ketenagakerjaan Persentase (%) rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan 8 MRA yang sesuai dengan pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional (engineering services, architectural, accountancy services) dalam pelaksanaan MEA 2015 Rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan 8 MRA yang sesuai dengan pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional (engineering services, architectural, accountancy services) dalam pelaksanaan MEA 2015 Persentase (%) rekomendasi pengendalian kebijakan kerjasama ekonomi Asia yang ditindaklanjuti Rekomendasi pengendalian kebijakan kerjasama ekonomi Asia Meningkatnya kerja sama ekonomi Asia Meningkatnya kerja sama ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah Program 4 PROGRAM KOORDINASI KEBIJAKAN BIDANG PEREKONOMIAN 2 2 8 4 3 3 3 Terimplementasinya rerkomendasi Persentase rekomendasi pengendalian Rekomendasi pengendalian kebijakan kebijakan dibidang tata kelola kehutanan kebijakan di bidang Tata Kelola di bidang Tata Kelola Kehutanan untuk antisipasi perubahan iklim Kehutanan Meningkatnya Pengelolaan dan pengembangan dibidang Ketenagakerjaan Volume Laporan hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kawasan 1 3 4 4 4 4 4 4 1 8 Persentase Rekomendasi pengendalian Rekomendasi pengendalian kebijakan kebijakan kerjasama ekonomi Eropa, Kerjasama Ekonomi Eropa, Afrika dan Afrika dan Timur Tengah yang Timur Tengah ditindaklanjuti 13 Meningkatnya kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik Persentase (%) rekomendasi pengendalian kebijakan kerjasama ekonomi Amerika dan Pasifik yang ditindaklanjuti Rekomendasi pengendalian kebijakan kerjasama ekonomi Amerika dan Pasifik 6 Meningkatnya kerja sama ekonomi Regional dan Subregional Persentase rekomendasi pengendalian kebijakan kerjasama ekonomi Regional dan Sub Regional yang ditindaklanjuti Persentase (%) rekomendasi pengendalian kebijakan Kerja Sama ekonomi Multilateral dan Pembiayaan yang ditindaklanjuti Rekomendasi pengendalian kebijakan kerjasama ekonomi Regional dan Sub Regional Meningkatnya kerja sama ekonomi Multilateral dan pembiayaan Rekomendasi Pengendalian Kebijakan Kerjasama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan 6 5 Lampiran IV MATRIKS SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 (KELOMPOK KOORDINASI DAN SINKRONISASI) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sasaran Kegiatan Tersusun rekomendasi paket kebijakan ekonomi yang mendukung kebijakan moneter dan neraca pembayaran Tersusunnya rekomendasi kebijakan pembiayaan kredit, asuransi dan remitansi untuk pekerja migran Indikator Kinerja Kegiatan Output Volume Target Program 12 85% PROGRAM KOORDINASI KEBIJAKAN BIDANG PEREKONOMIAN 12 85% 12 85% 12 90% 12 85% 12 85% 12 85% 1 85% 1 85% 1 85% 1 85% 1 85% 1 85% 1 85% 1 85% Rekomendasi kebijakan Pengembangan Investasi 3 80% Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing Pengembangan Investasi 1 100% Persentase rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan moneter dan neraca pembayaran yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan pembiayaan kredit, asuransi dan remitansi untuk pekerja migran yang ditindaklanjuti Rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan moneter dan neraca pembayaran Tersusunnya rekomendasi Kebijakan Persentase rekomendasi dari hasil yang terkait dengan bidang BUMN koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan BUMN yang ditindaklanjuti Rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan BUMN Tersusunnya rekomendasi pengembangan kebijakan ekonomi daerah dan sektor riil Persentase rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan ekonomi daerah dan sektor riil ditindaklanjuti Tersusunnya rekomendasi kebijakan Persentase rekomendasi dari hasil fiskal koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan fiskal yang ditindaklanjuti Tersusunnya rekomendasi kebijakan Persentase rekomendasi dari hasil Pasar Modal dan Lembaga Keuangan koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan Pasar Modal Rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan Pengembangan Ekonomi daerah dan Sektor Riil Rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan fiskal Tercapainya Target Penyaluran KUR Persentase rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan KUR yang ditindaklanjuti Tercapainya peningkatan produksi Persentase rekomendasi hasil koordinasi daging, telur dan susu segar untuk dan sinkronisasi kebijakan bidang pemenuhan kebutuhan konsumsi peternakan dan perikanan yang protein hewani dan peningkatan diselesaikan Presentase rekomendasi hasil kordinasi produksi dan ketersediaan hasil dan sinkronisasi kebijakan perikanan untuk peningkatan konsumso dan eksport, peningkatan pengembangan ekonomi wilayah pesisir dan pulau - pulau kecil yang produksi dan produktifitas garam ditindaklanjuti dalam rangka swasembada Tercapainya stabilitas harga, Persentase rekomendasi hasil koordinasi ketersediaan dan keterjangkauan dan sinkronisasi kebijakan bidang pangan pangan pokok dalam rangka yang diimplementasikan menuju swasembada pangan pokok Rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan KUR Peningkatan peran perkebunan dan hortikultura untuk pemenuhan konsumsi dalam negeri, dan peningkatan ekspor Persentase rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang perkebunan dan hortikultura yang diimplementasikan Presentase rekomendasi hasil kordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan rempah - rempah yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dibidang agribisnis yangdiimplementasikan Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang perkebunan dan hortikultura Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan rempah - rempah Persentase rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan prasarana dan sarana pangan dan pertanian yang diimplementasikan Persentase rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi penyelesaian konflik lahan pertanian yang ditindaklanjuti Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan prasarana dan sarana pangan dan pertanian Terimplementasinya rerkomendasi kebijakan dibidang agribisnis untuk peningkatan nilai tambah pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani Peningkatan pemanfaatan lahan terlantar, pengurangan konversi lahan pertanian, percepatan pembangunan irigasi dengan pembukaan lahan beririgasi, serta pembukaan dan pengelolaan sarana produksi pertanian dalam rangka mendukung peningkatan Meningkatnya investasi nasional Persentase rekomendasi kebijakan Pengembangan Investasi yang ditindaklajuti Persentase Rekomendasi kebijakan peningkatandaya saing Pengembangan Investasi yang ditindaklanjuti Meningkatnya Ekspor dan berkembangnya Fasilitasi Perdagangan Internasional Meningkatnya Pengembangan Logistik Nasional untuk mendukung kelancaran arus barang Tersusunnya Rekomendasi kebijakan penguapasar dalam negeri dan tertib usaha Tersusunnya Rekomendasi kebijakan Pengembangan Sektor dan Kawasan Industri Rekomendasi dari hasil telaahan/kajian kebijakan pembiayaan kredit, asuransi dan remitansi untuk pekerja migran Rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang peternakan dan perikanan Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan ekonomi wilayah pesisir dan pulau pulau kecil Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang pangan Laporan rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dibidang agribisnis Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi penyelesaian konflik lahan pertanian Persentase rekomendasi Kebijakan PEPI yang ditindaklanjuti Rekomendasi Kebijakan PEPI 2 80% Persentase rekomendasi kebijakan Peningkatan Ekspor dan Fasilitasi Perdagangan Internasional yang ditindaklajuti Rekomendasi kebijakan Peningkatan Ekspor dan Fasilitasi Perdagangan Internasional 5 80% Persentase Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing ekspor yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi kebijakan Pengembangan Logistik yang ditindaklajuti Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing ekspor 1 100% 5 80% Persentase rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing Pengembangan Logistik yang ditindaklanjuti Tersusunnya Rekomendasi kebijakan penguasan pasar dalam negeri dan tertib usaha Persentase rekomendasi kebijakan peningkatandaya saing pasar dalam negeri yang ditindaklanjuti Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing Pengembangan Logistik 1 100% 5 80% 1 100% Persentase rekomendasi kebijakan Pengembangan Sektor dan kawasan Industri yang ditindaklanjuti Rekomendasi kebijakan Pengembangan Sektor dan kawasan Industri 3 80% Persentase Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing sektor dam Kawasan Industri yang ditindaklanjuti Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing sektor dan Kawasan Industri 1 100% Rekomendasi kebijakan Pengembangan Logistik Rekomendasi kebijakan penguatan pasar dalam negeri dan tertib usaha Rekomendasi kebijakan peningkatan dayasaing pasar dalam negeri Lampiran IV Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Output Terwujudnya Sistem National Persentase rekomendasi kebijakan Single Window yang efisien, Pengembangan dan Penerapan konsisten, transparan dan simple Sistem Nasional Single Window dan Intergrasi ke dalam Sistem ASW yang ditindaklajut Rekomendasi kebijakan Pengembangan daPenerapan Sistem Nasional Single Windowdan Intergrasi ke dalam Sistem ASW Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan dalam Rangka Percepatan Pembangunan Infrastrukturb Sumber Daya Air Persentase (%) koordinasi Kebijakan Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air yang Ditindaklanjuti Rekomendasi Hasil Koordinasi Kebijakan Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Telematika dan Utilitas yang ditindaklanjuti Persentase (%) Rekomendasi Kebijakan Telematika dan Utilitas yang ditindaklanjuti Rekomendasi Kebijakan Telematika dan Utilitas Tersusunnya Rekomendasi Persentase (%) Rekomendasi Kebijakan dalam Percepatan kebijakan sistem transportasi Pembangunan Transportasi Multi multimoda Moda Rekomendasi kebijakan sistem transportasi multimoda Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Bidang Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi Jumlah Rekomendasi Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan bidang Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi yang ditindaklanjuti Rekomendasi Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Bidang Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur yang ditindaklanjuti Persentase (%) Rekomendasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur yang ditindaklanjuti Rekomendasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur Tersusunnya rekomendasi Persentase (%) rekomendasi kebijakan dalam upaya kebijakan dibidangproduktivitas pencapaian sasaran peningkatan energi yang terimplementasi produktifitas energi Laporan rekomendasi kebijakan dibidang produktivitas energi Tersusunnya rekomendasi Persentase rekomendasi Kebijakan kebijakan dalam upaya Dibidang Infrastruktur Energi yang pencapaian sasaran peningkatan Ditindaklanjuti pengelolaan infrastruktur energi Laporan rekomendasi Kebijakan Dibidang Infrastruktur Energi Tersusunnya rekomendasi Persentase rekomendasi kebijakan di Laporan rekomendasi kebijakan di kebijakan dalam upaya Industri Ekstraktif Industri pencapaian sasaran peningkatan Ekstraktif pengelolaan industri ekstratif Terimplementasinya Persentase rekomendasi kebijakan di rerkomendasi kebijakan dibidang bidang Tata Kelola Kehutanan tata kelola kehutanan untuk antisipasi perubahan iklim Persentase rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Heart of Borneo yang ditindaklanjuti Rekomendasi kebijakan di bidang Tata Kelola Kehutanan rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Heart of Borneo Tersusunnya rekomendasi Persentase rekomendasi kebijakan Laporan rekomendasi kebijakan kebijakan dalam upaya bidang pelestarian lingkungan hidup bidang pencapaian sasaran peningkatan pelestarian lingkungan hidup pelestarian lingkungan hidup Meningkatnya jumlah pelaku ekonomi kreatif dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional Persentase (%) rekomendasi Rekomendasi hasil koordinasi dan kebijakan di bidang pengembangan sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi kreatif yang ditindaklanjuti pengembangan ekonomi kreatif Terwujudnya ekonomi Persentase (%) rekomendasi hasil kerakyatan yang tangguh, efisien koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dan berdaya saing pengembangan UKM berbasis teknlogi yang ditindaklanjuti Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan UKM berbasis teknlogi Meningkatnya pengelolaan dan Persentase (%) rekomendasi pengembangan potensi ekonomi kebijakan di bidang peningkatan kawasan daya saing ekonomi kawasan yang ditindaklanjuti Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang peningkatan daya saing ekonomi kawasan Meningkatnya pengelolaan dan pengembangan kewirausahaan melalui peran inkubator wirausaha Persentase (%) rekomendasi kebijakan Pengembangan Kewirausahaan yang ditindaklanjuti Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang pengembangan Kewirausahaan Meningkatnya daya saing Persentase (%) rekomendasi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil kebijakan Peningkatan Daya Saing dan Menengah Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang ditindaklanjuti Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Meningkatnya Pengelolaan dan pengembangan dibidang Ketenagakerjaan Persentase (%) Rekomendasi Rekomendasi hasil koordinasi dan Kebijakan dibidang Ketenagakerjaan sinkronisasi kebijakan bidang yang ditindaklanjuti Ketenagakerjaan Persentase (%) rekomendasi kebijakan Ekonomi Kreatif Nasional, KUKM, SDM, dan ketenagakerjaan/buruh dalam pelaksanaan MEA 2015 Persentase (%) kesepakatan kerjasama ekonomi Asia yang terselesaikan Persentase Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timteng yang terselesaikan rekomendasi kebijakan Ekonomi Kreatif Nasional, KUKM, SDM, dan ketenagakerjaan/buruh dalam pelaksanaan MEA 2015 Kesepakatan Kerjasama Ekonomi Asia Meningkatnya kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik yang terselesaikan Kesepakatan kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik Meningkatnya kerja sama ekonomi Regional dan Subregional Persentase kesepakatan kerjasama ekonomi Regional dan Sub Regional yang terselesaikan Kesepakatan Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional Meningkatnya kerja sama ekonomi Multilateral dan pembiayaan Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi Multilateral dan Pembiayaan yang terselesaikan Kesepakatan Kerjasama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan Meningkatnya kerja sama ekonomi Asia Meningkatnya kerja sama ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah Kesepakatan Kerjasama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah Volume Target Program 5 80% PROGRAM KOORDINASI KEBIJAKAN BIDANG PEREKONOMIAN 4 85% 2 80% 4 85% 9 9% 4 80% 3 80% 3 85% 3 85% 1 85% 3 85% 3 85% 4 85% 5 80% 4 85% 4 85% 4 85% 4 85% 1 85% 4 85% 5 85% 4 85% 6 85% 5 85% Lampiran V Contoh Pola Cascading Indikator Kinerja Individu Menko Deputi (I) Asdep (Fiskal) Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Perekonomian Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan dibidang Ekonomi Makro dan Keuangan Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Fiskal (P e r n y a t a a n s a s a r a n) Kabid (Penerimaan Fiskal) Jumlah Konsep Rekomendasi hasil koordinasi, Sinkronisasi, Monev Kebijakan dibidang Penerimaan Negara yang tersusun Kasubid (Penerimaan Pajak) Pelaksanan/ JFU Jumlah Bahan Rekomendasi hasil Koordinasi, Sinkronisasi, Monev Kebijakan di Bidang Penerimaan Pajak yang terolah dan teranalisis Jumlah bahan koordinasi, sinkronissi dan sosialisasi kebijakan dibidang penerimaan pajak yang terkumpul (P e r n y a t a a n I n d I k a t o r) Perjanjian Kinerja Mekanisme PP 46/2008 (PPK:SKP & PKP), //skp.ekon.go.id Lampiran VI Contoh Pola Pengelolaan dan Pengukuran Kinerja Tahun 2015 IKU SES Persentase kepatuhan terhadap ketentuan dibidang perencanaan anggaran, keuangan, perlengkapan dan kepegawaian; Indeks kepuasaan pelayanan kesekretariatan dan pengawasan; Indikator Kinerja Kegiatan/IKU Eselon II Jumlah Dokumen Perencanaan yang Berkualitas Jumlah Dokumen Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jumlah Pelaksanaan Hasil Pengawasan yang dilaksanakan Persentase Pelaksanaan Fungsi Kerumahtanggaan dan Tata Usaha Pimpinan dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas Pokok Organisasi Kemenko Perekonomian yang diselesaikan Jumlah Laporan Dukungan Kegiatan Menko Perekonomian dan Fasilitasi Naskah Kebijakan Menteri Jumlah Laporan Kegiatan Persidangan KKBP Jumlah Laporan Rancangan Peraturan Perundangundangan, Telaahan Masalah Hukum dan Perundangundangan, serta Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum. Laporan Hasil Telaahan yang dilaksanakan dlm upaya pencapaian kinerja KKBP Meningkatkan budaya organisasi berbasis kinerja dan kompetensi serta tata kelola organisasi, untuk perbaikan pelayanan Persentase dan penggunaan aplikasi di bidang kesekretariatan; Kualifikasi laporan keuangan tetap "Wajar Tanpa Pengecualian"; Jumlah Laporan Komunikasi Publik Kebijakan Bidang Perekonomian Persentase Pelaksanaan Pelayanan Pengelolaan Barang Milik Negara yang diselesaikan Persentase Laporan Pelaksanaan Sistem dan Implementasi Pelayanan Prima dalam Pelaksanaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Verifikasi dan Perbendaharaan yang diselesaikan Jumlah Laporan Hasil Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (Internal dan Eksternal) Persentase sumber daya manusia yang Persentase Administrasi dan Pengembangan Sumber memenuhi standar kompetensi. Daya Manusia yang diselesaikan Meningkatnya produktivitas melalui sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai Jumlah pegawai yang terbayar gaji dan tunjangan Persentase pemenuhan sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai Persentase (%) Pemenuhan Sarana dan Prasarana kerja yang berkualitas bagi seluruh pegawai 2 Sasaran Strategis 6 Indikator Kinerja Utama 2 IKU Rocan, 7 IKU Biro Umum+SA, 4 IKU RoHPH, 2 IKU Inspektorat Target Realisasi Kinerja (R/T) Unit Es.II Penanggung Jawab Anggaran Rumpun Kegiatan 4 Dok 4 100% 3 Dok 3 100% 4 Laporan 4 100% Inspektorat Pengawasan Inspektorat 100 103% Biro Umum Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen) 1 100% Biro HPH Peningkatan dan Pengelolaan Layanan PersidanganHukum dan Humas 97 % 1 Laporan Biro Perencanaan Peningkatan Pelayanan Perencanaan 1 Laporan 1 100% 3 Laporan 3 100% 5 Laporan 5 100% SA 2 Laporan 2 100% Biro HPH 97 % 97 100% Biro Umum 100 % 100 100% Biro Umum Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen) 3 100% Inspektorat Pengawasan Inspektorat Biro Umum Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen) Biro Umum Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen) 3 Laporan 97 % 100 103% 378 % 378 100% 100 % 100 100% Penelaahan KebijakanBidang perekonomian Peningkatan dan Pengelolaan Layanan PersidanganHukum dan Humas Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen) Alokasi Realisasi Pengelolaan Kontrak Kinerja % Individu (termasuk IKU Realisasi Es.III,Es.IV, JFU) 4.267.169.000 4.240.299.380 99% 882.832.000 739.620.467 84% 550.000.000 382.339.554 70% 4.775.302.000 3.403.988.798 71% 500.000.000 292.231.755 58% 500.000.000 411.859.100 82% 1.000.000.000 785.624.654 79% 2.500.000.000 2.072.965.810 83% 7.150.000.000 5.733.389.169 80% 855.000.000 561.588.152 66% 855.000.000 642.522.886 75% 50.000.000 40.600.000 81% 3.648.867.000 3.121.799.266 86% 98.465.259.000 72.635.725.527 74% 4.500.000.000 2.223.992.825 49% 130.499.429.000 97.288.547.343 75% //skp.ekon.go.id (UserID & Password masing-masing) Pengukuran SS. SES