1 TINJAUAN YURIDIS TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM MENDAFTARKAN AKTA DIBAWAH TANGAN (WAARMERKING) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 NURLINA Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRAKSI Perkembangan dinamika masyarakat telah memberikan dampak semakin bervariasinya kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat pengguna jasa Notaris (klien). Tugas Notaris selain membuat akta otentik, juga mempunyai kewenangan lain, salah satu di antaranya adalah mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus. Dari hasil penelitian dengan tipe penelitian yuridis normatif, maka penulis berkesimpulan bahwa kekuatan hukum terhadap pembuktian untuk akta dibawah tangan yang telah didaftarkan (waarmerking) oleh Notaris tidak berpengaruh terhadap waarmerking itu sendiri artinya kekuatan hukum pembuktiannya akan berlaku sempurna apabila kedua belah pihak mengakuinya karena Notaris hanya membukukan saja dalam buku khusus, selain itu Notaris tidak memiliki tanggungjawab apapun atas legalitas akta dibawah tangan yang telah didaftarkan tersebut, karena setiap akta dibawah tangan yang didaftarkan Notaris hanya memberi Nomor Register dan Dicatat dalam buku khusus, tanpa dibacakan terlebih dahulu oleh Notaris, dengan kata lain bahwa pendaftaran akta bertujuan agar negara mengetahui tentang keberadaan akta tersebut. Berdasarkan kondisi riil dari hasil penelitian penulis, pada umumnya masyarakat tidak memahami arti waarmerking secara benar, oleh karena itu saran penulis sebagai masukan bahwa seyogyanya Notaris yang bersangkutan dapat menjelaskan lebih dahulu arti waarmerking tersebut sehingga masyarakat akan dapat mengetahui dampak daripada akta dibawah tangan tersebut yang di waarmerking. 2 disebut Kitab Undang-undang BAB I Hukum Perdata.1 Semenjak PENDAHULUAN mencapai A. Indonesia kemerdekaannya, Lembaga Notariat ini secara Latar Belakang Masalah diam-diam telah dioper dan Di Notariat tanah air sudah kita, dikenal semenjak Belanda menjajah Indonesia, karena Notariat adalah suatu lembaga yang sudah dikenal dalam kehidupan mereka di tanah airnya sendiri. Tetapi lembaga ini terutama diperuntukkan guna mereka sendiri dan guna mereka yang baik karena maupun undang-undang karena sesuatu ketentuan dinyatakan tunduk kepada hukum yang berlaku untuk golongan Eropa dalam bidang Hukum Perdata, ialah menjadi lembaga hukum kita dan karena itu berlaku untuk semua golongan. Juga mereka yang tunduk kepada hukum adat menyatakan atau Wetbook sekarang (B.W) umumnya lagi harus tunduk kepada Hukum Eropa. Demikianlah lembaga Notariat yang dimulai dalam zaman Romawi dan tersebar diseluruh dunia telah diterima Indonesia Hukum juga oleh bangsa sebagai lembaga Nasional. Dengan sendirinya Notariat dalam alam Indonesia merdeka akan mengalami perkembangannya 1 Burgerlijk tidak R..Soegondo Notodosoerjo, Tanpa Tahun, Hukum Notariat di Indonesia Suatu Penjelasan, CV. Rajawali, Jakarta, hal. 1 3 sendiri, lepas dari perkembangan Notariat Nederland, meskipun mempunyai sumber yang sama.2 pelayanan hukum dan konsultasi kepada masyarakat yang membutuhkan, Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang Saat 30 dalam Tahun 2004 tentang Jabatan kehidupan bermasyarakat telah Notaris. Bantuan hukum yang mengalami dapat diberikan dari seorang yang ini Nomor perkembangan cukup pesat, dengan Notaris adalah dalam bentuk perkembangan yang semakin membuat maju kebutuhan mengesahkan jasa dari mendaftarkan akta di bawah notaris semakin dibutuhkan. tangan ataupun kewenangan Hal ini terutama terkait dengan lainnya. Berbicara mengenai adanya akta, akta terbagi menjadi dua tersebut, masyarakat atas keinginan dari akta otentik, serta masyarakat untuk menyatakan yaitu akta kehendak dengan alat bukti dibawah tangan. Akta di bawah yang otentik. tangan bisa dibuat sedemikian Notaris otentik dan akta merupakan rupa atas dasar kesepakatan yang para pihak, Namun yang lebih dan penting tanggalnya bisa dibuat kewajiban untuk memberikan kapan saja, sedangkan terhadap Pejabat mempunyai 2 Umum tugas akta otentik harus dibuat oleh Soegondo Notodosoerjo,Tanpa Tahun, Hukum Notariat di Indonesia Suatu Penjelasan, CV. Rajawali, Jakarta, hal. 4 4 pejabat yang berwenang untuk halaman dibubuhi paraf dengan itu.3 cap jabatan.4 Akta di bawah tangan Berkaitan dengan adalah akta yang dibuat oleh kewenangan para pihak dan tidak dihadapan waarmerking pejabat yang berwenang atau Pasal 15 ayat 2 Undang- dihadapan sehingga undang Jabatan Notaris yang tidak memenuhi bentuk akta menyebutkan tentang beberapa otentik. Akta dibawah tangan kewenangan dibuat tanpa suatu standar baku sebagai Pejabat pembuat akta tertentu dan hanya disesuaikan otentik, dengan kebutuhan para pihak tanda tersebut. Jika akta dibawah membukukan surat di bawah tangan sudah ditandatangani tangan. Akta di bawah tangan oleh yang Notaris pihak-pihak sebelum legalisasi diatur Notaris yaitu dalam selain mengesahkan tangan telah dan serta memperoleh datang di Kantor Notaris, maka legalisasi akta dibawah tangan tersebut waarmerking hanya dapat di daftarkan saja kekuatan pembuktiannya tidak (Waarmerking) dapat dalam buku ataupun dari dipersamakan Notaris dengan yang khusus disediakan oleh akta otentik, sebab akta otentik Notaris untuk hal itu. Setiap hanyalah akta yang dibuat oleh 4 3 http:/irmadevita.com/2008/01/13/Perbedaan -Akta-Otentik-Dengan-Surat-DibawahTangan/. Akses internet tanggal 20 Maret 2013 pukul 19.45 Wita. 2010, Masalah Hukum Jabatan Notaris Dalam Kegiatan Pertanahan, Badan Pembinaan Hukum Nasional dan Kementerian Hukum dan HAM RI, Jakarta, Hal. 15. 5 pejabat Notaris, bukan yang maka dilegalisasi atau didaftarkan menjadi alat bukti yang kuat oleh Namun dan Notaris ikut bertanggung dibandingkan dengan akta di jawab tentang hal tersebut. bawah tangan pada umumnya, Dengan adanya pemikiran hal akta di bawah tangan yang ini telah dilegalisasi ataupun yang tentunya kita sebagai orang didaftarkan yang paham harus meluruskan Notaris. (Waarmerking) jelas memiliki kelebihan. Pada masyarakat umumnya kadang membedakan pengesahan tangan susah akta dibawah akta dengan dibawah didalam tersebut bisa masyarakat sebenarnya ketidakpahaman atas masyarakat tentang hal ini. antara (Legalisasi) pendaftaran yang akta Pengesahan (Legalisasi) tentu saja berbeda dengan (Waarmerking), pendaftaran Legalisasi tangan (Waarmerking), Mereka adalah akta atau surat yang hanya bahwa dibuat di bawah tangan tangan dengan adanya cap jabatan dan tersebut ditanda tangani di tanda tangan Notaris, Maka hadapan Notaris, setelah akta akta atau surat tersebut sudah atau surat tersebut dibacakan mempunyai kekuatan hukum atau dijelaskan oleh Notaris atau legalitas hukum sehingga yang bersangkutan. Sehingga apabila ada tanggal akta atau surat yang beranggapan persidangan proses di pengadilan bersangkutan adalah sama 6 dengan tanggal legalisasi dari yang Notaris. demikian, ditinjau dari sudut kekuatan Notaris menjamin keabsahan hukumnya untuk pembuktian, tanda tangan dari para pihak maka tentu saja lebih kuat yang tanda Legalisasi daripada Register tangannya, dan pihak (yang (Waarmerking). Bertitik tolak bertanda tangan dalam akta dari uraian tersebut di atas, atau maka penulis ingin meneliti Dengan dilegalisir surat) karena sudah bersangkutan. dijelaskan oleh Notaris tentang lebih isi akta atau surat tersebut, tanggung tidak bisa menyangkal dan terhadap akta dibawah tangan mengatakan yang bahwa yang lanjut Jika sejauh jawab telah di mana Notaris daftarkan bersangkutan tidak mengerti isi (Waarmerking), selain dari akta atau surat tersebut. penulis mengetahui Sedangkan kekuatan pembuktian akta di Waarmerking ingin adalah akta atau surat yang bawah bersangkutan di daftar dalam didaftarkan buku khusus yang dibuat oleh Notaris Notaris. pengadilan, Hal inilah menjadi Biasanya hal ini tangan yang itu (Waarmerking) dalam sidang alasan surat tersebut sudah ditanda mendorong tangani terlebih dahulu oleh menyusunnya para di yang berjudul: “TANGGUNG Notaris JAWAB NOTARIS DALAM sampaikan sebelum kepada kuat di ditempuh apabila akta atau pihak, yang telah dan penulis dalam skripsi 7 MENDAFTARKAN DIBAWAH AKTA penelitian ini dapat dirumuskan TANGAN sebagai berikut : (WAARMERKING) B. 1. Bagaimana BERDASARKAN UNDANG- kekuatan hukum terhadap UNDANG pembuktian NOMOR 30 untuk akta TAHUN 2004”. dibawah tangan yang telah Perumusan dan Pembatasan didaftar Masalah oleh Notaris? (waarmerking) 2. Sebenarnya masalah- Bagaimanakah berhubungan tanggung jawab Notaris dengan penulisan ini cukup atas legalitas akta dibawah banyak, tangan masalah yang akan tetapi waktu, biaya dan tenaga tidak C. memungkinkan Penelitian Tujuan menjelaskan semuanya, maka perlu kiranya ditentukan yang akan diteliti, agar sesuai berikut : dengan 1. tujuan penulisannya. Dan Kegunaan di atas, maka tujuan penelitian dapat dan dirumuskan uraian sebagai Untuk mengetahui Berdasarkan di Berdasarkan masalah rumusan dan batasan masalah arah telah daftarkan? keterbatasan penulis dari segi penulis yang kekuatan pembuktian akta dibawah tersebut di atas, maka masalah tangan yang didaftar oleh Notaris. akan dikaji dalam yang telah 8 2. Untuk mengetahui jawab dapat tanggung Notaris sumbangan atas pemikiran bagi pengembangan ilmu legalitas akta dibawah hukum tangan tentang tanggung jawab yang telah di khususnya daftarkan Notaris (Waarmerking). mendaftarkan Adapun kegunaan yang dibawah penulis harapkan Secara dalam akta tangan (Waarmerking), dari sekaligus sebagai bahan penelitian ini adalah: 1. memberikan teoritis, penelitian kepustakaan Hasil penelitian yang berkaitan ini dimaksudkan bagi dengan dapat judul dan dipakai sebagai masukan permasalahan yang akan kepada dibahas. Disamping itu masyarakat, sehingga dapat dipakai diharapkan sebagai bahan pula bagi pengembangan terhadap ilmu pengetahuan pada pertimbangan kekuatan umumnya, pembuktian bermanfaat khususnya akta di bawah tangan dalam dalam hukum dan kenotariatan. persidangan bidang ilmu perkara perdata. 2. Secara Praktis, penelitian Hasil diharapkan D. Metode Penelitian Dan Teknik 9 Penelitian hukum BAB II dilihat dari sudut tujuan penelitian hukum terdiri HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dari penelitian hukum normatif dan penelitian hukum A. sosiologis atau empiris. Penelitian hukum normatif Kekuatan Hukum Terhadap Pembuktian Untuk Akta Dibawah Tangan Yang Telah dilakukan dengan dengan cara Didaftar (Waarmerking) meneliti bahan pustaka dan Oleh Notaris. disebut juga penelitian hukum kepustakaan.5 Sedangkan pada penulis penelitian hukum sosiologis membahas pokok permasalahan atau empiris yang terutama maka terlebih dahulu penulis diteliti adalah data primer. Data membahas tentang Pengertian primer (atau data dasar) yaitu Notaris, data yang diperoleh langsung kekuatan hukum pembuktian dari untuk akta dibawah tangan. masyarakat, sedangkan yang diperoleh dari bahanbahan pustaka Waarmerking dan 1. Pengertian Notaris Berdasarkan lazimya dinamakan data sekunder.6 5 Sebelum sejarah, Notaris adalah seorang Pejabat Negara/ Ronny Hanitijo Soemitro. 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cet. 4. Jakarta: Ghalia Indonesia, Pejabat Umum yang dapat diangkat oleh Negara untuk Hal.9. 6 Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri. 2001, Penelitian Hukum Normatif Suatu tinjauan Singkat, Ed.1 Cet. 6, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 10 melakukan Negara tugas-tugas dalam grosse, pelayanan salinan kutipannya, dan semuanya hukum kepada masyarakat sepanjang pembuatan akta demi tercapainya kepastian itu hukum pejabat umum tidak juga ditugaskan pembuat akta otentik dalam atau dikecualikan kepada hal keperdataan. Sedangkan Pejabat atau orang lain.7 menurut sebagai defenisi oeh otentik suatu peraturan Pengertian Notaris yang terdapat dalam Pasal 1 dapat Peraturan Jabatan Notaris peraturan (PJN) Notaris itu adalah undangan tersendiri, yakni Pejabat Umum yang satu- dalam Pasal 1 Undang- satunya berwenang untuk Undang Nomor 30 Tahun membuat 2004 akta otentik dilihat dalam perundang- tentang Jabatan mengenai semua perbuatan, Notaris, yang menyatakan perjanjian bahwa dan penetapan yang diharuskan oleh suatu Pejabat peraturan "Notaris adalah Umum yang umum atau berwenang untuk membuat oleh yang akta agar kewenangan dikehendaki berkepentingan otentik dan lainnya dinyatakan dalam suatu akta sebagaimana yang dimaksud otentik, menjamin kepastian dalam Undang-undang ini." tanggalnya, menyimpan Ketentuan mengenai Notaris aktanya menberikan dan 7 G.H.S.Lumban Tobing, 1992 , Peraturan Jabatan Notaris, Cet.3, Jakarta: Erlangga.hal 31 11 di Indonesia diatur oleh dahulu Undang-Undang Nomor 30 sebelum tahun 2004 tentang Jabatan kepada Notaris. bersangkutan. Adapun oleh para pihak disampaikan Notaris yang Jadi untuk kewenangan Notaris diatur Waarmerking akta dibawah secara rinci dalam Pasal 15, tangan para penandatangan salah tidak satu diantaranya perlu datang adalah membukukan surat- menghadap kepada Notaris, surat tangan cukup surat atau akta saja dalam yang dibawah ke Notaris, khusus mengenai tanggal surat atau dengan di bawah mendaftar buku (waarmerking). akta tidak perlu sama dengan 2. Waarmerking tanggal pendaftaran.8 Waarmerking atau disebut juga verklaring van Contohnya: Surat visum adalah dokumen atau Perjanjian surat tertanggal 1 Januari 2013 yang didaftarkan bersangkutan dalam buku yang Kerjasama ditadatangani oleh khusus yang dibuat oleh Tuan A dan Tuan B. Jika Notaris hendak pada tanggal tertentu. Biasanya hal ini diminta legalisir oleh Notaris pada tanggal 10 ditempuh apabila dokumen 8 atau surat tersebut sudah ditandatangani terlebih http:/irmadevita.com/2012/09/01/Legalisasi dan Waarmerking/. Akses Internet 10 Mei 2013 pukul 09.17 Wita. 12 Januari 2013 maka Notaris tidak bisa penuh ataupun Jadi Waarmerking melegalisasi hanya legalisasi mempunyai penegasan arti tanggal tanda tangan, Notaris hanya artinya bisa mendaftarkannya saja diwaarmerking itu, akta itu (Waarmerking). sudah ada, lain tidak, notaris Waarmerking Didalam itu pada saja tanggal Notaris tidak membaca hanya mendaftarkan, jadi yang diwaarmerking tidak Apabila surat atau akta itu bertanggungjawab terhadap hal-hal sebagai Bahwa isinya diperkenankan itu. lebih dari satu halaman berikut: 1. aktanya maka tiap-tiap diberi nomor halaman urut dan diparaf tiap halaman oleh oleh Notaris.9 hukum; 2. Apa yang 3. Kekuatan Pembuktian menandatangani memang Akta Dibawah Tangan betul orang yang Pada akta dibawah bersangkutan; tangan 3. Apa tanggal kekuatan pembuktiannya yang hanya meliputi kenyataan bahwa tertera pada akta atau surat itu memang ditanda 9 tangani pada waktu itu. G.H.S.Lumban Tobing, 1992 , Peraturan Jabatan Notaris, Cet.3, Jakarta: Erlangga.hal 289. 13 keterangan itu diberikan, di bawah tangan. Akta di apabila tanda tangan itu bawah tangan ini seperti diakui yang sebagaimana menandatanganinya atau dalam Pasal 1880 Kitab dianggap telah Undang-Undang oleh sebagai dimaksud Hukum diakui sedemikian menurut Perdata tidak akan dapat hukum. untuk akta di bawah mempunyai tangan kekuatan pembuktian keluar terhadap pembuktiannya akan sangat pihak ketiga terkecuali sejak tergantung pada kebenaran hari atas atau oleh seorang Notaris atau pihak seorang pejabat lain yang pengakuan penyangkalan atas isi dari para akta masing-masing dan dibubuhi ditunjuk pernyataan oleh undang- undang dan tangannya. Apabila suatu menurut aturan akta di bawah tangan diakui undang isi dan tandatangannya oleh meninggalnya si penanda masing masing pihak maka tangan atau salah seorang kekuatan pembuktiannya penanda tangan atau sejak hampir sama dengan akta hari dibuktikannya adanya otentik, terletak akta di bawah tangan itu pada kekuatan pembuktian dari akta-akta yang dibuat keluar, yang tidak secara oleh pejabat umum, atau otomatis dimiliki oleh akta sejak hari diakuinya akta di bedanya tanda kekuatan atau dibukukan undang- sejak hari 14 bawah tangan itu secara tersebut”.10 tertulis oleh pihak ketiga menurut Notaris Siti Aisyah, yang dihadapan akta itu. Sarjana diatas Berdasarkan uraian yang erat kaitannya dengan pokok permasalahan tersebut diatas maka penulis melakukan penelitian dan adapun hasil penelitian penulis dengan wawancara Notaris Nancy Nirwana Somalinggi, Sarjana Hukum, Notaris di yang telah didaftar (Waarmerking) tidak mempunyai kekuatan hukum untuk dijadikan sebagai suatu alat bukti terhadap pihak Hukum., Magister Kenotariatan, Notaris di Samarinda, bahwa “ Waarmerking untuk akta dibawah tangan tidak sama sekali mempunyai pengaruh terhadap kekuatan pembuktiannya karena Notaris hanya memberi nomor register dan membukukannya saja”.11 Dari kedua pendapat Samarinda, beliau menyatakan bahwa “ akta dibawah tangan Sedangkan Notaris tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa berkaitan dengan akta dibawah tangan yang telah didaftarkan (Waarmerking) oleh Notaris, kekuatan hukum terhadap ketiga, akan tetapi untuk pihak 10 pertama dan pihak kedua dapat dijadikan sebagai alat bukti Nirwana Somalinggi, SH, Notaris di Samarinda, tanggal 13 Mei 2013. 11 sepanjang para pihak mengakui tandatangan dan isi akta Wawancara dengan Nancy Wawancara dengann Siti Aisyah, SH.,, M.Kn., Notaris di Samarinda tanggal 13 Mei 2013 15 pembuktiannya sama saja maka akta dibawah tangan itu dengan akta di bawah tangan mempunyai yang tidak didaftarkan artinya menjadi bukti sempurna. Isi sekalipun ada cap jabatan dan pernyataan tanda Notaris bawah tangan itu tidak dapat terhadap akta dibawah tangan lagi disangkal, oleh karena itu tanda tangan pada akta di tangan tidak kekuatan oleh mempengaruhi hukum pembuktiaannya. pembuktian akta terhadap Kekuatan di akta dibawah digunakan tangan itu diwajibkan membenarkan atau memungkiri tandatangannya, sedangkan bagi ahli warisnya cukup hanya menerangkan bahwa ahli waris tidak kenal akan tandatangan tersebut. Dalam hal tanda tangan itu dipungkiri, maka hakim harus memerintahkan agar kebenaran akta itu diperiksa. Apabila tandatangan diakui oleh yang bersangkutan, dalam dan akta di bawah tangan itu telah diakui oleh yang bersangkutan. bawah tangan, orang terhadap siapa kekuatan Akta di bawah tangan itu tidak mempunyai kekuatan pembuktian lahir. Kalau tandatangan pada akta di bawah tangan itu diakui oleh yang bersangkutan, maka akta itu merupakan bukti sempurna yang berlaku terhadap para pihak yang sedangkan bersangkutan, terhadap pihak ketiga akta di bawah tangan mempunyai pembuktian kekuatan yang bebas. Terhadap akta di bawah tangan sebenarya mempunyai 16 kekuatan pembuktian formil seperti yang terdapat diatas kalau tandatangan pada akta adalah tersebut telah diakui itu berarti Kekuatan pembuktian materiil bahwa dari akta di bawah tangan keterangan atau pernyataan diatas tandatangan. menurut itu adalah tandatangannya. Pasal 1875 keterangan atau KUHPerdata, maka akta di daripada si bawah tangan yang diakui oleh apabila orang terhadap siapa akta itu seorang telah menandatangani digunakan atau yang dapat suatu surat perjanjian tanpa dianggap membaca lebih dahulu isi surat Undang-undang perjanjian menandatangani, ahli warisnya pernyataan penandatangan. Jadi tersebut dan diakui menurut bagi kemudian menyatakan bahwa serta dirinya mendapat hak dari orang tersebut tidak dapat dianggap tersebut, merupakan bukti secara Kekuatan sempurna seperti akta otentik. pembuktian formil dari akta di Berdasarkan hal tersebut, isi bawah tangan ini sama dengan keterangan di dalam akta di kekuatan pembuktian formil bawah tangan dari akta otentik. sebagai benar terhadap siapa tertipu, pernyataan sah. Berdasarkan hal tersebut, maka telah pasti bagi siapapun sipenandatangan bahwa menyatakan orang-orang yang itu yang berlaku yang membuatnya dan demi keuntungan orang untuk siapa pernyataan itu dibuat. 17 Suatu akta di bawah tangan hanyalah pembuktian alas memberi sempurna hak yang selamanya dipegangnya. Kekuatan demi pembuktian daripada surat surat keuntungan orang kepada siapa yang bukan akta diserahkan si kepada pertimbangan hakim. penandatangan memberi bukti, hendak sedangkan (Pasal terhadap pihak lain kekuatan. pembuktiannya adalah bebas. Dalam RBg maupun 1881 ayat (2) KUHPerdata). B. Tanggung jawab Notaris Atas Legalitas Akta Dibawah KUHPerdata tidaklah mengatur Tangan Yang Telah Di tentang kekuatan pembuktian daftarkan (Waarmerking). daripada surat-surat yang bukan akta. Surat di bawah tangan yang bukan akta hanya disebut dalam Pasal 1874 KUHPerdata. Di dalam Pasal 1881 KUHPerdata dan Pasal 1883 KUHPerdata khusus diatur beberapa secara surat-surat dibawah tangan yang bukan akta yaitu buku daftar, surat rumah tangga dan catatancatatan yang dibubuhkan oleh seorang kreditur pada suatu Pada Implikasi prinsipnya hukum terhadap sebagaimana Undang-undang Notaris waarmerking diatur dalam Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, bahwa tanggungjawab Notaris tidak besar karena Notaris hanya mencatat tanggal pasti Notaris tersebut melihat akta dibawah tangan tersebut. Sebagaimana pengertian waarmerking adalah 18 memberikan tanggal pasti yaitu jawab terhadap isi, tanggal dan suatu keterangan para pihak yang menghadap Notaris telah bahwa melihat akta terhadap surat dibawah tangan itu pada hari dibawah tangan itu. tanggal Selain itu akta dibawah tangan tersebut Notaris benar-benar yang akan di daftarkan Notaris melihat akta tersebut ada dan tidak perlu mengetahui subyek mencatatnya pada buku khusus dan obyek hukum serta tanggal (bukan tanggal yang ditanda akta tersebut. Menurut beliau tangani akta dibawah tangan). surat atau akta dibawah tangan Artinya pada Hal ini juga berkaitan dengan hasil wawancara penulis dengan 3 (tiga) Notaris yang berpraktek di Samarinda, masing-masing pendapat yang Notaris Nancy Nirwana Somalinggi, Hukum, menyatakan beliau bahwa “waarmerking untuk akta dibawah tangan, Notaris tidak bertanggung Notaris jawab tidak tersebut”. jumlahnya tidak banyak berbeda dengan legalisasi atau akta Notaril, selain itu masyarakat juga sudah banyak yang mengetahui atas Sarjana didaftarkan akta terhadap kekuatan pembuktian mereka sebagai berikut: Menurut atau karena bertanggung waarmerking tersebut sehingga semakin hari semakin berkurang jumlah akta yang didaftarkan. dibawah didaftarkan Adapun tangan akta yang (waarmerking) seperti akta perjanjian batubara 19 dan untuk akta jual beli sangat menandatanganinya jarang didaftarkan. 12 Notaris pada hari itu”.13 Pernyataan diatas Sedangkan hampir sama berdasarkan hasil Notaris wawancara dengan Notaris Siti Sarjana Aisyah, Kenotariatan Sarjana Hukum, didepan Eva menurut Purnawati, Hukum, Magister bahwa “ Magister Kenotariatan bahwa waarmerking itu hanya sebuah “ Notaris sama sekali tidak petunjuk atau alat bukti yang bertanggungjawab pernah ada didaftarkan dibuku waarmerking atas akta dibawah khusus di kantor Notaris dan Notaris tangan karena Notaris hanya tersebut mendaftarkan atau mempunyai kewajiban untuk membukukan saja dan Notaris dilaporkan di Kantor Majelis tidak berkewajiban Pengawas Daerah dan Kantor membacakan isi akta tersebut Wilayah Kementerian Hukum berbeda dan Hak Asasi Manusia di Notaris dengan legalisasi jawab Kalimantan Timur.” Menurut keabsahan beliau meskipun Notaris tidak bertanggung terhadap tandatangan dan tanggal akta membacakan tersebut tangan yang akan didaftarkan karena para pihak akan 13 12 Wawancara dengan Nancy Nirwana Somalinggi, SH, Notaris di Samarinda, tanggal 13 Mei 2013 tetapi akta dibawah beliau tetap Wawancara dengan Siti Aisyah, SH.,, M.Kn., Notaris di Samarinda tanggal 13 Mei 2013 20 membaca akta tersebut sebelum diberi nomor register karena dikhawatirkan akta atau surat tersebut tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, misalnya para pihak yang ada dalam akta itu belum cukup umur atau belum cakap hukum, selain itu data pendukung seperti fotocopy Kartu Tanda Pengenal tetap dilampirkan. 14 14 Wawancara dengan Eva Purnawati, SH.,, M.Kn., Notaris di Samarinda tanggal 13 Mei 2013 21 Notaris BAB III hanya sebatas mengetahui bahwa akta PENUTUP yang didaftarkan tersebut A. telah ada pada tanggal Kesimpulan didaftarkan akta tersebut. Berdasarkan uraian Sekalipun ada cap jabatan yang telah dikemukakan di atau cap garuda dan tanda atas, maka dapat ditarik tangan dari Notaris akan kesimpulan sebagai berikut tetapi tidak mempengaruhi bahwa: kekuatan hukum terhadap 1. Kekuatan hukum terhadap pembuktiannya. Kekuatan pembuktian untuk akta hukum terhadap dibawah tangan yang telah pembuktiannya didaftarkan di akan Kantor berlaku sempurna apabila Notaris adalah statusnya para pihak mengakui tanda sama dengan akta dibawah tangan dan isi akta tersebut tangan, hal ini berdasarkan sedangkan terhadap pihak penjelasan tentang ketiga waarmerking akta di bawah yaitu tangan mempunyai pemberian nomor register kekuatan pembuktian yang dan membukukan dalam bebas. buku khusus, artinya Notaris tidak bertanggung jawab terhadap isi dan tanggal dari akta tersebut, 2. Tanggungjawab terhadap Notaris legalitas untuk akta dibawah tangan yang 22 didaftakan karena tidak besar hanya mencatatkan akta, sebatas saja Notaris hanya membacakan tetapi tidak dan bertanggung jawab memberi nomor register, terhadap isi karena yang artinya membuat Notaris tidak bertanggung jawab adalah terhadap isi, identitas para pihak dan tersebut karena B. didepan 1. para sehingga bila Notaris bertanggungjawab terhadap keabsahan tanda tangan para pihak dan tanggal penandatanganan akta tersebut sedangkan isi pembuktiannya kelak diperlukan mempunyai kekuatan bukti pihak itu sendiri tanpa berbeda dengan legalisasi, Notaris, adalah akta yang notariil sudah Notaris, di seyogyanya yang dibuat ditandatangani oleh para dihadapan Para pihak yang hendak menghadap pihak dikarenakan akta itu dahulu itu Saran Notaris membacakan akta terlebih pihak sendiri. tidak adanya kewajiban tersebut para tersebut tanggal dibuatnya akta dibawah tangan akta yang pasti dan akurat. 2. Dalam hal mendaftarkan akta dibawah tangan (waarmerking) di Kantor Notaris, Notaris seyogyanya lebih dahulu menjelaskan fungsi dan akibat hukum terhadap 23 waarmerking tersebut sempurna dan sesuai sehingga masyarakat lebih dengan aturan hukum yang memahami dan berlaku mempertimbangkan apa merugikan pihak manapun. sehingga tidak yang akan dibuat pada saat datang di Kantor Notaris . 3. Seharusnya yang para pihak menghadap Notaris di senantiasa membantu Notaris untuk mengutarakan yang sesungguhnya berdasarkan itikad baik dan kejujuran agar akta tersebut DAFTAR PUSTAKA [1] Notodosoerjo, R..Soegondo, 1996, Hukum Notariat di Indonesia Suatu Penjelasan, CV. Rajawali, Jakarta. [2] Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri. 2001, Penelitian Hukum Normatif Suatu tinjauan Singkat, Ed.1 Cet. 6, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. [3] Soemitro, Ronny Hanitijo, 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cet. 4., Ghalia Indonesia, Jakarta. [4] Tobing, G.H.S.Lumban, SH, 1992 , Peraturan Jabatan Notaris, Cet.3, Erlangga, Jakarta.