SURYA Vol.07,No.01, April 2015 PENGARUH

advertisement
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PERKEMBANGAN
KOGNITIF ANAK YANG MENGALAMI RETARDASI MENTAL DI SDLB
NEGERI BANJAR MENDALAN, LAMONGAN
Hj. Siti Sholikah
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan
………….…… …
…
.….ABSTRAK…… …
... ...…
……. …
Penderita keterbelakangan mental memiliki fungsi intelektual umum yang secara
signifikan barada dibawah rata-rata dan kondisi tersebut memiliki pengaruh terhadap
perkembangan kognitif anak, perkembangan psikoseksual anak, perkembangan moral
anak dan perkembangan psikososial. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh
terapi musik klasik terhadap perkembangan anak yang mengalami retardasi mental di
SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan.
Desain penelitian yang digunakan adalah one-grup pra-post design. Metode sampling
yang digunakan adalah simple rondom sampling. Sampelnya sebanyak 30 anak yaitu
siswa tunagrahita atau retardasi mental di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan,
tahun 2012-2013. Data diambil dengan menggunakan lembar observasi. Setelah di
tabulasi data yang ada dianalisa dengan menggunakan uji welcoxon dengan tingkat
kemaknaan 0,05. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi musik klasik
terhadap perkembangan kognitif anak yang mengalami retardasi mental.
Hasil penelitian menunjukkan perkembangan kognitif hampir setengah anak retardasi
mental perkembangan kognitifnya cukup sebanyak 13 anak (43,3 %), dan sebagian kecil
mengalami perkembangan kognitif kurang sebanyak 6 anak (20 %). Sedangkan hasil
pengujian statistik diperoleh hasil ada pengaruh terapi musik klasik terhadap
perkembangan kognitif anak yang mengalami retardasi mental dengan nilai koefisien
korelasi sebesar -3.162 dengan tingkat signifikansi 0,002 (p<0.05).
Melihat penelitian ini maka terapi musik klasik dilanjutkan pada yang mengalami anak
retardasi mental agar perkembangan kognitifnya lebih baik.
Kata kunci : terapi musik klasik, perkembangan kognitif, anak retardasi mental.
………….…… …
…
.….ABSTRACT… …
... ...…
……. …
People with mental retardation have a general intellectual functioning that is
significantly below the average, and these conditions have an influence on children's
cognitive development, psychosexual development of the child, the child's moral
development and psychosocial development. The research objective was to determine on
effect of classical music therapy for cognitive development of children who mentally
retarded at SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan.
Research design that is used is a one-group pre-post design. The sampling method used
was simple random sampling. Sample of 30 respondents the student mental retardation or
mental retardation in SDLB Mendalan Banjar District, Lamongan, years 2012-2013.
Data taken using the observation sheet. Once in the tabulation of the data were analyzed
by using test welcoxon with a significance level of 0.05. The purpose of this study was to
investigate the effect of classical music therapy for cognitive development of children who
are mentally retarded.
The result show cognitive development almost half children mentally retarded cognitif
development quite as many as 13 children (43.3%), and fraction a less of 6 categories of
children (20%). While the results of statistical testing results obtained there is effect of
SURYA
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami
Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan
classical music therapy the cognitive development of children with mental retardation
with a correlation coefficient of -3162 with a significance level of 0.002 (p <0:05).
See this study followed the classical music therapy on children who have mental
retardation in order to better cognitive development.
Keywords : classical music therapy, cognitive development, children with mentally
retarded
PENDAHULUAN. … … .
…
Retardasi mental atau tuna grahita
merupakan istilah yang digunakan untuk
anak yang mempunyai kemampuan
intelektual di bawah rata-rata. Dalam
kepustakaan bahasa asing digunakan
istilah-istilah
mental
retardation,
metally retarded, mental deficiency,
mental defective, dan lain-lain.Istilah
tersebut sesungguhnya memiliki arti
yang sama, yang menjelaskan kondisi
anak yang kecerdasannnya jauh di
bawah rata-rata dan ditandai oleh
ketarbatasan inteligensi dan tidak
cakapan
dalam
interaksi
sosial.(Salmiah,Siti 2010).
Anak tuna grahita atau dikenal juga
dengan istilah terbelakang mental karena
keterbatasan
kecerdasannya
mengakibatkan dirinya sukar untuk
mengikuti program pendidikan
di
sekolah biasa secara klasikal, oleh
kerana itu anak disesuaikan dengan
kemampuan anak tersebut. Ternyata dari
IQ pun ditemukan bahwa anak bahwa
anak yang selama ini disebut anak tuna
grahita atau retardasi mental ringan,
sedang, dan berat, memiliki IQ sendiri
yang tidak bisa ditukar-tukar. Orang
kemudian terkesan oleh pemenuan ini
sehingga belakangan ada orang yang
hanya berani mengatakan tuna grahita
ringan, sedang, dan berat setelah
mengetahui IQ-nya. Tuna grahita atau
retardasi mental merupakan kondisi di
mana perkembangan kecerdasannya
mengalami hambatan sehingga tidak
mencapai tahap perkembangan yang
optimal (Somantri T. Sutjihat, 2006).
Menurut hasil survey sosial
ekonomi nasional (susenas) tahun 2003
jumlah penyandang cacat mental,
retardasi mental adalah 237.590 jiwa,
SURYA
dan mental eks psikotik 150.519 jiwa.
Semantara menurut Spesial Olympic
Inndonesia (SOINA) bahwa jumlah
penyandang cacat tuna grahita adalah
3% dari penduduk indonesia atau
sebesar 6.000.000 jiwa. Kondisi tersebut
akan terus mengalami peningkatan
(Tatie K Sufahriani, 2008).
Berdasarkan survey awal yang
dilakukan pada tanggal 26 Januari 2013
di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)
Negeri Banjar Mendalan, Lamongan
Tahun 2013. Jumlah anak yang
mengalami retardasi mental 32 anak,
peneliti mengambil responden sebanyak
10 anak didapatkan 2 anak (20%)
perkembangan kognitifnya baik, 3 anak
(30%) perkembangan kongnitifnya
cukup, 5 anak (50%) perkembangan
kongnitifnya kurang, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa masih adanya
anak tuna grahita atau retardasi mental
yang
perkembangan
kongnitifnya
kurang.
Menurut Suharnan (2005), dalam
bukunya
Psikologis
Kognitif
mengungkapkan bahwa pemindahan
atau transfer informasi dari ingatan
indera (Ingat sensori) menuju pada
ingatan jangka pendek yang selanjutnya
akan ditransfer keingatan jangka
panjang sangat dipengaruhi oleh
kosentrasi. Salah satu bentuk terapi yang
digunakan saat ini adalah terapi musik,
karena selain musik dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan, musik
juga diketahui dapat mempengaruhi
proses kognitif.
METODE PENELITIAN.
…
Desain
penelitian
adalah
keseluruhan dari perencanaan untuk
menjawab
pertanyaan
dan
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami
Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan
mengantisipasi beberapa kesulitan yang
mungkin
timbul
selama
proses
penelitian
(A.
Aziz,Alimul
H
2007).Desain penelitian ini adalah
menggunakan
metode
praeksperimental, dengan metode sampling
simple random sampling. Sampel yang
diambil sebanyak 30 responden yaitu
anka yang mengalami retardasi mental
di SDLB Negeri Banjar Mendalan,
Lamongan Tahun 2013. Data penelitian
diambil menggunakan observasi. Setelah
ditabulasi, data dianalisis menggunakan
uji wilxocon.
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
bahwa sebagian besar anak retardasi
mental berumur 6-10 tahun sebanyak 16
anak (53,3 %), dan sebagian kecil anak
retardasi mental berumur >16 tahun
sebanyak 2 anak (6,7 %).
HASIL PENELITIAN… .
No
…
Tabel 1
No
1.
2
Karakteristik jenis kelamin
responden anak retardasi
mental di SDLB Negeri
Banjar
Mendalan,
Lamongan 2013.
Jenis
Jumlah Prosentase
Kelamin
(%)
Laki-laki
22
73,3%
Perempuan 8
26,7%
Jumlah
30
100%
Sumber data primer 2013
Berdasarkan
table
1
menunjukkan bahwa sebagian besar
anak retardasi mental berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 23 anak (73,3%) dan
hampir setengah anak retardasi mental
berjenis kelamin perempuan sebanyak 8
anak (26,7%).
Tabel 2 karakteristik umur responden
anak retardasi mental di SDLB
Negeri Banjar Mendalan,
Lamongan 2013.
No Umur
Jumlah Prosentase
(tahun)
(%)
1.
6-10
16
53,3%
2.
11-15
12
40%
3.
>16
2
6,7%
Jumlah
30
100 %
Sumber data primer 2013
SURYA
Tabel 3
1.
2.
3.
Distribusi
responden
sebelum diterapi musik
klasik
berdasarkan
perkembangan
kognitif
anak
yang
mengalami
retardasi mental di SDLB
Negeri Banjar Mendalan,
Lamongan 2013.
Perkembang Jumlah Prosentase
an Kognitif
(%)
Baik
6
20 %
Cukup
13
43,3 %
Kurang
11
36,7 %
Jumlah
30
100%
Sumber data primer 2013
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
bahwa hampir setengah anak retardasi
mental mempunyai perkembangan
kognitif cukup sebanyak 13 anak (43,3
%), dan sebagian kecil anak retardasi
mental perkembangan kognitif baik
sebanyak 6 anak (20 %).
Tabel 4
No
1.
2.
3.
Distribusi
responden
sesudah di terapi musik
klasik
berdasarkan
perkembangan
kognitif
anak
yang
mengalami
retardasi mental di SDLB
Negeri Banjar Mendalan,
Lamongan 2013.
Perkembangan Jumlah Prosentase
Kognitif
(%)
Baik
11
36,7 %
Cukup
13
43,3 %
Kurang
6
20 %
Jumlah
30
100%
Sumber data primer 2013
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
bahwa hampir setengah anak retardasi
mental
mempunyai perkembangan
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami
Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan
kognitif cukup sebanyak 13 anak (43,3
%), dan sebagaian kecil anak retardasi
mental mempunyai perkembangan
kognitif kurang sebanyak 6 anak (20 %).
Tabel 5
Perkembangan kognitif
pre
Kurang
Cukup
Baik
Total
Count %
within
perkembang
an kognitif
pre
Count %
within
perkembang
an kognitif
pre
Count %
within
perkembang
an kognitif
pre
Count %
within
perkembang
an kognitif
pre
Pengaruh terapi musik
klasik
berdasarkan
perkembangan
kognitif
anak
yang
mengalami
retardasi mental di SDLB
Negeri Banjar Mendalan,
Lamongan 2013.
Perkembangan kognitif
post
Baik
Cukup
kurang
6
5
0
54,5
45,5 %
,0 %
%
Total
11
100,0
%
0
,0 %
8
61,5 %
5
38,5 %
13
100,0
%
0
,0 %
0
,0 %
6
100,0
%
6
20,0
%
6
20,0
%
13
43,3 %
11
36,7 %
30 %
100,0
%
Berdasarkan tabel 5 di atas
menunjukkan bahwa perkembangan
kognitif anak retardasi mental sebelum
diterapi musik klasik hampir setengah
dengan perkembangan kognitif cukup
sebanyak 13 anak (43,3 %), dan
sebagaian
kecil
perkembangan
kognitfnya baik sebanyak6 anak (20 %).
Dan perkembangan kognitif anak
retardasi mental sesudah diterapi musik
klasik
hampir
setengah
dengan
perkembangan kognitif cukup sebanyak
13 anak (43,3 %), dan sebagaian kecil
anak retardasi mental mempunyai
perkembangan kognitif kurang sebanyak
6 anak (20 %).
SURYA
PEMBAHASAN … … .
…
1. Perkembangan Kognitif Sebelum
Diberikan Terapi Musik Klasik
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
bahwa hampir setengah anak retardasi
mental mempunyai perkembangan
kognitif cukup sebanyak 13 anak (43,3
%), dan sebagian kecil anak retardasi
mental perkembangan kognitif baik
sebanyak 6 anak (20 %).
Berdasarkan fakta di atas dengan
hasil penelitian yang dilakukan di SDLB
Negeri Banjar Mendalan, Lamongan.
Bahwa hampir setengah anak retardasi
mental mempunyai perkembangan
kognitif cukup.
Menurut Effendy Muhammad
(2006), tumbuh kembang anak dibagi
menjadi faktor internal dan faktor
eksternal : 1) Faktor Internal : (1) Ras
atau Etnik atau Bangsa, Anak yang
dilahirkan dari ras atau bangsa Amerika
tidak memiliki faktor heraditer, ras atau
bangsa Indonesia atau sebaliknya. (2)
Keluarga : Ada kecenderungan keluarga
yang memiliki postur tubuh lebih tinggi,
pendek, gemuk atau kurus. (3) Umur :
Kecepatan pertumbuhan yang pesat
adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan, dan masa remaja.
(4) Jenis Kelamin : Fungsi reproduksi
pada anak perempuan berkembang lebih
cepat dari pada anak laki-laki. Akan
tetap setelah melewati masa pubertas,
pertumbuhan anak laki-laki akan lebih
cepat.
(5)
Genetik
:
Genetik
(Heredokonstitusional) adalah bawaan
anak yaitu potensial anak yang akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa
kelainan genetik yang berpengaruh pada
tumbuh kembang anak, misalnya seperti
kerdil. (6) Kelainan Kromosom :
Kelainan kromosom umumnya disertai
dengan kegagalan pertumbuhan seperti
pada sindrom Down’s dan sindrom
turner’s. Menurut Semiun,Yustinus
(2006). Ada Beberapa Faktor dapat
terjadi kelainan pada anak yaitu 1)
Faktor Eksternal : (2) Faktor Prenatal :
Gizi : nutrisi ibu hamil terutama pada
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami
Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan
trimester
akhir
kehamilan
akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
Mekanis: posisi fetus yang abnormal
biasa menyebabkan kelainan kongenital
seperti club foot. Toksin atau Zat Kimia
: beberapa obat-obatan Aminopterin atau
Thalidomid
dapat
menyebabkan
kelainan kongenital seperti palatoksis.
Endokrin: DM (Diabetes Melitus) dapat
menyebabkan
makrosomia,
kardiomagali, dan hiperplasia adrenal.
Radiasi: paparan radiasi dan sinar
rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin misalnya kelainan kongential
mata, retardasi mental, kelainan jantung
dan lain-lain. Infeksi : infeksi pada
trimester pertama dan kedua oleh
TORCH
(Toksoplasma,Rubella,
Citomagelo virus, Herpes simpleks)
dapat menyebabkan kelainan pada janin
misalnya katarak, bisu tuli, retardasi
mental, mikrosefali dan kelainan jantung
kongenital.
Kelainan
imunologi:
Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar
perbedaan golongan darah antara ibu
dan
janin
dan
ibu
sehingga
mengakibatkan
hiperbibilirubinemia
dan kernikterus yang akan menyebabkan
kerusakan jaringan otak. Anoksia
embrio : yang disebabkan oleh
gangguan fungsi plasenta menyebabkan
pertumbuhan terganggu. Psikologi ibu :
kehamilan yang tidak diinginkan serta
perlakuan salah atau kekerasan mental
pada ibu hamil dan lain-lain. (2) Faktor
Persalinan: Komplikasi persalinan pada
bayi seperti trauma kepala, asfiksia
dapat menyebabkan kerusakan jaringan
otak. (3) Faktor Pascapersalinan: Gizi:
untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan
zat makanan yang adekuat. Penyakit
kronis: tuberkulosis, anemia dan
kelainan jatung bawaan mengakibatkan
retardasi
pertumbuhan
jasmani.
Lingkungan fisik dan kimia: sanitasi
lingkungan
yang
kurang
baik,
kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif dan zat kimia tertentu
(merkuri,
rokok
dan
ain-lain)
mempunyai dampak yang negatif
terhadap pertumbuhan anak. Psikologi:
SURYA
seorang anak yang tidak dikehendaki
oleh orang tuanya atau anak yang selalu
merasa tertekan, akan mengalami
hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Endokrin: gangguan
hormon, misalnya pada penyakit
hipertiroid, akan menyebabkan anak
mengalami hambatan pertumbuhan.
Sosioekonomi: kemiskinan hal tersebut
menghambat
pertumbuhan
anak.
Lingkungan pengasuhan: interaksi ibuanak sangat mempengaruhi tumbuh
kembang
anak.
Stimulasi:
perkembangan memerlukan rangsangan
atau stimulasi, khususnya dalam
keluarga
misalnya
penyediaan
permainan, sosialisasi anak, serta
keterlibatan ibu dan anggota keluarga
lain terhadap kegiatan anak. Obatobatan: pemakaian kortikosteroid jangka
panjang
akan
menyebabkan
menghambat
pertumbuhan
anak.(departemen Kesehatan RI, 2005)
Pada
umumnya
keluarga
responden baru mengetahui anaknya
mengalami retardasi mental setelah
memeriksakan anaknya kepada dokter
anak atau petugas kesehatan. Sebelum
memeriksakan, keluarga hanya tahu
kalau
anaknya
ada
gangguan
belajar.(Supartini Yupi, 2004)
2. Perkembangan Kognitif Sesudah
Diberikan Terapi Musik Klasik
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
bahwa hampir setengah anak retardasi
mental mempunyai perkembangan
kognitif cukup sebanyak 13 anak (43,3
%), dan sebagian kecil anak retardasi
mental perkembangan kognitif cukup
sebanyak 6 anak (20 %).
Setelah dilakukan terapi musik
klasik didapatkan perbedaan antara
perkembangan kognitif anak retardasi
mental yang baik sebelumdan sesudah
di terapi musik klasik.
Musik klasik ditemukan untuk
mengurangi
ketegangan
dan
meningkatkan kecerdasan jenis tertentu
seperti kemampuan verbal dan spesial tempol
penalaran.
Musik
juga
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami
Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan
merangsang pemikiran, memperbaiki
kosentrasi dan ingatan, serta dapat
meningkatkan
kognitif
(Campbell,
2002).
Beberapa pakar (Campbell, 2002;
Djohan, 2002; Satyadarma, 2002)
berpendapat tentang pengaruh dari
musik yang dirangkum sebagai berikut :
1) Musik dapat memperlambat dan
menyeimbangkan gelombang otok.
Kesadaran bisa terdiri dari gelombang
beta, yang bergetar dari 14-20 hertz
(Hz). Gelombang beta terjadi apabila
kita memusatkan perhatian pada
kegiatan sehari-hari, maupun apabila
kita mengalami perasaan negatif yang
kuat. Ketenangan dan kesadaran yang
meningkat dicirikan oleh gelombang
alfa daurnya 8-13 Hz. Semakin lambat
gelombang otak, semakin santai, puas,
dan damai perasaan seseorang. 2) Musik
mempengaruhi
pernapasan.
Laju
pernapasan yang lebih dalam dan atau
lebih lambat sangat baik menimbulkan
ketenangan, kondisi emosi, pemikiran
yang lebih dalam, dan metabolisme
yang baik. Pernapasan yang dangkal dan
cepat membawa ke pemikiran yang
dangkal dan terpecah-pecah, dan
kecenderungan membuat kesalahan dan
mengalami kecelakaan. 3) Musik
mempengaruhi denyut jantung, denyut
nadi, dan tekanan darah. Danyut jantung
menanggapi variabel-variabel musik
seperti frekuensi, tempo, dan volume.
Samakin cepat musiknya, semakin cepat
detak jantung dan semakin lambat
musiknya, semakin lambat. 4) Musik
mengurangi ketegangan otot dan
memperbaiki gerak dan koordinasi
tubuh. Melalui system saraf otonom,
saraf pendengaran menghubungkan
telinga dengan semua otot dalam tubuh,
kerana itu ketegangan, kelenturan dan
kekuatan otot dipengaruhi oleh bunyi
dan getaran. 5) Musik dapat mengatur
hormon-hormon yang berkaitan dengan
stress.
Hormon
ini
mencakup
adrenocorticortrophic
(ACTH),
prolaktin, dan hormon pertumbuhan
(human growth hormon atau HGH). 6)
SURYA
Musik mengubah persepsi tentang
ruang. Efek Mozart, musik tertentu
dapat memperbaiki kemampuan otak
untuk membantuk imajinasi mental dan
mengenali
variasi-variasi
diantara
objek-objek.
Musik
mampu
memperbaiki cara kita mengalamin
ruang sekitar kita. Musik lambat
mengandung banyak jarak diantara
nada-nadanya dibandingkan musik
cepat. 7) Musik mengubah persepsi
tentang waktu. Musik bersifat klasik
menimbulkan perilaku yang lebih
teratur. Musik yang romantis membantu
melunakan suasana yang penuh
ketegangan. 8) Musik klasik ditemukan
untuk mengurangi ketegangan dan
meningkatkan kecerdasan jenis tertentu
seperti kemampuan verbal dan spesialtempol
penalaran.
Musik
juga
merangsang pemikiran, memperbaiki
kosentrasi dan ingatan, serta dapat
meningkatkan kognitif.
Dengan demikian terapi musik
klasik bisa dijadikan salah satu terapi
untuk meningakatkan perkembangan
kognitif.
3. Pengaruh terapi musik klasik
terhahap perkembangan kognitif
anak retardasi mental
Berdasarkan
uji
statistik
menunjukkan bahwa pemberian terapi
musik klasik menyebabkan peningkatan
perkembangan kognitif anak yang
mengalami retardasi mental. Hal ini
dapat dilihat dari tabel yang telah
disajikan diatas. Pada tabel tersebut
tersaji secara jelas dari 30 responden
sebelum diberikan terapi musik klasik
bahwa hampir setengah anak retardasi
mental mempunyai perkembangan
kognitif cukup sebanyak 13 anak (43,3
%), dan sebagian kecil anak retardasi
mental perkembangan kognitif cukup
sebanyak 6 anak (20 %). Berdasarkan
hasil pengujian dengan uji wilcoxon
dimana p < 0,05 maka H1 diterima,
artinya ada pengaruh terapi musik klasik
terhadap perkembangan kognitif anak
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami
Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan
yang mengalami retardasi di SDLB
Negeri Banjar Mendalan, Lamongan.
Kajian di atas menunjukkan
bahwa terapi musik klasik yang
diberikan kepada anak yang mengalami
retardasi mental memberikan efek
meningkatkan perkembangan kognitif.
Terapi musik adalah keahlian
menggunakan musik atau eleman musik
oleh
seorang
terapis
untuk
meningkatkan, mempertahankan dan
mengembalikan kesehatan mental, fisik,
emosional dan spiritual. Terapi musik
merupakan yang digunakan untuk
penyembuhkan suatu penyakit dengan
menggunakan bunyi atau irama tertentu.
Jenis musik yang digunakan dalam
terapi musik dapat disesuaikan dengan
keinginan, seperti musik klasik,
instrumentalia, slow music, orkestra, dan
musik
modern
lainnnya.
Tetapi
beberapa ahli menyarankan untuk tidak
menggunakan jenis musik tertenu
seperti pop, disco, rock and roll, dan
musik berirama keras (anapestic beat)
lainnya, karena jenis musik dengan
anapetic beat (2 beat pendek, 1 beat
panjang
dan
kemudian
pause)
merupakan irama yang berlawanan
dengan irama jantung. Musik lembut
dan teratur seperti instrumentalia
merupakan jenis musik yang sering
digunakan
untuk
terapi
musik
(Spawnthe,antony,2003).
Musik klasik adalah nada atau
suara yang disusun demikian rupa
sehingga mengandung irama, lagu dan
keharmonisan yang merupakan suatu
karya sastra zaman kuno yang bernilai
tinggi. Musik klasik memiliki perangkat
musik yang baraneka ragam, sehingga
didalamnya terangkum warna warni
suara yang rentang variasinya sangat
luas. Dengan kata lain variasi bunyi
pada musik klasik jauh lebih kaya dari
pada variasi bunyi musik yang lain.
Kerenanya musik klasik menyediakan
variasi stimulasi yang sedemikian
luasnyabagi pendengar. Musik-musik
klasik mempunyai keunggulan akan
kemurnian dan keserderhanaan bunyi-
SURYA
bunyi yang dimunculkan, irama, melodi,
dan frekuensi-frekuensi tinggi pada
musik klasik merangsang dan memberi
daya pada daerah-daerah kreatif dan
motifasi pada otak. Musik klasik
memberi rasa nyaman tidak saja
ditelinga tetapi juga bagi jiwa yang
mendengarnya (Halim Samuel, 2007).
Dengan demikian terapi musik
klasik bisa meningkatkan perkembangan
anak retardasi mental anak di SDLB
Negeri Banjar Mendalan, Lamongan.
KESIMPULAN DAN SARAN… … .
1. Kesimpulan
1) Seluruh anak retardasi mental di
SDLB Negeri Banjar MendalanLamongan mendapatkan terapi musik
klasik.
2) Hampir setengah anak retardasi
mental di SDLB Negeri Banjar
Mendalan-Lamongan perkembangan
kognitifnya baik dan cukup.
3) Ada Pengaruh terapi musik klasik
terhadap perkembangan kognitif
anak yang mengalami retardasi
mental di SDLB Negeri Banjar
Mendalan, Lamongan
2. Saran
1) Bagi Akademis
Sebagai bahan pustaka dalam
menambah
wawasan
pengetahuan
khususnya tentang pengaruh terapi
musik klasik terhadap perkembangan
kongnitif anak yang mengalami retardai
mental dan sebagai sarana pembanding
bagi dunia ilmu pengetahuan untuk
penelitian selanjutnya terutama dalam
bidang kesehatan.
2) Bagi Praktis
(1) Bagi Rumah Sakit atau tempat
penelitian
Diharapkan penelitain ini sebagai
bahan pertimbangan masukan ilmu
dan menambah fasilitas, khususnya
ilmu keperawatan jiwa.
Vol.07,No.01, April 2015
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Yang Mengalami
Retardasi Mental Di SDLB Negeri Banjar Mendalan, Lamongan
(2) Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan penelitian ini mampu
memberikan masukan profesidalam
mengembangkan
perencanaan
keperawatan
yang
akan
dilakukantentang pengaruh terapi
musik terhadap perkembangan
kognitif anak yang mengalami
retardasi mental.
(3) Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini
dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan kesehatan dan dapat
dijadikan
landasan
penelitian
berikutnya.
(4) Bagi penelitian yang akan
dating
Dapat digunakan sebagai bahan
referensi dalam penelitian yang lain
terutama penelitian tentang terapi
musik terhadap perkembangan
kognitif anak yang mengalami
retardasi mental.
(5) Bagi tenaga pengajar SDLB
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi dan
masukkan bagi tenaga pengajar
SDLB
dalam
meningkatkan
perkembangan kognitif anak SDLB
Banjar Mandalan, Lamongan. Serta
sebagai masukan bagi SDLB dalam
meningkatkan
perkembangan
kognitif anak SDLB Negeri Banjar
Mandalan, Lamongan.
(6) Bagi siswa SDLB
Terapi musik klasik dapat menjadi
salah satu terapi alternative bagi
perkembangan kognitif.
DAFTAR PUSTAKA. … … .
A. Aziz, Alimul Hidayat (2007). Metode
Penelitian dan Teknis Analsa Data,
Jakarta : Salemba.
Campball, Donald (2002). Efek Mozart
Untuk
Anak-Anak,
Jakarta
:
PT.Gramedia Pustaka Utama.
SURYA
Depertemen Kesehatan RI. (2005).
Pedoman
Pelaksanaan
Stimulasi,
Deteksi
dan
Intervansi
Dini
Tumbuh
Kembang
Anak
Ditingkat
Pelayanan Kesehatan Dasa,
Buku Pedoman.
Effendy Mohammad. (2006). Pengantar
Psikopedagogik
Anak
Berkelainan, Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Halim Samuel., (2007). Efek Mozart dan
Terapi Musik Dalam Dunia
Kesehatan.hhtp//www.tempo.co
.id/medika. Diakses tanggal 16
oktober 2012.
Salmiah Siti. (2010). Retardasi Mental.
Jurnal.
Suharnan (2005). Psikologi Kognitif,
Surabaya : Srikandi
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan
Mental 2, Yogyakarta : Penerbit
Kanisius (Anggota IKAPI).
Setyadarma, Monty P. 2004. Dalam
Sritia, 2004. Terapi Alternatif,
Suzana Murni dan Lusia
Apriliawati (Eds), Yayasan
Spiritia, Jakarta.
Setyadarma. Monty P. (2004). Terapi
Alternatif. Yayasan Spiritia :
Jakarta
Somantri, T. Sutjihati. (2006). Psikologi
Anak Luar Biasa, Bandung : PT
Refika Aditama.
Spawnthe, Antony, 2003. Manfaat
Musik,
hhtp/www.partikelwebgaul.com
/. Diakses pada tanggal 16
oktober 2012.
Supartini Yupi. (2004). Buku Ajar
Konsep Dasar Keperawatan
Anak, Jakarta : penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Tatie, K Sufarhriani. (2008). Subdit
PRSPC Mental, Fisik dan
Mental, Artikel.
Vol.07,No.01, April 2015
Download