APLIKASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MADRASAH IMTIDAIYAH (MI) Oleh : Dra. Hj. Yurnalis Nurdin, M.Pd Widyaiswara Madya Balai Diklat Keagamaan Palembang e-mail : [email protected] Abstrak: Ilmu Pengetahuan Sosial di SD/MI berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan peserta didik tentang masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia serta merupakan mata pelajaran yang menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu sosial yang penting banyak memberi sumbangan kepada IPS ialah Geografi, Sejarah, Sosiologi-Antropologi, dan Ekonomi. Akan tetapi di samping itu juga banyak diperlukan bahan dari Ilmu Politik, Psikologi, Filsafat, bahkan adakalanya juga Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah juga merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Aplikasi Pembelajaran IPS ini bertujuan untuk bagaimana para guru IPS di tingkat SD/MI dapat memahami Pengertian IPS, Klasifikasi Materi IPS, Sumber Bahan Pembelajaran IPS, Pengorganisasian Pembelajaran IPS, Penilaian pembelajaran IPS, dan aplikasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kata Kunci : Aplikasi Pembelajaran IPS Untuk Guru Ilmu Pengetahuan Sosial Madrasah 1 Ibtidaiyah APLIKASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL A. PENDAHULUAN Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai kecenderungan kuat untuk hidup bersama orang lain atau berkelompok. Kehidupan berkelompok itu didorong oleh nalurinya untuk mempertahankan hidupnya. Naluri itu diwujudkan melalui upaya memenuhi kebutuhan hidup, baik yang bersifat jasmani (misalnya: makan, pakaian, perumahan, kesehatan) maupun kebutuhan rohani (misalnya: pendidikan, hiburan, agama). Wujud lain dari naluri hidup berkelompok ialah dalam hal mempertahankan diri dan atau kelompoknya manakala mendapat gangguan atau serangan dari kelompok lain. Di samping itu manusia senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya. Manusia tidak hanya berinteraksi dengan sesamanya tetapi juga dengan unsur-unsur hidup dan tak hidup yang ada di sekitarnya. Hal di atas menunjukkkan pentingnya mempelajari pengetahuan sosial agar peserta didik memiliki bekal untuk hidup di masyarakat. Dalam Kurikulum 2004 Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi salah satu mata pelajaran yang dimulai dari SD dan MI sampai SMP dan MTs. Untuk SD dan MI mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memuat materi Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan. Pada kurikulum tahun 2004, melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, peserta didik diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif. Pada kurikulum tahun 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP yang sedang berjalan sekarang, untuk SD / MI dan SMP/MTs mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran IPS terpadu yang terdiri atas (geografi, ekonomi, sejarah, dan sosiologi/antropologi). Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan/KTSP Standar Isi 2006, tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif, serta mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan melatih ketrampilan untuk mengatasi 2 setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri sendiri atau masyarakat. merupakan tantangan berat karena masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Untuk itulah, Ilmu Pengetahuan Sosial dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berubah dan berkembang secara terus menerus. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai suatu mata pelajaran yang menjadi wahana dan alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, antara lain: Siapa diri saya? Pada masyarakat apa saya berada? Persyaratan-persyaratan apa yang diperlukan diri saya untuk menjadi anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa? Apakah artinya menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia? Bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu? Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Tulisan yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Pengetahuan Sosial ini bertujuan untuk bagaimana para guru IPS Madrasah Ibtidaiyah pada khususnya, dan para pembaca pada umumnya dapat memahami: 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial. 2. Klasifikasi Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 3. Sumber Bahan PembelajaranIlmu Pengetahuan Sosial. 4. Pengorganisasian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 5. Penilaian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 6. Aplikasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kata-kata diatas sangat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kurikulum tahun 2006 yang berbunyi: Ilmu Pengetahuan Sosial antara lain bertujuan : (1) mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis, (2) mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, iinkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial, (3) membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 3 dan meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun globall (Permen no:22 tahun 2006). Di samping tujuan di atas, juga untuk mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi-antropologi, geografi, ekonomi, dan sejarah, melalui pendekatan pedagogis dan psikologis, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan sosial, membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan serta meningkatkan kemampuan bekerja sama dan kompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global (Depdiknas, bahan ajar bidang studi IPS 2004:2) B. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Istilah Pengetahuan Sosial dalam kurikulum 2004 sebenarnya telah diperkenalkan sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial, pada kurikulum tahun 2006 diperkenalkan lagi sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial, dan pada Kurikulum 1975 di Pedoman Umum IPS Untuk Guru Sekolah Dasar, tim merumuskan: Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pelajaran yang merupakan suatu fusi atau paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial. Dapat juga dikatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu sosial yang penting banyak memberi sumbangan kepada IPS ialah Geografi, Sejarah, Sosiologi-Antropologi, dan Ekonomi. Akan tetapi di samping itu juga banyak diperlukan bahan dari Ilmu Politik, Psikologi, Filsafat, bahkan adakalanya juga Ilmu Pengetahuan Alam. Sedang Pengetahuan Sosial adalah merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Pengetahuan sosial merupakan terjemahan dari Social Studies, yaitu bidang pelajaran bagi siswa di sekolah dasar dan menengah mengenai kehidupan kemasyarakatan dan bahannya berasal dari berbagai disiplin ilmu sosial. Untuk melukiskan dan menjelaskan berbagai peristiwa dan masalah yang timbul dari 4 kehidupan masyarakat itu, digunakan pendekatan interdisiplin. Berikut ini diberikan beberapa difinisi Social Studies dari berbagai penulis (Poerwito 92:3) : 1. Komisi Studi sosial dari National Education Association di Amerika Serikat (1916) memberikan batasan : "those studies whose subject matter relates directly to the organization and development of human society, and to man as a member of social group". (Studi sosial merupakan mata pelajaran yang langsung berkaitan dengan organisasi dan perkembangan masyarakat manusia dan manusia sebagai anggota masyarakat). 2. Edgar B.Wesley, dalam buku Teaching Social Studies, (1952) menyatakan bahwa Studi Social merupakan "those portions or aspects of the social sciences that have been selected and adapted for use in the school or in other instructional situation" (Studisosial merupakan bagian atau aspek-aspek ilmu-ilmu sosial yang telah dipilh dan disesuaikan dengan maksud digunakan di sekolah atau situasi pengajaran lain). 3. Paul Mathias dari Inggris, dalam bukunya yang berjudul The Teacher's Handbook for Sosial Studies, memberikan penjelasan, bahwa "Social Studies" is the study of man in society, in the past, present, and future. As such, it involves a study of the basic social characteristic of man, it includes a comparative study of the racial and environmental differences between men, and it demands a detailed investigation into the many and varied expressions of the adaptation of man to the area in which he lives, and his relationship with other man". Kalau kita artikan kedalam Bahasa Indonesia adalah, Studi Sosial merupakan pelajaran tentang manusia dalam masyarakat pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Karena itu Studi Sosial membahas ciri kemasyarakatan yang mendasar dari manusia, meliputi studi banding tentang perbedaan-perbedaan rasial dan lingkungan antara manusia yang satu dengan lainnya, dan memerlukan penelitian rinci terhadap berbagai pernyataan (perilaku) mengenai adaptasi manusia terhadap lingkungan hidupnya, serta hubungan antara manusia yang satu dengan lainnya. Dari berbagai batasan tersebut dapat disimpulkan, bahwa studi sosial merupakan : (1) mata (bidang) pelajaran bagi siswa sekolah dasar dan menengah, (2) 5 mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat, (3) bahannya bersumber dari berbagai disiplin ilmu sosial. Batasan-batasan yang diberikan oleh berbagai pakar tersebut hanya menunjukkan perhatian utama masing-masing. Studi Sosial bersifat lebih praktis, tidak menyajikan materi yang terlalu abstrak dan teoritis, tetapi lebih bersifat terapan. Studi Sosial lebih menitikberatkan pada bahan-bahan pelajaran yang langsung menyangkut kepentingan siswa dalam rangka proses belajar mengajar guna mencapai tujuan-tujuan pendidikan. C. Klasifikasi Materi Ilmu Pengetahuan Sosial. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial sebenarnya sangat banyak karena berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat yang semakin lama semakin kompleks. Untuk itu perlulah guru Ilmu Pengetahuan Sosial memilih dan memilah materi mana yang bermanfaat bagi peserta didik. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. Untuk itu guru harus memahami pengertian betul pengertian fakta, konsep dan generalisasi. 1. Fakta. Fakta berasal dari kata factum yang berarti kejadian adalah tingkat paling rendah dari suatu abstraksi. Suatu fakta adalah dalam keadaan faktual (yang sesungguhnya) dan dapat diterima sebagaimana adanya dan nyata yang sekarang ada atau berdasarkan jejak-jejak/bukti yang pernah ada, merupakan obyek, peristiwa atau kejadian. Fakta tidak memiliki konotasi nilai. Kalau siswa diminta untuk menyebutkan, nama, simbol, atau peristiwa maka materi pelajaran tersebut termasuk fakta. Fakta adalah suatu penerapan konsep dengan menunjukkan suatu contoh, nama obyek atau peristiwa. Kata-kata untuk fakta antara lainmenyebutkan nama, kapan peristiwa terjadi berapa jumlah, dimana dan lain-lain. Ada beberapa contoh fakta : a. Siapa nama Presiden RI pertama ? b. Kapan Indonesia merdeka? c. Apa nama mata uang negara Republik Indonesia? d. Di mana letak Gunung Agung ? 6 Adapun bentuk materi yang berupa fakta : a. Soekarno presiden RI pertama b. Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945 c. Rupiah nama mata uang RI d. Gunung Agung terletak di Pulau Bali 2. Konsep Pertama, marilah kita mengerti apa yang dilmaksudkan dalam konsep. Kalau sekarang kita berpikir tentang konsep, di sini adalah sekelompok fakta atau data yang banyak memiliki ciri-ciri yang sama kemudian disimpulkan maka akan menjadi konsep. Pahlawan merupakan konsep yang berarti orang yang berjasa. Sumber alam , pasar adalah merupakan contoh suatu konsep Karena konsep masih berupa gambaran atau segala sesuatu yang bersifat abstrak yang mungkin terjadi di manapun, maka konsep perlu diartikan (diberikan pengertian didefinisikan, diidentifikasikan, diklasifikasikan dan diberikan ciri-ciri yang khas, unsurunsur atau atribut yang dapat membentuk suatu pengertian). Oleh sebab itu siswa diminta untuk mengemukakan suatu pengertian, definisi, klasifikasi, dan identifikasi. Kata-kata untuk konsep antara lain: definisikan, klasifikasikan, identifikasikan, ciri-ciri dan lain sebagainya. Contoh: a. Apakaih candi itu ? b. Apakah nilai itu ? c. Apakah pasar itu d. Apakah pengertian sumberdaya alam itu? Bentuk materi yang berupa konsep: a. Candi adalah bangunan suci umat Hindu/Budha yang berfungsi sebagai makam atau tempat pemujaan, yang terbagi atas atap candi, badan candi, dan kaki candi. b. Nilai adalah standar penuntun perilaku seseorang dalam menentukan apa yang baik dan buruk, berharga dan berguna atau tidakrrya sesuatu. c. Unsur kebudaayan asli Indonesia meliputi pertanian, wayang, batik, bahasa, mata uang, pengecoran logam, pelayaran, astronomi dan susunan masyarakat. 7 d. Sumberdaya alam adalah segala macam potensi yang terkandung di dalam maupun di luar bumi yang dapat memberi daya dukung terhadap manusia penghuni bumi. Contoh konsep yang dikemukakan di atas berasal dari berbagai disiplin ilmu social. : Konsep candi berasal dari ilmu arkeologi, konsep rilai berasal dari filsafat etika, konsep kebudayaan berasal dari antropologi konsep sumber daya alam berasal dari geografi. Demikian juga dengan konsep-konsep yang lain seperti kepercayaan, norma, kelangkaan, distribusi, globe, cuaca, wilayah, wewenang, pemerintahan, rakyat, hukum, dan penduduk. 3. Prinsip Prinsip adalah dasar atau asas kebenaran berpikir dan bertindak atau hukuman dari berbagai konsep yang telah teruji kebenarannya sehingga berlaku dimana saja dan kapan saja. Antara konsep dan prinsip terdapat klasifikasi materi yang disebut generalisasi. generalisasi merupakan hubungan beberapa konsep (dua atau lebih) yang berlaku pada suatu kondisi tertentu. Oleh karena itu generalisasi hanyalah merupakan suatu hipotesa yang kebenarannya masih perlu diuji dengan bukti-bukti. Seseorang dikatakan menyusun generalisasi bila orang itu menarik dua atau lebih konsep sedemikian rupa sehingga mereka saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Ada beberapa perbedaan antara fakta dengan generalisasi. Fakta dapat diobservasi, lebih konkret, kita dapat menyediakannya, dapat menyentuhnya, dapat merasakannya. Fakta bersifat berlaku khusus dan terjadi di tempat kita melakukan observasi. Sebaliknya generalisasi lebih abstrak, tidak dapat dioservasi paling tidak secara langsung. Kita hanya dapat mengobservasi melalui fakta sebagai substansinya. Fakta dapat memberi penjelasan, dan melalui penjelasan itu kita dapat menyusun generalisasi. Generalisasi yang telah teruji kebenarannya sehingga berlaku di mana-mana dan dan kapan saja, disebut prinsip. Karena sifat kebenarannya yang sama maka prinsip disamakan juga dengan teori, dalil ataupun dogma. Dengan demikian, kalau peserta didik diminta untuk mengemukakan hubungan antara beberapa konsep, menjelaskan keadaan atau hasil hubungan antara berbagai konsep, 8 maka materi pelajaran tersebut termasuk dalam kategori prinsip. Kata-kata prinsip dan generalisasi: jelaskan, mengapa, bagaimana sebab akibatnya, bagaimana hukum, bagaimana dalil, bagaimana teori, bagaimana hipotesanya, dan lain-lain. Ada beberapa contoh generalisasi : a. Peninggalan sejarah memiliki potensi sebagai obyek wisata. b. Bila permintaan meningkat, harga naik. c. Semakin tinggi letak suatu tempat maka makin dingin suhu udara yang melingkupinya. d. "Makin primitif suatu masyarakat, lingkungan hidupnya akan makin mempengaruhi cara hidup masyarakat itu". 4. Prosedur Prosedur adalah tahapan atau langkah langkah suatu kegiatan dalam rangka mengerjakan atau memecahkan masalah. Jika siswa diminta untuk menjelaskan langkahlangkah, memecahkan masalah, atau mengerjakan sesuatu menurut urutanurutan tertentu maka materi tersebut termasuk dalam kategori prosedur. Kata-kata untuk prosedur antara lain: langkah-langkah, cara menghitung, cara memecahkan masalah, cara menggunakan rumus, cara menggunakan dalil, dan urutan peristiwa. Contoh materi yang berupa prosedur. Prosedur menabung di bank: calon penabung datang di bank dengan membawa identitas, bisa KTP, SIM. Mengisi formulir yang telah disediakan, dan menyerahkan fotocopy identitas, kemudian menyetorkan sejumlah uang. Setelah itu kita akan mendapatkan buku tabungan yang sudah ditandatangani nasabah di depan petugas. D. Sumber dan Bahan Ilmu Pengetahuan Sosial Pengetahuan konseptual atau substansial di dalamnya akan melibatkan data, konsep-konsep, tema-tema dan generalisasi-generalisasi. Dari sini berarti akan mengetahui tentang isi pengetahuan tersebut. Sedangkan pengetahuan tentang prosesproses akan melibatkan semacam nilai-nilai, model-model, dan metode-metode yang berhubungan dengan belajar dari inquiri. Dari sini tampak, tentang bagaimana 9 mengetahui isi tersebut. Isi pengajaran mengacu kepada pesan yang akan dipelajari peserta didik dalam proses belajar mengajar, berupa seperangkat kemampuan, dengan aspek-aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotorik. Demi tercapainya tujuan pendidikan/pengajaran yang telah ditetapkan, guru harus menyiapkan isi pengajaran sebaik mungkin, melalui langkah-langkah : (1) mengenali sumber bahan pengajaran; (2) memilih bahan pengajaran yang sesuai, dan (3) menyusun bahan tersebut menjadi isi (program) yang siap disajikan dalam proses belajar mengajar. 1. Pengetahuan Sosial yang berasal dari lingkungan Banyak sumber bahan pembelajaran berasal dari masyarakat sekitar dan sangat menarik dan relevan untuk dibicarakan di kelas karena: Pertama, banyak kejadian faktual baik alamiah maupun sosial yang baru dan terus berkembang, seperti keadaan fisik daerah, iklim, luas dan keadaan tanah, kekayaan sumber alam, yang semuanya mempengaruhi cara hidup, adat istiadat dan kebudayaan daerah tersebut. Demikian juga keadaan demografis daerah itu, seperti : jumlah dan taraf kepadatan penduduk, asal dan keturunan mereka, susunan, mata pencaharian, tingkat pendidikan dan hal-hal lain yan bisa dijadikan bahan pelajaran Pengetahuan Sosial. Kedua, pada setiap kelompok masyarakat terdapat lembagalembaga yang digunakan mengatur tata kehidupan anggotanya, seperti lembaga pemerintahan, baik di pusat maupun daerah, juga lembaga dan organisasi polotik, sosial, budaya, olah raga dan perekonomian merupakan bahan penting bagi pelajaran bidang studi Pengetahuan Sosial. Hal-hal di atas amat penting untuk dipelajari, karena sifat masyarakat yang dinamis, kenyataan dan lembaga-lembaga kemasyarakatan terus tumbuh dan berkembang. Sumber bahan Pengetahuan Sosial dapat berasal dari lingkungan peserta didik. Ada empat jenis lingkungan yang bisa dijadikan sumber bahan Pengetahuan Sosial, antara lain: lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan agama dan lingkungan manusia sebagai nara sumber (Sunaryo 1995:6). Lingkungan sekitar peserta didik mempunyai peranan penting karena sejak lahir yang pertama kali dikenal peserta didik hanyalah 10 lingkungan dalam keluarga. Mula-mula ibu, ayah, saudara-saudara dan lingkungan sekitar. Makin lama pengenalan peserta didik semakin luas sesuai dengan perkembangan peserta didik itu sendiri. a. Lingkungan Sosial Dalam hidup bermasyarakat manusia saling tergantung antara satu dengan yang lain. Ketergantungan ini disebabkan dari berbagai aspek misalnya : aspek kebutuhan, aspek pendidikan, aspek keamanan, aspek kerjasama dan masih banyak aspek lain dalam masyarakat. Dari aspek kebutuhan, manusia dalam mempertahankan hidup dia butuh makan, minum, pakaian, perumahan, yang kesemuanya itu tentu saja tidak dapat dipenuhinya sendiri. Mereka tergantung petani untuk pemenuhan makan, tergantung pengusaha tekstil untuk pemenuhan kebutuhan pakaian. Sementara itu petani juga tergantung konsumen yang membeli hasil pertanian. Lingkungan yang saling tergantung antar manusia yang satu dengan yang lain inilah yang disebut dengan lingkungan sosial. 1). Lingkungan Sosial Ekonomi Lingkungan sosial ekonomi akan terjadi bila hubungan manusia yang satu dengan yang lain didasarkan atas dasar kepentingan untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Konsumen ingin memenuhi kebutuhan sepuas-puasnya, sedang produsen akan memenuhi kebutuhan berupa keuntungan yang sebesar-besarnya. Peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat, selalu akan berada dalam lingkngan sosial ekonomi masyarakat. Misal, dia memerlukan transportasi untuk ke sekolah, berhubungan dengan penjual untuk membeli sesuatu, dia berhubungan dengan guru untuk mendapat ilmu, dan lain sebagainya. Untuk itulah, peserta didik perlu mengenal dan memahami lingkungan. 2). Lingkungan Sosial Politik. Masalah lingkungan sosial politik merupakan masalah kekuasaan dalam masyarakat, yang direfleksikan dalam pemerintahan pada organisasi politik. Saat ini banyak partaipartai politik, misalnya Partai Amanat Nasional, Golongan Karya, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, dan lain-lain yang berada di pemerintahan desa, kecamatan, sampai pemerintahan pusat. Anak sejak dini, diharapkan memahami 11 lingkungan sosial politik ini di mana anak berada. 3). Keamanan dan Ketertiban Keamanan dan ketertiban merupakan salah satu kebutuhan manusia. Penanaman untuk menjaga ketertiban dan keamanan sebaiknya dimulai sejak pendidikan dasar agar siswa memiliki kesabaran tentang hal tersebut, misalnya peserta didik sebelum tidur harus melihat pintu rumah dan halaman apakah sudah terkunci, peserta didik membuat peta lingkungan rumah sehingga tahu batasbatas wilayahnya, peserta didik naik sepeda harus di lajur kiri, peserta didik harus mentaati peraturan lalu lintas, tidak membuang sampah sembarangan, membudayakan antri. b. Lingkungan Alam Termasuk lingkungan alam adalah tanah, air, udara yang ada di atasnya, dan segala jenis kekayaan alam yang ada di dalamnya. Manusia tidak akan dapat hidup tanpa alam. Segala jenis kekayaan yang dibutuhkan manusia ada di negara kita. Ini merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang wajib kita syukuri dan kita lestarikan. Tidak semua negara mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Indonesia mempunyai tanah yang subur, hasil hutan yang melimpah, ikan yang banyak dan lain sebagainya. Kekayaan alam yang melimpah bila tidak dipelihara dengan baik maka akan menimbulkan bencana misal hutan yang gundul akan menimbulkan banjir, penggalian tanah yang tidak terorganisir akan menimbulkan tanah longsor. Ada kekayaan alam yang dapat diperbaharui ada pula yang tidak dapat diperbaharui. Untuk itulah manusia harus memanfaatkan kekayaan alam seefisien mungkin, tidak dihabiskan saat ini, tetapi juga dipikirkan anak cucu kita kemudian. Hutan yang sudah gundul supaya ditanami lagi dan seterusnya. c. Lingkungan Budaya Kebudayaan adalah hasil karya dan cipta manusia untuk menjawab tantangan alam dalam memenuhi kebutuhannya. Yang berupa ide, tindakan, pengetahuan, kesenian dan lain sebagainya. Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki adat istiadat, suku bangsa, bahasa yang beraneka ragam yang merupakan mosaik yang indah. Peserta didik sebaiknya memahami lingkungan budaya yang ada di 12 sekitarnya misal : mata pencaharian penduduk misal bertani, nelayan, pegawai, pedagang dan sebagainya. Peserta didik memahami adat istiadat misal masyarakat Kalimantan Selatan, Yogyakarta, Aceh. d. Nara Sumber Manusia dapat digunakan sebagai sumber bahan pembelajaran pengetahuan sosial. 1). Tokoh Masyarakat Tokoh masyarakat adalah orang yang mempunyai kemampuan/ketrampilan dalam bidang tertentu yang melebihi anggota masyarakat lainnya. Tokoh tersebut dapat bermacam-macam. Misal pemuka adat, pengusaha yang berhasil, direktur bank, pemilik toko besar, olahragawan, penyanyi. Nara sumber ini dapat didatangkan di kelas atau anak diajak untuk bertemu langsung dengan nara sumber. Pada waktu olah raga guru dapat mendatangkan pemain sepakbola, siswa diajak untuk melihat bagaimana menendang bola yang baik dan benar. 2). Siswa/ peserta didik Siswa dapat pula dijadikan nara sumber bila ia memang memiliki pengetahuan khusus. Anak diminta menceritakan pengalaman membuat telor asin karena orang tuanya menjual telor asin, misal cara memilih telor yang baik, lama waktu membuat telor asin dan sebagainya. Bila hal ini dilakukan maka akan dapat memupuk keberanian siswa untuk tampil di depan kelas, mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lisan. 3). Pejabat Pemerintah Seorang pejabat pemerintah didatangkan ke kelas untuk memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan. Peserta didik diminta untuk menanyakan hal yang berkaitan dengan mata pelajaran. Hal ini memupuk juga ketrampilan bertanya, ketrampilan mengemukakan pendapat. D. Sumber Bahan Ilmu Pengetahuan Sosial yang berasal dari Ilmu Ilmu Sosial a. Ilmu Ekonomi 13 Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas, sementara alat pemuas kebutuhan jumlahnya terbatas. Dalam bidang ekonomi terdapat masalah universal: barang apa yang akan diproduksikan dan dalam jumlah berapa, bagaimana barang-barang tersebut akan diproduksi, yaitu oleh siapa dan dengan sumber-sumber ekonomi apa (semakin langka) serta dengan teknik produksi yang mana dan untuk siapa barang-barang itu diproduksi, atau bagaimana pendapatan nasional itu didistribusikan. Pertanyaan yang diajukan, yaitu : 1). Bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya? 2). Apakah yang akan diproduksi? 3). Bagaimana meningkatkan produksi 4). Oleh siapa proses produksi diorganisasi? 5). Bagaimana cara penyelenggaraan proses produksi ? 6). Kepada siapa hasil produksi dipasarkan ? 7). Bagaimana hasil produksi sampai ketangan konsumen? 8). Apakah hubungan antara pengangguran dan inflasi? 9). Bagaimana hubungan tingkat pendapatan dan tabungan? Beberapa dasar konsep ekonomi antara lain : kelangkaan (scarity), pembagian kerja, barang, jasa, kemakmuran, produksi, distribusi, konsumsi, pasar, uang, harga, kredit dan tabungan, permintaan, penawaran, investasi, bunga, biaya, laba, oligopoli, inflasi, deflasi, harga, spesialisasi. Generalisasi: 1). Pembagian kerja dapat meningkatkan hasil produksi. 2). Setiap manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi. 3). Pembagian kerja menimbulkan saling ketergantungan antara manusia dan kelompok. 4). Jika permintaan meningkat, harga akan naik. 5). Dalam sistem perekonomian liberal, manusia lebih bebas menentukan pilihan kegiatan ekonominya, daripada dalam sistem perekonomian terpusat (sentral). 6). Pembeli menghendaki barang bermutu baik dengan harga murah. b. Ilmu Geografi 14 Ilmu geografi mempelajari permukaan bumi dan bagaimana manusia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan alam sekitar, merupakan ilmu pengetahuan yang paling banyak berkaitan dengan hidup manusia sehari-sehari yang berinteraksi dengan alam sekitar yaitu lingkungan hidup kita. Ilmu geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geografis baik yang ada di daratan (litosfir), lingkungan perairan (hidrosfir), lingkungan udara (atmosfir), dan lingkungan kehidupan (biosfir) (Ischak, 1994). Geografi dibagi menjadi dua : geografi fisik mempelajari aspek- aspek fisik dari bumi termasuk iklim, tanah, sumber air, distribusi, flora dan fauna. Geografi sosial mempelajari distribusi manusia di permukaan bumi, mengapa manusia hidup di suatu daerah, mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan fisik. Pertanyaan yang diajukan : 1). Mengapa penduduk yang berbeda tempat tinggalnya berbeda juga cara hidupnya? 2). Bagaimana sumber alam terbentuk? 3). Mengapa daerah delta sungai merupakan daerah yang subur? 4). Mengapa tempat pertemuan arus banyak terdapat ikan? 5). Mengapa dataran tinggi mempunyai suhu udara dingin ? 6). Bagaimana kota terbentuk ? Konsep-konsep dasar geografi antara lain: peta, tanah, gurun, hutan, sungai, gunung, pertanian, irigasi, hutan, samudra, sungai, selat, lautan, lingkungan, lokasi, wilayah, keruangan, sumberdaya alam, urbanisasi, penduduk, bola dunia (globe) dan iklim, unsur biotik, rotasi, atmosfir. Generalisasi: 1). Lokasi dan kegiatan produksi merupakan faktor penentu bagi hubungan antar masyarakat. 2). Batasan tentang wilayah (region) tidaklah tetap, tergantung pada tujuan dan waktunya. 3). Urbanisasi memerlukan pengembangan kota dan lingkungannya. Penduduk akan menetap di suatu daerah, bila mereka telah menemukan sumber alam yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya. 15 c. Antropologi Antropologi berasal dari bahasa yunani yaitu anthropos yang berarti manusia dan logos yang berarti akal. Sehingga antropologi diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang manusia dengan mempelajari anaeka bentuk fisik, kepribadian, masyarakat serta kebudayaannya atau dapat dikatakan sebagi ilmu yang mempelajari aneka warna manusia, masyarakat, dan kebudayaannya. Sasaran penyelidikan Antropologi ialah pemahaman perilaku manusia sebagai sosial dalam usahanya menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya, sebagai salah satu ciri yang membedakannya dari mahkluk hidup lainnya. Proses penyesuaian tersebut menimbulkan kebudayaan atau hasil budidaya. Terdapat dua cabang (spesialisasi) ilmu Antropologi, yaitu : 1). Antropologi Fisik (Physical Antropology). Cabang ini mencoba mengkaji tentang sejarah terjadinya aneka warna mahkluk manusia dipandang dari sudut ciriciri tubuhnya dengan memakai obyek kajian tentang ciri-ciri tubuh yang lahir (fenotipik) seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi dan bentuk tubuh maupun ciriciri yang dari dalam (genotipik) seperti golongan darah. Dengan cara melihat dan menganalisis ciri-ciri tubuh tersebut manusia di dunia ini dapat dikelompokkan ke dalam suatu golongan (ras). 2). Antropologi Budaya (Cultural Antropology). Mempelajari kelompok masyarakat yang masih ada dan memiliki cara hidup (budaya) yang sama. Mereka juga mempelajari budaya manusia tertentu untuk mengamati bagaimana bagian-bagian budaya itu menjadi satu untuk membentuk satu keutuhan budaya. Mereka juga bisa mempelajari bermacam-macam budaya, untuk mengamati pola-pola yang melandasi perilaku untuk mendapatkan "perspektif lintas budaya" pada kondisi manusia. Ahli Etnografi adalah ahli Antropologi yang mengkhususkan did dalam pengumpulan informasi tentang semua aspek kebudayaan yang muncul melalui pengamatan lapangan. Ahli Antropologi linguistik mempelajari bahasa-bahasa manusia dengan fokus pada pemakaian bahasa dalam konteks sosial. Pertanyaan yang diajukan antara lain: 16 1). Apakah kebudayaan itu ? 2). Bagaimana lingkungan akan mempengaruhi kebudayaan? 3). Bagaimana kebudayaan mempengaruhi cara hidup manusia? 4). Bagaimana bahasa dapat berkembang menjadi bahasa pergaulan? Konsep dasar antropologi antara lain: kebudayaan, nilai-nilai, kepercayaan, adat, peran dan peraclaban, organisasi sosial, komunitas, peradaban, tempat tinggal, upacara ritual, tradisi, keluarga inti, keluarga batih, kebiasaan. Generalisasi: 1). Kebudayaan merupakan warisan sosial, namun demikian warisan tersebut berbeda pada masyarakat yang satu dengan yang lain. 2). Keluarga mempunyai kebutuhan bersama, tetapi berbeda cara memenuhinya; 3). Perbedaan utama antara manusia yang satu dengan yang lainnya terletak pada faktor budaya, bukan fisik biologisnya. 4). Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat modem sekarang ini merupakan hasil pengembangan dari kebudayaan kebudayaan yang pernah dimiliki masyarakat sebelumnya. 5). Bila kebudayaan akan dilestarikan, maka harus ditularkan dari satu generasi ke generasi secara turun temurun. d. Psikologi Psikologi ialah ilmu tentang perilaku individu dan kelompok kecil individu. Yang meliputi semua jenis perilaku manusia dan non manusia (psycho = jiwa; logos = ilmu). Sasaran penyelidikan psikologi ialah perilaku manusia secara pribadi. Dalam Psikologi, kita dapat mempelajari hal-hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari seperti, motivasi, kesadaran, emosi, kepribadian, perkembangan dan lain-lain. Pertanyaan yang diajukan: 1). Mengapa manusia disebut unik? 2). Faktor apa yang mempengaruhi citra diri? 3). Bagaimana motivasi mempengaruhi belajar ? 4). Bagaimana kondisi lingkungan mempengaruhi prestasi belajar? Konsep yang muncul dalam psikologi : belajar, perilaku, stimulus, kesiapan, 17 tanggapan, sensori, persepsi, komunikasi, intelegensi, harga diri, simpati, empati, desersi, dorongan, perasaan. Generalisasi: 1). Setiap individu memiliki perilaku yang spesifik. 2). Setiap orang mampu menguasai kompetensi, yang membedakan hanyalah soal waktu. e. Sejarah Manusia tidak pernah lepas dari sejarah baik sebagai pelaku maupun sebagai penyusun sejarah. Sebagai pelaku sejarah, manusia akan berhadapan dengan suatu proses perkembangan peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi sepanjang masa lampau. Peristiwa historis itu hanya sekali terjadi dan tidak berulang. Dalam pengertian demikian disebut sebagai sejarah dalam arti objektif. Sebagai penyusun/penulis sejarah, ia akan menghadapi kesenjangan waktu (time gap), ia tidak mengalami sendiri, hanya berhadapan dengan jejak-jejak yang ditinggalkan dari sumber-sumber sejarah yang diketemukan. Dari bukti-bukti yang diperoleh dari sumber sejarah, penyusun menata kembali, memberi arti, menafsirkan sehingga terbentuk suatu rekonstruksi tentang cerita atau gambaran tentang peristiwa historis sepanjang masa yang telah lalu. Dalam pengertian demikian disebut sejarah dalam arti subjektif. Bagaimanapun juga penyusun sejarah akan terikat oleh pengaruh dan ikatan waktu penulisannya, golongannya maupun lingkungan. Sejarah merupakan cabang ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang telah dialami manusia di waktu lampau baik yang dilakukan maupun yang dihasilkan oleh manusia. Dengan mempelajari sejarah akan dapat: menanamkan cinta dan kebanggaan terhadap negara, tanah air dan bangsa; memupuk saling pengertian (toleransi) dengan bangsa lain; meningkatkan apresiasi terhadap seni budaya bangsa, serta mengembangkan pengertian dan penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai mahluk sosial. Pertanyaan yang diajukan: 1). Bagaimana peristiwa masa lalu mempengaruhi masa sekarang? 2). Bagaimana suatu kejadian menjadi sejarah? 3). Dapatkah peristiwa masa lalu dapat untuk memprediksi peristiwa masa yang 18 akan datang? Beberapa konsep sejarah: waktu, lampau, kepercayaan, penjelajah, kemajuan, pembudayaan, eksplorasi, pengaruh kebudayaan, perang saudara, sistem ekonomi, perjanjian/pakta, peran sosial, masyarakat, pemimpin sosial, penjajah, dan sebagainya. Generalisasi : 1). Perubahan berkelanjutan adalah merupakan keadaan yang universal dari masyarakat manusia sepanjang masa. 2). Kejadian masa lalu mempengaruhi kejadiaan saat ini. 3). Penemuan baru menyebabkan perubahan kebudayaan. 4). Masalah masalah sosial yang berkembang pada saat ini tidak terlepas dari peristiwa masa lalu. f. Sosiologi Secara etimologis sosiologi berasal dari kata : Socius yang berari teman, kawan, sahabat dan logos berarti ilmu pengetahuan. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara berteman, berkawan, bersahabat yang baik atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat. Menurut Selo Sumarjan dalam Wayan Sunata (1997:3), sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya dijelaskan struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompokkelompok serta lapisanlapisan sosial. Sedang proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, dan lain sebagainya. Selanjutnya dikatakan salah satu proses sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadinya perubahanperubahan di dalam struktur sosial dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa obyek studi sosiologi adalah masyarakat yaitu dengan menyoroti hubungan antar manusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan hubungan antar manusia tersebut Pertanyaan yang diajukan : 1). Bagaimana kelompok memecahkan masalah? 19 2). Bagaimana dalam suatu institusi terjadi perubahan? 3). Apakah ada hubungan perubahan dalam suatu institusi dengan perubahan pada institusi yang lain? 4). Bagaimana suatu kelompok terbentuk ? Beberapa konsep sosiologi : kelompok, sosialisasi, penduduk, status sosial, interaksi sosial, imigrasi, peraturan, tradisi, ras, konflik kelompok, teknologi, tekanan kelompok, dan lain sebagainya. Generalisasi : 1). Keluarga (sebagai unit reproduksi, unit ekonomi, unit sosialisasi) akan berubah fungsinya dalam respon terhadap perubahan teknologi dan perubahan sosial. 2). Suatu masyarakat harus memelihara aturan sosial dengan mengkombinasikan tekanan kelompok, sosialisasi, dan paksaan bila hal itu memperlancar fungsinya. 3). Institusi sosial dibentuk oleh nilai-nilai dan norma sosial. 4). Keluarga merupakan institusi yang paling dasar, yang hadir di semua masyarakat. 5). Pembagian kerja (dan spesialisasi) adalah merupakan karakteristik dari semua organisasi sosial. 6). Perbedaan sosial muncul bila seseorang gagal menyesuaikan diri terhadap norma masyarakat. 7). Tiap kelompok penduduk dicirikan oleh jaringan hubungan sosial yang sangat kompleks. E. Pengorganisasian Bahan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Bahan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial hendaknya diolah sedemikian rupa sehingga tersusun secara sistematis sehingga terlihat saling keterkaitan antara bahan yang satu dengan yang lain. Guru harus dapat mengkaitkan tema tertentu dengan matari yang terdapat dalam disiplin ilmu sosial. Sebagai contoh peserta didik membahas tentang banjir, guru dapat bertanya kepada peserta didik dimana banjir terjadi, menggambar denah lokasi banjir, dibahas jumlah rumah yang rusak, berapa kerugiannya, bagaimana sikap siswa terhadap korban banjir, apa sebab terjadi banjir, bagaimana langkah selanjutnya, dapat juga peserta didik diminta membuat cerita tentang pengalaman tentang banjir. 20 Dalam mengorganisasikan materi perlu diperhatikan beberapa faktor berikut ini (Poerwito, 1991:43): 1. Keseimbangan; isi pelajaran disusun secara seimbang, baik mengenai sumber (masyarakat, anak didik, dan Ilmu-Ilmu Sosial), struktur (fakta, konsep, generalisasi), ataupun segi-segi kemampuah peserta didik (pengetahuan, ketrampilan dan sikap); 2. Keterpaduan; baik secara horisontal yang menyangkut kaitan antara mata pelajaran (bidang studi) yang diajarkan pada suatu kelas atau semester, maupun keterpaduan vertikal, yang menyangkut kaitan antara sesuatu bidang studi (misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial) pada kelas (semester) yang lalu, sekarang dan yang akan datang. 3. Fleksibilitas; program pengajaran yang disusun secara kaku dan ketat, yang tidak memungkinkan penyimpangan sedikitpun, malahan akan menyulitkan peserta didik, karena pemahaman mereka seringkali perlu ditunjang oleh bahan pelajaran dari berbagai sumber yang tidak selalau tercantum dalam kurikulum nasional, ataupun buku teks yang diwajibkan. 4. Kemudahan (leamable); merupakan tujuan pokok penetapan isi pelajaran, yaitu agar murid mudah menangkap, memahami dan mencernakan bahan tersebut sehubungan dengan tujuan instruksional, berupa perubahan perilaku siswa. IPS merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, kewarganegaraan, maka guru IPS haruslah pandai menggabungkan konsep-konsep masing-masing disipilin ilmu. Untuk itu perlu strategi sendiri dalam pembelajaran IPS. Berikut ini model-model pembelajaran terpadu yang dikembangkan di Madrasah Ibtidaiyah 1. Model keterhubungan Model keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk rnenghubungkan satu konsep dengan konsep lain. satu topik dengar, topik 1ain, satu ketrampiian dengan ketrampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas-tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya. Model keterhubungan mempunyai dikemukakan sebagai berikut : 21 beberapa kekuatan yang dapat a. Dengan mengaitkan ide-ide inter bidang studi, peserta didik memiliki keuntungan gambaran yang besar seperti halnya suatu studi yang terfokus pada suatu aspek b. Konsep-konsep kunci dikembangkan peserta didik terus menerus, sehingga terjadi internalisasi. c. Mengaitkan ide-ide dalam suatu bidang studi memungkinkan peserta didik mengkaji, mengkonseptualitasi, memperbaiki, dan mengasimilasi ide secara berangsur-angsur dan memudahkan proses transfer ide-ide tersebut dalam memecahkan masalah. Adapun kelemahan dari model keterhuburngan antara lain dapat disebutkan sebagai berikut : a. Berbagai bidang studi di dalam model ini tetap terpisah dan nampak tidak terkait, walaupun hubungan yang dibuat secara eksplisit interdisiplin. b. Guru tidak didorong untuk kerja secara bersama-sama di dalam model ini, sehingga isi pelajaran tehap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antar bidang studi. c. Usaha-usaha yang terkonsentrasikan u:ntuk mengintegrasikan ide-ide dalam suatu bidang studi dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang lebih global dengan bidang studi lainnya. 2. Model Jaring Laba-Laba Model ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan mi pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu misalnya "transportasi". Tema bisa ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa. Model jaring laba-laba mempunyai beberapa kekuatan yang dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati. b. Model jaring laba-laba relatif mudah dilakukan bagi guru-guru yang belum 22 berpengalaman. c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim sebagai tim antar bidang studi yang bekerja untuk mengembangkan suatu tema ke dalam semua bidang isi pelajaran. d. Pendekatan tematik memberikan suatu arahan yang jelas, yang dapat memotivasi peserta didik e. Memudahkan peserta didik untuk melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait. Adapun kelemahan jaring laba-laba: a. Langkah yang sulit dalam menerapkan model jaring laba-laba (webbed) adalah menyeleksi tema. b. Ada suatu kecenderungan untuk merumuskan tema yang dangkal, sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum. c. Guru kurang dapat menjaga misi kurikulum baku. d. Dalam pembelajaran, guru lebih fokus pada kegiatan-kegiatan daripada pengembangan konsep. 3. Model Keterpaduan Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan ketrampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Berbeda dengan model jaring laba-laba yang menuntut pemilihan tema dan pengembangannya sebagai langkah awal, maka dalam model keterpaduan tema yang berkaitan dan bertumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program. Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep, ketrampilan, dan sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa bidang studi (IPA, Matematika, IPS dan Bahasa). Selanjutnya dipilih beberapa konsep, ketrampilan, dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai bidang studi. Model keterpaduan mempunyai kekuatan yang dapat dikemukakan sebagai berikut : 23 a. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai bidang studi. b. Memungkinkan pemahaman antar bidang studi dan memberikan penghargaan terhadap pengetahuan dan keahlian. c. Mampu membangun motivasi. Sementara itu, model keterpaduan ini mempunyai kelemahan antara lain sebagai berikut : a. Model ini merupakan model yang sangat sulit diterapkan secara penuh. b. Model ini menghendaki guru yang sangat terampil, percaya diri dan menguasai konsep, sikap dan ketrampilan yang diprioritaskan. c. Model ini menghendaki tim antar bidang studi yang kadangkadang sulit dilakukan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan. d. Mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-masing disiplin menuntut komitmen terhadap berbagai sumber. F. Penilaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Belajar merupakan aktifitas yang bertujuan untuk mencapai kompetensi tertentu. Jika kompetensi itu sudah tercapai maka akan ditunjukkan oleh perubahan perilaku pada diri peserta didik baik pengetahuan sikap maupun kerampilan. Bukti-bukti ada tidaknya perubahan dapat dihimpun secara kuantitatif dan kualitatif untuk dijadikan dasar dalam menentukan sampai sejauh mana perubahan terjadi dan kemudian ditentukan kualifikasi apakah memenuhi kriteria keberhasilan sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan. Langkah pertama disebut pengukuran sedang langkah kedua disebut penilaian. Pengukuran adalah upaya untuk mengumpulkan informasi, bukti, bagi pengambilan keputusan dalam proses pembelajaran apakah terjadi perubahan sebagai hasil belajar atau tidak. Alat ukur hasil belajar dapat berupa tes dan non tes. 1. Tes Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu 24 tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan (Wayan 1986:25). Pada umumnya tes dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. a. Tes Tulis Tes ini berupa tugas tertulis yang harus dikerjakan peserta didik dalam waktu yang sudah ditentukan. Tes tertulis dapat berbentuk subyektif (uraian) dan berbentuk obyektif. Tes subyektif adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suatu perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian-uraian yang relatif panjang. Bentuk pertanyaan meminta kepada siswa untuk menjelaskan, membandingkan, menginterpretasikan dan mencari perbedaan. Tes ini dimaksudkan agar siswa mampu mengungkapkan pendapat mereka secara bebas dengan menggunakan kata-kata sendiri dan untuk mengetahui seberapa jauh kedalaman dan keluasan mereka mengenai masalah yang diujikan. Tes obyektif biasanya sudah disertai jawaban jawaban yang mungkin, dan hanya dipilih yang paling tepat. Tes obyektif terdiri dari :(1) Jawaban bebas (free response item) yang terdiri dari melengkapi dan jawaban singkat dan (2) Jawaban pasti (fixed response item) yang terdiri dari benar-salah (true-false), pilihan ganda (multiple choice), menjodohkan (matching) dan merangkai kalimat (rearragement exercise). b. Tes Lisan Tes ini biasanya dilaksanakan dalam bentuk tanya jawab. Pertanyaaan yang muncul pada jenjang rendah dimulai dengan kata-kata "apa, siapa, kapan dan di mana". Sedangkan pertanyaan yang lebih sukar diawali dengan katakata "mengapa, bagaimana" c. Tes Perbuatan Tes perbuatan menuntut peserta didik untuk melakukan suatu tindakan tertentu seperti berpidato, mengarang, laporan tugas, membuat model untuk mengungkapka 25 ketrampilan tertentu. Biasanya ada dua aspek yang diukur yaitu aspek proses dan aspek hasil. Contoh : seorang guru menyuruh peserta didik melakukan percobaan, guru dapat mengukur kemampuan peserta didik dalam melakukan percobaan mulai dari mempersiapkan alat, mengambil bahan, mencampur, melihat hasil campuran, mengembalikan alat ke tempatnya sampai membuat laporan. Dalam hal ini bisa saja peserta didik betul dalam melakukan proses mencampur, tetapi kurang memperhatikan pemeliharaan alat. Atau mungkin sebaliknya, peserta didik sangat berhati-hati dalam menggunakan alat, tetapi salah dalam melakukan percobaan. 2. Non Tes Adalah cara pengukuran terhadap ada tidak adanya perubahan sebagai hasil belajar dapat dilakukan tanpa tes, antara lain melalui teknik wawancara, pengamatan dan angket. a. Wawancara merupakan komunikasi langsung antara guru dengan siswa. Tujuannya ialah agar peserta didik dapat mengungkapkan hal-hal yang mungkin tidak atau sulit sekali digali melalui tes tertulis atau tes perbuatan, misalnya mengenai pendapat-pendapat pribadi. b. Pengamatan (observasi) dimaksudkan untuk mengetahui perilaku yang wajar (tidak dibuat-buat), karena itu pengamatan dilakukan terhadap peserta didik secara sembunyi-sembunyi. c. Angket (kuisener) dilakukan dalam bentuk pertanyaan tertulis. Bentuk pertanyaan dapat tertutup (sudah tersedia kemungkinan-kemungkinan jawabannya) atau terbuka (jawaban bebas). Alat-alat bantu lain untuk melakukan pengukuran dengan teknik non tes antara lain : skala penilaian, daftar cek, catatan anekdot, sosiometri, catatan kumulatif dan studi kasus. G. Aplikasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk pelaksanaan pembelajaran terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut dalam kurikulum tahun 2006 yang berlaku sekarang adalah seperti berikut: 1. Perencanaan, dengan langkah-langkah menyusun 26 perencanaan pembelajaran yang terdiri dari: a. Pemetaan Kompetensi Dasar b. Penentuan topik atau tema c. Penjabaran kompetensi dasar ke dalam indikator yang sesuai dengan topik/ tema d. Penyusunan desain/ rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Model Pelaksanaan Pembelajaran yang terdiri dari: a. Kegiatan pendahuluan (awal) b. Kegiatan inti pembelajaran c. Kegiatan akhir (penutup) dan tindak lanjut 3. Penilaian dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Tahapan penilaian b. Penentuan kriteria penuntasan belajar Aplikasinya pembelajaran terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebagai berikut: a. Terhadap Guru; Untuk mengajar IPS terpadu disekolah, gurunya boleh berupa Team teaching atau guru tunggal. b. Terhadap peserta didik; Mengembangkan kreatifitas akademik dan mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan antara konsep/ pengetahuan, nilai/ tindakan yang terdapat dalam kompetensi dasar dan beberapa indikator c. Bahan Ajar Guru dituntut untuk rajin dan kreatif mencari dan mengumpulkan bahan –bahan yang diperlukan dalam pembelajaran seperti; Sarana dan Prasarana Guru harus memilih secara jeli terhadap penggunaan media supaya dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang terkait, dan merupakan tantangan 27 berat karena masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. G. Penutup Tulisan aplikasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini merupakan sala satu upaya dalam pembinaan/sebagai dasar/menambah wawasan yang harus dikuasai/dipunyai bagi seorang guru IPS tingkat MI dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di lapangan, sesuai dengan peran dan fungsi pendidik seiring dengan bergesernya paradigma baru dalam bidang pendidikan. Karena pendidik tidak hanya dituntut sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih, tapi juga dituntut sebagai promotor, motivator, fasilitator, dinamisator, learning resources. Lebih jauh, pendidik dituntut berfungsi sebagai manager, leader, dan climatemaker dalam proses pembelajaran di sekolah. Dalam tulisan ini diketengahkan tentang; Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial, Klasifikasi Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Sumber Bahan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Pengorganisasian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Penilaian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Aplikasi pembelajaran IPS, serta konsepkonsep dasar sosiologi-antropologi, geografi, ekonomi, dan sejarah, melalui pendekatan pedagogis dan psikologis, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan sosial, membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan serta meningkatkan kemampuan bekerja sama dan kompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. Segala sesuatu yang berkaitan dengan Aplikasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (yang merupakan konsep dasar yang perlu diketahui untuk mata pelajaran IPS di Tingkat MI), hendaknya bersifat lentur dan tidak terpaku pada pedoman yang ada melainkan perlu disesuaikan dengan situasi yang dihadapi. Selain itu pengalamanpengalaman guru dan para pembaca dilapangan terutama pada guru-guru ditingkat MI sebagai pelaksan pendidikan disekolah kiranya akan sangat bermanfaat dijadikan masukan untuk menyempurnakan buku ini. Mudahan bahan yang disajikan ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya serta mempunyai daya guna yang tinggi sehingga dapat memberikan manfaat yang besar dalam pembinaan para generasi yang akan datang. Amin. 28 DAFTAR PUSTAKA Abin Syamsuddin, Makmun. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya Remaja. Anwa Kholil. (2008). Pembelajaran Berdasarkan Masalah. http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-berdasarkanmasalah.html Kasinyo Harto dan Abdurrahmansyah. (2009). Metodologi Pembelajaran Berbasis Aktive Learning , Palembang – Sumatera Selatan : Grafika Telindo Pres. Irawan, Supandi. (1996). Mengenal Antropologi Dalam Kehidupan Manusia dan Masyarakat. Malang: PPPG IPS PMP Malang Mutakin, Awan. (1997). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta:.Dikgutentis. Mutakin, Awan. (1997). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: .Dikgutentis Nurkancana, Wayan. Sumartana. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya.:Usaha Nasional. Riyanto, Milan, (1996). Perangkat Pembelajaran. Malang: PPPG IPS Supriawan, Dedi & A. Benyamin Surasega. (1990). Strategi Belajar Mengajar. (Diktat Kuliah). Bandung : FPTK-IKIP Bandung. Sumantri, Moh. Nukman. (2001). Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS. Bandung : Rosdakarya Remaja. Sunaryo. (1989). Strategi Belajar Mengajar IPS. Malang: IKIP Malang. Poerwito. (1991). Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang: PPPG IPS PMP Malang Sunaryo. (1995). Sumber Bahan Pembelajaran IPS SD. Malang: PPPG IPS PMP Malang Sutrisno, Susanto. (1995). Pengorganisasian Bahan Pembelajaran IPS. Malang: PPPG IPS PMP Malang. Udin S. Winataputra. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Wina Senjaya. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 29