STATUS KEBERLANJUTAN TERIPANG PASIR (Holothuria scraba

advertisement
STATUS KEBERLANJUTAN TERIPANG PASIR (Holothuria scraba) DARI DIMENSI
SOSIAL EKONOMI DIDESA PENAGA
Risman
Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]
Dr. Ir. Hj. Khodijah, M.Si
Dosen Manajemen sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]
Tengku Said Raza’I, S.Pi. MP
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH.
ABSTRAK
Produktifitas perikanan teripang pasir merupakan salah satu hasil laut di Desa Penaga yang
telah lama menjadi mata pencaharian sambilan utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi status keberlanjutan kehidupan teripang pasir (Holothuria scraba)
dan status keberlanjutan kehidupang teripang pasir (Holothuria scraba) yang ada di Desa Penaga dari
kajian dimensi social ekonomi yang ada di masyarakat. Pengamatan status keberlanjutan kehidupan
teripang pasir (holothuria scraba) dilakukan Desa Penaga bulan Januari sampai April 2014.
Pengambilan data dilakukan dengan sengaja (purposive), penelitian ini termasuk penelitian deskriptif
kualitatif seperti yang dilakukan oleh Yin (1989) dalam Khodijah (2013). Penelitian ini dimulai dari
penetapan skala pengukuran yang menggunakan skala Likert. Skala likert yang digunakan dengan 4
kategori, yaitu, 1) tidak berlanjut, 2) Kurang berlanjut, 3) Cukup berlanjut dan 4) Sangat berlanjut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil status keberlanjutan kehidupan teripang pasir (holothuria
scraba) dari dimensi sosial di Desa Penaga adalah 1) Pendidikan dan keteranpilan nelayan teripang
dengan indek 56,78%, 2) Pemahaman terhadap sumberdaya teripang dengan indek 66,82%, 3)
Dukungan pemerintah dengan indek 52,79% , menujukan cukup berlanjut , sedangkan Kelembagaan
sosial dengan indek 47,32% menujukan kurang berkelanjutan. Sementara factor-faktor yang
mempengaruhi hasil status keberlanjutan kehidupan teripang pasir dimensi ekonomi adalah 1)
Pendapatan nelayan dengan indek 71,20%, 2) produksi dan pemasaran teripang pasir dengan indek
63,03%, 3) Komsumsi teripang pasir dengan indek 51,04%, 3)Peluang usaha teripang pasir dengan
indek 77,07%, menunjukan cukup berkelanjutan, sedangkan Jaringan usaha teripang pasir dengan
indek 48,67 menujukan kurang berkelanjutan. Dari kedua dimensi yaitu sosial dan ekonomi dapat
disimpulkan bahwa status keberlanjutan kehidupan teripang pasir (holothuria scraba) di Desa Penaga
dalam status cukup berkelanjutan.
Kata kunci : Teripang pasir, Dimensi sosial ekonomi, Desa Penaga
ABSTRACT
Fisheries productivity trepang sand is one of the results of the sea in the village of acacia
which has long been livelihoods odd main .This research aims to understand the factors that affect
the status of the sustainability of life trepang sand ( holothuria scraba ) and sustainability kehidupang
status trepang sand ( holothuria scraba ) in village acacia of a study called social economic
dimension in society .The status of the sustainability of observation life trepang sand ( holothuria
scraba ) done acacia village january until april 2014 .Data retrieval done with deliberately (
purposive ) , this research includes descriptive qualitative research as practiced by yin ( 1989 ) in
khodijah ) ( 2013 .This study began from the determination of a scale of measurement which uses
likert scale .Likert scale used with category 4 , namely , 1 ) not continues , 2 ) less continues , 3 )
enough continue and 4 ) very continues . Factors affecting the results of status the sustainability of
life sea cucumber sand ( holothuria scraba from the social dimension in the village acacia is 1
education and keteranpilan fishermen sea cucumber with index 56,78 % , 2 ) of understanding of
resources sea cucumber with index 66,82 % , 3 ) the support of the with index 52,79 % , raise enough
continues , while institutional social index 47,32 % are showing lack continuity . While the factors
affecting the results of the status of the sustainability of life sea cucumber sand economic dimension
is 1) income of fishermen with 71,20%, index 2) production and marketing, sea sand with 63,03
index%, 3) Komsumsi sea cucumber sand with index 51,04%, 3) business opportunities, sea sand
with 77,07%, the index showed fairly sustainable business Network, while the sea cucumber sand
with index 48,67 points less sustainable. From these two dimensions, namely the social and
economic status can be concluded that the sustainability of life sea cucumber (holothuria scraba)
sand in the village of Acacia in status is quite sustainable. While factor-faktor affecting the results of
status the sustainability of life sea cucumber sand economic dimension is 1 ) income fishermen and
71,20 % index , 2 ) the production and marketing sea cucumber the sand by index 63,03 % , 3 )
consumption sea cucumber the sand by index 51,04 % , 3 ) business opportunities sea cucumber the
sand by index 77,07 % , showed enough sustainable , while business network sea cucumber the sand
by index 48,67 are showing lack continuity .Of both dimensions the social and economic can be
concluded that status the sustainability of life sea cucumber sand ( holothuria scraba ) in the village
acacia in status enough sustainable .
Key words: sea cucumber sand , the social dimension economic , Acacia village
I.
Teripang merupakan komoditi perikanan
PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai perairan laut yang
yang diperdagangkan bernilai ekonomi tinggi di
lebih luas dari pada daratan. Oleh karena itu
pasar internasional. Oleh karenanya jenis-jenis
Indonesia dikenal sebagai negara maritim.
teripang tertentu menjadi target perburuan atau
Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai biota
penagkapan di Desa Penaga. Beberapa jenis
laut baik flora maupun fauna. Demikian luas
teripang antara yang menjadi perburuan kerena
serta keragaman jasad–jasad hidup di dalam
bernilai ekonomi anata lain teripang pasir (
yang
Holothuria
kesemuanya
membentuk
dinamika
scabra),
dan
teripang
susu
kehidupan di laut yang saling berkesinambungan
(Holothuria nobilis). Tingkat perburuan teripang
(Wahyudi, 2008).
pasir di Desa Penaga saat ini disamping ekstensif
Kabupaten Bintan merupakan salah satu
wilayah Provinsi Kepulauan Riau yang kaya
juga intensif, dalam arti kata perburuan semakin
meluas dan terus-menerus.
akan ekosistem laut dengan kondisi lingkungan
Selain faktor ekologis, faktor sosial ekonomi
perairan yang sangat baik untuk kegiatan
juga memiliki peran penting dan mempengaruhi
perikanan tangkap dan budidaya. Adapun salah
keberlanjutan
satu potensi usaha perikanan tangkap yang
kawasan pesisir Desa Penaga Kecamatan Teluk
berkembang di pesisir Kabupaten Bintan adalah
Bintan Kabupaten Bintan. Status keberlanjutan
perikanan
tangkap
Holothuria
kehidupan teripang pasir dari dimensi sosial
scraba).
Kegiatan
teripang
ekonomi di Desa Penaga saat ini belum pernah
(Holothuria scraba ) dapat kita temukan di
dilakukan, maka penelitian ini sangat relevan
kawasan peraiaran
Desa Penaga Kecamatan
dilakukan, sehingga keberlanjutan kehidupan
Teluk Bintan Kabupaten Bintan. Menurut Aziz
teripang pasir serta kehidupan nelayan teripang
(1997) Riau Kepulauan penghasil teripang yang
pasir
utama
keberlanjutan kehidupan teripang pasir, usaha
karang.
mengikuti
teripang
(
penangkap
penyebaran
palau-pulau
teripang
kehidupan
perlukan
pasir
sebagai
dan
teripang
pasir
indikator
penentuan
di
status
kebijakan
pemerintah serta nelayan dalam menjalankan
serta menjadi bahan acuan bagi peneliti
usaha pemanfaatan teripang pasir sebagai mata
yang berminat melakukan kajian lanjutan
pencaharian sambilan utama di Desa Penaga.
mengenai
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
pasir
(Holothuria scabra).
factor-faktor
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari
(Holothuria
bulan January 2014 sampai April 2014 yang
scabra) dari dimensi sosial ekonomi di Desa
meliputi studi literatur, survei awal lokasi,
Penaga.
pengambilan data lapangan, pengolahan data dan
Untuk
status
yang
keberlajutan
kehidupan
2.
teripang
II. METODE PENELITIAN
mengetahui
mempengaruhi
kehidupan
teripang
mengetahui
kehidupan
scabra)
teripang
pasir
status
keberlajutan
penyusunan laporan akhir. Pengukuran dan
pasir
(Holothuria
pengambilan data lapangan yang berlokasi di
dari dimensi sosial ekonomi di
pesisir perairan Desa Penaga.
desa
Teluk
Bintan
B. Alat dan Bahan
adalah sebagai berikut :
informasi
Kecamatan
Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini
1) Memberi
Penaga
Alat dan bahan yang digunakan dalam
dan
pengetahuan
mengenai status keberlanjutan teripang pasir
penelitian ini dapat dilihat pada table.
No
1.
ALAT
GPS
(Holothuria scabra) dilihat dari dimensi
2
Kamera Digital
sosial ekonomi masyarakat sekitar Desa
3
Lembaran
Kuesioner
Penaga.
4
Alat Tulis
KEGUNAAN
Mengetahui lokasi
penelitian
Dokumentasi
Penelitian
Mencari Informasi
Tentang Sosial
Ekonomi
Mencatat Data – data
Pendukung/Tak terduga
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan
menyusun
bagi
\
pemerintah
kebijakan
dalam
pengelolaan
sumberdaya perairan sekitar Desa Penaga
C. Pendekatan Diskriptif
Penelitian ini dilakukan dengan metode
survey yaitu suatu proses pengumpulan data
primer dengan menanyakan kepada responden
dengan
menggunakan
(Moleong,
kualitatif
2011).
panduan
wawancara
Pendekatan
penelitian
dimaksudkan
untuk
3.
memahami
fenomena apa yang dialami oleh subyek
mendalam
tentang
berbagai
aspek
4.
kuisioner
mengelompokkan
jawabannya
5.
Melakukan analisis keberlanjutan sesuai
metode yang sudah ditetapkan
6.
Visualisasi
status
diperoleh
orang-orang
diagram radar.
perilaku
yang
diamati
(Moleong, 2011).
7.
Prosedur
penelitian
dari
ini
dimulai
dari
penetapan skala pengukuran yang menggunakan
Skala Likert. Skala likert yang digunakan
keberlanjutan
hasil
analisis
yang
dengan
Mendeskripsikan hasil penelitian yang
diperoleh
D. Prosedur Penelitian
sesuai
Membuat tabulasi Skala yang diperoleh
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
dan
dan
menggunakan Microsoft excel
kehidupan masyarakat nelayan siput gongong
(Moleong, 2011) dan untuk menghasilkan data
menggunakan
dengan skala yang ditetapkan
penelitian serta untuk memberikan pemahaman
lebih
Mengajukan pertanyaan kepada responden
dengan
metode
dekskriptif
kualitatif.
E. Penentuan Respon
Dari
sensus
yang
dilakukan
terhadap
dengan 5 (Empat) kategori, yaitu 1 = Buruk, 2 =
masyarakat desa Teluk Bintan diketahui jumlah
Kurang, 3 = Cukup, 4= Baik, 5= Sangat Baik.
nelayan teripang terdiri dari 20 orang, dan
Adapun prosedur yang dilakukan sebagai berikut
seluruhnya ditetapkan sebagai responden utama
:
penelitian. Sedangkan informan kunci diambil
1.
2.
Pengumpulan atribut yang relevan dengan
dari tokoh masyarakat (1 orang ) dan dari dinas
masalah yang sedang diteliti
perikanan (1 orang).
Penetapan
F. Metode Pengumpulan Data
atribut
skala
dari
masing-masing
Dalam penelitian ini data primer diperoleh
melalui
hasil
penyebaran
kuesioner
dan
dengan nelayan teripang sebagai responden serta
informan yang mewakili instansi terkait. Data
wawancara mendalam kepada informan kunci.
sekunder diperoleh melalui informasi maupun
1.
laporan
Metode Observasi
Teknik
mengamati
observasi
dan
keberlanjutan
Observasi
dimaksudkan
memperoleh
kehidupan
lapangan
mengamati
apa
data
siput
tentang
teripang.
dilakukan
yang
untuk
yang
tertulis
yang
pernah
ada
sebelumnya dari instansi yang terkait dengan
penelitian.
H. Analisis Data
dengan
Metode yang digunakan dalam menganalisa
mempengaruhi
data adalah metode diskrptif melalui survey dan
keberlanjutan kehidupan siput teripang dari di
observasi
mensi sosial ekonomi.
menggunakan Skala Likert. Skala likert yang
2.
digunakan dengan 4 (Empat) kategori, yaitu 1 =
Metode Wawancara
Wawancara
dilakukan
Skala
pengukuran
tujuan
Buruk, 2 = Kurang, 3 = Cukup, 4= Baik, 5=
memperoleh informasi lebih lanjut tentang
Sangat Baik. Prosedur dalam membuat skala
kawasan
likert adalah sebagai berikut :
penelitian,
potensi
dengan
lapangan.
sumber
daya
Perairan siput Teripang dan pemanfaatan sumber
1.
daya perikanan siput Teripang. Pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara langsung
Pengumpulan
item-item
yang
relevan
dengan masalah yang sedang diteliti.
2.
Item-item tersebut dideskripsikan dalam
kepada masyarakat nelayan tangkap dan instansi
bentuk kuisioner yang ditujukan kepada
pemerintah yang bersangkutan sebagai data
responden yang ditetapkan.
pendukung.
G. Jenis Data yang dikumpulkan
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui hasil wawancara
3.
Responsi
dari
responden
diberikan
skor,
untuk
kemudian
jawaban
yang
memberikan indikasi baik diberi skor
tertinggi.
4.
Total skor dari masing-masing individu
persyaratan yang telah ditetapkan. Rentang skor
adalah penjumlahan dari skor masing-
berkisar antara 1 – 4 (dari buruk sampai baik).
Cara penilaian terhadap hasil jawaban
masing item dari individu tersebut
5.
Responsi dianalisa untuk mengetahui item-
kuisioner
item mana yang sangat nyata batasan
digunakan oleh (Cahyat, A., Gönner, C. and
antara skor tinggi dan skor rendah dalam
Keberlanjutan
adalah
tahapan
keberlanjutan kehidupan siput Teripang yang
ingin dilihat dari sosial ekonomi masyarakat di
Desa Penaga. Status keberlanjutan kehidupan
keberlanjutan yang diperoleh dari beberapa
tahapan berikut ;
Setelah
memperoleh
keberlanjutan
kehidupan
yang
bedasarkan informasi dan studi literature.
2,
skor
dari
skor rataan akhir dengan rumus :
X rata-rata
total =
∑ X rata-rata
∑pernyataan
keberlanjutan dengan cara normalisasi data
menggunakan rumus :
Indeks keberlanjutan =
Tahap
rataan
masing-masing pertanyaan kemudian dihitung
berpengaruh pada keberlanjutan siput teripang
2)
∑ ( Skor X fi )
N
X rata-rata =
Selanjutnya dilakukan penghitungan indeks
Tahap 1, penentuan atribut atau kriteria
setatus
yang
Haug, M. 2007 dalam khodijah 2013). Pertama
siput teripang disimpulkan dari nilai indeks
1)
panduan
pernyataan dengan rumus:
Analisis Status Keberlanjutan
Analisis
pada
menghitung nilai rataan skor masing-masing
skala total.
I.
mengacu
Memberikan
(X Rata−rata−Skor Minimum)
(Skor Maksimum−Skor Minimum)
x 100
Hasil yang diperoleh digunakan untuk
pembobotan
menentukan
posisi
status
keberlanjutan
terhadap hasil kriteria dan indicator yang telah
kehidupan siput Teripang pada masing-masing
dipilih dalam penelitian ini. Status keberlanjutan
dimensi yang dinyatakan dalam skala nilai
diukur dari tingkat keberlanjutan dimensi diatas,
kemudian dimensi tersebut diturunkan menjadi
9 atribut, Pemberian skor yang didasarkan pada
hasil
penyebaran kuesioner sesuai
dengan
indeks keberlanjutan. Skala indeks keberlanjutan
terletak antara 0 – 100.
Berdasarkan table tersebut diketahui bahwa
Tabel 5. Kategori Indeks Keberlanjutan
Nilai
Indeks
Baik/buruk
Kategori
Status Keberlanjutan
0,00 – 0,25
Buruk
Tidak berkelanjutan
25,01 –
50,00
50,01 – 75
Kurang
Kurang berkelanjutan
Cukup
Cukup berkelanjutan
75,01 – 100
Baik
Sangat berkelanjutan
teripang pasir hidup dengan kisaran pH 7-8,5
yang berarti bahwa kondisi pH perairan teripang
pasir yang hidup didesa penaga dalam kondisi
baik dan mendukung keberlanjutan kehidupan
Sumber: Kavanagh (2011)
teripang pasir di kawasan tersebut. Demikian
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pula dengan suhu perairan masih dalam batas
A. Kehidupan teripang pasir
normal yaitu pada kisaran 25 – 330C, tetapi
Lingkungan hidup teripang pasir di perairan
salinitas sedikit melebihi kondisi normal tetapi
Desa Penaga terdapat pada ekosistem padang
masih dalam batas toleransi yaitu 33,4
o
/oo.
lamun yang banyak terdapat di sekitar perairan
Kondisi oksigen terlarut (DO) melebihi batas
Desa Penaga. Teripang pasir di desa Penaga kini
normal sehingga dari perlu mendapat perhatian
sudah dibudidayakan oleh masyarakat sekitar
apabila keberlanjutan penghidupan teripang pasir
dengan jumlah 20 orang pembudidaya teripang
menjadi lebih baik
pasir yang seluruhnya merupakan penduduk
B. Indek Keberlanjutan Teripang
Desa Penaga. Apabila dilihat dari kondisi
Dari
hasil
survei
disimpulkan
bahwa
ekologi (habitat) secara umum dapat dikatakan
terdapat tiga atribut yang cukup berkelanjutan
masih dalam kondisi baik, ini dapat dilihat dari
dan satu atribut kurang berkelanjutan dari
hasil pengukuran parameter perairan Desa
dimensi sosial dapat dilihat di table.
Penaga.
No.
Parameter Kualitas Air Laut
Untuk Kehidupan Teripang
1.
2.
3.
Suhu
Salintas
Alkalitas
Kriteria
Kualitas
Perairan Yang
Baik Menurut
Panggabean
(1987)
25-33 oC
29-33o/oo
80-120 mg/l
4.
Keasaman (pH)
7-8,5
5.
Oksigen
4-8 mg/l
Terlarut (DO)
>5 m
6.
Kecerahan
1.
Nilai Rata-rata Hasil
Pengukuran di Lokasi
Penelitian
31,45
33,4
8,27
7,33
1,11
Atribut
Pendidikan
keterampilan
teripang
&
nelayan
2.
Persentase
56,78%
Status
cukup
berkelanjutan
66,78%
cukup
berkelanjutan
52,79%
cukup
berkelanjutan
kurang
berkelanjutan
Pemahaman
terhadap
sumberdaya teripang
3.
Dukungan pemerintah
4.
47,32
Kelembagaan
masyarakat
sosial
C. Indeks Keberlanjutan Teripang Pasir
Gambar.
Dari hasil survei disimpulkan bahwa seluruh
1.
atribut
menunjukkan
cukup
Tingkat keberlanjutan kehidupan
teripang ditinjau dari dimensi
ekonomi di Desa Penaga Bintan
Produksi dan Pemasaran, Peluang
berkelanjutan
Usaha dan Pendapatan Nelayan Teripang
kecuali atribut jaringan usaha teripang dari
Produksi dan pemasaran, peluang usaha
dimensi ekonomi yaitu Jaringan usaha teripang.
dan
pendapatan
adalah
atribut
yang
Tingkat keberlanjutan masing-masing atribut
mempengaruhi
tersebut
dapat
dilihat
pada
table.
keadaan
ekonomi
nelayan
indek
teripang dan status keberlanjutan kehidupan
keberlanjutan teripang dari Dimensi ekonomi
teripang pasir secara langsung, adapun yang
dan gambar. Tingkat keberlanjutan kehidupan
menjadi variable penilaian dalam atribut
kita
teripang ditinjau dari dimensi ekonomi di Desa
lihat dalam table, Pendapatan. Produksi dan
Penaga Bintan dibawah.
pemasaran.
Tabel. Indek Keberlanjutan Teripang Dari
Dimensi Ekonomi
Atribut
Pendapatan nelayan teripang
Persent
ase
71,2%
cukup berkelanjutan
Produksi dan pemasaran teripang
63,03%
cukup berkelanjutan
Komsumsi teripang
51,04%
cukup berkelanjutan
Peluang Usaha teripang
77,07%
sangat berkelanjutan
Jaringan Usaha teripang
48,67%
kurang berkelanjutan
Tabel. Pendapatan Nelayan Teripang
Status
Variable
Pendapatan nelayan dari teripang
pasir
Pendapatan
nelayan
atas
infrastruktus yang sudah membaik.
Pendapat nelayan atas bantuan
modal
Pendapatan nelayan atas usaha
sambilan utama lain
Persent
ase
66,67
66,67
66,67
84,85
Status
Cukup
berkelanjutan
cukup
berkelanjutan
cukup
berkelanjutan
sangat
berkelanjutan
Table. Produksi dan Pemasaran.
Tingkat Keberlanjutan
Kehidupan Teripang
Desa Penaga Dilihat Dari Dimensi
Ekonomi
Pendapat
an…
71.20
80.00
70.00
Atribut
Persentase
Hasil produksi nelayan teripang
75%
Status
sangat berkelanjutan
Nilai jual produksi teripang
75%
sangat berkelanjutan
Kualitas Produksi teripang
75%
sangat berkelanjutan
Bagaimana pemasaran teripang
Bagaimana
banyak
jenis
47,72%
kurang berkelanjutan
43 %
kurang berkelanjutan
60.00
Jaringan48.67
usaha…
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Peluang
77.07
usaha…
Produksi
dan…
63.03
51.04
Konsumsi
teripang
produksi
Peningkatan pendapat nelayan teripang cukup
cukup berkelanjutan ini di karenakan produksi
sumberdaya teripang Desa Penaga dari tahun ke
tahun terus menunjukkan peningkatan seiring
berkembangnya
usaha
teripang
terbentuk
yang
kelompok
dan
nelayan
produksi dan pemasaran (63,03), pendapatan
terbukanya
(71,20) dan peluang usaha nelayan teripang
infrastruktur di Desa Penaga Bintan. Sebelum
(77,07).
kelompok usaha nelayan teripang dibentuk tahun
2.
Jaringan usaha
2012 masyarakat sudah melakukan penangkapan
Jaringan usaha nelayan teripang masih
teripang secara mandiri dalam dua decade
sangat terbatas meski sudah ada penampung
terakhir. Tetapi sumberdaya teripang ini belum
yang memonopoli perdgangan teripang di desa
mendapat
dari
Penaga. Produksi teripang atau gamat yang
pemerintah sehingga produksi yang diperoleh
berbentuk kering dipasarkan ke penampung
juga sebatas kebutuhan keluarga saja dan tidak
tunggal di Kota Batam. Sedangkan produksi
dijual. Tetapi setelah terbentuk kelompok usaha
yang diolah dalam bentuk minyak dipasarkan
produksi teripang diperkirakan mencapai berat
secara langsung oleh nelayan ke daerah industry
0,5 kilogram rata-rata perekor dengan jumlah ±
wisata lagoi.
600 ekor per kali panen (6 bulan). Teripang yang
3.
perhatian
dipanenkan
kemudian
secara
khusus
dikeringkan,
setelah
Tingkat konsumsi teripang
Nilai
atribut
masyarakat
kering diperoleh berat 1 kilogram dari rata-rata
terhadap
60
harga
berkelanjutan dengan nilai keberlanjutan 51,04.
perkilogram Rp 2.800.000,-. Sehingga apabila
Bentuk-bentukn konsumsi teripang sebagian
dijumlahkan rata-rata per panen nelayan teripang
diolah sebagai makanan special di restoran
memperoleh penghasilan Rp. 2.800.000,- X 600
seafood (sup teripang), dan sebagiannya lagi
Kg
diolah menjadi minyak gamat untuk obat-obatan.
ekor.
Kemudian
yaitu
keberlanjutan
Rp.
atribut
dijual
dengan
1.680.000.000,-.
produksi,
Nilai
pemasaran,
pendapatan dan peluang usaha nelayan teripang
menunjukkan
masing-masing
cukup
nilai
berkelanjutan
keberlanjutan
dengan
yaitu
teripang
konsumsi
menunjukkan
cukup
Table. Komsumsi Teripang
variable
71.20, peluang usaha teripang 77,07, produksi
Persentase
Tingkat komsumsi teripang di
nelayan teripang
Tingkat komsumsi teripang di
luar nelayan teripang
Tingkat komsumsi dari setiap
jenis produksi olahan teripang
baik nelayan teripang maupun
diluar nelayan teripang
Peluang Usaha teripang
Status
48,63%
cukup berkelanjutan
64,77%
cukup berkelanjutan
51,04%
cukup berkelanjutan
dan
pemasaran
teripang
63,03,
komsumsi
teripang 51,04) kecuali atribut jaringan usaha
teripang
48.67
dikategorikan
dari
dimensi
ekonomi
dalam
kondisi
kurang
berkelanjutan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisis rata indek penilain dapat
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dilapangan dan
maka disimpulkan bahwa Status Keberlajutan
pengolahan data yang diukur dengan kajian
Kehidupan Teripang pasir di desa penaga dalam
social
skor
kondisi cukup berkelajutaan dengan catatan
keseluruhan atribut dapat disimpulkan sebagai
masyarakat dan pemerintah bekerja sama dalam
berikut yaitu dari hasil surve dimensi social,
memperbaiki
atribut a) pendidikan & keterampilan nelayan
kemasyarakatan serta jaringan usaha teripang
teripang dengan nilai tingkat keberlanjutan
yang diusahakan berdasarkan azas pemanfaatan
56,78;
berkelajutan.
ekonomi
b)
sumberdaya
berkelanjutan
pemahaman
teripang
maka
nelayan
dengan
nilai
terhadap
tingkat
keadaan
social
lembaga
B. Saran
keberlanjutan 66,82; c) dukungan pemerintah
Perlu dilakukan perbaikan pada faktor
(52,79) dikatogorikan dalam kondisi cukup
kelembagaan dan pengelolaan teripang yang
bekelanjutan, sedangkan satu atribut lainnya
termanejen
menunjukkan
pemanfaat dan pengelolaan yang berkelajutan
tidak
berkelanjutan
yaitu
kelembagaan sosial masyarakat dengan nilai
tingkat keberlanjutan indek 47.32, 2) dari hasil
dan
terstruktur
dalam
upaya
pada dimensi sosial.
Perlu
dilakakan
dan
upaya
surve dimensi ekonomi dapat disimpulkan
pendidikan
bahwa seluruh atribut menunjukkan cukup
nelayaan
berkelanjutan,(pendpatan nelayan teripang indek
teripang pasir, mengelola teripang pasir agar
teripang
pengetahuan
peningkatan
dalam
masyarakat
membudidayakan
memiliki nilai manfaat dan nilai jual yang lebih
tinggi agar dapat mensejahterakan masyarakat
dangan cara memberi penyuluhan dan diklat
Metode Pengambilan Contoh Kualitas
Air ICS 13.060.01
Supriharyono, 2009. Konservasi Ekosistem
Sumberdaya Hayati. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
pendidikan pengolahan teripang pasir yang
Supriharyono,
2000.
Pelestarian
dan
Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah
Pesisir Tropis, PT. Gramedia, Jakarta.
berkelajutan.
DAFTAR PUSTAKA
Amanda.M. 2009. Analisis Dampak Ekonomi
Wisata Bahari Terhadap Pendapatan
Masyarakat Lokal. Skripsi. IPB. Bogor
Arikunto, Suharsimi., 2006, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka
Cipta.
Dolan A.H, Walker. 2004 Understanding
Vulnerability of Coastal Communities to
Climate Change Related Risks. Journal of
Coastal Reaserch.
Hardjojo B dan Djokosetiyanto. 2005.
Pengukuran dan Analisis Kualitas Air.
Edisi Kesatu, Modul 1 - 6. Universitas
Terbuka. Jakarta.
Khodijah, 2013. Kondisi, Kontekstual dan Trend
Rumah Tangga Nelayan Yang Dikepalai
Perempuan Di Desa Pesisir. Jurnal Ilmiah
AgrIBA. Vol.1 No. 2 Hal. 127-242.
September Palembang, 2013.
Mirawati, 2013. Kajian Potensi Mangrove
Sebaga Daerah Ekowisata Di Desa
Sebong Lagoi. Skripsi:Universitas
Mariti Raja Ali Haji
Nainggolan.P. 2011. Distribusi Spasial dan
Pengelolaan Lamun di Teluk Bakau
Kepulauan Riau. IPB. Bogor
Romimohtarto.K dan S. Juwana, 2005. Biologi
Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota
Laut. Jakarta : Djambatan
Standar Nasional Indonesia 06-2412-1991
Sulma.S. 2012. Kerentanan Pesisir Terhadap
Kenaikan Muka Air Laut. Tesis.
Universitas Indonesia
UU No. 4 Tahun 1982. Ketentuan-Ketentuan
Pokok
Tentang
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Wahyudi. H, 2008. Potensi Sumberdaya Lamun
dan Mangrove Sebagai Penunjang
Ekowisata di Pulau Harapan dan Pulau
Panggang Kabupaten Administratif
Kepulauan Seribu. Skripsi. IPB. Bogor
Wahyudi et al. 2009. Analisa Kerentanan Pantai
di Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa
Timur
Download