Cegah Peretasan? Update Antivirus dan Sistem Operasi UNAIR NEWS – Warga Dunia termasuk Indonesia tengah dibuat gusar dengan peretasan paling berbahaya (ransomware) dengan virus WannaCry. Peretasan dengan virus WannaCry bisa membuat data-data di komputer pengguna berbasis sistem operasi Windows terenkripsi sehingga tak dapat diakses atau dibuka. “Momen ini dimanfaatkan oleh hacker (peretas) untuk menyerang mayoritas penguna Windows yang tidak mengaktifkan autoupdate pada sistem operasinya,” ucap dosen S-1 Program Studi Sistem Informasi Indra Kharisma Raharjana, M.T. Pengajar pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga ini menengarai, virus ini merupakan modifikasi dari tool yang dikembangkan oleh National Security Agency untuk melakukan aksi intelijen melalui dunia siber. Sayangnya, source code aplikasi peretasan ini dan beberapa aplikasi peretasan lainnya bocor ke tangan pembajak dan dimanfaatkan untuk hal yang kurang baik. Virus ini pertama kali menyerang seperti virus komputer pada umumnya, seperti laman yang mencurigakan, lampiran surat elektronik, macro dari dokumen berformat Word maupun Excel, dan lain-lain. Ketika virus tersebut diaktifkan, maka virus tersebut akan mencoba mengakses file sharing yang ada dalam jaringan local area network maupun WiFi. “Dengan begitu jika ada satu komputer yang jaringan, maka dengan mudah virus tersebut dalam komputer lain yang ada dalam jaringan pengampu mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak terinfeksi dalam akan menyebar ke tersebut,” tutur itu. Indra berpendapat, pengguna internet baik individu maupun kelompok perlu meningkatkan pengetahuannya mengenai keamanan siber (cybersecurity). Menurut Indra, mayoritas pengguna internet di Indonesia, baik personal maupun korporasi belum siap dengan serangan siber. Baik virus hingga serangan peretas. Beberapa waktu lalu, salah satu penyedia jasa telekomunikasi yang besar di Indonesia juga baru terserang oleh peretas dengan mengubah tampilan pada laman situsnya. “Dengan dua tragedi ‘besar’ ini, khususnya organisasi di Indonesia bisa lebih aware dengan pentingnya keamanan siber,” pungkasnya. Harapannya, hal-hal tersebut bisa dilakukan secara periodik dan menyeluruh, bukan hanya karena ancaman virus WannaCry tetapi untuk menjaga keamanan informasi organisasi atau perusahaan secara menyeluruh. Untuk itu, dibutuhkan langkah preventif untuk menyikapi fenomena ini. “Update (perbarui) OS (operating system) secara berkala, update Antivirus secara berkala. Berinternetlah secara sehat. Waspadalah terhadap bahasa tersembunyi internet seperti phising (mencuri password dengan menggunakan fake form login pada situs palsu), penyebaran data-data pribadi. Hati-hati juga ketika men-download file. Pastikan file tersebut aman dan tidak mencurigakan,” pesan Indra. Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S