Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Tingkat Communication Apprehension pada Mahasiswa Prodi Psikologi Angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN TINGKAT COMMUNICATION APPREHENSION PADA MAHASISWA PRODI PSIKOLOGI ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Pondra Pujiono Program Studi Psikologi, FIP, Unesa, [email protected] Prof. Dr. Muhari Dosen Program Studi Psikologi, FIP, Unesa Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan tingkat communication apprehension pada mahasiswa prodi psikologi angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya. Terdapat satu variabel bebas yaitu kepercayaan diri dan satu variabel terikat yaitu communication apprehension. Penelitian ini merupakan tipe penelitian korelasional. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa prodi psikologi angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya. Jumlah subjek penelitian ini sebanyak 103 mahasiswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kepercayaan diri dan communication apprehension, kuesioner ini menggunakan skala likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi “Pearson product moment” dengan bantuan program SPSS 18 for windows. Berdasarkan teknik analisis korelasi Pearson Product Moment diperoleh nilai r = -0,153 dengan signifikansi 0,224 (p>0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan communication apprehension pada mahasiswa prodi psikologi angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya, dengan kata lain hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Kata Kunci: Kepercayaan diri, communication apprehension, mahasiswa, prodi psikologi Universitas Negeri Surabaya Abstract This study was aimed to determine whether there is a relationship between the level of self confidence and communication apprehension among psychology students of class 2009 from the State University of Surabaya. The independent variable is Self confidence and dependent variable is communication apprehension. This study a was correlational research. The subjects were 103 students of class 2009 in among psychology student, State University of Surabaya. Data collected using Likert scales of self confidence and communication apprehension. Data analysed using Pearson product moment SPSS 18 for windows. The result shows that the correlation value (r) -0.153 with the level of significance (p > 0.05) 0,224. The results showed that there was no significant relationship between self confidence and communication apprehension on the class 2009 of psychology student, the State University of Surabaya. In other words, this hypothesis is rejected. Keyword: self confidence, communication apprehension, student, among psychology student state university of surabaya Character Volume 02 Nomor 02 Tahun 2013 PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu berinteraksi dengan sesamanya demi melangsungkan kehidupannya. Pada saat melakukan interaksi tidak akan terlepas dari kegiatan berkomunikasi. Komunikasi pada hakikatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan oleh seseorang kepada orang lain, pikiran itu bisa berupa gagasan, informasi, dan opini. Perasaan tersebut bisa berupa keyakinan dan keberanian (Wenzler, 1993:11). Interaksi komunikasi dimaknai sebagai proses penyampaian pesan, baik berupa pikiran atau perasaan, melalui komunikasi segala informasi kehidupan manusia di dunia dapat tersentuh. Komunikasi telah menjadi bagian hidup manusia, akan tetapi banyak permasalahan yang timbul terkait dengan komunikasi. Salah satu yang banyak dihadapi manusia dalam berkomunikasi adalah communication apprehension, yaitu kecemasan bila dihadapkan pada situasi yang mengharuskannya melakukan komunikasi, tidak terkecuali hal tersebut juga terjadi pada remaja yang berstatus sebagai mahasiswa. Seorang mahasiswa yang sering disebut sebagai kelompok terpelajar yang umumnya mempunyai modal pengetahuan yang lebih banyak di bandingkan remaja yang kurang terpelajar, masalah ini seharusnya tidak perlu terjadi. Kenyataannya banyak diantara mahasiswa yang menunjukkan adanya tanda-tanda mengalami kecemasan komunikasi walaupun pada saat proses komunikasi ada mahasiswa yang mampu mengemukakan pendapatnya dalam forum seperti diskusi kelompok, seminar, kuliah, belajar mengajar, dan berdiskusi dengan dosen, namun ada juga mahasiswa yang terlihat gemetar dan berkeringat ketika mereka harus mempresentasikan karya tulisnya di depan kelas. McCroskey (dalam DeVito,1997:159) menjelaskan communication apprehension sebagai tingkatan seseorang akan ketakutan atau kecemasan ketika berkomunikasi dengan orang lain. Individu yang mengalami communication apprehension akan merasa malu, enggan, takut, atau cemas pada interaksi komunikasi. Pendapat senada juga diungkapkan Nevid (1994:182) bahwa communication apprehension bisa menghambat seseorang menyelesaikan pendidikannya, kemajuan karir, dan ketika bekerja bersama orang lain. Communication apprehension dapat muncul dalam semua situasi komunikasi. Mahasiswa di perguruan tinggi dimana sistem belajar lebih banyak menuntut berlangsungnya komunikasi seperti diskusi kelompok, presentasi makalah, dan diskusi. Pada saat berdiskusi dengan dosen banyak dijumpai mahasiswa mengalami kecemasan yang berlebihan ketika akan mempresentasikan tulisan ilmiahnya sehingga materi yang dikuasai tidak dapat disampaikan dengan baik. DeVito (1992:92) mengungkapkan bahwa communication apprehension berada dalam suatu rentang (continum), dari tingkat yang rendah sampai yang tinggi. Salah satu faktor yang berkaitan dengan communication apprehension adalah kepercayaan diri yang dijelaskan sebagai keyakinan terhadap penilaian atas kemampuan dan sejauh mana kita merasakan adanya kepantasan untuk berhasil. Adanya kepercayaan diri pada diri sendiri akan mendorong individu untuk dapat lebih meningkatkan keyakinan dirinya bahwa individu tersebut mampu dan mampu bertanggung jawab atas tindakannya sendiri, sehingga individu tersebut dapat menerima hasil dari pekerjaannya sendiri. Jika mengalami kegagalan adanya kepercayaan diri yang kuat diharapkan mencari penyebab kegagalannya, dan mencari alternatif untuk menghadapinya. Kepercayaan diri adalah suatu sikap perasaan yakin atas kemampuan sendiri sehingga individu yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam setiap tindakan, dapat bebas melakukan hal-hal yang disukai dan bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri. Individu yang memiliki kepercayaan diri tinggi digambarkan dengan ciri-ciri seperti tidak mementingkan diri sendiri, optimis, toleran, tidak memerlukan dukungan orang lain, dan tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan (Lauster, 1995:10). Observasi awal dilakukan di prodi Psikologi Universitas Negeri Surabaya, pada saat mengikuti perkuliahan dikelas angkatan 2009. Banyak fenomena terlihat pada saat mengikuti perkuliahan, terutama pada saat melakukan presentasi di kelas, mengerjakan tugas kelompok dan saat diberikan pertanyaan oleh dosen. Ada sebagian mahasiswa yang cenderung diam dan pasif pada saat presentasi dan mengerjakan tugas dengan kelompoknya. Fakta tersebut mengindikasikan sebagian mahasiswa prodi Psikologi Universitas Negeri Surabaya mengalami rasa percaya diri rendah. Selain itu juga ada sebagian mahasiswa yang terindikasi mengalami communication apprehension, hal tersebut terlihat pada saast menyampaikan materi presentasi. Mahasiswa tersebut mengalami nervous dan pada saat bicara badannya gemetar, kemudian berbicaranya semakin cepat dan terbata-bata sehingga materi yang dikuasai tidak dapat tersampaikan dengan baik. Fakta tersebut mengindikasikan sebagian mahasiswa prodi Psikologi Universitas Negeri Surabaya mengalami tingkat communication apprehension tinggi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka timbul pertanyaan apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan tingkat communication Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Tingkat Communication Apprehension pada Mahasiswa Prodi Psikologi Angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya apprehension pada mahasiswa, untuk menjawab pertanyaan tersebut maka perlu dilakukan penelitian berdasarkan fakta dan fenomena yang terjadi pada mahasiswa prodi Psikologi Universitas Negeri Surabaya. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dimana variabel independent dari penelitian ini ialah kepercayaan diri (X), sedangkan variabel dependent ialah communication apprehension (Y). Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan perasaan seseorang terhadap kemampuan dan kondisi yang dimiliki. Communication apprehension adalah seberapa besar respon kecemasan terhadap pengalaman komunikasi maupun interaksi dalam berkomunikasi, kecemasan yang dialami dapat berupa kecemasan komunikasi secara menyeluruh dalam berbagai situasi komunikasi maupun hanya dalam situasi tertentu, seperti di dalam kelompok, komunikasi interpersonal maupun kecemasan ketika tampil di depan umum. Subjek Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Psikologi angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya. Jumlah subyek penelitian ini adalah 103 mahasiswa. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui kuisioner dengan menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002). Responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau checklist (√). Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kepercayaan diri dan tingkat communication apprehension. Kuisoner ini mengunakan skala likert yang telah dimodifikasi, yaitu metode untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2006). Teknik Analisa Data Teknik analisis data pada penelitian ini disesuaikan dengan tujuan peneliti yaitu menguji hubungan antara beberapa variabel X dan satu variabel Y. Oleh karena itu, teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi “Pearson Product Moment”. Korelasi Pearson Product Moment di gunakan untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara dua variabel continue (variabel bebas dengan variabel terikat) dan data berbentuk sekala interval atau skala rasio. Alasan penggunaan teknik ini adalah bahwa penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara satu variabel bebas (X) dengan satu variabel terikat (Y). Teknik analisis korelasi Pearson Product Moment ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 18 for windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian mengenai hubungan antara kepercayaaan diri dengan tingkat communication apprehension pada mahasiswa prodi psikologi angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya. Analisis data yang akan digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah Analisis korelasi Pearson Product Moment. Hasil pengolahan data disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1. Deskripsi data statistik N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kepercay 103 aan diri 28 59 87 74.62 5.365 Communi 103 cation apprehens ion 46 73 119 99.30 11.318 Valid N (listwise) 103 Deskripsi data penelitian tersebut menunjukan bahwa rata-rata variabel kepercayaan diri tersebut adalah 74,62. Nilai tertinggi dan terendah dalam variabel kepercayaan diri tersebut adalah sebesar 87 dan 59. Data variabel communication apprehension memiliki rata-rata 99,30 dengan nilai tertinggi dan terendah 119 dan 73. Tabel 2. Hubungan Antara Keprcayaan diri dengan tingkat communication apprehension Kepercayaan Diri Pearson Correlation Kepercayaan Diri Communication Apprehension 1 -.153 Sig. (2-tailed) Communication Apprehension .224 N 103 65 Pearson Correlation -.153 1 Sig. (2-tailed) .224 N 65 65 Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa nilai r = -0,153 dengan taraf signifikan 0,224. Uyanto (dalam Azwar, 2009) menyatakan jika taraf Character Volume 02 Nomor 02 Tahun 2013 signifikan (α) < 0,05 maka hipotesis diterima Uyanto, sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak karena signifikansi 0,224 > 0,05 dengan kata lain tidak ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan communication apprehension pada mahasiswa prodi psikologi angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk meneliti adanya hubungan antara kepercayaan diri dengan tingkat communication apprehension pada mahasiswa prodi psikologi angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis korelasi Pearson Product Moment dengan program SPSS 17.0 for windows menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kepercayaan diri dengan tingkat communication apprehension pada mahasiswa prodi psikologi angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya. Tidak adanya hubungan yang signifikan ini terlihat dari angka korelasi (rxy) sebesar -0,153 dengan taraf signifikan p=0,224. McCroskey (dalam DeVito, 1997: 158) menyatakan bahwa dalam perilaku komunikasi seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh kepercayaan diri namun juga dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang terhadap topik yang akan dibawakan, rasa suka atau tidak suka terhadap topik tersebut dan psikomotorik seseorang yaitu kemampuan fisik seseorang untuk melakukan komunikasi. Bila seseorang menguasai topik yang akan dikomunikasikan maka orang tersebut tidak akan mengalami hambatan dalam berkomunikasi, begitu juga apabila seseorang menyukai topik yang akan dibawakan maka dia tidak akan mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Sebaliknya bila seseorang tidak menguasai dan tidak menyukai topik yang dikomunikasikan, maka kecemasan atau communication apprehension seseorang akan meningkat. Hal senada juga dikatakan oleh Cutlip (dalam Naistadt, 2006) bahwa keberanian seseorang dalam mempresentasikan suatu topik permasalahan tergantung pada kesiapan orang yang bersangkutan terhadap penguasaan atas topik tersebut. Naistadt (2006) menyatakan disamping atas pokok pembicaraan, rasa suka terhadap hal yang dipresentasikan juga membantu seseorang untuk berani tampil berbicara didepan umum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri tidak berhubungan dengan tingkat communication apprehension, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang berhubungan dengan communication apprehension. Faktor-faktor tersebut antara lain: a. Situasi baru Situasi yang sifatnya baru dan berbeda membuat kita menjadi gelisah. Namun, jika sudah mengalami beberapa kali berbicara dimuka umum maka kegelisahan tersebut akan berkurang. b. Status rendah Menganggap orang lain adalah pembicara yang lebih baik, sehingga membuat kegelisahan semakin meningkat. Dengan berpikir positif mengenai diri sendiri dan dengan persiapan yang matang maka akan menurunkan kegelisahan. c. Kesadaran pembicara Merasa menjadi pusat perhatian, oleh karena itu penting sekali memiliki pemikiran bahwa berbicara dimuka umum sama dengan kita mengobrol, sehingga memiliki rasa bebas dalam berbicara didepan umum. d. Perbedaan Jika merasa bahwa khalayak yang dihadapi memiliki sedikit persamaan dengan diri sendiri, maka kegelisahan akan meningkat. Oleh karena itu, penting sekali menemukan persamaan antara diri sendiri dengan khalayak yang dihadapi ketika merencanakan pembicaraan dihadapan mereka. e. Pengalaman masa lalu Pernah mempunyai pengalaman demam panggung sehingga ada kecenderungan timbul kegelisahan yang meningkat jika harus berbicara dimuka umum. Pengalaman yang positif dalam berbicara dimuka umum akan mengurangi kegelisahan. Dalam penelitian ini variabel-variabel tersebut tidak diamati jadi dimungkinkan tidak signifikannya hubungan antara kepercayaan diri dengan tingkat communication apprehension karena ada keterlibatan faktor-fator tersebut yang tidak teramati dalam penelitian ini. Sebaiknya untuk penelitian lebih lanjut variabel tersebut perlu diamati. PENUTUP Simpulan Berdasarkan perhitungan statistik dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa prodi Psikologi angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya mempunyai tingkat kepercayan diri rendah. Hal ini di tunjukkan dengan 51,46% mahasiswa angkatan 2009 di prodi Psikologi Universitas Negeri Surabaya mempunyai kepercayaan diri rendah. Mahasiswa angkatan 2009 di prodi Psikologi Universitas Negeri Surabaya mempunyai tingkat communication apprehension yang rendah, hal ini ditunjukkan dengan 51,46% mahasiswa angkatan 2009 di Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Tingkat Communication Apprehension pada Mahasiswa Prodi Psikologi Angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya prodi Psikologi Universitas Negeri Surabaya mempunyai tingkat communication apprehension rendah. Uji hipotesis menunjukkan tidak ada hubungan antara kepercayaan diri dengan tingkat communication apprehension pada mahasiswa prodi Psikologi Universitas Negeri Surabaya. Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil uji korelasi pearson product moment yang menunjukkan nilai r = -0,153 dengan taraf signifikansi p = 0,224. Saran Bagi peneliti selanjutnya 1. Penelitian ini hanya menggunakan subjek penelitian yang berlingkup kecil, yakni hanya sebatas pada mahasiswa prodi Psikologi angkatan 2009 Universitas Negeri Surabaya. Bagi peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian dengan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak dan menyeluruh, sehingga kesalahan generalisasi akan semakin kecil. 2. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kepercayaan diri tidak mempunyai hubungan terhadap tingkat communication apprehension. Sehingga bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat communication apprehension pada mahasiswa. 3. Penelitian ini hanya mengukur kepercayaan diri dari indikator yang dikemukakan oleh Corsini (1982) dan juga mengukur tingkat communication apprehension berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh Burgoon dan Ruffner (1978). Oleh karena itu, disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk untuk dapat melakukan penelitian mengenai tingkat communication apprehension diukur dari indikator yang dikemukakan oleh tokoh lain, sehingga diharapkan dapat melakukan penggalian data penelitian yang lebih mendalam dan menyeluruh. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Burgoon, M., & Ruffner, M. 1978. Human communication. New york : Holt Rinehart & Winston. Corsini, R.J., & Aurbach, A.J. (ed). 1982. Concise Encyclopedia of psychology (vol.4). Canada: John Wiley & Sons, Inc. DeVito, J.A. 1992. Message, Building Interpersonal Communication Skills. New York: Harper and Row Publisher. Inc. DeVito, J.A. 1997. Komunikasi Antar Manusia (edisi kelima) Terjemahan. Jakarta: profesional books. Lauster, P. 1995. Tes Kepribadian. Jakarta: Gaya Media Pratama. Naistadt, I. 2006. Jangan Takut Ngomong, Strategi Agar berani Berbicara di Depan Umum. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Nevid, J.S. 1994. Abnormal Psychology in A Changing World (2nd. ed.). New Jersey: Prentice Hall. Riduwan. 2006. Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta. Wenzler, H.C. 1993. Proses Pengembangan Diri (Permainan dan Latihan Dinamika Kelompok). Terjemahan Maria Fishcer Siregar. Jakarta: Grasindo.