ANGGARAN DASAR CATHOLIC INDONESIAN COMMUNITY COUNCIL (CICC) PENDAHULUAN Pemahaman tentang Gereja dijelaskan berdasarkan struktur dasar Gereja: a. Gereja adalah umat Allah. Berarti, semua yang beriman adalah umat Allah. Gereja lahir pada saat Roh Kudus turun atas para Rasul. Bentuk kelihatan dari Gereja adalah pembaptisan, doa bersama, pemecahan roti, memiliki seorang pemimpin dan persekutuan kasih yang hidup. Dengan baptis orang menerima rahmat pertobatan dan pengampunan dosa.Dalam doa bersama, doa Bapa Kami didoakan bersama, teks Kitab Suci dibacakan dan direnungkan. Dengan pemecahan Roti mereka mengenangkan Tuhan yang wafat, bangkit dan yang akan datang dengan kemuliaan. Komunitas mempunyai pemimpin yang diberi kuasa: mengikat dan melepaskan (Mat 16:18). Dengan persekutuan kasih, rasa persaudaraan dieratkan, rasa saling membantu dihidupkan, sukacita dibagikan, dan rasa persaudaraan dieratkan, rasa saling membantu dihidupkan, sukacita dibagikan dan rasa duka ditanggung bersama. b. Gereja adalah Tubuh Kristus. Berarti, semua anggota Tubuh Kristus adalah penting dan bisa berperan aktip. Setiap anggota punya martabat dan fungsi untuk pelayanan satu sama lain dalam suka dan duka. c. Gereja adalah penciptaan Roh Kudus. Berarti, semua orang beriman dipenuhi, diajarkan, dibimbing dan digerakkan oleh Roh. Gereja adalah persekutuan semua orang yang hati, budi dan pikirannya tersentuh oleh Tuhan untuk menanggapi pemberitaan Injil dengan sikap percaya dan tobat, serta untuk meneruskan tugas perutusan Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja. Sebagai persekutuan orang beriman kepada Allah dalam Yesus Kristus dibawah bimbingan Roh Kudus, maka Gereja tak henti-hentinya mengajar (Nabi, menyucikan (Imam) dan membimbing (Raja) semua anggotanya kepada kehidupan 1 yang berkenan kepada Allah, yaitu bersama-sama, seiring sejalan membangun kehidupan yang semakin baik di antara manusia. Itulah tugas Gereja dalam mengemban Misi Yesus Kristus. Imigran Katolik Indonesia di Sydney, Australia - pada tahun 1977 - dalam rangka pelaksanaan tugas Gereja tersebut di atas, khususnya bagi imigran Katolik Indonesia yang membutuhkan pelayanan dalam Bahasa Indonesia dalam suatu lingkungan komunitas Indonesia, telah membentuk suatu wadah yang kemudian disebut Indonesian Catholic Community (ICC) di Kensington, yang pada tahun 1992 berkembang dengan membentuk Catholic Indonesian Community (CIC) di Newtown. Pada tahun 1996, ICC di Kensington makin surut dan akhirnya tidak dapat dilanjutkan, sehingga beberapa orang aktivis merintis komunitas yang baru dengan pusat pelayanan di gereja St. Michael, Daceyville, di negara bagian New South Wales, dengan nama Catholic Indonesian Community (CIC). Hingga kini, komunitas baru ini dikelola oleh suatu Dewan yang struktur dan komunikasinya masih sederhana dan bekerja dengan dasar saling pengertian di antara para pengurusnya. Tidak ada pedoman tertulis yang cukup berarti yang dapat digunakan sebagai acuan t ata kerja pengurus Dewan. Kini, setelah berkembang hingga usianya yang ketiga - April 1999 - sudah saatnya wadah ini ditingkatkan menjadi suatu bebadan, suatu organisasi yang diusulkan menyandang nama Dewan Komunitas Katolik Indonesia (DKKI), atau Catholic Indonesian Community Council (CICC). Tim Perumus CICC, yang dibentuk pada tanggal 30 Januari 1999, telah menyusun suatu usulan Anggaran Dasar CICC, sebagai berikut: BAB I : NAMA DAN ANGGOTA Pasal 1: Nama Nama bebadan atau organisasi ini adalah Catholic Indonesian Community Council (CICC). Pasal 2 : Anggota Anggota CICC adalah imigran Katolik Indonesia di Sydney dan keluarga atau simpatisan mereka, yang semua itu selanjutnya disebut umat CICC atau umat. 2 BAB II : TEMPAT KEDUDUKAN DAN PUSAT PELAYANAN Pasal 3 : Tempat Kedudukan Catholic Indonesian Community Council (CICC) berada di bawah perlindungan The Archdiocese of Sydney (Keuskupan Agung Sydney) melalui the Catholic Imigration Office dan Chaplain Indonesia untuk Negara Bagian New South Wales, Australia. Pasal 4 : Pusat Pelayanan CICC berpusat pelayanan di gereja Katolik St. Michael, Daceyville, dengan wilayah pelayanan terutama di bagian Timur atau Tenggara dari CBD (Central Business District) kota Sydney, atau daerah yang dikenal dengan nama Eastern Suburbs. BAB III : DASAR HUKUM, SIFAT DASAR DAN TUJUAN Pasal 5 : Dasar Hukum Seperti halnya dasar hukum bagi chaplain dan pelayanan imigran Katolik di Keuskupan Agung Sydney, dasar hukum bagi Chaplain Indonesia dan pelayanan CICC adalah: 1. ‘Mission with care of souls’ dalam dokumen “Exsul Familia”, yang dikeluarkan oleh Paus Pius XII pada tahun 1952. Dokumen ini antara lain menyatakan bahwa chaplain memiliki kuasa personal sebagai pastor paroki untuk umatnya sendiri dalam mengadakan sakramen-sakramen, namun ia tidak berkuasa untuk mendirikan gereja yang independen. ‘Mission with care of souls’ ini pernah diabaikan oleh Gereja Australia, tetapi pada tahun 1969 Gereja Australia menerima adanya pelaksanaan ‘Mission with care of souls’ dalam bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal. 2. “Pastoralis Migratorum Cura”, yang disahkan dalam Motu Propio pada tanggal 15 Agustus 1969 olrh Paus Paulus VI. Dokumen ini merupakan revisi dokumen ‘Mission with care of souls’ dan mempunyai wawasan yang luas. Maksud dokumen ini tidak hanya memberikan peraturan kanonik, misalnya untuk chaplain komunitas imigran, atau petunjuk umum untuk chaplain, tetapi juga untuk memberikan stimulasi pastoral, khususnya perhatian pada komunitas imigran Katolik, keadilan bagi mereka, dan peranan 3 yang lebih ekstensif bagi kaum awam. 3. Hukum Kanonik Gereja Katolik (Can. # 556 dan # 564), yang khusus mengatur tentang pembentukan dan pelaksanaan suatu chaplaincy. 4. “Faculties and Duties of Migrant Chaplains”, yang dikeluarkan oleh Archdiocese of Sydney. Dokumen ini disetujui oleh semua chaplain imigran Katolik dalam sidang tanggal 16 Nopember 1994 dan disahkan oleh Sidang Dewan Imam pada tanggal 14 Maret 1995. Pasal 6 : Sifat Dasar CICC adalah organisasi nir-laba yang bergerak dalam bidang sosial-spiritualkeagamaan Katolik-Roma.. Pasal 7 : Tujuan Tujuan CICC adalah tercapainya visi umat CICC dan terlaksananya misi CICC Pasal 8 : Visi Visi umat anggota CICC adalah saling melayani dalam nama Yesus, di bawah terang Roh Kudus, dan menurut ajaran Gereja Katolik, yang satu, kudus, katolik dan apostolik, serta bersatu dalam satu wadah CICC di bawah perllindungan Blessed Mary MacKillop dan bimbingan satu Indonesian Chaplain. Pasal 9 : Misi Misi CICC, khususnya sampai dengan tahun 2009 adalah memberi pelayananpelayanan sbb.: 1. Perayaan Ekaristi dan penerimaan Sakramen lainnya dalam Bahasa Indonesia. 2. Upacara pemberkatan sakramentali dan pembinaan iman dalam bahasa Indonesia bagi umat, khususnya di daerah pelayanan Eastern Suburbs. 3. Pengarahan kepada umat agar dapat mengikuti kegiatan di Gereja Katolik atau Paroki setempat. 4. Dukungan spiritual sosial untuk membina rasa kekeluargaan bagi umat. 5. Pembinaan kegiatan bersama dan kerjasama dengan perhimpunan imigran Katolik Indonesia di daerah pelayanan yang lain, baik di Sydney khususnya, maupun di negara bagian New South Wales dan di Australia umumnya. 6. Pembinaan kegiatan bersama dan kerjasama dengan Gereja Katolik atau Paroki di mana pelayanan CICC berpusat. 4 7. Pembinaan kegiatan bersama dan kerjasama dengan organisasiorganisasi kemasyarakatan, khususnya berkaitan dengan masalah ‘social justice’. BAB IV : SUSUNAN PENGURUS DAN ORGANISASI Pasal 10 : Pengurus Susunan Pengurus yang bertanggung jawab atas CICC adalah sbb.: - Chaplain sebagai Ketua Umum merangkap Anggota Pengurus, - Ketua Dewan Harian sebagai Anggota Pengurus, - Wakil Ketua Dewan Harian sebagai Anggota Pengurus, - Sekretaris I Dewan Harian sebagai Anggota Pengurus, - Bendahara I Dewan Harian sebagai Anggota Pengurus. Pasal 11 : Organisasi Untuk pengaturan ke dalam, organisasi disusun menurut kebutuhan dan perkembangan CICC, dan hal itu akan diatur lebih seksama dalam Anggaran Rumah Tangga CICC yang berjudul “Struktur Organisasi dan Pedoman Pelaksanaan Kepengurusan CICC di Daceyville”. BAB V : SUMBER PENDAPATAN Pasal 12 : Sumber Pendapatan Sumber penerimaan CICC yang terutama adalah kolekte (pengumpulan dana dalam Misa), donasi, sumbangan dana sosial, dan bunga tabungan di Bank. BAB VI : PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 13 : Perubahan Anggaran Dasar Perubahan Anggaran Dasar ini hanya dapat dilakukan secara musyawarah di dalam Rapat Umum Umat yang khusus diadakan untuk keperluan itu. BAB VII : KETENTUAN LAIN DAN PENGESAHAN Pasal 14 : Ketentuan Lain Hal-hal lain yang belum ditentukan dalam Anggaran Dasar ini ditentukan dalam ketentuan lain berdasarkan Anggaran Dasar ini dan bersifat melengkapinya. Pasal 15 : Pengesahan Anggaran Dasar CICC ini disahkan di St Michael’s Catholic Church, Daceyville pada 5 hari Minggu Palma, tanggal 16 April 2000 oleh Chaplain Indonesia, Hubert Ghewa, SVD., dengan disaksikan oleh Koordinator CIC daceyville, Eddy Sugandy, dan Tim Perumus Visi dan Misi CIC daceyville, Bob C. Kanginan, dan segenap umat CIC yang hadir dalam Misa Kudus. Yang mengesahkan: Hubert Ghewa, SVD. Chaplain Indonesia Eddy Sugandy Koordinator Dewan CIC Daceyville Bob C. Kanginan Ketua Tim Perumus 6