dampak pembangunan dan penanganannya pada sumberdaya air

advertisement
DAMPAK PEMBANGUNAN
DAN PENANGANANNYA
PADA SUMBERDAYA AIR
ISBN 978-602-9092-54-7
Prof.Dr.Ir.H.Muhammad Ruslan, MS
P3AI
UNLAM
DAMPAK PEMBANGUNAN
DAN PENANGANANNYA
PADA SUMBERDAYA AIR
Prof.Dr.Ir.H.Muhammad Ruslan, MS
P3AI
DAMPAK PEMBANGUNAN
DAN PENANGANANNYA
PADA SUMBERDAYA AIR
Penulis :
Prof.Dr.Ir.H.Muhammad Ruslan, MS
Editor :
Dr. rer. nat. Ir. H. Wahyuni Ilham, MP
Cetakan ke 1, Desember 2012
Peringatan
Dilarang memproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk
apapun termasuk foto copy tanpa iin tertulis dari P3AI UNLAM
Penerbit :
P3AI
P3AI Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Bekerjasama dengan
Nusa Media Bandung
Percetakan Nusa Media Yogyakarta
ISBN : 978-602-9092-54-7
RINGKASAN
Tujuan dari kajian ini adalah untuk memberikan penjelasan mengenai dampak
pembangunan terutama yang berhubungan dengan penggunaan lahan dalam daerah aliran
sungai (DAS) dan penanganannya terhadap sumberdaya air.
Sumberdaya air y a n g m e n j a d i u n s u r u t a m a d a l a m h i d r o l o g i merupakan salah
satu komponen ekosistem dunia yang sangat dibutuhkan kehadirannya sepanjang waktu.
Hampir seluruh kegiatan hidup di muka
bumi ini tidak dapat dipisahkan
dari
sumberdaya air. Alam tidak menyediakan sumber-daya air begitu saja kepada
manusia. Usaha ke arah pencapaian kebutuhan air di segala bidang telah dilakukan
manusia, yaitu melalui manipulasi proses hidrologi dengan memperhatikan semua segi
yang mempengaruhi daur air dan interaksinya dalam suatu kejadian.
Daerah Aliran Sungai sebagai sebuah ekosistem terdiri dari komponen fisik yang meliputi
tanah dan topografi, atmosfir dengan fakor-faktor iklim di dalamnya dan komponen biologi
yang meliputi flora dan fauna daratan dan perairan) serta manusia. Semua komponen dan
sub komponen tersebut serta morfometrinya menyusun suatu keadaan muka bumi yang
disebut struktur DAS. Di dalam DAS; bagaimanapun strukturnya; bergerak suatu aliran
energi seperti sirkulasi air dan hara dimana kualitas dari sirkulasi tersebut sangat
tergantung dari baik buruknya struktur. Dengan perkataan lain kualitas komponenkomponen penyusun suatu ekosistem (tanah, topografi, vegetasi) mempengaruhi kualitas
sirkulasi airnya. Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengendalikan hubungan
timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala
aktifitasnya, dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta
meningkatkan kemanfaatan sumber daya alam bagi manusia secara berkelanjutan.
Pembangunan tidak saja menghasilkan manfaat, melainkan juga membawa risiko. Di
beberapa provinsi pada ekosistem sungai dibuat bendungan untuk berbagai tujuan. Dengan
bendungan tersebut kita dapatkan manfaat listrik, bertambahnya air pengairan dan
terkendalinya banjir. Risiko dari adanya bendungan tersebut adalah tergenangnya kampung
dan sawah, tegusurnya penduduk dan kepunahan jenis tumbuhan dan hewan. Eksploitasi
hutan besar-besar yang dimulai sekitar tahun 1970 di P. Kalimantan dan P. Sumatera akan
mendapatkan devisa dalam jumlah besar melalui ekspor kayu bulat. Sebaliknya akan terjadi
risiko kepunahan hewan dan tumbuhan, bertambahnya erosi, rusaknya tata air dan
terjadinya padng alang-alang. Batubara hasil dari pertambangan akan dimanfaatkan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Dengan hal itu akan terjadi risiko pencernaan udara oleh
debu, jelaga dan gas SO2. Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana jalan dan
jembatan makin meningkat, sehingga hubungan dari satu tempat ke tempat lain menjadi
mudah. Tetapi risikonya ialah pencemaran udara dan kebisingan, serta kecelakaan lalu
lintas. Pasangan manfaat dan risiko tidak terpisahkan.
Pada dasarnya pelaksanaan pembangunan selalu bersifat dilema. Pandangan berbagai
pihak terhadap dilema ini suka berlainan. Pada umumnya para pelaksana proyek
pembangunan lebih melihat manfaat dan mengentengkan risikonya, karena adanya urgensi
sasaran dan tekanan faktor politik, Sebalinya media massa dan para cendekiawan sering
dapat melihat risiko yang tidak melihat oleh orang awam dan pelaksana pembangunan.
Mereka bersifat lebih berhati-hati, karena tidak merasakan adanya urgensi sasaran dan
desakan faktor politik. Betapapun, baik manfaat maupun risiko harus diperhitungkan secara
berimbang dan sungguh-sungguh. Risiko kita terima sebagai biaya manfaat yang kita ambil.
Hanya memperhatikan manfaatnya saja dapat membahayakan lingkungan. Sebaliknya
hanya memper-hatikan risiko saja akan menimbulkan pertentangan. Tetapi dengan tidak
berbuat sesuatupun akan ada orang yang setuju dan tidak setuju. Apabila tidak berbuat
sesuatu atau tidak melakukan pembangunan, diduga mutu hidup akan menurun.
Masalahnya bukanlah membangun atau tidak membangun, melainkan bagaimana
membangun agar sekaligus mutu lingkungan dan mutu hidup dapat terus ditingkatkan.
Dari uraian diatas, bahwa pembangunan pada dasarnya melakukan perubahan terhadap
semua atau salah satu komponen ekosistem sumberdaya alam, tentunya menimbulkan
perubahan pula terhadap peranan komponen tersebut dalam menjalankan fungsinya untuk
mengatur aliran energi dalam hal ini tata air. Perubahan fisik tanah akibat pembuatan jalan
utama atau jalan sarad dalam pengangkutan log (kayu) pada kegiatan pembalakan hutan,
pembakaran hutan (perladangan), pembukaan lahan dan pengolahannya untuk
kepentingan perkebunan dan kegiatan pembangunan lain akan berpengaruh terhadap tata
air dan kualitas air, karena hal di atas meningkatkan aliran permukaan. Pada lahan yang
baru diolah, misalnya untuk pembuatan jalan angkutan (main road) baik sektor
pertambangan, kehutanan maupun perkebunan, dan belum tertutup oleh vegetasi, maka
erosi dan aliran permukaan yang terjadi akan meningkat, sehingga akan menyebabkan
menurunya kualitas sumberdaya air. Disamping itu dampak negatifnya adalah kadar
lumpur yang dibawa oleh air akan mengendap di daerah hilir atau di muara sungai,
misalnya muara Sungai Barito pada musim kemarau sering kegiatan pelayaran terganggu,
karena kandas akibat kadar lumpur yang menumpuk di muara sungai.
Beberapa industri dibidang kehutanan menghasilkan air limbah dengan parameter kualitas
seperti BOD dan COD tinggi sehingga bila dibuang langsung ke sungai akan mencemari
biota air. Pertambangan emas, baik yang dilakukan oleh masyarakat (didalam DAS sekitar
sungai) maupun oleh pengusaha, yang menggunakan Hg (mercuri atau air raksa) sebagai
pemurni emas sangat berbahaya terhadap ekosistem perairan yang menjadi habitan flora,
ikan dan fauna air lainnya. Meskipun demikian, pembangunan tidak mungkin ditiadakan,
karena pembangunan adalah suatu peradaban manusia dan melalui pembangunan
manusia akan meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk hal seperti itu, seyogianya kegiatan
pembangunan yang menggunakan sumberdaya alam, baik sumberdaya alam yang
dipulihkan (renewable resources) ataupun sumberdaya alam yang dipulihkan (unrenewable
resources) harus ramah lingkungan. Sekarang ini sedang disarankan agar kegiatan
pembangunan memperhatikan prinsif “green economy”, yaitu profit, people dan planet,
yang tujuan akhirnya adalah lingkungan dengan sumberdaya alamnya tetap lestari dan
masyarakatnya sejahtera.
Dari beberapa uraian yang telah dijelaskan tersebut, nampaknya kajian dampak
pembangunan dan penanganannya terhadap sumberdaya air dalam suatu DAS (Daerah
Aliran Sungai) sangat diperlukan untuk disajikan dalam suatu tulisan yang berbentuk buku.
Kajian terhadap obyek sumberdaya air ini selalu dihubungkan dengan aspek-aspek
hidrologi, seperti sikus air (water cycle) dan neraca air (water balance) dalam suatu daerah
aliran sungai. Kegiatan pembangunan di daerah hulu (up stream) dan tengah (middle
stream) dalam suatu daerah aliran sungai, selalu dihubungkan dengan dampak negatif,
berupa banjir (flood) dan longsor (land slide) pada musim penghujan dan kekeringan air
sungai (debit airnya) sangat rendah pada musim kemarau.
Download