Sertifikasi Fasilitas Budidaya Perairan Ikan, Krustasea dan Moluska Pembenihan dan Pembibitan Best Aquaculture Practices Pedoman, Standar Sertifikasi Komunitas • Lingkungan • Kesajahteraan Hewan • Keamanan Pangan • Ketertelusuran BAP Finfish/Crustacean/Mollusk Hatchery/Nursery Standards – Version 1 – September 2014 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP DISCLAIMER: Dokumen ini dimaksudkan semata-mata sebagai bantuan untuk kenyamanan klien yang tidak fasih berbahasa Inggris. Terjemahan ini berasal dari versi asli berbahasa Inggris. Jika terdapat perbedaan penafsiran antara versi bahasa Inggris dan terjemahannya, versi bahasa Inggris tetap menjadi versi resmi sebagai dasar audit dan kesesuaian persyaratan. SERTIFIKASI BEST AQUACULTURE PRACTICES 2 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Standar Best Aquaculture Practices berikut berlaku untuk semua fasilitas budidaya perairan yang menghasilkan telur dan/atau juvenil (bentuk muda) hewan air yang dipindahkan ke fasilitas budidaya lainnya, serta semua spesies yang memiliki standar BAP. Fasilitas produksi dapat berupa tambak atau kolam di darat yang memiliki arus air masuk dan keluar, keranjang yang terletak di daerah intertidal (daerah pantai yang terletak di antara daerah pasang tertinggi dan surut terendah), serta keramba stasioner atau keramba apung. Untuk keperluan standar BAP, istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan fasilitas ini adalah pembenihan (hatchery). Proses yang tercakup secara umum dalam operasi pembenihan ini meliputi: - Koleksi induk, produksi, seleksi, dan pengelolaan. Pemijahan (pengembangbiakan) moluska dan penetapan larva Pengumpulan telur dan pembuahan Inkubasi telur dan penetasan Pakan dan praktik pemberian pakan sampai juvenil dipindahkan ke fasilitas khusus pemanenan untuk konsumsi manusia Fase pembibitan atau fase peralihan produksi juvenil sebelum akhirnya dewasa, yang terdiri dari satu tahap lagi atau lebih. Penanganan untuk menginduksi sterilitas, memanipulasi jenis kelamin, atau mencapai kekebalan protektif terhadap patogen, atau untuk mengobati atau melindungi penyakit. Kecuali dalam kasus spesies moluska tertentu, pengumpulan dan pemeliharaan telur atau juvenil dari alam tidak termasuk atau diizinkan menggunakan standar tersebut. Proses ini dapat dilakukan secara berurutan pada satu lokasi, dua atau lebih lokasi dengan pemindahan hewan air hidup di antara lokasi tersebut. Untuk sertifikasi BAP, setiap lokasi harus dianggap sebagai fasilitas yang terpisah. Beberapa persyaratannya diterapkan hanya untuk sistem tertentu, contohnya, hanya untuk kolam dari tanah, budidaya yang memproduksi limbah, atau budidaya yang menggunakan keramba atau tambak laut. Masing-masing bagian dari standar dan pedoman mengidentifikasi standar yang diterapkan pada sistem-sistem produksi yang berbeda. Harap mengacu pada grafik yang disajikan di halaman berikut. Standar BAP yang dapat dicapai, berbasis ilmu pengetahuan, dan senantiasa ditingkatkan standar kinerja globalnya bagi rantai pasokan budidaya perairan yang menjamin diproduksinya makanan sehat dengan tetap bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial. Standar dan pedoman ini dirancang untuk membantu pelaku program dalam melakukan penilaian sendiri terhadap dampak lingkungan dan sosial, serta kendali keamanan pangan pada fasilitas mereka, dan untuk mengarah ke sertifikasi kepatuhan dari pihak ketiga, sehingga dapat mengeliminasi dampakdampak negatif yang paling berpengaruh. Untuk informasi lebih lanjut, harap 3 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP mengacu pada sumber-sumber tambahan yang terdaftar dalam dokumen ini. Standar BAP menuntut kepatuhan, dengan peraturan lokal sebagai langkah awal menuju sertifikasi. Namun, tidak semua peraturan sama ketatnya. Untuk alasan ini, standar BAP menetapkan persyaratan untuk dokumentasi dan prosedur harus berada dalam rencana pengelolaan, baik yang terdapat dalam peraturan lokal atau lainnya. Dengan demikian, mereka mencari di mana kemungkinan untuk menerapkan konsistensi dalam pelaksanaan di fasilitas-fasilitas di berbagai daerah produksi yang berbeda dan untuk mengikutsertakan industri ini secara menyeluruh dalam proses peningkatan yang berkelanjutan. Sebagaimana penggunaan dalam standar ISO, standar ini menggunakan kata “harus” untuk menyatakan kewajiban pemenuhan, dan “sebaiknya” untuk merekomendasikan pemenuhan. Poin-poin yang dapat diaudit adalah pernyataanpernyataan “harus” yang terdaftar di bawah masing masing standar. Untuk mendapat sertifikasi BAP, pemohon harus diaudit oleh badan sertifikasi yang independen, yang telah diakui oleh BAP. Untuk mengajukan permohonan sertifikasi, harap menghubungi: Best Aquaculture Practices Management P. O. Box 2530 -– Crystal River, Florida 34423 USA Telepon: +1-352-563-0565 Faks: +1-425-650-3001 Web: www.bestaquaculturepractices.org E-mail: [email protected], [email protected] Audit terdiri dari pertemuan pembuka, penilaian tempat, pengumpulan sampel yang diperlukan, peninjauan catatan dan prosedur manajemen, serta pertemuan penutup. Semua poin dalam standar harus disebutkan. Bila ada ketidaksesuaian selama evaluasi, akan dicatat oleh auditor dalam laporan formal sebagai: Kritis – Ketika terdapat kegagalan dalam pemenuhan keamaan makanan atau masalah hukum yang kritis, atau berisiko terhadap integritas program, auditor secepatnya memberi informasi ke badan sertifikasi, yang kemudian akan memberi informasi ke Manajemen BAP. Klarifikasi yang tertunda, dapat mengakibatkan kegagalan untuk sertifikasi, atau penangguhan sementara langsung. Mayor – Ketika terdapat kegagalan penting dalam memenuhi persyaratan standar, tapi tidak berisiko pada keamanan makanan atau berisiko langsung pada integritas program, auditor memberi tahu badan sertifikasi, dan mencatatnya dalam laporan. Verifikasi pelaksanaan perbaikan harus diserahkan ke badan sertifikasi dalam 28 hari masa evaluasi. (Ketidaksesuaian dalam kategori ini biasanya berupa masalah dengan kebijakan umum.) Minor – Ketika kepatuhan sepenuhnya terhadap tujuan standar belum terlihat, auditor memberi tahu badan sertifikasi dan mencatatnya di laporan. Verifikasi 4 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP pelaksanaan perbaikan harus diserahkan ke badan sertifikasi dalam 28 hari masa evaluasi. (Ketidaksesuaian dalam kategori ini biasanya berupa masalah umum manajemen.) Standar BAP dikembangkan oleh komite ahli teknik diikuti proses yang disesuaikan dengan FAO Pedoman Teknik Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia, dalam sertifikasi budidaya hewan/tumbuhan air. Lihat ww.gaalliance.org/bap/standardsdevelopment.php. Syarat Kepatuhan Standar BAP Standar BAP Diterapkan Pada 1. Komunitas: Hak Milik dan Kepatuhan Semua sistem produksi Peraturan 5 2. Komunitas: Hubungan Komunitas Semua sistem produksi 3. Komunitas: Keamanan Pekerja dan Hubungan Pegawai Semua sistem produksi 4. Lingkungan: Perlindungan Area Ekologis Sensitif Hanya pada sistem berbasis daratan 5. Lingkungan: Sampah Metabolik dan Sisa Pakan Semua sistem produksi 5i – Sistem berbasis daratan 5ii – Keramba air tawar – atau air payau dengan kadar garam di bawah 25 ppt 5iii – Keramba air laut dengan kadar garam di atas 25 ppt 6. Lingkungan: Konservasi Tanah dan Air Hanya pada sistem berbasis daratan 7. Lingkungan: Biosekuriti Pakan, Konservasi Tepung Ikan dan Minyak Ikan Semua sistem produksi 8. Lingkungan: Penyedia Bibit dan Organisme dengan Modifikasi Genetik (Genetically Modified Organism /GMO) Semua sistem produksi 9. Lingkungan: Kontrol Pelepasan Semua sistem produksi, beberapa bagian hanya untuk keramba Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP 10. Lingkungan: Interaksi Alam/Satwa Liar Semua sistem produksi, beberapa bagian hanya untuk keramba 11. Lingkungan: Penyimpanan, Pembuangan Persediaan dan Limbah Semua sistem produksi 12. Kesejahteraan Hewan: Kesejahteraan Hewan Semua sistem produksi 13. Keamanan Pangan: Manajemen Obat dan Kimia Semua sistem produksi 14. Biosekuriti: Kontrol Penyakit Semua sistem produksi 15. Sistem Penelusuran: Persyaratan Penyimpanan Catatan Semua sistem produksi Singkatan AAHP (Aquatic Animal Health Professional) – Profesional Kesehatan Hewan Air AMA (Area Management Agreement) - Perjanjian Pengelolaan Daerah AWS (Animal Welfare Section) - Seksi Kesejahteraan Hewan (bagian dari Rencana Pengelolaan Kesehatan) BAP (Best Aquaculture Practices) – Praktik Budidaya Perairan Terbaik BOD (Biochemical Oxygen Demand) – Kebutuhan Oksigen Biologis ESA (Ecologically Sensitive Area) - Area Ekologis Sensitif FIFO (Fish In : Fish Out ratio) – Perbandingan antara Ikan Masuk : Ikan Keluar GIP (Genetic Improvement Plan) - Rencana Perbaikan Genetik HMP (Health Management Plan) - Rencana Pengelolaan Kesehatan ILO (International Labor Organization) - Organisasi Buruh Internasional HMP (Health Management Plan) - Rencana Pengelolaan Kesehatan ppt (parts per thousand) – satu bagian per seribu RAS (Recirculating Aquaculture System) – Sistem Sirkulasi Budidaya Perairan SCP (Stock Containment Plan) – Rencana Pengamanan Bibit WIP (Wildlife Interaction Plan) - Rencana Interaksi Kehidupan Liar Definisi Air payau - Air yang kadar garamnya rata-rata di bawah 25 ppt. Keramba – Tempat budidaya hewan air yang terbuat dari jaring atau jala. Kadang disebut juga tambak. Istilah keramba digunakan di seluruh standar ini. Area ekologis sensitif – Area-area yang memiliki atribut lingkungan khusus dalam hal daya serap atau perawatan khusus. Area ini sangat penting untuk pemeliharaan beragam populasi tanaman dan satwa liar. (Lihat 6 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP http://www.env.gov.bc.ca/wild/documents/bmp/urban_ebmp/ EBMP%20PDF%204.pdf) GMO - Rekayasa genetika organisme - Jenis hewan yang telah dimodifikasi secara genetik melalui transfer buatan materi genetik dari spesies lain. Air laut - Air yang memiliki kadar garam rata-rata di atas 25 ppt. Sumber titik limbah – Limbah keluar dari pipa atau saluran sebagai aliran tunggal, berbeda dengan limbah keluar dari keramba, yang "bocor" keluar melalui lubang jaring. Therapeutant yang dilarang secara proaktif – Komponen yang secara khusus diidentifikasi dan dilarang untuk digunakan, termasuk penggunaan label ekstra, pada yang memproduksi atau negara-negara pengimpor hewan air. (Lihat http://www.accessdata.fda.gov/scripts/cdrh/cfdocs/cfcfr/CFRSearch.cfm?fr=530.41.) Therapeutant - Antibiotik, obat-obatan, dan bahan kimia yang digunakan dalam pengobatan penyakit hewan air. 1. Komunitas (Semua Sistem Produksi) Hak Milik dan Kepatuhan Peraturan Tempat pembenihan harus mematuhi hukum lokal dan nasional, serta persyaratan lingkungan, dan menyediakan dokumentasi terkini yang menyatakan hak-hak legal terhadap penggunaan tanah, air, konstruksi, operasi, dan pembuangan limbah. Latar Belakang Standar Peraturan dibutuhkan untuk memastikan bahwa tempat pembenihan memberikan informasi terkait ke pemerintah dan membayar biaya untuk mendukung programprogram yang relevan. Program BAP membutuhkan kepatuhan terhadap undangundang terkait bisnis dan peraturan lingkungan yang berlaku, termasuk yang berkaitan dengan perlindungan habitat sensitif, pembuangan, pekerjaan pembuangan sampah, dan pengendalian predator, karena diketahui bahwa tidak semua instansi pemerintah memiliki sumber daya yang cukup untuk menegakkan hukum secara efektif. Beberapa tempat pembenihan mungkin berlokasi di perairan atau lahan pesisir, tapi pemiliknya tidak punya hak hukum atasnya. Tempat semacam ini biasanya ditemukan di area milik pemerintah yang tidak dikembangkan, dengan penggunaan lahan yang kurang terawasi. Lahan ini mungkin digunakan oleh orang yang tidak punya lahan, atau digunakan oleh komunitas pesisir untuk berburu, memancing, dan berkumpul. Perairan dengan keramba yang terpasang di dalamnya bisa menjadi usaha perikanan penting bagi penduduk lokal. Perairan-perairan ini juga bisa memiliki kegunaan penting lain seperti penyedia air domestik, irigasi, rekreasi, atau pariwisata. 7 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Pelaksanaan Peraturan mengenai pelaksanaan dan penggunaan sumber daya yang digunakan oleh tempat pembenihan bervariasi antara satu tempat dengan tempat lain. Di antara persyaratan lainnya, undang-undang semacam ini bisa digunakan untuk: • lisensi bisnis • lisensi budidaya air • akta tanah, perjanjian konsesi atau penyewaan • pajak penggunaan lahan • izin mendirikan bangunan • izin penggunaan air • perlindungan habitat sensitif • izin pembuangan • izin penggunaan untuk therapeutik • izin berkaitan dengan spesies non asli • izin kendali predator • izin operasi sumur • izin operasi timbun sampah • penilaian dampak terhadap lingkungan. Auditor individual tidak bisa mengetahui semua undang-undang yang berlaku pada tempat pembenihan di seluruh negara. Tempat pembenihan yang berpartisipasi bertanggung jawab untuk mendapatkan semua dokumen yang dibutuhkan untuk penempatan, pembangunan, dan pengoperasian fasilitas mereka. Bantuan dalam menentukan izin dan lisensi yang diperlukan dapat dicari di instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang pertanian, perlindungan lingkungan, perikanan, budidaya air, manajemen dan transportasi air, serta persatuan budidaya air setempat. Auditor juga harus mengetahui persyaratan hukum dalam wilayah kerja mereka. Selama pemeriksaan BAP di lapangan, perwakilan dari tempat pembenihan harus menyajikan semua dokumen yang dibutuhkan oleh pengaudit. Tempat pembenihan harus bisa memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam dokumen. Contohnya, jika tempat pembenihan mempunyai izin pembuangan limbah dengan standar kualitas air, standar itu yang harus diterapkan. Jika instansi pemerintah membebaskan satu izin atau lebih, bukti dari pembebasan ini harus ada. Standar 1.1: Dokumen terkini harus ada untuk membuktikan lahan dan penggunaan air yang sah oleh pemohon. 1.2: Dokumen terkini harus ada untuk membuktikan semua lisensi bisnis dan pengoperasian telah didapat. 1.3: Dokumen terkini harus ada untuk membuktikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku yang berhubungan dengan lingkungan dalam pembangunan dan 8 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP pengoperasian. 2. Komunitas (Semua Sistem Produksi) Hubungan Komunitas Tempat pembenihan harus berupaya untuk hubungan yang baik, dan tidak menutup akses ke area publik, lahan umum, area penangkapan ikan, atau sumber daya alam tradisional lainnya yang digunakan oleh penduduk setempat. Latar Belakang Standar Fasilitas budidaya air kebanyakan berlokasi di daerah pedesaan, di mana sebagian individu mungkin bergantung pada sumber daya alam yang bervariasi untuk melengkapi kehidupan mereka. Beberapa penduduk setempat mendapat manfaat dari pekerjaan atau peningkatan prasarana, terkait dengan pengembangan budidaya air berskala besar, tapi penduduk lainnya mungkin mengalami pengurangan akses ke area yang digunakan untuk menangkap ikan, berburu, pemungutan, penyediaan air lokal, atau rekreasi. Pelaksanaan Manajemen pembenihan harus mencoba mengakomodasi cara tradisional atas penggunaan sumber daya pesisir melalui sikap bekerja sama dengan kepentingan lokal yang telah terbentuk dan kepedulian terhadap lingkungan. Fasilitas harus menjaga agar tidak menutup koridor akses tradisional ke area hutan bakau umum dan lahan penangkapan ikan. Dalam beberapa kasus, mungkin perlu disediakan rute akses dalam melewati tempat pembenihan.. Tempat pembenihan harus mempertahankan penampakan yang rapi dan menarik agar tidak menjadi sesuatu yang buruk dilihat bagi penduduk setempat. Tindakan sanitasi harus dikerjakan untuk mencegah bau sehingga mengganggu area sekitar. (Lihat Bagian 11.) Mesin harus dipelihara dengan baik untuk mencegah suara bising yang tidak diperlukan, yang dapat mengganggu penduduk sekitar. Selama pemeriksaan fasilitas, pengaudit harus memeriksa pemenuhan standar ini melalui pemeriksaan peta yang menjelaskan zona-zona publik dan privat; pemeriksaan pada pagar, kanal, dan pembatas lainnya; serta mewawancarai penduduk setempat dan pekerja di tempat pembenihan. Pengaudit harus menyeleksi orang-orang yang akan diwawancarai. Standar 2.1: Pemohon harus mendukung penduduk setempat dengan tidak menutup rute akses tradisional ke tempat penangkapan ikan, lahan basah, dan sumber daya publik lainnya. 2.2: Pemohon harus mengatur penggunaan air untuk mencegah terbatasnya air 9 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP yang tersedia bagi pengguna lainnya. 2.3: Pemohon harus menunjukkan interaksi dengan komunitas lokal untuk mencegah atau menyelesaikan masalah melalui pertemuan, komite, koresponden, proyek pelayanan, atau kegiatan lain yang dilakukan secara rutin atau lebih sering. 3. Komunitas (Semua Sistem Produksi) Keamanan Pekerja dan Hubungan Pegawai Tempat pembenihan harus patuh pada hukum perburuhan baik lokal maupun nasional, termasuk yang berhubungan dengan pekerja di bawah umur, untuk memastikan keamanan pekerja yang memadai, kompensasi, dan jika ada, kondisi kehidupan di lapangan. Latar Belakang Standar Pekerjaan di fasilitas budidaya air memiliki potensi bahaya akibat penggunaan mesin, risiko tenggelam dan tersengat listrik, serta penggunaan material beracun. Pekerja bisa saja tidak mengindahkan risiko di tempat pembenihan, dan kadangkadang petunjuk keselamatan mungkin tidak memadai. Baik pekerja lokal maupun asing dapat bekerja di tempat pembenihan. Instansi ketenagakerjaan pekerja asing ilegal telah dilaporkan di beberapa negara. Karena itu, sertifikasi BAP membutuhkan bukti dokumentasi pekerja asing legal. Banyak budidaya air berlokasi di negara berkembang dengan tarif gaji yang rendah, dan undang-undang perburuhan tidak diterapkan secara konsisten. Tempat pembenihan yang menyediakan tempat tinggal di lapangan harus menyediakan kondisi lingkungan yang bersih dengan luas area yang memadai. Pelaksanaan Minimal, tempat pembenihan yang sudah memiliki sertifikat harus memberi upah yang sesuai hukum, lingkungan kerja yang aman, dan tempat tinggal yang layak, jika disediakan. Pengaudit harus memperhitungkan peraturan nasional dan standar lokal dalam mengevaluasi aspek ini. Harus diupayakan untuk melebihi persyaratan minimum, karena tempat pembenihan yang memiliki sertifikat harus progresif dan bertanggung jawab secara sosial. Ketika mempekerjakan pekerja asing, tempat pembenihan membutuhkan dokumentasi status legal. Peralatan keamanan seperti kacamata pelindung, sarung tangan, topi pengaman, jaket pengaman, dan pelindung telinga, harus disediakan jika diperlukan. Mesinmesin harus memiliki pelindung atau penutup jika diperlukan, dan peralatan listrik harus tersambung secara benar dan aman. Traktor dan forklift harus mempunyai konstruksi pelindung, pelindung untuk pengendali daya, dan alat keamanan yang layak lainnya. 10 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Pegawai dan pekerja harus mendapat pelatihan awal serta pelatihan ulangan tentang keamanan di seluruh area operasi pembenihan. Pekerja juga harus dilatih tentang pertolongan pertama untuk sengatan listrik, pendarahan yang banyak, tenggelam, dan kemungkinan-kemungkinan darurat medis lainnya, termasuk yang berkaitan dengan kesalahan penanganan bahan kimia. Harus tersedia sebuah rencana untuk memperoleh bantuan medis bagi pekerja yang terluka atau sakit. Tempat tinggal harus berventilasi cukup dan memiliki fasilitas kamar mandi serta toilet yang memadai. Layanan makanan, jika disediakan, harus menyediakan makanan yang sehat untuk pekerja, dengan penyimpanan dan persiapan makanan dilakukan secara bertanggung jawab. Sampah dan tempat sampah tidak boleh menumpuk di tempat tinggal, tempat persiapan makanan, atau tempat makan. (Lihat Bagian 11.) Tempat pembenihan yang menggunakan penyelam untuk melakukan tugas-tugas di dalam air harus memiliki rencana tertulis guna memastikan keamanannya, dan penyelam tersebut diharuskan untuk dipekerjakan atau dikontrak untuk masuk dalam rencana tersebut. Rencana ini haruslah mencakup pelatihan khusus keamanan penyelam, pemeliharaan catatan untuk peralatan menyelam dan prosedur untuk penyelaman darurat. Selama pemeriksaan fasilitas, pengaudit akan mengevaluasi apakah kondisinya memenuhi persyaratan hukum perburuhan. Pengaudit juga akan mewawancarai beberapa pekerja secara acak untuk memperoleh pendapat mereka mengenai gaji, keamanan dan kondisi kehidupan. Standar 3.1: Pemohon harus memenuhi atau melewati standar gaji minimum, termasuk tunjangan, yang ditentukan oleh undang-undang perburuhan lokal dan nasional. 3.2: Pemohon tidak boleh mengikutsertakan atau mendukung penggunaan anak sebagai buruh. Pemohon harus mematuhi undang-undang tenaga kerja anak, terkait usia minimal pekerja atau ILO Minimum Age Convention (Konvensi Usia Minimal) 138, yang mana yang lebih tinggi. ILO Konvensi Usia Minimal 138 menyatakan bahwa usia minimal adalah 15, kecuali hukum lokal di negara berkembang ditetapkan usia 14 – sesuai dengan pengecualian negara berkembang dalam konvensi ini. 3.3: Mempekerjakan pekerja muda di atas usia minimal tapi masih di bawah 18 tahun, harus sesuai dengan undang-undang lokal, termasuk akses yang dibutuhkan untuk kehadiran di sekolah dan pembatasan jam dan waktu tertentu dalam satu hari. 3.4: Pekerja muda di atas usia minimal tapi masih di bawah 18 tahun tidak boleh ditempatkan pada pekerjaan berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan dan keamanan mereka. 11 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP 3.5: Semua pekerjaan, termasuk lembur, harus sesuai keinginan masing-masing pekerja. Fasilitas tidak boleh memaksakan pekerjaan dalam bentuk apapun kepada para pekerja. Ini termasuk penjualan manusia, menahan surat keterangan identitas asli, melarang pekerja meninggalkan tempat kerja setelah jam kerja, atau pemaksaan lainnya dengan tujuan memaksa semua orang untuk bekerja. Jika menahan surat keterangan identitas asli dipersyaratkan oleh undang-undang nasional, surat ini harus segera dikembalikan ke pekerja berdasarkan permintaan dan dapat dilakukan sepanjang waktu. 3.6: Pemohon harus mematuhi jumlah jam/hari kerja nasional yang disepakati apabila ada. 3.7: Pemohon harus mematuhi undang-undang perburuhan nasional untuk masalah gaji, lembur, dan kompensasi hari libur untuk jam-jam kerja di luar hari atau minggu kerja normal. 3.8: Fasilitas tidak boleh mengharuskan pembayaran simpanan, pengurangan dari gaji, atau menahan gaji yang tidak termasuk persetujuan kontrak yang sah dengan pekerja, dan/atau yang tidak diberikan atau diizinkan oleh hukum nasional. 3.9: Fasilitas tidak boleh mengurangi gaji sebagai bagian dari proses pendisiplinan. 3.10:Pemohon hanya boleh mempekerjakan pekerja dengan dokumen yang sah, baik nasional atau migran. 3.11:Fasilitas harus menjaga semua dokumen relevan yang memastikan semua pekerja kontrak/subkontrak, baik dikontrak melalui layanan buruh atau lainnya, dibayar sesuai dengan semua undang-undang gaji, jam kerja, dan lembur setempat. 3.12:Semua layanan perekrutan dan pemekerjaan buruh yang digunakan oleh fasilitas harus memiliki lisensi lokal atau nasional untuk dapat beroperasi sebagai penyedia buruh. 3.13:Fasilitas harus menjaga semua dokumen relevan yang memastikan pekerja borongan (mereka yang dibayar dengan "upah borongan" untuk setiap unit yang diproduksi atau pekerjaan yang dilakukan tanpa batas waktu) dibayar dengan mematuhi undang-undang lokal, termasuk peraturan mengenai persamaan derajat atau melewati batas minimal gaji, jam kerja, lembur, dan kompensasi hari libur. 3.14:Fasilitas harus menyediakan pada seluruh pekerja, baik per jam, mendapat gaji, borongan, sementara, musiman, atau per jangka waktu khusus, sebelum mempekerjakan dan selama mempekerjakan, informasi tertulis dan dapat dimengerti mengenai persyaratan pemekerjaan, hak pekerja, tunjangan, kompensasi, jam kerja yang diharapkan, perincian gaji dari setiap periode pembayaran dan kebijakan fasilitas, terkait tindakan disiplin, prosedur keluhan, 12 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP pengurangan gaji yang sah dan masalah terkait buruh lainnya. Informasi ini harus disediakan dalam bahasa umum dari mayoritas pekerja. 3.15:Ketika kontrak/subkontrak atau pekerja sementara disewa melalui layanan pekerja atau buruh, fasilitas harus memastikan bahwa layanan buruh atau pemekerjaan ini menyediakan informasi di atas sebelum dan selama masa sewa, dalam bahasa yang tepat untuk memastikan para pekerja mengetahui apa saja hak-hak mereka dan kondisi pekerjaan sebagaimana dijelaskan di atas. 3.16:Pekerja harus mempunyai hak untuk memutuskan kontrak mereka setelah pemberitahuan yang wajar. 3.17:Fasilitas harus menunjuk penanggung jawab kesehatan, keamanan, dan pelatihan pekerja. 3.18:Fasilitas harus mengidentifikasi, dan mengeliminasi, atau meminimalkan berbagai bahaya kesehatan dan keamanan di tempat kerja dengan melakukan penilaian risiko secara menyeluruh. Ini termasuk dalam persyaratan investigasi kecelakaan. 3.19:Pekerja berhak untuk menyampaikan perundingan bersama, atau setidaknya satu pekerja ditunjuk oleh pekerja untuk mewakili mereka kepada manajemen. 3.20:Harus ada proses keluhan pekerja secara tertulis, diperbolehkan untuk semua pekerja, agar memungkinkan dilakukannya pelaporan anonim (tanpa nama) kepada manajemen tanpa ketakutan akan adanya pembalasan. 3.21:Fasilitas harus menyediakan kesempatan yang setara atas perekrutan, kompensasi, akses ke pelatihan, promosi, pemberhentian, dan pensiun. 3.22:Fasilitas harus memperlakukan pekerja dengan hormat, dan tidak ikut serta dalam atau memperbolehkan pelecehan fisik, lisan, atau seksual, intimidasi atau gangguan. 3.23:Jika disediakan, tempat tinggal pegawai harus memenuhi standar lokal dan nasional (misalnya, struktur kedap air, ruang yang memadai, pemanas/ventilasi/pendingin), dan harus bebas dari tumpukan sampah. 3.24:Air minum yang aman harus siap tersedia untuk para pegawai. Jika disediakan makanan, harus berupa makanan yang sehat dan sepadan dengan kebiasaan makan lokal. 3.25:Fasilitas air bersih, toilet, dan tempat cuci tangan harus disediakan untuk para pegawai. 3.26:Jika terjadi kecelakaan atau kedaruratan, pemohon harus menyediakan peralatan medis dasar, termasuk akses komunikasi ke pihak medis yang 13 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP bertanggung jawab. Tambahannya, peralatan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) harus tersedia bagi semua pegawai, dan semua barang yang sudah habis masa berlakunya harus diganti dengan yang baru. 3.27:Pemohon harus memberikan pelatihan mengenai kesehatan secara umum, kebersihan pribadi, dan keselamatan (termasuk keselamatan di air, penggunaan perahu dan peralatannya), pertolongan pertama dan risiko terkontaminasi kepada seluruh pegawai, dalam waktu 8 minggu setelah perekrutan. Dokumen keselamatan harus tersedia dalam bahasa yang dimengerti oleh tenaga kerja. 3.28:Karyawan harus berlisensi untuk menjalankan atau menggunakan peralatan yang membutuhkan lisensi umum, dan daftar karyawan yang berlisensi tersebut dan salinan lisensi mereka harus tersedia untuk pemeriksaan. 3.29:Rencana tanggap darurat harus disiapkan untuk kecelakaan atau penyakit serius. 3.30:Pekerja terpilih harus terbiasa dengan perincian dari rencana tanggap darurat, dan dilatih dalam pertolongan pertama tersengat listrik, pendarahan yang banyak, tenggelam, dan keadaan darurat medis lainnya. 3.31:Perlengkapan dan peralatan pelindung dalam keadaan baik, harus disediakan untuk para pegawai (misalnya, kacamata pelindung untuk mengelas, sarung tangan untuk pekerjaan bengkel, dan sepatu bot untuk daerah basah). Pengaudit akan memastikan penerapannya. 3.32:Pompa elektrik dan aerator harus terhubung sesuai dengan standar prosedur keamanan. Mesin-mesin harus memiliki poros penggerak roda dan/atau pelindung sabuk penggerak yang sesuai. 3.33:Pemohon harus mematuhi hukum yang mengatur penyelaman di fasilitas budidaya perairan, dan mengembangkan rencana keselamatan menyelam secara tertulis yang mensyaratkan pelatihan penyelam dan pemeliharaan peralatan berdasarkan dokumen prosedur, insiden terkait keselamatan, dan pemeliharaan peralatan. 4. Lingkungan (Hanya Sistem Berbasis Daratan) Perlindungan Area Ekologis Sensitif Pembenihan harus melindungi dan melestarikan area sensitif yang memiliki atribut lingkungan khusus dalam hal daya serap atau perawatan. Perpindahan lahan basah untuk tujuan yang diizinkan tetap harus diminimalkan. Latar Belakang Standar 14 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Tempat pembenihan umumnya beroperasi di area pesisir atau lingkungan air tawar di daerah bertemperatur tropis atau sedang. Beberapa lokasi dapat termasuk area ekologis sensitif (Ecologically Sensitive Areas/ESA) yang memiliki atribut lingkungan khusus dalam hal daya serap atau perawatan. Sangat penting untuk melakukan pemeliharaan pada populasi tanaman dan kehidupan liar yang produktif dan beragam di area-area ini, yang dapat termasuk tapi tidak terbatas pada hutan bakau dan lahan basah dan habitat garis pantai sensitif. Tempat pembenihan menggunakan metode pemeliharaan yang berbeda dan dapat didirikan di area ekologis sensitif yang berdekatan dengan perairan. Ini dapat berpotensi membahayakan area sensitif dalam berbagai cara. Pelaksanaan Standar BAP ini berupaya untuk mencegah kerusakan, jika dimungkinkan, atau mengurangi kerusakan di mana pencegahan tidak dimungkinkan. Dalam semua kasus, pembenihan harus menggunakan metode konstruksi dan operasi yang layak untuk melindungi sumber alami yang mereka gunakan. - - Area ekologis sensitif harus diidentifikasi dan dilindungi selama pembangunan. Fasilitas harus didesain dan dioperasikan untuk mencegah erosi atau sedimentasi yang disebabkan oleh pembuangan sampah/limbah, aliran air, atau banjir. Jika operasional pembenihan membutuhkan akses air yang melintasi area ekologis sensitif, hanya boleh melalui pemasangan kanal masuk dan keluar, tempat pompa, serta galangan. Kerusakan ESA yang disebabkan oleh pembangunan atau operasional sejak tahun 1999 harus dikurangi dengan pemulihan area dengan habitat yang sama berukuran 3 kali lebih besar dibanding area yang rusak, atau dengan donasi bernilai setara dengan proyek pemulihan. Praktek ini hanya diperbolehkan jika peraturan lokal mengizinkannya. Dalam hal dimana kerusakan ESA yang telah terjadi sebelum tahun 1999, fasilitas harus menjadi subjek dari rencana pengurangan kerusakan atau pemulihan 5 tahun. Untuk pertimbangan kemungkinan pengecualian, pembenihan harus menjelaskan kondisi yang meringankan berkaitan dengan kerusakan. Standar Sistem Berbasis Daratan 4.1: Dimana site plan menunjukkan bahwa kerusakan ESA oleh pembangunan dan/atau operasional sejak tahun 1999, kehilangan haruslah hanya untuk tujuan yang diizinkan. 4.2: Jika kehilangan total yang dialami area ekologis sensitif terjadi di properti fasilitas sejak tahun 1999, kehilangan harus dikurangi dengan memulihkan area 3 kali lebih besar atau dengan donasi bernilai setara dengan proyek 15 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP pemulihan. 4.3: Untuk pembangunan fasilitas yang dilakukan sebelum tahun 1999 dan dimana ESA telah rusak tapi tidak dilakukan pemulihan, pemohon harus mengajukan rencana, mengacu pada peraturan setempat, bahwa dalam waktu 5 tahun dari tanggal sertifikasi awal BAP harus memulihkan area yang rusak, mengurangi kerusakan dengan mengembalikan area dengan habitat yang sama atau melalui donasi bernilai setara untuk proyek pemulihan lainnya. Pilihan lainnya, pemohon harus menyediakan penjelasan tentang kondisi yang meringankan berkaitan dengan kerusakan untuk pertimbangan pengecualian dari standar ini. 4.4: Operasional fasilitas harus tidak menyebabkan erosi atau penurunan garis pantai, atau menyebabkan kerusakan ekosistem lainnya yang tidak dapat dipulihkan melalui siklus hidup alami flora dan fauna yang rusak. 4.5: Hingga izin khusus diajukan, aktivitas pembenihan tidak boleh mengubah kondisi hidrologis di sekitar batas perairan, dan aliran normal air payau untuk hutan bakau atau air tawar untuk lahan basah juga tidak boleh diubah. 5. Lingkungan (Semua Sistem Produksi) Sampah Metabolik dan Sisa Pakan Pembenihan harus memonitor konsentrasi dan/atau dampak dari pembuangan sampah metabolik dan sisa pakan dari fasilitas mereka dan memenuhi kriteria kualitas limbah BAP, kecuali ada pengecualian. Ketika diterapkan, pembenihan harus memenuhi kondisi untuk pembuangan seperti yang ditetapkan dalam izin operasi mereka. Standar dan prosedur pengawasan berbeda digunakan untuk sistem pembenihan berbeda seperti yang diuraikan di bawah ini. Latar Belakang Standar Hanya sebagian dari nutrisi yang ditambahkan ke fasilitas budidaya air untuk meningkatkan produksi, yang diganti dengan jaringan hewan. Sisanya menjadi limbah yang dapat mengakibatkan meningkatnya konsentrasi nutrisi, bahan organik, dan zat padat tersuspensi di dalam dan di sekitar sistem budidaya. Fasilitas berbasis laut dan pembenihan moluska dimana hewan hanya makan makanan yang tumbuh secara alami adalah pengecualian dari persyaratan pengawasan limbah pada standar ini. 5i. Sistem Berbasis Daratan Pelaksanaan Pemohon harus memantau pembuangannya dan memenuhi kriteria awal kualitas air buangan BAP, dan menerapkan metode untuk pengambilan sampel dan analisis 16 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP yang ditetapkan dalam Lampiran A. Dalam waktu 5 tahun, mereka harus memenuhi kriteria final yang ditunjukkan pada Lampiran A. Data kualitas air harus didokumentasikan sesuai dengan limbah bentuk sampel data dalam Lampiran B.. Untuk memastikan pemenuhan kriteria limbah BAP, pengaudit dalam proses inspeksi akan melihat pengambilan sampel limbah dan persiapan untuk selanjutnya analisis oleh laboratorium mandiri. Analisis sampel yang dikumpulkan pengaudit harus dilakukan oleh laboratorium swasta atau pemerintah, dengan mengikuti metode analisis yang diterima secara umum. Pilihan Terbatas: Penyimpangan yang Diizinkan Dari Kriteria Standar Kualitas Air Sumber air untuk pembenihan dapat memiliki konsentrasi kualitas variabel air lebih tinggi dari yang diizinkan oleh kriteria awal BAP. Dalam kasus ini, pembuktian bahwa konsentrasi variabel tidak meningkat (atau menurun untuk oksigen terlarut) antara sumber air dan limbah pembenihan adalah alternatif yang diizinkan untuk memenuhi kriteria. Pilihan ini tidak berlaku pada pH dan klorida. Untuk memenuhi persyaratan pada Pilihan Terbatas, pembenihan harus mengumpulkan sampel pemasukan dan pembuangan air sesuai dengan frekuensi yang dinyatakan pada Lampiran A. Pengecualian dari Persyaratan Pemantauan Limbah Persyaratan Fasilitas pembenihan berbasis daratan berikut dikecualikan dari persyaratan pemantauan limbah: - - Pembenihan yang tidak membuang limbah ke perairan alami, contohnya menggunakan air buangan untuk irigasi, atau menggunakan kolam perkolasi. Pembenihan yang mencegah pembuangan limbah regular ke perairan alami kurang dari 1% dari volume per tahunnya – misalnya, dengan menggunakan kembali seluruh air atau mempraktikkan pembatasan atau penjarangan pertukaran air. Pembenihan yang memenuhi kualifikasi untuk pembebasan ini, harus melaporkan volume pembuangan per tahun, penggunaan air dan kandungan gizi sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran C. Pembenihan yang memproduksi kurang dari 3 mt produk perairan hidup per tahunnya. Standar Sistem Berbasis Daratan 5.1: Jika fasilitas mangaku bahwa Pilihan Terbatas sebagai pembenaran untuk menyimpang dari standar kriteria kualitas air, fasilitas harus mengumpulkan data kualitas air masuk dan air keluar yang dibutuhkan, dan konsentrasi harus menunjukkan bahwa tidak terjadi kemerosotan antara pemasukan dan pembuangan. 17 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP 5.2: Jika fasilitas pemohon menyatakan pengecualian karena tidak membuang limbah, atau limbahnya secara eksklusif digunakan untuk irigasi tanaman pertanian, penjelasan mengenai cara ini dilakukan harus tersedia, dan standar 5 tidak berlaku. Harus diverifikasi oleh auditor. 5.3: Jika pemohon menyatakan pengecualian karena perbandingan pertukaran air harian dalam setahun kurang dari 1% volume, data untuk volume pembuangan limbah tahunan, penggunaan air dan kandungan nutrisi harus tersedia. 5.4: Jika pemohon menyatakan pengecualian karena pembenihan memproduksi kurang dari 3 mt produk perairan hidup per tahunnya, penjelasan mengenai cara ini harus tersedia. 5.5: Pencatatan asupan air dan pemantauan limbah harus dikelola dan disediakan. 5.6: Konsentrasi kualitas air limbah harus memenuhi kriteria kualitas air BAP atau peraturan yang berlaku, jika mereka setara atau lebih ketat. 5.7: Pembenihan harus terus mematuhi kriteria ini untuk menjaga sertifikasi dan memenuhi kriteria final BAP sesudah 5 tahun. 5.8: Pembenihan harus memberikan perkiraan penggunaan air selama setahun kalender terakhir kepada pengaudit, seperti yang dijelaskan dalam Lampiran C, dan masukan data juga harus tersedia untuk ditinjau. 5ii. Keramba Air Tawar – atau Air Payau Pelaksanaan Keramba tidak membuang sumber limbah, tapi sisa pakan, kotoran, dan sisa metabolisme memasuki badan perairan yang ditempati keramba atau tkeramba stasioner tersebut. Badan perairan alami bisa saja sudah memiliki gizi yang banyak ketika dilakukan pengupayaan sertifikasi. Tempat yang menampung keramba atau keramba stasioner ini, yang kualitas airnya tidak memenuhi pedoman pembuangan BAP Lampiran A), tidak memenuhi syarat untuk sertifikasi. Namun, ini tidak berlaku untuk fasilitas pembibitan moluska, di mana sifat filter-feeding pada moluska dapat meningkatkan kualitas air. Pembenihan yang menggunakan keramba dalam air tawar atau air payau, dan per tahunnya memproduksi lebih dari 20 mt hewan atau menggunakan lebih dari 20 mt pakan (berdasarkan bobot kering), harus dipantau dan dikelola catatan kualitas airnya sesuai jadwal dan prosedur pada Lampiran D. Perhitungan kualitas air yang diambil selama inspeksi sertifikasi harus memenuhi kriteria BAP dan izin pemerintah yang berlaku. 18 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Keramba bisa dipasang di danau, waduk, kali, sistem irigasi, kolam, muara, atau teluk. Peraturan untuk kepatuhan terhadap standar pembuangan BAP berbeda-beda antar jenis perairan tempat keramba dan keramaba stasioner dipasang. Pedoman praktik meningkatkan produksi di keramba tersedia pada Lampiran E. Keramba di Danau, Waduk Tambahan untuk pemantauan kualitas air, pembenihan yang menggunakan keramba di danau dan waduk harus memenuhi batasan rata-rata pemberian pakan berdasarkan perhitungan waktu retensi hidrolik dari badan perairan (Lampiran F). Keramba di Kolam Kolam adalah milik pribadi, tapi biasanya pembuangannya masuk ke perairan umum. Pembuangan dari kolam yang terdapat keramba harus memenuhi kriteria kualitas air BAP (Lampiran A). Keramba di Kali, Sistem Irigasi Aliran di kali bervariasi dan terlalu susah diukur untuk digunakan sebagai panduan dalam menetapkan pemasukan pakan maksimal per hari. Jadi, fosfor terlarut dan konsentrasi total amonia nitrogen bisa digunakan sebagai indikator untuk pengoperasian keramba di kali. Kadar fosfor terlarut dan total amonia nitrogen harus diukur setiap bulan tepat pada hulu keramba di kedalaman 50 cm, serta 200 m dari hilir di kedalaman yang sama. Konsentrasi di hilir tidak boleh melebihi konsentrasi di hulu lebih dari 25%. Pemasukan pakan harus disesuaikan ke bawah ketika syarat tidak bisa dipenuhi. Keramba di Air Payau Sebagai peraturan umum, area keramba dengan air payau yang memiliki kadar garam di bawah 25 ppt dibilasan dengan baik. Jadi, pemasukan pakan per hari sebanyak 7,5 kg/ha pada area permukaan badan air diperbolehkan kecuali hasil dari pemantauan menunjukkan ketidaksesuaian, dalam hal ini tingkat pemberian pakan harus dikurangi sampai terjadi kesesuaian. Pemantauan harus sama seperti pengoperasian di danau atau waduk dengan dua pengecualian: Lokasi air payau tidak memiliki termoklin, seperti yang ditemukan pada danau dan waduk, dan tidak dibutuhkan pemantauan pembuangan dari area tersebut dalam memenuhi kriteria kualitas air BAP. Standar Keramba di Danau, Waduk 5.9: Kualitas air pada perairan, termasuk titik pembuangan yang mungkin berlaku, harus memenuhi kriteria kualitas air limbah BAP, dengan pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengikuti pada Lampiran D. 5.10:Fasilitas harus mengelola pencatatan yang akurat dari pemberian pakan, yang menunjukkan pemenuhan terhadap syarat maksimal pemberian pakan per hari BAP. 19 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP 5.11:Catatan pengamatan kualitas air harus dibuat dalam pengelolaan frekuensi pemberian pakan (Lampiran E) saat tingkat oksigen terlarut tetap dibawah 5 mg/L pada pagi hari, ketika hasil rata-rata pengukuran tahunan dengan Secchi disk menurun 25% dari sertifikasi awal, ketika blue-green plankton meliputi lebih dari 60% dari total fitoplankton atau ketika termoklin menjadi 25% lebih dangkal dari sertifikasi awal. Catatan kualitas air dan pemberian pakan harus tersedia untuk mendukung pelaksanaan. Keramba di Kali, Sistem Irigasi 5.12:Harus tersedia catatan konsentrasi total amonia nitrogen dan fosfor terlarut per bulan di hulu dan hilir. 5.13: Frekuensi maksimal pemberian pakan harus dikelola sehingga konsentrasi nutrisi di hilir keramba pada kedalaman 50 cm dan 200 m tidak melebihi konsentrasi nutrisi di hulu sebanyak lebih dari 25%. Keramba di Air Payau 5.14:Catatan pemberian pakan menunjukkan bahwa frekuensi maksimal pemberian pakan per hari tidak melebihi 7,5 kg/ha di area badan air dan tingkat pemberian pakan dikurangi ketika melebihi kriteria kualitas air BAP. 5.15: Catatan pemantauan kualitas air harus dipertahankan sebagaimana ditentukan. 5iii. Keramba di Air Laut Kadar garam di atas 25 ppt Pelaksanaan Pemantauan endapan adalah praktik yang paling berarti dalam mendeteksi dampak lingkungan terhadap pembenihan yang menggunakan keramba air laut. Fasilitas tersebut harus diletakan dan dioperasikan pada tempat yang membuat mereka bisa meminimalkan dampak negatif pada kualitas endapan di luar zona dampak endapan yang ditentukan. Fasilitas keramba biasanya diletakkan berdasarkan studi hidrografik, biologi, dan fisika dari lokasi, untuk memastikan pengoperasiannya tidak berdampak negatif pada populasi hewan yang meliputi bentik di bawah atau di sekitar keramba. Kemudian dampak bentik "yang diizinkan" ditentukan sebagai syarat dalam izin operasi fasilitas, yang dijelaskan dalam bentuk satu atau lebih properti kimia dari endapan. Terkadang hal ini berkaitan dengan kepadatan spesies dan penentuan keragaman, yang berdasarkan pemahaman dasar biologi endapan lokal atau analisis referensi sampel endapan yang diambil dari lokasi fasilitas. Siklus produksi dan pengosongan harus terkoordinasi dengan pemohon BAP lain yang berdekatan atau fasilitas yang sudah bersertifikat BAP, atau dengan anggota dari Perjanjian Manajemen Area (Area Management Agreement/AMA) yang telah ada. Fasilitas tetangga, didefinisikan sebagai fasilitas dalam suatu daerah dalam 20 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP jarak 2 kali jarak minimal peraturan pemisahan untuk batas radius 5 km, harus ikut dalam pembuatan dan pelaksanaan Perjanjian Manajemen Area untuk menangani dampak bersama yang terkait dengan beberapa fasilitas budidaya air. Pembenihan bersertifikat BAP yang beroperasi di area terpisah harus memiliki pernyataan keinginan masuk ke AMA, kalau ada operasi lain yang ingin masuk ke tempat tersebut.. Izin dan/atau peraturan lokal fasilitas keramba biasanya menetapkan “zona dampak endapan,” “zona efek yang diizinkan” atau “tapak pengendapan”, dan menentukan protokol pemantauan untuk memeriksanya. Karena pengambilan sampel biologis dari endapan membutuhkan keahlian khusus serta memakan waktu dan mahal, properti endapan kimia biasanya digunakan sebagai indikator utama kondisi endapan. Pengambilan sampel biologis hanya diperlukan dalam beberapa wilayah hukum, jika batas pada indikator terlewati. Indikator kimia yang digunakan untuk tujuan ini mencakup konsentrasi oksigen pada endapan, sulfida, potensi REDOKS, total karbon organik atau total zat padat volatil, atau inspeksi visual dengan dokumentasi video. Beberapa metode lebih baik pada beberapa lingkungan dibandingkan dengan lainnya. Misalnya, penentuan sulfida berjalan baik dalam endapan lumpur atau tanah liat yang mengandung sampai dengan 50% pasir, sebagaimana penentuan total karbon organik. Di atas tingkat pasir ini, suatu indikator seperti total karbon organik bekerja dengan lebih baik. Di bagian bawah yang keras dengan lebih dari 10% kerikil, perekaman visual dengan video paling baik dilakukan, karena tidak mungkin mengambil sampel, dan banyak dari bagian dasar laut tersebut yang mengalami erosi secara alami, sehingga tidak terjadi pengendapan. Karena metode-metode yang berbeda atau kombinasi metode mungkin diperlukan di beberapa wilayah hukum berdasarkan kondisi lokal hidrografik atau bentiknya, tidak ada metode yang lebih disukai dalam standar ini, hanya bahwa metode apa pun yang digunakan, harus dilakukan dengan menggunakan metode standar pengambilan sampel dan analisis yang sesuai dengan standar internasional yang diterima secara umum. Dalam kondisi dimana pemantauan endapan merupakan persyaratan hukum dan zona dampak endapan ditentukan, hal-hal berikut harus dipenuhi oleh semua pemohon sertifikasi BAP. Pembenihan harus menyediakan dokumen yang menjelaskan standar lokal untuk dampak bentik di bawah fasilitas keramba. Fasilitas yang sudah ada harus menyediakan data pemantauan sedikitnya tiga tahun untuk menunjukkan bahwa mereka memenuhi atau melewati standar bentik yang diperlukan dalam izin operasi pada tingkat produksi sekarang. Setiap fasilitas baru harus menyelesaikan studi dasar, dengan ulasan dari 21 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP ahli yang mandiri, yang menjelaskan kondisi hidrografik dan bentik di lapangan. Penilaian ahli (diberikan tanpa kewajiban) harus menunjukkan bahwa fasilitas dapat memenuhi atau melampaui standar bentik yang diperlukan oleh perizinan operasional pada tingkat produksi sekarang atau yang diajukan. Penilaian ini harus diverifikasi dengan hasil sampel pada audit selanjutnya. Pembenihan harus menyediakan dokumen untuk menunjukkan bahwa kualitas endapan ditentukan dengan menggunakan pengumpulan sampel dan metode analisis yang diterima secara umum. Di negara atau wilayah yang tidak memerlukan pemantauan endapan sebagaimana dijelaskan di atas, dan/atau di tempat yang zona dampak endapannya tidak ditentukan, pemohon yang memproduksi lebih dari 20 mt hewan atau menggunakan lebih dari 20 mt pakan (berdasarkan berat kering) per tahun harus menuliskan dan melaksanakan rencana pemantauan yang mengharuskan mereka untuk: • • • • • • Mengajukan individu atau perusahaan mandiri yang menunjukkan keahlian dalam pengambilan sampel dan analisis endapan untuk merancang program pengambilan sampel dan analisis yang tepat terhadap kondisi budidaya, dan untuk melakukan pemantauan endapan sebagaimana diperlukan di bawah. Membuat bagan zona dampak endapan yang diizinkan, yang tidak boleh melebihi total area fasilitas ditambah zona perbatasan 40 m di sekitarnya. Tapak bisa saja digeser ke arah mana pun untuk mempertimbangkan ketidaksamaan pola yang biasa terjadi, asalkan total luas area tetap sama. Memantau penumpukan organik di dasar laut dalam zona ini dengan metode yang dianggap terbaik untuk jenis endapan yang terdapat di sana. Pilihan metode harus didasarkan oleh dokumentasi sebelumnya mengenai jenis endapan tempat fasilitas berada. Melakukan pengambilan sampel endapan bertepatan dengan periode makan puncak pada setiap siklus tanaman. Sampel harus diambil di sepanjang setidaknya 2 lintasan yang langsung melewati fasilitas dan sejajar dengan aliran air dominan di lokasi. Satu sampel dengan tiga ulangan harus diambil di pinggir fasilitas, dan lainnya diambil di batas 40 m. Lima ulangan sampel harus diambil dari setidaknya dua tempat referensi dalam jarak 1 km di fasilitas yang memiliki kemiripan kedalaman dan karakteristik endapan, sebagaimana terjadi di fasilitas dan di tempat yang tidak memproduksi ikan. Menunjukkan secara statistik analisis hasil yang tidak memiliki penumpukan organik karena aktifitas fasilitas pada batas dari zona dampak endapan yang diizinkan, dibandingkan tempat referensi, sebagaimana diatur oleh metode pemantauan yang dipilih. Informasi Tambahan Finfish Aquaculture License Under the Pacific Aquaculture Regulations Fisheries and Oceans Canada 22 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP http://www.pac.dfo-mpo.gc.ca/aquaculture/license-permis/docs/license-cond-permismar-eng.pdf Guide to the Assessment of Sediment Condition at Marine Finfish Farms in Tasmania C. Macleod and S. Forbes (editors) Tasmanian Aquaculture and Fisheries Institute University of Tasmania Hobart, Tasmania, Australia http://www.imas.utas.edu.au/__data/assets/pdf_file/0011/68384/AquafinCRC_Projec tNo4.1.pdf Norwegian Standard N.S. 9410.E Environmental Monitoring of Marine Fish Farms Code of Good Practice for Scottish Finfish Culture Scottish Salmon Producers’ Organisation http://www.thecodeofgoodpractice.co.uk Washington State Legislature, WAC 173-204-420 Sediment Impact Zone Maximum Criteria http://apps.leg.wa.gov/WAC/default.aspx?cite=173-204-200 FAO Fisheries and Aquaculture Technical Paper No. 527 Environmental Impact Assessment and Monitoring in Aquaculture, pp. 455–535 A. Wilson, S. Magill, K. D. Black – 2009 FAO. Rome, Italy Standar Keramba di Air Laut 5.16:Pemohon harus menyediakan dokumen yang menjelaskan standar lokal untuk dampak bentik di bawah fasilitas keramba, yang harus mencakup "tingkat pemicu" indikator bentik di atas, ketika fasilitas tidak sepenuhnya bisa mematuhi standar lokal, ketika hal ini dijelaskan secara terperinci, atau dengan tujuannya ketika hal ini tidak dijelaskan secara terperinci. 5.17:Untuk fasilitas yang sudah berjalan, pemohon harus menyediakan data pemantauan selama 3 tahun untuk menunjukkan bahwa fasilitas memenuhi atau melampaui kriteria kualitas endapan yang dijelaskan dalam izin operasi dan/atau rencana pemantauannya sendiri pada tingkat operasi terkini. 5.18:Untuk fasilitas yang baru saja berjalan, atau yang diperluas dan belum memiliki data pemantauan yang cukup, pemohon harus menyediakan studi mandiri yang mencirikan karakteristik hidrografik dan bentik di areanya, serta menyediakan penilaian konsultan (tanpa kewajiban) yang menyatakan bahwa fasilitas tersebut memenuhi atau melampaui kriteria kualitas air dan endapan jika dioperasikan dengan benar. Penilaian ini harus diverifikasi dengan hasil 23 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP sampel pada audit selanjutnya. 5.19:Pemantauan kondisi endapan harus dilakukan pada saat puncak pemberian pakan selama siklus produksi dan harus dilakukan berdasarkan persyaratan izin pengoperasian fasilitas atau rencana fasilitas itu sendiri di negara atau wilayah tempat pemantauan endapan tidak dibutuhkan, dan sebagaimana dijelaskan dalam persyaratan pelaksanaan. 5.20:Pengambilan sampel dan analisis yang dilakukan sebagai bagian dari program pemantauan harus menerapkan metode internasional yang diterima secara umum dan dapat diadaptasi ke kondisi hidrografik atau bentik lokal. 5.21:Hasil pemantauan endapan harus dilaporkan, diulas, dan diterima oleh regulator yang tepat. Walaupun persetujuan regulator bersifat kondisional, pada saat pelaksanaan program perbaikan, hal ini sudah harus dilakukan dan diselesaikan. 5.22:Siklus produksi dan pengosongan harus terkoordinasi dengan pemohon BAP lain yang berdekatan atau fasilitas yang sudah bersertifikat BAP, atau dengan bagian dari Perjanjian Manajemen Area yang telah dibuat. 5.23:Jika Persetujuan Area Manajemen belum dibentuk, pemohon bagaimanapun harus menunjukkan kerja sama dalam hal persediaan, pengosongan, kesehatan hewan, dan biosekuriti dengan fasilitas bersertifikat BAP dalam jarak 2 kali jarak minimal peraturan pemisahan untuk batas radius 5 km. 6. Lingkungan (Hanya Sistem Berbasis Daratan) Konservasi Tanah dan Air Pembangunan dan pengoperasian pembenihan tidak boleh menyebabkan salinisasi pada tanah dan air, atau berkurangnya air tanah di area sekitar. Pembenihan berbasis daratan harus mengatur dengan tepat serta membuang endapan di kolam, kolam aliran, tanki, kanal, dan bak pengendapan. Latar Belakang Standar Di beberapa pembenihan, air tawar dari sumber air bawah tanah digunakan sebagai sumber pengolahan air. Pembenihan bisa menyebabkan salinisasi pada air tanah jika air asin dari kolam masuk ke sumber air tawar, atau dibuang ke danau atau kali air tawar. Pemakaian air tanah yang berlebihan juga dapat berpotensi menurunkan permukaan air tanah dan berdampak negatif pada persediaan air tanah, atau menyebabkan penyurutan atau salinisasi. Sampah padat (kebanyakan feses dan sisa pakan) dari operasional pembenihan dapat meningkatkan kebutuhan oksigen biologis dan menyebabkan terbentuknya titik endapan atau pembuangan. Oleh karena itu, sampah padat harus ditangani sebelum dibuang. 24 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Pelaksanaan Salinisasi Salinisasi bisa diakibatkan dari operasional pembenihan di area pesisir dimana air asin atau air payau digunakan di dalam kolam untuk produksi atau dibuang ke dalam kolam untuk dikelola sebelum dibuang. Risiko salinisasi dapat dikurangi dengan menghindari membangun kolam di tanah berpasir dan berdaya serap tinggi, atau dengan menyediakan tanah liat atau pembebat plastik untuk meminimalkan rembesan. Praktik lainnya yang berguna: Jangan membuang air garam ke area air tawar. Hindari pemompaan berlebihan air tanah dari sumber air tawar, dan jangan gunakan air tawar dari sumur untuk mengencerkan garam di kolam untuk menghindari pengenceran sumor bor di sekitar. Pantau konsentrasi klorida di sumur air tawar dekat budidaya untuk mengetahui apakah terjadi salinisasi. Penggunaan air dari sistem irigasi harus sesuai dengan peraturan, dan limbah harus dikembalikan ke sistem irigasi. Pengelolaan Endapan Kolam budidaya air memiliki waktu penyimpanan hidrolik yang panjang dan berfungsi sebagai bak pengendapan, tapi dampak negatif terhadap lingkungan bisa muncul ketika endapan kembali tersuspensil selama panen, atau ketika endapan dipompa dari kolam selama periode budidaya, serta dibuang sebagai residu lumpur cairan. Residu mengandung material organik dari kotoran dan pakan yang tidak termakan, tapi kebanyakan mengandung partikel mineral yang masuk ke kolam di sumber air dari sungai. Pembenihan harus memiliki bak pengendapan dengan ukuran yang sesuai atau solusi rancangan lainnya yang menjamin pengumpulan dan perpindahan padatan dari saluran limbah. Contoh bagaimana menhitung volume fasilitas bak endapan diberikan pada Lampiran G. Kumpulan padatan tersebut kemudian harus dipompa secara berkala ke bak penampungan residu, dimana padatan tersebut harus dicairkan sebelum dibuang secara bertanggung jawab. Fasilitas bak endapan harus didesain untuk membatasi atau mencegah erosi atau gesekan yang disebabkan oleh aliran air masuk. Pipa pengeringan harus ditambah minimal 1 m melebihi tanggul pada elevasi di dekat bawah parit. Daerah pipa keluar harus dilindungi dengan perisai cipratan atau riprap (susunan bongkahan batu alam) untuk mengurangi energi pembuangan. Pipa pengeringan yang langsung membuang ke kali harus melewati bantaran kali untuk mencegah erosi dan diletakkan di dekat aliran pada tingkat air normal. Standar Sistem Berbasis Daratan 25 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP 6.1: Jika kolam dengan air garam dibangun di tanah berdaya serap tinggi, pengukuran seperti penggunaan pelapis kolam harus dilakukan untuk mengendalikan rembesan dan mencegah kontaminasi sumber air, danau, kali, serta perairan air tawar lainnya. 6.2: Untuk kolam air payau, pemantauan per 3 bulan atas sumur tetangga dan permukaan air tidak boleh menunjukkan tingkat klorida meningkat karena operasional pembenihan. 6.3: Data tingkat air di sumur tetangga harus diminta dari pemilik sumur, dan jika tersedia harus menunjukkan bahwa fasilitas penggunaan air untuk proses pembenihan tidak menurunkan permukaan air tanah. 6.4: Penggunaan air dari sumur, danau, kali, dan mata air, atau sumber daya alami lainnya tidak membatasi ketersediaan jumlah air untuk pengguna lain, atau menyebabkan kerusakan di area ekologis sensitif atau penurunan di area sekitar. 6.5: Fasilitas harus memproses semua residu/endapan di dalam bak pengendapan atau menggunakan metode pengumpulan endapan lain yang teruji, seperti saringan dan penekanan, dan tidak membuang material ke area ekologis sensitif. 6.6: Jika pemohon menggunakan tangki, kolam aliran atau sistem serupa dengan waktu retensi pendek, kapasitas bak pengendapan harus disediakan untuk mengatasi residu/endapan, dan dokumen yang menunjukkan bagaimana kapasitas tersebut dihitung harus tersedia. 6.7: Residu yang terakumulasi dari kolam, penampungan, atau bak pengendapan harus dibatasi di dalam fasilitas properti sampai akhirnya dibuang dengan aman. 6.8: Endapan yang dibuang harus ditampung dan diletakkan dengan benar, untuk mencegah salinisasi tanah dan air tanah, dan tidak ditempatkan di area hutan bakau atau habitat sensitif lainnya. 6.9: Pemohon harus melakukan pengukuran untuk mengendalikan erosi dan dampak lain yang disebabkan oleh arus luar. 7. Lingkungan (Semua Sistem Produksi) Biosekuriti Pakan Konservasi Tepung Ikan dan Minyak Ikan Pembenihan harus memantau pemberian pakan secara akurat dan mengambil langkah untuk meminimalkan risiko kontaminasi atau kebusukan. Pembenihan 26 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP yang memproduksi juvenil dengan berat hidup rata-rata di atas 50 g dan menggunakan lebih dari 500 mt pakan kering per tahun harus meminimalkan penggunaan tepung ikan dan minyak ikan dari perikanan liar. Latar Belakang Standar Pembenihan menggunakan pakan hidup, segar, beku, atau kering, tergantung pada jenis spesies yang dikembangbiakkan dan tahap perkembangan hewan. Pakan hidup, segar, dan beku dapat mengandung mikroorganisme yang menimbulkan risiko keamanan, sementara itu ada juga risiko kebusukan atau keberadaan bahan pengawet yang beracun pada beberapa pakan segar dan beku jika tidak ditangani dengan benar. Pakan kering yang dibeli dari pemasok yang terpercaya seharusnya tidak menimbulkan risiko seperti yang disebutkan di atas, dan karena sebagian pembenihan hanya menggunakan sejumlah kecil pakan kering, jumlah kandungan tepung ikan dan minyak ikan yang berasal dari perikanan liar tidak dianggap sebagai masalah untuk sertifikasi BAP. Namun, dalam beberapa kasus, dapat digunakan pakan kering dengan volume yang lebih besar. Hal ini terjadi terutama pada pembenihan yang membesarkan ikan hingga ukuran menengah di fasilitas yang sering disebut sebagai "pembibitan" sebelum dipindahkan ke tempat budidaya untuk menumbuhkannya hingga dewasa. Ketika volume pakan yang digunakan dalam pembibitan melebihi 500 mt pakan kering per tahun, dan juvenil tumbuh hingga mencapai bobot rata-rata di atas 50 g, diperlukan kepastian berkaitan dengan sumber tepung ikan dan minyak ikan dari perikanan liar yang bertanggung jawab, begitu juga dengan peragaan upaya untuk meminimalkan penggunaannya. Fasilitas pembibitan moluska di laut, di mana hewannya makan produk alami fitoplankton, dibebaskan dari standar ini. Pelaksanaan Pembibitan harus menyimpan catatan yang akurat mengenai semua pakan yang dibawa dan digunakan di fasilitas, dan harus melakukan semua pengukuran yang wajar untuk memastikan bahwa pakan sehat dan disimpan pada kondisi dimana tidak akan terjadi penurunan kualitas. Masalah biosekuriti yang berkaitan dengan pakan hidup, segar atau beku, yang dibawa ke fasilitas dan/atau diproduksi di fasilitas, harus menjadi subyek dari uraian terukur Rencana Pengelolaan Kesehatan. (Lihat Bagian 14.) Pembenihan yang menggunakan lebih dari 500 mt pakan kering per tahun dan memproduksi juvenil dengan berat hidup rata-rata di atas 50 g, harus memelihara catatan yang memungkinkan dilakukannya perhitungan perbandingan ikan masuk: ikan keluar, seperti yang dijelaskan dalam Lampiran H. Untuk mempromosikan sumber yang bertanggung jawab atas bahan kelautan, pemohon harus mendapat pakan dari pabrik pakan bersertifikat BAP atau pabrik 27 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP pakan yang menyatakan dokumen sesuai dengan standar pabrik pakan BAP 3.1 dan 3.3. Standar ini membahas kebijakan sumber kandungan makanan yang berasal dari laut, meliputi ketertelusuran untuk spesies dan asalnya, dan pengecualian dari spesies yang ditunjuk IUCN Redlist (Daftar Merah IUCN) sebagai yang terancam punah atau kritis. Standar BAP Pabrik Pakan mengharuskan: Setelah Juni 2015, tepung ikan dan minyak ikan yang berasal dari pengurangan perikanan, setidaknya 50% (perhitungan berdasarkan neraca massa) akan berasal dari sumber yang disertifikasi oleh Dewan Pengelolaan Kelautan (Marine Stewardship Council/MSC) atau dari Organisasi Standar Pemasok Bertanggung Jawab untuk Tepung Ikan dan Minyak Ikan (International Fishmeal and Fish Oil Organization Responsible Supply standards/IFFO RS). Atau, apabila tepung ikan dan minyak ikan bersertifikat MSC atau IFFO RS tidak diproduksi lagi secara nasional, presentase minimum seperti di atas dapat meliputi bahan dari program yang aktif disetujui dan diverifikasi oleh IFFO (http://www.iffo.net/node/493), Kemitraan Perikanan Berkelanjutan (Sustainable Fisheries Partnership/SFP, http://fisheryimprovementprojects.org/view-fips/) atau World Wildlife Fund (WWF, https://sites.google.com/site/fisheryimprovementprojects/home). Target 50% ini akan dinilai kembali secara berkala dengan tujuan akhir bahwa semua tepung ikan dan minyak ikan berasal dari sumber bersertifikat. Standar Semua Sistem Produksi 7.1: Catatan akurat mengenai semua pakan yang digunakan, sumber, dan tes yang dilakukan untuk mendeteksi kontaminan atau racun harus disimpan. 7.2: Pakan hidup, segar atau beku yang dibawa ke pembenihan, yang berasal dari sumber luar harus disertai dengan sertifikat dari pemasok yang menjamin bahwa pakan tersebut segar atau dibekukan saat segar, dan tidak diberi pengawet berbahaya seperti formalin. 7.3: Semua pakan harus disimpan baik dengan kontrol suhu (yang diperlukan) dan memiliki ruang yang cukup untuk ventilasi dan pergerakan untuk pemeriksaan. 7.4: Pakan dan tambahannya (bahan tambahan) harus terlindung dari kelembaban dan hama, dan disimpan jauh dari bahan bakar, bahan kimia, dan kontaminan potensial lainnya. 7.5: Ketentuan biosekuriti untuk pakan yang dibawa ke dalam atau diproduksi di fasilitas harus merujuk pada Rencana Pengelolaan Kesehatan. (Lihat Bagian 14.) Catatan harus tersedia untuk menunjukkan hal ini. 7.6: Pakan yang mengandung bahan yang berasal dari daging atau bangkai spesies yang sama dengan yang dipelihara di fasilitas tidak boleh digunakan, 28 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP bahkan jika bahan-bahan tersebut telah diduga telah didesinfektan dengan pemasakan atau perawatan lainnya. Pembenihan yang Menggunakan Pakan Kering Lebih Dari 500 mt per Tahun 7.7: Fasilitas pemohon harus menggunakan pakan yang telah memiliki data mengenai tepung ikan yang dipanen liar dan kandungan minyak ikan atau faktor inklusi pakan ikan. 7.8: Fasilitas harus merekam karakteristik semua pakan yang digunakan, jumlah total tiap pakan yang digunakan setiap tahun dan total produksi tahunan. 7.9: Fasilitas harus menghitung dan mencatat perbandingan konversi pakan untuk setiap siklus produksi yang telah selesai. 7.10:Fasilitas ini akan menghitung dan mencatat perbandingan ikan masuk:ikan keluar untuk setiap siklus produksi yang telah selesai. 7.11:Perbandingan ikan masuk:ikan keluar tidak melebihi 1,5. 7.12:Pemohon harus mendapatkan pakan dari pabrik pakan bersertifikat BAP atau pabrik pakan yang menyatakan dokumen sesuai dengan standar pabrik pakan BAP 3.1 dan 3.3, seperti disebutkan di bawah ini. Standar pabrik pakan 3.1: Pemohon harus mendapatkan pernyataan dari pemasok mengenai spesies dan asal perikanan untuk setiap tepung ikan dan minyak ikan. Standar pabrik pakan 3.3: Pemohon harus mengembangkan dan menerapkan rencana tertulis dan jelas mengenai kebijakan definisi tindakan untuk sumber tepung ikan dan minyak ikan yang bertanggung jawab. 8. Lingkungan (Semua Sistem Produksi) Penyedia Bibit dan GMO Pembenihan yang bersertifikat harus patuh pada peraturan pemerintah mengenai penggunaan spesies asli dan non-asli (non-native), spesies air hasil rekayasa genetika, dan indukan hasil tangkapan liar. Kecuali untuk kerang moluska tertentu, juvenil hasil tangkapan liar tidak boleh ditebar. Latar Belakang Standar Pengenalan bibit domestikasi, non-asli atau rekayasa genetika untuk suatu negara atau wilayah disertai dengan risiko interaksi yang merugikan dengan bibit asli sebaiknya dihindari. Oleh karena itu, prosedur harus diikuti untuk meminimalkan risiko tersebut. Pelaksanaan Pembenihan harus menyimpan catatan mengenai sumber dan pembelian bibit, dan 29 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP mencatat perkiraan jumlah bibit yang ditebar di setiap unit budidaya untuk setiap lahan. Contoh formulir ketertelusuran yang mencatat data ini disediakan dalam Lampiran I. Pengenalan spesies ke negara-negara di mana spesies tersebut tidak asli, tidak liar atau belum disetujui untuk dibudidayakan harus tunduk pada ketentuan ICES Kode Etik dalam Pengenalan dan Pemindahan Organisme Laut tahun 2005 atau, dalam kasus spesies air tawar, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB tahun 1988 Kode Etik dan Manual Prosedur Pertimbangan Pengenalan dan Pemindahan Organisme Laut dan Air Tawar. Pembenihan yang terlibat dalam perbaikan genetik bibit melalui pembiakan selektif harus memiliki Rencana Perbaikan Genetik yang menggambarkan tujuan perbaikan dan bagaimana genetika yang prima akan dipertahankan untuk mencapai tujuan. Pedoman pengembangan rencana tersebut sudah tersedia melalui FAO. (Lihat Informasi Tambahan.) Organisme Rekayasa Genetika Organisme rekayasa genetika (Genetically modified organisms/GMO) didefinisikan sebagai organisme yang telah dimodifikasi secara genetik dengan cara memindahkan materi genetik dari spesies lain atau mengubahnya dengan cara yang tidak terjadi secara alami. Organisme steril atau pembalikkan kelamin beserta keturunannya, dibuat dengan cara hibridisasi atau poliploidi yang bukan GMO. GMO harus diizinkan oleh pemerintah untuk digunakan dalam budidaya perairan masa depan, dimana produsen setidaknya harus mematuhi semua peraturan di negara produsen maupun konsumen. Informasi Tambahan Code of Practice on Introductions and Transfers of Marine Organisms, 2005 International Council for the Exploration of the Sea http://www.ices.dk/publications/Documents/Miscellaneous%20pubs/ICES%20Code %20of FAO Technical Guidelines for Responsible Fisheries 5, Supplement 3 Aquaculture Development, Genetic Resource Management ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/011/i0283e/i0283e01.pdf Code of Practice and Manual of Procedures for Consideration of Introduction and Transfers of Marine and Freshwater Organism European Inland Fisheries Advisories Commission Food and Agriculture Organization of the United Nations Rome - 1988 ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/009/ae989e/ae989e.pdf Standar 8.1: Fasilitas harus menjaga catatan akurat mengenai spesies yang diproduksi dan, jika relevan, setiap karakteristik bibit yang signifikan, termasuk namun tidak 30 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP terbatas pada non-asli, bebas patogen tertentu, tahan patogen tertentu, steril, hibrid, triploid, pembalikkan kelamin atau status dimodifikasi secara genetik. Catatan juga meliputi dokumentasi untuk mendukung klaim karakteristik bibit yang dibuat. 8.2: Jika peraturan pemerintah mengontrol penggunaan atau impor dari salah satu spesies atau bibit yang diproduksi, izin yang relevan harus tersedia untuk pemeriksaan, bahkan untuk telur yang diimpor, juvenil atau belut yang dibeli dari perantara. 8.3: Fasilitas ini akan menyimpan catatan mengenai sumber dan pembelian material bibit, dan mencatat jumlah yang ditebar di setiap unit budidaya untuk setiap lot produksi. Nomor harus ditentukan baik oleh perhitungan fisik ataupun dengan estimasi menggunakan kelompok berat dan berat rata-rata hewan individu, dengan catatan yang juga memberikan perkiraan prosentase kesalahan (margin of error). 8.4: Fasilitas harus mematuhi semua peraturan pemerintah mengenai impor gamet asli dan non-asli, juvenil dan/atau indukan, jika berlaku. 8.5: Juvenil liar tidak boleh ditebar dengan sengaja. (Standar ini tidak berlaku untuk koleksi benih moluska liar tertentu, yang ketika dipraktikkan, harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.) 8.6: Jika induk tangkapan liar digunakan, dokumen dari instansi pemerintah yang sesuai harus tersedia untuk menunjukkan bahwa penangkapan telah disetujui, dan induk ditangkap dari perikanan yang resmi dan ramah lingkungan, di mana informasi tersebut tersedia. 8.7: Jika spesies yang dihasilkan tidak asli atau belum disetujui untuk budidaya, dokumen lebih lengkap harus disediakan untuk menunjukkan bahwa persetujuan untuk budidaya didasarkan pada ICES Kode Etik dalam Pengenalan dan Pemindahan Organisme Laut tahun 2005 ICES Praktek di Introduksi dan Transfer atau, untuk spesies air tawar, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB tahun 1988 Kode Etik dan Manual Prosedur Pertimbangan Pengenalan dan Pemindahan Organisme Laut dan Air Tawar. 8.8: Pembenihan yang terlibat dalam perbaikan genetik bibit melalui pembiakan selektif harus memiliki Rencana Perbaikan Genetik yang menggambarkan tujuan perbaikan dan bagaimana genetika yang prima akan dipertahankan untuk mencapai tujuan. 9. Lingkungan (Semua Sistem Produksi, Beberapa Standar Hanya untuk Keramba) Kontrol Pelepasan 31 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Pembenihan bersertifikat harus mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan pelepasan dan pembebasan yang tidak diinginkan pada fasilitas pembibitan. Latar Belakang Standar Pelepasan spesies budidaya domestikasi dan/atau non-asli pribumi atau pembebasan yang tidak diinginkan pada telur atau larva bisa memiliki efek ekologis yang merugikan melalui kawin silang dengan populasi lokal dari spesies yang sama, persaingan dengan spesies asli atau penularan penyakit. Pelaksanaan Semua sistem harus dirancang dan dipelihara untuk meminimalkan pelepasan hewan budidaya, dan semua kejadian yang melibatkan pelepasan hewan harus didokumentasikan secara tepat. Pembenihan harus menunjukkan penurunan pelepasan dari waktu ke waktu. Ketentuan untuk Keramba Keramba yang digunakan oleh beberapa pembenihan untuk mempertahankan indukan atau sebagai fasilitas pembibitan bagi juvenil yang tumbuh menjadi ukuran menengah sebelum akhirnya dipindahkan ke fasilitas akhir tempat pemanenan. Keramba sangat rentan terhadap terjadinya pelepasan. Oleh karena itu, masingmasing pembenihan yang menggunakan keramba harus memiliki Rencana Pengamanan Bibit (Stock Containment Plan) tertulis yang menjelaskan prosedur untuk mencegah pelepasan atau fasilitas pemeliharaan moluska tertentu, prosedur tersebut tidak diperlukan. Informasi Tambahan British Columbia Net Cage Strength-Testing Procedure, 2002 http://www.agf.gov.bc.ca/fisheries/aqua_report/2004-5/Appendix3.pdf Standar Semua Sistem Produksi 9.1: Analisis risiko lokasi diperbarui setidaknya setiap tahun, hal ini harus dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab potensial dan aktual pelepasan, menentukan kemungkinan relatif kejadian atau pengulangan, dan mengidentifikasi titik kontrol kritis untuk memantau risiko pelepasan efektif, pengurangan, dan respon. 9.2: Karyawan harus dilatih dalam mencari analisis risiko, dan prosedur yang ampuh untuk memantau dan mengurangi risiko pelepasan, dan peristiwa pelepasan harus didokumentasikan secara efektif sepanjang tahun. 9.3: Semua penyelenggara, transportasi dan sistem budidaya harus dirancang, dioperasikan, dan dipelihara untuk meminimalkan pelepasan telur, larva, juvenil, dan hewan dewasa yang tidak diinginkan. 9.4: Lapisan, jaring atau kontrol ukuran lain untuk mempertahankan keberadaan 32 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP hewan air hidup terkecil harus dipasang pada pompa pengeluaran air, pipa, atau pintu air. 9.5: Lapisan, jaring atau kontrol ukuran lainnya harus dipasang pada atau dekat dengan pompa pemasukan untuk meminimalkan pengenalan fauna air lokal. 9.6: Semua lapisan harus dipelihara dengan baik dan diperiksa kerusakannya setidaknya setiap hari. Limbah harus dipantau untuk keberadaan organisme hidup, dengan catatan disimpan untuk menunjukkan kepatuhan. Keramba 9.7: Pemohon harus menyediakan dokumen yang menunjukkan tambatan fasilitas ini dipasang sesuai dengan spesifikasi pabrik dan/atau teknik kelautan. 9.8: Berdasarkan analisis risiko pelepasan, pemohon harus memiliki Rencana Pengamanan Bibit yang menggambarkan bagaimana keterpaduan sistem keramba terjamin dan dipelihara. Kecuali dapat ditunjukkan oleh spesifikasi teknik, pertimbangan operasional dan/atau peraturan pemerintah bahwa prosedur alternatif memberikan perlindungan setara atau lebih baik untuk mencegah pelepasan atau tidak diperlukan, prosedur yang digariskan dalam standar 9.9 – 9.14 harus diikuti. 9.9: Komponen permukaan utama sistem keramba harus diperiksa setidaknya setiap tahun dan diperbaiki atau diganti jika diperlukan. Komponen permukaan bawah harus diperiksa setidaknya setiap dua tahun dan diganti sesuai kebutuhan. 9.10:Usia semua jaring di fasilitas tersebut harus dilacak, dan dilakukan tes kekuatan setiap dua tahun menggunakan metode pengujian kekuatan jaring yang diakui. (Lihat Informasi Tambahan untuk contoh.) Jaring harus dipensiunkan ketika kekuatannya di bawah 60% dari kekuatan jaring baru. 9.11:Semua permukaan jaring operasional harus diperiksa lubang-lubangnya setidaknya setiap minggu dan diperiksa bagian permukaan bawah dengan kamera air atau seorang penyelam setidaknya setiap empat minggu. Struktur jaring dan keramba harus diperiksa untuk lubang dan indikasi kerusakan struktural lainnya setelah kejadian risiko seperti badai atau pasang besar. 9.12:Kapal harus memiliki pelindung baling-baling, dan anggota yang mendorong perahu harus dilatih untuk menghindari kontak antara perahu dan jaring keramba. 9.13:Pada lokasi yang berada di laut, prosedur dan peralatan yang sesuai dengan aturan Coast Guard lokal harus berada di tempat untuk memperingatkan lalu lintas laut atas kehadiran fasilitas ini. 33 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP 9.14:Fasilitas harus memelihara peralatan untuk menangkap kembali spesies yang lepas dan terdapat prosedur tertulis untuk penggunaannya. Prosedur harus dapat direspon cepat, tunduk pada batasan hukum pada jenis peralatan yang digunakan. 9.15:Pemohon harus dapat memeriksa bahwa semua staf telah dilatih dalam semua aspek Rencana Pengamanan Bibit. 10. Lingkungan (Semua Sistem Produksi, Beberapa Standar Hanya untuk Keramba) Interaksi Satwa Liar Fasilitas harus mengelola interaksi fisik dengan satwa liar untuk menghindari hasil yang merugikan dan mempekerjakan secara manusiawi, kontrol predator dengan tindakan yang tidak mematikan jika memungkinkan. Latar Belakang Standar Kehadiran dan pengoperasian pembenihan dapat menyebabkan interaksi yang merugikan dengan satwa liar melalui perambahan di habitat dan/atau tindakan yang diambil oleh fasilitas untuk mencegah predasi. Pelaksanaan Pelamar wajib mematuhi hukum yang berkaitan dengan perusakan burung dan predator atau hama lainnya. Ketika diberlakukan, izin dan catatan untuk pelaksanaan pencegahan predator harus tersedia. Program BAP sangat mendorong pembenihan untuk mempekerjakan secara manusiawi, melakukan tindakan yang tidak mematikan untuk predator dan pengendalian hama, bahkan ketika metode mematikan diizinkan. Selain itu, semua spesies yang terdaftar sebagai "terancam punah" dan "sangat terancam" oleh Internasional Union for Conservation of Nature Red List atau dilindungi oleh hukum nasional atau lokal, harus menjadi sasaran untuk metode pencegahan pasif saja, dan metode tidak aktif atau mematikan tidak akan digunakan kecuali dalam keadaan luar biasa, misalnya berisiko bagi kehidupan manusia. Ketentuan untuk Keramba Keramba digunakan oleh beberapa pembenihan untuk menjaga induk atau sebagai fasilitas pembibitan di mana stok juvenil yang tumbuh ke ukuran menengah sebelum dipindahkan ke kolam pembesaran di mana mereka akhirnya akan dipanen. Keramba sangat rentan terhadap terjadinya interaksi merugikan dengan satwa liar. Oleh karena itu, pembenihan yang mengoperasikan keramba harus memiliki Rencana Interaksi Satwa Liar yang tertulis, yang menjelaskan bagaimana menghadapi predator potensial. Standar 34 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Semua Sistem Produksi 10.1:Fasilitas akan menggunakan metode manusiawi dalam pencegahan predator dan aktif mendukung metode kontrol yang tidak mematikan. Jika berlaku, izin pemerintah untuk kontrol predator harus tersedia untuk diperiksa. 10.2:Fasilitas harus memelihara daftar spesies yang ada di dalam sekitar pembenihan yang diklasifikasikan sebagai terancam punah atau terancam di bawah hukum regional dan/atau IUCN Daftar Merah. 10.3:Kecuali dalam keadaan luar biasa, seperti berisiko bagi kehidupan manusia, tidak ada kontrol selain yang tidak mematikan, pengecualian akan diterapkan untuk spesies predator yang terdaftar sebagai terancam punah atau sangat terancam punah pada IUCN Daftar Merah atau yang dilindungi oleh hukum lokal atau nasional. 10.4:Fasilitas akan mencatat jenis dan jumlah semua kematian burung, mamalia dan reptil yang disebabkan oleh tindakan kontrol predator dan harus melaporkan mereka seperti yang disyaratkan oleh otoritas lokal. 10.5:Anggota khusus dari staf yang ditunjuk untuk melaksanakan tindakan pengendalian yang mematikan, harus dilatih dengan metode pembunuhan yang manusiawi. Keramba 10.6: Pemohon harus menyediakan daftar undang-undang lokal yang relevan dan kondisi spesifik untuk izin operasi yang berlaku untuk pengelolaan dan perlindungan satwa liar. 10.7:Area Kelautan harus menjaga peta yang mengidentifikasi secara resmi penunjukan laut dan habitat pesisir "kritis" dan/atau "sensitif" dalam wilayah. Jika fasilitas ini berada di daerah yang ditunjuk, daftar harus dimasukkan berkelompok atau spesies terancam punah yang menetap dalam radius 2 km dari fasilitas dan spesies pesisir yang tidak menetap di kawasan ini. Daftar ini akan diperbarui jika diperlukan untuk menunjukkan keberadaan satwa liar setelah fasilitas tersebut mulai beroperasi. 10.8:Catatan harus tersedia untuk menjelaskan tindakan pasif di tempat untuk mencegah calon predator masuk ke keramba dan prosedur untuk pemeriksaan rutin dan pemeliharaan tindakan. 10.9: Catatan harus tersedia untuk menunjukkan bahwa setiap tindakan pencegahan aktif namun tidak mematikan, penggunaannya disetujui oleh regulator melalui review dampak lingkungan dengan referensi khusus untuk spesies yang terancam punah, dilindungi, atau cetacea (bangsa ikan paus) di area tersebut. Perangkat tertentu tidak akan digunakan jika dalam peninjauannya menunjukkan bahwa mereka dapat mempengaruhi spesies ini. 35 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP 11. Lingkungan (Semua Sistem Produksi) Penyimpanan, Pembuangan Persediaan dan Limbah Bahan bakar, pelumas, dan bahan kimia harus disimpan dan dibuang dengan cara yang aman dan bertanggung jawab. Kertas dan sampah plastik harus dibuang seketika, dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab. Akumulasi yang berlebihan pada sampah dan/atau peralatan dan persediaan di pembenihan yang dibuang, harus disingkirkan dan dibuang secara bertanggung jawab. Latar Belakang Standar Pembenihan menggunakan bahan bakar, minyak, dan lemak untuk menjalankan dan melumasi kendaraan, pompa, aerator, dan perangkat mekanis lainnya. Bahan kimia yang digunakan dalam pembenihan dan pembibitan dapat mencakup pupuk, material pengapuran, insektisida, herbisida, parasitisida, dan algisida. Pengawet, cat, desinfektan, deterjen, dan antifoulant juga digunakan. Bahan bakar dan beberapa pupuk sangat mudah terbakar dan/atau meledak, kemudian pestisida, herbisida, dan algisida beracun. Oleh karena itu, mereka harus dianggap sebagai potensi bahaya bagi pekerja. Produk minyak bumi dan bahan kimia yang tumpah atau dibuangan secara ceroboh, dapat mempengaruhi organisme air dan satwa liar lainnya di area sekitarnya, dan menyebabkan pencemaran air di daerah yang lebih luas. Pembenihan menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan polusi, bau, dan bahaya kesehatan manusia di fasilitas dan di daerah sekitarnya ketika tidak dibuang dengan benar. Sisa makanan manusia, pakan sisa, sampah organik lainnya, serta peralatan atau perlengkapan yang dibuang dapat menarik hama dan pemulung. Limpasan dari tumpukan sampah bisa menyebabkan polusi dan mencemari air tanah. Kantong plastik kosong dan wadah lainnya yang digunakan untuk pakan, pupuk, dan bahan pengapuran tidak dapat terurai dengan cepat dan bisa menjadi bahaya bagi hewan. Pelaksanaan Bahan bakar, pelumas dan, bahan kimia harus diberi label dan disimpan dengan aman. Lembar Data Keamanan Bahan (Material Safety Data Sheets) akan tersedia untuk pemeriksaan. Bahan kimia yang digunakan harus dibuang secara bertanggung jawab. Pengamanan sekunder harus disediakan untuk individu atau beberapa tangki penyimpanan bahan bakar. Volume pengamanan harus setara dengan total volume yang disimpan ditambah 10%. 36 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Kebocoran minyak dari generator, truk, dan peralatan lainnya harus dicegah melalui perawatan yang baik. Penggantian minyak dan pengisian bahan bakar harus menghindari tumpahan, dan minyak yang telah digunakan dikirim ke pusat daur ulang atau dibuang dengan benar. Bahan kimia seperti insektisida, herbisida, algisida, dan deterjen harus disimpan dalam bangunan terkunci, berventilasi baik,dan kedap air. Lantai beton bangunan harus miring menuju pusat cekungan untuk mengumpulkan tumpahan. Tanda-tanda peringatan yang menunjukkan kehadiran bahan tersebut harus dipasang. Bahan kimia yang digunakan untuk operasi pembenihan harus dinetralkan atau diencerkan sebelum dibuang ke perairan alami. Pupuk, bahan pengapuran, garam, dan bahan lainnya yang kurang berbahaya seperti bahan kimia pertanian harus disimpan di bawah atap atau kontainer yang tahan hujan, di mana curah hujan tidak akan melarutkan mereka ke perairan. Perhatian khusus harus diberikan kepada pupuk nitrat yang bersifat oksidan kuat dan sangat berbahaya ketika terkontaminasi dengan bahan bakar solar atau minyak lainnya. Prosedur harus dikembangkan untuk mengelola tumpahan bahan kimia dan produk lainnya, dan persediaan yang dibutuhkan untuk membersihkan tumpahan harus tersedia. Pekerja harus dilatih untuk menggunakan peralatan dengan benar dan menangani muatan sampah. Material yang tidak berguna, sampah, dan limbah lainnya, termasuk mesin dan peralatan yang dibuang, tidak boleh dibuang di kawasan hutan bakau, lahan basah, atau lahan kosong, atau dibiarkan menumpuk di fasilitas properti. Limbah tersebut harus dibuang secara bertanggung jawab. Membuat kompos harus dilakukan dengan prosedur yang tidak menimbulkan bau atau menarik satwa liar. Kertas dan plastik harus didaur ulang, jika memungkinkan. Pengumpulan sampah untuk daur ulang membutuhkan akses langsung ke kontainer penyimpanan sampah yang dilayani secara berkala. Semua wadah harus diberi label dengan tepat beserta indikator risiko (beracun/mudah meledak, dll). Perumahan bagi pemilik atau pekerja kadang-kadang terletak di dekat fasilitas produksi. Kotoran dari kamar mandi, dapur dan fasilitas lainnya mungkin harus ditangani bagian septic tank-nya. Di fasilitas keramba, pekerja sering menghabiskan berjam-jam di platform keramba mengambang. Portabel toilet harus disediakan, dan prosedur sanitasi untuk limbah yang dibuang di daratan harus ditetapkan. Standar 11.1:Bahan bakar, pelumas, pakan, dan bahan kimia yang digunakan di fasilitas harus diberi label, disimpan, digunakan, dan dibuang di tempat yang aman dan bertanggung jawab. Daftar bahan-bahan tersebut bersama-sama dengan 37 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Lembar Data Keamanan Material (Material Safety Data Sheets) untuk bahanbahan tersebut harus dipelihara dan tersedia untuk auditor. 11.2:Bahan kimia yang digunakan untuk operasional pembenihan harus dinetralkan atau diencerkan sebelum dibuang ke perairan alami. 11.3:Bahan bakar, pelumas, dan bahan kimia pembenihan tidak boleh disimpan dekat pakan, di daerah perumahan atau dapur karyawan, atau dekat peralatan panen dan persediaan. 11.4:Penyimpanan bahan bakar, pelumas, dan bahan kimia harus diberi tanda peringatan. 11.5:Tindakan harus diambil untuk mencegah tumpahan, kebakaran, dan ledakan, serta prosedur dan perlengkapan harus tersedia untuk mengelola tumpahan atau kebocoran bahan kimia dan bahan bakar. Staf yang ditunjuk harus dilatih untuk mengelola tumpahan dan kebocoran tersebut. 11.6:Sampah dari penampungan dan sisa makanan harus disimpan dalam wadah kedap air dengan penutup untuk melindunginya dari serangga, tikus, dan hewan lainnya. 11.7:Sampah dan limbah padat lainnya harus dibuang dengan mematuhi peraturan lokal dan menghindari kontaminasi lingkungan dan masalah bau (misalnya, daur ulang, pembakaran, pengomposan atau membuangnya ke tempat pembuangan sampah yang legal). 11.8:Sampah rumah tangga dan limbah fasilitas lainnya tidak boleh dibuang di kawasan hutan bakau, lahan basah atau lahan kosong lainnya, dan harus dibuang secara teratur dan semestinya untuk menghindari akumulasi. 11.9:Pasokan dan peralatan pembenihan yang dibuang (misalnya, ban, palet, tas, gentong, dayung aerasi, atau mesin) harus disimpan rapi, tidak dibuang di kawasan hutan bakau, lahan basah, atau lahan kosong lainnya, dan dibuang dengan cara semestinya untuk menghindari akumulasi yang berlebihan. 11.10:Tindakan harus diambil untuk mencegah pengerubungan oleh hewan, vektor serangga, dan hama. 11.11:Pengamanan sekunder bahan bakar harus sesuai dengan pedoman BAP untuk penyimpanan bahan bakar. 11.12:Limbah domestik harus diperlakukan dan dibuang dengan benar untuk menghindari kontaminasi di area sekitarnya (misalnya, sistem saluran pembuangan, sistem septik, toilet portabel, atau kakus). 12. Kesejahteraan Hewan (Semua Sistem Produksi) 38 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Kesejahteraan Hewan Pembenihan harus menunjukkan bahwa semua operasi fasilitasnya dirancang dan dioperasikan dengan memerhatikan kesejahteraan hewan, dan harus dicari kelangsungan hidup dan kualitas benih yang maksimum. Karyawan harus dilatih untuk memberikan tingkat yang tepat bagi peternakan. Latar Belakang Standar Ketika hewan ternak terpapar stres yang berkelanjutan, tingkat konsumsi pakan dan rata-rata pertumbuhan mereka bisa menurun. Hewan yang stres juga kurang tahan terhadap penyakit dan menghasilkan benih berkualitas rendah. Stres biasanya juga meningkatkan kematian. Penderitaan hewan dapat dicegah, dan efisiensi produksi dapat ditingkatkan dengan menerapkan teknik peternakan yang baik, yang menghindari terbentuknya kondisi sekitar yang penuh tekanan. Juga, peningkatan sejumlah peraturan khusus yang ditujukan untuk kesejahteraan hewan dan perlakuan manusiawi pada hewan ternak. Meskipun beberapa peraturan ditujukan untuk ikan, krustasea, dan moluska, prinsip yang sama harus diterapkan untuk memastikan bahwa produksi hewan air yang diternakkan menggunakan teknik yang manusiawi. Pelaksanaan Sejak tingkat kesejahteraan tinggi merupakan prasyarat bagi kesehatan hewan yang baik, praktik peternakan hewan air yang baik harus merupakan bagian terintegrasi dari Rencana Pengelolaan Kesehatan (Health Management Plan/HMP) fasilitas yang tertulis. (Lihat Bagian 14.) Bagian Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare Section/AWS) dari HMP harus menjelaskan prosedur yang diikuti fasilitas untuk menjamin dibahasnya isu kesejahteraan hewan. Pelaksanaannya harus diawasi oleh ahli kesehatan hewan air (aquatic animal health professional/AAHP) yang berkualitas dan/atau anggota manajemen di fasilitas, yang salah satunya harus tersedia saat audit untuk menyajikan rencana dan menjawab pertanyaan. AWS harus secara khusus mencakup rincian bagaimana induk hewan harus diperlakukan. Hal ini termasuk intervensi untuk merangsang pematangan atau pemijahan, seperti ablasi tangkai mata pada udang, injeksi hormon pada ikan, ekstraksi manual telur dan sperma dan/atau penyembelihan hewan induk dari spesies apapun, prosedurnya harus dirancang untuk meminimalkan penderitaan hewan. Prosedur ini mungkin termasuk pemberian obat penenang pada hewan hidup sebelum penanganan, penggunaan instrumen steril dalam intervensi bedah, dan teknik penanganan yang meminimalkan stres pada hewan. Prosedur invasif hanya dapat digunakan jika alternatif non-invasif yang layak tidak tersedia. Standar 12.1:Fasilitas harus tercakup dalam Bagian Kesejahteraan Hewan (AWS) di Rencana Pengelolaan Kesehatan, dan semua personal fasilitas akan 39 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP menerima pelatihan dalam pengadaannya. 12.2:AWS harus ditulis dan/atau disetujui oleh ahli kesehatan hewan air (AAHP) yang berkualitas, dan diawasi oleh anggota manajemen fasilitas atau AAHP, yang salah satunya harus tersedia saat audit untuk menjawab pertanyaanpertanyaan. 12.3:AWS harus mencakup prosedur untuk pengobatan yang manusiawi pada hewan induk selama pemijahan dan/atau pengambilan telur dan sperma (baik induksi atau alami), dan untuk disembelih ketika diperlukan. Prosedur harus dirancang untuk meminimalkan penderitaan hewan yang tidak perlu atau tidak disengaja, dan catatan harus tersedia untuk menunjukkan kepatuhan pada prosedur. 12.4:AWS akan menentukan metode untuk penyembelihan hewan yang surplus, tidak diinginkan, atau hewan yang dikompromikan akan meminimalkan penderitaan. Catatan harus tersedia untuk menunjukkan metode ini diikuti ketika hewan disuntik mati. 12.5:AWS harus menetapkan dan membenarkan batas kualitas air minimum yang dapat diterima untuk spesies yang dipelihara. Catatan pemantauan harian atau lebih, akan menunjukkan bahwa ketika batas-batas ini dilanggar, tindakan perbaikan segera diambil. 12.6:Penampilan dan perilaku semua bibit di pembenihan harus diamati setidaknya setiap hari untuk mengetahui adanya tanda-tanda tertekan atau sakit.Tindakan yang diambil untuk memperbaiki tanda-tanda tertekan atau sakit harus didokumentasikan. 12.7:AWS akan menjelaskan, mengatur, dan tetap meninjau batas kepadatan penebaran yang sesuai dengan jenis dan ukuran hewan yang dipelihara. Caatan harus tersedia untuk memverifikasi sejauh mana batas-batas ini diamati. 12.8:Fasilitas harus mengembangkan prosedur yang meminimalkan stres yang tidak perlu atau cedera pada hewan selama berkerumun, prioritas menangkap dan menangani hewan sebelum dan selama transfer di dalam fasilitas atau memindahkannya ke tempat lain. Catatan yang menggunakan tingkat kelangsungan hidup sebagai indikator kecukupan prosedur tersebut harus tersedia. 12.9:Fasilitas harus mengembangkan dan mengikuti prosedur untuk memperkirakan jumlah hewan di setiap pengiriman dan memberikan dokumentasi untuk menunjukkan perkiraan margin kesalahan prosedur yang digunakan. 13. Keamanan Pangan (Semua Sistem Produksi) 40 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Manajemen Obat dan Kimia Antibiotik yang dilarang, obat-obatan, dan bahan kimia lainnya tidak boleh digunakan. Agen terapeutik yang disetujui harus digunakan secara hati-hati dan sesuai petunjuk pada label produk untuk pengobatan, pengendalian, dan pencegahan penyakit, dan bukan untuk tujuan penangkal tanpa pengawasan dari dokter hewan. Latar Belakang Standar Beberapa agen terapeutik dapat berbahaya bagi kesehatan manusia melalui kontak langsung dengan orang-orang yang menggunakannya atau jika terakumulasi dalam ikan atau jaringan krustasea yang nantinya dikonsumsi oleh manusia. Oleh karena itu, senyawa tertentu telah dilarang secara proaktif, dan batas residu telah ditetapkan. Penyalahgunaan bahan kimia dan terapeutik dapat membahayakan atau menyebabkan akumulasi dalam organisme lain yang tinggal di sekitar pembenihan atau terekspos limbah pembenihan. Selain itu, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik pada organisme penyebab penyakit yang dapat mempengaruhi ikan dan spesies lain, termasuk manusia. Perhatian Penting untuk Penggunaan Therapeutant Kloramfenikol dan nitrofuran antibiotik dilarang secara proaktif untuk digunakan dalam produksi pangan di semua negara. Obat lain dan bahan kimia, seperti antibiotik, malachite green, logam berat, parasitisida, dan hormon, dapat secara proaktif dilarang di negara tertentu. Therapeutant yang dilarang secara proaktif oleh negara produsen ataupun pengimpor, tidak boleh digunakan. Penggunaan therapeutant akan dipandu oleh prinsip “penggunaan yang bijaksana" (lihat Tambahan Informasi), dicatat dan tersedia, jika diminta, kepada penerima hewan juvenil ketika mereka dikirim. Pelaksanaan Manajemen kesehatan yang baik fokus pada pencegahan penyakit daripada pengobatan penyakit dengan senyawa kimia. Metode pencegahan penyakit dapat dicapai termasuk dengan menghindari penyimpanan hewan yang sakit, adopsi fallowing (pengosongan/mengatur jarak budidaya yang berada di lokasi yang sama) dan prosedur budidaya "all in, all out”, dan pemeliharaan kualitas air yang baik dalam sistem budidaya. (Juga lihat Bagian 12 dan 14.) Dalam beberapa kasus, manajemen mutu air dapat melibatkan proses pretreatment, seperti sterilisasi ultraviolet, sebelum mengalirkannya melalui sistem budidaya. Pencegahan penyakit memerlukan penggunaan vaksin, termasuk vaksin autogenous di bawah pengawasan dokter hewan, jika tersedia dan dianggap efektif melawan penyakit yang dikenal sebagai ancaman bagi spesies budidaya. Jika efektif, vaksin harus diterapkan untuk penyediaan benih sebelum terjadi risiko 41 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP paparan, seperti ketika disimpan di kolam atau dikirim ke fasilitas pembesaran. Jika penyakit menular didiagnosis di stok fasilitas, Rencana Manajemen Kesehatan (Bagian 14) akan menjelaskan langkah yang harus diambil dalam mengobati dengan bahan kimia yang disetujui dan prosedur yang harus diikuti ketika pengobatan selesai, termasuk verifikasi kemanjuran dan aplikasi waktu penggunaan yang diperlukan. Selama inspeksi, auditor akan memiliki akses ke seluruh catatan semua aplikasi obat, bahan kimia, dan hormon. Contoh formulir ketertelusuran untuk digunakan di kolam, tangki, atau keramba disediakan dalam Lampiran I. Penggunaan Hormon untuk Seks Reversal Ketika hormon digunakan untuk memproduksi satu jenis kelamin belut, catatan aplikasi hormon harus dipelihara. Karyawan yang bekerja dengan metil testosteron atau hormon seks reversal lainnya harus dilatih dalam menangani hormon tersebut dan diminta untuk mengenakan pakaian pelindung dan masker dengan filter udara. Fasilitas harus memiliki protokol untuk mengelola air yang digunakan untuk seks reversal dan tidak membuang air pengobatan hormon langsung ke lingkungan, atau mematuhi standar pemerintah, di mana berada. Informasi Tambahan Responsible Use of Antimicrobials in Fish Production Responsible Use of Medicines in Agriculture Alliance – 2004 http://www.ruma.org.uk/guidelines/antimicrobials/long/fishantimicrobialguidlineslong. pdf Judicious Use of Antimicrobials for Aquatic Veterinarians Food and Drug Administration Center for Veterinary Medicine American Veterinary Medical Association http://www.fda.gov/AnimalVeterinary/SafetyHealth/AntimicrobialResistance/Judiciou sUseofAntimicrobials/ucm095473.htm Prudent Use Guidelines: A Review of Existing Veterinary Guidelines Teale, C. J., and Moulin, G – 2012 http://www.oie.int/doc/ged/D11824.PDF Fish and Fishery Products Hazards and Controls Guidance Department of Health and Human Services U.S. Food and Drug Administration Office of Food Safety – 2011 http://www.fda.gov/food/guidanceregulation/guidancedocumentsregulatoryinformatio n/seafood/ucm2018426.htm#toc Standar 13.1:Jika digunakan, perawatan obat harus berdasarkan rekomendasi dan otorisasi yang diawasi oleh dokter hewan yang berkualitas atau ahli kesehatan hewan air (AAHP) yang memenuhi syarat dan hanya digunakan untuk mengobati penyakit yang didiagnosis sesuai dengan petunjuk pada label produk dan peraturan nasional. Penggunaan di luar label obat harus dengan persetujuan 42 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP dari dokter hewan yang memenuhi syarat. 13.2:Catatan harus dipelihara untuk setiap aplikasi obat dan bahan kimia lainnya untuk terapi pengobatan yang mencakup tanggal, senyawa yang digunakan, persetujuan dokter hewan atau ahli kesehatan (jika ada), dosis, dan tanggal hewan dipindahkan ke fasilitas lain beserta nama fasilitasnya. Jika hewan dipanen untuk konsumsi manusia, catatan yang sesuai dengan waktu penggunaan yang diperlukan harus dipertahankan. Lihat persyaratan Ketertelusuran di Bagian 15. Daftar therapeutant yang digunakan oleh fasilitas harus tersedia untuk inspeksi. 13.3:Jika vaksin atau anestesi digunakan, catatan harus tersedia untuk menunjukkan mereka digunakan sesuai dengan instruksi produsen dan dengan persetujuan dokter hewan yang memenuhi syarat atau AAHP, atau, jika menggunakan instruksi di luar produsen, diikuti dengan petunjuk yang jelas dari dokter hewan yang memenuhi syarat. 13.4:Antibiotik atau bahan kimia yang dilarang secara proaktif di negara produsen maupun pengimpor, tidak boleh digunakan dalam pakan, aditif kolam, atau perawatan lainnya. Rencana Pengelolaan Kesehatan fasilitas ini (Bagian 14) harus memasukkan daftar zat yang dilarang ini. 13.5:Untuk pemasok pakan yang tidak memiliki sertifikat BAP, dibutuhkan pernyataan untuk membuktikan penerapan prosedur produksi yang tidak memasukkan obat yang dilarang secara proaktif, produk turunan dari spesies yang sama dibesarkan di fasilitas pemohon, dan logam berat pada tingkat yang tidak aman, serta kontaminan fisik atau lainnya. 13.6:Jika agen antifouling berbasis racun digunakan pada keramba atau jaring, dokumen harus tersedia untuk menunjukkan bahwa semua otorisasi yang diperlukan untuk digunakan telah diperoleh. Prosedur pembersihan jaring yang memungkinkan pengumpulan, perawatan, dan pembuangan air pencuci yang sesuai dengan peraturan nasional, harus digunakan. 13.7:Antibiotik, antimikroba, atau hormon tidak boleh digunakan sebagai promotor pertumbuhan. Penggunaan hormon untuk seks reversal tidak dianggap promosi pertumbuhan. 13.8:Jika hormon digunakan untuk seks reversal hewan, dokumen harus menunjukkan bahwa penggunaannya disetujui di negara produsen. Pekerja harus dilatih dalam menangani hormon, serta memakai pakaian pelindung dan masker dengan filter udara. 13.9:Fasilitas harus memiliki prosedur tertulis dan fasilitas untuk mengolah air yang digunakan dalam seks reversal hewan air dengan hormon. Jika standar pemerintah ada untuk pembuangan air yang diolah dengan hormon, fasilitas harus sesuai dengan standar tersebut. 43 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP 13.10:Bahan kimia yang digunakan untuk induksi triploidi di moluska harus disetujui dan digunakan hanya berdasarkan instruksi produsen dan/atau peraturan daerah. 14. Biosekuriti (Semua Sistem Produksi) Kontrol Penyakit Pembenihan harus bekerja untuk mencegah penyakit menular di fasilitas penyimpanan dan penularan penyakit ke penerima hewan mereka. Praktik pembenihan meliputi pengawasan penyakit reguler, sanitasi peralatan dan personal, karantina hewan yang sakit, serta mengontrol perpindahan personil dan peralatan. Staf pembenihan dan pengunjung harus terlatih dalam dan menerapkan langkah-langkah biosekuriti. Pembenihan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di biosekuriti dan pengawasan penyakit, dan tunduk kepada arahan dokter hewan atau ahli kesehatan hewan air yang memenuhi syarat dalam semua hal-hal terkait. Latar Belakang Standar Proses pembenihan memerlukan impor gamet atau hewan dari negara lain, serta transfer antar fasilitas pembenihan di daerah atau negara yang sama. Setiap kali transfer tersebut terjadi, ada risiko penularan patogen atau parasit, yang kemudian dapat menginfeksi area budidaya dan/atau perairan alami. Tingkat keparahan risiko akan bervariasi sesuai dengan spesies budidaya, lokasi fasilitas, dan jenis dari patogen yang bersangkutan. Praktik pembenihan yang bertanggung jawab mensyaratkan tindakan biosekuriti dan pengurangan risiko yang proporsional terhadap keparahan risiko yang harus diterapkan sebagai bagian dari operasional normal. Pelaksanaan Setiap fasilitas yang terlibat dalam operasi pembenihan harus memiliki Rencana Manajemen Kesehatan tertulis yang meliputi kebijakan dan prosedur yang menggambarkan bahwa fasilitas sesuai dengan hukum yang berlaku tentang mengatur kesehatan hewan air, memelihara biosekuriti, merespon kejadian penyakit dan mengukur kinerja setumpuk Pelaksanaan rencana harus diawasi oleh dokter hewan atau ahli kesehatan hewan air yang memenuhi syarat, di samping manajer fasilitas pembenihan, harus dapat ditemui secara langsung atau melalui telepon saat audit untuk mempresentasikan rencana dan menjawab pertanyaan. Informasi Tambahan World Organization for Aquatic Health (OIE) Aquatic Animal Health Code http://www.oie.int/doc/ged/D7821.PDF World Organization for Aquatic Health (OIE) Manual of Diagnostic Test for Aquatic Animal 44 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP http://www.oie.int/en/international-standard-setting/aquatic-manual/access-online FAO Technical Guidelines for Responsible Fisheries 5, Supplement 2 Aquaculture Development, Health Management for the Responsible Movement of Live Aquatic Animal Section 4.4 – Pathogen Lists ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/010/a1108e/a1108e00.pdf Standar 14.1:Fasilitas harus memiliki Rencana tertulis Manajemen Kesehatan (HMP), dan kesehatan hewan akuatik yang berkualitas profesional (AAHP) akan mengawasi pelaksanaannya. 14.2:Catatan Kualifikasi AAHP harus tersedia untuk diperiksa oleh auditor. AAHP harus dapat ditemui langsung atau melalui telepon saat audit untuk mempresentasikan HMP dan menjawab pertanyaan. Jika auditor mempertimbangkan bahwa kualifikasi AAHP tidak memadai, ketentuan standar 14.19 bisa diberlakukan. 14.3:Pemohon harus menunjukkan pengetahuan akan OIE Animal Health Code dan FAO Technical Guidelines for Responsible Fisheries 5, Supplement 2: Health Management for the Responsible Movement of Live Aquatic Animals dan dapat menjelaskan bagaimana HMP menggabungkan ketentuan ini. 14.4:Fasilitas harus memiliki program pelatihan untuk staf fasilitas yang ditugaskan untuk melaksanakan HMP dan dokumen untuk mengkonfirmasi bahwa pelatihan tersebut telah diberikan. Pemahaman tentang HMP akan diverifikasi melalui wawancara selama audit fasilitas. 14.5:Potensi patogen dari spesies yang dipelihara di fasilitas tersebut harus terdaftar dalam HMP dan harus masuk dalam penyakit terdaftar oleh Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE, Ref. 1, Bab 1.3), penyakit lain yang menjadi perhatian nasional atau regional (Ref. 2), dan patogen menjadi perhatian fasilitas dimana dilakukan pemantauan. HMP harus memasukkan tindakan spesifik untuk mengatasi setiap penyakit. 14.6:HMP harus memuat analisis risiko yang spesifik di lapangan yang mengidentifikasi cara-cara di mana patogen dapat dibawa ke dalam pembenihan atau dikirim ke fasilitas lain lewat produk akuatik hidup. Pemohon harus menunjukkan bagaimana fasilitas melindungi terhadap risiko tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada penyakit diperkenalkan melalui produk akuatik hidup, pasokan air, pakan, petugas pembenihan, peralatan, pengunjung, dan satwa liar setempat. 14.7:Catatan status kesehatan untuk semua produk akuatik hidup yang dibawa masuk ke dalam fasilitas sejak audit terakhir harus tersedia, dan harus menunjukkan produk yang bebas dari penyakit (untuk deteksi sejauh mungkin) 45 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP seperti terdaftar di 14.5 atau masuk karantina dan dilepaskan ke sisa pembenihan hanya jika statusnya telah bebas penyakit. Hal ini tidak termasuk pada penyakit endemik lokal. 14.8:Pemohon harus memiliki fasilitas isolasi jika induk baru atau stok lainnya dengan status kesehatan yang tidak pasti dibawa ke dalam fasilitas pembenihan. HMP harus menjelaskan bagaimana hal ini digunakan untuk melindungi dari risiko terbawanya penyakit menular oleh agen ke pembenihan dan/atau menyebarkan mereka di dalamnya. 14.9:Prosedur disinfeksi untuk semua orang yang masuk dan keluar, pengunjung, peralatan, dan bahan-bahan lain yang dibawa ke fasilitas harus dijelaskan dalam HMP. Pemohon harus dapat menunjukkan prosedur yang diikuti. 14.10:HMP akan menjelaskan prosedur dan indikator yang digunakan oleh staf untuk memantau dan mendokumentasikan kesehatan fasilitas penyimpanan. Hal ini dapat termasuk pengamatan harian atau lebih sering dari penampilan fisik, respon makan dan kematian, atau perkembangan larva dan/atau tingkat pertumbuhan pada interval yang relevan secara biologis. 14.11:HMP harus menjelaskan prosedur untuk melacak indikator yang tercantum dalam 14.10, membandingkan mereka dengan batch sebelumnya, dan mentatat tindakan yang diambil ketika kecenderungan negatif. 14.12:HMP harus menjelaskan prosedur untuk mengidentifikasi penyakit pada pembenihan, diagnosis patogen dan, jika diperlukan, penentuan kerentanan terhadap therapeutant dan perawatan dengannya. Catatan pengawasan harus tersedia untuk pemeriksaan. 14.13:HMP harus menjelaskan bagaimana periode fallowing atau dryout di berbagai bagian fasilitas direncanakan dan digunakan untuk memecahkan siklus infeksi. Catatan harus tersedia untuk menunjukkan hal ini dilakukan. 14.14:HMP menetapkan prosedur untuk pengumpulan rutin, pemeriksaan, dan sanitasi pembuangan hewan yang mati, dan untuk mengkarantina dan/atau depopulasi stok di fasilitas, jika diperlukan. 14.15:Status kesehatan semua hewan atau gamet yang dikirim dari fasilitas harus dicatat. Catatan untuk semua hewan yang dikirim sejak audit terakhir harus tersedia dan akan menunjukkan bahwa produk dengan didiagnosa atau diduga penyakit tidak dikirim, kecuali untuk daerah dengan status kesehatan yang sama atau lebih rendah, dan bahwa transfer telah disetujui oleh pelanggan dan regulator setempat. 14.16:Jika vaksin yang efektif tersedia untuk spesies budidaya, hewan yang dikirim dari fasilitas harus divaksinasi sesuai dengan persyaratan dari wilayah atau negara yang mengimpor, atau spesifikasi pelanggan. Catatan yang menunjukkan hal ini harus tersedia untuk inspeksi. 46 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP 14.17:Peti kemas transportasi untuk pengiriman hewan hidup harus bersih, dan jika digunakan kembali, harus disterilkan di antara penggunaannya. 14.18:Laporan tahunan (atau lebih sering) status kesehatan fasilitas yang mencakup catatan indikator batch atau lot, perawatan untuk penyakit, dan keluhan pelanggan harus tersedia untuk pemeriksaan. Tindakan yang diambil untuk memperbaiki kerusakan dalam setiap kategori kinerja harus diuraikan. Kerusakan yang tidak dikoreksi dan/atau berkelanjutan adalah dasar untuk dilakukannya pemeriksaan status kesehatan independen (Standar 14.19) atau penolakan sertifikasi. 14.19:Jika auditor memiliki kekhawatiran tentang status kesehatan produk akuatik hidup pemohon dan/atau tidak puas dengan informasi yang diberikan pada status kesehatan, program pemantauan, atau kualifikasi AAHP, pemohon harus setuju bahwa selama pemeriksaan auditor dapat mengambil sampel dari tempat penyimpanan di fasilitas dan menyerahkan mereka ke laboratorium pihak ketiga yang independen untuk verifikasi status kesehatan mengenai penyakit yang diklaim. Biaya pengujian tersebut harus ditanggung oleh pemohon. 14.20:Pembenihan harus menunjukkan bahwa ia bekerja dengan tetangga pembenihan dan fasilitas budidaya yang bersertifikat BAP, dan berusaha untuk bekerja dengan tetangga yang tidak bersertifikat BAP untuk membakukan prosedur biosekuriti dan berbagi pengendalian penyakit dan informasi diagnostik. 15. Ketertelusuran (Semua Sistem Produksi) Persyaratan Penyimpanan Catatan Untuk membangun ketertelusuran produk, data berikut harus dicatat untuk setiap unit budidaya dan setiap siklus produksi: nomor identifikasi unit budidaya satuan luas atau volume tanggal penebaran kuantitas produk akuatik hidup yang ditebar sumber produk akuatik hidup status kesehatan produk akuatik hidup yang ditebar penggunaan obat dan vaksin herbisida, algisida, dan penggunaan pestisida lainnya produsen dan nomor lot atau tanggal produksi untuk setiap pakan yang diberikan sumber dan jumlah lot untuk setiap pakan hidup yang diberikan tanggal pengiriman kuantitas pengiriman nomor dokumen perpindahan (jika ada) 47 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP penerima atau pembeli (mengidentifikasi semua jika telur atau benih juvenil pergi ke lebih dari satu fasilitas budidaya atau pembeli) status kesehatan produk akuatik hidup yang dijual atau dipindahkan ke fasilitas lain. Latar Belakang Standar Ketertelusuran produk adalah komponen penting dari Program BAP. Ini menghubungkan link dalam rantai produksi dan memungkinkan untuk melacak setiap proses lot kembali ke unit budidaya dan masukan tentang asal-usul. Analisis kualitas dan keamanan pangan oleh laboratorium terakreditasi juga dapat termasuk di dalamnya. Ketertelusuran akhirnya meyakinkan pembeli bahwa semua langkah dalam proses produksi sesuai dengan lingkungan, sosial, dan standar keamanan pangan. Pelaksanaan Pembenihan dapat menggunakan sistem ketertelusuran yang memenuhi persyaratan BAP. Ini bisa menjadi sistem online; pembenihan memiliki sendiri database-nya, kertas catatan, file, dan dokumen; atau kombinasi keduanya. Jika kertas catatan, dokumen, atau buku catatan yang digunakan, jika memungkinkan, informasi juga harus dipindahkan ke database di komputer untuk memungkinkan penyebaran elektronik. File atau kertas catatan asli harus disimpan untuk verifikasi dari data elektronik. Data yang dirujuk dalam standar BAP terhadap sumber induk, telur, post larva dan fingerling (bayi ikan berukuran satu jari) , manajemen kimia, dll, diperlukan untuk dapat ditelusuri. Informasi ini dan catatan lainnya terkait tangki, kolam atau keramba dapat digambarkan pada Formulir Ketertelusuran Produk pada Lampiran I. Setiap formulir sesuai dengan pengiriman produk pembenihan pada hari dari unit budidaya tertentu. Proses penyimpanan catatan membutuhkan perawatan dan pelaksanaan tingkat tinggi. Pada pembenihan yang besar, manajer bisa mengumpulkan data awal untuk produk-produk budidaya perikanan yang menjadi tanggung jawab mereka. Petugas tunggal atau tim kemudian bisa diberikan tugas untuk mengumpulkan data dari manajer dan memindahkannya ke database komputer. Manajemen pembenihan harus, tentu saja, meninjau upaya pada rentang waktu tertentu untuk memverifikasi apakah memenuhi Persyaratan BAP. Pelestarian Identitas Produk Untuk menjamin integritas sistem “bintang” Best Aquaculture Practices, kontrol ketertelusuran harus memungkinkan verifikasi semua fasilitas yang berkontribusi terhadap klaim status multiple-star sertifikat BAP. Untuk memastikan pemisahan yang tepat dan ketertelusuran semua input dan output pembenihan, komponen-komponen berikut harus ada: 48 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Pembenihan yang membeli semua induk, telur, post larva udang, fish fry (bayi ikan) atau fingerling, dan pakan dari sumber bersertifikat BAP harus menjaga catatan mengenai sumber material stok dan pakan yang digunakan. Pembenihan yang membeli bahan stok dan pakan dari dua sumber yang bersertifikat BAP dan tidak bersertifikat BAP, harus mengidentifikasi semua sumber dan memiliki sistem yang memadai untuk mencegah pencampuran lot produksi BAP dan non-BAP. Untuk memungkinkan verifikasi keseimbangan massa produk multiple–star, pembenihan yang bersertifikat harus mengelola daftar, termasuk tanggal dan volume panen dari budidaya, fasilitas dimana mereka menjual atau mengirim produk. Sejumlah penelusuran ke belakang dan ke depan dilakukan oleh auditor akan menetapkan volume pembenihan. Penggunaan Logo BAP Penggunaan logo Best Aquaculture Practices, merk dagang terdaftar dari Global Aquaculture Alliance, untuk tujuan apa pun harus disetujui oleh BAP di awal dan digunakan sesuai dengan perjanjian penggunaan merek dagang BAP. Keluhan Pelanggan Pemohon harus mempersiapkan dan melaksanakan sistem yang efektif untuk pengelolaan data atas pengaduan dan keluhan untuk mengontrol dan memperbaiki kekurangan yang berkaitan dengan kesesuaian produk terhadap standar BAP. Standar 15.1:Fasilitas harus mengoperasikan sebuah sistem pencatatan yang efektif, yang tersedia tepat waktu, terorganisir, akurat, dilakukan dan diawasi oleh orang terlatih yang telah ditunjuk atau tim yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan data, memastikannya lengkap dan akurat, dan bahwa persyaratan ketertelusuran telah terpenuhi. 15.2:Fasilitas harus menyimpan catatan lengkap dan akurat untuk setiap unit budidaya dan siklus produksi, termasuk nomor identifikasi unit budidaya, satuan luas dan volume, spesies, dan, jika tersedia, spesifikasi spesies seperti triploid atau GMO. 15.3:Fasilitas harus menyimpan catatan lengkap dan akurat mengenai penggunaan antibiotik atau obat lainnya di fasilitas itu. 15.4:Catatan yang lengkap dan akurat tentang penggunaan herbisida, algisida, dan pestisida lainnya harus dipelihara. 15.5:Catatan lengkap dan akurat mengenai produsen dan jumlah lot untuk setiap pakan yang digunakan, dan/atau sumber pakan hidup, harus dipelihara. 15.6:Fasilitas harus memelihara catatan lengkap dan akurat mengenai sumber dan jumlah induk, telur, post larva atau stok fingerling; tanggal stok dan semua 49 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP pakan yang digunakan untuk setiap unit kultur. 15.7:Catatan lengkap dan akurat mengenai tanggal panen, kuantitas panen, nomor dokumen perpindahan (jika ada), dan fasilitas penerima atau pembeli, harus dikelola. Jika lot produk ditentukan untuk lebih dari satu fasilitas atau pembeli, setiap lot harus diidentifikasi secara terpisah. 15.8:Untuk menggunakan logo BAP, fasilitas harus memiliki persetujuan dan telah terdaftar sebelumnya dengan Manajemen BAP. 15.9:Fasilitas harus menyimpan catatan dari setiap keluhan pelanggan terkait dengan kesesuaian produknya terhadap standar BAP. 15.10:Fasilitas harus menyimpan catatan investigasi mengenai keluhan tersebut dan tindakan yang diambil untuk mengatasi/memperbaikinya. Lampiran A Kriteria Kualitas Air Limbah BAP – Pembenihan dan Pembibitan Berdasarkan Tanah Variabel (unit) 50 Nilai Awal Akhir Frekuensi (setelah 5 tahun) Pengumpulan Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP pH (unit pH standar) 6.0 - 9,5 6.0 - 9.0 Bulanan Total padatan tersuspensi (mg/L) 50 atau kurang 25 atau kurang 3 bulanan Fosfor terlarut (mg/L) 0.5 atau kurang 0.3 atau kurang Bulanan Total nitrogen amonia (mg/L) 5 atau kurang 3 atau kurang Bulanan Permintaan oksigen biokimia 5 hari (mg/L) 50 atau kurang 30 atau kurang 3 bulanan 4 atau lebih 5 atau lebih Bulanan Tidak ada pembuangan Tidak ada pembuangan Bulanan 800 mg/L klorida di dalam air tawar 550 mg/L klorida di dalam air tawar Oksigen terlarut (mg/L) Klorida Air dengan kadar garam kurang dari 1 ppt, konduktansi spesifik di bawah 1.500 mmhos/cm atau klorida kurang dari 550mg/L dipertimbangkan sebagai air tawar. Sampling Sampel harus dikumpulkan di dekat titik di mana limbah memasuki perairan alami atau keluar dari tempat pembenihan. Struktur kontrol air pada lokasi sampling atau metoda sampling yang cocok harus digunakan untuk mencegah bercampurnya limbah dan air dari area penerima. Jika ada lebih dari empat muara, tiga muara harus dipilih sebagai lokasi pengambilan sampel. Air akan dikumpulkan langsung dari pipa aliran pembuangan atau dicelupkan dari permukaan parit atau kanal dengan botol plastik bersih. Sampel harus diletakkan di atas es di tempat tertutup, kotak terisolasi untuk mencegah paparan cahaya. Sampel atau pengukuran langsung oksigen terlarut dan pH dari sistem kolam harus diperoleh antara pukul 05.00 dan 07.00 pagi, dan pukul 13.00 dan 15.00 siang pada hari yang sama. Rata-rata dari dua perhitungan untuk setiap variabel akan digunakan untuk memverifikasi kesesuaian. Sampel untuk variabel lain dari sistem kolam harus dikumpulkan antara pukul 05.00 dan 07.00 pagi. Sampel sumber air harus dikumpulkan setiap 3 bulan langsung di depan sumber hulu, stasiun pompa, atau pompa saluran pengeluaran tapi sebelum memompa campuran air dengan pasokan kanal. Sampel ini memungkinkan perhitungan beban tahunan (Persamaan 2, Lampiran C) dan ditetapkan jika Pilihan Terbatas berlaku. Analisis 51 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Perangkat analisis air Hach dan Merck atau peralatan standar yang dapat dibandingkan, disetujui untuk analisis total nitrogen amonia, fosfor terlarut, dan klorida. Namun, auditor dapat menolak hasil analisis jika sampling, pengukuran in situ atau protokol laboratorium tidak mencukupi. Pengukuran oksigen terlarut dan pH akan harus dilakukan di tempat dengan pengukur portabel. Auditor dapat memverifikasi yang benar untuk kalibrasi prosedur. Pembenihan yang membuang ke perairan air tawar harus menentukan salinitas dengan alat pengukur konduktivitas dengan skala salinitas, dibandingkan pengukur salinitas genggam tipe refraktometer. Sebagai alternatif, konduktansi spesifik dapat dihitung. Asumsikan bahwa air dengan konduktansi spesifik di atas 2.000 mmhos/cm dengan salinitas melebihi 1,5 ppt, dan air dengan konduktansi spesifik lebih dari 1.500 mmhos/cm salinitasnya melebihi 1,0 ppt. Catatan: 1mS/m = 10mmhos/cm, dan 1 mmhos / cm = 1mS/cm. Aturan untuk Kesesuaian Dibutuhkan setidaknya data limbah selama 3 untuk sertifikasi awal. Awalnya, untuk setiap variabel yang diukur bulanan, setidaknya 10 nilai yang diperoleh selama periode 12 bulan harus memenuhi kriteria. Setelah 5 tahun, ditargetkan tidak lebih dari satu kasus per tahun yang tidak sesuai dengan kriteria untuk setiap variabelnya. Untuk variabel yang dihitung setiap 3 bulan, satu ketidaksesuaian di awal diizinkan untuk setiap variabel selama periode 12 bulan. Target setelah 5 tahun, tidak lebih dari satu kasus ketidaksesuaian untuk setiap variabel selama periode 24 bulan. Jika terjadi ketidaksesuain, pembenihan harus melakukan setiap usaha perbaikan dalam waktu 90 hari. Lampiran B Formulir Pemantauan Sampel Limbah – pH dan Oksigen Terlarut 52 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Tanggal (hari/bln/thn) pH (unit standar) Pagi Siang Oksigen Terlarut (mg/L) Rata-rata Pagi Siang Rata-rata ____/01/____ ____/02/____ ____/03/____ ____/04/____ ____/05/____ ____/06/____ ____/07/____ ____/08/____ ____/09/____ ____/10/____ ____/11/____ ____/12/____ Annual Average Formulir Pemantauan Sampel Limbah – Fosfor Terlarut, Total Nitrogen Amonia, Klorida 53 No. Unit Dipanen Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Tanggal Fosfor Terlarut Total Nitrogen Klorida No. Unit (hari/bln/thn) (mg/L) Amonia (mg/L) (mg/L) Dipanen ____/01/____ ____/02/____ ____/03/____ ____/04/____ ____/05/____ ____/06/____ ____/07/____ ____/08/____ ____/09/____ ____/10/____ ____/11/____ ____/12/____ Rata-Rata Tahunan Formulir Pemantauan Sampel Limbah – Total Padatan Tersuspensi, Permintaan Oksigen Biokimia 5-Hari 54 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP 3 Bulanan Tanggal (tgl/bulan/tahun) Total Padatan Permintaan Oksigen Tersuspensi (mg/L) Biokimia 5-Hari (mg/L) 1 2 3 4 Rata-rata Tahunan Lampiran C Perhitungan Tahunan Volume Limbah Estimasi volume limbah tahunan ditentukan menggunakan salah satu persamaan berikut. Perhitungan Pembuangan Pembenihan Persamaan 1 – Metoda Pompa Pengeluaran Pembuangan pembenihan (m3/tahun) = Pompa pengeluaran (m3/min) x Rata-rata waktu operasi pompa (jam/hari) x 60 menit/jam x 365 hari/tahun Persamaan 2 – Metode Pertukaran Air Pembuangan pembenihan dalam m3/tahun = [Volume kolam dalam m3 x jumlah panen/tahun] + [Volume kolam dalam m3 x rata-rata pertukaran air harian sebagai tingkat fraksi volume kolam x DOC rata-rata x jumlah panen/tahun] Persamaan 3 – Metode Daerah Aliran Sungai (DAS) Limbah = (Air yang ditambahkann + Curah hujan + Limpasan) - (Rembesan + Penguapan) + (Volume pembenihan, hari 1 - Volume pembenihan, hari 365) Persyaratan persamaan ini dapat diperkirakan sebagai berikut: Tambahan air (m3) = kapasitas pompa (m3/jam) x Operasional pompa (jam/th) atau metode lain yang sesuai Curah hujan (m3) = Curah hujan tahunan (m) x Luas permukaan air pembenihan (m2) Limpasan (m3) = Curah hujan tahunan (m) x DAS (m2) × 0,25 Rembesan (m3) = Luas permukaan air di pembenihan (m2) x 0,55 m/tahun 55 No. Unit Dipanen Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Penguapan (m3) = Panci penguapan Klas A (Class A pan evaporation) (m/th) x 0,8 x Luas permukaan air di pembenihan (m2) Volume Pembenihan = Kedalaman rata-rata [dari kolam (m) – Jarak rata-rata level air di bawah struktur banjir (m)] x Luas permukaan air di pembenihan (m2) Data tambahan Program BAP akan menggunakan data yang disediakan oleh formulir aplikasi fasilitas untuk menghitung: indeks penggunaan air tahunan, ditentukan seperti yang dijelaskan di bawah indeks beban tahunan untuk total padatan tersuspensi, fosfor larut, jumlah nitrogen amonia, dan kebutuhan oksigen biokimia 5 hari, ditentukan seperti yang dijelaskan di bawah ini. Dikumpulkan, data anonim untuk beban dan indeks yang akan digunakan sebagai dasar untuk menetapkan standar metrik pada Juni 2015. Beban Limbah Tahunan Variabel beban kualitas air lebih menunjukkan potensi pencemaran pada limbah fasilitas daripada pengukuran terpisah konsentrasi variabel dan volume limbah. Setelah tahun pertama pemantauan limbah, beban tahunan untuk total padatan tersuspensi, fosfor larut, jumlah nitrogen amonia, dan kebutuhan oksigen biokimia 5 hari dihitung sebagai berikut: Persamaan 4 Beban variabel (kg/th) = Pembuangan di pembenihan (m3/th) x [Rata-rata konsentrasi variabel tahunan pada limbah – Rata-rata konsentrasi variabel tahunan pada sumber air (mg/L, sama seperti g/m3)] x 10-3kg/g Penggunaan Air dan Indeks Beban Meskipun bukan praktik yang disarankan, dimungkinkan untuk memenuhi kriteria kualitas air numerik dengan meningkatkan jumlah air yang melewati pembenihan untuk mencairkan konsentrasi variabel diuji. Kesesuaian dengan indeks penggunaan air menjamin bahwa fasiltas memenuhi kriteria kualitas air melalui manajemen yang baik daripada menipiskan mencairkan limbah sebelum dilepaskan ke perairan alami. Setelah tahun pertama pemantauan limbah, penggunaan air dan indeks beban harus diperkirakan dengan menggunakan persamaan berikut. Persamaan 5 Indeks penggunaan air (m3/kg ikan atau krustasea) = Volume limbah tahunan (m3) ÷ Produksi ikan atau krustasea tahunan (kg) 56 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Persamaan 6 Indeks beban (kg variabel/mt ikan atau krustasea) = Variabel beban tahunan variabel (kg/tahun) ÷ Produksi ikan atau krustasea tahunan (mt/th) Contoh: Penggunaan Air, Indeks Beban untuk Estimasi Limbah Tahunan dengan Metode Pertukaran Air - Volume Kolam Fasilitas memiliki kolam seluas 100 ha dengan kedalaman rata-rata 1 m, dengan rata-rata pertukaran air sebanyak 2.5% volume kolam/hari. Ada 2,3 panen/tahun, dan rata-rata jarak antar panen 120 hari. Sumber air di fasilitas mengandung rata-rata 10 mg/L total padatan tersuspensi (TSS), 0.03 mg/L fosfor larut (S.P.), 0.15 mg/L total nitrogen amonia (TAN), dan 1.5 mg/L kebutuhan okigen biokimia (BOD). Limbah pembenihan rata-rata mengandung 45 mg/L TSS, 0.19 mg/L S.P., 0.87mg/L TAN dan 9.6 mg/L BOD. Produksi tahun sebelumnya adala 230.000 kg (230 mt). Perhitungan Volume kolam = 100 ha x 10,000 m2/ha x 1 m = 1,000.000 m3 Volume limbah tahunan = [1.000.000 m3/panen x 2,3 panen/th] + [1.000.000 m3 x 0.025 volume kolam/hari x 120 hari/panen x 2,3 panen/th] = 9.200.000 m3/th Kandungan TSS = (45 – 10 g/m3)(9.200.000m3/th)10-3 = 322.000 kg/th Kandungan S.P. = (0.19 – 0.03 g/m3)(9,200,000m3/th)10-3 = 1.472 kg/th Kandungan TAN = (0.87 – 0.15 g/m3)(9,200,000m3/th)10-3 = 6.624 kg/th Kandungan BOD = (9.6 – 1.5 g/m3)(9,200,000m3/th)10-3 = 74.520 kg/th Indeks penggunaan air = (9.2000.000 m3/th)/ (230.000 kg ikan atau krustasea/th) = 40 m3/kg ikan atau krustasea Indeks TSS = (322.000 kg/th)/(230 mt ikan atau krustasea) = 1.400 kg TSS/mt ikan atau krustasea Indeks S.P. = (1.472 kg/th)/(230 mt ikan atau krustasea) = 6,4 kg S.P./mt ikan atau krustasea Indeks TAN = (6.624 kg/th)/(230 mt ikan atau krustasea) = 28,8 kg TAN/mt ikan atau krustasea Indeks BOD =(74.520kg/yr)/(230 mt ikan atau krustasea) = 324 kg BOD/mt ikan atau krustasea Contoh: Penggunaan Air, Indeks Beban untuk Estimasi Limbah Tahunan dengan Metode Operasional Pompa 57 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Fasilitas memiliki dua pompa yang membuang volume gabungan 136 m3/min. Pompa beroperasi rata-rata 8 jam/hari. Sumber air di fasilitas rata-rata mengandung 10 mg/L total padatan tersuspensi (TSS), 0,03mg/L fosfor larut (S.P.), 0,15 mg/L total nitrogen amonia (TAN), dan 1,5 mg/L permintaan oksigen biokimia (BOD). Limbah pembenihan mengandung 91 mg/L total padatan tersuspensi, 0,23 mg/L fosfor larut, 1,20 mg/L total nitrogen amonia, dan 12,7 mg/L permintaan oksigen biokimia. Produksi pada tahun sebelumnya adalah 378.000 kg (378 mt). Perhitungan Volume limbah tahunan = 136 m3/min x 60 min/jam x 8 jam/hari x 365 hari/th = 23.827.200 m3/th Kandungan TSS = (23.827.200 m3/th)(91 – 10g/m3)10-3 = 1.930.000 kg/th Kandungan S.P. = (23.827,200 m3/th)(0,23 – 0,03 g/m3)10-3 = 4.765 kg/th Kandungan TAN = (23.827.200 m3/th)(1,20 – 0,15 g/m3)10-3 = 25.018 kg/th Kandungan BOD = (23.827.200 m3/yr)(12,7 – 1.5 g/m3)10-3 = 266.865 kg/th Indeks penggunaan air = (23.827,200 m3/th)/ (378.000 kg ikan atau krustasea/th) = 63,0 m3/kg ikan atau krustasea Indeks TSS = (1.930.000 kg/th)/378 mt ikan atau krustasea) = 5.106 kg TSS/mt ikan atau krustasea Indeks S.P. = (4.765 kg/th)/(378 mt ikan atau krustasea) = 12,6 kg S.P./mt ikan atau krustasea Indeks TAN = (25.018 kg/th)/(378 mt ikan atau krustasea) = 66,2 kg TAN/mt ikan atau krustasea Indeks BOD = (266.865 kg/th)/(378 mt ikan atau krustasea) = 706 kg BOD/mt ikan atau krustasea Lampiran D Pemantauan Kualitas Air BAP Keramba dan Jaring di Danau dan Waduk 58 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Variabel Suhu Oksigen terlarut pH Chlorophyll-a Permintaan oksigen biokimia 5-hari Visibilitas secchi disk Total fosfor larut Total nitrogen amonia Limpahan phytoplankton dan spesies Kedalaman Sampel Profil vertikal, selang 2-m Profil vertikal, selang 2-m Sama dengan kedalaman bagian tengah keramba Sama dengan kedalaman bagian tengah keramba Sama dengan kedalaman bagian tengah keramba Tidak tersedia Sama dengan kedalaman bagian tengah keramba Sama dengan kedalaman bagian tengah keramba Sama dengan kedalaman bagian tengah keramba Frekuensi Pengumpulan Bulanan Bulanan 3 bulanan 3 bulanan 3 bulanan Mingguan 3 bulanan 3 bulanan 3 bulanan Sampling - Keramba, Jaring di Danau, Waduk Minimal 3 lokasi sampling harus ditetapkan. Satu lokasi harus berada kira-kira di tengah keramba atau area jaring. Dua lokasi lain harus berada setidaknya 200 m dan sebaiknya 500 m dari keramba, dengan mempertimbangkan arah dominan angin. Auditor harus menyetujui lokasi pengambilan sampel, yang ditetapkan setelah studi tentang arus permukaan yang berlaku. Untuk metode, merujuk pada US Army Corps of Engineers dokumen Estimating Surface Current Using Dyes and Drogue, http://chl.erdc.usace.army.mil/library/ publicasition/chetn/pdf/chetn-vi-37.pdf. Air harus dikumpulkan dengan penguji air Kemmerer atau van Dorn, atau dengan menggunakan botol timbang yang penyumbatnya dapat dilepas sewaktu kedalaman air tercapai. Sampel harus dipindahkan ke botol plastik bersih dan ditempatkan di atas es dalam kotak tertutup dan terisolasi untuk menghindari paparan cahaya. Analisis Analisis sampel yang dikumpulkan oleh auditor harus dilakukan oleh laboratorium swasta atau pemerintah mengikuti metode standar yang diterbitkan oleh American Public Health Association, American Water Works Association, dan Water Environment Federation - www.standardmethods.org atau yang setara. Perangkat analisis air Hach dan Merck, atau perlengkapan dengan standar yang setara, disetujui untuk analisis total nitrogen amonia, fosfor larut, dan klorida. Namun, auditor dapat menolak hasil analisis jika sampling, pengukuran in situ, atau protokol laboratorium tidak mencukupi. 59 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Pengukuran oksigen terlarut dan pH harus dilakukan in situ dengan pengukur portabel. Auditor harus memverifikasi aplikasi yang benar untuk kalibrasi prosedur. Lampiran E Praktik Produksi untuk Keramba, Jaring Cara yang paling dapat diandalkan untuk mengurangi pengeluaran nutrisi dari keramba dan budidaya jaring adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan pakan. Hal ini dapat dilakukan terutama dengan menggunakan pakan berkualitas tinggi yang berisi nitrogen dan fosfor tidak melebihi dari yang diperlukan, dan menjamin ikan mengonsumsi semua pakan yang diberikan. Dengan demikian, hewan budidaya harus memiliki akses menuju pakan untuk waktu yang cukup sehingga mereka mengonsumsinya sebelum pelet melewati kandang atau mata jaring. Juga, laju pemberian makan harus dipantau untuk menghindari pemberian pakan yang berlebihan. Pengamatan aktivitas makan ditingkatkan dengan menggunakan pakan apung untuk spesies tertentu. Untuk perairan dengan kedalaman kurang dari 30 m, penyelam harus secara berkala pergi ke bawah keramba untuk memastikan apakah pakan yang tidak dimakan terakumulasi di bagian bawah. Survei video juga dapat diterima sebagai alternatif dan harus digunakan di kedalaman yang melebihi 30 m. Jaring dan keramba sering dipindahkan dan dibersihkan di pesisir pantai. Pembersihan sampah harus dialihkan ke kolam pengendapan, selokan sanitasi, atau sistem perawatan lainnya. Tidak layak untuk mengolah limbah dari kandang dan jaring. Tindakan pencegahan utama terhadap polusi adalah untuk menempatkan unit budidaya di daerah perairan terbuka di mana sirkulasi air cukup tinggi untuk mengangkut limbah dari keramba, serta mencampur dan mengencerkan limbah secara cepat. Jarak antara dasar keramba dan bagian bawah perairan harus setidaknya sama dengan kedalaman keramba untuk meningkatkan pergerakan air di bawah keramba. Biomassa yang tinggi di lokasi tertentu jelas dapat meningkatkan kemungkinan pencemaran. Meskipun tidak ada pedoman khusus untuk biomassa yang dapat dengan aman dipertahankan pada lokasi keramba tertentu, pemantauan akan digunakan untuk melacak status mutu air. 60 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Di perairan yang panas termalnya berlapis-lapis, biomassa tinggi dapat menyebabkan pengayaan organik dan penipisan kadar oksigen terlarut oksigen pada lapisan bawah. Destratifikasi termal mendadak berikutnya dapat mengakibatkan penipisan kadar oksigen terlarut melalui kolom air. Fenomena ini bertanggung jawab pada kematian yang serius baik di dalam maupun di luar keramba. Limbah dapat menumpuk di bawah keramba dan menyebabkan penurunan kualitas endapan. Hal ini tidak diinginkan dalam lingkungan dan juga dapat memiliki dampak negatif pada hewan di keramba. Kualitas endapan di area dengan keramba dapat dilindungi dengan fallowing – secara berkala memindahkan keramba ke lokasi baru dan memungkinkan lokasi asli untuk pulih. Pengamatan pada kualitas endapan harus digunakan untuk menentukan waktu memindahkan keramba. Lampiran F Waktu Retensi Hidrolik Pembatasan Tingkat Pakan di Danau, Waduk Keramba, Jaring di Danau, Waduk Kumungkinan budidaya keramba dan jaring menyebabkan eutrofikasi danau dan waduk sangat tergantung pada lokasi fasilitas, jumlah masukan pakan dibandingkan dengan kapasitas asimilasi perairan, dan waktu retensi hidrolik (HRT) atau tingkat pembilasan badan air. Penempatan keramba atau jaring di area dengan sirkulasi air terbatas, seperti teluk sempit, dapat menyebabkan eutrofikasi lokal tanpa menyebabkan permasalahan kualitas air secara umum di seluruh perairan. Kapasitas asimilasi tidak praktis untuk pengukuran yang bertujuan untuk sertifikasi budidaya, tetapi faktor utama yang mengatur kemampuan perairan untuk mengasimilasi limbah adalah ukuran dan terutama volumenya. Nutrisi dan bahan organik yang dikeluarkan dari badan air oleh arus, dan sistem dengan HRT pendek cenderung menjadi eutrofik sebagai hasil dari operasional akuakultur daripada sistem dengan HRT panjang. Tentu saja, nutrisi dan bahan organik yang dibilas dari danau dan waduk memasuki perairan hilir, dan dapat memiliki dampak merugikan. Danau dan waduk yang digunakan untuk budidaya keramba dan jaring harus diklasifikasikan menurut HRT sebagai berikut: HRT Panjang – Di atas 3 tahun 61 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Sedang HRT – 1 - 3 tahun HRT pendek - Kurang dari 1 tahun Pemohon sertifikasi dapat memilih untuk menentukan HRT dengan salah satu teknik di bawah ini. Pembuangan danau tahunan diukur dan dicatat. HRT = Volume danau (m3) ÷ Pembuangan danau (m3/tahun) Aliran yang masuk ke danau diukur dan dicatat. HRT = Volume danau (m3) ÷ [Aliran masuk (m3/ahun) + curah hujan langsung (m3/tahun)] – Evaporasi danau (m3/tahun) Dengan penguapan danau = Pan evaporation (m/th) x 0,7 x Area permukaan danau (m2) dan curah hujan langsung = Curah hujan tahunan (m/th) x luas permukaan danau (m2). Daerah tangkapan diketahui, tapi debit atau aliran sungai diukur: HRT = Volume danau (m3) ÷ [DAS limpasan (m3/tahun) + curah hujan langsung (m3/tahun)] – Penguapan danau (m3/tahun) Dimana limpasan tangkapan = DAS (m2) x Curah hujan tahunan (m/th) x 0,3. Lihat metode untuk hujan langsung dan penguapan danau di atas. Jika tidak, auditor dan pemohon yang mencari sertifikasi akan menyetujui tingkat HRT sesuai dengan indikator berikut. HRT panjang: iklim kering, rasio daerah tangkapan:area permukaan air 5 atau kurang, pembuangan hanya terjadi setelah periode hujan lebat, fluktuasi level air tahunan 2 m atau lebih. HRT sedang: iklim lembab, rasio daerah tangkapan:area permukaan air 5 - 15, pembuangan sering atau terus menerus, fluktuasi level air tahunan 2 m atau kurang. HRT pendek: iklim lembab, rasio daerah tangkapan:area permukaan air lebih dari 15, pembuangan banyak terus menerus, fluktuasi level air tahunan 0,5 m atau kurang. Catatan: Beberapa danau di kawasan sungai dan di iklim kering memiliki HRT pendek. 62 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Input pakan harian maksimum yang diijinkan BAP untuk keramba dan jaring di danau dan waduk harus berdasarkan pada HRT sebagai berikut. • HRT panjang - 2,5 kg/ha/hari x luas permukaan air danau (ha) • HRT sedang – 5,0 kg/ha/hari x luas permukaan air danau (ha) • HRT pendek – 7,5 kg/ha/hari x luas permukaan air danau (ha) Jika keramba atau jaring yang dipasang di teluk dengan pertukaran air terbatas, input pakan harian maksimum harus dikurangi 50%. Jika ada beberapa operasional keramba dan jaring di sebuah badan air, total input pakan harian dari semua operasi tidak melebihi input pakan harian maksimum berdasarkan HRT. Sekali tiga bulan sekali, sampel air harus diambil dan persentase blue green algae atau lainnya yang berpotensi membahayakan harus dinilai. Lihat panduan metode fitoplankton di http://NPSI. gov.au/files/products/national-river-healthprogram/pr990300/pr990300.pdf. Input pakan akan dikurangi sampai kualitas air membaik bila: Konsentrasi oksigen terlarut secara konsisten di bawah 5 mg/L di pagi hari pada setiap lokasi pengambilan sampel. Rata-rata visibilitas Secchi Disk tahunan menurun sebesar 25% setelah sertifikasi dicapai. Blue-green algae atau lainnya yang berbahaya mencapai terdiri lebih dari 60% fitoplankton. Termoklin menjadi 25% lebih dangkal setelah sertifikasi dicapai. Pembuangan dari badan air yang terdapat keramba atau jaring dapat menyebabkan pencemaran air di hilir. Dengan demikian, jika input pakan ke badan air harus dikurangi karena tanda-tanda peningkatan eutrofikasi, pembuangan di danau harus dipantau. Operasional akuakultur tidak akan memenuhi syarat untuk sertifikasi kecuali pembuangannya memenuhi kriteria limbah BAP. Lampiran G Bak Pengendapan Volume minimum bak pengendapan yang diperlukan diperkirakan dengan menggunakan persamaan berikut: Volume bak pengendapan = 37,5 x [produksi ikan atau krustasea (mt) ÷ perpindahan lumpur (kali/panen)] + produksi ikan atau krustasea (mt) ÷ 0,6] 63 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Dalam persamaan di atas, produksi ikan dan krustasea adalah jumlah total yang diproduksi di semua kolam yang pembuangannya ke dalam bak pengendapan, dan perpindahan lumpur adalah frekuensi rata-rata di mana lumpur dipindahkan dari kolam ke bak pengendapan. Hal ini juga diasumsikan bahwa: Waktu retensi hidrolik minimum yang memungkinkan padatan kasar dan menengah untuk mengendap di bagian dasar adalah 6 jam. 1 mt produksi setara dengan 1 mt sedimen. Pembuangan lumpur dapat menyebar selama periode 24 jam. Kepadatan endapan massal adalah 0,6 mt/m3. Kandungan padatan lumpur adalah 6,5 kg/m3. Akumulasi endapan di bak dikeluarkan pada akhir setiap panen untuk mengembalikan bak pada kapasitas aslinya. Catatan: Jika lumpur dibuang lebih sering dari kolam, ukuran bak pengendapan yang diperlukan akan lebih kecil. Lampiran H Perhitungan Rasio Ikan Masuk : Ikan Keluar Rasio Konversi Pakan Rasio konversi pakan (FCR) adalah ukuran jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satuan berat dari spesies budidaya. Pembenihan harus menghitung dan mencatat FCR tahunan menggunakan persamaan berikut: Persamaan 1 Rasio konversi pakan = Penggunaan pakan per tahun (mt) ÷ berat total ikan atau krustasea yang dipanen (mt) Rasio konversi pakan juga dikenal sebagai FCR ekonomi. Perhatikan bahwa FCR ekonomi sangat sensitif terhadap tingkat kelangsungan hidup, meningkat tajam jika tingkat kelangsungan hidup menurun secara signifikan. Untuk perhitungan yang tepat, berat total stok juvenil dikurangi dari berat total ikan atau krustasea yang dipanen. Rasio "Ikan Masuk : Ikan Keluar" Yang disebut rasio "ikan masuk : ikan keluar” rasio adalah salah satu cara untuk mengukur efisiensi ekologi sistem akuakultur. Ini membandingkan jumlah ikan yang dikonsumsi oleh sistem (biasanya dalam bentuk tepung ikan dan minyak ikan) dengan jumlah ikan atau krustasea yang diproduksi. 64 Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP Produsen akuakultur harus berusaha untuk mendapatkan rasio ikan masuk : ikan keluar terendah yang dapat diterapkan untuk melestarikan sumber daya industri ikan. Fasilitas akan menghitung dan mencatat rasio ikan masuk : ikan keluar secara tahunan menggunakan Persamaan 2 di bawah ini. Dengan tidak adanya yang lebih baik, data dari pemasok pakan, perubahan hasil panen untuk ikan industri ke tepung ikan dan minyak ikan yang akan digunakan adalah 22,5% dan 5%, masing-masing. Tanpa nama, pengumpulan FCR dan data ikan masuk : ikan keluar akan digunakan untuk menetapkan standar metrik sebelum Juni 2015. Persamaan 2 Rasio ikan masuk : ikan keluar = faktor inklusi pakan yang dimakan ikan (didapat dari produsen) x rasio konversi pakan Dimana faktor inklusi pakan yang dimakan ikan = [Level tepung ikan dalam diet (%) + Tingkat minyak ikan dalam diet (%)] ÷ [Hasil tepung ikan dari ikan liar (%) + Hasil minyak ikan dari ikan liar (%)] Level inklusi di Persamaan 2 meliputi setiap makanan atau minyak yang berasal dari ikan liar tertangkap, cumi-cumi, udang kecil, moluska, atau hewan laut liar lainnya. Namun, harus diberikan pengecualian turunan makanan atau minyak yang berasal dari produk perikanan seperti trimming, jeroan, dan bubuk hati cumi-cumi serta produk budidaya seperti shrimp head meal. Lampiran I Formulir Ketertelusuran Produk Sampel Nama Pembenihan No Kolam atau Keramba POSTLARVA ATAU FINGERLINGS PAKAN Tanggal Pembenihan Tipe Pakan Kuantitas Benih Spesies Produsen Spesifikasi Spesies (mis., triploid, GMO) Pembenihan No. Lot No. BAP Konfirmasi: Tidak Menggunakan Bahan Kimia yang Dilarang Secara Proaktif Yes No 65 Luas Kolam (ha) Konfirmasi: Tidak Menggunakan Bahan Kimia yang Dilarang Secara Proaktif Yes No Ikan, Krustasea, Moluska Pembenihan, Pembibitan Standar BAP PENGGUNAAN OBAT TERAPETIK PENGGUNAAN PESTISIDA Senyawa 1 Senyawa 1 Penyakit yang diobati Kondisi yang diobati Tingkat Aplikasi Tingkat Aplikasi Waktu Aplikasi Waktu Aplikasi Senyawa 2 Senyawa 2 Penyakit yang diobati Kondisi yang diobati Tingkat Aplikasi Tingkat Aplikasi Waktu Aplikasi Waktu Aplikasi PANEN Nama Pembeli Tanggal Panen Hasil Panen/ Alamat Kuantitas Panen (kg) 66