PENENTUAN AZIMUTH PADA PENGAMATAN BINTANG DENGAN METODE DIURNAL CIRCLE Oleh : Yoel Prawiro C 3504 100 024 Pembimbing : 1. Dr.Ir.M.Taufik 2. Ir. Mansur Muhamadi,M.Sc Abstrak Sudut azimut merupakan sudut yang banyak digunakan dalam pekerjaan geodesi. Untuk mendapatkan sudut azimut dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya dengan pengamatan bintang. Pada pengamatan bintang sendiri beberapa metode dapat dipakai. Yang paling sering dipakai adalah Metode Tinggi Bintang. Salah satu metode yang baru ialah Metode Diurnal Circle. Dalam penelitian ini data yang didapat dihitung dengan metode Diurnal Circle pakai bahasa program Fortran, lalu dibandingkan dengan hasil dari metode Tinggi Bintang. Dari penghitungan metode Diurnal circle pengamatan 1 bintang memeberikan perbedaan hasil azimut terhadap metode Tinggi Bintang sebesar 15,5”. Presisi dan akurasi meningkat seiring dengan lamanyainterval pengamatan. Selain itu, semakin dekat jarak kutub bintang dengan kutub, maka presisi menurun dan akurasinya meningkat. Kata kunci: Azimut, Diurnal Circle, Tinggi Bintang Perumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang,masalah yang timbul: “Apakah metode Diurnal circle dapat digunakan untuk menentukan azimut dan seberapa besar keakuratannya bila dibandingkan dengan metode lain?” Batasan Masalah: 1. Mengolah data pengamatan dengan metode Tinggi Bintang, sudut waktu, dan Diurnal Circle. 2. Membuat program untuk menghitung azimut dengan metode Diurnal Circle pakai bahasa program Fortran. 3. Pengambilan data di gedung Teknik Geomatika dengan sasaran antena menara BRI Tower (10 km). 4. Pengolahan data tidak dilakukan terhadap bintang terdekat dengan kutub,tetapi masing-masing bintang dihitung datanya. 5. Menyelidiki hubungan keakuratan penghitungan terhadap deklinasi maupun jarak kutub bintang. Tujuan Penelitian Tujuannya untuk mengetahui berapa nilai azimut yang diperoleh dari penghitungan dengan metode Diurnal Circle. Manfaat Penelitian Manfaatnya adalah mempelajari proses penghitungan azimut dari pengamatan bintang dengan menggunakan metode Diurnal Circle. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1.Perangkat Keras (Hardware) a.Personal Computer AMD Turion X2 b.Memory DDR 1 GB. c.Harddisk 160 GB. d.Printer Canon IP-1980. e.Theodolite Wld T0 no seri.168151 f.Theodolite Wild T2 no seri.240327 g.Barometer. h.Termometer. I i.Kompas merk Suunto. 2.Perangkat Lunak (Software) a.Sistem Operasi Windows Vista b.Microsoft Office 2007 c.Program Watfor 77 Bahan 1.Data pengukuran sudut horisontal dan vertikalbintang. 2.Data suhu, tekanan, dan waktu pengamatan. 3.Informasi data mengenai bintang yang tampak. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), lebih tepatnya di gedung Teknik Geomatika. Secara geografis, kampus ITS terletak di 7°16’47” LS dan 112°47’41” BT. Tahapan metodologi penelitian yang akan dilaksanakan dalam kegiatan penelitian ini adalah seperti pada diagram alir gambar 3.1. Berikut adalah penjelasan diagram alir: 1.Tahap Identifikasi dan Perumusan Masalah Tahap ini merupakan tahapan awal dari penelitian yang dilakukan. Tahap ini terdiri dari perumusan masalah yaitu menentukan masalah apa yang timbul dan harus dipecahkan melalui penelitian ini. Penetapan tujuan dari diadakannya penelitian, batasan dari penelitian dan manfaat yang diperoleh dari penelitian. Selain itu, pada tahapan ini juga mempelajari segala bentuk literatur yang berhubungan dengan software maupun teori pengamatan astronomi. 2.Tahap Pengumpulan Data Tahapan ini dilakukan pengumpulan data yang berkaitan, antara lain : Data bacaan sudut horisotal dan vertikal dari posisi bintang. Data suhu udara (dalam °C), tekanan udara (dalam mmHg), dan waktu pengamatan. 3.Tahap Pengolahan Data Pada tahapan ini dilakukan pengolahan data yang telah didapat dengan metode Tinggi Bintang, metode Sudut Waktu, keduanya dihitung secara manual dengan menggunakan program Microsoft Excel. Sementara metode Diurnal Circle diolah pakai program aplikasi. 4.Tahap Analisa Pada tahap ini dilakukan analisa penghitungan dengan metode tinggi bintang terhadap metode Diurnal Circle yang dibuat dalam program aplikasi. 5.Hasil dan Kesimpulan Dalam tahap akhir ini merupakan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dan kekurangan maupun kendala yang dihadapi. Termasuk didalamnya saran dan perbaikan untuk penelitian ini selanjutnya. Tahap Analisa Tahap Identifikasi dan Perumusan Masalah Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1. Diagram Alir Metodologi Penelitian Penjelasan diagram alir gambar 3.2 1. Mulai Pada tahap inidilakukan persiapan data yang akan diolah. 2. Input Data Data yang akan dimasukkan meliputi bacaan sudut horisontal nvdan vertikal, bacaan suhu dan tekanan saat pengamatan,bacaan vxhorisontal titik yang akan dicari azimutnya, waktu pengamatan, deklinasi bintang, kedudukan lintang pengamat dan bacaan xchorisontal titik tercari dengan bintang. 3. Penggunaan Metode. Memulai pengolahan data, kesemua data jxiyang telah diddapat dimasukkan kerumus dalam metode Tinggi bintang, sudut waktu, maupun metode Diurnal Circle. Dalam zxMetode Diurnal Circle sendiri ada dua cara penghitungan, masing-masing dianalisa dan masing-masing cara dibuat zxperbandingan interval waktu pengamatan. Untuk hal ini dipakai interval waktu 30 dan 60 menit (perkiraan kasar). 4. Kesimpulan Dari masing-masing pengolahan data tersebut diambil csikesimpulan semua hasil yang telah didapat Gambar 3.2 Diagram alir pengerjaan penelitian MULAI INPUT DATA Peta Bintang Metode Tinggi Bintang Metode Diurnal Circle Cara 1 30’ 45’ 60’ 90’ KESIMPULAN Cara 2 60’ 90’ Bab IV Hasil pengamatan bintang: Deklinasi Canopus : -52°42’5” Deklinasi Capella : 46° 0’ 25” Ascensio Recta Canopus : 6h 24m 10s Ascensio Recta Capella : 5h 17m 25s Dengan metode Tinggi Bintang : Cos α = (sinδ – sin h sinᵠ ) / (cos h cos ᵠ) Cos α = (sin -52°42’5”- sin13°54’49”sin-7°47’16”)/(cos13°54’49”cos-7°47’16”) Cos α = -0,79455 α = 142,6126° Azimut yang benar = 360 ° -(ψ- α) = 360 ° -(233 °49’28”-0 °0’0”)-142,6126 °) = 268,7881614 ° AZIMUTH TINGGI BiNTANG BINTANG Canopus Hasil Perhitungan dari Metode Tinggi Bintang Rata – rata hasil azimut = 268° 47’ 12,5” Capella Standar deviasi = 0 ° o’ 36,42” PUKUL DER MEN DET 22.56.30 268 47 17,3 23.30.30 268 47 22,6 23.50.30 268 46 54,4 00.14.30 268 46 17,3 00.37.30 268 47 12,4 00.53.30 268 46 31,5 01.15.30 268 46 49,4 01.27.30 268 46 40,5 01.38.30 268 46 35,4 02.13.30 268 46 53,2 23.35.30 268 47 27,3 23.54.30 268 46 59,2 00.17.30 268 47 8,6 00.41.30 268 47 23,4 01.02.30 268 46 57,9 01.19.30 268 47 36,1 01.31.30 268 47 49,2 01.58.30 268 48 39,7 02.10.30 268 48 22,7 Bintang Hasil Penghitungan Azimut dengan Metode Sudut Waktu Canopus Rata-rata Azimut = 268° 16’ 32” Standar Deviasi = 2 ° 16’ 6,8” Capella Pukul der men det 22.56.30 269 5 28,68 23.30.30 269 25 24,6 23.50.30 269 37 50,88 00.14.30 269 53 25,44 00.37.30 270 10 21,36 00.53.30 270 23 10,68 01.15.30 270 41 9,96 01.27.30 270 52 15,24 01.38.30 271 0 58,68 02.13.30 271 33 5,04 23.35.30 267 1 44,76 23.54.30 266 48 10,44 00.17.30 266 28 55,92 00.41.30 266 11 15,72 01.02.30 265 59 25,444 01.19.30 265 43 35,4 01.31.30 265 40 4,08 01.58.30 265 23 54,6 02.10.30 265 13 52,32 Bintang Interval KOMBINASI waktu (') Hasil Perhitungan Azimut Dengan Metode Diurnal Circle Pengamatan 1 Bintang 30 45 DER MEN DET 1 269 17 44,34 2 268 8 14,26 1 268 59 34,34 2 268 17 6,09 3 268 36 32,57 1 268 45 20,00 2 268 51 1,92 3 268 50 18,02 1 268 47 40,96 1 268 35 22,97 2 268 50 21,13 3 269 17 6,95 4 268 50 53,55 1 268 45 54,69 2 268 55 39,54 3 268 53 39,76 4 268 47 50,17 1 268 53 19,27 2 268 47 23,59 3 268 42 11,14 1 268 43 32,67 Canopus 60 Rata – rata Azimut = 268°47’ 28” 90 30 Standar Deviasi = 0° 15’ 39,08” Perbedaan= 0 °0’ 15,5” HASIL AZIMUT Capella 45 60 90 Hasil Penghitungan Azimut dengan Cara 1 dibandingkan dengan Interval Waktu Azimut Interval (') SD der men det 30 268 21 48,6 13' 34,36" 45 268 52 44,5 6' 49,82" 60 268 49 19,6 3' 59,63" 90 268 45 37 2' 4" Hasil Perhitungan Azimut Dengan Metode Diurnal Circle Pengamatan 2 Bintang Interval Pengamatan waktu (') BINTANG DER MEN DET 60 1 268 45 35,3 2 268 29 28,7 3 268 51 31,8 1 268 41 20 2 268 45 54,4 Hasil Rata –rata Azimut= 268° 42’ 46” Standar Deviasi = 0° 8’ 15,9” Perbedaan = 0 ° 4’ 26,5” 90 HASIL AZIMUT Hasil Penghitungan Azimut dengan Cara 2 dibandingkan dengan Interval Waktu Azimut Interval (') SD (") der men det 60 268 37 32 8'3,3" 90 268 43 37,2 2' 17,2" Hasil Perhitungan Azimut Dengan Metode Diurnal Circle Pengamatan 2 Bintang Hasil Azimut Kombinasi der men det Rata-rata Azimut= 268° 43’ 23,8” CAN 1 268 55 9,52 CAN 2 268 45 20 Standar Deviasi= 0 ° 12’ 56,5” CAN 3 268 48 5,52 CAP 1 268 25 0,16 Perbedaan= 0 ° 3’ 48,7” “ Seberapakah besar perbedaan hasil penghitungan dengan metode Diurnal Circle apabila dibandingkan dengan penghitungan dengan metode Tinggi Bintang?” Perbandingan Tingkat Akurasi Pengamatan dengan metode Diurnal Circle cara 1 dibandingkan Interval Waktu Interval Azimut Diurnal Circle Azimut Tinggi Bintang Pengam atan der men det der men det 30 268 21 48,6 268 47 12,5 45 268 52 44,5 60 268 49 90 268 45 Perbedaan der m en det 0 25 23,89 " 0 5 32 19,6 " 0 2 7,1 37 " 0 1 35,5 Perbandingan Tingkat Akurasi Pengamatan dengan metode Diurnal Circle cara 2 dibandingkan Interval Waktu Interval Azimut Diurnal Circle Azimut Tinggi Bintang Perbedaan Pengama tan der men det der men det der men det 60 268 37 32 268 47 12,5 0 9 40,5 90 268 43 37,2 0 3 35,3 " Tingkat Akurasi dan Presisi Deklinasi dan Jarak Kutub Bintang Canopus Bintang Deklinasi () Jarak Kutub (90° - ) Azimut Dari Diurnal Circle Azimut Tinggi Bintang Standar Deviasi Perbedaan Capella der men det der men det -52 42 5 46 0 25 37 17 55 43 59 35 268 43 43,6 268 50 49,8 268 47 12,5 268 47 12,5 0 0 21 3 2,62 28,9 0 0 10 3 9,84 37,3 Pembahasan Evaluasi Keakuratan Untuk Pengamatan 1 bintang : Presisi dibandingkan Interval Waktu Presisi dibandingkan Interval Waktu Nilai pada menit ke-30=25’ 34,36” Nilai pada menit ke-45=06’ 49,82” Nilai pada menit ke-60=03’ 59,63” Nilai pada menit ke-90=02’ 4” Kesimpulan ; Nilai presisi meningkat seiring dengan meningkatnya interval waktu pengamatan. Standar Deviasi (derajat) 0,250000 0,200000 0,150000 0,100000 0,050000 0,000000 0 20 40 60 Interval Waktu (menit) Standar Deviasi atau presisi 80 100 Untuk Pengamatan 1 bintang : Akurasi dibandingkan Interval Waktu Akurasi dibandingkan Interval Waktu 0,45 Nilai pada menit ke-30=25’ 23,89” Nilai pada menit ke-45=05’ 32” Nilai pada menit ke-60=02’ 7,1” Nilai pada menit ke-90=01’ 35,5” Perbedaan (derajat) 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 Kesimpulan ; Nilai akurasi meningkat seiring dengan meningkatnya interval waktu pengamatan. 0 0 20 40 60 Interval Waktu (menit) Perbedaan atau akurasi 80 100 Untuk Pengamatan 2 bintang : Presisi dibandingkan Interval Waktu Presisi dibandingkan Interval Waktu Nilai pada menit ke-60=08’ 3,3” Nilai pada menit ke-90=02’ 17,2” Kesimpulan ; Nilai presisi meningkat seiring dengan meningkatnya interval waktu pengamatan. Standar Deviasi (derajat) 0,16 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0 0 20 40 60 Interval Waktu (menit) Standar Deviasi atau presisi 80 100 Untuk Pengamatan 2 bintang : Akurasi dibandingkan Interval Waktu Kesimpulan ; Nilai akurasi meningkat seiring dengan meningkatnya interval waktu pengamatan. Perbedaan (derajat) Nilai pada menit ke-60=09’ 40,5” Nilai pada menit ke-90=03’ 35,3” Akurasi dibandingkan Interval Waktu 0,18 0,16 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0 0 20 40 60 Interval Waktu (menit) Perbedaan atau akurasi 80 100 Hubungan Presisi dan Akurasi Terhadap deklinasi Bintang Bintang Capella dengan deklinasi 46°0’25” , tingkat presisinya sebesar 10’ 9,84” dan akurasinya 3’ 37,3” 0,4 0,35 Nilai (dalam derajat) Bintang Canopus dengan deklinasi -52°42’5” , tingkat presisinya sebesar 21’ 2,62” dan akurasinya 3’ 28,9” Presisi dan Akurasi Berdasarkan Deklinasi Bintang 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 Kesimpulan: Semakin dekat deklinasi bintang dengan garis ekuator, presisi meningkat dan akurasi menurun. 0,05 0 45 46 47 48 49 50 51 52 Deklinasi Bintang (dalam derajat) Standar deviasi atau presisi Perbedaan atau akurasi 53 54 Bintang Canopus dengan jarak kutub 37°17’55” , tingkat presisinya sebesar 21’ 2,62” dan akurasinya 3’ 28,9” Bintang Capella dengan jarak kutub 43°59’35” , tingkat presisinya sebesar 10’ 9,84” dan akurasinya 3’ 37,3” Kesimpulan: Semakin dekat jarak kutub bintang dengan kutub utara atau selatan, presisi menurun dan akurasi meningkat. Presisi dan Akurasi Berdasarkan Jarak Kutub 0,4 0,35 Nilai (dalam derajat) Hubungan Presisi dan Akurasi Terhadap Jarak Kutub Bintang 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 36 38 40 42 44 46 Jarak Kutub Bintang (dalam derajat) Standar deviasi atau presisi Perbedaan atau akurasi Pengamatan dengan metode Diurnal Circle hanya membutuhkan data seperti bacaan sudut titik acuan, bacaan sudut horizontal dan vertikal, bacaan suhu dan tekanan saat pengamatan, selain waktu arloji. Metode ini lebih dapat diterima apabila tidak tersedia tabel-tabel koreksi, peta bintang, maupun jam teliti. 2. Untuk pengamatan 2 bintang lebih menghemat waktu daripada pengamatan 1 bintang dalam interval waktu yang sama. 3. Pengolahan data dengan cara 1 lebih mendekati kenyataan daripada dengan cara 2 maupun modifikasinya. 4. Pengolahan data dengan metode Diurnal Circle lebih singkat apabila digunakan bahasa pemrograman. 1. Dari penelitian ini didapatkan hasil antara lain : 1. 2. 3. Penghitungan azimuth dengan titik sasaran antena menara BRI Tower dengan metode Diurnal Circle pengamatan 1 bintang aamemberikan perbedaan azimuth sebesar 15,5 detik ,dan pengamatan 2 bintang memberikan perbedaan sebesar 4’ 26,5”,sedangkan cara modifikasi memberikan perbedaan sebesar 3’48,7”. Pengamatan dengan 1 bintang memberikan presisi dan akurasi yang meningkat seiring dengan lamanya interval waktu pengamatan, sedangkan untuk pengamatan 2 bintang,semakin lama pengamatan maka presisi dan akurasi meningkat. Semakin dekat deklinasi bintang dengan garis ekuator, maka aapresisi meningkat dan akurasinya menurun. Sedangkan semakin aadekat jarak kutub bintang dengan kutub utara atau selatan, aapresisi akan menurun dan akurasinya meningkat. 1. 2. 3. Pengamatan dilakukan lebih lama, tidak hanya interval waktu hingga 90 menit saja,namun dapat dikembangkan hingga 120, 150,180,dan 300 menit. Semakin lama pengamatan memungkinkan untuk penyempurnaan hasil. Data yang ada dibandingkan juga dengan metode Sudut Waktu,dengan tidak melupakan bahwa penghitungan sudut waktu harus ditunjang oleh penggunaan jam teliti (kronometer). Metode Diurnal Circle dapat dikembangkan lebih lanjut, untuk penghitungan lintang pengamat, deklinasi bintang, dan pemrediksian posisi bintang pada waktu yang akan datang.