1 TINJAUAN YURIDIS TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS

advertisement
1
TINJAUAN YURIDIS TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS
DALAM MENDAFTARKAN AKTA DIBAWAH TANGAN
(WAARMERKING) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 30 TAHUN 2004
NURLINA
Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
ABSTRAKSI
Perkembangan dinamika masyarakat telah memberikan dampak semakin
bervariasinya kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat pengguna jasa
Notaris (klien). Tugas Notaris selain membuat akta otentik, juga mempunyai
kewenangan lain, salah satu di antaranya adalah mengesahkan tanda tangan dan
menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam
buku khusus.
Dari hasil penelitian dengan tipe penelitian yuridis normatif, maka penulis
berkesimpulan bahwa kekuatan hukum terhadap pembuktian untuk akta dibawah
tangan yang telah didaftarkan (waarmerking) oleh Notaris tidak berpengaruh
terhadap waarmerking itu sendiri artinya kekuatan hukum pembuktiannya akan
berlaku sempurna apabila kedua belah pihak mengakuinya karena Notaris hanya
membukukan saja dalam buku khusus, selain itu Notaris tidak memiliki
tanggungjawab apapun atas legalitas akta dibawah tangan yang telah didaftarkan
tersebut, karena setiap akta dibawah tangan yang didaftarkan Notaris hanya
memberi Nomor Register dan Dicatat dalam buku khusus, tanpa dibacakan
terlebih dahulu oleh Notaris, dengan kata lain bahwa pendaftaran akta bertujuan
agar negara mengetahui tentang keberadaan akta tersebut.
Berdasarkan kondisi riil dari hasil penelitian penulis, pada umumnya
masyarakat tidak memahami arti waarmerking secara benar, oleh karena itu saran
penulis sebagai masukan bahwa seyogyanya Notaris yang bersangkutan dapat
menjelaskan lebih dahulu arti waarmerking tersebut sehingga masyarakat akan
dapat mengetahui dampak daripada akta dibawah tangan tersebut yang di
waarmerking.
2
disebut Kitab Undang-undang
BAB I
Hukum Perdata.1
Semenjak
PENDAHULUAN
mencapai
A.
Indonesia
kemerdekaannya,
Lembaga Notariat ini secara
Latar Belakang Masalah
diam-diam telah dioper dan
Di
Notariat
tanah
air
sudah
kita,
dikenal
semenjak Belanda menjajah
Indonesia,
karena
Notariat
adalah suatu lembaga yang
sudah dikenal dalam kehidupan
mereka di tanah airnya sendiri.
Tetapi lembaga ini terutama
diperuntukkan
guna
mereka
sendiri dan guna mereka yang
baik
karena
maupun
undang-undang
karena
sesuatu
ketentuan dinyatakan tunduk
kepada hukum yang berlaku
untuk golongan Eropa dalam
bidang Hukum Perdata, ialah
menjadi lembaga hukum kita
dan karena itu berlaku untuk
semua golongan. Juga mereka
yang tunduk kepada hukum
adat
menyatakan
atau
Wetbook
sekarang
(B.W)
umumnya
lagi
harus
tunduk
kepada
Hukum Eropa. Demikianlah
lembaga Notariat yang dimulai
dalam zaman Romawi dan
tersebar diseluruh dunia telah
diterima
Indonesia
Hukum
juga
oleh
bangsa
sebagai
lembaga
Nasional.
Dengan
sendirinya Notariat dalam alam
Indonesia
merdeka
akan
mengalami perkembangannya
1
Burgerlijk
tidak
R..Soegondo Notodosoerjo, Tanpa
Tahun, Hukum Notariat di Indonesia Suatu
Penjelasan, CV. Rajawali, Jakarta, hal. 1
3
sendiri,
lepas
dari
perkembangan
Notariat
Nederland,
meskipun
mempunyai
sumber
yang
sama.2
pelayanan
hukum
dan
konsultasi
kepada
masyarakat
yang
membutuhkan,
Sebagaimana ditegaskan dalam
Undang-undang
Saat
30
dalam
Tahun 2004 tentang Jabatan
kehidupan bermasyarakat telah
Notaris. Bantuan hukum yang
mengalami
dapat diberikan dari seorang
yang
ini
Nomor
perkembangan
cukup
pesat,
dengan
Notaris adalah dalam bentuk
perkembangan yang semakin
membuat
maju
kebutuhan
mengesahkan
jasa
dari
mendaftarkan akta di bawah
notaris semakin dibutuhkan.
tangan ataupun kewenangan
Hal ini terutama terkait dengan
lainnya. Berbicara mengenai
adanya
akta, akta terbagi menjadi dua
tersebut,
masyarakat
atas
keinginan
dari
akta
otentik,
serta
masyarakat untuk menyatakan
yaitu akta
kehendak dengan alat bukti
dibawah tangan. Akta di bawah
yang otentik.
tangan bisa dibuat sedemikian
Notaris
otentik dan akta
merupakan
rupa atas dasar kesepakatan
yang
para pihak, Namun yang lebih
dan
penting tanggalnya bisa dibuat
kewajiban untuk memberikan
kapan saja, sedangkan terhadap
Pejabat
mempunyai
2
Umum
tugas
akta otentik harus dibuat oleh
Soegondo Notodosoerjo,Tanpa
Tahun, Hukum Notariat di Indonesia Suatu
Penjelasan, CV. Rajawali, Jakarta, hal. 4
4
pejabat yang berwenang untuk
halaman dibubuhi paraf dengan
itu.3
cap jabatan.4
Akta di bawah tangan
Berkaitan
dengan
adalah akta yang dibuat oleh
kewenangan
para pihak dan tidak dihadapan
waarmerking
pejabat yang berwenang atau
Pasal 15 ayat 2 Undang-
dihadapan
sehingga
undang Jabatan Notaris yang
tidak memenuhi bentuk akta
menyebutkan tentang beberapa
otentik. Akta dibawah tangan
kewenangan
dibuat tanpa suatu standar baku
sebagai Pejabat pembuat akta
tertentu dan hanya disesuaikan
otentik,
dengan kebutuhan para pihak
tanda
tersebut. Jika akta dibawah
membukukan surat di bawah
tangan sudah ditandatangani
tangan. Akta di bawah tangan
oleh
yang
Notaris
pihak-pihak
sebelum
legalisasi
diatur
Notaris
yaitu
dalam
selain
mengesahkan
tangan
telah
dan
serta
memperoleh
datang di Kantor Notaris, maka
legalisasi
akta dibawah tangan tersebut
waarmerking
hanya dapat di daftarkan saja
kekuatan pembuktiannya tidak
(Waarmerking)
dapat
dalam
buku
ataupun
dari
dipersamakan
Notaris
dengan
yang khusus disediakan oleh
akta otentik, sebab akta otentik
Notaris untuk hal itu. Setiap
hanyalah akta yang dibuat oleh
4
3
http:/irmadevita.com/2008/01/13/Perbedaan
-Akta-Otentik-Dengan-Surat-DibawahTangan/. Akses internet tanggal 20 Maret
2013 pukul 19.45 Wita.
2010, Masalah Hukum Jabatan
Notaris Dalam Kegiatan Pertanahan, Badan
Pembinaan Hukum Nasional dan
Kementerian Hukum dan HAM RI, Jakarta,
Hal. 15.
5
pejabat Notaris, bukan yang
maka
dilegalisasi atau didaftarkan
menjadi alat bukti yang kuat
oleh
Namun
dan Notaris ikut bertanggung
dibandingkan dengan akta di
jawab tentang hal tersebut.
bawah tangan pada umumnya,
Dengan adanya pemikiran hal
akta di bawah tangan yang
ini
telah dilegalisasi ataupun yang
tentunya kita sebagai orang
didaftarkan
yang paham harus meluruskan
Notaris.
(Waarmerking)
jelas memiliki kelebihan.
Pada
masyarakat
umumnya
kadang
membedakan
pengesahan
tangan
susah
akta
dibawah
akta
dengan
dibawah
didalam
tersebut
bisa
masyarakat
sebenarnya
ketidakpahaman
atas
masyarakat
tentang hal ini.
antara
(Legalisasi)
pendaftaran
yang
akta
Pengesahan
(Legalisasi) tentu saja berbeda
dengan
(Waarmerking),
pendaftaran
Legalisasi
tangan (Waarmerking), Mereka
adalah akta atau surat yang
hanya
bahwa
dibuat di bawah tangan tangan
dengan adanya cap jabatan dan
tersebut ditanda tangani di
tanda tangan Notaris, Maka
hadapan Notaris, setelah akta
akta atau surat tersebut sudah
atau surat tersebut dibacakan
mempunyai kekuatan hukum
atau dijelaskan oleh Notaris
atau legalitas hukum sehingga
yang bersangkutan. Sehingga
apabila ada
tanggal akta atau surat yang
beranggapan
persidangan
proses
di
pengadilan
bersangkutan
adalah
sama
6
dengan tanggal legalisasi dari
yang
Notaris.
demikian,
ditinjau dari sudut kekuatan
Notaris menjamin keabsahan
hukumnya untuk pembuktian,
tanda tangan dari para pihak
maka tentu saja lebih kuat
yang
tanda
Legalisasi daripada Register
tangannya, dan pihak (yang
(Waarmerking). Bertitik tolak
bertanda tangan dalam akta
dari uraian tersebut di atas,
atau
maka penulis ingin meneliti
Dengan
dilegalisir
surat)
karena
sudah
bersangkutan.
dijelaskan oleh Notaris tentang
lebih
isi akta atau surat tersebut,
tanggung
tidak bisa menyangkal dan
terhadap akta dibawah tangan
mengatakan
yang
bahwa
yang
lanjut
Jika
sejauh
jawab
telah
di
mana
Notaris
daftarkan
bersangkutan tidak mengerti isi
(Waarmerking),
selain
dari akta atau surat tersebut.
penulis
mengetahui
Sedangkan
kekuatan pembuktian akta di
Waarmerking
ingin
adalah akta atau surat yang
bawah
bersangkutan di daftar dalam
didaftarkan
buku khusus yang dibuat oleh
Notaris
Notaris.
pengadilan, Hal inilah menjadi
Biasanya
hal
ini
tangan
yang
itu
(Waarmerking)
dalam
sidang
alasan
surat tersebut sudah ditanda
mendorong
tangani terlebih dahulu oleh
menyusunnya
para
di
yang berjudul: “TANGGUNG
Notaris
JAWAB NOTARIS DALAM
sampaikan
sebelum
kepada
kuat
di
ditempuh apabila akta atau
pihak,
yang
telah
dan
penulis
dalam
skripsi
7
MENDAFTARKAN
DIBAWAH
AKTA
penelitian ini dapat dirumuskan
TANGAN
sebagai berikut :
(WAARMERKING)
B.
1.
Bagaimana
BERDASARKAN UNDANG-
kekuatan hukum terhadap
UNDANG
pembuktian
NOMOR
30
untuk
akta
TAHUN 2004”.
dibawah tangan yang telah
Perumusan dan Pembatasan
didaftar
Masalah
oleh Notaris?
(waarmerking)
2.
Sebenarnya masalah-
Bagaimanakah
berhubungan
tanggung jawab Notaris
dengan penulisan ini cukup
atas legalitas akta dibawah
banyak,
tangan
masalah
yang
akan
tetapi
waktu, biaya dan tenaga tidak
C.
memungkinkan
Penelitian
Tujuan
menjelaskan semuanya, maka
perlu
kiranya
ditentukan
yang akan diteliti, agar sesuai
berikut :
dengan
1.
tujuan
penulisannya.
Dan
Kegunaan
di atas, maka tujuan penelitian
dapat
dan
dirumuskan
uraian
sebagai
Untuk
mengetahui
Berdasarkan
di
Berdasarkan masalah
rumusan dan batasan masalah
arah
telah
daftarkan?
keterbatasan penulis dari segi
penulis
yang
kekuatan
pembuktian akta dibawah
tersebut di atas, maka masalah
tangan
yang
didaftar oleh Notaris.
akan
dikaji
dalam
yang
telah
8
2.
Untuk
mengetahui
jawab
dapat
tanggung
Notaris
sumbangan
atas
pemikiran
bagi pengembangan ilmu
legalitas akta dibawah
hukum
tangan
tentang tanggung jawab
yang telah di
khususnya
daftarkan
Notaris
(Waarmerking).
mendaftarkan
Adapun kegunaan yang
dibawah
penulis
harapkan
Secara
dalam
akta
tangan
(Waarmerking),
dari
sekaligus sebagai bahan
penelitian ini adalah:
1.
memberikan
teoritis,
penelitian
kepustakaan
Hasil
penelitian yang berkaitan
ini
dimaksudkan
bagi
dengan
dapat
judul
dan
dipakai sebagai masukan
permasalahan yang akan
kepada
dibahas. Disamping itu
masyarakat,
sehingga dapat dipakai
diharapkan
sebagai
bahan
pula bagi pengembangan
terhadap
ilmu pengetahuan pada
pertimbangan
kekuatan
umumnya,
pembuktian
bermanfaat
khususnya
akta di bawah tangan
dalam
dalam
hukum dan kenotariatan.
persidangan
bidang
ilmu
perkara perdata.
2.
Secara
Praktis,
penelitian
Hasil
diharapkan
D.
Metode
Penelitian
Dan
Teknik
9
Penelitian
hukum
BAB II
dilihat dari sudut tujuan penelitian
hukum terdiri
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
dari penelitian hukum normatif
dan
penelitian
hukum
A.
sosiologis
atau
empiris.
Penelitian
hukum
normatif
Kekuatan Hukum Terhadap
Pembuktian Untuk Akta
Dibawah Tangan Yang Telah
dilakukan dengan dengan cara
Didaftar (Waarmerking)
meneliti bahan pustaka dan
Oleh Notaris.
disebut juga penelitian hukum
kepustakaan.5 Sedangkan pada
penulis
penelitian hukum sosiologis
membahas pokok permasalahan
atau empiris yang terutama
maka terlebih dahulu penulis
diteliti adalah data primer. Data
membahas tentang Pengertian
primer (atau data dasar) yaitu
Notaris,
data yang diperoleh langsung
kekuatan hukum pembuktian
dari
untuk akta dibawah tangan.
masyarakat,
sedangkan
yang diperoleh dari bahanbahan
pustaka
Waarmerking
dan
1. Pengertian Notaris
Berdasarkan
lazimya
dinamakan data sekunder.6
5
Sebelum
sejarah,
Notaris
adalah
seorang
Pejabat
Negara/
Ronny Hanitijo Soemitro. 1990,
Metodologi
Penelitian
Hukum
dan
Jurimetri, Cet. 4. Jakarta: Ghalia Indonesia,
Pejabat Umum yang dapat
diangkat oleh Negara untuk
Hal.9.
6
Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri.
2001, Penelitian Hukum Normatif Suatu
tinjauan Singkat, Ed.1 Cet. 6, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
10
melakukan
Negara
tugas-tugas
dalam
grosse,
pelayanan
salinan
kutipannya,
dan
semuanya
hukum kepada masyarakat
sepanjang pembuatan akta
demi tercapainya kepastian
itu
hukum
pejabat
umum tidak juga ditugaskan
pembuat akta otentik dalam
atau dikecualikan kepada
hal keperdataan. Sedangkan
Pejabat atau orang lain.7
menurut
sebagai
defenisi
oeh
otentik
suatu
peraturan
Pengertian Notaris
yang terdapat dalam Pasal 1
dapat
Peraturan Jabatan Notaris
peraturan
(PJN) Notaris itu adalah
undangan tersendiri, yakni
Pejabat Umum yang satu-
dalam Pasal 1 Undang-
satunya berwenang untuk
Undang Nomor 30 Tahun
membuat
2004
akta
otentik
dilihat
dalam
perundang-
tentang
Jabatan
mengenai semua perbuatan,
Notaris, yang menyatakan
perjanjian
bahwa
dan
penetapan
yang diharuskan oleh suatu
Pejabat
peraturan
"Notaris
adalah
Umum
yang
umum
atau
berwenang untuk membuat
oleh
yang
akta
agar
kewenangan
dikehendaki
berkepentingan
otentik
dan
lainnya
dinyatakan dalam suatu akta
sebagaimana yang dimaksud
otentik, menjamin kepastian
dalam Undang-undang ini."
tanggalnya,
menyimpan
Ketentuan mengenai Notaris
aktanya
menberikan
dan
7
G.H.S.Lumban Tobing, 1992 , Peraturan
Jabatan Notaris, Cet.3, Jakarta: Erlangga.hal
31
11
di Indonesia diatur oleh
dahulu
Undang-Undang Nomor 30
sebelum
tahun 2004 tentang Jabatan
kepada
Notaris.
bersangkutan.
Adapun
oleh
para
pihak
disampaikan
Notaris
yang
Jadi
untuk
kewenangan Notaris diatur
Waarmerking akta dibawah
secara rinci dalam Pasal 15,
tangan para penandatangan
salah
tidak
satu
diantaranya
perlu
datang
adalah membukukan surat-
menghadap kepada Notaris,
surat
tangan
cukup surat atau akta saja
dalam
yang dibawah ke Notaris,
khusus
mengenai tanggal surat atau
dengan
di
bawah
mendaftar
buku
(waarmerking).
akta
tidak
perlu
sama
dengan
2. Waarmerking
tanggal
pendaftaran.8
Waarmerking atau
disebut juga verklaring van
Contohnya:
Surat
visum adalah dokumen atau
Perjanjian
surat
tertanggal 1 Januari 2013
yang
didaftarkan
bersangkutan
dalam
buku
yang
Kerjasama
ditadatangani
oleh
khusus yang dibuat oleh
Tuan A dan Tuan B. Jika
Notaris
hendak
pada
tanggal
tertentu. Biasanya hal ini
diminta
legalisir
oleh Notaris pada tanggal 10
ditempuh apabila dokumen
8
atau surat tersebut sudah
ditandatangani
terlebih
http:/irmadevita.com/2012/09/01/Legalisasi
dan Waarmerking/. Akses Internet 10 Mei
2013 pukul 09.17 Wita.
12
Januari 2013 maka Notaris
tidak
bisa
penuh
ataupun
Jadi Waarmerking
melegalisasi
hanya
legalisasi
mempunyai
penegasan
arti
tanggal
tanda tangan, Notaris hanya
artinya
bisa mendaftarkannya saja
diwaarmerking itu, akta itu
(Waarmerking).
sudah ada, lain tidak, notaris
Waarmerking
Didalam
itu
pada
saja
tanggal
Notaris
tidak
membaca
hanya mendaftarkan, jadi
yang
diwaarmerking
tidak
Apabila surat atau akta itu
bertanggungjawab
terhadap
hal-hal
sebagai
Bahwa
isinya
diperkenankan
itu.
lebih dari satu halaman
berikut:
1.
aktanya
maka
tiap-tiap
diberi
nomor
halaman
urut
dan
diparaf tiap halaman oleh
oleh
Notaris.9
hukum;
2.
Apa
yang
3. Kekuatan
Pembuktian
menandatangani memang
Akta Dibawah Tangan
betul
orang
yang
Pada akta dibawah
bersangkutan;
tangan
3.
Apa
tanggal
kekuatan
pembuktiannya
yang
hanya
meliputi kenyataan bahwa
tertera pada akta atau
surat itu memang ditanda
9
tangani pada waktu itu.
G.H.S.Lumban Tobing, 1992 ,
Peraturan Jabatan Notaris, Cet.3, Jakarta:
Erlangga.hal 289.
13
keterangan
itu
diberikan,
di bawah tangan. Akta di
apabila tanda tangan itu
bawah tangan ini seperti
diakui
yang
sebagaimana
menandatanganinya
atau
dalam Pasal 1880 Kitab
dianggap
telah
Undang-Undang
oleh
sebagai
dimaksud
Hukum
diakui sedemikian menurut
Perdata tidak akan dapat
hukum. untuk akta di bawah
mempunyai
tangan
kekuatan
pembuktian keluar terhadap
pembuktiannya akan sangat
pihak ketiga terkecuali sejak
tergantung pada kebenaran
hari
atas
atau
oleh seorang Notaris atau
pihak
seorang pejabat lain yang
pengakuan
penyangkalan
atas
isi
dari
para
akta
masing-masing
dan
dibubuhi
ditunjuk
pernyataan
oleh
undang-
undang
dan
tangannya. Apabila suatu
menurut
aturan
akta di bawah tangan diakui
undang
isi dan tandatangannya oleh
meninggalnya si penanda
masing masing pihak maka
tangan atau salah seorang
kekuatan
pembuktiannya
penanda tangan atau sejak
hampir sama dengan akta
hari dibuktikannya adanya
otentik,
terletak
akta di bawah tangan itu
pada kekuatan pembuktian
dari akta-akta yang dibuat
keluar, yang tidak secara
oleh pejabat umum, atau
otomatis dimiliki oleh akta
sejak hari diakuinya akta di
bedanya
tanda
kekuatan
atau
dibukukan
undang-
sejak
hari
14
bawah tangan itu secara
tersebut”.10
tertulis oleh pihak ketiga
menurut Notaris Siti Aisyah,
yang dihadapan akta itu.
Sarjana
diatas
Berdasarkan
uraian
yang erat
kaitannya
dengan pokok permasalahan
tersebut diatas maka penulis
melakukan
penelitian
dan
adapun hasil penelitian penulis
dengan
wawancara
Notaris
Nancy Nirwana Somalinggi,
Sarjana Hukum, Notaris di
yang
telah
didaftar
(Waarmerking)
tidak
mempunyai kekuatan hukum
untuk dijadikan sebagai suatu
alat
bukti
terhadap
pihak
Hukum.,
Magister
Kenotariatan,
Notaris
di
Samarinda,
bahwa
“
Waarmerking
untuk
akta
dibawah tangan tidak sama
sekali mempunyai pengaruh
terhadap
kekuatan
pembuktiannya karena Notaris
hanya memberi nomor register
dan membukukannya saja”.11
Dari kedua pendapat
Samarinda, beliau menyatakan
bahwa “ akta dibawah tangan
Sedangkan
Notaris tersebut penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa
berkaitan dengan akta dibawah
tangan yang telah didaftarkan
(Waarmerking) oleh Notaris,
kekuatan
hukum
terhadap
ketiga, akan tetapi untuk pihak
10
pertama dan pihak kedua dapat
dijadikan sebagai alat bukti
Nirwana Somalinggi, SH, Notaris di
Samarinda, tanggal 13 Mei 2013.
11
sepanjang para pihak mengakui
tandatangan
dan
isi
akta
Wawancara dengan Nancy
Wawancara dengann Siti Aisyah,
SH.,, M.Kn., Notaris di Samarinda tanggal
13 Mei 2013
15
pembuktiannya
sama
saja
maka akta dibawah tangan itu
dengan akta di bawah tangan
mempunyai
yang tidak didaftarkan artinya
menjadi bukti sempurna. Isi
sekalipun ada cap jabatan dan
pernyataan
tanda
Notaris
bawah tangan itu tidak dapat
terhadap akta dibawah tangan
lagi disangkal, oleh karena
itu
tanda tangan pada akta di
tangan
tidak
kekuatan
oleh
mempengaruhi
hukum
pembuktiaannya.
pembuktian
akta
terhadap
Kekuatan
di
akta
dibawah
digunakan
tangan
itu
diwajibkan
membenarkan atau memungkiri
tandatangannya,
sedangkan
bagi ahli warisnya cukup hanya
menerangkan bahwa ahli waris
tidak kenal akan tandatangan
tersebut.
Dalam
hal
tanda
tangan itu dipungkiri, maka
hakim harus memerintahkan
agar
kebenaran
akta
itu
diperiksa. Apabila tandatangan
diakui oleh yang bersangkutan,
dalam
dan
akta
di
bawah tangan itu telah diakui
oleh yang bersangkutan.
bawah
tangan, orang terhadap siapa
kekuatan
Akta di bawah tangan
itu tidak mempunyai kekuatan
pembuktian
lahir.
Kalau
tandatangan pada akta di bawah
tangan itu diakui oleh yang
bersangkutan, maka akta itu
merupakan
bukti
sempurna
yang berlaku terhadap para
pihak
yang
sedangkan
bersangkutan,
terhadap
pihak
ketiga akta di bawah tangan
mempunyai
pembuktian
kekuatan
yang
bebas.
Terhadap akta di bawah tangan
sebenarya
mempunyai
16
kekuatan pembuktian formil
seperti yang terdapat diatas
kalau tandatangan pada akta
adalah
tersebut telah diakui itu berarti
Kekuatan pembuktian materiil
bahwa
dari akta di bawah tangan
keterangan
atau
pernyataan diatas tandatangan.
menurut
itu
adalah
tandatangannya.
Pasal
1875
keterangan
atau
KUHPerdata, maka akta di
daripada
si
bawah tangan yang diakui oleh
apabila
orang terhadap siapa akta itu
seorang telah menandatangani
digunakan atau yang dapat
suatu surat perjanjian tanpa
dianggap
membaca lebih dahulu isi surat
Undang-undang
perjanjian
menandatangani, ahli warisnya
pernyataan
penandatangan.
Jadi
tersebut
dan
diakui
menurut
bagi
kemudian menyatakan bahwa
serta
dirinya
mendapat
hak
dari
orang
tersebut tidak dapat dianggap
tersebut,
merupakan
bukti
secara
Kekuatan
sempurna seperti akta otentik.
pembuktian formil dari akta di
Berdasarkan hal tersebut, isi
bawah tangan ini sama dengan
keterangan di dalam akta di
kekuatan pembuktian formil
bawah
tangan
dari akta otentik.
sebagai
benar terhadap siapa
tertipu,
pernyataan
sah.
Berdasarkan
hal
tersebut, maka telah pasti bagi
siapapun
sipenandatangan
bahwa
menyatakan
orang-orang
yang
itu
yang
berlaku
yang membuatnya dan demi
keuntungan orang untuk siapa
pernyataan itu dibuat.
17
Suatu akta di bawah
tangan
hanyalah
pembuktian
alas
memberi
sempurna
hak
yang
selamanya
dipegangnya.
Kekuatan
demi
pembuktian daripada surat surat
keuntungan orang kepada siapa
yang bukan akta diserahkan
si
kepada pertimbangan hakim.
penandatangan
memberi
bukti,
hendak
sedangkan
(Pasal
terhadap pihak lain kekuatan.
pembuktiannya adalah bebas.
Dalam
RBg
maupun
1881
ayat
(2)
KUHPerdata).
B.
Tanggung jawab Notaris Atas
Legalitas Akta Dibawah
KUHPerdata tidaklah mengatur
Tangan Yang Telah Di
tentang kekuatan pembuktian
daftarkan (Waarmerking).
daripada surat-surat yang bukan
akta. Surat di bawah tangan
yang bukan akta hanya disebut
dalam Pasal 1874 KUHPerdata.
Di
dalam
Pasal
1881
KUHPerdata dan Pasal 1883
KUHPerdata
khusus
diatur
beberapa
secara
surat-surat
dibawah tangan yang bukan
akta yaitu buku daftar, surat
rumah tangga dan catatancatatan yang dibubuhkan oleh
seorang kreditur pada suatu
Pada
Implikasi
prinsipnya
hukum
terhadap
sebagaimana
Undang-undang
Notaris
waarmerking
diatur
dalam
Nomor
30
tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris, bahwa tanggungjawab
Notaris tidak besar karena
Notaris hanya mencatat tanggal
pasti Notaris tersebut melihat
akta dibawah tangan tersebut.
Sebagaimana
pengertian
waarmerking
adalah
18
memberikan tanggal pasti yaitu
jawab terhadap isi, tanggal dan
suatu
keterangan
para pihak yang menghadap
Notaris
telah
bahwa
melihat
akta
terhadap
surat
dibawah tangan itu pada hari
dibawah
tangan
itu.
tanggal
Selain itu akta dibawah tangan
tersebut Notaris benar-benar
yang akan di daftarkan Notaris
melihat akta tersebut ada dan
tidak perlu mengetahui subyek
mencatatnya pada buku khusus
dan obyek hukum serta tanggal
(bukan tanggal yang ditanda
akta tersebut. Menurut beliau
tangani akta dibawah tangan).
surat atau akta dibawah tangan
Artinya
pada
Hal ini juga berkaitan
dengan
hasil
wawancara
penulis dengan 3 (tiga) Notaris
yang berpraktek di Samarinda,
masing-masing
pendapat
yang
Notaris
Nancy Nirwana Somalinggi,
Hukum,
menyatakan
beliau
bahwa
“waarmerking
untuk
akta
dibawah tangan, Notaris tidak
bertanggung
Notaris
jawab
tidak
tersebut”.
jumlahnya
tidak banyak berbeda dengan
legalisasi atau akta Notaril,
selain
itu
masyarakat
juga
sudah banyak yang mengetahui
atas
Sarjana
didaftarkan
akta
terhadap kekuatan pembuktian
mereka sebagai berikut:
Menurut
atau
karena
bertanggung
waarmerking
tersebut
sehingga semakin hari semakin
berkurang jumlah akta yang
didaftarkan.
dibawah
didaftarkan
Adapun
tangan
akta
yang
(waarmerking)
seperti akta perjanjian batubara
19
dan untuk akta jual beli sangat
menandatanganinya
jarang didaftarkan. 12
Notaris pada hari itu”.13
Pernyataan
diatas
Sedangkan
hampir sama berdasarkan hasil
Notaris
wawancara dengan Notaris Siti
Sarjana
Aisyah,
Kenotariatan
Sarjana
Hukum,
didepan
Eva
menurut
Purnawati,
Hukum,
Magister
bahwa
“
Magister Kenotariatan bahwa
waarmerking itu hanya sebuah
“ Notaris sama sekali tidak
petunjuk atau alat bukti yang
bertanggungjawab
pernah ada didaftarkan dibuku
waarmerking
atas
akta
dibawah
khusus
di
kantor
Notaris
dan
Notaris
tangan karena Notaris hanya
tersebut
mendaftarkan
atau
mempunyai kewajiban untuk
membukukan saja dan Notaris
dilaporkan di Kantor Majelis
tidak
berkewajiban
Pengawas Daerah dan Kantor
membacakan isi akta tersebut
Wilayah Kementerian Hukum
berbeda
dan Hak Asasi Manusia di
Notaris
dengan
legalisasi
jawab
Kalimantan Timur.” Menurut
keabsahan
beliau meskipun Notaris tidak
bertanggung
terhadap
tandatangan dan tanggal akta
membacakan
tersebut
tangan yang akan didaftarkan
karena
para
pihak
akan
13
12
Wawancara dengan Nancy Nirwana
Somalinggi, SH, Notaris di Samarinda,
tanggal 13 Mei 2013
tetapi
akta
dibawah
beliau
tetap
Wawancara dengan Siti Aisyah,
SH.,, M.Kn., Notaris di Samarinda tanggal
13 Mei 2013
20
membaca akta tersebut sebelum
diberi nomor register karena
dikhawatirkan akta atau surat
tersebut tidak sesuai dengan
aturan yang berlaku, misalnya
para pihak yang ada dalam akta
itu belum cukup umur atau
belum cakap hukum, selain itu
data
pendukung
seperti
fotocopy Kartu Tanda Pengenal
tetap dilampirkan. 14
14
Wawancara dengan Eva Purnawati, SH.,,
M.Kn., Notaris di Samarinda tanggal 13 Mei
2013
21
Notaris
BAB III
hanya
sebatas
mengetahui bahwa akta
PENUTUP
yang didaftarkan tersebut
A.
telah ada pada tanggal
Kesimpulan
didaftarkan akta tersebut.
Berdasarkan uraian
Sekalipun ada cap jabatan
yang telah dikemukakan di
atau cap garuda dan tanda
atas, maka dapat ditarik
tangan dari Notaris akan
kesimpulan sebagai berikut
tetapi tidak mempengaruhi
bahwa:
kekuatan hukum terhadap
1.
Kekuatan hukum terhadap
pembuktiannya. Kekuatan
pembuktian
untuk
akta
hukum
terhadap
dibawah tangan yang telah
pembuktiannya
didaftarkan
di
akan
Kantor
berlaku sempurna apabila
Notaris
adalah statusnya
para pihak mengakui tanda
sama dengan akta dibawah
tangan dan isi akta tersebut
tangan, hal ini berdasarkan
sedangkan terhadap pihak
penjelasan
tentang
ketiga
waarmerking
akta
di
bawah
yaitu
tangan
mempunyai
pemberian nomor register
kekuatan pembuktian yang
dan membukukan dalam
bebas.
buku
khusus,
artinya
Notaris tidak bertanggung
jawab terhadap isi dan
tanggal dari akta tersebut,
2.
Tanggungjawab
terhadap
Notaris
legalitas untuk
akta dibawah tangan yang
22
didaftakan
karena
tidak
besar
hanya
mencatatkan
akta,
sebatas
saja
Notaris
hanya
membacakan tetapi tidak
dan
bertanggung
jawab
memberi nomor register,
terhadap isi karena yang
artinya
membuat
Notaris
tidak
bertanggung
jawab
adalah
terhadap isi, identitas para
pihak
dan
tersebut
karena
B.
didepan
1.
para
sehingga
bila
Notaris bertanggungjawab
terhadap keabsahan tanda
tangan para pihak dan
tanggal
penandatanganan
akta tersebut sedangkan isi
pembuktiannya
kelak
diperlukan
mempunyai kekuatan bukti
pihak itu sendiri tanpa
berbeda dengan legalisasi,
Notaris,
adalah akta yang notariil
sudah
Notaris,
di
seyogyanya yang dibuat
ditandatangani oleh para
dihadapan
Para pihak yang hendak
menghadap
pihak dikarenakan akta itu
dahulu
itu
Saran
Notaris membacakan akta
terlebih
pihak
sendiri.
tidak adanya kewajiban
tersebut
para
tersebut
tanggal
dibuatnya akta dibawah
tangan
akta
yang pasti dan akurat.
2.
Dalam hal mendaftarkan
akta
dibawah
tangan
(waarmerking) di Kantor
Notaris,
Notaris
seyogyanya
lebih
dahulu
menjelaskan fungsi dan
akibat
hukum
terhadap
23
waarmerking
tersebut
sempurna
dan
sesuai
sehingga masyarakat lebih
dengan aturan hukum yang
memahami
dan
berlaku
mempertimbangkan
apa
merugikan pihak manapun.
sehingga
tidak
yang akan dibuat pada saat
datang di Kantor Notaris .
3.
Seharusnya
yang
para
pihak
menghadap
Notaris
di
senantiasa
membantu Notaris untuk
mengutarakan
yang
sesungguhnya berdasarkan
itikad baik dan kejujuran
agar
akta
tersebut
DAFTAR PUSTAKA
[1] Notodosoerjo, R..Soegondo, 1996,
Hukum Notariat di Indonesia Suatu
Penjelasan, CV. Rajawali, Jakarta.
[2] Soekanto, Soerjono dan Mamudji,
Sri. 2001, Penelitian Hukum
Normatif Suatu tinjauan Singkat,
Ed.1 Cet. 6, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
[3] Soemitro, Ronny Hanitijo, 1990,
Metodologi Penelitian Hukum dan
Jurimetri,
Cet.
4.,
Ghalia
Indonesia, Jakarta.
[4] Tobing, G.H.S.Lumban, SH, 1992 ,
Peraturan Jabatan Notaris, Cet.3,
Erlangga, Jakarta.
Download