bab ii kajian pustaka - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bank Syariah
Istilah lain yang digunakan untuk sebutan bank Islam adalah Bank
Syariah. Secara akademik, istilah Islam dan Syariah memang mempunyai
pengertian yang berbeda. Namun secara teknis untuk penyebutan Bank Islam
dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang sama.
Menurut ensiklopedi Islam, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengopersiannya disesuaikan dengan
prinsip-prinsip Syariat Islam.
Berdasarkan rumusan tersebut, bank Islam berarti bank yang tata cara
beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam, yakni
mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Al-hadis. Sedangkan
pengertian “muamalat adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun antara perorangan
dengan masyarakat. Muamlah ini meliputi bidang kegiatan jual-beli (ba’e),
bungan (riba), piutang (qoroah), gadai (rohan), memindahkan utang
(hawalah), bagi untung dalam perdagangan (qiro’ah), jaminan (dhomah),
persekutuan (syirqoh), persewaan dan perburuhan (ijaro).
Didalam opersionalnya Bank Islam harus mengikuti dan atau
berpedoman kepada praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman
18
19
Rasulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak
dilarang oleh Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad
para ulama atau cendekiawan Muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan
Al-Quran dan Hadis.1
Pengertian Bank Syariah juga dapat mengacu pada Undang-Undang
Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang perbankan. Pasal yang
menjelaskan tentang hal ini yakni pada pasal 1 ayat 2 dan pada pasal 1 ayat 7.
Pada pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Sedangkan pada pasal
1 ayat 7 menyebutkan pengertian bank syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri
atas bank umum syariah dan bank pembiayaan syariah. 2
Berikut ini ada beberapa pendapat dari para ahli sehubungan dengan
pengertian Bank Syariah, yakni :
1. Muhammad (2002) dalam buku "Manajemen Bank Syariah" menuliskan
bahwa
definisi
Bank
Syariah
sebagai
bank
yang
aktivitasnya
meninggalkan masalah riba atau bank yang beroperasi dengan tidak
mengandalkan pada bunga. Dijelaskan pula bahwa Bank Syariah
merupakan suatu lembaga keuangan dimana usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
1
Warkum Sumitro, Asa-asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait. (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 5
2
http://tipsserbaserbi.blogspot.com/2014/03/pengertian-bank-syariah.html, diakses tanggal
5 juni 2014
20
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syariat Islam. Disamping itu berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi
di sektor riil melalui aktivitas usaha (jual beli, investasi, dan lain-lain)
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, yakni aturan perjanjiannya
berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain baik dari segi
penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha sesuai dengan
prinsip syariah. Prinsip yang dimaksud ada yang bersifat mikro, ada pula
yang bersifat makro. Secara ringkas, nilai-nilai makro tersebut meliputi :
kemaslahatan, keadilan, sistem zakat, bebas dari riba, bebas dari usaha
spekulatif dan tidak produktif seperti : perjudian (maysir), hal-hal yang
meragukan (gharar), hal-hal rusak atau tidak sah (bathil) serta
pemanfaatan uang sebagai alat tukar. Sedangkan nilai-nilai mikro yang
dimaksud mencakup sifat-sifat mulia yang menjadi tauladan dari
Rasulullah SAW (shidiq, tablig, amanah, dan fathonah).3
2. Susilo, Triandaru dan Totok (1992) dalam Buku "Apa dan Bagaimana
Bank Islam" dijelaskan dalam buku tersebut bahwa bank syariah adalah
bank yang dalam kegiatannya, baik dalam menghimpun dana maupun
dalam rangka menyalurkan dananya menggunakan imbalan berdasarkan
prinsip syariah (bagi hasil bank syariah).4
3. Karnaen Perwataatmaja dan Muhammad Syafe'i Antonio (1992) dalam
buku "Apa dan Bagaimana Bank Islam" dalam penjelasannya pengertian
bank syariah masuk dalam kategori bank Islam. Bank Islam memiliki dua
3
4
Ibid.
Ibid.
21
perbedaan definisi bank Islam : (1) Bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah Islam dan (2) Bank yang tata cara dalam operasinya
berdasarkan pada ketentuan Al Qur'an dan Hadits. 5
Bank Syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan
pertentangan antara bunga bank dengan riba. Adanya Bank Islam diharapkan
dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank Islam. Melalui
pembiayaan ini bank Islam dapat menjadi mitra dengan nasabah, sehingga
hubungan bank Islam dengan nasabah tidak lagi sebagi kreditur dan debitur
tetapi menjadi hubungan kemitraan.6
Didalam opersionalnya Bank Islam harus mengikuti dan atau
berpedoman kepada praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman
Rasulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak
dilarang oleh Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad
para ulama atau cendekiawan Muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan
Al-Quran dan Hadis.7
Munculnya Bank Muamalat Indonesia
Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992
adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak
terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan
syariah di Indonesia akan terus berkembang. Bila pada periode tahun 19925
Ibid.
Muhammah manajemen Bank Syariah Edisi Revisi, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,
2005), hlm.13
7
Warkum Sumitro, Asa-asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait. (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 5
6
22
1998 hanya ada satu unit Bank Syariah, maka pada tahun 2005, jumlah bank
syriah di Indonesia telah bertambah menjadi 20 unit, yaitu 3 bank umum
syariah dan 17 unit usaha syariah. Sementara itu, jumlah Bank Perkreditan
rakyat Syariah (BPRS) hingga akhir tahun 2004 bertambah menjadi 88 buah.8
Gagasan berdirinya Bank Islam di Indonesia lebih konkret pada saat
lokakarya “Bunga Bank dan Perbankan” pada tanggal 18-20 Agustus 1990.
Ide tersebut ditindaklanjuti dalam Munas IV Majelis Ulama Indonesia (MUI)
di hotel Sahid tanggal 22-25 Agustus 1990. Setelah itu MUI membentuk suatu
Tim Steering Committe yang diketahui oleh Dr. Ir. Amin Aziz. Tim ini
bertugas untuk mempersiapkan segala suatu yang berkaitan dengan berdirinya
Bank Islam di Indonesia. Untuk membantu kelancaran tugas-tugas Tim MUI
ini dibentuklah tim Hukum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di
bawah ketua Drs. Karnaen Perwaatmadja, M.P.A. Tim ini bertugas untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut aspek hukum dari Bank
Islam.9 Karena baik pada proses berdirinya maupun pada saat beroperasinya,
Bank Islam selalu berhubungan dengan aspek hukum.
Selain mempersiapkan proses berdirinya Bank Islam baik segi
administrasi maupun pendekatan-pendekatan dan konsolidasi dengan pihakpihak terkait, Tim MUI juga mempersiapkan aspek sumber daya manusia,
yaitu menyelenggarakan training calon staf BMI Management Development
Program (MDP) di LPPI yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh
menteri muda keuangan Nasrudin Sumerutapura.
8
9
Adiwarman A.Karim, Bank Islam. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 25.
Ibid., hlm. 83.
23
Tahap awal berdirinya BMI lembaga keuangan tentu membutuhkan
dana. Oleh karena itu tugas Tim MUI juga melobi pengusaha-pengusaha
Muslim untuk pemegang saham pendiri.
Tim MUI ternyata dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, terbukti dalam waktu 1 tahun sejak ide
berdirinya Bank Islam tersebut, dukungan umat Islam dari berbagai pihak
sangat kuat. Setelah semua persyaratan terpenuhi pada tanggal 1 November
1991 dilakukan penandatanganan akte pendirian Bank Mu’amalat Indonesia
(BMI) di Sahid Jaya Hotel dengan akte Notaris Yudo Paripurno, S.H. dengan
izin Menteri Kehakiman No. C.2.2413.HT.01.01. Akhirnya, dengan izin
prinsip Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1223 / MK.013 /
1991 tanggal 5 November 1991, Izin Usaha Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. 430 / KMK: 013 / 1992, tanggal 24 April 1992 pada
tanggal 1 mei 1991 BMI bisa memulai operasi untuk melayani kebutuhan
masyarakat melalui jasa-jasanya.
Tujuan
bank
Muamalat
Indonesia
harus
disesuaikan
dengan
bermuamalat menurut ketentuan syariat Islam serta dan kondisi di Indonesia,
baik di bidang ekonomi, sosial budaya, hukum maupun politik. Pentingnya
penyesuaian tersebut agar kehadiran Bank Muamalat Indonesia yang relatif
lebih baru daripada bank-bank konvensional tidak menimbulkan benturanbenturan, bahkan pertentangan satu sama lain. Sehingga BMI diharapkan
dapat hidup berdampingan dan berkompetensi secara sehat dengan bank-bank
yang telah ada dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional.
24
Dengan demikian BMI akan terjamin kelangsungan hidupnya di tanah air
Indonesia. 10
B. Produk-produk Bank Muamalat Indonesia
1. Produk Penghimpuanan Dana (Funding Products)
a. Shar-‘e
Shar-‘e
adalah
tabungan
instan
investasi
syari’ah
yang
memadukan kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam
satu kartu dan dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia. Hanya
dengan Rp 125.000, langsung dapat diperoleh satu kartu Shar-‘e
dengan saldo awal tabungan Rp 100.000, sebagai sarana menabung
berinvestasi di Bank Muamalat. Shar-‘e dapat dibeli melalui kantor
pos. diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil
kompetitif. Tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 jaringan ATM
BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (phone banking 24 jam
untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history transaksi, transfer
antara rekening sampai dengan 50 juta dan berbagai pembayaran).11
b. Tabungan Ummat
Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di
Counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia maupun di Gerai
Muamalat yang penarikannya dapat dilakukan di seluruh Counter Bank
Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan jaringan
10
Ibid., hlm. 83.
http://www.muamalatbank.com/home/produk/pembiayaan_talangan_haji, diakses tanggal
25 Mei 2014.
11
25
ATM Bersama. Tabungan Ummat dengan Kartu Muamalat juga
berfungsi sebagai akses debit di seluruh Merchant Debit BCA/PRIMA
di seluruh Indonesia. Nasabah memperoleh bagi hasil yang berasal dari
pendapatan Bank atas dana tersebut.12
c. Tabungan Muamalat Gold
Tabungan muamalat gold ini memiliki multi fasilitas, yaitu dapat
diigunakan untuk beragam jenis transaksi. Yang tentunya mempunyai
keamanan, karena tabungan muamalat gold dilengkapi dengan kartu
VISA Debit Gold yang memiliki chip pengaman. Tentunya muamalat
gold juga lengkap dan nyaman, karena memiliki fitur untuk memenuhi
seluruh kebutuhan transaksi dengan akses jaringan yang luas.
Diantaranya fasilitas ATM muamalat, AtM bersama dan ATM prima
serta seluruh ATM didunia yang berlogo Visa. Mempunyai lebih dari
400 kantor cabang muamalat diseluruh Indonesia dan malaysia.
Mempunyai SOPP ( System Online Payment Point) di kantor pos
seluruh Indonesia memudahkan nasabah untuk melakukan penyetoran.
Tabungan muamalat gold juga mempunyai fasilitas phone banking,
mobile banking, dan internet banking. Yang terakhir mempunyai
fasilitas kartu Visa Debit Gold untuk transaksi pembayaran di
merchant Visa di seluruh dunia. Untuk keunggulan yang terakhir pada
tabungan muamalat gold mempunyai bagi hasil yang tinggi, biaya
12
Ibid.
26
administrasi rendah dan bebas biaya transaksi debit diseluruh merchant
Visa.13
d. Tabungan Haji Arafah
Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan niat
nasabah untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan membantu
nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan
keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas
asuransi jiwa, Insya Allah pelaksanaan ibadah haji tetap terjamin.
Dengan keistimewaan tersebut, nasabah Tabungan Arafah bisa
memilih jadwal waktu keberangkatannya sendiri dengan setoran tetap
tiap bulan, keberangkatan nasabah terjamin dengan asuransi jiwa,
apabila penabung meninggal dunia, maka ahli waris otomatis dapat
berangkat. Tabungan haji Arafah juga menjamin nasabah untuk
memperoleh
porsi
keberangkatan
(sesuai
dengan
ketentuan
Departemen Agama) dengan jumlah dana Rp 32.670.000 (Tiga puluh
dua juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah), karena Bank Muamalat
telah on-line dengan Siskohat Departemen Agama Republik Indonesia.
Tabungan haji Arafah memberikan keamanan lahir batin karena dana
yang disimpan akan dikelola secara Syari’ah.14
e. Deposito Muamalat
Deposito syariah dalam mata uang rupiah dan US Dollar yang
fleksibel dan memberi hasil investasi yang optimal bagi nasabah.
13
14
Brosur Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.
Ibid.
27
Adapun keunggulan dari deposito muamalat ini, satu menguntungkan
artinya nasabah bisa memperoleh bagi hasil yang sangat menarik dan
optimal setiap bulan. Dua yaitu ketengangan dihati, dana dari investasi
nasabah dikelola oleh bank secara syariah, sehingga memberikan
ketenangan batin kepada nasabah dalam berinvestasi di BMI. Tiga
yaitu fleksibel, tersedia pilihan jangka waktu untuk berinvestasi.
Empat yaitu fasilitas asuransi, untuk deposito Fulinves, nasabah akan
memperoleh fasilitas asuransi jiwa syariah senilai deposito atau
maksimal Rp. 50.000.000/nasabah. Lima sebagai jaminan yang dapat
digunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank
Muamalat.15
f. Deposito Fulinves
Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah
perorangan, dengan jangka waktu enam dan 12 bulan dengan nilai
nominal minimal Rp 2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas
asuransi jiwa yang dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan
atau untuk referensi Bank Muamalat. Nasabah memperoleh bagi hasil
yang menarik tiap bulan.16
g. Giro Muamalat Ultima iB
Produk giro berbasis akad mudharabah yang memberikan
kemudahaan bertransaksi dan bagi hasil yang kompetitif. Sarana bagi
nasabah perorangan maupun non-perorangan untuk memenuhi
15
16
Brosur Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.
Ibid., http://www.muamalatbank.com,...,diakses tanggal 25 Mei 2014.
28
kebutuhan transaksi bisnis sekaligus memberikan imbal hasil yang
optimal.
Sedangkan keunggulan dari giro muamalat ultima iB dapat
memberikan bagi hasil atau profit yang maksimal, kemudahan
pengaturan dalam likuiditas nasabah, tersedianya 2 jenis dari mata
uang yaitu IDR dan USD, dan fasilitas kartu ATM Visa debit gold
untuk para nasabah yang perorangan.17
h. Dana Pensiun Muamalat
Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia
minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45-65
tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000 per
bulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening
Bank Muamalat atau dapat ditransfer dari Bank lain. Peserta juga dapat
mengikuti program WASIAT UMMAT, dimana selama masa
kepesertaan, peserta dilindungi asuransi jiwa sebesar nilai tertentu
dengan premi tertentu. Dengan asuransi ini, keluarga peserta akan
memperoleh dana pensiun sebesar yang diproyeksikan sejak awal jika
peserta meninggal dunia sebelum memasuki masa pensiun.18
i. KPR Muamalat iB
KPR Muamalat iB merupakan fasilitas pembiayaan kepemilikan
hunian sesuai dengan prinsip syariah. Tak hanya memberikan anda
beragam keuntungan tapi juga ketenangan hati dalam bertransaksi.
17
18
Brosur Bank Muamalat Cabang Pembantu Tulungagung.
Ibid., http://www.muamalatbank.com,...,diakses tanggal 25 Mei 2014.
29
Dapat digunakan juga untuk kepemilikan rumah, apartemen, (indent
dan non-indent), ruko, rukan, kios, alih KPR, dan renovasi.
Bank Muamalat juga bekerja sama dengan sejumlah developer
untuk memastikan kemudahan proses kepemilikan properti anda.19
2. Produk Penanaman Dana (Invesment Product)
a. Konsep Jual Beli
1) Murabahah
Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati.20
2) Salam
Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari,
sedangkan pembayaran dilakukan di muka.21
3) Istishna
Adalah kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat
barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari
pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk
membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah
disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir.22
19
Brosur Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), hlm. 101.
21
Ibid., hlm. 108.
22
Ibid., hlm. 113.
20
30
b. Konsep Bagi Hasil
1) Musyarakah
Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha
tertentu,
dimana
masing-masing
pihak
memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko
akan ditanggung sesuai dengan kesepakatan.23
2) Mudharabah
Adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.24
c. Konsep Sewa
1). Ijarah
Adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan (ownership/milikiyyah) atas barang itu sendiri.25
2). Ijarah Muntahia Bittamlik
Adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa
atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan
barang di tangan si penyewa. Sifat pemindahan ini pula yang
membedakan dengan ijarah biasa.26
23
Ibid., hlm. 90.
Ibid., hlm. 95.
25
Ibid., hlm. 117.
26
Ibid., hlm. 118.
24
31
3. Produk Jasa (Service Products)
a. Wakalah
Berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat. Akan
tetapi, yang dimaksud sebagai
al-wakalah dalam hal ini aalah
pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalam hal
yang diwakilkan27. Secara teknis Perbankan, Wakalah adalah akad
pemberian wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang (sebagai pemberi
mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan
dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Segala hak dan
kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang
memberikan kuasa.28
b. Kafalah
Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau
yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti
mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan
berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.29
c. Hawalah
Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain,
merupakan pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang
27
Ibid., hlm. 120.
http://www.muamalatbank.com,...,diakses tanggal 25 Mei 2014.
29
Ibid., Syafi;i, Bank Syariah,..., hlm.123.
28
32
berhutang) menjadi tanggungan muhal ‘alaih atau orang yang
berkewajiban membayar hutang.30
d. Rahn
Adalah menahan salah satu milik si peminjam sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut
memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh
jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya.
Secara sederhana rahn adalah jaminan hutang atau gadai.31
e. Qardh
Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan.32 Menurut teknis Perbankan, qardh adalah
pemberian pinjaman dari Bank ke nasabah yang dipergunakan untuk
kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu
dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian
pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan
bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan
pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus.33
4. Jasa Layanan (Services)
1) Jasa Layanan Internasional Banking (International Banking Service)
a) Remittance
30
Ibid., hlm. 126.
Ibid., hlm. 128.
32
Ibid., hlm. 131.
33
Ibid., http://www.muamalatbank.com,...,diakses tanggal 25 Mei 2014.
31
33
b) Trade Finance
c) Investment Service
2) Jasa Layanan 24 Jam (24 Hours Service)
a) SMS Banking
b) SalaMuamalat
c) Muamalat Mobile Banking
d) Internet Banking
e) Cash Management System
f) PC Banking
g) Transfer
h) Pembayaran zakat, Infak dan Sadaqah (ZIS)
3) Jasa-jasa lain (Others)34
C. Dana Talangan Haji pada Bank Muamalat Indonesia
1. Konsep Dana Talangan Porsi Haji
Dana Talangan Porsi Haji adalah pinjaman yang ditujukan untuk
membantu mendapatkan porsi keberangkatan haji lebih awal, meskipun
saldo tabungan Haji belum mencapai syarat pendaftaran porsi.35
Peruntukkan :
1. WNI : KTP daerah setempat/SIM dan NPWP
2. WNA : Pasport/KITAS/KIMS
34
Buku Pedoman Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.
http://www.muamalatbank.com/home/produk/pembiayaan_talangan_haji, diakses tanggal
25 Mei 2014
35
34
Benefit Produk :
1. Fleksibel dan terencana.
Nasabah bebas menentukan setoran tabungan sesuai dengan kemampuan
dan
diberikan
fasilitas
standing
instruction
untuk
membantu
perencanaan keuangan dalam mempersiapkan keberangkatan haji.
2. Aman.
Nasabah yang memiliki saldo efektif minimal saldo 5 juta rupiah akan
diberikan perlindungan asuransi jiwa sebesar proyeksi nilai BPIH
dikurangi dengan saldo efektif nasabah.
3. Online dengan Kementerian Agama.
4. Menguntungkan.
Dibebaskan dari biaya penutupan rekening jika sudah tercapai target
lunas dan bebas biaya adminitrasi.36
Fitur Umum :
1. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad al-qardh (pinjaman)
2. Fasilitas angsuran secara autodebet dari Tabungan Haji Arafah
Persyaratan Calon Nasabah :
Perorangan (WNI) dengan semua jenis pekerjaan :
karyawan tetap, karyawan kontrak, wiraswasta, guru, dokter dan
profesional lainnya
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
1. Memiliki Tabungan Haji Arafah dengan saldo minimum Rp 2,75 juta
36
Dokumen arsip Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.
35
2. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu
3. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga
4. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)
5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)
6. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan
terakhir
7. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir
8. Laporan keuangan atau laporan usaha (bagi wiraswasta dan
profesional)37
2. Prosedur Pendaftaran Haji Pemerintah
Prosedur dan langkah-langkah pendaftaran haji pemerintah adalah sebagai
berikut:
a. Calon jemaah haji datang terlebih dahulu membuka rekening tabungan
haji di beberapa bank yang ditunjuk oleh pemerintah, yang salah
satunya adalah Bank Muamalat Indonesia, dengan membawa bukti
bbuku tabungan calon jemaah haji mendatangi Kantor Departemen
Agama setempat.
b. Pendaftaran ke kantor Departemen Agama setempat, calon jemaah
harus datang sendiri, hal ini dikarenakan ada SPPH yang harus diisi dan
pengambilan sidik jari. Persyaratan lain yang harus dibawa oleh calon
jemaah adalah:
1) Foto copy KTP yang masih berlaku sebanyak 13 lembar.
37
Ibid., http://www.muamalatbank.com,..., diakses tanggal 25 Mei 2014.
36
2) Pas foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 40 lembar, dan ukuran 4x6
sebanyak 6 lembar.
3) Foto copy buku tabungan senilai Rp. 20.000,-.
c. Setelah itu calon jemaah haji dengan membawa SPPH, menuju BPSBPIH untuk dientry dan mendapatkan porsi haji.
d. Setelah calon jemaah haji melunasi BPIH dan mendapatkan porsi haji,
maka calon jemaah dengan membawa seluruh berkas sebagaimana
tersebut di atas, ditambah dengan membawa surat keterangan sehat dari
Puskesmas kembali melaporkan ke kantor Departemen Agama
Kabupaten, untuk dicatat sebagai calon jemaah haji yang sudah
terdaftar pelunasannya.38
3. Fatwa DSN-MUI tentang Al-Qord
Al-Qord adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan
kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara
sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.39
Dasar hukum untuk Al-Qord diatur pada Fatwa DSN No. 19/DSNMUI/IV/2001 tentang Al-Qord.40
Dalam ketentuan tentang qardh terdapat 6 (enam) passal yang isi
ketentuannya sama dengan fatwa DSN, yaitu Fatwa DSN No. 19/DSNMUI/IV/2001 tentang Qardh.
38
Imam Syaukani (Ed), Manajemen Pelayanan Haji Indonesia, (Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Keagamaan, 2009), hlm. 195.
39
Arsip Dokumen Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.
40
Ibid.
37
Tabel 2.1 Perbandingan Ketentuan Qordh Antara Fatwa-fatwa DSN dan
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
FATWA-FATWA DSN
KHES
Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IV/2001
Pasal 612
tentang Qardh
Nasabah al-qordh wajib mengembalikan
Pertama : Ketentuan Umum al qardh
jumlah pokok yang diterima pada waktu
(2) Nasabah al qordh wajib
telah disepakati bersama.
mengembalikan jumlah pokok yang
diterima pada waktu yang telah
disepakati bersama.
Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IV/2001
Pasal 613
tentang Qardh
Biaya administrasi qordh dapat dibebankan
Pertama : Ketentuan Umum al qardh
kepada nasabah.
(3) Biaya administrasi dapat dibebankan
kepada nasabah
Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IV/2001
Pasal 614
tentang Qardh
Pemberi pinjaman dapat meminta jaminan
Pertama : Ketentuan Umum al qardh
kepada nasabah bilamana dipandang perlu.
(4) LKS dapat meminta jaminan kepada
nasabah bilamana dipandang perlu.
Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IV/2001
Pasal 615
tentang Qardh
Nasabah dapat memberikan
Pertama : Ketentuan Umum al qardh
tambahan/sumbangan dengan suka rela
(5) Nasabah al qordh dapat memberikan
kepada pemberi pinjaman tidak
tambahan (sumbangan) dengan suka
diperjanjikan dalam transaksi.
rela kepada LKS selama tidak
diperjanjikan dalam akad.
MUI/IV/2001 tentang Qardh
Pasal 616
Pertama : Ketentuan Umum al qardh
Jika nasabah tidak dapat mengembalikan
(6) Jika nasabah tidak dapat
sebagian atau seluruh kewajibannya pada
mengembalikan sebagian atau seluruh
saat yang telah disepakati dan pemberi
kewajibannya pada saat yang telah
pinjaman Lembaga Keuangan Syari’ah
38
disepakati dan LKS telah memastikan
telah memastikan ketidakmampuannya
ketidakmampuannya, LKS dapat:
dapat:
a. Memperpanjang jangka waktu
a. Memperpanjang jangka waktu
pengembalian, atau
pengembalian, atau
b. Menghapus (write off) sebagian
b. Menghapus /write off sebagian atau
atau seluruh kewajibannya.
seluruh kewajibannya.
MUI/IV/2001 tentang Qardh
Pasal 617
Ketiga : Sumber Dana
Sumber dana al-qordh berasal dari:
Dana al qordh dapat bersumber dari:
a. Bagian dari modal Lembaga Keuangan
Syari’ah;
a. Bagian modal LKS
b. Keuntungan LKS yang disisihkan, dan
b. Keuntungan Lembaga Keuangan
Syari’ah yang disisihkan; dan/atau
c. Lembaga lain atau individu yang
mempercayakan penyaluran infaqnya
c. Lembaga lain atau individu yang
kepada LKS.
mempercayakan penyaluran infaqnya
kepada Lembaga Keuangan Syari’ah.
Seluruh ketentuan qordh pada KHES (Pasal 612 sampai dengan Pasa 617)
adalah sama dengan ketentuan Fatwa DSN tentang Qordh, termasuk
redaksi kalimat yang digunakan di dalamnya.41
4. Prinsip 6 C’S Analisis
Pemberian
pembiayaan
kepada
seorang
customer
agar
dapat
dipertimbangkan, terlebih-lebih dahulu harus terpenuhi persyaratan yang
dikenal dengan prinsip 6 C’s. keenam prinsip klasik tersebut adalah :
1. Character
Character adalah keadaan watak/sifat dari customer, baik dalam
kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari
41
Yeni Salma Barlinti, Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional: Dalam Sistem Hukum
Nasional Indonesia, (Jakarta: Badan Libang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010), hlm. 442443.
39
penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
iktikad/kemauan customer untuk memenuhi kewajibannya (willingness
to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.42
Pemberian pembiayaan harus atas dasar kepercayaan, sedangkan
yang mendasari suatu kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak
bank, bahwa si peminjam mempunyai moral, watak, dan sifat-sifat
pribadi yang positif dan kooperatif. Di samping itu, mempunyai rasa
tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia,
kehidupannya
sebagai
anggota
masyarakat,
maupun
dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Karakter merupakan faktor yang
dominan, sebab walaupun calon mudharib tersebut cukup mampu
untuk menyelesaikan utangnya, kalau tidak mempunyai iktikad baik,
tentu akan mebawa berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari.
Dalam dunia White Collar Crime, ciri-ciri seseorang yang mempunyai
bakat kriminal justru diluar dugaan kita pada umumnya.43
Ciri-ciri tersebut digambarkan sebagai berikut :
a. Orang yang pandai bergaul.
b. Orang yang cerdas.
c. Orang yang mempunyai motivasi tinggi serta suka menghadapi
tantangan.
d. Umur relatif muda sampai dengan 45 tahun.44
Veithzal Riva’i, Islamic Financial Management, (Jakarta: RajaGrafindo, 2008), hlm. 348.
Ibid.
44
Ibid.
42
43
40
Untuk memperoleh gambaran tentang karakter calon customer, dapat
ditempuh upaya-upaya sebagai berikut :
a. Meneliti riwayat hidup calon customer.
b. Meneliti reputasi calon customer tersebut di lingkungan usahanya.
c. Meminta bank to bank information.
d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha di mana calon
mudharib berada.
e. Mencari informasi apakah calon customer suka berjudi.
f. Mencari informasi apakah calon customer memiliki hobi berfoyafoya.45
Ketika melakukan wawancara dengan calon customer , dalam
menilai karakter seseorang
perlu memerhatikan nilai-nilai yang
terdapat dalam dirinya. Adapun nilai (value) yang perlu diamati
adalah:
a. Social Value
b. Theoritical Value
c. Esthetical Value
d. Economical Value
e. Religious Value
f. Political Value46
Seorang calon customer yang mempunyai value yang sangat
dominan di bidang Economical Value dan Political Value akan ada
45
46
Ibid.
Ibid., hlm. 348-349.
41
kecenderungan mempunyai iktikad/karakter yang tidak baik. Idealnya,
karakter calon customer
mempunyai nilai-nilai (values) yang
berimbang dalam diri pribadinya. 47
2. Capital
Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh
calon mudharib. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan , tentu
semakin tinggi kesungguhan calon mudharib menjalankan usahanya
dan bank akan merasa lebih yakin memberikan pembiayaan.
Kemampuan modal sendiri akan menjadi benteng yang kuat, agar tidak
mudah mendapat goncangan dari luar, misalnya jika terjadi kenaikan
suku bunga. Oleh karena itu, komposisi modal sendiri ini perlu
ditingkatkan. Penilaian atas besarnya modal sendiri adalah penting,
mengingat pembiayaan bank hanya sebagai tambahan pembiayaan dan
bukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan.48
Modal sendiri juga akan menjadi bahan pertimbangan bank,
sebagai bukti kesungguhan dan tanggungjawab mudharib dalam
menjalankan usahanya, karena itu menanggung reiko terhadap
gagalnya
usaha.
Dalam
praktiknya,
kemampuan
Capital
ini
dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self
financial , yang sebaiknya jumlahnya lebih besar dari kredit yang
diminta kepada bank. Bentuk dari self financing ini tidak selalu harus
berupa uang tunai, bisa saja dalam bentuk barang modal seperti tanah,
47
48
Ibid., hlm. 349.
Ibid., hlm. 351.
42
bangunan dan mesin-mesin. Besar kecilnya capital ini dapat dilihat
dari neraca perusahaan. Yaitu pada komponen Owner Equity, laba
yang ditahan, dan lain-lain. Untuk perorangan, dapat dilihat dari daftar
kekayaan yang bersangkutan setelah dikurangi utang-utangnya.49
3. Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon mudharib
dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan.
Kegunaaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui/mengukur
sejauh mana calon mudharib mampu mengembalikan atau melunasi
utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu, dari hasil usaha
yang diperolehnya.50 Pengukuran capacity dapat dilakukan melalui
berbagai pendekatan, antara lain:
a. Pendekatan historis , yaitu menilai past performance, apakah
menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu.
b. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para
pengurus. Hal ini sangat penting untuk perusahaan-perusahaan
yang mengandalkan keahlian teknologi tinggi atau perusahaan
yang memerlukan profesionalitas tinggi, seperti rumah sakit atau
biro konsultan.
c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon mudharib
mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha untuk
mengadakan perjanjian pembiayaan dengan bank.
49
50
Ibid.
Ibid.
43
d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan
keterampilan customer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
dalam memimpin perusahaan.
e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan
calon mudharib mengelola faktor-faktor produksi, seperti tenaga
kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan/mesin-mesin,
administrasi dan keuangan, industrial relation, sampai pada
kemampuan merebut pasar.51
4. Collateral
Collateral adalah barang yang diserahkan mudharib sebagai
agunan terhadap pembiayaan yang diterimanya. Collateral harus
dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban
finansial mudharib kepada bank. Penilaian terhadap agunan ini
meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan, dan status hukumnya.52
Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk
kebendaan, bisa jug collateral yang tidak berwujud, seperti jaminan
pribadi (borgtocht), letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi,
dan avalis. Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari dua
segi, yaitu :
a. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan
diagunkan.
51
52
Ibid.
Ibid., hlm. 352.
44
b. Segi yuridis, yaitu apakah agunan tersebut memenuhi syarat-syarat
yuridis untuk dipakai sebagai agunan.
Risiko pemberian pembiayaan dapat dikurangi sebagai atau
seluruhnya dengan meminta collateral yang baik kepada
customer.53
5. Condition of Economy
Condition of Economy adalah situasi dan kondisi politik, sosial,
ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian
yang kemungkinan pada suatu saat mempengaruhi kelancaran
perusahaan
calon
mudharib.54
Untuk
mendapatkan
gambaran
mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai beberapa
hal, antara lain :
a. Keadaan konjungtur.
b. Peraturan-peraturan pemerintah.
c. Situasi, politik, dan perekonomian dunia.
d. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran.55
Kondisi ekonomi yang perlu disoroti mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Pemasaran : kebutuhan, daya beli masyarakat, luas pasar,
perubahan mode, bentuk persaingan, peranan barang substitusi ,
dan lain-lain.
53
Ibid.
Ibid.
55
Ibid.
54
45
b. Teknis produksi : perkembangan teknologi, tersedianya bahan
baku, dan cara penjualan dengan system cash atau pembiayaan.
c. Peraturan pemerintah : kemungkinan pengaruhnya terhadap produk
yang dihasilkan. Misalnya, larangan peredaran jenis obat tertentu.56
6. Constraints
Constraints
adalah
batasan
dan
hambatan
yang
tidak
memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu,
misalnya, pendirian suatu usaha pompa bensin yang disekitarnya
banyak bengkel-bengkel las atau pembakaran batu-bata. 57
Dari keenam prinsip diatas yang paling perlu mendapat perhatian
Account Officer adalah character, dan apabila prinsip ini tidak
terpenuhi, maka prinsip lainnya tidak berarti, atau dengan kata lain,
permohonannya harus ditolak. 58
D. Sistem Informasi Manajemen
1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Menurut Barry E.Cushing, SIM adalah :
‘Suatu sistem informasi manajemen adalah Kumpulan dari manusia
dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang
bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk
mengahasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen
di
dalam
kegiatan
perencanaan
dan
59
pengendalian’. (Jogiyanto,2005,14).
56
Ibid.
Ibid.
58
Ibid., hlm. 353.
59
http://ediharukaze.blogspot.com/2013/10/pengertian-sistem-informasi-manajemen.html,
diakses tanggal 5 Juni 2014.
57
46
Menurut Frederick H.Wu SIM adalah :
‘Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari
sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung
manajemen’.(Jogiyanto,2005,14).60
Menurut Gordon B.Davis dalam buku ‘Kerangka dasar SIM’, SIM
adalah :
‘ Sistem Informasi Manajemen adalah Suatu serapan teknologi baru
kepada persoalan keorganisasian dalam pengolahan transaksi dan
pemberian informasi bagi kepentingan keorganisasian’. (Gordon
B.Davis,1985;23).61
Masih menurut Gordon.B Davis, dalam buku ‘Analisis dan Desain
informasi’ SIM’, adalah :
‘Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem yang
melakukan fungsi-fungsi untuk menyediakan semua informasi yang
mempengaruhi semua operasi organisasi. Jogiyanto,2005,15).62
Menurut George M.Scott, dalam buku ‘Prinsip-prinsip SIM’ adalah:
‘Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian Sub-sistem
informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional
terpadu yang mampu yang mampu mentransformasi data sehingga
menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan
produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar
criteria mutu yang telah ditetapkan’.63
Jadi dari beberapa definisi tersebut, dapat dirangkum bahwa Sistem
Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem
informasi yang menghasilkan informasi yang berguna untuk semua
tingkatan manajemen.
60
Ibid.
Ibid.
62
Ibid.
63
Ibid.
61
47
2. Tujuan Sistem Informasi Manajemen
Tujuan SIM adalah Menyediakan informasi yang dipergunakan
dalam
perencanaan,
pengendalian,
pengevaluasian
serta
dalam
pengambilan keputusan. Pada dasarnya sistem informasi manajemen ialah
berhubungan dengan laporan di masa datang. Lain dengan sitem informasi
akuntansi yang lebih menekankan pada laporan masa lalu. Contoh
pengambilan keputusan seperti suatu perusahaan yang memperkirakan
keadaan ekonomi di masa datang. Apabila keadaan ekonomi makin
memburuk maka dampak masayarakat terhadap daya beli juga menurun.
Hal ini membuat manajer perusahaan harus berpikir bagaimana mengatur
biaya-biaya produksi yang harus dikeluarkan. Apabila perusahaan menjual
barang maka harus dipikirkan berapa harga barang yang dapat ditawarkan
serta berapa harga perolehan yang harus diperkirakan. Sehingga peranan
manajer disini sangat besar dalam mengambil keputusan manajemen bagi
perusahaan.
SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan
manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya,
meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi
yang sangat bermanfaat.
Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam
keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar
sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik
48
manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan
memberikan keuntungan dan uang.
Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM,
namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan
kemampuan pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM : SIM
harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama.
Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan
informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit
organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai
dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model
matematika.64
3. Fungsi-fungsi Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu metode pengelolaan yang baik dan benar,
untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan dan menegakkan
kebenaran. Menegakkan kebenaran adalah metode Allah yang harus
ditaati manusia. Dengan demikian, manajemen yang disusun oleh
manusia. Dengan demikian manajemen yang disusun oleh manusia
untuk menegakkan kebenaran itu wajib.65
b. Fungsi-Fungsi Manajemen
1. Fungsi Perencanaan / Planning
64
http://joejoe.blogdetik.com/2010/12/25/tujuan-sistem-informasi-manajemen/, diakses
tanggal 5 Juni 2014
65
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta:Azkia Publisher, 2009),
hlm. 104.
49
Perancanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah
pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan
pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal.66
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada
sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki
perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta
menggapai tujuan perusahaan. Pengorganisasian atau perencanaan
dan pengembangan organisasai adalah meliputi pembagian kerja yang
logis, penetapan garis tanggung jawab dan wewenang yang jelas,
pengukuran pelaksanaan dan prestasi yang dicapai.67
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading / Actuating
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain
sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
Kelancaran operasi bank adalah kepentingan utama bagi
manajemen puncak (top management). Melalui pengawasan para
manajer dapat memastikan tercapai atau tidaknya harapan mereka.
Pengawasan juga dapat membantu mereka mengambil keputusan
yang lebih baik.
66
Didin Hafifuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2003), hlm. 77.
67
Ibid, Arifin, Dasar-dasar ,...,hlm. 123.
50
Kata pengawasan dipakai sebagai arti harfiah dari kata
controlling. Dengan demikian pengertian pengawasan meliputi
segala kegiatan penelitian, pengamatan dan pengukuran terhadap
jalannya operasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan,
penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang
diminta,
melakukan
tindakan
koreksi
penyimpangan,
dan
perbandingan antara hasil (output) yang dicapai dengan masukan
(input) yang digunakan.68
4. Teknologi
Laporan-laporan yang dihasilkan dari proses pengawasan itu harus
disusun dalam suatu format yang sistematis, agar dapat digunakan dengan
segera dan mudah sebagai bahan pengambilan keputusan secara tepat dan
cepat.
Kemajuan teknologi informasi telah memungkinkan sistem informasi
manajemen memiliki kesanggupan memberikan berbagai jenis informasi
dengan cepat dan akurat serta memberikan fleksibilitas dalam cara
penyajiannya. Melalui laporan ini para manajer dapat memperoleh
informasi atau data yang tidak termuat dalam laporan reguler, yang
dibutuhkan untuk menghadapi keadaan tertentu.69
Komputer merupakan alat yang saat ini pasti kita temui dalam
perbankan. Komputer merupakan alat yang dapat diprogram untuk
mencatat data, mengolah data, dan menyajikan informasi. Data yang
68
69
Ibid., hlm. 135.
Ibid., Dasar-dasar Manajemen,..., hlm. 138.
51
diolah dan informasi yang disajikan sudah sangat bervariasi. Di satu
bidang, data dan informasi dapat berbentuk angka dan tulisan. Di aplikasi
yang lain, data dan informasi dapat berbentuk gambar atau suara. Bahkan
juga bisa berbentuk musik dan gerakan. Karena datanya sangat bervariasi
maka bentuk komputer pun juga dapat digolongkan berdasarkan70:
1. Ukuran fisik
2. Prosesor
3. Sistem operasi yang digunakan
4. Kegunaan atau fungsinya
Ilmu
manajemen
(management
science)
merupakan
sarana
pendukung yang canggih dalam mengambil keputusan (decision making)
secara praktis, yang ditujukan kepada pemecahan masalah perusahaan
yang luas dengan teknik-teknik khusus. Penggunaan ilmu manajemen
dalam Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu kemajuan yang luar
biasa dari cara pengumpulan informasi yang tidak terorganisasi dan
manajemen berdasarkan pengalaman ”perasaan”. Dalam ilmu manajemen
para manajer diwajibkan untuk menyatakan masalah dan asumsinya secara
teliti, biasanya dalam bentuk kuantitas atau suatu ukuran, agar mereka
dapat memperoleh uraian yang lebih baik tentang masalahnya. Bila ini
diterapkan pada desain dari sistem-sistem organsasi dan operasional untuk
memecahkan masalah, ilmu manajemen memanfaatkan volume yang besar
dari pengetahuan manusia dalam berbagai bidang yang berkaitan. Oleh
70
Wing Wahyu Winarno, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN,
2006), hlm. 52.
52
karena itu, sistem untuk pemecahan masalah (problem solving) dapat
dirancang, agar lebih efektif dan lebih efisien bagi seluruh organisasi.71
Berbagai teknik dari ilmu juga dimaksudkan di dalam sistem
tersebut. Pada dasarnya, teknik-teknik ini bila digunakan dengan
komputer-komputer
modern,
memberikan
keputusan
yang
telah
diprogramkan dalam memecahkan berbagai masalah kecil dalam
sistemnya. Pemecahan optimum dari masalah-masalah kecil ini dapat
diperoleh dalam waktu beberapa menit saja. Tanpa kemampuan komputasi
dari alat komputer, teknik ilmu manajemen ini biasanya tidak dapat
diterapkan dalam batas-batas waktu yang diperlukan dalam operasi yang
relistis. Maka dari itu alat komputer dan ilmu manajemen bergabung untuk
membebaskan manusia dari tindakan pengambilan keputusan yang tidak
terprogram.72
E. Sistem Informasi Manajemen sebagai Pengelolaan Pembiayaan Talangan
Haji
a.
Tahapan Perencanaan
Perancanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah
pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan
pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal.73
71
G. Murdick, Joel E. Ross, James R. Clanggett. Sistem Informasi untuk Manajemen
Modern, (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 424.
72
Ibid.
73
Didin Hafifuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2003), hlm. 77.
53
Sebuah perencanaan berawal dari sebuah analisis kebutuhan.74
Analisis kebutuhan dan kemampuan bisa berarti analisis yang bersifat
psikis dapat digambarkan dengan masyarakat yang merasa tidak butuh,
sehingga perlu diberikan penyadaran. Penyadaran ini dilakukan agar
masyarakat merasa bahwa proyek ini memang dibutuhkan. Dari situlah
berawalnya analisis kebutuhan.
Disamping analisis kebutuhan dan kemampuan, perlu dilakukan
pula analisis kekuatan dan kelemahan (analisis SWOT). Apakah sesuatu
yang telah direncanakan merupakan sesuatu yang sesuai dengan
kemampuan? Bagaiamana dengan kendala-kendala dan kelemahankelemahannya? Jika dalam menyusun perencanaan telah mengetahui
kekurangan serta kelemahannya, hal itu sebuah tahapan yang sangat
bagus. Sebuah perencanaan yang sangat matang, mampu menganalisis
kekuatan dan kelemahan, kemudian berusaha mengatasi kelemahankelemahan itu.
Dua macam analisis ini (analisis kebutuhan dan analisis SWOT)
merupakan awal dari sebuah perencanaan yang baik. Tahapan pertama
adalah analisis kebutuhan, kedua adalah analisis kemampuan, dan ketiga
adalah penyusunan langkah kerja.75
“Perencanaan yang matang dalam suatu aktifitas kita sangatlah
penting, semua hal terlebih dahulu kita rencanakan secara seksama untuk
meminimalisir hal-hal yang dapat menghambat aktifitas kita.
74
75
Ibid.
Ibid., hlm. 85-86.
54
Kita sebagai umat muslim pasti menginginkan untuk memenuhi
panggilan Allah SWT ke tanah suci. Seiring berjalannya waktu, untuk
menunaikan ibadah Haji khususnya di Propinsi Lampung, apabila saat ini
kita telah mempunyai dana yang cukup untuk pergi ke tanah suci maka
paling cepat kita dapat berangkat pada tahun 2015 (masa tunggu 4 tahun),
bayangkan apabila dana yang kita miliki belum dapat untuk mendapatkan
porsi haji akan tetapi kita menginginkan berangkat secepatnya ke tanah
suci sedangkan kita memiliki kemampuan untuk mengangsur setiap
bulannya.
Untuk mengakomodir atau membantu para calon jemaah haji yang
ingin segera mendapatkan porsi haji, sekarang banyak penawaran dari
berbagai Bank Syariah.76
b. Tahapan Pengorganisasian
Dalam sebuah organisasi, ada jabatan-jabatan yang terkait dengan
kekuasaan. Bagaimana Islam memandang kekuasaan tersebut?
Kekuasaan adalah sebuah amanah. Kekuasaan yang merupakan
amanah adalah peluang yang diberikan oleh Allah SWT. Untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum. Jika ada seseorang
diangkat sebagai manajer atau pemimpin perusahaan, maka harus
dipahami bahwa hal itu adalah sebuah amanah. Artinya, orang itu diberi
amanah untuk memajukan perusahaan dan meyejahterakan masyarakat,
baik masyarakat perusahaan itu sendiri maupun di luar. Jadi, kekuasaan
76
http://staff.unila.ac.id/gigih/2011/04/13/naik-haji-sesuai-rencana-dengan-pembiayaandana-talangan-haji-dari-bank-syariah/ , diakses tanggal 5 Juni 2014.
55
pada dasarnya akan menggiring pemiliknya untuk melakukan pelayanan.
Semakin tinggi kekuasaan seseorang, maka ia harus semakin meningkat
pelayanannya kepada masyarakat.77
c.
Tahapan Pelaksanaan (Actuating)
Pada tahap pelaksanaan pembiayaan, pengawasan tetap harus dilakukan
dengan intensif, karena menurut pengalaman ketika usaha nasabah
diberikan pembiayaan sampai dengan tahap-tahap awal diperolehnya
fasilitas pembiayaan, usaha nasabah dan pemenuhan kewajibankewajibannya berjalan dengan baik.78
d. Tahapan pengawasan
1. Pengertian pengawasan
Pengawasan
dalam
pandangan
Islam
dilakukan
untuk
meluruskan yang tidak lurus, megoreksi yang salah, dan membenarkan
yang hak. Pengawasan (control) dalam ajaran Islam (hukum syariah),
paling tidak terbagi menjadi dua hal. Pertama, kontrol yang berasal
dari diri sendiri yang bersumber dari tauhid dan keimanan kepada
Allah SWT. Seseorang yang yakin bahwa Allah pasti mengawasi
hamba-Nya, maka ia akan bertindak hati-hati.
Kedua, sebuah
pengawasan akan lebih efektif jika sistem pengawasan tersebut juga
dilakukan dari luar diri sendiri. Sistem pengawasan itu dapat terdiri
atas mekanisme pengawasan dari pimpinan yang berkaitan dengan
77
78
Hafifuddin, Manajemen Syariah,...,hlm. 101-102.
Veithzal Riva’i, Islamic Financial Management, (Jakarta: RajaGrafindo, 2008), hlm. 534.
56
penyelesaian tugas yang telah didelegasikan, kesesuaian antara
penyelesaian tugas dan perencanaan tugas, dan lain-lain.79
Pengawasan yang baik adalah pengawasan yang telah built in
ketika menyusun sebuah program. Dalam menyusun program, harus
sudah ada unsur kontrol di dalamnya. Tujuannya adalah agar seseorang
yang melakukan sebuah pekerjaan merasa bahwa pekerjaannya itu
diperhatikan oleh atasan, bukan pekerjaan yang tidak diacuhkan atau
dianggap enteng. 80
Sistem pengawasan yang baik tidak dapat dilepaskan dari
pemberian punishment (hukuman) dan reward (imbalan). Jika seorang
karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik, maka karyawan
tersebut sebaiknya diberi reward. Bentuk reward itu tidak mesti
materi, namun dapat pula dalam bentuk pujian, penghargaan yang
diutarakan di depan karyawan lain, atau bahkan promosi (baik promosi
belajar maupun promosi naik pangkat atau jabatan).
Jika seorang karyawan melakukan pekerjaan dengan berbagai
kesalahan, maka karyawan tersebut sebaiknya diberi punishment.
Bentuk punishment pun bermacam-macam, mulai dari teguran,
peringatan, skors, bahkan hingga pemecatan (resign). Reward dan
punishment ini merupakan mekanisme pengawasan yang sangat
penting.81
79
Ibid., hlm. 156-157.
Ibid., hlm 158.
81
Ibid., hlm. 158.
80
57
2. Mekanisme kontrol
Mekanisme kontrol dapat dilakukan dengan cara pengawasan
langsung. Jika seseorang ditunjuk untuk menjabat sebagai manajer di
suatu perusahaan, maka pemilik perusahaan harus mengirim orang
untuk mengawasi langsung gerak-geriknya.
Pengawasan yang bersifat langsung memang pengawasan yang
semestinya dilakukan bagi karyawan baru, bukan bagi karyawan lama.
Jika karyawan lama yang telah teruji kepercayaan dan amanahnya,
masih juga diawasi dengan cara mengirim orang lain untuk
mengawasinya langsung gerak-geriknya, maka hal itu dapat berakibat
negatif. Bagi karyawan lama, ada mekanisme yang lebih elegan,
misalnya dengan pelaporan yang jelas, tercatan dan terukur.82
3. Pengawasan Langsung di Bank Syariah
Pengawasan langsung di bank syariah boleh-boleh saja
dilakukan. Jadi, begitu ada pengusaha yang mengajukan proposal dan
disetujui untuk dibiayai, maka mekanisme kontrol agar pengusaha itu
bertindak dengan benar, dikirimlah orang bank syariah untuk langsung
duduk di manajemen perusahaa yang dibiayai itu.
Hal yang harus diingat adalah jika seseorang pengusaha
mengajukan proposal, tentu saja jalan yang terbaik adalah dengan tidak
langsung disetujui, walaupun pengusaha yang mengajukan proposal itu
merupakan pengusaha yang dianggap baik penampilan dan ucapannya.
82
Ibid., hlm. 163.
58
Perlu kita ingat bahwa kebiasaan dalam pengajuan proposal bisnis
adalah keuntungan yang terus-menerus, sehingga menarik investor
atau bank untuk memberikan modal. Padahal pada kenyataannya,
sebuah bisnis tidak selamanya meguntungkan. Ada kalanya untung dan
ada kalanya merugi.
Hal yang terpenting sebenarnya adalah menciptakan mekanisme
pengawasan yang diharapkan berjalan dengan baik, sehingga ketika
pihak bank menempatkan orang di perusahaan yang dibiayai, maka
pengusaha yang mendapatkan kepercayaan itu benar-benar terus
berkembang dan meningkatkan usahanya.83
F. Penelitian Terdahulu
Zainal Arifin dengan judul “Bagaimana Bank Syariah Mandiri Cabang
Malang membangun komunikasi pemasaran pada produk pembiayaan dana
talangan haji”. Tahun 2010, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Rumusan Masalah: Bagaimana mekanisme pembiayaan yang
digunakan antara LKS dan nasabah dalam pembiayaan talangan haji?; dan
Bagaimana tinjauan akad menurut ekonomi Islam yang digunakan pada
pembiayaan talangan haji ini?.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu riset kepustakaan
(library research), dan riset lapangan (field research). Analisis data yang
digunakan adalah kualitatif yaitu dengan menggunakan metode deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian
83
Ibid., hlm. 163-164.
peneliti menyimpulkan bahwa pembiayan
59
talangan haji di Bank BNI Syariah ini bertujuan untuk mempermudah nasabah
pemohon talangan haji untuk menunaikan ibadah haji namun belum memiliki
dana yang cukup untuk memperoleh kursi haji yang berkisar antara Rp.
20.000.000,- sampai Rp. 25.000.000,-. Selain itu, talangan haji bagi Bank BNI
Syariah sebagai salah satu produk potensial yang sedang berkembang
mengingat peminat orang yang ingin berhaji di Indonesia sangat tinggi sampai
waiting list antara 3 sampai 5 tahun. Dalam pembiayaan talangan haji ini akad
yang digunakan antara bank dan nasabahnya menggunakan akad ijarah atau
sewa. Dengan kata lain, bank menyewakan kursi haji yang telah dibayarkan
kepada departemen agama, lalu nasabah melunasi biaya yang telah
ditalangkan tadi ke pihak BNI Syariah dengan biaya dan mekanisme yang
telah disepakati ditambah uang administrasi dan ujroh.84
Asmi Dahlia Kuswanti dengan judul “Implementasi Prosedur dan
Perhitungan Ujroh Dana Talangan Haji Pada PT. Bank Muamalat Indonesia
Cabang Malang”. Tahun 2012, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim. Rumusan masalah: Bagaimana implementasi prosedur dana talangan
haji PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang?, dan Bagaimana
perhitungan ujroh dana talangan haji PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang
Malang?.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu riset kepustakaan
(library research), dan riset lapangan (field research). Analisis data yang
84
Zainal Arifin, 2010. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, skripsi dengan
judul “Bagaimana Bank Syariah Mandiri Cabang Malang membangun komunikasi pemasaran
pada produk pembiayaan dana talangan haji”, dalam
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1139/1/ZAINAL%20ARIFINFSH.PDF, diakses tanggal 25 Mei 2014.
60
digunakan adalah kualitatif yaitu dengan menggunakan metode deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyimpulkan bahwa:
1. Implementasi prosedur dana talangan haji PT. Bank Muamalat Indonesia
Cabang Malang, diantaranya adalah:
a. Perencanaan (Planning): penggunaan akad Qard, analisis pembiayaan,
melihat kondisi nasabah, dana talangan yang ditawarkan, penetapan
upah jasa atau ujroh dan penetapan pembayaran.Pengorganisasian:
pengurusan pembiayaan diberikan pada Relationship Manager BMI
Cabang Malang membawahi kantor pembantu Batu dan Pasuruan.
b. Pelaksanaan: mulai dari permohonan pembiayaan, syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh nasabah komite pembiayaan, pembukaan rekening,
surat legal dan prinsip, penandatanganan akad, pencairan dana talangan
haji, jaminan yang diberikan.
c. Pengawasan: penerapan analisis 5C’S sudah efektif.
2. Perhitungan upah jasa (ujroh)
Pada prakteknya bank tidak mengambil keuntungan dari pembiayaan
yang dilakukan, namun bank mengambil keuntungan dari biaya
administrassi yang dilakukan berupa (ujroh). Biaya tersebut sebesar Rp.
2.500.000,-, biaya tersebut meliputi; biaya kertas, biaya pengurusan haji
dll, untuk setiap pembiayaan dana talangan haji yang diinginkan oleh
61
nasabah, serta sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh nasabah
dalam pengurusan pembiayaan tersebut.85
Ihdini Maulida Rahmah dengan judul “Manajemen Pengelolaan
Dana tabungan Haji Pada Bni Syariah Cabang Jakarta Selatan. Tahun
2010, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Rumusan
masalah: Bagaimana pengelolaan dana tabungan haji di BNI Syariah,
Bagaimana pola kerjasama yang dilakukan BNI Syariah dengan
Kementrian Agama RI dalam pengelolaan haji?, dan Bagaimana kekuatan,
kelemahan, peluan dan ancaman dalam mengelola dana haji yang
dilakukan oleh BNI Syariah?.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi,
observasi dan wawacara. Analisis data menggunakan data kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang diteliti menyimpulkan bahwa:
1. Pengelolan dana tabungan haji di Bank BNI Syariah Cabang Jakarta
Selatan dengan menggunakan pendekatan pusat pengumpulan dana
(pool of fund approach). Dimana dana yang diperoleh dari berbagai
sumber diperlukan sebagai dana tunggal, sehingga sumber dana tidak
lagi dibedakan berdasarkan jenis dan sifat sumber dana. Selanjutnya,
dana dialokasikan berdasarkan prioritas dan strategi perusahaan. Akad
yang diguanakan dalam tabungan haji ini adalah mudharabah mutlaqah
sehingga bank dengan bebas menginvestasikan dana tersebut ke
85
Asmi Dahlia Kuswanti. 2012, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. dengan
judul “Implementasi Prosedur dan Perhitungan Ujroh Dana Talangan Haji Pada PT. Bank
Muamalat Indonesia Cabang Malang”, dalam http://lib.uinmalang.ac.id/?mod=th_viewer&id=chapter_v/07510019.ps, diakses tanggal 5 Juni 2014.
62
sektor-sektor produktif seperti pembiayaan kepemilikn rumah (KPR),
pembiayaan modal usaha kecil dan menengah sesuai dengan prinsip
syariah. Nasabah penabung mendapatkan bagi hasil dari investasi itu.
2. BNI Syariah tidak melakukan kerjasama dengan Pemerintah dalam hal
pengelolaan dana tabungan haji. BNI Syariah hanya sebagai Bank
Penerima Setoran (BPS). BNI Syariah juga tidak melakukan kerjasama
dengan KBIH-KBIH yang ada.
3. Hasil dari analisa SWOT yang dilakukan BNI Syariah memiliki
kekuatan brand image yang sudah dikenal oleh masyarakat. BNI telah
memberikan pelayanan yang baik selama bertahun-tahun dan BNI
sebagai salah satu pelopor yang membuka UUS. Hal ini memberikan
kepercayaan di dalam masyarakat untuk mengelola dananya di BNI
Syariah. Dalam pengelolaan dana tabungan haji BNI Syariah memutar
dana tersebut ke pembiayaan yang ada di BNI Syariah itu sendiri
dengan menggabungkan semua dana dari masyarakat ke dalam satu
pool dana. Penyaluran dana tabungan haji yang sebatas hanya
kerjasama dengan Pemerintah dan KBIH-KBIH, sehingga sosialisasi
kepada masyarakat kurang optimal. Peluang yang dapat diraih BNI
Syariah yaitu jumlah jamaah yang ingin pergi haji dari tahun ke tahun
meningkat, dapat dilihat dari jumlah nasabah tabungan haji BNI
Syariah pada per Des 2008 adalah 295 rekening meningkat pada per
63
Des 2009 menjadi 425 rekening. Sedangkan, ancaman yang dihadapi
adalah persaingan antar bank konvensional maupun bank syariah.86
Untuk peneliti yang pertama dan kedua memiliki persamaan dalam
metode pengumpulan data yaitu menggunakan riset kepustakaan (library
research), dan riset lapangan (field research, sedangkan peneliti yang
ketiga menggunakan dokumentasi, observasi dan wawacara. Untuk
analisis datanya mereka sama-sama kualitatif.
Persamaan penelitian ini dengan penetian terdahulu adalah metode
yang digunakan menggunakan dokumentasi, observasi dan wawancara
serta analisis datanya sama-sama kualitatif. Untuk isi yang diteliti itu
berbeda, dalam penelitian skripsi peneliti lebih meneliti tentang sistem
informasi manajemen ke-IT (informatic teghnology)nya seperti apa dalam
memanajemen pengelolaan dari pembiayaan dana talangan haji tersebut.
Sehingga, kita mengetahui apa “sistem informasi manajemen atas
pembiayaan dana talangan haji dalam upaya meningkatkan manajemen
control pada bank syariah”.
86
Ihdini Maulida Rahmah, 2010. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
skripsi dengan judul “Manajemen Pengelolaan Dana tabungan Haji Pada Bni Syariah Cabang
Jakarta Selatan, dalam
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3534/1/IHDINI%20MAULIDA%20RA
HMAH-FSH.pdf, diakses tanggal 5 Juni 2014.
64
G. Kerangka Berfikir
Nasabah
Naik Haji
Pembiayaan
Talangan Haji
Bank Syariah
Prosedur
Pembiayaan
Talangan Haji
Sistem Informasi
Manajemen
Kandepag
Gambar 2.1.
Keterangan kerangka berfikir:
Kerangka befikir diatas menjelaskan nasabah yang menginginkan untuk
melaksanakan naik haji, namun nasabah ini mengalami kesusahan dalam
mengalokasikan dananya untuk haji. Oleh sebab itu, mereka para nasabah
tersebut memerlukan adanya pembiayaan talangan haji dan fasilitas ini
disediakan oleh bank syariah. Kemudian di dalam bank syariah tersebut akan
diberikan prosedur pembiayaan talangan haji, dimana prosedur pembiayaan
talangan haji tersebut haruslah sesuai dengan sistem ekonomi syariah. Selain
itu nasabah juga harus memiliki formulir SPPH yang telah dilegalisir
65
Kemenag setempat, karena formulir SPPH merupakan syarat dari pengajuan
pembiayaan talangan haji. Sistem informasi manajemen pada prosedur
pembiayaan talangan haji akan memproses pengajuan talangan haji. setelah
pengajuan pembiayaan telah disetujui maka manajemen menghubungi Menag
guna mendaftarkan nasabah sebagai calon jamaah haji.
Download