1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan

advertisement
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan
bahwa
komunikasi antara orang tua dan anak dalam menetapkan keputusan
penting, kurang begitu efektif karena ada sebagaian orang tua yang
kurang melibatkan anak dalam pengambilan keputusan penting. Orang
tua masih menggunakan cara yang bersifat otokratis dimana anak
tidak bisa berpendapat tetapi harus mengikuti kehendak dari orang
tua, sehingga menimbulkan kekecawaan pada anak terhadap proses
pengambilan keputusan penting.
Topik percakapan yang sering dibicarakan antara orang tua dan
anak dalam penetapan keputusan penting adalah pemilihan program
studi, pemilihan teman pergaulan dan pemilihan pacar. Tetapi
kebanyakan orang tua lebih mengangkat hal mengenai program studi
dari pada hal mengenai pemilihan teman pergaulan dan pemilihan
pacar. Orang tua merasa bahwa pemilihan program studi harus sering
dibicarakan karena dengan usia anak yang masih bersekolah, mereka
harus lebih tahu tujuan dan arah studi mereka kedepan.
1
Intensitas pertemuan yang terjadi dalam keluarga siswa-siswi
SMA Negeri 1 Kupang relatif, tergantung pada waktu orang tua dari
masing-masing keluarga. Pekerjaan yang diemban oleh orang tua pun
berbeda sehingga ada orang tua yang memiliki banyak waktu untuk
berkomunikasi tetapi ada juga yang memiliki kekurangan waktu
berkomunikasi.
Frekuensi diskusi dalam penetapan keputusan penting dari
masing-masing
keluarga
relitif.
Setiap
keluarga
memiliki
ketidaksamaan alokasi waktu dalam penetapan keputusan penting.
Ketidaksamaan dalam alokasi waktu dan ini disebabkan karena
kesempatan berkumpul, bentuk pertemuan, model komunikasi bahkan
peristiwa yang terjadi dalam keluagapun
berbeda. Ada sebagian
keluarga yang mempunyai kesempatan berkumpul pada saat nonton
TV bersama tetapi ada keluarga yang bisa berkumpul hanya pada saat
makan malam bersama. Sehingga inilah yang membuat frekuensi
pertemuan dalam keluarga di katakan relatif.
Dari relatifnya frekuensi percakan, intensitas pertemuan, dan
model komunikasi yang digunakan orang tua dalam penetapan
keputusan penting, maka efek komunikasi yang
terjadi pada
penetapan keputusan penting itupun menjadi relatif kurang efektif
karena ada pengakuan dari beberapa anak bahwa mereka kecewa
dengan model komunikasi yang digunakan oleh orang tua yang masih
2
menggunakan cara otokratis dan otoriter yang dimana anak tidak
dilibatkan dalam penetapan keputusan tetapi anak hanya berhak
mengeluarkan pendapat tetapi orang tua yang akan menetapkan
keputusan itu. Ditambah lagi dengan intensitas diskusi dan frekuensi
pertemuan yang masih sangat relatif sehingga terkesan penetapan
suatu keputusan dianggap terburu-buru tanpa menjelaskan pada anak
apa tujuan dari penetapan keputusan itu.
6.2
Saran
Sesuai
dengan
kesimpulan
yang
dibuat,
penulis
dapat
mengajukan saran sebagai berikut :
a. Bagi para orang tua agar lebih menggunakan cara
komunikasi yang bersifat demokartis yaitu memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengeluarkan pendapat
dalam proses penetapan keputusan penting. Agar anak
pun puas dengan keputuasan yang telah diputuskan.
b. Bagi keluarga yang masih sangat jarang melakukan
pertemuan agar memperbanyak intensitas pertemuan
misanya dengan melakukannya menjadi satu minggu dua
kali pertemuan dengan tujuan agar anakpun merasa dekat
dengan orang tua dan bisa lebih memahami pribadi anak.
3
c. Memperbanyak waktu untuk berdiskusi agar anak lebih
mendapat
penjelaan
dan
mengerti
hal-hal
yang
dibicarakan.
d. Diharapkan orang tua selalu meberikan arahan, gambaran,
penjelasan kepada anak sebelum menetapkan keputusan,
agar anak pun mengerti dampak positif dan negatif dari
hal yang akan diputuskan.
4
DAFTAR PUSTAKA
Assegaf, Djafar. H., 1980, Hubungan Masyarakat Dalam Praktek,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S.,. 1997. Family health Nursing: The Process.
Philiphines: UP College on Nursing Diliman
Changara, Hafied, 1998, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafida
Persada, Jakarta.
DeVito, Joseph A., 1997, Komunikasi Antarmanusia: Kuliah Dasar,
Professional Books, Jakarta.
DeVito, Joseph A., 1997, The interpersonal communication. 4th
Edition, Harper and Row Publisher, New York.
Djoenaesih S., 1991,Pengantar Ilmu Komunikasi, Jilid I, Liberty,
Yogyakarta.
Effendy, Onong Uchjana, 1990, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1997, Organisasi, Jakarta : Binarupa
Aksara.
Gunarsa, Y. Singgih & Gunarsa, D. Singgih,1991, Psikologi Remaja, PT.
BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Kriyantono, Rachmat, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertasi
Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising,
Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Kencana,
Jakarta.
Liliweri, Alo, 1994, Perspektif Teoritis, Komunikasi Antarpribadi, Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Liliweri, Alo, 1997. Komunikasi Antar Pribadi, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
5
Moleong, Lexy, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Rahmat,
Jalaludin, 2003, Psikologi
Rosdakarya, Bandung.
Komunikasi,
PT
Remaja
Soekanto Soerjono, 1993, Kamus Sosiologi (Edisi baru), Penerbit
Rajawali Press, Jakarta.
Soekanto Soerjono, 2003, Sosiologi Keluarga, Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Sugiyono, 1994, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Suhendi, H. Hendi dan Ramdani Wahyu. 2001. Pengantar Studi Sosiologi
Keluarga. Bandung: Pustaka Setia.
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan & Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi
Offset.
http://www.arlington.k12.va.us/instruct/esol hilt/e hdept/elm
program/family/ivlstart.html.
http://Kominikasidalamkeluarga.com/
6
Download