Mekanisme pembentukan feses Gerakan kolon lambat dan non-propulsif. Interval antara 2 kontraksi haustra dapat mencapai 30 menit. Gerakan haustra secara perlahan mengaduk isi kolon melalui gerakan maju mundur yang menyebabkan isi kolon terpajan ke mukosa yang absortif. Hal ini memberikan kesempatan pada lumen kolon untuk menyerap H2O dan garam2 dari kimus secara efektif dan maksimal. Selain itu juga memberikan kesempatan pada bakteri2 (flora normal) untuk tumbuh dan menumpuk sehingga pembusukan terjadi secara sempurna. Sumber: Fisiologi Manusia dari sel ke sistem; Lauralee Sherwood; Ed 2; hal 583 bubur Setengah bubur Setengah cair cairan Setengah padat padat Sumber: Fisiologi Kedokteran; Guyton & Hall; Ed 11; hal 829 DIARE 1. Definisi Defekasi dengan tinja cair atau setengah padat dengan kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya ( > 200 gram atau 200ml/24 jam). Diare ini dapat atau tanpa disertai darah dan lendir. Sumber: IPD Jilid 1 hal 408 2. epidemiologi Banyak terjadi pada negara berkembang 2-3 x dibandingkan negara maju. Sumber: IPD Jilid 1 hal 408 3. Etiologi Infeksi i. Enteral : bakteri, virus, cacing, parasit, fungus. ii. Parenteral : Karena penyakit lain. Makanan i. Intoksikasi ii. Alergi iii. Malabsorbsi Imunodefisiensi Terapi obat Tindakan tertentu (gastrektomi, gastroenterostomi,dll) Lain2 (Sindrom Zollinger Ellison, neuropati anatomik) Sumber: IPD Jilid 1 hal 408 4. Klasifikasi Lama waktu diare i. Akut ( <15 hari) ii. Kronik ( >15 hari) Mekanisme patofisiologik i. Osmotik ii. Sekretorik Berat ringan diare i. Kecil ii. Besar Penyebab infeksi atau tidak i. Infektif ii. Non-infektif Penyebab organik atau tidak i. Organik ii. Fungsional Sumber: IPD Jilid 1 hal 408 5. Faktor resiko Baru saja bepergian/melanong Makanan atau keadaan makanan tidak biasa Homoseksual, pekerja seks, pengguna obat intravena, resiko infeksi HIV, sindrom usus homoseks Baru saja menggunakan obat antimukroba pada institusi. Sumber: IPD Jilid 1 hal 408 6. Patofisiologi Diare osmotik Disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat2an / zat kimia yang hiperosmotik. Diare sekretorik Disebabkan meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnya absorbsi. Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak Diare ini didapatkan pada gangguan pembentukan / produksi micelle empedu dan penyakit2 saluran bilier dan hati. Defek sistem pertukaran anion/transpor elektrolit aktif di enterosit Diare ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif Na+, K+, ATPase di enterosit dan absorbsi Na+ dan air yang abnormal. Motilitas dan waktu transit usus abnormal Disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus sehingga absorbsinya abnormal di usus halus. Gangguan permeabilitas usus Disebabkan permeabilitas usus yang abnormal dikarenakan adanya kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus halus. Inflamasi dinding usus (diare inflamatorik) Disebabkan adanya kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumen, gangguan absorbsi air-elektrolit. Diare infeksi Paling sering adalah infeksi karena bakteri. Diare oleh bakteri dibagi menjadi: i. Non-invasif (tidak merusak mukosa usus) bakteri menghasilkan toksik. Toksin tersebut merupakan protein yang dapat menempel pada epitel usus, yang lalu membentuk adenosin monofosfat siklik (AMF siklik) di dinding usus yang menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion bikarbonat, dan kation natrium dan kalium. ii. Invasif (merusak mukosa usus) dinding usus nekrosis dan ulkus. Sifat diarenya sekretorik dan eksudatif Sumber: IPD Jilid 1 hal 408 7. Diagnosis Anamnesis i. Diare krn pnykt usus halus berjumlah banyak, diare air, sering berhub dgn malabsorbsi, dan dehidrasi sering ditemukan. ii. Diare krn kelainan kolom tinja berjumlah kecil namun sering, bercampur darah dan ada sensasi ingin defekasi. iii. Diare akut infektif nausea, muntah, nyeri abdomen, demam, tinja sering. Dehidrasi: Ringan turgor kurang, suara serak, pasien belum jatuh dalam presyok. Sedang turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam. Berat tandadehidrasi sedang ditambah kesadara menurun (apatis sampai koma), otot2 kaku, sianosis. Pemeriksaan fisis Tujuannya untuk menentukan beratnya diare. Yang diukur: i. Tekanan darah dan nadi ii. Temperatur tubuh iii. Tanda toksisitas iv. Kualitas bunyi usus v. Ada tidaknya nyeri tekan vi. Ada tidaknya distensi abdomen Pemeriksaan penunjang i. Pemeriksaan darah tepi lengkap (Hb, Ht, leukosit, hitung jenis leukosit) ii. Kadar elektrolit serum iii. Ureum dan kreatinin px vol cairan dan mineral tubuh. iv. Pemeriksaan tinja leukosit, telur cacing, parasit v. ELISA (Enzym-linked immunosorbent essay) deteksi giardiasis vi. Test serologic amebiasis vii. Foto x-ray abdomen Ket: Infeksi bakteri invasif ke mukosa leukositosis dengan kelebihan darah putih muda Salmonellosis neutropenia Sumber: IPD Jilid 1 hal 408 8. Penatalaksanaan Rehidrasi i. Ringan minuman ringan, sari buah, sup, keripik asin ii. Berat cairan intravena (ringer laktat), rehidrasi oral dgn cairan isotonik (pedialit, oralit) Diet i. Tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah2 hebat ii. Hindari susu sapi, kafein, dan alkohol. Obat anti diare i. Yang paling efektif derivat opioid (loperamide, difenoksilat-atropin, tinktur opium) ii. Obat yang mengeraskan tinja atapulgite, smectite iii. Obat anti sekretorik atau enkephalinase hidrasec. Obat anti mikroba i. Vibrio cholerae siproflosaksin, vibramisin ii. Disentri amebik tinidazol, metronidazol Sumber: IPD Jilid 1 hal 408