ANALISIS PENGANGGARAN MODAL DALAM UPAYA PENILAIAN KELAYAKAN PEMBELIAN MESIN VARNIS (Studi Kasus Pada PT. Intermasa) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Tahun 2009 / 2010 Oleh : SAIMAH FRANSISKA NIM. 102082026262 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M 1 ANALISIS PENGANGGARAN MODAL DALAM UPAYA PENILAIAN KELAYAKAN PEMBELIAN MESIN VERNIS PADA PT. INTERMASA (Studi Empiris: Universitas Negeri di Jakarta) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial untuk Memenuhi Syaratsyarat untuk Meraih Gelar Sarja Ekonimi Oleh: SAIMAH PRANSISKA NIM: 102082026262 Dibawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Ahmad Rodoni NIP: 19690203 198503 1 003 Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si NIP: 19760924 200604 2 002 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M. i ii Hari ini Rabu Tanggal 12 Bulan Juni Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Saimah Pransiska NIM: 102082026262 dengan JUDUL SKRIPSI: Analisis Penganggaran Modal Dalam Upaya Penilaian Kelayakan Pembelian Mesin Vernis pada PT. Intermasa. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 05 Mei 2010 Tim Penguji Ujian Komprehensif Afif Sulfa, SE.,Af.,MSi Ketua Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak,.MBA Sekretaris Prof. Dr. Abdul Hamid, M.s NIP: 131474891 Penguji Ahli iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : SAIMAH PRANSISKA Umur : 26 Tahun Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 11 Oktober 1983 Bangsa : Indonesia Agama : Islam Alamat : Kp. Tapak Serang RT. 008/004 Desa Lenggahjaya Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi PENDIDIKAN 1. Tamat SDN Setiajaya 02 Tahun 1996 2. Tamat SMPN 1 Cabangbungin Tahun 1999 3. Tamat SMUN 1 Sukatani Tahun 2002 4. Tamatan UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2010 PENGALAMAN 1. Mengajar di SDN Setiajaya 02 Tahun 2008 2. Mengajar di SMK At-Taqwa Cabangbungin XXXI Tahun 2007- sampai sekarang iv Analysis of capital budgeting in an effort Assessing the feasibility of purchasing the machine venis At PT Intermasa By: Saimah Pransiska Abstract This study was conducted to determine the investment feasibility of purchasing the machine vernis that done by the PT. Intermasa. The method used is field research (field research) because the authors obtained data by direct visit PT. Intermasa and conducting interviews to the financial and staff at the PT. Intermasa. The population of this research is that there are a variety of production machinery in the PT. Intermasa, while studuy sample was a machine vernis. Methods of data is forechasting sales using moment method, the straightline method of depreciation, the cost of capital weighted average, and the Payback Perlod Insvestasi Method, Net Present Value, Profitability Index and Internal Ratc Of Return. From the results of research in getting the value of PP: 1 year 7 months 19 days, NPV was obtained positif Rp. 296.974.700,-, PI was obtained 1.49 times the IRR obtained 60.06%, so it can grab the conclusion that investment in machiney purchases because the vernis is above the minimum standards that have been ini specify the company. Advice for authors is the best company to buy the machine because the vernis has met the requirement in the investment appraisal, financial aspects and can provide benefits for PT. Intermasa. On the other hand, in shaping the company should not spend deprisiasi no residual value of an investment because when the old vernis machine investment have expired, the machine can still be on sale vernis and is revenue for the company. v Analisis Penganggaran Modal Dalam Upaya Penilaian Kelayakan Pembelian Mesin Vernis pada PT. Intermasa oleh : Saimah Pransiska ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan investasi atas pembelian mesin vernis yang dilakukan oleh PT. Intermasa. Metode penelitian yang digunakan adalah field research (riset lapangan) karena penulis memperoleh data dengan mendatangi langsung PT. Intermasa dan mengadakan wawancara kepada bagian keuangan serta staf di PT. Intermasa. Populasi dari penelitian ini adalah berbagai macam mesin produksi yang terdapat di PT. Intermasa, sedangkan sample menelitinya adalah mesin vernis. Metode daya yang digunakan adalah peramalan penjualan dengan metode moment, depresiasi dengan metode garis lurus, yang biaya modal rata-rata tertimbang, depresiasi dengan metode garis lurus, yang biaya model rata-rata tertimbang, dan metode investasi yaitu payback period, net present value, profitability index and internal rate of return. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai PP: 1 Tahun 7 bulan 19 hari, NPV diperoleh positif sebesar Rp. 296.974.700, PI diperoleh 1,49 kali, IRR diperoleh 60,06%, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa investasi pembelian mesin vernis layak untuk dilaksanakan karena berada di atas standar minimum yang telah ditetapkan perusahaan. Saran bagi penulis adalah sebaiknya perusahaan membeli mesin vernis tersebut karena telah memenuhi persyaratan penilaian kelayakan investasi dalam aspek keuangan dan dapat memberikan keuntungan bagi PT. Intermasa. Disisi lain, sebaiknya perusahaan dalam membentuk deprisiasi tidak menghabiskan nilai sisa dari investasi mesin vernis, karena apabila umur investasi telah habis, mesin vernis masih dapat dijuyal dan merupakan pendapatan bagi perusahaan. vi KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala limpahan kasih sayang dan rasa sabar yang selalu menjadi penghantar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Solawat serta salam penulis senantiasa curahkan pada kecintaan seluruh alam semesta Rosulullah MUHAMMAD SAW, beserta keluarganya yang telah menuntun umatnya menempuh jalan yang diridhoi Allah SWT. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar sarjana Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, yang juga didasari keingintahuan peneliti atas upaya suatu perusahaan menghadapi dan bertahan dalam tekanan-tekanan persaingan global yang semakin tajam dan menuntut pengendalian intern yang efektif. Selama proses pembuatan skrispi ini berbagai hambatan dan kesulitan telah penulis alami. Alhamdulillah hirobbil alamin berkat petunjuk dan hidayah Allah SWT. dukungan, bimbingan, serta bantuan berbagai pihak sehingga skripsi dengan judul “Analisis Penganggaran Modal Dalam Upaya Penilaian Kelayakan Pembelian Mesin Vernis pada PT. Intermasa”, dapat penulis selesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua, kedua adik kandung, suami, mertua, dan keluarga besar saya, yang memberikan motivasi, dorongan dan kasih sayang tak terhingga juga dukungan yang tak pernah padam; vii 2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Dosen Pembimbing Satu, yang telah memberikan waktu dan gagasan kepada penulis serta bimbingan yang penuh kesabaran, pengertian dan keikhlasan; 3. Ibu Yessi Fitri, AK., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Dua yang telah memberikan motivasi, masukan-masukan yang konkrit dan dorongan kepada penulis; 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah 5. Bapak Afif Sulfa, SE.,M.Si, AK, selaku Ketua Prodi Satu dan Sekretaris Prodi Akuntansi Ibu Yessi Fitri, AK.,M.Si; 6. Bapak Afif Sulfa, SE.,M.Si, AK, selaku Penguji II; 7. Bapak Dr. Amilin, M.Si.,AK, selaku Penguji I; 8. Seluruh Dosen yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis selama kuliah; 9. Segenap staf PT. Intermasa. Tanpa bantuan beliau skripsi ini tidak akan selesai; 10. Sahabat-sahabat terbaik; tempat berbagi suka duka, bertukar pikiran, bahkan sudah seperti keluarga, antara lain: Napsiah, Ida Faridah, Fahrudin, Iwan, Doni dan yang lainnya. Semoha kita menjadi orang-orang terbaik dan sukses dimasa mendatang; 11. Staf perpustakaan Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis; viii 12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis meminta maaf atas kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya. Jakarta, Juli 2010 Penulis ix DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING UJIAN KOMPREHENSIF.......... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iv ABSTRACK ....................................................................................................... v ABSTRAK ......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................... 6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Landasan Teori ............................................................................ 9 1. Penganggaran Modal ............................................................ 9 a. Pengertian Penganggaran Modal..................................... 9 b. Pentingnya Penganggaran Modal.................................... 10 2. Investasi ............................................................................... 12 a. Pengertian Investasi ........................................................ 12 b. Bentuk Investasi .............................................................. 13 c. Kriteria Penilaian Investasi ............................................. 14 3. Aliran Kas ............................................................................ 24 a. Pengertian Aliran Kas ..................................................... 24 x b. Penggolongan Aliran Kas .............................................. 26 4. Biaya Modal ......................................................................... 27 5. Peramalan Penjualan ............................................................ 29 a. Pengertian Peramalan Penjualan .................................... 29 b. Metode-metode Peramalan Penjualan ............................ 29 6. Metode Depresiasi................................................................. 31 B. Kerangka Berpikir ...................................................................... 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 36 B. Jenis dan Sumber Pengumpulan Data ......................................... 36 C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 37 D. Teknik Analisis Data .................................................................. 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V A. Gambaran Umum Perusahaan ..................................................... 44 B. Gambaran Data dan Pembahasan ............................................... 49 KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 64 B. Implikasi ..................................................................................... 65 C. Saran ........................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Penjualan Persemester Tahun 2005-2010 .................................... 51 Tabel 4.2 Peramalan Penjualan Tahun 2005-2010 ....................................... 52 Tabel 4.3 Penjualan PT. Intermasa Tahun 2010-2015 ................................. 55 Tabel 4.4 Perhitungan EAT Tahun 2010-2015 ............................................ 55 Tabel 4.5 Perhitungan Proceeds Tahun 2010-2015...................................... 59 Tabel 4.6 Perhitungan NPU dengan DF = 36,65% ...................................... 58 Tabel 4.7 Perhitungan NPU dengan DF = 60% ........................................... 60 Tabel 4.8 Perhitungan NPU dengan DF = 59% ........................................... 61 Tabel 4.9 Rekapitulasi Penilaian Pembelian Mesin Vernis pada PT. Intermasa .............................................................................. 62 xii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 35 xiii DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian dari PT. Intermasa ......................... 67 Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas ................................. 68 Lampiran 3 Struktur Organisasi PT. Intermasa .............................................. 69 Lampiran 4 Laporan Keuangan PT. Intermasa ............................................... 70 xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdiri pada tahun 1972 dengan dasar suatu upaya yang mulia dari kalangan Penerbit Nasional, yang telah berkiprah rata-rata semenjak awal kemerdekaan, untuk mempunyai satu industri offset modern yang belum ada pada saat itu di Indonesia. Dengan adanya Program bantuan lunak dari negara-negara maju dalam program I.G.G.I yang pertama, dibentuklah suatu usaha patungan modal asing dibidang Percetakan Offset yang menjadi satusatunya berdiri di Indonesia sebagai perusahaan ‘joint venture’ Jerman Indonesia dengan nama PT. Intermasa. Bilamana, diawal berdirnya (1971), tujuan utama dari kegiatan usaha ini adalah berperan serta dalam usaha mencerdaskan bangsa, sesuai misi pemerintah saat itu kenyataan pada saat peresmian kapasitas produksinya, Percetakan Offset PT. Intermasa, yang saat itu didominasi para Pemegang Saham Luar sebagai pemilik mayoritasnya, maupun pemegang kendali organisasi manajemennya, memilih untuk menjadi perusahaan Percetakan Offset di Bidang Packaging dan Kemasan. Setelah 10 tahun berdiri, PT. Intermasa akhirnya menjadi perusahaan yang mayoritas penanaman modalnya adalah pengusaha Indonesia pada akhirnya menjadi 100% sahamnya dimiliki oleh pengusaha Indonesia, yaitu Drs. H. Ahmad Nurhani. Hingga pada akhirnya dari industri kemasan ke rencana awalnya, yaitu Percetakan Buku-Buku Mewah dan Khusus. 1 Tujuan perusahaan adalah berperan serta dalam rangka Pembangunan Nasional Indonesia, khususnya pembangunan ekonomi dan pendidikan Nasional dalam rangka meningkatkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. PT. Intermasa yang berdiri sejak 1972 dan merupakan salah satu perusahaan jada bisang percetakan, seiring dengan iklim globalisasi, ketatnya persaingan usaha dan untuk mempertahankan kualitas secara berkelanjutan mempunyai komitmen “untuk menjadi pelaku bisnis percetakan berstandar internasional”, komitmen tersebut sudah menjadi tekad yang senantiasa akan diusahakan menjadi terwujud oleh seluruh jajaran dari Direktur sampai dengan karyawan dengan melakukan hal sebagai berikut: Untuk merealisasikan seluruh rencana tersebut dibuat prosedur yang mengatur keseluruhan aktifitas yang ada kaitannya dengan ke 4 faktor tersebut. PT. Intermasa menetapkan, mengintegrasikan, mendokumentasikan dan memelihara Sistem Manajemen mutu beserta sistem-sistem manajemen internal lainnya untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan terkait. Kebijakan Menjadi Pelaku Bisnis Percetakan Berstandar Internasional PT. INTERMASA sebagai industri percetakan yang meliputi proses pracetak, cetak dan jilid bertekad menjadi pelaku bisnis yang berstandar Internasional dengan Komitmen: 1. Menerapkan system Manajemen Mutu ISO 9001-2000 secara konsisten. 2. Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia secara berkesinambungan. 3. Berusaha memberikan hasil produk dan pelayanan semaksimal mungkin untuk kepuasan pelanggan. 4. Melakukan perbaikan terus menerus disetiap lini proses pekerjaan. 2 Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu yang terintegrasi ini dimulai dari perbuatan Dokumen Level I, untuk dijadikan sebagai panduan dalam menyusun dokumen-dokumen lain yang terkait (Dokumen Level II, III & IV), agar dalam menyusun dan membuat system apapun, masing-masing selalu mengutamakan kualitas produk dan pelayanan yang baik, serta melakukan evaluasi secara berkala terhadap system yang sudah diintegrasikan untuk melihat efektivitasnya serta kemungkinan perbaikan system yang diterapkan, dengan tujuan: - Memastikan kualitas produk dan pelayan yang terbaik untuk kepuasan pelanggan menjadi prioritas dalam menyusun dan menentukan Sistem Manajemen Mutu yang digunakan. - Menjelaskan urutan dan interaksi antar proses serta dampak proses tersebut terhadap faktor kualitas produk. - Menjelaskan kriteria dan metode pemastian yang diperlukan dan mengukur proses-proses penting tersebut untuk memastikan efektivitasnya. - Menyediakan dan menjelaskan sarana dan prasaranam personil, metode, dan informasi lainnya yang diperlukan untuk operasional dan pemantauan. - Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi dan mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan pada tingkat yang relevan. 3 Perusahaan yang maju adalah perusahaan yang dapat melakukan ekspansi untuk memperluas jaringan usahanya. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan menguasai pasar dengan berbagai macam cara, antara lain dengan membuat inovasi dan terobosoan baru. Hal ini dilakukan tidak lain untuk mempertahankan perusahaan itu sendiri di masa mendatang. Jika perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar, tentu lambat laun perusahaan tersebut akan mati. Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengantisipasi hal di atas adalah dengan mengalokasikan dana yang didapat perusahaan secara tepat. Pengalokasian dana tersebut dapat berupa investasi jangka pendek yang tingkat pengembaliannya kurang dari satu tahun, ataupun investasi jangka panjang yang tingkat pengembaliannya lebih datu satu tahun. Investasi jangka panjang dapat berupa pembelian mesin, tanah, bangunan, kendaraan, dan lain-lain. Investasi aktiva tetap semacam ini merupakan modal penting bagi pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan operasinya, sehingga tanpa adanya aktiva tetap tersebut proses produksi tidak dapat dilakukan. Keputusan investasi aktiva tetap biasanya mengikutsertakan pengeluaran dana yang cukup besar untuk membiayai pengeluaranpengeluaran dalam rangka pembelian aktiva tetap yang diinginkan. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan secara teliti dan cermat dalam melakukan analisa atau penilaian terhadap kelayakan investasi aktiva tetap tersebut. 4 Adanya pengeluaran (outlays) untuk investasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan, diharapkan akan memperoleh penerimaan-penerimaan dari investasi tersebut. Dana yang tertanam di dalam aktiva tetap akan diperoleh kembali oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan kembali secara berangsur-angsur melalui depresiasi selama umur pemakaian, juga nilai sisa dari aktiva itu pada akhir umur ekonominya. Dengan demikian, penerimaan atau pendapatan yang didapat perusahaan dari investasi adalah seluruh penerimaan kas maupun penerimaan lainnya yang dapat ditunaikan termasuk biaya penyusutan investasi tersebut. Penerimaan-penerimaan ini biasanya disebut dengan istilah cash in flow atau proceeds. Kesalahan dalam melaksanakan analisa kelayakan investasi akan berakibat fatal, yaitu apabila terjadi over investment (investasi yang berlebihan) maka beban tetap atau bunga yang ditanggung perusahaan menjadi lebih besar, sedangkan bila terjadi under investment (investasi yang terlalu kecil) maka perusahaan tidak akan bisa beroperasi secara total karena terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki, akibatnya perusahaan dapat kehilangan pelanggan atau pasar dari produk yang dihasilkan karena tidak dapat memenuhi target pesanan. Jika investasi yang dilakukan perusahaan dibiayai oleh kredit bank maka pimpinan perusahaan harus memperhitungkan berbagai biaya dan pengeluaran lainnya dalam rangka mendapatkan kredit tersebut, antara lain: biaya bunga, biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya. Karena adanya biaya-biaya ini, pimpinan harus menentukan besarnya biaya modal (Cost of 5 Capital) yang harus ditanggung dan merupakan beban selama usia kredit berjalan. Biaya modal tersebut nantinya akan bepengaruh terhadap ukuran pengembalian tingkat investasi. PT. Intermasa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pencetakan offset yang modern di Jakarta. Kegiatan produksinya meliputi jasa pracetakan, jasa percetakan, jasa penjilidan, serta penerbitan. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan bertambahnya pesanan dari pelanggan, maka PT. Intermasa berupaya untuk memenuhi dan meningkatkan kualitas hasil produksinya dengan cara melakukan investasi pembelian aktiva tetap berupa mesin Varnis. Disisi lain, dengan pembelian mesin Varnis diharapkan dapat pula meningkatkan efisiensi terhadap tenaga, waktu dan biaya produksi PT. Intermasa. Adapun sumber pendanaan investasi yang akan dilaksanakan PT. Intermasa tersebut adalah sebagian berasal dari modal sendiri dan sisanya dari pinjaman bank. Berdasarkan permasalahan di atas, maka dilakukan analisis dan penentuan rencana investasi pembelian aktiva tetap berupa mesin Varnis yang akan dilakukan PT. Intermasa layak dilaksanakan atau tidak. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka penelitian ini diberi judul: Analisis Penganggaran Modal Dalam Upaya Penilaian Kelayakan Pembelian Mesin Varnis pada (Studi Kasus Pada PT Intermasa). B. Perumusan Masalah Keputusan investasi yang akan dilaksanakan perusahaan harus direncanakan dengan hati-hati dan tepat. Hal itu ditunjukkan untuk 6 memperoleh hasil yang semaksimal mungkin dengan risiko seminimal mungkin. Berdasarkan indentifikasi tersebut maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perkembangan aliran kas yang terjadi pada PT. Intermasa sehubungan dengan keputusan investasi pada aktiva tetap tersebut? 2. Apakah investasi dalam pembelian mesin yang akan dilakukan oleh PT.Intermasa layak dilaksanakan atau tidak? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis aliran kas yang terjadi sehubungan dengan adanya keputusan investasi pada aktiva tetap pada PT. Intermasa. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis kelayakan investasi yang dilakukan PT. Intermasa ditinjau dari aspek keuangan. Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan di bidang keuangan khususnya mengenai investasi pada masa yang akan datang. 2. Bagi Universitas Sebagai sumber informasi dan masukan untuk mengetahui kemampuan anak didiknya dalam memahami ilmu-ilmu yang telah diajarkan serta 7 sebagai salah satu sumbangan ilmiah disiplin ilmu khususnya mata kuliah manajemen keuangan. 3. Bagi masyarakat umum, khususnya masyarakat perguruan tinggi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan tambahan pengetahuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 4. Bagi penulis Penelitian ini sangat berguna untuk mengetahui berapa besar pemahaman penulis terhadap pemahaman materi penganggaran modal. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Landasan Teori 1. Penganggaran Modal a. Pengertian Penganggaran Modal Di masa yang penuh dengan persaingan seperti sekarang ini, menghasilkan ide mengenai proyek yang menguntungkan adalah yang sangat sulit. Karena itulah, suatu perusahaan harus memiliki strategi yang sistematik untuk menghasilkan proyek penganggaran modal. Penganggaran modal merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan apabila perusahaan tersebut melakukan investasi dalam aktiva tetap. Perusahaan selalu diharapkan pada persoalan dimana waktu dan uang adalah sangat berharga sekali diperhitungkan dalam mencari keuntungan. Oleh sebab itu, penganggaran modal (capital budgeting) akan membantu dalam memberikan gambaran yang akan diperoleh dalam suatu investasi. Menurut Stone (1994:270) Penganggaran Modal adalah: “Proses sistematik pengidentifikasian dan penilaian proyek investasi modal untuk menghasilkan anggaran belanja modal”, sedangkan menurut Weston dan Copeland (1996:359) penganggaran modal adalah: “keseluruhan proses perencanaan pengeluaran uang, dimana hasil dari pengembaliannya diharapkan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun”. 9 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian penganggaran modal adalah suatu rangkaian proses yang meliputi proses identifikasi, analisis dan seleksi proyek investasi untuk memutuskan layak atau tidaknya proyek yang bersangkutan dimasukkan ke dalam anggaran modal. Anggaran modal meliputi keseluruhan proses perencanaan pengeluaran yang yang hasil pengembaliannya diharapkan terjadi dalam kurun waktu yang lebih dari satu tahun. Contohnya adalah pengeluaran investasi dalam bentuk tanah, bangunan ataupun mesin. Sebelumnya kita melaksanakan investasi, kita harus menganalisis terlebih dahulu secara teliti dan cermat kelayakan investasi tersebut berdasarkan kriteria penilaian investasi yang telah ditetapkan. b. Pentingnya Penganggaran Modal Anggaran modal sangat penting bagi perusahaan karena mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dimasa mendatang. Di dalam penganggaran modal terletak profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang, bahkan bisa dikatakan sebagai penentu hidup matinya perusahaan dimasa mendatang. Penganggaran modal melibatkan manajemen keuangan untuk pengambilan keputusan yang dianggap sangat penting bagi perusahaan. Semua departemen yang ada disuatu perusahaan (misalnya departemen produksi, pemasaran, dan lain-lain) secara vital dipengaruhi oleh keputusan penganggaran modal. Dengan demikian, semua eksekutif 10 tanpa memandang apa bidang tanggung jawabnya harus menyadari tentang bagaimana proses keputusan penganggaran modal diambil. Menurut Bambang (1995:121) Penganggaran modal mempunyai arti penting bagi perusahaan karena: a. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang. Ini berarti bahwa perusahaan harus menunggu selama waktu yang panjang atau sampai keseluruhan dana yang tertanam dapat diperoleh kembali oleh perusahaan. Ini akan berpengaruh bagi penyediaan dana untuk keperluan lain. b. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di waktu yang akan datang. Kesalahan harapan terhadap hasil penjualan di waktu yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan mengakibatkan adanya lebih atau kurang investasi dalam aktiva tetap. Apabila investasi dalam aktiva tetap terlalu besar melebihi dari yang diperlukan, maka akan memberikan beban aktiva yang besar bagi perusahaan. Sebaliknya jumlah investasi dalam aktiva tetap terlalu kecil dapat mengakibatkan kekurangan peralatan, yang dapat mengakibatkan perusahaan bekerja dengan harga pokok yang tinggi sehingga mengurangi daya bersaingnya atau kemungkinan lain kehilangan sebagian dari pasar produknya. c. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar. Jumlah dana yang besar itu mungkin tidak dapat diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau mungkin tidak dapat diperoleh 11 sekaligus. Berhubungan dengan itu, maka sebelumnya harus dibuat rencana yang hati-hati dan teliti. d. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dibidang ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa penganggaran modal perlu dipertimbangkan secara teliti dan matang karena dana yang dikeluarkan meliputi jumlah yang sangat besar dan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang. Kesalahan dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal dan menyebabkan kerugian yang sangat besar. 2. Investasi a. Pengertian Investasi Investasi secara umum diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil (tanah, bangunan, kendaraan) atau aktiva keuangan (saham, obligasi, dan lain-lain) dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar dimasa yang akan datang. Kebijakan investasi sebagai salah satu kebijakan di bidang keuangan pada dasarnya adalah kebijakan mengenai pengalokasian dana atau modal yang ada, kedalam beberapa bentuk investasi yang akan mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang. Tujuan melakukan kebijakan investasi pada perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan. Karena itulah, kebijakan kebijakan investasi harus 12 dipertimbangkan secara teliti dan matang, agar keuntungan yang dicapai dapat maksimal. Usulan investasi tidak selalu datang dari bagian keuangan, namun dapat pula datang dari bagian pemasaran, produksi, dan lain-lain. Pengertian investasi menurut Horne (1993:106) adalah: “Kegiatan yang dilangsungkan yang memanfaatkan pengeluaran kas pada waktu sekarang ini dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang diharapkan dimasa yang akan datang”. Menurut Djamin (1993:16) investasi adalah: “Pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh investor (baik pemerintah maupun swasta) untuk pengambilan barang atau jasa yang diperlukan dalam suatu proyek”. Memperhatikan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang modal dan pada saat sekarang dengan tujuan utnuk menghasilkan keluaran barang atau jasa dapat diperoleh manfaat yang lebih besar dimasa yang akan datang. b. Bentuk Investasi Menurut Indriyo (1992:133) suatu permasalahan melakukan investasi terhadap aktiva tetap dalam beberapa bentuk seperti: 1. Penggantian aktiva tetap Penggantian aktiva tetap disini diantaranya dapat berupa penggantian mesin-mesin produksi, alat transportasi dan pengangkutan, serta perluasan gedung. 13 2. Ekspansi dan Perluasan Melakukan investasi dengan cara perluasan usaha diantaranya melalui penambahan kapasitas. 3. Diversifikasi produk Melakukan investasi melalui modifikasi produk, baik kemasan produk, maupun komposisi produk. 4. Eksplorasi Melakukan investasi dengan cara ekplorasi, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. 5. Penelitian dan pengembangan Agar tidak tertinggal dalam hal teknologi, maka dilakukan penelitian dan pengembangan atas produk teknologi produksi. 6. Dalam bentuk lainnya, diantaranya pengendalian polusi dan pemadam kebakaran. c. Kriteria Penilaian Investasi Menurut Suad (1996:133) pengaturan investasi modal yang efektif perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: a. Adanya usulan investasi. b. Estimasi arus kas dan usulan investasi tersebut. c. Evaluasi arus kas tersebut. d. Memilih proyek-proyek yang sesuai dengan kriteria. e. Monitoring dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah investasi dilaksanakan. 14 Dalam menilai menguntungkan atau tidaknya suatu investasi yang akan dipakai untuk pengambilan keputusan investasi, ada beberapa kriteria yang digunakan. Menurut Indriyo (1992:136) pada dasarnya kriteria penilaian investasi dapat digolongkan menjadi dua (2) golongan yaitu: a. Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan atau income adalah Average Rate of Return/Accounting Rate of Return (ARR) atau tingkat hasil pengembalian rata-rata. ARR menunjukkan keuntungan netto sesudah pajak dihitung dari average investment atau initial investment. b. Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep cash flow (arus kas) dapat dirinci: 1. Konsep cas flow yang tidak memperhatikan nilai waktu uang atau faktor diskonto (non discounted cash flow) yaitu metode Payback Period. 2. Konsep cash flow yang memperhatikan nilai waktu uang atau faktor diskonto (discounted cash flow) antara lain: 1. Nilai bersih sekarang / Net Present Value (NPV). 2. Indeks keuntungan / Profitability Index (PI) 3. Tingkat hasil pengembalian internal / Internal Rate Of Return (IRR) 15 Menurut Indriyo (1992:137) kriteria investasi, average rate of return (ARR), Payback period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), internal rate of return (IRR). Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Average Rate of Return (ARR) Average rate of return disebut juga accounting rate of return atau accounting return to investment adalah penilaian investasi yang berusaha menunjukkan rasio/perbandingan antara keuntungan netto tahunan terhadap nilai investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba tersebut, baik diperhitungkan dengan nilai awal investasi (initial investment) atau rata-rata investasi (average investement). Average rate of return atas dasar investasi awal dapat diperhitungkan dengan rumus: ARR = Keuntungan netto tahunan nilai investasi awal Atau atas dasar rata-rata investasi: ARR = Keuntungan netto tahunan nilai investasi 2 Pengambilan keputusan diterima atau tidaknya investasi yang direncanakan berdasarkan ARR ini adalah dibandingkan dengan target ARR atau minimum ARR yang ditetapkan masing-maisng dengan dasar nilai investasi awal dan rata-rata investasi. 16 Apabila target ARR minimum tidak ditetapkan, dapat dibandingkan dengan biaya penggunaan dana (cost of fund). Investasi yang diterima adalah investasi yang menghasilkan ARR lebih besar dari ARR minimum atau diatas cost of fund. Metode ARR mempunyai beberapa kelebihan antara lain: a) Memperhatikan seluruh pendapat selama umur proyek berlangsung. b) Mudah dimengerti dan mudah perhitungannya. Metode ARR mempunyai beberapa kelemahan antara lain: a) Perhitungan ARR tidak memperhatikan nilai waktu dari uang. b) Menitikberatkan pada perhitungan accounting dan bukan pada cash flow dari investasi yang bersangkutan, sehingga suatu investasi yang mempunyai umur penyusutan lebih cepat akan mengakibatkan keuntungan netto yang lebih rendah dan di satu pihak meninggikan cash flow. Oleh karena itu, penyusutan bukan merupakan pengeluaran kas. c) ARR dapat dianalisa dengan beberapa cara, sehingga diperlukan standar perbandingan yang sesuai dengan cara-cara tersebut dan kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam memperbandingkan. b. Payback Period Payback period menunjukkan periode waktu yang diperoleh untuk menutup kembali uang yang diinvestasikan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi tersebut. 17 Payback period ini dimaksudkan untuk mengukur kecepatan dari suatu investasi dapat ditutup kembali dengan net cash flow dari invetasi tersebut. Apabila investasi akan dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian payback period, maka sebelumnya ditetapkan lebih dahulu payback period maksimum atau target payback period investasi yang akan dilaksanakan. Untuk pengambilan keputusan, diperbandingkan antara payback period maksimum yang ditetapkan dengan payback period investasi yang akan dilaksanakan. Apabila payback period yang akan dilaksanakan lebih singkat waktunya dibadingkan payback period maksimum yang diisyaratkan, maka investasi itu akan dilaksanakan, tetapi apabila panjang waktunya dibandingkan payback period maksimum yang diisyaratkan, maka investasi tersebut sebaiknya tidak dilaksanakan. Metode payback period mempunyai beberapa kelebihan antara lain: 1) Mudah mempergunakan dan menghitungnya. 2) Sangat berguna untuk memilih proyek yang memiliki masa pengembalian modal tercepat. 3) Informasi masa pengembalian modal dapat dipakai sebagai alat produksi risiko ketidakpastian di masa yang akan datang, dimana proyek yang memiliki masa pengembalian yang lebih singkat diidentifikasi sebagai risiko masa datang yang lebih kecil, sedangkan yang memiliki masa pengembalian yang relatif lama akan memiliki resiko yang lebih besar dimasa yang akan datang. 18 Adapun kelemahan dalam menggunakan metode ini adalah: 1) Tidak memperhatikan time value of money atau faktor diskonto, sedangkan cash flow pada waktu yang akan datang apabila dinilai sekarang akan berbeda. 2) Lebih mementingkan pada pengembalian nilai investasi daripada aspek laba dalam waktu umur investasi, sehingga cash flow sesudah umur payback period tidak diperhatikan. 3) Tidak memperhatikan variasi besar kecilnya cash flow tiap tahun, apakah semakin meningkat, menurun atau stabil. c. Net Present Value (NPV) Dalam metode ini kita menggunakan faktor diskonto. Semua pengeluaran dan penerimaan (dimana saat pengeluaran serta penerimannya adalah dalam waktu yang tidak bersamaan) harus diperbandingkan dengan nilai yang sebanding dalam arti waktu. Dalam hal ini berarti kita harus mendiskonto nilai-nilai pengeluaran dan penerimaan tersebut dalam penerimaan yang sebanding (sama), pengeluaran dilakukan pada saat permulaan, sedangkan penerimaan baru akan diperoleh pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, jumlah estimasi penerimaan itu harus kita diskonto, kita jadikan jumlah-jumlah nilai setara (penilaian yang sebanding dari pengeluarannya). Pada metode ini yang dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari proceed yang diharapkan atas dasar discount rate tertentu. Kemudian 19 jumlah present value dari keseluruhan proceed selama umur investasi dikurangi dengan present value dari jumlah investasi. Selisih antara present value dari keseluruhan proceed dengan present value dari pengeluaran modal disebut NPV. NPV = PV of Proceed − InitialOutlay Atau dengan menggunakan formulasi sebagai berikut: n NPV = ∑ 1 Pt − IO (1 + i ) t Dimana: Pt = net cashflow (proceed) pada tahun ke t i = tingkat diskonto n = lama periode invetasi IO = Initial Outlays atau pengeluaran mula-mula Untuk pengambilan keputusan, apabila jumlah present value keseluruhan proceed yang diharapkan lebih besar dari present value dari investasi, maka ini berarti NPV nya positif dan usulan tersebut diterima. Sebaliknya apabila jumlah present value dari keseluruhan proceed lebih kecil dari present value dari investasi, maka ini berarti bahwa NPV nya negatif dan usulan tersebut ditolak. 20 Metode NPV mempunyai beberapa kelebihan antara lain: a. Memperhitungkan nilai waktu uang atau arus kas. b. Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek. c. Memperhitungkan nilai sisa proyek. Metode NPV mempunyai beberapa kelemahan antara lain: a. Dalam NPV diasumsikan bahwa intermediate cash flow atau operational cash flow diinvestasikan kembali pada biaya modal ini akan membingungkan ketika hal tersebut tidak terjadi. b. Dalam NPV diasumsikan bahwa biaya modal tetap sama selama umur investasi. c. NPV diukur dalam satuan moneter, sehingga akan sukar untuk menentukan bila terdapat dua NPV dari investasi yang berbeda dan kita harus memilih salah satunya. d. Profitability Index (PI) Profitability Index adalah perbandingan present value dari net cash flow (proceed) dengan initial outlays. PI = PV of proced Initial Outlays Atau dengan rumus, PI = n ∑ 1 Pt (1 + i ) t IO 21 Dimana: Pt = Net cashflow (proceed) pada tahun ke t i = tingkat diskonto n = lama periode invetasi IO = Initial Outlays Pengambilan keputusan dari kriteria Profitability Index adalah apabila Profitability Index lebih besar dari 1, maka usulan inveastasi akan diterima dan dilaksanakan. Sedangkan apabila nilai Profitability Index kurang dari 1, maka usulan investasi ditolak. Metode Profitability Index mempunyai beberapa kelebihan antara lain: a) Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan. b) Memperhatikan nilai waktu uang. c) Konsisten dengan tujuan perusahaan, yaitu maksimumkan kekayaan pemegang saham. Metode Profitability Index mempunyai beberapa kelemahan antara lain: a) PI diasumsikan biaya modal tetap selama umur investasi. b) Dapat memberikan panduan dan pilihan yang salah pada proyek-proyek yang mutually exclusive (pilihan yang satu meniadakan pilihan yang lain) yang memilik unsur ekonomis dan skala investasi yang berbeda. 22 e. Internal Rate of Return (IRR) Internat Rate of Return merupakan alat untuk mengukur tingkat bunga yang diperoleh perusahaan dari investasi yang dilakukan perusahaan tersebut. Internat Rate of Return dapat dicari dengan sistem coba-coba atau trial dan error yaitu dengan mencari NPV pada tingkat diskonto yang kita sukai. Apabila tingkat diskonto yang kita pilih menghasilkan NPV positif, maka IRR yang dicari diatas tingkat diskonto tersebut, sehingga harus diambil tingkat diskonto yang lebih besar. Sebalinya NPV negatif maka IRR berada dibawah tingkat diskonto tersebut, sehingga uji coba harus dilakukan beberapa kali. IRR = IR1 − NPV1 IR 2 − IR1 NPV2 − NPV1 Dimana: IRR = Internal Rate of Return yang akan dicari IR1 = Internal Rate (tingkat bunga) untuk penetapan ke-1 IR2 = Internal Rate (tingkat bunga) untuk penetapan ke-2 NPV1 = NPV dari hasil IR1 NPV2 = NPV dari hasil IR2 Untuk pengambilan keputusan, apabila nilai IRR lebih besar dari biaya modal yang diharapkan, maka investasi diterima, sebaliknya apabila nilai IRR lebih kecil dari biaya yang diharapkan maka investasi ditolak. 23 Metode IRR mempunyai kelebihan antara lain: a. Memperhatikan nilai waktu dari uang. b. Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan. c. Hasilnya dalam persentasi, sehingga pengambilan keputusan dapat membuat perkiraan bila r (discount rate) sulit diketahui. Metode IRR mempunyai kelemahan antara lain: a. Perhitungan lebih sulit bila tidak menggunakan komputer, karena harus dicoba-coba (trial and error). b. Tidak membedakan proyek yang mempunyai perbedaan ukuran dan keadaan investasi. c. Dapat menghasilkan IRR ganda atau tidak menghasilkan IRR sama sekali. 3. Aliran Kas a. Pengertian Aliran Kas Dalam menganalisis kelayakan suatu keputusan investasi, arus kas ini menduduki tempat yang sangat penting, karena kelayakan sebuah usulan rencana investasi diukur pada nilai sekarang arus kasnya. Secara sederhana, jika nilai sekarang harus masuk lebih besar daripada nilai sekarang arus kas keluar, maka rencana investasi itu dari sudut aspek finansialnya adalah layak dilaksanakan, demikian pula jika terjadi sebaliknya, maka rencana investasi tersebut itu tidak layak dilaksanakan. Manfaat (benefit) dari investasi yang diterima di masa mendatang juga 24 dinyatakan dalam bentuk arus kas, bukan dalam bentuk laba akuntansi. Selain itu, aliran kas ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali invetasi yang telah dikeluarkan, membayar deviden kepada para pemegang saham dan investasi kembali di masa yang akan datang. Menurut Kasmir (2003:146) arus kas adalah: “Jumlah uang yang masuk dan keluar perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut”. Berbagai cara penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran kas karena untuk dapat menghasilkan keuntungan tambahan kita harus mempunyai kas untuk ditangani kembali. Menurut Murdifin (2002:60) aliran kas dapat dirumuskan sebagai berikut: Bunga (interest) dikenakan pada saat penghitungan proceed apabila modal yang dipakai untuk melakukan investasi adalah menggunakan modal pinjaman. Apabila investasi dilakukan menggunakan modal sendiri, maka pada penghitungan proceed hanya dijumlahkan antara EAT dan depresiasi saja. Menurut Bambang (1995:122) setiap usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam aliran kas yaitu: 1. Aliran kas keluar netto (Net Outflow of Cash) Yaitu yang diperlukan untuk investasi baru. 2. Aliran kas masuk netto tahunan (Net Annual Inflow of Cash) 25 Yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang ini sering pula disebut net cash proceed atau cukup dikenal dengan istilah proceed. b. Penggolongan Aliran Kas Menurut Sutrisno (1997:150) aliran kas yang berhubungan dengan suatu keputusan investasi bisa dikelompokkan dalam tiga macam aliran kas yaitu: a. Initial Cash Flow Adalah aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan investasi seperti pengeluaran kas untuk pembelian tanah, pembangunan pabrik, pembelian mesin, pembelian alat-alat lain, pembelian kendaraan dan pengeluaran kas lain dalam rangka mendapatkan aktiva tetap. Initial cash flow biasanya dikeluarkan pada saat awal pendirian suatu proyek investasi. b. Operational Cash Flow Operational cash flow merupakan aliran kas yang akan dipergunakan untuk menutup investasi. Operational cash flow biasanya diterima setiap tahun selama usia investasi dan berupa aliran kas besih. c. Terminal Cash Flow Terminal Cash Flow merupakan aliran kas yang diterima sebagai akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi. Apabila proyek investasi habis umur ekonomisnya, biasanya masih ada penerimaan kas, misalnya dari penggunaan aktiva tetap yang masih bisa digunakan, 26 juga dana yang digunakan sebagai modal kerja. Oleh karena itu, yang termasuk dalam kelompok terminal cash flow adalah nilai residu dan depresiasi. 4. Biaya Modal Biaya modal dapat menentukan besarnya biaya riil penggunaan modal dari masing-masing sumber dana untuk kemudian menentukan biaya modal rata-rata dari keseluruhan dana yang digunakan di dalam perusahaan. Biaya penggunaan modal dari sumber dana adalah sama dengan discount rate yang dapat menjadikan nilai sekarang (present value) dari dana netto yang diterima perusahaan dan dari semua dana yang harus dibayarkan karena penggunaan dana tersebut beserta pelunasannya. Perhitungan biaya penggunaan modal dapat didasarkan atas perhitungan sebelum pajak atau perhitungan sesudah pajak. Pada umumnya digunakan perhitungan atas dasar sesudah pajak. Biaya modal merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan modal dana dari beberapa sumber dana yang tersedia. Biaya modal rata-rata digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolak suatu usul investasi yaitu dengan membandingkan rate of return dari usul investasi tersebut dengan cost of capital. Menurut Agus (1998: 217) pengertian biaya modal adalah: “Biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayarkan untuk mendapatkan modal yang baik, yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan”. Sedangkan menurut Weston dan Copeland (1996: 58) komponen 27 modal adalah pos-pos yang terdapat disisi kanan neraca dan terdiri atas berbagai jenis hutang, saham preferen dan saham biasa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa biaya modal merupakan segala macam biaya yang harus dikeluarkan atau dibayarkan untuk membiayai investasi perusahaan. Menurut Suad (1996:309) perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang dengan adanya pajak dapat dirumuskan sebagai berikut: V = B+S ⎡B⎤ ⎡S⎤ Ko = Ke ⎢ ⎥ + Kd (1 − t) ⎢ ⎥ ⎣V⎦ ⎣V⎦ Atau dapat pula dengan menggunakan rumus: Ko = O (1 − t) V Dimana: Ko = Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) Kd = Biaya hutang (cost of debt) Ke = Biaya modal sendiri (cost of equity) V = Nilai perusahaan B = Nilai hutang S = Nilai modal sendiri O = Laba operasi t = Tarif pajak 28 5. Peramalan Penjualan a. Pengertian Peramalan Penjualan Menurut Kasmir (2003:81) pengertian peramalan adalah: “Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang pada saat sekarang”. Dengan demikian, pengertian peramalan penjualan adalah suatu cara mengukur atau menaksir keadaan penjualan di masa mendatang yang dilakukan pada saat sekarang. Pengukuran tersebut dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran secara kuantitatif biasanya menggunakan metode statistik dan matematika, sedangkan pengukuran secara kualitatif biasanya menggunakan judgement (pendapat). Peramalan dapat dilakukan dengan mengumpulkan, menggunakan dan menganalisa data-data historis. Data dan informasi masa lalu merupakan perilaku yang terjadi dimasa lalu dengan berbagai kondisi pada saat itu. dengan demikian, kondisi tersebut dapat dijadikan acuan bagi kondisi sekarang dan dimasa yang akan datang. Selain itu, kondisi ini juga dapat dijadikan alat untuk melaksanakan peramalan mengenai kemungkinan-kemungkinan kejadian dimasa mendatang dengan asumsiasumsi tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena masa yang akan datang adalah penuh dengan ketidakpastian. b. Metode-metode Peramalan Penjualan Menurut Gunawan (2003:148) secara sisteatis, teknik-teknik atau metode-metode peralaman dikelompokkan dikelompokkan menjadi dua 29 yaitu peramalan berdasarkan pendapatan dan peramalan berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Peramalan berdasarkan pendapat (Judgement Method) Biasanya digunakan untuk menyusun peramalan penjualan maupun peramalan bisnis pada umumnya dan biasanya terdapat unsur subyektifitas. Sumber pendapat-pendapat yang dipakai sebagai dasar melalukan peramalan adalah pendapat salesman, pendapat sales manajer, pendapat para ahli, survey konsumen. b. Peramalan berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik Pada metode statistik ini perhitungan lebih didasarkan pada data obyektif bagi yang bersifat mikro maupun makro, dilakukan dengan analisa trend. Trend adalah gerakan yang berjangka panjang seolaholah alur ombak cenderung untuk menuju kesatu arah, menaik atau menurun. Penerapan garis tren dapat dilakukan dengan cara: 1. Penerapan garis trend secara bebas Dapat dikatakan bahwa penerapan garis trend secara bebas merupakan suatu cara penerapan garis trend tanpa menggunakan rumus matematika. 2. Penerapan garis trend dengan setengah rata-rata Pada metode setengah rata-rata ini sudah mulai digunakan perhitungan. Unsur subyektifitas sudah dihilangkan. 30 3. Penerapan garis trend secara sistematis Ada dua teknik dalam metode matematis ini yang umum digunakan untuk menggambarkan garis trend yaitu: a. Metode Moment 1) a + bX 2) ∑ Y = n.a + b ∑ X 3) ∑ XY = a. ∑ X + b. ∑ X2 b. Metode Least Square Rumus yang digunakan: I. a = II. b = ∑Y n ∑ XY XY 2 6. Metode Depresiasi Aktiva tetap yang disusutkan antara lain bangunan, peralatan, mesin, dan benda berat lainnya. Setiap aktiva tetap yang dibeli pasti memiliki masa pakai yang terbatas. Biasanya masa pakai itu lebih dari satu tahun, namun dari waktu ke waktu daya guna atau manfaatnya terus menurun dan pembayaran pajak perusahaan tidak diperkenankan melaporkan biaya aktiva (harga pembelian) itu untuk mengurangi setoran pajak pada tahun pembelian. Namun dari perjalanan pemakaiannya, 31 sebagian atau sedikit demi sedikit biaya aktiva itu boleh disebutkan untuk mengurangi pajak. Bila masa pakainya katakanlah 8 tahun maka dari tahun ke 2 hingga tahun ke 10 secara mencicil harga pembelian itu boleh dilaporkan sebagai pengurang pajak. Pelaporan sebagian biaya atau harga beli aktiva itu sering dengan kegunaannya itulah disebut depresiasi atau penyusutan. Menurut Weston dan Copeland (1992:121) penyusutan terbagi dalam beberapa metode yaitu: a. Straight Line Depreciation (Metode garis lurus) Yaitu proses alokasi biaya dari aktiva tetap yang dihitung sesuai dengan proses berlakunya waktu, sehingga jumlah biaya dipresiasi periodik selalu sama besar sepanjang umur aktiva yang bersangkutan. Rumus: D = C − S n Dimana: D = Biaya depresiasi satu periode C = Harga perolehan aktiva tetap S = Taksiran nilai sisa n = Taksiran umur dalam tahun Metode ini banyak dipakai dalam praktek, karena dianggap paling mudah dan sederhana dalam pelaksanannya. 32 b. Sum of The Years Digits Method (Metode jumlah angka tahun) Yaitu proses alokasi untuk memperoleh depriasiasi yang semakin menurun jumlahnya dengan menggunakan angka penimbang terhadap bagian depresiasi yang dihitung pada setiap tahun. Rumus: D = n ( n +1) 2 Dimana: D = Biaya depresiasi n = Taksiran umur dalam tahun Misalkan aktiva tetap berumur lima tahun maka angka penimbang adalah sebesar: D = 5 ( 5 +1) = 15 2 Pembilangnya: 5, 4, 3, 2, 1. Sehingga angka penimbangnya adalah: 5/15, 4/15, 3/15, 2/15, 1/15. c. Metode Saldo Menurun Yaitu suatu metode depresiasi yang jumlahnya semakin menurun dengan membebankan tariff persentasi dari nilai buku yang menurun sehingga akhir tahun penggunaan nilai buku sama dengan nilai sisa. Rumus yang digunakan: 33 R = 1− n S c Dimana: R = tariff depresiasi n = taksiran umur aktiva tetap dalam tahun S = taksiran nilai sisa C = harga perolehan aktiva tetap d. Metode Unit Prodiksi Yaitu metode dimana terdapat biaya yang dapat disusutkan (harga peroleh dikurangi nilai sisa), dibagi dengan perkiraan mesin, sehingga diperoleh taris penyusutan per jam. Dengan menggunakan metode unit produksi, beban penyusutan tidak dapat diperkirakan dengan tepat sebelumnya. Perusahaan menggunakan jam mesin dan kemudian menghitung beban penyusutan. B. Kerangka Berpikir Salah satu cata mengalokasikan dana yang dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan suatu investasi. Investasi yang akan dilakukan dianalisis melihat keadaan cash flow (aliran kas) pada perusahaan tersebut. Kemudian dilakukan penilaian investasi dengan menggunakan metode-metode yang telah ditentukan yaitu metode Payback Period, Net Present Value, Profitability Index, 34 dan Internal Rate of Return. Jika memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka investasi layak untuk dijalankan, namun jika tidak memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka harus dilakukan analisis ulang terhadap aliran kas perusahaan. PT. Intermasa melakukan investasi pada aktiva tetap yaitu mesin Varnis. Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir ini dapat dijabarkan dalam gambar berikut: INVESTASI Cash flow / proceed Penilaian Investasi: • PP • NPV • PI • IRR Tidak Apakah layak untuk dilaksanakan atau tidak? Ya Investasi diterima Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam rangka penyusunan skripsi dan untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis melakukan riset dan penelitian pada PT. Intermasa yang berlokasi di Jalan Kepu nomor 42 Pegangsaan II Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Timur, sedangkan waktu penelitian yang dilakukan adalah bulan Desember 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Adapun pelaksanaannya dilakukan pada waktu jam kerja. B. Jenis dan Sumber Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dan kualitatif. Menurut Kuncoro (2003: 124) data kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numerik (angka), sedangkan data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan kedua data tersebut, karena ada yang diambil adalah berbentuk angka dan uraian perusahaan. Berdasarkan sumbernya, terdapat dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Kuncoro (2003:127) data primer adalah data yang diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. Sedangka data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada 36 masyarakat pengguna data. Dengan demikian, ini menggunakan sumber data sekunder, Karena data yang diperoleh sudah dioleh oleh lembaga perusahaan tersebut. C. Metode Pengumpul Data Menurut Iqbal (2002:83) pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristikkarakteristik sebagian maupun seluruh elemen populasi yang menunjang dan mendukung penelitian. Dalam menunjang kegiatan pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode riset lapangan (field research) dimana penulis secara langsung mendatangi perusahaan untuk mengadakan wawancara (interview) dengan bagian keuangan PT. Intermasa guna melengkapi data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas pada penlitian ini. D. Teknik Analisis Data Dalam menilai menguntungkan atau tidaknya suatu investasi yang akan dipakai untuk pengambilan keputusan investasi, ada beberapa kriteria yang digunakan. Menurut Indriyo (1992:136) pada dasarnya kriteria penilaian investasi dapat digolongkan menjadi dua (2) golongan yaitu: a. Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan atau income adalah Average Rate of Return/Accounting Rate of Return (ARR) atau tingkat hasil pengembalian rata-rata. ARR menunjukkan keuntungan 37 b. Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep cash flow (arus kas) dapat dirinci: 1. Konsep cas flow yang tidak memperhatikan nilai waktu uang atau faktor diskonto (non discounted cash flow) yaitu metode Payback Period. 2. Konsep cash flow yang memperhatikan nilai waktu uang atau faktor diskonto (discounted cash flow) antara lain: 1. Nilai bersih sekarang / Net Present Value (NPV). 2. Indeks keuntungan / Profitability Index (PI) 3. Tingkat hasil pengembalian internal / Internal Rate Of Return (IRR) Menurut Sedarmayanti (2002:106) yang dimaksud dengan analisis data adalah proses memilih data dari beberapa sumber maupun permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Sedangkan tujuan dari analisis data adalah untuk membatasi penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur dan tersusun yang mudah dipahami. Teknik analisis data yang digunakan dalam perhitungan analisis investasi ini adalah menggunakan 4 metode penilaian investasi yaitu: Payback Period, Net Present value, Profitability Index, dan Internal Rate of Return. Untuk mengolah data yang dikumpulkan, maka digunakan teknik: 38 1. Untuk peramalan penjualan dengan metode moment, menurut Gunawan (2003-148) rumusannya adalah: I. Y = a + bX II. ∑ Y = n.a + b ∑ X III. ∑ XY = a. ∑ X + b. ∑ X2 Rumusan II dan III digunakan untuk menghitung nilai a dan b yang akan digunakan sebagai dasar penerapan garis linear atau garis trend. Sedangkan rumus I merupakan persamaan garis trend, dimana y adalah penjumlahan pada masa lalu dan x adalah interval moment (misalnya: 0, 1, 2, 3, 4). 2. Menghitung depresiasi yang terjadi perusahaan menggunakan metode garis lurus (straight line method), yaitu proses alokasi biaya dari aktiva tetap yang dihitung sesuai dengan proses berlakunya waktu. Jumlah biaya depresiasi periode selalu sama besar sepanjang aktiva yang bersangkutan. Menurut Weston dan Copeland (1992:121) rumus metode garis lurus: D = C − S n Dimana: D = Biaya depresiasi satu periode C = Harga perolehan aktiva tetap S = Taksiran nilai sisa n = Taksiran umur dalam tahun 39 3. Menghitung aliran kas masuk bersih (proceed) Aliran kas merupakan penerimaan yang dihasilkan oleh operasi bisnis dalam periode tertentu, diperoleh dengan laba bersih dengan depresiasi serta bunga sesudah pajak. Dengan demikian, menurut Murdifin (2002:60) aliran kas dapat dirumuskan dengan persamaan berikut: Proceed = laba bersih + Depresiasi + (1-tax) bunga 4. Menghitung biaya modal Suad Husnan (1996:209) Biaya penggunaan modal dari sumber dana sama dengan discount rate yang dapat menjadikan nilai sekarang. Ko = WACC = O (1 − t ) V V (nilai perusahaan) dapat dicari dengan rumus: V=B+S Dimana: O = Laba operasi t = Tarif pajak V = Nilai perusahaan B = Nilai hutang S = Nilai modal sendiri 40 5. Menghitung metode penilaian investasi Menurut Indriyo (1992:137) rumus yang digunakan untuk menghitung penilaian investasi sebagai berikut: a. Payback Period (PP) Apabila investasi akan dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian payback period, maka sebelumnya ditetapkan terlebih dahulu payback period maksimum atau target payback period untuk pendamping dengan payback period investasi yang akan dilaksanakan. Kemudian untuk pengambilan keputusan, maka diperbandingkan antara payback period maksimum yang ditetapkan dengan payback period investasi yang akan dilaksanakan. b. Net Preset Value (NPV) Langkah-langkah perhitungan dalam menghitung net present value adalah sebagai berikut: • Menghitung cash flow yang diharapkan dari investasi yang akan dilaksanakan. • Mencari nilai sekarang (present value) dari cash flow dengan mengalikan tingkat diskonto (discount rate) tertentu yang ditetapkan. • Kemudian jumlah present value dari proceed selama umur investasi dikurang dengan nilai investasi awal (initial outlays) sehingga menghasilkan net present value (NPV). 41 Rumus yang digunakan adalah; NPV = PV of Proceed – Initial Outlays Atau dengan menggunakan formulasi sebagai berikut: n NPV = ∑ 1 Pt − IO (1 + i ) t Dimana: = net cashflow (proceed) pada tahun ke t Pt i = tingkat diskonto n = lama periode invetasi IO = Initial Outlays atau pengeluaran mula-mula c. Profitability Index (PI) Profitability Index (PI) adalah perbandingan dari present value dari proceed dengan initial outlays. Rumusnya adalah: PI = PV of proced Initial Outlays Atau dengan rumus, PI = n ∑ 1 Pt (1 + i ) t IO 42 Dimana: Pt = Net cashflow (proceed) pada tahun ke t i = tingkat diskonto n = lama periode invetasi IO = Initial Outlays atau pengeluran mula-mula d. Internal Rate of Return Untuk menentukan Internal Rate of Return dapat dicari dengan system coba-coba (trial and error) yaitu dengan mencari NPV pada discount rate yang sesuai. Rumus yang dipergunakan adalah: IRR = IR1 − NPV1 (IR 2 − IR1 ) (NPV2 − NPV1 ) Dimana: IRR = Internal Rate of Return yang akan dicari IR1 = Internal Rate (tingkat bunga) untuk penetapan ke-1 IR2 = Internal Rate (tingkat bunga) untuk penetapan ke-2 NPV1 = NPV dari hasil IR1 NPV2 = NPV dari hasil IR2 43 BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Intermasa berdiri pada tanggal 23 Juni 1972, dengan dasar suatu upaya yang mulia dari kalangan penerbit yang telah berkiprah semenjak awal kemerdekaan untuk mempunyai suatu industri offset modern yang belum ada di Indonesia pada saat itu. Dengan adanya program lunak dari negara-negara maju dalam program I.G.G.I yang pertama, dibentuklah suatu usaha patungan modal asing dibidang percetakan offset yang modern di Indonesia. Sebagai industri baru dan merupakan proyek pertama percetakan di nusantara, PT. Intermasa langsung tumbuh menjadi perusahaan percetakan terbesar di tahun 1974. Adapun bisnis utama dari PT. Intermasa adalah: 1. Penerbitan, meliputi penerbitan buku sekolah, buku agama, buku pariwisata, buku umum, dan lain-lain. 2. Percetakan, meliputi percetakkan unit desain grafis dan separasi film, serta percetakan offset dengan penjilidan buku mewah. Sedangkan jasa layanan satu atap PT. Intermasa adalah sebagai berikut: 1. Jasa pra cetak, meliputi: jasa desain grafis, jasa scanning dan lay out, serta jasa output film separasi. 2. Jasa percetakan, meliputi: - Jasa cetak offset tanpa jilid satu warna dan full colour untuk poster, leaflet, kalender, dan lain-lain. 44 - Jasa cetak untuk buku dan majalah, baik B/W (Hitam/Putih) maupun full colour yang berkualitas. 3. Jasa cetak offset sampai dengan dua warna dengan mesin Web. Jasa penjilidan, meliputi: - Jilid buku tipis, contoh: buku dan majalah. - Jilid buku tebal, contoh: buku telepon dan directory. - Jilid buku mewah (hard cover book), contoh: ensiklopedi dan diary. Dalam suatu perusahaan sangat diperlukan adanya satu struktur organisasi. Struktur oraganisasi sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan mendelegasikan tersebut. kekuasannya Pimpinan kepada tertininggi beberapa staf perusahaan yang tingkat kepangkatannya mencakup wewenang dan tanggung jawab, kemudian selanjutnya staf-staf tersebut membawahi beberapa pegawai yang lebih rendah. PT. Intermasa dipimpin langsung oleh Presiden Direktur yang membawahi direksi yang terdiri atas 3 (tiga) direktur, yaitu Direktur Produksi, Direktur Pemasaran dan Direktur Administrasi. Adapun setiap unit dari struktur organisasi yang terdapat pada PT. Intermasa antara lain: 1. Divisi Pra-cetak Kepala Divisi Pra-cetak bertanggungjawab kepada Direktur Produksi dalam hal mengatur dan mengendalikan divisinya. Bagian Produksi Pra-cetak bertanggung jawab kepada kepala Divisi Pracetak dalam hal pengolahan dan jasa Pra-cetak. 45 2. Divisi Percetakan Kepala Divisi Percetakan bertanggung jawab kepada Direktur Produksi dalam hal mengatur dan mengendalikan divisinya. Bagian Produksi Divisi Percetakan bertanggung jawab kepada Kepala Divisi Percetakan dalam hal pengolahan dan jasa percetakan. 3. Divisi Penyelesaian Kepala Divisi Penyelesaian bertanggung jawab kepada Direktur Produksi dalam hal mengatur dan mengendalikan divisinya. 4. Estimator, Sekretaris dan Divisi penjualan Estimator, Sekretaris dan Divisi penjualan bertanggung jawab kepada Direktur Pemasaran. 5. Administrasi Keuangan dan Umum Manajer Administrasi Keuangan dan Umum bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan dalam hal mengatur dan mengendalikan bagian Administrasi Keuangan dan Umum. a. Keuangan Kepala keuangan bertanggung jawab kepada Manajer Administrasi Keuangan dan umum dalam hal masalah keuangan. - Pajak Bagian Pajak bertanggung jawab kepada Kepala Keuangan dalam hal administrasi perpajakan dimana setiap bulannya membuat laporan mengenai masalah perpajakan antara lain PPN, PPH No. 21, 23, dan 25. 46 - Penagihan Bagian penagihan bertanggung jawab kepada Kepala Keuangan dalam hal pengelolaan tagihan dari pelanggan dan setiap bulannya melaporkan hasil-hasil dari tagihan tersebut. b. Pembukuan Kepala Pembukuan bertanggung jawab kepada Manajer Administrasi Keuangan dan Umum dalam hal mengatur dan mengelola pembukuan, membuat laporan keuangan setiap bulannya baik asuransi umum ataupun akuntansi biaya. - Akuntansi Umum Bagian Akuntansi Umum bertanggung jawab kepada Kepala Pembukuan dalam hal pengelolaan dan akuntansi umum. - Akuntansi Biaya Bagian Akuntansi Biaya bertanggung jawab kepada Kepala Pembukuan dalam hal pengelolaan dan akuntansi biaya. c. Personalia Kepala Personalia bertanggung jawab kepada Manajer Administrasi Keuangan dan Umum dalam hal pengelolaan administrasi kepegawaian antara lain Laporan Gaji, Astek (Asuransi Tenaga Kerja). - Satpam Satpam bertanggung jawab kepada Kepala Personalia dalam hal keamanan di lingkungan perusahaan. 47 - Umum Bagian Umum bertanggung jawab kepada Kepala Personalia dalam hal kebersihan. Visi, Misi dan Kebijakan Startegic Plan merupakan jangka panjang (5 Years Plan) dan aktivitas tahunan (Acvity) serta kebijakan lain yang bersifat jangka panjang maupun yang dibuat oleh DIrektur berdasarkan referensi dari pihak internal maupun eksternal. Startegic Plan dibuat perusahaan dalam usaha mewujudkan keinginan serta menentukan arah bisnis selama kurun waktu tersebut, serta dijabarkan dan dikomunikasikan sampai tingkat yang relevan dan terkait. Visi dan Misi PT. Intermasa dilandasi komitmen bersama mulai dari jajaran direksi sampai dengan karyawan, visi dan misi PT. Intermasa akan ditinjau setiap tahun Visi “Menjadikan PT. Intermasa sebagai pelaku bisnis berstandar internasional” Misi 1. Meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi kepuasan pelanggan. 2. menerapkan system manajemen ISO 9001-2000 secara konsisten. 3. Membentuk karyawan yang professional dan team work yang solid. 4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara berkesinambungan. 48 Sebagai dasar keseluruhan aktivitas PT. Intermasa serta Komitmen seluruh personil yang ada untuk menjadikan PT. Intermasa menjadi pelaku bisnis berstandar internasional, maka dibuat kebijakan yang mencakup ke empat faktor yang telah disebutkan pada Quality Management System. Kebijakan tersebut dikomunikasikan keseluruhan karyawan melalui sarana yang ada, serta akan ditinjau ulang agar sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku dan terkait, minimal satu tahun sekali yang dibahas dalam Meeting Manajemen Review. B. Gambaran Data dan Pembahasan 1. Aliran Kas Investasi Untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan, selama ini PT. Intermasa memiliki 40 unit mesin. Karena penjualan yang terus meningkat, maka perusahaan merencanakan untuk membeli mesin baru. Perencanaan investasi yang dilakukan perusahaan dalam hal keputusan pembelian mesin Varnis harus melibatkan proyeksi-proyeksi pengeluaran yang terjadi di dalam kegiatan operasional perusahaan. Diperkirakan mesin Varnis tersebut mempunyai umum ekonomis enam tahun. Dari hasil penelitian, diperoleh beberapa data dari PT. Intermasa. Datadata tersebut antara lain terdiri dari: 1. Harga per unit mesin Varnis adalah Rp. 600.000.000,-. 2. Sumber pendanaan investasi berasal dari modal pinjaman sebesar Rp. 360.000.000,- berasal dari modal sendiri. 49 3. Investasi mesin Varnis tersebut diperkirakan mempunyai umur ekonomis sebesar 6 tahun. 4. Proyeksi R/L PT. Intermasa. 5. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode lurus (straight line method). Dalam perhitungan dipresiasi, perusahaan memperkirakan nilai sisa nol, karena mesin Varnis tersebut tidak layak digunakan lagi dan tidak bisa dijual sehingga disimpan di gudang barang bekas. Depresiasi = Total Investasi − Nilai Sisa Umur Ekonomis = Rp. 600.000.000,6 Tahun = Rp. 100.000.000,6. Peramalan penjualan dengan perhitungan penerapan garis trend secara matematis dengan metode moment. 7. Biaya operasional dan penyusutuan mesin Varnis selama umur ekonomis adalah sebagai berikut: a. Biaya Perawatan mesin sebesar Rp. 50.000.000,- per tahun untuk service mesin, perawatan rutin dan pembelian spare part. b. Biaya tak terduga sebesar Rp. 14.000.000,- per tahun untuk mengantisipasi hal-hal yang dapat menghambat kegiatan operasional mesin. c. Penyusutan untuk mesin tersebut sebesar RP. 100.000.000,- per tahun. Dengan demikian, total biaya operasional per tahun adalah: = Rp. 50.000.000,- + Rp. 14.000.000,- + Rp. 100.000.000,= Rp. 164.000.000,50 Berdasarkan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan sebelumnya, maka diperoleh data penjualan antara tahun 2004 sampai dengan 2010 sebagai berikut: Tabel 4.1 Penjualan Per Semester Tahun 2005-2010 (dalam ribuan) Semester Penjualan 1 Rp. 6.649.600 2 Rp. 9.974.400 3 Rp. 6.952.400 4 Rp. 10.428.600 5 Rp. 6.751.320 6 Rp. 10.126.980 7 Rp. 7.056.000 8 Rp. 10.584.000 9 Rp. 7.578.000 10 Rp. 11.367.000 11 Rp. 8.165.200 12 Rp. 12.247.800 Sumber: PT. Intermasa Setelah diketahui penjualan per semester yang diperoleh oleh PT. Intermasa selama tahun 2005-2010, maka dilakukan peramalan (forecasting) untuk menentukan penjualan tahun 2010-2015. 51 Tabel 4.2 Peramalan Penjualan Tahun 2005-2010 (dalam ribuah) Semester Penjualan (Y) X X2 1 6.649.600 0 0 0 2 9.974.400 1 1 9.974.400 3 6.952.400 2 4 13.904.800 4 10.428.600 3 9 31.285.800 5 6.751.320 4 16 27.005.280 6 10.126.980 5 25 50.634.900 7 7.056.000 6 36 42.336.000 8 10.584.000 7 49 74.088.000 9 7.578.000 8 64 60.624.000 10 11.367.000 9 81 102.303.000 11 8.165.200 10 100 81.652.800 12 12.247.800 11 121 134.725.800 Jumlah 107.881.300 Sumber: data yang diolah 66 506 628.533.980 XY Kemudian dilakukan perhitungan penerapan garis trend secara matematis dengan menggunakan metode moment. (I) Y = a + bX (II) ∑Y = n.a + b. ∑ X (III) ∑ XY = a. ∑ X + b. ∑ X2 52 Substitusi persamaan (II) dan (III) : 107.881.300 = 12a + 66b x 11 1.186.694.300 = 132a + 726b 628.533.980 = 12a + 506b x 2 = 132a + 1.012b 1.257.067.960 -70.373.660 ∑Y = -286 b b = -70.373.660 1286 b = 246.061,748 b = 246.062 = n.a + b. ∑ X 107.881.300 = 12a + 66b 107.881.300 = 12a + 66 (246.062) 107.881.300 = 12a _ 16.240.092 Y a = 107.881.300 – 16.240.092 12 a = 7.636.767,33 a = 7.636.767 = a + bX Y13 = 7.636.767 + 246.062 (12) = 10.589.511 Y14 = 7.636.767 + 246.062 (13) = 10.835.573 Y15 = 7.636.767 + 246.062 (14) = 11.081.635 Y16 = 7.636.767 + 246.062 (15) = 11.327.697 Y17 = 7.636.767 + 246.062 (16) = 11.573.759 Y18 = 7.636.767 + 246.062 (17) = 11.819.821 Y19 = 7.636.767 + 246.062 (18) = 12.065.883 Y20 = 7.636.767 + 246.062 (19) = 12.311.945 Y21 = 7.636.767 + 246.062 (20) = 12.558.007 53 Y22 = 7.636.767 + 246.062 (21) = 12.804.069 Y23 = 7.636.767 + 246.062 (22) = 13.050.131 Y24 = 7.636.767 + 246.062 (23) = 12.296.193 Untuk menghitung proceeds selama umur ekonomis mesin tersebut, maka peramalan penjualan diatas harus diubah terlebih dahulu dalam bentuk tahun. Y2010 = Y13 + Y14 = 10.589.511 + 10.835.573 Y2011 = Y15 + Y16 = 11.081.635 + 11.327.697 Y2012 = Y17 + = Y19 + = Y21 + = Y23 + = 24.377.828 Y22 = 12.558.007 + 12.804.069 Y2015 = 23.393.580 Y20 = 12.065.883 + 12.311.945 Y2014 = 22.409.332 Y18 = 11.573.759 + 11.819.821 Y2013 = 21.425.085 = 25.362.076 Y24 = 13.050.131 + 12.296.193 = 26.346.324 Untuk lebih jelasnya, data penjualan PT. Intermasa tahun 2010-2015 dari seluruh mesin maupun dari penjualan rata-rata per unit mesin dapat dilihat pada tabel 4.3 dan telah diketahui sebelumnya bahwa jumlah mesin yang ada di PT. Intermasa adalah sebanyak 40 unit. 54 Tabel 4.3 Penjualan PT. Intermasa Tahun 2010-2015 (dalam ribuan rupiah) Tahun Penjualan dari seluruh mesin Penjualan rata-rata per unit mesin 2010 21.425.084 535.627,1 2011 22.409.332 560.233,3 2012 23.393.580 584.839,5 2013 24.377.828 609.445,7 2014 25.362.076 634.051,9 26.346.324 658.658,1 2015 Sumber: data yang diolah Berdasarkan hasil peramalan yang dilakukan atas penjualan, dapat diketahui bahwa penjualan yang akan diterima perusahaan setiap tahunnya meningkat. Tabel 4.4 Perhitungan EAT Tahun 2010-2015 (dalam ribuan rupiah) Thn Penjualan per unit mesin Biaya Operasi -onal EBIT Bunga (18%) EBT Pajak (30%) EAT 2010 535.627,1 164.000 371.627,1 64.800 306.827,1 92.048,13 214.778,97 2011 560.233,3 164.000 396.233,3 64.800 331.433,3 99.429,99 232.003,31 2012 584.839,5 164.000 420.839,5 64.800 356.039,5 106.811,85 249.227,65 2013 609.445,7 164.000 445.445.7 64.800 380.645,7 114.193,71 266.451,99 2014 634.051,9 164.000 470.051,9 64.800 405.251,9 121.575,57 283.676,33 2015 658.658,1 164.000 494.658,1 64.800 429.858,1 128.957,43 300.900,67 Sumber: data yang diolah 55 Biaya operasional merupakan biaya yang bersifat variabel (berubahubah). Untuk mempermudah perhitungan dipakai rata-rata biaya operasional untuk 6 tahun yang akan datang sehingga diasumsikan biaya operasional tetap setiap tahunnya. Selanjutnya dari EAT tersebut diperhitungkan aliran kas masuk (proceeds) investasi mesin dengan menggunakan rumus: Proceeds = EAT + Depresiasi + Bunga ( 1 – Tax ) Tabel 4.5 Perhitungan Proceeds Tahun 2010-2015 (dalam ribuan rupiah) Tahun EAT Depresiasi Bunga ( 1-Tax ) Proceeds 2010 214.778,97 100.000 64.800 ( 1 – 0.3 ) 360.138,97 2011 232.003,31 100.000 64.800 ( 1 – 0.3 ) 377.363,31 2012 249.227,65 100.000 64.800 ( 1 – 0.3 ) 394.587,65 2013 266.451,99 100.000 64.800 ( 1 – 0.3 ) 411.811,99 2014 283.676,33 100.000 64.800 ( 1 – 0.3 ) 429.036,33 2015 300.900,67 100.000 64.800 ( 1 – 0.3 ) 446.260,67 Sumber: data yang diolah 56 Perhitungan biaya rata-rata tertimbang: Ko = WACC = = O (1 − t) V Rp. 4.429.500.000,- (1 − 30%) Rp. 8.459.000.000,- = 0,3665 = 36,65% V =B+S = Rp. 3.252.000.000,- + RP. 5.207.000.000,= Rp. 8.459.000.000,- 2. Kriteria Penilaian Investasi Kriteria yang digunakan dalam penilaian kelayakan investasi pada penelitian ini terdiri dari 4 (empat) metode: a. Payback Period (PP) Payback period (PP) menunjukkan periode waktu yang diperoleh untuk menutup kembali uang yang telah diinvestasikan dengan hasil yang akan diperoleh (net cash flow) dari investasi tersebut. Metode ini dimaksudkan untuk mengukur kecepatan suatu investasi dapat ditutup dengan net cash flow dari hasil investasi tersebut. Investasi = Rp. 600.000.000,- Proceeds 1 = Rp. 360.138.970,- Sisa Investasi = Rp. 239.861.030,- Proceeds 2 = Rp. 377.363.310,- 57 PP = 1 tahun + Rp. 239.861.030,− x 12 bulan Rp. 377.363.310,− = 1 tahun 7 bulan 19 hari Payback period (PP) yang dihasilkan adalah sebesar 1 tahun, 7 bulan, 19 hari. Karena nilai tersebut lebih kecil dari umur ekonomis mesin yaitu 6 tahun, maka investasi tersebut layak untuk dilaksanakan. b. Net Present Value (NPV) Besarnya NPV dapat ditentukan dengan menghitung present value dari proceeds dengan discount rate, kemudian jumlah dari seluruh present value yang telah dijumlah dikurangi dengan present value dari total investasi. Tabel 4.6 Perhitungan NPV dengan DF=36,65% (dalam ribuan rupiah) Proceeds Tahun (Aliran Kas DF=36,65% Besih) 2010 360.138,97 0,7318 2011 377.363,31 0,5355 2012 394.587,65 0,3919 2013 411.811,99 0,2868 2014 429.036,33 0,2099 2015 446.260,67 0,1536 Total PV Proceeds PV Investasi (Outlays) NPV (+) Sumber: data yang diolah PV Proceeds 263.549,70 202.078,05 154.638,90 118.107,68 90.054,73 68.545,64 896.974,70 (600.00) 296.974,70 58 NPV yang dihasilkan dengan tingkat suku bunga 36,65% adalah sebesar Rp. 296.974.700,-. Karena nilai tersebut bernilai positif, maka investasi tersebut layak untuk dilaksanakan. c. Profitability Index (PI Profitability index merupakan rasio jumlah penerimaan bersih atau PV Proceeds dengan nilai sekarang pengeluaran investasi atau PV Outlays selama umur ekonomis. Adapun perhitungan Profitability Index adalah sebagai berikut: PI = = PV Proceeds PV Outlays Rp. 896.974.700,Rp. 600.000.000,- = 1,49 Dari perhitungan di atas diperoleh Profitability Index (PI) sebesar 1,49. Hal ini berarti investasi layak untuk dilaksanakan karena berada di atas standar minimum sebesar 1. d. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat bunga yang diperoleh perusahaan dari investasi. Langkah pertama adalah mencari tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif. Setelah mendapatkan nilai NPV positif maka dilakukan kembali perhitungan untuk 59 mendapatkan nilai NPV negatif dengan menggunakan cara trial dan error. Selanjutnya dilakukan perhitungan interpolasi agar memperoleh nilai NPV negatif dengan melakukan beberapa kali perhitungan dengan tingkat bunga tertentu. Tabel 4.7 Perhitungan NPV dengan DF=60% (dalam ribuan rupiah) Tahun Proceeds (Aliran Kas Besih) DF=60% 2010 360.138,97 0,6250 225.086,86 2011 377.363,31 0,3906 147.398,11 2012 394.587,65 0,2441 96.318,85 2013 411.811,99 0,1526 62.842,51 2014 429.036,33 0,0954 40.930,07 2015 446.260,67 0,0596 26.597,14 Total PV Proceeds PV Investasi (Outlays) NPV (+) PV Proceeds 599.173,54 (600.00) 826,46 Sumber: data yang diolah Setelah dilakukan perhitungan dengan DF = 60% maka diketahui NPV (-) terkecil adalah Rp. 826.460. kemudian dilakukan kembali perhitungan untuk mendapatkan NPV (+) terkecil dengan DF =59% dan diketahui bahwa NPV (+) terkecil adalah Rp. 8.201.290,-. Hal tersebut dilihat pada tabel 4.9. 60 Tabel 4.8 Perhitungan NPV dengan DF=59% (dalam ribuan rupiah) Tahun Proceeds (Aliran Kas Besih) DF=59% 2010 14.990.158,8 0,6289 226.491,40 2011 15.679.132,4 0,3955 149.247,19 2012 16.368.106 0,2488 98.173,41 2013 17.057.079,6 0,1565 64.448,58 2014 17.746.053,2 0,0984 42.217,17 2015 18.435.026,8 0,0619 27.623,54 Total PV Proceeds PV Proceeds 608.201,29 PV Investasi (Outlays) (600.00) NPV (+) 8.201,29 Sumber: data yang diolah Dengan data yang sama, sebelumnya diperoleh NPV positif yang dianggap sebagai NPV 1 sebesar Rp. 296.974.700,- dengan tingkat discount factor 36,65%. Selanjutnya dengan cara trial dan error ditentukan besarnya tingkat discount factor yang menghasilkan NPV negatif yang dianggap sebagai NPV 2 dan dalam perhitungan ini diperoleh tingkat discount factor 60%. Sedangkan untuk mencari besarnya IRR dapat ditentukan dengan cara menginterpolasi hasil NPV positif berdasarkan tingkat discount factor 36,65% dengan NPV negatif dengan tingkat discount factor 60%. 61 IRR = IR1 – NPV1 (IR2 − IR1) NPV2 − NPV1 = 36,65% - Rp. 296.974.700 (60% - 36,65%) − 826.400 - 296.974.700 = 36,65% - Rp. 296.974.700 (60% - 36,65%) (296.148.300) = 36,65% + 23,41% = 60,06% Hasil perhitungan IRR yang diperoleh sebesar 60,06%. Hal ini menunjukkan bahwa investasi tersebut dinilai layak karena nilai IRR lebih besar dari suku bunga 36,65%. Hasil perhitungan dari keempat metode penilaian envestasi yaitu berupa pembelian mesin Varnis tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.9 Rekapitulasi Penilaian Pembelian Mesin Varnis PT. Intermasa Metode Hasil Yang DIperoleh Standar Minimum Kesimpulan PP 1 tahun, 7 bulan, 18 hari 6 tahun Layak NPV Rp. 296.974.700 Positif Layak PI 1,49 >1 Layak > 36,65% Layak 60,06% IRR Sumber: data yang diolah 62 Berdasarkan tabel 4.90 di atas, maka investasi pembelian mesin Varnis yang akan dilaksanakan oleh PT. Intermasa dikatakan layak untuk dilaksanakan ditinjau dari aspek keuangan, karena hasil penilaian tersebut memenuhi standar minimum investasi. Dengan kata lain, dapat dikatakan juga bahwa investasi pembelian mesin Varnis tersebut layak untuk dijalankan karena dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan setiap tahunnya dimasa yang akan datang. 63 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan atas analisis penganggaran modal terhadap kelayakan investasi berupa pembelian mesin Varnis pada PT. Intermasa, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pendapatan kotor yang diterima PT. Intermasa untuk tahun 2010-2015 diperoleh dengan didasarkan menggunakan forecasting (peramalan) yang pada data histories tahun 2005-2010. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan metode moment, diperoleh penjualan untuk tahun 2010 sebesar Rp. 21.425.084.000,tahun 2011 sebesar Rp. 22.409.332.000,-, tahun 2012 sebesar Rp. 23.393.580.00,-, tahun 2013 sebesar Rp. 24.377.828.000,- tahun 2014 sebesar Rp. 25.362.076.000,- dan tahun 2015 sebesar Rp. 26.346.324.000,-. Dengan demikian, dapat diketahui pula bahwa aliran kas bersih (proceed) untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp. 14.990.158.800,-, tahun 2011 sebesar Rp. 15.679.132.400,-, tahun 2012 sebesar Rp. 16.368.106.00,- tahun 2013 sebesar Rp. 17.057.079.600,-, tahun 2014 sebesar Rp. 17.746.053.200,- dan tahun 2015 sebesar Rp. 18.435.026.800,-. Jika aliran kas bersih (proceed) tersebut benar-benar dapat terealisasi, maka aliran kas bersih PT. Intermasa adalah tergolong baik karena pada setiap tahunnya mengalami peningkatan. 64 2. Berdasarkan aliran kas bersih (proceed) yang terjadi, dilakukan analisis kelayakan investasi berdasarkan criteria Payback Period, Net Present Value, Profitability Indeks, dan Internal Rate of Return. Dari keempat metode tersebut, dapat diketahui bahwa: 3. Apabila dinilai dengan metode Payback Period (PP), diperoleh periode pengembalian investasi selama 1 tahun 7 bulan 19 hari, dinilai layak karena peridoe pengembalian investasi ini lebih pendek daripada umur ekonomis mesin, yaitu sebesar 6 tahun. a. Apabila dinilai dengan metode Net Present Value (NPV), diperoleh Rp. 296.974.700,-. Dinilai layak karena nilai dana tersebut lebih besar dari nol atau positif. b. Apabila dinilai dengan metode Profitability Indeks (PI), diperoleh hasil 1,49. dinilai layak karena lebih besar dari 1. c. Apabila dinilai dengan metode Internal Rate of Return (IRR), diperoleh hasil 60,06%. Dinilai layak karena jumlah tersebut lebih besar dari tingkat suku bunga yaitu 36,65%. B. Implikasi Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa pengaruh mesin Vernis sangat baik, karena dapat menunjang keberhasilan perusahaan di masa mendatang. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan perbaikan atau kebutuhan mesin Vernis tersebut. Apabila mesin vernis tidak memproduksi lagi dengan baik, maka perusahaan harus lebih tanggap lagi mengenai mesin Vernis, apakah mesin Vernis layak untuk digunakan dengan jangka waktu 65 yang ditentukan, suatu perusahaan atau pemimpin harus selalu memperhatikan kondisi mesin Vernis agar dapat digunakan dalam waktu yang kita inginkan. Di dalam perusahaan seorang pemimpin haruslah memiliki kesadaran dan kepekaan pada mesin vernis, sehingga dalam menggunakan mesin Vernis tersebut sesuai apa yang perusahaan inginkan yaitu, memproduksi yang tinggi dan masa kerja yang cukup lama. C. Saran Karena investasi aktiva tetap yang akan dilakukan perusahaan melibatkan penggunaan dana yang besar dan jangka waktu pengembalian yang cukup lama, maka penilaian kelayakan investasi tersebut harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Untuk itu, penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin berguna khususnya bagi pelaksanaan penilaian kelayakan investasi pada PT. Intermasa. Saran-saran tersebut antara lain: 1. Investasi pada aktiva tetap sangat baik untuk dilakukan, karena dapat menunjang keberhasilan perusahaan di masa mendatang. Sebaiknya perusahaan membeli mesin Vernis karena telah memenuhi persyaratan penilaian kelayakan investasi dalam aspek keuangan dan dapat memberikan keuntungan bagi PT. Intermasa. 2. Dalam menentukan nilai depresiasi, sebaiknya perusahaan tidak mengabaikan nilai sisa dari investasi mesin Varnis, karena pada kenyataannya apabila umur investasi tersebut telah habis, mesin Varnis tersebut masih dapat laku dijual dan menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. 66 DAFTAR PUSTAKA Adjisaputro, Gunawan, Anggaran Perusahaan, Buku 1, Edisi 3, BPFE Yogyakarta, 2003. Djamin, Zulkarnain, Perencanaan dan Analisa Proyek, Edisi II, LPFE-UI, Jakarta, 1993. Gerald, Fitz, EVK, Public Sector Investment Planning For Developing Countries, The Mac Milan Press Ltd., 1991. Gitosudarmo, Indriyo dan Basri, Manajemen Keuangan, Edisi 2, BPFE Yogyakarta, 1992. Haming Murdifin dan Salim Basalamah, Study Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis, Penerbit PPM, Jakarta 2002. Husna, Suad, Manajemen Keuangan, Buku 1, Edisi 4, BPFE Yogyakarta, 1996 Iqbal, Muhammad Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001. Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Perdana, Pranada Media, Jakarta, 2003 Kuncoro, Mudrajat, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta, 2003 Riyanto, Bambang, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta, 1995. Sartono, Agus, Manajemen Keuangan, Edisi 3, BPFE Yogyakarta. 1998. Sedarmayanti dan Hidayat Syarifudin, Metode Research, Mandar Maju, Bandung, 2002. Stone, John Lieslieving, The Portable MBA Keuangan dan Akunting, Bina Rupa Akasara, Jakarta, 1994. Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi, Ekonisia, Kampus FEUI, Jakarta. 1997. Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, Manajemen Keuangan, Jilid 1, Edisi ke-8, Penerbit Erlangga, 1996 Van Horne, James C, Financial Management and Policy Prentice Hail Of India, 1993. Van Horne, James C dan Wachowicz J. R. John M, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta, 1997. DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : SAIMAH PRANSISKA Umur : 26 Tahun Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 11 Oktober 1983 Bangsa : Indonesia Agama : Islam Alamat : Kp. Tapak Serang RT. 008/004 Desa Lenggahjaya Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi PENDIDIKAN 1. Tamat SDN Setiajaya 02 Tahun 1990/1996 Berijazah 2. Tamat SMPN 1 Cabangbungin Tahun 1996/1999 berijazah 3. Tamat SMUN 1 Sukatani Tahun 1999/2002 berijazah PENGALAMAN 1. Mengajar di SDN Setiajaya 02 Tahun 2008 2. Mengajar di SMK At-Taqwa Cabangbungin XXXI Tahun 2007- sampai sekarang