PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK YANG MENGALAMI RETARDASI MENTAL DI SDLB NEGERI BANJAR MENDALAN, LAMONGAN Hj. Siti Sholikah Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ………….…… … … .….ABSTRAK…… … ... ...… ……. … Penderita keterbelakangan mental memiliki fungsi intelektual umum yang secara signifikan barada dibawah rata-rata dan kondisi tersebut memiliki pengaruh terhadap perkembangan kognitif anak, perkembangan psikoseksual anak, perkembangan moral anak dan perkembangan psikososial. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap perkembangan anak yang mengalami retardasi mental di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan. Desain penelitian yang digunakan adalah one-grup pra-post design. Metode sampling yang digunakan adalah simple rondom sampling. Sampelnya sebanyak 30 anak yaitu siswa tunagrahita atau retardasi mental di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan, tahun 2012-2013. Data diambil dengan menggunakan lembar observasi. Setelah di tabulasi data yang ada dianalisa dengan menggunakan uji welcoxon dengan tingkat kemaknaan 0,05. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap perkembangan kognitif anak yang mengalami retardasi mental. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan kognitif hampir setengah anak retardasi mental perkembangan kognitifnya cukup sebanyak 13 anak (43,3 %), dan sebagian kecil mengalami perkembangan kognitif kurang sebanyak 6 anak (20 %). Sedangkan hasil pengujian statistik diperoleh hasil ada pengaruh terapi musik klasik terhadap perkembangan kognitif anak yang mengalami retardasi mental dengan nilai koefisien korelasi sebesar -3.162 dengan tingkat signifikansi 0,002 (p<0.05). Melihat penelitian ini maka terapi musik klasik dilanjutkan pada yang mengalami anak retardasi mental agar perkembangan kognitifnya lebih baik. Kata kunci : terapi musik klasik, perkembangan kognitif, anak retardasi mental. ………….…… … … .….ABSTRACT… … ... ...… ……. … People with mental retardation have a general intellectual functioning that is significantly below the average, and these conditions have an influence on children's cognitive development, psychosexual development of the child, the child's moral development and psychosocial development. The research objective was to determine on effect of classical music therapy for cognitive development of children who mentally retarded at SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan. Research design that is used is a one-group pre-post design. The sampling method used was simple random sampling. Sample of 30 respondents the student mental retardation or mental retardation in SDLB Mendalan Banjar District, Lamongan, years 2012-2013. Data taken using the observation sheet. Once in the tabulation of the data were analyzed by using test welcoxon with a significance level of 0.05. The purpose of this study was to investigate the effect of classical music therapy for cognitive development of children who are mentally retarded. The result show cognitive development almost half children mentally retarded cognitif development quite as many as 13 children (43.3%), and fraction a less of 6 categories of children (20%). While the results of statistical testing results obtained there is effect of SURYA Vol.07,No.01, April 2015 Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan classical music therapy the cognitive development of children with mental retardation with a correlation coefficient of -3162 with a significance level of 0.002 (p <0:05). See this study followed the classical music therapy on children who have mental retardation in order to better cognitive development. Keywords : classical music therapy, cognitive development, children with mentally retarded PENDAHULUAN. … … . … Retardasi mental atau tuna grahita merupakan istilah yang digunakan untuk anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah-istilah mental retardation, metally retarded, mental deficiency, mental defective, dan lain-lain.Istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama, yang menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannnya jauh di bawah rata-rata dan ditandai oleh ketarbatasan inteligensi dan tidak cakapan dalam interaksi sosial.(Salmiah,Siti 2010). Anak tuna grahita atau dikenal juga dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh kerana itu anak disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut. Ternyata dari IQ pun ditemukan bahwa anak bahwa anak yang selama ini disebut anak tuna grahita atau retardasi mental ringan, sedang, dan berat, memiliki IQ sendiri yang tidak bisa ditukar-tukar. Orang kemudian terkesan oleh pemenuan ini sehingga belakangan ada orang yang hanya berani mengatakan tuna grahita ringan, sedang, dan berat setelah mengetahui IQ-nya. Tuna grahita atau retardasi mental merupakan kondisi di mana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal (Somantri T. Sutjihat, 2006). Menurut hasil survey sosial ekonomi nasional (susenas) tahun 2003 jumlah penyandang cacat mental, retardasi mental adalah 237.590 jiwa, SURYA dan mental eks psikotik 150.519 jiwa. Semantara menurut Spesial Olympic Inndonesia (SOINA) bahwa jumlah penyandang cacat tuna grahita adalah 3% dari penduduk indonesia atau sebesar 6.000.000 jiwa. Kondisi tersebut akan terus mengalami peningkatan (Tatie K Sufahriani, 2008). Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada tanggal 26 Januari 2013 di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Negeri Banjar Mendalan, Lamongan Tahun 2013. Jumlah anak yang mengalami retardasi mental 32 anak, peneliti mengambil responden sebanyak 10 anak didapatkan 2 anak (20%) perkembangan kognitifnya baik, 3 anak (30%) perkembangan kongnitifnya cukup, 5 anak (50%) perkembangan kongnitifnya kurang, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masih adanya anak tuna grahita atau retardasi mental yang perkembangan kongnitifnya kurang. Menurut Suharnan (2005), dalam bukunya Psikologis Kognitif mengungkapkan bahwa pemindahan atau transfer informasi dari ingatan indera (Ingat sensori) menuju pada ingatan jangka pendek yang selanjutnya akan ditransfer keingatan jangka panjang sangat dipengaruhi oleh kosentrasi. Salah satu bentuk terapi yang digunakan saat ini adalah terapi musik, karena selain musik dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, musik juga diketahui dapat mempengaruhi proses kognitif. METODE PENELITIAN. … Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan dan Vol.07,No.01, April 2015 Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian (A. Aziz,Alimul H 2007).Desain penelitian ini adalah menggunakan metode praeksperimental, dengan metode sampling simple random sampling. Sampel yang diambil sebanyak 30 responden yaitu anka yang mengalami retardasi mental di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan Tahun 2013. Data penelitian diambil menggunakan observasi. Setelah ditabulasi, data dianalisis menggunakan uji wilxocon. Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar anak retardasi mental berumur 6-10 tahun sebanyak 16 anak (53,3 %), dan sebagian kecil anak retardasi mental berumur >16 tahun sebanyak 2 anak (6,7 %). HASIL PENELITIAN… . No … Tabel 1 No 1. 2 Karakteristik jenis kelamin responden anak retardasi mental di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan 2013. Jenis Jumlah Prosentase Kelamin (%) Laki-laki 22 73,3% Perempuan 8 26,7% Jumlah 30 100% Sumber data primer 2013 Berdasarkan table 1 menunjukkan bahwa sebagian besar anak retardasi mental berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 anak (73,3%) dan hampir setengah anak retardasi mental berjenis kelamin perempuan sebanyak 8 anak (26,7%). Tabel 2 karakteristik umur responden anak retardasi mental di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan 2013. No Umur Jumlah Prosentase (tahun) (%) 1. 6-10 16 53,3% 2. 11-15 12 40% 3. >16 2 6,7% Jumlah 30 100 % Sumber data primer 2013 SURYA Tabel 3 1. 2. 3. Distribusi responden sebelum diterapi musik klasik berdasarkan perkembangan kognitif anak yang mengalami retardasi mental di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan 2013. Perkembang Jumlah Prosentase an Kognitif (%) Baik 6 20 % Cukup 13 43,3 % Kurang 11 36,7 % Jumlah 30 100% Sumber data primer 2013 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa hampir setengah anak retardasi mental mempunyai perkembangan kognitif cukup sebanyak 13 anak (43,3 %), dan sebagian kecil anak retardasi mental perkembangan kognitif baik sebanyak 6 anak (20 %). Tabel 4 No 1. 2. 3. Distribusi responden sesudah di terapi musik klasik berdasarkan perkembangan kognitif anak yang mengalami retardasi mental di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan 2013. Perkembangan Jumlah Prosentase Kognitif (%) Baik 11 36,7 % Cukup 13 43,3 % Kurang 6 20 % Jumlah 30 100% Sumber data primer 2013 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa hampir setengah anak retardasi mental mempunyai perkembangan Vol.07,No.01, April 2015 Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan kognitif cukup sebanyak 13 anak (43,3 %), dan sebagaian kecil anak retardasi mental mempunyai perkembangan kognitif kurang sebanyak 6 anak (20 %). Tabel 5 Perkembangan kognitif pre Kurang Cukup Baik Total Count % within perkembang an kognitif pre Count % within perkembang an kognitif pre Count % within perkembang an kognitif pre Count % within perkembang an kognitif pre Pengaruh terapi musik klasik berdasarkan perkembangan kognitif anak yang mengalami retardasi mental di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan 2013. Perkembangan kognitif post Baik Cukup kurang 6 5 0 54,5 45,5 % ,0 % % Total 11 100,0 % 0 ,0 % 8 61,5 % 5 38,5 % 13 100,0 % 0 ,0 % 0 ,0 % 6 100,0 % 6 20,0 % 6 20,0 % 13 43,3 % 11 36,7 % 30 % 100,0 % Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan bahwa perkembangan kognitif anak retardasi mental sebelum diterapi musik klasik hampir setengah dengan perkembangan kognitif cukup sebanyak 13 anak (43,3 %), dan sebagaian kecil perkembangan kognitfnya baik sebanyak6 anak (20 %). Dan perkembangan kognitif anak retardasi mental sesudah diterapi musik klasik hampir setengah dengan perkembangan kognitif cukup sebanyak 13 anak (43,3 %), dan sebagaian kecil anak retardasi mental mempunyai perkembangan kognitif kurang sebanyak 6 anak (20 %). SURYA PEMBAHASAN … … . … 1. Perkembangan Kognitif Sebelum Diberikan Terapi Musik Klasik Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa hampir setengah anak retardasi mental mempunyai perkembangan kognitif cukup sebanyak 13 anak (43,3 %), dan sebagian kecil anak retardasi mental perkembangan kognitif baik sebanyak 6 anak (20 %). Berdasarkan fakta di atas dengan hasil penelitian yang dilakukan di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan. Bahwa hampir setengah anak retardasi mental mempunyai perkembangan kognitif cukup. Menurut Effendy Muhammad (2006), tumbuh kembang anak dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal : 1) Faktor Internal : (1) Ras atau Etnik atau Bangsa, Anak yang dilahirkan dari ras atau bangsa Amerika tidak memiliki faktor heraditer, ras atau bangsa Indonesia atau sebaliknya. (2) Keluarga : Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh lebih tinggi, pendek, gemuk atau kurus. (3) Umur : Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan, dan masa remaja. (4) Jenis Kelamin : Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada anak laki-laki. Akan tetap setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat. (5) Genetik : Genetik (Heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensial anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak, misalnya seperti kerdil. (6) Kelainan Kromosom : Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindrom Down’s dan sindrom turner’s. Menurut Semiun,Yustinus (2006). Ada Beberapa Faktor dapat terjadi kelainan pada anak yaitu 1) Faktor Eksternal : (2) Faktor Prenatal : Gizi : nutrisi ibu hamil terutama pada Vol.07,No.01, April 2015 Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin. Mekanis: posisi fetus yang abnormal biasa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot. Toksin atau Zat Kimia : beberapa obat-obatan Aminopterin atau Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoksis. Endokrin: DM (Diabetes Melitus) dapat menyebabkan makrosomia, kardiomagali, dan hiperplasia adrenal. Radiasi: paparan radiasi dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin misalnya kelainan kongential mata, retardasi mental, kelainan jantung dan lain-lain. Infeksi : infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,Rubella, Citomagelo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin misalnya katarak, bisu tuli, retardasi mental, mikrosefali dan kelainan jantung kongenital. Kelainan imunologi: Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara ibu dan janin dan ibu sehingga mengakibatkan hiperbibilirubinemia dan kernikterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak. Anoksia embrio : yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu. Psikologi ibu : kehamilan yang tidak diinginkan serta perlakuan salah atau kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain. (2) Faktor Persalinan: Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. (3) Faktor Pascapersalinan: Gizi: untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat. Penyakit kronis: tuberkulosis, anemia dan kelainan jatung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. Lingkungan fisik dan kimia: sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif dan zat kimia tertentu (merkuri, rokok dan ain-lain) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak. Psikologi: SURYA seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Endokrin: gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipertiroid, akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan. Sosioekonomi: kemiskinan hal tersebut menghambat pertumbuhan anak. Lingkungan pengasuhan: interaksi ibuanak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Stimulasi: perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, khususnya dalam keluarga misalnya penyediaan permainan, sosialisasi anak, serta keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak. Obatobatan: pemakaian kortikosteroid jangka panjang akan menyebabkan menghambat pertumbuhan anak.(departemen Kesehatan RI, 2005) Pada umumnya keluarga responden baru mengetahui anaknya mengalami retardasi mental setelah memeriksakan anaknya kepada dokter anak atau petugas kesehatan. Sebelum memeriksakan, keluarga hanya tahu kalau anaknya ada gangguan belajar.(Supartini Yupi, 2004) 2. Perkembangan Kognitif Sesudah Diberikan Terapi Musik Klasik Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa hampir setengah anak retardasi mental mempunyai perkembangan kognitif cukup sebanyak 13 anak (43,3 %), dan sebagian kecil anak retardasi mental perkembangan kognitif cukup sebanyak 6 anak (20 %). Setelah dilakukan terapi musik klasik didapatkan perbedaan antara perkembangan kognitif anak retardasi mental yang baik sebelumdan sesudah di terapi musik klasik. Musik klasik ditemukan untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan kecerdasan jenis tertentu seperti kemampuan verbal dan spesial tempol penalaran. Musik juga Vol.07,No.01, April 2015 Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan merangsang pemikiran, memperbaiki kosentrasi dan ingatan, serta dapat meningkatkan kognitif (Campbell, 2002). Beberapa pakar (Campbell, 2002; Djohan, 2002; Satyadarma, 2002) berpendapat tentang pengaruh dari musik yang dirangkum sebagai berikut : 1) Musik dapat memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otok. Kesadaran bisa terdiri dari gelombang beta, yang bergetar dari 14-20 hertz (Hz). Gelombang beta terjadi apabila kita memusatkan perhatian pada kegiatan sehari-hari, maupun apabila kita mengalami perasaan negatif yang kuat. Ketenangan dan kesadaran yang meningkat dicirikan oleh gelombang alfa daurnya 8-13 Hz. Semakin lambat gelombang otak, semakin santai, puas, dan damai perasaan seseorang. 2) Musik mempengaruhi pernapasan. Laju pernapasan yang lebih dalam dan atau lebih lambat sangat baik menimbulkan ketenangan, kondisi emosi, pemikiran yang lebih dalam, dan metabolisme yang baik. Pernapasan yang dangkal dan cepat membawa ke pemikiran yang dangkal dan terpecah-pecah, dan kecenderungan membuat kesalahan dan mengalami kecelakaan. 3) Musik mempengaruhi denyut jantung, denyut nadi, dan tekanan darah. Danyut jantung menanggapi variabel-variabel musik seperti frekuensi, tempo, dan volume. Samakin cepat musiknya, semakin cepat detak jantung dan semakin lambat musiknya, semakin lambat. 4) Musik mengurangi ketegangan otot dan memperbaiki gerak dan koordinasi tubuh. Melalui system saraf otonom, saraf pendengaran menghubungkan telinga dengan semua otot dalam tubuh, kerana itu ketegangan, kelenturan dan kekuatan otot dipengaruhi oleh bunyi dan getaran. 5) Musik dapat mengatur hormon-hormon yang berkaitan dengan stress. Hormon ini mencakup adrenocorticortrophic (ACTH), prolaktin, dan hormon pertumbuhan (human growth hormon atau HGH). 6) SURYA Musik mengubah persepsi tentang ruang. Efek Mozart, musik tertentu dapat memperbaiki kemampuan otak untuk membantuk imajinasi mental dan mengenali variasi-variasi diantara objek-objek. Musik mampu memperbaiki cara kita mengalamin ruang sekitar kita. Musik lambat mengandung banyak jarak diantara nada-nadanya dibandingkan musik cepat. 7) Musik mengubah persepsi tentang waktu. Musik bersifat klasik menimbulkan perilaku yang lebih teratur. Musik yang romantis membantu melunakan suasana yang penuh ketegangan. 8) Musik klasik ditemukan untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan kecerdasan jenis tertentu seperti kemampuan verbal dan spesialtempol penalaran. Musik juga merangsang pemikiran, memperbaiki kosentrasi dan ingatan, serta dapat meningkatkan kognitif. Dengan demikian terapi musik klasik bisa dijadikan salah satu terapi untuk meningakatkan perkembangan kognitif. 3. Pengaruh terapi musik klasik terhahap perkembangan kognitif anak retardasi mental Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa pemberian terapi musik klasik menyebabkan peningkatan perkembangan kognitif anak yang mengalami retardasi mental. Hal ini dapat dilihat dari tabel yang telah disajikan diatas. Pada tabel tersebut tersaji secara jelas dari 30 responden sebelum diberikan terapi musik klasik bahwa hampir setengah anak retardasi mental mempunyai perkembangan kognitif cukup sebanyak 13 anak (43,3 %), dan sebagian kecil anak retardasi mental perkembangan kognitif cukup sebanyak 6 anak (20 %). Berdasarkan hasil pengujian dengan uji wilcoxon dimana p < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh terapi musik klasik terhadap perkembangan kognitif anak Vol.07,No.01, April 2015 Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan yang mengalami retardasi di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan. Kajian di atas menunjukkan bahwa terapi musik klasik yang diberikan kepada anak yang mengalami retardasi mental memberikan efek meningkatkan perkembangan kognitif. Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau eleman musik oleh seorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spiritual. Terapi musik merupakan yang digunakan untuk penyembuhkan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti musik klasik, instrumentalia, slow music, orkestra, dan musik modern lainnnya. Tetapi beberapa ahli menyarankan untuk tidak menggunakan jenis musik tertenu seperti pop, disco, rock and roll, dan musik berirama keras (anapestic beat) lainnya, karena jenis musik dengan anapetic beat (2 beat pendek, 1 beat panjang dan kemudian pause) merupakan irama yang berlawanan dengan irama jantung. Musik lembut dan teratur seperti instrumentalia merupakan jenis musik yang sering digunakan untuk terapi musik (Spawnthe,antony,2003). Musik klasik adalah nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan yang merupakan suatu karya sastra zaman kuno yang bernilai tinggi. Musik klasik memiliki perangkat musik yang baraneka ragam, sehingga didalamnya terangkum warna warni suara yang rentang variasinya sangat luas. Dengan kata lain variasi bunyi pada musik klasik jauh lebih kaya dari pada variasi bunyi musik yang lain. Kerenanya musik klasik menyediakan variasi stimulasi yang sedemikian luasnyabagi pendengar. Musik-musik klasik mempunyai keunggulan akan kemurnian dan keserderhanaan bunyi- SURYA bunyi yang dimunculkan, irama, melodi, dan frekuensi-frekuensi tinggi pada musik klasik merangsang dan memberi daya pada daerah-daerah kreatif dan motifasi pada otak. Musik klasik memberi rasa nyaman tidak saja ditelinga tetapi juga bagi jiwa yang mendengarnya (Halim Samuel, 2007). Dengan demikian terapi musik klasik bisa meningkatkan perkembangan anak retardasi mental anak di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan. KESIMPULAN DAN SARAN… … . 1. Kesimpulan 1) Seluruh anak retardasi mental di SDLB Negeri Banjar MendalanLamongan mendapatkan terapi musik klasik. 2) Hampir setengah anak retardasi mental di SDLB Negeri Banjar Mendalan-Lamongan perkembangan kognitifnya baik dan cukup. 3) Ada Pengaruh terapi musik klasik terhadap perkembangan kognitif anak yang mengalami retardasi mental di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan 2. Saran 1) Bagi Akademis Sebagai bahan pustaka dalam menambah wawasan pengetahuan khususnya tentang pengaruh terapi musik klasik terhadap perkembangan kongnitif anak yang mengalami retardai mental dan sebagai sarana pembanding bagi dunia ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya terutama dalam bidang kesehatan. 2) Bagi Praktis (1) Bagi Rumah Sakit atau tempat penelitian Diharapkan penelitain ini sebagai bahan pertimbangan masukan ilmu dan menambah fasilitas, khususnya ilmu keperawatan jiwa. Vol.07,No.01, April 2015 Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan (2) Bagi Profesi Keperawatan Diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan profesidalam mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukantentang pengaruh terapi musik terhadap perkembangan kognitif anak yang mengalami retardasi mental. (3) Bagi Peneliti Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan dan dapat dijadikan landasan penelitian berikutnya. (4) Bagi penelitian yang akan dating Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian yang lain terutama penelitian tentang terapi musik terhadap perkembangan kognitif anak yang mengalami retardasi mental. (5) Bagi tenaga pengajar SDLB Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukkan bagi tenaga pengajar SDLB dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak SDLB Banjar Mandalan, Lamongan. Serta sebagai masukan bagi SDLB dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak SDLB Negeri Banjar Mandalan, Lamongan. (6) Bagi siswa SDLB Terapi musik klasik dapat menjadi salah satu terapi alternative bagi perkembangan kognitif. DAFTAR PUSTAKA. … … . A. Aziz, Alimul Hidayat (2007). Metode Penelitian dan Teknis Analsa Data, Jakarta : Salemba. Campball, Donald (2002). Efek Mozart Untuk Anak-Anak, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. SURYA Depertemen Kesehatan RI. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervansi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasa, Buku Pedoman. Effendy Mohammad. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, Jakarta : PT Bumi Aksara. Halim Samuel., (2007). Efek Mozart dan Terapi Musik Dalam Dunia Kesehatan.hhtp//www.tempo.co .id/medika. Diakses tanggal 16 oktober 2012. Salmiah Siti. (2010). Retardasi Mental. Jurnal. Suharnan (2005). Psikologi Kognitif, Surabaya : Srikandi Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 2, Yogyakarta : Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI). Setyadarma, Monty P. 2004. Dalam Sritia, 2004. Terapi Alternatif, Suzana Murni dan Lusia Apriliawati (Eds), Yayasan Spiritia, Jakarta. Setyadarma. Monty P. (2004). Terapi Alternatif. Yayasan Spiritia : Jakarta Somantri, T. Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung : PT Refika Aditama. Spawnthe, Antony, 2003. Manfaat Musik, hhtp/www.partikelwebgaul.com /. Diakses pada tanggal 16 oktober 2012. Supartini Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC. Tatie, K Sufarhriani. (2008). Subdit PRSPC Mental, Fisik dan Mental, Artikel. Vol.07,No.01, April 2015