STATUS KEBERLANJUTAN TERIPANG PASIR (Holothuria scraba) DARI DIMENSI SOSIAL EKONOMI DIDESA PENAGA Risman Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Dr. Ir. Hj. Khodijah, M.Si Dosen Manajemen sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Tengku Said Raza’I, S.Pi. MP Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH. ABSTRAK Produktifitas perikanan teripang pasir merupakan salah satu hasil laut di Desa Penaga yang telah lama menjadi mata pencaharian sambilan utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status keberlanjutan kehidupan teripang pasir (Holothuria scraba) dan status keberlanjutan kehidupang teripang pasir (Holothuria scraba) yang ada di Desa Penaga dari kajian dimensi social ekonomi yang ada di masyarakat. Pengamatan status keberlanjutan kehidupan teripang pasir (holothuria scraba) dilakukan Desa Penaga bulan Januari sampai April 2014. Pengambilan data dilakukan dengan sengaja (purposive), penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif seperti yang dilakukan oleh Yin (1989) dalam Khodijah (2013). Penelitian ini dimulai dari penetapan skala pengukuran yang menggunakan skala Likert. Skala likert yang digunakan dengan 4 kategori, yaitu, 1) tidak berlanjut, 2) Kurang berlanjut, 3) Cukup berlanjut dan 4) Sangat berlanjut. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil status keberlanjutan kehidupan teripang pasir (holothuria scraba) dari dimensi sosial di Desa Penaga adalah 1) Pendidikan dan keteranpilan nelayan teripang dengan indek 56,78%, 2) Pemahaman terhadap sumberdaya teripang dengan indek 66,82%, 3) Dukungan pemerintah dengan indek 52,79% , menujukan cukup berlanjut , sedangkan Kelembagaan sosial dengan indek 47,32% menujukan kurang berkelanjutan. Sementara factor-faktor yang mempengaruhi hasil status keberlanjutan kehidupan teripang pasir dimensi ekonomi adalah 1) Pendapatan nelayan dengan indek 71,20%, 2) produksi dan pemasaran teripang pasir dengan indek 63,03%, 3) Komsumsi teripang pasir dengan indek 51,04%, 3)Peluang usaha teripang pasir dengan indek 77,07%, menunjukan cukup berkelanjutan, sedangkan Jaringan usaha teripang pasir dengan indek 48,67 menujukan kurang berkelanjutan. Dari kedua dimensi yaitu sosial dan ekonomi dapat disimpulkan bahwa status keberlanjutan kehidupan teripang pasir (holothuria scraba) di Desa Penaga dalam status cukup berkelanjutan. Kata kunci : Teripang pasir, Dimensi sosial ekonomi, Desa Penaga ABSTRACT Fisheries productivity trepang sand is one of the results of the sea in the village of acacia which has long been livelihoods odd main .This research aims to understand the factors that affect the status of the sustainability of life trepang sand ( holothuria scraba ) and sustainability kehidupang status trepang sand ( holothuria scraba ) in village acacia of a study called social economic dimension in society .The status of the sustainability of observation life trepang sand ( holothuria scraba ) done acacia village january until april 2014 .Data retrieval done with deliberately ( purposive ) , this research includes descriptive qualitative research as practiced by yin ( 1989 ) in khodijah ) ( 2013 .This study began from the determination of a scale of measurement which uses likert scale .Likert scale used with category 4 , namely , 1 ) not continues , 2 ) less continues , 3 ) enough continue and 4 ) very continues . Factors affecting the results of status the sustainability of life sea cucumber sand ( holothuria scraba from the social dimension in the village acacia is 1 education and keteranpilan fishermen sea cucumber with index 56,78 % , 2 ) of understanding of resources sea cucumber with index 66,82 % , 3 ) the support of the with index 52,79 % , raise enough continues , while institutional social index 47,32 % are showing lack continuity . While the factors affecting the results of the status of the sustainability of life sea cucumber sand economic dimension is 1) income of fishermen with 71,20%, index 2) production and marketing, sea sand with 63,03 index%, 3) Komsumsi sea cucumber sand with index 51,04%, 3) business opportunities, sea sand with 77,07%, the index showed fairly sustainable business Network, while the sea cucumber sand with index 48,67 points less sustainable. From these two dimensions, namely the social and economic status can be concluded that the sustainability of life sea cucumber (holothuria scraba) sand in the village of Acacia in status is quite sustainable. While factor-faktor affecting the results of status the sustainability of life sea cucumber sand economic dimension is 1 ) income fishermen and 71,20 % index , 2 ) the production and marketing sea cucumber the sand by index 63,03 % , 3 ) consumption sea cucumber the sand by index 51,04 % , 3 ) business opportunities sea cucumber the sand by index 77,07 % , showed enough sustainable , while business network sea cucumber the sand by index 48,67 are showing lack continuity .Of both dimensions the social and economic can be concluded that status the sustainability of life sea cucumber sand ( holothuria scraba ) in the village acacia in status enough sustainable . Key words: sea cucumber sand , the social dimension economic , Acacia village I. Teripang merupakan komoditi perikanan PENDAHULUAN Indonesia mempunyai perairan laut yang yang diperdagangkan bernilai ekonomi tinggi di lebih luas dari pada daratan. Oleh karena itu pasar internasional. Oleh karenanya jenis-jenis Indonesia dikenal sebagai negara maritim. teripang tertentu menjadi target perburuan atau Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai biota penagkapan di Desa Penaga. Beberapa jenis laut baik flora maupun fauna. Demikian luas teripang antara yang menjadi perburuan kerena serta keragaman jasad–jasad hidup di dalam bernilai ekonomi anata lain teripang pasir ( yang Holothuria kesemuanya membentuk dinamika scabra), dan teripang susu kehidupan di laut yang saling berkesinambungan (Holothuria nobilis). Tingkat perburuan teripang (Wahyudi, 2008). pasir di Desa Penaga saat ini disamping ekstensif Kabupaten Bintan merupakan salah satu wilayah Provinsi Kepulauan Riau yang kaya juga intensif, dalam arti kata perburuan semakin meluas dan terus-menerus. akan ekosistem laut dengan kondisi lingkungan Selain faktor ekologis, faktor sosial ekonomi perairan yang sangat baik untuk kegiatan juga memiliki peran penting dan mempengaruhi perikanan tangkap dan budidaya. Adapun salah keberlanjutan satu potensi usaha perikanan tangkap yang kawasan pesisir Desa Penaga Kecamatan Teluk berkembang di pesisir Kabupaten Bintan adalah Bintan Kabupaten Bintan. Status keberlanjutan perikanan tangkap Holothuria kehidupan teripang pasir dari dimensi sosial scraba). Kegiatan teripang ekonomi di Desa Penaga saat ini belum pernah (Holothuria scraba ) dapat kita temukan di dilakukan, maka penelitian ini sangat relevan kawasan peraiaran Desa Penaga Kecamatan dilakukan, sehingga keberlanjutan kehidupan Teluk Bintan Kabupaten Bintan. Menurut Aziz teripang pasir serta kehidupan nelayan teripang (1997) Riau Kepulauan penghasil teripang yang pasir utama keberlanjutan kehidupan teripang pasir, usaha karang. mengikuti teripang ( penangkap penyebaran palau-pulau teripang kehidupan perlukan pasir sebagai dan teripang pasir indikator penentuan di status kebijakan pemerintah serta nelayan dalam menjalankan serta menjadi bahan acuan bagi peneliti usaha pemanfaatan teripang pasir sebagai mata yang berminat melakukan kajian lanjutan pencaharian sambilan utama di Desa Penaga. mengenai Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk pasir (Holothuria scabra). factor-faktor A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari (Holothuria bulan January 2014 sampai April 2014 yang scabra) dari dimensi sosial ekonomi di Desa meliputi studi literatur, survei awal lokasi, Penaga. pengambilan data lapangan, pengolahan data dan Untuk status yang keberlajutan kehidupan 2. teripang II. METODE PENELITIAN mengetahui mempengaruhi kehidupan teripang mengetahui kehidupan scabra) teripang pasir status keberlajutan penyusunan laporan akhir. Pengukuran dan pasir (Holothuria pengambilan data lapangan yang berlokasi di dari dimensi sosial ekonomi di pesisir perairan Desa Penaga. desa Teluk Bintan B. Alat dan Bahan adalah sebagai berikut : informasi Kecamatan Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Adapun manfaat dari hasil penelitian ini 1) Memberi Penaga Alat dan bahan yang digunakan dalam dan pengetahuan mengenai status keberlanjutan teripang pasir penelitian ini dapat dilihat pada table. No 1. ALAT GPS (Holothuria scabra) dilihat dari dimensi 2 Kamera Digital sosial ekonomi masyarakat sekitar Desa 3 Lembaran Kuesioner Penaga. 4 Alat Tulis KEGUNAAN Mengetahui lokasi penelitian Dokumentasi Penelitian Mencari Informasi Tentang Sosial Ekonomi Mencatat Data – data Pendukung/Tak terduga 2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan menyusun bagi \ pemerintah kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya perairan sekitar Desa Penaga C. Pendekatan Diskriptif Penelitian ini dilakukan dengan metode survey yaitu suatu proses pengumpulan data primer dengan menanyakan kepada responden dengan menggunakan (Moleong, kualitatif 2011). panduan wawancara Pendekatan penelitian dimaksudkan untuk 3. memahami fenomena apa yang dialami oleh subyek mendalam tentang berbagai aspek 4. kuisioner mengelompokkan jawabannya 5. Melakukan analisis keberlanjutan sesuai metode yang sudah ditetapkan 6. Visualisasi status diperoleh orang-orang diagram radar. perilaku yang diamati (Moleong, 2011). 7. Prosedur penelitian dari ini dimulai dari penetapan skala pengukuran yang menggunakan Skala Likert. Skala likert yang digunakan keberlanjutan hasil analisis yang dengan Mendeskripsikan hasil penelitian yang diperoleh D. Prosedur Penelitian sesuai Membuat tabulasi Skala yang diperoleh deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari dan dan menggunakan Microsoft excel kehidupan masyarakat nelayan siput gongong (Moleong, 2011) dan untuk menghasilkan data menggunakan dengan skala yang ditetapkan penelitian serta untuk memberikan pemahaman lebih Mengajukan pertanyaan kepada responden dengan metode dekskriptif kualitatif. E. Penentuan Respon Dari sensus yang dilakukan terhadap dengan 5 (Empat) kategori, yaitu 1 = Buruk, 2 = masyarakat desa Teluk Bintan diketahui jumlah Kurang, 3 = Cukup, 4= Baik, 5= Sangat Baik. nelayan teripang terdiri dari 20 orang, dan Adapun prosedur yang dilakukan sebagai berikut seluruhnya ditetapkan sebagai responden utama : penelitian. Sedangkan informan kunci diambil 1. 2. Pengumpulan atribut yang relevan dengan dari tokoh masyarakat (1 orang ) dan dari dinas masalah yang sedang diteliti perikanan (1 orang). Penetapan F. Metode Pengumpulan Data atribut skala dari masing-masing Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui hasil penyebaran kuesioner dan dengan nelayan teripang sebagai responden serta informan yang mewakili instansi terkait. Data wawancara mendalam kepada informan kunci. sekunder diperoleh melalui informasi maupun 1. laporan Metode Observasi Teknik mengamati observasi dan keberlanjutan Observasi dimaksudkan memperoleh kehidupan lapangan mengamati apa data siput tentang teripang. dilakukan yang untuk yang tertulis yang pernah ada sebelumnya dari instansi yang terkait dengan penelitian. H. Analisis Data dengan Metode yang digunakan dalam menganalisa mempengaruhi data adalah metode diskrptif melalui survey dan keberlanjutan kehidupan siput teripang dari di observasi mensi sosial ekonomi. menggunakan Skala Likert. Skala likert yang 2. digunakan dengan 4 (Empat) kategori, yaitu 1 = Metode Wawancara Wawancara dilakukan Skala pengukuran tujuan Buruk, 2 = Kurang, 3 = Cukup, 4= Baik, 5= memperoleh informasi lebih lanjut tentang Sangat Baik. Prosedur dalam membuat skala kawasan likert adalah sebagai berikut : penelitian, potensi dengan lapangan. sumber daya Perairan siput Teripang dan pemanfaatan sumber 1. daya perikanan siput Teripang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung Pengumpulan item-item yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti. 2. Item-item tersebut dideskripsikan dalam kepada masyarakat nelayan tangkap dan instansi bentuk kuisioner yang ditujukan kepada pemerintah yang bersangkutan sebagai data responden yang ditetapkan. pendukung. G. Jenis Data yang dikumpulkan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara 3. Responsi dari responden diberikan skor, untuk kemudian jawaban yang memberikan indikasi baik diberi skor tertinggi. 4. Total skor dari masing-masing individu persyaratan yang telah ditetapkan. Rentang skor adalah penjumlahan dari skor masing- berkisar antara 1 – 4 (dari buruk sampai baik). Cara penilaian terhadap hasil jawaban masing item dari individu tersebut 5. Responsi dianalisa untuk mengetahui item- kuisioner item mana yang sangat nyata batasan digunakan oleh (Cahyat, A., Gönner, C. and antara skor tinggi dan skor rendah dalam Keberlanjutan adalah tahapan keberlanjutan kehidupan siput Teripang yang ingin dilihat dari sosial ekonomi masyarakat di Desa Penaga. Status keberlanjutan kehidupan keberlanjutan yang diperoleh dari beberapa tahapan berikut ; Setelah memperoleh keberlanjutan kehidupan yang bedasarkan informasi dan studi literature. 2, skor dari skor rataan akhir dengan rumus : X rata-rata total = ∑ X rata-rata ∑pernyataan keberlanjutan dengan cara normalisasi data menggunakan rumus : Indeks keberlanjutan = Tahap rataan masing-masing pertanyaan kemudian dihitung berpengaruh pada keberlanjutan siput teripang 2) ∑ ( Skor X fi ) N X rata-rata = Selanjutnya dilakukan penghitungan indeks Tahap 1, penentuan atribut atau kriteria setatus yang Haug, M. 2007 dalam khodijah 2013). Pertama siput teripang disimpulkan dari nilai indeks 1) panduan pernyataan dengan rumus: Analisis Status Keberlanjutan Analisis pada menghitung nilai rataan skor masing-masing skala total. I. mengacu Memberikan (X Rata−rata−Skor Minimum) (Skor Maksimum−Skor Minimum) x 100 Hasil yang diperoleh digunakan untuk pembobotan menentukan posisi status keberlanjutan terhadap hasil kriteria dan indicator yang telah kehidupan siput Teripang pada masing-masing dipilih dalam penelitian ini. Status keberlanjutan dimensi yang dinyatakan dalam skala nilai diukur dari tingkat keberlanjutan dimensi diatas, kemudian dimensi tersebut diturunkan menjadi 9 atribut, Pemberian skor yang didasarkan pada hasil penyebaran kuesioner sesuai dengan indeks keberlanjutan. Skala indeks keberlanjutan terletak antara 0 – 100. Berdasarkan table tersebut diketahui bahwa Tabel 5. Kategori Indeks Keberlanjutan Nilai Indeks Baik/buruk Kategori Status Keberlanjutan 0,00 – 0,25 Buruk Tidak berkelanjutan 25,01 – 50,00 50,01 – 75 Kurang Kurang berkelanjutan Cukup Cukup berkelanjutan 75,01 – 100 Baik Sangat berkelanjutan teripang pasir hidup dengan kisaran pH 7-8,5 yang berarti bahwa kondisi pH perairan teripang pasir yang hidup didesa penaga dalam kondisi baik dan mendukung keberlanjutan kehidupan Sumber: Kavanagh (2011) teripang pasir di kawasan tersebut. Demikian III. HASIL DAN PEMBAHASAN pula dengan suhu perairan masih dalam batas A. Kehidupan teripang pasir normal yaitu pada kisaran 25 – 330C, tetapi Lingkungan hidup teripang pasir di perairan salinitas sedikit melebihi kondisi normal tetapi Desa Penaga terdapat pada ekosistem padang masih dalam batas toleransi yaitu 33,4 o /oo. lamun yang banyak terdapat di sekitar perairan Kondisi oksigen terlarut (DO) melebihi batas Desa Penaga. Teripang pasir di desa Penaga kini normal sehingga dari perlu mendapat perhatian sudah dibudidayakan oleh masyarakat sekitar apabila keberlanjutan penghidupan teripang pasir dengan jumlah 20 orang pembudidaya teripang menjadi lebih baik pasir yang seluruhnya merupakan penduduk B. Indek Keberlanjutan Teripang Desa Penaga. Apabila dilihat dari kondisi Dari hasil survei disimpulkan bahwa ekologi (habitat) secara umum dapat dikatakan terdapat tiga atribut yang cukup berkelanjutan masih dalam kondisi baik, ini dapat dilihat dari dan satu atribut kurang berkelanjutan dari hasil pengukuran parameter perairan Desa dimensi sosial dapat dilihat di table. Penaga. No. Parameter Kualitas Air Laut Untuk Kehidupan Teripang 1. 2. 3. Suhu Salintas Alkalitas Kriteria Kualitas Perairan Yang Baik Menurut Panggabean (1987) 25-33 oC 29-33o/oo 80-120 mg/l 4. Keasaman (pH) 7-8,5 5. Oksigen 4-8 mg/l Terlarut (DO) >5 m 6. Kecerahan 1. Nilai Rata-rata Hasil Pengukuran di Lokasi Penelitian 31,45 33,4 8,27 7,33 1,11 Atribut Pendidikan keterampilan teripang & nelayan 2. Persentase 56,78% Status cukup berkelanjutan 66,78% cukup berkelanjutan 52,79% cukup berkelanjutan kurang berkelanjutan Pemahaman terhadap sumberdaya teripang 3. Dukungan pemerintah 4. 47,32 Kelembagaan masyarakat sosial C. Indeks Keberlanjutan Teripang Pasir Gambar. Dari hasil survei disimpulkan bahwa seluruh 1. atribut menunjukkan cukup Tingkat keberlanjutan kehidupan teripang ditinjau dari dimensi ekonomi di Desa Penaga Bintan Produksi dan Pemasaran, Peluang berkelanjutan Usaha dan Pendapatan Nelayan Teripang kecuali atribut jaringan usaha teripang dari Produksi dan pemasaran, peluang usaha dimensi ekonomi yaitu Jaringan usaha teripang. dan pendapatan adalah atribut yang Tingkat keberlanjutan masing-masing atribut mempengaruhi tersebut dapat dilihat pada table. keadaan ekonomi nelayan indek teripang dan status keberlanjutan kehidupan keberlanjutan teripang dari Dimensi ekonomi teripang pasir secara langsung, adapun yang dan gambar. Tingkat keberlanjutan kehidupan menjadi variable penilaian dalam atribut kita teripang ditinjau dari dimensi ekonomi di Desa lihat dalam table, Pendapatan. Produksi dan Penaga Bintan dibawah. pemasaran. Tabel. Indek Keberlanjutan Teripang Dari Dimensi Ekonomi Atribut Pendapatan nelayan teripang Persent ase 71,2% cukup berkelanjutan Produksi dan pemasaran teripang 63,03% cukup berkelanjutan Komsumsi teripang 51,04% cukup berkelanjutan Peluang Usaha teripang 77,07% sangat berkelanjutan Jaringan Usaha teripang 48,67% kurang berkelanjutan Tabel. Pendapatan Nelayan Teripang Status Variable Pendapatan nelayan dari teripang pasir Pendapatan nelayan atas infrastruktus yang sudah membaik. Pendapat nelayan atas bantuan modal Pendapatan nelayan atas usaha sambilan utama lain Persent ase 66,67 66,67 66,67 84,85 Status Cukup berkelanjutan cukup berkelanjutan cukup berkelanjutan sangat berkelanjutan Table. Produksi dan Pemasaran. Tingkat Keberlanjutan Kehidupan Teripang Desa Penaga Dilihat Dari Dimensi Ekonomi Pendapat an… 71.20 80.00 70.00 Atribut Persentase Hasil produksi nelayan teripang 75% Status sangat berkelanjutan Nilai jual produksi teripang 75% sangat berkelanjutan Kualitas Produksi teripang 75% sangat berkelanjutan Bagaimana pemasaran teripang Bagaimana banyak jenis 47,72% kurang berkelanjutan 43 % kurang berkelanjutan 60.00 Jaringan48.67 usaha… 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 Peluang 77.07 usaha… Produksi dan… 63.03 51.04 Konsumsi teripang produksi Peningkatan pendapat nelayan teripang cukup cukup berkelanjutan ini di karenakan produksi sumberdaya teripang Desa Penaga dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan seiring berkembangnya usaha teripang terbentuk yang kelompok dan nelayan produksi dan pemasaran (63,03), pendapatan terbukanya (71,20) dan peluang usaha nelayan teripang infrastruktur di Desa Penaga Bintan. Sebelum (77,07). kelompok usaha nelayan teripang dibentuk tahun 2. Jaringan usaha 2012 masyarakat sudah melakukan penangkapan Jaringan usaha nelayan teripang masih teripang secara mandiri dalam dua decade sangat terbatas meski sudah ada penampung terakhir. Tetapi sumberdaya teripang ini belum yang memonopoli perdgangan teripang di desa mendapat dari Penaga. Produksi teripang atau gamat yang pemerintah sehingga produksi yang diperoleh berbentuk kering dipasarkan ke penampung juga sebatas kebutuhan keluarga saja dan tidak tunggal di Kota Batam. Sedangkan produksi dijual. Tetapi setelah terbentuk kelompok usaha yang diolah dalam bentuk minyak dipasarkan produksi teripang diperkirakan mencapai berat secara langsung oleh nelayan ke daerah industry 0,5 kilogram rata-rata perekor dengan jumlah ± wisata lagoi. 600 ekor per kali panen (6 bulan). Teripang yang 3. perhatian dipanenkan kemudian secara khusus dikeringkan, setelah Tingkat konsumsi teripang Nilai atribut masyarakat kering diperoleh berat 1 kilogram dari rata-rata terhadap 60 harga berkelanjutan dengan nilai keberlanjutan 51,04. perkilogram Rp 2.800.000,-. Sehingga apabila Bentuk-bentukn konsumsi teripang sebagian dijumlahkan rata-rata per panen nelayan teripang diolah sebagai makanan special di restoran memperoleh penghasilan Rp. 2.800.000,- X 600 seafood (sup teripang), dan sebagiannya lagi Kg diolah menjadi minyak gamat untuk obat-obatan. ekor. Kemudian yaitu keberlanjutan Rp. atribut dijual dengan 1.680.000.000,-. produksi, Nilai pemasaran, pendapatan dan peluang usaha nelayan teripang menunjukkan masing-masing cukup nilai berkelanjutan keberlanjutan dengan yaitu teripang konsumsi menunjukkan cukup Table. Komsumsi Teripang variable 71.20, peluang usaha teripang 77,07, produksi Persentase Tingkat komsumsi teripang di nelayan teripang Tingkat komsumsi teripang di luar nelayan teripang Tingkat komsumsi dari setiap jenis produksi olahan teripang baik nelayan teripang maupun diluar nelayan teripang Peluang Usaha teripang Status 48,63% cukup berkelanjutan 64,77% cukup berkelanjutan 51,04% cukup berkelanjutan dan pemasaran teripang 63,03, komsumsi teripang 51,04) kecuali atribut jaringan usaha teripang 48.67 dikategorikan dari dimensi ekonomi dalam kondisi kurang berkelanjutan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis rata indek penilain dapat A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dilapangan dan maka disimpulkan bahwa Status Keberlajutan pengolahan data yang diukur dengan kajian Kehidupan Teripang pasir di desa penaga dalam social skor kondisi cukup berkelajutaan dengan catatan keseluruhan atribut dapat disimpulkan sebagai masyarakat dan pemerintah bekerja sama dalam berikut yaitu dari hasil surve dimensi social, memperbaiki atribut a) pendidikan & keterampilan nelayan kemasyarakatan serta jaringan usaha teripang teripang dengan nilai tingkat keberlanjutan yang diusahakan berdasarkan azas pemanfaatan 56,78; berkelajutan. ekonomi b) sumberdaya berkelanjutan pemahaman teripang maka nelayan dengan nilai terhadap tingkat keadaan social lembaga B. Saran keberlanjutan 66,82; c) dukungan pemerintah Perlu dilakukan perbaikan pada faktor (52,79) dikatogorikan dalam kondisi cukup kelembagaan dan pengelolaan teripang yang bekelanjutan, sedangkan satu atribut lainnya termanejen menunjukkan pemanfaat dan pengelolaan yang berkelajutan tidak berkelanjutan yaitu kelembagaan sosial masyarakat dengan nilai tingkat keberlanjutan indek 47.32, 2) dari hasil dan terstruktur dalam upaya pada dimensi sosial. Perlu dilakakan dan upaya surve dimensi ekonomi dapat disimpulkan pendidikan bahwa seluruh atribut menunjukkan cukup nelayaan berkelanjutan,(pendpatan nelayan teripang indek teripang pasir, mengelola teripang pasir agar teripang pengetahuan peningkatan dalam masyarakat membudidayakan memiliki nilai manfaat dan nilai jual yang lebih tinggi agar dapat mensejahterakan masyarakat dangan cara memberi penyuluhan dan diklat Metode Pengambilan Contoh Kualitas Air ICS 13.060.01 Supriharyono, 2009. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati. Yogyakarta : Pustaka Pelajar pendidikan pengolahan teripang pasir yang Supriharyono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis, PT. Gramedia, Jakarta. berkelajutan. DAFTAR PUSTAKA Amanda.M. 2009. Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Lokal. Skripsi. IPB. Bogor Arikunto, Suharsimi., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta. Dolan A.H, Walker. 2004 Understanding Vulnerability of Coastal Communities to Climate Change Related Risks. Journal of Coastal Reaserch. Hardjojo B dan Djokosetiyanto. 2005. Pengukuran dan Analisis Kualitas Air. Edisi Kesatu, Modul 1 - 6. Universitas Terbuka. Jakarta. Khodijah, 2013. Kondisi, Kontekstual dan Trend Rumah Tangga Nelayan Yang Dikepalai Perempuan Di Desa Pesisir. Jurnal Ilmiah AgrIBA. Vol.1 No. 2 Hal. 127-242. September Palembang, 2013. Mirawati, 2013. Kajian Potensi Mangrove Sebaga Daerah Ekowisata Di Desa Sebong Lagoi. Skripsi:Universitas Mariti Raja Ali Haji Nainggolan.P. 2011. Distribusi Spasial dan Pengelolaan Lamun di Teluk Bakau Kepulauan Riau. IPB. Bogor Romimohtarto.K dan S. Juwana, 2005. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta : Djambatan Standar Nasional Indonesia 06-2412-1991 Sulma.S. 2012. Kerentanan Pesisir Terhadap Kenaikan Muka Air Laut. Tesis. Universitas Indonesia UU No. 4 Tahun 1982. Ketentuan-Ketentuan Pokok Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Wahyudi. H, 2008. Potensi Sumberdaya Lamun dan Mangrove Sebagai Penunjang Ekowisata di Pulau Harapan dan Pulau Panggang Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Skripsi. IPB. Bogor Wahyudi et al. 2009. Analisa Kerentanan Pantai di Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Timur