Sertifikasi Fasilitas Budidaya Perairan

advertisement
Sertifikasi Fasilitas
Budidaya Perairan
Ikan, Krustasea dan Moluska
Pembenihan dan Pembibitan
Best Aquaculture Practices
Pedoman, Standar Sertifikasi
Komunitas • Lingkungan • Kesajahteraan Hewan • Keamanan Pangan • Ketertelusuran
BAP Finfish/Crustacean/Mollusk Hatchery/Nursery Standards – Version 1 – September 2014
Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
DISCLAIMER:
Dokumen ini dimaksudkan semata-mata sebagai bantuan untuk
kenyamanan klien yang tidak fasih berbahasa Inggris.
Terjemahan ini berasal dari versi asli berbahasa Inggris. Jika
terdapat perbedaan penafsiran antara versi bahasa Inggris dan
terjemahannya, versi bahasa Inggris tetap menjadi versi resmi
sebagai dasar audit dan kesesuaian persyaratan.
SERTIFIKASI BEST AQUACULTURE PRACTICES
2 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Standar Best Aquaculture Practices berikut berlaku untuk semua fasilitas budidaya
perairan yang menghasilkan telur dan/atau juvenil (bentuk muda) hewan air yang
dipindahkan ke fasilitas budidaya lainnya, serta semua spesies yang memiliki
standar BAP. Fasilitas produksi dapat berupa tambak atau kolam di darat yang
memiliki arus air masuk dan keluar, keranjang yang terletak di daerah intertidal
(daerah pantai yang terletak di antara daerah pasang tertinggi dan surut terendah),
serta keramba stasioner atau keramba apung. Untuk keperluan standar BAP, istilah
umum yang digunakan untuk menggambarkan fasilitas ini adalah pembenihan
(hatchery).
Proses yang tercakup secara umum dalam operasi pembenihan ini meliputi:
-
Koleksi induk, produksi, seleksi, dan pengelolaan.
Pemijahan (pengembangbiakan) moluska dan penetapan larva
Pengumpulan telur dan pembuahan
Inkubasi telur dan penetasan
Pakan dan praktik pemberian pakan sampai juvenil dipindahkan ke fasilitas
khusus pemanenan untuk konsumsi manusia
Fase pembibitan atau fase peralihan produksi juvenil sebelum akhirnya dewasa,
yang terdiri dari satu tahap lagi atau lebih.
Penanganan untuk menginduksi sterilitas, memanipulasi jenis kelamin, atau
mencapai kekebalan protektif terhadap patogen, atau untuk mengobati atau
melindungi penyakit.
Kecuali dalam kasus spesies moluska tertentu, pengumpulan dan pemeliharaan
telur atau juvenil dari alam tidak termasuk atau diizinkan menggunakan standar
tersebut.
Proses ini dapat dilakukan secara berurutan pada satu lokasi, dua atau lebih lokasi
dengan pemindahan hewan air hidup di antara lokasi tersebut. Untuk sertifikasi
BAP, setiap lokasi harus dianggap sebagai fasilitas yang terpisah.
Beberapa persyaratannya diterapkan hanya untuk sistem tertentu, contohnya, hanya
untuk kolam dari tanah, budidaya yang memproduksi limbah, atau budidaya yang
menggunakan keramba atau tambak laut. Masing-masing bagian dari standar dan
pedoman mengidentifikasi standar yang diterapkan pada sistem-sistem produksi
yang berbeda. Harap mengacu pada grafik yang disajikan di halaman berikut.
Standar BAP yang dapat dicapai, berbasis ilmu pengetahuan, dan senantiasa
ditingkatkan standar kinerja globalnya bagi rantai pasokan budidaya perairan yang
menjamin diproduksinya makanan sehat dengan tetap bertanggung jawab terhadap
lingkungan dan sosial. Standar dan pedoman ini dirancang untuk membantu pelaku
program dalam melakukan penilaian sendiri terhadap dampak lingkungan dan
sosial, serta kendali keamanan pangan pada fasilitas mereka, dan untuk mengarah
ke sertifikasi kepatuhan dari pihak ketiga, sehingga dapat mengeliminasi dampakdampak negatif yang paling berpengaruh. Untuk informasi lebih lanjut, harap
3 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
mengacu pada sumber-sumber tambahan yang terdaftar dalam dokumen ini.
Standar BAP menuntut kepatuhan, dengan peraturan lokal sebagai langkah awal
menuju sertifikasi. Namun, tidak semua peraturan sama ketatnya. Untuk alasan ini,
standar BAP menetapkan persyaratan untuk dokumentasi dan prosedur harus
berada dalam rencana pengelolaan, baik yang terdapat dalam peraturan lokal atau
lainnya. Dengan demikian, mereka mencari di mana kemungkinan untuk
menerapkan konsistensi dalam pelaksanaan di fasilitas-fasilitas di berbagai daerah
produksi yang berbeda dan untuk mengikutsertakan industri ini secara menyeluruh
dalam proses peningkatan yang berkelanjutan.
Sebagaimana penggunaan dalam standar ISO, standar ini menggunakan kata
“harus” untuk menyatakan kewajiban pemenuhan, dan “sebaiknya” untuk
merekomendasikan pemenuhan. Poin-poin yang dapat diaudit adalah pernyataanpernyataan “harus” yang terdaftar di bawah masing masing standar.
Untuk mendapat sertifikasi BAP, pemohon harus diaudit oleh badan sertifikasi yang
independen, yang telah diakui oleh BAP. Untuk mengajukan permohonan sertifikasi,
harap menghubungi:
Best Aquaculture Practices Management
P. O. Box 2530 -– Crystal River, Florida 34423 USA
Telepon: +1-352-563-0565
Faks: +1-425-650-3001
Web: www.bestaquaculturepractices.org
E-mail: [email protected], [email protected]
Audit terdiri dari pertemuan pembuka, penilaian tempat, pengumpulan sampel yang
diperlukan, peninjauan catatan dan prosedur manajemen, serta pertemuan penutup.
Semua poin dalam standar harus disebutkan. Bila ada ketidaksesuaian selama
evaluasi, akan dicatat oleh auditor dalam laporan formal sebagai:
Kritis – Ketika terdapat kegagalan dalam pemenuhan keamaan makanan atau
masalah hukum yang kritis, atau berisiko terhadap integritas program, auditor
secepatnya memberi informasi ke badan sertifikasi, yang kemudian akan memberi
informasi ke Manajemen BAP. Klarifikasi yang tertunda, dapat mengakibatkan
kegagalan untuk sertifikasi, atau penangguhan sementara langsung.
Mayor – Ketika terdapat kegagalan penting dalam memenuhi persyaratan standar,
tapi tidak berisiko pada keamanan makanan atau berisiko langsung pada integritas
program, auditor memberi tahu badan sertifikasi, dan mencatatnya dalam laporan.
Verifikasi pelaksanaan perbaikan harus diserahkan ke badan sertifikasi dalam 28
hari masa evaluasi. (Ketidaksesuaian dalam kategori ini biasanya berupa masalah
dengan kebijakan umum.)
Minor – Ketika kepatuhan sepenuhnya terhadap tujuan standar belum terlihat,
auditor memberi tahu badan sertifikasi dan mencatatnya di laporan. Verifikasi
4 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
pelaksanaan perbaikan harus diserahkan ke badan sertifikasi dalam 28 hari masa
evaluasi. (Ketidaksesuaian dalam kategori ini biasanya berupa masalah umum
manajemen.)
Standar BAP dikembangkan oleh komite ahli teknik diikuti proses yang disesuaikan
dengan FAO Pedoman Teknik Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia, dalam
sertifikasi
budidaya hewan/tumbuhan air. Lihat
ww.gaalliance.org/bap/standardsdevelopment.php.
Syarat Kepatuhan Standar BAP
Standar BAP
Diterapkan Pada
1. Komunitas: Hak Milik dan Kepatuhan Semua sistem produksi
Peraturan
5 2. Komunitas: Hubungan Komunitas
Semua sistem produksi
3. Komunitas: Keamanan Pekerja dan
Hubungan Pegawai
Semua sistem produksi
4. Lingkungan: Perlindungan Area
Ekologis Sensitif
Hanya pada sistem berbasis daratan
5. Lingkungan: Sampah Metabolik dan
Sisa Pakan
Semua sistem produksi
5i – Sistem berbasis daratan
5ii – Keramba air tawar – atau air payau
dengan kadar garam di bawah 25 ppt
5iii – Keramba air laut dengan kadar garam di
atas 25 ppt
6. Lingkungan: Konservasi Tanah dan
Air
Hanya pada sistem berbasis daratan
7. Lingkungan: Biosekuriti Pakan,
Konservasi Tepung Ikan dan Minyak
Ikan
Semua sistem produksi
8. Lingkungan: Penyedia Bibit dan
Organisme dengan Modifikasi
Genetik (Genetically Modified
Organism /GMO)
Semua sistem produksi
9. Lingkungan: Kontrol Pelepasan
Semua sistem produksi, beberapa bagian
hanya untuk keramba
Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
10. Lingkungan: Interaksi Alam/Satwa
Liar
Semua sistem produksi, beberapa bagian
hanya untuk keramba
11. Lingkungan: Penyimpanan,
Pembuangan Persediaan dan
Limbah
Semua sistem produksi
12. Kesejahteraan Hewan:
Kesejahteraan Hewan
Semua sistem produksi
13. Keamanan Pangan: Manajemen
Obat dan Kimia
Semua sistem produksi
14. Biosekuriti: Kontrol Penyakit
Semua sistem produksi
15. Sistem Penelusuran: Persyaratan
Penyimpanan Catatan
Semua sistem produksi
Singkatan
AAHP (Aquatic Animal Health Professional) – Profesional Kesehatan Hewan Air
AMA (Area Management Agreement) - Perjanjian Pengelolaan Daerah
AWS (Animal Welfare Section) - Seksi Kesejahteraan Hewan (bagian dari Rencana
Pengelolaan Kesehatan)
BAP (Best Aquaculture Practices) – Praktik Budidaya Perairan Terbaik
BOD (Biochemical Oxygen Demand) – Kebutuhan Oksigen Biologis
ESA (Ecologically Sensitive Area) - Area Ekologis Sensitif
FIFO (Fish In : Fish Out ratio) – Perbandingan antara Ikan Masuk : Ikan Keluar
GIP (Genetic Improvement Plan) - Rencana Perbaikan Genetik
HMP (Health Management Plan) - Rencana Pengelolaan Kesehatan
ILO (International Labor Organization) - Organisasi Buruh Internasional
HMP (Health Management Plan) - Rencana Pengelolaan Kesehatan
ppt (parts per thousand) – satu bagian per seribu
RAS (Recirculating Aquaculture System) – Sistem Sirkulasi Budidaya Perairan
SCP (Stock Containment Plan) – Rencana Pengamanan Bibit
WIP (Wildlife Interaction Plan) - Rencana Interaksi Kehidupan Liar
Definisi
Air payau - Air yang kadar garamnya rata-rata di bawah 25 ppt.
Keramba – Tempat budidaya hewan air yang terbuat dari jaring atau jala. Kadang
disebut juga tambak. Istilah keramba digunakan di seluruh standar ini.
Area ekologis sensitif – Area-area yang memiliki atribut lingkungan khusus dalam
hal daya serap atau perawatan khusus. Area ini sangat penting untuk pemeliharaan
beragam populasi tanaman dan satwa liar. (Lihat
6 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
http://www.env.gov.bc.ca/wild/documents/bmp/urban_ebmp/
EBMP%20PDF%204.pdf)
GMO - Rekayasa genetika organisme - Jenis hewan yang telah dimodifikasi secara
genetik melalui transfer buatan materi genetik dari spesies lain.
Air laut - Air yang memiliki kadar garam rata-rata di atas 25 ppt.
Sumber titik limbah – Limbah keluar dari pipa atau saluran sebagai aliran tunggal,
berbeda dengan limbah keluar dari keramba, yang "bocor" keluar melalui lubang
jaring.
Therapeutant yang dilarang secara proaktif – Komponen yang secara khusus
diidentifikasi dan dilarang untuk digunakan, termasuk penggunaan label ekstra,
pada yang memproduksi atau negara-negara pengimpor hewan air. (Lihat
http://www.accessdata.fda.gov/scripts/cdrh/cfdocs/cfcfr/CFRSearch.cfm?fr=530.41.)
Therapeutant - Antibiotik, obat-obatan, dan bahan kimia yang digunakan dalam
pengobatan penyakit hewan air.
1. Komunitas (Semua Sistem Produksi)
Hak Milik dan Kepatuhan Peraturan
Tempat pembenihan harus mematuhi hukum lokal dan nasional, serta
persyaratan lingkungan, dan menyediakan dokumentasi terkini yang
menyatakan hak-hak legal terhadap penggunaan tanah, air, konstruksi,
operasi, dan pembuangan limbah.
Latar Belakang Standar
Peraturan dibutuhkan untuk memastikan bahwa tempat pembenihan memberikan
informasi terkait ke pemerintah dan membayar biaya untuk mendukung programprogram yang relevan. Program BAP membutuhkan kepatuhan terhadap undangundang terkait bisnis dan peraturan lingkungan yang berlaku, termasuk yang
berkaitan dengan perlindungan habitat sensitif, pembuangan, pekerjaan
pembuangan sampah, dan pengendalian predator, karena diketahui bahwa tidak
semua instansi pemerintah memiliki sumber daya yang cukup untuk menegakkan
hukum secara efektif.
Beberapa tempat pembenihan mungkin berlokasi di perairan atau lahan pesisir, tapi
pemiliknya tidak punya hak hukum atasnya. Tempat semacam ini biasanya
ditemukan di area milik pemerintah yang tidak dikembangkan, dengan penggunaan
lahan yang kurang terawasi. Lahan ini mungkin digunakan oleh orang yang tidak
punya lahan, atau digunakan oleh komunitas pesisir untuk berburu, memancing,
dan berkumpul. Perairan dengan keramba yang terpasang di dalamnya bisa
menjadi usaha perikanan penting bagi penduduk lokal. Perairan-perairan ini juga
bisa memiliki kegunaan penting lain seperti penyedia air domestik, irigasi, rekreasi,
atau pariwisata.
7 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Pelaksanaan
Peraturan mengenai pelaksanaan dan penggunaan sumber daya yang digunakan
oleh tempat pembenihan bervariasi antara satu tempat dengan tempat lain. Di
antara persyaratan lainnya, undang-undang semacam ini bisa digunakan untuk:
• lisensi bisnis
• lisensi budidaya air
• akta tanah, perjanjian konsesi atau penyewaan
• pajak penggunaan lahan
• izin mendirikan bangunan
• izin penggunaan air
• perlindungan habitat sensitif
• izin pembuangan
• izin penggunaan untuk therapeutik
• izin berkaitan dengan spesies non asli
• izin kendali predator
• izin operasi sumur
• izin operasi timbun sampah
• penilaian dampak terhadap lingkungan.
Auditor individual tidak bisa mengetahui semua undang-undang yang berlaku pada
tempat pembenihan di seluruh negara. Tempat pembenihan yang berpartisipasi
bertanggung jawab untuk mendapatkan semua dokumen yang dibutuhkan untuk
penempatan, pembangunan, dan pengoperasian fasilitas mereka.
Bantuan dalam menentukan izin dan lisensi yang diperlukan dapat dicari di instansi
pemerintah yang bertanggung jawab di bidang pertanian, perlindungan lingkungan,
perikanan, budidaya air, manajemen dan transportasi air, serta persatuan budidaya
air setempat. Auditor juga harus mengetahui persyaratan hukum dalam wilayah
kerja mereka.
Selama pemeriksaan BAP di lapangan, perwakilan dari tempat pembenihan harus
menyajikan semua dokumen yang dibutuhkan oleh pengaudit. Tempat pembenihan
harus bisa memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam dokumen. Contohnya,
jika tempat pembenihan mempunyai izin pembuangan limbah dengan standar
kualitas air, standar itu yang harus diterapkan. Jika instansi pemerintah
membebaskan satu izin atau lebih, bukti dari pembebasan ini harus ada.
Standar
1.1: Dokumen terkini harus ada untuk membuktikan lahan dan penggunaan air yang
sah oleh pemohon.
1.2: Dokumen terkini harus ada untuk membuktikan semua lisensi bisnis dan
pengoperasian telah didapat.
1.3: Dokumen terkini harus ada untuk membuktikan kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku yang berhubungan dengan lingkungan dalam pembangunan dan
8 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
pengoperasian.
2. Komunitas (Semua Sistem Produksi)
Hubungan Komunitas
Tempat pembenihan harus berupaya untuk hubungan yang baik, dan tidak
menutup akses ke area publik, lahan umum, area penangkapan ikan, atau
sumber daya alam tradisional lainnya yang digunakan oleh penduduk
setempat.
Latar Belakang Standar
Fasilitas budidaya air kebanyakan berlokasi di daerah pedesaan, di mana sebagian
individu mungkin bergantung pada sumber daya alam yang bervariasi untuk
melengkapi kehidupan mereka. Beberapa penduduk setempat mendapat manfaat
dari pekerjaan atau peningkatan prasarana, terkait dengan pengembangan
budidaya air berskala besar, tapi penduduk lainnya mungkin mengalami
pengurangan akses ke area yang digunakan untuk menangkap ikan, berburu,
pemungutan, penyediaan air lokal, atau rekreasi.
Pelaksanaan
Manajemen pembenihan harus mencoba mengakomodasi cara tradisional atas
penggunaan sumber daya pesisir melalui sikap bekerja sama dengan kepentingan
lokal yang telah terbentuk dan kepedulian terhadap lingkungan. Fasilitas harus
menjaga agar tidak menutup koridor akses tradisional ke area hutan bakau umum
dan lahan penangkapan ikan. Dalam beberapa kasus, mungkin perlu disediakan
rute akses dalam melewati tempat pembenihan..
Tempat pembenihan harus mempertahankan penampakan yang rapi dan menarik
agar tidak menjadi sesuatu yang buruk dilihat bagi penduduk setempat. Tindakan
sanitasi harus dikerjakan untuk mencegah bau sehingga mengganggu area sekitar.
(Lihat Bagian 11.) Mesin harus dipelihara dengan baik untuk mencegah suara
bising yang tidak diperlukan, yang dapat mengganggu penduduk sekitar.
Selama pemeriksaan fasilitas, pengaudit harus memeriksa pemenuhan standar ini
melalui pemeriksaan peta yang menjelaskan zona-zona publik dan privat;
pemeriksaan pada pagar, kanal, dan pembatas lainnya; serta mewawancarai
penduduk setempat dan pekerja di tempat pembenihan. Pengaudit harus
menyeleksi orang-orang yang akan diwawancarai.
Standar
2.1: Pemohon harus mendukung penduduk setempat dengan tidak menutup rute
akses tradisional ke tempat penangkapan ikan, lahan basah, dan sumber daya
publik lainnya.
2.2: Pemohon harus mengatur penggunaan air untuk mencegah terbatasnya air
9 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
yang tersedia bagi pengguna lainnya.
2.3: Pemohon harus menunjukkan interaksi dengan komunitas lokal untuk
mencegah atau menyelesaikan masalah melalui pertemuan, komite,
koresponden, proyek pelayanan, atau kegiatan lain yang dilakukan secara rutin
atau lebih sering.
3. Komunitas (Semua Sistem Produksi)
Keamanan Pekerja dan Hubungan Pegawai
Tempat pembenihan harus patuh pada hukum perburuhan baik lokal maupun
nasional, termasuk yang berhubungan dengan pekerja di bawah umur,
untuk memastikan keamanan pekerja yang memadai, kompensasi, dan jika ada,
kondisi kehidupan di lapangan.
Latar Belakang Standar
Pekerjaan di fasilitas budidaya air memiliki potensi bahaya akibat penggunaan
mesin, risiko tenggelam dan tersengat listrik, serta penggunaan material beracun.
Pekerja bisa saja tidak mengindahkan risiko di tempat pembenihan, dan kadangkadang petunjuk keselamatan mungkin tidak memadai.
Baik pekerja lokal maupun asing dapat bekerja di tempat pembenihan. Instansi
ketenagakerjaan pekerja asing ilegal telah dilaporkan di beberapa negara. Karena
itu, sertifikasi BAP membutuhkan bukti dokumentasi pekerja asing legal.
Banyak budidaya air berlokasi di negara berkembang dengan tarif gaji yang rendah,
dan undang-undang perburuhan tidak diterapkan secara konsisten. Tempat
pembenihan yang menyediakan tempat tinggal di lapangan harus menyediakan
kondisi lingkungan yang bersih dengan luas area yang memadai.
Pelaksanaan
Minimal, tempat pembenihan yang sudah memiliki sertifikat harus memberi upah
yang sesuai hukum, lingkungan kerja yang aman, dan tempat tinggal yang layak,
jika disediakan. Pengaudit harus memperhitungkan peraturan nasional dan standar
lokal dalam mengevaluasi aspek ini. Harus diupayakan untuk melebihi persyaratan
minimum, karena tempat pembenihan yang memiliki sertifikat harus progresif dan
bertanggung jawab secara sosial. Ketika mempekerjakan pekerja asing, tempat
pembenihan membutuhkan dokumentasi status legal.
Peralatan keamanan seperti kacamata pelindung, sarung tangan, topi pengaman,
jaket pengaman, dan pelindung telinga, harus disediakan jika diperlukan. Mesinmesin harus memiliki pelindung atau penutup jika diperlukan, dan peralatan listrik
harus tersambung secara benar dan aman. Traktor dan forklift harus mempunyai
konstruksi pelindung, pelindung untuk pengendali daya, dan alat keamanan yang
layak lainnya.
10 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Pegawai dan pekerja harus mendapat pelatihan awal serta pelatihan ulangan
tentang keamanan di seluruh area operasi pembenihan. Pekerja juga harus dilatih
tentang pertolongan pertama untuk sengatan listrik, pendarahan yang banyak,
tenggelam, dan kemungkinan-kemungkinan darurat medis lainnya, termasuk yang
berkaitan dengan kesalahan penanganan bahan kimia. Harus tersedia sebuah
rencana untuk memperoleh bantuan medis bagi pekerja yang terluka atau sakit.
Tempat tinggal harus berventilasi cukup dan memiliki fasilitas kamar mandi serta
toilet yang memadai. Layanan makanan, jika disediakan, harus menyediakan
makanan yang sehat untuk pekerja, dengan penyimpanan dan persiapan makanan
dilakukan secara bertanggung jawab. Sampah dan tempat sampah tidak boleh
menumpuk di tempat tinggal, tempat persiapan makanan, atau tempat makan.
(Lihat Bagian 11.)
Tempat pembenihan yang menggunakan penyelam untuk melakukan tugas-tugas
di dalam air harus memiliki rencana tertulis guna memastikan keamanannya, dan
penyelam tersebut diharuskan untuk dipekerjakan atau dikontrak untuk masuk
dalam rencana tersebut. Rencana ini haruslah mencakup pelatihan khusus
keamanan penyelam, pemeliharaan catatan untuk peralatan menyelam dan
prosedur untuk penyelaman darurat.
Selama pemeriksaan fasilitas, pengaudit akan mengevaluasi apakah kondisinya
memenuhi persyaratan hukum perburuhan. Pengaudit juga akan mewawancarai
beberapa pekerja secara acak untuk memperoleh pendapat mereka mengenai gaji,
keamanan dan kondisi kehidupan.
Standar
3.1: Pemohon harus memenuhi atau melewati standar gaji minimum, termasuk
tunjangan, yang ditentukan oleh undang-undang perburuhan lokal dan
nasional.
3.2: Pemohon tidak boleh mengikutsertakan atau mendukung penggunaan anak
sebagai buruh. Pemohon harus mematuhi undang-undang tenaga kerja anak,
terkait usia minimal pekerja atau ILO Minimum Age Convention (Konvensi Usia
Minimal) 138, yang mana yang lebih tinggi. ILO Konvensi Usia Minimal 138
menyatakan bahwa usia minimal adalah 15, kecuali hukum lokal di negara
berkembang ditetapkan usia 14 – sesuai dengan pengecualian negara
berkembang dalam konvensi ini.
3.3: Mempekerjakan pekerja muda di atas usia minimal tapi masih di bawah 18
tahun, harus sesuai dengan undang-undang lokal, termasuk akses yang
dibutuhkan untuk kehadiran di sekolah dan pembatasan jam dan waktu tertentu
dalam satu hari.
3.4: Pekerja muda di atas usia minimal tapi masih di bawah 18 tahun tidak boleh
ditempatkan pada pekerjaan berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan
dan keamanan mereka.
11 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
3.5: Semua pekerjaan, termasuk lembur, harus sesuai keinginan masing-masing
pekerja. Fasilitas tidak boleh memaksakan pekerjaan dalam bentuk apapun
kepada para pekerja. Ini termasuk penjualan manusia, menahan surat
keterangan identitas asli, melarang pekerja meninggalkan tempat kerja setelah
jam kerja, atau pemaksaan lainnya dengan tujuan memaksa semua orang
untuk bekerja. Jika menahan surat keterangan identitas asli dipersyaratkan
oleh undang-undang nasional, surat ini harus segera dikembalikan ke pekerja
berdasarkan permintaan dan dapat dilakukan sepanjang waktu.
3.6: Pemohon harus mematuhi jumlah jam/hari kerja nasional yang disepakati
apabila ada.
3.7: Pemohon harus mematuhi undang-undang perburuhan nasional untuk masalah
gaji, lembur, dan kompensasi hari libur untuk jam-jam kerja di luar hari atau
minggu kerja normal.
3.8: Fasilitas tidak boleh mengharuskan pembayaran simpanan, pengurangan dari
gaji, atau menahan gaji yang tidak termasuk persetujuan kontrak yang sah
dengan pekerja, dan/atau yang tidak diberikan atau diizinkan oleh hukum
nasional.
3.9: Fasilitas tidak boleh mengurangi gaji sebagai bagian dari proses pendisiplinan.
3.10:Pemohon hanya boleh mempekerjakan pekerja dengan dokumen yang sah,
baik nasional atau migran.
3.11:Fasilitas harus menjaga semua dokumen relevan yang memastikan semua
pekerja kontrak/subkontrak, baik dikontrak melalui layanan buruh atau lainnya,
dibayar sesuai dengan semua undang-undang gaji, jam kerja, dan lembur
setempat.
3.12:Semua layanan perekrutan dan pemekerjaan buruh yang digunakan oleh
fasilitas harus memiliki lisensi lokal atau nasional untuk dapat beroperasi
sebagai penyedia buruh.
3.13:Fasilitas harus menjaga semua dokumen relevan yang memastikan pekerja
borongan (mereka yang dibayar dengan "upah borongan" untuk setiap unit
yang diproduksi atau pekerjaan yang dilakukan tanpa batas waktu) dibayar
dengan mematuhi undang-undang lokal, termasuk peraturan mengenai
persamaan derajat atau melewati batas minimal gaji, jam kerja, lembur, dan
kompensasi hari libur.
3.14:Fasilitas harus menyediakan pada seluruh pekerja, baik per jam, mendapat
gaji, borongan, sementara, musiman, atau per jangka waktu khusus, sebelum
mempekerjakan dan selama mempekerjakan, informasi tertulis dan dapat
dimengerti mengenai persyaratan pemekerjaan, hak pekerja, tunjangan,
kompensasi, jam kerja yang diharapkan, perincian gaji dari setiap periode
pembayaran dan kebijakan fasilitas, terkait tindakan disiplin, prosedur keluhan,
12 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
pengurangan gaji yang sah dan masalah terkait buruh lainnya. Informasi ini
harus disediakan dalam bahasa umum dari mayoritas pekerja.
3.15:Ketika kontrak/subkontrak atau pekerja sementara disewa melalui layanan
pekerja atau buruh, fasilitas harus memastikan bahwa layanan buruh atau
pemekerjaan ini menyediakan informasi di atas sebelum dan selama masa
sewa, dalam bahasa yang tepat untuk memastikan para pekerja mengetahui
apa saja hak-hak mereka dan kondisi pekerjaan sebagaimana dijelaskan di
atas.
3.16:Pekerja harus mempunyai hak untuk memutuskan kontrak mereka setelah
pemberitahuan yang wajar.
3.17:Fasilitas harus menunjuk penanggung jawab kesehatan, keamanan, dan
pelatihan pekerja.
3.18:Fasilitas harus mengidentifikasi, dan mengeliminasi, atau meminimalkan
berbagai bahaya kesehatan dan keamanan di tempat kerja dengan melakukan
penilaian risiko secara menyeluruh. Ini termasuk dalam persyaratan investigasi
kecelakaan.
3.19:Pekerja berhak untuk menyampaikan perundingan bersama, atau setidaknya
satu pekerja ditunjuk oleh pekerja untuk mewakili mereka kepada manajemen.
3.20:Harus ada proses keluhan pekerja secara tertulis, diperbolehkan untuk semua
pekerja, agar memungkinkan dilakukannya pelaporan anonim (tanpa nama)
kepada manajemen tanpa ketakutan akan adanya pembalasan.
3.21:Fasilitas harus menyediakan kesempatan yang setara atas perekrutan,
kompensasi, akses ke pelatihan, promosi, pemberhentian, dan pensiun.
3.22:Fasilitas harus memperlakukan pekerja dengan hormat, dan tidak ikut serta
dalam atau memperbolehkan pelecehan fisik, lisan, atau seksual, intimidasi
atau gangguan.
3.23:Jika disediakan, tempat tinggal pegawai harus memenuhi standar lokal dan
nasional (misalnya, struktur kedap air, ruang yang memadai,
pemanas/ventilasi/pendingin), dan harus bebas dari tumpukan sampah.
3.24:Air minum yang aman harus siap tersedia untuk para pegawai. Jika disediakan
makanan, harus berupa makanan yang sehat dan sepadan dengan kebiasaan
makan lokal.
3.25:Fasilitas air bersih, toilet, dan tempat cuci tangan harus disediakan untuk para
pegawai.
3.26:Jika terjadi kecelakaan atau kedaruratan, pemohon harus menyediakan
peralatan medis dasar, termasuk akses komunikasi ke pihak medis yang
13 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
bertanggung jawab. Tambahannya, peralatan P3K (pertolongan pertama pada
kecelakaan) harus tersedia bagi semua pegawai, dan semua barang yang
sudah habis masa berlakunya harus diganti dengan yang baru.
3.27:Pemohon harus memberikan pelatihan mengenai kesehatan secara umum,
kebersihan pribadi, dan keselamatan (termasuk keselamatan di air,
penggunaan perahu dan peralatannya), pertolongan pertama dan risiko
terkontaminasi kepada seluruh pegawai, dalam waktu 8 minggu setelah
perekrutan. Dokumen keselamatan harus tersedia dalam bahasa yang
dimengerti oleh tenaga kerja.
3.28:Karyawan harus berlisensi untuk menjalankan atau menggunakan peralatan
yang membutuhkan lisensi umum, dan daftar karyawan yang berlisensi
tersebut dan salinan lisensi mereka harus tersedia untuk pemeriksaan.
3.29:Rencana tanggap darurat harus disiapkan untuk kecelakaan atau penyakit
serius.
3.30:Pekerja terpilih harus terbiasa dengan perincian dari rencana tanggap darurat,
dan dilatih dalam pertolongan pertama tersengat listrik, pendarahan yang
banyak, tenggelam, dan keadaan darurat medis lainnya.
3.31:Perlengkapan dan peralatan pelindung dalam keadaan baik, harus disediakan
untuk para pegawai (misalnya, kacamata pelindung untuk mengelas, sarung
tangan untuk pekerjaan bengkel, dan sepatu bot untuk daerah basah).
Pengaudit akan memastikan penerapannya.
3.32:Pompa elektrik dan aerator harus terhubung sesuai dengan standar prosedur
keamanan. Mesin-mesin harus memiliki poros penggerak roda dan/atau
pelindung sabuk penggerak yang sesuai.
3.33:Pemohon harus mematuhi hukum yang mengatur penyelaman di fasilitas
budidaya perairan, dan mengembangkan rencana keselamatan menyelam
secara tertulis yang mensyaratkan pelatihan penyelam dan pemeliharaan
peralatan berdasarkan dokumen prosedur, insiden terkait keselamatan, dan
pemeliharaan peralatan.
4. Lingkungan (Hanya Sistem Berbasis Daratan)
Perlindungan Area Ekologis Sensitif
Pembenihan harus melindungi dan melestarikan area sensitif yang memiliki
atribut lingkungan khusus dalam hal daya serap atau perawatan. Perpindahan
lahan basah untuk tujuan yang diizinkan tetap harus diminimalkan.
Latar Belakang Standar
14 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Tempat pembenihan umumnya beroperasi di area pesisir atau lingkungan air tawar
di daerah bertemperatur tropis atau sedang. Beberapa lokasi dapat termasuk area
ekologis sensitif (Ecologically Sensitive Areas/ESA) yang memiliki atribut lingkungan
khusus dalam hal daya serap atau perawatan. Sangat penting untuk melakukan
pemeliharaan pada populasi tanaman dan kehidupan liar yang produktif dan
beragam di area-area ini, yang dapat termasuk tapi tidak terbatas pada hutan bakau
dan lahan basah dan habitat garis pantai sensitif.
Tempat pembenihan menggunakan metode pemeliharaan yang berbeda dan dapat
didirikan di area ekologis sensitif yang berdekatan dengan perairan. Ini dapat
berpotensi membahayakan area sensitif dalam berbagai cara.
Pelaksanaan
Standar BAP ini berupaya untuk mencegah kerusakan, jika dimungkinkan, atau
mengurangi kerusakan di mana pencegahan tidak dimungkinkan. Dalam semua
kasus, pembenihan harus menggunakan metode konstruksi dan operasi yang layak
untuk melindungi sumber alami yang mereka gunakan.
-
-
Area ekologis sensitif harus diidentifikasi dan dilindungi selama
pembangunan.
Fasilitas harus didesain dan dioperasikan untuk mencegah erosi atau
sedimentasi yang disebabkan oleh pembuangan sampah/limbah, aliran air,
atau banjir.
Jika operasional pembenihan membutuhkan akses air yang melintasi area
ekologis sensitif, hanya boleh melalui pemasangan kanal masuk dan keluar,
tempat pompa, serta galangan.
Kerusakan ESA yang disebabkan oleh pembangunan atau operasional sejak
tahun 1999 harus dikurangi dengan pemulihan area dengan habitat yang
sama berukuran 3 kali lebih besar dibanding area yang rusak, atau dengan
donasi bernilai setara dengan proyek pemulihan. Praktek ini hanya
diperbolehkan jika peraturan lokal mengizinkannya.
Dalam hal dimana kerusakan ESA yang telah terjadi sebelum tahun 1999,
fasilitas harus menjadi subjek dari rencana pengurangan kerusakan atau
pemulihan 5 tahun. Untuk pertimbangan kemungkinan pengecualian,
pembenihan harus menjelaskan kondisi yang meringankan berkaitan dengan
kerusakan.
Standar
Sistem Berbasis Daratan
4.1: Dimana site plan menunjukkan bahwa kerusakan ESA oleh pembangunan
dan/atau operasional sejak tahun 1999, kehilangan haruslah hanya untuk
tujuan yang diizinkan.
4.2: Jika kehilangan total yang dialami area ekologis sensitif terjadi di properti
fasilitas sejak tahun 1999, kehilangan harus dikurangi dengan memulihkan
area 3 kali lebih besar atau dengan donasi bernilai setara dengan proyek
15 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
pemulihan.
4.3: Untuk pembangunan fasilitas yang dilakukan sebelum tahun 1999 dan dimana
ESA telah rusak tapi tidak dilakukan pemulihan, pemohon harus mengajukan
rencana, mengacu pada peraturan setempat, bahwa dalam waktu 5 tahun dari
tanggal sertifikasi awal BAP harus memulihkan area yang rusak, mengurangi
kerusakan dengan mengembalikan area dengan habitat yang sama atau
melalui donasi bernilai setara untuk proyek pemulihan lainnya. Pilihan lainnya,
pemohon harus menyediakan penjelasan tentang kondisi yang meringankan
berkaitan dengan kerusakan untuk pertimbangan pengecualian dari standar ini.
4.4: Operasional fasilitas harus tidak menyebabkan erosi atau penurunan garis
pantai, atau menyebabkan kerusakan ekosistem lainnya yang tidak dapat
dipulihkan melalui siklus hidup alami flora dan fauna yang rusak.
4.5: Hingga izin khusus diajukan, aktivitas pembenihan tidak boleh mengubah
kondisi hidrologis di sekitar batas perairan, dan aliran normal air payau untuk
hutan bakau atau air tawar untuk lahan basah juga tidak boleh diubah.
5. Lingkungan (Semua Sistem Produksi)
Sampah Metabolik dan Sisa Pakan
Pembenihan harus memonitor konsentrasi dan/atau dampak dari pembuangan
sampah metabolik dan sisa pakan dari fasilitas mereka dan memenuhi kriteria
kualitas limbah BAP, kecuali ada pengecualian. Ketika diterapkan,
pembenihan harus memenuhi kondisi untuk pembuangan seperti yang
ditetapkan dalam izin operasi mereka.
Standar dan prosedur pengawasan berbeda digunakan untuk sistem pembenihan
berbeda seperti yang diuraikan di bawah ini.
Latar Belakang Standar
Hanya sebagian dari nutrisi yang ditambahkan ke fasilitas budidaya air untuk
meningkatkan produksi, yang diganti dengan jaringan hewan. Sisanya menjadi
limbah yang dapat mengakibatkan meningkatnya konsentrasi nutrisi, bahan organik,
dan zat padat tersuspensi di dalam dan di sekitar sistem budidaya.
Fasilitas berbasis laut dan pembenihan moluska dimana hewan hanya makan
makanan yang tumbuh secara alami adalah pengecualian dari persyaratan
pengawasan limbah pada standar ini.
5i. Sistem Berbasis Daratan
Pelaksanaan
Pemohon harus memantau pembuangannya dan memenuhi kriteria awal kualitas air
buangan BAP, dan menerapkan metode untuk pengambilan sampel dan analisis
16 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
yang ditetapkan dalam Lampiran A. Dalam waktu 5 tahun, mereka harus memenuhi
kriteria final yang ditunjukkan pada Lampiran A. Data kualitas air harus
didokumentasikan sesuai dengan limbah bentuk sampel data dalam Lampiran B..
Untuk memastikan pemenuhan kriteria limbah BAP, pengaudit dalam proses
inspeksi akan melihat pengambilan sampel limbah dan persiapan untuk selanjutnya
analisis oleh laboratorium mandiri. Analisis sampel yang dikumpulkan pengaudit
harus dilakukan oleh laboratorium swasta atau pemerintah, dengan mengikuti
metode analisis yang diterima secara umum.
Pilihan Terbatas: Penyimpangan yang Diizinkan
Dari Kriteria Standar Kualitas Air
Sumber air untuk pembenihan dapat memiliki konsentrasi kualitas variabel air lebih
tinggi dari yang diizinkan oleh kriteria awal BAP. Dalam kasus ini, pembuktian
bahwa konsentrasi variabel tidak meningkat (atau menurun untuk oksigen terlarut)
antara sumber air dan limbah pembenihan adalah alternatif yang diizinkan untuk
memenuhi kriteria. Pilihan ini tidak berlaku pada pH dan klorida.
Untuk memenuhi persyaratan pada Pilihan Terbatas, pembenihan harus
mengumpulkan sampel pemasukan dan pembuangan air sesuai dengan frekuensi
yang dinyatakan pada Lampiran A.
Pengecualian dari Persyaratan Pemantauan Limbah
Persyaratan
Fasilitas pembenihan berbasis daratan berikut dikecualikan dari persyaratan
pemantauan limbah:
-
-
Pembenihan yang tidak membuang limbah ke perairan alami, contohnya
menggunakan air buangan untuk irigasi, atau menggunakan kolam perkolasi.
Pembenihan yang mencegah pembuangan limbah regular ke perairan alami
kurang dari 1% dari volume per tahunnya – misalnya, dengan menggunakan
kembali seluruh air atau mempraktikkan pembatasan atau penjarangan
pertukaran air. Pembenihan yang memenuhi kualifikasi untuk pembebasan
ini, harus melaporkan volume pembuangan per tahun, penggunaan air dan
kandungan gizi sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran C.
Pembenihan yang memproduksi kurang dari 3 mt produk perairan hidup per
tahunnya.
Standar
Sistem Berbasis Daratan
5.1: Jika fasilitas mangaku bahwa Pilihan Terbatas sebagai pembenaran untuk
menyimpang dari standar kriteria kualitas air, fasilitas harus mengumpulkan
data kualitas air masuk dan air keluar yang dibutuhkan, dan konsentrasi harus
menunjukkan bahwa tidak terjadi kemerosotan antara pemasukan dan
pembuangan.
17 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
5.2: Jika fasilitas pemohon menyatakan pengecualian karena tidak membuang
limbah, atau limbahnya secara eksklusif digunakan untuk irigasi tanaman
pertanian, penjelasan mengenai cara ini dilakukan harus tersedia, dan standar
5 tidak berlaku. Harus diverifikasi oleh auditor.
5.3: Jika pemohon menyatakan pengecualian karena perbandingan pertukaran air
harian dalam setahun kurang dari 1% volume, data untuk volume pembuangan
limbah tahunan, penggunaan air dan kandungan nutrisi harus tersedia.
5.4: Jika pemohon menyatakan pengecualian karena pembenihan memproduksi
kurang dari 3 mt produk perairan hidup per tahunnya, penjelasan mengenai
cara ini harus tersedia.
5.5: Pencatatan asupan air dan pemantauan limbah harus dikelola dan disediakan.
5.6: Konsentrasi kualitas air limbah harus memenuhi kriteria kualitas air BAP atau
peraturan yang berlaku, jika mereka setara atau lebih ketat.
5.7: Pembenihan harus terus mematuhi kriteria ini untuk menjaga sertifikasi dan
memenuhi kriteria final BAP sesudah 5 tahun.
5.8: Pembenihan harus memberikan perkiraan penggunaan air selama setahun
kalender terakhir kepada pengaudit, seperti yang dijelaskan dalam Lampiran C,
dan masukan data juga harus tersedia untuk ditinjau.
5ii. Keramba Air Tawar – atau Air Payau
Pelaksanaan
Keramba tidak membuang sumber limbah, tapi sisa pakan, kotoran, dan sisa
metabolisme memasuki badan perairan yang ditempati keramba atau tkeramba
stasioner tersebut.
Badan perairan alami bisa saja sudah memiliki gizi yang banyak ketika dilakukan
pengupayaan sertifikasi. Tempat yang menampung keramba atau keramba
stasioner ini, yang kualitas airnya tidak memenuhi pedoman pembuangan BAP
Lampiran A), tidak memenuhi syarat untuk sertifikasi. Namun, ini tidak berlaku untuk
fasilitas pembibitan moluska, di mana sifat filter-feeding pada moluska dapat
meningkatkan kualitas air.
Pembenihan yang menggunakan keramba dalam air tawar atau air payau, dan per
tahunnya memproduksi lebih dari 20 mt hewan atau menggunakan lebih dari 20 mt
pakan (berdasarkan bobot kering), harus dipantau dan dikelola catatan kualitas
airnya sesuai jadwal dan prosedur pada Lampiran D. Perhitungan kualitas air yang
diambil selama inspeksi sertifikasi harus memenuhi kriteria BAP dan izin pemerintah
yang berlaku.
18 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Keramba bisa dipasang di danau, waduk, kali, sistem irigasi, kolam, muara, atau
teluk. Peraturan untuk kepatuhan terhadap standar pembuangan BAP berbeda-beda
antar jenis perairan tempat keramba dan keramaba stasioner dipasang. Pedoman
praktik meningkatkan produksi di keramba tersedia pada Lampiran E.
Keramba di Danau, Waduk
Tambahan untuk pemantauan kualitas air, pembenihan yang menggunakan
keramba di danau dan waduk harus memenuhi batasan rata-rata pemberian pakan
berdasarkan perhitungan waktu retensi hidrolik dari badan perairan (Lampiran F).
Keramba di Kolam
Kolam adalah milik pribadi, tapi biasanya pembuangannya masuk ke perairan
umum. Pembuangan dari kolam yang terdapat keramba harus memenuhi kriteria
kualitas air BAP (Lampiran A).
Keramba di Kali, Sistem Irigasi
Aliran di kali bervariasi dan terlalu susah diukur untuk digunakan sebagai panduan
dalam menetapkan pemasukan pakan maksimal per hari. Jadi, fosfor terlarut dan
konsentrasi total amonia nitrogen bisa digunakan sebagai indikator untuk
pengoperasian keramba di kali.
Kadar fosfor terlarut dan total amonia nitrogen harus diukur setiap bulan tepat pada
hulu keramba di kedalaman 50 cm, serta 200 m dari hilir di kedalaman yang sama.
Konsentrasi di hilir tidak boleh melebihi konsentrasi di hulu lebih dari 25%.
Pemasukan pakan harus disesuaikan ke bawah ketika syarat tidak bisa dipenuhi.
Keramba di Air Payau
Sebagai peraturan umum, area keramba dengan air payau yang memiliki kadar
garam di bawah 25 ppt dibilasan dengan baik. Jadi, pemasukan pakan per hari
sebanyak 7,5 kg/ha pada area permukaan badan air diperbolehkan kecuali hasil dari
pemantauan menunjukkan ketidaksesuaian, dalam hal ini tingkat pemberian pakan
harus dikurangi sampai terjadi kesesuaian.
Pemantauan harus sama seperti pengoperasian di danau atau waduk dengan dua
pengecualian: Lokasi air payau tidak memiliki termoklin, seperti yang ditemukan
pada danau dan waduk, dan tidak dibutuhkan pemantauan pembuangan dari area
tersebut dalam memenuhi kriteria kualitas air BAP.
Standar
Keramba di Danau, Waduk
5.9: Kualitas air pada perairan, termasuk titik pembuangan yang mungkin berlaku,
harus memenuhi kriteria kualitas air limbah BAP, dengan pengambilan sampel
yang dilakukan dengan mengikuti pada Lampiran D.
5.10:Fasilitas harus mengelola pencatatan yang akurat dari pemberian pakan, yang
menunjukkan pemenuhan terhadap syarat maksimal pemberian pakan per hari
BAP.
19 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
5.11:Catatan pengamatan kualitas air harus dibuat dalam pengelolaan frekuensi
pemberian pakan (Lampiran E) saat tingkat oksigen terlarut tetap dibawah 5
mg/L pada pagi hari, ketika hasil rata-rata pengukuran tahunan dengan Secchi
disk menurun 25% dari sertifikasi awal, ketika blue-green plankton meliputi
lebih dari 60% dari total fitoplankton atau ketika termoklin menjadi 25% lebih
dangkal dari sertifikasi awal. Catatan kualitas air dan pemberian pakan harus
tersedia untuk mendukung pelaksanaan.
Keramba di Kali, Sistem Irigasi
5.12:Harus tersedia catatan konsentrasi total amonia nitrogen dan fosfor terlarut per
bulan di hulu dan hilir.
5.13: Frekuensi maksimal pemberian pakan harus dikelola sehingga konsentrasi
nutrisi di hilir keramba pada kedalaman 50 cm dan 200 m tidak melebihi
konsentrasi nutrisi di hulu sebanyak lebih dari 25%.
Keramba di Air Payau
5.14:Catatan pemberian pakan menunjukkan bahwa frekuensi maksimal pemberian
pakan per hari tidak melebihi 7,5 kg/ha di area badan air dan tingkat pemberian
pakan dikurangi ketika melebihi kriteria kualitas air BAP.
5.15: Catatan pemantauan kualitas air harus dipertahankan sebagaimana
ditentukan.
5iii. Keramba di Air Laut
Kadar garam di atas 25 ppt
Pelaksanaan
Pemantauan endapan adalah praktik yang paling berarti dalam mendeteksi dampak
lingkungan terhadap pembenihan yang menggunakan keramba air laut. Fasilitas
tersebut harus diletakan dan dioperasikan pada tempat yang membuat mereka bisa
meminimalkan dampak negatif pada kualitas endapan di luar zona dampak endapan
yang ditentukan.
Fasilitas keramba biasanya diletakkan berdasarkan studi hidrografik, biologi, dan
fisika dari lokasi, untuk memastikan pengoperasiannya tidak berdampak negatif
pada populasi hewan yang meliputi bentik di bawah atau di sekitar keramba.
Kemudian dampak bentik "yang diizinkan" ditentukan sebagai syarat dalam izin
operasi fasilitas, yang dijelaskan dalam bentuk satu atau lebih properti kimia dari
endapan. Terkadang hal ini berkaitan dengan kepadatan spesies dan penentuan
keragaman, yang berdasarkan pemahaman dasar biologi endapan lokal atau
analisis referensi sampel endapan yang diambil dari lokasi fasilitas.
Siklus produksi dan pengosongan harus terkoordinasi dengan pemohon BAP lain
yang berdekatan atau fasilitas yang sudah bersertifikat BAP, atau dengan anggota
dari Perjanjian Manajemen Area (Area Management Agreement/AMA) yang telah
ada. Fasilitas tetangga, didefinisikan sebagai fasilitas dalam suatu daerah dalam
20 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
jarak 2 kali jarak minimal peraturan pemisahan untuk batas radius 5 km, harus ikut
dalam pembuatan dan pelaksanaan Perjanjian Manajemen Area untuk menangani
dampak bersama yang terkait dengan beberapa fasilitas budidaya air.
Pembenihan bersertifikat BAP yang beroperasi di area terpisah harus memiliki
pernyataan keinginan masuk ke AMA, kalau ada operasi lain yang ingin masuk ke
tempat tersebut..
Izin dan/atau peraturan lokal fasilitas keramba biasanya menetapkan “zona dampak
endapan,” “zona efek yang diizinkan” atau “tapak pengendapan”, dan menentukan
protokol pemantauan untuk memeriksanya. Karena pengambilan sampel biologis
dari endapan membutuhkan keahlian khusus serta memakan waktu dan mahal,
properti endapan kimia biasanya digunakan sebagai indikator utama kondisi
endapan. Pengambilan sampel biologis hanya diperlukan dalam beberapa wilayah
hukum, jika batas pada indikator terlewati.
Indikator kimia yang digunakan untuk tujuan ini mencakup konsentrasi oksigen pada
endapan, sulfida, potensi REDOKS, total karbon organik atau total zat padat volatil,
atau inspeksi visual dengan dokumentasi video. Beberapa metode lebih baik pada
beberapa lingkungan dibandingkan dengan lainnya.
Misalnya, penentuan sulfida berjalan baik dalam endapan lumpur atau tanah liat
yang mengandung sampai dengan 50% pasir, sebagaimana penentuan total karbon
organik. Di atas tingkat pasir ini, suatu indikator seperti total karbon organik bekerja
dengan lebih baik. Di bagian bawah yang keras dengan lebih dari 10% kerikil,
perekaman visual dengan video paling baik dilakukan, karena tidak mungkin
mengambil sampel, dan banyak dari bagian dasar laut tersebut yang mengalami
erosi secara alami, sehingga tidak terjadi pengendapan.
Karena metode-metode yang berbeda atau kombinasi metode mungkin diperlukan
di beberapa wilayah hukum berdasarkan kondisi lokal hidrografik atau bentiknya,
tidak ada metode yang lebih disukai dalam standar ini, hanya bahwa metode apa
pun yang digunakan, harus dilakukan dengan menggunakan metode standar
pengambilan sampel dan analisis yang sesuai dengan standar internasional yang
diterima secara umum.
Dalam kondisi dimana pemantauan endapan merupakan persyaratan hukum dan
zona dampak endapan ditentukan, hal-hal berikut harus dipenuhi oleh semua
pemohon sertifikasi BAP.
Pembenihan harus menyediakan dokumen yang menjelaskan standar lokal
untuk dampak bentik di bawah fasilitas keramba.
Fasilitas yang sudah ada harus menyediakan data pemantauan sedikitnya
tiga tahun untuk menunjukkan bahwa mereka memenuhi atau melewati
standar bentik yang diperlukan dalam izin operasi pada tingkat produksi
sekarang.
Setiap fasilitas baru harus menyelesaikan studi dasar, dengan ulasan dari
21 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
ahli yang mandiri, yang menjelaskan kondisi hidrografik dan bentik di
lapangan. Penilaian ahli (diberikan tanpa kewajiban) harus menunjukkan
bahwa fasilitas dapat memenuhi atau melampaui standar bentik yang
diperlukan oleh perizinan operasional pada tingkat produksi sekarang atau
yang diajukan. Penilaian ini harus diverifikasi dengan hasil sampel pada audit
selanjutnya.
Pembenihan harus menyediakan dokumen untuk menunjukkan bahwa
kualitas endapan ditentukan dengan menggunakan pengumpulan sampel dan
metode analisis yang diterima secara umum.
Di negara atau wilayah yang tidak memerlukan pemantauan endapan sebagaimana
dijelaskan di atas, dan/atau di tempat yang zona dampak endapannya tidak
ditentukan, pemohon yang memproduksi lebih dari 20 mt hewan atau menggunakan
lebih dari 20 mt pakan (berdasarkan berat kering) per tahun harus menuliskan dan
melaksanakan rencana pemantauan yang mengharuskan mereka untuk:
•
•
•
•
•
•
Mengajukan individu atau perusahaan mandiri yang menunjukkan keahlian
dalam pengambilan sampel dan analisis endapan untuk merancang program
pengambilan sampel dan analisis yang tepat terhadap kondisi budidaya, dan
untuk melakukan pemantauan endapan sebagaimana diperlukan di bawah.
Membuat bagan zona dampak endapan yang diizinkan, yang tidak boleh
melebihi total area fasilitas ditambah zona perbatasan 40 m di sekitarnya. Tapak
bisa saja digeser ke arah mana pun untuk mempertimbangkan ketidaksamaan
pola yang biasa terjadi, asalkan total luas area tetap sama.
Memantau penumpukan organik di dasar laut dalam zona ini dengan metode
yang dianggap terbaik untuk jenis endapan yang terdapat di sana. Pilihan
metode harus didasarkan oleh dokumentasi sebelumnya mengenai jenis endapan
tempat fasilitas berada.
Melakukan pengambilan sampel endapan bertepatan dengan periode makan
puncak pada setiap siklus tanaman. Sampel harus diambil di sepanjang
setidaknya 2 lintasan yang langsung melewati fasilitas dan sejajar dengan aliran
air dominan di lokasi. Satu sampel dengan tiga ulangan harus diambil di pinggir
fasilitas, dan lainnya diambil di batas 40 m.
Lima ulangan sampel harus diambil dari setidaknya dua tempat referensi dalam
jarak 1 km di fasilitas yang memiliki kemiripan kedalaman dan karakteristik
endapan, sebagaimana terjadi di fasilitas dan di tempat yang tidak memproduksi
ikan.
Menunjukkan secara statistik analisis hasil yang tidak memiliki penumpukan
organik karena aktifitas fasilitas pada batas dari zona dampak endapan yang
diizinkan, dibandingkan tempat referensi, sebagaimana diatur oleh metode
pemantauan yang dipilih.
Informasi Tambahan
Finfish Aquaculture License Under the Pacific Aquaculture Regulations
Fisheries and Oceans Canada
22 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
http://www.pac.dfo-mpo.gc.ca/aquaculture/license-permis/docs/license-cond-permismar-eng.pdf
Guide to the Assessment of Sediment Condition at Marine Finfish Farms in
Tasmania
C. Macleod and S. Forbes (editors)
Tasmanian Aquaculture and Fisheries Institute
University of Tasmania
Hobart, Tasmania, Australia
http://www.imas.utas.edu.au/__data/assets/pdf_file/0011/68384/AquafinCRC_Projec
tNo4.1.pdf
Norwegian Standard N.S. 9410.E
Environmental Monitoring of Marine Fish Farms
Code of Good Practice for Scottish Finfish Culture
Scottish Salmon Producers’ Organisation
http://www.thecodeofgoodpractice.co.uk
Washington State Legislature, WAC 173-204-420
Sediment Impact Zone Maximum Criteria
http://apps.leg.wa.gov/WAC/default.aspx?cite=173-204-200
FAO Fisheries and Aquaculture Technical Paper No. 527
Environmental Impact Assessment and Monitoring in Aquaculture, pp. 455–535
A. Wilson, S. Magill, K. D. Black – 2009
FAO. Rome, Italy
Standar
Keramba di Air Laut
5.16:Pemohon harus menyediakan dokumen yang menjelaskan standar lokal untuk
dampak bentik di bawah fasilitas keramba, yang harus mencakup "tingkat
pemicu" indikator bentik di atas, ketika fasilitas tidak sepenuhnya bisa
mematuhi standar lokal, ketika hal ini dijelaskan secara terperinci, atau dengan
tujuannya ketika hal ini tidak dijelaskan secara terperinci.
5.17:Untuk fasilitas yang sudah berjalan, pemohon harus menyediakan data
pemantauan selama 3 tahun untuk menunjukkan bahwa fasilitas memenuhi
atau melampaui kriteria kualitas endapan yang dijelaskan dalam izin operasi
dan/atau rencana pemantauannya sendiri pada tingkat operasi terkini.
5.18:Untuk fasilitas yang baru saja berjalan, atau yang diperluas dan belum memiliki
data pemantauan yang cukup, pemohon harus menyediakan studi mandiri
yang mencirikan karakteristik hidrografik dan bentik di areanya, serta
menyediakan penilaian konsultan (tanpa kewajiban) yang menyatakan bahwa
fasilitas tersebut memenuhi atau melampaui kriteria kualitas air dan endapan
jika dioperasikan dengan benar. Penilaian ini harus diverifikasi dengan hasil
23 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
sampel pada audit selanjutnya.
5.19:Pemantauan kondisi endapan harus dilakukan pada saat puncak pemberian
pakan selama siklus produksi dan harus dilakukan berdasarkan persyaratan izin
pengoperasian fasilitas atau rencana fasilitas itu sendiri di negara atau wilayah
tempat pemantauan endapan tidak dibutuhkan, dan sebagaimana dijelaskan
dalam persyaratan pelaksanaan.
5.20:Pengambilan sampel dan analisis yang dilakukan sebagai bagian dari program
pemantauan harus menerapkan metode internasional yang diterima secara
umum dan dapat diadaptasi ke kondisi hidrografik atau bentik lokal.
5.21:Hasil pemantauan endapan harus dilaporkan, diulas, dan diterima oleh
regulator yang tepat. Walaupun persetujuan regulator bersifat kondisional,
pada saat pelaksanaan program perbaikan, hal ini sudah harus dilakukan dan
diselesaikan.
5.22:Siklus produksi dan pengosongan harus terkoordinasi dengan pemohon BAP
lain yang berdekatan atau fasilitas yang sudah bersertifikat BAP, atau dengan
bagian dari Perjanjian Manajemen Area yang telah dibuat.
5.23:Jika Persetujuan Area Manajemen belum dibentuk, pemohon bagaimanapun
harus menunjukkan kerja sama dalam hal persediaan, pengosongan,
kesehatan hewan, dan biosekuriti dengan fasilitas bersertifikat BAP dalam jarak
2 kali jarak minimal peraturan pemisahan untuk batas radius 5 km.
6. Lingkungan (Hanya Sistem Berbasis Daratan)
Konservasi Tanah dan Air
Pembangunan dan pengoperasian pembenihan tidak boleh menyebabkan
salinisasi pada tanah dan air, atau berkurangnya air tanah di area sekitar.
Pembenihan berbasis daratan harus mengatur dengan tepat serta membuang
endapan di kolam, kolam aliran, tanki, kanal, dan bak pengendapan.
Latar Belakang Standar
Di beberapa pembenihan, air tawar dari sumber air bawah tanah digunakan sebagai
sumber pengolahan air. Pembenihan bisa menyebabkan salinisasi pada air tanah
jika air asin dari kolam masuk ke sumber air tawar, atau dibuang ke danau atau kali
air tawar. Pemakaian air tanah yang berlebihan juga dapat berpotensi menurunkan
permukaan air tanah dan berdampak negatif pada persediaan air tanah, atau
menyebabkan penyurutan atau salinisasi.
Sampah padat (kebanyakan feses dan sisa pakan) dari operasional pembenihan
dapat meningkatkan kebutuhan oksigen biologis dan menyebabkan terbentuknya
titik endapan atau pembuangan. Oleh karena itu, sampah padat harus ditangani
sebelum dibuang.
24 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Pelaksanaan
Salinisasi
Salinisasi bisa diakibatkan dari operasional pembenihan di area pesisir dimana air
asin atau air payau digunakan di dalam kolam untuk produksi atau dibuang ke
dalam kolam untuk dikelola sebelum dibuang. Risiko salinisasi dapat dikurangi
dengan menghindari membangun kolam di tanah berpasir dan berdaya serap tinggi,
atau dengan menyediakan tanah liat atau pembebat plastik untuk meminimalkan
rembesan. Praktik lainnya yang berguna:
Jangan membuang air garam ke area air tawar.
Hindari pemompaan berlebihan air tanah dari sumber air tawar, dan jangan
gunakan air tawar dari sumur untuk mengencerkan garam di kolam untuk
menghindari pengenceran sumor bor di sekitar.
Pantau konsentrasi klorida di sumur air tawar dekat budidaya untuk mengetahui
apakah terjadi salinisasi.
Penggunaan air dari sistem irigasi harus sesuai dengan peraturan, dan limbah harus
dikembalikan ke sistem irigasi.
Pengelolaan Endapan
Kolam budidaya air memiliki waktu penyimpanan hidrolik yang panjang dan
berfungsi sebagai bak pengendapan, tapi dampak negatif terhadap lingkungan bisa
muncul ketika endapan kembali tersuspensil selama panen, atau ketika endapan
dipompa dari kolam selama periode budidaya, serta dibuang sebagai residu lumpur
cairan. Residu mengandung material organik dari kotoran dan pakan yang tidak
termakan, tapi kebanyakan mengandung partikel mineral yang masuk ke kolam di
sumber air dari sungai.
Pembenihan harus memiliki bak pengendapan dengan ukuran yang sesuai atau
solusi rancangan lainnya yang menjamin pengumpulan dan perpindahan padatan
dari saluran limbah. Contoh bagaimana menhitung volume fasilitas bak endapan
diberikan pada Lampiran G. Kumpulan padatan tersebut kemudian harus dipompa
secara berkala ke bak penampungan residu, dimana padatan tersebut harus
dicairkan sebelum dibuang secara bertanggung jawab.
Fasilitas bak endapan harus didesain untuk membatasi atau mencegah erosi atau
gesekan yang disebabkan oleh aliran air masuk. Pipa pengeringan harus ditambah
minimal 1 m melebihi tanggul pada elevasi di dekat bawah parit. Daerah pipa keluar
harus dilindungi dengan perisai cipratan atau riprap (susunan bongkahan batu alam)
untuk mengurangi energi pembuangan. Pipa pengeringan yang langsung
membuang ke kali harus melewati bantaran kali untuk mencegah erosi dan
diletakkan di dekat aliran pada tingkat air normal.
Standar
Sistem Berbasis Daratan
25 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
6.1: Jika kolam dengan air garam dibangun di tanah berdaya serap tinggi,
pengukuran seperti penggunaan pelapis kolam harus dilakukan untuk
mengendalikan rembesan dan mencegah kontaminasi sumber air, danau, kali,
serta perairan air tawar lainnya.
6.2: Untuk kolam air payau, pemantauan per 3 bulan atas sumur tetangga dan
permukaan air tidak boleh menunjukkan tingkat klorida meningkat karena
operasional pembenihan.
6.3: Data tingkat air di sumur tetangga harus diminta dari pemilik sumur, dan jika
tersedia harus menunjukkan bahwa fasilitas penggunaan air untuk proses
pembenihan tidak menurunkan permukaan air tanah.
6.4: Penggunaan air dari sumur, danau, kali, dan mata air, atau sumber daya alami
lainnya tidak membatasi ketersediaan jumlah air untuk pengguna lain, atau
menyebabkan kerusakan di area ekologis sensitif atau penurunan di area
sekitar.
6.5: Fasilitas harus memproses semua residu/endapan di dalam bak pengendapan
atau menggunakan metode pengumpulan endapan lain yang teruji, seperti
saringan dan penekanan, dan tidak membuang material ke area ekologis
sensitif.
6.6: Jika pemohon menggunakan tangki, kolam aliran atau sistem serupa dengan
waktu retensi pendek, kapasitas bak pengendapan harus disediakan untuk
mengatasi residu/endapan, dan dokumen yang menunjukkan bagaimana
kapasitas tersebut dihitung harus tersedia.
6.7: Residu yang terakumulasi dari kolam, penampungan, atau bak pengendapan
harus dibatasi di dalam fasilitas properti sampai akhirnya dibuang dengan
aman.
6.8: Endapan yang dibuang harus ditampung dan diletakkan dengan benar, untuk
mencegah salinisasi tanah dan air tanah, dan tidak ditempatkan di area hutan
bakau atau habitat sensitif lainnya.
6.9: Pemohon harus melakukan pengukuran untuk mengendalikan erosi dan
dampak lain yang disebabkan oleh arus luar.
7. Lingkungan (Semua Sistem Produksi)
Biosekuriti Pakan
Konservasi Tepung Ikan dan Minyak Ikan
Pembenihan harus memantau pemberian pakan secara akurat dan mengambil
langkah untuk meminimalkan risiko kontaminasi atau kebusukan. Pembenihan
26 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
yang memproduksi juvenil dengan berat hidup rata-rata di atas 50 g dan
menggunakan lebih dari 500 mt pakan kering per tahun harus meminimalkan
penggunaan tepung ikan dan minyak ikan dari perikanan liar.
Latar Belakang Standar
Pembenihan menggunakan pakan hidup, segar, beku, atau kering, tergantung pada
jenis spesies yang dikembangbiakkan dan tahap perkembangan hewan. Pakan
hidup, segar, dan beku dapat mengandung mikroorganisme yang menimbulkan
risiko keamanan, sementara itu ada juga risiko kebusukan atau keberadaan bahan
pengawet yang beracun pada beberapa pakan segar dan beku jika tidak ditangani
dengan benar.
Pakan kering yang dibeli dari pemasok yang terpercaya seharusnya tidak
menimbulkan risiko seperti yang disebutkan di atas, dan karena sebagian
pembenihan hanya menggunakan sejumlah kecil pakan kering, jumlah kandungan
tepung ikan dan minyak ikan yang berasal dari perikanan liar tidak dianggap sebagai
masalah untuk sertifikasi BAP.
Namun, dalam beberapa kasus, dapat digunakan pakan kering dengan volume yang
lebih besar. Hal ini terjadi terutama pada pembenihan yang membesarkan ikan
hingga ukuran menengah di fasilitas yang sering disebut sebagai "pembibitan"
sebelum dipindahkan ke tempat budidaya untuk menumbuhkannya hingga dewasa.
Ketika volume pakan yang digunakan dalam pembibitan melebihi 500 mt pakan
kering per tahun, dan juvenil tumbuh hingga mencapai bobot rata-rata di atas 50 g,
diperlukan kepastian berkaitan dengan sumber tepung ikan dan minyak ikan dari
perikanan liar yang bertanggung jawab, begitu juga dengan peragaan upaya untuk
meminimalkan penggunaannya.
Fasilitas pembibitan moluska di laut, di mana hewannya makan produk alami
fitoplankton, dibebaskan dari standar ini.
Pelaksanaan
Pembibitan harus menyimpan catatan yang akurat mengenai semua pakan yang
dibawa dan digunakan di fasilitas, dan harus melakukan semua pengukuran yang
wajar untuk memastikan bahwa pakan sehat dan disimpan pada kondisi dimana
tidak akan terjadi penurunan kualitas. Masalah biosekuriti yang berkaitan dengan
pakan hidup, segar atau beku, yang dibawa ke fasilitas dan/atau diproduksi di
fasilitas, harus menjadi subyek dari uraian terukur Rencana Pengelolaan Kesehatan.
(Lihat Bagian 14.)
Pembenihan yang menggunakan lebih dari 500 mt pakan kering per tahun dan
memproduksi juvenil dengan berat hidup rata-rata di atas 50 g, harus memelihara
catatan yang memungkinkan dilakukannya perhitungan perbandingan ikan masuk:
ikan keluar, seperti yang dijelaskan dalam Lampiran H.
Untuk mempromosikan sumber yang bertanggung jawab atas bahan kelautan,
pemohon harus mendapat pakan dari pabrik pakan bersertifikat BAP atau pabrik
27 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
pakan yang menyatakan dokumen sesuai dengan standar pabrik pakan BAP 3.1
dan 3.3. Standar ini membahas kebijakan sumber kandungan makanan yang
berasal dari laut, meliputi ketertelusuran untuk spesies dan asalnya, dan
pengecualian dari spesies yang ditunjuk IUCN Redlist (Daftar Merah IUCN) sebagai
yang terancam punah atau kritis.
Standar BAP Pabrik Pakan mengharuskan: Setelah Juni 2015, tepung ikan dan
minyak ikan yang berasal dari pengurangan perikanan, setidaknya 50%
(perhitungan berdasarkan neraca massa) akan berasal dari sumber yang
disertifikasi oleh Dewan Pengelolaan Kelautan (Marine Stewardship Council/MSC)
atau dari Organisasi Standar Pemasok Bertanggung Jawab untuk Tepung Ikan dan
Minyak Ikan (International Fishmeal and Fish Oil Organization Responsible Supply
standards/IFFO RS).
Atau, apabila tepung ikan dan minyak ikan bersertifikat MSC atau IFFO RS tidak
diproduksi lagi secara nasional, presentase minimum seperti di atas dapat meliputi
bahan dari program yang aktif disetujui dan diverifikasi oleh IFFO
(http://www.iffo.net/node/493), Kemitraan Perikanan Berkelanjutan (Sustainable
Fisheries Partnership/SFP, http://fisheryimprovementprojects.org/view-fips/) atau
World Wildlife Fund (WWF,
https://sites.google.com/site/fisheryimprovementprojects/home). Target 50% ini akan
dinilai kembali secara berkala dengan tujuan akhir bahwa semua tepung ikan dan
minyak ikan berasal dari sumber bersertifikat.
Standar
Semua Sistem Produksi
7.1: Catatan akurat mengenai semua pakan yang digunakan, sumber, dan tes yang
dilakukan untuk mendeteksi kontaminan atau racun harus disimpan.
7.2: Pakan hidup, segar atau beku yang dibawa ke pembenihan, yang berasal dari
sumber luar harus disertai dengan sertifikat dari pemasok yang menjamin
bahwa pakan tersebut segar atau dibekukan saat segar, dan tidak diberi
pengawet berbahaya seperti formalin.
7.3: Semua pakan harus disimpan baik dengan kontrol suhu (yang diperlukan) dan
memiliki ruang yang cukup untuk ventilasi dan pergerakan untuk pemeriksaan.
7.4: Pakan dan tambahannya (bahan tambahan) harus terlindung dari kelembaban
dan hama, dan disimpan jauh dari bahan bakar, bahan kimia, dan kontaminan
potensial lainnya.
7.5: Ketentuan biosekuriti untuk pakan yang dibawa ke dalam atau diproduksi di
fasilitas harus merujuk pada Rencana Pengelolaan Kesehatan. (Lihat Bagian
14.) Catatan harus tersedia untuk menunjukkan hal ini.
7.6: Pakan yang mengandung bahan yang berasal dari daging atau bangkai
spesies yang sama dengan yang dipelihara di fasilitas tidak boleh digunakan,
28 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
bahkan jika bahan-bahan tersebut telah diduga telah didesinfektan dengan
pemasakan atau perawatan lainnya.
Pembenihan yang Menggunakan Pakan Kering Lebih Dari 500 mt per Tahun
7.7: Fasilitas pemohon harus menggunakan pakan yang telah memiliki data
mengenai tepung ikan yang dipanen liar dan kandungan minyak ikan atau
faktor inklusi pakan ikan.
7.8: Fasilitas harus merekam karakteristik semua pakan yang digunakan, jumlah
total tiap pakan yang digunakan setiap tahun dan total produksi tahunan.
7.9: Fasilitas harus menghitung dan mencatat perbandingan konversi pakan untuk
setiap siklus produksi yang telah selesai.
7.10:Fasilitas ini akan menghitung dan mencatat perbandingan ikan masuk:ikan
keluar untuk setiap siklus produksi yang telah selesai.
7.11:Perbandingan ikan masuk:ikan keluar tidak melebihi 1,5.
7.12:Pemohon harus mendapatkan pakan dari pabrik pakan bersertifikat BAP atau
pabrik pakan yang menyatakan dokumen sesuai dengan standar pabrik pakan
BAP 3.1 dan 3.3, seperti disebutkan di bawah ini.
Standar pabrik pakan 3.1: Pemohon harus mendapatkan pernyataan dari
pemasok mengenai spesies dan asal perikanan untuk setiap tepung ikan dan
minyak ikan.
Standar pabrik pakan 3.3: Pemohon harus mengembangkan dan menerapkan
rencana tertulis dan jelas mengenai kebijakan definisi tindakan untuk sumber
tepung ikan dan minyak ikan yang bertanggung jawab.
8. Lingkungan (Semua Sistem Produksi)
Penyedia Bibit dan GMO
Pembenihan yang bersertifikat harus patuh pada peraturan pemerintah
mengenai penggunaan spesies asli dan non-asli (non-native), spesies air hasil
rekayasa genetika, dan indukan hasil tangkapan liar. Kecuali untuk kerang
moluska tertentu, juvenil hasil tangkapan liar tidak boleh ditebar.
Latar Belakang Standar
Pengenalan bibit domestikasi, non-asli atau rekayasa genetika untuk suatu negara
atau wilayah disertai dengan risiko interaksi yang merugikan dengan bibit asli
sebaiknya dihindari. Oleh karena itu, prosedur harus diikuti untuk meminimalkan
risiko tersebut.
Pelaksanaan
Pembenihan harus menyimpan catatan mengenai sumber dan pembelian bibit, dan
29 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
mencatat perkiraan jumlah bibit yang ditebar di setiap unit budidaya untuk setiap
lahan. Contoh formulir ketertelusuran yang mencatat data ini disediakan dalam
Lampiran I.
Pengenalan spesies ke negara-negara di mana spesies tersebut tidak asli, tidak liar
atau belum disetujui untuk dibudidayakan harus tunduk pada ketentuan ICES Kode
Etik dalam Pengenalan dan Pemindahan Organisme Laut tahun 2005 atau, dalam
kasus spesies air tawar, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB tahun 1988 Kode
Etik dan Manual Prosedur Pertimbangan Pengenalan dan Pemindahan Organisme
Laut dan Air Tawar.
Pembenihan yang terlibat dalam perbaikan genetik bibit melalui pembiakan selektif
harus memiliki Rencana Perbaikan Genetik yang menggambarkan tujuan perbaikan
dan bagaimana genetika yang prima akan dipertahankan untuk mencapai tujuan.
Pedoman pengembangan rencana tersebut sudah tersedia melalui FAO. (Lihat
Informasi Tambahan.)
Organisme Rekayasa Genetika
Organisme rekayasa genetika (Genetically modified organisms/GMO) didefinisikan
sebagai organisme yang telah dimodifikasi secara genetik dengan cara
memindahkan materi genetik dari spesies lain atau mengubahnya dengan cara yang
tidak terjadi secara alami. Organisme steril atau pembalikkan kelamin beserta
keturunannya, dibuat dengan cara hibridisasi atau poliploidi yang bukan GMO. GMO
harus diizinkan oleh pemerintah untuk digunakan dalam budidaya perairan masa
depan, dimana produsen setidaknya harus mematuhi semua peraturan di negara
produsen maupun konsumen.
Informasi Tambahan
Code of Practice on Introductions and Transfers of Marine Organisms, 2005
International Council for the Exploration of the Sea
http://www.ices.dk/publications/Documents/Miscellaneous%20pubs/ICES%20Code
%20of
FAO Technical Guidelines for Responsible Fisheries 5, Supplement 3
Aquaculture Development, Genetic Resource Management
ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/011/i0283e/i0283e01.pdf
Code of Practice and Manual of Procedures for Consideration of Introduction
and Transfers of Marine and Freshwater Organism
European Inland Fisheries Advisories Commission
Food and Agriculture Organization of the United Nations
Rome - 1988
ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/009/ae989e/ae989e.pdf
Standar
8.1: Fasilitas harus menjaga catatan akurat mengenai spesies yang diproduksi dan,
jika relevan, setiap karakteristik bibit yang signifikan, termasuk namun tidak
30 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
terbatas pada non-asli, bebas patogen tertentu, tahan patogen tertentu, steril,
hibrid, triploid, pembalikkan kelamin atau status dimodifikasi secara genetik.
Catatan juga meliputi dokumentasi untuk mendukung klaim karakteristik bibit
yang dibuat.
8.2: Jika peraturan pemerintah mengontrol penggunaan atau impor dari salah satu
spesies atau bibit yang diproduksi, izin yang relevan harus tersedia untuk
pemeriksaan, bahkan untuk telur yang diimpor, juvenil atau belut yang dibeli
dari perantara.
8.3: Fasilitas ini akan menyimpan catatan mengenai sumber dan pembelian
material bibit, dan mencatat jumlah yang ditebar di setiap unit budidaya untuk
setiap lot produksi. Nomor harus ditentukan baik oleh perhitungan fisik ataupun
dengan estimasi menggunakan kelompok berat dan berat rata-rata hewan
individu, dengan catatan yang juga memberikan perkiraan prosentase
kesalahan (margin of error).
8.4: Fasilitas harus mematuhi semua peraturan pemerintah mengenai impor gamet
asli dan non-asli, juvenil dan/atau indukan, jika berlaku.
8.5: Juvenil liar tidak boleh ditebar dengan sengaja. (Standar ini tidak berlaku untuk
koleksi benih moluska liar tertentu, yang ketika dipraktikkan, harus sesuai
dengan peraturan yang berlaku.)
8.6: Jika induk tangkapan liar digunakan, dokumen dari instansi pemerintah yang
sesuai harus tersedia untuk menunjukkan bahwa penangkapan telah disetujui,
dan induk ditangkap dari perikanan yang resmi dan ramah lingkungan, di mana
informasi tersebut tersedia.
8.7: Jika spesies yang dihasilkan tidak asli atau belum disetujui untuk budidaya,
dokumen lebih lengkap harus disediakan untuk menunjukkan bahwa
persetujuan untuk budidaya didasarkan pada ICES Kode Etik dalam
Pengenalan dan Pemindahan Organisme Laut tahun 2005 ICES Praktek di
Introduksi dan Transfer atau, untuk spesies air tawar, Organisasi Pangan dan
Pertanian PBB tahun 1988 Kode Etik dan Manual Prosedur Pertimbangan
Pengenalan dan Pemindahan Organisme Laut dan Air Tawar.
8.8: Pembenihan yang terlibat dalam perbaikan genetik bibit melalui pembiakan
selektif harus memiliki Rencana Perbaikan Genetik yang menggambarkan
tujuan perbaikan dan bagaimana genetika yang prima akan dipertahankan
untuk mencapai tujuan.
9. Lingkungan (Semua Sistem Produksi, Beberapa Standar Hanya untuk
Keramba)
Kontrol Pelepasan
31 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Pembenihan bersertifikat harus mengambil langkah-langkah untuk
meminimalkan pelepasan dan pembebasan yang tidak diinginkan pada
fasilitas pembibitan.
Latar Belakang Standar
Pelepasan spesies budidaya domestikasi dan/atau non-asli pribumi atau
pembebasan yang tidak diinginkan pada telur atau larva bisa memiliki efek ekologis
yang merugikan melalui kawin silang dengan populasi lokal dari spesies yang sama,
persaingan dengan spesies asli atau penularan penyakit.
Pelaksanaan
Semua sistem harus dirancang dan dipelihara untuk meminimalkan pelepasan
hewan budidaya, dan semua kejadian yang melibatkan pelepasan hewan harus
didokumentasikan secara tepat. Pembenihan harus menunjukkan penurunan
pelepasan dari waktu ke waktu.
Ketentuan untuk Keramba
Keramba yang digunakan oleh beberapa pembenihan untuk mempertahankan
indukan atau sebagai fasilitas pembibitan bagi juvenil yang tumbuh menjadi ukuran
menengah sebelum akhirnya dipindahkan ke fasilitas akhir tempat pemanenan.
Keramba sangat rentan terhadap terjadinya pelepasan. Oleh karena itu, masingmasing pembenihan yang menggunakan keramba harus memiliki Rencana
Pengamanan Bibit (Stock Containment Plan) tertulis yang menjelaskan prosedur
untuk mencegah pelepasan atau fasilitas pemeliharaan moluska tertentu, prosedur
tersebut tidak diperlukan.
Informasi Tambahan
British Columbia Net Cage Strength-Testing Procedure, 2002
http://www.agf.gov.bc.ca/fisheries/aqua_report/2004-5/Appendix3.pdf
Standar
Semua Sistem Produksi
9.1: Analisis risiko lokasi diperbarui setidaknya setiap tahun, hal ini harus dilakukan
untuk mengidentifikasi penyebab potensial dan aktual pelepasan, menentukan
kemungkinan relatif kejadian atau pengulangan, dan mengidentifikasi titik
kontrol kritis untuk memantau risiko pelepasan efektif, pengurangan, dan
respon.
9.2: Karyawan harus dilatih dalam mencari analisis risiko, dan prosedur yang
ampuh untuk memantau dan mengurangi risiko pelepasan, dan peristiwa
pelepasan harus didokumentasikan secara efektif sepanjang tahun.
9.3: Semua penyelenggara, transportasi dan sistem budidaya harus dirancang,
dioperasikan, dan dipelihara untuk meminimalkan pelepasan telur, larva,
juvenil, dan hewan dewasa yang tidak diinginkan.
9.4: Lapisan, jaring atau kontrol ukuran lain untuk mempertahankan keberadaan
32 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
hewan air hidup terkecil harus dipasang pada pompa pengeluaran air, pipa,
atau pintu air.
9.5: Lapisan, jaring atau kontrol ukuran lainnya harus dipasang pada atau dekat
dengan pompa pemasukan untuk meminimalkan pengenalan fauna air lokal.
9.6: Semua lapisan harus dipelihara dengan baik dan diperiksa kerusakannya
setidaknya setiap hari. Limbah harus dipantau untuk keberadaan organisme
hidup, dengan catatan disimpan untuk menunjukkan kepatuhan.
Keramba
9.7: Pemohon harus menyediakan dokumen yang menunjukkan tambatan fasilitas
ini dipasang sesuai dengan spesifikasi pabrik dan/atau teknik kelautan.
9.8: Berdasarkan analisis risiko pelepasan, pemohon harus memiliki Rencana
Pengamanan Bibit yang menggambarkan bagaimana keterpaduan sistem
keramba terjamin dan dipelihara. Kecuali dapat ditunjukkan oleh spesifikasi
teknik, pertimbangan operasional dan/atau peraturan pemerintah bahwa
prosedur alternatif memberikan perlindungan setara atau lebih baik untuk
mencegah pelepasan atau tidak diperlukan, prosedur yang digariskan dalam
standar 9.9 – 9.14 harus diikuti.
9.9: Komponen permukaan utama sistem keramba harus diperiksa setidaknya
setiap tahun dan diperbaiki atau diganti jika diperlukan. Komponen permukaan
bawah harus diperiksa setidaknya setiap dua tahun dan diganti sesuai
kebutuhan.
9.10:Usia semua jaring di fasilitas tersebut harus dilacak, dan dilakukan tes
kekuatan setiap dua tahun menggunakan metode pengujian kekuatan jaring
yang diakui. (Lihat Informasi Tambahan untuk contoh.) Jaring harus
dipensiunkan ketika kekuatannya di bawah 60% dari kekuatan jaring baru.
9.11:Semua permukaan jaring operasional harus diperiksa lubang-lubangnya
setidaknya setiap minggu dan diperiksa bagian permukaan bawah dengan
kamera air atau seorang penyelam setidaknya setiap empat minggu. Struktur
jaring dan keramba harus diperiksa untuk lubang dan indikasi kerusakan
struktural lainnya setelah kejadian risiko seperti badai atau pasang besar.
9.12:Kapal harus memiliki pelindung baling-baling, dan anggota yang mendorong
perahu harus dilatih untuk menghindari kontak antara perahu dan jaring
keramba.
9.13:Pada lokasi yang berada di laut, prosedur dan peralatan yang sesuai dengan
aturan Coast Guard lokal harus berada di tempat untuk memperingatkan lalu
lintas laut atas kehadiran fasilitas ini.
33 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
9.14:Fasilitas harus memelihara peralatan untuk menangkap kembali spesies yang
lepas dan terdapat prosedur tertulis untuk penggunaannya. Prosedur harus
dapat direspon cepat, tunduk pada batasan hukum pada jenis peralatan yang
digunakan.
9.15:Pemohon harus dapat memeriksa bahwa semua staf telah dilatih dalam semua
aspek Rencana Pengamanan Bibit.
10. Lingkungan (Semua Sistem Produksi, Beberapa Standar Hanya untuk
Keramba)
Interaksi Satwa Liar
Fasilitas harus mengelola interaksi fisik dengan satwa liar untuk menghindari
hasil yang merugikan dan mempekerjakan secara manusiawi, kontrol predator
dengan tindakan yang tidak mematikan jika memungkinkan.
Latar Belakang Standar
Kehadiran dan pengoperasian pembenihan dapat menyebabkan interaksi yang
merugikan dengan satwa liar melalui perambahan di habitat dan/atau tindakan yang
diambil oleh fasilitas untuk mencegah predasi.
Pelaksanaan
Pelamar wajib mematuhi hukum yang berkaitan dengan perusakan burung dan
predator atau hama lainnya. Ketika diberlakukan, izin dan catatan untuk
pelaksanaan pencegahan predator harus tersedia.
Program BAP sangat mendorong pembenihan untuk mempekerjakan secara
manusiawi, melakukan tindakan yang tidak mematikan untuk predator dan
pengendalian hama, bahkan ketika metode mematikan diizinkan. Selain itu, semua
spesies yang terdaftar sebagai "terancam punah" dan "sangat terancam" oleh
Internasional Union for Conservation of Nature Red List atau dilindungi oleh hukum
nasional atau lokal, harus menjadi sasaran untuk metode pencegahan pasif saja,
dan metode tidak aktif atau mematikan tidak akan digunakan kecuali dalam keadaan
luar biasa, misalnya berisiko bagi kehidupan manusia.
Ketentuan untuk Keramba
Keramba digunakan oleh beberapa pembenihan untuk menjaga induk atau sebagai
fasilitas pembibitan di mana stok juvenil yang tumbuh ke ukuran menengah sebelum
dipindahkan ke kolam pembesaran di mana mereka akhirnya akan dipanen.
Keramba sangat rentan terhadap terjadinya interaksi merugikan dengan satwa liar.
Oleh karena itu, pembenihan yang mengoperasikan keramba harus memiliki
Rencana Interaksi Satwa Liar yang tertulis, yang menjelaskan bagaimana
menghadapi predator potensial.
Standar
34 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Semua Sistem Produksi
10.1:Fasilitas akan menggunakan metode manusiawi dalam pencegahan predator
dan aktif mendukung metode kontrol yang tidak mematikan. Jika berlaku, izin
pemerintah untuk kontrol predator harus tersedia untuk diperiksa.
10.2:Fasilitas harus memelihara daftar spesies yang ada di dalam sekitar
pembenihan yang diklasifikasikan sebagai terancam punah atau terancam di
bawah hukum regional dan/atau IUCN Daftar Merah.
10.3:Kecuali dalam keadaan luar biasa, seperti berisiko bagi kehidupan manusia,
tidak ada kontrol selain yang tidak mematikan, pengecualian akan diterapkan
untuk spesies predator yang terdaftar sebagai terancam punah atau sangat
terancam punah pada IUCN Daftar Merah atau yang dilindungi oleh hukum
lokal atau nasional.
10.4:Fasilitas akan mencatat jenis dan jumlah semua kematian burung, mamalia
dan reptil yang disebabkan oleh tindakan kontrol predator dan harus
melaporkan mereka seperti yang disyaratkan oleh otoritas lokal.
10.5:Anggota khusus dari staf yang ditunjuk untuk melaksanakan tindakan
pengendalian yang mematikan, harus dilatih dengan metode pembunuhan
yang manusiawi.
Keramba
10.6: Pemohon harus menyediakan daftar undang-undang lokal yang relevan dan
kondisi spesifik untuk izin operasi yang berlaku untuk pengelolaan dan
perlindungan satwa liar.
10.7:Area Kelautan harus menjaga peta yang mengidentifikasi secara resmi
penunjukan laut dan habitat pesisir "kritis" dan/atau "sensitif" dalam wilayah.
Jika fasilitas ini berada di daerah yang ditunjuk, daftar harus dimasukkan
berkelompok atau spesies terancam punah yang menetap dalam radius 2 km
dari fasilitas dan spesies pesisir yang tidak menetap di kawasan ini. Daftar ini
akan diperbarui jika diperlukan untuk menunjukkan keberadaan satwa liar
setelah fasilitas tersebut mulai beroperasi.
10.8:Catatan harus tersedia untuk menjelaskan tindakan pasif di tempat untuk
mencegah calon predator masuk ke keramba dan prosedur untuk pemeriksaan
rutin dan pemeliharaan tindakan.
10.9: Catatan harus tersedia untuk menunjukkan bahwa setiap tindakan
pencegahan aktif namun tidak mematikan, penggunaannya disetujui oleh
regulator melalui review dampak lingkungan dengan referensi khusus untuk
spesies yang terancam punah, dilindungi, atau cetacea (bangsa ikan paus) di
area tersebut. Perangkat tertentu tidak akan digunakan jika dalam
peninjauannya menunjukkan bahwa mereka dapat mempengaruhi spesies ini.
35 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
11. Lingkungan (Semua Sistem Produksi)
Penyimpanan, Pembuangan Persediaan dan Limbah
Bahan bakar, pelumas, dan bahan kimia harus disimpan dan dibuang dengan
cara yang aman dan bertanggung jawab. Kertas dan sampah plastik harus
dibuang seketika, dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab. Akumulasi
yang berlebihan pada sampah dan/atau peralatan dan persediaan di
pembenihan yang dibuang, harus disingkirkan dan dibuang secara
bertanggung jawab.
Latar Belakang Standar
Pembenihan menggunakan bahan bakar, minyak, dan lemak untuk menjalankan
dan melumasi kendaraan, pompa, aerator, dan perangkat mekanis lainnya. Bahan
kimia yang digunakan dalam pembenihan dan pembibitan dapat mencakup pupuk,
material pengapuran, insektisida, herbisida, parasitisida, dan algisida. Pengawet,
cat, desinfektan, deterjen, dan antifoulant juga digunakan.
Bahan bakar dan beberapa pupuk sangat mudah terbakar dan/atau meledak,
kemudian pestisida, herbisida, dan algisida beracun. Oleh karena itu, mereka harus
dianggap sebagai potensi bahaya bagi pekerja.
Produk minyak bumi dan bahan kimia yang tumpah atau dibuangan secara ceroboh,
dapat mempengaruhi organisme air dan satwa liar lainnya di area sekitarnya, dan
menyebabkan pencemaran air di daerah yang lebih luas.
Pembenihan menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan polusi, bau, dan
bahaya kesehatan manusia di fasilitas dan di daerah sekitarnya ketika tidak dibuang
dengan benar. Sisa makanan manusia, pakan sisa, sampah organik lainnya, serta
peralatan atau perlengkapan yang dibuang dapat menarik hama dan pemulung.
Limpasan dari tumpukan sampah bisa menyebabkan polusi dan mencemari air
tanah.
Kantong plastik kosong dan wadah lainnya yang digunakan untuk pakan, pupuk,
dan bahan pengapuran tidak dapat terurai dengan cepat dan bisa menjadi bahaya
bagi hewan.
Pelaksanaan
Bahan bakar, pelumas dan, bahan kimia harus diberi label dan disimpan dengan
aman.
Lembar Data Keamanan Bahan (Material Safety Data Sheets) akan tersedia untuk
pemeriksaan. Bahan kimia yang digunakan harus dibuang secara bertanggung
jawab.
Pengamanan sekunder harus disediakan untuk individu atau beberapa tangki
penyimpanan bahan bakar. Volume pengamanan harus setara dengan total volume
yang disimpan ditambah 10%.
36 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Kebocoran minyak dari generator, truk, dan peralatan lainnya harus dicegah melalui
perawatan yang baik. Penggantian minyak dan pengisian bahan bakar harus
menghindari tumpahan, dan minyak yang telah digunakan dikirim ke pusat daur
ulang atau dibuang dengan benar.
Bahan kimia seperti insektisida, herbisida, algisida, dan deterjen harus disimpan
dalam bangunan terkunci, berventilasi baik,dan kedap air. Lantai beton bangunan
harus miring menuju pusat cekungan untuk mengumpulkan tumpahan. Tanda-tanda
peringatan yang menunjukkan kehadiran bahan tersebut harus dipasang. Bahan
kimia yang digunakan untuk operasi pembenihan harus dinetralkan atau diencerkan
sebelum dibuang ke perairan alami.
Pupuk, bahan pengapuran, garam, dan bahan lainnya yang kurang berbahaya
seperti bahan kimia pertanian harus disimpan di bawah atap atau kontainer yang
tahan hujan, di mana curah hujan tidak akan melarutkan mereka ke perairan.
Perhatian khusus harus diberikan kepada pupuk nitrat yang bersifat oksidan kuat
dan sangat berbahaya ketika terkontaminasi dengan bahan bakar solar atau minyak
lainnya.
Prosedur harus dikembangkan untuk mengelola tumpahan bahan kimia dan produk
lainnya, dan persediaan yang dibutuhkan untuk membersihkan tumpahan harus
tersedia. Pekerja harus dilatih untuk menggunakan peralatan dengan benar dan
menangani muatan sampah.
Material yang tidak berguna, sampah, dan limbah lainnya, termasuk mesin dan
peralatan yang dibuang, tidak boleh dibuang di kawasan hutan bakau, lahan basah,
atau lahan kosong, atau dibiarkan menumpuk di fasilitas properti. Limbah tersebut
harus dibuang secara bertanggung jawab. Membuat kompos harus dilakukan
dengan prosedur yang tidak menimbulkan bau atau menarik satwa liar.
Kertas dan plastik harus didaur ulang, jika memungkinkan. Pengumpulan sampah
untuk daur ulang membutuhkan akses langsung ke kontainer penyimpanan sampah
yang dilayani secara berkala. Semua wadah harus diberi label dengan tepat beserta
indikator risiko (beracun/mudah meledak, dll).
Perumahan bagi pemilik atau pekerja kadang-kadang terletak di dekat fasilitas
produksi. Kotoran dari kamar mandi, dapur dan fasilitas lainnya mungkin harus
ditangani bagian septic tank-nya.
Di fasilitas keramba, pekerja sering menghabiskan berjam-jam di platform keramba
mengambang. Portabel toilet harus disediakan, dan prosedur sanitasi untuk limbah
yang dibuang di daratan harus ditetapkan.
Standar
11.1:Bahan bakar, pelumas, pakan, dan bahan kimia yang digunakan di fasilitas
harus diberi label, disimpan, digunakan, dan dibuang di tempat yang aman dan
bertanggung jawab. Daftar bahan-bahan tersebut bersama-sama dengan
37 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Lembar Data Keamanan Material (Material Safety Data Sheets) untuk bahanbahan tersebut harus dipelihara dan tersedia untuk auditor.
11.2:Bahan kimia yang digunakan untuk operasional pembenihan harus dinetralkan
atau diencerkan sebelum dibuang ke perairan alami.
11.3:Bahan bakar, pelumas, dan bahan kimia pembenihan tidak boleh disimpan
dekat pakan, di daerah perumahan atau dapur karyawan, atau dekat peralatan
panen dan persediaan.
11.4:Penyimpanan bahan bakar, pelumas, dan bahan kimia harus diberi tanda
peringatan.
11.5:Tindakan harus diambil untuk mencegah tumpahan, kebakaran, dan ledakan,
serta prosedur dan perlengkapan harus tersedia untuk mengelola tumpahan
atau kebocoran bahan kimia dan bahan bakar. Staf yang ditunjuk harus dilatih
untuk mengelola tumpahan dan kebocoran tersebut.
11.6:Sampah dari penampungan dan sisa makanan harus disimpan dalam wadah
kedap air dengan penutup untuk melindunginya dari serangga, tikus, dan
hewan lainnya.
11.7:Sampah dan limbah padat lainnya harus dibuang dengan mematuhi peraturan
lokal dan menghindari kontaminasi lingkungan dan masalah bau (misalnya,
daur ulang, pembakaran, pengomposan atau membuangnya ke tempat
pembuangan sampah yang legal).
11.8:Sampah rumah tangga dan limbah fasilitas lainnya tidak boleh dibuang di
kawasan hutan bakau, lahan basah atau lahan kosong lainnya, dan harus
dibuang secara teratur dan semestinya untuk menghindari akumulasi.
11.9:Pasokan dan peralatan pembenihan yang dibuang (misalnya, ban, palet, tas,
gentong, dayung aerasi, atau mesin) harus disimpan rapi, tidak dibuang di
kawasan hutan bakau, lahan basah, atau lahan kosong lainnya, dan dibuang
dengan cara semestinya untuk menghindari akumulasi yang berlebihan.
11.10:Tindakan harus diambil untuk mencegah pengerubungan oleh hewan, vektor
serangga, dan hama.
11.11:Pengamanan sekunder bahan bakar harus sesuai dengan pedoman BAP
untuk penyimpanan bahan bakar.
11.12:Limbah domestik harus diperlakukan dan dibuang dengan benar untuk
menghindari kontaminasi di area sekitarnya (misalnya, sistem saluran
pembuangan, sistem septik, toilet portabel, atau kakus).
12. Kesejahteraan Hewan (Semua Sistem Produksi)
38 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Kesejahteraan Hewan
Pembenihan harus menunjukkan bahwa semua operasi fasilitasnya dirancang
dan dioperasikan dengan memerhatikan kesejahteraan hewan, dan harus
dicari kelangsungan hidup dan kualitas benih yang maksimum. Karyawan
harus dilatih untuk memberikan tingkat yang tepat bagi peternakan.
Latar Belakang Standar
Ketika hewan ternak terpapar stres yang berkelanjutan, tingkat konsumsi pakan dan
rata-rata pertumbuhan mereka bisa menurun. Hewan yang stres juga kurang tahan
terhadap penyakit dan menghasilkan benih berkualitas rendah. Stres biasanya juga
meningkatkan kematian. Penderitaan hewan dapat dicegah, dan efisiensi produksi
dapat ditingkatkan dengan menerapkan teknik peternakan yang baik, yang
menghindari terbentuknya kondisi sekitar yang penuh tekanan.
Juga, peningkatan sejumlah peraturan khusus yang ditujukan untuk kesejahteraan
hewan dan perlakuan manusiawi pada hewan ternak. Meskipun beberapa peraturan
ditujukan untuk ikan, krustasea, dan moluska, prinsip yang sama harus diterapkan
untuk memastikan bahwa produksi hewan air yang diternakkan menggunakan
teknik yang manusiawi.
Pelaksanaan
Sejak tingkat kesejahteraan tinggi merupakan prasyarat bagi kesehatan hewan yang
baik, praktik peternakan hewan air yang baik harus merupakan bagian terintegrasi
dari Rencana Pengelolaan Kesehatan (Health Management Plan/HMP) fasilitas
yang tertulis. (Lihat Bagian 14.) Bagian Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare
Section/AWS) dari HMP harus menjelaskan prosedur yang diikuti fasilitas untuk
menjamin dibahasnya isu kesejahteraan hewan. Pelaksanaannya harus diawasi
oleh ahli kesehatan hewan air (aquatic animal health professional/AAHP) yang
berkualitas dan/atau anggota manajemen di fasilitas, yang salah satunya harus
tersedia saat audit untuk menyajikan rencana dan menjawab pertanyaan.
AWS harus secara khusus mencakup rincian bagaimana induk hewan harus
diperlakukan. Hal ini termasuk intervensi untuk merangsang pematangan atau
pemijahan, seperti ablasi tangkai mata pada udang, injeksi hormon pada ikan,
ekstraksi manual telur dan sperma dan/atau penyembelihan hewan induk dari
spesies apapun, prosedurnya harus dirancang untuk meminimalkan penderitaan
hewan.
Prosedur ini mungkin termasuk pemberian obat penenang pada hewan hidup
sebelum penanganan, penggunaan instrumen steril dalam intervensi bedah, dan
teknik penanganan yang meminimalkan stres pada hewan. Prosedur invasif hanya
dapat digunakan jika alternatif non-invasif yang layak tidak tersedia.
Standar
12.1:Fasilitas harus tercakup dalam Bagian Kesejahteraan Hewan (AWS) di
Rencana Pengelolaan Kesehatan, dan semua personal fasilitas akan
39 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
menerima pelatihan dalam pengadaannya.
12.2:AWS harus ditulis dan/atau disetujui oleh ahli kesehatan hewan air (AAHP)
yang berkualitas, dan diawasi oleh anggota manajemen fasilitas atau AAHP,
yang salah satunya harus tersedia saat audit untuk menjawab pertanyaanpertanyaan.
12.3:AWS harus mencakup prosedur untuk pengobatan yang manusiawi pada
hewan induk selama pemijahan dan/atau pengambilan telur dan sperma (baik
induksi atau alami), dan untuk disembelih ketika diperlukan. Prosedur harus
dirancang untuk meminimalkan penderitaan hewan yang tidak perlu atau tidak
disengaja, dan catatan harus tersedia untuk menunjukkan kepatuhan pada
prosedur.
12.4:AWS akan menentukan metode untuk penyembelihan hewan yang surplus,
tidak diinginkan, atau hewan yang dikompromikan akan meminimalkan
penderitaan. Catatan harus tersedia untuk menunjukkan metode ini diikuti
ketika hewan disuntik mati.
12.5:AWS harus menetapkan dan membenarkan batas kualitas air minimum yang
dapat diterima untuk spesies yang dipelihara. Catatan pemantauan harian atau
lebih, akan menunjukkan bahwa ketika batas-batas ini dilanggar, tindakan
perbaikan segera diambil.
12.6:Penampilan dan perilaku semua bibit di pembenihan harus diamati setidaknya
setiap hari untuk mengetahui adanya tanda-tanda tertekan atau sakit.Tindakan
yang diambil untuk memperbaiki tanda-tanda tertekan atau sakit harus
didokumentasikan.
12.7:AWS akan menjelaskan, mengatur, dan tetap meninjau batas kepadatan
penebaran yang sesuai dengan jenis dan ukuran hewan yang dipelihara.
Caatan harus tersedia untuk memverifikasi sejauh mana batas-batas ini
diamati.
12.8:Fasilitas harus mengembangkan prosedur yang meminimalkan stres yang tidak
perlu atau cedera pada hewan selama berkerumun, prioritas menangkap dan
menangani hewan sebelum dan selama transfer di dalam fasilitas atau
memindahkannya ke tempat lain. Catatan yang menggunakan tingkat
kelangsungan hidup sebagai indikator kecukupan prosedur tersebut harus
tersedia.
12.9:Fasilitas harus mengembangkan dan mengikuti prosedur untuk memperkirakan
jumlah hewan di setiap pengiriman dan memberikan dokumentasi untuk
menunjukkan perkiraan margin kesalahan prosedur yang digunakan.
13. Keamanan Pangan (Semua Sistem Produksi)
40 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Manajemen Obat dan Kimia
Antibiotik yang dilarang, obat-obatan, dan bahan kimia lainnya tidak boleh
digunakan. Agen terapeutik yang disetujui harus digunakan secara hati-hati
dan sesuai petunjuk pada label produk untuk pengobatan, pengendalian, dan
pencegahan penyakit, dan bukan untuk tujuan penangkal tanpa pengawasan
dari dokter hewan.
Latar Belakang Standar
Beberapa agen terapeutik dapat berbahaya bagi kesehatan manusia melalui kontak
langsung dengan orang-orang yang menggunakannya atau jika terakumulasi dalam
ikan atau jaringan krustasea yang nantinya dikonsumsi oleh manusia. Oleh karena
itu, senyawa tertentu telah dilarang secara proaktif, dan batas residu telah
ditetapkan.
Penyalahgunaan bahan kimia dan terapeutik dapat membahayakan atau
menyebabkan akumulasi dalam organisme lain yang tinggal di sekitar pembenihan
atau terekspos limbah pembenihan. Selain itu, penggunaan antibiotik yang tidak
tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik pada organisme penyebab penyakit
yang dapat mempengaruhi ikan dan spesies lain, termasuk manusia.
Perhatian Penting untuk Penggunaan Therapeutant
Kloramfenikol dan nitrofuran antibiotik dilarang secara proaktif untuk
digunakan dalam produksi pangan di semua negara.
Obat lain dan bahan kimia, seperti antibiotik, malachite green, logam berat,
parasitisida, dan hormon, dapat secara proaktif dilarang di negara tertentu.
Therapeutant yang dilarang secara proaktif oleh negara produsen ataupun
pengimpor, tidak boleh digunakan. Penggunaan therapeutant akan dipandu oleh
prinsip “penggunaan yang bijaksana" (lihat Tambahan Informasi), dicatat dan
tersedia, jika diminta, kepada penerima hewan juvenil ketika mereka dikirim.
Pelaksanaan
Manajemen kesehatan yang baik fokus pada pencegahan penyakit daripada
pengobatan penyakit dengan senyawa kimia. Metode pencegahan penyakit dapat
dicapai termasuk dengan menghindari penyimpanan hewan yang sakit, adopsi
fallowing (pengosongan/mengatur jarak budidaya yang berada di lokasi yang sama)
dan prosedur budidaya "all in, all out”, dan pemeliharaan kualitas air yang baik
dalam sistem budidaya. (Juga lihat Bagian 12 dan 14.) Dalam beberapa kasus,
manajemen mutu air dapat melibatkan proses pretreatment, seperti sterilisasi
ultraviolet, sebelum mengalirkannya melalui sistem budidaya.
Pencegahan penyakit memerlukan penggunaan vaksin, termasuk vaksin
autogenous di bawah pengawasan dokter hewan, jika tersedia dan dianggap efektif
melawan penyakit yang dikenal sebagai ancaman bagi spesies budidaya. Jika
efektif, vaksin harus diterapkan untuk penyediaan benih sebelum terjadi risiko
41 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
paparan, seperti ketika disimpan di kolam atau dikirim ke fasilitas pembesaran.
Jika penyakit menular didiagnosis di stok fasilitas, Rencana Manajemen Kesehatan
(Bagian 14) akan menjelaskan langkah yang harus diambil dalam mengobati
dengan bahan kimia yang disetujui dan prosedur yang harus diikuti ketika
pengobatan selesai, termasuk verifikasi kemanjuran dan aplikasi waktu penggunaan
yang diperlukan. Selama inspeksi, auditor akan memiliki akses ke seluruh catatan
semua aplikasi obat, bahan kimia, dan hormon. Contoh formulir ketertelusuran untuk
digunakan di kolam, tangki, atau keramba disediakan dalam Lampiran I.
Penggunaan Hormon untuk Seks Reversal
Ketika hormon digunakan untuk memproduksi satu jenis kelamin belut, catatan
aplikasi hormon harus dipelihara. Karyawan yang bekerja dengan metil testosteron
atau hormon seks reversal lainnya harus dilatih dalam menangani hormon tersebut
dan diminta untuk mengenakan pakaian pelindung dan masker dengan filter udara.
Fasilitas harus memiliki protokol untuk mengelola air yang digunakan untuk seks
reversal dan tidak membuang air pengobatan hormon langsung ke lingkungan, atau
mematuhi standar pemerintah, di mana berada.
Informasi Tambahan
Responsible Use of Antimicrobials in Fish Production
Responsible Use of Medicines in Agriculture Alliance – 2004
http://www.ruma.org.uk/guidelines/antimicrobials/long/fishantimicrobialguidlineslong.
pdf
Judicious Use of Antimicrobials for Aquatic Veterinarians
Food and Drug Administration Center for Veterinary Medicine
American Veterinary Medical Association
http://www.fda.gov/AnimalVeterinary/SafetyHealth/AntimicrobialResistance/Judiciou
sUseofAntimicrobials/ucm095473.htm
Prudent Use Guidelines: A Review of Existing Veterinary Guidelines
Teale, C. J., and Moulin, G – 2012
http://www.oie.int/doc/ged/D11824.PDF
Fish and Fishery Products Hazards and Controls Guidance
Department of Health and Human Services
U.S. Food and Drug Administration Office of Food Safety – 2011
http://www.fda.gov/food/guidanceregulation/guidancedocumentsregulatoryinformatio
n/seafood/ucm2018426.htm#toc
Standar
13.1:Jika digunakan, perawatan obat harus berdasarkan rekomendasi dan otorisasi
yang diawasi oleh dokter hewan yang berkualitas atau ahli kesehatan hewan
air (AAHP) yang memenuhi syarat dan hanya digunakan untuk mengobati
penyakit yang didiagnosis sesuai dengan petunjuk pada label produk dan
peraturan nasional. Penggunaan di luar label obat harus dengan persetujuan
42 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
dari dokter hewan yang memenuhi syarat.
13.2:Catatan harus dipelihara untuk setiap aplikasi obat dan bahan kimia lainnya
untuk terapi pengobatan yang mencakup tanggal, senyawa yang digunakan,
persetujuan dokter hewan atau ahli kesehatan (jika ada), dosis, dan tanggal
hewan dipindahkan ke fasilitas lain beserta nama fasilitasnya. Jika hewan
dipanen untuk konsumsi manusia, catatan yang sesuai dengan waktu
penggunaan yang diperlukan harus dipertahankan. Lihat persyaratan
Ketertelusuran di Bagian 15. Daftar therapeutant yang digunakan oleh fasilitas
harus tersedia untuk inspeksi.
13.3:Jika vaksin atau anestesi digunakan, catatan harus tersedia untuk
menunjukkan mereka digunakan sesuai dengan instruksi produsen dan dengan
persetujuan dokter hewan yang memenuhi syarat atau AAHP, atau, jika
menggunakan instruksi di luar produsen, diikuti dengan petunjuk yang jelas dari
dokter hewan yang memenuhi syarat.
13.4:Antibiotik atau bahan kimia yang dilarang secara proaktif di negara produsen
maupun pengimpor, tidak boleh digunakan dalam pakan, aditif kolam, atau
perawatan lainnya. Rencana Pengelolaan Kesehatan fasilitas ini (Bagian 14)
harus memasukkan daftar zat yang dilarang ini.
13.5:Untuk pemasok pakan yang tidak memiliki sertifikat BAP, dibutuhkan
pernyataan untuk membuktikan penerapan prosedur produksi yang tidak
memasukkan obat yang dilarang secara proaktif, produk turunan dari spesies
yang sama dibesarkan di fasilitas pemohon, dan logam berat pada tingkat yang
tidak aman, serta kontaminan fisik atau lainnya.
13.6:Jika agen antifouling berbasis racun digunakan pada keramba atau jaring,
dokumen harus tersedia untuk menunjukkan bahwa semua otorisasi yang
diperlukan untuk digunakan telah diperoleh. Prosedur pembersihan jaring yang
memungkinkan pengumpulan, perawatan, dan pembuangan air pencuci yang
sesuai dengan peraturan nasional, harus digunakan.
13.7:Antibiotik, antimikroba, atau hormon tidak boleh digunakan sebagai promotor
pertumbuhan. Penggunaan hormon untuk seks reversal tidak dianggap
promosi pertumbuhan.
13.8:Jika hormon digunakan untuk seks reversal hewan, dokumen harus
menunjukkan bahwa penggunaannya disetujui di negara produsen. Pekerja
harus dilatih dalam menangani hormon, serta memakai pakaian pelindung dan
masker dengan filter udara.
13.9:Fasilitas harus memiliki prosedur tertulis dan fasilitas untuk mengolah air yang
digunakan dalam seks reversal hewan air dengan hormon. Jika standar
pemerintah ada untuk pembuangan air yang diolah dengan hormon, fasilitas
harus sesuai dengan standar tersebut.
43 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
13.10:Bahan kimia yang digunakan untuk induksi triploidi di moluska harus disetujui
dan digunakan hanya berdasarkan instruksi produsen dan/atau peraturan
daerah.
14. Biosekuriti (Semua Sistem Produksi)
Kontrol Penyakit
Pembenihan harus bekerja untuk mencegah penyakit menular di fasilitas
penyimpanan dan penularan penyakit ke penerima hewan mereka. Praktik
pembenihan meliputi pengawasan penyakit reguler, sanitasi peralatan dan
personal, karantina hewan yang sakit, serta mengontrol perpindahan personil
dan peralatan. Staf pembenihan dan pengunjung harus terlatih dalam dan
menerapkan langkah-langkah biosekuriti. Pembenihan harus sesuai dengan
peraturan yang berlaku di biosekuriti dan pengawasan penyakit, dan tunduk
kepada arahan dokter hewan atau ahli kesehatan hewan air yang memenuhi
syarat dalam semua hal-hal terkait.
Latar Belakang Standar
Proses pembenihan memerlukan impor gamet atau hewan dari negara lain, serta
transfer antar fasilitas pembenihan di daerah atau negara yang sama. Setiap kali
transfer tersebut terjadi, ada risiko penularan patogen atau parasit, yang kemudian
dapat menginfeksi area budidaya dan/atau perairan alami. Tingkat keparahan risiko
akan bervariasi sesuai dengan spesies budidaya, lokasi fasilitas, dan jenis dari
patogen yang bersangkutan. Praktik pembenihan yang bertanggung jawab
mensyaratkan tindakan biosekuriti dan pengurangan risiko yang proporsional
terhadap keparahan risiko yang harus diterapkan sebagai bagian dari operasional
normal.
Pelaksanaan
Setiap fasilitas yang terlibat dalam operasi pembenihan harus memiliki Rencana
Manajemen Kesehatan tertulis yang meliputi kebijakan dan prosedur yang
menggambarkan bahwa fasilitas sesuai dengan hukum yang berlaku tentang
mengatur kesehatan hewan air, memelihara biosekuriti, merespon kejadian penyakit
dan mengukur kinerja setumpuk Pelaksanaan rencana harus diawasi oleh dokter
hewan atau ahli kesehatan hewan air yang memenuhi syarat, di samping manajer
fasilitas pembenihan, harus dapat ditemui secara langsung atau melalui telepon saat
audit untuk mempresentasikan rencana dan menjawab pertanyaan.
Informasi Tambahan
World Organization for Aquatic Health (OIE)
Aquatic Animal Health Code
http://www.oie.int/doc/ged/D7821.PDF
World Organization for Aquatic Health (OIE)
Manual of Diagnostic Test for Aquatic Animal
44 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
http://www.oie.int/en/international-standard-setting/aquatic-manual/access-online
FAO Technical Guidelines for Responsible Fisheries 5, Supplement 2
Aquaculture Development, Health Management for the Responsible Movement of
Live Aquatic Animal
Section 4.4 – Pathogen Lists
ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/010/a1108e/a1108e00.pdf
Standar
14.1:Fasilitas harus memiliki Rencana tertulis Manajemen Kesehatan (HMP), dan
kesehatan hewan akuatik yang berkualitas profesional (AAHP) akan
mengawasi pelaksanaannya.
14.2:Catatan Kualifikasi AAHP harus tersedia untuk diperiksa oleh auditor. AAHP
harus dapat ditemui langsung atau melalui telepon saat audit untuk
mempresentasikan HMP dan menjawab pertanyaan. Jika auditor
mempertimbangkan bahwa kualifikasi AAHP tidak memadai, ketentuan standar
14.19 bisa diberlakukan.
14.3:Pemohon harus menunjukkan pengetahuan akan OIE Animal Health Code dan
FAO Technical Guidelines for Responsible Fisheries 5, Supplement 2: Health
Management for the Responsible Movement of Live Aquatic Animals dan dapat
menjelaskan bagaimana HMP menggabungkan ketentuan ini.
14.4:Fasilitas harus memiliki program pelatihan untuk staf fasilitas yang ditugaskan
untuk melaksanakan HMP dan dokumen untuk mengkonfirmasi bahwa
pelatihan tersebut telah diberikan. Pemahaman tentang HMP akan diverifikasi
melalui wawancara selama audit fasilitas.
14.5:Potensi patogen dari spesies yang dipelihara di fasilitas tersebut harus terdaftar
dalam HMP dan harus masuk dalam penyakit terdaftar oleh Organisasi Dunia
untuk Kesehatan Hewan (OIE, Ref. 1, Bab 1.3), penyakit lain yang menjadi
perhatian nasional atau regional (Ref. 2), dan patogen menjadi perhatian
fasilitas dimana dilakukan pemantauan. HMP harus memasukkan tindakan
spesifik untuk mengatasi setiap penyakit.
14.6:HMP harus memuat analisis risiko yang spesifik di lapangan yang
mengidentifikasi cara-cara di mana patogen dapat dibawa ke dalam
pembenihan atau dikirim ke fasilitas lain lewat produk akuatik hidup. Pemohon
harus menunjukkan bagaimana fasilitas melindungi terhadap risiko tersebut,
termasuk namun tidak terbatas pada penyakit diperkenalkan melalui produk
akuatik hidup, pasokan air, pakan, petugas pembenihan, peralatan,
pengunjung, dan satwa liar setempat.
14.7:Catatan status kesehatan untuk semua produk akuatik hidup yang dibawa
masuk ke dalam fasilitas sejak audit terakhir harus tersedia, dan harus
menunjukkan produk yang bebas dari penyakit (untuk deteksi sejauh mungkin)
45 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
seperti terdaftar di 14.5 atau masuk karantina dan dilepaskan ke sisa
pembenihan hanya jika statusnya telah bebas penyakit. Hal ini tidak termasuk
pada penyakit endemik lokal.
14.8:Pemohon harus memiliki fasilitas isolasi jika induk baru atau stok lainnya
dengan status kesehatan yang tidak pasti dibawa ke dalam fasilitas
pembenihan. HMP harus menjelaskan bagaimana hal ini digunakan untuk
melindungi dari risiko terbawanya penyakit menular oleh agen ke pembenihan
dan/atau menyebarkan mereka di dalamnya.
14.9:Prosedur disinfeksi untuk semua orang yang masuk dan keluar, pengunjung,
peralatan, dan bahan-bahan lain yang dibawa ke fasilitas harus dijelaskan
dalam HMP. Pemohon harus dapat menunjukkan prosedur yang diikuti.
14.10:HMP akan menjelaskan prosedur dan indikator yang digunakan oleh staf
untuk memantau dan mendokumentasikan kesehatan fasilitas penyimpanan.
Hal ini dapat termasuk pengamatan harian atau lebih sering dari penampilan
fisik, respon makan dan kematian, atau perkembangan larva dan/atau tingkat
pertumbuhan pada interval yang relevan secara biologis.
14.11:HMP harus menjelaskan prosedur untuk melacak indikator yang tercantum
dalam 14.10, membandingkan mereka dengan batch sebelumnya, dan
mentatat tindakan yang diambil ketika kecenderungan negatif.
14.12:HMP harus menjelaskan prosedur untuk mengidentifikasi penyakit pada
pembenihan, diagnosis patogen dan, jika diperlukan, penentuan kerentanan
terhadap therapeutant dan perawatan dengannya. Catatan pengawasan harus
tersedia untuk pemeriksaan.
14.13:HMP harus menjelaskan bagaimana periode fallowing atau dryout di berbagai
bagian fasilitas direncanakan dan digunakan untuk memecahkan siklus infeksi.
Catatan harus tersedia untuk menunjukkan hal ini dilakukan.
14.14:HMP menetapkan prosedur untuk pengumpulan rutin, pemeriksaan, dan
sanitasi pembuangan hewan yang mati, dan untuk mengkarantina dan/atau
depopulasi stok di fasilitas, jika diperlukan.
14.15:Status kesehatan semua hewan atau gamet yang dikirim dari fasilitas harus
dicatat. Catatan untuk semua hewan yang dikirim sejak audit terakhir harus
tersedia dan akan menunjukkan bahwa produk dengan didiagnosa atau diduga
penyakit tidak dikirim, kecuali untuk daerah dengan status kesehatan yang
sama atau lebih rendah, dan bahwa transfer telah disetujui oleh pelanggan dan
regulator setempat.
14.16:Jika vaksin yang efektif tersedia untuk spesies budidaya, hewan yang dikirim
dari fasilitas harus divaksinasi sesuai dengan persyaratan dari wilayah atau
negara yang mengimpor, atau spesifikasi pelanggan. Catatan yang
menunjukkan hal ini harus tersedia untuk inspeksi.
46 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
14.17:Peti kemas transportasi untuk pengiriman hewan hidup harus bersih, dan jika
digunakan kembali, harus disterilkan di antara penggunaannya.
14.18:Laporan tahunan (atau lebih sering) status kesehatan fasilitas yang mencakup
catatan indikator batch atau lot, perawatan untuk penyakit, dan keluhan
pelanggan harus tersedia untuk pemeriksaan. Tindakan yang diambil untuk
memperbaiki kerusakan dalam setiap kategori kinerja harus diuraikan.
Kerusakan yang tidak dikoreksi dan/atau berkelanjutan adalah dasar untuk
dilakukannya pemeriksaan status kesehatan independen (Standar 14.19) atau
penolakan sertifikasi.
14.19:Jika auditor memiliki kekhawatiran tentang status kesehatan produk akuatik
hidup pemohon dan/atau tidak puas dengan informasi yang diberikan pada
status kesehatan, program pemantauan, atau kualifikasi AAHP, pemohon
harus setuju bahwa selama pemeriksaan auditor dapat mengambil sampel dari
tempat penyimpanan di fasilitas dan menyerahkan mereka ke laboratorium
pihak ketiga yang independen untuk verifikasi status kesehatan mengenai
penyakit yang diklaim. Biaya pengujian tersebut harus ditanggung oleh
pemohon.
14.20:Pembenihan harus menunjukkan bahwa ia bekerja dengan tetangga
pembenihan dan fasilitas budidaya yang bersertifikat BAP, dan berusaha untuk
bekerja dengan tetangga yang tidak bersertifikat BAP untuk membakukan
prosedur biosekuriti dan berbagi pengendalian penyakit dan informasi
diagnostik.
15. Ketertelusuran (Semua Sistem Produksi)
Persyaratan Penyimpanan Catatan
Untuk membangun ketertelusuran produk, data berikut harus dicatat untuk
setiap unit budidaya dan setiap siklus produksi:
nomor identifikasi unit budidaya
satuan luas atau volume
tanggal penebaran
kuantitas produk akuatik hidup yang ditebar
sumber produk akuatik hidup
status kesehatan produk akuatik hidup yang ditebar
penggunaan obat dan vaksin
herbisida, algisida, dan penggunaan pestisida lainnya
produsen dan nomor lot atau tanggal produksi untuk setiap pakan yang diberikan
sumber dan jumlah lot untuk setiap pakan hidup yang diberikan
tanggal pengiriman
kuantitas pengiriman
nomor dokumen perpindahan (jika ada)
47 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
penerima atau pembeli (mengidentifikasi semua jika telur atau benih juvenil pergi
ke lebih dari satu fasilitas budidaya atau pembeli)
status kesehatan produk akuatik hidup yang dijual atau dipindahkan ke fasilitas
lain.
Latar Belakang Standar
Ketertelusuran produk adalah komponen penting dari Program BAP. Ini
menghubungkan link dalam rantai produksi dan memungkinkan untuk melacak
setiap proses lot kembali ke unit budidaya dan masukan tentang asal-usul. Analisis
kualitas dan keamanan pangan oleh laboratorium terakreditasi juga dapat termasuk
di dalamnya. Ketertelusuran akhirnya meyakinkan pembeli bahwa semua langkah
dalam proses produksi sesuai dengan lingkungan, sosial, dan standar keamanan
pangan.
Pelaksanaan
Pembenihan dapat menggunakan sistem ketertelusuran yang memenuhi
persyaratan BAP. Ini bisa menjadi sistem online; pembenihan memiliki sendiri
database-nya, kertas catatan, file, dan dokumen; atau kombinasi keduanya.
Jika kertas catatan, dokumen, atau buku catatan yang digunakan, jika
memungkinkan, informasi juga harus dipindahkan ke database di komputer untuk
memungkinkan penyebaran elektronik. File atau kertas catatan asli harus disimpan
untuk verifikasi dari data elektronik.
Data yang dirujuk dalam standar BAP terhadap sumber induk, telur, post larva dan
fingerling (bayi ikan berukuran satu jari) , manajemen kimia, dll, diperlukan untuk
dapat ditelusuri. Informasi ini dan catatan lainnya terkait tangki, kolam atau keramba
dapat digambarkan pada Formulir Ketertelusuran Produk pada Lampiran I. Setiap
formulir sesuai dengan pengiriman produk pembenihan pada hari dari unit budidaya
tertentu.
Proses penyimpanan catatan membutuhkan perawatan dan pelaksanaan tingkat
tinggi. Pada pembenihan yang besar, manajer bisa mengumpulkan data awal untuk
produk-produk budidaya perikanan yang menjadi tanggung jawab mereka. Petugas
tunggal atau tim kemudian bisa diberikan tugas untuk mengumpulkan data dari
manajer dan memindahkannya ke database komputer. Manajemen pembenihan
harus, tentu saja, meninjau upaya pada rentang waktu tertentu untuk memverifikasi
apakah memenuhi Persyaratan BAP.
Pelestarian Identitas Produk
Untuk menjamin integritas sistem “bintang” Best Aquaculture Practices, kontrol
ketertelusuran harus memungkinkan verifikasi semua fasilitas yang berkontribusi
terhadap klaim status multiple-star sertifikat BAP.
Untuk memastikan pemisahan yang tepat dan ketertelusuran semua input dan
output pembenihan, komponen-komponen berikut harus ada:
48 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Pembenihan yang membeli semua induk, telur, post larva udang, fish fry (bayi
ikan) atau fingerling, dan pakan dari sumber bersertifikat BAP harus menjaga
catatan mengenai sumber material stok dan pakan yang digunakan.
Pembenihan yang membeli bahan stok dan pakan dari dua sumber yang
bersertifikat BAP dan tidak bersertifikat BAP, harus mengidentifikasi semua
sumber dan memiliki sistem yang memadai untuk mencegah pencampuran lot
produksi BAP dan non-BAP.
Untuk memungkinkan verifikasi keseimbangan massa produk multiple–star,
pembenihan yang bersertifikat harus mengelola daftar, termasuk tanggal dan
volume panen dari budidaya, fasilitas dimana mereka menjual atau mengirim
produk.
Sejumlah penelusuran ke belakang dan ke depan dilakukan oleh auditor akan
menetapkan volume pembenihan.
Penggunaan Logo BAP
Penggunaan logo Best Aquaculture Practices, merk dagang terdaftar dari Global
Aquaculture Alliance, untuk tujuan apa pun harus disetujui oleh BAP di awal dan
digunakan sesuai dengan perjanjian penggunaan merek dagang BAP.
Keluhan Pelanggan
Pemohon harus mempersiapkan dan melaksanakan sistem yang efektif untuk
pengelolaan data atas pengaduan dan keluhan untuk mengontrol dan memperbaiki
kekurangan yang berkaitan dengan kesesuaian produk terhadap standar BAP.
Standar
15.1:Fasilitas harus mengoperasikan sebuah sistem pencatatan yang efektif, yang
tersedia tepat waktu, terorganisir, akurat, dilakukan dan diawasi oleh orang
terlatih yang telah ditunjuk atau tim yang bertanggung jawab untuk
mengumpulkan data, memastikannya lengkap dan akurat, dan bahwa
persyaratan ketertelusuran telah terpenuhi.
15.2:Fasilitas harus menyimpan catatan lengkap dan akurat untuk setiap unit
budidaya dan siklus produksi, termasuk nomor identifikasi unit budidaya,
satuan luas dan volume, spesies, dan, jika tersedia, spesifikasi spesies seperti
triploid atau GMO.
15.3:Fasilitas harus menyimpan catatan lengkap dan akurat mengenai penggunaan
antibiotik atau obat lainnya di fasilitas itu.
15.4:Catatan yang lengkap dan akurat tentang penggunaan herbisida, algisida, dan
pestisida lainnya harus dipelihara.
15.5:Catatan lengkap dan akurat mengenai produsen dan jumlah lot untuk setiap
pakan yang digunakan, dan/atau sumber pakan hidup, harus dipelihara.
15.6:Fasilitas harus memelihara catatan lengkap dan akurat mengenai sumber dan
jumlah induk, telur, post larva atau stok fingerling; tanggal stok dan semua
49 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
pakan yang digunakan untuk setiap unit kultur.
15.7:Catatan lengkap dan akurat mengenai tanggal panen, kuantitas panen, nomor
dokumen perpindahan (jika ada), dan fasilitas penerima atau pembeli, harus
dikelola. Jika lot produk ditentukan untuk lebih dari satu fasilitas atau pembeli,
setiap lot harus diidentifikasi secara terpisah.
15.8:Untuk menggunakan logo BAP, fasilitas harus memiliki persetujuan dan telah
terdaftar sebelumnya dengan Manajemen BAP.
15.9:Fasilitas harus menyimpan catatan dari setiap keluhan pelanggan terkait
dengan kesesuaian produknya terhadap standar BAP.
15.10:Fasilitas harus menyimpan catatan investigasi mengenai keluhan tersebut dan
tindakan yang diambil untuk mengatasi/memperbaikinya.
Lampiran A
Kriteria Kualitas Air Limbah BAP – Pembenihan dan Pembibitan Berdasarkan
Tanah
Variabel (unit)
50 Nilai Awal
Akhir
Frekuensi
(setelah 5 tahun) Pengumpulan
Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
pH (unit pH standar)
6.0 - 9,5
6.0 - 9.0
Bulanan
Total padatan tersuspensi (mg/L)
50 atau kurang
25 atau kurang
3 bulanan
Fosfor terlarut (mg/L)
0.5 atau kurang
0.3 atau kurang
Bulanan
Total nitrogen amonia (mg/L)
5 atau kurang
3 atau kurang
Bulanan
Permintaan oksigen biokimia 5 hari
(mg/L)
50 atau kurang
30 atau kurang
3 bulanan
4 atau lebih
5 atau lebih
Bulanan
Tidak ada
pembuangan
Tidak ada
pembuangan
Bulanan
800 mg/L klorida di
dalam air tawar
550 mg/L klorida di
dalam air tawar
Oksigen terlarut (mg/L)
Klorida
Air dengan kadar garam kurang dari 1 ppt,
konduktansi spesifik di bawah 1.500
mmhos/cm atau klorida kurang dari
550mg/L dipertimbangkan sebagai air
tawar.
Sampling
Sampel harus dikumpulkan di dekat titik di mana limbah memasuki perairan
alami atau keluar dari tempat pembenihan. Struktur kontrol air pada lokasi
sampling atau metoda sampling yang cocok harus digunakan untuk mencegah
bercampurnya limbah dan air dari area penerima.
Jika ada lebih dari empat muara, tiga muara harus dipilih sebagai lokasi
pengambilan sampel.
Air akan dikumpulkan langsung dari pipa aliran pembuangan atau dicelupkan
dari permukaan parit atau kanal dengan botol plastik bersih. Sampel harus
diletakkan di atas es di tempat tertutup, kotak terisolasi untuk mencegah paparan
cahaya.
Sampel atau pengukuran langsung oksigen terlarut dan pH dari sistem kolam
harus diperoleh antara pukul 05.00 dan 07.00 pagi, dan pukul 13.00 dan 15.00
siang pada hari yang sama. Rata-rata dari dua perhitungan untuk setiap variabel
akan digunakan untuk memverifikasi kesesuaian.
Sampel untuk variabel lain dari sistem kolam harus dikumpulkan antara pukul
05.00 dan 07.00 pagi.
Sampel sumber air harus dikumpulkan setiap 3 bulan langsung di depan sumber
hulu, stasiun pompa, atau pompa saluran pengeluaran tapi sebelum memompa
campuran air dengan pasokan kanal. Sampel ini memungkinkan perhitungan
beban tahunan (Persamaan 2, Lampiran C) dan ditetapkan jika Pilihan Terbatas
berlaku.
Analisis
51 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Perangkat analisis air Hach dan Merck atau peralatan standar yang dapat
dibandingkan, disetujui untuk analisis total nitrogen amonia, fosfor terlarut, dan
klorida. Namun, auditor dapat menolak hasil analisis jika sampling, pengukuran
in situ atau protokol laboratorium tidak mencukupi.
Pengukuran oksigen terlarut dan pH akan harus dilakukan di tempat dengan
pengukur portabel. Auditor dapat memverifikasi yang benar untuk kalibrasi
prosedur.
Pembenihan yang membuang ke perairan air tawar harus menentukan salinitas
dengan alat pengukur konduktivitas dengan skala salinitas, dibandingkan
pengukur salinitas genggam tipe refraktometer. Sebagai alternatif, konduktansi
spesifik dapat dihitung.
Asumsikan bahwa air dengan konduktansi spesifik di atas 2.000 mmhos/cm dengan
salinitas melebihi 1,5 ppt, dan air dengan konduktansi spesifik lebih dari 1.500
mmhos/cm salinitasnya melebihi 1,0 ppt. Catatan: 1mS/m = 10mmhos/cm, dan 1
mmhos / cm = 1mS/cm.
Aturan untuk Kesesuaian
Dibutuhkan setidaknya data limbah selama 3 untuk sertifikasi awal. Awalnya, untuk
setiap variabel yang diukur bulanan, setidaknya 10 nilai yang diperoleh selama periode
12 bulan harus memenuhi kriteria. Setelah 5 tahun, ditargetkan tidak lebih dari satu
kasus per tahun yang tidak sesuai dengan kriteria untuk setiap variabelnya.
Untuk variabel yang dihitung setiap 3 bulan, satu ketidaksesuaian di awal diizinkan
untuk setiap variabel selama periode 12 bulan. Target setelah 5 tahun, tidak lebih dari
satu kasus ketidaksesuaian untuk setiap variabel selama periode 24 bulan. Jika terjadi
ketidaksesuain, pembenihan harus melakukan setiap usaha perbaikan dalam waktu 90
hari.
Lampiran B
Formulir Pemantauan Sampel Limbah – pH dan Oksigen
Terlarut
52 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Tanggal
(hari/bln/thn)
pH (unit standar)
Pagi
Siang
Oksigen Terlarut (mg/L)
Rata-rata
Pagi
Siang
Rata-rata
____/01/____
____/02/____
____/03/____
____/04/____
____/05/____
____/06/____
____/07/____
____/08/____
____/09/____
____/10/____
____/11/____
____/12/____
Annual
Average
Formulir Pemantauan Sampel Limbah – Fosfor Terlarut, Total Nitrogen Amonia,
Klorida
53 No. Unit
Dipanen
Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Tanggal
Fosfor Terlarut
Total Nitrogen
Klorida
No. Unit
(hari/bln/thn)
(mg/L)
Amonia (mg/L)
(mg/L)
Dipanen
____/01/____
____/02/____
____/03/____
____/04/____
____/05/____
____/06/____
____/07/____
____/08/____
____/09/____
____/10/____
____/11/____
____/12/____
Rata-Rata
Tahunan
Formulir Pemantauan Sampel Limbah – Total Padatan Tersuspensi, Permintaan
Oksigen Biokimia 5-Hari
54 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
3 Bulanan
Tanggal
(tgl/bulan/tahun)
Total Padatan
Permintaan Oksigen
Tersuspensi (mg/L) Biokimia 5-Hari (mg/L)
1
2
3
4
Rata-rata Tahunan
Lampiran C
Perhitungan Tahunan Volume Limbah
Estimasi volume limbah tahunan ditentukan menggunakan salah satu persamaan
berikut.
Perhitungan Pembuangan Pembenihan
Persamaan 1 – Metoda Pompa Pengeluaran
Pembuangan pembenihan (m3/tahun) = Pompa pengeluaran (m3/min) x Rata-rata waktu
operasi pompa (jam/hari) x 60 menit/jam x 365 hari/tahun
Persamaan 2 – Metode Pertukaran Air
Pembuangan pembenihan dalam m3/tahun = [Volume kolam dalam m3 x jumlah
panen/tahun] +
[Volume kolam dalam m3 x rata-rata pertukaran air harian sebagai tingkat fraksi volume
kolam x DOC rata-rata x jumlah panen/tahun]
Persamaan 3 – Metode Daerah Aliran Sungai (DAS)
Limbah = (Air yang ditambahkann + Curah hujan + Limpasan) - (Rembesan +
Penguapan) + (Volume pembenihan, hari 1 - Volume pembenihan, hari 365)
Persyaratan persamaan ini dapat diperkirakan sebagai berikut:
Tambahan air (m3) = kapasitas pompa (m3/jam) x Operasional pompa (jam/th) atau
metode lain yang sesuai
Curah hujan (m3) = Curah hujan tahunan (m) x Luas permukaan air pembenihan (m2)
Limpasan (m3) = Curah hujan tahunan (m) x DAS (m2) × 0,25
Rembesan (m3) = Luas permukaan air di pembenihan (m2) x 0,55 m/tahun
55 No. Unit
Dipanen
Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Penguapan (m3) = Panci penguapan Klas A (Class A pan evaporation) (m/th) x 0,8 x
Luas permukaan air di pembenihan (m2)
Volume Pembenihan = Kedalaman rata-rata [dari kolam (m) – Jarak rata-rata level air di
bawah struktur banjir (m)] x Luas permukaan air di pembenihan (m2)
Data tambahan
Program BAP akan menggunakan data yang disediakan oleh formulir aplikasi fasilitas
untuk menghitung:
indeks penggunaan air tahunan, ditentukan seperti yang dijelaskan di bawah
indeks beban tahunan untuk total padatan tersuspensi, fosfor larut, jumlah
nitrogen amonia, dan kebutuhan oksigen biokimia 5 hari, ditentukan seperti yang
dijelaskan di bawah ini.
Dikumpulkan, data anonim untuk beban dan indeks yang akan digunakan sebagai
dasar untuk menetapkan standar metrik pada Juni 2015.
Beban Limbah Tahunan
Variabel beban kualitas air lebih menunjukkan potensi pencemaran pada limbah
fasilitas daripada pengukuran terpisah konsentrasi variabel dan volume limbah. Setelah
tahun pertama pemantauan limbah, beban tahunan untuk total padatan tersuspensi,
fosfor larut, jumlah nitrogen amonia, dan kebutuhan oksigen biokimia 5 hari dihitung
sebagai berikut:
Persamaan 4
Beban variabel (kg/th) = Pembuangan di pembenihan (m3/th) x [Rata-rata konsentrasi
variabel tahunan pada limbah – Rata-rata konsentrasi variabel tahunan pada sumber air
(mg/L, sama seperti g/m3)] x 10-3kg/g
Penggunaan Air dan Indeks Beban
Meskipun bukan praktik yang disarankan, dimungkinkan untuk memenuhi kriteria
kualitas air numerik dengan meningkatkan jumlah air yang melewati pembenihan untuk
mencairkan konsentrasi variabel diuji. Kesesuaian dengan indeks penggunaan air
menjamin bahwa fasiltas memenuhi kriteria kualitas air melalui manajemen yang baik
daripada menipiskan mencairkan limbah sebelum dilepaskan ke perairan alami.
Setelah tahun pertama pemantauan limbah, penggunaan air dan indeks beban harus
diperkirakan dengan menggunakan persamaan berikut.
Persamaan 5
Indeks penggunaan air (m3/kg ikan atau krustasea) = Volume limbah tahunan (m3) ÷
Produksi ikan atau krustasea tahunan (kg)
56 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Persamaan 6
Indeks beban (kg variabel/mt ikan atau krustasea) = Variabel beban tahunan variabel
(kg/tahun) ÷ Produksi ikan atau krustasea tahunan (mt/th)
Contoh: Penggunaan Air, Indeks Beban untuk Estimasi Limbah Tahunan dengan
Metode Pertukaran Air - Volume Kolam
Fasilitas memiliki kolam seluas 100 ha dengan kedalaman rata-rata 1 m, dengan
rata-rata pertukaran air sebanyak 2.5% volume kolam/hari. Ada 2,3 panen/tahun, dan
rata-rata jarak antar panen 120 hari. Sumber air di fasilitas mengandung rata-rata 10
mg/L total padatan tersuspensi (TSS), 0.03 mg/L fosfor larut (S.P.), 0.15 mg/L total
nitrogen amonia (TAN), dan 1.5 mg/L kebutuhan okigen biokimia (BOD).
Limbah pembenihan rata-rata mengandung 45 mg/L TSS, 0.19 mg/L S.P., 0.87mg/L
TAN dan 9.6 mg/L BOD. Produksi tahun sebelumnya adala 230.000 kg (230 mt).
Perhitungan
Volume kolam = 100 ha x 10,000 m2/ha x 1 m = 1,000.000 m3
Volume limbah tahunan = [1.000.000 m3/panen x 2,3 panen/th] + [1.000.000
m3 x 0.025 volume kolam/hari x 120 hari/panen x 2,3 panen/th] = 9.200.000
m3/th
Kandungan TSS = (45 – 10 g/m3)(9.200.000m3/th)10-3 = 322.000 kg/th
Kandungan S.P. = (0.19 – 0.03 g/m3)(9,200,000m3/th)10-3 = 1.472 kg/th
Kandungan TAN = (0.87 – 0.15 g/m3)(9,200,000m3/th)10-3 = 6.624 kg/th
Kandungan BOD = (9.6 – 1.5 g/m3)(9,200,000m3/th)10-3 = 74.520 kg/th
Indeks penggunaan air = (9.2000.000 m3/th)/ (230.000 kg ikan atau
krustasea/th) = 40 m3/kg ikan atau krustasea
Indeks TSS = (322.000 kg/th)/(230 mt ikan atau krustasea) = 1.400 kg TSS/mt ikan
atau krustasea
Indeks S.P. = (1.472 kg/th)/(230 mt ikan atau krustasea) = 6,4 kg S.P./mt ikan atau
krustasea
Indeks TAN = (6.624 kg/th)/(230 mt ikan atau krustasea) = 28,8 kg TAN/mt ikan atau
krustasea
Indeks BOD =(74.520kg/yr)/(230 mt ikan atau krustasea) = 324 kg BOD/mt ikan atau
krustasea
Contoh: Penggunaan Air, Indeks Beban untuk Estimasi Limbah Tahunan dengan
Metode Operasional Pompa
57 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Fasilitas memiliki dua pompa yang membuang volume gabungan 136 m3/min.
Pompa beroperasi rata-rata 8 jam/hari. Sumber air di fasilitas rata-rata mengandung
10 mg/L total padatan tersuspensi (TSS), 0,03mg/L fosfor larut (S.P.), 0,15 mg/L total
nitrogen amonia (TAN), dan 1,5 mg/L permintaan oksigen biokimia (BOD).
Limbah pembenihan mengandung 91 mg/L total padatan tersuspensi, 0,23 mg/L
fosfor larut, 1,20 mg/L total nitrogen amonia, dan 12,7 mg/L permintaan oksigen
biokimia. Produksi pada tahun sebelumnya adalah 378.000 kg (378 mt).
Perhitungan
Volume limbah tahunan = 136 m3/min x 60 min/jam x 8 jam/hari x 365 hari/th =
23.827.200 m3/th
Kandungan TSS = (23.827.200 m3/th)(91 – 10g/m3)10-3 = 1.930.000 kg/th
Kandungan S.P. = (23.827,200 m3/th)(0,23 – 0,03 g/m3)10-3 = 4.765 kg/th
Kandungan TAN = (23.827.200 m3/th)(1,20 – 0,15 g/m3)10-3 = 25.018 kg/th
Kandungan BOD = (23.827.200 m3/yr)(12,7 – 1.5 g/m3)10-3 = 266.865 kg/th
Indeks penggunaan air = (23.827,200 m3/th)/ (378.000 kg ikan atau
krustasea/th) = 63,0 m3/kg ikan atau krustasea
Indeks TSS = (1.930.000 kg/th)/378 mt ikan atau krustasea) = 5.106 kg TSS/mt ikan
atau krustasea
Indeks S.P. = (4.765 kg/th)/(378 mt ikan atau krustasea) = 12,6 kg S.P./mt ikan atau
krustasea
Indeks TAN = (25.018 kg/th)/(378 mt ikan atau krustasea) = 66,2 kg TAN/mt ikan atau
krustasea
Indeks BOD = (266.865 kg/th)/(378 mt ikan atau krustasea) = 706 kg BOD/mt ikan
atau krustasea
Lampiran D
Pemantauan Kualitas Air BAP
Keramba dan Jaring di Danau dan Waduk
58 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Variabel
Suhu
Oksigen terlarut
pH
Chlorophyll-a
Permintaan oksigen biokimia 5-hari
Visibilitas secchi disk
Total fosfor larut
Total nitrogen amonia
Limpahan phytoplankton dan spesies
Kedalaman Sampel
Profil vertikal, selang 2-m
Profil vertikal, selang 2-m Sama
dengan kedalaman bagian
tengah keramba
Sama dengan kedalaman
bagian tengah keramba
Sama dengan kedalaman
bagian tengah keramba
Tidak tersedia
Sama dengan kedalaman
bagian tengah keramba Sama
dengan kedalaman bagian
tengah keramba Sama
dengan kedalaman bagian
tengah keramba
Frekuensi Pengumpulan
Bulanan
Bulanan
3 bulanan
3 bulanan
3 bulanan
Mingguan
3 bulanan
3 bulanan
3 bulanan
Sampling - Keramba, Jaring di Danau, Waduk
Minimal 3 lokasi sampling harus ditetapkan. Satu lokasi harus berada kira-kira di tengah
keramba atau area jaring. Dua lokasi lain harus berada setidaknya 200 m dan
sebaiknya 500 m dari keramba, dengan mempertimbangkan arah dominan angin.
Auditor harus menyetujui lokasi pengambilan sampel, yang ditetapkan setelah studi
tentang arus permukaan yang berlaku. Untuk metode, merujuk pada US Army Corps of
Engineers dokumen Estimating Surface Current Using Dyes and Drogue,
http://chl.erdc.usace.army.mil/library/ publicasition/chetn/pdf/chetn-vi-37.pdf.
Air harus dikumpulkan dengan penguji air Kemmerer atau van Dorn, atau dengan
menggunakan botol timbang yang penyumbatnya dapat dilepas sewaktu kedalaman air
tercapai. Sampel harus dipindahkan ke botol plastik bersih dan ditempatkan di atas es
dalam kotak tertutup dan terisolasi untuk menghindari paparan cahaya.
Analisis
Analisis sampel yang dikumpulkan oleh auditor harus dilakukan oleh
laboratorium swasta atau pemerintah mengikuti metode standar yang diterbitkan
oleh American Public Health Association, American Water Works Association,
dan Water Environment Federation - www.standardmethods.org atau yang
setara.
Perangkat analisis air Hach dan Merck, atau perlengkapan dengan standar yang
setara, disetujui untuk analisis total nitrogen amonia, fosfor larut, dan klorida.
Namun, auditor dapat menolak hasil analisis jika sampling, pengukuran in situ,
atau protokol laboratorium tidak mencukupi.
59 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Pengukuran oksigen terlarut dan pH harus dilakukan in situ dengan pengukur
portabel. Auditor harus memverifikasi aplikasi yang benar untuk kalibrasi
prosedur.
Lampiran E
Praktik Produksi untuk Keramba, Jaring
Cara yang paling dapat diandalkan untuk mengurangi pengeluaran nutrisi dari keramba
dan budidaya jaring adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan pakan. Hal ini
dapat dilakukan terutama dengan menggunakan pakan berkualitas tinggi yang berisi
nitrogen dan fosfor tidak melebihi dari yang diperlukan, dan menjamin ikan
mengonsumsi semua pakan yang diberikan.
Dengan demikian, hewan budidaya harus memiliki akses menuju pakan untuk waktu
yang cukup sehingga mereka mengonsumsinya sebelum pelet melewati kandang atau
mata jaring. Juga, laju pemberian makan harus dipantau untuk menghindari pemberian
pakan yang berlebihan. Pengamatan aktivitas makan ditingkatkan dengan
menggunakan pakan apung untuk spesies tertentu. Untuk perairan dengan kedalaman
kurang dari 30 m, penyelam harus secara berkala pergi ke bawah keramba untuk
memastikan apakah pakan yang tidak dimakan terakumulasi di bagian bawah. Survei
video juga dapat diterima sebagai alternatif dan harus digunakan di kedalaman yang
melebihi 30 m.
Jaring dan keramba sering dipindahkan dan dibersihkan di pesisir pantai. Pembersihan
sampah harus dialihkan ke kolam pengendapan, selokan sanitasi, atau sistem
perawatan lainnya.
Tidak layak untuk mengolah limbah dari kandang dan jaring. Tindakan pencegahan
utama terhadap polusi adalah untuk menempatkan unit budidaya di daerah perairan
terbuka di mana sirkulasi air cukup tinggi untuk mengangkut limbah dari keramba, serta
mencampur dan mengencerkan limbah secara cepat. Jarak antara dasar keramba dan
bagian bawah perairan harus setidaknya sama dengan kedalaman keramba untuk
meningkatkan pergerakan air di bawah keramba.
Biomassa yang tinggi di lokasi tertentu jelas dapat meningkatkan kemungkinan
pencemaran. Meskipun tidak ada pedoman khusus untuk biomassa yang dapat dengan
aman dipertahankan pada lokasi keramba tertentu, pemantauan akan digunakan untuk
melacak status mutu air.
60 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Di perairan yang panas termalnya berlapis-lapis, biomassa tinggi dapat menyebabkan
pengayaan organik dan penipisan kadar oksigen terlarut oksigen pada lapisan bawah.
Destratifikasi termal mendadak berikutnya dapat mengakibatkan penipisan kadar
oksigen terlarut melalui kolom air. Fenomena ini bertanggung jawab pada kematian
yang serius baik di dalam maupun di luar keramba.
Limbah dapat menumpuk di bawah keramba dan menyebabkan penurunan kualitas
endapan. Hal ini tidak diinginkan dalam lingkungan dan juga dapat memiliki dampak
negatif pada hewan di keramba. Kualitas endapan di area dengan keramba dapat
dilindungi dengan fallowing – secara berkala memindahkan keramba ke lokasi baru dan
memungkinkan lokasi asli untuk pulih. Pengamatan pada kualitas endapan harus
digunakan untuk menentukan waktu memindahkan keramba.
Lampiran F
Waktu Retensi Hidrolik
Pembatasan Tingkat Pakan di Danau, Waduk
Keramba, Jaring di Danau, Waduk
Kumungkinan budidaya keramba dan jaring menyebabkan eutrofikasi danau dan waduk
sangat tergantung pada lokasi fasilitas, jumlah masukan pakan dibandingkan dengan
kapasitas asimilasi perairan, dan waktu retensi hidrolik (HRT) atau tingkat pembilasan
badan air.
Penempatan keramba atau jaring di area dengan sirkulasi air terbatas, seperti teluk
sempit, dapat menyebabkan eutrofikasi lokal tanpa menyebabkan permasalahan
kualitas air secara umum di seluruh perairan. Kapasitas asimilasi tidak praktis untuk
pengukuran yang bertujuan untuk sertifikasi budidaya, tetapi faktor utama yang
mengatur kemampuan perairan untuk mengasimilasi limbah adalah ukuran dan
terutama volumenya.
Nutrisi dan bahan organik yang dikeluarkan dari badan air oleh arus, dan sistem
dengan HRT pendek cenderung menjadi eutrofik sebagai hasil dari operasional
akuakultur daripada sistem dengan HRT panjang. Tentu saja, nutrisi dan bahan organik
yang dibilas dari danau dan waduk memasuki perairan hilir, dan dapat memiliki dampak
merugikan.
Danau dan waduk yang digunakan untuk budidaya keramba dan jaring harus
diklasifikasikan menurut HRT sebagai berikut:
HRT Panjang – Di atas 3 tahun
61 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Sedang HRT – 1 - 3 tahun
HRT pendek - Kurang dari 1 tahun
Pemohon sertifikasi dapat memilih untuk menentukan HRT dengan salah satu teknik di
bawah ini.
Pembuangan danau tahunan diukur dan dicatat.
HRT = Volume danau (m3) ÷ Pembuangan danau (m3/tahun)
Aliran yang masuk ke danau diukur dan dicatat.
HRT = Volume danau (m3) ÷ [Aliran masuk (m3/ahun) + curah hujan langsung
(m3/tahun)] – Evaporasi danau (m3/tahun)
Dengan penguapan danau = Pan evaporation (m/th) x 0,7 x Area permukaan danau
(m2) dan curah hujan langsung = Curah hujan tahunan (m/th) x luas permukaan danau
(m2).
Daerah tangkapan diketahui, tapi debit atau aliran sungai diukur:
HRT = Volume danau (m3) ÷ [DAS limpasan (m3/tahun) + curah hujan langsung
(m3/tahun)] – Penguapan danau (m3/tahun)
Dimana limpasan tangkapan = DAS (m2) x Curah hujan tahunan (m/th) x 0,3.
Lihat metode untuk hujan langsung dan penguapan danau di atas. Jika tidak, auditor
dan pemohon yang mencari sertifikasi akan menyetujui tingkat HRT sesuai dengan
indikator berikut.
HRT panjang: iklim kering, rasio daerah tangkapan:area permukaan air 5 atau kurang,
pembuangan hanya terjadi setelah periode hujan lebat, fluktuasi level air tahunan 2 m
atau lebih.
HRT sedang: iklim lembab, rasio daerah tangkapan:area permukaan air 5 - 15,
pembuangan sering atau terus menerus, fluktuasi level air tahunan 2 m atau kurang.
HRT pendek: iklim lembab, rasio daerah tangkapan:area permukaan air lebih dari 15,
pembuangan banyak terus menerus, fluktuasi level air tahunan 0,5 m atau kurang.
Catatan: Beberapa danau di kawasan sungai dan di iklim kering memiliki HRT pendek.
62 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Input pakan harian maksimum yang diijinkan BAP untuk keramba dan jaring di danau
dan waduk harus berdasarkan pada HRT sebagai berikut.
• HRT panjang - 2,5 kg/ha/hari x luas permukaan air danau (ha)
• HRT sedang – 5,0 kg/ha/hari x luas permukaan air danau (ha)
• HRT pendek – 7,5 kg/ha/hari x luas permukaan air danau (ha)
Jika keramba atau jaring yang dipasang di teluk dengan pertukaran air terbatas, input
pakan harian maksimum harus dikurangi 50%. Jika ada beberapa operasional keramba
dan jaring di sebuah badan air, total input pakan harian dari semua operasi tidak
melebihi input pakan harian maksimum berdasarkan HRT.
Sekali tiga bulan sekali, sampel air harus diambil dan persentase blue green algae atau
lainnya yang berpotensi membahayakan harus dinilai. Lihat panduan metode
fitoplankton di http://NPSI. gov.au/files/products/national-river-healthprogram/pr990300/pr990300.pdf.
Input pakan akan dikurangi sampai kualitas air membaik bila:
Konsentrasi oksigen terlarut secara konsisten di bawah 5 mg/L di pagi hari pada
setiap lokasi pengambilan sampel.
Rata-rata visibilitas Secchi Disk tahunan menurun sebesar 25% setelah
sertifikasi dicapai.
Blue-green algae atau lainnya yang berbahaya mencapai terdiri lebih dari 60%
fitoplankton.
Termoklin menjadi 25% lebih dangkal setelah sertifikasi dicapai.
Pembuangan dari badan air yang terdapat keramba atau jaring dapat menyebabkan
pencemaran air di hilir. Dengan demikian, jika input pakan ke badan air harus dikurangi
karena tanda-tanda peningkatan eutrofikasi, pembuangan di danau harus dipantau.
Operasional akuakultur tidak akan memenuhi syarat untuk sertifikasi kecuali
pembuangannya memenuhi kriteria limbah BAP.
Lampiran G
Bak Pengendapan
Volume minimum bak pengendapan yang diperlukan diperkirakan dengan
menggunakan persamaan berikut:
Volume bak pengendapan = 37,5 x [produksi ikan atau krustasea (mt) ÷ perpindahan
lumpur (kali/panen)] + produksi ikan atau krustasea (mt) ÷ 0,6]
63 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Dalam persamaan di atas, produksi ikan dan krustasea adalah jumlah total yang
diproduksi di semua kolam yang pembuangannya ke dalam bak pengendapan, dan
perpindahan lumpur adalah frekuensi rata-rata di mana lumpur dipindahkan dari kolam
ke bak pengendapan. Hal ini juga diasumsikan bahwa:
Waktu retensi hidrolik minimum yang memungkinkan padatan kasar dan
menengah untuk mengendap di bagian dasar adalah 6 jam.
1 mt produksi setara dengan 1 mt sedimen.
Pembuangan lumpur dapat menyebar selama periode 24 jam.
Kepadatan endapan massal adalah 0,6 mt/m3.
Kandungan padatan lumpur adalah 6,5 kg/m3.
Akumulasi endapan di bak dikeluarkan pada akhir setiap panen untuk
mengembalikan bak pada kapasitas aslinya.
Catatan: Jika lumpur dibuang lebih sering dari kolam, ukuran bak pengendapan yang
diperlukan akan lebih kecil.
Lampiran H
Perhitungan Rasio Ikan Masuk : Ikan Keluar
Rasio Konversi Pakan
Rasio konversi pakan (FCR) adalah ukuran jumlah pakan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satuan berat dari spesies budidaya. Pembenihan harus menghitung dan
mencatat FCR tahunan menggunakan persamaan berikut:
Persamaan 1
Rasio konversi pakan = Penggunaan pakan per tahun (mt) ÷ berat total ikan atau
krustasea yang dipanen (mt)
Rasio konversi pakan juga dikenal sebagai FCR ekonomi. Perhatikan bahwa FCR
ekonomi sangat sensitif terhadap tingkat kelangsungan hidup, meningkat tajam jika
tingkat kelangsungan hidup menurun secara signifikan. Untuk perhitungan yang tepat,
berat total stok juvenil dikurangi dari berat total ikan atau krustasea yang dipanen.
Rasio "Ikan Masuk : Ikan Keluar"
Yang disebut rasio "ikan masuk : ikan keluar” rasio adalah salah satu cara untuk
mengukur efisiensi ekologi sistem akuakultur. Ini membandingkan jumlah ikan yang
dikonsumsi oleh sistem (biasanya dalam bentuk tepung ikan dan minyak ikan) dengan
jumlah ikan atau krustasea yang diproduksi.
64 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
Produsen akuakultur harus berusaha untuk mendapatkan rasio ikan masuk : ikan keluar
terendah yang dapat diterapkan untuk melestarikan sumber daya industri ikan. Fasilitas
akan menghitung dan mencatat rasio ikan masuk : ikan keluar secara tahunan
menggunakan Persamaan 2 di bawah ini. Dengan tidak adanya yang lebih baik, data
dari pemasok pakan, perubahan hasil panen untuk ikan industri ke tepung ikan dan
minyak ikan yang akan digunakan adalah 22,5% dan 5%, masing-masing.
Tanpa nama, pengumpulan FCR dan data ikan masuk : ikan keluar akan digunakan
untuk menetapkan standar metrik sebelum Juni 2015.
Persamaan 2
Rasio ikan masuk : ikan keluar = faktor inklusi pakan yang dimakan ikan (didapat dari
produsen) x rasio konversi pakan
Dimana faktor inklusi pakan yang dimakan ikan = [Level tepung ikan dalam diet (%) +
Tingkat minyak ikan dalam diet (%)] ÷ [Hasil tepung ikan dari ikan liar (%) + Hasil
minyak ikan dari ikan liar (%)]
Level inklusi di Persamaan 2 meliputi setiap makanan atau minyak yang berasal dari
ikan liar tertangkap, cumi-cumi, udang kecil, moluska, atau hewan laut liar lainnya.
Namun, harus diberikan pengecualian turunan makanan atau minyak yang berasal dari
produk perikanan seperti trimming, jeroan, dan bubuk hati cumi-cumi serta produk
budidaya seperti shrimp head meal.
Lampiran I
Formulir Ketertelusuran Produk Sampel
Nama Pembenihan
No Kolam atau Keramba
POSTLARVA ATAU FINGERLINGS
PAKAN
Tanggal Pembenihan
Tipe Pakan
Kuantitas Benih
Spesies
Produsen
Spesifikasi Spesies (mis., triploid, GMO)
Pembenihan
No. Lot
No. BAP
Konfirmasi: Tidak Menggunakan Bahan Kimia yang Dilarang
Secara Proaktif
Yes
No
65 Luas Kolam (ha)
Konfirmasi: Tidak Menggunakan Bahan Kimia yang Dilarang
Secara Proaktif
Yes
No
Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan
Standar BAP
PENGGUNAAN OBAT TERAPETIK
PENGGUNAAN PESTISIDA
Senyawa 1
Senyawa 1
Penyakit yang diobati
Kondisi yang diobati
Tingkat Aplikasi
Tingkat Aplikasi
Waktu Aplikasi
Waktu Aplikasi
Senyawa 2
Senyawa 2
Penyakit yang diobati
Kondisi yang diobati
Tingkat Aplikasi
Tingkat Aplikasi
Waktu Aplikasi
Waktu Aplikasi
PANEN
Nama Pembeli
Tanggal Panen
Hasil Panen/
Alamat
Kuantitas Panen (kg)
66 
Download