pengaruh suku bunga bank indonesia (sbi)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)
terutama di negara-negara maju memberi isyarat kepada negara-negara berkembang
untuk mengubah cara pandang dan menghilangkan ketakutan akan penguasaan aset
suatu negara akibat intervensi asing. Proteksi yang berlebihan atas sektor
perdagangan di suatu negara (uang, modal dan barang) merupakan restorika klasik
yang menjadi penghalang utama pembangunan di negara tersebut. Oleh karena itu,
bagi negara berkembang seperti Indonesia tidak ada pilihan yang paling baik kecuali
harus berani membuka diri dan ikut bermain dalam pola permainan pasar yang bebas
karena dengan begitu kita dapat belajar dari kecerdasan dan tingkah laku para pelaku
pasar yang berkaliber international.
Pasar modal Indonesia telah menjadi bagian pertimbangan investor untuk
menginvestasikan dananya di Indonesia. Perkembangan pasar modal di Indonesia
tersebut didorong antara lain deregulasi dan debirokratisasi yang diluncurkan
pemerintah sejak tahun 1988. Iklim investasi terus diperbaiki agar kondusif terhadap
kepentingan investor dan calon investor. Berbagai peraturan dan atau kebijakan
dikeluarkan pemerintah untuk lebih mendorong tumbuhnya pasar modal Indonesia.
Peraturan dan kebijakan tersebut mencakup semua pelaku pasar modal serta pihak1
2
pihak yang terkait. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun
1995 yang mengatur keberadaan reksadana serta berbagai peraturan pelaksanaan
yang dikeluarkan oleh Bapepam, semakin memberi bobot kepada keterbukaan
(transparansi), perlindungan terhadap investor serta bentuk kepastian hukum yang
sangat diharapkan oleh seluruh pelaku pasar modal.
Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1995, dan mulai
berkembang pesat sejak 1996. Sebelum dikenalnya reksadana, kebanyakan
masyarakat hanya mengenal tabungan dan deposito. Keberadaan reksadana mulai
mengubah pola menabung menjadi pola berinvestasi.
Reksadana merupakan pelengkap dari cara berinvestasi yang lebih mudah
bagi masyarakat. Dengan adanya reksadana, masyarakat kini memiliki kesempatan
untuk melakukan perencanaan tabungan/investasinya untuk kebutuhan di masa depan
dengan memanfaatkan berbagai instrumen yang sebelumnya sulit dilakukan seperti
SBI, obligasi, saham dan instrumen lainnya yang memiliki potensi keuntungan jangka
panjang yang lebih baik dari tabungan dan deposito.
Perkembangan reksadana semakin pesat dan populer karena berbagai
kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan kepada masyarakat untuk berinvestasi.
Sejak berdirinya reksadana sampai pertengahan tahun 1997, proses pertumbuhan
reksadana sangat cepat dan cukup menggembirakan. Sayangnya krisis makro
berimbas pada perkembangan selanjutnya. Masih tingginya ketidakpastian sosial dan
politik dalam negeri, melemahnya nilai tukar rupiah, dan meningkatnya suku bunga
SBI, mendorong penurunan kinerja pasar modal. Krisis moneter yang berlangsung
sejak pertengahan Juli 1997 menunjukkan bahwa aktivitas pasar modal dipengaruhi
3
oleh perkembangan kurs dan tingkat suku bunga. Ketika kurs dollar meningkat tajam
(dollar mengalami apresiasi), aktivitas pasar modal mengalami penurunan. Tingginya
tingkat suku bunga menyebabkan beralihnya sebagian investasi dari pasar modal ke
deposito dan tabungan. Reksadana yang pada hakikatnya terkait dengan instrumen
pasar uang dan pasar modal mengalami imbasnya. Bahkan ada Manajer Investasi dan
reksadana yang terpaksa ditutup karena kondisi perekonomian yang tidak kondusif.
Pada akhir tahun 2002, perekonomian Indonesia menunjukkan kemajuan dan
perkembangan yang cukup menggembirakan. Nilai rupiah yang semakin menguat,
dan semakin menurunnya suku bunga SBI mulai menggairahkan kembali investasi di
pasar modal maupun pasar uang. Di saat yang sama, jumlah reksadana semakin
meningkat karena banyak perbankan mulai mengeluarkan produk-produk reksadana
dan adanya kecenderungan investor mulai melirik instrumen investasi lainnya yang
memberikan tingkat pengembalian yang menarik.
Penelitian mengenai variabel makro terhadap indeks maupun harga saham
telah banyak dilakukan di negara-negara maju dan beberapa negara berkembang
tetapi untuk Indonesia masih sedikit yang melakukan penelitian mengenai pengaruh
variabel makro terhadap tingkat pengembalian dan volume dana pengelolaan
reksadana.
Dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya, variabel makro yang disimpulkan
dapat mempengaruhi indeks dan harga saham, antara lain :
a. Manurung (1996) mengemukakan bahwa tingkat bunga, nilai tukar US
dollar terhadap rupiah, inflasi dan jumlah uang secara signifikan
mempengaruhi IHSG.
4
b. Sakhowi (1999) menyatakan bahwa jumlah uang beredar dan nilai tukar
rupiah mempunyai pengaruh signifikan terhadap saham.
Hasil penelitian di atas memberikan titik baru untuk penelitian tentang
reksadana, bahwa model yang seharusnya berkembang sesuai dengan kondisi bursa
yang masih dalam tahap awal pengembangan.
Pada penelitian ini, akan diuji apakah variabel makro akan berpengaruh
terhadap tingkat pengembalian reksadana dan variabel apa yang berpengaruh
terhadap naik turunnya volume dana pengelolaan reksadana serta seberapa
pengaruhnya varibel tersebut.
Bab ini berisikan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat
penelitian dan ruang lingkup pembahasan.
1.2
Perumusan Masalah
Melihat beberapa kondisi diatas, penulis sangat tertarik untuk membahas dan
merumuskan masalah sebagai berikut;
1. Penelitian ini akan menguji pengaruh dari variabel makro : tingkat suku bunga
SBI, kurs dollar, tingkat inflasi, dan jumlah uang beredar yang merupakan
variabel independen/bebas/peyebab terhadap tingkat pengembalian dan
volume
dana
pengelolaan
dependen/terikatnya.
reksadana
yang
merupakan
variabel
5
2. Apakah variabel makro secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap tingkat
pengembalian dan volume dana pengelolaan raksadana.
3. Variabel manakah dari variabel-variabel tingkat suku bunga SBI, kurs dollar,
tingkat inflasi, dan jumlah uang beredar yang paling mempengaruhi terhadap
tingkat pengembalian dan volume dana pengelolaan raksadana.
4. Apakah yang dapat dijelaskan dari hasil pengaruh variabel makro terhadap
tingkat pengembalian dan volume dana pengelolaan raksadana di Indonesia.
1.2
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menguji pengaruh variabel makro terhadap tingkat pengembalian reksadana
di Indonesia dan volume dana yang dikelola oleh Manajer Investasi.
2. Meneliti tingkah laku investor dikaitkan dengan variabel makro dalam
melakukan investasi melalui reksadana.
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini membuat sebuah model seberapa besar
pengaruh variabel makro terhadap tingkat pengembalian dan volume dana
yang dikelola reksadana di Indonesia
2. Bagi Manajer Investasi, penelitian ini dapat menjadi acuan dalam usaha
melihat perilaku investor dalam pemilihan jenis reksadana.
6
3. Bagi investor, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pemilihan jenis
reksadana sesuai dengan kondisi makro ekonomi di Indonesia.
4. Memberikan kontribusi terhadap penelitian yang berhubungan dengan
variabel makro dan memperkaya penelitian empiris tentang pasar modal di
Indonesia.
1.3

Ruang Lingkup
Penelitian ini dibatasi pada pembahasan variabel makro yang mempengaruhi
tingkat pengembalian reksadana dan volume dana pengelolaan reksadana di
Indonesia.

Adapun variabel makro tersebut antara lain nilai kurs Dollar Amerika Serikat
terhadap Rupiah, tingkat suku bunga Sertifikasi Bank Indonesia, tingkat
inflasi, jumlah uang beredar,.

Data nilai kurs tengah Dollar Amerika terhadap Rupiah, suku bunga SBI,
tingkat inflasi, jumlah uang beredar, tingkat pengembalian dan volume dana
yang dikelola reksadana akan diambil dari tahun Januari 1998 sampai
Desember 2002.

Jenis reksadana yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah
reksadana pendapatan tetap, saham dan campuran yang didirikan sebelum
periode Januari 1998 dan masih aktif sampai dengan Desember 2002.
7
1.4
Hipotesis
Dalam penelitian ini akan diuji dua hipotesis sebagai berikut :

Variabel makro mempengaruhi tingkat pengembalian reksadana di Indonesia.

Variabel makro mempengaruhi volume dana pengelolaan reksadana di
Indonesia.
Download