faktor-faktor yang mempengaruhi - Institutional Repository UIN

advertisement
ANALISIS PENGANGGARAN MODAL DALAM UPAYA PENILAIAN
KELAYAKAN PEMBELIAN MESIN VARNIS
(Studi Kasus Pada PT. Intermasa)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Tahun 2009 / 2010
Oleh :
SAIMAH FRANSISKA
NIM. 102082026262
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010 M
1
ANALISIS PENGANGGARAN MODAL DALAM UPAYA PENILAIAN
KELAYAKAN PEMBELIAN MESIN VERNIS
PADA PT. INTERMASA
(Studi Empiris: Universitas Negeri di Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial untuk Memenuhi Syaratsyarat untuk Meraih Gelar Sarja Ekonimi
Oleh:
SAIMAH PRANSISKA
NIM: 102082026262
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
NIP: 19690203 198503 1 003
Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si
NIP: 19760924 200604 2 002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1429 H/2008 M.
i
ii
Hari ini Rabu Tanggal 12 Bulan Juni Dua Ribu Delapan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Saimah Pransiska NIM: 102082026262 dengan
JUDUL SKRIPSI: Analisis Penganggaran Modal Dalam Upaya Penilaian
Kelayakan Pembelian Mesin Vernis pada PT. Intermasa. Memperhatikan
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 05 Mei 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Afif Sulfa, SE.,Af.,MSi
Ketua
Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak,.MBA
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, M.s
NIP: 131474891
Penguji Ahli
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: SAIMAH PRANSISKA
Umur
: 26 Tahun
Tempat, tanggal lahir
: Bekasi, 11 Oktober 1983
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Kp. Tapak Serang RT. 008/004 Desa Lenggahjaya
Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi
PENDIDIKAN
1. Tamat SDN Setiajaya 02
Tahun 1996
2. Tamat SMPN 1 Cabangbungin
Tahun 1999
3. Tamat SMUN 1 Sukatani
Tahun 2002
4. Tamatan UIN Syarif Hidayatullah
Tahun 2010
PENGALAMAN
1. Mengajar di SDN Setiajaya 02 Tahun 2008
2. Mengajar di SMK At-Taqwa Cabangbungin XXXI Tahun 2007- sampai
sekarang
iv
Analysis of capital budgeting in an effort
Assessing the feasibility of purchasing the machine venis
At PT Intermasa
By:
Saimah Pransiska
Abstract
This study was conducted to determine the investment feasibility of
purchasing the machine vernis that done by the PT. Intermasa.
The method used is field research (field research) because the authors
obtained data by direct visit PT. Intermasa and conducting interviews to the
financial and staff at the PT. Intermasa. The population of this research is that
there are a variety of production machinery in the PT. Intermasa, while studuy
sample was a machine vernis.
Methods of data is forechasting sales using moment method, the straightline method of depreciation, the cost of capital weighted average, and the Payback
Perlod Insvestasi Method, Net Present Value, Profitability Index and Internal Ratc
Of Return.
From the results of research in getting the value of PP: 1 year 7 months 19
days, NPV was obtained positif Rp. 296.974.700,-, PI was obtained 1.49 times the
IRR obtained 60.06%, so it can grab the conclusion that investment in machiney
purchases because the vernis is above the minimum standards that have been ini
specify the company.
Advice for authors is the best company to buy the machine because the
vernis has met the requirement in the investment appraisal, financial aspects and
can provide benefits for PT. Intermasa. On the other hand, in shaping the company
should not spend deprisiasi no residual value of an investment because when the
old vernis machine investment have expired, the machine can still be on sale
vernis and is revenue for the company.
v
Analisis Penganggaran Modal Dalam Upaya
Penilaian Kelayakan Pembelian Mesin Vernis
pada PT. Intermasa
oleh :
Saimah Pransiska
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan investasi atas
pembelian mesin vernis yang dilakukan oleh PT. Intermasa.
Metode penelitian yang digunakan adalah field research (riset lapangan)
karena penulis memperoleh data dengan mendatangi langsung PT. Intermasa dan
mengadakan wawancara kepada bagian keuangan serta staf di PT. Intermasa.
Populasi dari penelitian ini adalah berbagai macam mesin produksi yang terdapat
di PT. Intermasa, sedangkan sample menelitinya adalah mesin vernis.
Metode daya yang digunakan adalah peramalan penjualan dengan metode
moment, depresiasi dengan metode garis lurus, yang biaya modal rata-rata
tertimbang, depresiasi dengan metode garis lurus, yang biaya model rata-rata
tertimbang, dan metode investasi yaitu payback period, net present value,
profitability index and internal rate of return.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai PP: 1 Tahun 7 bulan 19 hari,
NPV diperoleh positif sebesar Rp. 296.974.700, PI diperoleh 1,49 kali, IRR
diperoleh 60,06%, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa investasi pembelian
mesin vernis layak untuk dilaksanakan karena berada di atas standar minimum
yang telah ditetapkan perusahaan.
Saran bagi penulis adalah sebaiknya perusahaan membeli mesin vernis
tersebut karena telah memenuhi persyaratan penilaian kelayakan investasi dalam
aspek keuangan dan dapat memberikan keuntungan bagi PT. Intermasa. Disisi
lain, sebaiknya perusahaan dalam membentuk deprisiasi tidak menghabiskan nilai
sisa dari investasi mesin vernis, karena apabila umur investasi telah habis, mesin
vernis masih dapat dijuyal dan merupakan pendapatan bagi perusahaan.
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala
limpahan kasih sayang dan rasa sabar yang selalu menjadi penghantar penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Solawat serta salam penulis senantiasa curahkan
pada kecintaan seluruh alam semesta Rosulullah MUHAMMAD SAW, beserta
keluarganya yang telah menuntun umatnya menempuh jalan yang diridhoi Allah
SWT.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat meraih
gelar sarjana Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif HIdayatullah Jakarta,
yang juga didasari keingintahuan peneliti atas upaya suatu perusahaan menghadapi
dan bertahan dalam tekanan-tekanan persaingan global yang semakin tajam dan
menuntut pengendalian intern yang efektif.
Selama proses pembuatan skrispi ini berbagai hambatan dan kesulitan telah
penulis alami. Alhamdulillah hirobbil alamin berkat petunjuk dan hidayah Allah
SWT. dukungan, bimbingan, serta bantuan berbagai pihak sehingga skripsi dengan
judul “Analisis Penganggaran Modal Dalam Upaya Penilaian Kelayakan
Pembelian Mesin Vernis pada PT. Intermasa”, dapat penulis selesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua, kedua adik kandung, suami, mertua, dan keluarga besar saya,
yang memberikan motivasi, dorongan dan kasih sayang tak terhingga juga
dukungan yang tak pernah padam;
vii
2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Dosen Pembimbing Satu, yang telah
memberikan waktu dan gagasan kepada penulis serta bimbingan yang penuh
kesabaran, pengertian dan keikhlasan;
3. Ibu Yessi Fitri, AK., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Dua yang telah
memberikan motivasi, masukan-masukan yang konkrit dan dorongan kepada
penulis;
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah
5. Bapak Afif Sulfa, SE.,M.Si, AK, selaku Ketua Prodi Satu dan Sekretaris Prodi
Akuntansi Ibu Yessi Fitri, AK.,M.Si;
6. Bapak Afif Sulfa, SE.,M.Si, AK, selaku Penguji II;
7. Bapak Dr. Amilin, M.Si.,AK, selaku Penguji I;
8. Seluruh Dosen yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis selama
kuliah;
9. Segenap staf PT. Intermasa. Tanpa bantuan beliau skripsi ini tidak akan
selesai;
10. Sahabat-sahabat terbaik; tempat berbagi suka duka, bertukar pikiran, bahkan
sudah seperti keluarga, antara lain: Napsiah, Ida Faridah, Fahrudin, Iwan, Doni
dan yang lainnya. Semoha kita menjadi orang-orang terbaik dan sukses dimasa
mendatang;
11. Staf perpustakaan Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bantuan kepada penulis;
viii
12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis meminta maaf atas kekurangan dan
kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
yang membacanya.
Jakarta,
Juli 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING UJIAN KOMPREHENSIF.......... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iv
ABSTRACK ....................................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ........................................................................... 1
B.
Perumusan Masalah ................................................................... 6
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Landasan Teori ............................................................................ 9
1. Penganggaran Modal ............................................................ 9
a. Pengertian Penganggaran Modal..................................... 9
b. Pentingnya Penganggaran Modal.................................... 10
2. Investasi ............................................................................... 12
a. Pengertian Investasi ........................................................ 12
b. Bentuk Investasi .............................................................. 13
c. Kriteria Penilaian Investasi ............................................. 14
3. Aliran Kas ............................................................................ 24
a. Pengertian Aliran Kas ..................................................... 24
x
b. Penggolongan Aliran Kas .............................................. 26
4. Biaya Modal ......................................................................... 27
5. Peramalan Penjualan ............................................................ 29
a. Pengertian Peramalan Penjualan .................................... 29
b. Metode-metode Peramalan Penjualan ............................ 29
6. Metode Depresiasi................................................................. 31
B.
Kerangka Berpikir ...................................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 36
B.
Jenis dan Sumber Pengumpulan Data ......................................... 36
C.
Metode Pengumpulan Data ......................................................... 37
D.
Teknik Analisis Data .................................................................. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A.
Gambaran Umum Perusahaan ..................................................... 44
B.
Gambaran Data dan Pembahasan ............................................... 49
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.
Kesimpulan ................................................................................. 64
B.
Implikasi ..................................................................................... 65
C.
Saran ........................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1
Penjualan Persemester Tahun 2005-2010 .................................... 51
Tabel 4.2
Peramalan Penjualan Tahun 2005-2010 ....................................... 52
Tabel 4.3
Penjualan PT. Intermasa Tahun 2010-2015 ................................. 55
Tabel 4.4
Perhitungan EAT Tahun 2010-2015 ............................................ 55
Tabel 4.5
Perhitungan Proceeds Tahun 2010-2015...................................... 59
Tabel 4.6
Perhitungan NPU dengan DF = 36,65% ...................................... 58
Tabel 4.7
Perhitungan NPU dengan DF = 60% ........................................... 60
Tabel 4.8
Perhitungan NPU dengan DF = 59% ........................................... 61
Tabel 4.9
Rekapitulasi Penilaian Pembelian Mesin Vernis pada
PT. Intermasa .............................................................................. 62
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
Kerangka Berpikir ....................................................................... 35
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Surat Keterangan Penelitian dari PT. Intermasa ......................... 67
Lampiran 2
Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas ................................. 68
Lampiran 3
Struktur Organisasi PT. Intermasa .............................................. 69
Lampiran 4
Laporan Keuangan PT. Intermasa ............................................... 70
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdiri pada tahun 1972 dengan dasar suatu upaya yang mulia dari
kalangan Penerbit Nasional, yang telah berkiprah rata-rata semenjak awal
kemerdekaan, untuk mempunyai satu industri offset modern yang belum ada
pada saat itu di Indonesia. Dengan adanya Program bantuan lunak dari
negara-negara maju dalam program I.G.G.I yang pertama, dibentuklah suatu
usaha patungan modal asing dibidang Percetakan Offset yang menjadi satusatunya berdiri di Indonesia sebagai perusahaan ‘joint venture’ Jerman
Indonesia dengan nama PT. Intermasa.
Bilamana, diawal berdirnya (1971), tujuan utama dari kegiatan usaha
ini adalah berperan serta dalam usaha mencerdaskan bangsa, sesuai misi
pemerintah saat itu kenyataan pada saat peresmian kapasitas produksinya,
Percetakan Offset PT. Intermasa, yang saat itu didominasi para Pemegang
Saham Luar sebagai pemilik mayoritasnya, maupun pemegang kendali
organisasi manajemennya, memilih untuk menjadi perusahaan Percetakan
Offset di Bidang Packaging dan Kemasan.
Setelah 10 tahun berdiri, PT. Intermasa akhirnya menjadi perusahaan
yang mayoritas penanaman modalnya adalah pengusaha Indonesia pada
akhirnya menjadi 100% sahamnya dimiliki oleh pengusaha Indonesia, yaitu
Drs. H. Ahmad Nurhani. Hingga pada akhirnya dari industri kemasan ke
rencana awalnya, yaitu Percetakan Buku-Buku Mewah dan Khusus.
1
Tujuan perusahaan adalah berperan serta dalam rangka Pembangunan
Nasional Indonesia, khususnya pembangunan ekonomi dan pendidikan
Nasional dalam rangka meningkatkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
PT. Intermasa yang berdiri sejak 1972 dan merupakan salah satu perusahaan
jada bisang percetakan, seiring dengan iklim globalisasi, ketatnya persaingan
usaha dan untuk mempertahankan kualitas secara berkelanjutan mempunyai
komitmen
“untuk
menjadi
pelaku
bisnis
percetakan
berstandar
internasional”, komitmen tersebut sudah menjadi tekad yang senantiasa akan
diusahakan menjadi terwujud oleh seluruh jajaran dari Direktur sampai
dengan karyawan dengan melakukan hal sebagai berikut:
Untuk merealisasikan seluruh rencana tersebut dibuat prosedur yang
mengatur keseluruhan aktifitas yang ada kaitannya dengan ke 4 faktor
tersebut. PT. Intermasa menetapkan, mengintegrasikan, mendokumentasikan
dan memelihara Sistem Manajemen mutu beserta sistem-sistem manajemen
internal lainnya untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan sesuai
dengan persyaratan yang berlaku dan terkait.
Kebijakan
Menjadi Pelaku Bisnis Percetakan
Berstandar Internasional
PT. INTERMASA sebagai industri percetakan yang meliputi proses pracetak,
cetak dan jilid bertekad menjadi pelaku bisnis yang berstandar Internasional
dengan
Komitmen:
1. Menerapkan system Manajemen Mutu ISO 9001-2000 secara konsisten.
2. Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia secara berkesinambungan.
3. Berusaha memberikan hasil produk dan pelayanan semaksimal mungkin
untuk kepuasan pelanggan.
4. Melakukan perbaikan terus menerus disetiap lini proses pekerjaan.
2
Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu yang terintegrasi ini dimulai
dari perbuatan Dokumen Level I, untuk dijadikan sebagai panduan dalam
menyusun dokumen-dokumen lain yang terkait (Dokumen Level II, III & IV),
agar dalam menyusun dan membuat system apapun, masing-masing selalu
mengutamakan kualitas produk dan pelayanan yang baik, serta melakukan
evaluasi secara berkala terhadap system yang sudah diintegrasikan untuk
melihat efektivitasnya serta kemungkinan perbaikan system yang diterapkan,
dengan tujuan:
-
Memastikan kualitas produk dan pelayan yang terbaik untuk kepuasan
pelanggan menjadi prioritas dalam menyusun dan menentukan Sistem
Manajemen Mutu yang digunakan.
-
Menjelaskan urutan dan interaksi antar proses serta dampak proses
tersebut terhadap faktor kualitas produk.
-
Menjelaskan kriteria dan metode pemastian yang diperlukan dan
mengukur
proses-proses
penting
tersebut
untuk
memastikan
efektivitasnya.
-
Menyediakan dan menjelaskan sarana dan prasaranam personil, metode,
dan
informasi
lainnya
yang
diperlukan untuk operasional dan
pemantauan.
-
Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi dan mencapai sasaran/target
yang telah ditetapkan pada tingkat yang relevan.
3
Perusahaan yang maju adalah perusahaan yang dapat melakukan
ekspansi untuk memperluas jaringan usahanya. Setiap perusahaan dituntut
untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan menguasai pasar dengan
berbagai macam cara, antara lain dengan membuat inovasi dan terobosoan
baru. Hal ini dilakukan tidak lain untuk mempertahankan perusahaan itu
sendiri di masa mendatang. Jika perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan
pasar, tentu lambat laun perusahaan tersebut akan mati.
Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengantisipasi hal di
atas adalah dengan mengalokasikan dana yang didapat perusahaan secara
tepat. Pengalokasian dana tersebut dapat berupa investasi jangka pendek yang
tingkat pengembaliannya kurang dari satu tahun, ataupun investasi jangka
panjang yang tingkat pengembaliannya lebih datu satu tahun. Investasi jangka
panjang dapat berupa pembelian mesin, tanah, bangunan, kendaraan, dan
lain-lain. Investasi aktiva tetap semacam ini merupakan modal penting bagi
pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan
operasinya, sehingga tanpa adanya aktiva tetap tersebut proses produksi tidak
dapat dilakukan.
Keputusan
investasi
aktiva
tetap
biasanya
mengikutsertakan
pengeluaran dana yang cukup besar untuk membiayai pengeluaranpengeluaran dalam rangka pembelian aktiva tetap yang diinginkan. Oleh
karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan secara teliti dan cermat
dalam melakukan analisa atau penilaian terhadap kelayakan investasi aktiva
tetap tersebut.
4
Adanya pengeluaran (outlays) untuk investasi yang dilakukan oleh
suatu perusahaan, diharapkan akan memperoleh penerimaan-penerimaan dari
investasi tersebut. Dana yang tertanam di dalam aktiva tetap akan diperoleh
kembali oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan kembali secara
berangsur-angsur melalui depresiasi selama umur pemakaian, juga nilai sisa
dari aktiva itu pada akhir umur ekonominya. Dengan demikian, penerimaan
atau pendapatan yang didapat perusahaan dari investasi adalah seluruh
penerimaan kas maupun penerimaan lainnya yang dapat ditunaikan termasuk
biaya penyusutan investasi tersebut. Penerimaan-penerimaan ini biasanya
disebut dengan istilah cash in flow atau proceeds.
Kesalahan dalam melaksanakan analisa kelayakan investasi akan
berakibat fatal, yaitu apabila terjadi over investment (investasi yang
berlebihan) maka beban tetap atau bunga yang ditanggung perusahaan
menjadi lebih besar, sedangkan bila terjadi under investment (investasi yang
terlalu kecil) maka perusahaan tidak akan bisa beroperasi secara total karena
terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki, akibatnya perusahaan dapat
kehilangan pelanggan atau pasar dari produk yang dihasilkan karena tidak
dapat memenuhi target pesanan.
Jika investasi yang dilakukan perusahaan dibiayai oleh kredit bank
maka pimpinan perusahaan harus memperhitungkan berbagai biaya dan
pengeluaran lainnya dalam rangka mendapatkan kredit tersebut, antara lain:
biaya bunga, biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya. Karena adanya
biaya-biaya ini, pimpinan harus menentukan besarnya biaya modal (Cost of
5
Capital) yang harus ditanggung dan merupakan beban selama usia kredit
berjalan. Biaya modal tersebut nantinya akan bepengaruh terhadap ukuran
pengembalian tingkat investasi.
PT. Intermasa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pencetakan offset yang modern di Jakarta. Kegiatan produksinya
meliputi jasa pracetakan, jasa percetakan, jasa penjilidan, serta penerbitan.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan bertambahnya pesanan dari
pelanggan, maka PT. Intermasa berupaya untuk memenuhi dan meningkatkan
kualitas hasil produksinya dengan cara melakukan investasi pembelian aktiva
tetap berupa mesin Varnis. Disisi lain, dengan pembelian mesin Varnis
diharapkan dapat pula meningkatkan efisiensi terhadap tenaga, waktu dan
biaya produksi PT. Intermasa. Adapun sumber pendanaan investasi yang akan
dilaksanakan PT. Intermasa tersebut adalah sebagian berasal dari modal
sendiri dan sisanya dari pinjaman bank.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dilakukan analisis dan
penentuan rencana investasi pembelian aktiva tetap berupa mesin Varnis yang
akan dilakukan PT. Intermasa layak dilaksanakan atau tidak. Berdasarkan
pembahasan sebelumnya, maka penelitian ini diberi judul: Analisis
Penganggaran Modal Dalam Upaya Penilaian Kelayakan Pembelian
Mesin Varnis pada (Studi Kasus Pada PT Intermasa).
B.
Perumusan Masalah
Keputusan investasi yang akan dilaksanakan perusahaan harus
direncanakan dengan hati-hati dan tepat. Hal itu ditunjukkan untuk
6
memperoleh hasil yang semaksimal mungkin dengan risiko seminimal
mungkin.
Berdasarkan indentifikasi tersebut maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah perkembangan aliran kas yang terjadi pada PT. Intermasa
sehubungan dengan keputusan investasi pada aktiva tetap tersebut?
2.
Apakah investasi dalam pembelian mesin yang akan dilakukan oleh
PT.Intermasa layak dilaksanakan atau tidak?
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui dan menganalisis aliran kas yang terjadi sehubungan
dengan adanya keputusan investasi pada aktiva tetap pada PT.
Intermasa.
2.
Untuk mengetahui dan menganalisis kelayakan investasi yang dilakukan
PT. Intermasa ditinjau dari aspek keuangan.
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan di bidang keuangan khususnya mengenai investasi pada masa
yang akan datang.
2. Bagi Universitas
Sebagai sumber informasi dan masukan untuk mengetahui kemampuan
anak didiknya dalam memahami ilmu-ilmu yang telah diajarkan serta
7
sebagai salah satu sumbangan ilmiah disiplin ilmu khususnya mata kuliah
manajemen keuangan.
3. Bagi masyarakat umum, khususnya masyarakat perguruan tinggi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan tambahan pengetahuan
bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
4. Bagi penulis
Penelitian ini sangat berguna untuk mengetahui berapa besar pemahaman
penulis terhadap pemahaman materi penganggaran modal.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Landasan Teori
1. Penganggaran Modal
a. Pengertian Penganggaran Modal
Di masa yang penuh dengan persaingan seperti sekarang ini,
menghasilkan ide mengenai proyek yang menguntungkan adalah yang
sangat sulit. Karena itulah, suatu perusahaan harus memiliki strategi yang
sistematik untuk menghasilkan proyek penganggaran modal.
Penganggaran
modal
merupakan
kegiatan
yang
dilakukan
perusahaan apabila perusahaan tersebut melakukan investasi dalam aktiva
tetap. Perusahaan selalu diharapkan pada persoalan dimana waktu dan uang
adalah sangat berharga sekali diperhitungkan dalam mencari keuntungan.
Oleh sebab itu, penganggaran modal (capital budgeting) akan membantu
dalam memberikan gambaran yang akan diperoleh dalam suatu investasi.
Menurut Stone (1994:270) Penganggaran Modal adalah: “Proses
sistematik pengidentifikasian dan penilaian proyek investasi modal untuk
menghasilkan anggaran belanja modal”, sedangkan menurut Weston dan
Copeland (1996:359) penganggaran modal adalah: “keseluruhan proses
perencanaan pengeluaran uang, dimana hasil dari pengembaliannya
diharapkan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun”.
9
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian penganggaran modal adalah suatu rangkaian proses yang
meliputi proses identifikasi, analisis dan seleksi proyek investasi untuk
memutuskan layak atau tidaknya proyek yang bersangkutan dimasukkan ke
dalam anggaran modal. Anggaran modal meliputi keseluruhan proses
perencanaan pengeluaran yang yang hasil pengembaliannya diharapkan
terjadi dalam kurun waktu yang lebih dari satu tahun. Contohnya adalah
pengeluaran investasi dalam bentuk tanah, bangunan ataupun mesin.
Sebelumnya kita melaksanakan investasi, kita harus menganalisis terlebih
dahulu secara teliti dan cermat kelayakan investasi tersebut berdasarkan
kriteria penilaian investasi yang telah ditetapkan.
b. Pentingnya Penganggaran Modal
Anggaran
modal
sangat
penting
bagi
perusahaan
karena
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dimasa mendatang. Di
dalam penganggaran modal terletak profitabilitas perusahaan untuk jangka
panjang, bahkan bisa dikatakan sebagai penentu hidup matinya perusahaan
dimasa mendatang. Penganggaran modal melibatkan manajemen keuangan
untuk pengambilan keputusan yang dianggap sangat penting bagi
perusahaan. Semua departemen yang ada disuatu perusahaan (misalnya
departemen produksi, pemasaran, dan lain-lain) secara vital dipengaruhi
oleh keputusan penganggaran modal. Dengan demikian, semua eksekutif
10
tanpa memandang apa bidang tanggung jawabnya harus menyadari tentang
bagaimana proses keputusan penganggaran modal diambil.
Menurut Bambang (1995:121) Penganggaran modal mempunyai
arti penting bagi perusahaan karena:
a. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang.
Ini berarti bahwa perusahaan harus menunggu selama waktu yang
panjang atau sampai keseluruhan dana yang tertanam dapat diperoleh
kembali oleh perusahaan. Ini akan berpengaruh bagi penyediaan dana
untuk keperluan lain.
b. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil
penjualan di waktu yang akan datang. Kesalahan harapan terhadap hasil
penjualan di waktu yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan
peramalan akan mengakibatkan adanya lebih atau kurang investasi
dalam aktiva tetap. Apabila investasi dalam aktiva tetap terlalu besar
melebihi dari yang diperlukan, maka akan memberikan beban aktiva
yang besar bagi perusahaan. Sebaliknya jumlah investasi dalam aktiva
tetap terlalu kecil dapat mengakibatkan kekurangan peralatan, yang
dapat mengakibatkan perusahaan bekerja dengan harga pokok yang
tinggi sehingga mengurangi daya bersaingnya atau kemungkinan lain
kehilangan sebagian dari pasar produknya.
c. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah
yang besar. Jumlah dana yang besar itu mungkin tidak dapat diperoleh
dalam jangka waktu yang pendek atau mungkin tidak dapat diperoleh
11
sekaligus. Berhubungan dengan itu, maka sebelumnya harus dibuat
rencana yang hati-hati dan teliti.
d. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal
tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. Kesalahan
dalam pengambilan keputusan dibidang ini tidak dapat diperbaiki tanpa
adanya kerugian.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa penganggaran
modal perlu dipertimbangkan secara teliti dan matang karena dana yang
dikeluarkan meliputi jumlah yang sangat besar dan akan terikat untuk
jangka waktu yang panjang. Kesalahan dalam pengambilan keputusan akan
berakibat fatal dan menyebabkan kerugian yang sangat besar.
2. Investasi
a. Pengertian Investasi
Investasi secara umum diartikan sebagai keputusan mengeluarkan
dana pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil (tanah, bangunan,
kendaraan) atau aktiva keuangan (saham, obligasi, dan lain-lain) dengan
tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar dimasa yang akan
datang. Kebijakan investasi sebagai salah satu kebijakan di bidang
keuangan pada dasarnya adalah kebijakan mengenai pengalokasian dana
atau modal yang ada, kedalam beberapa bentuk investasi yang akan
mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang. Tujuan melakukan
kebijakan investasi pada perusahaan adalah untuk memaksimalkan
keuntungan.
Karena
itulah,
kebijakan
kebijakan
investasi
harus
12
dipertimbangkan secara teliti dan matang, agar keuntungan yang dicapai
dapat maksimal. Usulan investasi tidak selalu datang dari bagian keuangan,
namun dapat pula datang dari bagian pemasaran, produksi, dan lain-lain.
Pengertian investasi menurut Horne (1993:106) adalah: “Kegiatan
yang dilangsungkan yang memanfaatkan pengeluaran kas pada waktu
sekarang ini dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang diharapkan
dimasa yang akan datang”. Menurut Djamin (1993:16) investasi adalah:
“Pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh investor (baik pemerintah
maupun swasta) untuk pengambilan barang atau jasa yang diperlukan
dalam suatu proyek”.
Memperhatikan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang modal dan pada
saat sekarang dengan tujuan utnuk menghasilkan keluaran barang atau jasa
dapat diperoleh manfaat yang lebih besar dimasa yang akan datang.
b. Bentuk Investasi
Menurut Indriyo (1992:133) suatu permasalahan melakukan
investasi terhadap aktiva tetap dalam beberapa bentuk seperti:
1. Penggantian aktiva tetap
Penggantian aktiva tetap disini diantaranya dapat berupa penggantian
mesin-mesin produksi, alat transportasi dan pengangkutan, serta
perluasan gedung.
13
2. Ekspansi dan Perluasan
Melakukan investasi dengan cara perluasan usaha diantaranya melalui
penambahan kapasitas.
3. Diversifikasi produk
Melakukan investasi melalui modifikasi produk, baik kemasan produk,
maupun komposisi produk.
4. Eksplorasi
Melakukan investasi dengan cara ekplorasi, baik sumber daya manusia
maupun sumber daya alam.
5. Penelitian dan pengembangan
Agar tidak tertinggal dalam hal teknologi, maka dilakukan penelitian
dan pengembangan atas produk teknologi produksi.
6. Dalam bentuk lainnya, diantaranya pengendalian polusi dan pemadam
kebakaran.
c. Kriteria Penilaian Investasi
Menurut Suad (1996:133) pengaturan investasi modal yang efektif
perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Adanya usulan investasi.
b. Estimasi arus kas dan usulan investasi tersebut.
c. Evaluasi arus kas tersebut.
d. Memilih proyek-proyek yang sesuai dengan kriteria.
e. Monitoring dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi
setelah investasi dilaksanakan.
14
Dalam menilai menguntungkan atau tidaknya suatu investasi yang
akan dipakai untuk pengambilan keputusan investasi, ada beberapa kriteria
yang digunakan. Menurut Indriyo (1992:136) pada dasarnya kriteria
penilaian investasi dapat digolongkan menjadi dua (2) golongan yaitu:
a. Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan atau
income adalah Average Rate of Return/Accounting Rate of Return
(ARR) atau tingkat hasil pengembalian rata-rata. ARR menunjukkan
keuntungan netto sesudah pajak dihitung dari average investment atau
initial investment.
b. Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep cash flow (arus kas)
dapat dirinci:
1. Konsep cas flow yang tidak memperhatikan nilai waktu uang atau
faktor diskonto (non discounted cash flow) yaitu metode Payback
Period.
2. Konsep cash flow yang memperhatikan nilai waktu uang atau faktor
diskonto (discounted cash flow) antara lain:
1. Nilai bersih sekarang / Net Present Value (NPV).
2. Indeks keuntungan / Profitability Index (PI)
3. Tingkat hasil pengembalian internal / Internal Rate Of Return
(IRR)
15
Menurut Indriyo (1992:137) kriteria investasi, average rate of
return (ARR), Payback period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability
Index (PI), internal rate of return (IRR). Adapun penjelasannya sebagai
berikut:
a. Average Rate of Return (ARR)
Average rate of return disebut juga accounting rate of return atau
accounting return to investment adalah penilaian investasi yang berusaha
menunjukkan rasio/perbandingan antara keuntungan netto tahunan
terhadap nilai investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba tersebut,
baik diperhitungkan dengan nilai awal investasi (initial investment) atau
rata-rata investasi (average investement). Average rate of return atas dasar
investasi awal dapat diperhitungkan dengan rumus:
ARR =
Keuntungan netto tahunan
nilai investasi awal
Atau atas dasar rata-rata investasi:
ARR =
Keuntungan netto tahunan
nilai investasi
2
Pengambilan keputusan diterima atau tidaknya investasi yang
direncanakan berdasarkan ARR ini adalah dibandingkan dengan target
ARR atau minimum ARR yang ditetapkan masing-maisng dengan dasar
nilai investasi awal dan rata-rata investasi.
16
Apabila target ARR minimum tidak ditetapkan, dapat dibandingkan
dengan biaya penggunaan dana (cost of fund). Investasi yang diterima
adalah investasi yang menghasilkan ARR lebih besar dari ARR minimum
atau diatas cost of fund.
Metode ARR mempunyai beberapa kelebihan antara lain:
a) Memperhatikan seluruh pendapat selama umur proyek berlangsung.
b) Mudah dimengerti dan mudah perhitungannya.
Metode ARR mempunyai beberapa kelemahan antara lain:
a) Perhitungan ARR tidak memperhatikan nilai waktu dari uang.
b) Menitikberatkan pada perhitungan accounting dan bukan pada cash
flow dari investasi yang bersangkutan, sehingga suatu investasi yang
mempunyai umur penyusutan lebih cepat akan mengakibatkan
keuntungan netto yang lebih rendah dan di satu pihak meninggikan
cash flow. Oleh karena itu, penyusutan bukan merupakan pengeluaran
kas.
c) ARR dapat dianalisa dengan beberapa cara, sehingga diperlukan
standar perbandingan yang sesuai dengan cara-cara tersebut dan
kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam memperbandingkan.
b. Payback Period
Payback period menunjukkan periode waktu yang diperoleh untuk
menutup kembali uang yang diinvestasikan dengan hasil yang akan
diperoleh dari investasi tersebut.
17
Payback period ini dimaksudkan untuk mengukur kecepatan dari
suatu investasi dapat ditutup kembali dengan net cash flow dari invetasi
tersebut. Apabila investasi akan dinilai dengan menggunakan kriteria
penilaian payback period, maka sebelumnya ditetapkan lebih dahulu
payback period maksimum atau target payback period investasi yang akan
dilaksanakan.
Untuk pengambilan keputusan, diperbandingkan antara payback
period maksimum yang ditetapkan dengan payback period investasi yang
akan dilaksanakan. Apabila payback period yang akan dilaksanakan lebih
singkat
waktunya
dibadingkan
payback
period
maksimum
yang
diisyaratkan, maka investasi itu akan dilaksanakan, tetapi apabila panjang
waktunya dibandingkan payback period maksimum yang diisyaratkan,
maka investasi tersebut sebaiknya tidak dilaksanakan.
Metode payback period mempunyai beberapa kelebihan antara lain:
1) Mudah mempergunakan dan menghitungnya.
2) Sangat berguna untuk memilih proyek yang memiliki masa
pengembalian modal tercepat.
3) Informasi masa pengembalian modal dapat dipakai sebagai alat
produksi risiko ketidakpastian di masa yang akan datang, dimana
proyek yang memiliki masa pengembalian yang lebih singkat
diidentifikasi sebagai risiko masa datang yang lebih kecil, sedangkan
yang memiliki masa pengembalian yang relatif lama akan memiliki
resiko yang lebih besar dimasa yang akan datang.
18
Adapun kelemahan dalam menggunakan metode ini adalah:
1) Tidak memperhatikan time value of money atau faktor diskonto,
sedangkan cash flow pada waktu yang akan datang apabila dinilai
sekarang akan berbeda.
2) Lebih mementingkan pada pengembalian nilai investasi daripada aspek
laba dalam waktu umur investasi, sehingga cash flow sesudah umur
payback period tidak diperhatikan.
3) Tidak memperhatikan variasi besar kecilnya cash flow tiap tahun,
apakah semakin meningkat, menurun atau stabil.
c. Net Present Value (NPV)
Dalam metode ini kita menggunakan faktor diskonto. Semua
pengeluaran dan penerimaan (dimana saat pengeluaran serta penerimannya
adalah dalam waktu yang tidak bersamaan) harus diperbandingkan dengan
nilai yang sebanding dalam arti waktu.
Dalam hal ini berarti kita harus mendiskonto nilai-nilai pengeluaran
dan penerimaan tersebut dalam penerimaan yang sebanding (sama),
pengeluaran dilakukan pada saat permulaan, sedangkan penerimaan baru
akan diperoleh pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, jumlah
estimasi penerimaan itu harus kita diskonto, kita jadikan jumlah-jumlah
nilai setara (penilaian yang sebanding dari pengeluarannya).
Pada metode ini yang dihitung adalah nilai sekarang (present value)
dari proceed yang diharapkan atas dasar discount rate tertentu. Kemudian
19
jumlah present value dari keseluruhan proceed selama umur investasi
dikurangi dengan present value dari jumlah investasi. Selisih antara present
value dari keseluruhan proceed dengan present value dari pengeluaran
modal disebut NPV.
NPV = PV of Proceed − InitialOutlay
Atau dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:
n
NPV = ∑
1
Pt
− IO
(1 + i ) t
Dimana:
Pt
= net cashflow (proceed) pada tahun ke t
i
= tingkat diskonto
n
= lama periode invetasi
IO
= Initial Outlays atau pengeluaran mula-mula
Untuk pengambilan keputusan, apabila jumlah present value
keseluruhan proceed yang diharapkan lebih besar dari present value dari
investasi, maka ini berarti NPV nya positif dan usulan tersebut diterima.
Sebaliknya apabila jumlah present value dari keseluruhan proceed lebih
kecil dari present value dari investasi, maka ini berarti bahwa NPV nya
negatif dan usulan tersebut ditolak.
20
Metode NPV mempunyai beberapa kelebihan antara lain:
a. Memperhitungkan nilai waktu uang atau arus kas.
b. Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek.
c. Memperhitungkan nilai sisa proyek.
Metode NPV mempunyai beberapa kelemahan antara lain:
a. Dalam NPV diasumsikan bahwa intermediate cash flow atau
operational cash flow diinvestasikan kembali pada biaya modal ini
akan membingungkan ketika hal tersebut tidak terjadi.
b. Dalam NPV diasumsikan bahwa biaya modal tetap sama selama umur
investasi.
c. NPV diukur dalam satuan moneter, sehingga akan sukar untuk
menentukan bila terdapat dua NPV dari investasi yang berbeda dan kita
harus memilih salah satunya.
d. Profitability Index (PI)
Profitability Index adalah perbandingan present value dari net cash
flow (proceed) dengan initial outlays.
PI =
PV of proced
Initial Outlays
Atau dengan rumus,
PI =
n
∑
1
Pt
(1 + i ) t
IO
21
Dimana:
Pt
= Net cashflow (proceed) pada tahun ke t
i
= tingkat diskonto
n
= lama periode invetasi
IO
= Initial Outlays
Pengambilan keputusan dari kriteria Profitability Index adalah
apabila Profitability Index lebih besar dari 1, maka usulan inveastasi akan
diterima dan dilaksanakan. Sedangkan apabila nilai Profitability Index
kurang dari 1, maka usulan investasi ditolak.
Metode Profitability Index mempunyai beberapa kelebihan antara
lain:
a) Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan.
b) Memperhatikan nilai waktu uang.
c) Konsisten dengan tujuan perusahaan, yaitu maksimumkan kekayaan
pemegang saham.
Metode Profitability Index mempunyai beberapa kelemahan antara
lain:
a) PI diasumsikan biaya modal tetap selama umur investasi.
b) Dapat memberikan panduan dan pilihan yang salah pada proyek-proyek
yang mutually exclusive (pilihan yang satu meniadakan pilihan yang
lain) yang memilik unsur ekonomis dan skala investasi yang berbeda.
22
e. Internal Rate of Return (IRR)
Internat Rate of Return merupakan alat untuk mengukur tingkat
bunga yang diperoleh perusahaan dari investasi yang dilakukan perusahaan
tersebut. Internat Rate of Return dapat dicari dengan sistem coba-coba atau
trial dan error yaitu dengan mencari NPV pada tingkat diskonto yang kita
sukai. Apabila tingkat diskonto yang kita pilih menghasilkan NPV positif,
maka IRR yang dicari diatas tingkat diskonto tersebut, sehingga harus
diambil tingkat diskonto yang lebih besar. Sebalinya NPV negatif maka
IRR berada dibawah tingkat diskonto tersebut, sehingga uji coba harus
dilakukan beberapa kali.
IRR = IR1 − NPV1
IR 2 − IR1
NPV2 − NPV1
Dimana:
IRR
= Internal Rate of Return yang akan dicari
IR1
= Internal Rate (tingkat bunga) untuk penetapan ke-1
IR2
= Internal Rate (tingkat bunga) untuk penetapan ke-2
NPV1
= NPV dari hasil IR1
NPV2
= NPV dari hasil IR2
Untuk pengambilan keputusan, apabila nilai IRR lebih besar dari
biaya modal yang diharapkan, maka investasi diterima, sebaliknya apabila
nilai IRR lebih kecil dari biaya yang diharapkan maka investasi ditolak.
23
Metode IRR mempunyai kelebihan antara lain:
a. Memperhatikan nilai waktu dari uang.
b. Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan.
c. Hasilnya dalam persentasi, sehingga pengambilan keputusan dapat
membuat perkiraan bila r (discount rate) sulit diketahui.
Metode IRR mempunyai kelemahan antara lain:
a. Perhitungan lebih sulit bila tidak menggunakan komputer, karena harus
dicoba-coba (trial and error).
b. Tidak membedakan proyek yang mempunyai perbedaan ukuran dan
keadaan investasi.
c. Dapat menghasilkan IRR ganda atau tidak menghasilkan IRR sama
sekali.
3. Aliran Kas
a. Pengertian Aliran Kas
Dalam menganalisis kelayakan suatu keputusan investasi, arus kas
ini menduduki tempat yang sangat penting, karena kelayakan sebuah
usulan rencana investasi diukur pada nilai sekarang arus kasnya. Secara
sederhana, jika nilai sekarang harus masuk lebih besar daripada nilai
sekarang arus kas keluar, maka rencana investasi itu dari sudut aspek
finansialnya adalah layak dilaksanakan, demikian pula jika terjadi
sebaliknya, maka rencana investasi tersebut itu tidak layak dilaksanakan.
Manfaat (benefit) dari investasi yang diterima di masa mendatang juga
24
dinyatakan dalam bentuk arus kas, bukan dalam bentuk laba akuntansi.
Selain itu, aliran kas ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kembali invetasi yang telah dikeluarkan, membayar deviden
kepada para pemegang saham dan investasi kembali di masa yang akan
datang.
Menurut Kasmir (2003:146) arus kas adalah: “Jumlah uang yang
masuk dan keluar perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai
dengan berakhirnya investasi tersebut”.
Berbagai cara penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran kas
karena untuk dapat menghasilkan keuntungan tambahan kita harus
mempunyai kas untuk ditangani kembali. Menurut Murdifin (2002:60)
aliran kas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bunga (interest) dikenakan pada saat penghitungan proceed apabila
modal yang dipakai untuk melakukan investasi adalah menggunakan modal
pinjaman. Apabila investasi dilakukan menggunakan modal sendiri, maka
pada penghitungan proceed hanya dijumlahkan antara EAT dan depresiasi
saja.
Menurut Bambang (1995:122) setiap usulan pengeluaran modal
(capital expenditure) selalu mengandung dua macam aliran kas yaitu:
1. Aliran kas keluar netto (Net Outflow of Cash)
Yaitu yang diperlukan untuk investasi baru.
2. Aliran kas masuk netto tahunan (Net Annual Inflow of Cash)
25
Yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang ini sering pula
disebut net cash proceed atau cukup dikenal dengan istilah proceed.
b. Penggolongan Aliran Kas
Menurut Sutrisno (1997:150) aliran kas yang berhubungan dengan
suatu keputusan investasi bisa dikelompokkan dalam tiga macam aliran kas
yaitu:
a. Initial Cash Flow
Adalah aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran-pengeluaran
kas untuk keperluan investasi seperti pengeluaran kas untuk pembelian
tanah, pembangunan pabrik, pembelian mesin, pembelian alat-alat lain,
pembelian kendaraan dan pengeluaran kas lain dalam rangka
mendapatkan aktiva tetap. Initial cash flow biasanya dikeluarkan pada
saat awal pendirian suatu proyek investasi.
b. Operational Cash Flow
Operational cash flow merupakan aliran kas yang akan dipergunakan
untuk menutup investasi. Operational cash flow biasanya diterima
setiap tahun selama usia investasi dan berupa aliran kas besih.
c. Terminal Cash Flow
Terminal Cash Flow merupakan aliran kas yang diterima sebagai
akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi. Apabila proyek
investasi habis umur ekonomisnya, biasanya masih ada penerimaan
kas, misalnya dari penggunaan aktiva tetap yang masih bisa digunakan,
26
juga dana yang digunakan sebagai modal kerja. Oleh karena itu, yang
termasuk dalam kelompok terminal cash flow adalah nilai residu dan
depresiasi.
4. Biaya Modal
Biaya modal dapat menentukan besarnya biaya riil penggunaan modal
dari masing-masing sumber dana untuk kemudian menentukan biaya modal
rata-rata dari keseluruhan dana yang digunakan di dalam perusahaan. Biaya
penggunaan modal dari sumber dana adalah sama dengan discount rate yang
dapat menjadikan nilai sekarang (present value) dari dana netto yang diterima
perusahaan dan dari semua dana yang harus dibayarkan karena penggunaan
dana tersebut beserta pelunasannya. Perhitungan biaya penggunaan modal
dapat didasarkan atas perhitungan sebelum pajak atau perhitungan sesudah
pajak. Pada umumnya digunakan perhitungan atas dasar sesudah pajak. Biaya
modal merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan modal dana dari beberapa sumber dana yang tersedia.
Biaya modal rata-rata digunakan sebagai ukuran untuk menentukan
diterima atau ditolak suatu usul investasi yaitu dengan membandingkan rate of
return dari usul investasi tersebut dengan cost of capital. Menurut Agus (1998:
217) pengertian biaya modal adalah: “Biaya yang harus dikeluarkan atau harus
dibayarkan untuk mendapatkan modal yang baik, yang berasal dari hutang,
saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi
perusahaan”. Sedangkan menurut Weston dan Copeland (1996: 58) komponen
27
modal adalah pos-pos yang terdapat disisi kanan neraca dan terdiri atas
berbagai jenis hutang, saham preferen dan saham biasa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa biaya modal merupakan
segala macam biaya yang harus dikeluarkan atau dibayarkan untuk membiayai
investasi perusahaan.
Menurut
Suad
(1996:309)
perhitungan
biaya
modal
rata-rata
tertimbang dengan adanya pajak dapat dirumuskan sebagai berikut:
V = B+S
⎡B⎤
⎡S⎤
Ko = Ke ⎢ ⎥ + Kd (1 − t) ⎢ ⎥
⎣V⎦
⎣V⎦
Atau dapat pula dengan menggunakan rumus:
Ko =
O (1 − t)
V
Dimana:
Ko = Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Kd = Biaya hutang (cost of debt)
Ke = Biaya modal sendiri (cost of equity)
V = Nilai perusahaan
B = Nilai hutang
S = Nilai modal sendiri
O = Laba operasi
t
= Tarif pajak
28
5. Peramalan Penjualan
a. Pengertian Peramalan Penjualan
Menurut Kasmir (2003:81) pengertian peramalan adalah: “Kegiatan
untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang pada
saat sekarang”. Dengan demikian, pengertian peramalan penjualan adalah
suatu cara mengukur atau menaksir keadaan penjualan di masa mendatang
yang dilakukan pada saat sekarang. Pengukuran tersebut dapat dilakukan
secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran secara kuantitatif biasanya
menggunakan metode statistik dan matematika, sedangkan pengukuran
secara kualitatif biasanya menggunakan judgement (pendapat).
Peramalan dapat dilakukan dengan mengumpulkan, menggunakan
dan menganalisa data-data historis. Data dan informasi masa lalu
merupakan perilaku yang terjadi dimasa lalu dengan berbagai kondisi pada
saat itu. dengan demikian, kondisi tersebut dapat dijadikan acuan bagi
kondisi sekarang dan dimasa yang akan datang. Selain itu, kondisi ini juga
dapat
dijadikan
alat
untuk
melaksanakan
peramalan
mengenai
kemungkinan-kemungkinan kejadian dimasa mendatang dengan asumsiasumsi tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena masa yang akan datang
adalah penuh dengan ketidakpastian.
b. Metode-metode Peramalan Penjualan
Menurut Gunawan (2003:148) secara sisteatis, teknik-teknik atau
metode-metode peralaman dikelompokkan dikelompokkan menjadi dua
29
yaitu peramalan berdasarkan pendapatan dan peramalan berdasarkan
perhitungan-perhitungan statistik. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Peramalan berdasarkan pendapat (Judgement Method)
Biasanya digunakan untuk menyusun peramalan penjualan maupun
peramalan bisnis pada umumnya dan biasanya terdapat unsur
subyektifitas. Sumber pendapat-pendapat yang dipakai sebagai dasar
melalukan peramalan adalah pendapat salesman, pendapat sales
manajer, pendapat para ahli, survey konsumen.
b. Peramalan berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik
Pada metode statistik ini perhitungan lebih didasarkan pada data
obyektif bagi yang bersifat mikro maupun makro, dilakukan dengan
analisa trend. Trend adalah gerakan yang berjangka panjang seolaholah alur ombak cenderung untuk menuju kesatu arah, menaik atau
menurun. Penerapan garis tren dapat dilakukan dengan cara:
1. Penerapan garis trend secara bebas
Dapat dikatakan bahwa penerapan garis trend secara bebas
merupakan suatu cara penerapan garis trend tanpa menggunakan
rumus matematika.
2. Penerapan garis trend dengan setengah rata-rata
Pada metode setengah rata-rata ini sudah mulai digunakan
perhitungan.
Unsur subyektifitas sudah dihilangkan.
30
3. Penerapan garis trend secara sistematis
Ada dua teknik dalam metode matematis ini yang umum digunakan
untuk menggambarkan garis trend yaitu:
a. Metode Moment
1) a + bX
2) ∑ Y = n.a + b ∑ X
3) ∑ XY = a. ∑ X + b. ∑ X2
b. Metode Least Square
Rumus yang digunakan:
I.
a =
II. b =
∑Y
n
∑ XY
XY 2
6. Metode Depresiasi
Aktiva tetap yang disusutkan antara lain bangunan, peralatan,
mesin, dan benda berat lainnya. Setiap aktiva tetap yang dibeli pasti
memiliki masa pakai yang terbatas. Biasanya masa pakai itu lebih dari satu
tahun, namun dari waktu ke waktu daya guna atau manfaatnya terus
menurun dan pembayaran pajak perusahaan tidak diperkenankan
melaporkan biaya aktiva (harga pembelian) itu untuk mengurangi setoran
pajak pada tahun pembelian. Namun dari perjalanan pemakaiannya,
31
sebagian atau sedikit demi sedikit biaya aktiva itu boleh disebutkan untuk
mengurangi pajak. Bila masa pakainya katakanlah 8 tahun maka dari tahun
ke 2 hingga tahun ke 10 secara mencicil harga pembelian itu boleh
dilaporkan sebagai pengurang pajak. Pelaporan sebagian biaya atau harga
beli aktiva itu sering dengan kegunaannya itulah disebut depresiasi atau
penyusutan.
Menurut Weston dan Copeland (1992:121) penyusutan terbagi
dalam beberapa metode yaitu:
a. Straight Line Depreciation (Metode garis lurus)
Yaitu proses alokasi biaya dari aktiva tetap yang dihitung sesuai
dengan proses berlakunya waktu, sehingga jumlah biaya dipresiasi
periodik selalu sama besar sepanjang umur aktiva yang bersangkutan.
Rumus:
D =
C − S
n
Dimana:
D = Biaya depresiasi satu periode
C = Harga perolehan aktiva tetap
S = Taksiran nilai sisa
n = Taksiran umur dalam tahun
Metode ini banyak dipakai dalam praktek, karena dianggap paling
mudah dan sederhana dalam pelaksanannya.
32
b. Sum of The Years Digits Method (Metode jumlah angka tahun)
Yaitu proses alokasi untuk memperoleh depriasiasi yang semakin
menurun jumlahnya dengan menggunakan angka penimbang terhadap
bagian depresiasi yang dihitung pada setiap tahun.
Rumus:
D =
n ( n +1)
2
Dimana:
D = Biaya depresiasi
n = Taksiran umur dalam tahun
Misalkan aktiva tetap berumur lima tahun maka angka penimbang
adalah sebesar:
D =
5 ( 5 +1)
= 15
2
Pembilangnya: 5, 4, 3, 2, 1.
Sehingga angka penimbangnya adalah: 5/15, 4/15, 3/15, 2/15, 1/15.
c. Metode Saldo Menurun
Yaitu suatu metode depresiasi yang jumlahnya semakin menurun
dengan membebankan tariff persentasi dari nilai buku yang
menurun sehingga akhir tahun penggunaan nilai buku sama dengan
nilai sisa. Rumus yang digunakan:
33
R = 1− n
S
c
Dimana:
R
= tariff depresiasi
n
= taksiran umur aktiva tetap dalam tahun
S
= taksiran nilai sisa
C
= harga perolehan aktiva tetap
d. Metode Unit Prodiksi
Yaitu metode dimana terdapat biaya yang dapat disusutkan (harga
peroleh dikurangi nilai sisa), dibagi dengan perkiraan mesin,
sehingga diperoleh taris penyusutan per jam. Dengan menggunakan
metode unit produksi, beban penyusutan tidak dapat diperkirakan
dengan tepat sebelumnya. Perusahaan menggunakan jam mesin dan
kemudian menghitung beban penyusutan.
B. Kerangka Berpikir
Salah satu cata mengalokasikan dana yang dilakukan perusahaan adalah
dengan melakukan suatu investasi. Investasi yang akan dilakukan dianalisis
melihat keadaan cash flow (aliran kas) pada perusahaan tersebut. Kemudian
dilakukan penilaian investasi dengan menggunakan metode-metode yang telah
ditentukan yaitu metode Payback Period, Net Present Value, Profitability Index,
34
dan Internal Rate of Return. Jika memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka
investasi layak untuk dijalankan, namun jika tidak memenuhi kriteria yang telah
ditentukan, maka harus dilakukan analisis ulang terhadap aliran kas perusahaan.
PT. Intermasa melakukan investasi pada aktiva tetap yaitu mesin Varnis.
Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir ini dapat dijabarkan dalam gambar
berikut:
INVESTASI
Cash flow / proceed
Penilaian Investasi:
• PP
• NPV
• PI
• IRR
Tidak
Apakah layak untuk
dilaksanakan atau
tidak?
Ya
Investasi diterima
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam rangka penyusunan skripsi dan untuk memperoleh data yang
diperlukan, penulis melakukan riset dan penelitian pada PT. Intermasa yang
berlokasi di Jalan Kepu nomor 42 Pegangsaan II Kecamatan Kelapa Gading,
Jakarta Timur, sedangkan waktu penelitian yang dilakukan adalah bulan
Desember 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Adapun pelaksanaannya
dilakukan pada waktu jam kerja.
B.
Jenis dan Sumber Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
kuantitatif dan kualitatif. Menurut Kuncoro (2003: 124) data kuantitatif
adalah data yang diukur dalam skala numerik (angka), sedangkan data
kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik. Dengan
demikian, penelitian ini menggunakan kedua data tersebut, karena ada yang
diambil adalah berbentuk angka dan uraian perusahaan.
Berdasarkan sumbernya, terdapat dua jenis data yaitu data primer dan
data sekunder. Menurut Kuncoro (2003:127) data primer adalah data yang
diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode
pengumpulan data original. Sedangka data sekunder adalah data yang
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
36
masyarakat pengguna data. Dengan demikian, ini menggunakan sumber data
sekunder, Karena data yang diperoleh sudah dioleh oleh lembaga perusahaan
tersebut.
C.
Metode Pengumpul Data
Menurut Iqbal (2002:83) pengumpulan data adalah pencatatan
peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristikkarakteristik sebagian maupun seluruh elemen populasi yang menunjang dan
mendukung penelitian. Dalam menunjang kegiatan pengumpulan data dan
informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
riset lapangan (field research) dimana penulis secara langsung mendatangi
perusahaan untuk mengadakan wawancara (interview) dengan bagian
keuangan PT. Intermasa guna melengkapi data dan informasi yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas pada penlitian ini.
D.
Teknik Analisis Data
Dalam menilai menguntungkan atau tidaknya suatu investasi yang
akan dipakai untuk pengambilan keputusan investasi, ada beberapa kriteria
yang digunakan. Menurut Indriyo (1992:136) pada dasarnya kriteria penilaian
investasi dapat digolongkan menjadi dua (2) golongan yaitu:
a. Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan atau
income adalah Average Rate of Return/Accounting Rate of Return (ARR)
atau tingkat hasil pengembalian rata-rata. ARR menunjukkan keuntungan
37
b. Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep cash flow (arus kas)
dapat dirinci:
1. Konsep cas flow yang tidak memperhatikan nilai waktu uang atau
faktor diskonto (non discounted cash flow) yaitu metode Payback
Period.
2. Konsep cash flow yang memperhatikan nilai waktu uang atau faktor
diskonto (discounted cash flow) antara lain:
1.
Nilai bersih sekarang / Net Present Value (NPV).
2.
Indeks keuntungan / Profitability Index (PI)
3.
Tingkat hasil pengembalian internal / Internal Rate Of Return
(IRR)
Menurut Sedarmayanti (2002:106) yang dimaksud dengan analisis
data adalah proses memilih data dari beberapa sumber maupun permasalahan
yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Sedangkan tujuan dari analisis
data adalah untuk membatasi penemuan sehingga menjadi suatu data yang
teratur dan tersusun yang mudah dipahami. Teknik analisis data yang
digunakan dalam perhitungan analisis investasi ini adalah menggunakan 4
metode penilaian investasi yaitu: Payback Period, Net Present value,
Profitability Index, dan Internal Rate of Return.
Untuk mengolah data yang dikumpulkan, maka digunakan teknik:
38
1.
Untuk peramalan penjualan dengan metode moment, menurut Gunawan
(2003-148) rumusannya adalah:
I. Y = a + bX
II. ∑ Y = n.a + b ∑ X
III. ∑ XY = a. ∑ X + b. ∑ X2
Rumusan II dan III digunakan untuk menghitung nilai a dan b yang akan
digunakan sebagai dasar penerapan garis linear atau garis trend.
Sedangkan rumus I merupakan persamaan garis trend, dimana y adalah
penjumlahan pada masa lalu dan x adalah interval moment (misalnya: 0,
1, 2, 3, 4).
2.
Menghitung depresiasi yang terjadi perusahaan menggunakan metode
garis lurus (straight line method), yaitu proses alokasi biaya dari aktiva
tetap yang dihitung sesuai dengan proses berlakunya waktu. Jumlah
biaya depresiasi periode selalu sama besar sepanjang aktiva yang
bersangkutan. Menurut Weston dan Copeland (1992:121) rumus metode
garis lurus:
D =
C − S
n
Dimana:
D
= Biaya depresiasi satu periode
C
= Harga perolehan aktiva tetap
S
= Taksiran nilai sisa
n
= Taksiran umur dalam tahun
39
3.
Menghitung aliran kas masuk bersih (proceed)
Aliran kas merupakan penerimaan yang dihasilkan oleh operasi bisnis
dalam periode tertentu, diperoleh dengan laba bersih dengan depresiasi
serta bunga sesudah pajak. Dengan demikian, menurut Murdifin
(2002:60) aliran kas dapat dirumuskan dengan persamaan berikut:
Proceed = laba bersih + Depresiasi + (1-tax) bunga
4.
Menghitung biaya modal Suad Husnan (1996:209)
Biaya penggunaan modal dari sumber dana sama dengan discount rate
yang dapat menjadikan nilai sekarang.
Ko = WACC =
O (1 − t )
V
V (nilai perusahaan) dapat dicari dengan rumus:
V=B+S
Dimana:
O
= Laba operasi
t
= Tarif pajak
V
= Nilai perusahaan
B
= Nilai hutang
S
= Nilai modal sendiri
40
5.
Menghitung metode penilaian investasi
Menurut Indriyo (1992:137) rumus yang digunakan untuk menghitung
penilaian investasi sebagai berikut:
a. Payback Period (PP)
Apabila investasi akan dinilai dengan menggunakan kriteria
penilaian payback period, maka sebelumnya ditetapkan terlebih
dahulu payback period maksimum atau target payback period untuk
pendamping
dengan
payback
period
investasi
yang
akan
dilaksanakan. Kemudian untuk pengambilan keputusan, maka
diperbandingkan antara payback period maksimum yang ditetapkan
dengan payback period investasi yang akan dilaksanakan.
b. Net Preset Value (NPV)
Langkah-langkah perhitungan dalam menghitung net present value
adalah sebagai berikut:
•
Menghitung cash flow yang diharapkan dari investasi yang akan
dilaksanakan.
•
Mencari nilai sekarang (present value) dari cash flow dengan
mengalikan tingkat diskonto (discount rate) tertentu yang
ditetapkan.
•
Kemudian jumlah present value dari proceed selama umur
investasi dikurang dengan nilai investasi awal (initial outlays)
sehingga menghasilkan net present value (NPV).
41
Rumus yang digunakan adalah;
NPV = PV of Proceed – Initial Outlays
Atau dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:
n
NPV = ∑
1
Pt
− IO
(1 + i ) t
Dimana:
= net cashflow (proceed) pada tahun ke t
Pt
i = tingkat diskonto
n
= lama periode invetasi
IO
= Initial Outlays atau pengeluaran mula-mula
c. Profitability Index (PI)
Profitability Index (PI) adalah perbandingan dari present value dari
proceed dengan initial outlays.
Rumusnya adalah:
PI =
PV of proced
Initial Outlays
Atau dengan rumus,
PI =
n
∑
1
Pt
(1 + i ) t
IO
42
Dimana:
Pt
= Net cashflow (proceed) pada tahun ke t
i
= tingkat diskonto
n
= lama periode invetasi
IO
= Initial Outlays atau pengeluran mula-mula
d. Internal Rate of Return
Untuk menentukan Internal Rate of Return dapat dicari dengan
system coba-coba (trial and error) yaitu dengan mencari NPV pada
discount rate yang sesuai.
Rumus yang dipergunakan adalah:
IRR = IR1 − NPV1
(IR 2 − IR1 )
(NPV2 − NPV1 )
Dimana:
IRR
= Internal Rate of Return yang akan dicari
IR1
= Internal Rate (tingkat bunga) untuk penetapan ke-1
IR2
= Internal Rate (tingkat bunga) untuk penetapan ke-2
NPV1
= NPV dari hasil IR1
NPV2
= NPV dari hasil IR2
43
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Intermasa berdiri pada tanggal 23 Juni 1972, dengan dasar suatu
upaya yang mulia dari kalangan penerbit yang telah berkiprah semenjak awal
kemerdekaan untuk mempunyai suatu industri offset modern yang belum ada
di Indonesia pada saat itu.
Dengan adanya program lunak dari negara-negara maju dalam program
I.G.G.I yang pertama, dibentuklah suatu usaha patungan modal asing dibidang
percetakan offset yang modern di Indonesia. Sebagai industri baru dan
merupakan proyek pertama percetakan di nusantara, PT. Intermasa langsung
tumbuh menjadi perusahaan percetakan terbesar di tahun 1974.
Adapun bisnis utama dari PT. Intermasa adalah:
1. Penerbitan, meliputi penerbitan buku sekolah, buku agama, buku
pariwisata, buku umum, dan lain-lain.
2. Percetakan, meliputi percetakkan unit desain grafis dan separasi film, serta
percetakan offset dengan penjilidan buku mewah.
Sedangkan jasa layanan satu atap PT. Intermasa adalah sebagai berikut:
1. Jasa pra cetak, meliputi: jasa desain grafis, jasa scanning dan lay out, serta
jasa output film separasi.
2. Jasa percetakan, meliputi:
-
Jasa cetak offset tanpa jilid satu warna dan full colour untuk poster,
leaflet, kalender, dan lain-lain.
44
-
Jasa cetak untuk buku dan majalah, baik B/W (Hitam/Putih) maupun
full colour yang berkualitas.
3.
Jasa cetak offset sampai dengan dua warna dengan mesin Web.
Jasa penjilidan, meliputi:
-
Jilid buku tipis, contoh: buku dan majalah.
-
Jilid buku tebal, contoh: buku telepon dan directory.
-
Jilid buku mewah (hard cover book), contoh: ensiklopedi dan diary.
Dalam suatu perusahaan sangat diperlukan adanya satu struktur
organisasi. Struktur oraganisasi sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan
operasional
perusahaan
mendelegasikan
tersebut.
kekuasannya
Pimpinan
kepada
tertininggi
beberapa
staf
perusahaan
yang
tingkat
kepangkatannya mencakup wewenang dan tanggung jawab, kemudian
selanjutnya staf-staf tersebut membawahi beberapa pegawai yang lebih rendah.
PT. Intermasa dipimpin langsung oleh Presiden Direktur yang membawahi
direksi yang terdiri atas 3 (tiga) direktur, yaitu Direktur Produksi, Direktur
Pemasaran dan Direktur Administrasi. Adapun setiap unit dari struktur
organisasi yang terdapat pada PT. Intermasa antara lain:
1. Divisi Pra-cetak
Kepala Divisi Pra-cetak bertanggungjawab kepada Direktur Produksi
dalam hal mengatur dan mengendalikan divisinya.
Bagian Produksi Pra-cetak bertanggung jawab kepada kepala Divisi Pracetak dalam hal pengolahan dan jasa Pra-cetak.
45
2. Divisi Percetakan
Kepala Divisi Percetakan bertanggung jawab kepada Direktur Produksi
dalam hal mengatur dan mengendalikan divisinya.
Bagian Produksi Divisi Percetakan bertanggung jawab kepada Kepala
Divisi Percetakan dalam hal pengolahan dan jasa percetakan.
3. Divisi Penyelesaian
Kepala Divisi Penyelesaian bertanggung jawab kepada Direktur Produksi
dalam hal mengatur dan mengendalikan divisinya.
4. Estimator, Sekretaris dan Divisi penjualan
Estimator, Sekretaris dan Divisi penjualan bertanggung jawab kepada
Direktur Pemasaran.
5. Administrasi Keuangan dan Umum
Manajer Administrasi Keuangan dan Umum bertanggung jawab kepada
Direktur Keuangan dalam hal mengatur dan mengendalikan bagian
Administrasi Keuangan dan Umum.
a. Keuangan
Kepala keuangan bertanggung jawab kepada Manajer Administrasi
Keuangan dan umum dalam hal masalah keuangan.
-
Pajak
Bagian Pajak bertanggung jawab kepada Kepala Keuangan dalam hal
administrasi perpajakan dimana setiap bulannya membuat laporan
mengenai masalah perpajakan antara lain PPN, PPH No. 21, 23, dan
25.
46
-
Penagihan
Bagian penagihan bertanggung jawab kepada Kepala Keuangan
dalam hal pengelolaan tagihan dari pelanggan dan setiap bulannya
melaporkan hasil-hasil dari tagihan tersebut.
b. Pembukuan
Kepala Pembukuan bertanggung jawab kepada Manajer Administrasi
Keuangan dan Umum dalam hal mengatur dan mengelola pembukuan,
membuat laporan keuangan setiap bulannya baik asuransi umum
ataupun akuntansi biaya.
-
Akuntansi Umum
Bagian Akuntansi Umum bertanggung jawab kepada Kepala
Pembukuan dalam hal pengelolaan dan akuntansi umum.
-
Akuntansi Biaya
Bagian Akuntansi Biaya bertanggung jawab kepada Kepala
Pembukuan dalam hal pengelolaan dan akuntansi biaya.
c. Personalia
Kepala Personalia bertanggung jawab kepada Manajer Administrasi
Keuangan dan Umum dalam hal pengelolaan administrasi kepegawaian
antara lain Laporan Gaji, Astek (Asuransi Tenaga Kerja).
-
Satpam
Satpam bertanggung jawab kepada Kepala Personalia dalam hal
keamanan di lingkungan perusahaan.
47
-
Umum
Bagian Umum bertanggung jawab kepada Kepala Personalia dalam
hal kebersihan.
Visi, Misi dan Kebijakan
Startegic Plan merupakan jangka panjang (5 Years Plan) dan aktivitas
tahunan (Acvity) serta kebijakan lain yang bersifat jangka panjang maupun
yang dibuat oleh DIrektur berdasarkan referensi dari pihak internal maupun
eksternal.
Startegic Plan dibuat perusahaan dalam usaha mewujudkan keinginan
serta menentukan arah bisnis selama kurun waktu tersebut, serta dijabarkan
dan dikomunikasikan sampai tingkat yang relevan dan terkait.
Visi dan Misi PT. Intermasa dilandasi komitmen bersama mulai dari
jajaran direksi sampai dengan karyawan, visi dan misi PT. Intermasa akan
ditinjau setiap tahun
Visi
“Menjadikan PT. Intermasa sebagai pelaku bisnis berstandar internasional”
Misi
1. Meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
2. menerapkan system manajemen ISO 9001-2000 secara konsisten.
3. Membentuk karyawan yang professional dan team work yang solid.
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara berkesinambungan.
48
Sebagai dasar keseluruhan aktivitas PT. Intermasa serta Komitmen
seluruh personil yang ada untuk menjadikan PT. Intermasa menjadi pelaku
bisnis berstandar internasional, maka dibuat kebijakan yang mencakup ke
empat faktor yang telah disebutkan pada Quality Management System.
Kebijakan tersebut dikomunikasikan keseluruhan karyawan melalui
sarana yang ada, serta akan ditinjau ulang agar sesuai dengan peraturan dan
persyaratan yang berlaku dan terkait, minimal satu tahun sekali yang dibahas
dalam Meeting Manajemen Review.
B. Gambaran Data dan Pembahasan
1. Aliran Kas Investasi
Untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan, selama ini PT.
Intermasa memiliki 40 unit mesin. Karena penjualan yang terus meningkat,
maka perusahaan merencanakan untuk membeli mesin baru. Perencanaan
investasi yang dilakukan perusahaan dalam hal keputusan pembelian mesin
Varnis harus melibatkan proyeksi-proyeksi pengeluaran yang terjadi di dalam
kegiatan operasional perusahaan. Diperkirakan mesin Varnis tersebut
mempunyai umum ekonomis enam tahun.
Dari hasil penelitian, diperoleh beberapa data dari PT. Intermasa. Datadata tersebut antara lain terdiri dari:
1. Harga per unit mesin Varnis adalah Rp. 600.000.000,-.
2. Sumber pendanaan investasi berasal dari modal pinjaman sebesar Rp.
360.000.000,- berasal dari modal sendiri.
49
3. Investasi mesin Varnis tersebut diperkirakan mempunyai umur ekonomis
sebesar 6 tahun.
4. Proyeksi R/L PT. Intermasa.
5. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode lurus (straight line
method). Dalam perhitungan dipresiasi, perusahaan memperkirakan nilai
sisa nol, karena mesin Varnis tersebut tidak layak digunakan lagi dan tidak
bisa dijual sehingga disimpan di gudang barang bekas.
Depresiasi
=
Total Investasi − Nilai Sisa
Umur Ekonomis
=
Rp. 600.000.000,6 Tahun
= Rp. 100.000.000,6. Peramalan penjualan dengan perhitungan penerapan garis trend secara
matematis dengan metode moment.
7. Biaya operasional dan penyusutuan mesin Varnis selama umur ekonomis
adalah sebagai berikut:
a. Biaya Perawatan mesin sebesar Rp. 50.000.000,- per tahun untuk
service mesin, perawatan rutin dan pembelian spare part.
b. Biaya tak terduga sebesar Rp. 14.000.000,- per tahun untuk
mengantisipasi hal-hal yang dapat menghambat kegiatan operasional
mesin.
c. Penyusutan untuk mesin tersebut sebesar RP. 100.000.000,- per tahun.
Dengan demikian, total biaya operasional per tahun adalah:
= Rp. 50.000.000,- + Rp. 14.000.000,- + Rp. 100.000.000,= Rp. 164.000.000,50
Berdasarkan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan
sebelumnya, maka diperoleh data penjualan antara tahun 2004 sampai dengan
2010 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Penjualan Per Semester
Tahun 2005-2010
(dalam ribuan)
Semester
Penjualan
1
Rp.
6.649.600
2
Rp.
9.974.400
3
Rp.
6.952.400
4
Rp.
10.428.600
5
Rp.
6.751.320
6
Rp.
10.126.980
7
Rp.
7.056.000
8
Rp.
10.584.000
9
Rp.
7.578.000
10
Rp.
11.367.000
11
Rp.
8.165.200
12
Rp.
12.247.800
Sumber: PT. Intermasa
Setelah diketahui penjualan per semester yang diperoleh oleh PT.
Intermasa selama tahun 2005-2010, maka dilakukan peramalan (forecasting)
untuk menentukan penjualan tahun 2010-2015.
51
Tabel 4.2
Peramalan Penjualan
Tahun 2005-2010
(dalam ribuah)
Semester
Penjualan (Y)
X
X2
1
6.649.600
0
0
0
2
9.974.400
1
1
9.974.400
3
6.952.400
2
4
13.904.800
4
10.428.600
3
9
31.285.800
5
6.751.320
4
16
27.005.280
6
10.126.980
5
25
50.634.900
7
7.056.000
6
36
42.336.000
8
10.584.000
7
49
74.088.000
9
7.578.000
8
64
60.624.000
10
11.367.000
9
81
102.303.000
11
8.165.200
10
100
81.652.800
12
12.247.800
11
121
134.725.800
Jumlah
107.881.300
Sumber: data yang diolah
66
506
628.533.980
XY
Kemudian dilakukan perhitungan penerapan garis trend secara
matematis dengan menggunakan metode moment.
(I)
Y
= a + bX
(II)
∑Y
= n.a + b. ∑ X
(III)
∑ XY
= a. ∑ X + b. ∑ X2
52
Substitusi persamaan (II) dan (III) :
107.881.300
= 12a + 66b x 11 1.186.694.300
= 132a + 726b
628.533.980
= 12a + 506b x 2
= 132a + 1.012b
1.257.067.960
-70.373.660
∑Y
= -286 b
b
= -70.373.660
1286
b
= 246.061,748
b
= 246.062
= n.a + b. ∑ X
107.881.300 = 12a + 66b
107.881.300 = 12a + 66 (246.062)
107.881.300 = 12a _ 16.240.092
Y
a
= 107.881.300 – 16.240.092
12
a
= 7.636.767,33
a
= 7.636.767
= a + bX
Y13 = 7.636.767 + 246.062
(12) = 10.589.511
Y14 = 7.636.767 + 246.062
(13) = 10.835.573
Y15 = 7.636.767 + 246.062
(14) = 11.081.635
Y16 = 7.636.767 + 246.062
(15) = 11.327.697
Y17 = 7.636.767 + 246.062
(16) = 11.573.759
Y18 = 7.636.767 + 246.062
(17) = 11.819.821
Y19 = 7.636.767 + 246.062
(18) = 12.065.883
Y20 = 7.636.767 + 246.062
(19) = 12.311.945
Y21 = 7.636.767 + 246.062
(20) = 12.558.007
53
Y22 = 7.636.767 + 246.062
(21) = 12.804.069
Y23 = 7.636.767 + 246.062
(22) = 13.050.131
Y24 = 7.636.767 + 246.062
(23) = 12.296.193
Untuk menghitung proceeds selama umur ekonomis mesin tersebut,
maka peramalan penjualan diatas harus diubah terlebih dahulu dalam bentuk
tahun.
Y2010
= Y13
+
Y14
= 10.589.511 + 10.835.573
Y2011
= Y15
+
Y16
= 11.081.635 + 11.327.697
Y2012
= Y17
+
= Y19
+
= Y21
+
= Y23
+
= 24.377.828
Y22
= 12.558.007 + 12.804.069
Y2015
= 23.393.580
Y20
= 12.065.883 + 12.311.945
Y2014
= 22.409.332
Y18
= 11.573.759 + 11.819.821
Y2013
= 21.425.085
= 25.362.076
Y24
= 13.050.131 + 12.296.193
= 26.346.324
Untuk lebih jelasnya, data penjualan PT. Intermasa tahun 2010-2015
dari seluruh mesin maupun dari penjualan rata-rata per unit mesin dapat dilihat
pada tabel 4.3 dan telah diketahui sebelumnya bahwa jumlah mesin yang ada
di PT. Intermasa adalah sebanyak 40 unit.
54
Tabel 4.3
Penjualan PT. Intermasa
Tahun 2010-2015
(dalam ribuan rupiah)
Tahun
Penjualan dari seluruh
mesin
Penjualan rata-rata
per unit mesin
2010
21.425.084
535.627,1
2011
22.409.332
560.233,3
2012
23.393.580
584.839,5
2013
24.377.828
609.445,7
2014
25.362.076
634.051,9
26.346.324
658.658,1
2015
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan hasil peramalan yang dilakukan atas penjualan, dapat diketahui
bahwa penjualan yang akan diterima perusahaan setiap tahunnya meningkat.
Tabel 4.4
Perhitungan EAT
Tahun 2010-2015
(dalam ribuan rupiah)
Thn
Penjualan
per unit
mesin
Biaya
Operasi
-onal
EBIT
Bunga
(18%)
EBT
Pajak
(30%)
EAT
2010
535.627,1
164.000
371.627,1
64.800
306.827,1
92.048,13
214.778,97
2011
560.233,3
164.000
396.233,3
64.800
331.433,3
99.429,99
232.003,31
2012
584.839,5
164.000
420.839,5
64.800
356.039,5
106.811,85
249.227,65
2013
609.445,7
164.000
445.445.7
64.800
380.645,7
114.193,71
266.451,99
2014
634.051,9
164.000
470.051,9
64.800
405.251,9
121.575,57
283.676,33
2015
658.658,1
164.000
494.658,1
64.800
429.858,1
128.957,43
300.900,67
Sumber: data yang diolah
55
Biaya operasional merupakan biaya yang bersifat variabel (berubahubah). Untuk mempermudah perhitungan dipakai rata-rata biaya operasional
untuk 6 tahun yang akan datang sehingga diasumsikan biaya operasional tetap
setiap tahunnya.
Selanjutnya dari EAT tersebut diperhitungkan aliran kas masuk
(proceeds) investasi mesin dengan menggunakan rumus:
Proceeds = EAT + Depresiasi + Bunga ( 1 – Tax )
Tabel 4.5
Perhitungan Proceeds
Tahun 2010-2015
(dalam ribuan rupiah)
Tahun
EAT
Depresiasi
Bunga ( 1-Tax )
Proceeds
2010
214.778,97
100.000
64.800 ( 1 – 0.3 )
360.138,97
2011
232.003,31
100.000
64.800 ( 1 – 0.3 )
377.363,31
2012
249.227,65
100.000
64.800 ( 1 – 0.3 )
394.587,65
2013
266.451,99
100.000
64.800 ( 1 – 0.3 )
411.811,99
2014
283.676,33
100.000
64.800 ( 1 – 0.3 )
429.036,33
2015
300.900,67
100.000
64.800 ( 1 – 0.3 )
446.260,67
Sumber: data yang diolah
56
Perhitungan biaya rata-rata tertimbang:
Ko = WACC =
=
O (1 − t)
V
Rp. 4.429.500.000,- (1 − 30%)
Rp. 8.459.000.000,-
= 0,3665
= 36,65%
V
=B+S
= Rp. 3.252.000.000,- + RP. 5.207.000.000,= Rp. 8.459.000.000,-
2. Kriteria Penilaian Investasi
Kriteria yang digunakan dalam penilaian kelayakan investasi pada
penelitian ini terdiri dari 4 (empat) metode:
a. Payback Period (PP)
Payback period (PP) menunjukkan periode waktu yang diperoleh
untuk menutup kembali uang yang telah diinvestasikan dengan hasil yang
akan diperoleh (net cash flow) dari investasi tersebut. Metode ini
dimaksudkan untuk mengukur kecepatan suatu investasi dapat ditutup
dengan net cash flow dari hasil investasi tersebut.
Investasi
= Rp. 600.000.000,-
Proceeds 1
= Rp. 360.138.970,-
Sisa Investasi
= Rp. 239.861.030,-
Proceeds 2
= Rp. 377.363.310,-
57
PP
= 1 tahun +
Rp. 239.861.030,−
x 12 bulan
Rp. 377.363.310,−
= 1 tahun 7 bulan 19 hari
Payback period (PP) yang dihasilkan adalah sebesar 1 tahun, 7
bulan, 19 hari. Karena nilai tersebut lebih kecil dari umur ekonomis mesin
yaitu 6 tahun, maka investasi tersebut layak untuk dilaksanakan.
b. Net Present Value (NPV)
Besarnya NPV dapat ditentukan dengan menghitung present value
dari proceeds dengan discount rate, kemudian jumlah dari seluruh present
value yang telah dijumlah dikurangi dengan present value dari total
investasi.
Tabel 4.6
Perhitungan NPV dengan DF=36,65%
(dalam ribuan rupiah)
Proceeds
Tahun
(Aliran Kas
DF=36,65%
Besih)
2010
360.138,97
0,7318
2011
377.363,31
0,5355
2012
394.587,65
0,3919
2013
411.811,99
0,2868
2014
429.036,33
0,2099
2015
446.260,67
0,1536
Total PV Proceeds
PV Investasi (Outlays)
NPV (+)
Sumber: data yang diolah
PV Proceeds
263.549,70
202.078,05
154.638,90
118.107,68
90.054,73
68.545,64
896.974,70
(600.00)
296.974,70
58
NPV yang dihasilkan dengan tingkat suku bunga 36,65% adalah
sebesar Rp. 296.974.700,-. Karena nilai tersebut bernilai positif, maka
investasi tersebut layak untuk dilaksanakan.
c. Profitability Index (PI
Profitability index merupakan rasio jumlah penerimaan bersih atau
PV Proceeds dengan nilai sekarang pengeluaran investasi atau PV Outlays
selama umur ekonomis.
Adapun perhitungan Profitability Index adalah sebagai berikut:
PI =
=
PV Proceeds
PV Outlays
Rp. 896.974.700,Rp. 600.000.000,-
= 1,49
Dari perhitungan di atas diperoleh Profitability Index (PI) sebesar
1,49. Hal ini berarti investasi layak untuk dilaksanakan karena berada di
atas standar minimum sebesar 1.
d. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur
tingkat bunga yang diperoleh perusahaan dari investasi. Langkah pertama
adalah mencari tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif. Setelah
mendapatkan nilai NPV positif maka dilakukan kembali perhitungan untuk
59
mendapatkan nilai NPV negatif dengan menggunakan cara trial dan error.
Selanjutnya dilakukan perhitungan interpolasi agar memperoleh nilai NPV
negatif dengan melakukan beberapa kali perhitungan dengan tingkat bunga
tertentu.
Tabel 4.7
Perhitungan NPV dengan DF=60%
(dalam ribuan rupiah)
Tahun
Proceeds
(Aliran Kas
Besih)
DF=60%
2010
360.138,97
0,6250
225.086,86
2011
377.363,31
0,3906
147.398,11
2012
394.587,65
0,2441
96.318,85
2013
411.811,99
0,1526
62.842,51
2014
429.036,33
0,0954
40.930,07
2015
446.260,67
0,0596
26.597,14
Total PV Proceeds
PV Investasi (Outlays)
NPV (+)
PV Proceeds
599.173,54
(600.00)
826,46
Sumber: data yang diolah
Setelah dilakukan perhitungan dengan DF = 60% maka diketahui
NPV (-) terkecil adalah Rp. 826.460. kemudian dilakukan kembali
perhitungan untuk mendapatkan NPV (+) terkecil dengan DF =59% dan
diketahui bahwa NPV (+) terkecil adalah Rp. 8.201.290,-. Hal tersebut
dilihat pada tabel 4.9.
60
Tabel 4.8
Perhitungan NPV dengan DF=59%
(dalam ribuan rupiah)
Tahun
Proceeds
(Aliran Kas
Besih)
DF=59%
2010
14.990.158,8
0,6289
226.491,40
2011
15.679.132,4
0,3955
149.247,19
2012
16.368.106
0,2488
98.173,41
2013
17.057.079,6
0,1565
64.448,58
2014
17.746.053,2
0,0984
42.217,17
2015
18.435.026,8
0,0619
27.623,54
Total PV Proceeds
PV Proceeds
608.201,29
PV Investasi (Outlays)
(600.00)
NPV (+)
8.201,29
Sumber: data yang diolah
Dengan data yang sama, sebelumnya diperoleh NPV positif yang
dianggap sebagai NPV 1 sebesar Rp. 296.974.700,- dengan tingkat discount
factor 36,65%. Selanjutnya dengan cara trial dan error ditentukan besarnya
tingkat discount factor yang menghasilkan NPV negatif yang dianggap
sebagai NPV 2 dan dalam perhitungan ini diperoleh tingkat discount factor
60%.
Sedangkan untuk mencari besarnya IRR dapat ditentukan dengan
cara menginterpolasi hasil NPV positif berdasarkan tingkat discount factor
36,65% dengan NPV negatif dengan tingkat discount factor 60%.
61
IRR
= IR1 – NPV1
(IR2 − IR1)
NPV2 − NPV1
= 36,65% - Rp. 296.974.700
(60% - 36,65%)
− 826.400 - 296.974.700
= 36,65% - Rp. 296.974.700
(60% - 36,65%)
(296.148.300)
= 36,65% + 23,41%
= 60,06%
Hasil perhitungan IRR yang diperoleh sebesar 60,06%. Hal ini
menunjukkan bahwa investasi tersebut dinilai layak karena nilai IRR lebih
besar dari suku bunga 36,65%.
Hasil perhitungan dari keempat metode penilaian envestasi yaitu
berupa pembelian mesin Varnis tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.9
Rekapitulasi Penilaian Pembelian Mesin Varnis
PT. Intermasa
Metode
Hasil Yang DIperoleh
Standar
Minimum
Kesimpulan
PP
1 tahun, 7 bulan, 18 hari
6 tahun
Layak
NPV
Rp. 296.974.700
Positif
Layak
PI
1,49
>1
Layak
> 36,65%
Layak
60,06%
IRR
Sumber: data yang diolah
62
Berdasarkan tabel 4.90 di atas, maka investasi pembelian mesin
Varnis yang akan dilaksanakan oleh PT. Intermasa dikatakan layak untuk
dilaksanakan ditinjau dari aspek keuangan, karena hasil penilaian tersebut
memenuhi standar minimum investasi. Dengan kata lain, dapat dikatakan
juga bahwa investasi pembelian mesin Varnis tersebut layak untuk
dijalankan karena dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan setiap
tahunnya dimasa yang akan datang.
63
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan atas analisis penganggaran
modal terhadap kelayakan investasi berupa pembelian mesin Varnis pada
PT. Intermasa, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pendapatan kotor yang diterima PT. Intermasa untuk tahun 2010-2015
diperoleh
dengan
didasarkan
menggunakan
forecasting
(peramalan)
yang
pada data histories tahun 2005-2010. Berdasarkan
perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan metode moment,
diperoleh penjualan untuk tahun 2010 sebesar Rp. 21.425.084.000,tahun 2011 sebesar Rp. 22.409.332.000,-, tahun 2012 sebesar Rp.
23.393.580.00,-, tahun 2013 sebesar Rp. 24.377.828.000,- tahun 2014
sebesar
Rp.
25.362.076.000,-
dan
tahun
2015
sebesar
Rp. 26.346.324.000,-. Dengan demikian, dapat diketahui pula bahwa
aliran kas bersih (proceed) untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp.
14.990.158.800,-, tahun 2011 sebesar Rp. 15.679.132.400,-, tahun 2012
sebesar Rp. 16.368.106.00,- tahun 2013 sebesar Rp. 17.057.079.600,-,
tahun 2014 sebesar Rp. 17.746.053.200,- dan tahun 2015 sebesar Rp.
18.435.026.800,-. Jika aliran kas bersih (proceed) tersebut benar-benar
dapat terealisasi, maka aliran kas bersih PT. Intermasa adalah tergolong
baik karena pada setiap tahunnya mengalami peningkatan.
64
2.
Berdasarkan aliran kas bersih (proceed) yang terjadi, dilakukan analisis
kelayakan investasi berdasarkan criteria Payback Period, Net Present
Value, Profitability Indeks, dan Internal Rate of Return. Dari keempat
metode tersebut, dapat diketahui bahwa:
3.
Apabila dinilai dengan metode Payback Period (PP), diperoleh periode
pengembalian investasi selama 1 tahun 7 bulan 19 hari, dinilai layak
karena peridoe pengembalian investasi ini lebih pendek daripada umur
ekonomis mesin, yaitu sebesar 6 tahun.
a. Apabila dinilai dengan metode Net Present Value (NPV), diperoleh
Rp. 296.974.700,-. Dinilai layak karena nilai dana tersebut lebih
besar dari nol atau positif.
b. Apabila dinilai dengan metode Profitability Indeks (PI), diperoleh
hasil 1,49. dinilai layak karena lebih besar dari 1.
c. Apabila dinilai dengan metode Internal Rate of Return (IRR),
diperoleh hasil 60,06%. Dinilai layak karena jumlah tersebut lebih
besar dari tingkat suku bunga yaitu 36,65%.
B.
Implikasi
Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa pengaruh mesin Vernis
sangat baik, karena dapat menunjang keberhasilan perusahaan di masa
mendatang. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan perbaikan atau
kebutuhan mesin Vernis tersebut. Apabila mesin vernis tidak memproduksi
lagi dengan baik, maka perusahaan harus lebih tanggap lagi mengenai mesin
Vernis, apakah mesin Vernis layak untuk digunakan dengan jangka waktu
65
yang
ditentukan,
suatu
perusahaan
atau
pemimpin
harus
selalu
memperhatikan kondisi mesin Vernis agar dapat digunakan dalam waktu
yang kita inginkan. Di dalam perusahaan seorang pemimpin haruslah
memiliki kesadaran dan kepekaan pada mesin vernis, sehingga dalam
menggunakan mesin Vernis tersebut sesuai apa yang perusahaan inginkan
yaitu, memproduksi yang tinggi dan masa kerja yang cukup lama.
C.
Saran
Karena investasi aktiva tetap yang akan dilakukan perusahaan
melibatkan penggunaan dana yang besar dan jangka waktu pengembalian
yang cukup lama, maka penilaian kelayakan investasi tersebut harus
dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Untuk itu, penulis mencoba memberikan
saran-saran yang mungkin berguna khususnya bagi pelaksanaan penilaian
kelayakan investasi pada PT. Intermasa. Saran-saran tersebut antara lain:
1.
Investasi pada aktiva tetap sangat baik untuk dilakukan, karena dapat
menunjang keberhasilan perusahaan di masa mendatang. Sebaiknya
perusahaan membeli mesin Vernis karena telah memenuhi persyaratan
penilaian kelayakan investasi dalam aspek keuangan dan dapat
memberikan keuntungan bagi PT. Intermasa.
2.
Dalam menentukan nilai depresiasi, sebaiknya perusahaan tidak
mengabaikan nilai sisa dari investasi mesin Varnis, karena pada
kenyataannya apabila umur investasi tersebut telah habis, mesin Varnis
tersebut masih dapat laku dijual dan menghasilkan pendapatan bagi
perusahaan.
66
DAFTAR PUSTAKA
Adjisaputro, Gunawan, Anggaran Perusahaan, Buku 1, Edisi 3, BPFE
Yogyakarta, 2003.
Djamin, Zulkarnain, Perencanaan dan Analisa Proyek, Edisi II, LPFE-UI, Jakarta,
1993.
Gerald, Fitz, EVK, Public Sector Investment Planning For Developing Countries,
The Mac Milan Press Ltd., 1991.
Gitosudarmo, Indriyo dan Basri, Manajemen Keuangan, Edisi 2, BPFE
Yogyakarta, 1992.
Haming Murdifin dan Salim Basalamah, Study Kelayakan Investasi Proyek dan
Bisnis, Penerbit PPM, Jakarta 2002.
Husna, Suad, Manajemen Keuangan, Buku 1, Edisi 4, BPFE Yogyakarta, 1996
Iqbal, Muhammad Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 2001.
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Perdana, Pranada Media, Jakarta,
2003
Kuncoro, Mudrajat, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta,
2003
Riyanto, Bambang, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi 4, BPFE,
Yogyakarta, 1995.
Sartono, Agus, Manajemen Keuangan, Edisi 3, BPFE Yogyakarta. 1998.
Sedarmayanti dan Hidayat Syarifudin, Metode Research, Mandar Maju, Bandung,
2002.
Stone, John Lieslieving, The Portable MBA Keuangan dan Akunting, Bina Rupa
Akasara, Jakarta, 1994.
Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi, Ekonisia, Kampus
FEUI, Jakarta. 1997.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, Manajemen Keuangan, Jilid 1, Edisi
ke-8, Penerbit Erlangga, 1996
Van Horne, James C, Financial Management and Policy Prentice Hail Of India,
1993.
Van Horne, James C dan Wachowicz J. R. John M, Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan, Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta, 1997.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: SAIMAH PRANSISKA
Umur
: 26 Tahun
Tempat, tanggal lahir
: Bekasi, 11 Oktober 1983
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Kp. Tapak Serang RT. 008/004 Desa Lenggahjaya
Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi
PENDIDIKAN
1. Tamat SDN Setiajaya 02 Tahun 1990/1996 Berijazah
2. Tamat SMPN 1 Cabangbungin Tahun 1996/1999 berijazah
3. Tamat SMUN 1 Sukatani Tahun 1999/2002 berijazah
PENGALAMAN
1. Mengajar di SDN Setiajaya 02 Tahun 2008
2. Mengajar di SMK At-Taqwa Cabangbungin XXXI Tahun 2007- sampai
sekarang
Download