Acara Ibadah Sabtu Sunyi Yogyakarta, Sabtu 04 April 2015, Pukul 18.00 In Memoriam Of A Man Called “Jesus” I. II. 1. 2. Saat Teduh Ibadah Bernyanyi BE. 152: 1 (2X, yang kedua jemaat berdiri) Votum & Introitus: Pdt. : Di dalam Nama Allah Bapa yang mengutus AnakNya, dan Dalam Nama Yesus Kristus yang telah disalibkan dan Mati untuk menebus dosa, dan didalam Nama Roh Kudus yang menguatkan dan menghibur. Semua : Amin Pdt. : Yesus berkata “ Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” Semua : Amin Pdt. : Mari kita berdoa: Ya Allah Bapa kami, hari ini kami berkumpul untuk mengenang Tuhan kami, PuteraMu Yesus Kristus setelah disalibkan. Kuatkanlah kami menghayati kematian Kristus terlebih agar berpengharapan terhadap kebangkitanNya. Hadirlah RohMu yang Maha Kudus di dalam Ibadah kami ini sehingga kami dapat merasakan kuasa Kristus. Penuhilah jiwa kami dengan kasih dan damaiMu sehingga kami bisa mengikut jalan Kristus. Tuhan kasihanilah kami karna Kristus PuteraMu. Semua : Amin (Jemaat duduk) 3. Bernyanyi BE. 86: 1 + 3 4. Mengenang Hidup bersama Kristus oleh: Pdt. : Setelah Yesus disalibkan, Nikodemus sang Imam besar bersama Simeon dari Arimatea bersama beberapa perempuan menurunkan Yesus dari kayu salib. Mereka menaburi Yesus dengan minyak Mur dan Gaharu, mengapaninya dengan kain lenan, membubuhinya dengan rempah rempah sesuai dengan adat orang Yahudi, lalu mereka menguburkan Yesus (hening sesaat/sunyi 10 detik) Pdt. : Lalu mereka pulang dengan kesedihan yang sangat dalam dan mereka bersembunyi sambil mengenang Kristus yang mengasihi mereka. Yosep (sang : Yesus adalah puteraku, dia anak yang kukasihi. Anakku, aku mengingat ayah seorang ketika malaikat menjumpaiku dan mengatakan bahwa Engkau akan lahir. tukang kayu) Aku merasa takut, aku tidak berbuat yang salah kepada Maria, dan aku belum siap menjadi ayah bagiMu. Ketakutan menjadi kenyataan, ketika Engkau masih di dalam kandungan, kita harus ke Betlehem dan tidak Jemaat : Maria (Ibu : Yesus) Jemaat Magdalena : : seorangpun menerima kita. Ketika Engkau Lahir, raja dunia ini mengancam akan membunuhMu, kita juga berlari dan sembunyi. Anakku, aku takut ketika Engkau mulai bercerita tentang Kerajaan Allah padahal kita hanyalah tukang kayu. Sekarang aku hanya mengenangMu. anakku, anakku maafkan aku tidak ada di sampingMu ketika mereka mengolok olokkanMu. Anakku maafkan aku karena aku tidak membawamu lari dan bersembunyi seperti yang dulu kita lakukan. Anakku, engkau sungguh baik dan aku bangga menjadi ayahmu. Anakku, Berbaringlah dan bangkitlah ke KerajaanMu. Mengapa mereka harus menyalibkannya? Bernyanyi BE. No. 335: 1 Anakku...Apa yang telah mereka perbuat kepadaMu? Anakku apa salahmu? Atau apa salahku sehingga aku mengalami penderitaan ini? Anakku..aku mengingat ketika engkau umur 12 tahun ke bait Allah, saat itu, ibu panik dan sangat takut kehilanganMu karena engkau tidak bersama sama kami. Ibu mencariMu dan ibu menemukanMu. Anakku, aku menyapaMu dengan nama Yesus karena engkau adalah harapan dan kekuatanku. Anakku aku mengingat betapa baiknya engkau padaku, ketika pesta di Kana..ya Pesta di Kana. Engkau mengubah air menjadi anggur yang sanagt manis..,karena ibu meminta padaMu. Ibu banggga kepadaMu karena engkau peduli dengan orang orang sakit, orang miskin,bahkan engkau memberi makan lima ribu orang. Ibu bangga..karena anakku pemurah hati. Ibu bangga bukan karena kekayaanMu, tetapi kasihMu. Tapi Ibu tidak kuat melihat penderitaanMu..Ibu hanya bisa meratap bersama para ibu lainnya. Anakku, maafkan ibu tidak dapat menolongmu. Ibu hanya bisa berteriak dan berseru kepada Allah kita, “tolonglah anakKu dan kuatkan Dia”. Anakku, Yesus, Mengapa Engkau, harus dikorbankan oleh mereka? Mengapa mereka tidak mampu menerima perbedaan dan pembaharuan? Mengapa harus ada korban? Anakku..berbaringlah, istirahatlah dan bangkitlah menuju KerajaanMu yang penuh sukacita. Bernyanyi BE. No. 335: 4 Aku Maria Magdalena...aku mengingat kasihMu. Yesus, guruku. Yesus, Engkau sungguh baik. Aku diseret mereka di tengah lapangan, aku dicampakkan. Dan aku sangat takut. Kuberanikan membuka mataku, dan aku melihat tangan tengan yang menggengam batu dan siap melempar aku. Aku takut sekali. Aku berteriak di dalam hatiku, Tuhan selamatkan aku. Lalu kudengar suaramu berkata “ siapa di anataramu yang tidak berdosa, Hendaklah ia yang pertama melempar” kutunggu..ternyata tidak seorangpun yang melemparku. Semua orang menatapku sebagai yang najis dan meninggalkanku, tetapi Engkau tidak meninggalkanku..Kau menerima aku yang berdosa ini. Orang lain tidak ingin bersahabat denganku, tetapi engkau mau. Orang lain malu dekat denganku, tetapi engkau ada disampingku. Guruku dan sahabatku...mengapa engkau harus pergi. Siapa lagi yang berani dekat dengaku yang najis ini? Guruku dan 2 Jemaat Petrus Jemaat Yohanes Jemaat Marta sahabatku mengapa mereka sekejam itu? Karena engkau mengasihi yang tidak layak dikasihi. Guruku.. engkau angat baik “kudengar suaraMu yang berkata “Aku tidak menghakimimu, pergilah dan jangan lagi berbuat dosa”. Guruku... aku bangga menjadi muridmu, istirahatlah dan bangkitlah menuju KerajaanMu : Bernyanyi BE. 173: 1 : Guru...ampunilah aku, aku telah mengingkari persahabatan kita. Aku ketakutan...kami murid muridmu malam ini ketakutan. Kami takut. Kami sedang bersembunyi. Tuhan kami sangat takut. Kami telah menyaksikan penderitaanMu...ampunilah kami karena kami tidak ada di sampingmu, kami tidak memikul salibmu,kami tidak memberi engkau minum saat haus. Guru ampunlah kami muridmu...aku tidak kuat melihat hinaan terhadapmu, aku tidak sanggup melihat caci makian terhadapmu. Guru aku tidak sanggup melihat wajahmu yang penuh luka dan tetesan darah. Guru... apa yang telah mereka perbuat kepadamu? Apa yang juga telah kuperbuat kepadaMu. Aku mengingat betapa semangatnya aku berjanji akan setia kepadamu hingga ke penjara dan kepada kematian. Aku mengingat suaramu yang sangat lembut “Petrus, Petrus” sebelum ayam berkokok tiga kali engkau akan mengingkari Aku”. Guru, mengapa mereka begitu kejam kepadamu?. Malam ini kami sangat ketakutan, guru bangkitlah dan kasihanilah kami. (bernyanyi) Tuhan kasihanilah, Bapa Kasihanilah, Bapa Kasihanilah. Yesus Kasihanilah, Yesus kasihanilah, Yesus Kasihanilah Bapa kasihanilah, Yesus kasihanilah, Roh Kudus kasihanilah : Guru... malam ini di dalam kesunyian dan rasa takut yang dalam...aku bersama Ibu dan Yakobus. Aku mengenangmu, semua yang engkau perbuat adalah kasih. Engkau sungguh adalah gembala yang baik. Engkau menyerahkan nyawamu demi kami domba dombamu. Guru...mengapa engkau harus menderita? Mengapa engkau harus dipermalukan, dicambuk dan disalibkan? Guru...engkau tidak salah. Mengapa orang sebaikmu harus menderita? Sekarang kami ketakutan guru. kami takut menderita. Guru...ampunilah kami yang tidak mengerti perkataanMu, kasihanilah kami. Istirahat dan bangkitlah menuju kerajaanMu. Kasihanilah kami : (bernyanyi) Tuhan kasihanilah, Bapa Kasihanilah, Bapa Kasihanilah. Yesus Kasihanilah, Yesus kasihanilah, Yesus Kasihanilah Bapa kasihanilah, Yesus kasihanilah, Roh Kudus kasihanilah : Yesus Guruku...aku menangis dan sangat berduka, mengapa mereka tidak bisa melihat kebaikanmu. Mengapa manusia menjadi sangat kejam kepada sesama manusia? Mengapa mereka sanggup menyiksamu padahal mereka tahu bahawa engkau tidak ada berbuat yang salah? 3 5. 6. 7. 8. Yesus, Guru dan Sahabatku... aku mengingat betapa kasihnya engkau kepada kami. Engkau telah membangkitkan saudara kami Lazarus dari kematian. Engkau begitu sabarnya mendengar Maria berbicara. Guru...maafkan aku...karena aku terlalu sibuk di dapur dan tidak mendengarkan ceritamu. Tapi aku senang karena engkau menikmati sajianku. Yesus, guruku...seandainya aku tahu bahwa itu adalah hari terakhirmu mengunjungi kami. Aku akan duduk di sampingmu dan cium kakimu. Guru seandainya ku tahu itu adalah hari terakhir kita bersama sama, akan kucuci kakimu dengan air mataku dan wangian yang mahal. Aku akan memasakkan makanan yang terenak hanya untukmu. Tetapi aku tidak tahu guru...bahwa itu adalah hari terakhir bersamamu. Yesusku... berbaringlah dan bangkitlah menuju kerajaanMu. Kasihanilah kami. Perempuan : Yesus, Sang kehidupan adalah sumber air hidup. Engkau sungguh baik. Samaria Engkau menyapa dan bersahabat dengan kami sebagai suku yang dipinggirkan. Engkau telah memberi kami air kehidupan yang membuat kami tidak haus lagi. Yesus...kami mengiringmu hingga ke Golgota. Kami para ibu...menangis di sepanjang jalan bersamamu. Kami merasakan kepedihan ibumu...menyaksikan anaknya dicambuk, dipukul dan harus dimatikan. Kami ada bersama ibumu. Yesus, kami takut dengan kematian. Karena itu kami mencari air hidup. Terima kasih Yesus karena telah menerima kami sebagai pewaris Kerajaan Allah. Yesus, kami akan setia kepada air hidup yang telah Kau berikan. Berbaringlah dan bangkitlah menuju KerajaanMu Jemaat : (Bernyanyi) BE. 227: 1 – 2 Josep : Yesus yang disalibkan, dan yang kini terbaring di tengah maut, dia adalah anak yang kukasihi. Dia mengajarkan kasih yang sangat dalam kepadaku Maria : Yesus yang disalibkan, dia adalah puteraku yang menderita karena kasihNya akan keselamatan dunia ini. Dia mengajarkan kepadaku bahwa orang baik dan benar dapat menderita. Tapi jangan takut karena Allah menyertai, Imanuel. Marta : Yesus... Dia adalah guruku, pemberi hidup, harapanku dan kekuatanku Magdalena : Yesus... Dia adalah penyelamatku, penyembuhku, dan guru kasih kepada sesama Petrus Yesus... Dia Guru, Sahabatku. Yesus adalah pengampun dan penuh belas kasihan. Yesus anti dengan kekerasan dan Dia tidak membalaskan kejahatan, tetapi mengampuni. Johanes Yesus adalah sahabatku, Dia adalah Firman yang hidup. Dia adalah roti kehidupan. Yesus adalah gembalaku yang baik. Dia akan menjagaiku melewati lembah kehidupan ini. Bernyanyi BE. No. 539: 1-2 Renungan: Bernyanyi BE. No. 474: 1..... (Persembahan) Doa Bapa Kami dan Berkat 4