BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dampak globalisasi merupakan hal yang sangat serius saat ini. Akibat yang ditimbulkan dari globalisasi sudah melebar kemana-mana, mulai dari sosial, budaya hingga perekonomian. Untuk itu, agar keberlangsungan hidup suatu makhluk hidup tidak terganggu, kita harus peka dan cermat dalam bertindak terutama terhadap alam. Banyak diantara kita yang sudah merasa sombong, sehingga untuk kebaikan diri sendiripun tidak diperdulikan lagi. Mulai dari makan makanan instan yang banyak mengandung bahan kimia lalu sampahnya dibuang di sembarang tempat. Saat kita maka makan makanan instan/siap saji, kesehatan kita menjadi terganggu. Dan apabila bungkus makanan yang juga menngandung zat kimia tersebut dibuang sembarangan, itu juga akan mengganggu aktivitas alami yang dilakukan oleh alam. Jika sampah yang mengandung zat kimia tersebut atau biasa disebut sampah anorganik masuk kedalam perairan baik kolam,sungai maupun laut, tentu itu akan sangat menghambat ekosistem yang ada. Apabila sampah-sampah tersebut masuk kedalam kolam dan dibiarkan saja, lama kelamaan kolam tersebut menjadi kotor sehingga airnya pun keruh. Air yang keruh dapat menghambat masuknya oksigen dan cahaya matahari sehingga kehidupan di bawah air pun menjadi terganggu. Itu merupakan akibat yang ditimbulkan dari sampah yang berada di dalam kolam yang tentunya saja masih bias di tanggulagi dengan cara membersihkannya secara teratur. Namun apabila sampah-sampah anorganik tersebut mencemari air sungai maupun laut. Tentu saja membersihkannya memerlukan tenaga dan waktu ekstra. Bahkan tak sedikit juga air sungai dan laut yang berhasil dibersihkan. Contohnya saja air laut yang berda di sekitar kantor camat Bengkong Sadai. Di bawah jembatan tersebut ada air laut yang sudah banyak sekali tumpukan sampah, dan warna airnya pun sudah berubah menjadi hitam legam. Bau yang ditimbulkan akibat tumpukan sampah itupun sudah sangat menyengat. Apabila hal itu sudah terjadi, tentu saja makhluk hidup yang hidup di dalamnya sudah mati. Makhluk hidup yang disebutkan disini adalah populasi ikan. Ikan tidak bisa mencari makan di tempat yang gelap karena air yang sudah bewarna hitam. Ikan juga memerlkan oksigen untuk bernafas, namun oksigen pun sudah tidak bisa mencapai kedalam laut Karena disitupun tidak ada proses fotosintesis yang dikarenakan tumbuhan pun tidak bisa hidup ditempat yang kotor dan penuh zat kimia tersebut, dimana cahaya matahari pun sulit menembus hitamnya air laut. Bagaimana bisa tumbuhan mampu melakukan fotosintesis tanpa cahaya matahari yang merupakan bahan utamanya. Masalah yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan tersebut berdampak langsung kepada makhluk hidup yang berada disekitarnya. Secara tidak langsung, hal tersebut dapat berakibat pada system perekonomian dunia. Yang mana apabila laut tercemar tentu saja ikan-ikan dan makhluk hidup lain yang berada di laut akan terganggu ekosistemnya. Sehingga yang mata pencahariannya mengandalkan laut, akan mengalami kendala. Contohnya nelayan yang mencari ikan di laut. Pendapatannya akan mulai berkurang karena hasil tangkapannya yang sedikit. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari nelayan tersebut harus menjualnya dengan harga yang lebih mahal. Sehingga harga di pasaran pun menjadi sangat tinggi. Banyak para pembeli yang mengeluhkan harga ikan yang sangat mahal. Sedangkan masyarakat perlu mengonsumsi ikan sebagai kebutuhan vitaminnya. Untuk itu, saat ini banyak pelatihan pembudidayaan ikan. Untuk kalangan profesional biasanya membudidayakan ikan air laut dengan membuat semacam bendungan di daerah laut yang dianggap memiliki potensi untuk perkembangan ikan. Namun, karena kita masih dalam tahap belajar untuk mempersiapkan diri membuat suatu usaha, maka dalam pelajaran muatan local memilih pembudidayaan air tawar dengan menggunakan kolam. Karena pembudidayaan ikan air tawar dengan media kolam dianggap praktis dan cocok untuk pemula. Dan modal yang dikeluarkannya pun tidak besar. Kini budidaya ikan marak dikembangkan di masyarakat. Budidaya ikan dilakukan karna banyak ikan-ikan sekarang menuju kelangkaan sehingga harganya pun menjadi sangat mahal. Pembudidayaan ikan merupakan alternatif masyarakat untuk dapat mengonsumsi ikan-ikan yang berkualitas dengan harganya yang murah dan perawatannya yang juga tidak terlalu rumit. Apalagi, jika sudah panen, ikan-ikan tersebut bisa menghasilkan keuntungan yang berlimpah. Keadaan ekonomi juga faktor penting yang menuntut pembudidayaan ikan, karena populasi usia produktif yang tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Untuk itu, anak-anak usia remaja yang duduk di bangku sekolah menengah atas telah dipersiapkan sejak awal untuk menyikapi masalah perekonomian yang ada. Sehingga nantinya setelah lulus dari sekolah menengah atas, siswa tidak canggung dalam terjun ke dunia kerja. Bukan hanya untuk bekerja, ilmu yang didapat di SMA terutama di mata pelajaran muatan local, siswa dididik dan dilatih dalam menciptakan lapangan pekerjaan dengan membuat sebuah karya atau menghasilkan sesuatu dari alam. Ikan merupakan hewan yang hidup di air yang menjadi salah satu dari sekian banyak bahan makanan yang dibutuhkan manusia, ikan sangat bermanfaat bagi manusia sebab didalamnya terdapat bermacam zat – zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti : protein, vitamin A, Vitamin B1 dan Vitamin B2 selain itu apabila dibandingkan dengan sumber penghasil protein lain seperti daging, susu, dan telur harga ikan relative paling murah. Indonesia memiliki perairan tawar yang sangat luas dan potensial besar untuk usaha budidaya yang meliputi perairan umum seluas 141.690 hektar, sawah (mina padi) seluas 88.500 hektar dan, perairan kolam seluas 375.800 hektar (Cahyono B, 2000). Ikan selain dikonsumsi ada juga yang dinikmati sebagai kesenangan, semisal ikan hias dengan berbagai jenisnya. Menurut Mulyadi I. (1990), mengatakan bahwa ikan hias merupakan salah satu organisme budidaya yang penting sebagai komoditas perdagangan, baik didalam maupun diluar negeri. Dewasa ini terlihat adanya kecenderungan masyarakat untuk menikmati, memiliki, dan membudidayakan ikan hias. Daya tarik kepuasan batin dan keuntungan materi yang didapat dari ikan hias telah membangkitkan minat masyarakat untuk memelihara dan membudidayakannya. Ikan koi merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang banyak dibudidayakan oleh petani baik budidaya pembenihan, pembesaran, di kolam pekarangan ataupun air deras. Mengingat pentingnya ikan bagi manusia, tak heran bila manusia berusaha mendapatkan ikan dalam jumlah yang mencukupi, antara lain dengan mengusahakan melakukan pencarian disumbernya yakni laut dan adapula yang memiliharanya dengan sebaik – baiknya yang lazim disebut dengan usaha perikanan, pemeliharaan ikan ada yang dilakukan langsung di laut dan adapula sebagian pemeliharaanya dilakukan di kolam – kolam yang sengaja dibuat oleh pengusaha, Ikan yang pemeliharaannya di kolam – kolam biasanya adalah ikan air tawar yang pemeliaharaannya secara keseluruhan dilakukan di dalam kolam – kolam yang telah disediakan oleh para pengusaha perikanan air tawar ini. Peluang usaha perikanan yang cukup banyak diminati adalah pembudidayaan ikan mas. Budidaya Ikan Mas memiliki prospek ekonomi yang cukup menjanjikan karena ikan mas memiliki cita rasa yang cukup tinggi, sehingga banyak disukai oleh konsumen. Daging ikan mas yang putih dan lunak memungkinkan untuk dicerna oleh semua umur. Di beberapa rumah makan dengan mudah dijumpai masakan dengan bahan ikan mas karena memang cukup populer. Selain itu ikan mas juga dikenal memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga sangat baik untuk dibudidayakan. Dalam masa pemeliharaan 4 sampai 5 bulan ikan mas bisa mencapai bobot 500-1000 gr/ekor. Selain itu Ikan Mas sudah cukup poluler di tengah masyarakat sehingga mudah dalam memasarkannya. Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut: Kelas : Osteichthyes Anak kelas : Actinopterygii Bangsa : Cypriniformes Suku : Cyprinidae Marga : Cyprinus Jenis : Cyprinus carpio L. Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut: 1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1. 2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1. 3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1. 4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relative panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1. 5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacammacam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan. Ikan mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cyprinidae, sub ordo Cyprinoidea, Ordo Ostariophysi sub kelas Teleostrei. yang sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Di Cina, para petani telah membudidayakan sekitar 4000 tahun yang lalu sedangkan di Eropa beberapa ratus tahun yang lalu. Sejumlah varietas dansubvarietas ikan mas telah banyak dibudidayakan Asia Tenggara sebagai ikan konsumsi dan ikan hias. Berdasarkan keanekaragaman genetik, ikan mas memiliki keistimewaan karena banyak strain/ras.Hal ini disebabkan karena: 1) penyebaran daerah asal mulai dari Cina sampai ke daratan Eropa sangat luas dengan keadaan lingkungan yang bervariasi dan secara geografis terisolasi, 2) daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, 3) akumulasi mutasi dan 4) seleksi secara alami maupun oleh karya manusia (Hulata, 1995). Daya adaptasi yang tinggi juga menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam ekosistem dataran rendah sampai dataran tinggi (sampai ketinggian 1800 m dpl.). Strain tersebut tampak dari keragaman bentuk sisik, bentuk tubuh dan warna. Beberapa strainyang sudah di kenal di tanah air diantaranya adalah Majalaya, Punten, Sinyonya, Domas, Merah/Cangkringan, Kumpai dan sebagainya (Hardjamulia, 1995). Usaha pemeliharaan ikan mas makin berkembang, dengan ditemukannnya teknologi pembesaran secara intensif di KJA (karamba jaring apung) dan KAD (kolam air deras). Dengan demikian kebutuhan benih makin meningkat. 1.2 TUJUAN PENULISAN Mengingat ini merupakan tugas pelajaran muata local atau PBLH, maka tujuan utama dari pembuatan katya ilmiah inio adalah untuk lebih mengenal lingkungan di sekitar kita. Lingkungan tidak hanya dimanfaatkan saja, akan tetapi juga di pelihara agar lingkungan tetap bisa digunakan untuk anak cucu kita kelak. Berikut tujuan dari penulisan karya ilmiah ini : Memenuhi tugas muatan lokal Belajar pembudidayaan ikan Persiapan diri menjadi wirausahawan Menciptakan sikap wirausaha Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan positif 1.3 RUMUSAN MASALAH Apa yang melandasi terjadiya pembudidayaan ikan? Mengapa pembudidayaan ikan harus dilakukan? Bagaimana hasil yang dicapai dari pembudidayaan ikan? 1.4 METODE PENULISAN Sedikit observasi Studi pustaka (internet) 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Halaman Halaman judul Halaman pengesahan Kata pengantar Daftar isi Bab I pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah 1.2 Tujuan penulisan 1.3 Rumusan masalah 1.4 Metode penulisan 1.5 Sistematika penulisan Bab II landasan materi 2.1 Pengertian/sejarah pembudidayaan ikan 2.2 Hama dan penyakit 2.3 Langkah-langkah pembudidayaan ikan 2.4 Persyaratan lokasi pembudidayaan ikan 2.5 Manfaat Bab III Prosedur Kegiatan 3.1 Sentra perikanan 3.2 Pedoman teknis budidaya 3.3 Panen 3.4 Pascapanen 3.5 Analisis ekonomi budidaya Bab IV hasil percobaan dan analisa Bab V penutup 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran Lampiran foto Daftar pustaka BAB II LANDASAN MATERI 2.1 SEJARAH PEMBUDIDAYAAN IKAN Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hayati perairan. Sumber daya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi dan berbagai averteberata, penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis. Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan pangan bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, rekreasi (pemancingan ikan), dan mungkin juga untuk tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan. Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan ikan, termasuk kegiatan menyimpan,mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis). Pada awal tahun 60-an, wajah perikanan di Indonesia masih sangat menyedihkan. Sebagai negara maritim yang mempunyai potensi besar akan hasil laut, dapat dikatakan sangat langka usaha-usaha pemanfaatannya. Perikanan di laut hanya dikelola oleh nelayan-nelayan tradisional yang menggunakan alat penangkapan, pengolahan serta pemasaran dengan cara yang masih sangat sederhana dan jauh terbelakang dibandingkan dengan negara-negara lain. Ahli-ahli perikanan masih dapat dihitung dengan jari, hanya beberapa yang memperoleh pendidikan dari Jepang dan sebagian lagi dari Jerman. Situasi Pendidikan di Indonesia pada umumnya masih melanjutkan sistem pendidikan Belanda, yakni tidak diarahkan untuk mencetak tenaga pelaksana yang terampil di bidang usaha, demikian juga di dunia Perikanan. dr. Aziz Saleh, selaku Menteri Pertanian dan Agraria pada saat itu, prihatin melihat kondisi perikanan di Indonesia, di mana nelayan masih terbelakang dalam bidang tehnik, sosial dan ekonomi. Satu-satunya usaha perikanan yang berarti hanyalah Perusahaan milik Pemerintah : “BADAN PIMPINAN UMUM PERIKANAN”, atau disingkat : BPU PERIKANI dengan Presiden Direktur Imam Sutopo. Perusahaan ini mempunyai kegiatan di Jakarta, Semarang, Surabaya, Belawan, Aer Tembaga (Manado) dan Ambon . BPU PERIKANAN ingin mengadakan langkah-langkah modernisasi, tetapi salah satu hambatan penting adalah tidak adanya tenaga-tenaga nelayan berpendidikan sebagai pelaksana modernisasi di darat maupun di laut. Melihat hal tersebut dr. Aziz Saleh memberi tugas kepada Ir. Soesilo Hardjoprakoso selaku Staff Menteri, untuk menjajagi pembentukan Pendidikan khusus kenelayanan, guna mencetak tenaga-tenaga yang dapat diharapkan dalam pengembangan Perikanan di Indonesia, terutama dalam bidang usaha. Diingatkan agar pembentukannya jangan sampai mengulangi sebagaimana “SEKOLAH USAHA TANI” yang tidak mencapai sasaran. Sekolah Usaha Tani dimaksudkan untuk mendidik anak petani lulusan Sekolah Rakyat (sekarang sekolah dasar), agar nantinya dapat kembali ke desa sebagai petani terdidik. Namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, setelah menjalani pendidikan selama satu tahun dengan pembiayaan pemerintah, mereka tidak kembali ke desa tetapi masuk menjadi Pegawai Negeri. Berdasarkan S.K. Menteri Pertanian tanggal 8 September 1960 No. 8924/SK/SD, dibentuk suatu Panitia Pendidikan Perikanan Laut diketuai oleh Imam Sutopo dengan anggota-anggotanya : R.Pranyoto, A.Kartono, Suparso Malangyudo, Ir. Hadi Atmowarsono, yang mempunyai tugas antara lain : 1. Memberikan saran kepada Menteri Pertanian tentang bentuk, susunan Badan Pendidikan Perikanan Laut yang akan menyelenggarakan pendidikan kejuruan tersebut. 2. Menentukan kurikulum. 3. Merencanakan tempat pendidikan, anggaran, perlengkapan serta tenaga-tenaga pengajar. Pada mulanya tempat pendidikan direncanakan di daerah Ancol, suatu tempat yang memang ideal untuk lembaga pendidikan perikanan karena berdekatan dengan laut, tetapi rencana tersebut tertunda-tunda. Dekat dengan saat berdirinya lembaga pendidikan perikanan tersebut, untuk sementara Departemen Pertanian dan Agraria memberi tanah kebun buahbuahan milik Departemen Pertanian dan Agraria, di daerah Pasar Minggu yang ternyata sampai saat ini telah menjadi kampus permanen. Berdasarkan S.K. Menteri Pertanian tanggal 9 Juni 1962 No. 31/PA/1962, dibentuk suatu Badan Pendidikan dengan nama LEMBAGA PENDIDIKAN USAHA PERIKANAN berkedudukan di Jakarta yang bertugas : 1. Mendirikan dan menyelenggarakan sekolah-sekolah Usaha Perikanan dari tingkat menengah sampai tingkat akademi. 2. Mengadakan kursus-kursus tambahan kepada nelayan dan para pegawai Departemen Pertanian dan Agraria. 3. Mengadakan usaha-usaha pendidikan massal kepada masyarakat yang menaruh minat pada usaha perikanan. Berdasarkan S.K. Menteri Pertanian tanggal 7 September 1962 No. 95/PA/1962, ditetapkan pendidikan perikanan dalam lingkungan LPUP yaitu “AKADEMI USAHA PERIKANAN” yang memberikan pendidikan dan pengajaran tinggi ditujukan khusus kepada keahlian di bidang usaha perikanan, dengan direktur pertama Dr. Rustam Singgih. Pada Surat Keputusan tersebut Akademi Usaha Perikanan mempunyai tiga jurusan yaitu : 1. TEHNIK PENANGKAPAN, termasuk tehnik perkapalan dan peralatan perikanan, 2. TEHKNOLOGI PERIKANAN, 3. EKONOMI PERIKANAN, pemasaran dan ketatalaksanaan usaha (manajemen). Berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No.44 dan No.45 tahun 1974, oleh Menteri Pertanian dengan S.K. No.136/Kpts/Org/4/75 tanggal 5 April 1975, Akademi Usaha Perikanan dialihkan tanggungjawabnya dari Direktorat Jenderal Perikanan kepada Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian, sehingga sejak tanggal tersebut Direktur Akademi Usaha Perikanan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan. Karena masih kurangnya fasilitas pendidikan serta tenaga pengajar, maka jurusan yang ada pada angkatan pertama barulah Jurusan TEHNIK PENANGKAPAN. JURUSAN PENGOLAHAN HASIL LAUT (TEHNOLOGI PERIKANAN) dibentuk pada angkatan kedua (1966), dan JURUSAN MESIN dibentuk pada angkatan kesebelas (1975). Pada tahun 1968 terjadi suatu kasus dimana akibatnya mempunyai arti sejarah bagi Akademi Usaha Perikanan. Di Sumatera Utara, terdapat satu perusahaan perikanan yang bekerja sama dengan Jepang dalam pengoperasian kapal penangkap, dimana terdapat beberapa alumni AUP yang bekerja bersama dengan tenaga-tenaga Jepang di atas kapal. Pada suatu hari terjadi sengketa antara awak kapal berbangsa Indonesia dengan awak kapal Jepang, yang akibatnya adalah tindakan indisiplinernya alumni-alumni AUP tersebut. Dengan adanya peristiwa tersebut, maka Nizam Zachman, selaku Direktur Jenderal Perikanan menginstruksikan kepada Direktur AUP untuk melaksanakan tugas-tugas antara lain : 1. Memperbaiki kurikulum; 2. Meningkatkan pembinaan mental disiplin; 3. Merencanakan tempat pendidikan, anggaran, perlengkapan serta tenaga-tenaga pengajar; 4. Menggantikan istilah “sarjana muda perikanan“ dengan Ahli Penangkap Ikan dan Ahli Pengolahan Ikan. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 0128/V/1983 tanggal 6 Mei 1983, Diklat AUP telah disahkan sebagai Program Diploma 3 (D3) bidang Perikanan dalam lingkungan Departemen Pertanian. Selaras dengan lajunya pembangunan, Diklat AUP statusnya ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Perikanan (STP) berdasarkan Keppres No. 27 tahun 1993 tanggal 18 Maret 1993 yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan program pendidikan keahlian di bidang perikanan (D4) dengan tiga jurusan yaitu : Teknologi Penangkapan Ikan, Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan dan Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan. Pada tahun 2004 Jurusan pada Sekolah Tinggi Perikanan bertambah menjadi empat jurusan dengan masuknya jurusan penyuluhan perikanan yang berada di Cikaret Bogor. Dengan semakin banyaknya alumni lulusan STP dan tuntutan jaman ke arah profesionalisme, maka pada tahun 2009 akan dibuka Program Pasca Sarjana jurusan Bisnis Manajemen Perikanan. 2.2 Persyaratan Lokasi Pembudidayaan Ikan 1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. 2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. 3) Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl. 4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. 5) Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3. 6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8. 7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25o C 2.3 Langkah-Langkah Pembudidayaan Ikan Usaha budidaya ikan koi pada dasarnya meliputi persiapan kolam, persiapan induk, proses pemijahan, pendederan, pembesaran, pemberian pakan, pengendalian hama dan penyakit serta kegiatan pemanenan. 1. Persiapan Kolam Kolam dapat diartikan sebagai suatu genangan air yang sengaja dibuat oleh manusia yang keadaannya dapat dikendalikan, artinya genangan air tesebut dapat dengan mudah dikeringkan atau ditambah airnya sesuai keinginan. Pembuatan kolam sebagai tempat pemeliharaan ikan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu secara tradisional dan secara intensif. Perlu diperhatikan bahwa permukaan kolam harus dibuat sedikit miring kearah pintu pengeluaran air dengan maksud agar kolam mudah dikeringkan pada saat memungutan hasil nanti. Ada dua syarat pembuatan kolam diantaranya adalah 1. Saluran pemasukan air yang gunanya adalah memasukkan air kedalam kolam 2. Saluran pengeluaran air Adapun jenis – jenis kolam ikan air tawar adalah sebagai berikut : 1. Kolam Air Deras Segitiga, yang biasanya dibangun ditempat yang mempunyai debit air lebih dari 300 liter air per detik. 2. Kolam Bundar , Biasanya digunakan sebagai tempat pembenihan ikan air tawar. 3. Kolam Panjang, Kolam panjang biasanya banyak kita jumpai pada daerah – daerah irigasi yang digunakan sebagai tempat pemeliharaan. a. Pematang Pematang merupakan salah satu bagian terpenting dari kolam. Pada hakikatnya membuat kolam berarti membuat pematang. Apabila pematang sudah dibuat maka kolam sudah dapat menampung air. Untuk itu fungsi utama pematang adalah untuk menahan tekanan air sehingga perlu konstruksi khusus. Pematang kolam yang baik mempunyai penampang melintang berbentuk trapesium, artinya lebar pematang bagian atas lebih pendek dari bagian yang bawah. b. Pintu Pemasukan Air Pintu pemasukan terletak di depan kolam dan digunakan untuk mengalirkan air dari saluran pemasukan ke dalam kolam. Ukurannya tergantung luas kolam. Pintu pemasukkan air dibuat pada bagian tengah pematang di bagian sisi lebar kolam. Letaknya harus lebih tinggi dari permukaan air kolam, minimal 40 cm agar saat air masuk akan terjadi difusi oksigen. Pada pintu pemasukan air harus dibuat tiga lekukan untuk saringan dan papan pengatur debit air. c. Pintu Pengeluaran Air Pintu pengeluaran air digunakan untuk mengeluarkan air saat kolam akan dikeringkan atau saat panen ikan. Letaknya berhubungan langsung dengan saluran pembuangan air. Pintu air yang baik adalah yang mampu membuang air pada bagian dasar kolam dengan tetap menjaga ketinggian air kolam selama masa pemeliharaan ikan berlagsung. biasanya saluran pengeluaran air ini dibuat dua buah yang satu dibuat atau dipasang pada permukaan kolam sesuai dengan tinggi kolam yang diinginkan yang bertujuan untuk atau mencegah supaya air kolam tidak meluap, sedangkan saluran pengeluaran yang kedua biasanya dipasang dibagian bawah pematang kolam tepatnya sejajar dengan dasar kolam adapun kegunaannya sebagai saluran penguras air kolam sewaktu waktu hendak dikeringkan. d. Caren Caren dibuat di dasar kolam fungsinya sebagai tempat berlindung ikan pada siang hari dan untuk mempermudah panen. Caren bentuknya memanjang dari pintu masuk hingga pintu keluar. Caren dapat dibuat diagonal atau keliling. Lebar caren antara 40 – 60 cm dan tinggi 10 – 20 cm. e. Filter Filter merupakan saringan untuk mendapatkan air yang bersih sebelum masuk kedalam kolam. Dalam pembenihan ikan koi ada 3 kolam yang harus dipersiapkan, yaitu kolam pemijahan, kolam penetasan, dan kolam pendederan. Selanjutnya dipersiapkan juga kolam pembesaran. Sebelum digunakan terlebih dahulu kolam harus dikeringkan dan dijemur di panas matahari selama 2 – 3 hari untuk menguapkan gasgas beracun serta membunuh bakteri atau jamur. Setelah kering air dapat segera dialirkan ke kolam sampai kedalaman 50 – 80 cm. Untuk kolam pembesaran sebelum dialiri dapat dilakukan pemupukan terlebih dahulu sesuai dengan pemupukan. Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (UREA dan TSP) serta kapur. Cara pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh Dinas Perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah. Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu. Pematang dan pintu air kolam diperbaiki kemudian dasar kolam dicangkul dan diratakan. 2. Persiapan Induk Menurut Agus G.T.K. (2002), Induk yang baik untuk dipijahkan adalah induk yang telah matang kelaminnya. Yaitu induk jantan yang telah berumur lebih dari 2 tahun dan induk betina lebih dari 3 tahun. Secara umum postur tubuh jantan lebih ramping dibandingkan induk betina. Induk yang dipilih harus sehat, tidak cacat, mempunyai warna yang tajam, kondisi sirip yang seimbang dan aktif berenang. 3. Proses Pemijahan Dalam proses pemijahan ikan mas , ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan rangsangan hormon.Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemijahan ikan mas adalah : - Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam) - Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm - Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang. - Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m. - Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga ikan mas jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina. - Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk . Setelah telur berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva , beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan dari telur, setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva, kutu air atau kuning telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas siap ditebar di kolam pembenihan. 4. Proses Pendederan Setelah larva cukup kuat saatnya untuk melakukan pendederan ikan mas, bisasanya dilakukan pada kolam lumpur atau sawah meski bisa juga dilakukan pada kolam semen. Persiapan kolam tanah adalah dengan meratakan tanah dasarnya, tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam, isi air setinggi kurang lebih 40 cm dan rendam selama 5 hari tanpa aliran air. Hal ini dimaksudkan agar plankton dan sumber makanan alami ikan mas tumbuh di kolam pendederan. Untuk ukuran kolam lumpur 100 m2 tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari, berikan makanan tambahan berupa tepung pelet atau pelet yang telah direndam. Pada usia telah mencapai 3 minggu bibit ikan mas siap dipanen, untuk dijual atau dipelihara kembali pada kolam berbeda. Hal yang sama dilakukan untuk membesarkan benih ikan mas pada ukuran yang lebih besar, hanya saja kepadatan ikan perlu dikurangi. 5. Penyeleksian Benih Sebelum memasukkan dalam pembesaran terlebih dahulu dilakukan seleksi, tujuannya selain untuk mendapatkan benih yang 10 berkualitas, juga untuk mengurangi jumlah populasi sehingga lebih efisien pakan. Penyeleksian dilakukan ketika benih berumur 1 – 3 bulan sebanyak 3 atau 4 kali. Benih yang cacat ditandai dengan warna merah, putih, dan hitam. Biasanya dari yang menetas yang bagus hanya 10 – 20 %. Seleksi kedua untuk menetukan pola warna dari kualitas dari secara keseluruhan. Setelah selesai seleksi, makin sedikit benih terbaik yang tersisa. 6. Proses Pembesaran Usaha pembesaran ikan mas merupakan upaya memenuhi kebutuhan permintaan ikan mas konsumsi, ikan mas konsumsi bisa bervariasi mulai ukuran 300 gram sampai 1 kg.Dari proses pembesaran yang paling utama adalah pemberian pakan, pengaturan kualitas air, serta pengendalian hama dan penyakit, sehingga benih dapat tumbuh dengan optimal dan waktu pembesarannya dapat lebih cepat. a. Pemberian Pakan Pakan atau makanan merupakan unsur penting dalam budidaya ikan. Pakan yang baik adalah yang memiliki komposisi zat gizi yang lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Zat makanan terpenting yang diperlukan ikan untuk pertumbuhan adalah zat “protein”. Jumlah dan kualitas protein sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ikan karena protein bagi ikan merupakan sumber energi yang paling penting. Pertumbuhan ikan akan dapat dipercepat dengan pemberian pakan yang mengandung protein tinggi (30 – 40 %) karena protein merupakan bagian terbesar dari daging ikan. Zat protein digunakan hewan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan tubuh, penambahan protein tubuh, dan pengganti jaringan yang, salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pemeliharaan ikan adalah penyediaan makanan secara cukup dan kontinu, terutama makanan yang dapat diberikan untuk berbagai tingkatan umur serta ukuran ikan. Berikut adalah tips sederhana membuat pakan ikan mas : Bahan - Bahan Utama Umpan Pa Ikan 1 Bungkus ( terserah mau warna apa saja ) Telur Bebek, hanya warna kuning saja ( 1-2 butir, terserah) Deho, cukup beli Rp.2000 ( tidak perlu satu kaleng ) Kroto cukup beli Rp.2000 Bahan Pembantu Halco Salt Water atau Air Laut ( Untuk air warna Hijau, dan di anjurkan untuk air yang tidak memiliki sirkulasi pembuangan, atau tidak ada blower ) Susu Bubuk ( terserah mereknya apa saja, namun dianjurkan yang berwarna putih ) Vanelli ( beli yang murah aja, tidak ada bedanya dengan yang mahal ) Gula Bubuk ( kalau tidak ada bisa menggunakan gula pasir, asal diaduk hingga rata, atau bisa dicampur dengan air dingin/hangat, yang penting larut. Cara Pembuatan, Kita jangan mencampur semua bahan - bahan utama yang di atas, percuma itu tidak akan sempurna, karena dengan 4 bahan diatas, ikan mas sudah mau makan umpan kita, Cara pengolahan 4 bahan utama yang di atas, biasa Umpan pa ikin di aduk, tambah kuning telur, terakhir deho (tanpa minyak) hanya setengah dari pembelian Rp.2000. Tips agar ikan mas mau untuk makan umpan yang kita buat. Ingat bila umpan sederhana yang di atas tidak berkerja. Jangang khawatir masih ada 4 Bahan - bahan pembantu, cara penggunaan berbeda: Untuk Cuaca Panas Ambil sedikit umpan sederhana yang di atas ( kira-kira untuk 3x percobaan), disini halco memainkan perannya sebagai perangsang ikan, bila anda tidak mempunyai halco (karena harganya yang mahal) tapi sekarang banyak yang menjual halco secara eceran, kalau tidak salah 3-4 CM Rp 2000.00 ambil halco sebanyak 3-4 CM, dan campur dengan air dingin ( masak atau tidak,bebas ) kirakira sepertiga botol aqua sedang ( campurkan hingga larut semua halco ) Untuk umpan dengan kira-kira 3x percobaan, campurkan 1 tutup botol aqua, aduk hingga rata, dan tambahkan sedikit deho yang tersisa, ( hanya sedikit ) lalu coba dengan umpan itu, tunggu saja ikan yang akan memakan unmpannya. Ada tips sederhana,yaitu saat cuaca sedang panas, suhu pada air akan tinggi, jadi umpan kita perlu sedikit yang lebih "amis" b. Pengaturan Kualitas Air Menurut Lesmana D.S. dan Darmawan I. (2000), bagi biota air terutama ikan, air berfungsi sebagai media, baik media internal maupun eksternal. Sebagai media internal, air berfungsi sebagai bahan baku untuk reaksi di dalam tubuh, pengangkut bahan makanan keseluruh tubuh. Sementara sebagai media eksternal air berfungsi sebagai habitatnya. Oleh karena peran air sangat penting atau esensial dalam kehidupan biota air, maka kualitas dan kuantitasnya pun harus dijaga sesuai kebutuhan ikan. Ada beberapa cara memperbaiki kualitas air atau menghilangkan pengaruh buruk air kotor agar menjadi layak dan sehat untuk kehidupan ikan dalam pembudidayaan, yaitu diantaranya : ƒ Aerasi ƒ Sirkulasi air ƒ Penggunaan pemanas air ƒ Pergantian air segar dan ƒ Filtrasi Langkah preventif yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas air adalah membersihkan kolam secara periodik, dan menjaga agar kolam tidak terkena sinar matahari secara terus-menerus atau menjaga kedalaman air kolam antara 0,5 – 1 meter untuk mengurangi intensitas sinar matahari karena akan memacu pertumbuhan alga. Pemberian pakan dan pengaturan kualitas air mrupakan cara umum dalam pembesaran ikan. Usaha pembesaran ini bisa dilakukan di Kolam Lumpur, Keramba Jaring apung atau Kolam Air Deras. Pembesaran Ikan Mas Di Keramba Jaring Apung Pembesaran Ikan Mas dapat dilakukan dalam keramba Jaring Apung yang biasa dipasang di perairan umum. Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan akan sangat menunjang berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain : Air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, Penempatan jaring dapat dipasang sejajar dengan arah angin, Badan air cukup besar dan luas sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, Kedalaman air minimal dapat mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, Kualitas air mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm. Satu unit Keramba Jaring Apung minimal terdiri dari kantong jaring dan kerangka jaring. Dimensi unit jaring berbentuk persegi empat dengan ukuran kantong jaring 7 x 7 x 3 M3 atau 6 x 6 x 3 M3. Satu unit Keramba Jaring Apung terdiri empat set kantong dan satu set terdiri dari dua lapis kantong Bagian badan kantong jaring yang masuk kedalam air 2,0 sampai 2,5 meter. Kerangka jaring terbuat dapat dibuat dari besi atau bambu dan pelampung berupa steerofoam atau drum. Bahan kantong jaring berasal dari benang Polietilena. Frekuensi pemberian pakan minimal dua kali per hari. Sedangkan cara pemberian pakan agar efektif disarankan menggunakan Feeding Frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh size 2,0 mm berbentuk persegi empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang di dalam badan air kantong jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan air. Dengan penebaran bibit seberat 300 kg dalam waktu 3 bulan akan menghasilkan ikan mas konsumsi 1.5 sampai 2 ton. Usaha Pembesaran Ikan Mas Di Kolam Air Deras Pemeliharaan ikan mas di kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat dengan sumber air (sungai, irigasi, dan lain-lain.) dengan topografi yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan dengan debit air minimal 100 liter permenit. Bentuk kolam air deras bermacam macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun oval. Ukurannya bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan pembiayaan. Umumnya KAD berukuran 10-100 m 2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 – 1,5 meter. Dinding kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan . Oleh karena itu harus berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 – 5 %).Padat tebar ikan ukuran 75 -150 gram/ ekor sebanyak 10 – 15 kg /m3 air kolam . Dosis pakan yang diberikan sebanyak 4% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari. Usaha Pembesaran Ikan Mas Di Kolam Lumpur Jika tidak memungkinkan dibesarkan pada Jaring apung atau air deras ikan mas bisa dibesarkan di kolam tanah. Kolam ukuran 1.000 m2, diolah,dan ditebarkan kotoran ayam kemudian diisi air setinggi 60 cm dan rendam selama kurang lebih 5 hari. Benih ikan mas seberat 100 kg dimasukkan ke dalam kolam, beri pakan 3 sampai persen dari berat benih ikan mas setiap hari, Panen dapat dilakukan panen setelah 3 bulan. Dengan model pemeliharaan seperti ini kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 – 500 kg. 2.4 Hama dan Penyakit Salah satu kendala yang sering dihadapi petani ikan dalam membudidayakan Ikan Mas adalah serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Hama dan Penyakit Dalam Budidaya Ikan Mas HAMA 1) Bebeasan (Notonecta) Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi. 2) Ucrit (Larva cybister) Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam. 3) Kodok Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup. 4) Ular Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam. 5) Lingsang Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun. 6) Burung Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang. 7) Ikan gabus Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter. 8) Belut dan kepiting Pengendalian: lakukan penangkapan. PENYAKIT 1) Bintik merah (White spot) Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih,pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air. Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air. 2) Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis) Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan. Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu. 3) Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus) Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosokgosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang. Pengendalian: (1) direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; (2) hindari penebaran ikan yang berlebihan. 4) Kutu ikan (argulosis) Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage). Pengendalian: (1) ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; (2) dengan pengeringan kolam hingga retak-retak. 5) Jamur (Saprolegniasis) Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya. Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas. Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam. 6) Gatal (Trichodiniasis) Menyerang benih ikan. Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium. Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm. 7) Bakteri psedomonas flurescens Penyakit yang sangat ganas. Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis. Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut. 8) Bakteri aeromonas punctata Penyakit yang sangat ganas. Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan ginjal. Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut. Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas: 1) Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen. 2) Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit. 3) Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas. 4) Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air. 5) Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. 6) Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar. 7) Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.dan juga terdapat penyakit yang sering menyerang ikan pada umumnya parasit - parasit yang antara lain adalah sebagai berikut : o Ichthyophitirius multifiliis Merupakan parasit yang menimbulkan bercak – bercak pada tubuh ikan terutama pada bagian siripnya, pencegahaannya yaitu dengan cara tidak menebari kolam dengan ikan selama t iga hari. o Mixobolus sp Parasit ini banyak menyerang pada jaringan – jaringan tubuh ikan sehingga menimbulkan bengkak – bengkak dan penyakit ini sangat mudah menular, pencegahannya dengan cara memisahkan ikan yang sudah terkena penyakit ini. o Dactylogyrus Parasit ini biasanya menyerang ikan – ikan yang masih kecil, menimbulkan penyakit pada ingsang dan kulit cara menghindari penyakit ini adalah dengan cara memberi makan yang cukup pada anak ikan. o Ichtyoxenus jelingha usii herklots Parasit ini merupakan racun yang berkembang didalam tubuh ikan, tetapi ikannya sendiri tidak terganggu. Sehingga ikan sendiri tidak terganggu, dan tidak berbahaya bagi pertumbuhan ikan. 4. 2.5 Manfaat 1) Sebagai sumber penyediaan protein hewani. 2) Sebagai ikan hias. BAB III PROSEDUR KEGIATAN 3.1 SENTRA PERIKANAN Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta 3.2 PEDOMAN TEKNIS BUDAYA 1. Penyiapan Sarana dan Peralatan 1) Kolam Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. a. Kolam pemeliharaan induk Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bamboo bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya,sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik. b. Kolam pemijahan Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya. c. Kolam pendederan Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan. 2) Peralatan Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi). 3) Persiapan Media Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dan sebagainya. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu pupuk urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi. 2. Pembibitan 1) Pemilihan Bibit dan Induk Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas. Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut: a. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor. b. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat. c. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih. d. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam. e. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor. Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut: a) Betina - Badan bagian perut besar, buncit dan lembek. - Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat. - Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning. b) Jantan - Badan tampak langsing. - Gerakan lincah dan gesit. - Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih. 2) Sistem Pembenihan/Pemijahan Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu: a. Sistem pemijahan tradisional. Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu: - Cara sunda: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur; (3) setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan. - Cara cimindi: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan. - Cara rancapaku: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu; (2) disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.; (4) setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen. - Cara sumatera: (1) luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan. - Cara dubish: (1) luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan. - Cara hofer: (1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air. b. Sistim kawin suntik Pada sistem ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistem ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif. 3) Pembenihan/Pemijahan Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas: a. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas. b. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C. c. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air. d. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi. e. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan. 4) Pemeliharaan Bibit/Pendederan Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: a. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm. b. Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm. c. Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih. d. Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih. 5) Perlakuan dan Perawatan Bibit Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu. 3. Pemeliharaan Pembesaran Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur. a) Polikultur 1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau 2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%. b) Monokultur Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina. 1) Pemupukan Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP 10 gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam diisi air 39-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah. 2) Pemberian Pakan Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari. 3) Pemeliharaan Kolam/Tambak Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun. 3.3 PANEN 1. Pemanenan Benih Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alatalat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen. Panen benih ikan dimulai pagipagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm. 2. Cara Perhitungan Benih Untuk mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan dalam bak penyimpanan maka sebelum dijual, terlebih dahulu dihitung jumlahnya. Cara menghitung benih umumnya dengan memakai takaran, yaitu dengan menggunakan sendok untuk larva dan kebul, cawan untuk menghitung putihan, dan dihitung per ekor untuk benih ukuran glondongan. Penghitungan benih biasanya dengan cara: a) Penghitungan dengan sendok. b) Penghitungan dengan mangkok. 3. Pembersihan Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada saluran di tengah kolam, selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian yang lebih dalam dengan ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada yang ketinggalan dalam kolam. Benih ikan tersebut semuanya disimpan dalam bak-bak penampungan yang telah disiapkan. 4. Pemanenan Hasil Pembesaran Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hatihati untuk menghindari lukanya ikan. 3.4 PASCAPANEN Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar. 1) Penanganan ikan hidup Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain: a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari. c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat. 2) Penanganan ikan segar Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain: a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka. b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir. c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm. d. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak. 3) Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut: a. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka). b. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam. c. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya. d. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu: - Sistem terbuka Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm. - Sistem tertutup Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(HPO)4.H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (2) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastic dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Kardus yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut: - Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih). - Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan. - Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit. - Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit. - Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya. 3.5 ANALISIS EKONOMI BUDAYA Analisis budidaya ikan mas koki dengan luas lahan 70 m2 (kapasitas 1000 ekor) selama 7 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat. 1) Biaya produksi a. Sewa dan pembuatan kolam Rp. 1.500.000,b. Benih ikan 1.000 ekor @ Rp.100,- Rp. 100.000,c. Pakan : - Cacing rambut 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,- Pelet udang 10 kg @ Rp. 9.500,- Rp. 95.000,- Tepung jagung 50 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 75.000,- Ganti air 7 bulan x 4 x2 @ Rp. 5.000,- Rp. 140.000,- - Tenaga kerja 28 minggu @ Rp.10.000,- Rp. 280.000,- Obat-oabatan Rp. 10.000,d. Peralatan Rp. 50.000,e. Lain-lain Rp. 150.000,Jumlah biaya produksi : Rp. 2.625.000,2) Pendapatan a. Panen I (2 bulan) 400 ekor @ Rp.1.000,- Rp. 400.000,b. Panen II (4 bulan) 250 ekor @ Rp. 3.000,- Rp. 750.000,c. Panen III ( 2 bulan) 250 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 2.500.000,Jumlah pendapatan : Rp. 3.650.000,3) Keuntungan dalam 7 bulan Rp. 1.025.000,a. Keuntungan per bulan Rp. 146.425,4) Parameter kelayakan usaha B/C ratio 1,39 Pertanyaan 1. Sebutkan tujuan dari PLH ? Jawab : plh merupakan suatu jenis usaha yang di kembangkan disekolah-sekolah demi menciptakan lingkungan yang terjaga. Atau artinya pelestarian lingkungan