Bab 5 Ringkasan Sastra dengan segala ekspresinya merupakan pencerminan dari kehidupan manusia, selain itu juga merupakan gambaran atau refleksi kehidupan masyarakat. Dalam proses penciptaan suatu karya sastra, pengarang tidak hanya mengekspresikan apa yang ada pada jiwa mereka, tetapi juga perlu memasukkan ilmu lainnya, antara lain psikologi, filsafat, antropologi, dan sosiologi. Karya sastra sebenarnya pengungkapan masalah hidup, filsafat dan ilmu jiwa, hal ini dikarenakan memiliki hubungan dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan tersebut, yaitu manusia yang mencakup lingkungan dan kehidupannya. 『妖怪人 間ベム』yang ditayangkan di stasiun televisi swasta Jepang Nihon Terebi『日本テ レ ビ 』 tahun 2011 silam, mengangkat tema “manusia” dan menggambarkan Salah satu karya sastra berupa drama film berjudul Youkai Ningen Bem beragam kehidupan masyarakat zaman modern, kejiwaan, serta makna “manusia” sesungguhnya. Tokoh utama drama ini merupakan tiga makhluk yang memiliki wujud manusia (ningen) dan monster (youkai), bernama Bem 「ベム」, Bela 「ベラ」, dan Belo 「ベロ」. Meskipun memiliki wujud monster, namun mereka memiliki moral baik, selalu berusaha menolong manusia yang sedang dalam masalah, serta memiliki keinginan untuk dapat menjalani kehidupan normal sebagai manusia. Youkai Ningen Bem menceritakan petualangan Bem, Bela, dan Belo dalam mencari ingatan masa lalu serta cara untuk menjadi manusia normal. Melalui petualangannya, mereka jadi 72 banyak belajar tentang manusia, seperti makna “manusia”, “kebaikan”, “keburukan” yang sesungguhnya, serta perasaan jiwa yang dibawa masing-masing individu. Endraswara (2008, hal.183) menerangkan bahwa karya sastra, tampaknya telah mampu merekam gejala kejiwaan yang terungkap lewat perilaku tokoh. Selanjutnya Gunarsa (2006, hal.3) mengungkapkan, kalau kita berusaha meneliti mengenai “apa” jiwa itu tentunya kita akan sampai pada berbagai konsep filsafat maupun konsep agama. Psikologi dan agama mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Sebelum psikologi Barat berkembang pada abad ke-19, agama menjadi acuan pokok dalam menafsirkan maupun sebagai solusi persoalan kejiwaan. Agama Buddha Ch’an dari China merupakan salah satu sekte Agama Buddha Mahayana yang mengandung konsep psikologi dan filosofi dalam praktiknya. Pada periode Dinasti Tang (618-907), Agama Ch’an berkembang pesat dan mulai menyebarkan ajarannya ke Korea dan Jepang. Sejak masuk ke Jepang pada abad ke-6, Buddha Ch’an menjadi dasar pengetahuan, pikiran, ajaran agama, dan seni masyarakat Jepang. Nichiren Shoshu, salah satu sekte Buddha Mahayana yang lahir pada abad ke-13, oleh para ahli psikologi Barat diakui sebagai ajaran dari pemberdayaan psikologis yang dalam praktiknya mampu memberikan perubahan psikologis praktisi melalui beberapa konsep, salah satunya yaitu Jikkai Gogu 「十界互具」atau Sepuluh Dunia yang Saling Mencakup. Melalui skripsi ini, penulis menganalisis kondisi jiwa tokoh utama Bem drama Youkai Ningen Bem dengan menggunakan konsep kejiwaan Sepuluh Dunia yang Saling Mencakup, melalui tindakan, percakapan, serta ekspresi tokoh Bem. Pertamatama, penulis akan menganalisis situasi melalui teori penokohan dan psikologi, yang dilanjutkan dengan mengelompokkan kondisi jiwa Sepuluh Dunia dalam Agama 73 Buddha Nichiren Shoshu. Terakhir, penulis menganlisis perubahan kondisi jiwa dengan menggunakan konsep Sepuluh Dunia yang Saling Mencakup. Setelah itu, penulis menarik simpulan atas analisis-analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis, diketahui perasaan jiwa Bem di Episode 1, 5, dan 10 dilihat dari konsep Sepuluh Dunia serta pergerakannya dilihat dari konsep Sepuluh Dunia yang Saling Mencakup. Simpulan penulis dalam penelitian ini pada episode 1 terdapat kondisi jiwa Bem di menit 36:45 – 40:24 dalam Dunia Boddhisatva, di menit 43:42 – 43:55 dalam Dunia Manusia dan menit 46:33 – 49:41 dalam Dunia Boddhisatva yang didasari Dunia Kemarahan. Sementara pada episode 5, terdapat kondisi jiwa Bem di meni 16:54 – 19:59 dalam Dunia Surga, di menit 24:01 – 25:57 dalam Dunia Manusia yang didasari Dunia Neraka. Pada Episode 1 dan 5, juga terdapat kondisi perasaan jiwa Bem yang menunjukkan makna “saling mencakup” dalam Sepuluh Dunia yang Saling Mencakup, yakni bahwa satu dunia mencakup sembilan dunia lainnya dan kondisi perasaan jiwa selalu berubah-ubah. Makna saling mencakup dalam Sepuluh Dunia yang Saling Mencakup terdapat pada episode 1, khususnya di menit 46:33 – 49:41, yakni kondisi jiwa Bem dalam Dunia Boddhisatva yang didasari Dunia Kemarahan. Selain itu terdapat juga pada episode 5, khususnya di menit 24:01 – 25:57 yakni kondisi jiwa Bem dalam Dunia Manusia yang didasari Dunia Neraka. Pada episode 10, simpulan penulis adalah kondisi jiwa Bem di menit 11:21 – 11:38 dalam Dunia Sravaka dan di menit 35:33 – 38:47 dalam Dunia Boddhisatva. Selain itu, terdapat pergerakan kondisi jiwa Bem dari Dunia Sravaka ke Dunia Boddhisatva yang menunjukkan konsep pergerakan kondisi jiwa dalam Sepuluh Dunia yang Saling Mencakup. 74