BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bank Syariah Istilah lain yang digunakan untuk sebutan bank Islam adalah Bank Syariah. Secara akademik, istilah Islam dan Syariah memang mempunyai pengertian yang berbeda. Namun secara teknis untuk penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang sama. Menurut ensiklopedi Islam, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengopersiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariat Islam. Berdasarkan rumusan tersebut, bank Islam berarti bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Al-hadis. Sedangkan pengertian “muamalat adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun antara perorangan dengan masyarakat. Muamlah ini meliputi bidang kegiatan jual-beli (ba’e), bungan (riba), piutang (qoroah), gadai (rohan), memindahkan utang (hawalah), bagi untung dalam perdagangan (qiro’ah), jaminan (dhomah), persekutuan (syirqoh), persewaan dan perburuhan (ijaro). Didalam opersionalnya Bank Islam harus mengikuti dan atau berpedoman kepada praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman 18 19 Rasulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama atau cendekiawan Muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan Al-Quran dan Hadis.1 Pengertian Bank Syariah juga dapat mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang perbankan. Pasal yang menjelaskan tentang hal ini yakni pada pasal 1 ayat 2 dan pada pasal 1 ayat 7. Pada pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Sedangkan pada pasal 1 ayat 7 menyebutkan pengertian bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan syariah. 2 Berikut ini ada beberapa pendapat dari para ahli sehubungan dengan pengertian Bank Syariah, yakni : 1. Muhammad (2002) dalam buku "Manajemen Bank Syariah" menuliskan bahwa definisi Bank Syariah sebagai bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba atau bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dijelaskan pula bahwa Bank Syariah merupakan suatu lembaga keuangan dimana usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta 1 Warkum Sumitro, Asa-asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 5 2 http://tipsserbaserbi.blogspot.com/2014/03/pengertian-bank-syariah.html, diakses tanggal 5 juni 2014 20 peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Disamping itu berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas usaha (jual beli, investasi, dan lain-lain) sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, yakni aturan perjanjiannya berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain baik dari segi penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip syariah. Prinsip yang dimaksud ada yang bersifat mikro, ada pula yang bersifat makro. Secara ringkas, nilai-nilai makro tersebut meliputi : kemaslahatan, keadilan, sistem zakat, bebas dari riba, bebas dari usaha spekulatif dan tidak produktif seperti : perjudian (maysir), hal-hal yang meragukan (gharar), hal-hal rusak atau tidak sah (bathil) serta pemanfaatan uang sebagai alat tukar. Sedangkan nilai-nilai mikro yang dimaksud mencakup sifat-sifat mulia yang menjadi tauladan dari Rasulullah SAW (shidiq, tablig, amanah, dan fathonah).3 2. Susilo, Triandaru dan Totok (1992) dalam Buku "Apa dan Bagaimana Bank Islam" dijelaskan dalam buku tersebut bahwa bank syariah adalah bank yang dalam kegiatannya, baik dalam menghimpun dana maupun dalam rangka menyalurkan dananya menggunakan imbalan berdasarkan prinsip syariah (bagi hasil bank syariah).4 3. Karnaen Perwataatmaja dan Muhammad Syafe'i Antonio (1992) dalam buku "Apa dan Bagaimana Bank Islam" dalam penjelasannya pengertian bank syariah masuk dalam kategori bank Islam. Bank Islam memiliki dua 3 4 Ibid. Ibid. 21 perbedaan definisi bank Islam : (1) Bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah Islam dan (2) Bank yang tata cara dalam operasinya berdasarkan pada ketentuan Al Qur'an dan Hadits. 5 Bank Syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Adanya Bank Islam diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank Islam. Melalui pembiayaan ini bank Islam dapat menjadi mitra dengan nasabah, sehingga hubungan bank Islam dengan nasabah tidak lagi sebagi kreditur dan debitur tetapi menjadi hubungan kemitraan.6 Didalam opersionalnya Bank Islam harus mengikuti dan atau berpedoman kepada praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama atau cendekiawan Muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan Al-Quran dan Hadis.7 Munculnya Bank Muamalat Indonesia Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang. Bila pada periode tahun 19925 Ibid. Muhammah manajemen Bank Syariah Edisi Revisi, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm.13 7 Warkum Sumitro, Asa-asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 5 6 22 1998 hanya ada satu unit Bank Syariah, maka pada tahun 2005, jumlah bank syriah di Indonesia telah bertambah menjadi 20 unit, yaitu 3 bank umum syariah dan 17 unit usaha syariah. Sementara itu, jumlah Bank Perkreditan rakyat Syariah (BPRS) hingga akhir tahun 2004 bertambah menjadi 88 buah.8 Gagasan berdirinya Bank Islam di Indonesia lebih konkret pada saat lokakarya “Bunga Bank dan Perbankan” pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Ide tersebut ditindaklanjuti dalam Munas IV Majelis Ulama Indonesia (MUI) di hotel Sahid tanggal 22-25 Agustus 1990. Setelah itu MUI membentuk suatu Tim Steering Committe yang diketahui oleh Dr. Ir. Amin Aziz. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan segala suatu yang berkaitan dengan berdirinya Bank Islam di Indonesia. Untuk membantu kelancaran tugas-tugas Tim MUI ini dibentuklah tim Hukum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di bawah ketua Drs. Karnaen Perwaatmadja, M.P.A. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut aspek hukum dari Bank Islam.9 Karena baik pada proses berdirinya maupun pada saat beroperasinya, Bank Islam selalu berhubungan dengan aspek hukum. Selain mempersiapkan proses berdirinya Bank Islam baik segi administrasi maupun pendekatan-pendekatan dan konsolidasi dengan pihakpihak terkait, Tim MUI juga mempersiapkan aspek sumber daya manusia, yaitu menyelenggarakan training calon staf BMI Management Development Program (MDP) di LPPI yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh menteri muda keuangan Nasrudin Sumerutapura. 8 9 Adiwarman A.Karim, Bank Islam. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 25. Ibid., hlm. 83. 23 Tahap awal berdirinya BMI lembaga keuangan tentu membutuhkan dana. Oleh karena itu tugas Tim MUI juga melobi pengusaha-pengusaha Muslim untuk pemegang saham pendiri. Tim MUI ternyata dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, terbukti dalam waktu 1 tahun sejak ide berdirinya Bank Islam tersebut, dukungan umat Islam dari berbagai pihak sangat kuat. Setelah semua persyaratan terpenuhi pada tanggal 1 November 1991 dilakukan penandatanganan akte pendirian Bank Mu’amalat Indonesia (BMI) di Sahid Jaya Hotel dengan akte Notaris Yudo Paripurno, S.H. dengan izin Menteri Kehakiman No. C.2.2413.HT.01.01. Akhirnya, dengan izin prinsip Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1223 / MK.013 / 1991 tanggal 5 November 1991, Izin Usaha Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 430 / KMK: 013 / 1992, tanggal 24 April 1992 pada tanggal 1 mei 1991 BMI bisa memulai operasi untuk melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. Tujuan bank Muamalat Indonesia harus disesuaikan dengan bermuamalat menurut ketentuan syariat Islam serta dan kondisi di Indonesia, baik di bidang ekonomi, sosial budaya, hukum maupun politik. Pentingnya penyesuaian tersebut agar kehadiran Bank Muamalat Indonesia yang relatif lebih baru daripada bank-bank konvensional tidak menimbulkan benturanbenturan, bahkan pertentangan satu sama lain. Sehingga BMI diharapkan dapat hidup berdampingan dan berkompetensi secara sehat dengan bank-bank yang telah ada dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional. 24 Dengan demikian BMI akan terjamin kelangsungan hidupnya di tanah air Indonesia. 10 B. Produk-produk Bank Muamalat Indonesia 1. Produk Penghimpuanan Dana (Funding Products) a. Shar-‘e Shar-‘e adalah tabungan instan investasi syari’ah yang memadukan kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia. Hanya dengan Rp 125.000, langsung dapat diperoleh satu kartu Shar-‘e dengan saldo awal tabungan Rp 100.000, sebagai sarana menabung berinvestasi di Bank Muamalat. Shar-‘e dapat dibeli melalui kantor pos. diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitif. Tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 jaringan ATM BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (phone banking 24 jam untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history transaksi, transfer antara rekening sampai dengan 50 juta dan berbagai pembayaran).11 b. Tabungan Ummat Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di Counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia maupun di Gerai Muamalat yang penarikannya dapat dilakukan di seluruh Counter Bank Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan jaringan 10 Ibid., hlm. 83. http://www.muamalatbank.com/home/produk/pembiayaan_talangan_haji, diakses tanggal 25 Mei 2014. 11 25 ATM Bersama. Tabungan Ummat dengan Kartu Muamalat juga berfungsi sebagai akses debit di seluruh Merchant Debit BCA/PRIMA di seluruh Indonesia. Nasabah memperoleh bagi hasil yang berasal dari pendapatan Bank atas dana tersebut.12 c. Tabungan Muamalat Gold Tabungan muamalat gold ini memiliki multi fasilitas, yaitu dapat diigunakan untuk beragam jenis transaksi. Yang tentunya mempunyai keamanan, karena tabungan muamalat gold dilengkapi dengan kartu VISA Debit Gold yang memiliki chip pengaman. Tentunya muamalat gold juga lengkap dan nyaman, karena memiliki fitur untuk memenuhi seluruh kebutuhan transaksi dengan akses jaringan yang luas. Diantaranya fasilitas ATM muamalat, AtM bersama dan ATM prima serta seluruh ATM didunia yang berlogo Visa. Mempunyai lebih dari 400 kantor cabang muamalat diseluruh Indonesia dan malaysia. Mempunyai SOPP ( System Online Payment Point) di kantor pos seluruh Indonesia memudahkan nasabah untuk melakukan penyetoran. Tabungan muamalat gold juga mempunyai fasilitas phone banking, mobile banking, dan internet banking. Yang terakhir mempunyai fasilitas kartu Visa Debit Gold untuk transaksi pembayaran di merchant Visa di seluruh dunia. Untuk keunggulan yang terakhir pada tabungan muamalat gold mempunyai bagi hasil yang tinggi, biaya 12 Ibid. 26 administrasi rendah dan bebas biaya transaksi debit diseluruh merchant Visa.13 d. Tabungan Haji Arafah Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas asuransi jiwa, Insya Allah pelaksanaan ibadah haji tetap terjamin. Dengan keistimewaan tersebut, nasabah Tabungan Arafah bisa memilih jadwal waktu keberangkatannya sendiri dengan setoran tetap tiap bulan, keberangkatan nasabah terjamin dengan asuransi jiwa, apabila penabung meninggal dunia, maka ahli waris otomatis dapat berangkat. Tabungan haji Arafah juga menjamin nasabah untuk memperoleh porsi keberangkatan (sesuai dengan ketentuan Departemen Agama) dengan jumlah dana Rp 32.670.000 (Tiga puluh dua juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah), karena Bank Muamalat telah on-line dengan Siskohat Departemen Agama Republik Indonesia. Tabungan haji Arafah memberikan keamanan lahir batin karena dana yang disimpan akan dikelola secara Syari’ah.14 e. Deposito Muamalat Deposito syariah dalam mata uang rupiah dan US Dollar yang fleksibel dan memberi hasil investasi yang optimal bagi nasabah. 13 14 Brosur Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung. Ibid. 27 Adapun keunggulan dari deposito muamalat ini, satu menguntungkan artinya nasabah bisa memperoleh bagi hasil yang sangat menarik dan optimal setiap bulan. Dua yaitu ketengangan dihati, dana dari investasi nasabah dikelola oleh bank secara syariah, sehingga memberikan ketenangan batin kepada nasabah dalam berinvestasi di BMI. Tiga yaitu fleksibel, tersedia pilihan jangka waktu untuk berinvestasi. Empat yaitu fasilitas asuransi, untuk deposito Fulinves, nasabah akan memperoleh fasilitas asuransi jiwa syariah senilai deposito atau maksimal Rp. 50.000.000/nasabah. Lima sebagai jaminan yang dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank Muamalat.15 f. Deposito Fulinves Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu enam dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp 2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa yang dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank Muamalat. Nasabah memperoleh bagi hasil yang menarik tiap bulan.16 g. Giro Muamalat Ultima iB Produk giro berbasis akad mudharabah yang memberikan kemudahaan bertransaksi dan bagi hasil yang kompetitif. Sarana bagi nasabah perorangan maupun non-perorangan untuk memenuhi 15 16 Brosur Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung. Ibid., http://www.muamalatbank.com,...,diakses tanggal 25 Mei 2014. 28 kebutuhan transaksi bisnis sekaligus memberikan imbal hasil yang optimal. Sedangkan keunggulan dari giro muamalat ultima iB dapat memberikan bagi hasil atau profit yang maksimal, kemudahan pengaturan dalam likuiditas nasabah, tersedianya 2 jenis dari mata uang yaitu IDR dan USD, dan fasilitas kartu ATM Visa debit gold untuk para nasabah yang perorangan.17 h. Dana Pensiun Muamalat Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45-65 tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000 per bulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat ditransfer dari Bank lain. Peserta juga dapat mengikuti program WASIAT UMMAT, dimana selama masa kepesertaan, peserta dilindungi asuransi jiwa sebesar nilai tertentu dengan premi tertentu. Dengan asuransi ini, keluarga peserta akan memperoleh dana pensiun sebesar yang diproyeksikan sejak awal jika peserta meninggal dunia sebelum memasuki masa pensiun.18 i. KPR Muamalat iB KPR Muamalat iB merupakan fasilitas pembiayaan kepemilikan hunian sesuai dengan prinsip syariah. Tak hanya memberikan anda beragam keuntungan tapi juga ketenangan hati dalam bertransaksi. 17 18 Brosur Bank Muamalat Cabang Pembantu Tulungagung. Ibid., http://www.muamalatbank.com,...,diakses tanggal 25 Mei 2014. 29 Dapat digunakan juga untuk kepemilikan rumah, apartemen, (indent dan non-indent), ruko, rukan, kios, alih KPR, dan renovasi. Bank Muamalat juga bekerja sama dengan sejumlah developer untuk memastikan kemudahan proses kepemilikan properti anda.19 2. Produk Penanaman Dana (Invesment Product) a. Konsep Jual Beli 1) Murabahah Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.20 2) Salam Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka.21 3) Istishna Adalah kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir.22 19 Brosur Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung. Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 101. 21 Ibid., hlm. 108. 22 Ibid., hlm. 113. 20 30 b. Konsep Bagi Hasil 1) Musyarakah Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung sesuai dengan kesepakatan.23 2) Mudharabah Adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.24 c. Konsep Sewa 1). Ijarah Adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milikiyyah) atas barang itu sendiri.25 2). Ijarah Muntahia Bittamlik Adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa. Sifat pemindahan ini pula yang membedakan dengan ijarah biasa.26 23 Ibid., hlm. 90. Ibid., hlm. 95. 25 Ibid., hlm. 117. 26 Ibid., hlm. 118. 24 31 3. Produk Jasa (Service Products) a. Wakalah Berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat. Akan tetapi, yang dimaksud sebagai al-wakalah dalam hal ini aalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalam hal yang diwakilkan27. Secara teknis Perbankan, Wakalah adalah akad pemberian wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang (sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Segala hak dan kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang memberikan kuasa.28 b. Kafalah Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.29 c. Hawalah Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain, merupakan pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang 27 Ibid., hlm. 120. http://www.muamalatbank.com,...,diakses tanggal 25 Mei 2014. 29 Ibid., Syafi;i, Bank Syariah,..., hlm.123. 28 32 berhutang) menjadi tanggungan muhal ‘alaih atau orang yang berkewajiban membayar hutang.30 d. Rahn Adalah menahan salah satu milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana rahn adalah jaminan hutang atau gadai.31 e. Qardh Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.32 Menurut teknis Perbankan, qardh adalah pemberian pinjaman dari Bank ke nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus.33 4. Jasa Layanan (Services) 1) Jasa Layanan Internasional Banking (International Banking Service) a) Remittance 30 Ibid., hlm. 126. Ibid., hlm. 128. 32 Ibid., hlm. 131. 33 Ibid., http://www.muamalatbank.com,...,diakses tanggal 25 Mei 2014. 31 33 b) Trade Finance c) Investment Service 2) Jasa Layanan 24 Jam (24 Hours Service) a) SMS Banking b) SalaMuamalat c) Muamalat Mobile Banking d) Internet Banking e) Cash Management System f) PC Banking g) Transfer h) Pembayaran zakat, Infak dan Sadaqah (ZIS) 3) Jasa-jasa lain (Others)34 C. Dana Talangan Haji pada Bank Muamalat Indonesia 1. Konsep Dana Talangan Porsi Haji Dana Talangan Porsi Haji adalah pinjaman yang ditujukan untuk membantu mendapatkan porsi keberangkatan haji lebih awal, meskipun saldo tabungan Haji belum mencapai syarat pendaftaran porsi.35 Peruntukkan : 1. WNI : KTP daerah setempat/SIM dan NPWP 2. WNA : Pasport/KITAS/KIMS 34 Buku Pedoman Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung. http://www.muamalatbank.com/home/produk/pembiayaan_talangan_haji, diakses tanggal 25 Mei 2014 35 34 Benefit Produk : 1. Fleksibel dan terencana. Nasabah bebas menentukan setoran tabungan sesuai dengan kemampuan dan diberikan fasilitas standing instruction untuk membantu perencanaan keuangan dalam mempersiapkan keberangkatan haji. 2. Aman. Nasabah yang memiliki saldo efektif minimal saldo 5 juta rupiah akan diberikan perlindungan asuransi jiwa sebesar proyeksi nilai BPIH dikurangi dengan saldo efektif nasabah. 3. Online dengan Kementerian Agama. 4. Menguntungkan. Dibebaskan dari biaya penutupan rekening jika sudah tercapai target lunas dan bebas biaya adminitrasi.36 Fitur Umum : 1. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad al-qardh (pinjaman) 2. Fasilitas angsuran secara autodebet dari Tabungan Haji Arafah Persyaratan Calon Nasabah : Perorangan (WNI) dengan semua jenis pekerjaan : karyawan tetap, karyawan kontrak, wiraswasta, guru, dokter dan profesional lainnya Persyaratan Administratif untuk Pengajuan : 1. Memiliki Tabungan Haji Arafah dengan saldo minimum Rp 2,75 juta 36 Dokumen arsip Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung. 35 2. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu 3. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga 4. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah) 5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan) 6. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir 7. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir 8. Laporan keuangan atau laporan usaha (bagi wiraswasta dan profesional)37 2. Prosedur Pendaftaran Haji Pemerintah Prosedur dan langkah-langkah pendaftaran haji pemerintah adalah sebagai berikut: a. Calon jemaah haji datang terlebih dahulu membuka rekening tabungan haji di beberapa bank yang ditunjuk oleh pemerintah, yang salah satunya adalah Bank Muamalat Indonesia, dengan membawa bukti bbuku tabungan calon jemaah haji mendatangi Kantor Departemen Agama setempat. b. Pendaftaran ke kantor Departemen Agama setempat, calon jemaah harus datang sendiri, hal ini dikarenakan ada SPPH yang harus diisi dan pengambilan sidik jari. Persyaratan lain yang harus dibawa oleh calon jemaah adalah: 1) Foto copy KTP yang masih berlaku sebanyak 13 lembar. 37 Ibid., http://www.muamalatbank.com,..., diakses tanggal 25 Mei 2014. 36 2) Pas foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 40 lembar, dan ukuran 4x6 sebanyak 6 lembar. 3) Foto copy buku tabungan senilai Rp. 20.000,-. c. Setelah itu calon jemaah haji dengan membawa SPPH, menuju BPSBPIH untuk dientry dan mendapatkan porsi haji. d. Setelah calon jemaah haji melunasi BPIH dan mendapatkan porsi haji, maka calon jemaah dengan membawa seluruh berkas sebagaimana tersebut di atas, ditambah dengan membawa surat keterangan sehat dari Puskesmas kembali melaporkan ke kantor Departemen Agama Kabupaten, untuk dicatat sebagai calon jemaah haji yang sudah terdaftar pelunasannya.38 3. Fatwa DSN-MUI tentang Al-Qord Al-Qord adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.39 Dasar hukum untuk Al-Qord diatur pada Fatwa DSN No. 19/DSNMUI/IV/2001 tentang Al-Qord.40 Dalam ketentuan tentang qardh terdapat 6 (enam) passal yang isi ketentuannya sama dengan fatwa DSN, yaitu Fatwa DSN No. 19/DSNMUI/IV/2001 tentang Qardh. 38 Imam Syaukani (Ed), Manajemen Pelayanan Haji Indonesia, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2009), hlm. 195. 39 Arsip Dokumen Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung. 40 Ibid. 37 Tabel 2.1 Perbandingan Ketentuan Qordh Antara Fatwa-fatwa DSN dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah FATWA-FATWA DSN KHES Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IV/2001 Pasal 612 tentang Qardh Nasabah al-qordh wajib mengembalikan Pertama : Ketentuan Umum al qardh jumlah pokok yang diterima pada waktu (2) Nasabah al qordh wajib telah disepakati bersama. mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama. Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IV/2001 Pasal 613 tentang Qardh Biaya administrasi qordh dapat dibebankan Pertama : Ketentuan Umum al qardh kepada nasabah. (3) Biaya administrasi dapat dibebankan kepada nasabah Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IV/2001 Pasal 614 tentang Qardh Pemberi pinjaman dapat meminta jaminan Pertama : Ketentuan Umum al qardh kepada nasabah bilamana dipandang perlu. (4) LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu. Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IV/2001 Pasal 615 tentang Qardh Nasabah dapat memberikan Pertama : Ketentuan Umum al qardh tambahan/sumbangan dengan suka rela (5) Nasabah al qordh dapat memberikan kepada pemberi pinjaman tidak tambahan (sumbangan) dengan suka diperjanjikan dalam transaksi. rela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad. MUI/IV/2001 tentang Qardh Pasal 616 Pertama : Ketentuan Umum al qardh Jika nasabah tidak dapat mengembalikan (6) Jika nasabah tidak dapat sebagian atau seluruh kewajibannya pada mengembalikan sebagian atau seluruh saat yang telah disepakati dan pemberi kewajibannya pada saat yang telah pinjaman Lembaga Keuangan Syari’ah 38 disepakati dan LKS telah memastikan telah memastikan ketidakmampuannya ketidakmampuannya, LKS dapat: dapat: a. Memperpanjang jangka waktu a. Memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau pengembalian, atau b. Menghapus (write off) sebagian b. Menghapus /write off sebagian atau atau seluruh kewajibannya. seluruh kewajibannya. MUI/IV/2001 tentang Qardh Pasal 617 Ketiga : Sumber Dana Sumber dana al-qordh berasal dari: Dana al qordh dapat bersumber dari: a. Bagian dari modal Lembaga Keuangan Syari’ah; a. Bagian modal LKS b. Keuntungan LKS yang disisihkan, dan b. Keuntungan Lembaga Keuangan Syari’ah yang disisihkan; dan/atau c. Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaqnya c. Lembaga lain atau individu yang kepada LKS. mempercayakan penyaluran infaqnya kepada Lembaga Keuangan Syari’ah. Seluruh ketentuan qordh pada KHES (Pasal 612 sampai dengan Pasa 617) adalah sama dengan ketentuan Fatwa DSN tentang Qordh, termasuk redaksi kalimat yang digunakan di dalamnya.41 4. Prinsip 6 C’S Analisis Pemberian pembiayaan kepada seorang customer agar dapat dipertimbangkan, terlebih-lebih dahulu harus terpenuhi persyaratan yang dikenal dengan prinsip 6 C’s. keenam prinsip klasik tersebut adalah : 1. Character Character adalah keadaan watak/sifat dari customer, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari 41 Yeni Salma Barlinti, Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional: Dalam Sistem Hukum Nasional Indonesia, (Jakarta: Badan Libang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010), hlm. 442443. 39 penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sejauh mana iktikad/kemauan customer untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.42 Pemberian pembiayaan harus atas dasar kepercayaan, sedangkan yang mendasari suatu kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank, bahwa si peminjam mempunyai moral, watak, dan sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif. Di samping itu, mempunyai rasa tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupannya sebagai anggota masyarakat, maupun dalam menjalankan kegiatan usahanya. Karakter merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon mudharib tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan utangnya, kalau tidak mempunyai iktikad baik, tentu akan mebawa berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari. Dalam dunia White Collar Crime, ciri-ciri seseorang yang mempunyai bakat kriminal justru diluar dugaan kita pada umumnya.43 Ciri-ciri tersebut digambarkan sebagai berikut : a. Orang yang pandai bergaul. b. Orang yang cerdas. c. Orang yang mempunyai motivasi tinggi serta suka menghadapi tantangan. d. Umur relatif muda sampai dengan 45 tahun.44 Veithzal Riva’i, Islamic Financial Management, (Jakarta: RajaGrafindo, 2008), hlm. 348. Ibid. 44 Ibid. 42 43 40 Untuk memperoleh gambaran tentang karakter calon customer, dapat ditempuh upaya-upaya sebagai berikut : a. Meneliti riwayat hidup calon customer. b. Meneliti reputasi calon customer tersebut di lingkungan usahanya. c. Meminta bank to bank information. d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha di mana calon mudharib berada. e. Mencari informasi apakah calon customer suka berjudi. f. Mencari informasi apakah calon customer memiliki hobi berfoyafoya.45 Ketika melakukan wawancara dengan calon customer , dalam menilai karakter seseorang perlu memerhatikan nilai-nilai yang terdapat dalam dirinya. Adapun nilai (value) yang perlu diamati adalah: a. Social Value b. Theoritical Value c. Esthetical Value d. Economical Value e. Religious Value f. Political Value46 Seorang calon customer yang mempunyai value yang sangat dominan di bidang Economical Value dan Political Value akan ada 45 46 Ibid. Ibid., hlm. 348-349. 41 kecenderungan mempunyai iktikad/karakter yang tidak baik. Idealnya, karakter calon customer mempunyai nilai-nilai (values) yang berimbang dalam diri pribadinya. 47 2. Capital Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon mudharib. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan , tentu semakin tinggi kesungguhan calon mudharib menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin memberikan pembiayaan. Kemampuan modal sendiri akan menjadi benteng yang kuat, agar tidak mudah mendapat goncangan dari luar, misalnya jika terjadi kenaikan suku bunga. Oleh karena itu, komposisi modal sendiri ini perlu ditingkatkan. Penilaian atas besarnya modal sendiri adalah penting, mengingat pembiayaan bank hanya sebagai tambahan pembiayaan dan bukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan.48 Modal sendiri juga akan menjadi bahan pertimbangan bank, sebagai bukti kesungguhan dan tanggungjawab mudharib dalam menjalankan usahanya, karena itu menanggung reiko terhadap gagalnya usaha. Dalam praktiknya, kemampuan Capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self financial , yang sebaiknya jumlahnya lebih besar dari kredit yang diminta kepada bank. Bentuk dari self financing ini tidak selalu harus berupa uang tunai, bisa saja dalam bentuk barang modal seperti tanah, 47 48 Ibid., hlm. 349. Ibid., hlm. 351. 42 bangunan dan mesin-mesin. Besar kecilnya capital ini dapat dilihat dari neraca perusahaan. Yaitu pada komponen Owner Equity, laba yang ditahan, dan lain-lain. Untuk perorangan, dapat dilihat dari daftar kekayaan yang bersangkutan setelah dikurangi utang-utangnya.49 3. Capacity Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon mudharib dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui/mengukur sejauh mana calon mudharib mampu mengembalikan atau melunasi utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya.50 Pengukuran capacity dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, antara lain: a. Pendekatan historis , yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu. b. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus. Hal ini sangat penting untuk perusahaan-perusahaan yang mengandalkan keahlian teknologi tinggi atau perusahaan yang memerlukan profesionalitas tinggi, seperti rumah sakit atau biro konsultan. c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon mudharib mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha untuk mengadakan perjanjian pembiayaan dengan bank. 49 50 Ibid. Ibid. 43 d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan customer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan. e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon mudharib mengelola faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan/mesin-mesin, administrasi dan keuangan, industrial relation, sampai pada kemampuan merebut pasar.51 4. Collateral Collateral adalah barang yang diserahkan mudharib sebagai agunan terhadap pembiayaan yang diterimanya. Collateral harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban finansial mudharib kepada bank. Penilaian terhadap agunan ini meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan, dan status hukumnya.52 Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan, bisa jug collateral yang tidak berwujud, seperti jaminan pribadi (borgtocht), letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi, dan avalis. Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari dua segi, yaitu : a. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan diagunkan. 51 52 Ibid. Ibid., hlm. 352. 44 b. Segi yuridis, yaitu apakah agunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai agunan. Risiko pemberian pembiayaan dapat dikurangi sebagai atau seluruhnya dengan meminta collateral yang baik kepada customer.53 5. Condition of Economy Condition of Economy adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan pada suatu saat mempengaruhi kelancaran perusahaan calon mudharib.54 Untuk mendapatkan gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai beberapa hal, antara lain : a. Keadaan konjungtur. b. Peraturan-peraturan pemerintah. c. Situasi, politik, dan perekonomian dunia. d. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran.55 Kondisi ekonomi yang perlu disoroti mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Pemasaran : kebutuhan, daya beli masyarakat, luas pasar, perubahan mode, bentuk persaingan, peranan barang substitusi , dan lain-lain. 53 Ibid. Ibid. 55 Ibid. 54 45 b. Teknis produksi : perkembangan teknologi, tersedianya bahan baku, dan cara penjualan dengan system cash atau pembiayaan. c. Peraturan pemerintah : kemungkinan pengaruhnya terhadap produk yang dihasilkan. Misalnya, larangan peredaran jenis obat tertentu.56 6. Constraints Constraints adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya, pendirian suatu usaha pompa bensin yang disekitarnya banyak bengkel-bengkel las atau pembakaran batu-bata. 57 Dari keenam prinsip diatas yang paling perlu mendapat perhatian Account Officer adalah character, dan apabila prinsip ini tidak terpenuhi, maka prinsip lainnya tidak berarti, atau dengan kata lain, permohonannya harus ditolak. 58 D. Sistem Informasi Manajemen 1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Menurut Barry E.Cushing, SIM adalah : ‘Suatu sistem informasi manajemen adalah Kumpulan dari manusia dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk mengahasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan 59 pengendalian’. (Jogiyanto,2005,14). 56 Ibid. Ibid. 58 Ibid., hlm. 353. 59 http://ediharukaze.blogspot.com/2013/10/pengertian-sistem-informasi-manajemen.html, diakses tanggal 5 Juni 2014. 57 46 Menurut Frederick H.Wu SIM adalah : ‘Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen’.(Jogiyanto,2005,14).60 Menurut Gordon B.Davis dalam buku ‘Kerangka dasar SIM’, SIM adalah : ‘ Sistem Informasi Manajemen adalah Suatu serapan teknologi baru kepada persoalan keorganisasian dalam pengolahan transaksi dan pemberian informasi bagi kepentingan keorganisasian’. (Gordon B.Davis,1985;23).61 Masih menurut Gordon.B Davis, dalam buku ‘Analisis dan Desain informasi’ SIM’, adalah : ‘Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk menyediakan semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi. Jogiyanto,2005,15).62 Menurut George M.Scott, dalam buku ‘Prinsip-prinsip SIM’ adalah: ‘Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian Sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar criteria mutu yang telah ditetapkan’.63 Jadi dari beberapa definisi tersebut, dapat dirangkum bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen. 60 Ibid. Ibid. 62 Ibid. 63 Ibid. 61 47 2. Tujuan Sistem Informasi Manajemen Tujuan SIM adalah Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian serta dalam pengambilan keputusan. Pada dasarnya sistem informasi manajemen ialah berhubungan dengan laporan di masa datang. Lain dengan sitem informasi akuntansi yang lebih menekankan pada laporan masa lalu. Contoh pengambilan keputusan seperti suatu perusahaan yang memperkirakan keadaan ekonomi di masa datang. Apabila keadaan ekonomi makin memburuk maka dampak masayarakat terhadap daya beli juga menurun. Hal ini membuat manajer perusahaan harus berpikir bagaimana mengatur biaya-biaya produksi yang harus dikeluarkan. Apabila perusahaan menjual barang maka harus dipikirkan berapa harga barang yang dapat ditawarkan serta berapa harga perolehan yang harus diperkirakan. Sehingga peranan manajer disini sangat besar dalam mengambil keputusan manajemen bagi perusahaan. SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat. Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik 48 manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang. Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM : SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.64 3. Fungsi-fungsi Manajemen a. Pengertian Manajemen Manajemen merupakan suatu metode pengelolaan yang baik dan benar, untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan dan menegakkan kebenaran. Menegakkan kebenaran adalah metode Allah yang harus ditaati manusia. Dengan demikian, manajemen yang disusun oleh manusia. Dengan demikian manajemen yang disusun oleh manusia untuk menegakkan kebenaran itu wajib.65 b. Fungsi-Fungsi Manajemen 1. Fungsi Perencanaan / Planning 64 http://joejoe.blogdetik.com/2010/12/25/tujuan-sistem-informasi-manajemen/, diakses tanggal 5 Juni 2014 65 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta:Azkia Publisher, 2009), hlm. 104. 49 Perancanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal.66 2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan. Pengorganisasian atau perencanaan dan pengembangan organisasai adalah meliputi pembagian kerja yang logis, penetapan garis tanggung jawab dan wewenang yang jelas, pengukuran pelaksanaan dan prestasi yang dicapai.67 3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading / Actuating Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya. 4. Fungsi Pengendalian / Controling Kelancaran operasi bank adalah kepentingan utama bagi manajemen puncak (top management). Melalui pengawasan para manajer dapat memastikan tercapai atau tidaknya harapan mereka. Pengawasan juga dapat membantu mereka mengambil keputusan yang lebih baik. 66 Didin Hafifuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm. 77. 67 Ibid, Arifin, Dasar-dasar ,...,hlm. 123. 50 Kata pengawasan dipakai sebagai arti harfiah dari kata controlling. Dengan demikian pengertian pengawasan meliputi segala kegiatan penelitian, pengamatan dan pengukuran terhadap jalannya operasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan, penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang diminta, melakukan tindakan koreksi penyimpangan, dan perbandingan antara hasil (output) yang dicapai dengan masukan (input) yang digunakan.68 4. Teknologi Laporan-laporan yang dihasilkan dari proses pengawasan itu harus disusun dalam suatu format yang sistematis, agar dapat digunakan dengan segera dan mudah sebagai bahan pengambilan keputusan secara tepat dan cepat. Kemajuan teknologi informasi telah memungkinkan sistem informasi manajemen memiliki kesanggupan memberikan berbagai jenis informasi dengan cepat dan akurat serta memberikan fleksibilitas dalam cara penyajiannya. Melalui laporan ini para manajer dapat memperoleh informasi atau data yang tidak termuat dalam laporan reguler, yang dibutuhkan untuk menghadapi keadaan tertentu.69 Komputer merupakan alat yang saat ini pasti kita temui dalam perbankan. Komputer merupakan alat yang dapat diprogram untuk mencatat data, mengolah data, dan menyajikan informasi. Data yang 68 69 Ibid., hlm. 135. Ibid., Dasar-dasar Manajemen,..., hlm. 138. 51 diolah dan informasi yang disajikan sudah sangat bervariasi. Di satu bidang, data dan informasi dapat berbentuk angka dan tulisan. Di aplikasi yang lain, data dan informasi dapat berbentuk gambar atau suara. Bahkan juga bisa berbentuk musik dan gerakan. Karena datanya sangat bervariasi maka bentuk komputer pun juga dapat digolongkan berdasarkan70: 1. Ukuran fisik 2. Prosesor 3. Sistem operasi yang digunakan 4. Kegunaan atau fungsinya Ilmu manajemen (management science) merupakan sarana pendukung yang canggih dalam mengambil keputusan (decision making) secara praktis, yang ditujukan kepada pemecahan masalah perusahaan yang luas dengan teknik-teknik khusus. Penggunaan ilmu manajemen dalam Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu kemajuan yang luar biasa dari cara pengumpulan informasi yang tidak terorganisasi dan manajemen berdasarkan pengalaman ”perasaan”. Dalam ilmu manajemen para manajer diwajibkan untuk menyatakan masalah dan asumsinya secara teliti, biasanya dalam bentuk kuantitas atau suatu ukuran, agar mereka dapat memperoleh uraian yang lebih baik tentang masalahnya. Bila ini diterapkan pada desain dari sistem-sistem organsasi dan operasional untuk memecahkan masalah, ilmu manajemen memanfaatkan volume yang besar dari pengetahuan manusia dalam berbagai bidang yang berkaitan. Oleh 70 Wing Wahyu Winarno, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006), hlm. 52. 52 karena itu, sistem untuk pemecahan masalah (problem solving) dapat dirancang, agar lebih efektif dan lebih efisien bagi seluruh organisasi.71 Berbagai teknik dari ilmu juga dimaksudkan di dalam sistem tersebut. Pada dasarnya, teknik-teknik ini bila digunakan dengan komputer-komputer modern, memberikan keputusan yang telah diprogramkan dalam memecahkan berbagai masalah kecil dalam sistemnya. Pemecahan optimum dari masalah-masalah kecil ini dapat diperoleh dalam waktu beberapa menit saja. Tanpa kemampuan komputasi dari alat komputer, teknik ilmu manajemen ini biasanya tidak dapat diterapkan dalam batas-batas waktu yang diperlukan dalam operasi yang relistis. Maka dari itu alat komputer dan ilmu manajemen bergabung untuk membebaskan manusia dari tindakan pengambilan keputusan yang tidak terprogram.72 E. Sistem Informasi Manajemen sebagai Pengelolaan Pembiayaan Talangan Haji a. Tahapan Perencanaan Perancanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal.73 71 G. Murdick, Joel E. Ross, James R. Clanggett. Sistem Informasi untuk Manajemen Modern, (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 424. 72 Ibid. 73 Didin Hafifuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm. 77. 53 Sebuah perencanaan berawal dari sebuah analisis kebutuhan.74 Analisis kebutuhan dan kemampuan bisa berarti analisis yang bersifat psikis dapat digambarkan dengan masyarakat yang merasa tidak butuh, sehingga perlu diberikan penyadaran. Penyadaran ini dilakukan agar masyarakat merasa bahwa proyek ini memang dibutuhkan. Dari situlah berawalnya analisis kebutuhan. Disamping analisis kebutuhan dan kemampuan, perlu dilakukan pula analisis kekuatan dan kelemahan (analisis SWOT). Apakah sesuatu yang telah direncanakan merupakan sesuatu yang sesuai dengan kemampuan? Bagaiamana dengan kendala-kendala dan kelemahankelemahannya? Jika dalam menyusun perencanaan telah mengetahui kekurangan serta kelemahannya, hal itu sebuah tahapan yang sangat bagus. Sebuah perencanaan yang sangat matang, mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan, kemudian berusaha mengatasi kelemahankelemahan itu. Dua macam analisis ini (analisis kebutuhan dan analisis SWOT) merupakan awal dari sebuah perencanaan yang baik. Tahapan pertama adalah analisis kebutuhan, kedua adalah analisis kemampuan, dan ketiga adalah penyusunan langkah kerja.75 “Perencanaan yang matang dalam suatu aktifitas kita sangatlah penting, semua hal terlebih dahulu kita rencanakan secara seksama untuk meminimalisir hal-hal yang dapat menghambat aktifitas kita. 74 75 Ibid. Ibid., hlm. 85-86. 54 Kita sebagai umat muslim pasti menginginkan untuk memenuhi panggilan Allah SWT ke tanah suci. Seiring berjalannya waktu, untuk menunaikan ibadah Haji khususnya di Propinsi Lampung, apabila saat ini kita telah mempunyai dana yang cukup untuk pergi ke tanah suci maka paling cepat kita dapat berangkat pada tahun 2015 (masa tunggu 4 tahun), bayangkan apabila dana yang kita miliki belum dapat untuk mendapatkan porsi haji akan tetapi kita menginginkan berangkat secepatnya ke tanah suci sedangkan kita memiliki kemampuan untuk mengangsur setiap bulannya. Untuk mengakomodir atau membantu para calon jemaah haji yang ingin segera mendapatkan porsi haji, sekarang banyak penawaran dari berbagai Bank Syariah.76 b. Tahapan Pengorganisasian Dalam sebuah organisasi, ada jabatan-jabatan yang terkait dengan kekuasaan. Bagaimana Islam memandang kekuasaan tersebut? Kekuasaan adalah sebuah amanah. Kekuasaan yang merupakan amanah adalah peluang yang diberikan oleh Allah SWT. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum. Jika ada seseorang diangkat sebagai manajer atau pemimpin perusahaan, maka harus dipahami bahwa hal itu adalah sebuah amanah. Artinya, orang itu diberi amanah untuk memajukan perusahaan dan meyejahterakan masyarakat, baik masyarakat perusahaan itu sendiri maupun di luar. Jadi, kekuasaan 76 http://staff.unila.ac.id/gigih/2011/04/13/naik-haji-sesuai-rencana-dengan-pembiayaandana-talangan-haji-dari-bank-syariah/ , diakses tanggal 5 Juni 2014. 55 pada dasarnya akan menggiring pemiliknya untuk melakukan pelayanan. Semakin tinggi kekuasaan seseorang, maka ia harus semakin meningkat pelayanannya kepada masyarakat.77 c. Tahapan Pelaksanaan (Actuating) Pada tahap pelaksanaan pembiayaan, pengawasan tetap harus dilakukan dengan intensif, karena menurut pengalaman ketika usaha nasabah diberikan pembiayaan sampai dengan tahap-tahap awal diperolehnya fasilitas pembiayaan, usaha nasabah dan pemenuhan kewajibankewajibannya berjalan dengan baik.78 d. Tahapan pengawasan 1. Pengertian pengawasan Pengawasan dalam pandangan Islam dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, megoreksi yang salah, dan membenarkan yang hak. Pengawasan (control) dalam ajaran Islam (hukum syariah), paling tidak terbagi menjadi dua hal. Pertama, kontrol yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari tauhid dan keimanan kepada Allah SWT. Seseorang yang yakin bahwa Allah pasti mengawasi hamba-Nya, maka ia akan bertindak hati-hati. Kedua, sebuah pengawasan akan lebih efektif jika sistem pengawasan tersebut juga dilakukan dari luar diri sendiri. Sistem pengawasan itu dapat terdiri atas mekanisme pengawasan dari pimpinan yang berkaitan dengan 77 78 Hafifuddin, Manajemen Syariah,...,hlm. 101-102. Veithzal Riva’i, Islamic Financial Management, (Jakarta: RajaGrafindo, 2008), hlm. 534. 56 penyelesaian tugas yang telah didelegasikan, kesesuaian antara penyelesaian tugas dan perencanaan tugas, dan lain-lain.79 Pengawasan yang baik adalah pengawasan yang telah built in ketika menyusun sebuah program. Dalam menyusun program, harus sudah ada unsur kontrol di dalamnya. Tujuannya adalah agar seseorang yang melakukan sebuah pekerjaan merasa bahwa pekerjaannya itu diperhatikan oleh atasan, bukan pekerjaan yang tidak diacuhkan atau dianggap enteng. 80 Sistem pengawasan yang baik tidak dapat dilepaskan dari pemberian punishment (hukuman) dan reward (imbalan). Jika seorang karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik, maka karyawan tersebut sebaiknya diberi reward. Bentuk reward itu tidak mesti materi, namun dapat pula dalam bentuk pujian, penghargaan yang diutarakan di depan karyawan lain, atau bahkan promosi (baik promosi belajar maupun promosi naik pangkat atau jabatan). Jika seorang karyawan melakukan pekerjaan dengan berbagai kesalahan, maka karyawan tersebut sebaiknya diberi punishment. Bentuk punishment pun bermacam-macam, mulai dari teguran, peringatan, skors, bahkan hingga pemecatan (resign). Reward dan punishment ini merupakan mekanisme pengawasan yang sangat penting.81 79 Ibid., hlm. 156-157. Ibid., hlm 158. 81 Ibid., hlm. 158. 80 57 2. Mekanisme kontrol Mekanisme kontrol dapat dilakukan dengan cara pengawasan langsung. Jika seseorang ditunjuk untuk menjabat sebagai manajer di suatu perusahaan, maka pemilik perusahaan harus mengirim orang untuk mengawasi langsung gerak-geriknya. Pengawasan yang bersifat langsung memang pengawasan yang semestinya dilakukan bagi karyawan baru, bukan bagi karyawan lama. Jika karyawan lama yang telah teruji kepercayaan dan amanahnya, masih juga diawasi dengan cara mengirim orang lain untuk mengawasinya langsung gerak-geriknya, maka hal itu dapat berakibat negatif. Bagi karyawan lama, ada mekanisme yang lebih elegan, misalnya dengan pelaporan yang jelas, tercatan dan terukur.82 3. Pengawasan Langsung di Bank Syariah Pengawasan langsung di bank syariah boleh-boleh saja dilakukan. Jadi, begitu ada pengusaha yang mengajukan proposal dan disetujui untuk dibiayai, maka mekanisme kontrol agar pengusaha itu bertindak dengan benar, dikirimlah orang bank syariah untuk langsung duduk di manajemen perusahaa yang dibiayai itu. Hal yang harus diingat adalah jika seseorang pengusaha mengajukan proposal, tentu saja jalan yang terbaik adalah dengan tidak langsung disetujui, walaupun pengusaha yang mengajukan proposal itu merupakan pengusaha yang dianggap baik penampilan dan ucapannya. 82 Ibid., hlm. 163. 58 Perlu kita ingat bahwa kebiasaan dalam pengajuan proposal bisnis adalah keuntungan yang terus-menerus, sehingga menarik investor atau bank untuk memberikan modal. Padahal pada kenyataannya, sebuah bisnis tidak selamanya meguntungkan. Ada kalanya untung dan ada kalanya merugi. Hal yang terpenting sebenarnya adalah menciptakan mekanisme pengawasan yang diharapkan berjalan dengan baik, sehingga ketika pihak bank menempatkan orang di perusahaan yang dibiayai, maka pengusaha yang mendapatkan kepercayaan itu benar-benar terus berkembang dan meningkatkan usahanya.83 F. Penelitian Terdahulu Zainal Arifin dengan judul “Bagaimana Bank Syariah Mandiri Cabang Malang membangun komunikasi pemasaran pada produk pembiayaan dana talangan haji”. Tahun 2010, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Rumusan Masalah: Bagaimana mekanisme pembiayaan yang digunakan antara LKS dan nasabah dalam pembiayaan talangan haji?; dan Bagaimana tinjauan akad menurut ekonomi Islam yang digunakan pada pembiayaan talangan haji ini?. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu riset kepustakaan (library research), dan riset lapangan (field research). Analisis data yang digunakan adalah kualitatif yaitu dengan menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian 83 Ibid., hlm. 163-164. peneliti menyimpulkan bahwa pembiayan 59 talangan haji di Bank BNI Syariah ini bertujuan untuk mempermudah nasabah pemohon talangan haji untuk menunaikan ibadah haji namun belum memiliki dana yang cukup untuk memperoleh kursi haji yang berkisar antara Rp. 20.000.000,- sampai Rp. 25.000.000,-. Selain itu, talangan haji bagi Bank BNI Syariah sebagai salah satu produk potensial yang sedang berkembang mengingat peminat orang yang ingin berhaji di Indonesia sangat tinggi sampai waiting list antara 3 sampai 5 tahun. Dalam pembiayaan talangan haji ini akad yang digunakan antara bank dan nasabahnya menggunakan akad ijarah atau sewa. Dengan kata lain, bank menyewakan kursi haji yang telah dibayarkan kepada departemen agama, lalu nasabah melunasi biaya yang telah ditalangkan tadi ke pihak BNI Syariah dengan biaya dan mekanisme yang telah disepakati ditambah uang administrasi dan ujroh.84 Asmi Dahlia Kuswanti dengan judul “Implementasi Prosedur dan Perhitungan Ujroh Dana Talangan Haji Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang”. Tahun 2012, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Rumusan masalah: Bagaimana implementasi prosedur dana talangan haji PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang?, dan Bagaimana perhitungan ujroh dana talangan haji PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang?. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu riset kepustakaan (library research), dan riset lapangan (field research). Analisis data yang 84 Zainal Arifin, 2010. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, skripsi dengan judul “Bagaimana Bank Syariah Mandiri Cabang Malang membangun komunikasi pemasaran pada produk pembiayaan dana talangan haji”, dalam http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1139/1/ZAINAL%20ARIFINFSH.PDF, diakses tanggal 25 Mei 2014. 60 digunakan adalah kualitatif yaitu dengan menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyimpulkan bahwa: 1. Implementasi prosedur dana talangan haji PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang, diantaranya adalah: a. Perencanaan (Planning): penggunaan akad Qard, analisis pembiayaan, melihat kondisi nasabah, dana talangan yang ditawarkan, penetapan upah jasa atau ujroh dan penetapan pembayaran.Pengorganisasian: pengurusan pembiayaan diberikan pada Relationship Manager BMI Cabang Malang membawahi kantor pembantu Batu dan Pasuruan. b. Pelaksanaan: mulai dari permohonan pembiayaan, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah komite pembiayaan, pembukaan rekening, surat legal dan prinsip, penandatanganan akad, pencairan dana talangan haji, jaminan yang diberikan. c. Pengawasan: penerapan analisis 5C’S sudah efektif. 2. Perhitungan upah jasa (ujroh) Pada prakteknya bank tidak mengambil keuntungan dari pembiayaan yang dilakukan, namun bank mengambil keuntungan dari biaya administrassi yang dilakukan berupa (ujroh). Biaya tersebut sebesar Rp. 2.500.000,-, biaya tersebut meliputi; biaya kertas, biaya pengurusan haji dll, untuk setiap pembiayaan dana talangan haji yang diinginkan oleh 61 nasabah, serta sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh nasabah dalam pengurusan pembiayaan tersebut.85 Ihdini Maulida Rahmah dengan judul “Manajemen Pengelolaan Dana tabungan Haji Pada Bni Syariah Cabang Jakarta Selatan. Tahun 2010, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Rumusan masalah: Bagaimana pengelolaan dana tabungan haji di BNI Syariah, Bagaimana pola kerjasama yang dilakukan BNI Syariah dengan Kementrian Agama RI dalam pengelolaan haji?, dan Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluan dan ancaman dalam mengelola dana haji yang dilakukan oleh BNI Syariah?. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi, observasi dan wawacara. Analisis data menggunakan data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang diteliti menyimpulkan bahwa: 1. Pengelolan dana tabungan haji di Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan dengan menggunakan pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of fund approach). Dimana dana yang diperoleh dari berbagai sumber diperlukan sebagai dana tunggal, sehingga sumber dana tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis dan sifat sumber dana. Selanjutnya, dana dialokasikan berdasarkan prioritas dan strategi perusahaan. Akad yang diguanakan dalam tabungan haji ini adalah mudharabah mutlaqah sehingga bank dengan bebas menginvestasikan dana tersebut ke 85 Asmi Dahlia Kuswanti. 2012, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. dengan judul “Implementasi Prosedur dan Perhitungan Ujroh Dana Talangan Haji Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang”, dalam http://lib.uinmalang.ac.id/?mod=th_viewer&id=chapter_v/07510019.ps, diakses tanggal 5 Juni 2014. 62 sektor-sektor produktif seperti pembiayaan kepemilikn rumah (KPR), pembiayaan modal usaha kecil dan menengah sesuai dengan prinsip syariah. Nasabah penabung mendapatkan bagi hasil dari investasi itu. 2. BNI Syariah tidak melakukan kerjasama dengan Pemerintah dalam hal pengelolaan dana tabungan haji. BNI Syariah hanya sebagai Bank Penerima Setoran (BPS). BNI Syariah juga tidak melakukan kerjasama dengan KBIH-KBIH yang ada. 3. Hasil dari analisa SWOT yang dilakukan BNI Syariah memiliki kekuatan brand image yang sudah dikenal oleh masyarakat. BNI telah memberikan pelayanan yang baik selama bertahun-tahun dan BNI sebagai salah satu pelopor yang membuka UUS. Hal ini memberikan kepercayaan di dalam masyarakat untuk mengelola dananya di BNI Syariah. Dalam pengelolaan dana tabungan haji BNI Syariah memutar dana tersebut ke pembiayaan yang ada di BNI Syariah itu sendiri dengan menggabungkan semua dana dari masyarakat ke dalam satu pool dana. Penyaluran dana tabungan haji yang sebatas hanya kerjasama dengan Pemerintah dan KBIH-KBIH, sehingga sosialisasi kepada masyarakat kurang optimal. Peluang yang dapat diraih BNI Syariah yaitu jumlah jamaah yang ingin pergi haji dari tahun ke tahun meningkat, dapat dilihat dari jumlah nasabah tabungan haji BNI Syariah pada per Des 2008 adalah 295 rekening meningkat pada per 63 Des 2009 menjadi 425 rekening. Sedangkan, ancaman yang dihadapi adalah persaingan antar bank konvensional maupun bank syariah.86 Untuk peneliti yang pertama dan kedua memiliki persamaan dalam metode pengumpulan data yaitu menggunakan riset kepustakaan (library research), dan riset lapangan (field research, sedangkan peneliti yang ketiga menggunakan dokumentasi, observasi dan wawacara. Untuk analisis datanya mereka sama-sama kualitatif. Persamaan penelitian ini dengan penetian terdahulu adalah metode yang digunakan menggunakan dokumentasi, observasi dan wawancara serta analisis datanya sama-sama kualitatif. Untuk isi yang diteliti itu berbeda, dalam penelitian skripsi peneliti lebih meneliti tentang sistem informasi manajemen ke-IT (informatic teghnology)nya seperti apa dalam memanajemen pengelolaan dari pembiayaan dana talangan haji tersebut. Sehingga, kita mengetahui apa “sistem informasi manajemen atas pembiayaan dana talangan haji dalam upaya meningkatkan manajemen control pada bank syariah”. 86 Ihdini Maulida Rahmah, 2010. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, skripsi dengan judul “Manajemen Pengelolaan Dana tabungan Haji Pada Bni Syariah Cabang Jakarta Selatan, dalam http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3534/1/IHDINI%20MAULIDA%20RA HMAH-FSH.pdf, diakses tanggal 5 Juni 2014. 64 G. Kerangka Berfikir Nasabah Naik Haji Pembiayaan Talangan Haji Bank Syariah Prosedur Pembiayaan Talangan Haji Sistem Informasi Manajemen Kandepag Gambar 2.1. Keterangan kerangka berfikir: Kerangka befikir diatas menjelaskan nasabah yang menginginkan untuk melaksanakan naik haji, namun nasabah ini mengalami kesusahan dalam mengalokasikan dananya untuk haji. Oleh sebab itu, mereka para nasabah tersebut memerlukan adanya pembiayaan talangan haji dan fasilitas ini disediakan oleh bank syariah. Kemudian di dalam bank syariah tersebut akan diberikan prosedur pembiayaan talangan haji, dimana prosedur pembiayaan talangan haji tersebut haruslah sesuai dengan sistem ekonomi syariah. Selain itu nasabah juga harus memiliki formulir SPPH yang telah dilegalisir 65 Kemenag setempat, karena formulir SPPH merupakan syarat dari pengajuan pembiayaan talangan haji. Sistem informasi manajemen pada prosedur pembiayaan talangan haji akan memproses pengajuan talangan haji. setelah pengajuan pembiayaan telah disetujui maka manajemen menghubungi Menag guna mendaftarkan nasabah sebagai calon jamaah haji.